makala karya nyata

34
KARYA NYATA PENERAPAN BEN SMART SEBAGAI STRATEGI MENDONGENG UNTUK ANAK USIA DINI DI PAUD ANAK CERDAS DUKU ULU OLEH KUSTILA PESERTA APRESIASI PTK PAUDNI BERPRESTASI TAHUN 2013 KABUPATEN REJANG LEBONG PENDIDIK ANAK USIA DINI (PAUD) ANAK CERDAS Jl. Hutan Kota Desa Duku Ulu Kec. Curup Timur Kab. Rejang Lebong Propinsi Bengkulu 2013

Upload: suhardi-bae

Post on 26-May-2015

3.912 views

Category:

Education


4 download

DESCRIPTION

BEN SMART adalah strategi yang dapat digunakan dalam menyampaikan dongeng kepada anak usia dini sebagai penanaman nilai-nilai karakter

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALA KARYA NYATA

KARYA NYATA PENERAPAN BEN SMART SEBAGAI STRATEGI

MENDONGENG UNTUK ANAK USIA DINI DI PAUD ANAK CERDAS DUKU ULU

OLEH

KUSTILA

PESERTA APRESIASI PTK PAUDNI BERPRESTASI TAHUN

2013

KABUPATEN REJANG LEBONG

PENDIDIK ANAK USIA DINI (PAUD)

ANAK CERDAS Jl. Hutan Kota Desa Duku Ulu Kec. Curup Timur

Kab. Rejang Lebong Propinsi Bengkulu

2013

Page 2: MAKALA KARYA NYATA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak merupakan salah satu pilar utama dalam sebuah keluarga dan

masyarakat. Mereka adalah generasi penerus yang akan melanjutkan

keberadaan manusia. Seorang anak tidak akan menjadi manusia yang baik

dan diharapkan di masa mendatang, tanpa ditopang oleh nilai-nilai

pendidikan yang mulia. Krisis moral (akhlak) pada anak yang menimpa

negeri ini telah menyadarkan kita untuk berlomba-lomba dalam

memperbaikinya, dan itu harus dimulai dari perbaikan pada konsep

pendidikan yang akan diterapkan kepada anak. Seorang anak kecil yang

belum memahami apa-apa tentu harus selalu dibimbing mengelola emosi

hingga mampu memahami mana yang seharusnya dilakukan dan yang

tidak seharusnya dilakukan.

Keberhasilan belajar anak sangat dipengaruhi oleh kreativitas

pendidik membuat variasi dan keragaman dalam metode belajar. Metode

belajar yang monoton akan membuat anak bosan. Metode belajar yang

tidak tepat dengan materi juga akan membuat penerimaan informasi dan

pengetahuan kepada peserta didik menjadi terhambat. Oleh karena itu,

pendidik harus menyesuaikan pemilihan metode belajar dengan materi

yang akan disampaikan, perkembangan psikologi anak (karakter anak),

fasilitas dan waktu.

Mendongeng bisa menjadi metode pembelajaran yang

menyenangkan bagi anak usia dini. Sebab dunia dongeng merupakan

dunia yang menakjubkan bagi anak. Lewat dongeng sebuah komunikasi

dan kedekatan emosional dapat tercapai. Transfer ilmu, nilai dan

keteladanan yang terkandung dalam sebuah dongeng dapat lebih mudah

dimengerti oleh anak-anak. Dengan kata lain, mendongeng bisa menjadi

Page 3: MAKALA KARYA NYATA

2

sarana yang baik untuk menyampaikan materi kependidikan kepada anak-

anak terutama anak usia dini. Dengan dongeng anak bisa mengasah daya

pikir dan imajinasinya, dengan dongeng juga dapat menjadi langkah awal

untuk menumbuhkan minat baca anak. Kegiatan belajar mengajar di

sekolah pun terasa menyenangkan.

Namun sayang, tak sedikit dari pendidik anak usia dini yang tidak

bisa mengaplikasikan dongeng sebagai pembelajaran yang efektif. Dalam

kegiatan belajar mengajar para pendidik biasanya banyak yang terpaku

pada buku-buku panduan. Padahal, tak jarang kita jumpai bahwa isi dari

buku tersebut kurang sesuai dengan sisi nalar pertumbuhan dan

perkembangan anak usia dini, yang mana pada masa ini merupakan masa

keemasan (golden age). Jika ini terus terjadi, maka anak akan merasa

terbebani dan akhirnya mengalami kebosanan dalam belajar.

PAUD Anak Cerdas berada di desa Duku Ulu tepatnya dilokasi

Hutan Kota Rejang Lebong, disekitar Paud Anak Cerdas banyak terdapat

pohon aren yang biji-bijinya berserakan dibawah batangnya dan terbuang

percuma karena dianggap tidak berharga oleh masyarakat.

Tantangan bagi pendidik PAUD untuk dapat memberikan sentuhan

pendidikan yang kreatif, inovatif, cerdas, dan menyenangkan dari Biji

Aren (BEN), sehingga dunia bermain yang merupakan dunia anak usia

dini tidak hilang begitu saja dalam kehidupannya. Anak merasa senang

ketika belajar namun tetap bisa memperoleh inti dari pembelajaran yang

tertanam sebagai karakter.

Dongeng adalah metode pembelajaran yang diyakini mampu

memberikan kontribusi dalam pembelajaran dan penanaman nilai-nilai

karakter anak usia dini. Dalam dongeng terkandung nilai-nilai filosofi dan

hikmah yang dapat diambil anak dengan cara yang menyenangkan namun

anak tidak merasa digurui. Pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

dongeng dipakai stimulus yang handal untuk menasehati anak. Anak

diarahkan untuk mau mendalami suatu dongeng untuk kemudian secara

tidak langsung diajak untuk menteladani pesan yang terkandung

Page 4: MAKALA KARYA NYATA

3

didalamnya sebagai karakter yang akan menjadi pondasinya kelak saat dia

dewasa.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas maka dirumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimanakah BEN SMART bisa digunakan sebagai strategi dalam

mendongeng di PAUD Anak Cerdas Rejang Lebong?

2. Bagaimanakah hasil dari penerapan BEN SMART sebagai strategi

dalam mendongeng di PAUD Anak Cerdas Rejang Lebong?

3. Kendala apa sajakah yang dihadapi dalam penerapan BEN SMART

sebagai strategi dalam mendongeng di PAUD Anak Cerdas Rejang

Lebong?

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan Karya Nyata ini adalah untuk mendapatkan

jawaban dan penjelasan secara rinci dari rumusan masalah tersebut di atas

yaitu sebagai berikut :

1. Menjelaskan BEN SMART sebagai strategi dalam mendongeng di

PAUD Anak Cerdas Rejang Lebong.

2. Menjelaskan hasil penerapan BEN SMART sebagai strategi dalam

mendongeng di PAUD Anak Cerdas Rejang Lebong.

3. Menjelaskan kendala yang dihadapi dalam penerapan BEN SMART

sebagai strategi dalam mendongeng di PAUD Anak Cerdas Rejang

Lebong.

D. Manfaat Karya Nyata

1. Secara Akademis :

Karya nyata yang dikembangkan dengan harapan menjadi referensi

bagi pendidik anak usia dini dalam meningkatkan kreatifitas mengajar

anak usia dini.

Page 5: MAKALA KARYA NYATA

4

2. Secara Praktis :

Karya nyata yang dikembangkan diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran berkaitan dengan peningkatan kreatifitas

pendidik anak usia dini.

Page 6: MAKALA KARYA NYATA

5

BAB II

PROFIL DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

A. Profil PAUD Anak Cerdas

PAUD anak Cerdas berada dibawah naungan UPT Sanggar

Kegiatan Belajar Rejang Lebong yang berdiri sejak tahun 2010. Untuk

lebih jelasnya profil PAUD anak Cerdas dapat dilihat pada tabel dibawah

ini :

Tabel 1

Profil PAUD Anak Cerdas

1 Nama Sekolah PAUD ANAK CERDAS

2 Tanggal Berdiri 3 Desember 2010

3 Alamat Sekolah Jln. Hutan kota Desa Duku Ulu

Kecamatan Curup Timur Kabupaten

Rejang Lebong Propinsi Bengkulu

39116

4 Nama Penyelenggara UPT SKB Rejang Lebong

5 Nama Pengelolah DETRIO AZWAR, Ama.Pd

6 Nama Kepala Sekolah KUSTILA

7 Jenis Program Kelompok Bermain

8 Website www.paudanakcerdas.blogspot.com

Gambar 1

Gedung PAUD Anak Cerdas

Page 7: MAKALA KARYA NYATA

6

B. Visi Misi

1. Visi

Meningkatkan mutu pendidikan dalam ilmu pengetahuan dan akhlak

sejak dini.

2. Misi

Menumbuhkembangkan keimanan ketaqwaan anak kepada Tuhan

Yang Maha Esa.

Menumbuhkembangkan kemampuan dasar anak dalam berbagai

aspek perkembangan

Menumbuhkembangkan kemampuan bersosialisasi anak dalam

keluarga, sekolah dan masyarakat

Menumbuhkembangkan kreativitas dan bakat anak secara optimal

Membentuk pribadi yang berkarakter dan berjiwa luhur

Membekali dengan berbagai kemampuan anak untuk mengikuti

pendidikan selanjutnya

C. Tujuan

Tujuan didirikannya PAUD Anak Cerdas adalah :

a. Memberi/menyediakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh

kembang anak usia dini agar dapat tumbuh berkembang secara

optimal.

b. Membantu orang tua/masyarakat mendidik dan mengasuh anak

usia dini.

Tabel 2

Peserta Didik PAUD Anak Cerdas

No. Kelompok Peserta Didik Tahun 2012-2013

1 A 18

2 B 8

Jumlah 26

Page 8: MAKALA KARYA NYATA

7

Tabel 3

Data Ruang Belajar PAUD Anak Cerdas

No. Kelompok Keadaan Ruang Belajar

Keterangan Baik Cukup Layak Kurang Layak

1 A+B √ - - Menumpang

Tabel 4

Data Guru PAUD Anak Cerdas

Nama Guru Pendidikan Pangkat/

Golongan Usia Masa Kerja

Kustila SMK - 38 3 Thn 02 Bln

Herlinda SMK - 42 3 Thn 02 Bln

D. Struktur PAUD Anak Cerdas

E. Strategi Pengembangan

1. RENCANA PENGEMBANGAN DI MASA DEPAN

PAUD Anak Cerdas memiliki perencanaan pengembangan di masa

depan, diantaranya adalah :

KEPALA SEKOLAH

KUSTILA

SEKRETARIS

SILVIA

BENDAHARA

DETRIO AZWAR, Ama.pd

TUTOR KELAS A

HERLINDA

TUTOR KELAS B

KUSTILA

WARGA BELAJAR

Page 9: MAKALA KARYA NYATA

8

Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan bagi anak usia dini

yang lebih memadai

Meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan PAUD dengan

cara mengadakan pelatihan.

Melakukan pendekatan kepada instansi dan atau Dinas yang

berkompeten untuk melancarkan program pendidikan yang

diselenggarakan.

Melakukan kampanye kepada masyarakat akan pentingnya

pendidikan bagi anak usia dini.

2. TUJUAN PAUD ANAK CERDAS SECARA UMUM ADALAH :

Membantu anak untuk terus belajar sepanjang hayat guna

menguasai keterampilan hidup.

Mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai

persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungannya.

Memberikan pengasuhan dan pembimbingan yang memungkinkan

anak usia dini tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan

potensinya.

Mengidentifikasi penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga

jika terjadi penyimpangan, dapat dilakukan intervensi dini.

Menyediakan pengalaman yang beranekaragam dan mengasyikkan

bagi anak usia dini, yang memungkinkan mereka mengembangkan

potensi dalam berbagai bidang, sehingga siap untuk mengikuti

pendidikan pada jenjang sekolah dasar (SD).

3. TANTANGAN YANG NYATA YANG DIHADAPI SEKOLAH

Kurang tersedianya fasilitas dan sarana bermain bagi peserta didik.

Page 10: MAKALA KARYA NYATA

9

Tempat yang sempit dan tidak representatif untuk menampung

anak didik dan kurang memadainya mobiler.

Penggunaan sementara ruang Perpustakaan UPT SKB Rejang

Lebong sebagai ruang pendidikan, sehingga perlu antisipasi

penyediaan ruangan baru bagi peserta PAUD Anak Cerdas.

Kurangnya motivasi orang tua terhadap anak tentang pentingnya

pendidikan.

Page 11: MAKALA KARYA NYATA

10

BAB III

IMPLEMENTASI KARYA NYATA DAN INOVASI

A. Metode dan Prosedur Kerja

Penerapan strategi BEN SMART pada PAUD Anak Cerdas yang

terletak di Jl. Hutan Kota Desa Duku Ulu Kecamatan Curup Timur

Kabupaten Rejang Lebong sebagai media dan tekhnik mendongeng

dilakukan dari hasil pengamatan dan hasil belajar pendidik untuk

kemudian diterapkan sebagai strategi untuk menyampaikan dongeng.

1. Pemilihan strategi

Agar kegiatan mendongeng menyenangkan, salah satu yang sangat

diperlukan untuk menunjang kegiatan tersebut adalah adanya media

mendongeng. Pada pendidikan anak usia dini dongeng mempunyai

tujuan edukatif. Menurut Hj. Titi Surtiati dan Sri Rejeki (1999:1)

“Media pendidikan dalam pengertian yang luas adalah semua benda,

tindakan atau keadaan yang dengan sengaja diusahakan/diadakan

untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak usia dini dalam rangka

mencapai tujuan”.

Berdasarkan pernyataan diatas timbul gagasan pendidik untuk

menggunakan biji aren ( BEN ) sebagai media mendongeng,

mengapa memilih biji aren :

a. Mudah diperoleh

Letak PAUD ANAK CERDAS berada di Desa Duku Ulu

berdampingan dengan Hutan Kota dan kebun-kebun penduduk

yang banyak terdapat pohon aren. Seperti kita ketahui Rejang

Lebong banyak menghasilkan buah aren muda atau biasa kita

sebut dengan buah kolang kaling, dan biasanya itu banyak

Page 12: MAKALA KARYA NYATA

11

ditemui menjelang bulan puasa. Disamping itu juga pohon aren

bisa menghasilkan gula aren, seperti kita ketahui juga Rejang

Lebong juga penghasil gula aren yang banyak untuk dikirim ke

Palembang dan pulau Jawa. Sedangkan biji aren yang tua itu

dibiarkan berjatuhan dan berserakan ditanah karena dianggap

tidak memiliki nilai rupiah. Pohon aren untuk wilayah PAUD

ANAK CERDAS dan sekitarnya tidak susah untuk ditemukan

karena hampir sepanjang jalan banyak terdapat pohon aren.

b. Hemat Biaya

Untuk mendapatkan biji aren (BEN) yang sudah tua pendidik

tidak perlu mengeluarkan modal.Pendidik bisa langsung

mengambil biji aren tua yang berserakan dibawah pohonnya

yang selama ini dianggap sampah oleh pemilik pohon aren.

Untuk menghasilkan sebuah Tokoh cerita, biaya yang

dikeluarkan ±Rp.200,-.

c. Hemat Waktu

Proses pembuatan media dongeng yang menggunakan biji aren

tidak memerlukan waktu yang lama, karena kita tidak

memerlukan pembuatan pola dan sebagainya,yang kita lakukan

Gambar 2

Biji Aren yang

berserakan dibawah

batangnya

Gambar 3

Pohon Aren disekitar

PAUD Anak Cerdas

Page 13: MAKALA KARYA NYATA

12

hanyalah membersihkan biji aren kemudian menempel biji

aren sesuai dengan bentuk yang kita inginkan dengan lem lilin.

Untuk menghasilkan sebuah Tokoh cerita, waktu yang

digunakan ± 3 menit.

d. Memiliki banyak manfaat

Dengan menggunakan biji aren sebagai bahan dasar dalam

pembuatan media dongeng banyak sekali manfaat yang bisa

dihasilkan,diantaranya :

Manfaat untuk pendidik

Bisa menghasilkan ide-ide kreatif lainnya dari sumber daya

alam disekitar PAUD.

Manfaat untuk pengelola PAUD

o Bisa mengurangi pengeluaran untuk pembelian

media atau pengadaan APE.

o Bisa memiliki pendidik yang kreatif

o Bisa meningkatkan mutu pendidikan PAUD

o Bisa meningkatkan peserta didik di PAUD

o Bisa meningkatkan kesejahteraan pengelola dan

pendidik PAUD

Manfaat untuk peserta didik

o Menimbulkan minat belajar peserta didik

o Bisa dijadikan APE untuk peserta didik

o Peserta didik lebih cepat mengerti tentang pelajaran

yang disampaikan

Page 14: MAKALA KARYA NYATA

13

Manfaat untuk masyarakat

Masyarakat pemilik pohon aren merasa terbantu dengan

diambilnya biji aren yang berserakan dibawah pohon aren

2. Deskripsi Strategi

a. BEN

Biji aren (BEN) yang pendidik gunakan dalam media dongeng

ini adalah biji aren yang sudah tua dan kering, yang sudah

jatuh ketanah.Bentuknya menyerupai biji salak dan berwarna

kehitaman panjangnya antara 3-4 cm dan memiliki ketebalan

sekitar 2-2,5 cm serta berpostur licin, sehingga memudahkan

pendidik dalam membentuknya menjadi media dongeng.

Kreatif membuat Biji aren (BEN) menjadi media dongeng

merupakan langkah awal dalam mendongeng. Digunakan

supaya anak lebih mudah mendapatkan gambaran dari

dongeng yang disampaikan.

Untuk menghasilkan satu media dongeng seperti binatang

pendidik memerlukan 10 – 20 biji aren, tergantung dengan

besar kecilnya media yang akan dibuat.

Gambar 4

Biji Aren yang sudah

dibersikan

Gambar 5

Biji Aren yang sudah

dibentuk jadi media

Dongeng

Page 15: MAKALA KARYA NYATA

14

Selama ini pemanfaatan biji aren sebagai media dalam

pembelajaran anak belum pernah digunakan. Sebelum

digunakan sebagai media pebelajaran dongeng, biji aren

terlebih dahulu dicuci bersih dan dikeringkan kemudian

dibentuk menjadi bentuk-bentuk karakter yang dipakai dalam

dongeng lalu dilem dan diwarnai.

Biji aren (BEN) yang sudah dibentuk menjadi tokoh karakter

dalam dongeng selain digunakan sebagai media dongeng, juga

bisa dijadikan sebagai Alat Permainan Edukatif (APE).

Gambar 6

Biji Aren yang dibentuk

seperti ayam

Gambar 7

Biji Aren yang dibentuk

seperti Srigala

Gambar 8

Biji Aren yang dibentuk

seperti Kelinci

Gambar 9

Biji Aren yang dibentuk seperti Sapi

Page 16: MAKALA KARYA NYATA

15

b. SMART

Sesuai dengan pengertian SMART yaitu pintar, maka

diharapkan pendidik pintar menyampaikan dongeng sedangkan

peserta didik pintar karena mendapat ilmu dari dongeng,oleh

karenanya penyajian dongeng kepada anak usia dini harus

memperhatikan SMART (ekSpresif, Menarik, intonAsi, Rilek,

inTeraktif).

3. Pembuatan RKH (Rencana Kegiatan Harian)

Sebelum menyampaikan dongeng, pendidik harus membuat

Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang kemudian disusun

berdasarkan RKM (Rencana Kegiatan Mingguan). Penyusunan

RKH disesuaikan dengan tahap perkembangan dan usia anak (lihat

dalam lampiran). PAUD Anak Cerdas menyediakan layanan dari

usia 3-6 tahun. Oleh karenanya penyusunan RKH harus sesuai

dengan tingkat usia anak. Penentuan jenis dongeng serta waktu

dongeng juga sangat mempengaruhi pendalaman pesan-pesan yang

akan disampaikan kepada anak.

Page 17: MAKALA KARYA NYATA

16

Tabel 5

SILABUS

Satuan Pendidikan : KOBER ANAK CERDAS

Kelompok : A

Semester/Minggu : II/30

Tema/Sub Tema : Binatang/ Mengenal Binatang Berkaki 2 dan 4

Waktu : 45 Menit

No. Kompete

nsi Dasar

Materi

Pokok

Kegiatan

Pembelajara

n

Indikator Penilai

an

Aloka

si

Wakt

u

Sumber/

Bahan/

Alat

1. Peserta

didik

mampu

membedak

an dan

menyebut

binatang

Berkaki 2

dan

berkaki 4

1. Binatang 1. Pendahuluan

- Guru mengatur

organisasi kelas

(posisi tempat

duduk anak) dan

berdoa bersama

- Guru merangsang

anak agar mau

mendengarkan

perbedaan

Binatang yang

berkaki 2 dan

berkaki 4

kemudian siswa

menirukan

kembali 3 – 4

urutan kata

2. Kegiatan Inti

- Siswa

Mengelompokka

n Binatang yang

berkaki 2

- Siswa

mengelompokka

n Binatang yang

- Mampu

mengelompok

kan binatang

yang berkaki 2

dan yang

berkaki 4

- Mampu

menirukan

guru

mengucapkan

3-5 suku kata

- Mampu

menyebutkan

nama – nama

binatang yang

berkaki 2 dan

yang berkaki 4

- Siswa mampu

manggambar

binatang yang

berkaki 2 atau

yang berkaki 4

-Keaktifan

siswa

dalam

kelas

-

Kedisipli

nan

Siswa

dalam

Kelas

-Bicara

Lancar

Kekayaan

Kosa

kata

- Respon

yang

baik

45

Menit

- Media

Gambar/

Page 18: MAKALA KARYA NYATA

17

berkaki 4

- Siswa

menggambar

binatang yang

berkaki 2 atau

yang berkaki 4

- Guru

memperlihatkan

gambar binatang

yang berkaki 2

dan berkaki 2

- Guru bertanya

kepada siswa

tentang gambar –

gambar tersebut

- Guru meminta

siswa untuk maju

ke depan kelas

menunjuk

gambar binatang

- Guru memberi

hadiah pada

siswa yang

berani maju

3. Kegiatan

Penutup

- Guru Memotivasi

Siswa Agar

selalu semangat

belajar

- Guru menyayikan

lagu ” Poci-poci”

- Guru menutup

pembelajaran

dengan bacaan

hamdalah

Page 19: MAKALA KARYA NYATA

18

Tabel 6

SATUAN KEGIATAN HARIAN

SATUAN PENDIDIKAN : KOBER

KELOMPOK : A

SEMESTER/MINGGU : 1I/30

TEMA/SUB TEMA : Binatang/Binatang Berkaki 2 dan 4

HARI, TANGGAL : Selas, 05 Mei 2013

WAKTU : 07.30 – 10.15

INDIKATOR KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ALAT/

SUMBER

BELAJAR

PENILAIAN

PERKEMBANGAN

ANAK

Alat Hasil

Disiplin

sekolah

Mendongeng

Menyebut

I. Kegiatan Pagi (

30 menit)

Berbaris

didepan kelas

Salam, doa,

nyanyi

Tanya jawab

tentang

bersedia

bermain

dengan teman

dan suka

menolong

(SE)

Praktek

Observasi

Hasil

karya

Unjuk

Kerja

Page 20: MAKALA KARYA NYATA

19

nama-nama

benda

Menggambar

binatang

berkaki dua

dengan

pensil

Doa sebelum

dan sesudah

makan

Menirukan

kembali 3 –

4 urutan kata

langsung

Menirukan

gerakan

burung

terbang dan

meloncat

(FMK)

II. Kegiatan Inti (60

menit)

Mendongeng

tentang akibat

suka

berbohong

(Bhs)

Pemberian

tugas

menjiplak

gambar

burung

(FMH)

Pemberian

tugas

Menghitung

gambar

burung (1-10)

(Kog)

III. Istirahat / makan

( 30 menit)

Cuci tangan

-Gambar

- Buku

gambar

-Pencil

gambar

Buku

Gambar

Page 21: MAKALA KARYA NYATA

20

sebelim

makan

Do’a sebelum

makan

Makan

bersama

Do’a sesudah

makan

Cuci tangan

sesudah

makan

IV. Kegiatan siang

(30 menit)

Latihan do’a

keluar rumah

Kesimpulan

pembelajaran

i hari

Do’a pulang

Salam

Pulang

Air, sabun

,serbet

Bekal anak

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Kelompok A,

PAUD Anak Cerdas

KUSTILA KUSTILA

Page 22: MAKALA KARYA NYATA

21

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KOBER ANAK CERDAS

Hari / Tanggal : Selasa, 05 Mei 2013

Kelompok : A

Tema : Budi Pekerti

Sub Tema : Tidaka Boleh Berbohong

Alokasi Waktu : 45 menit

a. Standar Kompetensi

Peserta didik memiliki budi pekerti yang baik

b. Kompetensi Dasar

Peserta didik mengetahui akibat dari suka berbohong.

c. Indikator

Mampu meyebut akibat dari berbohong

d. Alokasi Waktu

45 Menit

e. Tujuan Pembelajaran

Setelah Kegiatan Pembelajaran

Peseta didik mampu menyebutkan akibat dari berbohong

Peserta didik mampu menirukan guru mengucapkan kembali 3-4

urutan kata

f. Materi Pokok

Mendongeng dengan judul akibat suka berbohong dengan menggunakan

strategi BEN SMART

Page 23: MAKALA KARYA NYATA

22

g. Langkah-langkah Pembelajaran

Tabel 7

ALOKASI

WAKTU

LANGKAH –

LANGKAH KEGIATAN WAKTU

45 Menit

PEMBUKAAN

- Pendidik mengatur organisasi kelas

(posisi tempat duduk anak) dan berdoa

bersama

- Pendidik merangsang anak agar

mau mendengarkan dongeng dengan

tertib

- Peserta didik menirukan kembali 3 -

4 urutan kata

10 Menit

KEGIATAN

INTI

- Peserta didik mengucapkan ikrar

sebelum mendengar dongeng

GGuru mengucapkan ikrar sebelum

mendongeng

Guru memulai dongeng dengan

menggunakan media BEN SMART

Guru menanyakan kembali inti dari

dongeng kepada peserta didik

Guru memberi hadiah kepada peserta

didik yang mematuhi ikrar sebelum

mendongeng

25 Menit

PENUTUP

- Guru Memotivasi Siswa Agar selalu

semangat belajar

- Guru mengajak peserta didik

menyayikan lagu ” Poci-poci ”

- Guru menutup pembelajaran dengan

bacaan hamdalah

10 Menit

Page 24: MAKALA KARYA NYATA

23

h. Sumber Belajar

Gambar dan Dongeng

i. Penilaian

o Keaktifan siswa dalam kelas

o Kedisiplinan Siswa dalam Kelas

o Bicara Lancar

o Kekayaan Kosa kata

o Respon yang baik

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Kelompok A,

PAUD Anak Cerdas

KUSTILA KUSTILA

Waktu mendongeng menurut para ahli didasarkan pada daya pikir,

kemampuan bahasa, rentang konsentrasi, dan daya tangkap anak

diklasifikasikan sebagai berikut :

Sampai usia 4 tahun, waktu yang digunakan hingga 7 menit.

Usia 4-8 tahun, waktu yang digunakan hingga 10-15 menit.

Usia 8-12 tahun, waktu yang digunakan hingga 25 menit.

Namun tidak menutup kemungkinan waktu mendongeng

menjadi lebih panjang.

Page 25: MAKALA KARYA NYATA

24

4. Merancang BEN sebagai Media Dongeng

Setelah tema dan cerita didapat, langkah selanjutnya adalah

membuat tokoh-tokoh dalam cerita dari Biji Aren atau disingkat

BEN, Berikut adalah teknik pembuatan tokoh binatang dalam

dongeng dari BEN :

a. Persiapan

Mempersiapakan alat dan bahan yang akan digunakan dalam

membentuk karakter binatang dalam cerita yaitu:

Biji aren tua

Lem lilin

Pisau

Cat/plitur

Kuas

b. Pembentukan Tokoh dalam Cerita

Dalam pembentukan tokoh binatang yang ada dalam cerita

yaitu Kelinci, Kerbau, Ayam, dan Harimau dibutuhkan biji-biji

Gambar 10

Alat untuk membuat

Tokoh dalam Cerita

Page 26: MAKALA KARYA NYATA

25

aren yang sudah tua dan dibersihkan.Cara membuatnya sangat

sederhana, yaitu :

Cara membuat Kerbau dan Srigala :

Ambil 12 buah biji aren, pilih yang tua, licin dan

mengkilat

Tempel biji aren berhadapan sebanyak 3 buah sehingga

membentuk bulatan

Buat bulatan sebanyak 2 buah, ini dibuat untuk

dibentuk menjadi badan binatang.

Tempel kedua bulatan tadi, lalu tempel lagi 4 buah biji

aren untuk membuat kakinya, terakhir tempel lagi 2

buah biji aren dibagian atas untuk membuat leher dan

kepalanya.

Cara membuat kelinci

Ambil 9 buah biji aren, pilih yang tua, licin dan

mengkilat Tempel biji aren sebanyak 2 buah sehingga

membentuk sepasang telapak kaki

Buat bulatan dari 3 buah biji aren untuk menjadi badan

Kelinci, kemudian tempelkan di sepasang kaki tadi.

Tempelkan 2 buah biji aren diatas badan kelinci hingga

mirip tangan

Tempel lagi biji aren untuk membuat kepalanya,

terakhir belah dua biji aren untuk ditempel dibagian

atas kepala untuk membuat telinganya.

Cara membuat ayam

Ambil 7 buah biji aren, pilih yang tua, licin dan

mengkilat

Page 27: MAKALA KARYA NYATA

26

Buat bulatan dari 3 buah biji aren untuk menjadi badan

Ayam,

Tempel biji aren sebanyak 2 buah sehingga membentuk

sepasang kaki Ayam

Tempel lagi 2 buah biji aren untuk membuat leher dan

kepalanya.

c. Finishing

Setelah dibentuk biarkan mengering. Kemudian rapikan lem

yang ada di tokoh binatang yang kita buat. Untuk memper

cantik tampilan tokoh bisa dilakukan pewarnaan atau

pengecetan,

5. Langkah – Langkah Mendongeng

a. Kondisi Kesehatan

Rohani

Kita sebagai pendongeng diwajibkan sehat rohani dan

selalu bersfikir dan bersifat positif. Karena jika kita

dalam kondisi yang sedang mengalami kesehatan rohani

yang lemah akan mempengaruhi dalam mendongeng.

Jasmani

Karena dalam mendongeng itu memerlukan suara yang

prima, ekspersi tubuh dan kenyamanan, maka setiap

pendongeng harus fit dan sehat badannya.

b. Persiapan Mendongeng

Memilih dongeng

Memilih dongeng merupakan hal sangat penting karena

tidak semua dongeng dapat diterapkan kepada anak usia

dini. Dongeng yan dapat diterapkan kepada anak usia

dini adalah dongeng yang menarik, sederhana,

menghibur dan mengilhami anak untuk melakukan

sesuatu yang kreatif dan positif.

Membaca tuntas dan berulang-ulang

Page 28: MAKALA KARYA NYATA

27

Persiapan dalam mendongeng, pendongeng harus

membaca dongeng secara tuntas dan berulang-ulang

agar pendongeng benar-benar mendalami dan

menafsirkan dongeng tersebut dengan benar.

6. Menyampaikan Dongeng dengan Teknik SMART

Pada dongeng Kelinci sipembohong ini, teknik yang dipakai adalah

SMART. bawakan dongeng secara ekSpresif, Sampaikan dongeng

secara Menarik, , lafalkan dengan intonAsi yang jelas, ceritakan

dongeng dengan Rileks dan ajak anak-anak inTeraktif saat

dongeng berlangsung.

a. Ekpresif

Sikap kita saat mendongeng hendaknya tidak kaku. Berlakulah

wajar dan ekspresif. Perlu pula menggerakkan ekpresi tubuh,

suara dan pandangan mata, gerakan bibir dan berbagai organ

tubuh lainnya untuk menegaskan maksud dan tujuan yang

terkandung dalam dongeng tersebut. Mendongeng tidak harus

menghafal kapan gerakan tangan, mata ataupun kapan harus

tersenyum. Gerakan – gerakan itu akan muncul bila ada

penghayatan pada dongeng itu sendiri. Ia akan muncul secara

spontan dan ekspresif bila kita betul-betul memahami,

menjiwai dan mendalami dongeng yang kita tuturkan kepada

anak-anak.

b. Menarik

Bahwasanya seni mendongeng ini berkaitan dengan bagaimana

cara mengkisahkan suatu dongeng dengan sederhana sesuai

dengan kondisi yang didongengkan yaitu anak usia dini, tetapi

tetap sangat menarik dan menghibur yaitu dengan

menggunakan cara – cara sebagai berikut :

Membuat plot dongeng atau alur dongeng yang dekat

dengan kehidupan anak usia dini.

Page 29: MAKALA KARYA NYATA

28

Membuat kerangka dongeng

Memilih kosa kata yang mudah dipahami oleh anak usia

dini.

Menentukan gaya yang menyenangkan dan akrab bagi

anak usia dini.

Perlu diingat bahwa anak-anak akan lebih suka mendongen

dengan tuturan. Oleh sebab itu, dongen harum mempunyai plot

yang sederhana tapi menarik.

c. Intonasi

Memainkan intonasi yang berbeda-beda akan sangat

bermanfaat bagi indera pendengaran anak usia dini. Tentu,

dengan memainkan intonasi yang berbeda-beda menjadikan

dongeng yang kita sampaikan akan lebih menarik. Jika kita

mendongeng dengan nada yang datar, apalagi sambil

terkantuk-kantuk, anak akan bosan. Berbeda jika cara bertutur

kita amat variatif, misalkan tokoh Bulus dengan suara besar

dan agak serah, tokoh Duti dengan sucara keras dan cempreng

dan berbagai tokoh dengan karakter suaranya masing-masing

tentu perhatian anak akan lebih tercurah dan lebih fokus pada

dongeng yang kita tuturkan.

Dalam memproduksi suara yang sesuai dengan karakter tokoh

atau dialog dalam kondisi tertentu dalam dongeng. Untuk

memperoleh olah suara / vocal yang baik dalam mendongeng,

perlu latihan olah nafas dan olah vocal diantaranya :

Pernafasan dada atau biasa adalah Nafas yang telah

diambil disimpan pada rongga dada kemudian

keluarkan secara perlahan-lahan dan agak ditekan,

kemudian kita ulangi dan dikeluarkan lewat mulut

terbuka.

Page 30: MAKALA KARYA NYATA

29

Pernafasan diafragma adalah pengambilan nafas pelan

lalu kita simpan pada diafragma (ruangan antara dada

dan perut atau dasar dada) yang kemudian kita tekan

dan simpan untuk beberapa waktu lalu dilepaskan

pelan-pelan melalui mulut terbuka.

Untuk latihan vocal, buka mulut lebar-lebar untuk

menyuarakan huruf vocal mulai dari yang datar sampai

dengan nada tinggi.

d. Rileks

Dalam menyampaikan dongeng agar dapat dinikmati dan

dipahami sehingga tujuan dongeng tersebut tersampaikan,

tempat dan anak-anak harus dalam kondisi yang rileks. Rileks

dalam hal ini berarti penataan ruangan kelas yang bersih dan

nyaman. Kita juga bisa mensetting ruangan sesuai dengan

cerita yang akan disampaikan. Selain itu pengkondisian anak-

anak dibuat menyenangkan, tertib dan kedekatan terhadap

yang pendongeng. Minimalisirkan hal-hal yang nantinya

mengganggu konsentrasi anak dalam menikmati dongeng.

e. Interaktif

Anak usia dini yang rasa ingin taunya lebih besar, tidak akan

tinggal diam jika kita (pendidik) menggunakan media

mendongeng yang baru. Oleh karena itu interaktif dalam

mendongeng perlu diarahkan agar tidak mengganggu kondisi

yang sudah terbangun. Interaktif anak dengan pendidik dalam

mendongeng kita wujudkan dengan umpan balik seolah-olah

anak larut dan berada dalam cerita dongeng, misalkan

mengarahkan media mendongeng kepada anak saat berdialog.

Menirukan gerakan-gerakan tertentu dalam adegan dongeng

dan lain sebagainya.

Page 31: MAKALA KARYA NYATA

30

Interaksi dalam mendongeng yang perlu diperhatikan adalah

sebagai berikut :

Interaksi dilakukan untuk menggugah motivasi anak

dalam mendengarkan dongeng.

Interaksi harus sesuai dengan plot dongeng dan tidak

mengganggu konsentrasi anak.

Interaksi merangsang kepekaan anak dalam

mendengarkan dongeng.

7. Penilaian / Evaluasi

Penilaian pembelajaran mendongeng dilakukan melalui teknik

observasi. Melalui teknik ini pendidik dapat mengamati secara

cermat tampilan perilaku anak ketika menyimak. Agar kegiatan

mengevaluasi berjalan secara terencana dengan sistematis,

sebaiknya pendidik menyiapkan format observasi. Format dapat

berupa check list.

B. Hasil yang Dicapai dalam Melaksanakan Strategi BEN SMART

Setelah penerapan strategi BEN SMART dalam pembelajaran

mendongeng di PAUD Anak Cerdas maka hasil yang dicapai adalah :

1. Pendidik semakin terpacu dan kreatif memanfaatkan BEN dan Biji-biji

lain yang berada disekitar PAUD Anak Cerdas sebagai media

pembelajaran.

2. Anak-anak yang tumbuh sebagai karakter yang berakhlak mulia,

bertangung jawab, dan penuh kasih sayang. Karakter seorang anak

tidak dapat terbentuk dengan sekejap. Membutuhkan proses, sehingga

karakter yang baik itu dapat dilakukannya dengan kesadaran sendiri

tanpa paksaan dan tekanan dari orang lain.

3. Anak menjadi lebih semangat selama kegiatan pembelajaran, karena

pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan.

Page 32: MAKALA KARYA NYATA

31

4. Kreativitas dan kemampuan anak semakin berkembang. Kretivitas

yang diperoleh salah satunya dari proses pengembangan imajinasi dari

pendalaman suatu dongeng.

C. Kendala yang Dihadapi dalam Melaksanakan Strategi BEN SMART

Kendala-kendala yang dihadapi selama penerapan strategi BEN

SMART antara lain :

1. Dibutuhkan kemauan yang kuat dalam menerapkan strategi BEN

SMART karena dalam pembuatannya membutuhkan waktu dan

kreativitas. Sehingga pendidik harus menerapkan skala prioritas dalam

pembuatan media dongeng ini

2. Penjiwaan dilakukan sebagai pendalaman maksud atau tujuan suatu

dongeng. Esensi dari suatu dongeng bagi anak usia dini diharapkan

mampu menanamkan nilai-nilai karakter. Kurangnya penjiwaan pada

saat menyampaikan dongeng membuat suatu dongeng menjadi tidak

maksimal.

Page 33: MAKALA KARYA NYATA

32

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan Karya Nyata diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. BEN SMART adalah strategi yang dapat digunakan dalam

menyampaikan dongeng kepada anak usia dini sebagai penanaman

nilai-nilai karakter.

2. Hasil yang diperoleh dalam penerapan strategi BEN SMART adalah

pendidik semakin kreatif dan inovatif dalam menciptakan media

pembelajaran serta maksimal menggunakan dongeng dalam

pembelajaran dengan metode/cara yang menyenangkan.

3. Kendala yang dihadapi selama penerapan strategi BEN SMART

adalah waktu dan kemauan yang kuat sehingga tujuan dari penerapan

strategi ini bisa berhasil

B. Saran

1. Rekomendasi untuk pemerintah dan pembuat kebijakan

Strategi BEN SMART dapat menjadi model dalam pembelajaran

dongeng anak usia dini karena strategi ini sangat bermanfaat untuk

penanaman nilai-nilai karakter anak dan penerapannya pada PAUD di

seluruh Indonesia.

2. Rekomendasi untuk pengelola PAUD

Pemberdayaan dan optimalisasi dongeng sebagai indikator

pengembangan kemampuan anak disertai penerapan strategi BEN

SMART di dalamnya.

3. Rekomendasi untuk pendidik anak usia dini.

Mengaplikasikan strategi BEN SMART ketika menyampaikan

dongeng kepada anak sebagai pembelajaran di kelas.

4. Rekomendasi untuk masyarakat.

Page 34: MAKALA KARYA NYATA

33

Agar masyarakat senantiasa memberikan dukungan penuh kepada

setiap program dan metode pembelajaran di PAUD sehingga strategi

BEN SMART dapat lebih maksimal lagi.