makalah 2 hak dan kewajiban pajak

30
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis telah mampu menyelesaikan makalah berjudul “Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP)”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perpajakan 1. Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan teman-teman Bandung, 23 Februari 2014 i

Upload: mirza-masitha

Post on 17-Jan-2016

217 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Perpajakan 1

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah 2 HAK DAN KEWAJIBAN PAJAK

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya penulis telah mampu menyelesaikan makalah berjudul “Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan (KUP)”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata

kuliah Perpajakan 1.

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan

tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam

kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh

dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis

telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat

selesai dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan

terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Dan semoga

dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan teman-teman

Bandung, 23 Februari 2014

i

Page 2: Makalah 2 HAK DAN KEWAJIBAN PAJAK

DAFTAR ISI

Kata pengantar………………………………………………………………………………………….i

Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………….ii

BAB 1 Pendahuluan

A. Latar belakang………………………………………………………………………...…..1

B. Rumusan Masalah……………………………………………………………....……...…1

C. Tujuan Penulisan Makalah………………………………………………………...2

D. Manfaat Penulisan Makalah……………………………………………………….2

BAB 2 Pembahasan

A. Hak dan Kewajiban Pajak…………………………………………………………3

B. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)…………………………………………........5

C. Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak(NPPKP)…………………………...13

BAB 3 Penutup

A. Simpulan……………………………...………………………………...………...17

B. Saran………………………………..…………………………………………….17

Daftar Pustaka………………………………………………………………………………..18

ii

Page 3: Makalah 2 HAK DAN KEWAJIBAN PAJAK

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak adalah istilah yang tidak asing lagi bagi kita, peranannyapun dalam

pengembangan suatu negara juga sangat besar. Karena itu, di Indonesia banyak

Undang-Undang maupun peraturan perundang-undangan yang menjelaskan

tentang pajak. Dari periode ke periode peraturan tentang pajak selalu mengalami

perubahan, begitupun di Indonesia. Sehingga muncullah istilah-istilah baru

tentang perpajakan yang harus diketahui oleh orang banyak. Selain itu perlu

disadari juga bahwa sebagian besar penduduk indonesia yang belum mempunyai

NPWP, padahal NPWP tersebut sangat penting bagi pembangunan Negara. Maka

dari itu kami membuat makalah ini guna memberi tahu pembaca tentang NPWP

dan menumbuhkan kesadaran pembaca untuk membayar pajak.

Dalam makalah ini kita akan mempelajari sebagian hal yang berkaitan dengan

ketentuan umum dan tata cara perpajakan, mulai dari hak dan kewajiban wajib

pajak, pengertian dan fungsi NPWP, perolehan dan penghapusan NPWP,

pengertian NPPKP, fungsi dan pencabutan NPPKP . Semua ini akan kita pelajari

dalam mata kuliah ini, karena materi yang lebih lanjut akan dipelajari dalam bab-

bab selanjutnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan rumusan

masalah sebagai berikut.

1. Apa hak dan kewajiban wajib pajak?

2. Apa pengertian npwp?

3. Apa fungsi npwp?

4. Bagaimana pendaftaran npwp?

1

Page 4: Makalah 2 HAK DAN KEWAJIBAN PAJAK

5. Dimana tempat pendaftaran npwp?

6. Bagaimana tata cara pendaftaran npwp?

7. Bagaimana penghapusan npwp?

8. Bagaimana format npwp?

9. Apa pengertian nppkp?

10. Apa fungsi pkp?

11. Dimana tempat pengukuhan pkp?

12. Bagaimana pencabutan pengukuhan pkp?

13. Apa sanksi pkp?

C. Tujuan Penulisan Makalah

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk

mengetahui dan mendeskripsikan:

1. Hak dan kewajiban wajib pajak

2. Fungsi npwp

3. Manfaat npwp

4. Pendaftaran npwp

5. Tempat pendaftran npwp

6. Tata cara pendaftaran npwp

7. Penghapusan npwp

8. Sanksi npwp

9. Format npwp

10. Pengertian nppkp

11. Fungsi pkp

12. Pencabutan pengukuhan pkp

13. Sanksi pkp

D. Manfaat Penuisan Makalah

Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk memperluas wawasan kami dan

pembaca tentang masalah Perpajakan. Selain itu supaya ada kesadaran pada diri

kami dan pembaca untuk tertib membayar pajak.

2

Page 5: Makalah 2 HAK DAN KEWAJIBAN PAJAK

BAB 2

PEMBAHASAN

A. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak

Hak Wajib Pajak

Hak-hak Wajib Pajak yang diatur dalam undang-undang perpajakan adalah sebagai berikut.

1. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pengarahan dari fiskus

Hak ini merupakan konsekuensi logis daru sistem self assessment yang

mewajibkan Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, dan membayar

pajaknya sendiri. Untuk dapat melaksanakan sistem tersebut tentu hal dimaksud

merupakan prioritas dari seluruh hak Wajib Pajak yang ada.

2. Hak untuk membetulkan Surat Pemberitahuan (SPT)

Wajib Pajak dapat melakukan pembetulan SPT apabila terdapat kesalahan atau

kekeliruan, dengan syarat belum melampaui jangka waktu 2 (dua) tahun sesudah

berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak dan fiskus belum

melakukan tindakan pemeriksaan.

3. Hak untuk memperpanjang waktu penyampaian SPT

Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan penundaan penyampaian SPT ke

Dirjen Pajak dengan menyampaikan alasan-alasan secara tertulis sebelum tanggal jatuh

tempo.

4. Hak untuk menunda atau mengangsur pembayaran pajak

Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan penundaan atau pengangsuran

pembayaran pajak kepada Dirjen Pajak secara tertulis disertai alasan-alasannya.

Penundaan ini tidak menghilangkan sanksi bunga.

5. Hak memperoleh kembali kelebihan pembayaran pajak

Wajib Pajak yang mempunyai kelebihan pembayaran pajak dapat mengajukan

permohonan pengembalian atau restitusi. Setelah melalui proses pemeriksaan akan

diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB).

3

Page 6: Makalah 2 HAK DAN KEWAJIBAN PAJAK

6. Hak mengajukan keberatan dan banding

Wajib Pajak yang merasa tidak puas atas ketetapan pajak yang telah diterbitkan

dapat mengajukan keberatan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di mana

WP terdaftar. Jika Wajib Pajak tidak puas dengan keputusan keberatan Wajib Pajak

dapat mengajukan banding ke Pengadilan Pajak.

Kewajiban Wajib Pajak

Kewajiban Wajib Pajak yang diatur dalam undang-undang perpajakan adalah sebagai berikut.

1. Kewajiban untuk mendaftarkan diri

Pasal 2 Undang-Undang KUP menegaskan bahwa setiap Wajib Pajak wajib

mendaftarkan diri pada Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi

tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor

Pokok Wajib Pajak (NPWP). Khusus terhadap pengusaha yang dikenakan pajak

berdasarkan undang-undang PPN, wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan

sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP).

2. Kewajiban mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan

Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang KUP menegaskan bahwa setiap Wajib Pajak

wajib mengisi Surat Pemberitahuan (SPT) dalam bahasa Indonesia serta menyampaikan

ke kantor pajak tempat Wajib Pajak terdaftar.

3. Kewajiban membayar atau menyetor pajak

Kewajiban membayar atau menyetor pajak dilakukan di kas negara melalui

kantor pos atau bank BUMN/BUMD atau tempat pembayaran lainnya yang

ditetapkan Menteri Keuangan.

4. Kewajiban membuat pembukuan atau pencatatan

Bagi Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau

pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan di Indonesia diwajibkan membuat

pembukuan (Pasal 28 ayat (1)). Sedangkan pencatatan dilakukan oleh Wajib Pajak

4

Page 7: Makalah 2 HAK DAN KEWAJIBAN PAJAK

orang pribadi yang melakukan kegiatan usahanya atau pekerjaan bebas yang

diperbolehkan menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma

Penghitungan Neto dan Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan

usaha atau pekerjaan bebas.

5. Kewajiban menaati pemeriksaan pajak

Terhadap Wajib Pajak yang diperiksa, harus menaati ketentuan dalam rangka

pemeriksaan pajak, misalnya Wajib Pajak memperlihatkan dan/atau meminjamkan

buku atau catatan dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang

diperoleh; memberi kesempatan atau memasuki tempat ruangan yang dipandang perlu

dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan; serta memberikan keterangan

yang diperlukan oleh pemeriksa pajak.

6. Kewajiban melakukan pemotongan atau pemungutan pajak

Wajib Pajak yang bertindak sebagai pemberi kerja atau penyelenggara

kegiatan wajib memungut pajak atas pembayaran yang dilakukan dan menyetorkan ke

kas negara. Hal ini sesuai dengan prinsip withholding system.

7. Kewajiban membuat faktur pajak

Setiap Pengusaha Kena Pajak wajib membuat faktur pajak untuk setiap

penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak. Faktur Kena Pajak yang dibuat

merupakan bukti adanya pemungutan pajak yang dilakukan oleh PKP.

(Sumber: Disadur dari Hukum Pajak, Edisi 5, Erly Suandy, Salemba Empat, 2011, hlm. 119)

B. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

1. Pengertian NPWP

Nomor Pokok Wajib Pajak biasa disingkat dengan NPWP adalah nomor yang

diberikan kepada wajib pajak (WP) sebagai sarana dalam administrasi perpajakan

yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam

melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.

NPWP sebelum tahun 2001 berjumlah 12 digit 

Contoh NPWP :

5

Page 8: Makalah 2 HAK DAN KEWAJIBAN PAJAK

Sebelum tahun 2001               : 1.444.555.6-428

Setelah tahun 2001                 : 01.444.555.6-428.000

2. Fungsi NPWP

1. Sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda

pengenal diri atau identitas WP, oleh karena itu kepada setiap WP hanya diberikan

satu NPWP.

2. Dipergunakan untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam

pengawasan administrasi perpajakan.

3. Untuk keperluan yang berhubungan dengan dokumen perpajakan, sehingga semua

yang berhubungan dengan dokumen perpajakan harus mencantumkan NPWP.

4. Untuk memenuhi kewajiban-kewajiban perpajakan, misalnya dalam Surat Setoran

Pajak (SSP) dan Surat Setoran Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

(SSB).

5. Untuk mendapatkan pelayanan dari instansi-instansi tertentu yang mewajibkan

mencantumkan NPWP dalam dokumen-dokumen yang diwajibkan. 

Misalnya: Dokumen Impor (pemberitahuan Impor barang/PIB) dan Dokumen

Ekspor (pemberitahuan Ekspor Barang/PEB)

6. Untuk keperluan pelaporan SPT Masa dan SPT Tahunan. WP diwajibkan

mencantumkan NPWP yang dimilikinya apabila berhubungan dengan dokumen

perpajakan. Terhadap WP yang tidak mendaftarkan diri dikenakan sanksi sesuai

peraturan perundang-undangan perpajakan. Sanksi yang timbul karena tidak

mempunyai NPWP adalah diberikan NPWP terlebih dahulu secara jabatan

kemudian berdasarkan NPWP tersebut dilakukan pemeriksaan. Terhadap NPWP

atau Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang tidak memenuhi kewajiban untuk

mendaftarkan diri dan atau melaporkan usahanya dapat diterbitkan NPWP dan atau

surat pengukuhan 

3. Manfaat NPWP

Berikut ini adalah manfaat memiliki NPWP:

1. Kemudahan Pengurusan Administrasi:

- Pengajuan kredit bank.

- Pembuatan Rekening koran di bank.

- Pengajuan SIUP/TDP.

6

Page 9: Makalah 2 HAK DAN KEWAJIBAN PAJAK

- Pembayaran pajak final (PPh Final, PPN, BPHTB, dll).

- Pembuatan paspor.

- Keikutsertaan dalam lelang di instansi pemerintah, BUMN dan BUMD.

2. Kemudahan pelayanan perpajakan :

- Pengambilan pajak.

- Pengurangan pembayaran pajak.

- Penyetoran dan pelaporan pajak.

4. Pendaftaran NPWP

a. Semua wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan berdasarkan

system self assessment, wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal

Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan

Wajib Pajak untuk dicatat sebagai Wajib Pajak sekaligus untuk mendapatkan

nomor pokok Wajib Pajak. KUP: Pasal 2 ayat (2)

b. Kewajiban mendaftarkan diri tersebut berlaku pula untuk wanita kawin yang

dikenai pajak secara terpisah karena hidup terpisah berdasarkan keputusan

hakim atau dikehendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan

penghasilan dan harta. KUP: Pasal 2 ayat (1)

c. Direktur jenderal pajak menerbitkan Nomor Wajib Pajak dan/atau

mengukuhkan pengusaha kena pajak secara jabatan apabila wajib pajak atau

pengusahakena pajak tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dan/ atau ayat (2). KUP: Pasal 2 ayat (3)

d. Kewajiban mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP dibatasi jangka

waktunya, karena hal ini berkaitan dengan saat pajak terutang dan kewajiban

mengenai pajak terutang. Jangka waktu pendaftaran NPWP tersebut adalah:

Bagi Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau

pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan, paling lambat 1 (satu)

bulan setelah usaha mulai dijalankan.

Bagi Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha

atau pekerjaan bebas apabila sampai dengan satu bulan yang

jumlahnya melebihi PTKP setahun, wajib mendaftarkan diri

paling lambat pada akhir bulan berikutnya.

7

Page 10: Makalah 2 HAK DAN KEWAJIBAN PAJAK

5. Tempat Pendaftaran NPWP dan Pengukuhan PKP

Tempat pendaftaran NPWP adalah sebagai berikut :

1. Bagi Wajib Pajak orang pribadi, adalah pada Direktorat Jenderal Pajak yang

wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak.

2. Bagi Wajib Pajak badan, adalah tempat kedudukan/kegiatan usaha Wajib Pajak.

Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang dikenai pajak berdasarkan UU

Pajak Pertambahan Nilai Tahun 1984 dan perubahannya, wajib melaporkan usahanya

untuk dikukuhkan menjadi pengusaha kena pajak (PKP). Tempat pelaporan dan

pengukuhannya adalah sebagai berikut :

1. Bagi Pengusaha orang pribadi.

Pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi

tempat tinggal Pengusaha dan tempat kegiatan usaha dilakukan.

2. Bagi Badan Usaha.

Pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi

tempat kedudukan Pengusaha dan tempat kegiatan usaha dilakukan.

3. Bagi Pengusaha Orang pribadi atau Badan yang mempunyai tempat kegiatan

usaha di beberapa wilayah kantor Direktorat Jenderal Pajak.

Pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi

tempat tinggal atau tempat kedudukan Pengusaha maupun pada kantor Direktorat

Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliput tempat kegiatan usaha dilakukan.

4. Bagi Wajib Pajak Orang pribadi pengusaha tertentu.

Selain pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya

meliputi tempat tinggal WP juga pada Pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang

wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha WP dilakukan.

5. Bagi Pengusaha Kena Pajak Tertentu.

8

Page 11: Makalah 2 HAK DAN KEWAJIBAN PAJAK

Direktorat Jenderal Pajak dapat menentukan kantor Direktorat Jenderal

Pajak sebagai tempat pendaftaran pengukuhan Pengusaha Kena Pajak sebagai

berikut :

Wajib Pajak Tertentu dan Pengusaha Kena Pajak

Tertentu

Tempat Pendaftaran dan

Pelaporan Usaha

BUMD yang berkedudukan di wilayah DKI

Jakarta

Wajib Pajak BUMN, termasuk anak perusahaan

yang penyertaan modal induknya lebih dari 50%

KPP Perusahaan Negara

dan

Daerah

Wajib Pajak penanaman modal asing yang tidak

masuk bursa dan melakukan kegiatan usaha di

bidang industri nonlogam

KPP Penanaman Modal

Asing I

Wajib Pajak penanaman modal asing yang tidak

masuk bursa dan melakukan kegiatan usaha di

bidang industri logam dan mesin

KPP Penanaman Modal

Asing II

Wajib Pajak penanaman modal asing yang tidak

masuk bursa dan melakukan kegiatan usaha di

bidang nonindustri

KPP Penanaman Modal

Asing III

Wajib Pajak bentuk usaha tetap

Orang Asing yang berkedudukan/bertempat

tinggal di Wilayah DKI Jakarta

KPP Badan dan Orang

Asing

Wajib Pajak yang pernyataan pendaftaran emisi

sahamnya telah dinyatakan efektif oleh Bapepam

KPP Perusahaan Masuk

Bursa

Wajib Pajak BUMD dan bentuk usaha tetap KPP yang wilayah

kerjanya meliputi tempat

kedudukan Wajib Pajak

BUMD dan bentuk usaha

tetap

9

Page 12: Makalah 2 HAK DAN KEWAJIBAN PAJAK

Wajib Pajak orang asing yang berkedudukan atau

bertempat tinggal di luar DKI Jakarta

KPP yang wilayah

kerjanya meliputi tempat

tinggal WP orang asing

Wajib Pajak BUMN, BUMD, penanaman modal

asing, badan dan orang asing, dan perusahaan

masuk bursa, terbatas pada Pajak Penghasilan

Pemotongan, Pajak Penghasilan Pemungutan,

Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan

atas Barang Mewah

KPP yang wilayah

kerjanya meliputi tempat

cabang

perwakilan, atau kegiatan

usaha dilakukan

*KPP : Kantor Pelayanan Pajak

6. Tata Cara Pendaftaran NPWP

Untuk mendapatkan NPWP Wajib Pajak (WP) mengisi formulir pendaftaran

dan menyampaikan secara langsung atau melalui pos ke Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) atau Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan (KP4) setempat

dengan melampirkan:

1. Untuk WP Orang Pribadi Non-Usahawan: Fotokopi Kartu Tanda

Penduduk bagi penduduk Indonesia atau foto kopi paspor ditambah surat

keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang minimal Lurah atau

Kepala Desa bagi orang asing.

2. Untuk WP Orang Pribadi Usahawan :

1. Fotokopi KTP bagi penduduk Indonesia atau fotokopi paspor ditambah

surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang minimal

Lurah atau Kepala Desa bagi orang asing;

2. Surat Keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari

instansi yang berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa.

3. Untuk WP Badan :

1. Fotokopi akte pendirian dan perubahan terakhir atau surat keterangan

penunjukkan dari kantor pusat bagi BUT;

10

Page 13: Makalah 2 HAK DAN KEWAJIBAN PAJAK

2. Fotokopi KTP bagi penduduk Indonesia atau fotokopi paspor ditambah

surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang minimal

Lurah atau Kepala Desa bagi orang asing, dari salah seorang pengurus

aktif;

3. Surat Keterangan tempat kegiatan usaha dari instansi yang berwenang

minimal kabupaten Lurah atau Kepala Desa.

4. Untuk Bendaharawan sebagai Pemungut/ Pemotong:

1. Fotokopi KTP bendaharawan;

2. Fotokopi surat penunjukkan sebagai bendaharawan.

5. Untuk Joint Operation sebagai wajib pajak Pemotong/pemungut:

1. Fotokopi perjanjian kerja sama sebagai joint operation;

2. Fotokopi NPWP masing-masing anggota joint operation;

3. Fotokopi KTP bagi penduduk Indonesia atau fotokopi paspor ditambah

surat keterangan tempat tinggal dari instansi yang berwenang minimal

Lurah atau Kepala Desa bagi orang asing, dari salah seorang pengurus

joint operation.

6. Wajib Pajak dengan status cabang, orang pribadi pengusaha tertentu atau

wanita kawin tidak pisah harta harus melampirkan foto kopi surat keterangan

terdaftar.

7. Apabila permohonan ditandatangani orang lain harus dilengkapi dengan surat

kuasa khusus

7. Penghapusan NPWP

1. WP meninggal dunia dan tidak meninggalkan warisan, disyaratkan adanya

fotokopi akte kematian atau laporan kematian dari instansi yang berwenang;

2. Wanita kawin tidak dengan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan,

disyaratkan adanya surat nikah/akte perkawinan dari catatan sipil;

11

Page 14: Makalah 2 HAK DAN KEWAJIBAN PAJAK

3. Warisan yang belum terbagi dalam kedudukan sebagai Subjek Pajak. Apabila

sudah selesai dibagi, disyaratkan adanya keterangan tentang selesainya warisan

tersebut dibagi oleh para ahli waris;

4. WP Badan yang telah dibubarkan secara resmi, disyaratkan adanya akte

pembubaran yang dikukuhkan dengan surat keterangan dari instansi yang

berwenang;

5. Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang karena sesuatu hal kehilangan statusnya sebagai

BUT, disyaratkan adanya permohonan WP yang dilampiri dokumen yang

mendukung bahwa BUT tersebut tidak memenuhi syarat lagi untuk dapat

digolongkan sebagai WP;

6. WP Orang Pribadi lainnya yang tidak memenuhi syarat lagi sebagai WP sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

8.Sanksi

Setiap orang yang dengan sengaja:

Tidak mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP atau menyalahgunakan tanpa hak

NPWP, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan Negara, dipidana

penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 6 tahun dan denda paling sedikit 2

kali pajak terutaang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 kali

jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar. KUP: Pasal 39 ayat (1)

huruf a.

Pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditambahkan 1 kali menjadi 2 kali

sanksi pidana apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana dibidang

perpajakan sebelum lewat 1 tahun, terhitung sejakselesainya menjalani pidana

penjara yang dijatuhkan. KUP: Pasal 39 ayat (2).

Setiap orang melakukan percobaan untuk melakukan tindak pidana

menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) huruf b, dalam rangka mengajukan permohonan restitusi atau

melakukan kompensasi pajak atau pengkreditan pajak, dipidana dengan pidana

penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 2 tahun dan denda paling sedikit 2

12

Page 15: Makalah 2 HAK DAN KEWAJIBAN PAJAK

kali jumlah restitusi yang dimohonkan dan/atau kompensasi atau pengkreditan

yang dilakukan dan paling banyak 4 kali jumlah restitusi tersebut.

Setiap orang melakukan percobaan untuk melakukan tindak pidana

menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak pengukuhan Pengusaha Kena

Pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, dalam rangka mengajukan

permohonan restitusi atau melakukan kompensasi pajak atau pengkreditan pajak,

dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 2 tahun

dan denda paling sedikit 2 kali jumlah restitusi yang dimohonkan dan/atau

kompensasi atau pengkreditan yang dilakukan dan paling banyak 4 kali dari

jumlah restitusi tersebut.

9.Format NPWP

NPWP terdiri atas 15 digit, meliputi 9 digit pertama merupakan Kode Wajib Pajak

dan 6 digit berikutnya merupakan Kode Administrasi Perpajakan. Format tersebut adalah

sebagai berikut:

C. Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP)

1. Pengertian NPPKP

Pengusaha

Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam

kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang,

mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak

berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa

dari luar Daerah Pabean.

Pengusaha Kena Pajak

13

Kantor Cabang/Pusat

Kode KPPKode pengecekanNomor

pokok

Kode kelompok WP

XX XXXXXXXXX XXXX

Page 16: Makalah 2 HAK DAN KEWAJIBAN PAJAK

Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah Pengusaha yang melakukan penyerahan

Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenakan pajak

berdasarkan Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai (UU PPN) 1984 dan

perubahannya, tidak termasuk Pengusaha Kecil yang batasannya ditetapkan dengan

Keputusan Menteri Keuangan, kecuali Pengusaha Kecil yang memilih untuk

dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.

NPPKP (Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak) adalah setiap wajib

pajak sebagai pengusaha yang dikenakan pajak pertambahan nilai (PPN)

berdasarkan undang-undang PPN wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan

pengusaha kena pajak (PKP) dan atau pengusaha yang dikukuhkan sebagai

pengusaha kena pajak memiliki surat pengukuhan kena pajak yang berisi identitas

dan kewajban perpajakan Pengusaha kena pajak.

2. Fungsi Pengukuhan PKP

a. Untuk mengetahui identitas pengusaha kena pajak yang sebenarnya.

b. Untuk melaksanakan hak dan kewajiban di pajak pertambahan nilai dan pajak

penjualan atas barang mewah.

c. Untuk pengawasan terhadap administrasi perpajakan.

3. Tempat Pengukuhan PKP

Tempat bagi Wajib Pajak  di atas untuk melaporkan usahanya untuk

dikukuhkan sebagai PKP adalah di :

1. Kantor Pelayanan Pajak  (KPP) atau Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan

Konsultasi Perpajakan (KP2KP) yang wilayah kerjanya meliputi tempat

tinggal atau tempat kedudukan, dan/atau tempat kegiatan usaha Wajib Pajak;

atau

2. Kantor Pelayanan Pajak tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan di bidang perpajakan.

Tempat pelaporan usaha di KPP tertentu ini adalah untuk Wajib Pajak tertentu

yang pengadministrasian nya tidak didasarkan pada wilayah, tapi misalnya pada jenis

Wajib Pajaknya atau memang ditentukan seperti Wajib Pajak yang terdaftar di KPP

LTO, KPP Madya, atau KPP di lingkungan Kanwil Khusus.

14

Page 17: Makalah 2 HAK DAN KEWAJIBAN PAJAK

Wajib Pajak yang melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP

dilakukan melalui permohonan tertulis.  Berdasarkan permohonan tersebut, Kepala

Kantor Pelayanan Pajak melakukan pengukuhan PKP paling lambat 5 hari kerja

terhitung sejak permohonan diterima secara lengkap. Proses pengukuhan PKP ini

dilakukan melalui kegiatan verifikasi.

4. Pencabutan Pengukuhan PKP

Verifikasi dalam rangka mencabut pengukuhan PKP secara jabatan atau berdasarkan

permohonan PKP terhadap:

a. PKP orang pribadi yang telah meninggal dunia;

b. PKP telah dipusatkan tempat terutangnya PPN di tempat lain;

c. PKP yang pindah alamat tempat tinggal, tempat kedudukan dan/atau

tempat kegiatan usaha ke wilayah kerja KPP lainnya;

d. PKP yang jumlah peredaran usaha dan/atau penerimaan brutonya

untuk 1 (satu) tahun buku tidak melebihi batas jumlah peredaran usaha

dan/atau penerimaan bruto untuk pengusaha kecil dan tidak memilih

untuk menjadi PKP;

e. PKP selain perseroan terbatas dengan status tidak aktif (non efektif)

dan secara nyata tidak menunjukkan adanya kegiatan usaha;

f. Pengusaha Kena Pajak yang tidak menyampaikan SPT Masa PPN

untuk Masa Pajak Januari sampai dengan Desember;

g. PKP yang menyampaikan SPT Masa PPN yang pajak keluaran dan

pajak masukannya nihil untuk Masa Pajak Januari sampai dengan

Desember; atau

h. PKP bentuk usaha tetap (BUT) yang telah menghentikan kegiatan

usahanya di Indonesia.

Pencabutan pengukuhan PKP secara jabatan juga dapat dilaksanakan setelah

Dirjen Pajak melakukan Verifikasi atas hasil sensus pajak nasional, hasil konfirmasi

lapangan setelah pengukuhan PKP, atau hasil kegiatan lain yang dilaksanakan oleh Dirjen

Pajak.

5.Sanksi

Setiap orang yang dengan sengaja :

15

Page 18: Makalah 2 HAK DAN KEWAJIBAN PAJAK

Tidak mendaftarkan diri untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak atau

menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak pengukuhan Pengusaha Kena

Pajak, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, dipidana

dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam)

tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau

kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak

atau kurang dibayar. KUP : Pasal 39 ayat (1) huruf a.

Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu) ditambahkan 1 (satu) kali

menjadi 2 (dua) kali sanksi pidana apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana

dibidang perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun, terhitung sejak selesainya

menjalani pidana penjara yang dijatuhkan. KUP: pasal 39 ayat (2)

Setiap orang yang melakukan percobaan untuk melakukan tindak pidana atau

menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak pengukuhan Pengusaha Kena

Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dalam rangka mengajukan

restitusi atau merlakukan kompensasi pajak atau pengkreditan pajak, dipidana

dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 2 (dua) tahun

dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah restitusi yang dimohonkan dan/atau

kompensasi atau pengkreditan yang dilakukan dan paling banyak 4 (empat) kali

jumlah restitusi yang dimohonkan dan/atau kompensasi atau pengkreditan yang

dilakukan. KUP :Pasal 39 ayat (3)

16

Page 19: Makalah 2 HAK DAN KEWAJIBAN PAJAK

BAB 3

PENUTUP

A. Simpulan

Dari penjelasan materi di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Nomor Pokok

Wajib Pajak (NPWP) diberikan kepada wajib pajak yang digunakan untuk tanda

pengenal diri dan si wajib pajak harus mendaftarkan dulu dirinya ke kantor pemerintah

yang bertugas. Dan bagi wajib pajak yang tidak mendaftarkan diri untuk di berikan

Nomor Pokok Wajib Pajak atau menyalagunakan sehingga menimbulkan kerugian

pada pendapatan Negara akan kenai sanksi sesuai UUD yang berlaku.

B. Saran

Setelah mempelajari materi ini hendaklah kita sadar akan kewajiban kita untuk

membayar pajak, agar pembangunan dapat terus berjalan.

17

Page 20: Makalah 2 HAK DAN KEWAJIBAN PAJAK

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: Andi.

Suandy, Erly. (2011). Hukum Pajak. [Online] Edisi 5 (5) halaman 119. Tersedia;

http://penerbitsalemba.com/v2/news/view/58. [23 Februari 2014].

Raharjo, Kurniawan Budi. (2013). Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

[Online]. Tersedia; http://kurniawanbudi04.wordpress.com/. [23 Februari 2014].

Wikipedia. (2014). Nomor Pokok Wajib Pajak. [Online]. Tersedia;

http://id.wikipedia.org/. [23 Februari 2014].

Direktoral Jendral Pajak. (2012, 12, November). Seri KUP - Verifikasi Dalam Rangka

Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. [Online]. Tersedia; http://www.pajak.go.id/. [23

Februari 2014].

18

Page 21: Makalah 2 HAK DAN KEWAJIBAN PAJAK

19