look book 3 sanglah
TRANSCRIPT
1
LOOK BOOK
Hal yang dipelajari adalah :Konsep Analisis saturasi oksigen pada pasien asma.
Penyakit : Asma Bronkhialis
Asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas. Saluran napas yang mengalami
radang kronik bersifat hiperresponsif sehingga apabila terangsang oleh factor risiko
tertentu, jalan napas menjadi tersumbat dan aliran udara terhambat karena konstriksi
bronkus, sumbatan mukus, dan meningkatnya proses radang (Almazini, 2012).
Tiga unsur yang ikut serta pada obstruksi jalan udara penderita asma adalah spasme otot
polos, edema dan inflamasi membran mukosa jalan udara, dan eksudasi mucus
intraliminal, sel-sel radang dan debris selular. Obstruksi menyebabkan pertambahan
resistensi jalan udara yang merendahkan volume ekspresi paksa dan kecepatan aliran,
penutupan prematur jalan udara, hiperinflasi paru, bertambahnya kerja pernafasan,
perubahan sifat elastik dan frekuensi pernafasan. Walaupun jalan udara bersifat difus,
obstruksi menyebabkan perbedaaan satu bagian dengan bagian lain, ini berakibat perfusi
bagian paru tidak cukup mendapat ventilasi dan menyebabkan kelainan gas-gas darah
terutama penurunan pCO2 akibat hiperventilasi.
Pada respon alergi di saluran nafas, antibodi IgE berikatan dengan alergen menyebabkan
degranulasi sel mast. Akibat degranulasi tersebut, histamin dilepaskan. Histamin
menyebabkan konstriksi otot polos bronkiolus. Apabila respon histamin berlebihan, maka
dapat timbul spasme asmatik. Karena histamin juga merangsang pembentukan mukkus
dan meningkatkan permiabilitas kapiler, maka juga akan terjadi kongesti dan
pembengkakan ruang iterstisium paru.
Individu yang mengalami asma mungkin memiliki respon IgE yang sensitif berlebihan
terhadap sesuatu alergen atau sel-sel mast-nya terlalu mudah mengalami degranulasi. Di
manapun letak hipersensitivitas respon peradangan tersebut, hasil akhirnya adalah
bronkospasme, pembentukan mukus, edema dan obstruksi aliran udara.
2
Menurut evidence based menunjukan bahwa Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Marhana (2010) didapatkan bahwa ada korelasi yang sangat kuat antara saturasi
oksigen perkutan dengan derajat kepaahan asma (r=0,871 ; p=0,001).
I. Analisis dan sintesis 1 Keterampilan klinik yang dilakukan (sesuai dengan kasus
kelolaan)
Tindakan Keperawatan yang dilakukan adalah Observasi Saturasi oksigen.
Data pasien
Nama klien : Ny.N
Usia : 40 Tahun
Tanggal : 7/ 8/ 2015
Diagnosa medis : Asma bronkhialis
Diagnosa keperawatan : Gangguan pertukaran gas b.d gangguan suplai O2.
Tujuan tindakan :
1. Setelah dilakukan tindakan observasi saturasi oksigen 5x10 menit diharapkan:
a. Frekuensi nafas membaik.
b. SpO2 dalam batas normal.
c. kebutuhan oksigen terpenuhi.
Prinsip-Prisip Tindakan dan Rasional :
1. Klien / pasien dan keluarga di berikan informasi tentang prosedur tindakan.R/ informasi yang diberikan dapat memberikan stimulus kepada keluarga untuk berpartisipasi dalam kesembuhan pasien.
2. Kolaborasi dalam melakukan sections (jika ada indikasi)R/ sections dapat menjadi penyebab ketidak optimal nya saturasi oksigen.
3. Pemasangan oksigen nasal kanul/ sungkup (jika ada indikasi).R/ Oksigenasi membantu dalam proses peningkatan saturasi oksigen.
4. Kulit di sekitar wajah pasien dibersihkan dari darah / sekret yang menempel.R/ Kebersihan perlu untuk mencegah infeksi
5. Hummadifer (kelembaban) dala proses oksigenasi perlu di pantau.R/ Penambahan air H2o dalam oksigenasi sebagai pelembab udara, perlu untuk mencegah iritasi/kekeringan mukosa hidung.
3
6. Jaga tehnik aseptik dalam setiap tindakan.R/ tehnik aseptik perlu guna mencegah infeksi, khususnya infeksi nasokomial.
7. Identifikasi hasil yang dicapai.R/ pantau asupan O2 terpenuhi dengan indikator SpO2.
8. Respon dan keluhan pasien ; Verbal dan non verbal.R/ respon verbal, non verbal untuk evaluasi kondisi pasien
9. Hasil pengkajian dicatatR/ Dokumentasi perlu untuk melihat perkembangan kondisi pasien
10. Laporkan proses, hasil dan evaluasi tindakan saat serah terima ship tugas.R/ Pelaporan perlu guna melanjutkan intervensi, implementasi tindakan.
Implikasi terhadap pelayanan kesehatan:
Pedoman dalam pelaksanaan pemberian terapi oksigen melalui observasi
saturasi oksigen harus dilaksanakan dalam situasi emergency case dengan
memperhatikan indikasi yang sesuai seta mengobservasi dan evaluasi hasil perlu
untuk melihat jika selanjutnya diprediksi terjadi hal kedaruratan.
Analisis :
Ny.N Jenis kelamin perempuan , agama islam, umur 40 tahun dengan
diagnosis asma bronkhialis, pasien mengalami sesak sejak 1 minggu yang lalu, sudah
berobat sejak 1 tahun lalu namn penyakit tak kunjung sembuh, pasien pernah berobat
ke alternative.
Pada Ny.N pada pemeriksaan auskultasi terdapat bunyi ronkhi pada kedua sisi
paru, oksigen nasal kanul terpasang 2 liter/ menit. Pasien direncanakan nebulaizer
dengan salbutamol + NaCl 2 cc. Pemantauan saturasi oksigen perlu guna melihat
asupan oksigen ke tubuh sudah tercukupi atau belum dan sebagai indicator
keberhasilan terapi, dilihat dari perubahan saturasi oksigen yang tercukupi SpO2 (90-
100).
Evaluasi diri :
Sikap cepat,tepat dan hati-hati perlu guna intervensi dan implementasi asuhan
keperawatan selanjutnya jika diperkirakan terjadi kasus kedaruratan nafas.
4
Referensi :
1. Anonymous. Meditasi Dzikir. Stress and Health Solution. Web .12 Desember 2005.
www.MedDzik.org
2. Astowo. Pudjo. Terapi oksigen: Ilmu Penyakit Paru. Bagian Pulmonologi dan Kedokteran
Respirasi. FKUI. Jakarta. 2005
3. Ganong, F. William. Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. jakarta: EGC. 2003
4. Latief, A. Said. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intesif.
Jakarta. 2002
5. Anonymous. Hiperbari Terapi Oksigen Murni Tekanan Tinggi. Web 11 April 2004.
www.pikiranrakyat.com
6. Anonymous. Sehat dan Bugar dengan Terapi Oksigen. Web. 3 May 2006. www.fajar.co.id