m anang firmansyah - anangfirmansyahblog ... di mana orang tergesa-gesa untuk makan dan bekerja...

28
GLOBALIZATION Presented by : M Anang Firmansyah Upaya-upaya pembangunan jati diri bangsa Indonesia, termasuk di dalamnya penghargaan pada nilai budaya dan bahasa, nilai-nilai solidaritas sosial, kekeluargaan dan rasa cinta tanah air dirasakan semakin memudar. Pudarnya budaya bangsa disebabkan oleh beberapa faktor. Dalam kenyataannya di dalam struktur masyarakat terjadi ketimpangan sosial, baik dilihat dari status maupun tingkat pendapatan. Kesenjangan sosial yang semakin melebar itu menyebabkan orang kehilangan harga diri. Budaya lokal yang lebih sesuai dengan karakter bangsa semakin sulit dicernakan, sementara itu budaya global lebih mudah merasuk. Di dalam pendidikan masyarakat pun, kepemimpinan tidak mencerminkan ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tutu wuri handayani (di depan memberi teladan, di tengah membimbing, dan di belakang mendorong). Menipisnya keteladanan itu tampak di segala lingkungan. ”Ilmu titen” yang ada dalam masyarakat sudah mulai menipis karena semakin sulit menyaring dan menjaring budaya yang adiluhung, karena terhanyut pada gaya hidup global. Masyarakat telah mengalami kerancuan bahasa, sehingga sulit membedakan apa yang disebut dengan westernisasi dengan modernisasi. Selama ini yang terjaring oleh masyarakat hanyalah gaya hidup ke-Barat-Baratan, bukan pola hidup modern. Fenomena yang berkembang dalam masyarakat dunia ketiga termasuk Indonesia yaitu adanya kecenderungan terjadinya perubahan gaya hidup (life style), akibat dari ekspansi industri pangan yang dimanifestasikan kedalam bentuk restoran

Upload: doancong

Post on 27-May-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: M Anang Firmansyah - anangfirmansyahblog ... di mana orang tergesa-gesa untuk makan dan bekerja kembali. Demikian pula di highway-highway di mana orang mencari makan di …

GLOBALIZATION

Presented by :

M Anang Firmansyah

Upaya-upaya pembangunan jati diri bangsa Indonesia, termasuk di dalamnya

penghargaan pada nilai budaya dan bahasa, nilai-nilai solidaritas sosial, kekeluargaan

dan rasa cinta tanah air dirasakan semakin memudar. Pudarnya budaya bangsa

disebabkan oleh beberapa faktor. Dalam kenyataannya di dalam struktur masyarakat

terjadi ketimpangan sosial, baik dilihat dari status maupun tingkat pendapatan.

Kesenjangan sosial yang semakin melebar itu menyebabkan orang kehilangan harga

diri. Budaya lokal yang lebih sesuai dengan karakter bangsa semakin sulit dicernakan,

sementara itu budaya global lebih mudah merasuk.

Di dalam pendidikan masyarakat pun, kepemimpinan tidak mencerminkan ing

ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tutu wuri handayani (di depan

memberi teladan, di tengah membimbing, dan di belakang mendorong). Menipisnya

keteladanan itu tampak di segala lingkungan. ”Ilmu titen” yang ada dalam masyarakat

sudah mulai menipis karena semakin sulit menyaring dan menjaring budaya yang

adiluhung, karena terhanyut pada gaya hidup global. Masyarakat telah mengalami

kerancuan bahasa, sehingga sulit membedakan apa yang disebut dengan westernisasi

dengan modernisasi. Selama ini yang terjaring oleh masyarakat hanyalah gaya hidup

ke-Barat-Baratan, bukan pola hidup modern.

Fenomena yang berkembang dalam masyarakat dunia ketiga termasuk

Indonesia yaitu adanya kecenderungan terjadinya perubahan gaya hidup (life style),

akibat dari ekspansi industri pangan yang dimanifestasikan kedalam bentuk restoran

Page 2: M Anang Firmansyah - anangfirmansyahblog ... di mana orang tergesa-gesa untuk makan dan bekerja kembali. Demikian pula di highway-highway di mana orang mencari makan di …

siap saji. Generasi muda lebih suka makan dan menghabiskan waktu ke mall, ke cafe

dan tentunya dengan makanan-makanan ala barat atau restoran siap saji, McD, KFC

dan lain sebagainya. Hal ini sejalan dengan pendapat George Ritzer bahwa dampak

fast-food sampai pada tataran luas yang begitu mendalam pada berbagai posisi bahkan

sudah menyampai pada pola hidup dunia, terus meluas pada berbagai tingkat

akselerasi .

Melihat uraian singkat di atas, masuknya makanan siap saji berimplikasi tidak

hanya pada sekor ekonomi ditandai pada matinya dan terhimpitnya bisnis-bisnis

makanan lokal. Tetapi lebih besar dari itu berimplikasi pada perubahan gaya hidup.

Inilah bentuk dari hegemoni global dari perkembangan kapitalis modern, menarik

untuk dianalisis dalam makalah ini pertama, melihat bagaimana proses masuknya

restoran siap saji, sebagai sebuah cengkeraman kapitalis terhadap negara berkembang.

kedua yaitu melihat implikasi pergeseran dan perubahan gaya hidup dalam

masyarakat dinegara berkembang.

Berdasarkan dua fokus kajian tersebut, tujuan dalam makalah ini yaitu untuk

melihat peranan media dalam pecitraan restoran siap saji dalam masyarakat. Serta

menganalisis dan menggambarkan pergeseran dan perubahan gaya hidup dalam

masyarakat berkembang.

Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang

maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu

proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di

dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah

Page 3: M Anang Firmansyah - anangfirmansyahblog ... di mana orang tergesa-gesa untuk makan dan bekerja kembali. Demikian pula di highway-highway di mana orang mencari makan di …

Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan

globalisasi:

Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan

internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan

identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama

lain.

Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas

antar negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun

migrasi.

Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal

material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas

dapat menjadi pengalaman seluruh dunia.

Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan

semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.

Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda

dengan keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing

negara masih mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang

kelima, dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan

negara-negara.

Prinsip Rasionalisasi

Sedangkan istilah McDonaldisasi pertama-tama dikemukakan oleh sosiolog

Amerika, George Ritzer, seorang ahli bidang teori sosial, menulis sebuah buku

berjudul McDonaldization of Society: An Investigation into the Changing Character

of Contemporary Social Life pada tahun 1995. Isinya membahas kesuksesan McD dan

pengaruhnya terhadap perubahan karakter dan kehidupan sosial masa kini (bahwa

Page 4: M Anang Firmansyah - anangfirmansyahblog ... di mana orang tergesa-gesa untuk makan dan bekerja kembali. Demikian pula di highway-highway di mana orang mencari makan di …

McDonald atau jenis fast-food lainnya yang diusung oleh Amerika telah menjadi

fenomena global (global phenomenon); karena bukan hanya berpengaruh terhadap

bisnis restoran, tapi juga melebar kepada unsur-unsur pendidikan, kerja, travel,

aktivitas luang, politik, keluarga dan beberapa sektor lainnya. Begitu juga dengan

produk-produk semisal seperti Pizza Hut, KFC, B&B, dan lain-lain yang menyebar

luas ke penjuru dunia, yang bisa dengan mudah ditemukan hampir di setiap negara).

Buku ini hingga sekarang menjadi rujukan banyak pihak yang ingin mendiskusikan

pengaruh upaya rasionalisasi terhadap hidup manusia.

Wabah McD sesungguhnya berakar dari ide rasionalitas, yang bisa diartikan

sebagai penggunaan pikiran untuk menentukan untung-rugi segala sesuatu. Dalam

usaha ekonomi, tak pelak orang harus berpikir rasional agar memperoleh keuntungan.

Dan upaya rasionalisasi salah satunya adalah melalui birokrasi, yakni dengan

membentuk hirarki dan tanggung jawab kerja terstruktur dalam sebuah organisasi.

Masing-masing kerja didefinisikan agar tujuan organisasi tercapai, seperti yang

diungkap oleh Max Weber.

Semuanya dilakukan dengan tujuan rasional yang ujungnya menghasilkan

keuntungan. Dan karena sukses, berbondong-bondonglah orang meniru prinsip di

atas. McD menjadi wabah, yang kemudian oleh Ritzer disebut sebagai

McDonaldisasi. Artinya kira-kira adalah suatu proses masuk dan mendominasinya

prinsip-prinsip restoran siap saji ini ke berbagai sektor lain dalam kehidupan

masyarakat Amerika, juga dunia.

Menurut Ritzer, franchise dari Mc Donald berdasarkan pada empat prinsip :

1) Prinsip Efisiensi. Prinsip ini dikenal secara luas di dalam bisnis. Berdasarkan

prinsip Fordis (assembly line), scientific management dan prinsip birokrasi, maka

restoran-restoran Mc Donald dikelola secara sangat efisien. Metode ini disebut

Page 5: M Anang Firmansyah - anangfirmansyahblog ... di mana orang tergesa-gesa untuk makan dan bekerja kembali. Demikian pula di highway-highway di mana orang mencari makan di …

juga metode optimal, untuk memindahkan orang dari satu titik ke titik lain. McD

menerjemahkannya sebagai perubahan secepatnya dari lapar ke kenyang. Maka,

orang tak perlu repot berpikir apa yang harus dimakan, atau di mana harus makan.

Cukup ke McD, pesan,dan,.. kenyang.

Pada pokoknya restoran tersebut melaksanakan prinsip uniformitas, menu

standard, porsi yang sama dengan harga yang sama, serta kualitas yang sama

dalam setiap restoran Mc Donald. McD menerapkan juga prinsip kalkulabilitas,

alias aspek kepastian terukur tentang kuantitas produk yang diperoleh.

2) Kalkulabilitas. Bisnis yang diadakan haruslah dapat dihitung untung ruginya.

Apabila tidak memungkinkan, maka dicari jalan pemecahan agar bisnis tetap

memberi keuntungan. Sebagai contoh, pola franchising Mc Donald tidak menarik

fee dasar yang besar, tetapi setiap pembelian dikenakan 1,9% kepada pemilik

franchise. Jadi yang dipentingkan ialah keuntungan dari para franchise. Demikian

pula unformitas tidak menghalangi adanya inovasi. Oleh sebab itu, Mc Donald di

Indonesia mempunyai rasa yang cocok dengan lidah Indonesia karena

menyertakan nasi di samping french fries atau kentang goreng.

3) Prediktabilitas. Dengan adanya kalkulabilitas, maka dengan sendirinya dapat

diprediksikan keuntungan yang diperoleh outlet Mc Donald. Dalam hal ini, semua

orang tahu persis, bahwa produk dan jasa yang mereka beli akan sama di mana

pun mereka cari di dunia. Rasa French fries alias kentang goreng di Kalimalang

tak ada bedanya dengan yang di California. Demikian juga dengan sistem kerja

mereka sudah dapat diprediksi, misalnya berapa lama waktu untuk masak.

Setiap outlet telah dapat memprediksi tempat-tempat yang strategis di

mana orang akan mencari makan secara cepat, misalnya di lingkungan-lingkungan

perkantoran di mana orang tergesa-gesa untuk makan dan bekerja kembali.

Page 6: M Anang Firmansyah - anangfirmansyahblog ... di mana orang tergesa-gesa untuk makan dan bekerja kembali. Demikian pula di highway-highway di mana orang mencari makan di …

Demikian pula di highway-highway di mana orang mencari makan di tengah

perjalanannya secara cepat.

4) Kontrol. Kontrol ketat lewat substitusi tenaga manusia kepada teknologi. Jalur

produksi yang sudah ditetapkan atau menu yang sudah diatur sehingga orang

hanya bisa memesan sesuai menu yang ditetapkan, merupakan contoh dari betapa

terkendalinya kegiatan usaha tersebut. Termasuk tentang perilaku dan kerja

pegawainya juga distandarisasi.

Dari kontrol manusia menuju kontrol robot yang mekanistik, bisnis Mc

Donald mempunyai manual operasi yang sangat tepat yang sudah diterbitkan sejak

tahun 1958. Bahkan, pada tahun 1961 dia mendirikan suatu pusat pelatihan,

sejenis ”hamburger unversity” dangan gelar ”hamburology”. Cara-cara

memberikan servis yang cepat yang dikontrol secara mekanis dan terarah telah

dapat mempertahankan kualitas makanan secara cepat dan menyenangkan banyak

orang.

Rasional versus Irasional

Pertanyaannya, benarkah semua prinsip itu membawa kita ke arah yang lebih

baik? Dalam beberapa hal, harus diakui ya. Tapi dalam banyak hal lain, yang terjadi

adalah ironi. Manusia jadi kehilangan rasa kemanusiaannya. Hal ini tak

mengherankan, karena manusia sesungguhnya hidup bukan hanya dengan rasionalitas,

tapi juga nilai-nilai. Dan nilai-nilai tersebut, termasuk di dalamnya keyakinan/iman,

bisa jadi yang utama diperjuangkan ketimbang sekadar urusan untung-rugi.

Dalam kasus McDonaldisasi alias wabah McDonald, semua prinsip demi

rasionalisasi tadi pada kenyataannya justru muncul ketidakefisienan. Hal yang

diharapkan rasional justru menjadi tidak rasional. Ritzer menyebutnya sebagai

“Irrationality of Rationality" (Irasionalitas dari Rasionalitas).

Page 7: M Anang Firmansyah - anangfirmansyahblog ... di mana orang tergesa-gesa untuk makan dan bekerja kembali. Demikian pula di highway-highway di mana orang mencari makan di …

Kecepatan untuk mengubah lapar menjadi kenyang yang didengungkan, pada

kenyataannya malah membuat antrian konsumen yang panjang. Ingin makan segera,

tetapi karena mengantri sehingga harus menunggu. Juga antrian di ATM, yang

membuat orang stres. Jika satu orang menghabiskan waktu 2 menit, berarti anda butuh

waktu 20 menit di antrian kesebelas.

Yang pernah belanja di pusat grosir besar, tentu tahu betapa banyaknya

lorong-lorong yang disediakan untuk tiap jenis barang. Alih-alih menyediakan pilihan

terbaik bagi konsumen, yang terjadi adalah orang kesal karena harus berputar-putar

setiap kali memberi barang yang berbeda. Bandingkan dengan kios tetangga,

misalnya, yang tinggal pesan, maka barang datang.

Prinsip ala Kroc juga secara nyata mengakibatkan dehumanisasi. Makanan

cepat saji pada akhirnya membuat orang tak lagi memikirkan kandungan gizi yang

tepat. Belum lagi soal teknologi, dengan membuat bahan produksi secara khusus,

misalnya budidaya tanaman secara intensif, tapi mengorbankan lingkungan bahkan

kesehatan manusia, seperti yang kini banyak dicemaskan orang.

Dehumanisasi lainnya adalah hubungan antar-manusia yang kering. Coba,

ketika kita memesan suatu menu di depan kassa makanan sebuah restoran. Begitu

anda selesai membayar, pelayan dengan senyum mengembang mengatakan, ”Terima

kasih, selamat menikmati.” (Sekilas, ini adalah bentuk keramahan. Tapi di balik itu,

sadarkah kita kalau sesungguhnya restoran ingin menyatakan kepada Anda, ”Terima

kasih, mohon pergi selekasnya, pelanggan lain yang mau membayar sudah

menunggu.”) Demikian juga hubungan dengan sesama pekerja di sebuah perusahaan,

menjadi kaku dan singkat karena disibukkan dengan pekerjaan masing-masing dan

kehilangan waktu untuk bersosialisasi.

Page 8: M Anang Firmansyah - anangfirmansyahblog ... di mana orang tergesa-gesa untuk makan dan bekerja kembali. Demikian pula di highway-highway di mana orang mencari makan di …

Faktor negatif lainnya adalah adanya homogenisasi. Konsumen tidak lagi

punya hak meminta hal spesifik kecuali yang sudah tertera di menu. Padahal, apa

susahnya menambahkan buah ceri di atas es krim yang kita pesan. Tapi, karena tidak

ada dalam manual, maka permintaan sepele itu tidak akan pernah bisa dikabulkan.

Membeli baju juga bukan lagi seperti masa lalu, pesan ke tukang jahit dan

diukur sesuai tubuh. Yang ada, di swalayan tersedia ukuran S, M, L, XL, dan

seterusnya. Kalau pas di tubuh, tapi lengannya terlalu panjang, anda tidak bisa protes.

Hidup di Era Irasional

Malapetaka-kah hidup di era seperti itu? Belum tentu. Ada banyak cara untuk

berkelit dan bertekad hidup tidak dengan ala McDonald seperti fenomena di atas.

Dalam bukunya, Ritzer memberikan beberapa tips untuk menghindari terjerumus

dalam akibat-akibat negatif yang terjadi. Banyak perusahaan juga memodifikasi

model usahanya sehingga tidak terperosok menjadi perusahaan efisien tapi bak robot.

Ada banyak kafe, misalnya, yang menyediakan lebih banyak ruang baca, tempat

bersantai, atau bermain. Restoran menyediakan layanan bagi pelanggan untuk

memilih menu yang disukai, di luar yang sudah tercantum. Majalah dan koran hadir

memperbanyak ruang cerpen atau sastra, dan menghindari berita-berita kaku.

Banyak sejarawan yang menyebut globalisasi sebagai fenomena di abad ke-20

ini yang dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi internasional. Padahal interaksi

dan globalisasi dalam hubungan antarbangsa di dunia telah ada sejak berabad-abad

yang lalu. Bila ditelusuri, benih-benih globalisasi telah tumbuh ketika manusia mulai

mengenal perdagangan antarnegeri sekitar tahun 1000 dan 1500 M. Saat itu, para

pedagang dari Tiongkok dan India mulai menelusuri negeri lain baik melalui jalan

darat (seperti misalnya jalur sutera) maupun jalan laut untuk berdagang. Fenomena

Page 9: M Anang Firmansyah - anangfirmansyahblog ... di mana orang tergesa-gesa untuk makan dan bekerja kembali. Demikian pula di highway-highway di mana orang mencari makan di …

berkembangnya perusahaan McDonald di seluroh pelosok dunia menunjukkan telah

terjadinya globalisasi.

Menyimak definisi Ritzer; tak pelak lagi istilah "McDonaldization" mengacu

kepada sebuaj perkembangan restoran waralaba fast-food, yang awalnya diilhami oleh

Ray Kroc, McDonald. McDonald menjadi sosok ber-ide besar dan ambisi yang luar

biasa. Bahkan pemilik idenya pun tidak mampu mengantisipasi dampak dahsyat dari

kreasi itu. McDonald menjelma sebagai tengkorak perkembangan penting yang

berpengaruh pada kehidupan Amerika di abad 20. Bisnis waralaba fast-food Kentucky

Fried Chicken (KFC) memulai bisnis lebih dulu pada tahun 1954 . Sedangkan

McDonald memulai bisnis waralaba pada 15 April 1954, membuka outlet ke 12.000

pada 22 Maret 1991 dan di akhir 1993,ia telah menjadi sekitar 14.000 restoran

diseluruh dunia. Keuntungannya pada tahun 1993 sekitar USD 1,6 miliar pertahun,

total aset jualnya mencapai USD 23,6 miliar . Tahun 1998 nilai total penjualan

sebesar $ 36 milyar dari 24.800 resto di seluruh dunia. Dan pada tahun 2000 aset

perjualan mencapai 40 miliar dolar Amerika Serikat (US) dari 29.000 outlet yang

tersebar.

Bisnis resto makanan cepat saji McDonald dari AS yang selama sekian dekade

hingga saat ini tetap menjadi simbol merk global bisnis yang sukses di seluruh dunia.

McDonald adalah salah satu perusahaan yang terus-menerus bercokol dalam top-list

merk global dan kapitalisasi bisnis ratusan milyar dollar yang menggurita keseluruh

antero dunia.

McDonaldisasi merupakan pelaksanaan prinsip-prinsip dan sistem franchising

makanan cepat saji (fast-food) dari Mc Donald yang terdapat di hampir seluruh dunia.

Bermula dari restoran kecil drive in yang menjual hamburger di San Bernardino,

California, tahun 1954 oleh Mc Donald bersaudara, outlet-outlet Mc Donald

Page 10: M Anang Firmansyah - anangfirmansyahblog ... di mana orang tergesa-gesa untuk makan dan bekerja kembali. Demikian pula di highway-highway di mana orang mencari makan di …

kemudian menyebar di hampir seluruh dunia. Seorang inovator bernama Ray Crock

pada 1955 memodernisasi serta merasionalisasikan restoran kecil tersebut menjadi

raksasa makanan cepat-saji yang mendunia.

Walaupun dalam hal ini Ritzer pun menjelaskan, bahwa sesungguhnya yang

dipentingkan dari istilah "McDonaldization" sesungguhnya adalah sisi uraian

pengertian atas definisi yang dilontarkannya. Sungguh kebetulan pula istilah

"McDonaldization" terdengar lebih enak dirangkai, jika dibandingkan misalnya

dengan BurgerKingization, 7Elevenization, Starbuckization, dll.

Kaum pedagang muslim memberi banyak pengaruh bagi negara – negara di

Asia dan Afrika. Kaum muslim membentuk jaringan perdagangan yang antara lain

meliputi Jepang, Tiongkok, Vietnam, Indonesia, Malaka, India, Persia, pantai Afrika

Timur, Laut Tengah, Venesia, dan Genoa. Di samping membentuk jaringan dagang,

kaum pedagang muslim juga menyebarkan nilai-nilai agamanya, nama-nama, abjad,

arsitek, nilai sosial dan budaya Arab ke warga dunia. Ini sama halnya dengan Mc

Donald yang mewabah ke seluruh penjuru dunia. Dengan mengacu pada empat

prinsip Mc Donald, telah membuat restoran cepat saji tersebut menjadi semacam icon

dari proses Amerikanisasi budaya dunia. Prinsip McDonaldisasi ini diterapkan bukan

hanya di restorannya, tetapi juga merambah hampir ke semua sektor kehidupan dari

budaya global dewasa ini. Hampir tidak ada sektor kehidupan modern yang tidak

dimasukinya. Mc Donald telah menjadi suatu life style manusia modern.

Untuk urusan perut, Kentucky Fried Chicken, Burger King, Pizza Hut, dan

lain-lain boleh dibilang mengikuti jejak McD. Di luar itu, kini berkembang usaha

dengan prinsip sama, seperti McDentist (Urusan Dokter Gigi), McDoctor (medis), dan

segala Mc lainnya. Media massa pun terimbas. Di Amerika, ada surat kabar USA

Today, yang isinya ringkas, sehingga membantu bagi yang sibuk karena mereka

Page 11: M Anang Firmansyah - anangfirmansyahblog ... di mana orang tergesa-gesa untuk makan dan bekerja kembali. Demikian pula di highway-highway di mana orang mencari makan di …

cukup membaca berita yang ringkas. Atau, kita semua menggunakan mesin ATM

(anjungan tunai mandiri) bukan? Itu tak lain menggunakan empat prinsip tadi. Anda

tahu persis apa yang akan anda dapatkan, atau yang bisa diurus oleh ATM.

Bangsa Eropa, seperti Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda yang

merupakan pelopor-pelopor eksplorasi. Hal ini didukung pula dengan terjadinya

revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan antarbangsa dunia. Berbagai

teknologi mulai ditemukan dan menjadi dasar perkembangan teknologi saat ini,

seperti komputer dan internet. Pada saat itu, berkembang pula kolonialisasi di dunia

yang membawa pengaruh besar terhadap difusi kebudayaan di dunia.

Semakin berkembangnya industri dan kebutuhan akan bahan baku serta pasar

juga memunculkan berbagai perusahaan multinasional di dunia. Di Indonesia

misalnya, sejak politik pintu terbuka, perusahaan-perusahaan Eropa membuka

berbagai cabangnya di Indonesia. Freeport dan Exxon dari Amerika Serikat, Unilever

dari Belanda, British Petroleum dari Inggris, adalah beberapa contohnya. Perusahaan

multinasional seperti ini tetap menjadi ikon globalisasi hingga saat ini.

Fase selanjutnya terus berjalan dan mendapat momentumnya ketika perang

dingin berakhir dan komunisme di dunia runtuh. Runtuhnya komunisme seakan

memberi pembenaran bahwa kapitalisme adalah jalan terbaik dalam mewujudkan

kesejahteraan dunia. Implikasinya, negara - negara di dunia mulai menyediakan diri

sebagai pasar yang bebas. Hal ini didukung pula dengan perkembangan teknologi

komunikasi dan transportasi. Alhasil, sekat-sekat antarnegara pun mulai kabur.

Arus globalisasi begitu cepat masuk ke masyarakat luas. Tepatnya pada

negara-negara berkembang. Karena beberapa faktor yang mempermudah jalannya

proses tersebut. Di antaranya adalah teknologi dan media informasi yang berkembang

pesat hampir di seluruh lapisan masyarakat sehingga segala informasi dengan

Page 12: M Anang Firmansyah - anangfirmansyahblog ... di mana orang tergesa-gesa untuk makan dan bekerja kembali. Demikian pula di highway-highway di mana orang mencari makan di …

berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas. Ruang makin dipersempit dan

waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi skala dunia. Bentuk yang

ditawarkan dan disuguhkan oleh globalisasi pun bermacam-macam. Mulai dari

Ideologi, segala kepentingan yang berhubungan dengan Politik, Ekonomi (ekspor-

impor, penyebaran produk-produk global, dan lain-lain), hiburan (film, musik), seks

bebas, nilai-nilai, gaya hidup, dan seterusnya.

Daya serap masyarakat terhadap budaya global lebih cepat dibanding daya

serap budaya lokal. Bukti nyata dari pengaruh globalisasi itu, antara lain dapat

disaksikan pada gaya berpakaian, gaya berbahasa, teknologi informatika dan

komunikasi, dan lain sebagainya. Rok mini dipandang lebih indah daripada pakaian

yang rapat. Bahasa Indonesia yang baik dan benar menjadi bahasa yang ke sekian di

bawah Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia gaul.

Dengan pergeseran waktu, wanita-wanita yang terkenal pandai memasak

mulai beralih pada makanan-makanan cepat saji (fastfood) yang bisa didapatkan di

restoran. Pizza, spagetti, humberger, fried chicken dianggap lebih fashionable

daripada makanan lokal. Media elektronik selalu kebanjiran film-film Mandarin,

Bollywood, Hollywood, Mexico, dan lain sebagainya. Tempat belanja lokal tidak

memenuhi kebutuhan, sehingga wisata belanja ke luar negeri membudaya, walaupun

membutuhkan biaya mahal. Handphone dengan berbagai model dikerumuni banyak

remaja. Proses imitasi budaya asing akan terus berlangsung.

Bagaimana pun masyarakat yang ada sekarang lebih cinta untuk memilih

budaya dan suguhan hidangan global dibanding menerima dan menghidupkan tradisi

serta budaya warisan nenek moyang mereka. Akhirnya globalisasi telah

meminimalisir perlindungan terhadap budaya lokal melalui proses liberalisasi pasar

dan perdagangan luas di banyak negara berkembang. Suatu hal yang sulit dihindari

Page 13: M Anang Firmansyah - anangfirmansyahblog ... di mana orang tergesa-gesa untuk makan dan bekerja kembali. Demikian pula di highway-highway di mana orang mencari makan di …

karena merebaknya media-media dan prasarana lainnya berupa film, sastra, siaran

satelit, internet, koran, majalah yang telah mencemari budaya lokal.

Perkembangan industri pangan (food industry) dewasa ini, ditandai dengan

menjamurnya berbagai restoran siap saji diseluruh penjuru dunia. Saat ini hampir

tidak ada kota yang tidak disinggahi oleh McDonald’s, Kentucky Fried Chicken, dan

lain sebagainya . Hal ini merupakan bentuk dari hegemoni kapitalisme global

mencengkram seluruh sendi-sendi kehidupan. Dua sifat utama dari kapitalisme yaitu

eksploitatif dan ekspansif. Kedua wajah kapitalisme ini berjalan beriringan sehingga

pencapaian tujuan kapitalisme untuk meningkatkan akumulasi modal semakin masife.

Ada rasa yang beda ketika mereka memasuki dan makan ditempat-tempat

yang identik dengan pangan elit. Tidak hanya rasa tetapi mereka membeli pola dan

gaya hidup, agar mereka menjadi orang modern inilah efek sampingan dari pencitraan

media melalui iklan-iklan. Menurut Susongko, ada penciptaan norma baru di

masyarakat seolah-olah orang akan menjadi udik dan ketinggalan zaman bila belum

pernah menyantap pizza, hamburger, dan berbagai produk pangan lainnya. Produk itu

dianggap pangan elit oleh sebagian besar masyarakat.

Ekspansi industri pangan dalam bentuk bisnis waralaba fast food (KFC,

McDonalds, dan lain sebagainya), telah merambah di berbagai kota belahan dunia

khususnya di negara berkembang. Negara berkembang sebagai ruang transisi antara

masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, menjadi pasar yang cukup

signifikan bagi penjualan produk-produk kapitalisme tersebut, untuk memperbesar

akumulasi modal atau dengan kata lain sebagai bentuk eksploitasi. Kondisi tersebut

sejalan dengan hukum dasar dari kapitalis menurut Marx dalam sirkulasi komoditas

kapitalis yaitu MI-C-M2, bahwa kapital adalah uang yang menghasilkan lebih banyak

Page 14: M Anang Firmansyah - anangfirmansyahblog ... di mana orang tergesa-gesa untuk makan dan bekerja kembali. Demikian pula di highway-highway di mana orang mencari makan di …

lagi, selain itu menurut Marx bahwa kapital tidak hanya uang tetapi adanya relasi

sosial tertentu.

Masuknya Restoran Siap Saji (Fast-Food) Sebuah Cengkeraman Tangan

Kapitalis

Masuknya bisnis waralaba (franchise) makanan siap saji khususnya di

Indonesia muncul pada tahun 1970-an. Masuknya Shakey Pisa, KFC, Swesen dan

Burger King merupakan generasi awal franchise di Indonesia. Adanya lisensi

franchise plus yang tidak sekedar penyalur, namun juga memiliki hak untuk

memproduksi menandakan perkembangan selanjutnya. Sejak tahun 1995 sistem

franchise mulai berkembang pesat pada tanggal 18 Juni 1997 dikeluarkan Peraturan

Pemerintah (PP) RI No. 16 Tahun 1997 tentang Waralaba . Peraturan pemerintah

tersebut telah melegalkan dan memberikan kekuatan hukum bagi ekspansi dan

eksploitasi para pemilik modal dalam hal ini perusahaan-perusahaan waralaba

makanan siap saji (fast-food).

Peraturan Pemerintah tersebut kemudian diganti dengan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia No. 42 Tahun 2007 tentang Waralaba. Pasal 1. poin pertama

bahwa waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan

usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas dalam rangka memasarkan barang

dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan

pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba. Poin kedua pemberi waralaba adalah

orang perseorangan atau badan usaha yang memberikan hak untuk memanfaatkan

dan/atau menggunakan Waralaba yang dimilikinya kepada penerima waralaba. Poin

ketiga penerima waralaba orang perseorangan atau badan usaha yang diberikan hak

oleh Pemberi Waralaba untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan Waralaba yang

dimiliki Pemberi Waralaba .

Page 15: M Anang Firmansyah - anangfirmansyahblog ... di mana orang tergesa-gesa untuk makan dan bekerja kembali. Demikian pula di highway-highway di mana orang mencari makan di …

Akselerasi bisnis waralaba makanan siap saji (fast-food) semakin melebar

seiring penerimaan oleh masyarakat di Indonesia. Perkembangan outlet-outlet

restoran siap saji (McD, KFC dan lain sebaginya), semakin meningkat bahkan hampir

disetiap kota sudah dimasuki oleh agen perusahaan transnasional tersebut. Sebuah

realitas yang cukup mengerikan inilah gambaran kecil dari sebuah sketsa besar

hegemoni kapitalis. Perdagangan bebas (free trade) dan adanya landasan hukum

formal untuk berkembangnya sistem kapitalisme di negara berkembang, merupakan

entri point bagai eksploitasi dan akumulasi modal yang besar bagi kapitalisme asing

di negara berkembang. Sehingga cengkeraman tangan-tangan tak nampak dari

kapitalisme merongrong sendi-sendi kehidupan dan terjadilah penghisapan agen

kapitalisme global terhadap negara berkembang. Menurut Paul Baran, munculnya

kekuatan ekonomi asing dalam bentuk modal kuat dari dunia Barat ke negara-negara

Dunia Ketiga, membuat surplus yang terjadi disana, diambil alih oleh kaum

pendatang, melalui berbagai macam cara. Maka yang terjadi di negara-negara

pinggiran bukanlah akumulasi modal melainkan penyusutan modal .

Restoran Siap Saji (fast-food), Peran Media dan Perubahan Gaya Hidup

(lifestyle)

Ekspansi perusahaan multinasional (MMC), berupa pembukaan outlet-outlet

restoran siap saji (fast-food) McDonald, Kentucky Fried Chicken dan lain

sebagiannya. Merupakan sebuah proses ekspansi kultural neoliberal dan transformasi

kultural masyarakat setempat terjadi pada kehidupan sehari-hari dengan cara marasuki

kesadaran masyarakat pada umumnya. Masyarakat menjadi objek dari pasar yang

diciptakan kemerdekaan untuk memilih makananpun sudah terkikis oleh hegemoni

fast-food. Sebuah budaya baru, lahir dalam komunitas masyarakat yang merangkak

menuju modern, yaitu amerikanisasi, manusia modern dan lain sebagainya.

Page 16: M Anang Firmansyah - anangfirmansyahblog ... di mana orang tergesa-gesa untuk makan dan bekerja kembali. Demikian pula di highway-highway di mana orang mencari makan di …

Menghempas dalam ketidakberdayaan dan terpasung secara sistematis oleh sistem

neo-liberalisme.

Perkembangan ini merupakan imbas dari globalisasi yang ditandai dengan

perluasan integrasi pasar antara negara-negara maju, negara-negara sedang

berkembang dan antara keduanya. Pusat kebudayaan dunia ada di negara-negara

industrial yang memproduksi baik barang-barang, jasa-jasa dan simbol-simbol

modernitas yang kemudian dikonsumsi secara global oleh seluruh penduduk dunia

melalui komoditisasi dalam kemasan-kemasan budaya .

Tentunya penyebaran produk-produk kapitalis, dalam hal ini outlet-outlet

restoran siap saji (fast-food), misalnya McDonald, Kentucky Fried Chicken dan lain

sebagiannya. Di ikuti oleh penyebaran atau penduniaan budaya konsumtif yang

mengancam peradaban manusia. Budaya konsumtif dikemas dalam gaya hidup

internasional dan merupakan simbol modernitas.

Hegemoni fast food sangatlah dipengaruhi oleh banyak faktor yang

mendukung, salah satunya adalah media. Sebagai agen dari kapitalis negara maju

yang mengembangkan bisnis waralaba fast-food, khususnya Amerika merupakan

salah satu negara yang memiliki berbagai macam kemajuan teknologi, baik dari segi

informasi maupun ilmu pengetahuan.

Melalui teknologinya, baik media cetak, elektronik, audio visual, visual dan

sebagainya, menyebarakan berbagai persfektif atau ideologi yang diyakini oleh

masyarakat benar adanya, dan berakibat dalam pola keseharian masyarakat dunia

berkembang khususnya dalam hal ini Indonesia yang telah terjajah oleh kaum

kapitalisme.

Media massa, baik elektronik maupun cetak, tidak dapat dipungkiri sebagai

corong utama penyebaran “epidemi global”. Gaya memakan makanan fast-food

Page 17: M Anang Firmansyah - anangfirmansyahblog ... di mana orang tergesa-gesa untuk makan dan bekerja kembali. Demikian pula di highway-highway di mana orang mencari makan di …

seperti Hamburger McDonald, KFC, Texas, dan lain-lain merebak diseantero jagat

termasuk di Indonesia. Perubahan gaya hidup yang menjadi serba instan telah

merasuki relung-relung kehidupan terutama generasi muda dewasa ini. Hal ini senada

dengan pendapat Martin Khor, bahwa perusahaan multinasional (MMC) melalui iklan

dan promosi produk, mereka juga mempromosikan budaya konsumtif sesaat dan tidak

berkelanjutan .

Menurut Tri Hardiyanto Sasongko, proses homogenisasi juga didukung oleh

kuatnya pencitraan komoditi yang ditawarkan melalui iklan di media massa. Salah

satu citra yang ditawarkan adalah citra modern dan gaya hidup baru di berbagai

pelosok negeri . Di lain pihak banyak juga efek yang ditimbulkan dari hegemoni

bisnis fast-food, baik ekonomi, sosial, dan juga budaya. Efek lain yang tidak rasional

dari restoran fast-food adalah dehumanisasi yang berlasung ditempat makan dan

verja. Pembeli dipaksa antri hanya untuk mendapatkan burger. Sementara pekerja

kerap merasa tidak ubahnya bagian dari alur parasitan . Tetapi efek-efek negatif tidak

pernah diangkat oleh media, kondisi ini merupakan salah bentuk dari hegemoni dalam

persfektif Gramsci.

Perubahan gaya hidup merupakan salah satu akibat dari hegemoni bisnis fast-

food terutama McDonald’s, Kentucky Fried Chicken, dan lain sebagainya. Kondisi ini

bersentuhan langsung pada pola konsumsi masyarakat sebagai bagian dari gaya hidup,

munculnya perilaku konsumtif dan konsumerisme adalah bagian yang tak terpisahkan

dari efek ekspansi bisnis fast-food di negara berkembang termasuk Indonesia.

Proses perkembangan restoran siap saji (fast-food) sebagai hasil dari ekspansi

perusahaan-perusahaan multinasional (MMC). Kedai-kedai atau outlet fast-food

berkembang cukup pesat beriringan dengan diterimanya produk tersebut oleh

masyarakat di dunia berkembang.

Page 18: M Anang Firmansyah - anangfirmansyahblog ... di mana orang tergesa-gesa untuk makan dan bekerja kembali. Demikian pula di highway-highway di mana orang mencari makan di …

Tentunya peran media sangat signifikan dalam pembentukan opini dan

propaganda dengan simbol-simbol modern. Sehingga masyarakat terhipnotis dan

merasa bahwa untuk menjadi modern harus mengikuti pola hidup atau gaya hidup

seperti yang dipropagandakan oleh iklan-ikalan di media massa. Inilah wujud utuh

dari hegemoni kapitalis dalam mencengkeramkan tanganya ke negara-nagara

berkembang.

Pergeseran dan perubahan gaya hidup (life style) berpengaruh cukup

signifikan khususnya pada generasi muda. Dewasa ini pengaruh dan cengkeraman

restoran fast-food McDonald, KFC, Pizza, Texas dan lain sebagainya, cukup besar

bagi pembentukan statu pola gaya hidup tertentu. Gaya hidup yang instan, perilaku

konsumtif dan juga konsumerisme. Awalnya konsumsi tidak lain adalah pemenuhan

kebutuhan manusia. Namun demikian, konsumsi dan polanya sudah berkembang

sedemikian rupa sehingga mencapai bentuk yang lebih jauh dari bentuk awal dan

primitifnya. Ia bukan hanya sebagai pemenuhan kebutuhan melainkan lokomotif dari

gerbong kapitalisme.

Kebanyakan masyarakat di negara berkembang terjangkit penyakit

konsumerisme, termasuk Indonesia. Secara singkat bahwa konsumerisme merupakan

suatu pola pikir dan tindakan di mana orang melakukan tindakan membeli barang

bukan karena ia membutuhkan tetapi tindakan membeli itu memberikan statu

kepuasan pada dirinya . Selain itu konsep kebutuhan didefinisikan ulang oleh iklan

dan segenap bentuknya (mulai dari advertorial, iklan berbentuk berita dan laporan

ilmiah, iklan bentuk hiburan dan lain sebagainya), inilah signifikasi dari media

mempengaruhi perilaku masyarakat didunia berkembang sebagai pasarnya

perusahaan-perusaan multinasional (MMC). Berimbas pada pembentukan gaya hidup

yang instan sesuai dengan pencitraan di iklan-iklan. Jadilah manusia sebagai robot

Page 19: M Anang Firmansyah - anangfirmansyahblog ... di mana orang tergesa-gesa untuk makan dan bekerja kembali. Demikian pula di highway-highway di mana orang mencari makan di …

yang dikendalikan oleh mesin kapitalisme. Inilah bagian dari banyak cerita tragis

akibat arus globalisasi yang mencekik kerongkongan masyarakat negara berkembang.

Konsumerisme yang tinggi (dalam hal makanan), memiliki dampak negatif

bagi masyarakat. Fast-food adalah makanan yang diolah dan disajikan secara cepat.

Belum tentu sesuatu yang cepat memiliki kualitas yang bagus dan sehat. Junk-food

salah satunya. Kata fast-food dan junk-food sangat erat kedengarannya. Junk-food

merupakan makanan sampah. Ini bukan berarti makanan yang diambil dari sampah,

namun makanan yang memilioki kadar gula tinggi, kadar kolesterol tinggi, kadar

lemak tinggi, yang tentu saja merupakan makanan ”musuh” dari tubuh kita karena

semuanya dikonsumsi dengan kadar yang ”terlalu” tinggi. Dan alhasil, negara AS,

sebagai awal mula McDonadlisasi, masyarakatnya banyak yang mengalami obesitas

(kegemukan). Tingkat konsumerisme negara AS juga termasuk tinggi. Namun,

diimbangi dengan tingkat penghasilan rata – rata yang tinggi. Namun, jika

McDonaldisasi deterapkan di negara berkembang, misalnya saja Indonesia,

sebenarnya kurang cocok. Karena antara tingkat konsumsi dan pendapatan tidak

seimbang. Dapat dikatakan, ”Besar pasak daripada tiang.”

Dalam kasus lain kondisi ini sejalan dengan pendapat Hoggrt, bahwa

masuknya budaya populer melalui berbagai jenis asupan produk dari novel-novel sex

dan kekerasan lagu-lagu pop komersial melalui media iklan dan sebagainya, membuat

kelas pekerja kehilangan dirinya dan budaya mereka, sebuah budaya yang dibawah

dari seberang Samudra Atlantik, atau sering ia sebut dengan amerikanisasi .

Remaja diera dinegara berkembang telah masuk kedalam kubangan jerat

kapitalisme melalui penanaman nilai dan pandangan hidup yang dikonstruksikan

melalui media massa. Perilaku nongkrong di mall, café, dan memakan makan siap saji

(fast-food) KFC, McD, Pizza, Texas dan lain sebagainya adalah bagian dari

Page 20: M Anang Firmansyah - anangfirmansyahblog ... di mana orang tergesa-gesa untuk makan dan bekerja kembali. Demikian pula di highway-highway di mana orang mencari makan di …

keseharian mereka. Sebuah penukaran identitas lokal dengan identitas instan modern.

Semua orang sudah begitu dalam masuk kedalam perangkap kapitalisme dan tidak

menyadari akan perangkap itu.

Penyebarluasan globalisasi budaya Barat merupakan suatu produk homogen

yang mempunyai karakter 'materialistik', yang berdampak kepada pergolakan dan

konflik sosial di masyarakat non-Barat. Mereka memiliki warisan budaya dan

kehidupan religius yang jelas berbeda dengan masyarakat Barat sebagai pengusung

globalisasi dan kapitalisme.

Karena, globalisasi-kapitalisme mengisyaratkan sebuah perubahan atau

dengan kata lain merupakan rekonstruksi bentuk-bentuk masyarakat yang berlaku

berupa tatanan etika dan selebihnya, merupakan perubahan tersebut acap kali

membangkitkan konflik sosial yang hebat. Biasanya perubahan ini terjadi pada

wilayah perkotaan (urbanized area). Proses modifikasi baru saja ditembus. Seperti

yang banyak terjadi di negara-negara ketiga.

Ada pun pengaruh globalisasi terhadap sosial budaya meliputi dua sisi, yaitu

pengaruh positif dan pengaruh negatif. Salah satu yang menjadi pelajaran positif

untuk kehidupan sosial adalah masyarakat suatu bangsa dapat meniru pola berfikir

yang baik seperti etos kerja yang tinggi, disiplin, dan ilmu pengetahuan dari bangsa

lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan masyarakat setempat sehingga

bisa menegakkan agama dan membangun bangsanya untuk lebih maju.

Sedangkan dampak negatif globalisasi terhadap masyarakat --khususnya anak

muda, banyak dari mereka yang melupakan identitas diri sebagai anak bangsa, karena

gaya hidup mereka cenderung imitatif terhadap budaya Barat. Mulai dari pakaian,

potongan dan warna rambut, pilihan hiburan, dan seterusnya.

Page 21: M Anang Firmansyah - anangfirmansyahblog ... di mana orang tergesa-gesa untuk makan dan bekerja kembali. Demikian pula di highway-highway di mana orang mencari makan di …

Pengaruh negatif kedua yaitu adanya kesenjangan sosial yang tajam antara

warga kelas atas dan bawah, kaya-miskin, disebabkan adanya persaingan bebas dalam

globalisasi ekonomi. Yang ketiga adalah munculnya sikap individualisme yang

menimbulkan ketidakpedulian antar individu dalam masyarakat. Dengan demikian

masyarakat tidak akan peduli atas bangsa dan budayanya.

Ekonomi mempunyai pengaruh kuat terhadap masyarakat. Seperti yang pernah

dikatakan oleh Karl Marx, bahwa ternyata aspek ekonomi seseorang mampu

menentukan kesadaran sosial masyarakat; seperti cara seseorang bersikap,

berperilaku, hingga keberagamaan suatu masyarakat. Dengan demikian dapat kita

simpulkan bahwa dengan merebaknya globalisasi ekonomi pada suatu bangsa maka

kehidupan sosial juga akan berubah sesuai dengan potensi yang di sebarluaskan oleh

globalisasi tersebut.

Pendukung globalisasi (sering juga disebut dengan pro-globalisasi)

menganggap bahwa globalisasi dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran

ekonomi masyarakat dunia. Mereka berpijak pada teori keunggulan komparatif yang

dicetuskan oleh David Ricardo. Teori ini menyatakan bahwa suatu negara dengan

negara lain saling bergantung dan dapat saling menguntungkan satu sama lainnya, dan

salah satu bentuknya adalah ketergantungan dalam bidang ekonomi. Kedua negara

dapat melakukan transaksi pertukaran sesuai dengan keunggulan komparatif yang

dimilikinya. Misalnya, Jepang memiliki keunggulan komparatif pada produk kamera

digital (mampu mencetak lebih efesien dan bermutu tinggi) sementara Indonesia

memiliki keunggulan komparatif pada produk kainnya. Dengan teori ini, Jepang

dianjurkan untuk menghentikan produksi kainnya dan mengalihkan faktor-faktor

produksinya untuk memaksimalkan produksi kamera digital, lalu menutupi

Page 22: M Anang Firmansyah - anangfirmansyahblog ... di mana orang tergesa-gesa untuk makan dan bekerja kembali. Demikian pula di highway-highway di mana orang mencari makan di …

kekurangan penawaran kain dengan membelinya dari Indonesia, begitu juga

sebaliknya.

Salah satu penghambat utama terjadinya kerjasama diatas adalah adanya

larangan-larangan dan kebijakan proteksi dari pemerintah suatu negara. Di satu sisi,

kebijakan ini dapat melindungi produksi dalam negeri, namun di sisi lain, hal ini akan

meningkatkan biaya produksi barang impor sehingga sulit menembus pasar negara

yang dituju. Para pro-globalisme tidak setuju akan adanya proteksi dan larangan

tersebut, mereka menginginkan dilakukannya kebijakan perdagangan bebas sehingga

harga barang-barang dapat ditekan, akibatnya permintaan akan meningkat. Karena

permintaan meningkat, kemakmuran akan meningkat dan begitu seterusnya.

Beberapa kelompok pro-globalisme juga mengkritik Bank Dunia dan IMF,

mereka berpendapat bahwa kedua badan tersebut hanya mengontrol dan mengalirkan

dana kepada suatu negara, bukan kepada suatu koperasi atau perusahaan. Sebagai

hasilnya, banyak pinjaman yang mereka berikan jatuh ke tangan para diktator yang

kemudian menyelewengkan dan tidak menggunakan dana tersebut sebagaimana

mestinya, meninggalkan rakyatnya dalam lilitan hutang negara, dan sebagai

akibatnya, tingkat kemakmuran akan menurun. Karena tingkat kemakmuran menurun,

akibatnya masyarakat negara itu terpaksa mengurangi tingkat konsumsinya; termasuk

konsumsi barang impor, sehingga laju globalisasi akan terhambat dan -- menurut

mereka -- mengurangi tingkat kesejahteraan penduduk dunia.

Arus kapitalis mendera cukup deras keseluruh bagian negara-negara di dunia.

Ada banyak persoalan yang dihadapi oleh negara berkembang dengan masuknya

berbagai regulasi agen-agen kapitalis yang melakukan ekspansi besar-besaran

perusahaan multinasional mereka. Penyebaran perusahaan waralaba berupa restoran-

restoran siap saji KFC, McD, Pizza, Texas, dan lain sebagainya, telah berdampak pada

Page 23: M Anang Firmansyah - anangfirmansyahblog ... di mana orang tergesa-gesa untuk makan dan bekerja kembali. Demikian pula di highway-highway di mana orang mencari makan di …

perubahan dan penciptaan gaya hidup baru terutama dikalangan generasi muda.

Mereka disuguhkan tayangan media masa berupa iklan-iklan produk tersebut,

berimbas pada penghambaan terhadap produk-produk tersebut. Sebuah gambaran

pencarian identitas tetapi terjadinya kehilangan identitas.

Kehadiran budaya Barat seakan mendominasi dan selalu menjadi trend-centre

masyarakat. Kebiasaan dan pola hidup orang barat seakan menjadi cermin

kemodernan. Hal ini jelas mengikis perilaku dan tindakan seseorang.

Hembusan pengaruh budaya Barat, dianggap sebagai ciri khas kemajuan

dalam ekspresi kebudayaan kekinian. Padahal belum tentu sesuai dengan kebutuhan

situasi dan kondisi masyarakat sendiri. Keadaan ini terus mengikis budaya dan

kearifan lokal yang menjadi warisan kebudayaan masyarakat nusantara.

Nilai tradisional masyarakat perlahan mengalami kepunahan, tak mampu

bersaing dengan derasnya publikasi budaya modern dalam konteks pergaulan

masyarakat. Beberapa dampak yang dirasakan adalah dengan menurunnya rasa sosial

dan tenggang rasa masyarakat, mengikisnya semangat kebhinekaan yang mengarah

pada disintegrasi bangsa dan pelanggaran hukum, dan pola hidup individualisme dan

konsumerisme yang bertentangan dengan sikap hidup sederhana. Kebebasan dan

kesenangan hidup masyarakat Barat tidak selamanya positif. Banyak kalangan remaja

yang sedang mencari jati diri tergusur oleh tren-tren yang tak henti diiklankan sebagai

suatu gaya hidup yang menyenangkan dan mendunia. Banyak norma-norma

masyarakat pribumi di Indonesia yang terkikis dalam keseharian generasimudanya.

Seharusnya masyarakat di Indonesia, maupun di negara - negara berkembang,

berusaha mengevaluasi dan memberikan kritikan terhadap masuknya perusahaan-

perusahaan multinasional tersebut. Agar efek samping yang negatif dapat

diminimalisir dan bisa dijadikan input bagi regulasi-regulasi kebijakan dalam negeri.

Page 24: M Anang Firmansyah - anangfirmansyahblog ... di mana orang tergesa-gesa untuk makan dan bekerja kembali. Demikian pula di highway-highway di mana orang mencari makan di …

Global pop culture atau globalisasi budaya bukanlah tren baru. Ia muncul

bersama dengan lahirnya globalisasi itu sendiri. Baik dalam politik, ekonomi, dan

lain-lain. Karena aspek-aspek tersebut mempunyai pengaruh besar terhadap

perubahan tatanan masyarakat dan budaya suatu negara. Singkat kata dapat kita

simpulkan beberapa hal yang menjadi karakteristik globalisasi sosial dan globalisasi

budaya, yaitu:

a. secara sosial; konsep berpakaian, tata bicara, sistem kekerabatan da stratifikasi

sosial juga berubah dan bergeser ke arah yang lebih modern dibanding generasi

sebelumnya. Konsep sosial yang ada dalam masyarakat juga berubah, terutama

masalah tranportasi, komunikasi, dan arus informasi.

b. Dalam arena budaya, proses globalisasi mencerminkan diri pada struktur sosial

yang berkaitan dengan kepercayaan, nilai, simbol, dan fakta. Meninggalkan

dogma-dogma kuno seperti mitos dan lain-lain, yang digantikan dengan sebuah

doktrin baru yang bersifat majemuk (plural) yaitu mencari kebenaran dengan

metode analisis-kritis.

Dengan kata lain, dalam globalisasi sosial budaya orang lebih suka untuk

menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Hal ini dikarenakan adanya

bentuk neo-liberal globalisasi dalam perwujudan universalisasi terhadap style bentuk

budaya tertentu, yang cenderung untuk memperoleh hirarki sosial dan homogenisasi

budaya yang sangat besar dalam skala dunia.

Oleh sebab itu, budaya dan adat istiadat merupakan ciri dan faktor penting

yang dimiliki oleh suatu bangsa. Jadi negaralah yang memiliki peran penting untuk

melindungi nilai-nilai asli milik masyarakatnya berupa warisan nenek moyang;

norma, etika, budi pekerti masyarakat yang harus selalu dijunjung tinggi.

Page 25: M Anang Firmansyah - anangfirmansyahblog ... di mana orang tergesa-gesa untuk makan dan bekerja kembali. Demikian pula di highway-highway di mana orang mencari makan di …

Hal tersebut sudah menjadi tanggung jawab pemerintah, seperti memilah dan

memilih situs-situs apa saja yang layak untuk disuguhkan kepada anak bangsanya,

mengalokasikan dana besar untuk mengadakan festival-festival budaya guna

memasyarakatkan kekayaan budaya bangsa dan mempromosikan industri wisata

mereka, dan lain-lain.

Secara garis besar dapat kita fahami bahwa globalisasi yang menghadirkan

budaya Barat kepada negara-negara non-Barat semata-mata hanyalah bentuk baru

kolonialisme atau imperialisme Barat terhadap negara "jajahannya". Bedanya kalau

zaman dulu penjajahan adalah ekspansi kekuasaan dengan kekuatan tangan, tapi

sekarang penjajahan tersebut menggunakan soft power.

Seakan memberikan obat mujarab kepada negara-negara yang baru saja

berkembang berupa opium, maka pasien akan merasakan kenikmatan dalam tiap

tegukan. Tapi, apa yang terjadi tidaklah seperti dirasa dan diharapkan. Pasien pun

akan mati 'cepat atau lambat' tergantung pada seberapa banyak dan besar pengaruh

opium tersebut.

Perlu diingat bahwa tidak semua dokter jahat dan tidak semua obat beracun.

Tergantung pada ikhtiar pasien dalam menentukan kemana dan bagaimana ia harus

berobat. Dalam menghadapi fenomena globalisasi, sebagai warga negara yang

'berbudaya' dan 'memiliki budaya' ada dua hal yang seyogyanya dimiliki oleh

masyarakat, yaitu: mengokohkan identitas diri dan reaksi timbal balik, maksudnya

adalah suatu negara tetap membentengi diri dari segala pengaruh globalisasi dengan

tidak menutup semua pintu tapi menyaring dan memfilter, sehingga akan muncul

timbal-balik yang fair dan equitable.

Page 26: M Anang Firmansyah - anangfirmansyahblog ... di mana orang tergesa-gesa untuk makan dan bekerja kembali. Demikian pula di highway-highway di mana orang mencari makan di …

Globalisasi merupakan sarana terbaik untuk memperkenalkan budaya bangsa

kita. Kita bukan hanya menjadi masyarakat yang sekedar menjadi konsumen budaya-

budaya seberang. Tapi, juga mampu menghadirkan dan menjunjung tinggi budaya dan

nilai-nilai luhur kita kepada bangsa lain.

Fenomena peng-global-an dunia harus disikapi dengan arif dan positif

thinking karena globalisasi dan modernisasi sangat diperlukan dan bermanfaat bagi

kemajuan. Namun tidak boleh lengah dan terlena, karena era keterbukaan dan

kebebasan itu juga menimbulkan pengaruh negatif yang akan merusak budaya bangsa.

Menolak globalisasi bukanlah pilihan tepat, karena itu berarti menghambat kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi. Bukankah kita tidak mau ketinggalan dalam IPTEK

dengan negara lain. Akan tetapi perlu kecerdasan dalam menjaring dan menyaring

efek globalisasi. Akses kemajuan teknolgi informatika dan komunikasi dapat

dimanfaatkan sebagai pelestari dan pengembang nilai-nilai budaya lokal. Jatidiri

daerah harus terus tertanam di jiwa masyarakat, serta harus terus meningkatkan nilai-

nilai keagamaan.

Jadi, prinsip-prinsip McDonaldisasi memang tidak selalu negatif, tetapi bisa

diambil seperlunya demi kemajuan. Namun pada saat bersamaan, hidup harus dibuat

berwarna agar terhindar dari jebakan irasionalitas, dehumanisasi, atau homogenisasi.

Hidup terlalu indah untuk disetir dengan prinsip untung-rugi.

Tips Hidup di era McDonaldisasi

1. Agama tentu pegangan utama. Dengan iman, anda tidak akan mengalami

kegoyahan hidup sehari-hari, tahu mana yang harus dikerjakan dan mana yang

tidak.

Page 27: M Anang Firmansyah - anangfirmansyahblog ... di mana orang tergesa-gesa untuk makan dan bekerja kembali. Demikian pula di highway-highway di mana orang mencari makan di …

2. Bagi yang mampu, usahakan tidak tinggal di apartemen. Cobalah hidup di

lingkungan yang bisa bersosialiasi. Kalau terpaksa hidup di lingkungan

apartemen, upayakan tidak menjadi kaum asosial.

3. Daripada membeli di swalayan, mal, atau grosir raksasa, cobalah sesering

mungkin belanja di pasar tradisional. Atau belilah buah dari pedagang pinggir

jalan. Mahal sedikit tak mengapa, tapi anda membantu mereka dan bebas dari

kekakuan ala supermarket.

4. Bersantaplah di resto Padang, atau warung pecel lele, ketimbang di resto siap saji

atau resto besar lainnya.

5. Coba menulis untuk keluarga dengan pena dan layanan pos, meski e-mail

memungkinkan. Upayakan telepon famili langsung, tidak lewat SMS.

6. Hindari membeli barang-barang impor yang mahal dan tak perlu. Cintai produk

dalam negeri.

7. Kalau harus menonton televisi, tontonlah stasiun yang kecil atau yang

menawarkan program pendidikan, bukan hiburan film.

8. Daripada membawa liburan anak-anak ke pusat permainan (game), bawalah

mereka ke Kebun Raya, atau Taman Margasatwa. Cegah rutinitas sehari-hari.

Bikinlah sesuatu dengan cara berbeda setiap hari, bila mungkin. Dan jika bisa

dikerjakan sendiri, kerjakan, tak usah menggunakan jasa layanan komersial.

Negara Indonesia, merupakan salah satu negara yang memiliki presentase

tingkat konsumerisme tinggi. Hal ini merupakan salah satu dampak dari

McDonalisasi. Untuk itu, diharapkan agar masyarakat Indonesia peduli dan mau

mengembangkan makanan tradisional Indonesia, kesenian daerah, dll, untuk

meminimalisasi dampak tersebut. Jika tidak, maka masyarakat Indonesia akan

Page 28: M Anang Firmansyah - anangfirmansyahblog ... di mana orang tergesa-gesa untuk makan dan bekerja kembali. Demikian pula di highway-highway di mana orang mencari makan di …

bernasib sama seperti masyarakat di AS, yaitu menderita obesitas (kegemukan), serta

banyak penyakit yang akan mendera.

Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.

Apabila ada kesalahan dalam penulisan ejaan nama, tempat, atau apapun, kami mohon

maaf yang sebesar – besarnya.