lp kanker paru

9

Click here to load reader

Upload: gun-adi-komara

Post on 08-Dec-2015

16 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

kanker paru adalah

TRANSCRIPT

Page 1: LP Kanker Paru

LAPORAN PENDAHULUAN

RUANG ANTAREJA RST WIJAYA KUSUMA

CLINICAL EXPOSURE COMPREHENSIVE II

KANKER PARU

Oleh :

Krisna Tri Haryono

G1D011040

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

PURWOKERTO

2014

Page 2: LP Kanker Paru

Kanker Paru (Karsinoma Bronkogenik)

A. Klasifikasi dan Pentahapan

Terdapat empat jenis sel utama pada kanker paru (yang berbeda secara signifikan)

yang telah teridentifikasi, yaitu : (a) karsinoma epidermoid (sel skuamosa); (b)

karsinoma sel kecil (sel oat); (c) adenokarsinoma; (d) karsinoma sel besar (tidak dapat

dibedakan). Banyak tumor yang mengandung lebih dari satu jenis sel. Jenis sel yang

berbeda bereaksi secara berbeda dan prognosisnya juga berbeda pula. Prognosis akan

tampak lebih baik pada kanker epidermoid dan adenokarsinoma, sedangkan tumor sel

kecil (sel oat) memiliki prognosis yang buruk.

Selain tipe sel, kanker paru juga memiliki beberapa tahapan, tahapan tersebut

mengacu pada ukuran tumor, apakah nodus limfe terkena, dan apakah kanker telah

menyebar. Pentahapan ditenttukan melalui biopsy jaringan, biopsy nodus limfe, dan

mediastinoskopi. Pentahapan ini bermanfaat untuk menentukan apakah tumor harus

diangkat (Smeltzer & Bare, 2005).

B. Faktor Risiko

Menurut(Smeltzer & Bare (2005), terdapat beberapa faktor risiko yang dapat

memicu terjadinya kanker paru. Faktor risiko tersebut antara lain adalah :

1. Asap tembakau

Kanker paru adalah sepuluh kali lebih umum terjadi pada perokok, dibanding bukan

perokok. Risiko dapat ditentukan dengan riwayat jumlah merokok dalam tahun

(jumlah bungkus rokok yang digunakan setiap hari dikali jumlah tahun merokok).

Selain itu, semakin muda seseorang merokok, maka semakin besar risiko terjadinya

kanker paru. Faktor lain yang juga dipertimbangkan adalah jenis rokok yang dihisap

(kandungan tar, filter dan tidak filter).

2. Perokok pasif

Perokok pasif telah diidentifikasi sebagai penyebab yang mungkin dari kanker paru.

Individu yang secara involunter terpajan oleh asap rokok dalam lingkungan yang

dekat berisiko terhadap terjadinya kanker paru.

3. Polusi udara

Berbagai karsinogen telah teridentifikasi beredar dalam atmosfer, termasuk sulfur,

emisi kendaraan bermotor, dan polutan dari pengolahan pabrik. Bukti-bukti telah

Page 3: LP Kanker Paru

menunjukkan bahwa insiden kanker paru lebih besar terjadi pada daerah perkotaan

sebagai akibat penumpukan polutan dan emisi kendaraan bermotor.

4. Pemajanan okupasi

Pemajanan kronik terhadap karsinogen industrial, seperti arsenik, asbestos, gas

mustard, krom, asap oven untuk memasak, nikel, minyak, dan radiasi telah dikaitkan

dengan insiden terjadinya kanker paru.

5. Radon

Radon adalah gas tidak berwarna dan tidak berbau yang ditemukan di dalam tanah

dan bebatuan. Dahulu gas ini dikaitkan dengan pertambangan uranium, namun saat

ini gas tersebut dapat menyusup ke dalam rumah melalui bebatuan di dasar tanah.

Kadar radon yang tinggi (>4 pikocuri/L) telah dikaitkan dengan terjadinya kanker

paru.oleh karena itu pemilik rumah dianjurkan untuk memeriksa kadar radon di

rumah mereka dan mengatur ventilasi khusus jika kadarnya tinggi.

6. Faktor lain

Faktor lain yang memiliki kaitan dengan terjadinya kanker paru termasuk

predisposisi genetic dan penyakit pernapasan lain yang mendasari, seperti PPOK dan

tuberkulosis. Kombinasi faktor-faktor risiko, terutama merokok, sangat

menignkatkan risiko terjadinya kanker paru.

C. Manifestasi Klinis

Tumor pada sistem bronkopulmonari dapat mengenai lapisan saluran pernapasan,

parenkim paru, pleura, atau dinding dada. Penyakit dapat terjadi sangat lambat dan

seringkali asimptomatik sampai lanjut dalam perkembangannya. Tanda dan gejala

tergantung pada letak dan ukuran tumor, tingkat obstruksi, dan keluasan metastase ke

tempat regional atau tempat yang jauh.

Gejala kanker paru yang paling sering terjadi adalah batuk, kemungkingan akibat

iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. Batuk dapat dimulai sebagai batuk kering,

tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum yang

kental, purulent dalam berespons terhadap infeksi sekunder. Batuk yang karakternya

berubah membangkitkan kecurigaan terjadinya kanker paru.

Mengi dapat tampak (terjadi akibat penyempitan jalan napas atau bronkus oleh

sebagian tumor) pada sekitar 20% pasien kanker paru. Pasien sering membatukkan

sputum yang bercampur darah, terutama pada pagi hari. Sputum menjadi berwarna darah

karena sputum melewati permukaan tumor yang mengalami ulserasi. Pada beberapa

Page 4: LP Kanker Paru

pasien, demam kambuhan terjadi sebagai gejala dini dalam berespons terhadap infeksi

yang menetap pada area pneumonitis ke arah distal tumor. Pada kenyataannya, kanker

paru harus dicurigai pada individu yang mengalami infeksi saluran pernapasan atas

berulang yang tidak kunjung sembuh. Nyeri merupakan manifestasi akhir dan sering

ditemukan berhubungan dengan metastasis ke dinding dada, mediastinum, atau tulang.

Nyeri dapat bersifat intermiten atau persisten.

Jika tumor menyerang ke struktur yang berdekatan dank e nodus limfe regional,

pasien dapat menunjukkan nyeri dada dan sesak, serak (menyerang saraf laringeal),

disfagia, edema kepala dan leher, dan gejala-gejala efusi pleura (sesak napas, dispnea,

batuk, menggigil, nyeri dada, demam, area yang terdapat cairan bersuara pekak) atau

perikardial. Tempat metastase yang paling umum adalah nodus limfe, tulang, otak, paru

kontralateral, dan kelenjar adrenal. Gejala umum seperti kelemahan, anoreksia,

penurunan berat badan, dan anemia tampak pada akhir penyakit (Smeltzer & Bare,

2005).

D. Pemeriksaan Diagnostik

1. Rontgen dada

Dilakukan untuk mencari tahu densitas paru, nodul perifer soliter, atelektasis, dan

infeksi

2. Pemeriksaan sitologi

Pemeriksaan sitologi sputum baru yang didapatkan melalui batuk atau bilas salin dari

bronkus yang diduga menjadi tempat kanker, dilakukan untuk mencari tahu sel-sel

maligna.

3. Bronkoskopi

Bronkoskopi serat optic memberikan pemeriksaan rinci segmen bronkial dan

membantu dalam mengidentifikasi sumber sel-sel maligna serta kemungkinan

keluasan dari pembedahan yang diperkirakan. Bronkofibroskopi fluoresen juga

digunakan untuk mendeteksi kanker bronkogenik kecil secara dini.

4. Pemindaian paru tulang

Pemindaian paru dan pemindaian tulang atau sumsum tulang dilakukan untuk

mengetahui oenyebaran metastase pada tulang.

5. CT scan dan MRI

Dilakukan untuk mendeteksi metastasis kanker ke sistem saraf pusat.

Page 5: LP Kanker Paru

6. Mediastinoskopi

Dilakukan unutk mengetahui apakah sel kanker telah menyebar ke nodus limfe.

(Smeltzer & Bare, 2005)

E. Diagnosa Keperawatan

Menurut Smeltzer & Bare (2005), diagnosa keperawatan pasien yang mengalami

kanker dapat mencakup beberapa hal berikut, yakni :

1. Gangguan pola nafas

2. Kerusakan integritas kulit b.d efek pengobatan dan penyakit

3. Perubahan dalam nutrisi : kurang dari kebutuhan b.d anoreksia dan perubahan

gastrointestinal

4. Nyer dan ketidaknyamanan b.d stressor fisik dan psikologis

5. Berduka b.d kehilangan yang diantisipasi dan perubahan fungsi peran

6. Gangguan citra tubuh b.d perubahan dalam penampilan dan fungsi peran

F. Penatalaksanaan Medis

Sasaran penatalaksanaan adalah untuk memberikan penyembuhan, jika

memungkinkan. Pengobatan tergantung dari tipe sel, tahap penyakit, dan status fisiologi

(terutama status jantung dan paru) pasien. Namun secara umum pengobatan dapat

meliputi :

1. Pembedahan

Bedah adalah metode yang lebih dipilih untuk pasien dengan tumor setempat tanpa

adanya penyebaran metastatik dan mereka yang fungsi jantung parunya baik. Tiga

tipe reseksi paru mungkin dilakukan, yaitu lobektomi (satu lobus paru diangkat),

lobektomi sleeve ( lobus yang mengalami kanker diangkat dan segmen bronkus besar

di reseksi), dan pneumonektomi (pengangkatan seluruh paru). Reseksi bedah yang

menghasilkan kesembuhan sempurna sangat jarang terjadi.

2. Terapi radiasi

Terapi radiasi dapat menyembuhkan pasien dalam presentasi yang kecil. Terapi

radiasi ini sangat bermanfaat dalam pengendalian neoplasma yang tidak dapat

direseksi tetapi yang responsive terhadap radiasi. Radiasi juga dapat digunakan untuk

mengurangi ukuran tumor untuk membuat tumor yang tidak dapat dioperasi menjadi

dapat dioperasi atau radiasi dapat digunakan sebagai pengobatan paliatif untuk

Page 6: LP Kanker Paru

menghilangkan tekanan tumor pada struktur vital. Status nutrisi dan tampilan

psikologis pasien dipantau sepanjang pengobatan.

3. Kemoterapi

Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk

menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasis luas, dan untuk

melengkapi bedah atau terapi radiasi. Kombinasi dua atau lebih pengobatan mungkin

lebih menguntungkan dibandingkan dengan pemberian dosis tunggal. Berbagai agens

kemoterapeutik, termasuk agens pengkelat (ifosfamid), mitomisin C, vinka alkaloid,

dan etoposid digunakan. Pilihan agens tergantung pada pertumbuhan sel tumor dan

fase spesifik siklus sel yang dipengaruhi obat. Agens ini toksik dan mempunyai batas

keamanan yang sempit. Kemoterapi memberikan peredaan, terutama nyeri, tetapi

kemoterapi tidak menyembuhkan dan jarang dapat memperpanjang hidup.

G. Intervensi Keperawatan

1. Mempertahankan integritas jaringan

2. Memelihara status nutrisi

3. Peredaan nyeri

4. Mengurangi keletihan

5. Memperbaiki citra tubuh dan harga diri

6. Membantu klien melewati proses berkabung

(Smeltzer & Bare, 2005)

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2005). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.