logam baja
DESCRIPTION
Tinjauan LogamTRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Logam
Logam cor diklasifikasikan menurut kandungan karbon yang terkandung di
dalamnya yaitu kelompok baja dan besi cor. Logam cor yang memiliki persentasi
karbon maksimum 2,11 % disebut baja dan jika kadar karbon lebih besar dari 2,11 %
karbon disebut dengan besi cor. Besi cor komersial secara umum memiliki persentasi
karbon (2,5 – 4,3) %. Menurut persentase karbon, baja cor komersial diklasifikasikan
dalam tiga jenis yaitu:
1. Baja karbon rendah memiliki kadar karbon lebih kecil dari 0,20 %
2. Baja karbon menengah dengan kadar karbon 0,20 sampai dengan 0,50 %
3. Baja karbon tinggi memiliki kadar karbon di atas 0,50 %
Selain ketiga klasifikasi di atas, baja juga diklasifikasikan menurut total kandungan
unsur yang terdapat di dalamnya yaitu:
1. Baja paduan rendah (low alloy steels), total kandungan unsur kurang dari 8 %
2. Baja paduan tinggi (high alloy steels), total kandungan unsur di atas 8 %
(Heine Richad.W.et.al., 1967)
2.2 Struktur dan sifat baja cor
2.2.1 Struktur Coran Baja Karbon
Baja karbon adalah paaduan dari sistim besi-karbon. Kadar karbonnya lebih rendah
dari pada kadar karbon pada besi coran biasanya kurang dari 1,0 % C . Sebagai
Universitas Sumatera Utara
unsur- unsur tambahan selain karbon baja cor mengandung 0,20 sampai0,70 % Si,
0,50 sampai 1,0 Mn, fosfor dibawah 0,06 % dan Belerang dibawah 0,06 % .
Struktur mikro dari baja cor yang mempunyai kadar karbon kurang dari 0,8 %
terdiri dari ferit dan perlit. Kadar karbon yang lebih tinggi menambah jumlah perlit.
Dalam hal ini apabila kadar karbon diatas 0,80 % , baja terdiri dari perlit dan sementit
yang terpisah. Kadar karbon yang lebih tinggi menambah jumlah sementit.
2. 2.2 Sifat - Sifat Coran Baja Karbon
Kalau kadar karbon dari baja cor karbon bertambah, kekuatannya bertambah,
sedangjan perpanjangannya, pengecilan luas dan harga benturnya berkurang dan
menjadi sukar dilas. Penambahan mangan juga memberikan kekuatan tarik yang lebih
tinggi tetapi pengaruhnya kurang dibandingkan karbon.Cor baja karbon biasanya
dilunakkan, dinormalkan dan distemper sebelum dipakai. Dibanding dengan
melunakkan, menormalkan coran baja karbon memberikan butir-butir halus dan
memberikan harga yang lebih tinggi untuk batas mulur serta kekuatan tarik.
Perpanjangan dan pengecilan luasnya juga diperbaiki dengan jalan menormalkan.
Perbaikan dari sifat-sifat baja cor dengan jalan menormalkan sangat jelas apabila
kadar karbonnya lebih tinggi. Kalau coran baja ditemper pada 6500
Harga bentur baja cor turun sesuai dengan
setelah
dilunakkan, maka batas mulur, kekuatan tariknya menurun sedangkan perpanjangan
dan pengecilan luasnya lebih baik. turunya temperatur. Temperatur
transisi didefenisikan sebagai temperature di mana harga bentur turun cepat sekali. Ini
merupakan indeks yang paling tinggi untuk keuletan dari logam yang dipergunakan
pada temperatur rendah. Sebagai penggantinya, biasa dipakai temperatur transisi 15
ft-1b. Temperatur transisi sangat dipengaruhi oleh kadar karbon. Kalau kadar karbon
bertambah 0,1%, maka Temperatur transisi (Tr 15) meningkat 130C untuk kandungan
karbon kurang dari 0,3% dan 280C untuk daerah kadar karbon antara 0,3% sampai
0,57%.Untuk mengukur sifat-sifat mekanis dari baja cor karbon, batang uji diambil
Universitas Sumatera Utara
dari bagian-bagian yang berhubungan dengan badan utama atau dari coran yang
terpisah dicor bersama-sama yang kemudian dilunakkan, dinormalkan dan ditemper
sebelum pengujian.
2.3 Struktur dan Sifat-sifat Baja Cor Khusus
Baja cor khusus terdiri dari baja cor paduan rendah dan baja cor paduan tinggi yang
dibuat menambahkan macam-macam unsure paduan kepada baja cor karbon. Mangan
dan juga silisium biasanya tidak dapat dihindarkan selalu tercampur waktu
pengolahan baja, sehingga dalam hal ini baja cor ini tidak disebut baja cor khusus,
kecuali kalau unsure-unsur tersebut ditambahkan sebagai unsur paduan.
Baja ini disebut baja paduan rendah apabila unsur paduannya ditambahkan
1% sampai 2% kabon, dan disebut baja paduan menengah apabila unsur paduannya
ditambahkan 2% sampai 5%, dan disebut baja paduan tinggi apabila unsur paduannya
diatas harga-harga 5%, tetapi dalam hal ini tidak dibedakan secara tepat.Baja cor
khusus biasanya baru dipergunakan setelah melalui pencelupan dingin penormalan,
dan penemperan untuk memperbaiki sifat-sifatnya.
Baja cor paduan rendah baja cor karbon dikeraskan dan dikuatkan dengan
pencelupan dingin tetapi mampu keraskan agak buruk dan hanya kulitnya saja yang
keras. Lapisan yang mengeras menjadi lebih tebal dengan menambah Mn, Cr, Mo
atau Ni. Baja ini tersebut boleh dikatakan mempunyai mampu keras yang tinggi. Hal
itu disebabkan karena karbon larut dalam austenit yang menyebabkan baja menjadi
keras dengan pencelupan dingin.Dalam penormalan, walaupun baja mempunyai
mampu keras tinggi akan terdapat perbedaan kekerasan yang kecil antara kulit dan
bagian tengahnya. Tetapi kalau baja karbon dikeraskan dengan menambah unsur
paduan maka kekerasan baja yang dinormalkan bertambah sebanding dengan
kekuatannya. (Tata Surdia)
Pada umumnya, sifat-sifat baja cor menjadi lebih buruk kalau masanya
bertambah. Karena masanya besar bagian tengahnya mempunyai kekuatan dan
Universitas Sumatera Utara
keuletan yang lebih buruk dibanding dengan kulitnya. Hal ini disebabkan oleh
perbedaan dan perbandingan pembekuan. Kalau masa menjadi lebih besar, di bagian
yang lebih dekat ke tengah, pembekuannya menjadi lebih lambat dan strukturnya
menjadi lebih lemah.
Baja cor paduan rendah terdiri dari beberapa macam seperti diuraikan di bawah ini :
Baja cor mangan rendah dan baja cor khrom mangan mempunyai mampu-keras lebih
tinggi dari pada baja cor karbon biasa, sehingga dengan pengolahan panas yang
cocok di dapat baja yang murah dan ulet. Baja cor paduan karbon rendah
dipergunakan untuk bagian-bagian mesin yang memerlukan kekuatan dan keuletan,
dan baja cor paduan karbon tinggi dipakai gigi dan roda karena sangat baik ketahanan
ausnya. (Metalurgi of Steel)
2.4 Baja cor tahan karat
Baja cor tahan karat adalah baja yang diperbaiki tahanan korosinya dengan
menambah nikel atau khrom, dan ini akan memberikan ketahanan korosi, katahanan
panas dan ketahanan dingin yang baik sekali dibandingkan dengan baja cor karbon
biasa. Baja di dalam air atau udara akan berkarat oleh oksidasi, sedangkan baja
paduan dengan kandungan khrom lebih dari harga tertentu mempunyai sifat pasip
terhadap oksidasi dan bebas karat. Kandungan khrom yang banyak cenderung untuk
membuat sifat pasip, dan kebanyakan baja tahan karat mengandung khrom lebih dari
12%.Selanjutnya apabila nikel ditambahkan, maka ketahanan korosi, keuletan pada
temperatur rendah, mampu olah dan mampu lasnya diperbaiki. Baja tahan ini dapat
digolongkan menjadi : baja tahan karat martensit, austenite dan ferit sesuai dengan
struktur mikronya.
2.4.1 Sifat-sifat dari baja cor tahan panas
Umumnya, bahwa baja cor tahan panas adalah nama umum untuk baja cor yang
dipakai pada temperature tinggi yaitu di atas 6500C. Logam tersebut terdiri dari baja
Universitas Sumatera Utara
cor paduan tinggi dengan khrom tinggi dan baja cor paduan tinggi dengan nikel tinggi
sesuai dengan komposisi kimianya. Perbedaannya dengan baja cor tahan karat ialah
kandungan karbonnya lebih tinggi dan kekuatannya yang tinggi pada temperature
tinggi. Sifat-sifat yang harus dipunyai oleh baja cor tahan panas ialah sebagai berikut
1. Kestabilan permukaan (tahan korosi dan tahan asam yang baik)
2. Kekuatan jalar pada temperature tinggi
3. Keuletan pada temperature tinggi
4. Tahanan yang tinggi terhadap kegetasan karena pengarbonan
5. Tahanan yang tinggi terhadap kelelahan panas
6. Tahan aus yang baik dan deformasi yang kecil
Baja cor tahan panas dipakai untuk baggian-bagian tungku pelebur logam aparat
pengolah minyak, klin untuk semen, ketel uap, mesin jet, turbin gas, aparat pembuat
gelas, aparat pembuat karet sintesis, dan tungku pemanas logam.
2.4.2 Sifat-sifat dari baja cor mangan (Mn) tinggi
Mangan berwarna putih keabu-abuan, dengan sifat yang keras tapi rapuh. Mangan
sangat reaktif secara kimiawi, dan terurai dengan air dingin perlahan-lahan. Mangan
digunakan untuk membentuk banyak alloy yang penting. Dalam baja, mangan
meningkatkan kualitas tempaan baik dari segi kekuatan, kekerasan,dan kemampuan
pengerasan.Dengan aluminum dan bismut, khususnya dengan sejumlah kecil
tembaga, membentuk alloy yang bersifat ferromagnetik. Logam mangan bersifat
ferromagnetik setelah diberi perlakuan. Logam murninya terdapat sebagai bentuk
allotropik dengan empat jenis. Salah satunya, jenis alfa, stabil pada suhu luar biasa
tinggi; sedangkan mangan jenis gamma, yang berubah menjadi alfa pada suhu tinggi,
dikatakan fleksibel, mudah dipotong dan ditempa.
Baja cor mangan tinggi disebut juga baja Hadfield, menurut nama si penemu.
Baja ini mengandung mangan 11% sampai 14% dan karbon 0,9 sampai 1,2% dimana
harga perbandingan antara mangan (Mn) dan C kira-kira 10. Struktur setelah di cor
Universitas Sumatera Utara
sangat getas karena karbid mengendap pada batas butir austensit, sedangkan struktur
yang dicelup dingin dalam air dari 10000
Mangan merupakan unsur deoksidasi, pemurni sekaligus meningkatkan
fluiditas, kekuatan dan kekerasan besi. Bila kadarnya ditingkatkan, kemungkinan
terbentuknya ikatan kompleks dengan karbon meningkat dan kekerasan besi cor akan
naik. Jumlah mangan yang hilang selama proses peleburan berkisar antara 10-20 %.
Semua baja mengandung mangan karena sangat dibutuhkan dalam proses pembuatan
baja. Kandungan mangan lebih kurang 0,6 % masih belum dapat sebagai paduan dan
tidak mempengaruhi sifat baja, dengan kata lain mangan tidak memberikan pengaruh
yang besar pada struktur baja dalam jumlah rendah. Dengan bertambahnya
kandungan mangan maka suhu kritis menurun secara seimbang. Mangan membuat
butiran lebih halus, penambahan unsur mangan dalam baja dapat meningkatkan kuat
tarik tanpa mengurangi regang, sehingga baja dengan penambahan mangan memiliki
sifat kuat dan kenyal
C menjadi austensit seluruhnya dan
keuletannya jauh lebih baik.
Mangan dioksida (sebagai pirolusit) digunakan sebagai depolariser dan sel
kering baterai dan untuk menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan
oleh pengotor besi. Mangan sendiri memberi warna lembayung pada kaca.
Dioksidanya berguna untuk pembuatan oksigen dan khlorin, dan dalam pengeringan
cat hitam. Senyawa permanganat adalah oksidator yang kuat dan digunakan dalam
analisis kuantitatif dan dalam pengobatan. (Amanto, 1999).
2.5 Sifat- Sifat Mekanik Bahan
Sifat mekanik bahan adalah hubungan antara respons atau reformasi bahan terhadap
benda yang bekerja. Sifat-sifat mekanik bahan yang dilakukan pada penelitian
terhadap baja carbon SC 37 meliputi kuat tarik, kekerasan, dan impact struktur mikro.
Universitas Sumatera Utara
2.5.1 Uji tarik
Uji tarik Adalah salah satu uji stress-strain mekanik yang bertujuan untuk mengetahui
kekuatan bahan terhadap gaya tarik. Dalam pengujiannya, bahan uji ditarik sampai
putus. Sampel uji tarik sesuai dengan standard seperti gambar berikut :
Gambar 2.1 sampel uji tarik
ASTM Standard E 8M – 04
2.5.1.1 Kuat tarik maksimum
Pengujian tarik yang dilakukan pada suatu material padatan (logam dan nonlogam)
dapat memberikan keterangan yang relatif lengkap mengenai perilaku material
tersebut terhadap pembebanan mekanis. Informasi penting yang bisa didapat adalah:
kuat tarik maksimum dan perpanjangan. Kuat tarik suatu bahan dapat ditentukan dengan
menarik bahan tersebut sampai beban maksimum. Keterangan-keterangan yang diperoleh
pada penarikan bahan dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran benda uji sesuai dengan standard
yang digunakan.
Sifat yang umum dilakukan terhadap logam adalah kuat tarik maksimum
(UTS) yaitu pembebanan maksimum yang diberikan terhadap bahan yang
menyebabkan penciutan luas penampang yang akhirnya putus. Nilai kuat tarik
maksimum dinyatakan dengan persamaan berikut (Surdia,T. Dan Shinroku, 1995)
UTS,σTS =
dimana : σ
2.1
TS = kuat tarik maksimum (N/m2
P
)
max
A
= beban maksimum pada watu pengujian (N)
0 = luas penampang (m2)
Universitas Sumatera Utara
Sifat yang umum dilakukan terhadap logam adalah kuat tarik maksimum
(UTS) yaitu pembebanan maksimum yang diberikan terhadap bahan yang
menyebabkan penciutan luas penampang yang akhirnya putus. Nilai kuat tarik
maksimum dinyatakan dengan persamaan berikut (Surdia,T. Dan Shinroku, 1995)
UTS,σTS =
dimana : σ
2.1
TS = kuat tarik maksimum (N/m2
P
)
max
A
= beban maksimum pada watu pengujian (N)
0 = luas penampang (m2
Kenaikan tegangan dari titik luluh sampai kuat tarik maksimum menunjukan
bahwa bahan mengalami pengerasan pengerjaan, sehingga pada logam terjadi
deformasi plastis. Kuat tarik maksimum sampai kuat tarik putus mengakibatkan luas
penampang bahan mereduksi (mengecil) dan terjadi lokalisasi pertambahan panjang
hingga akhirnya putus.
)
2.5.1.2 Perpanjangan (elongation)
Pertambahan panjang suatu bahan setelah mengalami uji tarik disebut elongation.
Nilai keuletan suatu bahan biasanya ditunjukan oleh harga elongation ini. Apabila
harga elongation besar maka bahan tersebut dikatakan ulet (ductility). Keuletan
(ductility) adalah kemampuan logam untuk berdeformasi plastis sebelum putus.
Secara grafik digambarkan sebagai berikut;
Gambar 2.2 Kurva tegangan-regangan Praktikum Karakterisasi Material 1 Departemen Metalurgi dan Material
( MMS 31 08 02 ) Fakultas Tehnik Universitas Indonesia.
σ σ σ
ε ε ε O O O
P
P P Y
U B ● ●
●
Universitas Sumatera Utara
Dimana P menyatakan beban aksial dalam Newton dan A menyatakan luas
penampang awal (m2
Persetase elongation dinyatakan dengan persamaan berikut
). Dengan memasangkan pasangan nilai tegangan normal σ dan
regangan normal ε, data percobaan dapat digambarkan dengan memperlakunan
kuantitas-kuantitas ini sebagai absis dan ordinat. Gambar yang diperoleh adalah
diagram atau kurva tegangan-regangan. Kurva tegangan-regangan mempunyai bentuk
yang berbeda-beda tergantung dari bahannya.
% elongation = 2.2
Dimana : L0
L = panjang setelah bahan putus (mm)
= panjang mula-mula (mm)
Panjang mula-mula diukur pada dua batas bagian tengah sampel uji tarik dan
panjang akhir sampel diukur pada batas yang sama setelah kedua bagian yang putus
disatukan kembali.
Kuantitas E, yaitu rasio unit tegangan terhadap unit regangan, adalah modulus
elastisitas bahan, atau, sering disebut Modulus Young. Karena unit regangan ε
merupakan bilangan tanpa dimensi (rasio dua satuan panjang), maka E mempunyai
satuan yang sama dengan tegangan yaitu N/m2
. Untuk banyak bahan-bahan teknik,
modulus elastisitas dalam tekanan mendekati sama dengan modulus elastisitas dalam
tarikan.
2.5.2 Uji Kekerasan
Kekerasan didefenisikan sebagai ketahanan suatu bahan terhadap penetrasi
permukaan, yang disebabkan oleh penekanan oleh benda tekan yang berbentuk
tertentu karena pengaruh gaya tertentu. Pengujian kekerasan sangat berguna sekali un
tuk mengetahui kualitas suatu bahan yang akan dipergunakan pada produk-produk
logam seperti komponen mesin.
Universitas Sumatera Utara
Brinell, Rockwell & Vickers Hardness Tester TH722 Optical Fitur." Cocok
untuk menguji kekerasan besi, logam non-ferrous, logam keras, lapisan carburized
dan kimia mengobati lapisan" Beberapa metode pengujian: Brinell & Rockwell &
Vickers" Berbagai jenis pengujian kekuatan dan dapat dipilih indentor
" Mengadopsi uji kekuatan transformasi kerangka kerja dan sistem pengukuran optik
instruksi" Dilengkapi dengan indentasi alat pengukur seperti gambar berikut:
Gambar 2.3 Brinell, Rockwell & Vickers Optical Hardness Tester TH722 http://w22.indonetwork.co.id/pdimage/72/1074572_en_b_2_247.jpg
Beberapa metode pengujian kekerasan logan, yaitu :
- Metode gores
- Metode kekerasan Brinell
- Metode kekerasan Rockwell
- Metode kekerasan Vickers
- Metode kekerasan Vickers mikro
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah Metode kekerasan
Brinell.Metode ini sangat cocok untuk mengukur bahan-bahan yang tidak homogen
seperti baja cor karbon rendah .Brinnell menggunakan indentor bola baja sebagai alat
untuk mengukur kekerasan logam.
Universitas Sumatera Utara
2.5.3 Uji Impact
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ketangguhan suatu spesimen terhadap
beban patah. Hal yang sangat penting pada uji impact ini adalah pembuatan takik
yang memerlukan ketelitian khusus dan kepresisan yang tinggi. Sampel uji
disesuaikan dengan standar ASTM E23-56T. Seperti gambar 2.4
Gambar 2.4 sampel uji impack
Pengujian ini dilakukan untuk membanding-kan benda uji yaitu baja karbon
rendah dengan kandungan unsur mangan (Mn) yang berbeda. Jadi spesimen uji
dibuat sedemikian rupa sehingga kedua benda uji benar-benar memiliki dimensi yang
sama. Pengujian ini menggunakan mesin Charpy Impact Machine Uji impact
dirancang untuk mengukur ketahanan bahan terhadap pembebanan tiba-tiba atau gaya
kejut dan yang diukur adalah energy impact atau energy yang diserap sebelum bahan
patah. Metode yang paling umum untuk mengukur energy impact adalah :
- Test Impact Charpy
- Test Impact Izod
Dalam penelitian ini test yang digunakan adalah Test Impact Charpy.
Universitas Sumatera Utara
Test ini paling sering digunakan pada logam, namun juga digunakan pada polimer,
keramik, dan komposit karena test ini lebih ekonomis dan cepat untuk menentukan
ketangguhan bahan dan aplikasi pengendalian kualitas.(Azom,2005).
2.5.4 Struktur Mikro
Struktur mikro merupakan butiran-butiran suatu benda logam yang sangat kecil dan
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang sehingga perlu menggunakan metalurgical
microscope untuk pemeriksaan butiran-butiran logam tersebut. Struktur material
berkaitan dengan komposisi, sifat, sejarah dan kinerja pengolahan, sehingga dengan
mempelajari struktur mikro akan memberikan informasi yang menghubungkan
komposisi dan pengolahan sifat dan kinerjanya.
Analisis struktur mikro digunakan untuk menentukan apakah parameter
struktur berada dalam spesifikasi tertentu dan didalam penelitian digunakan untuk
menentukan perubahan-perubahan struktur mikro yang yang terjadi sebagai akibat
variasi komposisi.(Tri Harya Wijaya, 2010)
Universitas Sumatera Utara