lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/4888/2/bab ii.pdf6 atau...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Suasana Hati (Mood)
Mood adalah perasaan-perasaan yang cenderung kurang intens
dibandingkan emosi dan sering kali (meskipun tidak selalu) tanpa
ransangan kontekstual (Robbins & Judge, 2008). Tidak seperti emosi,
orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka mengalami "suasana hati"
dan mungkin juga tidak menyadari bahwa suasana hati yang
mempengaruhi perilaku mereka (Kelly & Barsade, 2001). suasana hati
biasanya lebih lama dalam durasi. Sebagai contoh, sedangkan emosi penuh
kemarahan dapat berlangsung hanya beberapa detik atau menit, suasana
jengkel atau iritasi dapat berlangsung selama beberapa jam, atau bahkan
untuk beberapa hari (Kind, 2013).
2.1.1. Faktor Struktur Mood
Penelitian baru tampaknya menyatu menuju solusi dua atau tiga
faktor. Analisis komponen utama bisa disebabkan berbagai faktor skala
telah ditemukan untuk memberikan hanya tiga faktor bipolar,
kesenangan-ketidaksenangan, tingkat gairah dan dominasi-ketaatan.
Analisis faktor Zevon & Tellegen memberikan dua faktor pengaruh
positif dan pengaruh negatif. Efek positif dan negatif secara erat
mempengaruhi dua dimensi gairah (arousal) yang diidentifikasi oleh
Thayer, berdasarkan analisis urutan kedua faktor skala suasana hati.
Thayer, label dimensi energik gairah atau energetic arousal (sebelumnya
bernama dimensi A) dan tegang gairah atau tense arousal (sebelumnya
bernama dimensi B). Di Inggris, Mackay, Cox, Burrows & Lazzarini
telah mengidentifikasi dimensi bipolar stres, terkait dengan hedonic tone
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
6
atau perasaan kenyamanan-ketidaknyamanan dan arousal, aktivitas
terkait dengan otonom dan somatik.
Ada dua kekurangan dalam konvergensi ini. Pertama, seperti yang
ditunjukkan oleh Watson & Tellegen, ortogonal dimensi bipolar
kesenangan-ketidaksenangan dan gairah yang diidentifikasi oleh Russell
menempati ruang faktor yang sama sebagai faktor-faktor berpengaruh
positif dan negatif, tapi diputar dalam faktor ruang melalui sekitar 45
derajat.
Kekurangan yang kedua adalah bahwa dua faktor mungkin tidak
mencukupi untuk menjelaskan variasi dalam hal yang berhubungan
dengan gairah dan hedonic tone. Thayer's solusi faktor urutan kedua
memberikan dua faktor gairah dan faktor ketiga terkait dengan faktor-
faktor Nowlis yang terkait untuk hedonic tone tetapi tidak gairah.
Sjoberg, Svensson & Persson ditemukan dan direplikasi solusi tiga faktor
yang terdiri dari dua dimensi yang berhubungan dengan gairah aktivasi
dan ketegangan, ditambah dimensi kesenangan (pleasantness) itu.
Berikut merupakan pengukuran dari mood (Matthews, Jones, &
Chamberlain, 1990).
Gambar 2.1. Circumplex Model of Affect (CMA)
(Valenza & Scilingo, 2014)
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
7
Model dimensi yang menggunakan berbagai dimensi untuk
mengkategorikan emosi seperti, Circumplex Model of Affect (CMA).
Model ini menafsirkan emosional mekanisme yang mendasari
mempengaruhi sebagai kondisi kontinum yang sangat saling terkait dan
sering ambigu. Mereka didistribusikan pada sistem sumbu Cartesian;
setiap sumbu mewakili jalur neurophysiological dimana emosi sedang
diproses. Dalam banyak kasus, dengan menggunakan faktor analisis dan
skala multidimensi dari berbagai set penilaian psikometrik dan laporan
kondisi emosi, mungkin untuk mempermudah dalam menggunakan
model bi-dimensional. Khususnya, di CMA yang digunakan dalam
percobaan melaporkan dua dimensi dikonseptualisasikan oleh syarat-
syarat valensi dan gairah, yang dapat dimaksudkan sebagai independen,
terutamanya subkortikal dua sistem yang mendasari emosi. Valence
mewakili berapa banyak emosi yang dirasakan oleh orang-orang sebagai
positif atau negatif. Misalnya, seseorang merasa sedih telah dievaluasi
sekitarnya peristiwa sebagai sangat negatif. Sebaliknya, seseorang
merasa sukacita akan dinilai lingkungan sebagai positif untuk
kesejahteraannya. Gairah menunjukkan bagaimana relevan peristiwa
sekitarnya dan karena itu adalah seberapa kuat emosi. Dalam kasus ini,
seseorang merasa bersemangat akan memiliki emosi yang diwakili oleh
gairah besar dan seseorang merasa bosan akan mengalami emosi yang
jauh kurang relevan. Dengan demikian, dalam CMA, arousal dan valence
dapat dianggap memadai parameter untuk mengidentifikasi emosi
spesifik. Model ini membahas sebagian besar masalah metodologis yang
diangkat oleh studi percobaan pada emosi dan menyediakan sarana yang
dapat diandalkan untuk membandingkan hasil (Valenza & Scilingo,
2014).
2.1.1.1. Hedonic Tone
Hedonic tone menurut Brown adalah keadaan dimana individu dapat
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
8
memperpanjang kesenangan (euphoria) atau menghindari
ketidaksenangan (dysphoria) dalam diri individu (Rama, 2008).
2.1.1.2. Energetic Arousal
Energetic arousal, sistem “go”, ini mirip dengan konseptualisasi
lainnya termasuk aktivasi perilaku sistem arousal (BAS), the foraging,
harapan sistem, motivasi, pencarian, antisipasi sistem, BAS, sistem
perilaku pendekatan, dan sistem fasilitasi perilaku, dan sistem wake-
sleep. Meskipun terdapat berbagai penamaan, semua referensi
menyatakan bahwa ada sistem afektif yang mendasari di dalam otak yang
memediasi aktivasi dan pendekatan perilaku. Sistem ini tercermin dalam
model mood sebagai kontinum dari energi kelelahan. Ketika kita energik,
kita siap untuk mengambil tindakan. Kelelahan adalah indikator bahwa
kita telah mengurangi sumber daya, butuh istirahat dan memulihkan diri,
atau mencari sumber daya energi alternatif. Sistem energetic arousal
dipengaruhi oleh kesehatan, nutrisi, tidur, aktivitas fisik, waktu, dan stres
(Glover, 2012).
2.1.1.3. Tense Arousal
Tense arousal adalah sistem perilaku inhibisi tubuh, sistem “stop”,
atau fear system. Ini tercermin dalam model mood sebagai kontinum
tension-calmness. Perasaan cemas timbul dari sistem ini ketika
rangsangan dari rasa takut ambigu, sebagai lawan dari rasa takut diskrit
emosi yang mana Anda telah sadari dari rangsangan. Bahkan jika ada
bahaya tertentu saat ini, sistem otot rangka diaktifkan dan siap untuk
beraksi, mengantisipasi bahaya. Respon ini menyebarkan perhatian,
mungkin untuk menentukan sumber bahaya dan memungkin satu untuk
mengevaluasi situasi atau stimulus sebelum bertindak. Pada ujung
kontinum ketegangan adalah ketenangan, menunjukkan perasaan
keselamatan (Glover, 2012).
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
9
2.2. Trading Online
Trading berasal dari bahasa Inggris dengan akar kata TRADE, yang
berarti jual beli atau perdagangan. Dalam hal ini kita tidak membicarakan
perdagangan secara konvensial seperti jual beli mobil, rumah maupun jual
beli daging, sayur seperti di pasar melainkan jual beli surat-surat berharga
(saham) maupun valuta asing (forex). Dengan semakin berkembangnya
teknologi, trading kini semakin mudah dengan adanya fasilitas online
trading dimana aktivitas jual beli ini bisa dilakukan dimana saja asalkan
ada koneksi internet (Darmadi, 2015).
2.2.1. Jenis-Jenis Trading
Trading terdiri dari beberapa instrumen yang memiliki tingkat resiko
berbeda, maka kita pun dapat memilih untuk trading di instrumen mana.
Terdapat 3 jenis instrumen trading, yaitu:
1. Saham dan Option
Instrumen ini memperjual belikan surat-surat berharga yang
diterbitkan oleh perusahaan, keuntungan diperoleh melalui selisih
harga jual dan beli. Instrumen ini cenderung lebih aman karena
fluktuasi harga yang tidak terlalu drastis dan liar. Untuk saat ini kita
hanya bisa trading saham, sedangkan option hanya bisa di luar
negeri.
2. Foreign Exchange (Forex)
Instrumen ini memperjual belikan valuta asing alias mata uang suatu
negara, seperti US dollar terhadap euro maupun terhadap
poundsterling.
Instrumen ini memiliki resiko yang lebih tinggi dibanding saham
karena memiliki faktor leverage yaitu pengungkit, dimana kita
diberikan fasilitas untuk menggunakan margin dengan rasio 1:100
dan 1:200 dari modal kita. Tingginya fluktuasi harga naik dan turun
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
10
juga menyebabkan resiko trading di instrumen ini menjadi tinggi,
walaupun juga memberikan return/profit yang lebih tinggi.
3. Komoditi atau Indeks
Hampir sama seperti Forex, instrument ini juga menggunakan
fasilitas leverage, disini yang diperdagangkan adalah komoditas
seperti emas, minyak ataupun indeks yaitu dowjones, hangseng,
ataupun Nikkei. Tingkat fluktuasi harga dan resiko hampir sama
seperti forex (Darmadi, 2015).
2.2.2. Style Trading
Berdasarkan waktunya, maka kegiatan trading dapat dibedakan menjadi:
- Intraday Trading
Kegiatan trading ini diselesaikan dalam 1 hari itu juga, jika saham
maka posisi harus dijual sebelum pasar tutup jam 16.00.
- Daily Trading
Kegiatan trading ini biasanya diselesaikan dalam waktu 1x24 jam,
yang berarti membeli hari ini maka besoknya dijual.
- Swing Trading
Kegiatan trading ini biasanya berjangka waktu 1-2 minggu.
- Investing
Kegiatan ini bersifat investasi, ada investasi jangka pendek selama 1-
3 bulan, investasi jangka menengah 3 bulan-1 tahun, dan investasi
jangka panjang diatas 1 tahun (Darmadi, 2015).
2.3. Jenis Investasi
Berikut merupakan jenis-jenis investasi.
1. Aset Nyata
- Real estate: properti tanah, pengembangan tanah, dan penyewaan
properti.
- Barang-barang antik.
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
11
- Barang-barang seni: koleksi lukisan, patung, dan perhiasan.
- Koin dan perangko.
- Intan dan berlian
2. Asset finansial
- Real Estate Investment Trust (REITS).
- Unit penyertaan reksa dana.
- Investasi pendapatan tetap: rekening tabungan, sertifikat deposito,
obligasi pemerintah, SBI, dan obligasi perusahaan.
- Saham.
- Produk-produk derivatif: options dan kontrak futures (Utami,
2010).
2.4. Binary Option
Binary option adalah prediksi dari arah mana harga aset (saham,
komoditi, indeks atau mata uang) akan bergerak dengan waktu kadaluarsa
tertentu. Dengan opsi biner, investor tidak membeli aset - ia hanya
memprediksi arah yang aset bergerak. Ada benar-benar hanya dua hasil
yang mungkin. A tetap mendapatkan jika opsi kedaluwarsa secara "in the
money", atau kerugian tetap jika opsi kedaluwarsa secara "Out of the
money". Harga aset ini tidak penting. Satu-satunya hal yang penting adalah
apakah prediksi benar atau salah.
2.4.1. Tahap Binary Option
Binary option memiliki 3 tahap, yaitu :
- Pertama, Anda memilih waktu berakhirnya trading, ini adalah waktu
yang Anda inginkan trading berakhir. Itu bisa di setiap periode waktu
antara satu menit dan seminggu, dapat digunakan dalam sehari.
- Kedua, Anda memilih panggilan (call) atau masukan (put). Jika Anda
berpikir harga akan berakhir di atas harga saat ini: Anda mengklik
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
12
tombol buy/call. Jika Anda berpikir harga akan berakhir di bawah
harga saat ini: klik tombol sell/put.
- Sekarang bahwa trading ditempatkan, Anda hanya menunggu hasil.
Jika trading berakhir ' in the money, Anda membuat keuntungan. Jika
itu berakhir 'out of the money', Anda akan kalah.
Sekarang Anda dapat melihat mana "biner" berasal, itu menekankan fakta
bahwa ada dua kemungkinan hasil untuk pilihan biner, keduanya yang
ditetapkan dan dipahami oleh investor sebelum menempatkan trading.
Contoh, Anda membeli opsi biner Google untuk $25, dengan berpendapat
bahwa dalam 2 jam saham Google akan lebih tinggi daripada saat ini.
Jika Anda benar, Anda mendapatkan set persentase laba sebelumnya atas
investasi Anda (misalnya 82%), saham lebih rendah, Anda kehilangan
investasi Anda (sebagian broker akan memberikan Anda kembali
sejumlah kecil sebagai "pengembalian") (Liraz, 2014).
2.4.2. Keuntungan Binary Option
Keuntungan dari binary option adalah :
- Pengalaman persyaratan
Pedagang tidak memerlukan pengalaman trading atau latar belakang
untuk berdagang dengan binary option. Seperti dijelaskan
sebelumnya, binary option tidak serumit perdagangan dengan luar
negeri atau bursa saham. Ini adalah salah satu kekuatan utama binary
option trading platform; memungkinkan lebih banyak orang untuk
menjadi pedagang dan memperoleh penghasilan tambahan tidak
pernah begitu mudah.
- Tingginya laba investasi
Tidak seperti pertukaran asing dan saham, pedagang tahu
sebelumnya, membayar yang mereka akan menerima dengan jumlah
mereka berinvestasi. Jumlah minimum yang dapat diperdagangkan
pada alat pilihan biner klasik sebagai contoh adalah $25. Pedagang
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
13
dapat berkenalan dengan semua alat-alat perdagangan dan
perdagangan yang mereka suka.
Profits akhirnya memandu trader dalam trading. Kabar baiknya
adalah bahwa, semakin sederhana binary option trading, semakin
sederhana pula memperoleh keuntungan. Misalkan alat ‘speed
option', dapat menghasilkan persentase 70% dalam waktu
kedaluwarsa 30 detik. Kecepatan dimana trader dapat membuat uang
dengan binary option tidak tersedia di trading compass manapun.
Selain itu, binary option trading memerlukan jumlah bukan
astronomi untuk trading. Sebagai contoh, BigOption trading
platform membutuhkan minimum deposit sebesar 250 tergantung
pada mata uang perdagangan dan berdagang dengan minimal $25.
Setelah pedagang memahami konsep biner pilihan dan memahami
beberapa istilah teknis, mereka siap untuk trading.
- Pendekatan cepat dan mudah
Kebanyakan platform broker dari binary option tidak memerlukan
unduhan atau keterlibatan pihak ketiga dan hanya membutuhkan
akses ke internet dengan perangkat. Fitur inovatif lainnya dari jenis
perdagangan ini adalah aplikasi mobile yang dapat ditemukan di
banyak platform.
- Aset dan pengembalian
Binary option trading adalah alat financial satu-satunya yang
memungkinkan trader untuk trading dari berbagai macam aset.
Dengan forex dan pasar saham, pedagang berada di ruang yang
terbatas karena perdagangan di kedua pasar di waktu yang sama
dapat menyulitkan.
Di sisi lain dengan binary option, pedagang memiliki daftar lengkap
asset yang mereka dapat pilih. Misalkan binary option klasik,
pedagang dapat memilih dari mata uang, komoditas, saham, dan
indeks pada platform yang sama; hal ini penting dicatat karena ada
sejumlah besar asset yang dapat diperhitungkan untuk hampir 90
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
14
dalam satu platform tunggal.
Manfaat lain dari binary option adalah pengembalian jumlah yang
diinvestasikan, persentase dapat bervariasi antara 0-15%.
Perdagangan yang tidak menguntungkan di Forex, misalkan akan
mengakibatkan kerugian total jumlah yang diinvestasikan.
Ada strategi yang tidak diragukan lagi yang memungkinkan
pedagang untuk meminimalkan kerugian, namun pengembalian
selalu memberikan semangat terutama untuk pemula (Option).
2.4.3. Tiga Jenis Moneyness
- At-the-money (ATM) : Ketika strike price sama dengan underlying
market price (the spot). Untuk binari non-laddered, menempatkan
trade tinggi-rendah berlaku di at-the-money trade
- In-the-money (ITM) : Ketika pasar underlying lebih besar dari strike
price. Hal ini terjadi ketika trader membeli posisi. Ketika trader
membuka posisi untuk dijual, option berada di in-the-money ketika
underlying price lebih kecil daripada strike price.
- Out-of-the-money (OTM) : Hal ini terjadi ketika trader membuka
posisi untuk membeli dan ketika underlying price lebih rendah
daripada strike price dan strike price berada di atas spot market price.
Ini juga terjadi karena trader membuka posisi untuk menjual dan
underlying market lebih besar daripada strike price (Cofnas, 2016).
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
15
2.4.4. Strategi Binary Option
- The double red strategy
Gambar 2.2. The double red strategy
Strategi merah ganda adalah sistem pembalikan jangka pendek
berdasarkan harga aksi dan perlawanan. Perdagangan direncanakan pada
chart 5 menit dan ditandai ketika bentuk dua bearish candles mengikuti
tes perlawanan.
1. Pilih aset dan menonton pasar sampai Anda melihat bar merah
pertama. kemudian menunggu bar merah kedua.
2. Jika bar merah kedua menutup lebih rendah daripada bar merah
pertama, maka itu adalah Jackpot.
3. Biasanya, apa yang terjadi adalah bahwa ketiga bar akan pergi
bahkan lebih rendah dari kedua bar. Ini adalah titik yang mana Anda
harus segera menempatkan opsi Put pada aset, dengan waktu
kadaluwarsa yang tidak lebih dari 15 menit.
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
16
- The Pinocchio strategy
Gambar 2.3. The pinocchio strategy
Pinocchio bar adalah bar kandil yang memiliki tubuh yang sangat
kecil dan sangat panjang sumbu (hidung). Hal ini juga disebut
Shooting star, Hanging man, palu dan Hammer terbalik. Seperti
yang Anda ingat, hidung pinocchio tumbuh lama ketika dia
berbaring. Sama terjadi dengan strategi pinnochio ketika sumbu
lebih dari tubuh, ini mengatakan kepada kita bahwa pasar adalah
menipu kita dan bahwa kita harus perdagangan sebaliknya!
Entry point bervariasi, seperti beberapa pedagang lebih memilih
untuk menunggu candle berikutnya untuk menelusuri kembali
sampai 50% level Fibonacci pergerakan Pin bar, sementara orang
lain memasukkan segera setelah Pin bar tutup. Sumbu panjang
menunjukkan kuat tekanan Jual, sedangkan ekor panjang
menunjukkan daya beli intens.
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
17
- The 1-2-3 strategy
Gambar 2.4. The 1-2-3 strategy
1. Setelah uptrend atau setidaknya yang kuat bergerak ke atas,
mencari pola 1-2-3 untuk pembentukan, tentu saja dimulai
dengan puncak pertama (1).
2. Sekarang, jika counter bergerak dimulai, menandai bagian bawah
yang bergerak (2).
3. Jika pergerakan baru naik tidak melebihi titik 1 dan mulai
menolak, menandai titik tertinggi dari pergerakan baru naik (3).
4. Pola kami telah selesai. Namun, masih ada aturan sangat penting
yang harus diperhatikan: harga harus bergerak turun untuk break
the low yang dibuat di titik (2). Jika itu terjadi, semua kondisi
terpenuhi, dan kita memasuki perdagangan dengan 'Put'
(gobinary24.com).
2.5. Broker
Broker adalah seorang yang menghubungkan (intermediary) antara
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
18
pembeli dan penjual dalam transaksi sekuritas dan menerima komisi.
broker akan mendapatkan keuntungan dari perbedaan kurs jual dan kurs
beli (Ady, Salim, & Susanto, 2010).
2.6. Trader
Trader adalah salah satu elemen pelaku pasar valuta asing yang
memanfaatkan fluktuasi nilai tukar mata uang tertentu untuk mendapatkan
keuntungan. Untuk itu seorang trader harus menguasai metode yang
akurat dalam memprediksi fluktuasi mata uang tertentu. Keakuratan
prediksi akan menentukan keberhasilan seorang trader (Maru'ao , 2010).
2.7. User
Pengguna adalah mereka yang melakukan pencarian
penelusuran/pencarian informasi pada sebuah sistem informasi (end user).
Sedangkan mereka yang menggunakan sistem tetapi bukan untuk
kepentingan pencarian/penelusuran informasi disebut sebagai pengguna
sistem (operator sistem, administrator sistem, dan sebagainya). Pengguna
sistem dapat dikategorikan menjadi pengguna pemula (novice) dan
pengguna terampil (expert) (Utara).
2.7.1. User Training
Pengguna dapat dilatih pada penggunaan peralatan, terutama dalam
kasus yang mana, misalnya, komputer mikro yang digunakan dan
individu yang terlibat adalah operator dan pengguna. Dalam kasus
tersebut, pengguna harus diberikan pelatihan tentang cara
mengoperasikan sistem juga. Pertanyaan yang mungkin sepele untuk
analis, seperti bagaimana untuk menyalakan terminal, bagaimana untuk
memasukkan disket ke komputer mikro, atau Kapan aman untuk
mematikan peralatan tanpa bahaya dari kehilangan data, adalah masalah
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
19
yang signifikan ke pengguna baru yang tidak akrab dengan computer
(Gupta, 2005).
2.7.2. Metode Training
Metode training yang dapat dipakai, yaitu:
1. On the Job Training
Dilakukan pada waktu jam kerja berlangsung, baik secara formal
maupun non-formal. Cara informal, yaitu pelatihan dengan memberi
pengarahan kepada peserta pelatihan untuk memperhatikan orang
lain yang sedang mengerjakan pekerjaan, kemudian ia diperintahkan
untuk mempraktekannya. Cara formal, yaitu supervisor
menunjukkan seorang karyawan junior untuk melakukan pekerjaan
sesuai dengan cara-cara yang dilakukan karyawan senior. Metode
Pelatihan On Job Training terbagi atas:
- Job Instruction Training
Training dimana seseorang (manajer atau supervisor) bertindak
sebagai pelatih untuk menginstruksikan bagaimana melakukan
pekerjaan tertentu dalam proses kerja
- Coaching
Bentuk Training dan Development yang dilakukan ditempat
kerja oleh atasan dengan membimbing petugas melakukan
pekerjaan secara informal dan biasanya tidak terencana
- Job Rotation
Program yang direncanakan secara formal dengan cara
menugaskan pegawai pada beberapa dan dalam bagian yang
berbeda dengan organisasi untuk menambah pengetahuan
mengenai pekerjaan dalam organisasi
- Apprenticeship
Training yang mengkombinasikan antara pelajaran dikelas
dengan praktek di lapangan, yaitu setelah sejumlah teori
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
20
diberikan kepada peserta, peserta dibawa praktek ke lapangan
(Ramadhani, 2014).
2. Simulasi
Permainan simulasi dapat dibagi menjadi dua macam. Pertama,
simulasi melibatkan simulator yang bersifat mesin, yang
mengandalkan aspek-aspek utama dalam suatu situasi kerja. Kedua,
simulator komputer berupa games. Para pemain membuat suatu
keputusan dan komputer yang menentukan hasil yang terjadi sesuai
dengan kondisi yang telah diprogramkan dalam komputer (Ismed,
2017).
3. Off the Job Training
Training yang dilakukan secara khusus diluar pekerjaan. Metode
Pelatihan Off Job Training terbagi atas:
- Lecture
Metode kuliah ini diberikan kepada peserta yang banyak dalam
kelas, dimana pelatih mengajarkan teori-teori, sedangkan peserta
training mencatat dan memperhatikan apa yang diajarkan
- Vestibulate Training / Simulation
Latihan yang dberikan pada suatu tempat yang khusus dirancang
menyerupai tempat kerja, yang dilengkapi dengan berbagai
peralatan seperti tempat kerja
- Role playing
Metode pelatihan yang dilakukan dengan cara para peserta
diberi peran tertentu untuk bertindak dalam situasi khusus
- Case study
Studi kasus yang dilakukan dengan cara memberikan beberapa
kasus tertentu, kemudian peserta diminta memecahkan kasus
tersebut dikelompok belajar
- Self-study
Peserta diminta untuk belajar sendiri melalui rancangan materi
yang disusun dengan baik, seperti bahan bacaan, video dan kaset
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
21
- Program learning
Bentuk lain dari self study, yang menyiapkan perangkat
pertanyaan dan jawabannya secara tertulis dalam buku atau
dalam sebuah program komputer. Setelah membaca dan
menjawab kemudian peserta memberikan feeedback.
- Action learning
Proses belajar melalui kelompok kecil dalam memecahkan
berbagai persoalan dalam pekerjaan, yang dibantu oleh sesorang
ahli , baik dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan
(Ramadhani, 2014).
2.7.3. Faktor-Faktor yang Berperan dalam Training
Dalam pelaksanaan training terdapat beberapa faktor yang berperan
penting yaitu instruktur, peserta, materi (bahan), metode, tujuan training
dan lingkungan yang menunjang. Metode training dan development
terbaik tergantung dari beberapa faktor, yaitu:
1. Materi Training
Indikator dalam komponen ini adalah kesesuaian materi dengan
tujuan training, kesesuaian materi dengan kebutuhan peserta
training.
2. Sarana Training
Kesesuaian media dengan bidang materi yang akan diajarkan yang
mampu berkomunikasi dengan peserta dan menyokong instruktur /
pelatihan dalam memberikan materi pelatihan. Fasilitas yang
termasuk adalah ruang kelas yang nyaman.
3. Instruktur Training
Kesesuaian keahlian pelatih dengan bidang materi, kemampuan
berkomunikasi dan keterampilan pelatih dalam mengikursertakan
peserta pelatihan dalam ikut berpartisipasi
4. Metode Training
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
22
Dalam pemberian training kepada para karyawan, pemilihan metode
merupakan komponen yang sangat penting.
5. Peserta Training
Pemahaman peserta training terhadap materi yang diberikan pada
saat saat training. Peserta training harus mampu menerapkan
pengetahuan yang didapatkan (Ramadhani, 2014).
2.8. Bentuk Hipotesis
Bentuk hipotesis alternatif akan menemukan arah uji statistik apakah
satu arah (one tail) atau dua arah (two tail).
1. One tail (satu sisi): Bila hipotesis alternatifnya menyatakan adanya
perbedaan dan ada pernyataan yang mengatakan hal yang satu lebih
tinggi / rendah dari hal yang lain.
Contoh: Berat badan bayi dari ibu hamil yang merokok lebih kecil
dibandingkan berat badan bayi dari ibu hamil yang tidak merokok.
2. Two tail (dua sisi) merupakan hipotesis alternatif yang hanya
menyatakan perbedaan tanpa melihat apakah hal yang satu lebih
tinggi / rendah dari hal yang lain.
Contoh: Berat badan bayi dari ibu hamil yang merokok berbeda
dibandingkan berat badan bayi dari ibu yang tidak merokok, atau
dengan kata lain: ada perbedaan berat badan bayi antara mereka
yang dilahirkan dari ibu yang merokok dibandingkan dari mereka
yang tidak merokok (Kasim, dr, M Kes, 2008).
2.8.1. Unsur-Unsur Uji Hipotesis
- Hipotesis nol (H0): Sebuah teori mengenai nilai-nilai spesifik dari
satu atau lebih parameter populasi. Teori ini umumnya merupakan
status quo, yang akan kita adopsi hingga terbukti salah. Teori ini
selalu dinyatakan sebagai H0: parameter = nilai.
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
23
- Hipotesis alternatif (hipotesis riset)(Ha): Sebuah teori yang
bertentangan dengan hipotesis nol. Teori ini umumnya merupakan
teori yang akan kita adopsi hanya jika terdapat cukup bukti untuk
menetapkan kebenarannya.
- Statistik uji: Sebuah statistik sampel yang digunakan untuk
memutuskan apakah akan menolak hipotesis nol.
- Daerah penolakan: Nilai numerik dari statistik uji yang akan
membuat hipotesis nol ditolak. Daerah penolakan dipilih sedemikian
rupa di mana ada probabilitas sebesar α bahwa hal itu akan memuat
statistik uji apabila hipotesis nol benar, sehingga terjadi kesalahan
Tipe I. Nilai α biasanya dipilih kecil (misalnya, 0,01, 0,05, atau 0,10)
dan disebut sebagai tingkat signifikansi (significance level) uji
hipotesis.
- Asumsi: Pernyataan yang jelas dari setiap asumsi yang dibuat
tentang populasi yang dijadikan sampel.
- Eksperimen dan perhitungan statistik uji: Kinerja eksperimen
sampling dan penentuan nilai numerik statistik uji.
- Kesimpulan:
a. Jika nilai numerik statistik uji berada di daerah penolakan, kita
akan menolak hipotesis nol dan menyimpulkan bahwa hipotesis
alternatif benar. Kita mengetahui bahwa proses pengujian
hipotesis dapat menyebabkan kesimpulan ini salah (kesalahan
Tipe I) hanya 100α% dalam setiap waktu bila H0 benar.
b. Jika statistik uji tidak berada di daerah penolakan, kita tidak
dapat menolak H0. Jadi, kita menunda memutuskan mana di
antara kedua hipotesis itu yang benar. Kita tidak menyimpulkan
bahwa hipotesis nol adalah benar karena (pada umumnya) kita
tidak mengetahui probabilitas β bahwa prosedur pengujian kita
akan menyebabkan penerimaan yang tidak benar atas H0
(kesalahan Tipe II) (McClave, Benson, & Sincich, 2010).
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
24
Penentuan nilai 𝛼 (alpha) tergantung dari tujuan dan kondisi penelitian.
Nilai 𝛼 (alpha) yang sering digunakan adalah 10%, 5% atau 1%.
Misalkan, untuk bidang kesehatan masyarakat biasanya digunakan nilai
𝛼 (alpha) sebesar 5%. Sedangkan untuk pengujian obat-obatan digunakan
batas toleransi kesalahan yang lebih kecil misalnya 1%, karena
mengandung resiko yang fatal. Misalkan seorang peneliti yang akan
menentukan apakah suatu obat bius berkhasiat akan menentukan 𝛼 yang
kecil sekali, peneliti tersebut tidak akan mau mengambil resiko bahwa
ketidakberhasilan obat bius besar karena akan berhubungan dengan
nyawa seseorang yang akan dibius (Kasim, dr, M Kes, 2008).
Ada syarat yang perlu diperhatikan dalam melakukan uji hipotesis ini,
agar Ho ditolak, yaitu:
- Nilai probabilitas atau signifikansi, Ho ditolak apabila signifikansi <
0,05 atau < 5%.
- Dari perbandingan nilai 𝑡 hitung dengan 𝑡 tabel, Ho ditolak jika 𝑡
hitung > 𝑡 tabel (Sukawi, 2010)
Berikut merupakan rumus dari 𝑡 hitung.
Gambar 2.5. Rumus t Hitung
(Sugiharto, 2009)
Dalam kasus uji 2 arah, misal hipotesis yang digunakan adalah:
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
25
H0 : 𝜇 = 0
H1 : 𝜇 = 0
atau, di dalam konsep regresi linier, pada uji parsial, hipotesis yang
sering ditemui adalah:
H0 : 𝛽𝑖 = 0
H1 : 𝛽𝑖 = 0
𝑖 = 0, 1, 2, …, 𝑘
𝑘 = banyaknya parameter (koefisien) regresi linier
Misal, ingin dicari titik kritis distribusi (sebaran) 𝑡 dengan 𝛼 = 0,05 dan
derajat bebas (𝑑𝑏) atau degrees of freedom (𝑑𝑓 = 𝑛 − 1) sebesar 10,
maka ikuti langkah-langkah di bawah ini:
Perhatikan bahwa apabila uji 2 arah yang digunakan, maka untuk
mencari titik kritis pada tabel, nilai 𝛼 yang digunakan adalah 𝛼/2,
sehingga nilai yang digunakan adalah 0.05/2 = 0.025 sebagai nilai 𝛼 pada
tabel.
- Carilah angka 10 pada kolom 𝑑𝑓 (paling kiri)
- Carilah kolom dengan nilai 𝛼 = 0,025
- Tarik garis dari angka 10 pada kolom 𝑑𝑓 ke arah kanan, dan dari
kolom dengan nilai 𝛼 = 0,025 tarik garis ke bawah. Titik
perpotongan dari kedua garis adalah 2.228139.
- Pada uji 2 arah, nilai titik kritis bukanlah 1 buah, melainkan 2 buah
nilai titik kritis, sehingga dalam kasus ini titik-titik kritis yang
dimaksud adalah -2.228139 dan 2.228139
Kurva distribusi 𝑡 beserta titik-titik kritis yang dimaksud digambarkan
seperti di bawah ini:
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
26
Gambar 2.6. Kurva distribusi t
Daerah-daerah yang diarsir ini disebut juga sebagai Rejection Regions
(daerah-daerah penolakan), sehingga apabila nilai 𝑡 hitung berada di
dalam luasan ini, maka akan memberikan kesimpulan statistika “Tolak
H0”. Langkah ini juga berguna ketika mencari titik kritis bagi selang
kepercayaan (confidence interval) (Kurniawan, 2008).
2.8.2. Peran Hipotesis
- Mengarahkan tujuan dari studi
- Mengidentifikasi fakta yang relevan dan yang tidak relevan
- Memberikan saran terhadap form desain penelitian mana yang paling
appropriate
- Menyediakan framework untuk mengorganisasi kesimpulan hasil
(Cooper & Schindler, 2008)
2.8.3. Tiga Kondisi Yang Membuat Hipotesis Kuat
- Memadai untuk tujuan
- Dapat dites
- Lebih baik daripada saingan
(Cooper & Schindler, 2008)
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
27
2.9. Sampel
Sampel adalah subset unit-unit dari suatu populasi (Black, 2010).
2.9.1. Sampel Acak
Di dalam sampel acak, semua unit populasi memiliki probabilitas yang
sama untuk dipilih ke dalam sampel. Sampel acak mengimplikasikan
kesempatan itu ke dalam proses seleksi. Terdapat empat teknik sampel
acak :
- Random acak sederhana
Teknik sampling acak paling dasar adalah sampel acak sederhana.
Sampel acak sederhana dapat dilihat sebagai dasar teknik sampel
acak lainnya. Dengan sampel acak yang sederhana, setiap unit
bingkai nomor dari 1 sampai N (di mana N adalah ukuran populasi).
Selanjutnya, tabel angka acak atau nomor acak generator digunakan
untuk memilih item n ke sampel.
- Sampel acak berlapis
Tipe kedua dari sampel acak adalah sampel acak berlapis, di mana
populasi terbagi menjadi sub-populasi non-overlapping yang disebut
strata. Peneliti kemudian ekstrak sampel acak dari masing-masing
sub-populasi. Alasan utama untuk menggunakan sampel acak
berlapis adalah bahwa ia memiliki potensi untuk mengurangi
kesalahan sampel. Kesalahan sampel terjadi ketika, secara kebetulan,
sampel tidak mewakili populasi. Dengan sampel acak berlapis,
potensi untuk mencocokkan sampel erat untuk populasi lebih besar
daripada dengan sampel acak sederhana karena bagian-bagian dari
total sampel diambil dari sub-kumpulan populasi berbeda. Namun,
sampel acak berlapis ini umumnya lebih mahal daripada sampel acak
sederhana karena setiap unit populasi harus ditetapkan ke lapisan
sebelum proses seleksi acak dimulai.
- Sampel sistematik
Sampel sistematik adalah teknik sampel acak ketiga. Tidak seperti
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
28
sampel acak berlapis, sampel sistematik tidak dilakukan dalam upaya
untuk mengurangi kesalahan sampel. Sampel sistematik digunakan
karena kenyamanan dan relatif mempermudah administrasi. Dengan
sampel sistematik, setiap item kth
dipilih untuk memproduksi jumlah
sampel N dari jumlah populasi N. Nilai dari k, terkadang disebut
siklus sampel, dan bisa ditentukan oleh rumus berikut. Jika k bukan
nilai integer, jumlah keseluruhan nilai harus digunakan.
- Sampel cluster (atau area)
Sampel cluster (atau area) adalah tipe keempat dari sampel acak.
Sampel cluster (atau area) melibatkan pembagian populasi ke area
non-overlapping, atau cluster. Bagaimanapun, berbeda dengan
sampel acak bertingkat-tingkat dimana strata adalah homogen,
sampel cluster mengidentifikasi cluster yang cenderung heterogen
secara internal. dalam teori, cluster masing-masing berisi berbagai
elemen, dan cluster adalah miniatur atau mikrokosmos, dari
populasi. Contoh cluster adalah kota, perusahaan, rumah, perguruan
tinggi, daerah kota, dan wilayah geografis. Cluster yang sering
terjadi secara alami kumpulan populasi dan sudah diidentifikasi,
seperti Serikat atau Standard Metropolitan Statistical Areas.
Meskipun daerah sampel biasanya merujuk kepada kelompok yang
area populasi, seperti kawasan geografis dan kota, istilah sampel
cluster dan sampel area digunakan secara bergantian dalam teks ini
(Black, 2010).
2.10. Statistika
Statistik adalah ilmu tentang data. Statistik mencakup mengumpulkan,
mengklasifikasikan, meringkas, mengorganisasikan, menganalisis, dan
menginterpretasikan informasi numerik (McClave, Benson, & Sincich,
2010).
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
29
2.10.1. Jenis – jenis statistik
- Statistik deskriptif menggunakan metode numerik dan grafik untuk
mencari pola dalam suatu kumpulan data, meringkas informasi yang
terungkap dalam suatu kumpulan data, dan menyajikan informasi itu
dalam bentuk yang layak.
- Statistik inferensial menggunakan data sampel untuk membuat
perkiraan, keputusan, prediksi, atau generalisasi lain tentang
kumpulan data yang lebih besar (Sriwidadi, 2011)
2.10.2. Statistik Non-Parametrik
Metode Statistik non-parametrik dipakai apabila peneliti tidak
mengetahui karkteristik kelompok item yang menjadi sumber sampelnya.
Metode ini dapat diterapkan terhadap data yang diukur dengan skala
ordinal dan dalam kasus tertentu, dengan skala nominal. Pengujian non-
parametrik bermanfaat untuk digunakan apabila sampelnya kecil dan
lebih mudah dihitung dari pada metode parametrik. Metode non-
parametrik juga digunakan secara luas guna mengenalisis data di bidang
ilmu sosial. Pembahasan mengenai statistik non-parametrik meliputi : uji
tanda, uji peringkat bertanda Wilcoxon, uji Mann-Whitney, uji deret, dan
koefisien korelasi peringkat Spearman. Statistika non-parametrik adalah
statistika bebas sebaran (tidak mensyaratkan bentuk sebaran parameter
populasi, baik normal atau tidak). Statistika non-parametrik biasanya
digunakan untuk melakukan analisis pada data berjenis nominal atau
ordinal. Data berjenis nominal dan ordinal tidak menyebar normal.
Contoh metode Statistika non-parametrik: Binomial test, Chi-square test,
Median test, Friedman Test, dan lain-lain. Dalam praktik, tidak semua
data statistik bisa diolah menggunakan metode parametrik, baik hal itu
disebabkan jumlah data yang minim, distribusi data yang tidak normal,
jenis data ataupun sebab lainnya. Sebagai alternatif dapat digunakan
berbagai metode non-parametrik, yang dengan dukungan software seperti
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
30
SPSS memungkinkan pengguna mengolah data dan menginterpretasi
output dengan mudah (Sriwidadi, 2011). Bila data dianalisis secara
statistik parametrik, maka jumlah sampel harus besar (lebih dari 30
sampel) karena nilai-nilai atau skor yang diperoleh distribusinya harus
normal. Dengan analisis statistik non-parametrik, maka tidak
memerlukan asumsi distribusi normal, sehingga tidak memerlukan
sampel besar atau kurang dari 30 sampel (Carl F. , 2009).
Metode statistik non-parametrik digunakan untuk situasi seperti:
- Apabila ukuran sampel demikian kecil sehingga distribusi statistik
pengambilan sampel tidak mendekati normal, dan apabila tidak ada
asumsi yang dapat dibuat tentang bentuk distribusi populasi yang
menjadi sumber sampel;
- Apabila digunakan data peringkat atau ordinal;
- Apabila data nominal digunakan (data nominal adalah data di mana
sebutan seperti laki-laki atau perempuan diberikan kepada item dan
tidak ada implikasi di dalam sebutan tersebut bahwa item yang satu
lebih tinggi atau lebih rendah daripada item lainnya).
Keuntungan dari penggunaan metode non-parametrik, yaitu:
- Metode non-parametrik tidak mengharuskan data berdistribusi
normal, karena itu metode ini sering juga dinamakan uji distribusi
bebas (distribution free test). Dengan demikian metode ini dapat
dipakai untuk segala distribusi data dan lebih luas penggunaannya.;
- Metode non-parametrik dapat dipakai untuk level data seperti
nominal dan ordinal;
- Metode non-parametrik lebih sederhana dan mudah dimengerti
daripada pengerjaan metode parametrik.
Di samping berbagai keunggulan di atas, metode non-parametrik juga
mempunyai beberapa kelemahan, seperti:
- Tidak adanya sistematika yang jelas seperti pada metode parametrik,
hasilnya dapat meragukan karena kesederhanaan metodenya;
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
31
- Tabel-tabel yang dipakai lebih bervariasi dibanding tabel-tabel
standar pada metode parametrik (Sriwidadi, 2011).
2.11. Chi square
Uji chi square (𝑥2) adalah pengujian hipotesis mengenai perbandingan
antara frekuensi observasi atau yang benar-benar terjadi/actual dengan
frekuensi harapan/ekspektasi yang didasarkan atas hipotesis tertentu. Uji
chi square secara umum, digunakan dalam penelitian untuk mencari
kecocokan ataupun menguji ketidakadaan hubungan antara beberapa
populasi. Kegunaan pengujian chi square ini adalah sebagai berikut :
- Untuk mengetahui kesesuaian antara frekuensi observasi variabel
tertentu dengan frekuensi harapan teoritis.
- Untuk mengetahui independensi antara variabel satu dengan variabel
lainnya (Dwiwinarsih, 2009).
2.12. Wilcoxon Signed-Rank Test
Uji Wilcoxon signed-rank atau signed-rank test atau uji “peringkat-
bertanda Wilcoxon” adalah salah satu uji statistik non-parametrik yang
digunakan untuk menguji hipotesis: apakah sebuah sampel yang terdiri
dari n subyek (atau obyek) berasal dari populasi dengan nilai median yang
sama, atau apakah terdapat perbedaan nilai median sampel dengan
populasi?
Asumsi-asumsi yang harus diikuti dalam menggunakan uji yang
dipopulerkan pertama kali oleh Frank Wilcoxon ini adalah:
- Sampel dipilih secara random dari populasi.
- Data awal dari obyek/subyek berbentuk interval/rasio. Sehingga uji
Wilcoxon signed-ranks digunakan untuk menggantikan uji 𝑡 single-
sample bila data yang akan diuji tidak berdistribusi normal. Beberapa
literatur menyatakan bahwa uji wilcoxon merupakan uji parametrik,
karena mengira bahwa uji ini mengevaluasi hipotesis pada data
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
32
interval/rasio dengan mengurutkan data. Hal ini tidak benar, karena uji
wilcoxon pada dasarnya adalah mengurutkan “selisih antara data
interval/rasio” dengan median pada masing-masing subyek, bukan
mengurutkan data subyek tersebut.
- Distribusi dari populasi bersifat simetrik (bila asumsi ini tidak sesuai,
maka dapat digunakan uji ‘binomial tanda’ untuk satu sampel.
Frank Wilcoxon (1892-1965) sendiri adalah seorang ahli kimia yang
tertarik dengan ilmu statistik saat sedang mempelajari fungisida, dan
ketika pertama kali ia dan koleganya mengkaji aplikasi uji Fisher pada
riset di tempat kerja. Tahun 1945 Wilcoxon mempublikasikan papernya
yang mengkaji tentang uji rank-sum dan signed-rank yang saat ini dikenal
dengan nama uji wilcoxon rank-sum dan wilcoxon signed-rank (Heryana,
SST, MKM, 2004). Uji Wilcoxon ini digunakan untuk menguji hipotesis
komparatif bila datanya berskala ordinal pada dua sampel berhubungan.
Nilai 𝑡 diperoleh dari jumlah dari selisih kedua nilai tes yang diberikan
peringkat (ranking). Hipotesis yang diuji sama dengan uji 𝑡 dua kelompok
sampel berpasangan. Uji hipotesis ini juga menggunakan program SPSS
(Nurizzati, 2016).
2.13. Studi Literatur
Studi kepustakaan merupakan kegiatan yang diwajibkan dalam
penelitian, khususnya penelitian akademik yang tujuan utamanya adalah
mengembangkan aspek teoritis maupun aspek manfaat praktis. Studi
kepustakaan dilakukan oleh setiap peneliti dengan tujuan utama yaitu
mencari dasar pijakan / fondasi utnuk memperoleh dan membangun
landasan teori, kerangka berpikir, dan menentukan dugaan sementara atau
disebut juga dengan hipotesis penelitian. Sehingga para peneliti dapat
menggelompokkan, mengalokasikan, mengorganisasikan, dan
menggunakan variasi pustaka dalam bidangnya. Dengan melakukan studi
kepustakaan, para peneliti mempunyai pendalaman yang lebih luas dan
mendalam terhadap masalah yang hendak diteliti (Kartiningrum, MKes,
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
33
2015).
Jurnal penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian
penulis mengenai pengaruh kecemasan terhadap hasil trading adalah :
- Fear and Greed in Financial Markets: A Clinical Study of Day-
Traders (Lo, Repin, & Steenbarger, 2005)
- Refinining the measurement of mood: The UWIST Mood Adjective
Checklist (Matthews, Jones, & Chamberlain, 1990)
- Klasifikasi Emosi Senang, Sedih, Dan Netral Melalui Vokal Manusia
(Wunarso, 2016)
1. Fear and Greed in Financial Markets: A Clinical Study of Day-Traders
Rasionalitas financial pasar telah menjadi salah satu isu paling sengit
diperebutkan dalam sejarah modern finansial ekonomi. Akhir-akhir ini,
kritikus hipotesis pasar efisien berpendapat bahwa investor umumnya
irasional, menunjukkan angka terprediksi dan rusaknya bias secara
finansial, sering dikaitkan dengan faktor-faktor psikologis ketakutan,
keserakahan, dan tanggapan emosional terhadap harga fluktuasi dan
perubahan dramatis dalam kekayaan investor. Namun, penelitian terbaru
dalam ilmu kognitif dan ekonomi finansial menyarankan hubungan
penting antara rasionalitas dalam pengambilan keputusan dan emosi,
menyiratkan bahwa kedua pengertian tidak antitesis, tetapi bahkan saling
melengkapi. Sebagai contoh, dalam studi percontohan 10 pedagang
profesional sekuritas selama hidup perdagangan sesi, hadir bukti
psychophysiological bahwa bahkan pedagang paling berpengalaman
menunjukkan tanggapan emosional signifikan, yang diukur dengan
peningkatan kadar aliran kulit dan variabel kardiovaskular, selama
peristiwa-peristiwa tertentu sementara pasar seperti peningkatan harga
volatilitas atau intra-day istirahat dalam tren. Dalam serangkaian studi
kasus, B. Steenbarger juga menyajikan bukti-bukti yang menghubungkan
emosi dengan trading kinerja. Dalam tulisan ini, kita melanjutkan agenda
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
34
penelitian ini oleh menyelidiki peran emosional mekanisme dalam
pengambilan keputusan financial menggunakan sampel berbagai mata
pelajaran dan metode yang berbeda untuk mengukur respons emosional.
Khususnya, kami merekrut 80 sukarelawan dari program pelatihan
online trader selama 5 minggu yang ditawarkan oleh Linda Bradford
Raschke, pedagang berjangka profesional terkenal. Subyek diminta untuk
mengisi survei yang tercatat profil psikologis mereka sebelum dan setelah
program pelatihan mereka, dan selama program (melibatkan hidup
perdagangan melalui akun pribadi mereka sendiri) mata pelajaran
diminta untuk mengisi survei pada akhir setiap hari trading yang
dirancang untuk mengukur keadaan emosional dan kinerja mereka
perdagangan untuk hari itu. Hasil dari percobaan ini memastikan bahwa
kami menemukan hubungan yang jelas antara emosi reaktifitas dan
trading performance yang diukur dengan normalisasi profit dan kerugian
(dinormalisasi oleh standar deviasi harian profit dan kerugian). Secara
spesifik, survei data menunjukkan bahwa subyek yang reaksi emosional
moneter keuntungan dan kerugian yang lebih intens di kedua sisi positif
dan negatif yang ditunjukkan secara signifikan memperburuk kinerja
trading, menyiratkan korelasi negatif antara perilaku trading sukses dan
reaktivitas emosional. Kemudian, bertentangan dengan intuisi umum
mengenai ciri-ciri khas kepribadian trader profesional, ciri-ciri
psikologis yang berasal dari alat survei standar kepribadian persediaan
tidak mengungkapkan setiap spesifik "tipe kepribadian trader" dalam
sampel kami. Hal ini menimbulkan kemungkinan bahwa jenis
kepribadian yang berbeda dapat berfungsi sama serta pedagang setelah
instruksi yang tepat dan praktik.
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
35
Gambar 2.7. Deskriptif statistik responden
Gambar 2.8. Korelasi emosi responden
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
36
Gambar 2.9. Korelasi emosi terhadap keuntungan dan kerugian
Hasil penelitian kami menggarisbawahi pentingnya keadaan emosional
untuk keputusan trading real-time, memperluas sebelumnya findings
dalam beberapa cara significant. Secara khusus, dokumen significant
tanggapan emosional antara pedagang yang paling berpengalaman, hasil
kami menunjukkan bahwa tanggapan emosional ekstrim tampaknya
kontraproduktif dari perspektif performance tradingnya.
2. Refinining the measurement of mood: The UWIST Mood Adjective
Checklist
Penelitian menggunakan perbaikan dari pengukuran mood, UWIST
Mood Adjective Checklist (UMACL), ini ditinjau. Analisis faktor
(N=388), menggunakan kriteria yang divalidasi untuk menilai jumlah
faktor untuk diekstraksi, menegaskan bahwa UMACL ukuran dimensi
energetic arousal, tense arousal, dan hedonic tone. Psikometrik sifat
UMACL merupakan skala yang memuaskan. Validitas dibentuk dengan
menunjukkan korelasi antara skala UMACL dan demografis dan
kepribadian variabel yang kecil dalam magnitudonya, meskipun hanya
kepentingan teoritis. Korelasi signifikan antara skala arousal dan ukuran
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
37
psikologis otonom arousal dan menunjukkan validitas bersamaan.
Serangkaian studi menunjukkan bahwa skala UMACL sensitive terhadap
eksternal ‘stres’. Pengaruh-pengaruh yang spesifik pada masing-masing
dari tiga skala utama telah ditemukan. Stres tertentu muncul untuk
membangkitkan sebuah sindrom stres lebih umum yang terkait dengan
penurunan energetic arousal dan hedonic tone, dan peningkatan tense
arousal. Berikut merupakan hasil pengukuraan mood menggunakan
UMACL adjectives.
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
38
Tabel 2.1. Mood UMACL
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
39
Tabel 2.1. Mood UMACL (lanjutan)
3. Klasifikasi Emosi Senang, Sedih, Dan Netral Melalui Vokal Manusia
Dalam penelitian ini, linear mixed effect models digunakan untuk
mengetahui apakah emosi senang, sedih, dan netral dapat menimbulkan
perbedaan signifikan pada fitur suara tersebut. Selanjutnya, fitur suara
yang dapat membedakan emosi digunakan sebagai masukan pada neural
network dan/atau SVM untuk proses klasifikasi.
Untuk mengetahui apakah penambahan emosi sebagai fixed effect pada
model dapat menimbulkan perbedaan signifikan pada variabel respon,
penulis membangun linear mixed effect models. Terdapat tiga struktur
model yang digunakan dalam pengujian yaitu (1) model data.null, (2)
model data.full, dan (3) model data.null.re.
Tabel 2.2. Struktur linear mixed effect models untuk pengujian
Nama Model Keterangan
data.null Model yang hanya diberi random effect tanpa fixed
effect emosi
data.full Model dengan fixed effect emosi dan random effect
data.null.re Model dengan fixed effect dan salah satu dari random
effect dihilangkan
Pada penelitian ini, fitur berupa volume suara, durasi bicara, dan
frekuensi diekstraksi dari 3420 data suara yang dikumpulkan dari 38
responden. Dengan menggunakan linear mixed effect models, dapat
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017
40
diketahui bahwa emosi menimbulkan perbedaan signifikan pada durasi
bicara seseorang, dimana seseorang yang non-emosional berbicara relatif
lebih cepat dari seseorang yang non-emosional. Selain itu, jenis kelamin
juga berpengaruh signifikan pada durasi bicara, di mana responden laki-
laki berbicara relatif lebih cepat dari responden perempuan. Karena
merupakan fitur yang dapat membedakan emosi, maka durasi bicara
digunakan sebagai masukan pada classifier. Setelah diuji menggunakan
stratified 10-fold cross validation, SVM mampu mengklasifikasikan
orang yang emosional dan non-emosional melalui durasi bicaranya
dengan rata-rata akurasi 76.84% (Wunarso, 2016).
Analisis Mood, Training..., Lisa Oviani, FTI UMN, 2017