makala kewirausahaan di susun oleh suryajaya

26
Kata Keterangan Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat serta karunianya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya berjudul “Strategi Kewirausahaan Industri Bidang Teknik Sipil”. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada nabi besar Muhamad SAW yang telah membawa kita dari jaman jahiliyah kejaman terang benderang. Ucapan terima kasih tidak lupa penulis haturkan kepada semua pihak yang telah menyediakan informasi dalam penyusunan makalah ini. Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna penyempurnaan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Gorontalo, maret 2014 Penyusun i

Upload: rio-suryajaya-sanggilalung

Post on 25-Nov-2015

48 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

nama suryajaya sanggilalung

TRANSCRIPT

Kata KeteranganPuji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat serta karunianya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya berjudul Strategi Kewirausahaan Industri Bidang Teknik Sipil. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada nabi besar Muhamad SAW yang telah membawa kita dari jaman jahiliyah kejaman terang benderang.Ucapan terima kasih tidak lupa penulis haturkan kepada semua pihak yang telah menyediakan informasi dalam penyusunan makalah ini. Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna penyempurnaan makalah ini.Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Gorontalo, maret 2014 Penyusun

DAFTAR ISIKata Keterangan .................................................................................................... iDAFTAR ISI.......................................................................................................... iiBAB I .................................................................................................................... 1PENDAHULUAN................................................................................................. 11. Latar Belakang.................................................................................................. 12. Rumusan Masalah ............................................................................................ 23. Tujuan ............................................................................................................... 3BAB II ................................................................................................................... 4PEMBAHASAN ................................................................................................... 41. Kewirausahaan Yang Cocok Untuk Lulusan Teknik Sipil ............................... 52. Langkah Atau Tindakan Dalam Memulai Jasa Industri Konstruksi ......... ...... 73. Strategi Menjalakan Sebuah Usaha Industri Jasa Konstruksi .......................... 10BAB III .............................................................................................................. 14PENUTUP ........................................................................................................... 141. Kesimpulan ..................................................................................................... 142. Saran ................................................................................................................ 14DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 15

i

8

BAB IPENDAHULUAN1. Latar BelakangSempitnya lapangan pekerjaan dan kecilnya peluang memasuki dunia kerja adalah salah satu alasan banyak orang untuk lebih memilih berwirausaha. Namun didalam berwirausaha tentunya banyak proses yang harus dilalalui. Misalanya, jika seseorang membangun suatu bangunan tentunya tidak hanya dikarenakan sebuah kepentingan, tapi ada banyak hal yang harus dipertimbangkan dan pertnyaan terhadap bangunan itu dibangun, ia akan berpikir bagaimana semuanya bisa bermnfaat dan memiliki banyak keuntungan. Jika semua itu telah dipertimbangkan, maka hal lain yang perlu ia perhatikan adalah strategi strategi menjalakan usahanya agar tetap ada dan terus berkembang dan salah satu cara agar usaha itu terus berkembang ia harus terus menciptakan sebuah produk yang baru dengan tidak mengurangi kualitasnya.Pengertian dari kewirausahaan (entrepreneurship) itu sendiri memiliki arti yang luas. Definisi keirausahaan (entrepreneur) antara lain adalah seseorang yang memiliki kecakapan tinggi dalam melakukan perubahan, memiliki karakteristik yang hanya ditemukan sangat sedikit dalam sebuah populasi. Definisi lainnya adalah seseorang yang ingin bekerja untuk dirinya. Kataentrepreneurberasal dari kata Prancis,entreprendre, yang berarti berusaha. Dalam konteks bisnis, maksudnya adalah memulai sebuah bisnis. KamusMerriam-Webster menggambarkan definisi entrepreneur sebagai seseorang yang mengorganisir, memenej, dan menanggung risiko sebuah bisnis atau usaha. Peter F. Drucker mendefenisikan kewirausahaan adalah Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different).Abad 20 ini boleh dikata kewirausahaan baru saja diterima oleh masyarakat sebagai alternatif dalam meniti karir dan penghidupan. Mulai dari usaha kecil kecilan hingga yang terbesar. Pertumbuhan jumlah penduduk yang makin meningkat membuat perputaran uang ditengah dunia usaha begitu cepat. Kebutuhan masyarakatpun makin meningkat seiring berjalannya pertumbuhan penduduk. dengan keadaan inilah membuka peluang di berbagai dunia usaha terus berkembang dan segala jenis usaha mulai ada bahkan sangat beragam dan baru bermunculan di abad ini.Wirausaha secara historis sudah dperkenalkan pada tahun 1755 dan istilah kewirausahaan dikenal sejak abad 16. Senggan waktu yang cukup jauh sejak diperkenalkan dari abad 16 sampai sekarang ini jika dilihat nyaris tidak ada figur yang menjadi penuntun dalam berwira usaha. Pendidikan pendidikan yang sekarang hampir mengarahkan pada pola pikir kepada bagaimana memasuki dunia kerja akan tetapi lupa memberikan pola pikir bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan atau dunia usaha sendiri.Menyangkut pendidikan keteknikan dalam hal ini khusunya teknik sipil. definisi Teknik Sipil adalah suatu disiplin ilmu keteknikan/rekayasa yang berkaitan dengan perencanaan, konstruksi, dan perawatan struktur tertentu, serta merenovasi tidak hanya suatu bangunan dan infrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup manusia. Hasil dari pendidikan Keilmuan keteknikan sipilan ini sangatlah cocok untuk memsuki dunia usaha dan cukup bersaing di banyak bidang pekerjaan. Namun kelihatanya seseorang yang telah melalui pendidikan ini masih banyak belum tahu memulai dan bagaiman menciptakan strtegi apa yang bisa diciptakan dalam dunia usaha. Kebanyakan dari mereka masih memilih dan bergantung pada lembaga lembaga pemerintah untuk mendapatkan pekerjaan. Padahal, jika ditinjau dari keilmuanya adalah ilmu yang mengelolah mulai dari rencana, rancangan menejemen, hingga ketahap akhir yang memprediksikan antispasi kejadian apa yang terjadi dimasa akan datang. Sesungghnya ilmu yang mampu untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan industri sendiri.2. Rumusan MasalahWirausaha (industri) apa yang cocok untuk lulusan pendidikan teknik sipil di abad ini?Bagaimana memulai atau mengambil langkah awal memulai usaha tersebut?Strategi apa yang bisa dijalankan untuk mempertahankan dan memperkembangkan usaha tersebut?3. TujuanIngin mengetahui usaha apa yang cocok atau industri apa yang baik untuk lulusan teknik sipil di abad ini.ingin mengetahui langkah atau tindakan apa untuk memulai suatu usaha.ingin mengetahui strategi strategi apa yang bisa dijalankan untuk kelangsungan sebuah usaha yang telah dicapai.

BAB IIPEMBAHASAN1. Kewirausahaan Yang Cocok Untuk Lulusan Teknik SipilIndustri pelaksanaan jasa konstruksi adalah salah satu pilihan yang tepat untuk memulai sebuah usaha ditengah sempitnya lapanga perkejaan di era ini. Berdasarakan UU No.18 Tahun 1999, mengenai jasa konstruksi, pasal 4 ayat 1 ; kegiatan yang termasuk di dalam industri ini antara lain meliputi usaha jasa perencanaan konstruksi, usaha jasa pelaksanaan konstruksi dan usaha jasa pengawasan konstruksi, yang masing-masing dilaksanakan oleh perencana konstruksi, pelaksana konstruksi dan pengawas konstruksi. Dalam UU yang sama disebutkan bahwa jasa konstruksi adalah layanan jasa perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan konstruksi, yang masing-masing dikenal dengan sebutan konsultan perencana (jasa perencanaan), kontraktor (jasa pelaksanaan) dan konsultan MK Manajemen Konstruksi (jasa pengawasan). Ervianto (2003), menyatakan bahwa industri jasa konstruksi adalah industri yang bergerak dalam bidang material untuk konstruksi bangunan. Berdasarkan penjelasan diatas seorang yang bekerja dalam jasa konstruksi berarti bertanggung jawab penuh melaksanakan sebuah pembangunan atau konstruksi yang dikerjakanya, mulai dari penyediaan mterial, perncana, pengawasan hingga kepelaksanaan. Dalam kaitannya dengan jasa konstruksi, pelelangan pekerjaan umumnya dilakukan untuk menyeleksi pelaksana jasa konstruksi yang dilakukan oleh pemilik proyek (owner), untuk memperoleh pelaksana jasa konstruksi yang mampu melaksanakan pekerjaan sesuai persyaratan yang telah ditentukan dengan harga yang dapat dipertanggung jawabkan baik dari segi mutu maupun waktu pelaksanaannya. Tender pekerjaan jasa konstruksi secara umum dapat dibagi menjadi 2 (dua) berdasarkan kepemilikannya, yaitu proyek yang dimiliki oleh Pemerintah, dan proyek yang dimiliki oleh swasta. Tender Proyek Pemerintah Tender proyek milik Pemerintah, harus mengacu padaKeputusan Presiden (Keppres) No.18 Tahun 2000mengenai Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Bahan/Jasa Instasi Pemerintah, yang secara umum dapat dilakukan melalui 3 (tiga) cara, yaitu: Pelelangan umum, Pemilihan langsung dan Penunjukan Langsung. Pelelangan umum yang dimaksud dalam Keppres No.18 Tahun 2000 adalah serangkaian kegiatan untuk menyediakan kebutuhan barang/jasa dengan cara menciptakan persaingan yang sehat di antara penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat, berdasarkan metode dan tata cara tertentu yang telah ditetapkan dan diikuti oleh pihak-pihakyang terkait secara taat asas sehingga terpilih penyedia barang/jasa terbaik.Pemilihan langsung dan penunjukan langsung, dapat dilakukan apabila pelelangan umum sulit dilaksanakan, seperti target waktu yang singkat ataupun spesifikasi barang atau jasa yang hanya dapat dipenuhi oleh sedikit pemasok. Sumber pendanaan ada kalanya mempengaruhi cara tender yang dipilih, misal untuk proyek-proyek yang didanai oleh pinjaman luar negeri umumnya harus dilakukan International Competitive Biding(ICB) dan harus melibatkan kontraktor internasional, atau walaupun pendanaan oleh pinjaman luar negeri, namun pesertanya dibatasi hanya kontraktor dalam negeri, atau yang dikenal sebagaiLocal Competitive Bidding(LCB). Adapun proyek-proyek yang didanai oleh APBN, APBD atau instansi BUMN, biasanya mengacu pada Keppres No.18 Tahun 2000 tersebut. Tender Proyek Swasta Ketentuan mengenai tender proyek milik swasta biasanya diatur sendiri oleh masing-masing pemilik, meskipun demikian, ketentuan tersebut tetap mengacu pada standar kontrak tertentu seperti Federation Internationale Des Ingenieurs Conseils (FIDIC), Joint Contract Tribunal (JCT) dari RIBA atau Article & Conditions of Building Contract (ACBC) dari Singapore/Hong Kong Institute of Architech. Ada kalanya pemilik (owner) mengundang terlebih dahulu beberapa calon kontraktor untuk melakukan presentasi mengenai kemampuan dan juga portfolio dari masing-masing kontraktor sebelum diundang untuk mengikuti tender. Tahap ini sering disebut sebagai tahap pra-kualifikasi. Berdasarkan cara pembukaan dokumen penawaran yang diajukan oleh peserta, tender dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu tender terbuka, dimana pembukaan dan bembacaan dokumen penawaran dari peserta tender dilakukan di depan seluruh peserta, sehingga masing-masing mengetahui harga penawaran pesaingnya. Sedangkan tender tertutup, adalah kebalikannya.Kejujuran, fairness, kehati-hatian dan kesetaraan (apple to apple) adalah prinsip yang harus dipegang dalam penyelenggaraan lelang

2. Langkah Atau Tindakan Dalam Memulai Industri Jasa KonstruksiLankah untuk memulai sebuah industri jasa kontruksi adalah sebagai berikut :a) Mengatahui Resiko Sebelum menjalankan atau memulai sebuah usaha, kita harus paham betul sifat spesifik sebuah pekerjaan yang kita ambil mulai dari resiko, hingga peluang keuntungan dalam melakukan usaha itu. Memang mempertimbangkan sebuah resiko bisa menjadi alasan untuk melanjutkan atau menghentikan sebuah usaha dan ini adalah penting untuk sebuah permulaan. Memulai sebuah industri Jasa konstruksi dalam hal ini sangatlah penting mengenal sifat spesifik kerja yang dilakukan. Sifat spesifikasi ditandai oleh faktor faktor sebagai berikut :1. Industri ini merupakan bisnis dengan risiko tinggi yang penuh dengan ketidakpastian dengan laba yang rendah.2. Pasar (market) sangat dikuasai oleh Pelanggan (buyer market), oleh karena kepentingan Pelanggan sangat dilindungi dengan adanya: konsultan pengawas, bank garansi, asuransi, prosedur kompetisi dan adanya sanksi-sanksi terhadap kontraktor, namun sebaliknya kepentingan kontraktor hampir tidak dilindungi sama sekali.3. Harga jual atau nilai kontrak bersifat sangat konservatif, sedangkan biaya produksi mempunyai sifat yang sangat fluktuatif.4. Kualitas standar dan jadwal waktu pelaksanaan ditetapkan oleh Pelanggan.5. Proses konstruksi yang selalu berubah akibat dari lokasi dan hasil karya perencanaan yang selalu berbeda karakteristiknya.6. Reputasi dari Kontraktor sangat mempengaruhi pengambilan keputusan dari Pelanggan.Faktor-faktor tersebut di atas menunjukan bahwa kontraktor sebagai pelaksana jasa konstruksi memiliki posisi yang lemah dan selalu dikalahkan. Apalagi dengan banyaknya jumlah kontraktor ini yang disertai pula peningkatan jumlah kontraktor tiap tahunnya yang melebihi pertumbuhan industri konstruksi sendiri, menyebabkan terjadinya ketidak seimba- ngan supplydandemand.b) Modal dan KeuanganModal memang terkadang selalu dinomor satukan dalam dunia usaha. Modal yang besar pasti bisa menciptakan usaha yang besar begitupun sebaliknya. Namun jika modal tidak termenej dengan baik bisa menjadi bumerang bagi pelaku usaha yang justru dapat mendatangkan kerugian baginya. Bayak pilihan yang dapat mendatangkan modal semua tergantung pada seseorang dalam mengusahakanya. Salah satu cara yang dapat mendatangkan modal adalah dengan menarik perhatian para investor. Kegiatan promosi dalam bentuk temu usaha ("business meet- ting") merupakan kegiatan yang dapat menarik invesi dari dalam dan luar negeri. Temu usaha merupakan forum .yang efektif untuk menawarkan proyek-proyek penanaman modal kepada para calon investor. c) Keterampilan dan PengetahuanMenjalankan dengan ilmu yang sedikit bisa menghambat langkah awal maupun proses perjalanan sebuah usaha. Tanpa bekal pengetahuan peluang terbengkalai begitu saja atau di ambil orang lain yang lebih kompeten. Dijaman sekarang ini,di segala bidang telah menerapkan adanya teknologi. Dengan teknologi semuanya menjadi cepat,mudah,mendapat hasil yang berkualitas. Teknologi hanya dapat di kuasai oleh orang-orang tertentu yang telah memiliki keahlian khusus. Keahlian dapat diperoleh melalui pelatihan/training/pendidikan dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan pula kita dapat mengenal banyak cara dan tahu bagaimana mengenal mencapai sesutu secra baik, baik itu secara emosional maupun intelektual. Dan untuk mencapai itu seorang wirausaha harus memilik syarat syarat sebagai berikut : Semangat kerja, kemauan, dan ketekunanBerhasilnya usaha di segala bidang tergantung besarnya semangat kerja seseorang, kemauan, ketelitian,dan ketekunannya. PengetahuanMemiliki tingkat pengalaman yang cukup baik yang merupakan hasil belajar sendiri atau turun-menurun dari keluarga atau melalui pendidikan formal. Pada hakikatnya keberhasilan ditentukan oleh nilai-nilai yang didapat dari pendidikan sejak masa kanak-kanak hingga dewasa. Kemampuan dan keahlianCalon wirausaha perlu memiliki kemampuan untuk mendapatkan gagasan-gagasan yang orisinil atau memilih orang yang tepat dalam bidangnya. Kesempatan yang ada dan digunakanUntuk menyalurkan gagasan, keinginan, dan kemampuan diperlukan kesempatan, baik diciptakan sendiri maupundiberikan oleh orang lain sehingga seorang wirausaha dapat menentukan pilihan dan cara yang tepat untuk menyalurkan kemampuannya. Disiplin, keteraturan dan kecepatan kerjaDisiplin merupakan faktor yang membentuk seorang wirausaha yang tangguh. Dengan disiplin yang tinggi, efisiensi dan produktifitas kerja dapat meningkat. Keberanian mengambil risiko dan menghadapi ketidakpastianKeberanian maerupakan semangat kepeloporan berdasarkan perhitungan yang matang unuk membuka gagasan-gagasan baru dan mengambil satu keputusan dalam situasi apa pun. Untuk itu, diperlukan pendekatan Merdeka lahir batinManusia merdeka lahir batin adalah seseorang yang mampu untuk tidak menggantungkan nasibnya pada siapapun. Inovatif dan kreatifKreatif dan inovatif merupakan sifat-sifat dasar yang harus dimiliki. Seorang yang kreatif akan menciptakan gagasan-gagasan baru, sedangkan seorang yang inovaif selalu menerapkan gagasan baru untuk terus berkembang. Takwa pada Tuhan Yang Maha EsaMeningkatkan ketakwaan pada Tuhan Yang Maha Esa akan mendorong pada perbuatan-perbuatan yang positif dan melatih diri agar menghindarkan diri dari perbuatan tercela, sehingga menumbuhkan sifat jujur dan tanggung jawab.3. Strategi Menjalankan Sebuah Usaha Industri Jasa KonstruksiSebuah usaha pasti memiliki saingan. Banyaknya jumlah penduduk makin banyak pula jumlah pengusaha. Tidak hanya di satu sektor usaha saja tapi diberbagai jenis usaha. Tidak tekecuali industri jasa konstruksi. Meningkatnya pertumbuhan industri jasa konstruksi akan senantiasa diikuti pula dengan meningkatnya jumlah perusahaan penyedia jasa konstruksi terutama pelaksana konstruksi atau sering disebut kontraktor. Industri atau perusahaan yang sukses akan bergantung pada formulasi dan implementasi strategi yang dilakukan perusahaan/industri (Miles dan Snow, 1978; Porter, 1980 dalam Knight, 2000:13). Strategi pemasaran adalah salah satu strategi yang penting untuk membantu meningkatkan daya saing perusahaan/industri dalam menghadapi era globalisasi dan liberalisasi (Tull dan Kahle, 1990 dalam Tjiptono, 1997). Mereka mendefinisikan startegi pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan/industri dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan. Jadi strategi pemasaran yang digunakan dapat memandu para manajer ataupun pemilik perusahaan/industri dalam melakukan taktik dan kegiatan lainnya untuk meningkatkan tujuan perusahaan.Strategi adalah penentuan tujuan dan sasaran jangka panjang suatu enterprise, dan adopsi tindakan-tindakan dan alokasi sumber-sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut. Strategi adalah konsep multi dimensi yang mencakup semua kegiatan kritikal suatu perusahaan yang memberikan kesatuan arah, tujuan dan memfasilitasi perubahan-perubahan yang diperlukan yang dipicu oleh lingkungan perusahaan (Chandler, 1962, dalam Sidik 2000, p.14). Yang diperlukan dalam merumuskan strategi pemasaran yaitu sederhana, unik, desain kreatif, tegas, artikulatif dan dapat dilaksanakan (Mintzberg, 1990, dalam Tadepolli dan Ramon, 1990, p.70). Harper, Arville dan Jean Claude (2000, p.204) mengatakan bahwa keberhasilan perusahaan ditentukan oleh dua aspek kecocokan strategis. Pertama, strategi pemasarannya harus cocok dengan kebutuhan dan hambatan-hambatan dari lingkungan pasar. Kedua, perusahaan harus mampu dengan efektif menerapkan strategi itu.Strategi pemasaran menurut Cravens (1996), mempunyai implikasi yang penting untuk berinteraksi antara perusahaan/industri dan konsumen, sebagai kunci untuk mendapatkan dan mengidentifikasi tujuan perusahaan, kepuasan dan kebutuhan pelanggan dengan baik dibandingkan dengan pesaing. Strategi pemasaran, adalah proses manajerial dibidang pemasaran untuk mengembangkan dan menjaga agar tujuan, skill, knowledge, resources, sesuai dengan peluang dan ancaman pada pasar yang selalu berubah-ubah dan bertujuan untuk menyempurnakan usaha dan produk perusahaan sehingga memenuhi target laba dan pertumbuhan (Robbin danCoulter,1999).bauran pemasaran yang dikemukakan oleh McCarthy dalam Kotler, 2000, yaitu product, price, place, promotion, yang dikenal dengan 4P, hingga saat ini masih relevan, mengidentifikasi pasar sasaran untuk barang dan jasa dengan tajam, mengembangkan bauran pemasaran, sifatnya unik. mendorong perusahaan untuk mampu bersaing secara efektif, dan mencapai profitabilitas yang berkesinambungan (Shin, 2001). Dan strategi dari penelitian Krajewski dan Ritzman, 1999 yang terdiri dari komponen :a. Keunggulan harga, merupakan elemen bauran pemasaran yang menghasilkan, pendapatan, paling fleksibel dan mudah untuk disesuaikan, dan menjadi masalah utama perusahaan (Kotler, 2000). Konsumen jasa konstruksi relatif peka terhadap harga, kualitas pelayanan dan persaingan harga dianggap penting (Marr et al., 1996)b. Keunggulan mutu, pengertian mutu pada kontraktor adalah performance quality, yang memungkinkan pelanggan mempunyai kesan yang positip. dan menimbulkan kesetiaan pelanggan, sehingga dapat menetapkan harga premium (Kotler, 2000). Pengguna jasa pada umumnya menginginkan pelaksanaan pekerjaan yang bermutu (Skitmore da El Higzi, 2001), perusahaan yang tidak konsisten terhadap mutu, tidak dapat bertahan lama pada persaingan global (Robbin dan Coulter, 1999).c. Keunggulan waktu, menurut Shoham dan Fiegenbaum (1999) waktu (temporal), banyak mempengaruhi kebijakan pemasaran jasa, diantaranya untuk menentukan strategi, mengukur kinerja, dapat berupa fast delivery time, on time delivery, dan development speed. Keunggulan waktu, berpengaruh pada mutu pekerjaan dan biaya pelaksanaan pekerjaan (Verway, 2002)d. Fleksibilitas pelayanan, dalam bentuk rekayasa enjineering, cara pembayaran, sistem kontrak, dan pelayanan yang bersifat customized (Rwelamila dan Lethola, 1998).. Ketika produk fisik tidak mudah untuk didiferensiasi, kunci keberhasilan dalam persaingan beralih pada penambahan nilai pelayanan (Kotler, 2000) dalam bentuk customization flexibility (Krajewski dan Ritzman, 1999).e. Relationship, adalah salah satu alat promosi yang paling efektif terhadap biaya, dan waktu, terutama dalam membangun hubungan, preferensi, keyakinan antara konsumen dengan perusahaan (Lin, 2001). Relationship dapat pula bertujuan untuk membangun hubungan (network) yang efektif dengan stakeholder untuk jangka waktu yan panjang dan saling menguntungkan (Kotler, 2000). Apabila relationship telah terbentuk akan memangkas biaya transaksi dan waktu, mengalihkan transaction marketing ke relation marketing, sehingga terbentuk networking yang juga merupakan aset perusahaan (Pinto, 2002).f. Aliansi, adalah memiliki mitra kerja strategis (Kotler, 2000), dan apabila dikelola dengan baik, akan memungkinkan perusahaan mencapai penjualan yang lebih tinggi dengan biaya yang lebih rendah. Agar aliansi tersebut dapat berlangsung dengan baik perusahaan harus mempunyai kelenturan (flexibility) yang tinggi, kemampuan membentuk dan mengelola kemitraan sebagai keterampilan inti dari setiap perusahaan yang bermitra (Kotler, 2000). Salah satu bentuk aliansi pada perusahaan jasa konstruksi adalah joint operations, dua atau lebih perusahaan setuju untuk melaksanakan proyek secara bersama-sama dalam jangka waktu yang tertentu dalam bentuk kerja sama teknologi, manajemen, tenaga kerja, keuangan (Langford dan Male, 1991).Setiap perusahaan yang bersaing dalam suatu industri mempunyai strategi bersaing, eksplisit atau implisit (David, 2002), dan telah dimiliki oleh perusahaan sejak awal didirikan, dalam bentuk formal maupun informal, dan strategi bisnis mempengaruhi strategi. pemasaran serta kinerja dalam hal ini keberhasilan pemasaran (Hitt et al., 2001). Pada perusahaan jasa konstruksi peringkat strategi korporat merupakan juga strategi bisnis, sedangkan strategi pemasaran atau strategi proyek adalah strategi fungsional, strategi bisnis berupaya untuk menentukan bisnis yang seharusnya dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan lingkungan dan sumber daya yang dimiliki (Robbin dan Coulter, 1999

BAB IIIPENUTUP1. KesimpulanBerwirausaha dalam industri dibidang teknik sipil di era sekang ini atau abad 20 ini banyak yang perlu diperhatikan :1. Pemilihan dunia kerja sesuai bidangnya yang dapat dan benar benar menguntungkan.2. Memahami syarat syarat penting dalam memahami memulai sebuah usaha.3. Strategi kerja industri baik itu pemasaran, pelayanan dan lain adalah penting dilakukan demi mempertahankan sebuah usaha.2. SaranPenulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik itu penyusunan, penulisan bahkan isi dan teori. Keterbatasan sumber pustaka juga merupakan salah satu kendala dalam penulisan makalah ini. Sehingga permohonan maaf atas kesalahan penulisan dan jika ada kriktikan silahkan disampaikan langsung kepada penulisnya. Kritik dan saran anda sangat di harapkan sebagai introspeksi penulis dalam penulisan penulisan selanjutnya. Terima kasih.

Daftar PustakaListyarso, Andy (2005) , pengaruh strategi pemasaran terhadap kinerja Pemasaran dan kinerja dengan lingkungan persaingan sebagai variabel moderating, tesis S-2 Magister Manajemen Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro.

Spegen. Wirausaha Bukanlah Pilihan. From http://wirausahakonstruksi.wordpress.com/page/2. 8 oktober 2020

Putra, Gumira. Contoh Makalah kewirausahaan. From http://gumiraputradesign.blogspot.com/2013/02/contoh-makalah-kewirausahaan.html. februari 2013

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Repblik indonesia. from www.kppu.go.id februari 2012

Hariyanto, V. Lilik (2013). Integrasi Bahan Ajar Kewirausahaan Bidang Produktif Bangunan, Jurusan Pendidikan Teknik Sipil Dan Perencanaan, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

Halim , Adam G.S. dan H. Mustamu, Ronny (2013). Analisis Deskriptif Strategi Bersaing Pada Perusahaan Penyedia Kebutuhan Konstruksi. Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra, AGORA Vol. 1, No. 1,

Prihatono, Yogo. (2013). tugas kewirausahaan, Universitas Sebelas Maret,Surakarta