literasi digital: strategi social enterprise sebagai

236
Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai Crowdfunding Platform Dalam Memberdayakan Masyarakat Berdonasi Secara Online(Studi Kasus Kitabisa.com) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Amandafanny Silviana Putri 11170540000012 PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H/2021

Upload: others

Post on 20-Nov-2021

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

“Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

Crowdfunding Platform Dalam Memberdayakan

Masyarakat Berdonasi Secara Online”

(Studi Kasus Kitabisa.com)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Amandafanny Silviana Putri

11170540000012

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1442 H/2021

Page 2: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

i

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini.

Nama : Amandafanny Silviana Putri

NIM : 11170540000012

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi berjudul “Literasi Digital: Strategi Social

Enterprise Sebagai Crowdfunding Platform Dalam

Memberdayakan Masyarakat Berdonasi Secara

Online (Studi Kasus Kitabisa.com),” merupakan

hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata I

(S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya cantumkan dalam

penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini

bukan hasil asli saya atau jiplakan karya orang lain,

maka saya bersedia menerima sanksi sesuai

ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 15 Juli 2021

Amandafanny Silviana Putri

Page 3: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

“Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

Crowdfunding Platform Dalam Memberdayakan

Masyarakat Berdonasi Secara Online”

(Studi Kasus Kitabisa.com)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Amandafanny Silviana Putri

11170540000012

Dibawah Bimbingan

Dr. Muhtadi, M.Si

NIP. 197506012014111001

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1442 H/2021 M

Page 4: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul “Literasi Digital: Strategi Social

Enterprise Sebagai Crowdfunding Platform Dalam

Memberdayakan Masyarakat Berdonasi Secara

Online (Studi Kasus Kitabisa.com)” telah diuji dalam

sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada

tanggal 15 Juli 2021. Skripsi ini telah diterima sebagai

salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial pada

Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam.

Jakarta, 15 Juli 2021

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Dr. Muhtadi, M.Si Dr. Wahyunengsih, M.Pd

NIP. 197506012014111001 NIP. 1985052020122009

Penguji I Penguji II

Dr. Tantan Hermansah, M.Si WG. Pramita Ratnasari,

S.Ant., M.Si

NIP. 19760617200501006 NIP. 197610022003122002

Pembimbing

Dr. Muhtadi, M.Si

NIP. 197506012014111001

Page 5: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

iv

ABSTRAK

Amandafanny Silviana Putri

Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

Crowdfunding Platform Dalam Memberdayakan

Masyarakat Berdonasi Secara Online (Studi kasus

Kitabisa.com)

Indonesia saat ini tengah menghadapi era revolusi

industri 4.0 dimana teknologi, informasi dan komunikasi

dapat diakses dengan mudah, cepat dan luas. Dengan ini,

menimbulkan dampak positif dan negatif di masyarakat

sehingga diperlukan adanya pemberdayaan berbasis

literasi digital sehingga masyarakat menjadi berdaya

dalam menggunakan platform digital secara baik dan

bijak.

Penelitian dilakukan pada platform crowdfunding

Kitabisa.com dalam memberdayakan masyarakat untuk

berdonasi secara online, dengan menggunakan metode

penelitian kualitatif yang disajikan dalam bentuk studi

kasus dan penjelasan deskriptif. Terdapat dua rumusan

masalah, yaitu (1) Bagaimana strategi (treatment)

Kitabisa.com dalam melakukan pemberdayaan masyarakat

berbasis literasi digital sehingga masyarakat berdonasi

secara online dan (2) Bagaimana respon dari para donatur

terhadap Kitabisa.com.

Hasil penelitian menjelaskan bahwa terdapat

strategi dan treatment khusus Kitabisa yang menyesuaikan

performa dan karakteristik masing-masing platform.

Dengan company branding yang dibangun Kitabisa

melalui kejelasan dan kelengkapan fitur dalam aplikasi

dan website, serta konten-konten pada sosial media

Kitabisa dapat membentuk stimulus, organisme dan respon

para donatur sehingga menjadi berdaya untuk turut

berpartisipasi memberikan donasi secara online melalui

platform Kitabisa.com.

Kata Kunci: Literasi Digital, Paltform Crowdfunding,

Strategi, Sosial Media, SOR, Pemberdayaan Masyarakat

Page 6: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalammu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji serta syukur penulis hanturkan kepada

Allah Subhanahu wa Ta’ala atas nikmat dan keberkahan

yang telah diberikan-Nya penulis bisa menyelesaikan

penulisan skripsi ini dengan baik. Shalawat beriring Salam

senantiasa tercurahkan kepada penyejuk hati Nabi

Muhammad Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam serta kepada

para keluarga dan sahabatnya.

Penulisan skripsi yang berjudul “Literasi Digital:

Strategi Social Enterprise Sebagai Crowdfunding Platform

Dalam Memberdayakan Masyarakat Berdonasi Secara

Online” selain menjadi salah satu persyaratan guna

mendapatkan gelar Sarjana Sosial (S.Sos) diharapkan juga

menjadi representasi bidang keIlmuan penulis selama

menjadi Mahasiswa Pengembangan Masyarakat Islam

dalam memberdayakan masyarakat dengan berlandaskan

nilai-nilai keIslaman.

Tentunya, pada proses penulisan skripsi ini penulis

telah banyak mendapatkan bantuan serta dukungan baik

secara moril maupun materil. Maka, penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Suparto, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Muhtadi, M.Si selaku Ketua Program Studi

Pengembangan Masyarakat Islam sekaligus

Page 7: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

vi

Dosen Pembimbing Skripsi yang telah luar biasa

meluangkan waktu, tenaga dan ilmunya kepada

penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik dan tepat waktu.

3. WG. Pramita Ratnasari, S.Ant., M.Si., selaku

Sekretaris Program Studi Pengembangan

Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

4. Rosita Tandos, M.A, M.ComDev, PhD., selaku

Dosen Pembimbing Akademik mahasiswa PMI

2017 yang telah mendidik dan menjadi role

model yang baik sehingga mampu memotivasi

penulis untuk banyak belajar dari perjuangan

hebat beliau.

5. Dosen-dosen pengajar selama perkuliahan di

Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam

atas segala dedikasi yang telah diberikan. Dan

semoga Allah senantiasa memberi keberkahan

dan keselamatan kepada beliau.

6. H. Sukatno, S.Pd., Ayah sekaligus cinta pertama

anak perempuanya yang tidak pernah bosan

dalam mendengarkan keluh kesah, menanamkan

cinta, dan mengajarkan banyak hal yang tak

terhitung. Terimakasih karena selalu memberi

arti dan mendukung serangkaian impian putrinya

untuk menjadi nyata.

Page 8: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

vii

7. Mamah, Hj. Dawiyah perempuan tercinta yang

tiada ujung kasihnya dan tidak terhalang doa serta

keridhoannya. Terimakasih atas segalanya yang

tidak bisa terdefinisi.

8. Keluargaku tercinta, Fitria Puspitasari, Herlina

Damayanti, Devi Saraswati Andika, Muhammad

Arfandi Ramadhan, Raisa Ghina Rizvia dan para

keponakan atas doa, kasih sayang, semangat, dan

dukungannya sampai saat ini.

9. Terimakasih kepada diri sendiri yang telah

berjuang mengalahkan ego dan segala yang

melalaikan. Terimakasih telah bersedia untuk

bangun lebih pagi dan tidur lebih larut.

Terimakasih karena sudah percaya bahwa segala

impian memang harus diperjuangkan.

10. Insan Kamil, S.E., seorang yang lebih dari

sekedar teman. Terimakasih telah banyak

memberi arti dan menjadi bagian bagi penulis

mengarungi proses pendewasaan diri.

11. Sahabatku yang selalu menjadi tempat berlabuh

untuk mencurahkan segala kebahagiaan dan

keresahan hati juga pikiran. Indah Nuryati,

Huwaida Adilah dan Syifa Hayati. Terimakasih

karena selalu membersamai, dan semoga

senantiasa Allah jaga dan lindungi kalian.

12. Keluarga besar Program Studi Pengembangan

Masyarakat Islam Angkatan 2017 dan HMJ PMI

masa bakti 2019 yang telah menjadi saksi

Page 9: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

viii

perjalanan dan perjuangan penulis selama masa

perkuliahan.

13. Terutama kepada Geng Hamba Allah, Syafira

Nurina, Farah Alifah, Nurul, Rizkia Hanum dan

Diyanah Fadhilah. Terimakasih atas segala

canda, dan cerita yang telah tertuliskan.

Terimakasih telah menjadi alasan penulis untuk

beranjak ke kelas.

14. Kerabat sekaligus Keluarga Himpunan dan

Organisasi baik dalam dan luar kampus

(Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat,

Forum Komunikasi Mahasiswa Betawi

Tanggerang Selatan, HMJ PMI UIN Jakarta,

UKM-Bahasa atau Foreign Languages

Association UIN Jakarta, Lembaga Pers

Mahasiswa Islam, DEMA UIN Jakarta, Karang

Taruna RW. 008, Pengurus Kohati Cabang

Ciputat) atas segala ilmu dan pengalamannya

selama penulis berproses.

15. Segenap pengurus dan teman perjuangan Djarum

Beasiswa Plus dan Beasiswa Bamuis BNI.

16. CEO dan tim Crack Indonesia tempat penulis

bekerja atas segala ilmu dan pengalamannya

sehingga skripsi ini dapat berjalan dengan baik

dan lancar.

17. Tim Kitabisa.com dan Informan donatur yang

telah meluangkan waktu dan ilmunya sehingga

Page 10: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

ix

penulis dapat memperoleh informasi secara jelas

mengenai materi pembahasan penelitian skripsi.

18. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat

peneliti sebutkan namanya satu persatu.

Semoga kepada semua pihak yang terlibat dalam

proses penyusunan skripsi ini senantiasa diberikan

keberkahan, kelapangan dan kebaikan baik secara lahir dan

batin. Harapannya, semoga skripsi ini bisa menjadi ilmu

yang bermanfaat baik bagi penulis, para pembaca dan

masyarakat.

Wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 15 Juli 2021

Page 11: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... ii

ABSTRAK ................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ................................................................................ v

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

DAFTAR TABEL .................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiv

DAFTAR ISTILAH ................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 5

C. Batasan Masalah .............................................................................. 6

D. Rumusan Masalah ............................................................................ 7

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ....................................................... 8

F. Tinjauan Kajian Terdahulu ............................................................ 10

G. Metode Penelitian .......................................................................... 14

H. Sistematika Penelitian .................................................................... 31

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 34

A. Landasan Teori............................................................................... 34

1. Literasi Digital............................................................................ 34

2. Strategi ....................................................................................... 40

3. Social Enterprise ........................................................................ 48

4. Crowdfunding............................................................................. 52

5. SOR (Stimulus Organism Response) ......................................... 58

6. Pemanfaatan Media Internet....................................................... 63

7. Pemberdayaan Masyarakat ......................................................... 64

B. Kerangka Pikir ............................................................................... 73

Page 12: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

xi

BAB III GAMBARAN UMUM ............................................................... 78

A. Sejarah Kitabisa ............................................................................. 78

B. Value Kitabisa ................................................................................ 80

C. Struktur Organisasi Kitabisa .......................................................... 81

D. Izin Galang Dana Kitabisa ............................................................. 86

E. Biaya Operasional Kitabisa ............................................................ 87

F. Kolaborasi Kitabisa ........................................................................ 90

G. Syarat dan Ketentuan Kitabisa ....................................................... 92

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ..................................... 99

A. Strategi Kitabisa.com Dalam Melakukan Pemberdayaan Berbasis

Literasi Digital..................................................................................... 102

1. Komunikasi .............................................................................. 104

2. Edukasi ..................................................................................... 105

3. Kolaborasi ................................................................................ 108

4. Hiburan ..................................................................................... 109

B. Respon Dari Para Donatur Terhadap Kitabisa.com ..................... 111

BAB V PEMBAHASAN ........................................................................ 120

A. Analisis Strategi Kitabisa.com Dalam Melakukan Pemberdayaan

Berbasis Literasi Digital ...................................................................... 124

1. Instagram .................................................................................. 126

2. Youtube .................................................................................... 141

3. Aplikasi dan Website ............................................................... 152

B. Analisis Para Donatur Kitabisa.com Berdasarkan Indikator SOR

166

1. Stimulus .................................................................................... 166

2. Organisme ................................................................................ 168

3. Respon ...................................................................................... 170

C. Analisis Pemanfaat Media Internet Berdasarkan Indikator Durasi

dan Frekuensi ...................................................................................... 170

Page 13: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

xii

D. Analisis Nilai-nilai Pengembangan Masyarakat Islam terhadap

Kitabisa.com ........................................................................................ 174

1. Kejujuran (transparansi) ........................................................... 176

2. Keadilan ................................................................................... 177

3. Kepercayaan ............................................................................. 178

4. Kebersamaan dan saling tolong-menolong .............................. 179

5. Kepedulian ............................................................................... 180

6. Berorientasi ada keberlangsungan kehidupan di masa depan .. 181

BAB VI PENUTUP ................................................................................ 185

A. Kesimpulan .................................................................................. 185

B. Implikasi ...................................................................................... 193

C. Saran ............................................................................................ 194

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 196

LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………...….. 200

Page 14: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan donasi di Kitabisa ……………4

Tabel 1.2 Tabel Informan ……………………………..24

Tabel 3.1 Tim Penasihat Kitabisa ……………………..81

Tabel 3.2 Tim Eksekutor Kitabisa …………………….82

Tabel 5.1 Frekuensi&Durasi Pemanfaatan Media …..171

Page 15: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir ……………………………..77

Gambar 5.1 Survei Penggunaan Platform Sosial Media ………125

Gambar 5.2 Instagram Edukasi ……………………………….130

Gambar 5.3 Instagram Edukasi ……………………………….131

Gambar 5.4 Instagram Edukasi ……………………………….131

Gambar 5.5 Instagram Edukasi ……………………………….133

Gambar 5.6 Instagram Edukasi ……………………………….133

Gambar 5.7 Instagram Kolaborasi …………………………….137

Gambar 5.8 Instagram Kolaborasi …………………………….138

Gambar 5.9 Instagram Hiburan ……………………………….139

Gambar 5.10 Instagram Hiburan ……………………………...139

Gambar 5.11 Youtube Edukasi ……………………………….144

Gambar 5.12 Youtube Edukasi ……………………………….144

Gambar 5.13 Youtube Edukasi ……………………………….145

Gambar 5.14 Youtube Edukasi ……………………………….147

Gambar 5.15 Youtube Kolaborasi …………………………….148

Gambar 5.16 Youtube Kolaborasi …………………………….149

Gambar 5.17 Youtube Kolaborasi dan Hiburan ………………150

Gambar 5.18 Fitur Galang Dana ………………………………153

Gambar 5.19 Fitur Layanan Donasi …………………………..155

Page 16: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

xv

Gambar 5.20 Halaman Campaign …………………………….156

Gambar 5.21 Halaman Cerita/Storytelling ……………………157

Gambar 5.22 Halaman Cerita/Storytelling ……………………157

Gambar 5.23 Fitur Doa dan Donasi Terkumpul ………………158

Gambar 5.24 Fitur Doa dan Donasi Terkumpul ………………158

Gambar 5.25 Fitur Layanan Zakat …………………………….159

Gambar 5.26 Fitur Kategori Galang Dana …………………….162

Gambar 5.27 Fitur Kolaborasi ………………………………...165

Page 17: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

xvi

DAFTAR ISTILAH

Akun Pengaturan antara penyedia dengan

pengunjung platform yang diberikan

akses oleh penyedia platform terhadap

penggunaan berbagai fitur setelah

melakukan pendaftaran data pribadi,

nama pengguna dan kata sandi.

BANI Singkatan dari Badan Arbitrase Nasional

Indonesia, yaitu lembaga arbitrase yang

berbentuk perkumpulan berbadan hukum

melalui akta nomor 23 tanggal 14 Juni

2016, yang dibuat di hadapan Ny. Hj.

Devi Kantini Rolaswati, SH, M.Kn.

selaku Notaris di Jakarta, yang telah

mendapat persetujuan dari Menteri

Kehakiman dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia dengan surat

keputusan nomor

AHU0064837.AH.01.07.

Beneficiary Campaigner yang telah terdaftar dalam

platform atau pihak lain selain

campaigner baik itu individu, kelompok,

badan usaha atau badan hukum yang

menerima manfaat atas dana dari suatu

campaign.

Page 18: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

xvii

Dana Merupakan sumbangan atau donasi yang

dinyatakan dalam mata uang Rupiah

Dompet Dompet elektronik pada platform yang

telah disediakan oleh Kitabisa sebagai

layanan keuangan elektronik guna

menghimpun dan menyalurkan donasi.

Campaign Suatu usaha penggalangan dana untuk

maksud dan tujuan tertentu, termasuk,

namun tidak terbatas pada, kategori

bantuan medis, atlet dan fasilitas

olahraga, infrastruktur, pendidikan dan

beasiswa, difabel, umrah dan haji, panti

asuhan dan rumah ibadah, baik dengan

maupun tanpa janjian imbalan.

Campaigner Suatu individu, kelompok, badan usaha

atau badan hukum yang menggunakan

fasilitas penggalangan dana pada

platform untuk campaign tertentu yang

bertanggung jawab atas pelaksanaan

campaign yang bersangkutan.

Donatur Seorang baik individu, kelompok, badan

usaha, maupun badan hukum yang

mendaftar ke platform guna mendukung

campaign dengan menyalurkan dana.

Page 19: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

xviii

Fundraiser Seorang atau organisasi yang

memberikan dukungan terhadap

campaign yang dibuat dalam platform.

Konten Materi yang kemudian diunggah ke

dalam platform secara mandiri oleh

pengguna platform atau (user generated

content).

Laporan Pemberitahuan yang disampaikan oleh

pengunjung dan pengguna platform

kepada Kitabisa mengenai perihal yang

dianggap atau di duga telah melakukan

penganggaran sebagaimana yang telah

diatur dalam syarat dan ketentuan.

Pengguna Pengguna platform yaitu terdiri dari

campaigner dan beneficiary baik secara

langsung ataupun tidak sebagaimana

berlaku.

Pengunjung Pengunjung platform yaitu pihak yang

telah mengakses, membuka, dan

memperoleh informasi di Kitabisa.

Platform Merupakan wadah yang menggunakan

jejaring internet seperti aplikasi, website

dan sosial media untuk melakukan

transaksi dan memberikan fasilitas dalam

melakukan penggalangan dana secara

digital yang dikelola oleh PT. Kita Bisa

Page 20: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

xix

Indonesia atau Yayasan Kita Bisa,

termasuk namun tidak terbatas pada situs

Kitabisa.com

Update Merupakan fitur yang ada pada halaman

campaign serta berfungsi untuk para

campaigner dalam memberikan

pemberitahuan kepada seluruh donator

melalui email yang dimuat secara

otomatis mengenai keadaan terbaru

campaign, alokasi penggunaan dana, dan

sebagainya.

Verifikasi Merupakan tindakan pemeriksaan

mengenai kebenaran dan kelengkapan

yang dilakukan oleh Kitabisa terhadap

akun, konten, dan pencairan dana

sebagaimana yang telah terdaftar yang

telah terdaftar, diunggah, dan

dimohonkan oleh pengguna platform

untuk keperluan lainnya berdasarkan

diskresi penuh penyedia layanan

Kitabisa.

Page 21: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia saat ini tengah menghadapi era revolusi

industri 4.0 dimana segala hal yang berkenaan dengan

teknologi, informasi dan komunikasi bisa didapati dengan

mudah dan cepat. Sebagaimana yang disampaikan oleh Prof.

Klaus Martin Schwab selaku Founder dan Executive

Chairman World Economic Forum dalam bukunya yang

berjudul "The Fourth Industrial Revolution” bahwa saat ini

dunia berada pada awal sebuah revolusi yang secara mendasar

telah membawa banyak perubahan, yaitu perubahan cara

hidup, cara bekerja dan cara berhubungan satu sama lain.

Salah satu karakteristik unik dari industri 4.0 yaitu

adanya pengaplikasian kecerdasan buatan atau “artificial

intelligence” sehingga pekerjaan bisa dilaksanakan dengan

lebih murah, efektif, dan efisien. Industri 4.0 sebagai fase

revolusi teknologi mampu mengubah cara beraktivitas

manusia dalam skala, ruang lingkup, kompleksitas, dan

transformasi dari pengalaman hidup sebelumnya.

Dengan adanya pergerakan yang signifikan di era

revolusi 4.0 ini berdampak pada peningkatan penggunaan

internet di Indonesia. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh

APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) di

tahun 2019 sampai 2020 penetrasi pengguna internet Indonesia

mengalami peningkatan sebesar 73,7% dan naik dari 64,8%

dari tahun 2018. Maka, jika dikaitkan dengan proyeksi BPS

Page 22: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

2

mengenai populasi penduduk di Indonesia tahun 2019 sebesar

266.911.900 juta diperkirakan jumlah pengguna internet

Indonesia mencapai 196,7 juta pengguna. Jumlah ini

mengalami peningkatan dari 171 juta di tahun 2019 dengan

penetrasi 73,7% atau naik sekitar 8,9% (sekitar 25,5 juta

pengguna). Dan berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh

Hootsuite dan We Are Social bahwa sampai pada Januari 2021

pengguna media sosial di Indonesia mencapai angka 170 juta

orang dan naik sebesar 10 juta orang atau 6,3% dari tahun

sebelumnya.

Akan tetapi, dengan begitu masifnya dinamika

perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) di

Indonesia selain memiliki dampak positif tentu terdapat

dampak negatif apabila tidak diimbangi oleh pemberdayaan

masyarakat berbasis literasi digital. Diantaranya yaitu media

sosial bisa dipergunakan sebagai wadah untuk menyebarkan

ujaran kebencian, tindakan kejahatan seperti pencurian,

penipuan dan sebagainya, pencemaran nama baik, penyebaran

berita bohong, penyebaran konten ponografi dan prostitusi

online.

Berdasarkan informasi yang lansir dari laman

safenet.or.id (Southeast Asia Freedom of Expression Network)

diketahui bahwa sampai tahun 2020 dari 324 kasus pidana

Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE)

terdapat 209 orang dijerat dengan kasus pencemaran nama baik

dan 76 kasus mengenai ujaran kebencian. Sedangkan untuk

kasus penyebaran berita bohong atau hoaks menurut informasi

Page 23: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

3

dari Sub Direktorat Pengendalian Konten Internet Ditjen

Aplikasi Informatika Kominfo melalui laman liputat6.com dari

Maret 2020 sampai Januari 2021 terdapat 1.387 kasus hoaks

yang tersebar di platform digital.

Dengan adanya kompleksitas potensi dan permasalahan

dari perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK)

di era revolusi industri 4.0 maka diperlukan gerakan

pemberdayaan berbasis literasi digital sehingga masyarakat

dapat teredukasi dalam memanfaatkan sosial media dengan

bijak. Diharapkan dengan pemberdayaan literasi digital

Indonesia dapat menekan angka penyalahgunaan sosial media

secara optimal dan berkelanjutan.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Global World

Digital Competitives Indeks sampai tahun 2020 literasi digital

di Indonesia meningkat ke peringkat 56 dan menurut Literasi

Digital Nasional 2020 level indeks tersebut telah berada diatas

rata-rata sedang setelah sebelumnya berada pada rata-rata

rendah. Akan tetapi, adanya peningkatan literasi digital di

Indonesia dinilai belum cukup maksimal sehingga diperlukan

adanya strategi dan konsistensi pemberdayaan literasi digital

secara berkelanjutan.

Literasi digital secara umum dapat dipahami sebagai

kemampuan masyarakat dalam menggunakan teknologi,

informasi, dan komunikasi untuk menemukan, mengevaluasi,

memanfaatkan, membuat, dan mengkomunikasikan konten

atau informasi melalui kecakapan kognitif dan juga teknikal.

Dalam mendukung adanya Gerakan literasi digital ICT Watch

Page 24: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

4

menggagas tiga kerangka bagian utama, yaitu proteksi

(safeguard), hak-hak (rights), dan pemberdayaan

(empowerment) dengan tujuan agar masyarakat secara

swadaya dan berdaya dapat mengisi ruang digitalisasi dengan

hal-hal yang positif.

Dalam melakukan pemberdayaan masyarakat berbasis

literasi digital diperlukan adanya strategi-strategi yang tepat

sehingga tujuan yang ingin dicapai bisa diperoleh secara

maksimal. Sebagaimana riset yang dilakukan pada PT. Kita

Bisa Indonesia sebagai perusahaan sosial yang memanfaatkan

platform digital untuk melakukan pengumpulan donasi secara

online terus mengalami peningkatan masyarakat yang

berpartisipasi dalam memberikan bantuan dari tahun ke tahun.

Berdasarkan data yang diperoleh melalui aplikasi kitabisa.com

sebagai berikut:

1.1 Tabel Perkembangan donasi di Kitabisa

Sumber: kitabisa.com/about-us

Dari tabel tersebut diketahui bahwa di tahun 2016 jumlah

donasi yang terkumpul sebesar 61 Miliar, dan mengalami

peningkatan yang signifikan sampai pada tahun 2019

terkumpul sebesar 752,30 Miliar. Dengan total 752,30 Miliar

Tahun Jumlah Donasi Terkumpul

2016 61 Miliar

2017 193 Miliar

2018 500 Miliar

2019 752,30 Miliar

Page 25: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

5

yang terkumpul terdapat 3.850.333 orang baik berpartisipasi,

dengan rincian 63.964 penggalangan dana yang sudah

terfasilitasi dan 2.183 NGO/LSM yang turut bersinergis

bersama kitabisa.com.

Adanya progres yang signifikan tersebut memberi

gambaran bahwa kompetensi strategi kitabisa.com dalam

melakukan pemberdayaan literasi digital bisa dijadikan

pembelajaran dan role model bagi entitas masyarakat lainnya.

Seperti bagaimana strategi kitabisa.com dalam memberikan

kesadaran kognitif dan afeksi kepada masyarakat yang melihat

konten kitabisa.com untuk berpartisipasi dalam memberikan

donasi atau sekedar memberikan komentar positif dan turut

menyebarkan informasi kebaikan kepada orang lain di sosial

media mereka.

Untuk itu, dalam skripsi ini saya akan melakukan

penelitian mengenai bagaimana strategi dan treatment

kitabisa.com sebagai social enterprise yang bergerak di bidang

crowdfunding dalam melakukan pemberdayaan berbasis

literasi digital sehingga masyarakat menjadi berdaya untuk

berpartisipasi dalam memberikan donasi secara online di

platform Kitabisa.com. Dan untuk mengetahui bagaimana

respon dari para donatur terhadap strategi dan treatment yang

dilakukan oleh platform Kitabisa.com.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, berikut di

bawah ini merupakan temuan sejumlah masalah terkait dengan

penelitian skripsi, sebagai berikut:

Page 26: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

6

a. Indonesia saat ini tengah menghadapi perkembangan

teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) di era

revolusi industri 4.0 dimana terdapat dampak positif dan

negatif yang mesti disikapi dengan bijak.

b. Perkembangan masyarakat dalam mengakses internet

terutama sosial media terus meningkat. Akan tetapi,

terdapat beberapa dinamika dalam entitas masyarakat

untuk mampu beradaptasi dalam memanfaatkan

aksesibilitas internet.

c. Dalam menyikapi dinamika masyarakat dalam

memanfaatkan internet dan sosial media diperlukan

adanya edukasi dan pemberdayaan masyarakat berbasis

literasi digital sehingga penggunaan internet dan sosial

media dapat memberi manfaat.

d. Diperlukan adanya strategi-strategi dalam

mengupayakan pemberdayaan masyarakat berbasis

literasi digital agar tujuannya dapat diperoleh secara

optimal dan berkelanjutan.

e. Bagaimana strategi dan treatment yang dilakukan

kitabisa.com pada masing-masing platform (Aplikasi

Kitabisa.com, Instagram dan Youtube) dan bagaimana

respon dari para pendonasi kepada platform

crowdfunding Kitabisa.com.

C. Batasan Masalah

Setelah melakukan identifikasi masalah, maka peneliti

membuat formulasi secara ringkas, jelas dan spesifik terkait

permasalahan penelitian. Berikut pembatasan dan perumusan

masalah:

Page 27: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

7

1. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah

disebutkan di atas, maka peneliti melakukan pembatasan

masalah agar tidak terjadi kekeliruan dan salah

penafsiran dalam penelitian kali ini:

a. Dalam penelitian ini studi kasus dilakukan di PT.

Kita Bisa Indonesia bersama Yayasan Kita Bisa

sebagai social enterprise melalui platform

crowdfunding dalam melakukan pemberdayaan

berbasis literasi digital sehingga masyarakat turut

berpartisipasi memberikan donasi secara online di

platform crowdfunding Kitabisa.com.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan,

sebagai acuan untuk menghindari adanya kekeliruan dan

kesalahpahaman dalam memahami penelitian ini, maka

penulis melakukan perumusan masalah guna memudahkan

baik pembaca maupun peneliti dapat secara jelas memahami

penelitian yang akan dibahas sebagai berikut:

a. Bagaimana strategi (treatment) yang dilakukan

Kitabisa.com pada masing-masing situs dalam

melakukan pemberdayaan masyarakat berbasis literasi

digital sehingga masyarakat berdonasi secara online

(Studi kasus pada Aplikasi atau Website dan Platform

sosial media Instagram dan Youtube Kitabias.com)

b. Bagaimana respon dari para donatur terhadap

Kitabisa.com.

Page 28: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

8

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Setelah menyusun rumusan masalah, maka akan

terbentuk tujuan dan manfaat penelitian secara spesifik dan

jelas.

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana strategi (treatment) yang dilakukan

Kitabisa.com pada masing-masing situs dalam

melakukan pemberdayaan masyarakat berbasis literasi

digital sehingga masyarakat berpartisipasi dalam

memberikan donasi secara online (studi kasus pada

Aplikasi atau website, dan platform sosial media

Instagram dan Youtube Kitabisa.com). Serta, untuk

mengetahui bagaimana respon dari para donatur

terhadap Kitabisa.com sehingga menjadi berdaya dalam

memberikan donasi secara online melalui platform

crowdfunding Kitabisa.com.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini secara teoritis yaitu untuk

menambah khazanah ilmu dakwah, khususnya yang

berhubungan dengan unsur-unsur masyarakat Islam.

Adapun manfaat penelitian secara praktis yaitu:

a. Manfaat Akademis

1) Penelitian ini sebagai salah satu persyaratan

dalam memperoleh gelar sarjana (S1) di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2) Untuk menambah pengetahuan dan wawasan

bagi peneliti khususnya mengenai strategi

Page 29: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

9

(treatment) yang dilakukan Kitabisa.com pada

masing-masing situs dalam melakukan

pemberdayaan masyarakat berbasis literasi

digital sehingga masyarakat berpartisipasi

dalam memberikan donasi secara online (studi

kasus pada Aplikasi atau website, dan platform

sosial media Instagram dan Youtube

Kitabisa.com). Serta, untuk mengetahui

bagaimana respon dari para donatur terhadap

Kitabisa.com sehingga menjadi berdaya dalam

memberikan donasi secara online melalui

platform crowdfunding Kitabisa.com.

3) Menambah khazanah keilmuan bagi peneliti

dan pembacanya, khususnya memperkaya

pengetahuan bagaimana strategi pemberdayaan

berbasis literasi digital yang dilakukan oleh

perusahaan yang bergerak dibidang sosial

melalui platform crowdfunding.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat

menjadi referensi bagi komunitas, lembaga atau

perusahaan dalam memberikan strategi

pemberdayaan masyarakat berbasis digital

terhadap perkembangan dunia dalam

memanfaatkan kemajuan teknologi, informasi, dan

komunikasi di era revolusi industri 4.0.

Page 30: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

10

F. Tinjauan Kajian Terdahulu

Sebelum melakukan penelitian, mulanya peneliti

melakukan riset literatur pada penelitian terdahulu melalui

jurnal-jurnal ilmiah. Jurnal yang dipilih berupa penelitian

terdahulu yang dinilai memiliki kesamaan baik dalam variabel

atau objek penelitian tersebut. Tujuannya adalah untuk

membandingkan dengan tema yang akan diangkat dalam

penelitian ini. Berikut adalah kajian literatur yang akan

dibahas, sebagai berikut:

1. Pada penelitian yang berjudul “Strategi Digital

Branding Pada Startup Social Crowdfunding (Studi

Kasus Pada Kitabisa.com)” oleh Syahrul Hidayanto dan

Ishadi Soetopo Kartosapoetro dari Universitas Indonesia

peneliti membahas mengenai bagaimana strategi yang

dilakukan oleh kitabisa.com sebagai perusahaan rintisan

yang bergerak dalam bidang sosial dalam membangun

branding perusahaannya dengan memanfaatkan

perkembangan teknologi 4.0.

Hasil penelitiannya yaitu kitabisa.com

membangun strategi branding startup nya dengan

berfokus pada ekuitas brand berbasis pelanggan, artinya

kitabisa.com mulanya menganalisis pasar kemudian

membangun aksi berdasarkan kebutuhan pasar atau

kliennya. Dalam meningkatkan awareness start up

dalam berkampanye kitabisa.com menggunakan tagar

yang menjadi ciri khas perusahaan yaitu #orangbaik dan

membuat story telling mengenai isu yang ingin diangkat

oleh klien, selanjutnya klien yang donasinya sudah

Page 31: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

11

terkumpul diharuskan mem-follow up dengan narasi

yang fungsinya untuk meningkatkan awareness antara

klien, pendonor dan kitabisa.com. Selain meningkatkan

skala eksternal perusahaannya kitabisa.com juga sangat

mengutamakan internal branding yaitu dengan

mempererat hubungan internal antara sumber daya

manusia yang ada di dalam start up kitabisa.com.

Persamaan penelitian yang saya lakukan adalah

dengan menggunakan strategi sebagai variabel penelitian

dan mengkaji kitabisa.com sebagai studi kasusnya. Dan

perbedaannya yaitu lingkup variabel strategi yang saya

gunakan adalah strategi dalam konteks komunikasi di

sosial media, sedangkan pada penelitian ini

menggunakan strategi digital branding yang berfokus

bagaimana cara perusahaan rintisan membangun

branding perusahaannya di masyarakat (baik dalam skala

internal maupun eksternal).

2. Tinjauan pustaka kedua dikaji melalui jurnal yang

berjudul “Atribusi Kewargaan Digital Dalam Literasi

Digital” oleh Yuda Pradana, mahasiswa Politeknik

Negeri Media Kreatif. Penelitian ini membahas

mengenai era saat ini yang membawa masyarakat

menjadi kewargaan digital yang memiliki keterikatan

dengan literasi digital. Berdasarkan informasi yang

diperoleh oleh peneliti bahwa warga negara digital harus

beradaptasi dalam memperoleh informasi dan

memanfaatkan keluasan media yang ada saat ini. Dalam

langkah adaptasi dengan digitalisasi tersebut maka

Page 32: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

12

diperlukan adanya literasi digital agar dapat membentuk

masyarakat yang literat. Yaitu, masyarakat yang mampu

memilah informasi dengan data dan fakta yang benar dan

valid.

Selain itu, seorang warga negara harus dapat

mengidentifikasi kredibilitas sumber informasi dengan

rasional dan logis, serta tidak emosional. Berdasarkan

karakteristik generasi warga negara digital yang well

informed, aktif, kritis, care, etis, dan bertanggungjawab.

Harapannya upaya yang dilakukan oleh entitas

masyarakat dalam membangun literasi digital dapat

membantu kesejahteraan negara.

Selanjutnya, persamaan penelitian yang akan saya

lakukan adalah kesamaan mengenai penggunaan literasi

digital sebagai variabel penelitian. Dan persamaan

mengenai latar belakang penelitian yaitu adanya

perubahan pola dimasyarakat yang serba digital sehingga

menghendaki masyarakat untuk beradaptasi dengan

bijak dan berdaya dalam mengelola informasi dan

lainnya dari penggunaan jejaring digital.

Perbedaannya yaitu penelitian yang saya lakukan

mengkaji platform kitabisa.com sebagai studi kasus

penelitian sebagai perusahaan sosial yang bergerak

dalam bidang crowdfunding secara online.

3. Ketiga, paper Internasional yang berjudul

“Crowdfunding: Why People Are Motivated to Post and

Fund Projects on Crowdfunding Platforms” ditulis oleh

mahasiswa Northwestern University, yaitu Elizabeth M.

Page 33: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

13

Gerber, Julie S. Hui, dan Pei-Yi Kuo. Pada penelitian ini

peneliti membahas secara detail mengenai faktor-faktor

yang memotivasi masyarakat dalam untuk memposting

dan memberikan donasi di platform crowdfunding.

Berdasarkan riset yang dilakukan faktor yang membuat

masyarakat termotivasi untuk memberikan donasi

diantaranya yaitu:

1) Mereka merasa tertarik dan percaya atas galang

dana yang di buka melalui platform berdasarkan review

yang dilakukan oleh seseorang yang telah memberikan

dana sebelumya. Pada review tersebut biasanya

pendonor merasa puas dan senang karena telah

memberikan sumbangsihnya. 2) Adanya fasilitas live

chat antara pemilik platform (penyedia layanan), orang

yang membuka donasi (pembuat konten), dan orang

yang memberikan donasi (pendonor) sehingga terjalin

interaksi yang menimbulkan rasa saling percaya dan

membutuhkan satu sama lain, 3) Terdapat jaminan untuk

terjalin komunikasi dan konektivitas jangka panjang

antara pendonor dan yang menerima bantuan tersebut, 4)

Pencipta tidak hanya termotivasi untuk mengumpulkan

dana, tetapi mereka juga termotivasi untuk

mengumpulkan dana dengan cara yang demokratis, 5)

Sebagai bentuk validasi diri bahwa terdapat interaksi dan

rasa percaya antara satu dengan lainnya, 6) Adanya

kesadaran kognitif masyarakat terhadap potensi dan

peluang yang luas dari sosial media, 7) Bukti awal

menunjukkan bahwa orang menjadi pemberi dana

Page 34: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

14

setelahnya menyaksikan orang lain yang serupa berhasil

dalam crowdfunding, dan 8) pemberian hadiah dari

orang yang diberikan donasi kepada pendonor.

Persamaan dengan penelitian yang saya lakukan

yaitu kesamaan tujuan penelitian yaitu untuk mencari

tahu bagaimana platform crowdfunding dapat

memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam

memberikan donasi.

Dan perbedaannya adalah saya menggunakan

variabel strategi dan literasi digital dalam melakukan

analisis hasil penelitian. Selain itu, perbedaan pada studi

kasus yang dimana pada penelitian ini para para peneliti

mengambil tiga sample crowdfunding besar yang ada di

Amerika Serikat yang fokusnya untuk memberikan

bantuan modal usaha. Sedangkan penelitian yang saya

teliti dilakukan pada platform crowdfunding

kitabisa.com yang tujuannya untuk memberikan

kontribusi mengatasi masalah sosial baik dalam aspek

pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan lainnya di

Indonesia.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian yang saya lakukan menggunakan

pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus

dan bersifat deskriptif. Untuk pembahasan lebih lanjut

dijelaskan sebagai berikut:

a) Pendekatan Penelitian

Page 35: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

15

Peneliti menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif. Yaitu, penelitian yang memiliki dasar

deskriptif untuk menganalisis dan mengkaji hasil

temuan penelitian secara mendalam. Sebagai panduan

dalam memfokuskan dan menggambarkan proses dan

makna yang terdapat dalam fenomena tersebut

penelitian kualitatif menggunakan landasan teori

(Hermawan 2018, 4).

Pada alur teori dan data penelitian kualitatif

berawal dari data lapangan dan menggunakan

landasan teori sebagai pendukung dan acuan.

Keunggulan menggunakan penelitian kualitatif

diantaranya yaitu dalam menginterpretasikan makna-

makna secara lebih mendalam dari sebuah fenomena

atau data empiris di lapangan. (Hermawan 2018, 5)

Moleong menjelaskan bahwa penelitian

kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena

mengenai apa yang dipahami oleh subjek

penelitiannya, contohnya pelaku, persepsi, tindakan,

motivasi, secara holistik dan deskriptif dalam bentuk

kata-kata dan bahasa pada konteks khusus yang

alamiah dan mengkajinya dengan metode ilmiah.

Berdasarkan penggolongan pendekatan

penelitian, penelitian kualitatif dapat dianalogikan

dengan apabila seseorang melakukan penelitian

dengan sasaran penelitian yang terbatas tetapi dengan

keterbatasan sasaran penelitian yang dianalisis

tersebut, peneliti mengkaji sebanyak mungkin data

Page 36: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

16

mengenai sasaran penelitian. Dengan demikian

walaupun sasaran penelitian terbatas, tetapi

kedalaman data atau kualitas data tidak terbatas.

Semakin berkualitas data yang dikumpulkan, maka

penelitian ini semakin berkualitas.

Creswell dan Poth (2017) dalam (D.

Rachmawati and Solikhati 2020, 28) penelitian

kualitatif merupakan suatu pendekatan atau

penelusuran untuk mengeksplorasi serta memahami

suatu gejala sentral. Untuk mengetahui gejala sentral

tersebut peneliti mewawancarai peserta penelitian

atau partisipan dengan mengajukan pertanyaan umum

dan luas. Informasi yang disampaikan oleh informan

kemudian dikumpulkan dan dianalisis. Hasil analisis

tersebut dapat berupa gambaran atau deskripsi atau

dapat pula tema-tema. Dari data tersebut peneliti

membuat interpretasi untuk menangkap dan

mengungkapkan kembali makna yang dikemukakan

oleh informan.

1) Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di PT. Kita

Bisa Indonesia melalui Yayasan Kita Bisa.

Alasannya Kitabisa.com merupakan platform

crowdfunding di Indonesia yang secara

konsisten telah berkontribusi menghimpun dana

dari masyarakat secara luas melalui platform

digital. Maka, menjadi sebuah pertanyaan

bagaimanakah strategi dan treatment yang

Page 37: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

17

dilakukan oleh Kitabisa dalam memberdayakan

masyarakat melalui keterampilan literasi digital

sehingga masyarakat menjadi berdaya dalam

memberikan donasi secara online.

Waktu penelitian dilakukan pada bulan

Februari dimulai dari pengajuan proposal

skripsi sampai pada tahap sidang proposal dan

mendapati dosen pembimbing skripsi.

Kemudian, diteruskan sampai dengan selesai di

bulan Juni.

b) Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah case

study research atau penelitian berdasarkan studi kasus

yang ditemukan. Studi kasus adalah metode

penelitian yang dilakukan secara intensif dan

terperinci mengenai suatu program, peristiwa dan

aktivitas baik yang dilakukan oleh perorangan,

sekelompok orang, lembaga atau organisasi tertentu

guna memperoleh pengetahuan secara terperinci

(Kurniawan 2017, 3).

Creswell menambahkan bahwa studi kasus

merupakan penelitian yang mengeksplorasi sistem

yang terikat. Maksudnya, penelitian dilakukan dalam

kurun waktu yang telah ditentukan melalui

pengumpulan data secara mendalam dan terperinci

dari berbagai sumber informasi yang dapat dipercaya

dan dipertanggungjawabkan kesaksiannya.

Pengumpulan data tersebut dapat dilakukan dengan

Page 38: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

18

melakukan wawancara, observasi lapangan secara

langsung, dan mengkaji berbagai sumber dokumen

yang sudah ada sebelumnya

Penelitian studi kasus bukan hanya ditujukan

guna memperoleh kesimpulan dan generalisasi

terhadap fenomena pada populasi dari jumlah sampel

tertentu, melainkan hanya sebatas pada kejadian atau

fenomena yang diteliti saja (Kurniawan 2017, 7).

Pada penelitian studi kasus data diperoleh secara

mendalam menggunakan teknik pencarian data

berupa wawancara, observasi, dan juga studi

dokumenter guna mendapatkan kesimpulan dari hasil

penelitian.

Dengan menggunakan metodologi penelitian

tersebut maka peneliti akan melakukan penelitian

secara mendalam dengan menggunakan penjelasan

secara deskriptif mengenai Literasi Digital: strategi

Kitabisa.com sebagai social enterprise dalam

memberdayakan berdonasi secara online yang studi

kasusnya dilakukan di PT. Kita Bisa Indonesia

melalui Kitabisa.com.

2. Macam dan Sumber Data

Dalam memperoleh informasi sumber

penelitian peneliti mengkajinya melalui dua sumber

penelitian, yaitu:

a) Sumber Data Primer

Nasution dan Damanik, 2009 dalam

(Kurniawan 2017, 9) menjelaskan sumber data

Page 39: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

19

primer adalah sumber pertama di mana sebuah

data dihasilkan dan diperoleh langsung dari

lapangan. Data ini dapat digali dengan

melakukan observasi dan wawancara

mendalam dengan informan. Data primer dapat

diperoleh dari hasil wawancara dengan tim dari

Kitabisa.com dan masyarakat dengan kategori

telah mengikuti akun sosial media Kitabisa

serta telah berdonasi secara online melalui

platform crowdfunding Kitabisa.com.

b) Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder yang diperoleh

peneliti berasal dari buku-buku, jurnal,

informasi relevan yang diunggah ke internet

serta platform sosial media, dan sebagainya.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah PT. Kita Bisa

Indonesia bersama Yayasan Kita Bisa melalui

platform crowdfunding Kitabisa.com. Sedangkan

objek dari penelitian ini adalah strategi Kitabisa.com

dalam melakukan pemberdayaan berbasis literasi

digital sehingga masyarakat menjadi berdaya untuk

memberikan donasi secara online melalui platform

Kitabisa.com

4. Teknik Pengumpulan Data

Metode atau teknik pengumpulan data adalah

bagian instrumen pengumpulan data yang

menentukan berhasil atau tidak suatu penelitian. Ada

Page 40: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

20

beberapa metode dalam teknik pengumpulan data

pada penelitian kualitatif, antara lain: wawancara

mendalam serta observasi partisipasi. Adapun teknik

yang digunakan peneliti pada penelitian kali ini

adalah:

a) Wawancara

Yaitu, proses dalam memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara

tanya jawab baik secara bertatap muka antara

pewawancara dengan responden, maupun

melalui aplikasi yang dapat menghubungkan

keduanya secara virtual. Inti dan metode

wawancara ini bahwa di setiap penggunaan

metode ini selalu muncul beberapa hal, yaitu

pewawancara, responden, materi wawancara

dan pedoman wawancara.

Pewawancara adalah orang yang

menggunakan metode wawancara sekaligus dia

bertindak sebagai pemimpin dalam proses

wawancara tersebut. Responden adalah orang

yang diwawancarai, diminta informasi oleh

pewawancara. Materi wawancara adalah

persoalan yang ditanyakan kepada responden,

berkisar antara masalah dan tujuan penelitian.

Pedoman wawancara adalah analisa yang

digunakan untuk memandu jalannya

wawancara.

Page 41: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

21

Dalam penelitian kualitatif tidak

mengenal istilah pengambilan sampel dan

populasi karena penelitian yang dilakukan tidak

bertujuan untuk melakukan generalisasi

terhadap populasi. Dan hasil dari penelitian

kualitatif adalah dengan memperoleh informasi

secara mendalam berdasarkan permasalahan

penelitian yang dikaji. Dengan ini, pada

penelitian kualitatif lebih dikenal istilah

“informan” bukan “populasi dan sampel”

(Heryana 2018, 1) .

Informan yang dipilih pada penelitian

kualitatif ditentukan guna menjelaskan kondisi

terkait fakta dan fenomena berdasarkan

informasi yang diperoleh dari informan itu

sendiri. Maka, hasil dari penelitian kualitatif

bukan untuk menggambarkan sikap dan

pengetahuan secara menyeluruh melainkan

untuk menjelaskan fenomena berdasarkan

informan itu sendiri. Itulah sebabnya pada

pemilihan informan pada penelitian kualitatif

ini harus memenuhi syarat kesesuaian

(apptopriateness).

Pada penelitian ini, informan sepenuhnya

ditentukan oleh peneliti yang artinya peneliti

menggunakan teknik purposive sampling, yaitu

cara penentuan informan yang ditetapkan secara

Page 42: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

22

sengaja atas dasar kriteria atau pertimbangan

tertentu.

Dalam melakukan wawancara penelitian,

peneliti menggunakan informan kunci dan

informan utama untuk memperoleh informasi

pembahasan penelitian. informan kunci (key

person) yang dipilih sebagai responden

diantaranya yaitu: 1) orang-orang yang terlibat

secara langsung dalam suatu fenomena yang

tengah diteliti, 2) orang-orang yang menguasai

lapangan dan data administrasi, 3) orang-orang

yang ahli dalam bidang yang tengah diteliti.

Dan Informan utama yaitu orang yang

mengetahui secara teknis mengenai fenomena

yang tengah diteliti (Kurniawan 2017, 10).

Melalui wawancara, peneliti akan

menggali informasi dengan mengajukan

pertanyaan yang telah disusun kepada informan

terkait. Sehingga dari proses wawancara ini,

peneliti mendapatkan data yang akan menjadi

bahan untuk menyelesaikan karya ilmiah.

Dalam menentukan kriteria informan

penulis memilih berdasarkan peran informan

dinilai dari kondisi mengetahui informasi yang

sesuai dengan masalah penelitian (Heryana

2018, 10). Untuk itu, peneliti melakukan

wawancara dengan beberapa pihak guna

memperoleh data yang akurat dan sesuai

Page 43: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

23

dengan permasalahan yang dibahas dalam

penelitian.

Peneliti melakukan wawancara dengan

tim Kitabisa.com yang spesifik bekerja dalam

bidang yang diperlukan dalam menjawab

pertanyaan mengenai strategi atau treatment

yang dilakukan melalui keterampilan literasi

digital, diantaranya yaitu wawancara dengan

Nadia selaku Contentwritter, Iqbal Syamsuri

selaku Graphic Designer, dan Iqbal Hariadi

selaku Head of Brand and Communication

Kitabisa.com.

Untuk mengetahui bagaimana respon

masyarakat yang telah berdonasi dengan

strategi (treatment) yang dilakukan Kitabisa

dalam memberdayakan masyarakat melalui

kecakapan literasi digital. Maka, peneliti juga

melakukan wawancara dengan masyarakat

yang telah mengikuti akun sosial media dan

telah berdonasi secara online melalui platform

Kitabisa.com.

Selanjutnya, peneliti menggunakan

metode theoritical sampling. Yaitu, suatu

proses penelitian untuk menentukan data apa

yang harus diperoleh, bagaimana metode yang

dipergunakan, informan yang memberikan data

atau informasinya berdasarkan teori dan

rumusan masalah yang telah dibuat

Page 44: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

24

sebelumnya. Pengumpulan data tersebut

kemudian dikendalikan dan ditentukan oleh ide-

ide konseptual yang muncul pada saat peneliti

melakukan analisis data dan bukan berdasarkan

hasil dari perhitungan statistik pada awal

penelitian.

1.2 Tabel Informan

Nama Pembahasan

Informasi Metode Keterangan

Iqbal

Hariadi

Membahas

mengenai

strategi dan

treatment

Kitabisa

secara

keseluruhan

Secara virtual

melalui

platform

Instagram

dan Email

Tim Kitabisa

sebagai

Head of Brand

and Communi-

cation

Nadia

Membahas

mengenai

strategi dan

treatment

Kitabisa

dalam sudut

pandang

Content

Writter

Secara virtual

melalui

platform

pesan

whatsApp

dan telepon

Tim Kitabisa

sebagai

Content

Writter

Iqbal

Syamsuri

Membahas

mengenai

strategi dan

Secara virtual

melalui

platform

Tim Kitabisa

sebagai

Page 45: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

25

treatment

Kitabisa

dalam sudut

pandang

seorang

Graphic

Design

Instagram

dan

WhatsApp

Graphic

Design

Angga

Kristianto

Membahas

mengenai

respon dalam

sudut pandang

donatur

mengenai

strategi dan

treatment

Kitabisa

Secara ofline

atau langsung

Donatur

Kitabisa.

com

Muhamad

Irwan

Membahas

mengenai

respon dalam

sudut pandang

donatur

mengenai

strategi dan

treatment

Kitabisa

Secara virtual

melalui

platform

pesan

whatsApp

Donatur

Kitabisa.

com

Fauzan

Noor

Membahas

mengenai

respon dalam

Secara virtual

melalui

Donatur

Kitabisa.

com

Page 46: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

26

sudut pandang

donatur

mengenai

strategi dan

treatment

Kitabisa

Aplikasi

Zoom

Candida

Putri

Membahas

mengenai

respon dalam

sudut pandang

donatur

mengenai

strategi dan

treatment

Kitabisa

Secara virtual

melalui platform

pesan whatsApp

Donatur

Kitabisa.

com

Sumber: diolah oleh Peneliti

b) Observasi

Arikunto, 2002 dalam (Kurniawan 2017,

11) menjelaskan metode observasi diartikan

sebagai pengamatan yang dilakukan pada suatu

objek penelitian dengan menggunakan

pancaindra secara optimal.

Dalam melakukan observasi peneliti

menggunakan pancaindranya, yaitu mata untuk

melihat dan menyaksikan situasi kondisi yang

ada di Indonesia, serta melihat upaya yang

dilakukan Kitabisa dalam platform Aplikasi

atau Website dan platform sosial media

Page 47: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

27

Instagram dan Youtube dalam memberdayakan

masyarakat melalui keterampilan literasi

digital. Dan peneliti juga menggunakan

pancaindra telingan untuk mendengar dan turut

merasakan bagaimana strategi dan treatment

yang dilakukan Kitabisa dalam platform

tersebut.

5. Teknik Analisis Data

Dalam teknik analisis data, peneliti

menggunakan model Miles and Huberman (Kualitatif

2013, 12) teknik-tekniknya adalah:

a) Reduksi Data

Yaitu kegiatan untuk merangkum, memilih hal-

hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal

yang penting, dicari tema dan polanya. Maka,

data-data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran secara jelas dan

mendetail sehingga memudahkan peneliti

dalam melakukan pengumpulan data

selanjutnya.

Pada penelitian ini penulis mereduksi data

yang diperoleh secara langsung dari narasumber

dan juga informasi yang didapati secara online

pada platform aplikasi dan sosial media

Kitabisa dengan membagi atau memetakan data

tersebut berdasarkan analisis teori dan

permasalahan yang dibutuhkan. Penulis

memilah mana informasi yang sesuai dengan

Page 48: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

28

rumusan masalah penelitian untuk dikaji secara

mendalam dan memilah untuk tidak

dipergunakan informasi yang tidak sesuai

dengan pembahasan penelitian.

b) Penyajian Data

Merupakan proses penelitian yang dilakukan

setelah data atau informasi telah tersusun.

Kemudian, dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart dan sejenisnya. Yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam

penelitian kualitatif adalah dengan teks yang

bersifat kualitatif.

Setelah peneliti telah selesai dalam

mereduksi data berdasarkan informasi yang

diperlukan dan sesuai dengan pembahasan

penelitian. Penulis kemudian melakukan

display atau penyajian data dengan membuat

bagan kerangka pikir sehingga pembahasan

penelitian dapat tersusun dengan rapi sehingga

penulis menjadi lebih mudah untuk memahami

informasi tersebut.

c) Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Temuan

Setelah data disajikan maka selanjutnya adalah

proses penarikan kesimpulan dan verifikasi

temuan. Yaitu dapat berupa deskripsi atau

gambaran sebuah objek yang sebelumnya masih

Page 49: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

29

remang-remang tau belum jelas sehingga

setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa

hubungan kausal atau interaktif. Verifikasi

dilakukan dengan berlandaskan reduksi dan

penyajian data yang merupakan jawaban atas

rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian.

Pada penelitian ini, penulis kemudian

melakukan verifikasi hasil temuan informasi

dengan menarik kesimpulan dari data yang

telah diperoleh dengan mencari hubungan atau

keterkaitan teori dengan data yang diperoleh,

kemudian menganalisis persamaan dan

perbedaan informasi yang disampaikan oleh

masing-masing narasumber yang telah

diwawancara.

6. Teknik Validasi Keabsahan Data

Pada teknik validasi data, peneliti

menggunakan metode triangulasi. Triangulasi dalam

pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber, dengan

berbagai cara, dan berbagai waktu.

Dengan melakukan triangulasi peneliti

bertujuan untuk mengumpulkan data penelitian

sekaligus untuk menguji kredibilitas suatu data

melalui berbagai teknik pengumpulan data dan

berbagai sumber data. Kegunaan triangulasi adalah

untuk mentracking adanya data atau informasi yang

tidak sesuai antara satu informan dengan informan

Page 50: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

30

lainnya. Artinya triangulasi menjadi penting pada

proses keabsahan data penelitian sehingga dapat

mengambil kesimpulan dari sumber informasi yang

berbeda sehingga akan menghasilkan penelitian yang

lebih akurat dan sesuai.

Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber

yaitu penulis mendapatkan data dan informasi daei

sumber informan yang berbeda-beda dengan

menggunakan Teknik yang sama.

7. Teknik Penulisan

Teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada

buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi,

Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2017” yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 51: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

31

H. Sistematika Penelitian

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan merupakan bab pertama yang berisi

jawaban mengenai latar belakang mengapa

penelitian ini perlu dilakukan. Bagian ini

memberikan gambaran mengenai topik

penelitian yang hendak disajikan. Oleh karena

itu, pada bab pendahuluan ini memuat beberapa

bagian yang terdiri dari latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, metodologi penelitian,

tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Tinjauan teoritis adalah penegasan landasan teori

dari isi penelitian yang meliputi; 1) pengertian

literasi digital, 2) pengertian dan indikator

strategi, 3) pengertian social enterprise, 4)

pengertian crowdfunding platform, 6) pengertian

SOR (stimulus, organism, response), 7)

pengertian pemanfaatan media, dan 8)

pengertian dan indikator strategi pemberdayaan

masyarakat, Serta terdapat kerangka berpikir

mengenai analisis data temuan yang akan

dibahas pada penelitian ini.

BAB III GAMBARAN UMUM

Gambaran umum penelitian membahas tentang

informasi dari subjek penelitian yang meliputi

company profile Kitabisa.com sebagai

Page 52: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

32

perusahaan yang bergerak dibidang sosial

“social enterprise.”

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Data dan temuan penelitian membahas tentang

hasil wawancara yang dilakukan dengan tim

Kitabisa.com yang bekerja dalam bidang yang

spesifik dengan materi penelitan. Dan wawancara

yang dilakukan dengan masyarakat dengan

kategori telah mengikuti akun sosial media dan

telah berdonasi melalui platform Kitabisa.com.

BAB V PEMBAHASAN

Analisis data adalah bentuk pengolahan data

menjadi informasi sehingga karakteristik data

bisa dipahami dan bermanfaat untuk solusi

permasalahan. Analisis data dalam penelitian ini

membahas tentang bagaimanakah strategi

(treatment) yang dilakukan oleh Kitabisa dalam

melakukan pemberdayaan berbasis literasi

digital sehingga masyarakat menjadi berdaya

dalam berdonasi secara online melalui platform

Kitabisa.com. Kemudian, peneliti juga

melakukan analisis penelitian mengenai respon

para donatur terhadap strategi dan treatment

Kitabisa.com.

BAB V PENUTUP

Penutup merupakan bagian akhir dari penelitian

yang telah dibuat yaitu meliputi Kesimpulan,

Implikasi dan Saran.

Page 53: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

33

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka yaitu suatu daftar yang berisi semua sumber

bacaan atau rujukan yang digunakan sebagai bahan acuan

dalam penulisan karya ilmiah.

LAMPIRAN

Lampiran adalah berisi semua dokumen yang digunakan dalam

penelitian dan dalam penulisan hasil-hasilnya menjadi suatu karya

tulis ilmiah, dan analisis data menjadi suatu karya tulis ilmiah, dan

analisis data yang tidak dicantumkan dalam naskah. Setiap

lampiran diberi nomor urut.

Page 54: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

34

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Literasi Digital

Menapaki penetrasi pengguna internet di era

revolusi industri 4.0 yang sebelumnya berjumlah 50 juta

jiwa di tahun 2010 dan mengalami peningkatan sebanyak

tiga kali lipat menjadi 171 juta jiwa pengguna di tahun

2018 memberi kesimpulan bahwa di era revolusi 4.0

partisipasi masyarakat bergerak secara dinamis dalam

memanfaatkan kemudahan dan keluasan penggunaan

jejaring internet.

Akan tetapi, selain dampak positif juga terdapat

dampak negatif dari penggunaan internet bagi

masyarakat yang belum bisa beradaptasi dan berdaya

dalam menggunakan teknologi, informasi, dan

komunikasi secara bijak. Diantaranya yaitu maraknya

kasus ujararan kebencian atau hate speech, penyebaran

berita bohong atau hoaks, penyebaran konten ponografi

sampai pada pembuatan jejaring prostitusi online. Untuk

itu, diperlukan adanya pemberdayaan masyarakat

berbasis literasi digital yang bertujuan agar transformasi

dan adaptasi dari kehidupan bermasyarakat yang semula

masih menggunakan sistem tradisional kini berubah

menjadi serba digital dapat berjalan dengan baik, aman

dan nyaman.

Menurut UNESCO (United Nations Educational,

Scientific and Cultural Organization) literasi digital yaitu

Page 55: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

35

keterampilan seseorang dalam menggunakan teknologi,

informasi, dan komunikasi untuk menemukan,

mengevaluasi, memanfaatkan, membuat, dan

mengkomunikasikan konten atau informasi dengan

kecakapan kognitif maupun teknikal. Japelidi (Jaringan

Pegiat Literasi Digital) membagi literasi digital menjadi

10 kompetensi, yaitu: mengakses, menyeleksi,

memahami, menganalisis, membuktikan, mengevaluasi,

mendistribusi, memproduksi, berpartisipasi, dan

kolaborasi.

Dalam buku “Kerangka Literasi Digital Indonesia”

dijelaskan bahwa literasi digital adalah kemampuan

seorang dalam menggunakan teknologi, informasi, dan

komunikasi untuk menemukan, mengevaluasi,

memanfaatkan, membuat dan mengkomunikasikan

konten atau informasi dengan keterampilan kognitif dan

juga teknikal. Indriyana dalam (Masitoh 2018, 20)

berasumsi bahwa literasi bukan hanya berkaitan dengan

baca tulis, melainkan mencakup kemampuan dalam

membaca, memahami, dan mengapresiasi berbagai

bentuk komunikasi secara kritis. Serta, kecakapan

seorang dalam memahami dan menanggapi makna yang

ada didalamnya.

Literasi Digital menurut Paul Gilster dalam

bukunya “Digital Literacy” adalah keterampilan

seorang untuk memahami dan menggunakan informasi

dalam berbagai sumber melalui aksesibilitas jejaring

komputer. Diperkuat oleh Eshet-Alkalai bahwa dalam

Page 56: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

36

literasi digital seorang bukan hanya dikatakan mampu

dalam mengakses dan mengoperasikan perangkat digital,

melainkan berkaitan dengan keterampilan dalam aspek

kognitif, motorik, sosiologis, dan emosional yang

kompleks (Elya umi Hanik 2020, 192).

Hague dan Payton dalam (Akbar and Anggraeni

2017, 31) literasi digital adalah keterampilan individu

dalam menerapkan keterampilan fungsional pada

perangkat digital sehingga mampu menemukan dan

memilih informasi, berpikir kritis, melakukan hal yang

kreatif, dan juga berkolaborasi dengan orang lain secara

komunikatif tanpa mengabaikan keamanan elektronik

serta konteks sosial dan budaya yang berkembang.

Vanwynsberghe, Boudry, Verdegem dalam

(Rianto 2019, 26) menuliskan bahwa gagasan literasi

digital saat ini diharapkan bisa menciptakan pengguna

menjadi kritis dalam menerima, memproduksi, dan

membagikan pesan-pesan melalui media online. Hal

tersebut dianggap penting karena kegagalan dan

kekeliruan dalam menggunakan media sosial bisa

menyebabkan kondisi ketidakberdayaan. Pendapat ini

diperkuat oleh Gomeza, Tirado-Moureta, dan Hernando-

Gomez bahwa literasi digital merupakan keterampilan

yang dibutuhkan dalam menghadapi kehidupan di era

industri kreatif yang lebih kompetitif demi mewujudkan

masyarakat yang berpengetahuan inklusif dan berdaya.

Chaffe dan Matzger dalam (Rianto 2019, 26)

menjelaskan saat ini media sosial telah menghilangkan

Page 57: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

37

“gatekeeper” sehingga bisa menambah skala kuantitas

partisipan secara lebih massif dan luas. Hal ini

dikarenakan pesan yang tersebar sifatnya tidak sebatas

one to one melainkan juga one to many dan many to

many. Dengan ini diharapkan dengan pemberdayaan

berbasis literasi digital, masyarakat dapat memiliki

keterampilan dalam berliterasi sehingga informasi,

komunikasi dan segala bentuk tindakan melalui jejaring

media online bisa menjadi hal yang bermanfaat baik

untuk pengguna dan juga masyarakat luas.

Literasi digital sebagai rangkaian gerakan melek

media terus diupayakan dalam meningkatkan kontrol

seorang dalam memanfaatkan potensi dan keluasan

media sosial yang dipergunakan untuk saling berkirim

dan menerima pesan. Tujuannya agar individu tersebut

dapat berdaya dalam memfilter dan memiliki kontrol

penggunaan informasi dan hiburan di sosial media. Steve

Wheeler dalam (Elya umi Hanik 2020, 193–94)

menggagas sembilan komponen utama literasi digital

dalam tulisannya yang berjudul “Digital Literacies for

Engagement in Emerging Online Cultures” sebagai

berikut:

a) Social Networking yaitu terdapat kehidupan sosial

yang bersifat online. Artinya, manusia dapat saling

terhubung antara satu dengan lainnya dengan

layanan yang dimuat dalam sosial media.

Contohnya seorang yang memiliki smartphone

tentu memiliki satu diantara banyaknya akun

Page 58: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

38

jejaring sosial atau layanan sosial, seperti:

WhatsApp, Instagram, Facebook, Go-Jek,

Bukalapak, Linkedin, dan lainnya.

Akan tetapi, diperlukan adanya kehati-hatian

dan pemetaan dalam memanfaatkan keluasan dan

kemudahan tersebut sesuai dengan kebutuhan

masing-masing individu, seperti: seorang yang

ingin menggunakan transportasi umum dengan

mudah bisa memanfaatkan layanan ojek online,

dan seorang yang ingin mencari pekerjaan bisa

memanfaatkan layanan Linkedin. Keterampilan

memanfaatkan fitur-fitur yang ditawarkan setiap

situs jejaring sosial pun berbeda sehingga perlu

mengetahui sekaligus menguasai fungsi-fungsi

dasar dari setiap fitur yang ada. Literasi digital

memberikan jalan bagaimana seharusnya

berjejaring sosial yang baik.

b) Transliteracy yaitu kemampuan memanfaatkan

segala platform yang berbeda khususnya untuk

membuat konten, mengumpulkan, membagikan

hingga mengkomunikasikan melalui berbagai

media sosial, grup diskusi, dan berbagai layanan

online yang tersedia.

c) Maintaining Privacy yaitu memahami dari segala

jenis cybercrime seperti pencurian online lewat

kartu kredit (carding), mengenal ciri-ciri situs

palsu (phishing), penipuan via email dan lain

sebagainya.

Page 59: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

39

d) Managing Digital Identity yaitu keterampilan

dalam mengetahui bagaimana cara menggunakan

identitas yang tepat di berbagai jaringan sosial dan

platform lainnya.

e) Creating Context yaitu keterampilan dalam

membuat konten yang kreatif dan menarik di

berbagai aplikasi online dan platform di media

sosial.

f) Organising and sharing content adalah mengatur

dan berbagi konten informasi agar lebih mudah

tersebarkan. Misalnya pada pemanfaatan situs

social bookmarking atau menggunakan adds

sehingga memberikan kemudahan dalam

menyebarkan informasi yang bisa diakses oleh

banyak pengguna di internet.

g) Reusing or Repurposing Content yaitu

keterampilan dalam membuat isi dari berbagai

jenis informasi yang tersedia hingga memproduksi

konten baru dan bisa dipakai kembali untuk

beberapa kebutuhan.

h) Filtering and Selecting Content yaitu keterampilan

dalam memilah, menyaring dan melakukan

penelusuran berita sesuai dengan hal-hal yang

diinginkan dan dibutuhkan, seperti melalui

beberapa alamat URL di situs internet.

i) Self Broadcasting yaitu keterampilan dalam

mendistribusikan gagasan-gagasan yang baru atau

ide personal dan isi multimedia, seperti lewat

Page 60: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

40

Wkis, Forum atau Blog. Hal tersebut merupakan

jenis partisipasi secara online melalui jejaring

sosial media.

Berdasarkan kajian literatur diatas dapat

disimpulkan bahwa literasi digital adalah keterampilan

seorang dalam menggunakan teknologi, informasi, dan

komunikasi baik secara teknis maupun non teknis

(seperti: keterampilan dalam menelaah ide dan informasi

yang didapati melalui TIK secara kritis). Selain itu,

literasi digital adalah keterampilan seorang dalam

beradaptasi menggunakan keluasan dan kemudahan dari

pengoperasian teknologi, informasi dan komunikasi

(TIK) secara bijak dan berdaya sehingga optimalisasi

pemanfaatan dari teknologi, informasi dan komunikasi

(TIK) dapat diperoleh baik bagi penggunanya maupun

orang lain.

2. Strategi

Menurut MarkPlus&Co di era revolusi industri 4.0

konsep marketing tradisional harus melakukan redefinisi

menjadi konsep bisnis strategis yang tidak lagi hanya

digagas secara fungsional. Dalam konsep ini perusahaan

diminta untuk bergerak secara dinamis mengikuti

kecepatan perubahan lingkungannya menjadi apa yang

disebut sebagai “Marketing Company.” Marketing

Company adalah perusahaan yang bergerak bukan

semata-mata untuk “marketing oriented dan market

driven” melainkan perusahaan yang memiliki “value

creating business” sehingga perusahaan mempunyai

Page 61: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

41

nilai yang jelas dalam mewujudkan goals yang telah

dicanangkan pada strategi perusahaan.

Strategi itu sendiri dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) edisi kelima berarti rencana yang

cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran

khusus. Igor Ansoff 1990 dalam (Chaniago 2014, 89)

menjelaskan strategi adalah suatu proses manajemen,

hubungan antara lembaga dengan lingkungan yang

terdiri dari perencanaan strategi, perencanaan kapabilitas

dan manajemen perubahan. Dalam menyusun strategi

agar berjalan sesuai dengan harapan juga harus

disesuaikan dengan kemampuan dan kapabilitas yang

dimiliki berdasarkan sumberdaya yang ada (Chaniago

2014, 88).

Dr. Husein Umar dalam bukunya yang berjudul

“Desain Penelitian Manajemen Strategik" menjelaskan

bahwa strategi merupakan tindakan yang bersifat

incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus,

serta dilakukan berdasarkan sudut pandang mengenai hal

yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan.

Pendapatnya diperkuat oleh Stephanie K. Maurus yaitu

strategi adalah suatu proses dalam tahapan penentuan

rencana oleh para pemimpin puncak yang berfokus pada

tujuan jangka panjang organisasi, juga mengenai cara

dan tahapan yang diupayakan dalam mencapai suatu

tujuan tersebut. Pendapat ini sesuai dengan pandangan

Porter mengenai strategi sebagai alat yang sangat penting

dalam mencapai suatu keunggulan bersaing. Dan

Page 62: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

42

Chandler berasumsi bahwa strategi adalah alat yang

dipergunakan untuk mencapai tujuan perusahan yang

berkaitan dengan hal-hal, seperti tujuan jangka panjang,

program tindak lanjut serta prioritas yang dilakukan

dalam alokasi sumber daya.

Pengertian mengenai strategi tersebut tampaknya

sudah menjadi hak paten untuk disepakati sebagaimana

yang dijelaskan oleh Martin Reeves, Knut Haanaes, dan

Janmejaya Sinha dalam bukunya yang berjudul “Your

Strategy Needs A Strategy: How to Choose and Execute

the Right Approach” bahwa ketika ditanya mengenai

strategi sebagian besar orang akan berpikir mengenai

bagaimana cara kita menyusun suatu rencana, belajar

mengenai situasi yang ada, mendefinisikan sebuah hal

yang menjadi tujuan, kemudian mulai menggambarkan

bagaimana langkah yang harus ditempuh dalam

menggapai itu semua. Akan tetapi, dalam bukunya

dijelaskan ada hal yang sering dilupakan dalam

mencapai tujuan dari strategi tersebut, yaitu apakah

pendekatan yang dilakukan cukup efektif dengan situasi-

kondisi yang ada saat ini?

Dalam bukunya Martin Reeves, Knut Haanaes, dan

Janmejaya Sinha memberikan problem solving

mengenai strategi yang harus dilakukan dalam

mewujudkan strategi yang telah dicanangkan sesuai

dengan dinamika perkembangan lingkungan sehingga

berjalan dengan efektif dan sesuai harapan. Yaitu,

dengan merepresentasikan strategi yang mereka sebut

Page 63: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

43

sebagai “Five Strategy Environments”, yaitu sebagai

berikut:

a) Classical yaitu dengan melakukan analisis dasar

mengenai keunggulan kompetitif yang sesuai

dengan kapabilitas perusahaan dan

memperkirakan strategi yang dilakukan agar hal

tersebut terus mengalami peningkatan secara

berkelanjutan. Kemudian, perusahaan menyusun

rencana untuk membangun dan mempertahankan

keuntungan posisi yang telat diperoleh secara ketat

dan efisien.

b) Adaptive yaitu dalam lingkungan yang adaptif

keuntungan dapat diperoleh apabila perusahaan

mampu beradaptasi terhadap perubahan

lingkungan dengan terus melakukan eksperimen

dan mengidentifikasi opsi baru yang lebih cepat

dan ekonomis daripada yang lain.

c) Visionary yaitu perusahaan bisa menganalisis

permasalahan yang ada di lingkungan masyarakat,

kemudian mengeksekusinya menjadi inovasi dan

problem solving sesuai dengan kebutuhan

masyarakat. Ketika menjadi yang pertama maka

perusahaan harus bertahan untuk terus menjadi

yang utama, dan apabila bukan menjadi yang

pertama maka perusahaan bisa mengimajinasikan

hal baru dan mengemas kembali dengan lebih

kreatif.

Page 64: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

44

d) Shaping yaitu perusahaan dapat secara kolaboratif

membentuk industri untuk keuntungan mereka

dengan mengatur aktivitas pemangku kepentingan

lainnya.

e) Renewal yaitu perusahaan pertama-tama harus

melestarikan dan membebaskan sumber daya

memastikan kelangsungan hidupnya dan

kemudian memilih salah satu dari empat

pendekatan lainnya untuk meremajakan

pertumbuhan dan memastikan kemakmuran

jangka panjang.

Strategi secara luas memiliki beragam pengertian

sesuai dengan tingkat keperluan pada masing-masing

rumpun ilmu pengetahuan. Akan tetapi, bila dipahami

kesemuanya memiliki benang merah yang sama yaitu

merupakan representasi dari apa yang dikaji,

direncanakan, dan diupayakan dalam mencapai tujuan

tertentu yang telah disepakati dalam kurun waktu yang

ditentukan. Untuk memberikan penjelasan lebih khusus

pada penelitian ini, maka akan dikaji secara mendalam

mengenai pengertian dari strategi perusahaan dalam

melakukan komunikasi dengan konsumen secara efektif

di sosial media.

Daryanto dalam (Ahmadi and Supriyono 2019, 4)

menjelaskan bahwa efektivitas komunikasi

membutuhkan dua strategi yaitu: Pertama, strategi pada

aspek yang digunakan dalam merepresentasikan aspek-

aspek komunikasi seperti kejelasan, ketepatan, konteks,

Page 65: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

45

alur yang sistematis serta memperhatikan budaya

setempat yang berlaku. Kedua, membangun strategi

yang efektif meliputi siapa tokoh yang menjadi mitra

bicara, tujuan perusahaan melakukan komunikasi,

menyesuaikan budaya dan menggunakan media dan

sarana yang sesuai.

Solis, Brian dalam (Ahmadi and Supriyono 2019,

5) menggagas empat C strategi komunikasi dalam

mengoperasikan sosial media, yaitu:

a) Context “how we frame our stories” yaitu cara

yang dipergunakan dalam menyampaikan pesan

yang ingin disampaikan kepada audiens.

b) Communication “the practice of sharing our story

as well as listening, responding, and growing”

yaitu suatu praktek yang dilakukan dalam

menyampaikan, membagikan, mendengarkan,

merespon, dan mengembangkan suatu pesan

kepada audiens.

c) Collaboration “working together to make things

better and more efficient and effective” yaitu cara

bekerjasama antara pemberi dan penerima pesan

dengan tujuan agar komunikasi tersebut dapat

terjalin secara efektif dan efisien.

d) Connection “the relationships we forge and

maintain” yaitu terjalin hubungan yang terbina

antara pemberi dan penerima pesan.

Lon Safko dan David K. (BENABIO 2012,

43:673) dalam bukunya yang berjudul “The Social

Page 66: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

46

Media Bible: Tactics, Tools, and Strategies for Business

Succes” mengkaji bagaimana kebanyakan perusahan

melakukan strategi komunikasi dengan para pelanggan

atau audiensnya. Kemudian, mengukur apakah hal

tradisional yang biasa dilakukan tersebut efektif untuk

digunakan pada masa sekarang dan apakah hasilnya

berkelanjutan atau tidak.

Berdasarkan studi kasus yang dilakukannya, Lon

Safko dan David K. Brake menjelaskan pendapatnya

mengenai strategi dalam berkomunikasi di sosial media

meliputi empat indikator, yaitu sebagai berikut:

a) Komunikasi yaitu strategi terpenting dalam

melakukan interaksi di sosial media adalah

interaksi yang dilakukan bersifat dua arah. Artinya,

sosial media bisa dipergunakan untuk saling

bertukar pikiran, dan memberikan komentar. Dari

hal tersebut perusahaan bisa mengambil benang

merah dari pesan yang disampaikan secara cepat

dan terukur.

b) Kolaborasi yaitu belajar dari Wiki dan Apple yang

memberikan ruang pada pelanggan turut

berkolaborasi untuk saling memberikan informasi,

tanggapan, review, tips pengguna, dan sebagainya

di sosial media mengenai experience mereka

dalam menggunakan layanan tersebut memberikan

pengaruh yang baik mengenai brand awareness

perusahaan.

Page 67: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

47

Dengan cost atau biaya yang murah

pemanfaatan pengaplikasian dan publikasi secara

kolaboratif memberikan potensi bagi perusahaan

untuk berjejaring dengan banyak pihak dan dengan

kolaborasi ini perusahaan bisa mengumpulkan

kearifan kolektif “collective wisdom” dari

pelanggan dan audiens yang bermanfaat bagi

perusahaan.

c) Edukasi yaitu media sosial dimanfaatkan untuk

mendidik dan memberdayakan para pelaku media

sosial. Beberapa peralatan media sosial dapat

membuat proses pendidikan lebih mudah dan

dinamis karena karakteristik dari media sosial yang

bersifat massal, cepat, dan heterogen (beragam).

Media sosial juga bisa menjadi sarana edukasi

kepada audiens. Proses berbagi ilmu dan

keterampilan di media sosial juga mampu

mendukung customer engagement yang sedang

dibangun.

d) Hiburan yaitu perusahaan bisa memanfaatkan

hiburan untuk membangun relasi yang lebih dekat

dengan audiens. Media sosial juga menerapkan

pilar hiburan, yang tidak hanya menghibur tetapi

menjadi suatu komoditas baru. Komoditas tersebut

dikemas dalam bentuk yang tidak komersil tapi

pada dasarnya itulah komoditas utamanya.

Berdasarkan landasan teori mengenai strategi yang

telah dijelaskan, maka peneliti menganalisis temuan dan

Page 68: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

48

hasil penelitian menggunakan indikator strategi yang di

gagas oleh Lon Safko dan David K. Brake dalam

bukunya yang berjudul “The Social Media Bible:

Tactics, Tools, and Strategies for Business Success”

mengenai “The Four Pillars and Social Media

Strategy”.

3. Social Enterprise

Perusahaan sosial atau yang lebih ramah dengan

sebutan social enterprise adalah sebuah inovasi bisnis

yang mengkolaborasikan antara nilai ekonomi dengan

nilai sosial. Yaitu, suatu representasi dari adanya potensi

usaha yang keuntungan utamanya bukan hanya

diperuntukan secara pribadi atau hanya untuk

pembiayaan operasional perusahaan itu saja, melainkan

juga untuk membantu masyarakat dalam mengatasi

masalah sosial yang ada.

Di Amerika Serikat kegiatan social enterprise

dilakukan dengan berorientasi pada kegiatan ekonomi

yang melayani tujuan sosial, meskipun pada awalnya

secara garis besar hal tersebut masih dilakukan dengan

samar dan dalam lingkup yang luas. Sampai saat ini

social enterprise kemudian dipandang sebagai respon

inovatif terhadap masalah pendanaan organisasi, yang

merasa semakin sulit untuk meminta sumbangan dan

hibah pemerintah dan yayasan.

Martin dan Osberg dalam (Mitchell 2011, 6) dari

social enterprise adalah perusahaan menunjukan

ketertarikan dan tujuannya untuk menjalankan aksi-aksi

Page 69: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

49

sosial dengan cara memanfaatkan keuntungan dari

praktek berbisnis. Hal ini menjadi menarik karena bisa

memadukan antara konsep organisasi nirbala dengan

praktek komersial perusahaan yang mengambil

keuntungan dari produk atau layanan perusahaan.

Diperkuat oleh Kotler dan Levy pada intinya,

tujuan perusahaan adalah memaksimalkan penyampaian

nilai kepada pelanggan untuk mendapatkan keuntungan

baik yang bersifat komersial maupun sosial. Hibbert,

Hogg, dan Quinn dalam (De et al. 2015, 2) social

enterprise menganalisis masalah sosial sebagai peluang

dalam membentuk model bisnis baru yang bermanfaat

bagi pemberdayaan masyarakat. Ditambahkan oleh

Rhenald bahwa dalam social enterprise tidak hanya

orang kaya saja yang dapat berpartisipasi dalam

memberikan donasi, melainkan orang miskin pun

mampu.

Jelasnya, dengan adanya konsep social enterprise

suatu kegiatan sosial yang sebelumnya berjalan dengan

menggarap konsep non-profit seperti organisasi nirbala

tradisional kini memiliki wajah baru dengan melibatkan

kegiatan yang sifatnya komersial dan bisa dimanfaatkan

selain untuk dijadikan modal atau pembiayaan dari

kegiatan sosial, juga bisa dimanfaatkan untuk memenuhi

pembiayaan operasional organisasi atau perusahaan

tersebut (seperti biaya administrasi perusahaan atau gaji

karyawan). Hal tersebut dianggap penting karena dengan

Page 70: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

50

adanya manajemen dan pembiayaan operasional

organisasi atau perusahaan dan pemberian gaji yang

layak dengan baik, maka berdampak juga pada

peningkatan kualitas kinerja sumber daya manusia yang

bertugas dalam mengelola dan melaksanakan aksi-aksi

sosial tersebut.

Gregory Dess seorang Profesor di Stanford

University dalam (De et al. 2015, 4) mengatakan social

enterprise mengkolaborasikan semangat yang besar

untuk menjalankan misi sosial dengan penuh

kedisiplinan dan inovasi yang lazim berlaku di dunia

bisnis komersial. Artinya, dalam social enterprise

praktik keduanya direpresentasikan (hybrid) dalam

mewujudkan tujuan dan target perusahaan. Dalam laman

www.dbs.com dijelaskan terdapat lima elemen penting

yang mesti hadir dalam social enterprise, yaitu:

a) Misi atau dampak sosial

b) Pemberdayaan

c) Prinsip bisnis yang etis

d) Reinvestasi dana untuk misi sosial

e) Kesinambungan

Certo dan Miller dalam (Ardiansyah 2018, 8–9)

menjelaskan tiga indikator social enterprise, yaitu:

a) Memiliki misi untuk kepentingan sosial

b) Performa atau value yang dibangun perusahaan

bersifat sosial

c) Pemanfaatan sumber daya

Page 71: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

51

Mark J. Lorange dalam “Product or Service

Development” menjelaskan terdapat kesamaan dalam

proses mengembangkan produk atau layanan antara

social enterprise dan entrepreneur. Akan tetapi, dalam

aksinya terdapat perbedaan-perbedaan yang signifikan,

yaitu sebagai berikut:

a) Business Purpose yaitu dalam entrepreneur tujuan

utama dalam berbisnis adalah untuk

memaksimalkan keuntungan perusahaan,

sedangkan tujuan utama dalam social enterprise

produk atau jasa yang ditawarkan harus memiliki

kekuatan atau value untuk melakukan misi sosial

b) Funding Sources yaitu dalam social enterprise

para pendonor yang memberikan donasi tentu

memiliki tujuan khusus untuk mengatasi masalah

sosial. Untuk itu, diperlukan adanya keselarasan

kebutuhan antara pendonor dengan klien yang

akan diberikan bantuan.

c) Customer Acquisition and Marketing yaitu social

enterprise dapat memanfaatkan misi sosial dan

jaringan pendukungnya untuk menghasilkan

proposisi penjualan yang menarik dengan

menggabungkan produk atau pelayanan yang

diberikan dengan urgensitas tujuan sosial.

d) Operations Plan yaitu social enterprise akan

mengambil potensi sumber daya manusia secara

luas untuk turut berkontribusi dalam memberikan

sumbangsihnya yang bermanfaat bagi perusahaan.

Page 72: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

52

Ekspansi brand awareness perusahaan juga dapat

dilakukan dengan memanfaatkan jejaring dengan

banyak orang yang terlibat dalam perusahaan.

Di era revolusi industri 4.0 social enterprise mulai

menjadi tren atau mode baru bagi entitas masyarakat

yang ingin bersinergi bersama dalam mengatasi masalah

sosial. Bagi pendiri perusahaan sosial kini tidak lagi risau

atas bayang-bayang gulung tikar karena tidak adanya

pendonor (baik dari kalangan pemerintah, swasta atau

individu) yang menyatakan untuk undur diri.

4. Crowdfunding

Di era masifnya perkembangan teknologi,

informasi dan komunikasi praktek crowdfunding sebagai

alternatif untuk mendapatkan akses sumber keuangan

dari pendonor semakin ramai diupayakan. Berdasarkan

sejarahnya, konsep crowdfunding lebih dahulu dikenal

sebagai praktek dari konsep yang lebih besar yaitu

crowdsourcing. Dalam crowdsourcing, kata crowd

digunakan untuk mendapatkan ide, pendapat, masukan,

dan solusi, sedangkan dalam crowdfunding hasil spesifik

yang diharapkan hanya berupa pemberian dana atau uang

(Warapsari 2020, 5).

Berasal dari padanan katanya “crowd” berarti

“kerumunan” dan “funding” berarti “pendanaan”

artinya crowdfunding adalah suatu pengumpulan

pendanaan yang bisa diperoleh dari banyak orang.

Meskipun terdengar baru, di Indonesia nilai yang

terdapat dalam crowdfunding sudah lama dipraktekan

Page 73: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

53

dengan sebutan “urunan” atau “patungan” dan kegiatan

itu dilakukan secara langsung dengan metode “door to

door” atau “talk to talk” tanpa memanfaatkan teknologi

internet.

Meminta uang dari kerumunan berbeda dengan

upaya penggalangan dana tradisional seperti

mengamankan dana dari bank, pemodal ventura, dan

yayasan. Dalam prakteknya, orang yang membutuhkan

bantuan dana hanya bertugas untuk membuat konten

pada profil di platform crowdfunding dan menjelaskan

tujuannya, penggunaan dana yang direncanakan, dan

jadwal waktu untuk mencapai target donasi yang

dikumpulkan. Crowdfunding menggunakan teknologi

web dan sistem pembayaran online yang ada untuk

memudahkan transaksi antara pencipta (orang yang

meminta dana) dan donatur (orang yang memberi

donasi).

Crowdfunding menurut Wade dalam (Aziz,

Nurwahidin, and Chailis 2019, 98) yaitu sebagai suatu

proses pengumpulan dana atau modal yang biasanya

dilakukan melalui media internet untuk memenuhi

keperluan pendanaan proyek usaha dengan mekanisme

pengumpulan uang kecil dari banyaknya peserta donatur

dana yang umumnya memiliki minat dan ideologi yang

sama. Pendanaan proyek yang dimaksud bisa dalam arti

proyek usaha bisnis dan juga proyek aksi-aksi

kemanusiaan. Dalam pendanaan aksi-aksi sosial

Page 74: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

54

platform crowdfunding biasanya dikelola oleh suatu

perusahaan sosial “social enterprise” dengan

memanfaatkan platform internet melalui situs media

sosial atau website.

Platform crowdfunding merupakan representasi

terbaik dari adanya penggunaan digital humanities.

Yaitu, dengan memasukan projek sosial yang

menggunakan pendekatan humaniora yang

memanfaatkan kecakapan berbasis digital sehingga

kegiatan humaniora tersebut dapat berjalan secara lebih

luas. Sebagaimana yang diasumsikan oleh Tomczak dan

Brem dalam (Hidayanto and Kartosapoetro 2020, 22)

yaitu di dunia digital crowdfunding dapat didefinisikan

sebagai open call untuk mengumpulkan dana melalui

internet dalam bentuk sumbangan, hadiah atau imbalan

dalam mendukung inisiatif yang bertujuan untuk

melakukan misi sosial.

Dalam jurnal (Hidayanto and Kartosapoetro 2020,

22) dijelaskan beberapa upaya sosial seperti yang

memiliki tujuan kemanusiaan cenderung mengikuti

model patronase. Yaitu, dengan menempatkan

penyandang dana di posisi dermawan, yang

mengharapkan tidak ada pengembalian langsung untuk

kontribusi mereka. Model patronase berbasis pada

donasi dan terwujud ketika pemberi dana tidak menerima

imbalan atas pendanaannya selain altruisme,

kedermawanan, promosi pribadi dan perusahaan. Model

Page 75: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

55

ini tidak hanya dapat menyediakan dana yang diperlukan

untuk proyek-proyek sosial, tetapi juga dapat

menyebabkan legitimasi yang lebih tinggi melalui

interaksi dan partisipasi masyarakat.

Untuk itu, praktek crowdfunding dinilai potensial

untuk direpresentasikan pada organisasi amal dan

lembaga swadaya masyarakat dalam melaksanakan aksi-

aksi sosial dan pemberdayaan masyarakat. Sebagaimana

pendapat Bijker dan Pinch dalam (Nurhadi and

Irwansyah 2018, 7) bahwa keadaan teknologi sebagai

konstruksi sosial lintasannya bergantung kepada banyak

faktor sosial dan hubungan antar kelompok sosial yang

dalam hal ini artinya crowdfunding merupakan bentuk

konstruksi sosial dalam teknologi (social construction of

technology).

Dalam konteks keuangan sosial, dana yang

digalang dan dihimpun dapat digunakan untuk tujuan-

tujuan sosial kemanusiaan maupun tujuan pemberdayaan

masyarakat. Seperti menggalang dana untuk membantu

meringankan beban korban bencana alam disuatu daerah.

Adapun secara komersial, maka crowdfunding ini dapat

dilakukan dengan cara mengajak investasi yang tidak

terlalu besar, yang dana tersebut kemudian digunakan

untuk melaksanakan kegiatan ekonomi yang bersifat

produktif

Page 76: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

56

Pada umumnya (Aziz, Nurwahidin, and Chailis

2019, 98) menjelaskan indikator dan mekanisme

crowdfunding dapat digambarkan sebagai berikut:

a) Pemeran utama yaitu kreator yang menggagas

penggalangan dana. Mekanisme yang dijalankan

terlebih dahulu seorang kreator melakukan

registrasi sesuai dengan ketetapan yang ada di

platform. Setelah itu, kreator atau menyertakan

proposal atau konten yang berisi latar belakang,

waktu penggalangan, dan tujuan diadakannya

penggalangan dana.

b) Portal crowdfunding yaitu sebagai media

penghubung (intermediary). Yaitu, Platform

crowdfunding bertugas untuk melakukan seleksi

proposal yang dikirimkan dengan menentukan

layak atau tidaknya proyek didanai. Apabila usulan

diterima, maka pihak pengelola platform akan

memberitahukan kepada kreator bahwa proyek

penggalangan dana telah berhasil ditampilkan

untuk selanjutnya ide penggalangan dana tersebut

akan diiklankan dan ditampilkan pada beranda

portal web dan selama berjalannya periode

penggalangan dana pada halaman platform

crowdfunding.

c) Masyarakat yaitu sebagai pendonor atau

penyandang dana. Mekanismenya yaitu jika

mereka tertarik untuk menjadi donatur maka para

Page 77: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

57

pendonor bisa mengikuti langkah-langkah yang

diatur oleh platform dalam melakukan donasi.

Teknologi pelayanan crowdfunding bersifat

transparan karena para pendonor dapat melihat siapa saja

yang telah memberikan donasi beserta jumlah yang telah

diberikan. Para pendonor juga diperkenankan memilih

secara sukarela untuk memperlihatkan namanya atau

tidak (anonim) sehingga ketika berdonasi pendonor tidak

perlu canggung untuk memberikan donasi dalam skala

kecil, dan para pendonor juga akan termotivasi untuk

ikut berdonasi meskipun nominal yang diberikan

tidaklah besar.

Secara rinci Risdah dalam (Bhawika 2017, 53)

menjelaskan konsep crowdfunding memiliki potensi

besar untuk diimplementasikan di masa kini karena

beberapa faktor, diantaranya yaitu:

a) Semakin banyak orang mempercayai metode

pembayaran secara daring

b) Jaringan sosial semakin memungkinkan orang

untuk saling berkomunikasi kepada koneksinya

dengan mudah

c) Teknologi yang ada sekarang ini memungkinkan

pembayaran daring dilakukan dengan aman

d) Komunitas dan crowd daring dapat dengan mudah

bersama-sama bertemu secara daring untuk

menginisiasi suatu proyek tertentu

e) Semakin banyak kisah sukses terkait proyek yang

didanai dengan crowdfunding

Page 78: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

58

f) Crowdfunding terkait dengan pengalaman

komunitas yang memberikan manfaat bersama

bagi partisipannya

g) Keuntungan lain yang didapat oleh penyandang

dana adalah privasi.

Dengan adanya potensi tersebut, terhitung sejak

tahun 2011 di Indonesia diantaranya terdapat platform

yang bergerak dalam bidang crowdfunding diantaranya

yaitu Gagas.web.id, Mari Membantu, Linimas(s)a,

Patungan.net, Wujudkan, Modal.in, BursaIde.com,

Kitabisa.com, Ayo Peduli, dan Gandeng Tangan.

Dan dalam skala dunia crowdfunding yang masuk

kedalam top 10 pada tahun 2018 yaitu Kickstarter (US,

2009), Indiegogo (US, 2008), Patreon (US, 2013), Go

Fund Me (US, 2010), Crowdrise (US, 2010), Pledge

Music (UK, 2009) Razoo (US, 2007), Rocket Hub (US,

2010), Crowdfunder (UK, 2011) dan Give (US, 2016).

Berdasarkan pengertian yang telah dijelaskan

dapat dipahami bahwa crowdfunding adalah suatu

inovasi yang memberikan kemudahan dan keluasan

dalam menghimpun dana dari para pendonor melalui

platform atau website yang dikelola oleh perusahaan atau

lembaga pelayanan sosial dengan memanfaatkan

kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi melalui

jejaring internet.

5. SOR (Stimulus Organism Response)

Teori Stimulus Organism Response (SOR)

merupakan model klasik komunikasi yang banyak

Page 79: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

59

mendapat pengaruh dari teori psikologi. Dalam sudut

pandang objek dan material baik ilmu komunikasi dan

ilmu psikologi memiliki kesamaan objek yaitu manusia

dan jiwanya yang meliputi komponen kognisi, afeksi,

konasi, opini dan sikap.

Model SOR dikembangkan sejak tahun 1974 oleh

Mehrabian dan Russel yang menjelaskan mengenai

hubungan antara tiga komponen utama yang meliputi

rangsangan (stimulus), makhluk hidup (organism), dan

reaksi terhadap rangsangan (response). Jelasnya akan

dijelaskan sebagai berikut:

a. Stimulus

Dalam kerangka SOR Dalam kerangka SOR

maka stimulus dikonseptualisasikan sebagai faktor

yang mampu mempengaruhi internal organisme

individu. Made, dkk menjelaskan dalam konteks

belanja online, stimulus adalah suatu rangsangan

yang terdapat pada website karena memberikan

pengaruh internal konsumen yang didalamnya

terdapat bagaimana syarat yang digunakan dalam

merancang website tersebut seperti pemilihan latar

belakang dan pola, hyperlink, ikon, skema konten

dan warna sampai jenis font yang dipilih

(Listyandari, Wardana, dan Yasa 2015, 24-25).

Kotler dan Keller dalam (Hardianto 2019,

67) menjelaskan terdapat dua macam rangsangan

yaitu rangsangan yang dapat dikendalikan oleh

pemasar dan rangsangan yang tidak dapat

Page 80: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

60

dikendalikan oleh pemasar. Rangsangan yang

dapat dikendalikan yaitu mencakup keseluruhan

komponen yang terdapat dalam bauran pemasaran

seperti tampilan desain produk, diskon, distribusi

produk, dan beragam bentuk promosi produk.

Dan rangsangan yang tidak dapat

dikendalikan seperti kondisi perekonomian, situasi

politik, perubahan teknologi, perubahan kondisi

alam, dan perubahan nilai-nilai budaya.

b. Organism

Organisme diartikan sebagai kondisi dan

kognitif seseorang yang memberikan pengaruh

hubungan antara rangsangan dengan respon.

Bagozzi dalam (Hardianto 2019, 68) organisme

berkaitan dengan proses internal yang terjadi

dalam diri seseorang yang terdiri dari aktivitas

mempersepsikan, merasakan, dan berpikir. Ketika

suatu rangsangan ditangkap oleh panca indera

seorang konsumen, maka ia akan mempersepsikan

rangsang tersebut dengan melibatkan perasaan dan

pikirannya, kemudian menentukan respon

terhadap rangsangan tersebut.

Hawkins menjelaskan bahwa persepsi

diartikan sebagai suatu proses yang dimulai dari

pemaparan rangsangan (exposure) terhadap

konsumen, memunculkan perhatian (attention)

terhadap rangsangan tersebut, dan diakhiri dengan

interpretasi (interpretation) yang dilakukan oleh

Page 81: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

61

konsumen terhadap rangsangan tersebut.

Rangkaian rangsangan tersebut harus dibuat

sedemikian rupa agar dapat terjadi paparan yang

ditangkap oleh panca indera konsumen.

Meski demikian, konsumen dapat memilih

sendiri rangsangan mana yang akan diberi

tanggapan dan mana yang tidak (selective

exposure). Untuk itu, rangsangan yang baik

tentunya akan menyebabkan konsumen memilih

untuk menanggapi rangsangan tersebut. Oleh

karena itu, sebaiknya pemasar memperhatikan

faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya

rangsangan sebagai berikut:

1) Ukuran

2) Intensitas

3) Tampilan yang menarik

4) Warna dan pergerakan

5) Posisi

6) Penempatan

7) Format

8) Kontras dan ekspektasi

9) Daya Tarik

10) Kualitas informasi.

c. Respon

Komponen ketiga dari teori SOR adalah

respon yang merupakan hasil atau keputusan akhir

dari proses internal yang terjadi di dalam diri

konsumen. Hal tersebut bisa dilakukan dengan

Page 82: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

62

memutuskan untuk melakukan pembelian,

pembatalan pembelian, atau bahkan menghindari

pembelian tersebut. Tujuannya adalah untuk

mengetahui bagaimana hubungan antara

rangsangan yang diberikan kepada konsumen dan

mengetahui seperti apa reaksi konsumen dalam

menerima rangsangan yang telah dilakukan.

Hal ini dilakukan agar dapat menghasilkan

informasi sebagai rangsangan (stimulus) yang

tepat dan menarik untuk kemudian diberikan

kepada konsumen dan diharapkan pula mampu

menghasilkan reaksi yang sesuai dengan apa yang

diharapkan oleh pemasar.

Hosland menjelaskan dalam proses

perubahan perilaku seseorang hakikatnya

berkaitan dengan proses belajar yang dialami.

Proses perubahan perilaku tersebut

menggambarkan proses belajar terhadap seorang

yang terdiri dari sebagai berikut:

1) Stimulus (rangsang) yang diberikan pada

organisme bisa jadi diterima atau bahkan

ditolak. Dan jika stimulus itu ditolak atau

tidak diterima berarti stimulus tersebut

tidak berjalan dengan efektif dalam

memberikan pengaruh perhatian individu

dan hal nya berhenti disini. Akan tetapi,

apabila stimulus diterima oleh organisme

artinya stimulus itu berjalan efektif

Page 83: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

63

sehingga dapat dimengerti dan

diperhatikan.

2) Jika stimulus telah mendapat perhatian dari

organisme atau diterima, artinya stimulus

ini bisa dilanjutkan pada proses berikutnya.

3) Setelah itu, organisme mengolah stimulus

tersebut sehingga terciptalah kesediaan

untuk bertindak demi stimulus yang telah

diterima (bersikap)

4) Dan terakhir yaitu terdapat respon atau

dampak yang menyebabkan terjadinya

suatu perubahan perilaku.

Dalam prosesnya sikap dinyatakan dapat

berubah apabila stimulus yang diberikan

berjalan dengan efektif. Komunikasi akan

berlangsung dengan baik apabila

komunikan dapat mengerti dan

melanjutkan pada proses selanjutnya untuk

diterima dan diolah hingga akhirnya

terjadilah perubahan sikap pada diri orang

tersebut.

6. Pemanfaatan Media Internet

Pemanfaatan dalam penggunaan media internet

menurut Elian, Lubis, dan Rangkuli dalam (Ratnadila,

Taryoto, and Leilani 2019, 193) adalah suatu intensitas

akses internet atau berupa gambaran mengenai berapa

lama dan seberapa sering seseorang dalam menggunakan

dan mengakses internet dalam proses pencarian

Page 84: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

64

informasi. Lebih jelasnya yaitu intensitas tersebut

dihitung berdasarkan durasi dan frekuensi yang diukur

melalui kurun waktu yang sudah ditentukan.

Pada dasarnya sebagaimana yang dijelaskan oleh

Richter dan Koch dalam (Samsinar 2018, 14) media

internet atau media sosial merupakan suatu aplikasi yang

dimuat secara online yang dimanfaatkan sebagai sarana

dan media yang bertujuan untuk memfasilitasi interaksi,

kolaborasi, dan sharing materi. Severin dalam (Samsinar

2018, 16) juga menjelaskan bahwa teknologi dan

informasi yang diakses melalui internet menghadirkan

potensi komunikasi yang lebih terdesentralisasi dan

demokratis apabila dibandingkan dengan media massa

yang telah ada sebelumnya. Sehingga dengan semakin

berkembangnya zaman pemanfaatan media internet

berkembang dengan sangat pesat.

Pada penelitian ini intensitas pemanfaatan media

internet oleh pendonor diukur melalui durasi dan

frekuensi para pendonor dalam mengakses dan

mengunjungi laman website dan media sosial

Kitabisa.com. Frekuensi dalam (Kustanti, Rusmana, and

Hadisiwi 2020, 132) yaitu banyaknya akses internet

dalam kurun waktu tertentu, dan durasi adalah waktu

yang diperlukan dalam melakukan akses internet.

7. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia edisi ke V berasal dari kata “daya” yang

artinya kemampuan melakukan sesuatu atau kemampuan

Page 85: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

65

bertindak; kekuatan; akal; ikhtiar; dan upaya. Rappaport

dalam (Haris 2014, 51) pemberdayaan adalah suatu

proses bagi individu, organisasi, dan masyarakat

sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan

diperkuat oleh pendapat Osmani bahwa pemberdayaan

adalah suatu kondisi orang yang tidak berdaya menjadi

mampu menciptakan suatu kondisi yang membuat

mereka bisa menyampaikan keinginannya, sekaligus

terlibat dalam aksi-aksi pemberdayaan yang digagas oleh

kelembagaan swasta maupun pemerintah.

Payne dalam (Kusiawati 2017, 63) pemberdayaan

masyarakat bertujuan untuk membantu klien dalam

memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan

menentukan tindakan. Karena, pemberdayaan

merupakan suatu proses kolaboratif dimana seorang

yang kurang berdaya diberikan edukasi dan informasi

dalam memanfaatkan akses dan kontrol atas sumber daya

yang tersedia untuk memecahkan permasalahan.

Menurut teori ilmu jawa dalam (S. Rachmawati

2020, 15) secara naluriah setiap manusia tentu memiliki

berbagai daya, yaitu keberdayaan untuk berpikir,

bersikap dan bertindak. Akan tetapi, secara individualis

manusia tidak bisa mengoptimalkan daya yang

dimilikinya sehingga diperlukan adanya edukasi dan

informasi dalam konteks pemberdayaan masyarakat

yang memungkinkan mereka mampu mempergunakan

keberdayaan dirinya secara maksimal.

Page 86: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

66

Dalam buku “Manajemen Pengembangan

Masyarakat Islam” dijelaskan pengembangan

masyarakat menurut Ibnu Khaldun yaitu membina dan

meningkatkan kualitas. Karena, dalam konteks individu

secara kodrati manusia dibekali kelebihan dan

kekurangan sehingga diperlukan adanya pembinaan dan

pemberdayaan agar potensi kodrati tersebut dapat

menjadi hal yang bermanfaat. Amrullah Ahmad dalam

(Muhtadi dan Hermansah 2013, 7) dalam pengembangan

masyarakat Islam terdapat suatu proses tindakan nyata

dalam memberikan alternatif model pemecahan masalah

ummah di bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam

perspektif islam

Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) sebagai

disiplin keilmuan memiliki konsep bagaimana nilai-nilai

Islam dalam melakukan pemberdayaan, sebagai berikut:

a) Value based yaitu memiliki nilai yang mendasar.

Konsep pemberdayaan masyarakat Islam di

Indonesia tentunya memiliki landasan nilai

keIslaman yang termaktub dalam Al-Qur’an, As-

Sunnah, Qiyas dan Ijma’ Ulama serta nilai

keIndonesiaan yaitu nilai-nilai yang terkandung

dalam Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.

b) Theoretical based yaitu berdasar pada suatu ide,

pikiran dan gagasan yang telah teruji. Selanjutnya,

konsep dari kegiatan pemberdayaan masyarakat

Page 87: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

67

Islam bisa direpresentasikan melalui landasan teori

yang ada (how to reflect theory?).

c) Research based yaitu terdapat penelitian terdahulu

sebagai dasarnya atau berdasarkan data mengenai

apakah teori tersebut bisa dibuktikan melalui yang

ada di masyarakat.

d) Action based yaitu berdasarkan dengan landasan

sebelumnya maka tujuan dari adanya

pemberdayaan masyarakat Islam adalah

diadakannya aksi atau tindakan sebagai

represantasi dari landasan teori yang ada.

e) Change based yaitu dengan memastikan adanya

perubahan dari aksi pemberdayaan masyarakat

Islam yang dilakukan dimasyarakat.

Berdasarkan konsep pemberdayaan masyarakat

Islam tersebut diketahui bahwa change atau perubahan

adalah inti “goals” dari adanya tindakan pemberdayaan.

Perubahan “taghyir” dalam perspektif Islam

berimplikasi bahwa manusia tidak hanya memiliki

kemampuan secara lahiriah atau fisik “nafsiyah” saja

melainkan juga secara “bathiniyah” yang akan

menggerakan hal-hal sebagai berikut:

a) Potensi berpikir (kognitif) yaitu proses berpikir,

kemampuan individu untuk menilai,

mempertimbangkan suatu peristiwa satu dengan

yang lain. Kemampuan ini merupakan dasar dari

segala jenis kemampuan yang dimiliki seseorang

dan Secara umum kognitif berarti potensi

Page 88: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

68

intelektual yang terdiri dari tahapan yaitu

pengetahuan (knowledge), pemahaman

(comprehension), penerapan (application), analisa

(analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi

(evaluation). Kognitif berarti persoalan yang

menyangkut kemampuan untuk mengembangkan

kemampuan rasional (akal).

b) Perilaku (behavior) yaitu adanya suatu perubahan

perilaku atau kebiasaan yang dapat mengubah pola

hidup masyarakat yang dinamis menjadi lebih

berdaya dan mandiri.

c) Kemauan (motivation) yaitu terdapat suatu

dukungan atau motivasi untuk melakukan suatu

perubahan yang dapat berimplikasi pada individu,

keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Untuk itu, diperlukan adanya strategi dalam

pemberdayaan masyarakat yang berlandaskan pada nilai-

nilai keislaman yaitu sebagai berikut (Muhtadi and

Hermansah 2013, 19).

a) Kejujuran (transparansi) karena transparansi

adalah pondasi utama dalam proses pemberdayaan

masyarakat.

b) Keadilan yaitu setiap orang yang terlibat dalam

proses pemberdayaan masyarakat harus memiliki

peluang yang sama.

c) Kepercayaan (trust) yaitu sebagaimana yang

diasumsikan oleh Francis Fukuyama bahwa

kepercayaan adalah nilai atau modal sosial yang

Page 89: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

69

dapat memperkuat eksistensi perusahaan-

perusahaan di Asia Timur.

d) Kebersamaan dan saling tolong-menolong yaitu

adanya sinergitas dari berbagai entitas yang mau

terlibat dalam proses pemberdayaan masyarakat.

e) Kepedulian yaitu komitmen yang tinggi dari

masing-masing pelaku pemberdayaan masyarakat

dalam mengatasi masalah sosial yang kerap

dialami masyarakat.

f) Berorientasi pada keberlangsungan kehidupan di

masa depan.

Dalam melaksanakan strategi pemberdayaan

masyarakat tersebut, terdapat tahapan-tahapan

sebagaimana yang dituliskan oleh Rukminto Adi dalam

bukunya yang berjudul “Intervensi Komunitas dan

Pengembangan Masyarakat” sebagai berikut: (Baihakki

et al. 2016, 38)

a) Tahapan persiapan (engagement)

Terdapat dua tahapan yakni tahapan

penyiapan petugas dan tahapan penyiapan

lapangan. Dalam tahapan penyiapan petugas

dilakukan oleh tenaga pemberdaya masyarakat

atau fasilitator untuk menyamakan persepsi serta

tujuan dilaksanakannya program pemberdayaan

masyarakat, dan pada tahapan penyiapan lapangan

yaitu melakukan studi kelayakan tempat yang

masuk dalam target pelaksanaan pemberdayaan.

b) Tahapan pengkajian (assessment)

Page 90: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

70

Fasilitator pemberdayaan masyarakat

melakukan pengkajian atau identifikasi bersama

dengan masyarakat (klien) mengenai masalah

sosial yang akan diselesaikan berdasarkan potensi

dari sumber daya manusia dan alam yang dimiliki.

c) Tahapan perencanaan alternatif program atau

kegiatan

Fasilitator pemberdayaan masyarakat

melakukan brainstorming bersama dengan

masyarakat untuk menentukan alternatif program

pemberdayaan yang bisa mereka lakukan.

d) Tahapan formulasi rencana aksi

Yaitu, fasilitator pemberdayaan masyarakat

membantu masyarakat untuk memformulasikan

ide dan gagasan mereka secara tertulis.

e) Tahapan pelaksanaan program

Pelaksanaan program dikerjakan secara

bersama melalui sinergitas yang sudah terjalin

antara fasilitator pemberdayaan masyarakat,

masyarakat (klien) dan stakeholder eksternal

(donator, swasta, pemerintah)

f) Tahapan evaluasi

Yaitu proses pengawasan dan follow up

mengenai kinerja program yang tengah dilakukan.

Sehingga, jika terjadi beberapa kendala dalam

proses pemberdayaan dapat segera diatasi dengan

baik.

g) Tahapan terminasi

Page 91: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

71

Merupakan rangkaian terakhir berupa

pemutusan hubungan secara formal antara

fasilitator pemberdayaan masyarakat dengan

masyarakat (klien) yang terlibat. Terminasi dapat

terjadi apabila masyarakat sudah dianggap

berdaya, ataupun program pemberdayaan

masyarakat yang dilakukan sudah mencapai waktu

yang sudah ditentukan sebelumnya.

Nanih dan Agus dalam (Araniri 2016, 44-46)

menuliskan tiga tahapan pemberdayaan Masyarakat

Islam sebagaimana cara yang dilakukan oleh Nabi

Muhammad SAW dalam melakukan syi’ar di Madinah,

yaitu sebagai berikut:

a) Takwin yaitu tahapan pembentukan masyarakat

Islam. Kegiatan pokok yang dilakukan berupa

dakwah bil lisan sebagai representasi dari akidah,

ukhuwah dan ta’awun yang dikemas dalam

instrument sosiologi. Tujuannya adalah untuk

mewujudkan ghirah internalisasi Islam dalam

kepribadian Islam, sehingga terwujudlah swadaya

jamaah Islam yang menjadi community base dalam

melakukan pemberdayaan masyarakat Islam.

b) Tanzim yaitu tahapan pembinaan dan penataan

masyarakat yang dilakukan dengan memperkuat

internalisasi dan eksternalisasi masyarakat Islam

dalam bentuk institusionalisasi keislaman secara

komprehensif dalam realitas sosial.

Page 92: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

72

c) Taudi’ yaitu tahapan keterlepasan dan

kemandirian. Pada tahapan ini diharapkan

masyarakat telah memiliki kepercayaan dan

kemandirian untuk berkembang secara optimis,

serta percaya bahwa kualitas sumberdaya yang ada

dapat mencapai kehidupan ideal melalui program

pemberdayaan (dakwah) yang telah dilakukan.

Page 93: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

73

B. Kerangka Pikir

Berdasarkan tinjauan teori yang telah dijelaskan,

dibuatlah kerangka pikir yang bertujuan untuk meminimalisir

adanya kekeliruan peneliti dalam melakukan penelitian.

Penelitian dilakukan pada platform Aplikasi atau Website dan

Sosial Media Instagram dan Youtube Kitabisa.com mengenai

bagaimana startegi dan treatment Kitabisa.com dalam

melakukan pemberdayaan berbasis literasi digital sehingga

masyarakat menjadi berdaya dalam berdonasi secara online.

Dan mengenai respon dari para donatur terhadap strategi dan

treatment yang dilakukan oleh Kitabisa.com

PT. Kita Bisa Indonesia atau Yayasan Kita Bisa melalui

platform crowdfunding yang diberi nama Kitabisa.com

bergerak sebagai salah satu social enterprise di Indonesia.

Social Enterprise adalah sebuah inovasi bisnis yang

mengkolaborasikan antara nilai ekonomi dengan nilai sosial.

Yaitu, suatu representasi dari adanya potensi usaha yang

keuntungan utamanya bukan hanya diperuntukan secara pribadi

atau hanya untuk pembiayaan operasional perusahaan itu saja,

melainkan juga untuk membantu masyarakat dalam mengatasi

masalah sosial yang ada. Kitabisa.com sebagai platform

crowdfunding berfungsi dalam memberikan wadah bagi

campaigner dan para donatur untuk berdonasi secara online

dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi, informasi dan

komunikasi di era revolusi industri 4.0.

Pertama, peneliti membahas mengenai situasi dan kondisi

Indonesia yang saat ini tengah menghadapi era revolusi industri

Page 94: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

74

4.0 dimana teknologi, informasi, dan komunikasi bergerak

secara masif dan dinamis. Sehingga masyarakat diharuskan

bersiap untuk bisa beradaptasi dari kehidupan yang sebelumnya

berjalan secara manual menjadi serba digital. Dengan ini,

terdapat dinamika mengenai dampak positif dan negatif yang

dihasilkan sehingga diperlukan adanya pemberdayaan berbasis

literasi digital sehingga masyarakat menjadi berdaya dalam

menggunakan platform digital dan sosial media dengan baik

dan bijak.

Dalam melakukan pemberdayaan berbasis literasi digital

diperlukan adanya strategi dan treatment khusus pada masing-

masing platform sehingga masyarakat menjadi berdaya dalam

memberikan donasi secara online melalui platform

Kitabisa.com. Dengan ini, peneliti melakukan analisis terhadap

Kitabisa.com melalui indikator strategi yang termaktub dalam

buku “The Social Media Bible: Tactics, Tools, and Strategies

for Business Success” mengenai “The Four Pillars and Social

Media Strategy” karya Lon Safko dan David K. Brake

(BENABIO 2012, 43:673). Berdasarkan empat indikator yaitu:

komunikasi, kolaborasi, edukasi dan hiburan akan dilakukan

kajian dan analisis pada Aplikasi atau Website, Instagram dan

Youtube Kitabisa.com.

Kemudian, peneliti juga melakukan wawancara

dengan para donatur dengan kategori telah mengikuti akun

sosial media dan telah memberikan donasi melalui platform

crowdfunding Kitabisa.com, dan menganalisisnya

menggunakan teori SOR (Stimulus, Organism, Respon)

Page 95: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

75

mengenai respon mereka terhadap layanan dan konten

Kitabisa.com. Selain itu, peneliti juga mengkaji intensitas

para donatur melalui durasi dan frekuensi mereka dalam

mengakses platform crowdfunding dan sosial media

Kitabisa.com.

Diharapkan melalui analisis yang dilakukan, peneliti

bisa memberikan informasi kepada para pembaca mengenai

tolak ukur keberhasilan pemberdayaan berbasis literasi

digital Kitabisa.com sehingga masyarakat mau

berpartisipasi dalam memberikan donasi secara online.

Terakhir, untuk mengetahui apakah strategi dan

treatment yang dilakukan oleh Kitabisa.com dalam

melakukan pemberdayaan berbasis literasi digital berkaitan

dengan nilai-nilai yang terdapat dalam pemberdayaan

masyarakat Islam maka peneliti melakukan analisis hasil

dan pembahasan melalui indikator-indikator strategi

pemberdayaan masyarakat Islam sebagaimana yang

dituliskan oleh Dr. Muhtadi, MSi dan Dr. Tantan

Hermansah melalui bukunya yang berjudul “Manajemen

Pengembangan Masyarakat Islam”.

Dalam bukunya Muhtadi dan Tantan berasumsi

bahwa terdapat enam indikator dalam melakukan

pemberdayaan masyarakat berbasis nilai-nilai keIslaman,

yaitu sebagai berikut: 1) Kejujuran (transparansi), 2)

Keadilan, 3) Kepercayaan, 4) Kebersamaan dan saling

tolong-menolong, 5) Kepedulian, serta 6) Berorientasi pada

keberlangsungan kehidupan di masa depan.

Page 96: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

76

Diharapkan melalui penelitian yang berjudul berjudul

“Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

Crowdfunding Platform Dalam Memberdayakan

Masyarakat Berdonasi Secara Online” dapat menjadi

rujukan bagi mahasiswa khususnya dan masyarakat pada

umumnya yang ingin melakukan pemberdayaan berbasis

literasi digital di era revolusi industri 4.0.

Page 97: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

77

2.1 Gambar Bagan Kerangka Pikir

Sumber: diolah oleh Peneliti

Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

Crowdfunding Platform Dalam Memberdayakan

Masyarakat Berdonasi Secara Online

Strategi Pemberdayaan

Masyarakat Islam berbasis

literasi digital berlandaskan

nilai-nilai ke Islaman:

- Kejujuran

(transparansi)

- Keadilan

- Kepercayaan

- Kebersamaan dan

saling tolong-menolong

- Kepedulian

- Berorientasi ada

keberlangsungan

kehidupan di masa

depan.

Strategi Literasi

Digital:

- Komunikasi

- Kolaborasi

- Edukasi

- Hiburan

Teori SOR:

- Stimulus

- Organisme

- Respons

Pemanfaatan Media

- Durasi

- Frekuensi

Page 98: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

78

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Kitabisa

Berdirinya PT. Kita Bisa Indonesia atau Yayasan Kita

Bisa sebagai social enterprise yang bertugas dalam

memberikan wadah bagi campaigner dan para pendonor

dilatar belakangi oleh pengalaman sang Founder bernama

Muhammad Al Fatih Timur yang pada saat itu masih menjadi

mahasiswa aktif di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

dalam melakukan penggalangan dana secara door to door di

masyarakat.

Dalam talkshow yang diselenggarakan oleh Bukalapak

pemuda yang lebih akrab disapa dengan sebutan Timmy ini

bercerita bahwa semasa kuliah Ia dan teman-temannya kerap

kali mengalami kesulitan ketika melakukan penggalangan

dana, selain membutuhkan tenaga dan waktu yang lebih untuk

turun ke jalan aksinya kerapkali dianggap bohong dan juga

menerima tanggapan yang kurang mengenakan.

Kitabisa.com berdiri di pertengahan tahun 2013,

mulanya ide tersebut hadir karena Timmy melihat keresahan

dalam melakukan penggalangan dana yang biasanya dilakukan

secara tradisional, serta adanya permasalahan dan potensi di

masyarakat. Yaitu, terdapat banyak masalah sosial yang belum

bisa terselesaikan sedangkan di sisi lain Indonesia tidak

kekurangan orang-orang baik yang ingin turut andil dalam

membantu masyarakat yang kesulitan, hanya saja pada saat itu

Page 99: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

79

situs penghimpunan donasi di Indonesia kebanyakan masih

belum optimal dan bersifat tradisional.

Semasa kuliah Timmy menjalin kedekatan yang cukup

baik dengan Dosennya yaitu Prof. Rhenald Kasali selaku Guru

Besar di Universitas Indonesia sekaligus pendiri dari Rumah

Perubahan. Dan atas bimbingan dosennya tersebut akhirnya

Timmy bersama teman-temannya yang ahli dalam bidang IT

berinovasi untuk mendirikan startup penggalangan dana secara

online (crowdfunding) yang diberi nama sebagai platform

Kitabisa.com.

Sampai akhirnya, pada tanggal 17 September 2014

didampingi oleh Prof. Rhenald Khasali dan Vikra Ijas selaku

Co-Founder Kitabisa.com sebagai situs crowdfunding resmi di

luncurkan di Gedung America Palace Jakarta. Dan berdasarkan

Surat Keputusan (SK) Menteri nomor 478/HUK-PS/2017

Yayasan Kitabisa resmi tercatat di Kementerian Hukum dan

Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) dan mendapatkan izin

PUB (Penggalangan Uang Dan Barang) dari Kementerian

Sosial (Kemensos), serta mendapat audit oleh Kantor Akuntan

Publik dengan hasil Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Dalam situsnya kitabisa.com menuliskan “perjalanan

tak selalu mulus, namun semangat tak pernah tergerus.” Dan

terbukti kini Kitabisa telah berhasil menghubungkan lebih dari

1 juta #OrangBaik (panggilan untuk para masyarakat yang

memberikan donasi di kitabisa.com) dan menyalurkan lebih

dari 500 Miliar donasi kepada masyarakat yang membutuhkan.

Page 100: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

80

2013

Kitabisa lahir sebagai gerakan sosial

2014

Beralih fokus menjadi wadah donasi online

2017

Peluncuran aplikasi Kitabisa

2018

1 juta #Orangbaik telah terhubung dan lebih dari 500

Miliar telah terkumpul

2019

- Kitabisa meluncurkan Saling Jaga yaitu program

tolong-menolong Kesehatan antar donator berbasis

donasi

- Kitabisa mengadakan program donasi secara rutin

untuk guna memberikan kemudahan bagi

#OrangBaik untuk berdonasi rutin setiap bulan

secara otomatis.

B. Value Kitabisa

Kitabisa.com percaya bahwa kemajuan teknologi

seharusnya dipergunakan dalam hal yang bermanfaat. Melalui

situs crowdfunding Kitabisa.com mengangkat value

menghubungkan jutaan kebaikan dengan semangat gotong-

royong untuk membantu mengatasi masalah di masyarakat.

Page 101: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

81

C. Struktur Organisasi Kitabisa

Kitabisa menyebut orang-orang yang berkarya di balik

layar dengan sebutan Doers, karena Kitabisa yakin dalam

menyebarkan kebaikan dibutuhkan aksi nyata dan bukan

sekedar kata-kata. Sampai pada tahun 2020 terdapat lebih dari

350 Doers terus berinovasi untuk memudahkan jutaan

#OrangBaik menyebarkan kebaikan.

Pengurus Yayasan per 31 Desember 2019

3.1 Tabel Tim Penasihat Kitabisa

No Nama Jabatan

1 Rhenald

Kasali

Pendiri Rumah

Perubahan

2 Achmad

Zaky

CEO

Bukalapak.com

3 Fajrin

Rasyid

CSFO

Bukalapak.com

4 Mariko

Asmara

Direktur

Pelaksana

Rekrutmen JAC

5 Bani

Muhammad

Direktur Pusat

Ekonomi

Syariah UI

6 Stephanie

Hermawan

CEO

Marketeers

7 Wilix Halim Chief

Operating

Page 102: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

82

Sumber: dokumen Kitabisa.com

3.2 Tabel Tim Eksekutor Kitabisa

No Nama Jabatan

1 Rhenald

Kasali

Ketua Pembina

2 Alfatih

Timur

CEO dan

Anggota

Dewan

Pembina

3 Aldi Haryo

Pratomo

Anggota

Dewan

Pembina

4 Vikra Ijas CMO dan

Ketua Dewan

Pengurus

5 Muhammad

Fairin

Rasyid

Sekretaris

Dewan

Pengurus

6 Risma Siti Bendahara

Dewan

Pengurus

7 Ivan Ahda Dewan

Pengawas

Officer

Bukalapak.com

Page 103: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

83

8 Raymundus

Galih

Prasetya

Kepala Bidang

Teknologi

9 Rachelyna

Mairing

VP Finance dan

People

Operations

10 Iqbal

Hariadi

Head of Brand

and

Communication

11 Annisa

Karimah A

Tamalate

Manajer Tim

Tech

12 Ayu Novita

Sari

Manajer

Dukungan

Pelanggan

13 Olla

Pulandathi

Jr Customer

Happiness

Manager

14 Rebeka

Artawati

Jr Hr and GA

Manager

15 Amalia

Kasih

Jr Akuntansi,

Keuangan dan

Manajer Pajak

16 Ratih Indah

Arofa

Staff Akuntansi

dan Keuangan

Page 104: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

84

17 Tri Ardini Senior Back

End

Programmer

18 Santo

Sidauruk

Pengembangan

Frontend

19 Muhammad

Ridho

Pengembangan

Frontend

20 Muhammad

Zackky

Back End

Programmer

21 Heri Setiana Desainer UI

22 Cahyani G.

Mulwinda

Desainer UI

23 Fania

Khamada

Spesialis

Influencer

24 Muhammad

Zaid

Dzulfikar

Dukungan IT

dan GA

25 Mitha

Indryani

Staff Akuntansi

dan Keuangan

26 Menik

Damayanti

Pratiwi

Insinyur QA

27 I Nyoman

Prayana

Trisna

Engine

Learning

Engineer

28 Cikitta Nova

Khanza

Copywriter

Product

Page 105: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

85

29 Nadya

Amelia

Kebahagiaan

Pelanggan

30 Eka

Anzihory

Kebahagiaan

Pelanggan

31 Citra Bella

Monizsya

Konsultan

Kampanye

32 Nanda Dita

Syahpradana

Konsultan

Kampanye

33 Ati Fidiyanti Konsultan

Kampanye

34 Azmi

Firdhaussi

Peneliti UX

35 Machael

Lioe

Peneliti UX

36 Ardi Wilda Pengelola

Konten

37 Alvi

Anugerah

Hubungan

Media

38 Iqbal

Syamsuri

Spesialis

Visual/Graphic

Designer

39 Saffira

Permata Sari

Kemitraan

40 Hermawan

Sulistio

Konsultan

Kampanye

41 Jerry Chief Stress

Reliever

Page 106: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

86

42 Nadia Contentwritter

Sumber: dokumen Kitabisa.com

D. Izin Galang Dana Kitabisa

Kitabisa terus berupaya menjaga keamanan dalam

menyebarkan kebaikan dengan memiliki izin PUB

(Pengumpulan Uang dan Barang) dari Kementerian Sosial

untuk kategori umum dan kategori bencana alam. Dalam hal

ini Kitabisa rutin dalam memperbaharui izin PUB dan

secara transparan memberikan informasi tersebut kepada

masyarakat melalui laman Kitabisa Help Center

(zendesk.com).

Sebagai platform yang juga menghimpun dana zakat

dari masyarakat, Kitabisa telah memiliki izin sebagai Unit

Pengumpulan Zakat (UPZ) berdasarkan keputusan Ketua

Badan Amil Zakat Nasional nomor 59 tahun 2019. Dan

sampai saat ini Kitabisa telah menjalin kerjasama dengan

puluhan mitra Lembaga Amil Zakat (LAZ) di tingkat

Nasional, Provinsi. dan Kabupaten atau Kota guna

memudahkan #OrangBaik yang ingin menyalurkan

zakatnya.

Dan sebagai bentuk transparansi Kitabisa secara rutin

melakukan audit di Kantor Akuntan Publik dengan hasil

Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Hal ini dibuktikan

dengan adanya beberapa penghargaan yang di raih oleh

Kitabisa, sebagai berikut:

1. Anugerah Padma Award dari Kementerian Sosial

Republik Indonesia untuk kategori “Tertib Pelaporan

Page 107: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

87

dalam Penyelenggaraan Pengumpulan Uang atau

Barang” di tahun 2018. Penghargaan Padma Award

diberikan kepada Kitabisa sebagai bentuk apresiasi

dari Kemensos Republik Indonesia kepada Yayasan

Kita Bisa karena telah membantu pemerintah dalam

meningkatkan kesejahteraan sosial melalui kualitas

penyelenggaraan undian gratis berhadiah dan

pengumpulan uang atau barang secara profesionalitas.

Dengan ini membuktikan bahwa Kitabisa adalah situs

crowdfunding platform yang terpercaya dan

transparan, serta telah memberikan aksi nyata untuk

mengumpulkan Orang Baik dalam menyalurkan

bantuan secara sukarela dan terpercaya melalui situs

dan platform penggalangan dana Kitabisa.

2. Kitabisa mendapat opini audit Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP) dalam semua hal material pada

tanggal 31 Desember 2019 sesuai dengan standar

akuntansi keuangan di Indonesia.

E. Biaya Operasional Kitabisa

Sebagai upaya dalam melakukan gerakan sosial dan

pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan, sebagai

social enterprise Kitabisa mengenakan biaya administrasi

sebesar 5% dari total donasi yang terkumpul kepada pihak

yang menggalang dana di Kitabisa dan terdapat

pengecualian yaitu untuk kategori bencana alam dan zakat

maka biaya operasionalnya menjadi 0%.

Dalam hal ini segala model manajemen keuangan di

Kitabisa telah dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku

Page 108: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

88

di Republik Indonesia dan Syariat Islam. Yaitu sebagai

berikut:

1. Sesuai dengan aturan Undang-Undang di Indonesia

Model operasional Kitabisa sesuai dengan

Undang-Undang Pengumpulan Uang dan Barang

1961 untuk pembangunan dalam bidang

kesejahteraan sosial, mental, agama, kerohanian,

kejasmanian, pendidikan dan bidang kebudayaan.

Aksi sosial ini merupakan representasi dari upaya

kesejahteraan sosial dimana segala program, usaha,

dan kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk

mewujudkan, memberdayakan, membina,

memelihara, memulihkan dan mengembangkan

kesejahteraan sosial.

Hal ini sesuai dengan izin PUB yang diberikan

oleh Kementrian Sosial dengan Surat Keputusan (SK)

126/HUK-UND/2019 untuk kategori umum dan

2/HUK-UND/2019 untuk kategori bencana alam

yang setiap tiga bulan sekali Kitabisa melakukan

pembaruan izin PUB sesuai dengan peraturan yang

berlaku. Biaya administrasi Kitabisa sebesar 5% dari

total donasi (terkecuali untuk bencana alam dan zakat)

yang telah disesuaikan dengan Undang-undang

Pengumpulan Uang dan Barang 1961. Berdasarkan

Undang-undang tersebut, maka pembiayaan usaha

pengumpulan sumbangan sebanyak-banyaknya

adalah 10% dari total hasil pengumpulan sumbangan

yang bersangkutan.

Page 109: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

89

2. Sesuai dengan Syariat Islam

Model operasional Kitabisa sesuai dengan

ketentuan dan syarat ujrah dalam Islam, yaitu dalam

perspektif hukum ekonomi Syariah diperlukan

adanya perantara (wasathah) dan pelaku (wasith)

untuk mencapai suatu akad dalam kegiatan ekonomi.

Dalam hal ini Kitabisa berperan sebagai perantara

yang bertugas dalam menghubungkan pendonor yang

memberikan donasi dengan penggalang dana

(campaigner). Dengan begitu Kitabisa berstatus

sebagai wasathah dan para pengguna (pendonor dan

campaigner) sebagai wasith.

Berdasarkan syariat Islam maka akad yang

dilakukan oleh Kitabisa adalah akad Ijarah, Wakalah

bil Ujrah, dan Ji’alah yang di dalam ketiga akad ini

terdapat syarat upah ujrah. Ujrah pada akad Ijarah

berupa pembayaran sewa, dan ujrah pada akad

Wakalah bil Ujrah dan Ji’alah berupa pemberian

upah. Dalam hal ini, biaya operasional yang

ditetapkan oleh Kitabisa merupakan sebagai ujrah

yang diberikan oleh penggalang dana sebagai

kompensasi atas pekerjaannya dalam menjadi

perantara dalam kegiatan crowdfunding.

Berdasarkan hukum muamalah maka kegiatan

penggalangan dana dan donasi yang dilakukan

Kitabisa telah memenuhi asas-asas kegiatan

muamalah, yaitu sebagai berikut:

a. Pertukaran manfaat, kerjasama dan kepemilikan

Page 110: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

90

Dalam asas ini pertukaran manfaat dapat

melibatkan banyak orang, baik secara

individual maupun kelembagaan. Sehingga

Kitabisa dapat memfasilitasi para individu,

komunitas, organisasi, dan perusahaan dalam

melakukan kegiatan crowdfunding. Oleh sebab

itu, dalam penggalangan dana dan donasi

Kitabisa turut termaktub asas dan norma

kerjasama.

b. Pemerataan kesempatan, kerelaan, dan tidak

ada penipuan atau spekulasi

Yaitu Kitabisa memberikan kesempatan

yang sama pada setiap masyarakat yang ingin

melakukan penggalangan dana. Segala kegiatan

yang ada dilakukan dengan kerelaan tanpa

adanya bentuk paksaan, serta dilaporkan secara

transparan dan akuntabel.

c. Tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa

Dalam menjalankan kehidupan yang

kaffah umat islam diharuskan untuk saling

tolong-menolong dalam menjalankan kebaikan

dan taqwa. Hal ini sesuai dengan aksi sosial

yang difasilitasi oleh Kitabisa sebagai

crowdfunding platform di Indonesia.

F. Kolaborasi Kitabisa

Kitabisa telah melakukan kolaborasi dengan banyak

pihak dari berbagai sektor. Hal itu karena Kitabisa percaya

Page 111: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

91

bahwa dampak kebaikan akan semakin besar dengan

adanya gotong-royong dan kolaborasi. Diantaranya yaitu:

1. Kitabisa telah berkolaborasi dengan puluhan

perusahaan untuk melakukan program CSR dan juga

kegiatan pemasaran. Dan pengajuan kolaborasi

perusahaan tersebut bisa dikirim melalui email:

[email protected].

2. Kitabisa juga melakukan kerjasama secara terbuka

dengan banyak elemen pemerintah guna mendorong

partisipasi publik secara aktif dalam menangani

permasalahan sosial. institusi pemerintah dapat

berkolaborasi dengan Kitabisa dengan menghubungi:

[email protected].

3. Kitabisa turut melakukan kolaborasi dengan ratusan

NGO (Organisasi Sosial) baik yang bergerak

Kesehatan, Pendidikan, lingkungan, kemanusiaan,

dan berbagai bidang lainnya. Bentuk kolaborasi

dilakukan dengan Kitabisa memfasilitasi NGO dalam

melakukan penggalangan dana dan melakukan

aktivitas sosial. Untuk NGO yang ingin berkolaborasi

dengan Kitabisa dapat menghubungi via email:

[email protected].

4. Sebagai upaya dalam menyebarkan kebaikan,

Kitabisa telah melakukan kolaborasi dengan puluhan

media massa untuk melakukan penggalangan dana

dan menyebarkan informasi mengenai figur atau

cerita inspiratif. Secara terbuka Kitabisa mengajak

Page 112: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

92

media massa untuk melakukan kolaborasi melalui

email: [email protected].

5. Kitabisa telah melakukan Kerjasama dan

berkolaborasi dengan lebih dari 100 Rumah Sakit di

26 kota guna membantu pasien yang membutuhkan

serta menyediakan fasilitas Kesehatan. Untuk Rumah

Sakit yang ingin berkolaborasi dengan Kitabisa bisa

melalui email: [email protected]

6. Kitabisa telah melakukan kolaborasi dengan ratusan

public figure untuk membuat konten dan

menyebarkan galang dana di berbagai bidang. Dan

ajakan terbuka bagi publik figur, konten kreator, atau

manajemen artis yang ingin berkolaborasi untuk

menghubungi: influencer@ kitabisa.com.

G. Syarat dan Ketentuan Kitabisa

Kitabisa.com adalah situs crowdfunding yang berdiri

dibawah perusahaan sosial PT. Kita Bisa Indonesia.

Kitabisa memberikan layanan penggalangan dana dalam

jaringan kepada para donatur melalui jejaring sosial media,

website dan aplikasi mobile. Dalam hal ini, para pengguna

situs crowdfunding kitabisa.com diminta untuk lebih dahulu

membaca mengenai ketentuan mengenai hak dan kewajiban

pengguna yang bisa diakses melaku halaman FAQ

kitabisa.com atau bisa menanyakan secara langsung melalui

laman kitabisa.com/help.

1. Ketentuan Umum

Berikut merupakan ketentuan umum pada

platform crowdfunding Kitabisa.com

Page 113: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

93

a. Mitra pencairan dana merupakan bank yang

telah bekerjasama dengan Kitabisa.

b. Pelaksanaan campaign merupakan tahapan

realisasi dari tujuan pembuatan campaign

dengan menggunakan hasil penggalangan

dana dengan bertanggung jawab.

c. Pencairan dana transfer dilakukan oleh

Kitabisa kepada rekening atas nama

campaigner atau penerima manfaat atas

permohonan donatur, campaigner ataupun

penerima manfaat.

d. Penggalangan dana merupakan proses

pengumpulan donasi dari masyarakat dalam

rangka untuk pembangunan di bidang

kesejahteraan sosial, mental, agama,

kerohanian, kejasmanian, dan kebudayaan.

e. Pengaduan merupakan laporan mengenai

permintaan kepada Kitabisa untuk

memeriksa pengguna platform yang telah,

sedang, dan diduga melakukan suatu

pelanggaran mengenai syarat dan ketentuan

yang berlaku.

f. Syarat dan ketentuan merupakan hal-hal

yang telah ditetapkan dan dapat mengalami

perubahan sewaktu-waktu oleh Kitabisa

serta bersifat mengikat bagi pengunjung dan

pengguna platform Kitabisa.

2. Pengungkapan Secara Sukarela

Page 114: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

94

Di Kitabisa pengungkapan (disclosure) oleh

pengguna, pengunjung platform dalam bentuk

pertanyaan, pernyataan, komentar, ide, kritik, saran

dan informasi pada platform yang merupakan

pengungkapan yang disyaratkan atau diminta oleh

penyedia platform adalah pengungkapan yang

sifatnya sukarela (voluntary disclosure) dan

sepenuhnya merupakan tanggung jawab dari

pengunjung dan pengguna platform yang

bersangkutan.

3. Posisi Kitabisa

Kitabisa bukan suatu broker atau lembaga

penyalur amal atau lembaga keuangan atau kreator.

Kitabisa.com adalah platform yang memberikan

fasilitas transaksi donasi antara para donatur dan

campaigner. Kitabisa tidak memiliki tanggungjawab

terhadap pelaksanaan atau informasi yang disediakan

oleh campaigner, donator, beneficiary atau pengguna

lainnya selama mendapat izin resmi oleh hukum yang

berlaku di Indonesia.

Segala informasi yang terdapat dalam konten

campaign merupakan bagian dari pemberitahuan

yang tidak dijamin oleh kitabisa mengenai

keakuratan, kelengkapan, ketepatan, waktu atau

kebenaran dari konten yang dibuat oleh campaigner.

Kitabisa tidak menjamin bahwa

setiap campaign pada halaman situs kitabisa.com

akan mendapatkan sejumlah donasi tertentu atau akan

Page 115: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

95

terpenuhi. Kitabisa secara tersirat maupun tersurat

tidak selalu mendukung penyelenggaraan sebuah

campaign, kecuali terdapat perjanjian tertulis terlebih

dahulu. Kami dengan tegas menolak kewajiban atau

tanggung jawab atas kegagalan setiap campaign atau

total donasi yang campaigner tetapkan tidak

terpenuhi.

4. Laporan dan Pengaduan

a. Pengunjung dan pengguna platform berhak dalam

mengajukan laporan atau pengaduan kepada

Kitabisa apabila terdapat dugaan atau hal-hal yang

dianggap telah melanggar syarat dan ketentuan,

sebagai berikut:

1) Pengunjung dan pengguna platform yang telah

memasukkan data dan informasi secara tidak

lengkap, tidak benar, menyesatkan, atau

merupakan pemalsuan.

2) Pengunjung dan pengguna platform yang

memasukan dan mengunggah konten yang

dilarang.

3) Campaigner yang menyalahgunakan dana yang

berasal dari Campaign

4) Campaigner yang tidak memenuhi atau hanya

memenuhi Sebagian dari pelaksanaan

campaign tetapi tidak sesuai dengan yang

dijanjikan oleh campaigner melalui platform.

b. Konten yang dilarang dalam platform

crowdfunding Kitabisa, antara lain sebagai berikut:

Page 116: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

96

1) Informasi yang tertera pada konten tidak benar

2) Terdapat unsur cyber-bullying

3) Konten bersifat atau mengandung unsur

menganggi (disturbing)

4) Terdapat ponografi

5) Mengandung ujaran kebencian dan SARA

6) Konten yang disajikan terdapat copyright/IP

yang telah dimiliki hal lain tanpa izin

7) Menggalang dana untuk keperluan politik

praktis

8) Menggalang dana tanpa seizin penerima

manfaat

9) Bertujuan untuk mengganggu ketertiban

umum

10) Bertujuan untuk membayar hutang pinjaman

11) Berkaitan dengan zakat dan qurban

12) Menggalang dana dengan konten yang

bertujuan untuk keperluan tersier

c. Laporan dan pengaduan diajukan oleh pengunjung

atau pengguna kepada Kitabisa dengan cara

mengisi formular laporan yang tersedia pada

halaman campaign dari campaigner yang

bersangkutan.

d. Dengan mengajukan laporan dan pengajuan maka

pengunjung dan pengguna platform menyatakan

sepakat serta bersedia untuk dipanggil sebagai

saksi untuk dimintakan keterangannya dalam

proses pemeriksaan (dan tidak terbatas pada

Page 117: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

97

menghadap ke penyedia platform, instansi terkait,

aparat penegak hukum dan pengadilan).

5. Penonaktifan, Pemutusan dan Penghapusan Akun

a. Pengunjung dan pengguna platform Kitabisa.com

memiliki hak dalam mengajukan permohonan

penonaktifan, pemutusan dan juga penghapusan

akun yang telah terdaftar atas namanya dengan

cara melaporkan hal tersebut beserta alasannya

melalui kitabisa.com/help.

b. Permohonan penonaktifan, pemutusan dan

penghapusan akun terlebih dahulu dilakukan

dengan memperhatikan kewajiban Kitabisa.com

dalam melakukan penyimpanan data pribadi sesuai

batas waktu yang ditentukan oleh perundang-

undangan yang berlaku sejak tanggal permohonan

tersebut.

c. Kitabisa.com memiliki hal dalam melakukan

penonaktifan, pemutusan dan penghapusan akun

dari pengunjung dan pengguna platform apabila

telah terbukti telah melakukan pelanggaran

mengenai syarat dan ketentuan yang berlaku.

6. Batasan Penyimpanan data

Kitabisa.com memiliki hak dalam mengakhiri

akun atau campaign atas nama pengguna yang sudah

tidak aktif dalam jangka waktu tertentu, dan sebelum

melakukan hal tersebut Kitabisa.com terlebih dahulu

melakukan pemberitahuan melalui email.

7. Syarat Pengguna Situs

Page 118: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

98

a. Telah berusia 17 tahun atau diantara 13 sampai 16

tahun disertai dengan pengawasan orang tua.

b. Pengunjung situs wajib menyatakan diri sebagai

seorang yang taat dimata hukum sehingga

memiliki tanggung jawab atas segala tindakan

ataupun kelalaian apabila melanggar syarat dan

ketentuan yang berlaku.

c. Pengunjung situs tidak diperbolehkan dalam

melakukan tindakan yang sifatnya melanggar

ketentuan privasi sebagaimana yang telah diatur

dalam kebijakan privasi yang berlaku pada situs

ini.

8. Notifikasi

Pengunjung dan pengguna platform telah

menyetujui dan bersedia untuk menerima segala

bentuk notifikasi atau pemberitahuan melalui

aksesibilitas media elektronik yang telah terdaftar di

platform.

9. Konten Publik

Mengetahui dan mengerti bahwa setiap

informasi yang ditampilkan oleh campaigner bisa

diakses oleh publik (seperti: nama, nomor telepon,

email, sosial media, dan sebagainya). Hal tersebut

dilakukan oleh Kitabisa.com agar terdapat

transparansi dan dapat dipertanggung jawabkan

mengenai informasi bagi pengguna situs.

Page 119: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

99

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Era revolusi industri 4.0 yang tengah terjadi di Indonesia

menyebabkan perubahan pola hidup masyarakat yang sebelumnya

dilakukan secara manual menjadi serba digital. Dengan

perkembangan digitalisasi tersebut secara beriringan juga

menyebabkan meningkatnya pengguna Internet di Indonesia

sehingga mengharuskan masyarakat untuk beradaptasi agar dapat

hidup dengan mudah dan nyaman.

Sebagai upaya dalam memaksimalkan dampak positif serta

meminimalisir dampak negatif dari penggunaan aksesibilitas

digital dan internet di Indonesia diperlukan adanya pemberdayaan

berbasis literasi digital. Tujuannya, agar masyarakat menjadi

berdaya dalam menggunakan kemajuan teknologi, informasi,

komunikasi (TIK) tersebut secara baik dan bijak.

Dengan ini, pemerintah secara terpusat mengajak seluruh

entitas masyarakat untuk melakukan pemberdayaan literasi digital

sehingga masyarakat Indonesia dapat menjadi bangsa yang literat,

artinya bijak dalam menggunakan platform digital. Sebagaimana

yang dilakukan oleh Muhammad Al Fatih Timur dalam talkshow

di Bukalapak Talk by BukaLapak, Ia menyampaikan materi

berjudul “The Internet of Kindness: Doing Good in The Internet

and Social Media Age.” Timmy mengatakan bahwa internet

apabila tidak dimanfaatkan untuk “kindness” atau kebaikan maka

akan berlaku hal sebaliknya.

“Internet atau sosial media masih menjadikan kita,

memudahkan kita untuk berkomunikasi, tetapi mungkin

Page 120: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

100

berkomunikasi untuk apa? itu pertanyaan terbesarnya. Dan

sekarang mungkin kita masih banyak berkomentar dan

berwacana. Bagaimana kalo internet bisa kita ubah menjadi

tempat untuk kita bisa melakukan kebaikan, internet of

kindness?” (Muhammad Al-Fatih Timur, CEO

Kitabisa.com).

Berdasarkan keresahan tersebut akhirnya pemuda yang

akrab disapa dengan nama Timmy ini berinovasi dan mengajak

teman-temannya untuk melakukan gerakan sosial yang saat ini

telah berkembang menjadi startup yang fokus dalam bidang sosial

atau social enterprise dalam melakukan aksi sosial melalui

platform crowdfunding sehingga masyarakat dapat membuka

halaman donasi dan berdonasi secara online melalui platform

Kitabisa.com.

“Sekarang bayangkan kotak amal itu berubah menjadi

sebuah website, orang bisa lihat secara jelas untuk apa

donasinya dan ada targetnya juga. Kemudian yang dilakukan

adalah dengan men share (membagikan) di sosial media dan

itulah the internet of kindness.” (Muhammad Al-Fatih

Timur, CEO Kitabisa.com).

Social Enterprise merupakan perusahaan yang bergerak di

lingkup ekonomi dan juga sosial. Artinya, aktivitas bisnis yang

dilakukan dalam perusahaan tersebut tujuan utamanya bukan

sebatas mencari keuntungan komersial, melainkan bertujuan untuk

melakukan aksi-aksi sosial yang akan memberikan dampak baik di

masyarakat. Timmy juga bercerita mengenai keberhasilan platform

crowdfunding Kitabisa pada penggalangan dana yang dimuat

dalam halaman campaign Kitabisa.com.

“Saya mau sharing kisah seorang pasangan muda Dita

dan Irsyad yang punya anak namanya Shawqi. Shawqi lahir

prematur ada kelainan pada jantung dan paru-parunya. Dan

akhirnya masuk NICU (Neonatal Intensive Care Unit)

Page 121: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

101

ICUnya khusus anak-anak yang kadang biayanya bisa 10

sampai 20 juta per malam, itu bisa dibayangin apalagi kalo

gak dicover BPJS, apalagi kalau Rumah Sakitnya swasta itu

billing (tagihan) Rumah Sakitnya langsung naik. Dan kita

jangankan kelas menengah, yang kelas mampu pun mungkin

bisa jadi kesulitan dalam membayar Rumah Sakit. Seperti

kebanyakan kita kalau lagi kena cobaan pasti for help (kita

meminta bantuan dari teman-teman kita). Apa yang mereka

lakukan, mereka membuka Kitabisa.com dan klik (Galang

Dana). Dan mereka masukin story di Kitabisa, mereka cerita

judulnya adalah (Bantu Baby Shawqi Sembuh dari VSD

CoA), targetnya 400.000.000, link campaignnya

(kitabisa.com/bantushawqysehat) mereka yang menentukan

sendiri linknya, deadlinenya, kategorinya, dan lokasi, dia

input semuanya di Kitabisa, dia bikin juga foto tentang

anaknya, dan storytelling. Nah ini yang penting story tentang

kenapa butuh dana, apa yang dibutuhkan, dan lain-lain.

Dalam hitungan menit dia langsung punya halaman di

Kitabisa.com. Dan inilah produknya Kitabisa.com, sebuah

halaman yang bisa digunakan semua orang untuk melakukan

penggalangan dana dan memberikan donasi secara online.”

(Muhammad Al-Fatih Timur, CEO Kitabisa.com).

Dalam hal ini, diperlukan adanya strategi dan treatment yang

secara khusus dilakukan baik oleh Kitabisa dan juga campaigner

sehingga penggalangan dana yang dilakukan dapat berjalan secara

optimal. Salah satunya yaitu dengan storytelling atau cerita yang

dituliskan pada halaman penggalangan dana untuk mengajak

masyarakat memberikan donasi.

Selain itu, untuk membangun rasa percaya dan aman kepada

para donatur juga terdapat update mengenai kabar terbaru dan

alokasi donasi yang dituliskan dalam halaman penggalangan dana

campaigner yang secara otomatis terkirim dalam email para

donatur.

“Dan yang bikin kita bahagia, yang menjadi alasan kita

bisa bekerja atau berangkat ke kantor setiap hari adalah ada

Page 122: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

102

berita bahagia. Jadi, Irsyad dan Dita itu bikin update di

Kitabisa (update ke 3 “Shawqi melewati ICU” dan update

ke 4 “Alhamdulillah Shawqi pulang kerumah”) dan ada

fotonya. Ini update di Kitabisa yang kalau diposting sama

campaigner itu terkirim ke semua donatur, tadi ada 1400

donatur yang mungkin dia lagi kerja gitu ya, lagi capek

ngoding atau lagi kerja ngapain gitu ya, lagi bete. Tiba-tiba

dapat email ternyata yang saya donasiin kemarin anaknya

sudah sembuh. Jadi, Kitabisa memungkinkan orang untuk

menggalang dana secara real time, transparan dan kelihatan

impactnya.” (Muhammad Al-Fatih Timur, CEO

Kitabisa.com).

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti

kepada tujuh narasumber yaitu tiga orang dari tim Kitabisa.com

yang bekerja di bidang spesifik dengan pembahasan penelitian

(yaitu: Head of Brand and Communication, Content Writer, dan

Graphic Designer). Serta keempat narasumber dengan kategori

telah mengikuti akun sosial media dan telah berdonasi melalui

platform Kitabisa.com. Selanjutnya, hasil wawancara mengenai

keempat indikator strategi dan respon para donatur dalam

pemberdayaan masyarakat berbasis literasi digital sehingga dapat

memberdayakan untuk berdonasi secara online, dibahas sebagai

berikut:

A. Strategi Kitabisa.com Dalam Melakukan Pemberdayaan

Berbasis Literasi Digital

Strategi dan treatment yang dilakukan oleh Kitabisa

dalam melakukan pemberdayaan berbasis literasi digital

agar masyarakat menjadi berdaya dalam berdonasi secara

online berbeda-beda menyesuaikan performa dan

karakteristik dari masing-masing platform sehingga

diharapkan mampu untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Page 123: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

103

“Pada dasarnya masing-masing platform memiliki

treatment yang berbeda, sesuai dengan objektifnya

masing-masing dan karakteristik media sosialnya.

Website dan Aplikasi dikhususkan untuk

memfasilitasi publik menggalang dana dan berdonasi.

Pada Instagram dan Twitter, tim media sosial

Kitabisa.com setiap harinya membagikan cerita

mengenai inisiatif dan dampak kebaikan. Begitupun

untuk Youtube dan Tiktok, yang membedakan hanya

formatan kontennya yang disesuaikan kembali.” (Iqbal

Hariadi, Head of Brand and Communication Kitabisa).

“Kalau untuk konten ya disesuaikan sama target

audiens Kitabisa yang menggunakan platform

tersebut, riset dulu ambil data mana content winning

yang bisa di recreate. Kolaborasi juga sama anak

sosial media dan digital marketing deh.” (Nadia,

Content Writer Kitabisa.com).

Content winning adalah konten yang saat diposting

dan dibagikan ke dalam target audiens akan membangun

sebagian besar dari mereka untuk memiliki perspektif atau

pemikiran yang sama bahwa konten atau halaman galang

dana tersebut layak untuk diberikan donasi.

Dalam mewujudkan masyarakat yang literat dalam

memanfaatkan platform digital diperlukan adanya

pemberdayaan berbasis digital. Sebagaimana yang

dilakukan Kitabisa meliputi empat indikator yaitu

komunikasi, edukasi, kolaborasi dan hiburan. Karena konten

dan fitur yang disajikan dalam platform digital berpotensi

dalam membentuk stimulus, organisme atau rangsangan dan

respon masyarakat untuk berdonasi secara online melalui

platform crowdfunding Kitabisa.com

Page 124: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

104

1. Komunikasi

Pada aspek komunikasi Kitabisa telah memiliki

admin yang bertugas untuk menjawab pertanyaan dan

membalas pesan yang disampaikan oleh masyarakat

baik melalui live chat, pesan pribadi yang tertera pada

sosial media, kolom komentar platform sosial media

dan email. Selain admin Kitabisa juga mempunyai

layanan help center yang apabila ada pertanyaan maka

akan terjawab secara otomatis oleh sistem. Sehingga

dengan ini masyarakat akan mendapatkan informasi

dan edukasi secara jelas dan detail.

“Kalau di livechat jika masih tidak puas

dengan bantuannya bisa kirim email. Balasan

cepat 10 sampai 15 menit. Kalau sosial media di

komentar ada keluhan, admin langsung DM dan

tanya apa keluhannya. Jadi inisiatif biar audiens

merasa terbantu.” (Nadia, Content Writer

Kitabisa).

Dalam menjaga transparansi dan membangun

kepercayaan dari para campaigner dan donatur

Kitabisa juga terdapat verifikasi akun bagi

campaigner, melakukan update mengenai kabar

terbaru yang diberikan dari pihak penggalang dana

beserta alokasi donasi dipergunakan untuk apa saja,

serta segala bentuk informasi lainnya turut

dikomunikasikan secara jelas dan detail.

“Selain karena Kitabisa sudah punya admin

yang memang kerjaannya khusus untuk

menjawab segala bentuk pertanyaan dan

keluhan. Kami juga terus berusaha semaksimal

mungkin untuk mengkomunikasikan kepada

Page 125: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

105

masyarakat kalau Kitabisa.com itu terpercaya

loh, aman digunakan loh. Ya caranya juga

dengan melakukan verifikasi akun bagi

masyarakat yang ingin melakukan penggalangan

dana. Jadi, mereka memang harus menyertakan

foto KTP dan sebagainya gitu. Makanyakan kalo

dilihat pas halaman galang dana itu ada centang

biru ya, nah berarti itu akunnya sudah verify,

terpercaya gitu.” (Iqbal Syamsuri, Graphic

Designer Kitabisa.com)

“Kami melihat bahwa kepercayaan itu jadi

poin penting dalam proses penggalangan dana

karena ada amanah dalam bentuk uang yang

dititipkan donatur melalui platform kami. Jadi,

apa yang kami komunikasikan untuk tetap

menjaga kepercayaan publik bisa dibilang

adalah upaya transparansi. Bisa dalam bentuk

update penggalangan dana, inisiatif movement

(membangun) yang inspiratif, dan sebagainya.

Intinya yang kami mau sampaikan dalam konten

kami itu bahwa berbuat baik itu mudah dan gak

perlu ribet untuk membuat dampak. Biasanya

audiens kami suka konten yang relevan dengan

mereka.” (Iqbal Hariadi, Head of Brand and

Communication Kitabisa.com).

2. Edukasi

Kitabisa turut memberikan edukasi kepada

masyarakat sehingga menjadi berdaya dalam

memberikan donasi secara online melalui platform

Kitabisa.com. Dalam hal ini Kitabisa melakukan

pemberdayaan berbasis literasi digital melalui cerita

yang informatif, edukatif, inspiratif dan memiliki nilai

emosional cukup tinggi sehingga diharapkan hal

tersebut dapat membangun perspektif yang sesuai

Page 126: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

106

dengan tujuan campaign Kitabisa. Jelasnya sebagai

berikut:

“Setiap harinya ada 100 galang dana yang ada

di Kitabisa, kami menganggap bahwa ada 100

cerita di Kitabisa. Cerita-cerita tersebut akan

diakurasi kembali oleh tim media sosial dan

dikemas dengan tone inspiratif. Selain itu, kami

juga akan mempertimbangkan momentum apa

yang sedang menjadi perhatian publik. Dengan

begitu, konten kami juga bisa relevan dengan

momentum yang sedang terjadi.” (Iqbal Hariadi,

Head of Brand and Communication Kitabisa).

Tone of voice adalah karakter kata-kata, baik

lisan maupun tulisan yang menjadi ciri khas suatu

brand (merek). Dan tone inspiratif berarti karakter

atau kata-kata yang dituliskan bersifat inspiratif yang

berpotensi untuk memberikan pengaruh kepada orang

lain.

“Kalau secara konten yang pastinya

diedukasi pentingnya kita berbagi itu apa, bisa

dari manfaat untuk benefitnya bisa juga manfaat

atau keuntungannya buat kita. Misalnya kalau

kita bantu orang beban mereka teringankan,

kalau buat yang bantu atau donatur ya mereka

dapat pahala gitu. Pakai sad story (cerita sedih

atau memiliki nilai emosional tinggi) atau

konten juga berpengaruh ke emosional individu,

jadi emang terkenalnya begitu. Selain itu,

Kitabisa juga ada update atau kabar terbaru yang

isinya pencairan dana sejumlah sekian dan

dananya dipakai untuk apa, nanti akan

disalurkan melalui Yayasan atau NGO.

Kredibilitas makin tinggi jadinya, orang

semakin mau dan percaya terhadap donasi

online.” (Nadia, Content Writer Kitabisa.com).

Dalam membuat konten dengan tone cerita

inspiratif Kitabisa mempunyai strategi dan treatment

Page 127: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

107

khusus sehingga storytelling tersebut dapat menarik

perhatian masyarakat untuk turut membacanya serta

menjadi berdaya dalam memberikan donasi di

Kitabisa.com.

“Kalau ditanya bagaimana strategi dan

treatment desain konten Kitabisa, kalau gue ga

ada patokan pastinya dan kadang berubah-ubah

seiring berjalannya waktu. Cuma secara garis

besar ini dua strateginya: 1. Aktual, riding the

wave. Hal-hal yang sedang happening (viral) di

masyarakat biasanya selalu jadi prioritas kami

untuk konten. Misal ada yang rame-rame nih

soal BTS kan minggu ini, Kitabisa akan prioritas

bikin konten tentang campaign yang sedang

berjalan tentang BTS atau yang telah lalu. Biar

relate (sesuai atau berhubungan) dengan

masyarakat dan lebih bersahabat nada brandnya.

2. Emotional, agar konten bisa menarik dan

urgensi dari galang dananya tersampaikan,

konten akan dibuat dengan nilai emosional yang

cukup tinggi, tapi nggak pernah kami lebih-

lebihkan. Sefaktual aja. Cuma sekali lagi, bukan

ingin mengeksploitasi, tapi biar orang yang baca

bisa nangkep berapa besar urgensi dari

campaignnya.” (Iqbal Syamsuri, Graphic

Design Kitabisa.com)

Dengan ini, terdapat dua hal yang menjadi

strategi penting dalam pembuatan konten dan halaman

campaign Kitabisa yaitu konten dan narasi yang dibuat

bersifat aktual atau sedang menjadi perhatian publik

dan memiliki nilai emosional tinggi.

Alasannya adalah suatu hal yang sedang menjadi

trending di masyarakat berpotensi untuk diketahui

masyarakat luas dan hal ini akan meningkatkan

performa Kitabisa di sosial media. Serta yang kedua

Page 128: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

108

yaitu memiliki nilai emosional yang tinggi sehingga

konten yang dibuat bisa menyentuh perasaan

masyarakat dan urgensi galang dananya tersampaikan.

3. Kolaborasi

Pada indikator ketiga yaitu kolaborasi Kitabisa

secara terbuka melakukan kolaborasi, baik dilakukan

secara individu maupun kelompok. Kolaborasi yang

dilakukan secara individu diantaranya dilakukan oleh

para tokoh masyarakat seperti tokoh agama, tokoh

yang bergerak dalam bidang pemerintahan,

pengusaha, selebriti dan influencer. Dan kolaborasi

dengan kelompok entitas masyarakat diantaranya

yaitu: CSR Perusahaan, NGO, lembaga dan komunitas

baik yang bergerak dalam sektor formal maupun non

formal.

“Kalau strategi pasti Kitabisa liat mana

influencer atau artis yang cocok untuk jump in

(terjun) di suatu isu. Misal untuk bangun Masjid

kerjasama dengan Ustadz, bencana kerjasama

dengan influencer yang punya followers

(pengikut) tinggi agar campaignnya punya

potensi mendapatkan donasi yang tinggi.

Dampak positif tentunya ya kita bisa berbagi,

banyak orang yang juga mendoakan beneficiary

(penerima) atau bahkan mendoakan diri dan

keluarga sendiri. Dampak negatifnya sejauh ini

belum ada.” (Nadia, Content Writer

Kitabisa.com).

“Kitabisa kalau buat kolaborasi gitu bakal

riset dulu nih, pas di awal-awal itu kita juga

sering kolaborasi sama media jadi sama-sama

untung. Kitabisa dapat engagement (interaksi) di

masyarakat, medianya juga dapat bahan. Selain

Page 129: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

109

itu, di konten Youtube kita juga ada kolaborasi

yang sifatnya emang edukatif gitu, bisa

Kerjasama sama lembaga terkait yang emang

inti kontennya buat mengedukasi kalau aksibaik

itu mudah loh.” (Iqbal Syamsuri, Graphic

Designer Kitabisa.com)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, strategi

Kitabisa yaitu melakukan kolaborasi dengan tokoh

masyarakat yang pada dasarnya sudah memiliki

banyak pengikut dalam sosial media pribadinya

sehingga diharapkan informasi mengenai

penggalangan dana dapat tersampaikan secara masif

dan luas. Dan treatment yang dilakukan pada masing-

masing tokoh disesuaikan dengan performa dan

personal branding (citra diri) yang telah dibangun

sebelumnya. Alasannya, agar campaign yang

dilakukan dapat sesuai dan secara optimal mampu

memberdayakan masyarakat dalam berdonasi secara

online melalui platform Kitabisa.com.

Dalam meningkatkan performa Kitabisa untuk

dikenal oleh masyarakat, Kitabisa berkolaborasi

dengan media baik di sosial media maupun di televisi

serta turut berkolaborasi dengan lembaga baik formal

maupun non formal untuk saling berbagi informasi

dan edukasi mengenai hal-hal yang memiliki nilai

kebaikan.

4. Hiburan

Pada indikator hiburan fokus utamanya yaitu

dipublikasi pada platform Youtube, hal ini karena

Page 130: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

110

disesuaikan dengan performa platform Youtube yang

cenderung lebih bersifat entertainment atau hiburan.

Dan pada platform Instagram juga terdapat konten

hiburan tetapi tidak diberikan secara optimal, serta

pada aplikasi dan website yaitu tidak terdapat

indikator hiburan sama sekali.

“Kurang lebih sama seperti di media sosial

lainnya, core value yang kita mau sampaikan

adalah berbuat baik itu mudah. Khusus di Youtube

memang objektifnya menyebarkan awareness.

Kami membuat konten-konten yang relevan dengan

momentum atau inisiatif apa yang sedang jadi fokus

di Kitabisa. Misalkan konten orang-orang yang

menonton video klip BTS, kami coba berikan fakta-

fakta inspiratif mengenai BTS. Hingga saat ini

ARMY menjadi komunitas yang paling giat

membuat penggalangan dana dan selalu

mengumpulkan donasi dengan nominal yang

melebihi target. Dengan mengetahui fakta tersebut,

publik jadi bisa aware (sadar/terbuka) dengan

ARMY dan mau terlibat dalam penggalangan

dananya.” (Iqbal Hariadi, Head of Brand and

Communication Kitabisa.com).

“Objektif kami waktu itu bikin berita baik jadi

trending. Makanya kami juga menghadirkan

beberapa konten di luar campaign yang tujuannya

buat edukasi hal-hal yang masih tabu. Waktu itu

ngomongin soal teman-teman difabel masih sedikit

dan sepertinya belum banyak yang aware kalau

Bahasa Isyarat juga perlu diketahui. Jadi kami buat

deh. Selebihnya kalau kamu perhatiin, kami sering

bikin konten di luar campaign yang narasinya

apapun yang penting terkait dengan berita baik”

(Iqbal Syamsuri, Graphic Design Kitabisa.com)

Pada konten hiburan yang dalam platform

Youtube sifatnya umum, artinya tidak hanya berfokus

pada konten yang sifatnya memberikan edukasi dan

Page 131: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

111

informasi terkait dengan donasi dan campaign di

Kitabisa. Dalam membuat konten video Kitabisa

terlebih dahulu melakukan riset mengenai hal-hal yang

sedang menjadi perbincangan publik dan juga hal yang

sekiranya masih dinilai tabu di masyarakat.

Kedua strategi ini bertujuan untuk menarik

perhatian masyarakat untuk menontonnya sehingga

performa Youtube Kitabisa pun turut meningkat dan

mampu memberikan dampak baik di masyarakat.

Dampak baik tersebut berkaitan value atau nilai yang

ingin disampaikan oleh Kitabisa.com yaitu bahwa aksi

baik dapat dilakukan dengan cara dan bentuk apapun.

B. Respon Dari Para Donatur Terhadap Kitabisa.com

Setelah mengkaji dan menganalisis strategi

Kitabisa.com dalam melakukan pemberdayaan masyarakat

berbasis literasi digital, peneliti juga melakukan wawancara

mengenai bagaimana respon dari para donatur terhadap

strategi dan treatment yang dilakukan oleh Kitabisa.com.

Wawancara dilakukan kepada empat narasumber dari latar

belakang yang berbeda, yaitu: 1) Angga Kristianto saat ini

bekerja di salahsatu Yayasan Filantropi di Indonesia, 2)

Muhammad Irwan saat ini menjadi Mahasiswa aktif di

Institut Ummul Quro Al Islami Bogor, 3) Fauzan Noor saat

ini bekerja di bidang “Division for Applied Social

Psychology” di salah satu Instansi pemerintah Indonesia, 4)

Candida Putri Nauli Simantupang saat ini menjadi

Mahasiswa aktif di Universitas Pattimura Ambon.

Page 132: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

112

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan

terdapat indikator stimulus yang dirasakan oleh para donatur

sehingga mereka menjadi berdaya dalam memberikan

donasi secara online melalui platform crowdfunding

Kitabisa, baik stimulus yang dikehendaki dan tidak

dikehendaki oleh Kitabisa. Stimulus yang dikehendaki yaitu

upaya internal yang dilakukan Kitabisa melalui platform

Aplikasi atau Website dan platform Instagram dan Youtube

Kitabisa. Dan stimulus yang tidak dikehendaki yaitu faktor

eksternal seperti nilai tradisi dan budaya, ketaatan dalam

beragama, keadaan sosial, politik, ataupun ekonomi dan

sebagainya yang ada di masyarakat.

“Alasan saya berdonasi berdasarkan hati dan

influencer. Karena yang biasa bikin saya tertarik itu

kalau ada influencer yang memang sedang buka

galang dana, karena dari cara mereka menceritakan

betapa sedihnya orang yang membutuhkan itu

membuat saya jadi ikut terenyuh dan ingin berdonasi

sesegera mungkin.” (Angga Kristianto, Juni 2021)

“Sense of belonging terhadap sesama, kepedulian

akan keberlangsungan pemenuhan hak untuk tiap

manusia, dan keterbukaan informasi akan saldo dan

jumlah donasi yang telah terkumpul.” (Fauzan Noor,

2019)

Angga dan Fauzan memberikan donasi secara online

melalui platform Kitabisa berdasarkan dua faktor stimulus

baik yang bisa dikehendaki oleh Kitabisa dan tidak

dikehendaki. Faktor yang dikehendaki yaitu berdasarkan

storytelling yang dituliskan pada halaman penggalangan

dana, adanya kolaborasi dengan influencer dan karena

transparansi dan kejelasan informasi yang Kitabisa yang

Page 133: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

113

terdapat dalam fitur penggalangan dana Aplikasi dan

Website.

Dan faktor yang tidak dikehendaki yaitu berdasarkan

panggilan hati donatur dan sense of belonging donatur

terhadap sesama manusia. Sense of belonging berarti rasa

memiliki, yakni rasa yang dimiliki seorang untuk turut serta

dalam berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam

menunaikan kepentingan bersama di masyarakat. Dengan

ini, informan berasumsi bahwa konten yang dimuat dalam

sosial media Kitabisa dapat membangun rasa kepemilikan

dan kepedulian informan kepada masyarakat yang sedang

melakukan penggalangan dana sehingga mampu untuk

memenuhi haknya.

Pendapat yang disampaikan oleh kedua narasumber

lainnya, yaitu Irwan dan Candida juga berdasarkan faktor

stimulus yang tidak dikehendaki yaitu karena faktor

ketaatan manusia kepada Tuhannya dan rasa untuk saling

tolong-menolong antar sesama manusia.

“Saling membantu walaupun sedikit. Karena

dengan terbiasanya orang Islam berdonasi bisa

membentuk kebiasaan yang baik dan juga persatuan

ummat.” (Muhammad Irwan, Juni 2021)

“Meringankan beban sesama. Dan kita

mengetahui dengan kondisi saat ini pastinya kita

tidak bisa menutup mata dengan berbagai hal yang

terjadi saat ini, dan tentunya kita juga harus ikut

berdonasi dengan jumlah berapapun karena semakin

banyak pihak yang ikut berdonasi maka setidaknya

kita sudah bisa ikut membantu meringankan beban

Page 134: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

114

sesama kita.” (Candida Putri Nauli Simatupang, Juni

2021)

Dalam berdonasi secara online melalui platform

crowdfunding Kitabisa.com, para donatur berpendapat hal

itu disebabkan karena transparansi, kredibilitas, dan

kemudahan yang berikan oleh Kitabisa. Sehingga para

donatur dapat merasa aman dan nyaman ketika berdonasi.

“Saya bisa percaya untuk berdonasi karena

ketransparansiannya, Kitabisa selalu update dana

yang sudah kita donasikan.” (Angga Kristianto, Juni

2021)

“Melihat siapa penggalang dananya, cross check

terlebih dahulu.” (Muhammad Irwan, Juni 2021)

“Prosedur pencairan dana oleh promotor donasi

sangatlah selektif dan aktual, dana yang telah

terkumpul pun langsung diserahkan kepada yang

bersangkutan dengan disertai serah terima dari ketiga

belah pihak (Kitabisa sebagai fasilitator wadah

crowdfunding digital, promotor sebagai perantara

penggalangan dana, dan penerima manfaat).”

(Fauzan Noor, 2019)

“Kitabisa.com merupakan salah satu platform

yang sudah terpercaya dan sudah banyak pihak yang

sudah menggunakan platform ini untuk

mengumpulkan donasi. Bukan hanya masyarakat

umum tetapi juga dari golongan selebriti yang ada di

Indonesia.” (Candida Putri Nauli Simatupang, Juni

2021)

Kelengkapan dan kejelasan informasi yang terdapat

dalam platform Aplikasi atau Website, serta platform sosial

media Instagram dan Youtube dan halaman galang dana

Kitabisa terkait akun campaigner yang sudah terverifikasi,

Page 135: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

115

adanya kejelasan dan kelengkapan informasi penggalangan

donasi, sampai adanya update kabar terbaru alokasi

pencairan dan penggunaan donasi menjadikan Kitabisa

menjadi platform crowdfunding yang dapat dipertanggung

jawabkan.

Dengan ini, masyarakat yang hendak berdonasi dapat

memanfaatkan keterampilan literasi digitalnya baik dalam

membaca, menyaksikan, menelaah, mengkaji dan

memberikan tanggapan mengenai fitur dan konten yang

ditampilkan di platform sehingga menjadi berdaya dalam

memberikan donasi secara online.

Dalam melakukan pemberdayaan berbasis literasi

digital sehingga dapat memberdayakan masyarakat untuk

berdonasi secara online, Kitabisa turut serta melakukan

aksi baiknya melalui konten-konten yang diposting dalam

platform sosial media. Berdasarkan wawancara yang

dilakukan dengan para donatur mengenai konten sosial

media Kitabisa sebagai berikut.

“Video-video yang ada pada konten Kitabisa.com

membakar semangat dari saudara-saudara kita yang

sedang ditimpa musibah, tetapi tetap memiliki

semangat tinggi berjuang untuk kehidupannya.”

(Muhammad Irwan, Juni 2021)

“Kejelasan objek yang dituju dalam

pembukaan donasi, dan keterangan yang

mendukung.” (Fauzan Noor, 2019)

Informan Irwan menjadi berdaya dalam berdonasi

karena termotivasi dengan konten video yang diposting

Page 136: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

116

oleh Kitabisa memiliki nilai emosional tinggi sehingga

mampu menumbuhkan semangat dalam diri informan

untuk membantu masyarakat yang tengah dilanda

kesulitan. Dan Informan Fauzan berpendapat bahwa alasan

Ia berdonasi melalui platform Kitabisa karena dalam

membuat storytelling atau cerita yang dimuat dalam

konten halaman penggalangan donasi dibuat secara

spesifik, sehingga donatur dapat mengetahui kejelasan

objek yang ingin dibantu.

“Alasan saya termotivasi karena dari segi

penggunaan iklan, saya rasa postingan kitabisa

sering beberapa kali muncul di timeline saya. Dan itu

bisa membuat engagement lebih pastinya, dari segi

transparansi juga kitabisa selalu update kemana dana

yang sudah kita donasikan, karena kepercayaan itu

kunci dari segalanya.” (Angga Kristianto, Juni 2021)

Informan Angga berpendapat bahwa postingan atau

konten Kitabisa kerap kali muncul di timeline sosial

medianya. Hal ini menandakan intensitas dan performa

Kitabisa di sosial media cukup baik, karena Kitabisa juga

menggunakan strategi ads (layanan iklan) dan konten viral

sehingga bisa menjangkau lebih banyak warganet untuk

memberikan informasi dan mengedukasi penggalangan dana

yang sedang dimuat di Kitabisa.com.

Bukan hanya di platform sosial media, dalam

memberdayakan masyarakat untuk turut serta memberikan

donasi secara online, Kita bisa turut memberikan fasilitas

terbaik sehingga para donatur menjadi mudah dan nyaman

Page 137: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

117

dalam berdonasi. Dengan ini, para donatur memberikan

pendapatnya, yaitu:

“Dari segi interface aplikasinya juga terlihat

mudah untuk dilihat atau dimengerti. Dari laman

awal kita sudah disuguhkan dengan berbagai

kategori galangan dana, jadi kita bisa tau siapa dan

dimana yang sekiranya akan kita donasi. Untuk

kategori galang dana yang saya berikan donasi itu

bencana alam, karena membantu sesama membuat

hati senang, maka dari itu sebisa mungkin kita harus

membantu sesama walaupun dengan hal yang kecil.”

(Angga Kristianto, Juni 2021)

User interface adalah tampilan visual sebuah produk

yang menjembatani sistem dengan pengguna (user).

Tampilan desain UI atau user interface pada sebuah produk

di sebuah website dan aplikasi sangatlah penting, karena

inilah yang menjadi kesan pertama pengguna yang akan

menentukan apakah Ia akan meneruskan penggunaan atau

malah meninggalkan.

“Kita bisa mengetahui siapa penggalang dananya

dan juga kemudahan dalam berdonasi. Saya sendiri

senang menggunakan ShopeePay, dan saya bisa

transfer lewat shopeePay. Saya senang berdonasi

dalam kegiatan sosial, juga dalam galang dana

kemanusiaan yang bersifat darurat, membantu

saudara-saudara terutama yang seiman, juga saudara-

saudara sesama manusia, baik itu di Indonesia,

Palestina, dan di seluruh dunia.” (Muhammad Irwan,

Juni 2021)

“Fitur yang terdapat dalam aplikasi dan

website memberikan kemudahan pada akses,

akuntabel, dan dapat dipertanggungjawabkan.

Kategori galang dana yang turut saya berikan donasi

Page 138: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

118

terkait bencana dan penyediaan makan untuk

dhuafa.” (Fauzan Noor, 2019)

“Fitur dalam Kitabisa.com sangat detail dalam

membagikan informasi mengenai kemana dana akan

dialirkan sehingga untuk para donatur akan sangat

mudah dalam menemukan informasi mengenai

tujuan dana yang akan mereka donasikan. Kategori

yang turut saya berikan donasi berkaitan dengan

donasi untuk covid-19 guna membantu tim medis

yang membutuhkan bantuan dalam bentuk hazmat”.

(Candida Putri Nauli Simatupang, Juni 2021)

Kelengkapan dan kejelasan fitur yang terdapat di

platform Aplikasi dan Website Kitabisa.com seperti fitur

kategori galang dana, verifikasi campaigner dan fitur

dompet digital yang dipergunakan memudahkan masyarakat

yang ingin berdonasi. Artinya, Kitabisa telah memberikan

fasilitas platform penggalangan donasi yang “easy to use

and easy to pay.” Hal inilah yang menjadi penentu

munculnya stimulus, organisme, dan respon informan

hingga akhirnya menjadi pendonasi rutin di platform

crowdfunding Kitabisa.com.

Karena, Kitabisa memungkinkan seluruh elemen

masyarakat yang telah memanfaatkan akses digital untuk

turut serta dalam melakukan aksi baik kapanpun dan

dimanapun. Dengan 1000 Rupiah saja, masyarakat dapat

memberikan donasi terbaiknya melalui berbagai macam

dompet digital. Contohnya yaitu jika seorang mempunya

saldo shopee pay/ovo/gopay sebesar Rp. 100.000 dan

dipergunakan untuk keperluan belanja sebesar Rp. 99.000

maka kembalian yang hanya tersisa Rp. 1000 Rupiah pun

Page 139: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

119

dapat langsung dialokasikan untuk memberikan donasi di

Kitabisa.com.

Untuk pembahasan mengenai keterkaitan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan tim

Kitabisa.com dan para donatur Kitabisa.com akan dijelaskan

secara jelas pada BAB V sebagai berikut.

Page 140: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

120

BAB V

PEMBAHASAN

Perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi

yang terjadi di era revolusi industri 4.0 bergerak dengan sangat

dinamis, sehingga masyarakat diharuskan untuk siap

beradaptasi dari kehidupan yang sebelumnya berjalan secara

manual menjadi serba digital. Digitalisasi yang terjadi di era

revolusi industri 4.0 ini menghadirkan banyak perubahan pada

cara manusia beraktivitas, baik dalam skala, ruang lingkup,

dan kompleksitas kehidupan menjadi lebih mudah, cepat, dan

luas.

Adanya digitalisasi tersebut, tentu menyebabkan

meluasnya masyarakat dalam berkomunikasi dan mengakses

informasi dengan memanfaatkan aksesibilitas internet.

Sehingga berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh BPS

(Badan Pusat Statistik) Nasional di tahun 2019 dari total

penduduk Indonesia sebesar 266.911.900 juta diperkirakan

jumlah pengguna internet Indonesia mencapai 196,7 juta

pengguna. Dan berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh

Hootsuite dan We Are Social sampai pada Januari 2021

pengguna media sosial di Indonesia mencapai angka 170 juta

orang dan naik sebesar 10 juta orang atau 6,3% dari tahun

sebelumnya.

Dengan terus meningkatnya angka pengguna internet

secara signifikan tentu terdapat dinamika mengenai dampak

positif dan negatif yang dihasilkan. Sebagai upaya dalam

memaksimalkan dampak positif dan meminimalisir dampak

Page 141: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

121

negatif diperlukan adanya pemberdayaan masyarakat berbasis

literasi digital sehingga diharapkan fenomena perkembangan

TIK di era revolusi industri 4.0 ini dapat dimanfaatkan secara

baik dan bijak.

Bukan hanya pemerintah yang secara masif dan aktif

berupaya melakukan pemberdayaan masyarakat berbasis

literasi digital, masyarakat baik secara individu maupun

komunitas pun turut berpartisipasi dalam menggalangkan

aksinya. Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh Muhammad

Al Fatih Timur atau yang ramah disapa dengan sebutan

Timmy.

Timmy dibantu dengan teman-temannya kemudian

menggagas gerakan sosial yang kini sudah bertransformasi

menjadi sebuah startup atau perusahaan rintisan yang masuk

dalam kategori social enterprise dalam memberdayakan

masyarakat untuk saling melakukan aksi baik dengan

memanfaatkan kecakapan yang dihasilkan dari internet.

Social Enterprise adalah sebuah inovasi bisnis yang

mengkolaborasikan antara nilai ekonomi dengan nilai sosial.

Yaitu, suatu representasi dari adanya potensi usaha yang

keuntungan utamanya bukan hanya diperuntukan secara

pribadi atau hanya untuk pembiayaan operasional perusahaan

itu saja, melainkan juga untuk membantu masyarakat dalam

mengatasi masalah sosial yang ada.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Timmy saat

menjadi narasumber pada Talkshow di BukaTalks by

BukaLapak dengan membawakan materi yang berjudul “The

Page 142: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

122

Internet of Kindness: Doing Good in The Internet and Social

Media Age.” Timmy menyampaikan bahwa internet apabila

tidak dimanfaatkan untuk “kindness” atau kebaikan maka

akan berlaku hal sebaliknya.

Sebagai studi kasus, Ia kemudian menampilkan PPT

mengenai beragam komentar negatif dan positif para warganet

di sosial media. Hal ini menandakan bahwa internet masih

memudahkan masyarakat untuk berkomunikasi, tetapi dengan

adanya komentar negatif tersebut juga menggambarkan saat ini

masih terdapat masyarakat Indonesia yang belum berdaya

untuk memanfaatkan sosial media secara baik dan bijak.

Melalui social enterprise yang diberi nama Kitabisa

dengan value dan misi sosialnya diharapkan mampu menjadi

platform crowdfunding yang dapat memberikan wadah bagi

masyarakat yang ingin membuka campaign penggalangan

dana dan juga orang-orang baik yang ingin berpartisipasi

dalam memberikan donasi. Maka, melalui Kitabisa.com

Timmy bertujuan agar kebaikan masyarakat dapat

dimanfaatkan secara kolektif dan representasi dari nilai gotong

royong yang ada di Indonesia dapat teraktualisasi secara

berkelanjutan di era revolusi industri 4.0 seperti saat ini.

Dalam memberdayakan masyarakat agar mau untuk

berpartisipasi dalam memberikan donasi secara online tentu

diperlukan adanya strategi. Sebagaimana yang dijelaskan oleh

Timmy dalam talkshownya, bahwa kunci dari berhasilnya

suatu campaign donasi adalah melalui kecakapan literasi

digital baik dari para pelaku campaign dan juga para donatur.

Page 143: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

123

Timmy menjelaskan bahwa kunci dari berhasilnya suatu

campaign adalah dengan adanya story telling mengenai

keadaan dan apa yang dibutuhkan oleh campaigner yang

melakukan penggalangan dana. Hal ini menggambarkan

bahwa melalui keterampilan seorang dalam melakukan literasi

digital maka manfaat dari kemajuan sarana dan prasarana

teknologi, informasi, dan komunikasi di era revolusi industri

4.0 ini dapat dirasakan secara optimal.

Artinya, sebagaimana yang diasumsikan oleh

Vanwynsberghe, Boudry, Verdegem dalam (Rianto 2019, 26)

bahwa gagasan literasi digital saat ini diharapkan bisa

menciptakan pengguna menjadi kritis dalam menerima,

memproduksi, dan membagikan pesan-pesan melalui media

online. Hal tersebut dianggap penting karena kegagalan dan

kekeliruan dalam menggunakan media sosial bisa

menyebabkan kondisi ketidakberdayaan.

Analisisnya terhadap Kitabisa.com berdasarkan

pengertian literasi digital tersebut, maka melalui fitur dan

konten Kitabisa dapat memberdayakan masyarakat yang

mengakses dan membaca halaman tersebut untuk

berpartisipasi dalam memberikan komentar positif dan

berdonasi. Satu orang masyarakat yang turut menuliskan

komentar positif (seperti ucapan doa, kata-kata motivasi, dan

sebagainya) di halaman campaigner dan sosial media Kitabisa

juga turut memberikan stimulus atau mampu menginfluence

warganet lainnya untuk melakukan hal serupa.

Page 144: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

124

Jelasnya, mengenai bagaimana strategi literasi digital

oleh Kitabisa.com sebagai social enterprise melalui platform

crowdfunding dalam memberdayakan masyarakat untuk

berpartisipasi dalam memberikan donasi secara online akan

dibahas melalui analisis teori indikator strategi yang digagas

oleh Lon Safko dan David K. Brake dalam bukunya yang

berjudul “The Social Media Bible: Tactics, Tools, and

Strategies for Business Success” mengenai “The Four Pillars

and Social Media Strategy” (BENABIO 2012, 43:673) sebagai

berikut.

A. Analisis Strategi Kitabisa.com Dalam Melakukan

Pemberdayaan Berbasis Literasi Digital

Lon Safko dan David K. Brake (BENABIO 2012,

43:673) dalam bukunya yang berjudul “The Social Media

Bible: Tactics, Tools, and Strategies for Business Succes”

mengkaji bagaimana kebanyakan perusahan melakukan

strategi sosial media dengan para pelanggan atau

audiensnya. Kemudian, mengukur apakah hal tradisional

yang biasa dilakukan tersebut efektif untuk digunakan di

masa sekarang dan apakah hasilnya berkelanjutan atau

tidak.

Berdasarkan studi kasus yang telah dilakukan

kemudian menjelaskan hasil penelitiannya mengenai

strategi-strategi yang dilakukan meliputi empat indikator,

yaitu komunikasi, kolaborasi, edukasi dan hiburan yang

kemudian akan dilakukan kajian dan analisis pada Aplikasi

atau Website, Instagram dan Youtube Kitabisa.

Page 145: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

125

Pada penelitian ini, kajian dan analisisnya dilakukan

pada platform media sosial Instagram dan Youtube, serta

Aplikasi atau Website Kitabisa.com. Karena, menurut

survei yang dilakukan oleh We Are Social dan Hootsuite

sampai pada Januari 2021 platform Youtube dan Instagram

menjadi media sosial yang paling sering digunakan di

Indonesia, yaitu Youtube menduduki urutan pertama

dengan total 93,8% dan Instagram menduduki urutan ketiga

dengan total 86,6%.

5.1 Gambar Survei Penggunaan Platform Sosial Media

Sumber: website We Are Social dan Hootsuite

Strategi dan treatment yang dimuat pada tiap-tiap

media pun berbeda-beda menyesuaikan performa dan

karakteristik yang ada pada aplikasi dan sosial media itu

masing-masing. Sebagaimana penjelasan yang disampaikan

oleh tim Kitabisa bahwa platform Website dan Aplikasi

dikhususkan untuk memfasilitasi publik dalam melakukan

penggalangan dana dan berdonasi. Serta pada platform

sosial media Instagram dan Youtube fokusnya adalah untuk

membangun kredibilitas dan transparansi Kitabisa melalui

konten-konten yang narasinya bersifat edukatif dan

Page 146: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

126

inspiratif sehingga mampu memberdayakan masyarakat

untuk berdonasi secara online.

1. Instagram

Instagram merupakan sebuah aplikasi berbagi

foto dan video yang menyediakan berbagai macam

fitur. Fitur-fitur yang terdapat dalam Instagram,

diantaranya yaitu fitur foto dan video berbagi, share

dan penanda lokasi, Instastory yang memiliki banyak

filter, highlight instastory, IGTV, Live streaming,

Instagram ads (layanan iklan) dan Instagram for

business (khusus untuk keperluan bisnis).

Kelengkapan fitur yang difasilitasi oleh Instagram

memberikan kemudahan bagi banyak kalangan, baik

yang bersifat untuk penggunaan pribadi dan juga

kelompok. Hal ini menjadikan Instagram banyak

digandrungi oleh masyarakat dalam mengakses sosial

media.

Instagram merupakan salahsatu sosial media

yang dimanfaatkan oleh Kitabisa untuk memberikan

informasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai

hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas penggalangan

dana dan pemberian donasi kepada masyarakat.

Sampai bulan Juni 2021 jumlah pengikut akun

Instagram Kitabisa.com mencapai 779.000 dengan

jumlah postingan sebanyak 3.197. Dalam hal ini akan

dilakukan kajian dan analisis melalui ke empat

indikator yaitu aspek komunikasi, edukasi, kolaborasi

dan hiburan.

Page 147: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

127

Strategi dan treatment yang dilakukan oleh

Kitabisa untuk berkomunikasi dengan masyarakat

dalam melakukan pemberdayaan berbasis literasi

digital agar masyarakat turut berpartisipasi dalam

memberikan donasi secara online adalah dengan

memberikan ruang secara terbuka bagi masyarakat

yang berkunjung ke sosial media Kitabisa untuk

saling bertukar pikiran dan memberikan komentar

dari konten-konten yang telah di upload di Instagram

Kitabisa.

Setiap konten yang di upload di Instagram

Kitabisa terdapat fitur komentar yang secara terbuka

dapat diakses oleh para warganet yang ingin bertukar

pikiran dan mengutarakan pendapatnya. Dan jika

terdapat pertanyaan ataupun keluhan maka admin

Kitabisa akan menjelaskan hal tersebut melalui fitur

pesan personal atau direct message di Instagram.

Sehingga masyarakat menjadi terbantu dengan

ketanggapan dan kecepatan admin dalam menjawab

pertanyaan dan keluhan tersebut.

Karena secara manajemen Kitabisa sudah

memiliki admin yang khusus bertugas dalam bidang

tersebut, maka balasan yang diberikan juga akan cepat

tersampaikan hanya dalam 10-15 menit setelah chat

dan email terkirim. Dengan ini performa komunikasi

pada platform Kitabisa dinilai baik karena dapat

memberikan informasi dan edukasi secara cepat dan

detail melalui layanan tersebut.

Page 148: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

128

Selain memberikan wadah untuk saling

mengutarakan pendapat dan memberikan komentar

baik dalam fitur kolom komentar dan pesan, Kitabisa

juga melakukan pemberdayaan masyarakat berbasis

literasi digital melalui strategi pembuatan konten

inspiratif dan edukatif di Instagram, sebagaimana

yang disampaikan oleh Iqbal Hariadi selaku Head of

Brand and Communication Kitabisa.com yaitu pada

aspek networking effect dan story effect.

Networking effect yaitu masyarakat

memberikan donasi karena faktor internal, yaitu

mempunyai hubungan dan kepercayaan kepada orang

yang melakukan penggalangan dana. Dan selanjutnya

terdapat voice effect yaitu berupa suara seorang

donatur yang memberikan komentar dan membagikan

campaign penggalangan donasi tersebut sehingga

bisa mempengaruhi orang lain.

Dan Story effect yaitu masyarakat memberikan

donasi karena tergerak oleh cerita yang dimuat

melalui konten-konten yang ada pada media sosial.

Hal ini karena cerita edukatif dan inspiratif di sosial

media berpotensi lebih besar untuk menarik

masyarakat lebih banyak untuk melakukan donasi.

Iqbal Hariadi menyampaikan terdapat hal-hal

yang diperhatikan oleh Kitabisa.com dalam membuat

konten di Instagram, sebagai berikut:

Page 149: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

129

a. Know how timeline works, yaitu mengetahui

kapan waktu terbaik untuk melakukan update di

sosial media.

b. Know stopping content, yaitu mengetahui

konten seperti apa yang membuat orang

berhenti atau tertarik ketika sedang melakukan

scrolling di sosial media.

c. Menggunakan gambar dan highlight warna

yang mencolok.

d. Headline dan Caption yang digunakan dapat

membuat orang tertarik untuk membacanya.

Yaitu, pada platform Instagram di kolom

caption terdapat penjelasan untuk continue

reading atau read more (meneruskan bacaan).

Dan itu hanya akan di klik kalau mereka tertarik

dengan headline yang kita buat. Jadi,

diibaratkan apabila membuat konten habiskan

80% waktu itu untuk membuat headline yang

bagus. Karena jika orang sudah tertarik untuk

membaca headline maka konten setelahnya

berpotensi untuk dibaca terus, itulah alasan

mengapa headline menjadi sangat penting.

Kemudian, Iqbal Hariadi menjelaskan

rekomendasi strategi dalam membuat headline

diantaranya yaitu: pertama, news headline yang

bentuknya seperti berita. Kedua, selective

headline yaitu membuat headline dengan

menyebutkan secara spesifik tulisan ini

Page 150: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

130

ditujukan kepada siapa. Ketiga, curiosity yaitu

headline dalam bentuk pertanyaan atau hal yang

membuat pembacanya menjadi penasaran.

e. Tell stories, not grant proposal

Yaitu, dengan mengangkat sebuah

karakter seseorang yang bisa jadi dia tiru karena

dianggap pahlawan atau bersifat victim.

Contohnya kalau hero orang yang gambarannya

seperti pahlawan, dia melakukan sesuatu dan

aksi yang dilakukannya menjadi perlu untuk

dibantu. Dan bersifat victim yaitu terdapat

narasi yang mengarahkan masyarakat menjadi

merasa iba atau kasihan dan berpikir hal

tersebut juga perlu untuk dibantu.

5.2 Gambar Instagram Edukasi

Sumber: Instagram Kitabisa.com

Pada konten penggalangan dana Kitabisa.com

yang baru diposting 23 jam yang lalu sudah mendapat

tanggapan dari masyarakat berupa likes sebanyak

8.349 dan 200 komentar.

Page 151: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

131

“Luv yu kitabisa udh posting kebaikan army <3

<3 <3 and armys, luv yu my fandoms <3.” “Coba

mimin lamtur suruh mampir ke postingan2 yg positif

deh, jangan menggiring opini negatif terus.”

Tulis warganet di postingan penggalangan dana

yang dibuka oleh fans BTS untuk para driver ojek

online yang telah menerima orderan McDonald’s X

BTS Meals.

5.3 Gambar Instagram Edukasi

Sumber: Instagram Kitabisa.com

5.4 Gambar Instagram Edukasi

Sumber: Instagram Kitabisa.com

Analisisnya yaitu penggalangan dana yang

difasilitasi oleh Kitabisa.com yang berkolaborasi

Page 152: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

132

dengan para Armys atau sebutan bagi fans boy band

Korea BTS ini disebabkan karena adanya pro kontra

di masyarakat mengenai membludaknya pesanan

BTS meals (kolaborasi antara McDonald’s dengan

BTS) yang memicu terjadinya kerumunan dan para

ojek online harus mengantri dua sampai tiga jam

untuk mendapatkan pesanan tersebut. Terdapat juga

video yang viral mengenai kejadian pertikaian antar

ojek online yang sedang mengantri, sampai akhirnya

polisi mengadakan penutupan sementara di beberapa

McDonald’s tertentu.

Dengan viralnya momentum ini di masyarakat

terdapat beberapa akun gosip di Instagram yang turut

membagikan konten sehingga memicu adanya

pandangan negatif dari warganet.

Caption yang tertulis yaitu “Ini kemasannya

doangs lho yaks… Silahkaaaan Mari kita orderrrr.”

Dan memicu adanya komentar dari salah satu

warganet yang menuliskan “Ngefans boleh. Bego

Jangan.” “Jadilah pembeli yang pintar.”

Berdasarkan konten berbeda yang diposting

oleh dua sosial media tersebut memberikan

kesimpulan bahwa apa yang disampaikan baik dalam

bentuk gambar, video dan caption di media sosial

Instagram akan memicu adanya komentar baik itu

bersifat positif maupun negatif.

Kontroversi mengenai pro dan kontra di

masyarakat ini kemudian dimanfaatkan Kitabisa.com

Page 153: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

133

untuk melakukan pemberdayaan melalui literasi

digital sehingga masyarakat tidak sepenuhnya

memandang momentum ini sebagai hal negatif. Dan

bahkan Kitabisa.com melakukan campaign dan

memfasilitasi penggemar BTS untuk melakukan

penggalangan dana di Kitabisa.com yang hasil donasi

tersebut akan diberikan kepada driver ojek online

yang sedang mengantri orderan BTS meal.

5.5 Gambar Instagram Edukasi

Sumber: Instagram Kitabisa.com

5.6 Gambar Instagram Edukasi

Sumber: Instagram Kitabisa.com

Penggalangan dana yang dilakukan oleh Army

yang baru diposting satu hari yang lalu ini sudah

Page 154: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

134

mendapat 23,419 likes dan 767 komentar

menandakan adanya traffic yang besar. Hal ini

sebagaimana yang disampaikan oleh Iqbal Hariadi

mengenai hal-hal yang diperhatikan oleh

Kitabisa.com dalam membuat konten.

Pertama, know how timeline works yaitu

Kitabisa mengetahui bahwa saat ini momentum

membludaknya pesanan BTS meal dan adanya pro

kontra sedang hangat dan menjadi trending topic

untuk dibicarakan di masyarakat. Adanya stigma

negatif tersebut juga tidak dijadikan alasan oleh

Kitabisa untuk tidak melakukan aksi baik. Untuk itu,

diadakanlah penggalangan oleh Army di

Kitabisa.com.

Dan kemudian ada aspek know stopping

content, highlight yang mencolok pada konten, serta

headline dan caption yang menarik untuk dibaca.

Yaitu, Kitabisa membuat headline dan caption yang

bertuliskan “bukan sekedar kolaborasi produk. Tapi,

ada banyak kolaborasi misi sosial lain di dalamnya!”

Hal ini menjadi menarik karena kebanyakan akun

sosial media di Instagram memberikan informasi

yang cenderung menggiring opini kearah negatif,

sedangkan Kitabisa malah memanfaatkan momen ini

untuk melakukan aksi kebaikan. Yaitu, berupa ajakan

untuk membuka halaman penggalangan dana.

Dengan adanya perbedaan tersebut, tentu

warganet akan melihat lagi dan kemudian membaca

Page 155: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

135

perspektif yang diberikan melalui konten-konten

Kitabisa.com. Selain itu, pada postingan gambar yang

ditampilkan terdapat highlight atau warna yang

mencolok yang bertuliskan BTS Meal, juga dengan

ukuran huruf yang lebih besar.

Terakhir, tell stories, not grant proposal yaitu

pada postingan campaign selanjutnya Kitabisa

mengangkat cerita ojek online secara lebih spesifik

dengan dua sudut pandang. Pertama sebagai seorang

hero yang rela antri berjam-jam demi memenuhi

keinginan customer, dan victim yaitu cerita mengenai

ojek online yang terus berjuang dalam menyelesaikan

orderannya meskipun merasa khawatir akan di tindak

oleh satpol PP.

Dalam membuka konten mengenai halaman

penggalangan dana juga terdapat strategi

sebagaimana yang dijelaskan oleh tim Kitabisa.

Secara garis besar terdapat dua strategi yaitu: actual

reading wave dan emotional. Actual reading wave

berarti membuat konten sesuai dengan situasi dan

kondisi yang sedang happening atau viral di

masyarakat. Hal ini agar konten dan galang dana yang

disajikan oleh Kitabisa menjadi lebih sesuai dan

bersahabat untuk diterima dimasyarakat.

Dan emotional yaitu konten akan dibuat

dengan nilai emosional yang cukup tinggi, akan tetapi

tetap menjaga keaslian cerita dan tanpa melebih-

Page 156: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

136

lebihkan tujuannya agar konten bisa menarik dan

urgensi dari galang dananya tersampaikan.

Dengan bentuk komunikasi terbuka dan cepat

sebagaimana dijelaskan diatas, maka strategi

komunikasi baik komunikasi secara langsung maupun

secara visual dari konten-konten yang dimuat dalam

media sosial Instagram memberikan gambaran bahwa

strategi dan treatment Kitabisa.com dalam melakukan

pemberdayaan berbasis literasi digital dalam aspek

komunikasi dinilai baik.

Hal ini dibuktikan dengan partisipasi aktif

warganet dalam memberikan komentar positif, baik

berupa do’a, ungkapan terimakasih dan semangat,

bahkan turut memberikan saran untuk projek

penggalangan dana selanjutnya. Penilaian tersebut

juga bisa dipertimbangkan dengan melihat performa

respon warganet dari banyaknya likes dan komentar.

Dalam aspek kolaborasi yang dilakukan pada

sosial media Instagram Kitabisa melakukan

kolaborasi dengan para influencer, tokoh masyarakat

dan para masyarakat yang melakukan campaign

penggalangan di platform Kitabisa.com. Kolaborasi

yang dilakukan juga dalam bentuk untuk memberikan

edukasi dan hiburan. Pada aspek kolaborasi yang

dilakukan untuk memberikan edukasi kepada

warganet yaitu dalam bentuk video pendek dan juga

IG Live yang kemudian di post ulang melalui IGTV.

Page 157: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

137

Strategi yang dilakukan oleh Kitabisa dalam

melakukan kolaborasi adalah dengan menyesuaikan

tokoh tersebut pada halaman penggalangan dana

tertentu. contohnya apabila kolaborasi dilakukan

dengan tokoh agama maka halaman dan konten

campaignnya berupa donasi untuk pembangunan

masjid, bantuan untuk pendidikan di pondok

pesantren dan sebagainya.

Lain halnya jika berkolaborasi dengan selebriti

atau influencer maka campaign yang diangkat

biasanya terkait hal-hal yang sifatnya mendesak

seperti bantuan untuk aksi kemanusiaan dan bencana

alam. hal ini karena selebriti dan influencer pada

dasarnya sudah memiliki banyak pengikut dalam

sosial media pribadinya. Sehingga cenderung

memiliki potensi yang baik untuk memberdayakan

masyarakat dalam memberikan donasi.

5.7 Gambar Instagram Kolaborasi

Sumber: Instagram Kitabisa.com

Page 158: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

138

5.8 Gambar Instagram Kolaborasi

Sumber: Instagram Kitabisa.com

Pada kolaborasi yang dilakukan dengan Ustadz.

Ameer Azzikra yang membahas mengenai

keberkahan sedekah di Hari Jum’at ini sudah

mendapatkan 10,486 tayangan. Artinya, melalui

kolaborasi yang dilakukan maka Kitabisa telah

memberikan edukasi mengenai sedekah melalui

literasi digital kepada masyarakat.

Selain itu, Kitabisa juga melakukan kolaborasi

dengan influencer dan stakeholder. Salah Satu

kolaborasi yang dilakukan dengan influencer yaitu

dilakukan dengan Fadil Jaidi yang memiliki followers

di akun Instagram pribadinya mencapai 3.8 M dengan

hasil donasi yang terkumpul mencapai angka 1 Miliar

Rupiah ini diperuntukan untuk membantu pembelian

obat-obatan dan bantuan medis lainnya atas kejadian

kemanusiaan di Palestina.

Serta ada juga kolaborasi dengan tokoh

masyarakat salah satunya yaitu Ridwan Kamil selaku

Page 159: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

139

Gubernur Jawa Barat untuk penggalangan dana yang

hasilnya dipergunakan untuk membangun Masjid di

Palestina

5.9 Gambar Instagram Hiburan

Sumber: Instagram Kitabisa.com

5.10 Gambar Instagram Hiburan

Sumber: Instagram Kitabisa.com

Pada indikator hiburan atau entertainment di

sosial media Instagram Kitabisa dilakukan melalui

visualisasi gambar animasi mengenai karakter tokoh

tertentu yang sedang happening dan digemari di

masyarakat. Sebagai contoh pada postingan diatas

yaitu Kitabisa memuat tokoh disuatu film yang jika

Page 160: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

140

hartanya diperhitungkan maka berapa besaran Zakat

yang harus mereka keluarkan.

Hal ini tentu akan menimbulkan rasa

ketertarikan masyarakat untuk melihat slide

selanjutnya di konten yang menggarap unsur hiburan

dan edukasi tersebut, khususnya bagi para warganet

yang memang menonton serial film sebagaimana

yang dibuatkan animasinya diatas. Kitabisa juga

membuat konten hiburan melalui visualisasi video

yang dibuat dengan plot cerita yang edukatif dan

inspiratif. Hal ini dimuat agar warganet tidak merasa

bosan untuk melihat konten-konten yang diposting di

Instagram.

Akan tetapi, melalui analisis yang saya lakukan

aspek hiburan atau entertainment di media sosial

Instagram tidak optimal. Hal ini karena hanya

terdapat sedikit konten yang sifatnya hiburan, dan ada

juga beberapa konten hiburan yang diambil dari

konten Youtube Kitabisa. Hal ini sebagaimana yang

dijelaskan sebelumnya bahwa masing-masing sosial

media memang mempunyai strategi dan treatmentnya

masing-masing.

Kesimpulannya pada platform sosial media

Instagram postingan lebih difokuskan pada informasi

mengenai penggalangan dana yang sedang di buka,

edukasi dan sosialisasi melalui konten dan cerita

inspiratif yang dimuat pada postingan dan caption

Instagram, juga sebagai wadah untuk para warganet

Page 161: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

141

melakukan komunikasi secara terbuka satu sama lain,

dan akses untuk melakukan tanya-jawab dengan

admin Kitabisa sehingga hal ini diharapkan dapat

membangun sisi edukasi, transparansi, dan

kredibilitas platform crowdfunding Kitabisa.com.

2. Youtube

Youtube merupakan sebuah situs web yang

memberikan fasilitas berupa video berbagi. Youtube

memberikan wadah bagi para pengguna untuk

menggugah, menonton, dan berbagi video. Beberapa

konten yang biasa dimuat dalam media sosial

Youtube diantaranya yaitu vlog, klip film, klip tv,

video musik, blog video, video orisinil pendek dan

juga video lainnya baik yang bersifat edukasi maupun

hiburan. Sampai Juni 2021 jumlah subscriber di kanal

youtube Kitabisa.com mencapai 241.000 subscriber

dengan jumlah tayangan mencapai 25.680.071 kali di

tonton.

Melalui kanal video berbagi Kitabisa

mengambil fokus dan treatment pada aspek edukasi,

kolaborasi dan hiburan. Pada aspek komunikasi sama

halnya dengan Instagram, dalam kanal Youtube juga

terdapat wadah kolom komentar yang memberikan

wadah bagi para penontonnya untuk saling bertukar

pikiran dan memberikan tanggapan dari konten yang

dibuat tersebut.

Khusus pada platform Youtube treatment yang

disajikan oleh Kitabisa secara objektif fokus untuk

Page 162: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

142

membangun awareness. Kitabisa membuat konten-

konten yang relevan dengan momentum atau inisiatif

apa yang sedang jadi fokus di Kitabisa. Contohnya

konten orang-orang yang menonton video klip BTS,

yaitu dengan memberikan fakta-fakta inspiratif

mengenai BTS. Hingga saat ini ARMY menjadi

komunitas yang paling giat membuat penggalangan

dana dan selalu mengumpulkan donasi dengan

nominal yang melebihi target. Dengan mengetahui

fakta tersebut, publik jadi bisa aware dengan ARMY

dan mau terlibat dalam penggalangan dananya

Dalam pembuatan konten video Kitabisa juga

melakukan kolaborasi diantaranya dengan selebriti

atau influencer, tokoh masyarakat, masyarakat umum

dan juga masyarakat baik yang melakukan

penggalangan dana atau yang digalangkan donasinya

melalui platform Kitabisa.com.

Konten video yang dihasilkan ada yang bersifat

edukasi dan hiburan yang terbagi dalam sub video

diantaranya yaitu social experiments, tutorial galang

dana medis, ngobrol tanpa melihat, #cerita bareng-

orang baik, kitabisa story, cerita #orang baik- short

videos, profil tokoh inspiratif, talking social by

Kitabisa.com, dan Kitabisa.com on TV.

Hal yang membedakan antara platform

Kitabisa.com dengan platform fundraising serupa

lainnya dalam pembuatan konten video yaitu Kitabisa

tidak hanya berfokus pada pembuatan video edukasi

Page 163: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

143

dan informasi kepada masyarakat untuk berbagi

kebaikan dengan cara memberikan Zakat, Wakaf,

Infaq, dan Sedekahnya saja. Akan tetapi, Kitabisa

memiliki strategi dan treatment yang berbeda

menyesuaikan ketertarikan dan yang sedang

happening di masyarakat.

Dalam hal ini, upaya yang dilakukan untuk

menjaga kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat

yang melakukan campaign dan berdonasi adalah

dengan mengkomunikasikan segala macam bentuk

update penggalangan dana, inisiatif movement yang

inspiratif, dan sebagainya. Intinya dalam konten yang

terdapat pada platform Kitabisa bertujuan untuk

mengedukasi masyarakat bahwa berbuat baik itu

mudah dan tidak perlu ribet untuk membuat dampak.

Biasanya audiens Kitabisa suka konten yang relevan

dengan mereka

Berdasarkan analisis yang dilakukan pada

kanal Youtube Kitabisa.com, peneliti membagi

konten tersebut kedalam tiga kategori. Yaitu konten

informasi dan edukasi mengenai galang dana di

Kitabisa.com, konten cerita inspirasi dan edukasi

Kitabisa.com, serta konten kolaborasi hiburan dan

edukasi Kitabisa.com.

Pada konten informasi dan edukasi galang dana

di Kitabisa.com maka konten yang dibahas berkaitan

dengan tata cara penggalangan dana dan tips and trick

mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan

Page 164: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

144

campaigner dalam melakukan penggalangan dana di

Kitabisa, tata cara untuk memberikan donasi di

Kitabisa.com, dan informasi umum mengenai

Kitabisa.com, diantaranya yaitu terdapat konten yang

masuk dalam sub konten tutorial galang dana medis

dan Kitabisa.com on TV.

5.11 Gambar Youtube Edukasi

Sumber: Youtube Kitabisa.com

5.12 Gambar Youtube Edukasi

Page 165: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

145

Sumber: Youtube Kitabisa.com

Pada gambar 2.11 menunjukan bahwa

Kitabisa.com memberikan informasi dan edukasi

kepada masyarakat yang ingin menggunakan layanan

di platform Kitabisa.com. Dimulai tatacara pertama

untuk melakukan galang dana, proses verifikasi akun

bagi para campaigner, sampai tata cara untuk

melakukan update mengenai kabar terbaru donasi

yang telah terkumpul di pergunakan untuk apa.

Dan bukan hanya informasi dan edukasi bagi

para campaigner, Kitabisa.com juga turut

memberikan edukasi dan informasi kepada

masyarakat yang ingin memberikan donasi melalui

aplikasi dan website Kitabisa.com. Dengan ini

diharapkan bagi masyarakat yang ingin menggunakan

platform Kitabisa.com merasakan kemudahan dengan

adanya informasi yang jelas dan detail yang di

informasikan oleh Kitabisa melalui video tutorial

dalam kanal Youtube Kitabisa.

5.13 Gambar Youtube Edukasi

Page 166: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

146

Sumber: Youtube Kitabisa.com

Selanjutnya dijelaskan pada sub konten

Kitabisa.com on TV mengenai informasi dan edukasi

secara umum mengenai Kitabisa.com. Hal ini

bertujuan agar masyarakat mengetahui latar belakang,

kredibilitas, pelayanan dan transparansi yang

difasilitasi oleh Kitabisa.com kepada masyarakat.

Pada sub konten Kitabisa.com on TV, Kitabisa

melakukan kolaborasi dengan instansi baik yang

dinaungi oleh lembaga pemerintah maupun swasta.

Kolaborasi ini tentu memberikan keuntungan

mutualisme antara Kitabisa.com dengan pihak yang

melakukan kolaborasi dengan Kitabisa. Yaitu,

Kitabisa.com dapat memberikan informasi dan

edukasi mengenai platform crowdfunding yang

terbilang baru di Indonesia dengan gratis, juga bagi

pihak yang melakukan kolaborasi juga mendapatkan

keuntungan berupa bahan konten yang akan

ditayangkan ke masyarakat.

Kedua yaitu kategori konten cerita inspirasi dan

edukasi Kitabisa.com yang membahas mengenai aksi

baik yang bisa dilakukan oleh siapapun di masyarakat

tanpa melihat latar belakang baik fisik maupun

materi, Hal ini karena Kitabisa.com percaya segala

kebaikan dapat dilakukan dengan berbagai cara dan

dengan siapapun orangnya. Pada kategori kedua ini

diantaranya terdapat di dalam konten yang masuk

dalam sub konten diantaranya yaitu konten social

Page 167: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

147

experiments, kitabisa story, #cerita bareng orang baik,

dan short videos.

5.14 Gambar Youtube Edukasi

Sumber: Youtube Kitabisa.com

Pada konten social experiments Kitabisa.com

memberikan inspirasi dan edukasi dengan melakukan

eksperimen sosial yang dilakukan oleh tim Kitabisa

kepada masyarakat umum. Salah Satu kontennya

yang berjudul “Social Experiment: Bayarin Bensin

Orang Lain di SPBU” tim Kitabisa menyamar

sebagai seorang yang sedang mengisi bensin

kemudian Ia membantu untuk membayar bensin

orang yang berada di belakangnya. Setelah

melakukan beberapa kali percobaan, terdapat hal

yang menarik, yaitu orang yang di isikan bensinnya

secara full tank dan gratis oleh team dari Kitabisa juga

melakukan hal serupa kepada orang lain, dan hal ini

terjadi berulang-ulang di orang yang berbeda.

Dalam social experiment ini Kitabisa percaya

bahwa satu kebaikan akan melahirkan kebaikan

Page 168: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

148

lainnya, artinya aksi sosial dapat dilakukan oleh

siapapun dan dengan cara apapun dan hal tersebut jika

dilakukan dengan niat yang baik maka akan

menginspirasi orang lain untuk melakukan aksi-aksi

baik lainnya juga. Dengan ini konten Kitabisa telah

memberikan edukasi dan menginspirasi masyarakat

untuk bergotong royong dalam melakukan aksi baik.

Kategori ketiga yaitu konten kolaborasi hiburan

dan edukasi Kitabisa.com yaitu pada konten ini

Kitabisa mengemas suatu video yang cenderung

kearah hiburan atau entertainment dan edukasi. Serta

dalam memberikan edukasi dan hiburan ini Kitabisa

berkolaborasi baik dengan masyarakat umum,

campaigner, masyarakat yang digalangkan dananya,

dan komunitas atau lembaga. Konten hiburan dan

edukasi Kitabisa diantaranya terdapat dalam sub

konten ngobrol tanpa melihat, cerita #orang baik dan

talking social by Kitabisa.com.

5.15 Gambar Youtube Kolaborasi

Sumber: Youtube Kitabisa.com

Page 169: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

149

Talking social adalah konten kolaborasi yang

dilakukan oleh Kitabisa dengan para orang baik atau

para pelaku gerakan sosial untuk datang ke kitabisa

untuk sharing mengenai gerakan-gerakan sosial yang

mereka lakukan.

Salah satunya yaitu kolaborasi yang dilakukan

oleh tim Kitabisa dengan Priscilla Christin dari

Wahana Visi Indonesia yang membahas mengenai

“Fundraising Jadi Fun-raising.” Kolaborasi ini

memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa

penggalangan dana dan gerakan sosial itu bukan suatu

hal yang tidak menarik dan membosankan, melainkan

kita juga mengemasnya menjadi hal yang menarik dan

menyenangkan.

5.16 Gambar Youtube Kolaborasi

Sumber: Youtube Kitabisa.com

Pada gambar 5.16 terdapat beberapa konten

yang bersifat hiburan, diantaranya yaitu konten

Page 170: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

150

tentang reaction video seorang yang bukan menjadi

fans K-Pop diberikan ruang untuk menonton video-

video K-pop dan kemudian dipersilahkan untuk

memberikan pendapatnya. Pada video ini

Kitabisa.com mengedukasi masyarakat untuk menilai

sesuatu dari berbagai sudut pandang, karena

terkadang terdapat masyarakat yang dengan

mudahnya menilai suatu hal padahal faktanya orang

tersebut tidak mengetahui secara baik mengenai hal

tersebut.

Konten lainnya yaitu terdapat konten dimana

Kitabisa berkolaborasi dengan para pelaku gerakan

sosial yang melakukan aksi sosial mengenai

pelecehan yang ada dalam industri perfilman. Selain

itu, Kitabisa juga bekerjasama dengan masyarakat

umum untuk melakukan konten yang edukatif dan

menghibur seperti pada konten yang berjudul toxic

relationship, dan ngobrol tanpa melihat.

5.17 Gambar Youtube Kolaborasi dan Hiburan

Sumber: Youtube Kitabisa.com

Page 171: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

151

Pada konten ngobrol tanpa melihat ini juga

sebagai suatu social experiment yang dilakukan oleh

masing-masing orang yang sebelumnya tidak saling

mengenal, dan kemudian mereka saling berbincang

dan memberikan penilaian kepada orang tersebut

sebelum mereka dipersilahkan untuk melihat satu

sama lain. Konten yang cenderung bersifat

entertainment atau hiburan ini juga memberikan

edukasi kepada masyarakat mengenai cara seorang

dalam bersikap dan memberikan asumsi yang baik

kepada orang lain.

Dalam mengedukasi masyarakat Kitabisa juga

membuat konten yang secara objektif bisa berpotensi

untuk jadi trending atau viral. selain itu, juga terdapat

konten yang sebelumnya masih menjadi hal yang tabu

di masyarakat tetapi terdapat pengetahuan baru yang

dinilai perlu untuk dibagikan. Hal ini juga yang

menjadi alasan mengapa terdapat beberapa konten

diluar campaign Kitabisa. sehingga apapun narasi dan

konten yang disampaikan tetapi tetap memiliki nilai

yaitu untuk memberikan edukasi dan informasi yang

berkaitan dengan aksi baik.

Kesimpulannya pada konten-konten yang

dimuat melalui kanal Youtube Kitabisa.com terdapat

empat indikator strategi dalam melakukan

pemberdayaan berbasis literasi digital yang dilakukan

di sosial media Youtube. Yaitu, indikator komunikasi,

Page 172: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

152

edukasi, kolaborasi dan hiburan yang disesuaikan

dengan performa Youtube.

Dengan ini, video yang ditampilkan tetap

memberikan unsur edukasi tetapi dikemas dengan

video yang menghibur serta sedang menjadi

perbincangan hangat di masyarakat. Selain itu

Kitabisa.com juga melakukan kolaborasi secara aktif

baik dengan masyarakat umum, para penggalang dana

atau seorang yang sedang digalangkan donasinya di

Kitabisa, para influencer, tokoh masyarakat serta

orang-orang baik atau masyarakat umum baik secara

individu maupun yang tergabung dalam lembaga atau

komunitas.

3. Aplikasi dan Website

Aplikasi merupakan perangkat lunak yang

memberikan fasilitas melalui fitur-fitur tertentu yang

dapat diakses oleh para pengguna sesuai dengan

pelayanan yang diberikan dari masing-masing aplikasi.

Dan website merupakan suatu kumpulan halaman yang

terdapat pada domain internet dengan fungsi dan tujuan

tertentu. Website dapat dimanfaatkan bagi para pengguna

untuk saling terhubung secara luas dan mudah melalui

akses halaman depan atau home page dengan

menggunakan URL website.

Kitabisa.com memberikan fasilitas halaman

penggalangan dana melalui website dan aplikasi yang

dapat akses secara terbuka oleh seluruh masyarakat. Pada

Page 173: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

153

website dan aplikasi Kitabisa.com terdapat fitur-fitur

yang bertujuan untuk memberikan informasi dan layanan

secara terbuka dan mudah untuk diakses oleh masyarakat

luas. Penggunaan website dan aplikasi juga menjadi ciri

khas Kitabisa sebagai platform crowdfunding yang

sebagian besar aktivitas sosialnya dilakukan di sosial

media. Fitur-fitur yang terdapat dalam halaman

Kitabisa.com diantaranya yaitu:

1. Galang Dana Sekarang

Galang dana sekarang merupakan fitur yang

diperuntukan bagi masyarakat yang ingin

memberikan donasi. Sebelum masuk ke dalam

halaman penggalangan dana, para calon pendonasi

diminta untuk memasukan alamat email atau nomor

handphone terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk

memverifikasi serta memberikan kabar terbaru

mengenai update mengenai campaign yang telah

diberikan donasinya oleh pendonasi tersebut.

2. Tanya Tentang Galang Dana

5.18 Gambar Fitur Galang Dana

Page 174: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

154

Sumber: Aplikasi dan Website Kitabisa.com

Pada fitur ini terdapat live chat yang

dilakukan oleh sistem atau bot yang telah

dirancang oleh Kitabisa.com mengenai kategori

serta tata cara untuk melakukan campaign

penggalangan dana di aplikasi dan website

Kitabisa.com.

Pada live chat ini Kitabisa memberikan

pertanyaan dan jawaban dengan sangat detail,

baik mengenai nama, campaign ditujukan

kepada siap, alamat rumah sakit, serta hal

lainnya yang berkaitan dengan tahapan yang

mesti lakukan ketika ingin membuka halaman

campaign penggalangan dana.

Dan apabila terdapat kendala atau hal-hal

lain yang ingin ditanyakan oleh calon

campaigner maka mereka juga bisa bertanya

atau melakukan konfirmasi melalui layanan

pesan Kitabisa, diantaranya yaitu melalui Line,

DM Instagram, dan email.

3. Layanan Donasi

5.19 Gambar Fitur Galang Dana

Page 175: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

155

Sumber: Aplikasi dan Website Kitabisa.com

Pada layanan donasi ini terdapat dua kategori

yaitu donasi sekali dan donasi rutin, yang keduanya

juga dibagi dalam sub-sub kategori (urutkan dan

filter) yang bisa calon pendonasi atur sendiri. Fitur

kategori berfungsi untuk membagi penggalangan

apa yang ingin kita berikan donasi secara spesifik.

Misalnya khusus untuk penggalangan dana

kesehatan, lingkungan, dan sebagainya.

Kedua, fitur urutkan yaitu untuk membagi

mana penggalangan dana yang sifatnya paling

mendesak, paling sesuai dengan ketertarikan calon

donatur, terbaru dan terkumpul dana paling sedikit.

Dan ketiga yaitu filter campaign mana yang di

galang oleh Kitabisa, Yayasan atau publik

(masyarakat umum).

5.20 Gambar Halaman Campaign

Page 176: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

156

Sumber: Aplikasi dan Website Kitabisa.com

Pada halaman layanan donasi terdapat

fitur atau penjelasan mengenai jumlah donasi

yang telah terkumpul, target donasi, batas

waktu pengumpulan donasi, jumlah orang yang

telah berdonasi, informasi penggalangan dana

apakah akun tersebut sudah terverifikasi apa

belum sehingga dapat menumbuhkan

awareness bagi masyarakat yang ingin

berdonasi.

Dengan kejelasan target donasi, waktu

dan jumlah orang yang telah memberikan

Page 177: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

157

donasi memberikan gambaran bahwa Kitabisa

merupakan platform crowdfunding yang

menjaga kredibilitas dan transparansi dengan

jelas di masyarakat.

5.21 Gambar Halaman Cerita/Storytelling

Sumber: Aplikasi dan Website Kitabisa.com

5.22 Gambar Halaman Cerita/Storytelling

Sumber: Aplikasi dan Website Kitabisa.com

Terdapat juga story telling berupa cerita dari

penggalang dana, kabar terbaru atau update

mengenai dana yang sudah diberikan kepada pelaku

Page 178: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

158

campaign yang apabila di update dalam aplikasi

atau website Kitabisa maka akan terkirim ke email

para pendonasi. Melalui cerita yang dituliskan oleh

campaigner diharapkan dapat memberikan

informasi dan motivasi kepada masyarakat untuk

berpartisipasi dalam memberikan donasi.

5.23 Gambar Fitur Doa dan Donasi Terkumpul

Sumber: Aplikasi dan Website Kitabisa.com

5.24 Gambar Fitur Doa dan Donasi Terkumpul

Sumber: Aplikasi dan Website Kitabisa.com

Selanjutnya terdapat fitur doa-doa

#OrangBaik yang turut memberikan doa dan

pendapatnya serta terdapat nama (bisa ditulis

anonim) juga beserta besar donasi yang diberikan,

Page 179: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

159

fitur untuk memberikan donasi dan fitur untuk turut

membagikan campaign tersebut ke berbagai sosial

media yaitu whatsapp, facebook, line, dan twitter.

Dengan ini masyarakat yang telah

memberikan donasinya dapat saling memberikan

pendapat dan doa pada halaman penggalangan dana

yang telah Ia donasikan. Selain itu, juga terdapat

fitur yang menampilkan masing-masing donasi

yang diberikan pendonor mulai dari bilangan 1000

rupiah

4. Layanan Zakat

5.25 Gambar Fitur Layanan Zakat

Sumber: Aplikasi dan Website Kitabisa.com

Page 180: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

160

5.25 Gambar Fitur Layanan Zakat

Sumber: Aplikasi dan Website Kitabisa.com

Kitabisa memberikan layanan bagi

masyarakat yang ingin melakukan perhitungan

zakat, yaitu pada fitur “Kalkulator Zakat”

terdapat akses bagi masyarakat yang ingin

menghitung berapa zakat yang mesti mereka

keluarkan baik berupa zakat profesi dan zakat

maal. Pada layanan zakat ini juga terdapat

program ZakatHub ke program spesifik dari

badan amil atau lembaga yang telah

bekerjasama dengan BAZNAS.

5. Saling Jaga

Saling jaga merupakan fitur donasi bagi para

donatur untuk saling tolong-menolong di sektor

kesehatan. Program khusus saling jaga ini telah

mengantongi izin dan diawasi oleh Kementerian

Sosial Republik Indonesia. Akan tetapi, pada bulan

Page 181: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

161

Juni 2021 Kitabisa Saling Jaga belum bisa

menerima keanggotaan atau pendaftar baru.

6. Galang Dana

Bagi masyarakat yang ingin melakukan

penggalangan bisa mengakses halaman tersebut

melalui fitur “Galang Dana” yang terbagi kedalam

dua sub kategori yaitu galang dana khusus

Kesehatan dan galang dana untuk program lainnya

(selain Kesehatan).

7. Penggalangan Dana Mendesak, Program Spesial

Kitabisa, dan Pilihan Kitabisa

Penggalangan dana mendesak, Program

Spesial Kitabisa, dan Pilihan Kitabisa merupakan

campaign prioritas yang ditampilkan pada website

dan aplikasi Kitabisa. Penggalangan dana

mendesak merupakan penggalangan dana pilihan

Kitabisa untuk campaign yang sifatnya mendesak.

Salah Satunya adalah penggalangan dana mendesak

yang ditujukan untuk campaign bencana alam dan

keperluan dana mendesak medis.

8. Doa-doa #OrangBaik

Pada fitur doa-doa #orang baik para pendonasi

diberikan wadah untuk saling menuliskan do’a. doa

doa yang dituliskan sifatnya bervariatif, ada yang

memberikan doa untuk campaigner dan ada juga

yang menuliskan doa untuk dirinya sendiri. Pada

fitur ini para pendonasi juga bisa memberikan

Page 182: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

162

komentar dan pendapatnya mengenai campaign

yang ia berikan donasi.

Fitur-fitur lainnya yang masuk dalam

kategori doa-doa #orangbaik yaitu semua doa

dimana semua doa yang dituliskan oleh para

masyarakat yang telah memberikan donasi

terkumpul, Dan fitur doa saya yaitu kumpulan doa

yang sudah pemilik akun tuliskan dari campaign

yang tertera di Kitabisa, fitur aamiin bagi

masyarakat yang ingin mengamini doa yang tertulis

pada laman fitur ini, dan bagikan yaitu masyarakat

juga diberikan akses untuk melakukan aksi baik

dengan turut menyebarkan doaa yang telah

dituliskan di sosial media pribadinya.

9. Kategori Galang Dana

5.26 Gambar Fitur Kategori Galang Dana

Sumber: Aplikasi dan Website Kitabisa.com

Pada fitur kategori bencana alam tertera

bermacam-macam penggalangan dana yang sedang

Page 183: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

163

dibuka oleh para campaigner. Diantaranya terdapat

campaign sebagai berikut: Bencana alam, Balita

dan Anak sakit, Bantuan medis dan Kesehatan.

Bantuan Pendidikan, Lingkungan, Kegiatan sosial,

Infrastruktur umum, Karya kreatif dan modal

usaha, menolong hewan, Rumah ibadah, Difabel,

Zakat, Panti asuhan, Pelari baik, Kemanusiaan.

10. Tentang Kitabisa

Yaitu fitur yang menjelaskan profil umum

Kitabisa, yaitu mengenai sejarah, izin galang dana

dan beragam layanan yang difasilitasi oleh

Kitabisa.com. Sebagaimana yang tertera pada

website dan aplikasi bahwa Kitabisa yakin berbagi

itu mudah dan menyenangkan. Kitabisa juga turut

berinovasi dalam memberikan kemudahan bagi

penggalang dana dan donatur dalam melakukan

aksi baik.

Berikut layanan unggulan Kitabisa yaitu

Kitabisa merupakan platform crowdfunding yang

aman dan transparan, terdapat banyak pilihan

metode pembayaran, donasi bisa dimulai dari Rp.

1000, halaman galang dana yang dapat diakses

kapan saja, layanan yang memungkinkan para

pendonasi mengetahui dampak yang dihasilkan.

Analisis mengenai keempat indikator yaitu

komunikasi, edukasi, kolaborasi dan hiburan pada

website dan aplikasi Kitabisa.com dapat dilakukan

Page 184: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

164

melalui layanan atau fitur-fitur yang ada di

dalamnya.

Pada aspek komunikasi yaitu Kitabisa

memberikan bentuk komunikasi terbuka melalui

pertanyaan yang bisa diajukan melalui fitur tanya

tentang galang dana dan live chat yang secara

otomatis dijawab oleh sistem Kitabisa.com atau

bisa secara langsung melalui pusat bantuan dan

dengan mengirim email yang langsung bisa dijawab

oleh admin atau team Kitabisa.com.

Pada halaman penggalangan dana setiap

harinya terdapat 100 galang dana yang beru dimuat

pada platform Kitabisa, artinya terdapat cerita-

cerita inspiratif yang akan disesuaikan kembali

dengan momentum dan apa yang menjadi perhatian

publik. dengan ini, maka konten dan halaman

penggalangan dana dalam platform Kitabisa dapat

sesuai dengan apa yang ada di masyarakat.

Pada fitur story telling atau cerita, kabar

terbaru dari campaigner, doa dari orang baik atau

yang sudah memberikan donasi juga menjadi

representasi komunikasi digital yang mampu

mengedukasi dan memotivasi masyarakat untuk

turut andil dalam memberikan donasi pada halaman

campaign tersebut.

Page 185: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

165

5.27 Gambar Fitur Kolaborasi

Sumber: Aplikasi dan Website Kitabisa.com

Dan aspek kolaborasi dengan ini

Kitabisa.com secara terbuka melakukan Kerjasama

baik dengan perusahaan, instansi pemerintah,

organisasi sosial (NGO), media massa, rumah sakit,

dan publik figur. Selain itu, Kitabisa juga mengajak

masyarakat umum secara terbuka untuk

bekerjasama menjadi fundraiser pada halaman

galang dana yang sebelumnya telah dibuka oleh

orang lain. Indikator terakhir, yaitu pada aplikasi

dan website Kitabisa.com tidak terdapat unsur

hiburan.

Artinya, layanan yang tertera disini sifatnya

hanya untuk mengkomunikasikan, memberikan

informasi, mengedukasi dan memberikan wadah

bagi masyarakat yang ingin membuka halaman

galang dana dan berpartisipasi untuk melakukan

aksi baik dan berdonasi

Page 186: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

166

B. Analisis Para Donatur Kitabisa.com Berdasarkan

Indikator SOR

Pada kerangka SOR stimulus dikonseptualisasikan

sebagai faktor yang mampu memberikan pengaruh internal

organisme atau rangsangan individu. Dan organisme

merupakan kondisi kognitif seorang yang memberikan

pengaruh hubungan antara rangsangan dengan respon, artinya

organisme berkaitan dengan proses internal yang terjadi dalam

diri seseorang yang terdiri dari aktivitas mempersepsikan,

merasakan, dan berpikir. Ketika suatu rangsangan ditangkap

oleh panca indra seorang konsumen, maka Ia akan

mempersepsikan rangsang tersebut dengan melibatkan

perasaan dan pikirannya, kemudian menentukan respon

terhadap rangsangan tersebut.

Pada tahapan selanjutnya terdapat respon yang berarti

merupakan hasil atau keputusan akhir dari proses internal yang

terjadi di dalam diri konsumen, apakah nantinya Ia akan

memutuskan untuk memberikan donasi atau tidak. Artinya

ketiga tahapan SOR merupakan satu kesatuan yang apabila

satunya tidak terpenuhi maka tidak bisa untuk lanjut pada

tahapan selanjutnya.

1. Stimulus

Stimulus adalah suatu rangsangan yang terdapat pada

platform website atau aplikasi dan sosial media karena

memberikan pengaruh internal konsumen yang di dalamnya

terdapat bagaimana syarat yang digunakan dalam merancang

platform tersebut seperti pemilihan latar belakang dan pola,

hyperlink, ikon, skema konten dan warna sampai jenis font yang

Page 187: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

167

dipilih. Terdapat dua macam stimulus yaitu stimulus yang dapat

dikendalikan dan stimulus yang tidak dapat dikendalikan.

Analisis yang dilakukan berdasarkan hasil wawancara

dengan para donatur melalui indikator SOR yaitu dengan user

interface yang ditampilkan pada platform aplikasi dan website

Kitabisa menimbulkan stimulus atau rangsangan yang dapat

membuat para donatur menjadi tertarik dan merasa mudah

dalam menggunakannya. Kelengkapan dan kejelasan fitur-fitur

yang ditampilkan dinilai simple dan mudah untuk dipahami

sehingga masyarakat menjadi terbantu dalam

menggunakannya.

Tone warna yang dipilih baik dalam platform Aplikasi

atau Website dan platform Instagram dan Youtube Kitabisa

juga sama, sehingga konten dan fitur yang ditampilkan menjadi

lebih rapi. Dalam hal ini juga terdapat narasi yang terdapat

dalam konten di kedua platform tersebut yang menjadi

highlight sehingga mampu membuat orang tertarik untuk

membaca dan menyaksikannya, serta memudahkan masyarakat

dalam mengingatnya.

Dan analisis pada stimulus yang tidak dapat dikendalikan

oleh Kitabisa yaitu berupa sense of belongin yang terdapat

dalam diri masyarakat Indonesia mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan kepedulian dan pemenuhan hak pada setiap

diri manusia itu sendiri. Serta mengenai situasi kondisi yang

sifatnya emergency untuk mendapatkan pertolongan seperti

adanya bencana alam dan bencana kemanusiaan.

Page 188: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

168

2. Organisme

Organisme berkaitan dengan proses internal yang

terjadi dalam diri seseorang yang terdiri dari aktivitas

mempersepsikan, merasakan, dan berpikir. Ketika suatu

rangsangan ditangkap oleh panca indera seorang konsumen,

maka ia akan mempersepsikan rangsang tersebut dengan

melibatkan perasaan dan pikirannya, kemudian menentukan

respon terhadap rangsangan tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan para donatur

alasan mereka tertarik untuk memberikan donasi secara

online melalui platform Kitabisa.com diantaranya adalah

karena storytelling yang dituliskan baik dalam sosial media

dan aplikasi/website Kitabisa dapat membuat pembacanya

menjadi berempati dengan kesulitan dan urgensi

penggalangan dana tersebut. Selain itu, konten video yang

diposting dalam sosial media Instagram dan Youtube

Kitabisa juga bersifat edukatif dan inspiratif sehingga dapat

memotivasi masyarakat untuk turut berdonasi.

Contohnya yaitu pada penggalangan dana aksi

kemanusiaan atau bencana alam maka konten video Kitabisa

dibuat secara real atau sesuai dengan kondisi yang ada

disana. Selain itu, dibeberapa video terdapat cuplikan

wawancara dengan para korban yang mampu menggugah

hati bagi masyarakat yang menyaksikannya. Dan kemudian

konten foto dan video tersebut mulai tersebar pada halaman

sosial media masyarakat, bahkan pada penggalangan dana

yang sifatnya mendesak Kitabisa berupaya untuk membuat

halaman galang tersebut menjadi viral di masyarakat.

Page 189: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

169

Dengan adanya intensitas dan performa yang baik

pada sosial media Instagram dan Youtube Kitabisa

menyebabkan konten yang terdapat dalam sosial media

Kitabisa berpotensi lebih besar untuk muncul di halaman

atau timeline donatur. Terlebih apabila Kitabisa melakukan

kolaborasi dengan para tokoh masyarakat dan lembaga

masyarakat yang pada dasarnya juga telah memiliki

pengikut dalam media sosial pribadinya. Sehingga konten-

konten yang tertera pada halaman penggalangan dana

Kitabisa tersebut dapat dipublikasikan secara lebih luas dan

masif.

Dalam membangun kepercayaan dan company

branding di masyarakat Kitabisa melakukan fitur update

mengenai kabar terbaru yang dituliskan oleh penerima

donasi mengenai progress serta alokasi donasi yang telah

dipergunakan. Selain itu, juga terdapat verifikasi

campaigner sehingga dapat memberikan rasa aman dan

percaya bagi donatur yang ingin berdonasi di Kitabisa.

Transparansi dan kredibilitas itu pula yang akhirnya

berpotensi untuk membangun perspektif masyarakat

mengenai rasa aman dan menjadi berdaya dalam berdonasi

di Kitabisa. Dan terakhir yaitu dengan kelengkapan fitur

yang ada pada aplikasi dan website Kitabisa juga

memberikan kemudahan kepada para donatur dalam

menggunakan platform tersebut. Diantaranya yaitu dengan

kelengkapan kategori dan opsi dompet digital, sehingga

memungkinkan donatur dalam memberikan donasi

kapanpun dan dimanapun.

Page 190: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

170

Dengan ini, Kitabisa mampu membangun cara

berpikir dan perspektif masyarakat yang sebelumnya harus

meluangkan waktu dan tenaga lebih untuk berdonasi,

sekarang menjadi mudah dan cepat. Yaitu, hanya dengan

memanfaatkan aksesibilitas internet dan kecakapan digital

maka donasi yang diberikan akan tersampaikan.

3. Respon

Respon merupakan hasil atau keputusan akhir dari

adanya stimulus dan organisme. Yaitu sebagai bentuk

tindakan yang dilakukan seseorang untuk menentukan

pilihannya. Analisis yang dilakukan pada indikator respon

ini diantaranya yaitu dengan kelengkapan informasi dan fitur

yang terdapat baik dalam platform Aplikasi atau Website

dan Platform sosial media Instagram dan Youtube dapat

membangun awareness dan company branding yang baik

sehingga masyarakat menjadi berdaya untuk berpartisipasi

dalam memberikan donasi secara online melalui platform

crowdfunding Kitabisa.com.

C. Analisis Pemanfaat Media Internet Berdasarkan

Indikator Durasi dan Frekuensi

Pemanfaatan media internet menurut Elian, Lubis, dan

Rangkuli dalam (Ratnadila, Taryoto, and Leilani 2019, 193)

adalah suatu intensitas akses internet atau berupa gambaran

mengenai berapa lama dan seberapa sering seseorang dalam

menggunakan dan mengakses internet dalam proses pencarian

informasi. Lebih jelasnya yaitu intensitas tersebut dihitung

Page 191: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

171

berdasarkan durasi dan frekuensi yang diukur melalui kurun

waktu yang sudah ditentukan.

5.1 Tabel Frekuensi dan Durasi Pemanfaatan Media

Nama Frekuensi

(seminggu) Durasi

Donasi

(6bulan

terakhir)

Angga

Kristianto

Buka saat konten

Kitabisa muncul

di timeline sosial

media

Kurang

dari 15

Menit

4 kali

donasi

Muhammad

Irwan

Buka hanya saat

ingin berdonasi

Kurang

dari 15

Menit

Donatur

rutin

Kitabisa

(total

sekitar

50 kali

donasi)

Fauzan Noor Buka hanya saat

ingin berdonasi

Kurang

dari 15

Menit

4 kali

donasi

Candida Putri

Nauli

Simantupang

2 kali dalam

seminggu

Lebih

dari 60

Menit

5 kali

donasi

Sumber: diolah oleh Peneliti

Pada penelitian ini frekuensi penggunaan aplikasi atau

website dan aksesibilitas sosial media Kitabisa.com diukur

berdasarkan intensitas dalam kurun waktu seminggu, serta

Page 192: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

172

intensitas durasi waktu yang digunakan dalam mengakses

aplikasi atau website dan sosial media Kitabisa.com.

Pada tabel diatas menjelaskan bahwa dua orang informan

yang telah memberikan donasi di platform crowdfunding

Kitabisa.com hanya membuka baik aplikasi atau website dan

sosial media Kitabisa.com hanya jika mereka ingin memberikan

donasi, satu orang informan mengakses sosial media Kitabisa

ketika konten tersebut muncul pada halaman atau timeline sosial

media pribadinya dan satu orang informan lainnya mengakses

platform Kitabisa sebanyak dua kali dalam seminggu.

Dalam hal ini konten sosial media Kitabisa.com memang

sering muncul pada laman utama para pengguna sosial media,

dikarenakan Kitabisa memiliki strategi viral yang juga

memanfaatkan layanan khusus (ads atau iklan berbayar) dalam

masing-masing platform sosial media. Selain itu, dengan

Kerjasama yang dilakukan oleh Kitabisa dengan komunitas,

lembaga sosial atau pers, perusahaan, dan tokoh masyarakat juga

menjadi faktor (lingkaran kedua) yang menyebabkan konten

Kitabisa sering muncul dalam halaman atau timeline para

pengguna sosial media.

Lingkaran kedua yaitu para pengguna platform sosial

media tidak mengetahui mengenai informasi dan edukasi

penggalangan dana di Kitabisa.com langsung dari platform atau

sosial media Kitabisa, melainkan informasi dan edukasi tersebut

mereka dapati dari entitas yang melakukan kerjasama dengan

platform Kitabisa.com. Yaitu, apabila ada tokoh masyarakat atau

Page 193: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

173

publik figur yang donatur ikuti dalam media sosial melakukan

penggalangan dana melalui platform Kitabisa.com.

Untuk durasi yang diberikan dalam satu kali akses aplikasi

atau website serta sosial media Kitabisa.com dari keempat

informan, tiga orang menyatakan mereka menghabiskan waktu

kurang dari 15 menit dalam satu kali akses. Dan satu orang

lainnya menghabiskan waktu lebih dari 60 menit dalam satu kali

askes.

Dalam hal ini, penggunaan aplikasi atau website serta

sosial media Kitabisa.com tergolong baik, karena biasanya

seorang hanya membutuhkan waktu satu sampai lima menit

dalam melihat konten (memperhatikan postingan foto dan

membaca caption) di sosial media. Terkecuali, jika terdapat hal

yang menarik sehingga Ia mampu menghasilkan waktu lebih dari

10 menit baik untuk melihat foto, membaca caption,

menyaksikan video, membaca komentar yang tertera di

postingan tersebut, bahkan sampai turut memberikan komentar

dan membagikan di sosial media pribadinya.

Dalam kurun waktu enam bulan terakhir informan Angga

dan Fauzan telah berdonasi sebanyak empat kali, informan

Candida Putri sebanyak lima kali dan Muhammad Irwan

merupakan seorang donatur rutin yang kurang lebih telah 50 kali

berdonasi melalui platform crowdfunding Kitabisa.com. Masing-

masing donatur juga memiliki ketertarikan yang berbeda dalam

berdonasi.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan,

informan Candida cenderung tertarik dalam memberikan donasi

Page 194: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

174

pada kategori kesehatan terutama pada situasi saat ini mengenai

bantuan untuk covid19. Informan Angga berdonasi dalam

kategori bencana alam dengan alasan karena bencana alam

bersifat emergency yang harus segera diberi bantuan. Sama

halnya dengan informan Fauzan cenderung tertarik berdonasi

pada kategori bencana dan penyediaan makan untuk dhuafa dan

informan Muhammad irwan pada kategori aksi kemanusiaan

baik yang terjadi di dalam dan luar negeri.

D. Analisis Nilai-nilai Pengembangan Masyarakat Islam

terhadap Kitabisa.com

Masifnya transformasi digital di Indonesia pada era

revolusi 4.0 saat ini menghadirkan kompleksitas dampak positif

dan negatif yang muncul di masyarakat. Sebagai upaya dalam

mengoptimalisasikan dampak positif, serta meminimalisir

dampak negatif tentu diperlukan adanya suatu sinergitas bersama

yang dilakukan oleh seluruh entitas masyarakat, sehingga

masyarakat menjadi cakap dan berdaya dalam menghadapi arus

pergerakan transformasi digital tersebut. Salah satunya dengan

melakukan gerakan pemberdayaan masyarakat berbasis literasi

digital.

Pemberdayaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi

ke V berasal dari kata “daya” yang artinya kemampuan

melakukan sesuatu atau kemampuan bertindak; kekuatan; akal;

ikhtiar; dan upaya. Payne dalam (Kusiawati 2017, 63)

pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk membantu klien

dalam memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan

menentukan tidakan.

Page 195: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

175

Karena, pemberdayaan merupakan suatu proses kolaboratif

dimana seorang yang kurang berdaya diberikan edukasi dan

informasi dalam memanfaatkan akses dan kontrol atas sumber

daya yang tersedia untuk memecahkan permasalahan. Dengan

ini, diharapkan dengan pemberdayaan berbasis literasi digital

masyarakat dapat memiliki keterampilan dalam berliterasi

sehingga informasi, komunikasi dan segala bentuk tindakan

melalui jejaring media online bisa menjadi hal yang bermanfaat

baik untuk pengguna dan juga masyarakat luas.

Sebagaimana yang dilakukan oleh salah satu social

enterprise yakni Kitabisa.com yang berfungsi sebagai platform

crowdfunding turut berupaya dalam memberdayakan masyarakat

dengan keterampilan literasi digital sehingga diharapkan edukasi

dan informasi mengenai penggalangan dana yang diberikan

dapat mewujudkan masyarakat yang berkesadaran dalam

mengoperasikan platform digital sebagai wadah untuk

melakukan aksi baik. Untuk itu, peneliti akan mengkaji

bagaimana strategi Kitabisa.com dalam melakukan

pemberdayaan masyarakat Islam berbasis literasi digital yang

berlandaskan nilai-nilai keIslaman.

Dalam buku yang berjudul “Manajemen Pengembangan

Masyarakat Islam” terdapat enam indikator dalam melakukan

pemberdayaan masyarakat berlandaskan nilai-nilai keIslaman,

yaitu: kejujuran (transparansi), keadilan, kepercayaan,

kebersamaan dan saling tolong-menolong, kepedulian, dan

berorientasi pada keberlangsungan kehidupan di masa depan

(Muhtadi and Hermansah 2013, 19) dijelaskan sebagai berikut:

Page 196: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

176

1. Kejujuran (transparansi)

Transparansi merupakan pondasi utama dalam proses

melakukan pemberdayaan masyarakat. Sebagai platform

crowdfunding Kitabisa.com terus berupaya dalam menjaga

transparansi kepada entitas masyarakat. Dalam hal ini

Kitabisa menyediakan fitur-fitur yang tertera pada halaman

penggalangan dana sebagaimana yang telah dijelaskan

sebelumnya.

Diantaranya yaitu terdapat fitur (verifikasi

campaigner yang diharuskan mengupload KTP pada proses

pendaftaran, keterangan jumlah donasi yang telah

terkumpul, batas waktu pengumpulan, alokasi atau

pencairan donasi baik yang diberikan langsung kepada pihak

penggalang dana ataupun rumah sakit/yayasan dan

sebagainya yang terkait, dan kabar terbaru mengenai progres

alokasi donasi dan kondisi terkini penerima manfaat, dan

hal-hal lainnya sebagaimana telah dijelaskan pada

pembahasan sebelumnya. Dan dengan adanya sinergitas

antara Kitabisa dengan tokoh masyarakat yang mempunyai

personal branding baik di masyarakat juga berpotensi untuk

membangun rasa percaya dan aman bagi para donatur. Hal

ini karena seorang tokoh tersebut pada dasarnya memiliki

potensi untuk dijadikan role model masyarakat.

Dengan adanya keterampilan masyarakat dalam

berliterasi melalui platform digital maka informasi dan

edukasi yang dikomunikasikan secara virtual dapat

dipahami dengan baik dan bijak. Sehingga dengan adanya

transparansi dari pihak Kitabisa.com dan campaigner atas

Page 197: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

177

penggalangan dana yang dilakukan tentu akan

menghadirkan rasa aman dan keberdayaan kepada

masyarakat untuk berpartisipasi dalam memberikan donasi

secara online melalui platform digital.

Pada indikator transparansi selanjutnya yaitu Kitabisa

melakukan verifikasi berlapis dengan cara melakukan baik

pengecekan secara langsung pada lokasi penerima bantuan

atau dengan melakukan konfirmasi dengan rumah sakit atau

lembaga terkait atas penggunaan donasi. Sebagai salahsatu

studi kasus yaitu Kitabisa telah melakukan Kerjasama

terlebih dahulu dengan Rumah Sakit untuk selanjutnya

memberikan informasi kepada Kitabisa apabila mendapati

pasien yang tidak mampu melunasi pembayaran Rumah

Sakit. Kemudian, setelah informasi tersebut disampaikan

oleh Kitabisa maka tim dari Kitabisa langsung melakukan

survei ke Rumah Sakit dan bahkan kerumah pasien untuk

memastikan kesulitan yang tengah di hadapi pasien tersebut.

Dan pada studi kasus lainnya, Kitabisa sebelumnya

tidak melakukan Kerjasama dengan pihak Rumah Sakit

hanyasaja pada saat melakukan verifikasi permohonan

campaigner maka tim dari Kitabisa melakukan survei pada

Rumah Sakit ataupun lembaga lainnya untuk melakukan

pengecekan dan validasi permohonan, serta melakukan

update menganai penggunaan dana donasi.

2. Keadilan

Keadilan dalam konteks pemberdayaan masyarakat

Islam berarti setiap orang yang terlibat dalam proses

pemberdayaan masyarakat harus memiliki peluang yang

Page 198: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

178

sama. Dalam hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh

Timmy selaku Founder Kitabisa.com bahwa Kitabisa secara

terbuka memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh

entitas masyarakat yang ingin melakukan penggalangan

dana dan bagi masyarakat yang ingin berdonasi. Peluang

terbuka tersebut dengan syarat bahwa campaign

penggalangan dana yang dibuka tidak melanggar peraturan

perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

3. Kepercayaan

Diharapkan melalui keterampilan masyarakat dalam

merepresentasikan nilai-nilai yang terdapat dalam konteks

literasi digital dapat menjadikan mereka berdaya dalam

menerima dan memanfaatkan ketersediaan fitur-fitur yang

terdapat dalam aplikasi dan website Kitabisa.

Serta melalui publikasi konten di platform media

sosial media Kitabisa dapat membangun stimulus,

organisme atau rangsangan dan respon dapat

memberdayakan masyarakat untuk berdonasi secara online

di platform crowdfunding Kitabisa.com.

Kepercayaan yang dibangun oleh Kitabisa dalam

menjaga keamanan bagi masyarakat untuk turut serta dalam

menyebarkan kebaikan yaitu dengan adanya izin PUB

(Pengumpulan Uang dan Barang) dari Kementrian Sosial

untuk kategori umum dan kategori bencana alam. Dalam hal

ini Kitabisa rutin dalam memperbaharui izin PUB dan secara

transparan memberikan informasi tersebut kepada

masyarakat melalui laman Kitabisa Help Center

(zendesk.com).

Page 199: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

179

Selain itu, Kitabisa telah memiliki izin sebagai Unit

Pengumpulan Zakat (UPZ) berdasarkan keputusan Ketua

Badan Amil Zakat Nasional nomor 59 tahun 2019. Dan

sampai saat ini Kitabisa telah menjalin kerjasama dengan

puluhan mitra Lembaga Amil Zakat (LAZ) di tingkat

Nasional, Provinsi. dan Kabupaten atau Kota guna

memudahkan #OrangBaik yang ingin menyalurkan

zakatnya.

4. Kebersamaan dan saling tolong-menolong

Sebagai social enterprise atau perusahaan yang

bergerak dibidang sosial Kitabisa.com percaya bahwa

kemajuan teknologi seharusnya dipergunakan dalam hal

yang bermanfaat. Melalui situs crowdfunding kitabisa.com

mengangkat value menghubungkan jutaan kebaikan dengan

semangat gotong-royong untuk membantu mengatasi

masalah di masyarakat.

Timmy juga menjelaskan bahwa dasar didirikannya

Kitabisa.com adalah karena secara naruliah masyarakat

Indonesia telah memiliki rasa kebersamaan dan rasa tolong-

menolong yang tinggi, bahkan hal ini sudah melekat dan

membudaya di kalangan masyarakat Indonesia.

Dengan adanya semangat untuk saling melakukan aksi

baik untuk membantu sesama itulah, Kitabisa.com turut

hadir di tengah-tengah masyarakat sebagai platform

crowdfunding yang memungkinkan masyarakat dalam

saling terhubung dalam melakukan kebaikan.

Page 200: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

180

5. Kepedulian

Kitabisa.com berdiri di pertengahan tahun 2013,

mulanya ide tersebut hadir karena Timmy melihat keresahan

dalam melakukan penggalangan dana yang biasanya

dilakukan secara tradisional, serta adanya permasalahan dan

potensi di masyarakat. Yaitu, terdapat banyak masalah sosial

yang belum bisa terselesaikan sedangkan di sisi lain

Indonesia tidak kekurangan orang-orang baik yang ingin

turut andil dalam membantu masyarakat yang kesulitan,

hanya saja pada saat itu situs penghimpunan donasi di

Indonesia kebanyakan masih belum optimal dan bersifat

tradisional.

Dalam situsnya kitabisa.com menuliskan “perjalanan

tak selalu mulus, namun semangat tak pernah tergerus.”

Dan atas dasar membangun kepedulian di masyarakat

terbukti kini Kitabisa telah berhasil menghubungkan lebih

dari 1 juta #OrangBaik (panggilan untuk para masyarakat

yang memberikan donasi di kitabisa.com) dan menyalurkan

lebih dari 500 Miliar donasi kepada masyarakat yang

membutuhkan.

Melalui kecakapan literasi digital yang dimuat dalam

konten cerita atau story telling dalam halaman penggalangan

dana, serta informasi dan edukasi yang dipublish melalui

platform sosial media juga memberdayakan masyarakat

untuk saling mewujudkan kepeduliannya dengan salah satu

caranya yaitu turut serta dalam memberikan donasi

terbaiknya melalui Kitabisa.com

Page 201: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

181

6. Berorientasi ada keberlangsungan kehidupan di

masa depan

Kitabisa.com percaya bahwa untuk menghasilkan

suatu dampak baik dimasyarakat nafasnya harus panjang.

Dengan semakin masifnya pergerakan teknologi, informasi

dan komunikasi di era revolusi 4.0 memungkinkan Kitabisa

sebagai platform crowdfunding yang mampu menjembatani

seluruh entitas masyarakat agar menjadi berdaya dalam

memanfaatkan kecakapan digitalisasi seperti saat ini untuk

melakukan aksi baik.

Dengan ini, masyarakat baik yang ingin melakukan

penggalangan dana dan masyarakat yang ingin berdonasi

tidak lagi terhalang dengan jarak dan waktu untuk saling

tolong-menolong baik itu dalam sektor Pendidikan,

Kesehatan, Lingkungan, Aksi Kemanusiaan, Ekonomi dan

sebagainya.

Berdasarkan informasi dan edukasi yang telah

dikomunikasikan secara virtual dan visual baik di Aplikasi

atau Website dan sosial media Kitabisa.com masyarakat

menjadi berdaya untuk berpartisipasi dalam melakukan aksi

baik, salah satunya dengan melakukan pemberian donasi

secara online melalui platform crowdfunding Kitabisa.com.

Kitabisa terus berupaya agar dapat berjalan secara

sustainable melalui konten-konten yang diberikan dan

fasilitas yang disediakan pada platform digital. Hal ini dapat

diukur berdasarkan hadirnya fenomena kehidupan baru di

masyarakat bahwa aksi baik dari teknologi yang dirancang

oleh Kitabisa mampu beradaptasi dan menyesuaikan situasi

Page 202: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

182

kondisi yang ada pada saat ini sehingga dimungkinkan akan

berjalan secara berkelanjutan untuk masa yang akan datang.

Dengan terpenuhinya indikator pemberdayaan

masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai keIslaman dalam

memberdayakan masyarakat melalui keterampilan literasi

digital menjadikan Kitabisa.com sebagai platform

crowdfunding yang bisa dijadikan rujukan atau role model

bagi masyarakat yang ingin melakukan pemberdayaan di era

digitalisasi saat ini. Meskipun demikian, berdasarkan apa

yang dilakukan Kitabisa dalam sudut pandang

pemberdayaan masyarakat terdapat hal-hal yang seharusnya

lebih diperhatikan oleh Kitabisa dalam memberdayakan

masyarakat secara online melalui keterampilan berliterasi.

Dalam aksinya Kitabisa telah melakukan

pemberdayaan berbasis literasi digital kepada entitas

masyarakat yang memiliki keterampilan dalam

mempergunakan platform digital dan sosial media yang pada

pembahasan ini disebut sebagai digital society. Artinya,

merujuk pada pengertian digital society atau masyarakat

digital itu sendiri yaitu masyarakat yang aktivitasnya

dilakukan dengan memanfaatkan aksesbilitas teknologi

digital secara intensif dan terjadi hampir disegala lini

kehidupan. Dan pertanyaan peneliti adalah “Apakah

masyarakat Indonesia sudah layak dikatakan sebagai

masyarakat digital atau digital society?.”

Berdasarkan pertanyaan tersebut, hasil survei yang

dilakukan oleh Microsoft dalam laporan “Digital Civility

Index (DCI)” mengenai tingkat kesopanan pengguna

Page 203: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

183

internet sepanjang tahun 2020 negara Indonesia dinyatakan

berada pada urutan ke 29 dari 32 negara yang artinya

Indonesia menjadi negara dengan tingkat kesopanan

terendah sebagai penggunaan internet di Asia Tenggara.

Mengenai hal ini apabila dibandingkan antara tingginya

jumlah pengguna internet di Indonesia dengan rendahnya

indeks DCI tersebut artinya memang benar Indonesia tengah

memasuki era revolusi industri 4.0 tetapi dalam

pengamalannya masyarakat Indonesia dinilai belum cermat

dan bijak dalam memanfaatkan aksesbilitas tersebut.

Penyalahgunaan aksesbilitas internet tersebut

diantaranya disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan

dan minat baca masyarakat, faktor sosial budaya, ekonomi,

keagamaan, dan sebagainya. Untuk itu, dalam sudut pandang

pemberdaya masyarakat Kitabisa sebaiknya tidak sebatas

memberdayakan masyarakat Indonesia dalam lingkup kelas

menengah dan atas saja. Melainkan juga melakukan

mapping social pada kluster masyarakat yang belum terbuka

dalam mengakses teknologi, informasi dan komunikasi.

Sehingga ketika masyarakat tersebut mendapatkan ruang

untuk mengakses kecakapan teknologi, informasi dan

komunikasi maka mereka menjadi cermat dan bijak dalam

menangkap informasi dan memberikan respon.

Selanjutnya, peneliti melakukan analisis kritis

terhadap upaya Kitabisa yang berhenti pada tahapan

melakukan update mengenai kabar terbaru penerima

manfaat atau campaigner dan alokasi pemanfaatan donasi.

Dengan ini, dalam konteks pemberdayaan masyarakat agar

Page 204: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

184

kegiatan crowdfunding dapat berjalan secara sustainable

atau berkelanjutan disarankan Kitabisa juga melakukan

pemberdayaan donasi produktif. Yaitu, dengan menjadikan

campaigner atau penerima manfaat sebagai donatur pada

campaign penggalangan donasi selanjutnya yang difasilitasi

oleh Kitabisa.com.

Harapannya melalui pendayagunaan yang

berkelanjutan ini maka para penerima manfaat secara

optimal dapat memanfaatkan daya yang telah didapati

melalui platform crowdfunding Kitabisa.com. Dan pada

tahapan selanjutnya melalui keterampilan literasi digital

yang direpresentasikan baik pada platform aplikasi atau

website dan sosial media Kitabisa para penerima manfaat

yang telah berdaya dapat Kembali memberdayakan

masyarakat untuk turut memberikan donasi secara online

melalui platform crowdfunding Kitabisa.com.

Page 205: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

185

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi di

era revolusi 4.0 mengharuskan masyarakat untuk mampu

beradaptasi pada kehidupan yang sebelumnya berjalan dengan

tradisional menjadi serba digital. Adanya digitalisasi tersebut

tentunya menyebabkan dampak baik positif maupun negatif.

Untuk itu, diperlukan adanya pemberdayaan masyarakat

berbasis literasi digital sehingga masyarakat menjadi berdaya

dalam memanfaatkan kecakapan aksesibilitas internet secara

baik dan bijak.

Dalam skripsi ini, peneliti melakukan analisis mengenai

bagaimana strategi dan treatment Kitabisa.com dalam

memberdayakan masyarakat berbasis literasi digital pada

masing-masing platform yaitu pada Aplikasi atau Website,

Instagram dan Youtube sehingga masyarakat berdonasi secara

online. Dan bagaimana respon dari masyarakat yang terdapat

pada platform dan sosial media crowdfunding Kitabisa.com.

Kemudian, kedua rumusan masalah tersebut dianalisis melalui

nilai-nilai pengembangan masyarakat Islam.

1. Strategi (treatment) Kitabisa dalam melakukan

pemberdayaan masyarakat berbasis literasi digital pada

platform Aplikasi atau Website, Instagram dan

Youtube

a) Komunikasi

Page 206: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

186

Yaitu strategi komunikasi yang dilakukan pada

aplikasi dan website Kitabisa penulis membagi

menjadi dua bagian, yaitu:

1) Layanan dan Akses komunikasi, yaitu: layanan

livechat yang terhubung langsung dengan

admin Kitabisa, layanan bantuan help center

yang secara otomatis dibalas oleh sistem,

layanan pesan personal di sosial media dan

email.

2) Selain itu, Kitabisa.com juga berupaya

mengkomunikasikan transparansi dan

kredibilitas platform Kitabisa melalui fitur dan

konten baik yang terdapat pada aplikasi atau

website dan juga sosial media Kitabisa.com

b) Edukasi

Pada platform Aplikasi atau Website dan sosial

media Instagram dan Youtube, penulis membagi

strategi dan treatment dalam mengedukasi

masyarakat melalui keterampilan literasi digital

menjadi empat bagian yaitu:

1) Berfokus dengan memberikan informasi dan

sosialisasi mengenai layanan penggalangan

dana sesuai dengan kebutuhan pihak

campaigner dan donatur.

2) Membangun transparansi dan kredibilitas

Kitabisa terkait halaman penggalangan dana

melalui fitur-fitur yang tersedia. Diantaranya

yaitu adanya story telling, kejelasan dan

Page 207: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

187

kelengkapan informasi mengenai jumlah donasi

yang telah terkumpul, target dan batas waktu

donasi, verifikasi campaigner serta pihak yang

bertanggung jawab, sampai pada update kabar

terbaru campaigner juga pada proses pencairan

donasi yang apabila di posting pada halaman

penggalangan dana maka akan secara otomatis

tersebar dalam email masyarakat yang telah

berdonasi.

3) Menyajikan konten-konten yang inspiratif dan

dapat menarik perhatian masyarakat dalam

membaca atau menyaksikannya. Dalam hal ini

Kitabisa memberikan konten yang sifatnya

sedang menjadi pusat perhatian di masyarakat,

dan juga terdapat konten yang masih tabu di

masyarakat.

4) Dalam membuat cerita atau story telling baik

dalam halaman penggalangan dana dan konten

sosial media, Kitabisa mengangkat tokoh atau

permasalahan secara spesifik dan memiliki nilai

emosional yang tinggi. Yaitu dengan

memposisikan tokoh tersebut sebagai seorang

hero atau pahlawan yang harus dibantu aksi

baiknya, ataupun victim berupa narasi sedih

yang maupun membangun stimulus dan

rangsangan masyarakat untuk turut berempati.

5) Edukasi tidak hanya berkaitan ajakan untuk

berdonasi, akan tetapi lebih menekankan pada

Page 208: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

188

value yang diupayakan oleh Kitabisa. Yaitu

bahwa segala bentuk kebaikan dapat dilakukan

dengan mudah dan dengan cara apapun maka

terhasilah konten-konten diantaranya yaitu

konten social experiment, ngobrol dengan

teman tuli, ngobrol tanpa melihat, dan

sebagainya.

c) Kolaborasi

Kitabisa melalukan kolaborasi secara terbuka

kepada seluruh entitas masyarakat, tetapi dalam hal

ini terdapat strategi dan treatment secara khusus yang

menjadi tolak ukur Kitabisa dalam melakukan

Kolaborasi, sebagai berikut:

1) Kolaborasi baik yang bersifat individu maupun

kelompok. Kolaborasi yang dilakukan secara

individu diantaranya dilakukan dengan para

tokoh masyarakat seperti tokoh agama,

influencer atau selebriti, pengusaha sampai

tokoh yang bergerak di sektor pemerintahan.

Dan kolaborasi secara kelompok diantaranya

dilakukan oleh lembaga baik formal maupun

nonformal seperti dengan CSR perusahaan,

LSM/NGO, lembaga pemerintahan, komunitas

dan sebagainya.

2) Strategi yang dilakukan oleh Kitabisa yaitu

dengan melakukan kolaborasi dengan tokoh

sesuai dengan karakteristik pelaku Kerjasama

dan isu campaign.

Page 209: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

189

3) Kolaborasi dengan tokoh masyarakat yang

memingiki engagement tinggi di masyarakat

dan platform sosial media, yaitu dengan melihat

banyaknya jumlah pengikut dan penggemar.

4) Kitabisa melakukan kolaborasi dengan lembaga

pers dan televisi, tokoh masyarakat yang

memiliki traffic yang tinggi dan potensial di

sosial media, serta dengan komunitas atau

lembaga terkait dengan sinergitasnya dalam

melakukan aksi baik.

d) Hiburan

Pada Aplikasi dan Website Kitabisa tidak

terdapat indikator hiburan karena layanan yang tertera

disini sifatnya lebih spesifik untuk

mengkomunikasikan, memberikan informasi,

mengedukasi dan memberikan wadah bagi

masyarakat yang ingin membuka halaman galang

dana dan berpartisipasi untuk melakukan aksi baik

dan berdonasi.

Dan pada platform Youtube aspek hiburan

dinilai lebih optimal. Karena konten-konten yang

disajikan cenderung bersifat edukatif dan menghibur

menyesuaikan performa yang memang dihadirkan

pada platform Youtube. Sedangkan pada platform

Instagram terdapat indikator hiburan tetapi tidak

diberikan secara optimal.

Strategi dan treatment yang dilakukan Kitabisa

pada aspek hiburan yaitu dengan membuat konten

Page 210: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

190

yang sedang happening atau tengah menjadi perhatian

dan perbincangan publik. Selain itu, Kitabisa juga

membuat konten yang narasinya masih terbilang tabu

dimasyarakat. Sehingga dengan dua strategi tersebut

diharapkan konten Kitabisa dapat membuat

masyarakat tertarik dan values mengenai kebaikan

dapat tersampaikan secara optimal.

Selanjutnya, untuk mengukur apakah strategi

dan treatment Kitabisa efektif atau tidak maka juga

dilakukan penelitian mengenai respon dari para

pendonasi terhadap Kitabisa.com.

2. Respon Para Donatur Kitabisa.com Berdasarkan

Indikator SOR

Berdasarkan analisis yang dilakukan menggunakan

indikator SOR (stimulus, organism, and respons) dengan

keempat informan sebagaimana yang telah dijelaskan

bahwa kelengkapan dan kejelasan informasi dan edukasi

yang terdapat pada fitur-fitur di aplikasi dan website

Kitabisa.com telah memberikan kemudahan dan

ketertarikan bagi para masyarakat yang ingin memberikan

donasi.

Selain itu, konten-konten yang telah diunggah dalam

sosial media Kitabisa.com turut memberikan edukasi dan

informasi yang mampu membuat warganet menjadi

tergugah hatinya sehingga termotivasi untuk turut serta

dalam memberikan donasi secara online di platform

Kitabisa.com.

Page 211: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

191

Keterkaitannya dengan literasi digital yaitu user

interface yang tertera dalam aplikasi dan website, serta

halaman storytelling dan update mengenai kabar terbaru

campaigner juga telah memberikan informasi dan

keterbukaan komunikasi antara penggalang dana dan

pendonasi. Pada konten inspiratif atau informasi mengenai

penggalangan dana yang dimuat dalam sosial media

Kitabisa juga berhasil membentuk cara berpikir masyarakat

dalam membangun perspektif, yang selanjutnya

menimbulkan rangsangan sehingga masyarakat menjadi

berdaya untuk berdonasi secara online.

Dengan ini, keterampilan seorang dalam

menggunakan platform digital dalam membaca,

menyaksikan, menelaah, mengkaji, hingga akhirnya

menumbuhkan suatu stimulus, organisme atau rangsangan,

hingga respon atau tindakan juga ditentukan oleh apa yang

disuguhkan oleh platform Kitabisa tersebut baik di aplikasi

dan website, juga di sosial media.

3. Pemberdayaan Masyarakat

Analisis strategi dan treatment Kitabisa dalam

melakukan pemberdayaan berbasis literasi digital sehingga

masyarakat turut berpartisipasi dalam berdonasi secara

online di platform Kitabisa dengan keenam indikator

strategi pemberdayaan masyarakat Islam, dijelaskan

sebagai berikut:

a) Indikator kejujuran yaitu Kitabisa memberikan

transparansi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

informasi dan edukasi penggalangan donasi

Page 212: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

192

dilakukan melalui kejelasan dan kelengkapan fitur

yang terdapat pada platform aplikasi dan website

Kitabisa. Kitabisa turut melakukan kolaborasi dengan

tohon masyarakat yang pada dasarnya mempunyai

personal branding yang baik dan juga pengikut.

Sehingga berpotensi untuk dijadikan role model di

masyarakat karena dinilai terpercaya.

b) Indikator keadilan yaitu Kitabisa secara terbuka

memberikan kesempatan pada masyarakat luas untuk

melakukan campaign penggalangan dana berdasarkan

kategori yang tertera pada fitur platform Kitabisa.

c) Indikator kepercayaan Kitabisa telah mendapat izin

dan pengakuan dalam pandangan hukum sah di

Indonesia, selain itu Kitabisa juga melakukan audit

secara rutin dan memiliki sertifikasi audit wajar.

d) Indikator kebersamaan dan saling tolong-menolong

bahwa sedari awal core value yang dibangun Kitabisa

sebagai social enterprise yang bergerak dalam bidang

crowdfunding adalah untuk melestarikan budaya

gotong-royong di Indonesia melalui kecakapan digital

dan aksesibilitas internet seperti saat ini.

e) Indikator kepedulian yaitu Kitabisa percaya ketika

permasalahan yang ada di Indonesia mendapatkan

kepedulian dalam entitas masyarakat dan jika hal

tersebut diselesaikan secara gotong-royong maka

akan menjadi lebih mudah untuk diatasi. Dengan ini

Kitabisa melalui fitur dan konten yang tertera pada

Page 213: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

193

platform digital dapat menjadi penghubung

masyarakat dalam melakukan aksi baik.

f) Berorientasi pada keberlangsungan kehidupan di

masa depan. Dengan ini Kitabisa percaya bahwa jika

suatu aksi baik ingin menghasilkan suatu dampak

yang berkelanjutan di masyarakat maka nafasnya

harus Panjang. Maka, Kitabisa dalam aksinya terus

berupaya melakukan peningkatan dan perkembangan

pada fitur dan konten yang disesuaikan dengan situasi

kondisi yang ada.

Sebagai platform crowdfunding Kitabisa juga telah

menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Baha tradisi

masyarakat dalam bergotong-royong dalam melakukan aksi

baik dapat terus dibudayakan dengan memanfaatkan

kemajuan TIK. Kitabisa.com telah berkontribusi bahwa di

era revolusi 4.0 saat ini suatu aksi baik dapat dilakukan

dengan mudah, cepat dan luas.

Dengan terpenuhinya indikator pemberdayaan

masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai keIslaman dalam

memberdayakan masyarakat melalui keterampilan literasi

digital menjadikan Kitabisa.com sebagai platform

crowdfunding yang bisa dijadikan rujukan atau role model

bagi masyarakat yang ingin melakukan pemberdayaan di

era digitalisasi saat ini.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil analisis penelitian terdapat adanya

implikasi yang bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam

menentukan strategi dan treatment yang bisa dilakukan dalam

Page 214: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

194

memberdayakan masyarakat untuk turut serta memberikan

donasi secara online melalui platform digital. Implikasi

tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Strategi yang dilakukan oleh platform crowdfunding

Kitabisa.com telah berhasil memberdayakan masyarakat

untuk berdonasi secara online. Hal ini dikarenakan

treatment yang dilakukan oleh Kitabisa pada masing-

masing platform berbeda-beda.

2. Melalui kelengkapan informasi yang tertera pada

platform Aplikasi dan Website KItabisa.com telah

membangun rasa percaya dan aman bagi masyarakat

untuk berdonasi. Diantaranya yaitu melalui halaman

storytelling dan update donasi.

3. Konten-konten yang terdapat dalam platform sosial

media Kitabisa.com (Instagram dan Youtube) telah

memberikan edukasi dan informasi kepada masyarakat

melalui kecakapan literasi digital sehingga masyarakat

menjadi berdaya dalam berdonasi secara online.

4. Segala macam bentuk konten dan fitur yang disajikan

baik dalam platform Aplikasi atau Website dan platform

sosial media (Instagram dan Youtube) cenderung

menentukan opini dan tindakan masyarakat dalam

memanfaatkan aksesibilitas internet.

C. Saran

Berdasarkan implikasi sebagaimana yang telah

dijelaskan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Strategi dan treatment pemberdayaan berbasis literasi

digital yang diberikan pada masing-masing platform

Page 215: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

195

terus ditingkatkan dengan menyesuaikan performanya

masing-masing.

2. Agar aksi baik yang dilakukan oleh Kitabisa.com

berjalan secara berkelanjutan, maka dibuat suatu strategi

yang mewadahi bagi para campaigner yang sudah

berdaya dalam kategori halaman galang dana produktif

untuk turut serta berpartisipasi dalam membantu

masyarakat lainnya pada halaman galang dana platform

Kitabisa.com.

Page 216: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

196

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, H Abu, and Widodo Supriyono. 2019. “Analisis Strategi

Implementasi Media Sosial.” Jurusan Manajemen, Fakultas

Bisnis, Universitas Presiden 2 Jurusan Manajemen Universitas

Budi Luhur E-Mail:[email protected], 1–

16.

Akbar, Muhammad Firman, and Filla Dina Anggraeni. 2017.

“Teknologi Dalam Pendidikan : Literasi Digital Dan Self-

Directed Learning Pada Mahasiswa Skripsi.” Indigenous: Jurnal

Ilmiah Psikologi 2 (1): 28–38.

https://doi.org/10.23917/indigenous.v1i1.4458.

Araniri, Nurdin. 2016. “Implementasi Tahapan Pemberdayaan

Kewirausahaan Masyarakat Melalui Program Community

Development Zona Madina Dompet Dhuafa Di Desa Jampang,

Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.” UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Ardiansyah, Muhriza. 2018. “Kontribusi Kitabisa . Com Sebagai

Social Enterprise Dalam Mewujudkan Falah Aspek Makro,” no.

September: 1–22.

Aziz, Imam Abdul, Nurwahidin Nurwahidin, and Irwan Chailis. 2019.

“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Menyalurkan

Donasi Melalui Platform Crowdfunding Berbasis Online.”

Jurnal Syarikah : Jurnal Ekonomi Islam 5 (1): 94–108.

https://doi.org/10.30997/jsei.v5i1.1835.

Baihakki, Budhi, Jurusan Pengembangan, Masyarakat Islam, Fakultas

Ilmu, Dakwah Dan, Ilmu Komunikasi, Universitas Islam, and

Negri Syarif. 2016. Program Urban Farming Yayasan Bunga

Melati Indonesia ( Ybmi ) Di Perigi Baru.

BENABIO, JEFFREY. 2012. Social Media: The Basics. Skin &

Allergy News. Vol. 43. https://doi.org/10.1016/s0037-

6337(12)70402-3.

Bhawika, Gita Widi. 2017. “Risiko Dehumanisasi Pada

Crowdfunding Sebagai Akses Pendanaan Berbasis Teknologi Di

Indonesia” 10: 47–58.

Chaniago, Siti Aminah. 2014. “Perumusan Manajemen Strategi

Pemberdayaan Zakat.” Jurnal Hukum Islam 12 (1): 87–101.

Page 217: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

197

https://doi.org/10.28918/jhi.v12i1.529.

De, Facultata, Gestiunea Afacerilor, Rachma Fitriati, Rissalwan

Habdy Lubis, Satiti Shakuntala, Dasril Guntara, Elvi Liliany

Bonauli, et al. 2015. “ANALISIS PENERAPAN TEKNOLOGI

INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNTUK

PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN SOSIAL ( Studi

Pada Saung Angklung Udjo Bandung Jawa Barat 2014 ).” -- 11

(1): 159–82.

Elya umi Hanik. 2020. “Self Directed Learning Berbasis Literasi

Digital Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Madrasah Ibtidaiyah.”

Elementary Islamic Teacher Journal 8: 183–208.

Hardianto, Antonius Widi. 2019. “Analisis Stimulus-Organism-

Response Model Pada ‘Dove Campaign for Real Beauty’ 2004

– 2017.” Jurnal Transaksi 11 (1): 65–79.

Haris, Andi. 2014. “Memahami Pendekatan Pemberdayaan

Masyarakat Melalui Pemanfaatan Media.” Jupiter 13 (2): 50–62.

journal.unhas.ac.id › index.php › jupiter › article › view%0A.

Hermawan, Hary. 2018. “Metode Kualitatif Untuk Riset Pariwisata.”

https://doi.org/10.31227/osf.io/nyvug.

Heryana, Ade. 2018. “Informan Dan Pemilihan Informan Pada

Penelitian Kualitatif.” Prodi Kesehatan Masyarakat, Universitas

Esa Unggul 25 (December): 1–14.

Hidayanto, Syahrul &, and Ishadi Soetopo Kartosapoetro. 2020.

“Strategi Digital Branding Pada Startup Social Crowdfunding (

Studi Kasus Pada Kitabisa . Com ).” Jurnal Komunikatif 9 (1):

19–23.

Kualitatif, Metode Penelitian. 2013. “Imam Gunawan,” 1–14.

Kurniawan. 2017. “No Title 87 (1,2): 149–200.

Kusiawati, Desy. 2017. “Pendidikan Luar Sekolah , Universitas

Pendidikan Indonesia Pendidikan Luar Sekolah , Fakultas Ilmu

Pendidikan , Universitas Negeri Malang.” Pemberdayaan

Masyarakat 2 (1): 59–72.

Kustanti, Eni, Agus Rusmana, and Purwanti Hadisiwi. 2020.

“Pemanfaatan Media Internet Oleh Penyuluh Dalam Upaya

Percepatan Diseminasi Informasi Pertanian.” J Penelitian Dan

Page 218: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

198

Pengembangan Pertanian 39 (2): 129–39.

Listyandari, Made Dwi, I Made Wardana, and Ni Nyoman Kerti Yasa.

2015. “Aplikasi Model Stimulus-Organism-Response Dalam

Keputusan Pembelian Online.” Buletin Studi Ekonomi 20 (1): 1–

17.

Masitoh, Siti. 2018. “Blended Learning Berwawasan Literasi Digital

Suatu Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Dan

Membangun Generasi Emas 2045.” Proceedings of the ICECRS

1 (3): 13–34. https://doi.org/10.21070/picecrs.v1i3.1377.

Mitchell, Alex. 2011. “Marketing Strategy in Social Enterprises: An

Exploratory Study.” ProQuest Dissertations and Theses, 88.

http://search.proquest.com/docview/1364620008?accountid=14

3960.

Muhtadi, and Tantan Hermansah. 2013. Manajemen Pengembangan

Masyarakat Islam. Tangerang Selatan: UIN Jakarta Press.

Nurhadi, Wahyu, and Irwansyah. 2018. “Crownfunding Sebagai

Konstruksi Sosial Teknologi Dan Media Baru.” Jurnal

Komunikasi Dan Kajian Media 2 (2): 1–12.

Rachmawati, Dewi, and Khotimatus Solikhati. 2020. “Digital

Altruism: Strategi Kepercayaan Pendonasi Kitabisa.Com Dalam

Membangun Solidaritas Sosial.” Jurnal Kajian Media 4 (1): 22–

39. https://doi.org/10.25139/jkm.v4i1.2365.

Rachmawati, Septiani. 2020. “Strategi Pemberdayaan Soft Skills

Penyandanga Disabilitas Di Deaf Cafe and Car Wash Fingertalk

Cinere.” UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ratnadila, Nila Sylvi, Andin H Taryoto, and Ani Leilani. 2019.

“Pemanfaatan Media Teknologi Informasi Dalam

Penyelenggaraan Penyuluhan Perikanan (Kasus Penyuluh

Perikanan Kabupaten Tabanan Provinsi Bali).” Jurnal

Penyuluhan Perikanan Dan Kelautan 13 (2): 189–204.

https://doi.org/10.33378/jppik.v13i2.128.

Rianto, Puji. 2019. “Literasi Digital Dan Etika Media Sosial Di Era

Post-Truth.” Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi 8 (2): 24.

https://doi.org/10.14710/interaksi.8.2.24-35.

Samsinar. 2018. “Pemanfaatan Media Sosial Dalam Penyukuhan

Pertanian Terhadap Perbaikan Kualitas Padi Di Desa Balang

Page 219: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

199

Tanaya Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar.”

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Warapsari, Dhyayi. 2020. “Crowdfunding Sebagai Bentuk Budaya

Partisipatif Pada Era Konvergensi Media: Kampanye

#BersamaLawanCorona (Kitabisa.Com).” Avant Garde 8 (1): 1.

https://doi.org/10.36080/ag.v8i1.985.

Page 220: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

200

LAMPIRAN- LAMPIRAN

A. Pedoman Wawancara

Hasil Wawancara

Informan : Iqbal Hariadi

Status : Head of Brand and Communication

Kitabisa.com

Waktu : 18 Juni 2021

1. Sebagai seorang digital story teller bagaimana treatment

yang anda terapkan pada masing-masing platform dan

media sosial Kitabisa.com (seperti: Aplikasi/website,

Instagram dan Youtube)?

Pada dasarnya masing-masing platform memiliki treatment

yang berbeda, sesuai dengan objective-nya masing-masing

dan karakteristik media sosialnya. Website dan aplikasi

dikhususkan untuk memfasilitasi publik menggalang dana

dan berdonasi. Pada instagram dan twitter, tim media sosial

Kitabisa.com setiap harinya membagikan cerita mengenai

inisiatif dan dampak kebaikan. Begitupun untuk youtube dan

tiktok, yang membedakan hanya formatan kontennya yang

disesuaikan kembali.

2. Bagaimana strategi yang dilakukan oleh Kitabisa.com

dalam memberdayakan atau me influence masyarakat

untuk berdonasi secara online dengan memanfaatkan

literasi digital?

Setiap harinya ada 100 galang dana yang ada di Kitabisa,

kami menganggap bahwa ada 100 cerita di Kitabisa. Cerita-

cerita tersebut akan diakurasi kembali oleh tim media sosial

dan dikemas dengan tone inspiratif. Selain itu, kami juga akan

Page 221: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

201

mempertimbangkan momentum apa yang sedang menjadi

perhatian publik. Dengan begitu, konten kami juga bisa

relevan dengan momentum yang sedang terjadi.

3. Bagaimana bentuk komunikasi yang dilakukan oleh

Kitabisa.com kepada para audiens platform dan sosial

media Kitabisa.com sehingga membuat audiens tersebut

termotivasi untuk memberikan timbal balik dan atau

memberikan donasi melalui Kitabisa.com?

Kami melihat bahwa kepercayaan itu jadi poin penting dalam

proses penggalangan dana karna ada amanah dalam bentuk

uang yang dititipkan donatur melalui platform kami. Jadi apa

yang kami komunikasikan untuk tetap menjaga kepercayaan

publik bisa dibilang adalah upaya transparansi. Bisa dalam

bentuk update penggalangan dana, inisiatif movement yang

inspiratif, dan sebagainya. Intinya yang kami mau sampaikan

dalam konten kami itu bahwa berbuat baik itu mudah dan gak

perlu ribet untuk membuat dampak. Biasanya audiens kami

suka konten yang relevan dengan mereka.

4. Bagaimana strategi Kitabisa.com dalam mengedukasi

masyarakat melalui literasi digital untuk turut

berpartisipasi dalam memberikan donasi melalui

Kitabisa.com?

Ini kurang lebih sama dengan jawaban nomor 3. Kami terus

membuat konten yang menunjukkan dampak dari suatu

inisiatif penggalangan dana. Harapannya itu gak hanya bisa

mengajak mereka untuk berdonasi tapi juga menginspirasi

mereka untuk membuat kegiatan sosial serupa.

Page 222: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

202

5. Berdasarkan konten-konten yang ada dalam kanal chanel

Youtube Kitabisa.com, konten tersebut bukan saja

bersifat ajakan untuk berdonasi melainkan juga terdapat

beberapa konten yang bersifat edukasi dan hiburan

secara umum (seperti konten: social experiment, ngobrol

tanpa melihat, dsb). Berdasarkan hal tersebut apa values

dan strategi yang di muat oleh team Kitabisa.com?

Kurang lebih sama seperti di media sosial lainnya, core value

yang kita mau sampaikan adalah berbuat baik itu mudah.

Khusus di Youtube memang objective-nya menyebarkan

awareness. Kami membuat konten-konten yang relevan

dengan momentum atau inisiatif apa yang sedang jadi fokus

di Kitabisa. Misalkan konten orang-orang yang menonton

video klip BTS, kami coba berikan fakta-fakta inspiratif

mengenai BTS. Hingga saat ini ARMY menjadi komunitas

yang paling giat membuat penggalangan dana dan selalu

mengumpulkan donasi dengan nominal yang melebihi target.

Dengan mengetahui fakta tersebut, publik jadi bisa aware

dengan ARMY dan mau terlibat dalam penggalangan

dananya.

6. Menurut anda apa values yang membedakan

Kitabisa.com dengan platform crowdfunding lainnya

yang ada di Indonesia?

Untuk values, kami percaya bahwa setiap platform

crowdfunding pasti memiliki semangat yang sama, untuk

membuat dampak yang lebih besar dengan gotong royong.

Namun yang membedakan Kitabisa, Kitabisa tidak hanya

platform yang memfasilitasi orang untuk membuat galang

Page 223: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

203

dana atau berdonasi. Tapi kami juga ingin terus menjadi

media yang bisa membagikan cerita-cerita kebaikan yang ada

di Indonesia.

Page 224: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

204

Hasil Wawancara

Informan : Iqbal Syamsuri

Status : Graphic Design

Waktu : 08 Juni 2021

1. Sebagai seorang Graphic Design di Kitabisa bagaimana

strategi dan treatment desain konten yang berbeda-beda

yang diterapkan pada Platform Aplikasi atau Website

dan Platform Sosial Media Instagram dan Youtube?

Kalau ditanya bagaimana strategi dan treatment desain

konten Kitabisa, kalau gue ga ada patokan pastinya dan

kadang berubah-ubah seiring berjalannya waktu. Cuma

secara garis besar ini dua strateginya: 1. Aktual, riding the

wave. Hal-hal yang sedang happening (viral) di masyarakat

biasanya selalu jadi prioritas kami untuk konten. Misal ada

yang rame-rame nih soal BTS kan minggu ini, Kitabisa akan

prioritas bikin konten tentang campaign yang sedang berjalan

tentang BTS atau yang telah lalu. Biar relate (sesuai atau

berhubungan) dengan masyarakat dan lebih bersahabat nada

brandnya. 2. Emotional, agar konten bisa menarik dan

urgensi dari galang dananya tersampaikan, konten akan

dibuat dengan nilai emosional yang cukup tinggi, tapi nggak

pernah kami lebih-lebihkan. Sefaktual aja. Cuma sekali lagi,

bukan ingin mengeksploitasi, tapi biar orang yang baca bisa

nangkep berapa besar urgensi dari campaignnya.

2. Berdasarkan konten-konten yang ada dalam kanal chanel

Youtube Kitabisa.com, konten tersebut bukan saja

bersifat ajakan untuk berdonasi melainkan juga terdapat

beberapa konten yang bersifat edukasi dan hiburan

Page 225: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

205

secara umum (seperti konten: social experiment, ngobrol

tanpa melihat, dsb). Berdasarkan hal tersebut apa values

dan strategi yang di muat oleh team Kitabisa.com?

Objektif kami waktu itu bikin berita baik jadi trending.

Makanya kami juga menghadirkan beberapa konten di luar

campaign yang tujuannya buat edukasi hal-hal yang masih

tabu. Waktu itu ngomongin soal teman-teman difabel masih

sedikit dan sepertinya belum banyak yang aware kalau

Bahasa Isyarat juga perlu diketahui. Jadi kami buat deh.

Selebihnya kalau kamu perhatiin, kami sering bikin konten di

luar campaign yang narasinya apapun yang penting terkait

dengan berita baik.

3. Bagaimana bentuk komunikasi yang dilakukan oleh

Kitabisa.com kepada para audiens platform dan sosial

media Kitabisa.com sehingga membuat audiens tersebut

termotivasi untuk memberikan timbal balik dan atau

memberikan donasi melalui Kitabisa.com?

Selain karena Kitabisa sudah punya admin yang memang

kerjaannya khusus untuk menjawab segala bentuk pertanyaan

dan keluhan. Kami juga terus berusaha semaksimal mungkin

untuk mengkomunikasikan kepada masyarakat kalau

Kitabisa.com itu terpercaya loh, aman digunakan loh. Ya

caranya juga dengan melakukan verifikasi akun bagi

masyarakat yang ingin melakukan penggalangan dana. Jadi,

mereka memang harus menyertakan foto KTP dan

sebagainya gitu. Makanyakan kalo dilihat pas halaman galang

dana itu ada centang biru ya, nah berarti itu akunnya sudah

verify, terpercaya gitu.

Page 226: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

206

4. Bagaimana strategi dan treatment Kitabisa.com dalam

melakukan kolaborasi dengan pihak luar?

Kitabisa kalau buat kolaborasi gitu bakal riset dulu nih, pas di

awal-awal itu kita juga sering kolaborasi sama media jadi

sama-sama untung. Kitabisa dapat engagement (interaksi) di

masyarakat, medianya juga dapat bahan. Selain itu, di konten

Youtube kita juga ada kolaborasi yang sifatnya emang

edukatif gitu, bisa Kerjasama sama lembaga terkait yang

emang inti kontennya buat mengedukasi kalau aksibaik itu

mudah loh.

Page 227: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

207

Hasil Wawancara

Informan : Nadia Aisha

Status : Content Writter

Waktu : 05 Juni 2021

1. Bagaimana strategi dan treatment yang dilakukan oleh

Kitabisa dalam mengedukasi masyarakat melalui literasi

digital untuk turut berpartisipasi dalam berdonasi secara

online melalui Kitabisa.com?

Kalau secara konten yang pastinya diedukasi pentingnya kita

berbagi itu apa, bisa dari manfaat untuk benefitnya bisa juga

manfaat atau keuntungannya buat kita. Misalnya kalau kita

bantu orang beban mereka teringankan, kalau buat yang bantu

atau donatur ya mereka dapat pahala gitu. Pakai sad story

(cerita sedih atau memiliki nilai emosional tinggi) atau konten

juga berpengaruh ke emosional individu, jadi emang

terkenalnya begitu. Selain itu, Kitabisa juga ada update atau

kabar terbaru yang isinya pencairan dana sejumlah sekian dan

dananya dipakai untuk apa, nanti akan disalurkan melalui

Yayasan atau NGO. Kredibilitas makin tinggi jadinya, orang

semakin mau dan percaya terhadap donasi online.

2. Bagimana bentuk komunikasi yang dilakukan oleh

Kitabisa kepada para audiens platform Aplikasi atau

Website dan sosial media sehingga mereka merasa ada

feedback dari Kitabisa.com?

Kalau di livechat jika masih tidak puas dengan bantuannya

bisa kirim email. Balasan cepat 10 sampai 15 menit. Kalau

sosial media di komentar ada keluhan, admin langsung DM

Page 228: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

208

dan tanya apa keluhannya. Jadi inisiatif biar audiens merasa

terbantu.

3. Bagaimana strategi dan treatment yang dibangun oleh

Kitabisa dalam melakukan kolaborasi dan bagaimana

dampak baik positif dan negatif dari adanya kolaborasi

tersebut?

Kalau strategi pasti Kitabisa liat mana influencer atau artis

yang cocok untuk jump in (terjun) di suatu isu. Misal untuk

bangun Masjid kerjasama dengan Ustadz, bencana kerjasama

dengan influencer yang punya followers (pengikut) tinggi

agar campaignnya punya potensi mendapatkan donasi yang

tinggi. Dampak positif tentunya ya kita bisa berbagi, banyak

orang yang juga mendoakan beneficiary (penerima) atau

bahkan mendoakan diri dan keluarga sendiri. Dampak

negatifnya sejauh ini belum ada.

4. Sebagai seorang Content Writter di Kitabisa bagaimana

strategi dan treatment yang dilakukan pada Platform

Aplikasi atau Website dan Platform Sosial Media

Instagram dan Youtube?

Kalau untuk konten ya disesuaikan sama target audiens

Kitabisa yang menggunakan platform tersebut, riset dulu

ambil data mana content winning yang bisa di recreate.

Kolaborasi juga sama anak sosial media dan digital marketing

deh.

Page 229: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

209

Hasil Wawancara

Informan : Angga Kristianto

Status : Donatur Kitabisa.com

Waktu : 04 Juni 2021

1. Apa alasan anda berpartisipasi dalam memberikan

donasi di Kitabisa.com?

Alasan saya berdonasi berdasarkan hati dan influencer.

Karena yang biasa bikin saya tertarik itu kalau ada

influencer yang memang sedang buka galang dana, karena

dari cara mereka menceritakan betapa sedihnya orang yang

membutuhkan itu membuat saya jadi ikut terenyuh dan

ingin berdonasi sesegera mungkin.

2. Bagaimana anda bisa percaya untuk untuk turut

memberikan donasi secara online di Kitabisa.com?

Karena ke-transparansiannya, kitabisa selalu update dana

yang sudah kita donasikan.

3. Di sosial media Kitabisa.com konten seperti apa yang

membuat anda termotivasi untuk berpartisipasi dalam

memberikan donasi?

Iya, karena dari segi penggunaan iklan, saya rasa postingan

kitabisa sering beberapa kali muncul di timeline saya, dan

itu bisa membuat engagment lebih pastinya, dari segi

transparansi juga kitabisa selalu update kemana dana yang

sudah kita donasikan, karena kepercayaan itu kunci dari

segalanya.

4. Apakah fitur yang terdapat di aplikasi Kitabisa.com

dapat membuat anda tertaik untuk berpartisipasi

memberikan donasi di kitabisa.com? Apa Alasannya?

Page 230: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

210

Iya, karena dari segi interface aplikasinya juga terlihat

mudah untuk dilihat/dimengerti, dari laman awal kita sudah

disuguhkan dengan berbagai kategori galangan dana, jadi

kita bisa tau siapa dan dimana yang sekiranya akan kita

donasi.

5. Apa kategori galang dana yang turut anda berikan

donasi? Dan Apa alasannya?

Bencana alam, karena membantu sesama membuat hati

senang, hehe, siapa diantara kita yang mau berada di situasi

sulit? tidak ada, maka dari itu sebisa mungkin kita harus

membantu sesama walaupun dengan hal yang kecil.

6. Berapa kali dalam seminggu anda membuka dan

mengakses aplikasi crowdfunding Kitabisa.com dan

mengunjungi laman sosial media Kitabisa.com?

Buka saat konten Kitabisa muncul di timeline sosial media

dengan durasi kurang dari 15 menit.

7. Berapa kali anda memberikan donasi melalui platform

crowdfunding Kitabisa.com dalam kurun waktu enam

bulan terakhir?

Empat kali donasi.

Page 231: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

211

Hasil Wawancara

Informan : Muhammad Irwan

Status : Donatur Kitabisa.com

Waktu : 06 Juni 2021

1. Apa alasan anda berpartisipasi dalam memberikan

donasi di Kitabisa.com?

Saling membantu walaupun sedikit, karena dengan

terbiasanya orang islam berdonasi, bisa membentuk

kebiasaan yang baik, dan juga persatuan ummat

2. Bagaimana anda bisa percaya untuk untuk turut

memberikan donasi secara online di Kitabisa.com?

Melihat siapa penggalang dananya, cross check terlebih

dahulu

3. Di sosial media Kitabisa.com konten seperti apa yang

membuat anda termotivasi untuk berpartisipasi dalam

memberikan donasi?

Video-video membakar semangat dari saudara-saudara kita

yang sedang di timpa musibah, tapi tetap memiliki

semangat tinggi berjuang untuk kehidupannya

4. Apakah fitur yang terdapat di aplikasi Kitabisa.com

dapat membuat anda tertaik untuk berpartisipasi

memberikan donasi di kitabisa.com? Apa Alasannya?

Kita bisa mengetahui siapa penggalang dananya, dan juga

kemudahan dalam berdonasi. Saya sendiri senang

menggunakan shopeePay, dan saya bisa transfer lewat

shopeePay

5. Apa kategori galang dana yang turut anda berikan

donasi? Dan Apa alasannya?

Page 232: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

212

Galang dana kemanusiaan. Saya senang berdonasi dalam

kegiatan sosial, juga dalam galang dana kemanusiaan yg

bersifat darurat, membantu saudara-saudara terutama yang

seiman, juga saudara-saudara sesama manusia, baik itu di

Indonesia, palestina, dan di seluruh dunia.

6. Berapa kali dalam seminggu anda membuka dan

mengakses aplikasi crowdfunding Kitabisa.com dan

mengunjungi laman sosial media Kitabisa.com?

Buka hanya saat ingin berdonasi dengan durasi kurang dari

15 menit.

7. Berapa kali anda memberikan donasi melalui platform

crowdfunding Kitabisa.com dalam kurun waktu enam

bulan terakhir?

Merupakan donaur rutin kurang lebih telah 50 kali donasi

sampai saat ini.

Page 233: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

213

Hasil Wawancara

Informan : Fauzan Noor

Status : Donatur Kitabisa.com

Waktu : 05 Juni 2021

1. Apa alasan anda berpartisipasi dalam memberikan

donasi di Kitabisa.com?

Sense of belonging terhadap sesama, kepedulian akan

keberlangsungan pemenuhan hak untuk tiap manusia, dan

keterbukaan informasi akan saldo dan jumlah donasi yang

telah terkumpul.

2. Bagaimana anda bisa percaya untuk untuk turut

memberikan donasi secara online di Kitabisa.com?

Prosedur pencairan dana oleh promotor donasi sangatlah

selektif dan aktual, dana yang telah terkumpul pun langsung

diserahkan kepada yang bersangkutan dengan disertai serah

terima dari ketiga belah pihak (Kitabisa sebagai fasilitator

wadah crowdfunding digital, promotor sebagai perantara

penggalangan dana, dan penerima manfaat).

3. Di sosial media Kitabisa.com konten seperti apa yang

membuat anda termotivasi untuk berpartisipasi dalam

memberikan donasi?

Kejelasan objek yang dituju dalam pembukaan donasi, dan

keterangan yang mendukung.

4. Apakah fitur yang terdapat di aplikasi Kitabisa.com

dapat membuat anda tertaik untuk berpartisipasi

memberikan donasi di kitabisa.com? Apa Alasannya?

Page 234: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

214

Fitur yang terdapat dalam aplikasi dan website memberikan

kemudahan pada akses, akuntabel, dan dapat

dipertanggungjawabkan.

5. Apa kategori galang dana yang turut anda berikan

donasi? Dan Apa alasannya?

Bencana dan penyediaan makan untuk dhuafa.

6. Berapa kali dalam seminggu anda membuka dan

mengakses aplikasi crowdfunding Kitabisa.com dan

mengunjungi laman sosial media Kitabisa.com?

Membuka hanya saat ingin berdonasi dengan durasi kurang

dari 15 menit.

7. Berapa kali anda memberikan donasi melalui platform

crowdfunding Kitabisa.com dalam kurun waktu enam

bulan terakhir?

Empat kali berdonasi.

Page 235: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

215

Hasil Wawancara

Informan : Candida Putri Nauli Simatupang

Status : Donatur Kitabisa.com

Waktu : 05 Juni 2021

1. Apa alasan anda berpartisipasi dalam memberikan

donasi di Kitabisa.com?

Meringankan beban sesama dan kita mengetahui dengan

kondisi saat ini pastinya kita tidak bisa menutup mata dgn

berbagai hal yang terjadi saat ini, Dan tentunya kita juga

harus ikut berdonasi dengan jumlah berapapun karena

semakin banyak pihak yang ikut berdonasi maka setidaknya

kita sudah bisa ikut membantu meringankan beban sesama

kita.

2. Bagaimana anda bisa percaya untuk untuk turut

memberikan donasi secara online di Kitabisa.com?

Kitabisa.com merupakan salah satu platform yang sudah

terpercaya dan sudah banyak pihak yang sudah

menggunakan platform ini untuk mengumpulkan donasi.

Bukan hanya masyarakat umum tetapi juga dari golongan

selebriti yang ada di Indonesia.

3. Di sosial media Kitabisa.com konten seperti apa yang

membuat anda termotivasi untuk berpartisipasi dalam

memberikan donasi?

Untuk pandemi saat ini pastinya donasi terkait dengan

bantuan bagi tim medis, namun tidak menutup

kemungkinan jika ada donasi yang berkaitan dengan orang

atau suatu lokasi yang saat ini sedang terdampak bencana

maupun covid-19.

Page 236: Literasi Digital: Strategi Social Enterprise Sebagai

216

4. Apakah fitur yang terdapat di aplikasi Kitabisa.com

dapat membuat anda tertaik untuk berpartisipasi

memberikan donasi di kitabisa.com? Apa Alasannya?

Iya. Dalam kitabisa.com mereka sangat detail dalam

membagikan informasi mengenai kemana dana akan di

alirkan sehingga untuk para donatur akan sangat mudah dalam

menemukan informasi mengenai tujuan dana yang akan

mereka donasikan.

5. Apa kategori galang dana yang turut anda berikan

donasi? Dan Apa alasannya?

Donasi Untuk covid-19. Untuk penggalanggan dana guna

membantu tim medis di salah satu provinsi yang saat itu

sangat membutuhkan bantuan dalam bentuk hazmat.

6. Berapa kali dalam seminggu anda membuka dan

mengakses aplikasi crowdfunding Kitabisa.com dan

mengunjungi laman sosial media Kitabisa.com?

Dua kali seminggu dengan durasi lebih dari 60 menit.

7. Berapa kali anda memberikan donasi melalui platform

crowdfunding Kitabisa.com dalam kurun waktu enam

bulan terakhir?

Lima kali berdonasi.