lp mobilisasi

9
LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA GANGGUAN KEBUTUHAN MOBILISASI A. Definisi 1. Mobilisasi merupakan gerak yang beraturan, terorganisasi dan teratur. 2. Mobilisasi adalah suatu kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktifitas guna mempertahankan kesehatannya. 3. Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas. (Musrifatul Uliyah dan A. Aziz A. H., 2008; 10) 4. Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sehat menuju kemandirian dan mobilisasi yang mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas. (Perry dan Potter, 1994) 5. Sebagai suatu keadaan dimana ketika seseorang mengalami atau beresiko mengalami keterbatasan gerak fisik. (America Nursing Diagnosis Association) (Nanda) 6. Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Mobilisasi diperlukan untuk meninngkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit khususnya penyakit degeneratif dan untuk aktualisasi (Mubarak, 2008).

Upload: lailatul-farida

Post on 26-Nov-2015

52 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lp Mobilisasi

LAPORAN PENDAHULUANKEBUTUHAN DASAR MANUSIA GANGGUAN

KEBUTUHAN MOBILISASI

A.    Definisi

1. Mobilisasi merupakan gerak yang beraturan, terorganisasi dan

teratur.

2. Mobilisasi adalah suatu kemampuan individu untuk bergerak

secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhan aktifitas guna mempertahankan kesehatannya.

3. Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak

dengan bebas. (Musrifatul Uliyah dan A. Aziz A. H., 2008; 10)

4. Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak

secara bebas dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sehat

menuju kemandirian dan mobilisasi yang mengacu pada

ketidakmampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas. (Perry

dan Potter, 1994)

5. Sebagai suatu keadaan dimana ketika seseorang mengalami

atau beresiko mengalami keterbatasan gerak fisik. (America

Nursing Diagnosis Association) (Nanda)

6. Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Mobilisasi diperlukan untuk meninngkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit khususnya penyakit degeneratif dan untuk aktualisasi (Mubarak, 2008).

Page 2: Lp Mobilisasi

B. FisiologiMobilisasi sangat dipengaruhi oleh sistem neuromuskular, meliputi

sistem otot, skeletal, sendi, ligament, tendon, kartilago, dan saraf. Otot Skeletal mengatur gerakan tulang karena adanya kemampuan otot berkontraksi dan relaksasi yang bekerja sebagai sistem pengungkit. Gerakan volunter adalah kombinasi dari kontraksi isotonik dan isometrik. Meskipun kontraksi isometrik tidak menyebabkan otot memendek, namun pemakaian energi meningkat. Koordinasi dan pengaturan dari kelompok otot tergantung dari tonus otot dan aktifitas dari otot yang berlawanan, sinergis, dan otot yang melawan gravitasi. Tonus otot adalah suatu keadaan tegangan otot yang seimbang.

Ketegangan dapat dipertahankan dengan adanya kontraksi dan relaksasi yang bergantian melalui kerja otot. Tonus otot mempertahankan posisi fungsional tubuh dan mendukung kembalinya aliran darah ke jantung.

Immobilisasi menyebabkan aktifitas dan tonus otot menjadi berkurang. Skeletal adalah rangka pendukung tubuh dan terdiri dari empat tipe tulang: panjang, pendek, pipih, dan ireguler (tidak beraturan). Sistem skeletal berfungsi dalam pergerakan, melindungi organ vital, membantu mengatur keseimbangan kalsium, berperan dalam pembentukan sel darah merah.

C. Penatalaksanaan

1.  Membantu pasien duduk di tempat tidur

Tindakan ini merupakan salah satu cara mempertahankan kemampuan

mobilitas pasien.

Tujuan :

Mempertahankan kenyamanan

Mempertahankan toleransi terhadap aktifitas

Mempertahankan kenyamanan

2.  Mengatur posisi pasien di tempat tidur

a.   Posisi fowler adalah posisi pasien setengah duduk/ duduk

Tujuan :

Mempertahankan kenyamanan

MeMfasilitasi fungsi pernafasan

b.   Posisi sim adalah pasien terbaring miring baik ke kanan atau ke kiri

Page 3: Lp Mobilisasi

Tujuan :

Melancarkan peredaran darah ke otak

Memberikan kenyamanan

Melakukan huknah

Memberikan obat peranus (inposutoria)

Melakukan pemeriksaan daerah anus

c.   Posisi tredelenburg adalah menempatkan pasien di tempat tidur dengan

bagian kepala lebih rendah dari bagian kaki

Tujuan : untuk melancarkan peredaran darah

d.   Posisi dorsal recumbent adalah posisi pasien ditempatkan pada posisi

terlentang dengan kedua lutut fleksi di atas tempat tidur

Tujuan :

Perawatan daerah genetalia

Pemeriksaan genetalia

Posisi pada proses persalinan

e.   Posisi litotomi adalah posisi pasien yang ditempatkan pada posisi

terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan ditarik ke atas abdomen

Tujuan :

Pemeriksaan genetalia

Proses persalinan

Pemasangan alat kontrasepsi

f.   Posisi genu pectoral adalah posisi nungging dengan kedua kaki ditekuk

dan dada menempel pada bagian atas tempat tidur.

 Memindahkan pasien ke tempat tdiur/ ke kursi roda

Tujuan :

Melakukan otot skeletal untuk mencegah kontraktur

Mempertahankan kenyamanan pasien

Mempertahankan kontrol diri pasien

Memindahkan pasien untuk pemeriksaan

 Membantu pasien berjalan

Tujuan :

Toleransi aktifitas

Mencegah terjadinya kontraktur sendi

Page 4: Lp Mobilisasi

D. Tanda dan Gejala

1.  Kontraktur sendi

Disebabkan karena tidak digunakan atrofi dan pendekatan saraf otot.

2.  Perubahan eliminasi urine

Eliminasi urine pasien berubah karena adanya imobilisasi pada posisi

tegak lurus, urine mengalir keluar dari pelvis ginjal lalu masuk ke dalam

ureter dan kandung kemih akibat gaya gravitasi.

3.  Perubahan sistem integumen

Dekubitus terjadi akibat iskemia dan anoreksia jaringan. Jaringan yang

tertekan, darah membentuk dan kontriksi kuat pada pembuluh darah

akibat tekanan persistem pada kulit dan struktur di bawah kulit sehingga

respirasi selular terganggu dan sel menjadi mati.

4.  Perubahan metabolik

Ketika cidera atau stres terjadi, sistem endokrin memicu serangkaian

respon yang bertujuan untuk mempertahankan tekanan darah dan

memelihara hidup.

5.  Perubahan sistem muskulus skeletal

Keterbatasan mobilisasi mempengaruhi otot klien melalui kehilangan daya

tahan, penurunan massa otot atrofi dan penurunan stabilitas.

6.  Perubahan pada sistem respiratori

Klien dengan pasca operasi dan imobilisasi beresiko tinggi mengalami

komplikasi pada paru-paru.

7. Ketidakseimbangan Cairan dan ElektrolitTerjadinya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sebagai dampak dari imobilitas akan mengakibatkan persediaan protein menurun dan konsenstrasi protein serum berkurang sehingga dapat mengganggu kebutuhan cairan tubuh. Berkurangnya perpindahan cairan dari intravaskular ke interstitial dapat menyebabkan edema, sehingga terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.

Page 5: Lp Mobilisasi

8. Gangguan Pengubahan Zat GiziTerjadinya gangguan zat gizi yang disebabkan oleh menurunnya pemasukan protein dan kalori dapat mengakibatkan pengubahan zat-zat makanan pada tingkat sel menurun, dan tidak bisa melaksanakan aktivitas metabolism.

9.   Perubahan KardiovaskularPerubahan sistem kardiovaskular akibat imobilitas, yaitu berupa hipotensi ortostatik, meningkatnya kerja jantung, dan terjadinya pembentukan trombus.

10. Perubahan PerilakuPerubahan perilaku sebagai akibat imobilitas, antara lain timbulnya rasa bermusuhan, bingung, cemas, dan sebagainya.

E. Proses Keperawatan

1. Pengkajian

a. Riwayat Keperawatan Sekarang

Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi keluhan / gangguan dalam mobilitas dan imobilitas.

b. Riwayat Keperawatan Dahulu

Pengkajian riwayat penyakit di masa lalu yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan mobilitas

c.  Riwayat Keperawatan Keluarga

Pengkajian riwayat penyakit keluarga, misalnya tentang ada atau tidaknya riwayat alergi, stroke, penyakit jantung, diabetes melitus.

d. Kemampuan Mobilitas

Tingkat Aktivitas/Mobilitas

Kategori

Tingkat 0

Tingkat 1

Tingkat 2

Tingkat 3

Mampu merawat diri secara penuh

Memerlukan penggunaan alat

Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain

Memerlukan bantuan, pengawasan

Page 6: Lp Mobilisasi

Tingkat 4

orang lain, dan peralatan

Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan

e. Kemampuan Rentang Gerak

Pengkajian rentang gerak (ROM) dilakukan pada daerah seperti bahu, siku, lengan, panggul, dan kaki dengan derajat rentang gerak normal yang berbeda pada setiap gerakan (Abduksi, adduksi, fleksi, ekstensi, hiperekstensi)

f. Perubahan Intoleransi Aktivitas

Pengkajian intoleransi aktivitas dapat berhubungan dengan perubahan sistem pernapasan dan sistem kardiovaskular.

g. Kekuatan Otot dan Gangguan Koordinasi

Dalam mengkaji kekuatan otot dapat ditentukan kekuatan secara bilateral atau tidak.

Skala

Procentase Kekuatan Normal

Karakteristik

0

1

2

3

4

5

0

10

25

50

75

100

Paralisis sempurna

Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat dipalpasi atau dilihat

Gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan topangan

Gerakan yang normal melawan gravitasi

Gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan melawan tahan minimal

Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal melawan gravitasi

Page 7: Lp Mobilisasi

dan tahanan penuh

h. Perubahan psikologis

Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan mobilitas dan imobilitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi, dan sebagainya.

2. Diagnosa keperawatan

-          Gangguan penurunan curah jantung berhubungan dengan imobilitas

-          Intoleransi aktivitas berhubungan dengan menurunnya terus dan kekuatan otot

-          Tidak efektifnya pola napas berhubunagn dengan menurunnya ekspansi paru

-          Gannguan interaksi sosial berhubungan dengan imobilitas

-          Gangguan konsep diri berhubungan dengan imobilitas

3. Perencanaan

Tujuan :

1.      Meningkatkan kekuatan, ketahanan otot, dan fleksibilitas sendi

2.      Meningkatkan fungsi kardiovaskular

3.      Meningkatkan fungsi respirasi

4.      Memperbaiki gangguan psikologis

Rencana Tindakan :

a.  Pengaturan posisi dengan cara mempertahankan posisi dalam postur tubuh yang benar

b.      Ambulasi dini

c.       Melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri

d.      Latihan isotonik dan isometrik

e.       Latihan ROM

Page 8: Lp Mobilisasi

f.       Latihan napas dalam dan batuk efektif

g.      Melakukan postural drainage

h.      Melakukan komunikasi terapeutik

4.  Evaluasi

Evaluasi yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatan untuk mengatasi gangguan mobilitas adalah :

a.       Peningkatan fungsi sistem tubuh

b.      Peningkatan kekuatan dan ketahanan otot

c.       Peningkatan fleksibilitas sendi

d.      Peningkatan fungsi motorik, perasaan nyaman pada pasien, dan ekspresi pasien menunjukkan keceriaan