lpphpl 013 idn lssml 018 - equalityindonesia.com penilikan phpl/254...hasil penilaian : nilai akhir...
TRANSCRIPT
LPPHPL – 013 – IDN
LVLK – 006 – IDN LSUP – 025 – IDN LSSML – 018 - IDN
PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN
PENILIKAN KETIGA KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)
Nomor : 254/EQ.SHPK/IV/2019
LPPHPL PT Equality Indonesia menyampaikan hasil Penilikan Ketiga Penilaian Kinerja
PHPL terhadap:
Apabila terdapat keluhan terkait hasil keputusan tersebut di atas, dapat disampaikan
secara tertulis dan dilengkapi data pendukung ke:
Nama LP-PHPL : PT Equality Indonesia
Alamat : Jl. Raya Sukaraja 72 Ciater, Bogor 16710
No Telp. : +62 251 7550722
Fax. : +62 251 7550724
Email : [email protected]
Website : www.equalityindonesia.com
Bogor, 25 April 2019
PT EQUALITY INDONESIA
Hari Seno Aji, S. Hut
Manager Subdivisi Sertifikasi Hutan
Nama Auditee : Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan
Banten
Lokasi : Provinsi Jawa Barat dan Banten
Izin Hak Pengelolaan : PP No. 72 Tahun 2010
Luas : ± 681.019,84 Hektar
Tanggal Pelaksanaan : 19 Maret s.d. 04 April 2019
Hasil Penilaian : Nilai akhir Penilaian Kinerja PHPL dinyatakan lulus,
sehingga sertifikat yang diberikan kepada Perum
Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten
dipertahankan dan direvisi menjadi Nomor
039.3/EQC-PHPL/IV/2019 yang berlaku sampai
dengan 10 Mei 2021.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 1 dari 32
1. Identitas LPPHPL :
a. Nama Lembaga : PT EQUALITY INDONESIA
b. Nomor Akreditasi : LPPHPL- 013-IDN
c. Alamat : Jln. Raya Sukaraja No. 72 Kabupaten Bogor
d. Nomor Telepon : 0251-7550722
Nomor Fax : 0251-7550724
E-mail : [email protected], [email protected]
e. Direktur : Ir. Agustri Warsono
f. Tim Audit :
1. Asep Kurniawan, S.Hut (Lead Auditor/Auditor Produksi)
2. Teguh Pribowo, S.E (Auditor Prasyarat)
3. Arifin Heri Prasetyo, S.Hut (Auditor Ekologi)
4. Ir. Tatan Sukwika, S.P, M.Si (Auditor Sosial)
5. Hari Seno aji, S.Hut (Auditor VLK)
g. Tim Pengambil Keputusan :
1. Ir. Agustri Warsono (Pengambil Keputusan)
2. Amin Muchakim, S.Hut. (Peninjau Bidang Prasyarat, Produksi dan VLK)
3. Ir. Muchlis Hidayat (Peninjau Bidang Ekologi)
4. Wiyono T. Putro, S.Hut., M.Si. (Peninjau Bidang Sosial)
2. Identitas Auditee :
a. Nama Pemegang Hak Pengelolaan : Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat
dan Banten
b. Dasar Hukum Pengelolaan : PP Nomor 72 Tahun 2010 tanggal
22 Oktober 2010
c. Luas dan Lokasi : ± 681.019,84 Ha
Provinsi Jawa Barat dan Banten
d. Nomor telepon/faks/E-mail :
e. Alamat :
- Kantor Divisi Regional : Jl.Sukarno-Hatta No. 628, KM 14
Bandung 40292.
Phone : 022 - 7802871;
Fax : 022-7802972
- Kantor Pusat : Gd. Manggala Wanabakti, Blok VII
Lt. 8-11. Jl. Gatot Soebroto,
RESUME HASIL PENILAIAN AWAL/PENILIKAN/DAN RE-SERTIFIKASI
KINERJA PHPL
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 2 dari 32
Jakarta Selatan.
f. Susunan Pengurus :
▪ Ketua Dewan Pengawas : Bambang Hedroyono.
▪ Dewan Pengawas : Yusra Iwata Alsa
Adiari Nurcahyo
Upik Rosalina Wasrin
Akhmad Sukardi
Wawan Siswantono
Mayjen TNI/inf S.Widjornarko
▪ Direktur Utama : Denaldy M. Mauna
▪ Direktur SDM Umum Dan IT : Kemal Sudiro
▪ Direktur Operasional : Sumardi
▪ Direktur Keuangan : Sugiarti
▪ Direktur Perencanaan,
Pengembangan Bisnis : Bambang Catur Wahyudi
g. Nomor S-PHPL/S-LK : 039.3/EQC-PHPL/IV/2019
h. Masa berlaku S-PHPL/S-LK : 11 Mei 2016 s.d. 10 Mei 2021
Tanggal revisi 18 April 2019
3. Ringkasan Tahapan:
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
Audit Tahap I - Tidak dilakukan audit tahap I karena kegiatan
penilikan
Koordinasi dengan Instansi
Kehutanan
19 Maret dan 04 April
2019
▪ Koordinasi dengan Dinas Kehutanan Provinsi
Jawa Barat yang diwakili oleh Bapak Suherman
(Kabid Bina Usaha dan Pemberdayaan
Masyarakat).
▪ Koordinasi bertujuan untuk menyampaikan
rencana kegiatan penilaian penilikankinerja
PHPL di Perum Perhutani Divisi Regional Jawa
Barat dan Banten (Auditee) dan minta masukan
terkait dengan kinerja Auditee selama ini,
khususnya di 2 (dua) KPH contoh, yaitu : KPH
Tasikmalaya dan KPH Kuningan.
Konsultasi Publik -
Tidak dilakukan konsultasi publik karena kegiatan
penilikan
Pertemuan Pembukaan 20 Maret 2019 ▪ Pertemuan dilaksanakan di Kantor Perum
Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten
di Jalan Soekarno-Hatta No. 628, KM 14
Bandung, Provinsi Jawa Barat.
▪ Perkenalan anggota Tim Auditor,
menyampaikan tujuan dan ruang lingkup
penilaian, menyampaikan jadwal/rencana kerja
penilaian, menyampaikan metodologi dan
prosedur penilaian,serta mengkonfirmasikan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 3 dari 32
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
kepada Auditee tentang tanggal, waktu, tempat,
dan peserta pertemuan penutupan.
▪ Pertemuan pembukaan diakhiri dengan
pembuatan BAP
Verifikasi Dokumen dan
Observasi Lapangan
20 – 24 Maret 2019
(KPH Tasikmalaya)
27 – 31 Maret 2019
(KPH Kuningan)
▪ Tim Audit menghimpun, mempelajari data dan
dokumen Auditee dan menganalisis
menggunakan kriteria dan indikator pada
Lampiran 1.4 dan Lampiran 2.1 Peraturan
Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi
Lestari Nomor: P.14/PHPL/Set/4/2016.
▪ Untuk menguji kebenaran data, Tim Audit
melakukan pengamatan, pencatatan, uji petik,
dan menganalisis menggunakan kriteria dan
indikator pada Lampiran 1.4 dan Lampiran
2.1Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan
Hutan Produksi Lestari Nomor:
P.14/PHPL/Set/4/ 2016.
▪ Verifikasi dan observasi lapangan dilaksanakan
di 2 KPH contoh, yaitu KPH Tasikmalaya dan
KPH Kuningan.
Pertemuan Penutupan 04 April 2019 ▪ Menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Auditee atas bantuan dan kerjasamanya selama
penilaian.
▪ Menyampaikan Daftar Periksa PHPL.
▪ Memberitahukan temuan observasi dan
ketidaksesuaian.
▪ Membacakan atau memperlihatkan laporan
ringkasan ketidaksesuaian (jika ada).
▪ Pertemuan Penutupan diakhiri dengan
pembuatan BAP
Pengambilan Keputusan 18 April 2019 Rapat pengambil keputusan untuk meninjau
dokumen penilaianyang diajukan untuk menjamin
bahwa penilaian dilakukan secara efektif dan
efisien sesuai dengan ketentuan PT EQUALITY
Indonesia
4. Resume Hasil Penilaian Unit Contoh/KPH:
1. KPH TASIKMALAYA
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
A. Penilaian Kinerja PHPL
1. Prasyarat
1.1. Kepastian Kawasan
Pemegang Izin dan Pemegang
Hak Pengelolaan
BAIK ▪ Auditee memiliki dokumen legal dan tata batas
sebagai berikut :
1. Dokumen Legal :
a. PP No. 19 Tahun 1961, dengan perubahan
terakhir melalui PP No. 72 Tahun 2010
b. Keputusan Direksi Perum Perhutani
Nomor : 335/KPTS/DIR/2019 tanggal 26
Maret 2019 tentang Pembagian Kawasan
Hutan pada Kesatuan Pemangkuan Hutan
Tasikmalaya seluas 43.974,61 Ha.
2. Administrasi Tata Batas : Dokumen tata batas
sesuai dengan tingat realisasi kegiatan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 4 dari 32
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
tersedia lengkap dalam bentuk BATB
Penggantian pada seluruh Bagian Hutan yang
masuk wilayah KPH Tasikmalaya.
▪ Realisasi tata batas di KPH Tasikmalaya sudah temu
gelang (100%) yang dibuktikan dengan dengan
dokumen Proces Verbaal (PV) atau Berita Acara Tata
Batas (BATB) yang sudah mendapat pengesahan
sejak masa pendudukan Belanda (Tahun 1904).
Setiap 10 tahun sekali dilakukan rekonstruksi batas
secara rutin.
▪ Secara legal formal eksistensi areal kerja Auditee
telah diakui para pihak. Hal ini dibuktikan dengan
telah selesainya kegiatan tata batas, dan riil
dilapangan pada areal kerja Auditee, luas areal
konflik batas yang berada di areal Auditee pada
tahun 2019 terjadi penurunan, dari 7.377,71 Ha
menjadi 7.349,45 Ha.
▪ Hasil overlay Peta Lampiran SK Direksi Perum
Perhutani nomor : 335/KPTS/DIR/2019 dengan
Peta Lampiran SK Menteri Kehutanan Republik
Indonesia Nomor : SK.195/Kpts-II/2003 tanggal 06
Juli 2003 menunjukan tidak terdapat perubahan
fungsi kawasan pada areal Auditee. Dengan
demikian verifier ini masuk kategori diverifikasi
tetapi tidak dapat diterapkan (Not Applicable).
▪ Terdapat penggunaan kawasan diluar sektor
kehutanan pada kawasan dan ada upaya Auditee
untuk mendata penggunaan tersebut dan
melaporkan pada instansi lain kepada Dinas
Kehutanan Provinsi Wilayah V Tasikmalaya melalui
surat Administratur Muda Nomor
33A/052.2/PPB/Tsm/Divre-Janten tanggal 22
Februari 2019.
1.2. Komitmen Pemegang Hak
Pengelolaan
BAIK ▪ Auditee telah memiliki dokumen visi dan misi yang
ditetapkan Direksi Perum Perhutani No.
1432/KPTS/DIR/2017 tanggal 16 Juni 2017 dan
telah sesuai dengan kerangka PHL.
▪ Auditee telah melaksanakan sosialisasi Visi Misi
pada tingkat KPH, BKPH, RPH dan masyarakat yang
dibuktikan dengan adanya : Berita Acara, Foto
dokumentasi kegiatan, dan daftar hadir
pelaksanaan sosialisasi.
▪ Implementasi pengelolaan hutan produksi lestari
baru sebagian yang telah sesuai dengan visi dan
misi perusahaan.
1.3. Jumlah dan kecukupan
tenaga profesional bidang
kehutanan pada seluruh
tingkatan untuk mendukung
pemanfaatan, implementasi,
penelitian, pendidikan dan
latihan.
BAIK ▪ Keberadaan Ganis PHPL KPH Tasikmalaya tahun
2018 belum terpenuhi sesuai Peraturan Menteri
Kehutanan No. P.54/Menhut-II/2014, dan Dirjen
PHPL No P.16/PHPL-IPHH/2015, yaitu pada Ganis
Nenhut masih kekurangan 1 orang Ganis atau
belum terpenuhi kuotanya.
▪ Realisasi peningkatan kompetensi SDM KPH
Tasikmalaya tahun 2018 berdasarkan Jenis
pelatihan dan peserta pelatihan adalah sebesar 100
%
▪ Dokumen ketenagakerjaan yang telah tersedia
lengkap
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 5 dari 32
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
1.4. Kapasitas dan mekanisme
untuk perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan
periodik, evaluasi, dan penyajian
umpan balik mengenai
kemajuan pencapaian
(Kegiatan) Pemegang Hak
Pengelolaan.
BAIK ▪ Auditee memiliki kelengkapan unit perusahaan dan
sesuai dengan kerangka PHPL, serta struktur
organisasi yang telah disahkan oleh SK Direksi No.
700/KPTS/DIR/2018 tanggal 12 April 2018.
▪ Auditee memiliki perangkat SIM berupa Software,
Hardware, SOP SIM, dan tenaga pelaksana untuk
mengoperasikan SIM yang ditetapkan melalui SK
Administratur No.
05a/Kpts/TSM/DIVREJANTEN/2018 Bulan Januari
2018.
▪ Terdapat Organisasi SPI/Internal Auditor di Kantor
Direksi Jakarta dan di Kantor Divisi regional Jawa
Barat dan Banten sebagai perwakilan dan berjalan
dengan efektif untuk mengontrol seluruh tahapan
kegiatan.
▪ Terdapat tindakan pencegahan dan perbaikan
manajemen berdasarkan hasil monitoring dan
evaluasi yang dilaporkan dalam Dokumen
Tanggapan Hasil Pemeriksaan Rutin dan Laporan
Pemantauan Tindak Lanjut.
1.5. Persetujuan Atas Dasar
Informasi Awal Tanpa Paksaan
(PADIATAPA).
BAIK ▪ Kegiatan RTT Tahun 2018 yang akan mempengaruhi
kepentingan hak-hak masyarakat setempat telah
mendapatkan persetujuan dari para pihak dan telah
dikonsultasikan atas dasar informasi awal yang
memadai.
▪ Kegiatan Penataan Batas Auditee telah
dilaksanakan sejak jaman pendudukan Belanda dan
telah mendapat persetujuan dari para pihak
pemerintah daerah sampai pemerintah desa,
termasuk masyarakat yang berbatasan dengan
areal kerja Auditee.
▪ Persetujuan dalam proses dan pelaksanaan
CD/CSR yang dilaksanakan oleh Auditee telah
mendapat persetujuan dari seluruh para pihak atau
dengan persentase sebesar 100%.
▪ Auditee telah melakukan sosialisasi dan
persetujuan penetapan keberadaan dan batas-
batas kawasan lindung kepada seluruh masyarakat
desa yang memberikan dampak kepada kawasan
lindung Auditee atau persentase sebesar 100%.
2. Produksi
2.1. Penataan Areal Kerja
Jangka Panjang dalam
Pengelolaan Hutan Lestari.
BAIK ▪ Terdapat 1 dokumen Rencana Pengaturan
Kelestarian Hutan (RPKH) KPH Tasikmalaya yaitu
RPKH KPH Tasikmalaya luas 43.974,61 Ha Jangka
Perusahaan 1 Januari 2018 s.d. 31 Desember
2027, telah disetujui oleh Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan dengan Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup dan kehutanan Nomor
SK.6970/MenLHK-PHPL/ UHP/HPL.1/12/2017
tanggal 27 Desember 2017 tentang Persetujuan
Rencana Pengaturan kelestarian Hutan untuk
Jangka Waktu 10 (Sepuluh) Tahun Periode 2018 -
2027 atas nama KPH Tasikmalaya Kelas
Perusahaan (KP) Jati Bagian Hutan (BH) Gunung
Terjung dan BH Gunung Tonjong, KP Mahoni BH
Gunung Awilega dan KP Pinus BH Gunung
Galunggung dan BH Gunung Karacak Perum
Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 6 dari 32
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
▪ Penataan areal kerja KPH Tasikmalaya di lapangan
(blok RTT tahun 2018 dan petak) sesuai dengan
RPKH KPH Tasikmalaya yaitu 100,00%
▪ Pemeliharaan batas petak berdasarkan uji petik,
sebagian besar (≥ 50%) yaitu 86,67% tanda batas
petak KPH Tasikmalaya dapat dikenal di lapangan.
2.2. Tingkat pemanenan lestari
untuk setiap jenis hasil hutan
kayu utama dan nir kayu pada
setiap tipe ekosistem.
BAIK ▪ KPH Tasikmalaya memiliki data potensi tegakan
Jati, Mahoni dan Pinus dalam kelas hutan yang
menggambarkan kondisi lapangan yaitu KU I s.d. KU
X, MT, MR.
▪ Terdapat perhitungan etat tegakan berdasarkan
tabel volume tersebut yang berlaku di KPH
Tasikmalaya, yaitu (1) Jenis Jati menggunakan Tarif
Volume Lokal (TVL) KPH Sukabumi, (2) Jenis Pinus
menggunakan Tarif Volume Lokal (TVL) KPH
Sukabumi, (3) Jenis Mahoni dan rimba lainnya
menggunakan Tarif Volume Ferguson.
▪ KPH Tasikmalaya telah memiliki rencana
pengaturan tebangan berdasarkan hasil
perhitungan etat (Model RPKH-PDE 8) yang
digunakan dalam penyusunan RTT tebangan.
2.3. Pelaksanaan penerapan
tahapan sistem silvikultur untuk
menjamin regenerasi hutan
BAIK ▪ SOP seluruh tahapan kegiatan sistem silvikultur
THPB (Tebang Habis Permudaan Butan) tersedia
dengan lengkap di KPH Tasikmalaya meliputi
Prosedur Kerja (PK) untuk kegiatan penataan areal
kerja, persemaian, pembuatan tanaman,
pemeliharaan hutan, pemanenan hasil hutan dan
perlindungan dan pengamanan hutan, isi PK sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
▪ Terdapat implementasi SOP seluruh tahapan
kegiatan sistem silvikultur THPB (Tebang Habis
Permudaan Butan) di KPH Tasikmalaya yaitu
kegiatan penataan areal kerja, persemaian,
pembuatan tanaman, pemeliharaan hutan, dan
pemanenan hasil hutan, serta perlindungan dan
pengamanan hutan.
▪ Rata-rata potensi tebangan A di KPH Tasikmalaya
berdasarkan RPKH dalam bagan tebang (sesuai
dengan Kelas Perusahaan) adalah <30 - 80 m3/Ha
yaitu KP Jati rata-rata sebesar 58,24 m3/Ha.
▪ Sebagian besar tingkat permudaan tanaman di KPH
Tasikmalaya dalam jumlah yang mampu menjamin
kelestarian hasil hutan (keberhasilan tanaman
≥75% pada tahun ke 3) yaitu rata-rata persen
tumbuh tanaman pokok sebesar 93,32%.
2.4. Ketersediaan dan
penerapan teknologi ramah
lingkungan untuk pemanfaatan
hutan.
BAIK ▪ Tersedia SOP yang terkait pemanfaatan ramah
lingkungan di KPH Tasikmalaya yaitu (1) PK-
SMPHT.05-007 Pemanenan Kayu (Tebang Habis
Jati), (2) PK-SMPHT.05-008 Pemanenan Kayu
(Tebang Habis Jenis Rimba), (3) PK-SMPHT.05-010
Pembuatan Jalan Angkutan, (4) PK-SMPHT.06-001
Penyadapan Getah Pinus di Hutan Produksi, (5) PK-
SMPHT.06-002 Penyadapan Getah Pinus di Hutan
Lindung, dan isi PK tersebut sesuai untuk
karakteristik kondisi setempat.
▪ Terdapat penerapan teknologi ramah lingkungan
pada 4 (empat) tahapan kegiatan pemanenan hasil
di KPH Tasikmalaya yaitu (1) pra tebangan, (2)
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 7 dari 32
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
pelaksanaan tebangan, (3) pasca tebangan, dan (4)
penerapan SMK3.
▪ Faktor Eksploitasi (FE) di KPH Tasikmalaya ≥ 0,70
yaitu rata-rata 1,15.
2.5. Realisasi penebangan
sesuai dengan rencana kerja
penebangan/
pemanenan/pemanfaatan pada
areal kerjanya.
BAIK ▪ Dokumen RTT tebang habis (A), tebangan
pembangunan (B) dan tebangan penjarangan (E)
sebagian berdasarkan RPKH yang disahkan oleh
pejabat yang berwenang.
▪ Peta RTT 2018 KPH Tasikmalaya sesuai dengan
peta lampiran RPKH.
▪ Penandaan batas tebangan KPH Tasikmalaya sesuai
dengan peta kerja.
▪ Realisasi volume tebangan total KPH Tasikmalaya
tahun 2018 adalah 113,60% dan per jenis tebangan
lebih dari 70% dari rencana tebangan tahunan (RTT
Tebangan) yaitu realisasi volume tebangan A adalah
113,77% dan realisasi volume tebangan B adalah
113,18% sedangkan lokasi panen sesuai dengan
RTT yang disahkan serta tidak melebihi luas yang
direncanakan yaitu 41,54% dengan rincian realisasi
luas tebangan A adalah 38,42%, dan realisasi luas
tebangan B adalah 43,49%.
2.6. Tingkat investasi dan
reinvestasi yang memadai dan
memenuhi kebutuhan dalam
pengelolaan hutan, administrasi,
penelitian dan pengembangan,
serta peningkatan kemampuan
sumber daya manusia.
SEDANG ▪ Belum tersedia laporan keuangan tahun 2018 yang
telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik. Kesehatan
finansial Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat
dan Banten tahun 2017 adalah likuiditas 381%,
solvabilitas 1.118% dan rentabilitas positif sebesar
3% atau mengalami “keuntungan”. Catatan akuntan
publik (didekati melalui laporan keuangan perum
perhutani tahun 2017) adalah wajar tanpa
pengecualian.
▪ Realisasi alokasi dana KPH Tasikmalaya tahun 2018
adalah 107,92% dari kebutuhan kelola hutan yang
seharusnya berdasarkan laporan penatausahaan
keuangan yang dibuat sesuai dengan Pedoman
Pelaporan Keuangan Pemanfaatan Hutan Produksi
dan Pengelolaan Hutan.
▪ Alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan pada
KPH Tasikmalaya Tahun 2018 adalah tidak
proporsional atau rata-rata perbedaan lebih dari
>50% yaitu 63,06%.
▪ Realisasi pendanaan untuk kegiatan teknis
kehutanan pada KPH Tasikmalaya tahun 2018
adalah lancar namun tidak sesuai dengan tata
waktu.
▪ Realisasi modal kegiatan pembinaan hutan,
perlindungan hutan dan penanaman tanah kosong
di areal KPH Tasikmalaya tahun 2018 lebih dari 80%
yaitu 96,64%.
▪ Realisasi penanaman KPH Tasikmalaya Tahun 2018
adalah antara 50% - 70% dari yang direncanakan
dalam RTT Tanaman Tahun 2018 yaitu 51,56%.
3. Ekologi
Indikator 3.1 Keberadaan,
Kemantapan Dan Kondisi
Kawasan Lindung Pada Setiap
Tipe Hutan.
BAIK ▪ Luas kawasan lindung telah sesuai antara dokumen
DPPL dan dokumen RPKH periode 2018-2027
Perum Perhutani KPH Tasikmalaya dengan
mengalokasikan luas kawasan Perlindungan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 8 dari 32
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
sebesar 57,13%, dan sesuai dengan kondisi
biofisiknya.
▪ Kondisi PAL batas Kawasan Lindung yang kondisi
Baik dilapangan sebesar 70,86%, sedangkan kondisi
Markir yang masih bagus adalah 80,12% dari yang
seharusnya.
▪ Kondisi kawasan lindung (Hutan lindung dan
Kawasan Perlindungan) yang berhutan sebesar
24,691.95 Ha atau 96,55%. Sedangkan kondisi
penutupan lahan dikatagorikan tidak berhutan yaitu
belukar, pemukiman, sawah, tambak, tanah terbuka,
dan perkebunan seluas 882.98 Ha (3,45%). Auditee
juga melakukan kegiatan Pengkayaan dan
Rehabilitasi di areal KPS dan HL seluas 59,86 Ha.
▪ Auditee telah melakukan sosialisasi tentang
keberadaan kawasan lindung kepada seluruh
Lembaga Masyarakat Desa Hutan yang ada di KPH
Tasikmalaya (124 LMDH), atau sosialisasi telah
dilakukan 100%.
▪ Seluruh kawasan lindung (Hutan Lindung dan
Kawasan Perlindungan) di KPH Tasikmalaya telah
terdapat kegiatan pengelolaan dan terdapat laporan
implementasi yang sesuai dengan dokumen rencana
kelola lingkungan tahunan (RTT).
Indikator 3.2 Perlindungan Dan
Pengamanan Hutan.
BAIK ▪ Auditee telah telah tersedia sesuai dengan jenis dan
potensi gangguan hutan yang ada di Perum Perhutani
KPH Tasik Malaya yaitu Pencurian Pohon, Bibrikan
(pengarapan lahan di bawa tegakan tampa izin),
Perusakan Hutan, Pengembalaan, Kebakaran Hutan
dan Bencana Alam.
▪ Perum Perhutani KPH Tasikmalaya telah berupaya
menyediakan sarana dan prasarana untuk
Perlindungan Hutan dengan jenis dan jumlah belum
dengan ketentuan, kondisi sapras berfungsi baik.
▪ Tersedia SDM perlindungan hutan dengan jumlah
dan kualifikasi personil yang memadai sesuai
dengan ketentuan.
▪ Kegiatan perlindungan diimplementasikan melalui
tindakan tertentu (preemptif/ preventif/ represif)
dengan mempertimbangkan seluruh jenis gangguan
yang ada
Indikator 3.3 Pengelolaan Dan
Pemantauan Dampak Terhadap
Tanah Dan Air Akibat
Pemanfaatan Hutan.
BAIK ▪ Tersedia prosedur pengelolaan yang mencakup
seluruh dampak terhadap tanah dan air akibat
kegiatan hak pengelolaan hutan.
▪ Tersedia sarana prasaran pengelolaan dan
pemantauan di setiap BKPH yang berfungsi dengan
baik dan sarana prasarana telah sesuai dengan
dokumen DPPL dan Prosedur Kerja (PK).
▪ Tersedia jumlah dan kualifikasi personil yang
memadai sesuai dengan ketentuan.
▪ Tersedia dokumen perencanaan pengelolaan
dampak tanah dan air berupa dokumen DPPL dan
Posedur Kerja (PK). Lalu semua jenis pengelolaa
telah diimplementasikan sesuai dengan dokumen
DPPL dan Prosedur Kerja yang ada.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 9 dari 32
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
▪ Tersedia dokumen perencanaan pemantauan
dampak terhadap tanah dan air dan
diimplementasikan sesuai dengan ketentuan.
▪ Kegiatan operasional Perum Perhutani KPH
Tasikmalaya terindikasi munculnya dampak yang
besar dan penting terhadap kualitas air, tetapi ada
upya pengelolaan dampak sesuai dengan ketentuan,
sedangkan terhadap kualias tanah tidak berdampak.
Indikator 3.4 Identifikasi
Spesies Flora Dan Fauna Yang
Dilindungi Dan/Atau Langka,
Jarang, Terancam Punah, Dan
Endemik.
BAIK ▪ Auditee tidak mencakup seluruh jenis yang
dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam
punah dan endemik yang terdapat di areal hak
pengelolaan KPH Tasikmalaya dan belum
memasukkan peraturan PermenLHK Nomor
P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2018 terkait
perubahan kedua tentang jenis tumbuhan satwa
yang dilindungi.
▪ Auditee telah melakukan kegiatan identifikasi yang
mencakup seluruh jenis flora dan fauna yang
dilindungi dan/atau langka (endangered), jarang
(rare), terancam punah (threatened) dan endemik
dalam dokumen HCVF dan Biodiversity.
Indikator 3.5 Pengelolaan Flora
Untuk:
a. Luasan tertentu dari hutan
produksi yang tidak
terganggu, dan bagian yang
tidak rusak
b. Perlindungan terhadap
species flora dilindungi
dan/atau jarang, langka dan
terancam punah dan
endemik.
BAIK ▪ Auditee telah memiliki Prosedur Kerja Pengelolaan
Flora dilindungi atau RTE No.PK-SMPHT.02-044,
prosedur tersebut termasuk seluruh jenis flora yang
dilindungi dan/atau langka (endangered), jarang
(rare), terancam punah (threatened) dan endemik
yang terdapat diareal hak pengelolaan KPH
Tasikmalaya.
▪ Pengelolaan flora yang dilindungi dan/atau RTE
selama tahun 2016 telah mencakup seluruh jenis
flora yang dilindungi dan/atau langka (endangered),
jarang (rare), terancam punah (threatened) dan
endemik yang terdapat diareal hak pengelolaan
auditee.
▪ Tidak ada gangguan terhadap kondisi seluruh
species flora dilindungi dan/atau jarang, langka dan
terancam punah dan endemik yang terdapat di areal
KPH Tasikmalaya.
Indikator 3.6 Pengelolaan
Fauna Untuk:
- Luasan tertentu dari hutan
produksi yang tidak
terganggu, dan bagian yang
tidak rusak
- Perlindungan terhadap
species flora dilindungi
dan/atau jarang, langka dan
terancam punah dan
endemik.
BAIK ▪ Auditee telah memiliki Prosedur Kerja (PK)
Pengelolaan fauna dilindungi atau RTE, prosedur
tersebut termasuk seluruh jenis fauna yang
dilindungi dan/atau langka (endangered), jarang
(rare), terancam punah (threatened) dan endemik
yang terdapat diareal hak pengelolaan KPH
Tasikmalaya.
▪ Terdapat implementasi pengelolaan fauna untuk
seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka,
jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat
di areal KPH Tasikmalaya.
▪ Tidak ada gangguan terhadap kondisi species fauna
dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam
punah dan endemik.
4. Sosial
Indikator 4.1 Kejelasan deliniasi
kawasan operasional perusaha-
an/pemegang hak pengelolaan
dengan kawasan masyarakat
BAIK ▪ Auditee telah memiliki dokumen/laporan yang
lengkap mengenai pola penguasaan dan
pemanfaatan SDA/SDH setempat, identifikasi hak-
hak dasar masyarakat hukum adat dan/atau
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 10 dari 32
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
hukum adat dan/atau
masyarakat setempat
masyarakat setempat, dan rencana pemanfaatan
SDH oleh pemegang hak pengelolaan.
▪ Auditee telah memiliki mekanisme penataan batas/
rekonstruksi batas kawasan secara partisipatif &
penyelesaian konflik yang diketahui para pihak.
▪ Auditee telah memiliki mekanisme mengenai
pengakuan hak-hak dasar masyarakat hukum adat
dan masyarakat setempat dalam perencanaan
pemanfataan SDH, yang legal, lengkap dan jelas.
▪ Terdapat bukti-bukti tentang luas dan batas
kawasan pemegang hak pengelolaan dengan batas
kawasan yang dimiliki oleh masyarakat hukum
adat/ setempat.
▪ Auditee telah memperoleh persetujuan dari
sebagian para pihak dan masih terdapat konflik.
Indikator 4.2. Implementasi
tanggung jawab sosial
perusahaan sesuai dengan
peraturan perundangan yang
berlaku..
BAIK ▪ Auditee telah memiliki dokumen yang lengkap
menyangkut tanggung jawab sosial pemegang hak
pengelolaan sesuai dengan peraturan perundangan
yang relevan.
▪ Auditee telah memiliki mekanisme yang lengkap &
legal tentang pemenuhan kewajiban sosial
pemegang hak pengelolaan terhadap masyarakat.
▪ Auditeee telah memiliki bukti-bukti pelaksanaan
kegiatan sosialisasi mengenai hak dan
kewajibannya terhadap masyarakat dalam
mengelola SDH namun hanya sebagian.
▪ Auditee memiliki sebagian bukti realisasi
pemenuhan tanggung jawab sosial terhadap
seluruh masyarakat.
▪ Auditee telah memiliki laporan/ dokumen yang
lengkap terkait pelaksanaan tanggung jawab sosial
pemegang hak pengelolaan termasuk ganti rugi.
Indikator 4.3. Ketersediaan
mekanisme dan implementasi
distribusi manfaat yang adil
antar para pihak
BAIK ▪ Auditee telah memiliki data dan informasi yang
lengkap & jelas tentang masyarakat hukum adat
dan/ atau masyarakat setempat yang terlibat,
tergantung, terpengaruh oleh aktivitas pengelolaan
SDH.
▪ Auditee telah memiliki mekanisme yang legal,
lengkap dan jelas mengenai peningkatan peran
serta dan aktivitas ekonomi masyarakat.
▪ Auditee telah memiliki dokumen rencana pemegang
hak pengelolaan mengenai kegiatan peningkatan
peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat, yang
lengkap dan jelas.
▪ Auditee telah memiliki bukti implementasi sebagian
besar kegiatan peran serta dan aktivitas ekonomi
masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat
setempat oleh pemegang hak pengelolaan.
▪ Auditee telah memiliki bukti dokumen/ laporan
mengenai pelaksanaan distribusi manfaat kepada
para pihak yang lengkap & jelas.
Indikator 4.4
Keberadaan mekanisme
resolusi konflik yang handal.
BAIK ▪ Terdapat mekanisme resolusi konflik yang lengkap
dan jelas.
▪ Auditee telah memiliki peta konflik, yang lengkap
dan jelas terkait konflik yang ada pada areal
kawasan hak pengelolaan.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 11 dari 32
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
▪ Auditee telah memiliki organisasi, sumberdaya
manusia, dan pendanaan yang cukup untuk
mengelola konflik.
▪ Auditee telah memiliki dokumen/ laporan
penanganan konflik yang lengkap dan jelas.
Indiaktor 4.5. Perlindungan,
Pengembangan dan Peningkat-
an Kesejahteraan Tenaga Kerja.
BAIK ▪ Auditee telah merealisasikan seluruh hubungan
industrial dengan seluruh karyawan.
▪ Auditee telah merealisasikan seluruh rencana
pengembangan kompetensi.
▪ Auditee memiliki dokumen standar jenjang karir dan
baru sebagian diimplementasikan.
▪ Auditee telah memiliki dokumen tunjangan
kesejahteraan karyawan dan telah diimplementasi
kan seluruhnya.
B. Verifikasi Legalitas Kayu
1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi
1.1.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mampu
menunjukkan keabsahan Izin
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu (IUPHHK)
MEMENUHI 1. Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2010 Tanggal
22 Oktober 2010 Tentang Perusahaan Umum
(Perum) Kehutanan Negara.Dokumen ini telah di
tetapkan di Jakarta yang ditandatangani oleh
Presiden Republik Indonesia dan telah di undangkan
pada tanggal 22 Oktober 2010 yang ditandatangani
oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia.
2. Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan
Nomor : 419/Kpts-II/1999 Tanggal 15 Juni 1999
Tentang Penunjukan Kawasan Hutan Di Wilayah
Provinsi Dati I Jawa Barat Seluas 1.045.071 Ha
3. Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor : No.
910/KPTS/Dir/2013 tanggal 30 Agustus 2013,
tentang Pembagian Kawasan Hutan pada Kesatuan
Pemangkuan Hutan (KPH) Tasikmalaya seluas
43.863,82 Ha. Dan Keputusan Direksi Perum
Perhutani Nomor : SK.166/Menhut-II/2014 tanggal
19 Februari 2014, tentang penetapan kawasan
hutan produksi terbatas pada kelompok Hutan
Gunung Sodong, yang terletak di Kecamatan
Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa
Barat Seluas 110,79 Ha, dengan demikian total
wilayah KPH Tasikmalaya sejumlah 43.974,61 Ha.
4. Hasil overlay Peta Lampiran SK Direksi Perum
Perhutani nomor : 910/KPTS/Dir/2013 dengan Peta
Lampiran SK Menteri Kehutanan Republik Indonesia
Nomor : SK.195/Kpts-II/2003 tanggal 06 Juli 2003,
tidak terdapat perubahan fungsi kawasan pada areal
KPH Tasikmalaya.
▪ Verifier 1.1.1.b. masuk dalam kategori tidak dapat
diterapkan (Not Applicabel) karena Auditee adalah
pemegang hak pengelolaan, bukan pemegang Izin
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK)
sehingga tidak dibebani dengan pembayaran iuran
IUPHHK
▪ KPH Tasikmalaya telah membuat laporan hasil
identifikasi penggunaan kawasan diluar sektor
kehutanan yang dibuat oleh bagian SPH. Kegiatan
diluar sektor kehutanan adalah berupa
Pengembangan Panas Bumi Karaha Bodas dan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 12 dari 32
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Sarana Penunjangnya Atas Nama PT Pertamina
Geothermal Energy.
2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki rencana penebangan pada areal tebangan yang disahkan
oleh pejabat yang berwenang
2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan
Rencana Kerja Tahunan
(RKT/Bagan Kerja/RTT)
disahkan oleh yang berwenang
MEMENUHI 1. RPKH KPH Tasikmalaya luas 43.974,61 Ha Jangka
Perusahaan 1 Januari 2018 s.d. 31 Desember
2027, telah disetujui oleh Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan dengan Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup dan kehutanan Nomor
SK.6970/MenLHK-PHPL/UHP/HPL.1/12/2017
tanggal 27 Desember 2017 tentang Persetujuan
Rencana Pengaturan kelestarian Hutan untuk
Jangka Waktu 10 (Sepuluh) Tahun Periode 2018 -
2027 atas nama KPH Tasikmalaya Kelas
Perusahaan (KP) Jati Bagian Hutan (BH) Gunung
Terjung dan BH Gunung Tonjong, KP Mahoni BH
Gunung Awilega dan KP Pinus BH Gunung
Galunggung dan BH Gunung Karacak Perum
Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten.
2. Auditee juga telah memiliki dokumen RTT tahun
2018 dan 2019 beserta suplisinya yang disusun
oleh petugas yang berwenang.
3. Dokumen RPKH dan RTT dilengkapi dengan
lampiran peta.
4. Auditee telah memiliki peta areal yang tidak boleh
ditebang pada Peta Lampiran dokumen RPKH yaitu
peta kelas hutan, dan pada lampiran dokumen RTT
2018 serta RTT 2019 yaitu peta RTT dan peta micro
planning bidang tebangan.
5. Peta blok tebangan adalah merupakan lampiran
SPK tebangan yang dimiliki oleh mandor tebang.
Posisi blok/petak tebangan posisinya benar dan
terbukti di lapangan. Penandaan patok batas petak
mengacu pada SOP yang dikembangkan oleh
Auditee.
2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah
2.2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mempunyai
rencana kerja yang sah sesuai
dengan peraturan yang berlaku
MEMENUHI 1. Auditee telah memiliki dokumen RPKH KPH
Tasikmalaya luas 43.974,61 Ha Jangka
Perusahaan 1 Januari 2018 s.d. 31 Desember
2027, telah disetujui oleh Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan
kehutanan Nomor SK.6970/MenLHK-
PHPL/UHP/HPL.1/12/2017 tanggal 27 Desember
2017 tentang Persetujuan Rencana Pengaturan
kelestarian Hutan untuk Jangka Waktu 10
(Sepuluh) Tahun Periode 2018 - 2027 atas nama
KPH Tasikmalaya Kelas Perusahaan (KP) Jati
Bagian Hutan (BH) Gunung Terjung dan BH
Gunung Tonjong, KP Mahoni BH Gunung Awilega
dan KP Pinus BH Gunung Galunggung dan BH
Gunung Karacak Perum Perhutani Divisi Regional
Jawa Barat dan Banten.
2. Verifier 2.2.1.b. masuk dalam kategori tidak dapat
diterapkan (Not Applicabel) karena Auditee tidak
melakukan pemanfaatan kayu hutan alam pada
areal penyiapan lahan yang diizinkan untuk
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 13 dari 32
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
pembangunan hutan tanaman
3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat
Penimbunan Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil
hutan(IPHH)/pasar mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah
3.1.1. Seluruh kayu bulat yang
ditebang/dipanen atau yang
dipanen/dimanfaatkan telah di–
LHP-kan
MEMENUHI 1. Auditee telah memiliki dokumen LHP dan buku
ukur yang dibuat berdasarkan buku taksasi DK
316.
2. LHP dibuat dan disahkan oleh petugas yang
berwenang.
3. Hasil uji petik menunjukkan kesesuaian antara
LHP, buku ukur, fiisk kayu dan tunggak di lapangan.
3.1.2. Seluruh kayu yang
diangkut keluar areal izin
dilindungi dengan surat
keterangan sahnya hasil hutan
MEMENUHI Auditee menyertai kayunya dari petak tebangan (TPn)
untuk tujuan TPK dengan menggunakan dokumen
DKB/DK 304 yang diterbitkan oleh mandor tebang.
Selanjutnya dari TPK untuk tujuan industri kayu
disertai dengan dokumen SKSHHK.
Hasil pemeriksaan dokumen antara dokumen LMKB
dengan SKSHHK menunjukkan kesesuaian.
3.1.3. Pembuktian asal usul
kayu bulat (KB) dari IUPHHKHA
NOT
APPLICABLE
▪ Verifier 3.1.3.a diverifikasi tetapi tidak dapat
diterapkan atau Not Applicable, karena Auditee
adalah pemegang hak pengelolaan dan bukan
Pemegang IUPHHK-HA Namun demikian Auditee
telah menerapkan penandaan pada bontos ujung
dan tunggak kayu mengacu kepada SK Direksi
Perum Perhutani Nomor : 114/KPTS/DIR/2018
tanggal 8 Februari 2018.
▪ Verifier 3.1.3.b, dilakukan verifikasi tetapi tidak
dapat diterapkan atau Not Applicable, karena
Auditee adalah pemegang hak pengelolaan dan
bukan Pemegang IUPHHK-HA. Namun demikian
tanda-tanda PUHH telah dilaksanakan secara
konsisten oleh Auditee dan telah diatur dalam SK
Direksi Perum Perhutani Nomor :
114/KPTS/DIR/2018 tanggal 08 Februari 2018.
Namun Auditee tetap menerapkan sistem
penandaan pada bontos dan tunggak kayu,
sehingga dengan sistem tersebut kayu dapat
dilacak balak sampai ke petak tebangan
3.1.4. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mampu
membuktikan adanya catatan
angkutan kayu ke luar TPK
MEMENUHI Auditee dapat menunjukkan dokumen SKSHHK yang
diterbitkan oleh pejabat yang berwenang (yang
berkualifikasi sebagai Ganis PKB).
Dalam penerbitan SKSHHK juga dilengkapi dengan
BAP penerbitan SKSHHK Dan BAP penerbitan SKSKB
tidak tersedia karena auditee tidak melakukan
pemakaian dokumen SKSKB.
3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan
kayu
3.2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan menunjukkan bukti
pelunasan Dana Reboisasi (DR)
dan/atau Provisi Sumberdaya
Hutan (PSDH)
MEMENUHI 1. Auditee telah terkoneksi dengan sistem informasi
PNBP online (SIMPONI) dimana Bukti Pembuatan
Tagihan (BPT) berupa kode billing dan tanggal
berlaku secara otomatis akan muncul apabila
Auditee telah meng approve LHP.
2. Hasil verifikasi dokumen menunjukkan bahwa
tagihan yang tertera dalam dokumen BPT telah
sesuai dengan jumlah produksi dan mengacu
pada tarif yang berlaku.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 14 dari 32
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
3. Selama periode Maret 2018 sampai dengan
Februari 2019 Auditee telah menerbitkan
dokumen LHP untuk Kayu Jati sebanyak
3.649,926 M3, dengan Nilai PSDH sebesar Rp
458.934.234,00 dan untuk Kayu Rimba
sebanyak 812,690 M3, dengan Nilai PSDH
sebesar Rp 10.910.110,00.
4. Pembayaran PSDH telah sesuai dengan SPP PSDH
dan terdapat tanda bukti setor PSDH yang telah
divalidasi oleh petugas Bank sebagai bukti
pembayaran PSDH secara lunas.
5. Auditee telah melakukan pembayaran PSDH
sesuai dengan tariff, volume, ukuran dan jenis
yang berlaku yaitu mengacu pada Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 tahun
2014 tentang jenis dan tariff atas jenis
penerimaan Negara bukan pajak yang berlaku
pada Kementerian Kehutanan dan mengacu pada
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor ;
P.64/MENLHK/SETJEN/ KUM.I/12/2017 tanggal
19 Desember 2017 tentang Penetapan Harga
Patokan Hasil Hutan Untuk Perhitungan Provinsi
Sumber Daya Hutan Dan Ganti Rugi Tegakan.
3.3. Pengangkutan dan perdagangan antar pulau
3.3.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan yang mengirim kayu
bulat antar pulau memiliki
pengakuan sebagai Pedagang
Kayu Antar Pulau Terdaftar
(PKAPT).
NOT
APPLICABLE
Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan
atau Not Applicable, karena Auditee bukan Pedagang
Kayu Antar Pulau, sehingga tidak memiliki dokumen
PKAPT. sehingga verifier ini masuk dalam kategori Not
Applicabel (NA).
3.3.2. Pengangkutan kayu bulat
yang menggunakan kapal harus
kapal yang berbendera
Indonesia dan memiliki izin yang
sah
NOT
APPLICABLE
Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan
atau Not Applicable, karena Pengangkutan kayu bulat
dari TPK tidak menggunakan kapal dan hanya
melakukan pengangkutan lewat jalur darat dengan
menggunakan alat angkut Truck.
3.4.1 Tanda V-legal yang
dibubuhkan sesuai ketentuan
MEMENUHI Auditee telah menerapkan penggunaan tanda V-Legal
sesuai dengan aturan yang berlaku. Tanda V-Legal
dibubuhkan pada dokumen SKSHHK dan lampirannya
pada Daftar Kayu Hasil Pemanenan. Auditee juga
menggunakan tanda V-Legal pada dokumen Kwitansi,
Bon Penjualan (BP) dan kontrak (318).
4.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah memiliki AMDAL/DPPL/UKL dan UPL & melaksanakan
kewajiban yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut
4.1.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan telah memiliki
dokumen AMDAL/DPPL/UKL-
UPL meliputi ANDAL, RKL dan
RPL yang telah disahkan sesuai
peraturan yang berlaku meliputi
seluruh areal kerjanya
MEMENUHI Auditee telah memiliki Dokumen DPPL yang telah
mendapatkan Pengesahan Kelayakan dari Bupati
Tasikmalaya dengan Nomor 660/Kep.36A-KLH/2011
Tanggal 8 Pebruari 2011 Tentang Pengesahaan
Kelayakan Lingkungan Dokumen Pengelolaan Dan
Pemantauan Lingkungan (DPPL) Kegiatan Perum
Perhutani KPH Tasikmalaya.
Penyusunan DPPL mengacu kepada Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun
2007.
4.1.2. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan memiliki laporan
pelaksanaan RKL dan RPL yang
MEMENUHI 1. Dokumen RKl dan RPL adalah merupakan satu
kesatuan dengan dokumen DPPL yang telah
mendapatkan Pengesahan Kelayakan dari Bupati
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 15 dari 32
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
menunjukkan penerapan
tindakan untuk mengatasi
dampak lingkungan dan
menyediakan manfaat social
Tasikmalaya dengan Nomor 660/Kep.36A-
KLH/2011 Tanggal 8 Februari 2011 Tentang
Pengesahaan Kelayakan Lingkungan Dokumen
Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan (DPPL)
Kegiatan Perum Perhutani KPH Tasikmalaya.
2. Auditee telah melakukan kegiatan pemantauan
dan pengelolaan lingkungan sesuai dengan
dokumen DPPL. Hasil kegiatan juga dilaporkan
kepada Instansi terkait di Wilayah Kerja KPH
Tasikmalaya.
5.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
5.1.1. Prosedur dan
Implementasi K3
MEMENUHI 1. Auditee telah memiliki dokumen prosedur atau
pedoman tentang K3 dalam bentuk Petunjuk
Kerja (PK) Direksi. Auditee juga memiliki pengurus
P2K3 serta ahli K3 sebagai penanggung jawab
dalam implementasi K3 di KPH Tasikmalaya.
2. Auditee telah memiliki daftar APD per bulan Maret
2019. Hasil pemeriksaan di lapangan
menunjukkan bahwa APD tersedia di masing-
masing BKPH dan dapat berfungsi dengan baik.
3. Auditee telah memiliki dokumen catatan kerja
yang dibuat oleh Ahli K3 yang merupakan
pengurus dari P2K3. Auditee juga telah
menunjukkan upaya untuk menekan angka
kecelakaan kerja.
5..2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja
5.2.1. Kebebasan berserikat
bagi pekerja
MEMENUHI Penetapan Susunan Dewan Pengurus Daerah SEKAR
Perum Perhutani DPD KPH Tasikmalaya berdasarkan
Surat Keputusan Dewan Pengurus Daerah Serikat
Karyawan Perum Perhutani DPD KPH Tasikmalaya
Nomor : 01/SKPT/DPD/Tasikmalaya/2018 Tentang
Susunan Dewan Pengurus Daerah Serikat Karyawan
Perum Perhutani KPH Tasikmalaya Periode 2018 –
2021 ditetapkan di Tasikmalaya Tanggal 31 Januari
2018.
5.2.2. Adanya Kesepakatan
Kerja Bersama (KKB) atau
Peraturan Perusahaan (PP)
MEMENUHI Terdapat dokumen Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
antara Perum Perhutani dengan Serikat Karyawan
Perhutani dan Serikat Pegawai dan Pekerja Perhutani
Periode 2018 – 2020. Ditetapkan di Jakarta pada
tanggal 3 Juli 2018.
Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan
Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja -
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor :
KEP.165/PHIJSK-PK/PKB/VIII/2018 tanggal 29
Agustus 2018. Masa berlaku sejak Tanggal 03 Juli
2018 s.d 02 Juli 2020.
5.2.3. Perusahaan tidak
mempekerjakan anak di bawah
umur
MEMENUHI Berdasarkan data dan daftar karyawan yang dibuat
oleh Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum KPH
Tasikmalaya periode Maret 2018 sampai dengan
Februari 2019 dan hasil wawancara dengan tenaga
kerja di lokasi tebangan, tidak terdapat pekerja yang
usianya di bawah umur (di bawah 18 tahun) di lingkup
KPH Tasikmalaya.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, Total Nilai Kinerja PHPL untuk KPH Tasikmalaya pada saat Penilikan
Ketiga Tahun 2019 sebesar 98.48%, pemenuhan terhadap standar verifikasi LK adalah “Memenuhi”, maka
nilai akhir kinerja PHPL KPH Tasikmalaya adalah “BAIK”.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 16 dari 32
2. KPH KUNINGAN
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
A. Penilaian Kinerja PHPL
1. Prasyarat
1.1. Kepastian Kawasan
Pemegang Izin dan Pemegang
Hak Pengelolaan
BAIK ▪ Auditee memiliki dokumen legal dan tata batas
sebagai berikut :
1. Dokumen Legal :
a. PP No. 19 Tahun 1961, dengan perubahan
terakhir melalui PP No. 72 Tahun 2010
b. Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor
: 334/KPTS/Dir/2019 tanggal 26 Maret
2019, tentang Pembagian Kawasan Hutan
pada Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH)
Kuningan seluas 28.892,66 Ha.
2. Administrasi Tata Batas : Dokumen tata batas
sesuai dengan tingat realisasi kegiatan
tersedia lengkap dalam bentuk BATB
Penggantian pada seluruh Bagian Hutan yang
masuk wilayah KPH Kuningan.
▪ Realisasi tata batas di KPH Kuningan sudah temu
gelang (100%) yang dibuktikan dengan dengan
dokumen Proces Verbaal (PV) atau Berita Acara Tata
Batas (BATB) yang sudah mendapat pengesahan
sejak masa pendudukan Belanda (Tahun 1914) dan
Setiap 10 tahun sekali dilakukan rekonstruksi batas
secara rutin.
▪ Secara legal formal eksistensi areal kerja Auditee
telah diakui para pihak. Hal ini dibuktikan dengan
telah selesainya kegiatan tata batas, dan riil
dilapangan pada areal kerja Auditee, luas areal
konflik batas yang berada di areal Auditee pada
tahun 2018 terjadi penurunan, dari 101,68 Ha
menjadi 59,64 Ha.
▪ Hasil overlay Peta Lampiran SK Direksi Perum
Perhutani nomor : 334/KPTS/DIR/2019 dengan
Peta Lampiran SK Menteri Kehutanan Republik
Indonesia Nomor : SK.195/Kpts-II/2003 tanggal 06
Juli 2003 menunjukan tidak terdapat perubahan
fungsi kawasan pada areal Auditee. Dengan
demikian verifier ini masuk kategori diverifikasi
tetapi tidak dapat diterapkan (Not Applicable).
▪ Terdapat penggunaan kawasan diluar sektor
kehutanan pada kawasan dan ada upaya Auditee
untuk mendata penggunaan tersebut dan
melaporkan pada instansi lain kepada Dinas
Kehutanan Kehutanan Wilayah VII Kuningan melalui
surat Administratur No 06/057.2/PPB/Kng/Divre
Janten tanggal 07 Januari 2019.
1.2. Komitmen Pemegang Hak
Pengelolaan
BAIK ▪ Auditee telah memiliki dokumen visi dan misi yang
ditetapkan Direksi Perum Perhutani No.
1432/KPTS/DIR/2017 tanggal 16 Juni 2017 dan
telah sesuai dengan kerangka PHL.
▪ Auditee telah melaksanakan sosialisasi Visi Misi
pada tingkat KPH, BKPH, RPH dan masyarakat yang
dibuktikan dengan adanya : Berita Acara, Foto
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 17 dari 32
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
dokumentasi kegiatan, dan daftar hadir
pelaksanaan sosialisasi.
▪ Implementasi pengelolaan hutan produksi lestari
baru sebagian yang telah sesuai dengan visi dan
misi perusahaan.
1.3. Jumlah dan kecukupan
tenaga profesional bidang
kehutanan pada seluruh
tingkatan untuk mendukung
pemanfaatan, implementasi,
penelitian, pendidikan dan
latihan.
BAIK ▪ Keberadaan Ganis PHPL KPH Kuningan tahun 2018
sudah terpenuhi sesuai Peraturan Menteri
Kehutanan No. P.54/Menhut-II/2014, dan Dirjen
PHPL No P.16/PHPL-IPHH/2015.
▪ Realisasi peningkatan kompetensi SDM > 70% dari
rencana, namun rencana pelatihan tidak disusun
utuh selama 1 tahun.
▪ Dokumen ketenagakerjaan yang telah tersedia
lengkap.
1.4. Kapasitas dan mekanisme
untuk perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan
periodik, evaluasi, dan penyajian
umpan balik mengenai
kemajuan pencapaian
(Kegiatan) Pemegang Hak
Pengelolaan.
BAIK ▪ Auditee memiliki kelengkapan unit perusahaan dan
sesuai dengan kerangka PHPL, serta struktur
organisasi yang telah disahkan oleh SK Direksi No.
700/KPTS/DIR/2018 tanggal 12 April 2018.
▪ Auditee memiliki perangkat SIM berupa Software,
Hardware, SOP SIM, dan tenaga pelaksana untuk
mengoperasikan SIM yang ditetapkan melalui SK
Administratur No. 31/Kpts/Kng/Divre-Janten/2019
tanggal 04 Januari 2019.
▪ Terdapat Organisasi SPI/Internal Auditor di Kantor
Direksi Jakarta dan di Kantor Divisi regional Jawa
Barat dan Banten sebagai perwakilan dan berjalan
dengan efektif untuk mengontrol seluruh tahapan
kegiatan.
▪ terdapat tindakan pencegahan dan perbaikan
manajemen berdasarkan hasil monitoring dan
evaluasi yang dilaporkan dalam Dokumen Laporan
Hasil Tindak Lanjut Pemeriksaan Rutin.
1.5. Persetujuan Atas Dasar
Informasi Awal Tanpa Paksaan
(PADIATAPA).
BAIK ▪ Kegiatan RTT Tahun 2018 yang akan mempengaruhi
kepentingan hak-hak masyarakat setempat telah
mendapatkan persetujuan dari para pihak dan telah
dikonsultasikan atas dasar informasi awal yang
memadai.
▪ Kegiatan Penataan Batas Auditee telah
dilaksanakan sejak jaman pendudukan Belanda dan
telah mendapat persetujuan dari para pihak
pemerintah daerah sampai pemerintah desa,
termasuk masyarakat yang berbatasan dengan
areal kerja Auditee.
▪ Persetujuan dalam proses dan pelaksanaan
CD/CSR yang dilaksanakan oleh Auditee telah
mendapat persetujuan dari seluruh para pihak atau
dengan persentase sebesar 100%.
▪ Auditee telah melakukan sosialisasi dan
persetujuan penetapan keberadaan dan batas-
batas kawasan lindung kepada seluruh masyarakat
desa yang memberikan dampak kepada kawasan
lindung Auditee atau persentase sebesar 100%.
2. Produksi
2.1. Penataan Areal Kerja
Jangka Panjang dalam
Pengelolaan Hutan Lestari.
BAIK ▪ Terdapat 2 dokumen RPKH di KPH Kuningan yaitu:
RPKH KPH Kuningan KP Jati luas 15.313,61 Ha
Jangka Perusaha- an 1 Januari 2018 s.d. 31
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 18 dari 32
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Desember 2027, telah disetujui oleh Kemen-
terian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan
kehutanan Nomor SK.6972/MenLHK-
PHPL/UHP/HPL.1/12/2017 tanggal 27 Desember
2017 tentang Persetujuan Rencana Pengatur- an
Kelestarian Hutan untuk Jangka Waktu 10
(Sepuluh) Tahun Periode 2018 - 2027 atas nama
KPH Kuningan Kelas Perusahaan (KP) Jati Bagian
Hutan Ciledug dan Bagian Hutan Cibingbin Perum
Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten.
RPKH KPH Kuningan KP Pinus luas 14.370,74 Ha
Jangka Perusahaan 1 Januari 2009 s.d. 31
Desember 2018 disusun oleh Kepala Seksi
Perencanaan Hutan IV Cirebon, dinilai oleh Kepala
Biro Perencanaan SDH, Mengetahui Administratur
Perhutani/ KKPH Kuningan, Menyetujui Kepala
Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten,
Mengesahkan Direksi Perum Perhutani Plt.
Direktur Utama bulan Januari 2009.
Berdasarkan wawancara dengan Kasi
Perencanaan Pengembang- an Bisnis bahwa saat
ini RPKH yang berlaku untuk KP Pinus adalah
RPKH KPH Kuningan KP Pinus luas 14.370,74 Ha
Jangka Perusahaan 1 Januari 2019 s.d. 31
Desember 2028.
▪ Penataan areal kerja KPH Kuningan di lapangan
(blok RTT tahun 2018 dan petak) sesuai dengan
RPKH KPH Kuningan.
▪ Pemeliharaan batas petak berdasarkan uji petik,
sebagian besar (≥ 50%) yaitu 88,24% tanda batas
petak KPH Kuningan dapat dikenal di lapangan.
2.2. Tingkat pemanenan lestari
untuk setiap jenis hasil hutan
kayu utama dan nir kayu pada
setiap tipe ekosistem.
BAIK ▪ KPH Kuningan memiliki data potensi tegakan Jati,
Mahoni dan Pinus dalam kelas hutan yang
menggambarkan kondisi lapangan yaitu KU I s.d. KU
XIII, MT, MR.
▪ Terdapat perhitungan etat tegakan berdasarkan
tabel volume tersebut yang berlaku di KPH
Kuningan, yaitu (1) Tarif volume lokal (TVL) untuk
tebang habis Jati KPH Kuningan, yang disusun oleh
Seksi Perencanaan Hutan IV Cirebon tahun 2014.
(2) Tarif volume lokal (TVL) untuk tebangan Pinus
KPH Kuningan, yang disusun oleh Seksi
Perencanaan Hutan IV Cirebon tahun 2006.
Berdasarkan wawancara dengan bagian
Perencanaan KPH Kuningan dan PHW IV Cirebon,
bahwa pada tahun kegiatan 2018 pembuatan Petak
Ukur Permanen (PUP) KPH Kuningan belum
dilakukan dan akan dilaksanakan mulai bulan Mei
2019.
▪ KPH Kuningan telah memiliki rencana pengaturan
tebangan berdasarkan hasil perhitungan etat (Model
RPKH-PDE 10) yang digunakan dalam penyusunan
RTT tebangan.
2.3. Pelaksanaan penerapan
tahapan sistem silvikultur untuk
menjamin regenerasi hutan
BAIK ▪ SOP seluruh tahapan kegiatan sistem silvikultur
THPB (Tebang Habis Permudaan Butan) tersedia
dengan lengkap di KPH Kuningan meliputi Prosedur
Kerja (PK) untuk kegiatan penataan areal kerja,
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 19 dari 32
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
persemaian, pembuatan tanaman, pemeliharaan
hutan, pemanenan hasil hutan dan perlindungan
dan pengamanan hutan, isi PK sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
▪ Terdapat implementasi SOP seluruh tahapan
kegiatan sistem silvikultur THPB (Tebang Habis
Permudaan Butan) di KPH Kuningan yaitu kegiatan
penataan areal kerja, persemaian, pembuatan
tanaman, pemeliharaan hutan, dan pemanenan
hasil hutan, serta perlindungan dan pengamanan
hutan.
▪ Rata-rata potensi tebangan A di KPH Kuningan
berdasarkan RPKH dalam bagan tebang (sesuai
dengan Kelas Perusahaan) adalah antara 30 - 80
m3/Ha yaitu KP Jati rata-rata sebesar 33,51 m3/Ha.
▪ Sebagian besar tingkat permudaan tanaman di KPH
Kuningan dalam jumlah yang mampu menjamin
kelestarian hasil hutan (keberhasilan tanaman
≥75% pada tahun ke 3) yaitu rata-rata persen
tumbuh tanaman pokok sebesar 86,80%.
2.4. Ketersediaan dan
penerapan teknologi ramah
lingkungan untuk pemanfaatan
hutan.
BAIK ▪ Tersedia SOP yang terkait pemanfaatan ramah
lingkungan di KPH Kuningan yaitu (1) PK-
SMPHT.05-007 Pemanenan Kayu (Tebang Habis
Jati), (2) PK-SMPHT.05-008 Pemanenan Kayu
(Tebang Habis Jenis Rimba), (3) PK-SMPHT.05-010
Pembuatan Jalan Angkutan, (4) PK-SMPHT.06-001
Penya-dapan Getah Pinus di Hutan Produksi, (5)
PK-SMPHT.02.2-004 Pungutan Daun Kayu Putih,
dan isi PK tersebut sesuai untuk karakteristik
kondisi setempat.
▪ Terdapat penerapan teknologi ramah lingkungan
pada 4 (empat) tahapan kegiatan pemanenan hasil
di KPH Kuningan yaitu (1) pra tebangan, (2)
pelaksanaan tebangan, (3) pasca tebangan, dan
(4) penerapan SMK3.
▪ Faktor Eksploitasi (FE) di KPH Kuningan ≥ 0,70
yaitu 0,98 dengan rincian sebagai berikut :
1. Berdasarkan dokumen gabungan per pohon
cutting test di petak 28D adalah 1,02.
2. Berdasarkan dokumen gabungan per pohon
cutting test di petak 24D adalah 1,01.
3. Berdasarkan dokumen gabungan per pohon
cutting test di petak 29B adalah 0,90.
4. Berdasarkan dokumen gabungan per pohon
cutting test di petak 81E adalah 1,01.
2.5. Realisasi penebangan
sesuai dengan rencana kerja
penebangan/
pemanenan/pemanfaatan pada
areal kerjanya.
BAIK ▪ Dokumen RTT tebangan pembangunan (B) dan
tebangan penjarangan (E) sebagian berdasarkan
RPKH yang disahkan oleh pejabat yang berwenang.
▪ Peta RTT 2018 KPH Kuningan sesuai dengan peta
lampiran RPKH.
▪ Penandaan batas tebangan KPH Kuningan sesuai
dengan peta kerja.
▪ Realisasi volume tebangan total KPH Kuningan
tahun 2018 adalah 93,68% dan per jenis tebangan
lebih dari 70% dari rencana tebangan tahunan (RTT
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 20 dari 32
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Tebangan) yaitu realisasi volume tebangan A adalah
91,18% dan realisasi volume tebangan B adalah
101,16%, realisasi volume tebangan E adalah
110,14%, sedangkan realisasi volume tebangan D
adalah 84,30%, sedangkan lokasi panen sesuai
dengan RTT yang disahkan serta tidak melebihi luas
yang direncanakan yaitu 92,02% dengan rincian
realisasi luas tebangan A adalah 79,72%, realisasi
luas tebangan B adalah 88,05%, realisasi luas
tebangan E adalah 100,00%, dan realisasi luas
tebangan D adalah 100,00%.
2.6. Tingkat investasi dan
reinvestasi yang memadai dan
memenuhi kebutuhan dalam
pengelolaan hutan, administrasi,
penelitian dan pengembangan,
serta peningkatan kemampuan
sumber daya manusia.
BAIK ▪ Belum tersedia laporan keuangan tahun 2018 yang
telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik. Kesehatan
finansial Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat
dan Banten tahun 2017 adalah likuiditas 381%,
solvabilitas 1.118% dan rentabilitas positif sebesar
3% atau mengalami “keuntungan”. Catatan akuntan
publik (didekati melalui laporan keuangan perum
perhutani tahun 2017) adalah wajar tanpa
pengecualian.
▪ Realisasi alokasi dana KPH Kuningan tahun 2018
adalah 93,30% dari kebutuhan kelola hutan yang
seharusnya berdasarkan laporan penatausahaan
keuangan yang dibuat sesuai dengan Pedoman
Pelaporan Keuangan Pemanfaatan Hutan Produksi
dan Pengelolaan Hutan.
▪ Alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan pada
KPH Kuningan Tahun 2018 adalah kurang
proporsional atau rata-rata perbedaan lebih dari
>20% - 50% yaitu 30,88%.
▪ Realisasi pendanaan untuk kegiatan teknis
kehutanan pada KPH Kuningan tahun 2018 adalah
lancar namun tidak sesuai dengan tata waktu.
▪ Realisasi modal kegiatan pembinaan hutan,
perlindungan hutan dan penanaman tanah kosong
di areal KPH Kuningan tahun 2018 ≥ 80% yaitu
82,73%.
▪ Realisasi penanaman KPH Kuningan Tahun 2018
adalah >70% dari yang direncanakan dalam RTT
Tanaman Tahun 2017 yaitu 99,85%.
3. Ekologi
Indikator 3.1 Keberadaan,
Kemantapan Dan Kondisi
Kawasan Lindung Pada Setiap
Tipe Hutan.
BAIK ▪ Luas kawasan lindung telah sesuai antara dokumen
DPPL dan dokumen RPKH periode 2018-2027
Perum Perhutani KPH Kuningan dengan
mengalokasikan luas kawasan Perlindungan
sebesar 34,75%, dan sesuai dengan kondisi
biofisiknya.
▪ PAL batas kawasan dilindung yang kondisi Baik
dilapangan sebesar 61,99% (2,104 PAL dengan
rincian PAL yang dalam kondisi Baik sebanyak 1,555
PAL dan dalam kondisi rusak sebanyak 549 PAL),
sedangkan kondisi Markir yang masih bagus adalah
80,00%.
▪ Kondisi kawasan yang dilindungi yang berhutan
sebesar 9,859.48 (99,21%). Sedangkan kondisi
penutupan lahan dikatagorikan tidak berhutan yaitu
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 21 dari 32
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
belukar, pemukiman, sawah, tambak, tanah
terbuka, dan perkebunan seluas 78,14 Ha (0,79%).
Auditee juga melakukan kegiatan Pengkayaan dan
Rehabilitasi di areal KPS dan HL seluas 99,21 Ha.
▪ Auditee telah melakukan sosialisasi tentang
keberadaan kawasan lindung kepada seluruh
Lembaga Masyarakat Desa Hutan yang ada di KPH
Kuningan (56 LMDH), atau sosialisasi telah dilakukan
100%
▪ Seluruh kawasan lindung (Hutan Lindung dan
Kawasan Perlindungan) di KPH Kuningan telah
terdapat kegiatan pengelolaan dan terdapat laporan
implementasi yang sesuai dengan dokumen rencana
kelola lingkungan tahunan (RTT).
Indikator 3.2 Perlindungan Dan
Pengamanan Hutan.
BAIK ▪ Prosedur telah tersedia sesuai dengan jenis dan
potensi gangguan hutan yang ada di Perum
Perhutani KPH Kuningan yaitu Pencurian Pohon,
Bibrikan (pengarapan lahan di bawa tegakan tampa
izin), Perusakan Hutan, Pengembalaan, Kebakaran
Hutan dan Bencana Alam.
▪ Perum Perhutani KPH Kuningan telah berupaya
menyediakan sarana dan prasarana untuk
Perlindungan Hutan dengan jenis dan jumlah belum
dengan ketentuan, kondisi sapras berfungsi baik.
▪ Tersedia SDM Perlindungan hutan (Personil
SATPAM, Personil BRIGDALKARHUTLA dan Personil
Penanganan Hama Penyakit) dengan jumlah dan
kualifikasi personil yang memadain dan sesuai
dengan ketentuan.
▪ Kegiatan perlindungan diimplementasikan melalui
tindakan tertentu (preemptif/ preventif/ represif)
dengan mempertimbangkan seluruh jenis
gangguan yang ada.
Indikator 3.3 Pengelolaan Dan
Pemantauan Dampak Terhadap
Tanah Dan Air Akibat
Pemanfaatan Hutan.
BAIK ▪ Auditee telah memiliki prosedur kerja pengelolaan
yang mencakup seluruh dampak terhadap tanah dan
air akibat pemanfaatan hutan yang tertuang dalam
dokumen DPPL KPH Kuningan tahun 2011.
▪ Tersedia sarana prasaran pengelolaan dan
pemantauan di setiap BKPH yang berfungsi dengan
baik dan sarana prasarana telah sesuai dengan
dokumen DPPL dan Prosedur Kerja (PK).
▪ Tersedia jumlah dan kualifikasi personil yang
memadai sesuai dengan ketentuan.
▪ Auditee telah memiliki dokumen perencanaan
pengelolaan dampak terhadap tanah dan air berupa
dokumen DPPL, jenis pengelolaan dampak terhadap
tanah dan air yang ada dalam dokumen DPPL telah
diimplementasikan sesuai dengan bentuk dan jenis
kegiatan atau kelas perusahan yang ada.
▪ Terdapat dokumen perencanaan pemantauan
dampak terhadap tanah dan air tetapi hanya
sebagian yang diimplementasikan, dimana
pengambilan sampel air sungai beru dilakukan 1
(satu) kali dalam setahun. Hasil kegiatan
pemantauan dampak dituankan dalam laporan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 22 dari 32
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
semester I dan II RKL- RPL tahun 2018 PT Perum
Perhutani KPH Kuningan.
▪ Kegiatan operasional Perum Perhutani KPH
Kuningan Tidak terdapat indikasi terjadinya
dampak yang besar dan penting terhadap tanah
dan air.
Indikator 3.4 Identifikasi
Spesies Flora Dan Fauna Yang
Dilindungi Dan/Atau Langka,
Jarang, Terancam Punah, Dan
Endemik.
BAIK ▪ Prosedur identifikasi flora fauna yang dimiliki
auditee tidak mencakup seluruh jenis yang
dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam
punah dan endemik yang terdapat di areal hak
pengelolaan KPH Kuningan dan belum
memasukkan peraturan PermenLHK Nomor
P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2018 terkait
perubahan kedua tentang jenis tumbuhan satwa
yang dilindungi.
▪ Auditee telah melakukan kegiatan identifikasi yang
mencakup seluruh jenis flora dan fauna yang
dilindungi dan/atau langka (endangered), jarang
(rare), terancam punah (threatened) dan endemik
dalam dokumen HCVF dan Biodiversity.
Indikator 3.5 Pengelolaan Flora
Untuk:
a. Luasan tertentu dari hutan
produksi yang tidak
terganggu, dan bagian yang
tidak rusak
b. Perlindungan terhadap
species flora dilindungi
dan/atau jarang, langka dan
terancam punah dan
endemik.
BAIK ▪ Auditee telah memiliki Prosedur Kerja Pengelolaan
Flora dilindungi atau RTE No.PK-SMPHT.02-044,
prosedur tersebut termasuk seluruh jenis flora yang
dilindungi dan/atau langka (endangered), jarang
(rare), terancam punah (threatened) dan endemik
yang terdapat diareal hak pengelolaan KPH
Kuningan.
▪ Auditee telah melakukan pengelolaan flora RTE yang
ada di areal KPH Kuningan, kegiatan pengelolaan
dilakukan secara insitu dan exsitu (PermenLHK
No.20 Tahun 2018 dan apencices II, IUCN, VU dan
LC) dan jenis pengelolaan flora RTE telah
implementasikan sesuai dengan No.PK-SMPHT.02-
044.
▪ Tidak ada gangguan terhadap kondisi seluruh
species flora dilindungi dan/atau jarang, langka dan
terancam punah dan endemik yang terdapat di areal
KPH Kuningan.
Indikator 3.6 Pengelolaan
Fauna Untuk:
- Luasan tertentu dari hutan
produksi yang tidak
terganggu, dan bagian yang
tidak rusak
- Perlindungan terhadap
species flora dilindungi
dan/atau jarang, langka dan
terancam punah dan
endemik.
BAIK ▪ Auditee telah memiliki Prosedur Kerja (PK)
Pengelolaan fauna dilindungi atau RTE, prosedur
tersebut termasuk seluruh jenis fauna yang
dilindungi dan/atau langka (endangered), jarang
(rare), terancam punah (threatened) dan endemik
yang terdapat diareal hak pengelolaan KPH
Kuningan.
▪ Terdapat implementasi pengelolaan fauna untuk
seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka,
jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat
di areal KPH Kuningan.
▪ Tidak ada gangguan terhadap kondisi species fauna
dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam
punah dan endemik.
4. Sosial
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 23 dari 32
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Indikator 4.1 Kejelasan deliniasi
kawasan operasional perusaha-
an/pemegang hak pengelolaan
dengan kawasan masyarakat
hukum adat dan/atau
masyarakat setempat
BAIK ▪ Auditee telah memiliki dokumen/ laporan yang
lengkap mengenai pola penguasaan dan
pemanfaatan SDA/SDH setempat, identifikasi hak-
hak dasar masyarakat hukum adat dan/atau
masyarakat setempat, dan rencana pemanfaatan
SDH oleh pemegang hak pengelolaan.
▪ Auditee telah memiliki mekanisme penataan batas/
rekonstruksi batas kawasan secara partisipatif &
penyelesaian konflik yang diketahui para pihak.
▪ Auditee telah memiliki mekanisme mengenai
pengakuan hak-hak dasar masyarakat hukum adat
dan masyarakat setempat dalam perencanaan
pemanfataan SDH, yang legal, lengkap dan jelas.
▪ Terdapat bukti-bukti tentang luas dan batas
kawasan pemegang hak pengelolaan dengan batas
kawasan yang dimiliki oleh masyarakat hukum adat/
setempat.
▪ Auditee mendapatkan persetujuan dari sebagian
para pihak dan masih terdapat konflik.
Indikator 4.2. Implementasi
tanggung jawab sosial
perusahaan sesuai dengan
peraturan perundangan yang
berlaku..
BAIK ▪ Auditee telah memiliki dokumen yang lengkap
menyangkut tanggung jawab sosial pemegang hak
pengelolaan sesuai dengan peraturan perundangan
yang relevan.
▪ Auditee telah memiliki mekanisme yang lengkap &
legal tentang pemenuhan kewajiban sosial
pemegang hak pengelolaan terhadap masyarakat.
▪ Auditee telah memiliki bukti-bukti pelaksanaan
kegiatan sosialisasi mengenai hak dan
kewajibannya terhadap masyarakat dalam
mengelola SDH namun hanya sebagian.
▪ Auditee memiliki sebagian bukti realisasi
pemenuhan tanggung jawab sosial terhadap seluruh
masyarakat.
▪ Auditee telah memiliki laporan/ dokumen yang
lengkap terkait pelaksanaan tanggung jawab sosial
pemegang hak pengelolaan termasuk ganti rugi.
Indikator 4.3. Ketersediaan
mekanisme dan implementasi
distribusi manfaat yang adil
antar para pihak
BAIK ▪ Auditee telah memiliki data dan informasi yang
lengkap & jelas tentang masyarakat hukum adat
dan/ atau masyarakat setempat yang terlibat,
tergantung, terpengaruh oleh aktivitas pengelolaan
SDH.
▪ Auditee telah memiliki mekanisme yang legal,
lengkap dan jelas mengenai peningkatan peran
serta dan aktivitas ekonomi masyarakat.
▪ Auditee telah memiliki dokumen rencana pemegang
hak pengelolaan mengenai kegiatan peningkatan
peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat, yang
lengkap dan jelas.
▪ Auditee telah memiliki bukti implementasi sebagian
besar kegiatan peran serta dan aktivitas ekonomi
masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat
setempat oleh pemegang hak pengelolaan.
▪ Auditee telah memiliki bukti dokumen/ laporan
mengenai pelaksanaan distribusi manfaat kepada
para pihak yang lengkap & jelas dan terdokumentasi
dengan baik.
Indikator 4.4 BAIK ▪ Auditee telah menyediakan mekanisme resolusi
konflk yang lengkap dan jelas.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 24 dari 32
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Keberadaan mekanisme
resolusi konflik yang handal.
▪ Auditee telah memiliki peta konflik, yang lengkap
dan jelas terkait konflik yang ada pada areal
kawasan hak pengelolaan.
▪ Auditee telah memiliki organisasi, sumberdaya
manusia, dan pendanaan yang cukup untuk
mengelola konflik.
▪ Auditee telah memiliki dokumen/ laporan
penanganan konflik yang lengkap dan jelas.
Indiaktor 4.5. Perlindungan,
Pengembangan dan Peningkat-
an Kesejahteraan Tenaga Kerja.
BAIK ▪ Auditee telah merealisasikan seluruh hubungan
industrial dengan seluruh karyawan.
▪ Auditee telah merealisasikan seluruh rencana
pengembangan kompetensi.
▪ Auditee memiliki dokumen standar jenjang karir dan
baru sebagian diimplementasikan.
▪ Auditeee telah memiliki dokumen tunjangan
kesejahteraan karyawan dan telah diimplementasi
kan seluruhnya.
B. Verifikasi Legalitas Kayu
1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi
1.1.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mampu
menunjukkan keabsahan Izin
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu (IUPHHK)
MEMENUHI 1. Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2010 Tanggal
22 Oktober 2010 Tentang Perusahaan Umum
(Perum) Kehutanan Negara.Dokumen ini telah di
tetapkan di Jakarta yang ditandatangani oleh
Presiden Republik Indonesia dan telah di
undangkan pada tanggal 22 Oktober 2010 yang
ditandatangani oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia.
2. Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan
Nomor : 419/Kpts-II/1999 Tanggal 15 Juni 1999
Tentang Penunjukan Kawasan Hutan Di Wilayah
Provinsi Dati I Jawa Barat Seluas 1.045.071 Ha
3. Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor : No.
334/KPTS/Dir/2019 tanggal 26 Maret 2019,
tentang Pembagian Kawasan Hutan pada
Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kuningan
seluas 28.892,66 Ha yang terdiri dari 10.039,42
Ha adalah Hutan Lindung (HL), 18.437,08 Ha
adalah Hutan Produksi (HP) dan 416,16 Ha adalah
Area Penggunaan Lain (APL).
4. Hasil overlay Peta Lampiran SK Direksi Perum
Perhutani nomor : 334/KPTS/Dir/2019 dengan
Peta Lampiran SK Menteri Kehutanan Republik
Indonesia Nomor : SK.195/Kpts-II/2003 tanggal
06 Juli 2003, menunjukan bahwa tidak terdapat
perubahan fungsi kawasan pada areal KPH
Kuningan.
▪ Verifier 1.1.1.b. masuk dalam kategori tidak dapat
diterapkan (Not Applicabel) karena Auditee adalah
pemegang hak pengelolaan, bukan pemegang Izin
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK)
sehingga tidak dibebani dengan pembayaran iuran
IUPHHK.
▪ KPH Kuningan telah membuat laporan hasil
identifikasi penggunaan kawasan diluar sektor
kehutanan yang dibuat oleh bagian SPH. Kegiatan
diluar sektor kehutanan adalah berupa Galian C
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 25 dari 32
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
dan Bendungan BBWS Cimanuk Cisanggarung.
2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki rencana penebangan pada areal tebangan yang disahkan
oleh pejabat yang berwenang
2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan
Rencana Kerja Tahunan
(RKT/Bagan Kerja/RTT)
disahkan oleh yang berwenang
MEMENUHI 1. Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kuningan
memiliki 2 (dua) Kelas Perusahaan (KP) yaitu KP
Jati dan KP Pinus. Berdasarkan telaah dokumen
Rencana Jangka Panjang (Management Plan) KPH
Kuningan tersedia dokumen Rencana Pengaturan
Kelestarian Hutan (RPKH) yaitu (1) RPKH KPH
Kuningan KP Jati luas 15.313,61 Ha Jangka
Perusahaan 1 Januari 2018 s.d. 31 Desember
2027, dan (2) RPKH KPH Kuningan KP Pinus luas
14.370,74 Ha Jangka Perusahaan 1 Januari 2009
s.d. 31 Desember 2018.
2. Auditee juga telah memiliki dokumen RTT tahun
2018 dan 2019 beserta suplisinya yang disusun
oleh petugas yang berwenang.
3. Dokumen RPKH dan RTT dilengkapi dengan
lampiran peta.
4. Auditee telah memiliki peta areal yang tidak boleh
ditebang pada Peta Lampiran dokumen RPKH
yaitu peta kelas hutan, dan pada lampiran
dokumen RTT 2018 serta RTT 2019 yaitu peta RTT
dan peta micro planning bidang tebangan.
5. Peta blok tebangan adalah merupakan lampiran
SPK tebangan yang dimiliki oleh mandor tebang.
Posisi blok/petak tebangan posisinya benar dan
terbukti di lapangan. Penandaan patok batas
petak mengacu pada SOP yang dikembangkan
oleh Auditee.
2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah
2.2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mempunyai
rencana kerja yang sah sesuai
dengan peraturan yang berlaku
MEMENUHI 1. Auditee telah memiliki dokumen Rencana
Pengaturan Kelestarian Hutan (RPKH) yaitu (1)
RPKH KPH Kuningan KP Jati luas 15.313,61 Ha
Jangka Perusahaan 1 Januari 2018 s.d. 31
Desember 2027, dan (2) RPKH KPH Kuningan KP
Pinus luas 14.370,74 Ha Jangka Perusahaan 1
Januari 2009 s.d. 31 Desember 2018.
2. Verifier 2.2.1.b. telah dilakukan verifikasi tetapi
tidak dapat diterapkan (Not Applicable), karena
Auditee tidak melakukan pemanfaatan kayu hutan
alam pada areal penyiapan lahan yang diizinkan
untuk pembangunan hutan tanaman
3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat
Penimbunan Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil
hutan(IPHH)/pasar mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah
3.1.1. Seluruh kayu bulat yang
ditebang/dipanen atau yang
dipanen/dimanfaatkan telah di–
LHP-kan
MEMENUHI 1. Auditee telah memiliki dokumen LHP dan buku
ukur yang dibuat berdasarkan buku taksasi DK
316.
2. LHP dibuat dan disahkan oleh petugas yang
berwenang.
3. Hasil uji petik menunjukkan kesesuaian antara
LHP, buku ukur, fiisk kayu dan tunggak di lapangan.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 26 dari 32
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
3.1.2. Seluruh kayu yang
diangkut keluar areal izin
dilindungi dengan surat
keterangan sahnya hasil hutan
MEMENUHI Auditee menyertai kayunya dari petak tebangan (TPn)
untuk tujuan TPK dengan menggunakan dokumen
DKB/DK 304 yang diterbitkan oleh mandor tebang.
Selanjutnya dari TPK untuk tujuan industri kayu
disertai dengan dokumen SKSHHK.
Hasil pemeriksaan dokumen antara dokumen LMKB
dengan SKSHHK menunjukkan kesesuaian.
3.1.3. Pembuktian asal usul
kayu bulat (KB) dari IUPHHKHA
NOT
APPLICABLE
▪ Verifier 3.1.3.a diverifikasi tetapi tidak dapat
diterapkan atau Not Applicable, karena karena
Auditee adalah pemegang hak pengelolaan dan
bukan Pemegang IUPHHK-HA Namun demikian
Auditee telah menerapkan penandaan pada bontos
ujung dan tunggak kayu mengacu kepada SK Direksi
Perum Perhutani Nomor : 114/KPTS/DIR/2018
tanggal 8 Februari 2018.
▪ Verifier 3.1.3.b, dilakukan verifikasi tetapi tidak
dapat diterapkan atau Not Applicable, Auditee
adalah pemegang hak pengelolaan dan bukan
Pemegang IUPHHK-HA. Namun demikian tanda-
tanda PUHH telah dilaksanakan secara konsisten
oleh Auditee dan telah diatur dalam SK Direksi
Perum Perhutani Nomor : 114/KPTS/DIR/2018
tanggal 08 Februari 2018. Namun Auditee tetap
menerapkan sistem penandaan pada bontos dan
tunggak kayu, sehingga dengan sistem tersebut
kayu dapat dilacak balak sampai ke petak tebangan.
3.1.4. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan mampu
membuktikan adanya catatan
angkutan kayu ke luar TPK
MEMENUHI Auditee dapat menunjukkan dokumen SKSHHK yang
diterbitkan oleh pejabat yang berwenang (yang
berkualifikasi sebagai Ganis PKB).
Dalam penerbitan SKSHHK juga dilengkapi dengan
BAP penerbitan SKSHHK Dan BAP penerbitan SKSKB
tidak tersedia karena auditee tidak melakukan
pemakaian dokumen SKSKB.
3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan
kayu
3.2.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan menunjukkan bukti
pelunasan Dana Reboisasi (DR)
dan/atau Provisi Sumberdaya
Hutan (PSDH)
MEMENUHI 1. Auditee telah terkoneksi dengan sistem informasi
PNBP online (SIMPONI) dimana Bukti Pembuatan
Tagihan (BPT) berupa kode billing dan tanggal
berlaku secara otomatis akan muncul apabila
Auditee telah meng approve LHP.
2. Hasil verifikasi dokumen menunjukkan bahwa
tagihan yang tertera dalam dokumen BPT telah
sesuai dengan jumlah produksi dan mengacu
pada tarif yang berlaku.
3. Selama periode Maret 2018 sampai dengan
Februari 2019 Auditee telah menerbitkan
dokumen LHP untuk Kayu Jati sebanyak
4,477.736 M3, dengan Nilai PSDH sebesar Rp
328.395.360,00 dan untuk Kayu Rimba
sebanyak 148.360 M3, dengan Nilai PSDH
sebesar Rp 1.874.994,00.
4. Pembayaran PSDH telah sesuai dengan SPP PSDH
dan terdapat tanda bukti setor PSDH yang telah
divalidasi oleh petugas Bank sebagai bukti
pembayaran PSDH secara lunas.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 27 dari 32
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
5. Auditee telah melakukan pembayaran PSDH
sesuai dengan tariff, volume, ukuran dan jenis
yang berlaku yaitu mengacu pada Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 tahun
2014 tentang jenis dan tariff atas jenis
penerimaan Negara bukan pajak yang berlaku
pada Kementerian Kehutanan dan mengacu pada
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor ;
P.64/MENLHK/SETJEN/ KUM.I/12/2017 tanggal
19 Desember 2017 tentang Penetapan Harga
Patokan Hasil Hutan Untuk Perhitungan Provinsi
Sumber Daya Hutan Dan Ganti Rugi Tegakan.
3.3. Pengangkutan dan perdagangan antar pulau
3.3.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan yang mengirim kayu
bulat antar pulau memiliki
pengakuan sebagai Pedagang
Kayu Antar Pulau Terdaftar
(PKAPT).
NOT
APPLICABLE
Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan
atau Not Applicable, karena Auditee bukan Pedagang
Kayu Antar Pulau, sehingga tidak memiliki dokumen
PKAPT.
3.3.2. Pengangkutan kayu bulat
yang menggunakan kapal harus
kapal yang berbendera
Indonesia dan memiliki izin yang
sah
NOT
APPLICABLE
Verifier ini diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan
atau Not Applicable, karena Pengangkutan kayu bulat
dari TPK tidak menggunakan kapal dan hanya
melakukan pengangkutan lewat jalur darat dengan
menggunakan alat angkut Truck.
3.4.1 Implementasi Tanda V-
Legal
MEMENUHI Auditee telah menerapkan penggunaan tanda V-Legal
sesuai dengan aturan yang berlaku. Tanda V-Legal
dibubuhkan pada dokumen SKSHHK dan lampirannya
pada Daftar Kayu Hasil Pemanenan. Auditee juga
menggunakan tanda V-Legal pada dokumen Kwitansi,
Bon Penjualan (BP) dan kontrak (318).
4.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah memiliki AMDAL/DPPL/UKL dan UPL & melaksanakan
kewajiban yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut
4.1.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan telah memiliki
dokumen AMDAL/DPPL/UKL-
UPL meliputi ANDAL, RKL dan
RPL yang telah disahkan sesuai
peraturan yang berlaku meliputi
seluruh areal kerjanya
MEMENUHI Auditee telah memiliki Dokumen DPPL yang telah
mendapatkan Pengesahan Dokumen Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan (DPPL) Kegiatan Perum
Perhutani KPH Kuningan melalui Surat Rekomendasi
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
(BPLHD) Pemerintah Provinsi Jawa Barat Nomor :
660.1/2.420/I/2011 tanggal 20 Juni 2011.
Penyusunan DPPL mengacu kepada Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun
2007.
4.1.2. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan memiliki laporan
pelaksanaan RKL dan RPL yang
menunjukkan penerapan
tindakan untuk mengatasi
dampak lingkungan dan
menyediakan manfaat sosial
MEMENUHI ▪ Dokumen RKl dan RPL adalah merupakan satu
kesatuan dengan dokumen DPPL yang telah
mendapatkan Pengesahan Dokumen Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan (DPPL) Kegiatan
Perum Perhutani KPH Kuningan melalui Surat
Rekomendasi Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Daerah (BPLHD) Pemerintah Provinsi Jawa Barat
Nomor : 660.1/2.420/I/2011 tanggal 20 Juni 2011.
▪ Auditee telah melakukan kegiatan pemantauan dan
pengelolaan lingkungan sesuai dengan dokumen
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 28 dari 32
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
DPPL. Hasil kegiatan juga dilaporkan kepada
Instansi terkait di Wilayah Kerja KPH Kuningan.
5.1. Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
5.1.1. Prosedur dan
implementasi K3
MEMENUHI ▪ Auditee telah memiliki dokumen prosedur atau
pedoman tentang K3 dalam bentuk Petunjuk Kerja
(PK) Direksi. Auditee juga memiliki pengurus P2K3
serta ahli K3 sebagai penanggung jawab dalam
implementasi K3 di KPH Kuningan.
▪ Auditee telah memiliki daftar APD per bulan Maret
2019. Hasil pemeriksaan di lapangan menunjukkan
bahwa APD tersedia di masing-masing BKPH dan
dapat berfungsi dengan baik.
▪ Auditee telah memiliki dokumen catatan kerja yang
dibuat oleh Ahli K3 yang merupakan pengurus dari
P2K3. Auditee juga telah menunjukkan upaya
untuk menekan angka kecelakaan kerja.
5..2. Pemenuhan hak-hak tenaga kerja
5.2.1. Kebebasan berserikat
bagi pekerja
MEMENUHI Penetapan Susunan Dewan Pengurus Daerah SEKAR
Perum Perhutani DPD Kuningan berdasarkan Surat
Keputusan Dewan Pengurus Daerah Serikat Karyawan
Perhutani Kuningan Nomor : 01/SKPT-SP/PHT-
DPD/Kng/2019 Tentang Susunan Dewan Pengurus
Daerah Serikat Karyawan Perhutani Kuningan Periode
2019 – 2021 ditetapkan di Kuningan Tanggal 07
Januari 2019.
5.2.2. Adanya Kesepakatan
Kerja Bersama (KKB) atau
Peraturan Perusahaan (PP)
MEMENUHI Terdapat dokumen Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
antara Perum Perhutani dengan Serikat Karyawan
Perhutani dan Serikat Pegawai dan Pekerja Perhutani
Periode 2018 – 2020. Ditetapkan di Jakarta pada
tanggal 3 Juli 2018.
Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan
Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja -
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor :
KEP.165/PHIJSK-PK/PKB/VIII/2018 tanggal 29
Agustus 2018. Masa berlaku sejak Tanggal 03 Juli
2018 s.d 02 Juli 2020.
5.2.3. Perusahaan tidak
mempekerjakan anak di bawah
umur
MEMENUHI Berdasarkan data dan daftar karyawan yang dibuat
oleh Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum KPH
Kuningan periode Maret 2018 sampai dengan
Februari 2019 dan hasil wawancara dengan tenaga
kerja di lokasi tebangan, tidak terdapat pekerja yang
usianya di bawah umur (di bawah 18 tahun) di lingkup
KPH Kuningan.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, Total Nilai Kinerja PHPL untuk KPH Kuningan pada saat Penilikan
Ketiga Tahun 2019 sebesar 100%, pemenuhan terhadap standar verifikasi LK adalah “Memenuhi”, maka
nilai akhir kinerja PHPL KPH Kuningan adalah “BAIK”.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 29 dari 32
5. Perhitungan Nilai Kematangan/Bobot Indikator KPH Contoh Perum Perhutani Divisi
Regional Jawa Barat dan Banten
Kriteria Indikator Unit Contoh
Nilai
Aktual
Indikator
Nilai
Maksimal
Indikator
Nilai
Kemantangan
Indikator
Nilai
Kinerja
Indikator
Nilai
Kematangan/
Bobot
Indikator
Pra
sya
rat
1.1 KPH TASIKMALAYA 3 3
KPH KUNINGAN 3 3
Jumlah 6 6 100% BAIK 3
1.2 KPH TASIKMALAYA 3 3
KPH KUNINGAN 3 3
Jumlah 6 6 100% BAIK 3
1.3 KPH TASIKMALAYA 3 3
KPH KUNINGAN 3 3
Jumlah 6 6 100% BAIK 3
1.4 KPH TASIKMALAYA 3 3
KPH KUNINGAN 3 3
Jumlah 6 6 100% BAIK 3
1.5 KPH TASIKMALAYA 3 3
KPH KUNINGAN 3 3
Jumlah 6 6 100% BAIK 3
Pro
du
ksi
2.1 KPH TASIKMALAYA 3 3
KPH KUNINGAN 3 3
Jumlah 6 6 100% BAIK 3
2.2 KPH TASIKMALAYA 3 3
KPH KUNINGAN 3 3
Jumlah 6 6 100% BAIK 3
2.3 KPH TASIKMALAYA 3 3
KPH KUNINGAN 3 3
Jumlah 6 6 100% BAIK 3
2.4 KPH TASIKMALAYA 3 3
KPH KUNINGAN 3 3
Jumlah 6 6 100% BAIK 3
2.5 KPH TASIKMALAYA 3 3
KPH KUNINGAN 3 3
Jumlah 6 6 100% BAIK 3
2.6 KPH TASIKMALAYA 2 3
KPH KUNINGAN 3 3
Jumlah 5 6 83% BAIK 3
Ek
olo
gi
3.1 KPH TASIKMALAYA 3 3
KPH KUNINGAN 3 3
Jumlah 6 6 100% BAIK 3
3.2 KPH TASIKMALAYA 3 3
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 30 dari 32
Kriteria Indikator Unit Contoh
Nilai
Aktual
Indikator
Nilai
Maksimal
Indikator
Nilai
Kemantangan
Indikator
Nilai
Kinerja
Indikator
Nilai
Kematangan/
Bobot
Indikator
KPH KUNINGAN 3 3
Jumlah 6 6 100% BAIK 3
3.3 KPH TASIKMALAYA 3 3
KPH KUNINGAN 3 3
Jumlah 6 6 100% BAIK 3
3.4 KPH TASIKMALAYA 3 3
KPH KUNINGAN 3 3
Jumlah 6 6 100% BAIK 3
3.5 KPH TASIKMALAYA 3 3
KPH KUNINGAN 3 3
Jumlah 6 6 100% BAIK 3
3.6 KPH TASIKMALAYA 3 3
KPH KUNINGAN 3 3
Jumlah 6 6 100% BAIK 3
So
sia
l
4.1 KPH TASIKMALAYA 3 3
KPH KUNINGAN 3 3
Jumlah 6 6 100% BAIK 3
4.2 KPH TASIKMALAYA 3 3
KPH KUNINGAN 3 3
Jumlah 6 6 100% BAIK 3
4.3 KPH TASIKMALAYA 3 3
KPH KUNINGAN 3 3
Jumlah 6 6 100% BAIK 3
4.4 KPH TASIKMALAYA 3 3
KPH KUNINGAN 3 3
Jumlah 6 6 100% BAIK 3
4.5 KPH TASIKMALAYA 3 3
KPH KUNINGAN 3 3
Jumlah 6 6 100% BAIK 3
Proses penentuan nilai akhir kinerja PHPL Divisi Regional dilakukan setelah dilakukan
penghitungan nilai akhir setiap KPH Contoh. Nilai Kematangan Indikator Divisi Regional
merupakan penjumlahan Nilai Kinerja Indikator KPH Contoh dibagi dengan penjumlahan
kemungkinan Nilai Maksimal Indikator KPH Contoh yang secara rinci telah disajikan pada
tabel diatas. Berdasarkan data pada tabel diatas selanjutnya dilakukan perhitungan Nilai
Kinerja Indikator PHPL Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten yang
disajikan pada tabel dibawah ini.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 31 dari 32
Indikator
Nilai
Kinerja
Indikator
Nilai
Kematangan
Indikator
Nilai
Kinerja
Maksimal
Indikator
1.1 Kepastian Kawasan Pemegang Hak
Pengelolaan BAIK 3 3
1.2 Komitmen Pemegang Hak Pengelolaan BAIK 3 3
1.3 Jumlah dan Kecukupan Tenaga Profesional
Bidang Kehutanan pada Seluruh Tingkatan
Untuk Mendukung Pemanfaatan Implementasi
Penelitian, Pendidikan dan Latihan
BAIK 3 3
1.4 Kapasitas dan Mekanisme untuk Perencanaan
Pelaksanaan Pemantauan Periodik, Evaluasi
dan Penyajian Umpan Balik Mengenai
Kemajuan Pencapaian (Kegiatan) Pemegang
Hak Pengelolaan
BAIK 3 3
1.5 Persetujuan atas dasar informasi awal tanpa
paksaan(PADIATAPA) BAIK 3 3
2.1 Penataan areal kerja jangka panjang dalam
pengelolaanhutan lestari BAIK 3 3
2.2 Tingkat pemanenan lestari untuk setiap jenis
hasil hutan kayu utama dan nir kayu pada setiap
tipe ekosistem*)
BAIK 3 3
2.3 Pelaksanaan penerapan tahapan sistem
silvikultur untuk menjamin regenerasi hutan
BAIK 3 3
2.4 Ketersediaan dan penerapan pemanenan
ramah lingkungan untuk pemanfaatan hutan
BAIK 3 3
2.5 Realisasi penebangan sesuai dengan rencana
kerja penebangan/pemanenan/pemanfaatan
pada areal kerjanya *)
BAIK 3 3
2.6 Kesehatan finansial perusahaan dan tingkat
investasi dan reinvestasi yang memadai dan
memenuhi kebutuhan dalam pengelolaan
hutan, administrasi, penelitian dan
pengembangan serta peningkatan kemampuan
sumber daya manusia.
BAIK 3 3
3.1 Keberadaan, kemantapan dan kondisi kawasan
dilindungi pada setiap tipe hutan BAIK 3 3
3.2 Perlindungan dan pengamanan hutan BAIK 3 3
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 32 dari 32
Indikator
Nilai
Kinerja
Indikator
Nilai
Kematangan
Indikator
Nilai
Kinerja
Maksimal
Indikator
3.3 Pengelolaan dan pemantauan dampak
terhadap tanah dan air akibat pemanfaatan
hutan
BAIK 3 3
3.4 Identifikasi spesies flora dan fauna yang
dilindungi dan/atau langka (endangered),
jarang (rare), terancam punah (threatened) dan
endemik.
BAIK 3 3
3.5 Pengelolaan flora untuk : 1. Luasan tertentu dari
hutan produksi yang tidak terganggu, dan
bagian yang tidak rusak. 2. Perlindungan
terhadap species flora dilindungi dan/atau
jarang, langka dan terancam punah dan
endemik
BAIK 3 3
3.6 Pengelolaan fauna untuk : 1. Luasan tertentu
dari hutan produksi yang tidak terganggu, dan
bagian yang tidak rusak. 2. Perlindungan
terhadap species fauna dilindungi dan/atau
jarang, langka dan terancam punah dan
endemik
BAIK 3 3
4.1 Kejelasan deliniasi kawasan operasional
perusahaan/pemegang izin dengan kawasan
masyarakat hukum adat dan/atau masyarakat
setempat
BAIK 3 3
4.2 Implementasi tanggungjawab sosial
perusahaan sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
BAIK 3 3
4.3 Ketersediaan mekanisme dan implementasi
distribusi manfaat yang adil antar para pihak
BAIK 3 3
4.4 Keberadaan mekanisme resolusi konflik yang
handal BAIK 3 3
4.5 Perlindungan, Pengembangan dan Peningkatan
Kesejahteraan Tenaga Kerja BAIK 3 3
Jumlah 66 66
Prosentase 100%
Berdasarkan perhitungan pada tabel diatas menunjukan bahwa Nilai Kinerja PHPL Divisi
Regional Jawa Barat dan Banten mencapai angka 100% masuk dalam kelas nilai 80% -
100% dengan predikat kinerja “BAIK”. Hal ini menunjukan bahwa dalam pengelolaan
hutannya, Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten telah menerapkan
prinsip-prinsip Pengelolaan Hutan Produksi Lestari.
----o0o----