makala h
TRANSCRIPT
I. Gambaran Kasus
Hawai merupakan salah satu Negara bagian di Amerika. Di salah satu kepulauan
yaitu Oahu dengan ibu kota Honolulu adalah tempat peredaran narkoba yang sangat
pesat dan menghawatirkan. Jenis narkoba yang paling banyak beredar adalah Meth
dengan varian berupa glass, tina, dan ice. Zat ini merupakan zat stimulan yang
bersifat sintetik. Dampak yang ditimbulkan dari pengkonsumsian meth adalah efek
ketergantungan (highly addictive) dan jika dikonsumsi dalam jumlah dan jangka
waktu yang tidak segera dihentikan maka akan menimbulkan gangguan paranoid
sampai psikosis. Penjualan meth sendiri dibandrol dengan harga yang cukup mahal,
akan tetapi penyebarannya telah menembus semua kalangan masyarakat.
Dalam kasus ini terdapat seorang pengguna yang bernama Stevie. Dia adalah
seorang pemuda berusia sekitar 20 tahunan. Secara fisik ia tampak sehat layaknya
pemuda Amerika pada umumnya. Akan tetapi terdapat sesuatu yang membuatnya
tidak sehat seperti tampilan fisik yang ditunjukan. Pengkonsumsian meth dilakukan
dengan menggunakan pipa (meth pipe) dimana kristal meth dimasukan ke dalam
pipa dan dibakar untuk selanjutnya dihisap.
Ketika Stevie berada dalam situasi yang sulit atau melupakan masalah yang ada
maka ia akan memperbanyak jumlah konsumsi meth. Efek yang timbul dari
pengkonsumsian adalah peningkatan energi yang dikeluarkan dengan aktivitas
monoton yang berlebihan atau cenderung diulang – ulang (repetitive obsessive
behaviour), salah satunya membersihkan rumah.
Ibu Stevie baru menyadari bahwa anaknya menggunakan narkoba beberapa
minggu terakhir. Ia sering memergoki Stevie merokok dikamar atau halaman rumah
dan kerap menegur, tanpa menyadari bahwa aktivitas merokok yang dilakukan
Stevie adalah mengkonsumsi narkoba. Untuk itu ibu Stevie menyarankan anaknya
untuk berhenti mengkonsumsi narkoba dan menjalani rehabilitasi.
Stevie menyadari bahwa apa yang dilakukannya adalah perbuatan yang
menyimpang. ia berharap dapat menjalani aktivitas normal seperti orang pada
umumnya dan meraih segala impian tanpa melakukan kesalahan. Dia tidak mampu
menghadapi pengalaman dan situasi sulit yang terjadi disekitarnya. Stevie sudah
berusaha untuk berhenti tetapi selalu gagal. Dia merasa tidak dapat lepas dari obat
atau kembali pada dirinya yang semula karena yang sangat ia butuhkan hanyalah ice
( meth ).
II. Permasalahan
Kasus ini termasuk dalam ketergantungan obat, berikut adalah gejala-gejala yang
dialami klien:
Ketagihan terhadap obat yang dikonsumsi.
Memperbanyak dosis untuk mendapatkan efek yang diinginkan, yaitu merasa
terbebaskan dari masalah yang menjadi realita
Tidak dapat menghentikan pengkonsumsian meth.
Merasa gelisah ketika tidak mengkonsumsi obat
Melakukan suatu kegiatan yang berlebihan atau cenderung diulang, salah
satunya membersihkan rumah tanpa memperdulikan kegiatan lainnya.
III. Identifikasi Simtom
Sindrom ketergantungan
Ketagihan terhadap obat yang dikonsumsi.
Memperbanyak dosis untuk mendapatkan efek yang diinginkan.
Tidak dapat menghentikan pengkonsumsian meth.
Merasa gelisah ketika tidak mengkonsumsi obat
Melakukan suatu kegiatan yang berlebihan atau cenderung diulang, salah
satunya membersihkan rumah.
Diagnosis Kriteria Diagnosis PPDGJ III Simtom yang muncul Sesuai Tidak
sesuai
F1x.2 Sindrom
ketergantungan
Diagnosis ketergantungan yang
pasti ditegakan jika ditemukan 3
atau lebih gejala dibawah ini
dialami dalam masa 1 tahun
sebelumnya :
- Adanya keinginan yang
kuat atau dorongan yang
memaksa (kompulsi)
untuk menggunakan zat
- Tidak dapat
menghentikan
pengkonsumsian
meth.
#
psikoaktif
- Kesulitan dalam
mengendalikan perilaku
menggunakan zat,
termasuk sejak mulainya,
usaha penghentian, atau
pada tingkat sedang
menggunakan
- Ketagihan terhadap
obat ( meth ) yang
dikonsumsi.
#
- Keadaan putus zat secara
fisiologis (lihat F1x.3 atau
F1x.4) ketika penghentian
penggunaan zat atau
pengurangan, terbukti
dengan adanya gejala
putus zat yang khas, atau
orang tersebut
menggunakan zat atau
golongan zat yang sejenis
dengan tujuan untuk
menghilangkan atau
menghindari terjadinya
gejala putus zat
- Merasa gelisah ketika
tidak mengkonsumsi
obat (meth).
#
- Terbukti adanya toleransi,
berupa peningkatan dosis
zat psikoaktif yang
diperlukan guna
memperoleh efek yang
saat yang biasanya
diperoleh dengan dosis
lebih rendah (contoh yang
jelas dapat ditemukan
- Memperbanyak dosis
untuk mendapatkan
efek yang diinginkan,
yaitu merasa
terbebaskan dari
masalah yang menjadi
realita.
#
pada individu dengan
ketergantungan alcohol
dan opiate yang dosis
hrianya dapat mencapai
taraf yang dapat membuat
tak berdaya atau
mematikan bagi pengguna
pemula
- Secara progresif
mengabaikan menikmati
kesenangan atau minat
lain disebabkan
penggunaan zat psikoaktif,
meningkatnya jumlah
waktu yang diperlukan
untuk mendapatkan atau
menggunakan zat atau
untuk pulih dari akibatnya
- Melakukan suatu
kegiatan yang
berlebihan atau
cenderung diulang,
salah satunya
membersihkan rumah
tanpa memperdulikan
kegiatan lainnya.
#
- Tetap menggunakan zat
meskipun ia menyadari
adanya akibat yang
merugikan kesehatannnya,
seperti gangguan fungsi
hati karena minum alcohol
berlebihan, keadaan
depresi sebagai akibat dari
suatu periode penggunaan
zat yang berat, atau
hendaya fungsi kognitif
berkaitan dengan
#
penggunaan zat ; upaya
perlu diadakan untuk
memastikan bahwa
pengguna zat sungguh-
sungguh, atau dapat
diandalkan, sadar akan
hakekat dan besarnya
bahaya.
6 0
F1x.24
Kini sedang
menggunakan
zat
( ketergantung
an aktif )
#
Diagnosa Sindrom Ketergantungan : kini sedang menggunakan zat ( ketergantungan aktif) dapat
ditegakan
IV. Analisa Kasus
Klien yang bernama Stevie seorang pemuda berusia 20 tahunan. Stevie adalah
seorang pengguna crystal meth yang berasal dari kepulauan Oahu dengan ibukota
Honolulu. Penggunaan crystal meth oleh Stevie dimulai sejak ia remaja, disebabkan
karena Stevie tidak mampu menghadapi situasi yang sulit atau melupakan masalah
yang ia hadapi sehingga secara berangsur-angsur memperbanyak jumlah konsumsi
crystal meth. Dalam teori humanistik, Stevie berada dalam sikap defensif yaitu
perlindungan atas konsep diri dari kecemasan dan ancaman, dengan penyangkalan
atau distorsi dari pengalaman yang tidak konsisten dengan konsep diri (Rogers, 1959
dalam Feist & Feist, 2010). Dimana Stevie tidak percaya dengan kemampuan
dirinya dapat menghadapi pengalaman atau permasalahan di hidup nya. Disisi lain,
Stevie juga melakukan penyangkalan yaitu menolak untuk menghayati pengalaman
dalam kesadaran nya sehingga dia mengalihkan kepada penggunaan crystal meth.
Dalam teori perkembangan menurut Maslow terdapat suatu hierarki
kebutuhan dasar manusia yang terdiri dari Fisiologi, Rasa aman, Cinta dan Kasih
sayang, self esteem, dan aktualisasi diri. Pada awalnya, Stevie menganggap bahwa
dirinya dapat mencapai segala impian seperti remaja pada umumnya akan tetapi
proses untuk mencapai aktualisasi diri terhambat pada tahap rasa aman. Pada tahap
rasa aman Stevie mengalami inkongruensi antara konsep diri dengan pengalaman
yang dialami. Dia merasa tidak mampu menghadapi situasi sulit atau permasalahan
yang terjadi dalam hidup ( Feist & Feist,2010).
V. Rekomendasi Intervensi
Menurut kami, rekomendasi intervensi untuk ketergantungan obat pada Stevie
ialah Client Centered Therapy. Client Centered Therapy yaitu pendekatan yang
berpusat pada klien, untuk orang-orang yang rentan atau cemas, dapat berkembang
secara psikologis jika bertemu dengan terapis yang kongruen dan yang mereka
rasakan sebagai orang yang mampu memberikan nuansa penerimaan tidak bersyarat
dan empati yang akurat.
Dalam Yashuane, dkk, Client Centered Therapy berupa Motivational Enhancement
Therapy tepat direkomendasikan untuk kasus stevie. Inti dari terapi ini adalah
mengubah sikap ketergantungan terhadap meth dengan cara yang pertama fokus
terhadap raport, mengumpulkan informasi untuk mengubah motivasi diri dan
membangun motivasi. Yang kedua terdiri dari mencoba memprediksi kesiapan untuk
berubah, menggali perasaan yang mungkin akan menghalangi proses perubahan,
menggunakan proses latihan yang seimbang, komitmen untuk berubah, dan
membuat daftar rencana perubahan yang akan dijalani oleh klien. Yang ketiga
meliputi asesmen terhadap situasi yang beresiko terhadap pengguna MDMA dan
MAMP, meyakinkan rencana perubahan, dan membuat komitmen perubahan
kembali serta strategi coping.
Dalam kasus Stevie, therapist menggunakan metode therapy yang pada
dasarnya menrupakan Client Centered Therapy, yakni subjek diminta untuk
melakukan suatu kegiatan yaitu snorkling yang kemudian subjek diminta untuk
mencari arti dari apa yang subjek lihat di dalam air dan pemandangan yang ada di
dalamnya. Dalam proses tersebut Stevie mengungkapkan bahwa apa yang dia
dapatkan dari proses therapy sangat menakjubkan. Stevie melihat bagaimana lumba-
lumba berenang dengan bebas dan menikmati kehidupannya dan itu yang seharusnya
ia lakukan pada dirinya.
VI. Referensi
Feist & Feist. 2010. Teori Kepribadian “Theorist of Personality” buku 2. Jakarta : Salemba
Humanika
Maslim, Rusdi. 2003. Diagnosis Gangguan Jiwa “PPDGJ III”. Jakarta : PT Nuh Jaya
Huang, Ya-Shuane, at all. 2011. Effects of Motivational Enhancement Therapy on
Readiness to Changes MDMA and Methamphetamine Used Behaviour in
Taiwanese Adolecents. Taiwan : Kaohsiung University
www.youtube.com
Ketergantungan Zat Adiktif
Effects of Motivational Enhancement Therapy on Readiness to Changes MDMA and
Methamphetamine Used Behaviour in Taiwanese Adolecents
Disusun Oleh :
Euis Desy Mayangsari
Kartika Sari Suharto
Merly M
Nadia Athifa
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA
2013