lp osteomielitis

Upload: luluk-minarsih

Post on 07-Oct-2015

105 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

OSTEOMILITIS

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN OSTEOMIELITISDI RUANG SERUNI RSD dr. SOEBANDI JEMBER

Oleh:Luluk Minarsih., S.Kep092311101051

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERSPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS JEMBER2015I. KONSEP PENYAKITa. KasusOsteomielitisb. PengertianOsteomielitis adalah infeksi jaringan tulang yang mencakup sumsum atau kortek tulang dapat berupa eksogen (infeksi masuk dari luar tubuh) atau hemotogen (infeksi yang berasal dari dalam tubuh). Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan dari pada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum (pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati).Osteomielitis adalah infeksi involukrum (pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati). Osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas (Smeltzer, Suzanne C, 2002).Osteomielitis adalah infeksi pada tulang dan sumsum tulang yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus atau proses spesifik (Mansjoer, 2000).Osteomielitis adalah infeksi akut tulang yang dapat terjadi karena penyebaran infeksi dari darah (osteomielitis hematogen) atau yang lebih sering, setelah kontaminasi fraktur terbuka atau reduksi (osteomielitis eksogen) (Corwin, 2001).

c. EtiologiPenyebab paling sering pada penyakit osteomielitis adalah staphylococcus aerus (70% - 80%). Organisme penyebab yang lain adalah salmonela streptococcus dan pneumococcus. Tulang yang biasanya terlindung dengan baik dari infeksi, bisa mengalami infeksi melalui 3 cara, yaitu :1. Aliran darahAliran darah bisa membawa suatu infeksi dari bagian tubuh yang lain ke tulang. Infeksi biasanya terjadi di ujung tulang tungkai dan lengan (pada anak-anak) dan di tulang belakang (pada dewasa).2. Penyebaran langsungOrganisme bisa memasuki tulang secara langsung melalui patah tulang terbuka, selama pembedahan tulang atau dari benda yang tercemar yang menembus tulang.3. Infeksi dari jaringan lunak di dekatnya.Infeksi pada jaringan lunak di sekitar tulang bisa menyebar ke tulang setelah beberapa hari atau minggu. Infeksi jaringan lunak bisa timbul di daerah yang mengalami kerusakan karena cedera, terapi penyinaran atau kanker, atau ulkus di kulit yang disebabkan oleh jeleknya pasokan darah atau diabetes (kencing manis). Suatu infeksi pada sinus, rahang atau gigi, bisa menyebar ke tulang tengkorak.Faktor Predisposisi Menurut Sachdeva (1996) antara lain :1. UmurUmumnya terdapat pada bayi dan anak-anak.2. Jenis kelaminLebih sering pada laki-laki daripada wanita.3. LokasiCenderung mengenai metafisis tulang panjang.4. Fokus septik yang ada di dalam tubuhBisul, furunkel, infeksi telinga, tonsilitis, dan lain-lain.5. Higiene yang buruk.6. Penyakit yang melemahkan.7. Fraktur terbuka.

d. KlasifikasiKlasifikasi osteomielitis menurut kejadiannya dibagi menjadi 2 yaitu osteomyelitis primer dan osteomielitis sekunder. Osteomielitis primer dimana kuman telah mencapai tulang secara langsung melalui luka. Osteomyelitis sekunder saat kuman mencapai tulang melalui aliran darah dari infeksi primer ditempat lain (misalnya infeksi saluran nafas, genitourinaria furunkel).Osteomyelitis menurut lama infeksi dibedakan atas osteomielitis akut dan kronis. Osteomielitis akut ditandai dengan nyeri daerah lesi, demam, menggigil, malaise, pembesaran kelenjar limfe regional, sering ada riwayat infeksi sebelumnya atau ada luka, pembengkakan lokal, kemerahan, dan hasil pemeriksaan laboratorium pasien menunjukkan anemia dan leukositosis. Osteomyelitis kronis ditandai dengan adanya luka, bernanah, berbau busuk, dan nyeri, Gejala-gejala umum tidak ada, dan hasil laboratorium LED meningkat.

e. PatofisiologiOsteomyelitis paling sering disebabkan oleh staphylococcus aureus. Organisme penyebab yang lain yaitu streptococcus, dan pneumococcus. Invasi organisme tersebut akan menimbulkan respons tubuh terhadap infeksi sehingga terjadi peningkatan vaskularisas dan edema. Setelah 2 atau 3 hari, trombosis pada pembuluh darah terjadi pada tempat tersebut, mengakibatkan iskemia dengan nekrosis tulang dan dapat menyebar ke jaringan lunak atau sendi di sekitarnya, kemudian akan terbentuk abses tulang. Abses tulang dapat keluar secara spontan, namun harus dilakukan insisi dan drainase pada daerah yang terkena infeksi tersebut. Adanya abses akan membentuk daerah jaringan mati pada dinding abses yang di sebut jaringan tulang mati (sequestrum). Sequestrum tidak mudah mencair dan mengalir keluar sehingga rongga tidak dapat mengempis dan menyembuh, seperti yang terjadi pada jaringan lunak. Kondisi ini dinamakan osteomielitis.Patologi yang terjadi pada ostemielitis hematogen akut tergantung pada usia, daya tahan klien, lokasi infeksi, dan virulensi kuman. Infeksi terjadi melalui saluran darah dari focus ditempat lain dalam tubuh pada fase bakteremia dan dapat menimbulkan septikimia. Embulus infeksi kemudian masuk ke dalam juksta empifisis pada daerah metafisis tulang panjang. Proses selanjutnya adalah tejadi hyperemia dan edema di daerah metafisis di sertai dengan pembentukan pus. Terbentuknya pus ketika jaringan tulang tidak dapat bersekpensi, menyebabkan tekanan dalam tulang meningkat. Peningkatan tekanan dalam tulang menyebabkan terjadinya sirkulasi dan timbul trombosis pada pembuluh darah tulang dan akhirnya menyebabkan nekrosis tulang. Disamping proses yang di sebutkan di atas, pembentukan tulang baru yang ektensif terjadi pada dalam poreosteus sepanjang deafisis (terutam pada anak-anak) sehingga terbentuk suatu lingkungan tulang seperti peti mayat dengan jaringan sekuestrum di dalam nya. proses ini terlihat jelas pada akhir minggu ke dua. Apabila pus menembus tulang, terjadi pengalian pus (discharge) keluar melalui lubang yang di sebut kloaka atau melalui sinus pada jaringan lunak dan kulit. Pada tahap selanjutnya, penyakit osteomielitis kronis. Pada daerah tulang kanselus, infeksi dapat terlokalisasi serta diliputi oleh jaringan fibrosa yang membentuk abses tulang kronis.

f. Manifestasi KlinisManifestasi klinis osteomielitis berkembang secara progenesis penyakit, antara lain yaitu:1. Osteomyelitis akut berkembang secara progresif. Pada keadaan ini, mungkin dapat ditemukan adanya infeksi bakteri pada kulit dan saluran nafas atas. Gejala lain dapat berupa nyeri konstan pada daerah infeksi atau nyeri tekan dan terdapat gangguan fungsi anggota gerak yang bersangkutan. Gejala umum timbul akibat bakteremia dan septikemia yang berupa panas tinggi, malaise, serta nafsu makan berkurang. Pada orang dewasa, lokasi infeksi biasanya pada daerah torako lumbal yang terjadi akibat torako sintesis atau prosedur urologis dan dapat ditemukan adanya riwayat diabetes mellitus, malnutrisi, adiksi obat-obatan atau pengobatan dengan imunosupresif. Oleh karena itu, riwayat tentang hal tersebut perlu ditanyakan.2. Osteomielitis hematogen subakut.Gambaran klinis yang dapat ditemukan adalah atrofi otot, nyeri lokal, sedikit pembengkakan, dan dapat pula lansia menjadi pincang. Terdapat nyeri pada area sekitar sendiselama beberapa minggu atau mungkin berbulan-bulan. Suhu tubuh lansia biasanya normal. Pada pemerikasaan laboratorium, leukosit umumnya normal, tetapi laju endap darah meningkat. Pada foto rontgen, biasanya ditemukan kavitas berdiameter 1-2 cm terutama pada aderah metafisis dari tibia dan femur atau kadang- kadang pada daerah diafisis tulang panjang.3. Osteomielitis kronisLansia sering mengeluhkan adanya cairan yang keluar dari luka sinus setelah operasi, yang bersifat menahun. Kelainan kadang-kadang disertai demam dan nyeri local yang hilang timbul di daerah anggota gerak tertentu. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan adanya sinus, fistel, atau sikatriks bekas operasi dengan nyeri tekan. Mungkin dapat ditemukan sekuestrum yang menonjol keluar melalui kulit. Biasanya terdapat riwayat fraktur terbuka atau osteomielitis pada lansia.

g. KomplikasiKomplikasi osteomyelitis dapat terjadi akibat perkembangan infeksi yang tidak terkendali dan pemberian antibiotik yang tidak dapat mengeradikasi bakteri penyebab. Komplikasi osteomyelitis dapat mencakup infeksi yang semakin memberat pada daerah tulang yang terkena infeksi atau meluasnya infeksi dari fokus infeksi ke jaringan sekitar bahkan ke aliran darah sistemik. Secara umum komplikasi osteomyelitis adalah sebagai berikut:1. Abses Tulang2. Bakteremia3. Fraktur Patologis4. Meregangnya implan prosthetik (jika terdapat implan prosthetic)5. Sellulitis pada jaringan lunak sekitar (Brunner, suddarth. (2001)

h. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang yang dapat membantu dalam penegakan diagnosis natara lain yaitu: 1. Scan tulang dengan menggunakan nukleotida berlabel radioaktif dapat memperlihatkan perasangan di tulang (MRI) 2. Analisis darah dapat memperlihatkan peningkatan hitung darah lengkap dan laju endap darah yang mengisyaratkan adanya infeksi yang sedang berlangsung. Neutrofil meningkat (N: 2,2 - 7,5 109/L). LED meningkat(N: 1-10 mm/jam) 3. Aspirasi, untuk memperoleh pus dari subkutis, subperiost atau fokus radang di metafisis4. Complement Reactive Protein (CRP) meningkat (N: