lp mobilisasi
TRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUANKEBUTUHAN DASAR MANUSIA GANGGUAN
KEBUTUHAN MOBILISASI
A. Definisi
1. Mobilisasi merupakan gerak yang beraturan, terorganisasi dan
teratur.
2. Mobilisasi adalah suatu kemampuan individu untuk bergerak
secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan aktifitas guna mempertahankan kesehatannya.
3. Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak
dengan bebas. (Musrifatul Uliyah dan A. Aziz A. H., 2008; 10)
4. Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak
secara bebas dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sehat
menuju kemandirian dan mobilisasi yang mengacu pada
ketidakmampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas. (Perry
dan Potter, 1994)
5. Sebagai suatu keadaan dimana ketika seseorang mengalami
atau beresiko mengalami keterbatasan gerak fisik. (America
Nursing Diagnosis Association) (Nanda)
6. Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Mobilisasi diperlukan untuk meninngkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit khususnya penyakit degeneratif dan untuk aktualisasi (Mubarak, 2008).
B. FisiologiMobilisasi sangat dipengaruhi oleh sistem neuromuskular, meliputi
sistem otot, skeletal, sendi, ligament, tendon, kartilago, dan saraf. Otot Skeletal mengatur gerakan tulang karena adanya kemampuan otot berkontraksi dan relaksasi yang bekerja sebagai sistem pengungkit. Gerakan volunter adalah kombinasi dari kontraksi isotonik dan isometrik. Meskipun kontraksi isometrik tidak menyebabkan otot memendek, namun pemakaian energi meningkat. Koordinasi dan pengaturan dari kelompok otot tergantung dari tonus otot dan aktifitas dari otot yang berlawanan, sinergis, dan otot yang melawan gravitasi. Tonus otot adalah suatu keadaan tegangan otot yang seimbang.
Ketegangan dapat dipertahankan dengan adanya kontraksi dan relaksasi yang bergantian melalui kerja otot. Tonus otot mempertahankan posisi fungsional tubuh dan mendukung kembalinya aliran darah ke jantung.
Immobilisasi menyebabkan aktifitas dan tonus otot menjadi berkurang. Skeletal adalah rangka pendukung tubuh dan terdiri dari empat tipe tulang: panjang, pendek, pipih, dan ireguler (tidak beraturan). Sistem skeletal berfungsi dalam pergerakan, melindungi organ vital, membantu mengatur keseimbangan kalsium, berperan dalam pembentukan sel darah merah.
C. Penatalaksanaan
1. Membantu pasien duduk di tempat tidur
Tindakan ini merupakan salah satu cara mempertahankan kemampuan
mobilitas pasien.
Tujuan :
Mempertahankan kenyamanan
Mempertahankan toleransi terhadap aktifitas
Mempertahankan kenyamanan
2. Mengatur posisi pasien di tempat tidur
a. Posisi fowler adalah posisi pasien setengah duduk/ duduk
Tujuan :
Mempertahankan kenyamanan
MeMfasilitasi fungsi pernafasan
b. Posisi sim adalah pasien terbaring miring baik ke kanan atau ke kiri
Tujuan :
Melancarkan peredaran darah ke otak
Memberikan kenyamanan
Melakukan huknah
Memberikan obat peranus (inposutoria)
Melakukan pemeriksaan daerah anus
c. Posisi tredelenburg adalah menempatkan pasien di tempat tidur dengan
bagian kepala lebih rendah dari bagian kaki
Tujuan : untuk melancarkan peredaran darah
d. Posisi dorsal recumbent adalah posisi pasien ditempatkan pada posisi
terlentang dengan kedua lutut fleksi di atas tempat tidur
Tujuan :
Perawatan daerah genetalia
Pemeriksaan genetalia
Posisi pada proses persalinan
e. Posisi litotomi adalah posisi pasien yang ditempatkan pada posisi
terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan ditarik ke atas abdomen
Tujuan :
Pemeriksaan genetalia
Proses persalinan
Pemasangan alat kontrasepsi
f. Posisi genu pectoral adalah posisi nungging dengan kedua kaki ditekuk
dan dada menempel pada bagian atas tempat tidur.
Memindahkan pasien ke tempat tdiur/ ke kursi roda
Tujuan :
Melakukan otot skeletal untuk mencegah kontraktur
Mempertahankan kenyamanan pasien
Mempertahankan kontrol diri pasien
Memindahkan pasien untuk pemeriksaan
Membantu pasien berjalan
Tujuan :
Toleransi aktifitas
Mencegah terjadinya kontraktur sendi
D. Tanda dan Gejala
1. Kontraktur sendi
Disebabkan karena tidak digunakan atrofi dan pendekatan saraf otot.
2. Perubahan eliminasi urine
Eliminasi urine pasien berubah karena adanya imobilisasi pada posisi
tegak lurus, urine mengalir keluar dari pelvis ginjal lalu masuk ke dalam
ureter dan kandung kemih akibat gaya gravitasi.
3. Perubahan sistem integumen
Dekubitus terjadi akibat iskemia dan anoreksia jaringan. Jaringan yang
tertekan, darah membentuk dan kontriksi kuat pada pembuluh darah
akibat tekanan persistem pada kulit dan struktur di bawah kulit sehingga
respirasi selular terganggu dan sel menjadi mati.
4. Perubahan metabolik
Ketika cidera atau stres terjadi, sistem endokrin memicu serangkaian
respon yang bertujuan untuk mempertahankan tekanan darah dan
memelihara hidup.
5. Perubahan sistem muskulus skeletal
Keterbatasan mobilisasi mempengaruhi otot klien melalui kehilangan daya
tahan, penurunan massa otot atrofi dan penurunan stabilitas.
6. Perubahan pada sistem respiratori
Klien dengan pasca operasi dan imobilisasi beresiko tinggi mengalami
komplikasi pada paru-paru.
7. Ketidakseimbangan Cairan dan ElektrolitTerjadinya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sebagai dampak dari imobilitas akan mengakibatkan persediaan protein menurun dan konsenstrasi protein serum berkurang sehingga dapat mengganggu kebutuhan cairan tubuh. Berkurangnya perpindahan cairan dari intravaskular ke interstitial dapat menyebabkan edema, sehingga terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
8. Gangguan Pengubahan Zat GiziTerjadinya gangguan zat gizi yang disebabkan oleh menurunnya pemasukan protein dan kalori dapat mengakibatkan pengubahan zat-zat makanan pada tingkat sel menurun, dan tidak bisa melaksanakan aktivitas metabolism.
9. Perubahan KardiovaskularPerubahan sistem kardiovaskular akibat imobilitas, yaitu berupa hipotensi ortostatik, meningkatnya kerja jantung, dan terjadinya pembentukan trombus.
10. Perubahan PerilakuPerubahan perilaku sebagai akibat imobilitas, antara lain timbulnya rasa bermusuhan, bingung, cemas, dan sebagainya.
E. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan Sekarang
Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi keluhan / gangguan dalam mobilitas dan imobilitas.
b. Riwayat Keperawatan Dahulu
Pengkajian riwayat penyakit di masa lalu yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan mobilitas
c. Riwayat Keperawatan Keluarga
Pengkajian riwayat penyakit keluarga, misalnya tentang ada atau tidaknya riwayat alergi, stroke, penyakit jantung, diabetes melitus.
d. Kemampuan Mobilitas
Tingkat Aktivitas/Mobilitas
Kategori
Tingkat 0
Tingkat 1
Tingkat 2
Tingkat 3
Mampu merawat diri secara penuh
Memerlukan penggunaan alat
Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain
Memerlukan bantuan, pengawasan
Tingkat 4
orang lain, dan peralatan
Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan
e. Kemampuan Rentang Gerak
Pengkajian rentang gerak (ROM) dilakukan pada daerah seperti bahu, siku, lengan, panggul, dan kaki dengan derajat rentang gerak normal yang berbeda pada setiap gerakan (Abduksi, adduksi, fleksi, ekstensi, hiperekstensi)
f. Perubahan Intoleransi Aktivitas
Pengkajian intoleransi aktivitas dapat berhubungan dengan perubahan sistem pernapasan dan sistem kardiovaskular.
g. Kekuatan Otot dan Gangguan Koordinasi
Dalam mengkaji kekuatan otot dapat ditentukan kekuatan secara bilateral atau tidak.
Skala
Procentase Kekuatan Normal
Karakteristik
0
1
2
3
4
5
0
10
25
50
75
100
Paralisis sempurna
Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat dipalpasi atau dilihat
Gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan topangan
Gerakan yang normal melawan gravitasi
Gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan melawan tahan minimal
Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal melawan gravitasi
dan tahanan penuh
h. Perubahan psikologis
Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan mobilitas dan imobilitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi, dan sebagainya.
2. Diagnosa keperawatan
- Gangguan penurunan curah jantung berhubungan dengan imobilitas
- Intoleransi aktivitas berhubungan dengan menurunnya terus dan kekuatan otot
- Tidak efektifnya pola napas berhubunagn dengan menurunnya ekspansi paru
- Gannguan interaksi sosial berhubungan dengan imobilitas
- Gangguan konsep diri berhubungan dengan imobilitas
3. Perencanaan
Tujuan :
1. Meningkatkan kekuatan, ketahanan otot, dan fleksibilitas sendi
2. Meningkatkan fungsi kardiovaskular
3. Meningkatkan fungsi respirasi
4. Memperbaiki gangguan psikologis
Rencana Tindakan :
a. Pengaturan posisi dengan cara mempertahankan posisi dalam postur tubuh yang benar
b. Ambulasi dini
c. Melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
d. Latihan isotonik dan isometrik
e. Latihan ROM
f. Latihan napas dalam dan batuk efektif
g. Melakukan postural drainage
h. Melakukan komunikasi terapeutik
4. Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatan untuk mengatasi gangguan mobilitas adalah :
a. Peningkatan fungsi sistem tubuh
b. Peningkatan kekuatan dan ketahanan otot
c. Peningkatan fleksibilitas sendi
d. Peningkatan fungsi motorik, perasaan nyaman pada pasien, dan ekspresi pasien menunjukkan keceriaan