macam koaguln.docx
DESCRIPTION
koagulanTRANSCRIPT
MACAM-MACAM KOAGULAN
a. Pengertian Koagulan
Koagulan adalah bahan kimia yang mempunyai kemampuan menetralisasi
muatan partikel koloid dan mampu untuk mengikat partikel koloid tersebut membentuk
gumpalan atau flok. Flok tersebut selanjutnya akan masuk ke tahapan selanjutnya
seperti sedimentasi sehingga terbentuklah sedimen sedimennya. Efektifitas dari kerja
koagulan tergantung dari pH dan dosis dari pemakaian serta tergantung pula dari sifat
air limbah yang diolah. Pemilihan zat koagulan harus berdasarkan pertimbangan antara
lain jumlah dan kualitas air yang akan diolah, kekeruhan air baku, metode filtrasi serta
sistem pembuangan lumpur endapan (Alaerts, 1984, 52).
b. Jenis-Jenis Koagulan
1. Aluminium sulfat (Alum), Al2(SO4)3.18H2O
Garam Aluminium Sulfat jika ditambahkan dalam air dengan mudah akan larut
dan bereaksi dengan HCO3- menghasilkan aluminium hidroksida. Dengan adanya
aluminium hidroksida yang bermuatan positif, maka akan terjadi tarik menarik antara
partikel koloid yang bermuatan negatif dengan partikel aluminium hidroksida sehingga
terbentuk gumpalan partikel yang makin lama makin besar dan berat serta cepat
mengendap. Selain itu juga partikel zat organik tersuspensi, zat anorganik, bakteri dan
mikro organisme yang lain dapat bersama-sama membentuk gumpalan partikel atau flok
yang akan mengendap bersama-sama.
Jika alkalinitas air tidak cukup untuk dapat bereaksi dengan Alum, maka dapat
ditambahkan kapur atau soda abu agar reaksi dapat berjalan dengan baik.
Al2(SO4)3.18H2O + 3 Ca(HCO3)2 2 Al(OH)3 + 3 CaSO4 + 6 CO2 + 18 H2O
Al2(SO4)3.18.H2O + 3 Ca(OH)2 2 Al(OH)3 + CaSO4 + 18 H2O
Al2(SO4)3.18H2O + 3 Na2CO3 + 3H2O 2Al(OH)3 + 3Na2SO4 +3CO2+ 18H2O
Al2(SO4)3.18H2O + 6 NaOH 2 Al(OH)3 + 3 Na2SO4 + 3CO2 + 18 H2O
Aluminium sulfat atau alum, diproduksi dalam dalam bentuk padatan atau
cairan. Banyak dipakai karena harganya relatif murah dan efektif untuk mengolah air
dengan kekeruhan yang tinggi dan baik dipakai bersama-sama dengan zat koagulan
pembantu. Dibandingkan dengan garam besi Alum tidak menimbulkan pengotoran yang
serius pada dinding bak. Salah satu kekurangannya flok yang terjadi lebih ringan
dibanding flok koagulan garam besi dan selang pH lebih sempit yaitu 5,5 – 8,5. Alum
padat umumnya dipakai dalam bentuk larutan dengan konsentrasi 5 – 10 % untuk
Nama : Dwi Apriansyah NIM : 03101003044
skala kecil dan untuk skala besar 20 – 30 %. Alum cair cara pengerjaan dan transportasi
mudah tetapi pada suhu rendah dan konsentrasi tinggi akan terjadi pengkristalan Al2O3
yang menyebabkan pada penyumbatan pada perpipan (Tchobanoglous, dkk, 2003,
267 ).
Tawas, atau dalam bahasa Inggrisnya disebut "Alum" adalah suatu kristal sulfat
dari logam-logam seperti lithium, potassium, calcium, alumunium, dan logam-logam
lainnya. Kristal tawas ini cukup mudah larut dalam air, dan kelarutannya berbeda-beda
tergantung pada jenis logam dan suhu. Tawas telah dikenal sebagai flocculator yang
berfungsi untuk menggumpalkan kotoran-kotoran pada proses penjernihan air. Selain
itu, tawas juga digunakan sebagai deodorant, karena sifat antibakterinya. Alum
merupakan salah satu senyawa kimia yang dibuat dari dari molekul air dan dua jenis
garam, salah satunya biasanya Al2(SO4)3. Alum kalium, juga sering dikenal dengan
alum, mempunyai rumus formula yaitu K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O.
Alum kalium merupakan jenis alum yang paling penting. Alum kalium
merupakan senyawa yang tidak berwarna dan mempunyai bentuk kristal oktahedral atau
kubus ketika kalium sulfat dan aluminium sulfat keduanya dilarutkan dan didinginkan.
Larutan alum kalium tersebut bersifat asam. Alum kalium sangat larut dalam air panas.
Ketika kristalin alum kalium dipanaskan terjadi pemisahan secara kimia, dan sebagian
garam yang terdehidrasi terlarut dalam air. Alum kalium memiliki titik leleh 900ºC.
Tipe lain dari alum adalah aluminium sulfat yang mencakupi alum natrium, alum
amonium, dan alum perak. Alum digunakan untuk pembuatan bahan tekstil yang tahan
api, obat, dan sebagainya.
Aluminium sulfat padat dengan nama lain: alum, alum padat, aluminium alum,
cake alum, atau aluminium salt adalah produk buatan berbentuk bubuk, butiran, atau
bongkahan, dengan rumus kimia Al2(SO4)3. xH2O. Kekeruhan dalam air dapat
dihilangkan melalui penambahan sejenis bahan kimia yang disebut koagulan. Pada
umumnya bahan seperti Aluminium sulfat [Al2(SO4)3.18H2O] atau sering disebut alum
atau tawas, fero sulfat, Poly Aluminium Chlorida (PAC) dan poli elektrolit organik
dapat digunakan sebagai koagulan. Untuk menentukan dosis yang optimal, koagulan
yang sesuai dan pH yang akan digunakan dalam proses penjernihan air, secara
sederhana dapat dilakukan dalam laboratorium dengan menggunakan tes yang
sederhana (Alearts & Santika, 1984).
Prinsip penjernihan air adalah dengan menggunakan stabilitas partikel-partikel
bahan pencemar dalam bentuk koloid. Stabilitas partikel-partikel bahan pencemar ini
disebabkan:
a) Partikel-partikel kecil ini terlalu ringan untuk mengendap dalam waktu yang
pendek (beberapa jam).
b) Partikel-partikel tersebut tidak dapat menyatu, bergabung dan menjadi partikel
yang lebih besar dan berat, karena muatan elektris pada permukaan, elektrostatis
antara muatan partikel satu dan yang lainnya. Stabilitas partikel-partikel bahan
pencemar ini dapat diganggu dengan pembubuhan koagulan.
Dalam proses penjernihan air secara kimia melibatkan dua proses yaitu
koagulasi dan flokulasi (Alearts & Santika, 1984). Proses koagulasi adalah suatu proses
pertumbuhan dan pencampuran dilakukan secara tepat dari suatu proses koagulan,
stabilisasi dan partikel-partikel koloid tersuspensi, serta agregasi awal dari partikel-
partikel terstabilisasi (Reynold, 1982).
Partikel-partikel koloid yang terbentuk umumnya terlalu sulit untuk dihilangkan
jika hanya dengan pengendapan secara gravitasi. Tetapi apabila koloid-koloid tersebut
distabilkan dengan cara agregasi atau koagulasi menjadi partikel yang lebih besar maka
koloid-koloid tersebut dapat dihilangkan dengan cepat (Metcalf & Eddy, 1978).
Terdapat tiga mekanisme koagulasi yaitu komponen lapisan ganda (double layer
compression), adsorbsi (adsorbtion) dan absorbsi oleh polimer (absorption by polymer).
Koagulasi merupakan proses penambahan bahan kimia (koagulan) yang memiliki
kemampuan untuk menjadikan partikel koloid tidak stabil sehingga partikel siap
membentuk flok. Terdapat tiga tahap penting pada proses pengolahan air dengan
penambahan zat kimia seperti tawas yaitu: tahap pembentukan inti endapan, tahap
flokulasi, tahap pemisahan flok dengan cairan. Koagulasi dan flokulasi merupakan
suatu proses yang umum dilakukan dalam pengolahan limbah cair industri.
Koagulasi adalah proses penambahan bahan kimia atau koagulan ke dalam air
limbah yang bertujuan untuk mengurangi daya tolak menolak antar partikel koloid,
sehingga partikel-partikel tersebut dapat bergabung menjadi flok-flok kecil. Flokulasi
adalah proses penggabungan flok-flok kecil sehingga menjadi flok-flok yang lebih besar
sehingga akan mudah mengendap. Biasanya pengolahan air dengan menggunakan tawas
ini, dilakukan pada awal proses pengolahan air kotor. Tawas ditambahkan ke dalam air
sehingga menyebabkan partikel-partikel tersuspensi akan mengendap dan kemudian air
dapat diolah lebih lanjut. Salah satunya dengan proses filtrasi. Kemudian didesinfeksi
lalu dapat dikonsumsi. Tawas merupakan alumunium sulfat yang dapat digunakan
sebagai penjernih air seperti sedimentasi (water treatment) karena tawas yang
dilarutkan dalam air mampu mengikat kotoran-kotoran dan mengendapkan kotoran
dalam air sehingga menjadikan air menjadi jernih.
Tawas dikenal sebagai koagulan didalam pengolahan air limbah. Sebagai
koagulan tawas sangat efektif untuk mengendapkan partikel yang melayang baik dalam
bentuk koloid maupun suspensi. Selain digunakan sebagai penjernih air, tawas juga
dapat digunakan sebagai zat aditif untuk antiperspirant (deodorant). Tawas sendiri
adalah kelompok garam rangkap berhidrat berupa kristal dan bersifat isomorf. Tawas ini
dikenal dengan nama potassium aluminium sulfat dodekahidrat atau KAl(SO4)2.12H2O
yang dikenal banyak sebagai koagulan didalam pengolahan air maupun limbah. Sebagai
koagulan alum sulfat sangat efektif untuk mengendapkan partikel yang melayang baik
dalam bentuk koloid maupun suspensi. Tawas ini dipasaran dibedakan atas 2 jenis
berdasarkan bentuknya, yaitu tawas butek dan tawas bening.
Tawas atau alum dapat dibuat melalui dua cara yaitu :
1. Proses Bauxite
Dengan proses bauxite ini, tawas dibuat langsung dari bauxite dan asam sulfat.
Dimana bauxite mengandung kurang lebih 50% Al(OH)3.
2. Proses Al(OH)3
Dengan proses Al(OH)3 ini, tawas dibuat dari Al(OH)3 yang direaksikan dengan
asam sulfat membentuk alum sulfat. Tawas yang baik adalah tawas yang mampu
mengikat banyak kotoran-kotoran dan mengendapkannya sehingga air menjadi
jernih.
2. Poly Aluminium Chloride (PAC)
PAC merupakan bentuk polimerisasi kondensasi dari garam aluminium,
berbentuk cair dan merupakan koagulan yang sangat baik. PAC mempunyai daya
koagulasi lebih besar daripada alum dan dapat menghasilkan flok yang stabil walaupun
pada suhu yang rendah dan pengerjaannya pun mudah (Alaerts, 1984, 56). Koagulasi
dengan poli alumunium klorida dapat dengan mudah memproduksi flok yang kuat.
Beberapa keunggulan yang dimiliki PAC dibanding koagulan lainnya :
1. PAC dapat bekerja di tingkat pH yang lebih luas, dengan demikian tidak
diperlukan pengoreksian terhadap pH, terkecuali bagi air tertentu. Kandungan
belerang dengan dosis cukup akan mengoksidasi senyawa karboksilat rantai
siklik membentuk alifatik dan gugusan rantai hidrokarbon yang lebih pendek
dan sederhana sehingga mudah untuk diikat membentuk flok. Kadar khlorida
yang optimal dalam fasa cair yang bermuatan negatif akan cepat bereaksi dan
merusak ikatan zat organik terutama ikatan karbon nitrogen yang umumnya
dalam struktur ekuatik membentuk suatau makromolekul terutama gugusan
protein, amina, amida dan penyusun minyak dan lipida.
2. PAC tidak menjadi keruh bila pemakaiannya berlebihan, sedangkan koagulan
yang lain (seperti alumunium sulfat, besi klorida dan fero sulfat) bila dosis
berlebihan bagi air yang mempunyai kekeruhan yang rendah akan bertambah
keruh. Jika digambarkan dengan suatu grafik untuk PAC adalah membentuk
garis linier artinya jika dosis berlebih maka akan didapatkan hasil kekeruhan
yang relatif sama dengan dosis optimum sehingga penghematan bahan kimia
dapat dilakukan. Sedangkan untuk koagulan selain PAC memberikan grafik
parabola terbuka artinya jika kelebihan atau kekurangan dosis akan menaikkan
kekeruhan hasil akhir, hal ini perlu ketepatan dosis.
3. PAC mengandung suatu polimer khusus dengan struktur polielektrolite yang
dapat mengurangi atau tidak perlu sama sekali dalam pemakaian bahan
pembantu, ini berarti disamping penyederhanaan juga penghematan untuk
penjernihan air. Kandungan basa yang cukup akan menambah gugus hidroksil
dalam air sehingga penurunan pH tidak terlalu ekstrim sehingga penghematan
dalam penggunaan bahan untuk netralisasi dapat dilakukan.
4. PAC lebih cepat membentuk flok daripada koagulan biasa ini diakibatkan dari
gugus aktif aluminat yang bekerja efektif dalam mengikat koloid yang ikatan ini
diperkuat dengan rantai polimer dari gugus polielektrolite sehingga gumpalan
floknya menjadi lebih padat, penambahan gugus hidroksil kedalam rantai koloid
yang hidrofobik akan menambah berat molekul, dengan demikian walaupun
ukuran kolam pengendapan lebih kecil atau terjadi over-load bagi instalasi yang
ada, kapasitas produksi relatif tidak terpengaruh.
3. Ferro Sulfat
Dikenal sebagai Copperas, bentuk umumnya adalah granular. Ferrous Sulfate
dan lime sangat efektif untuk proses penjernihan air dengan pH tinggi (pH > 10). Ferro
Sulfat diproduksi dalam bentuk kristal bewarna hijau atau butiran untuk pembubuhan
kering dengan kandungan FeSO4 kira-kira 55 %. Biasanya digunakan bersamasama
dengan kapur untuk menaikan pH sehingga ion Ferro terendapkan dalam bentuk feri
hidroksida Fe(OH)3.
Ferro sulfat kurang sesuai untuk menghilangkan warna akan tetapi sangat baik
untuk pengolahan air yang mempunyai alkalinitas, kekeruhan dan DO yang tinggi.
Kondisi pH yang sesuai antara 9 – 11. Ferro Sulfat lebih murah dibanding Alum,
tetapi pengolahan air dengan menggunakan Ferro Sulfat memperbesar kesadahan air.
Berikut adalah reaksi pada ferro sulfat :
FeSO4.7H2O + Ca(OH)2 Fe(OH)2 + CaSO4 + 7 H2O
4 Fe(OH)2 + O2 + 2H2O 4 Fe(OH)3
4. Ferri Chlorida
Ferri klorida dan ferri sulfat merupakan bahan koagulan dengan nama dagang
bermacam-macam. Dapat bereaksi dengan bikarbonat (alkalinitas) atau kapur.
2 FeCl3 + 3 Ca(HCO3)2 2 Fe(OH)3 + CaCl2 + 21 H2O
2 FeCl3 + 3 Ca(OH)2 2 Fe(OH)3 + 3 CaCl2
Keuntungan dari koagulan garam ferri antara lain proses koagulasi dapat
dilakukan pada selang pH yang lebih besar, biasanya antara pH 4 - 9. Flok yang terjadi
lebih berat sehingga cepat mengendap serta efektif untuk menghilangkan warna , bau
dan rasa. Dalam pengolahan air penggunaannya terbatas karena bersifat korosif dan
tidak tahan untuk penyimpanan yang terlalu lama.
5. Sodium Aluminate (NaAlO)
Koagulan ini lebih baik dipakai dengan cara bersama-sama dengan alum
karena akan menurunkan pemakaian alum dan biasa menghilangkan warna. Digunakan
dalam kondisi khusus karena harganya yang relatif mahal. Biasanya digunakan sebagai
koagulan sekunder untuk menghilangkan warna dan dalam proses pelunakan air dengan
lime soda ash.
6. Amonia Alum
Koagulan ini dipakai dengan cara dilarutkan terlebih dahulu di dalam suatu pot
dengan memakai tekanan, baru larutannya diinjeksikan ke dalam air .
Flokulasi adalah pengadukan dengan proses lambat untuk menggabungkan partikel –
partikel terdestabilisasi dan membentuk padat atau flok, dengan kecepatan pengendapan
tinggi. Penambahan flokulan tersebut dapat mengatasi, misalnya flok kecil yang
mengendap dengan lambat, yang dihasilkan dari koagulasi air warna yang mengandung
zat-zat pengganggu.
7. Chlorinated copperas
Dibuat dengan menambahkan klorin untuk mengioksidasi Ferrous Sulfate.
Keuntungan penggunaan koagulan ini adalah dapat bekerja pada jangkauan pH 4,8
hingga 11. Pada kasus pembentukan flok yang lemah dengan menggunakan dosis tawas
optimum untuk menghilangkan warna, polialumunium klorida (PAC) dapat digunakan
sebagai koagulan pilihan selain tawas.
8. Ferrie sulfate ( Fe2(SO4)3)
Mampu untuk menghilangkan warna pada pH rendah dan tinggi serta dapat
menghilangkan Fe dan Mn.
Untuk senyawa besi, tipe hidrolisa yang sama dapat berlangsung seperti :
Fe3+ + 3H2O → Fe(OH)3 + 3H+
Terdapat pula ion ferri hidrat seperti : [Fe(H2O)6]3+ dengan persamaan reaksi
yang sama dengan hidrolisa [Al(H2O)6]3+.
Pembentukan [Fe(H2O)2(OH)4]− atau Fe(OH)4− hanya terjadi pada pH tinggi,
tetapi tidak biasa ditemui pada pengolahan secara konvensional, jadi batas pH untuk
koagulasi dengan Fe3+ lebih besar dari pada untuk Al3+, sebagai contoh pH 9 untuk
koagulasi dengan Fe3+ dan 7,8 untuk Al3+. Senyawa besi mempunyai tendensi
membentuk jenis polinuklir yang lebih kecil dibandingkan dengan aluminium.
Dosis kagulan yang diperlukan tergantung pada :
1. Konsentrasi warna.
2. Zeta potential (pengukuran mobilitas elektroforesa) juga merupakan faktor penting
untuk menghilangkan warna secara efektif. Hal ini erat hubungannya dengan sisa
konsentrasi warna. Pada pH yang optimum, sisa warna berkurang secara
proporsional dengan penambahan dosis koagulan.
3. Jenis koagulan → koagulan yang dapat digunakan untuk menghilangkan warna
adalah :
a. Garam aluminium : Alum sulfat/tawas, Al2(SO4)3.xH2O, Polyaluminium
chloride, PAC (PACl), Aln(OH)mCl3n-m.
b. Garam besi (III) : Ferri sulfat, Fe2(SO4)3.xH2O, Ferri klorida, FeCl3.
Semakin tinggi dosis koagulan yang digunakan akan menghasilkan efisiensi
penghilangan warna yang lebih besar pula, akan tetapi residu koagulan akan semakin
besar.
c. Jenis Koagulan Aid
Kesulitan pada saat proses koagulasi kadang-kadang terjadi karena lamanya
waktu pengendapan dan flok yang terbentuk lunak sehingga akan mempersulit proses
pemisahan. Definisi koagulan aids adalah koagulan sekunder yang ditambahkan setelah
koagulan primer atau utama bertujuan untuk mempercepat pengendapan, pembentukan
dan pengerasan flok.
Jenis koagulan aid diantaranya:
1. PAC ( poly alumunium chloride )
Polimer alumunium merupakan jenis baru sebagai hasil riset dan pengembangan
teknologi air sebagai dasarnya adalah alumunium yang berhubungan dengan unsur lain
membentuk unit berulang dalam suatu ikatan rantai molekul yang cukup panjang, pada
PAC unit berulangnya adalah Al-OH.
Rumus empirisnya adalah Aln(OH)mCl3n-m.
Dimana : n = 2 2,7 <> 0
Dengan demikian PAC menggabungkan netralisasi dan kemampuan menjembatani
partikel-partikel koloid sehingga koagulasi berlangsung efisien. Namun terdapat
kendala dalam menggunakan PAC sebagai koagulan aids yaitu perlu pengarahan dalam
pemakaiannya karena bersifat higroskopis.
2. Karbon aktif
Aktivasi karbon bertujuan untuk memperbesar luas permukaan arang dengan
membuka pori-pori yang tertutup sehingga memperbesar kapasitas adsorbsi. Pori-pori
arang biasanya diisi oleh hidrokarbon dan zat-zat organik lainnya yang terdiri dari
persenyawaan kimia yang ditambahkan akan meresap dalam arang dan membuka
permukaan yang mula-mula tertutup oleh komponen kimia sehingga luas permukaan
yang aktif bertambah besar. Efisiensi adsorbsi karbon aktif tergantung dari perbedaan
muatan listrik antara arang dengan zat atau ion yang diserap.
3. Activated silica
Merupakan sodium silicate yang telah direaksikan dengan sulfuric acid,
alumunium sulfat, karbon dioksida, atau klorida. Sebagai koagulan aid, activated silica
memberikan keuntungan antara lain meningkatkan laju reaksi kimia, menurunkan dosis
koagulan, memperluas jangkauan pH optimum dan mempercepat serta memperkeras
flok yang terbentuk. Umumnya digunakan dengan koagulan alumunium dengan dosis 7
– 11% dari dosis alum.