lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1341/8/lampiran.pdf ·...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
LAMPIRAN Transkrip Wawancara
Rangkaian Press Release IPO PT Siloam International Hospitals Tbk
Jumlah News Coverage
Curiculum Vitae
Form Bimbingan Skripsi
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
Key Informan: Ibu Jeanny Wullur
Jabatan: PR Manager PT Lippo Karawaci Tbk
Lokasi wawancara: Kantor divisi Corporate Communication LPKR
Waktu: Selasa, 10 November 2013. 10.50 WIB.
EVELYN (E): Ibu, yang saya tau kan Ibu sudah lama bekerja di sini, sudah berapa
lama?
IBU JEANNY (J): Lama, lama banget. 1994.
E: Saya baru 2 tahun itu Bu
J: Hahahaha. Iya dulu saya mulai dari masih namanya Lippo City di Cikarang.
E: Pertanyaan yang pertama dulu ya Bu. Apa alasan utama media relations
dijalankan?
J: Karena media masih menjadi pembentuk opini publik.
E: Selain itu ada alasan yang lain ga Bu?
J: Media masih jadi pembentuk opini publik, iya banget lho. Ini adalah alasan utama
dan mungkin satu-satunya, karena pada kenyataannya memang inilah kekuatan
media massa.
E: Terus posisi kawan-kawan media bagi perusahaan, seberapa penting Bu?
J: Penting lah. Karena mereka adalah partner kita untuk menyampaikan informasi
kepada publik.
E: Mereka kah publik utama?
J: Ya. Dari awal departemen Public Relations memang didirikan untuk berkonsentrasi
pada hal ini.
E: Tujuan media relations banyak kan ya Bu, untuk produk baru dan lain-lainnya,
tujuan medrel di sini gimana tuh Bu?
J: Banyak ya. Semuanya sih ya. Even sampe krisis juga iya. Untuk produk baru iya,
menciptakan citra dan reputasi positif juga iya, bahkan hingga untuk menangani
krisis juga. Contohnya dalam hal adanya produk baru kita kasih tau kan ke
masyarakat, tapi setelah itu produknya bukan hanya bagus di awal, apalagi kita
kan properti. Di saat produk baru muncul, publikasinya tetap perlu dijaga sampai
tiga tahun ke depan, informasi itu harus terus disampaikan bukan cuma menjaga
citra di awal. Bukan hanya sekedar menjaga citra, informasi ini tetap harus
disampaikan. Bukan berarti setelah informasi produk baru diterima publik, sudah
ditinggal begitu saja.
Lippo itu pre-selling, pre-selling itu belum dibangun tapi sudah dipasarkan. Jadi yang
namanya produk baru itu adalah project baru yang akan dibangun. Jadi otomatis
setelah peluncuran pertama, penjualan dalam hal ini, kemudian proses
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
pembangunan, sampai dengan proses serah terima dengan pembeli, dalam semua
proses itu PR terlibat.
E: Jadi mulai dari press conference, ground breaking, penjualan yang berhasil, selalu
ada publisitasnya?
J: Ya, sampai tahap topping off nya. Pasti ada terus.
E: Kalau mengenai krisis, apa yang pernah terjadi Bu?
J: Ada lah. Yang namanya krisis itu adalah segala sesuatu yang berpotensi
menciptakan isu negatif. Mungkin belum tentu memberi dampak yang besar bagi
kita, tapi sekecil mungkin itu berita yang sifatnya negatif, itu sense of crisisnya
udah ada. Jadi gimana caranya untuk menangani supaya kemudian ditangani
supaya tidak berkembang lebih. Karena yang namanya isu negatif kalau tidak kita
tangani, dari kecil dia akan berkembang besar dan kita mungkin udah tidak bisa
tangani lagi. Padahal, belum tentu isu negatifnya aitu benar terjadi, belum tentu hal
itu sedemikian seperti yang diberitakan negatif. Makanya setiap hal yang kecil
yang sifatnya negatif itu sudah harus diwaspadai, sense of crisisnya harus ada.
E: Jadi dari isu negatif yang ada kita bisa langsung check and recheck gitu ya, Bu?
J: Ya. Dilihat apa sih yang sebenarnya terjadi di lapangan. Karena sekarang yang
namanya krisis itu, yang namanya berita negatif itu, belum tentu yang
bersangkutan yang salah. Jaman sekarang ini kadang-kadang itu bisa diciptakan
dalam tanda kutip. Misalkan ada orang yang tidak suka, ada saingan. Jadi tidak
selalu murni betul hal yang diisukan itu.
E: Citra dan reputasi seperti apa yang ingin dibentuk LPKR di mata publiknya, Bu?
J: Kita baru saja berganti tagline, dari impacting lives, menjadi transforming lives.
E: Baru ya Bu?
J: Iya baru sekali. Baru sekali, baru diganti minggu lalu.
E: Maknanya apa nih Bu?
J: Citra dan reputasi yang ingin dibangun positif tentunya. Yang namanya
transformasi itu berarti berubah, menuju kepada sesuatu yang lebih baik.
E: Aktivitas-aktivitas media relations yang dilakukan ada banyak Bu. Selama magang
juga saya dilibatkan dalam beberapa di antaranya, press conference, press
gathering, news monitoring. Apa lagi Bu?
J: Ya, itu semua. Kita juga ada penerbitan press release jangan lupa. Kita juga
melakukan media visit. Biasanya jajaran board kita, direksi, mengunjungi
kantor-kantor redaksi dari media yang bersangkutan, media yang macam-macam.
E: Board itu didampingi pihak PR sini Bu?
J: Iya, mereka akan didampingi oleh orang dari departemen PR ini, karena kita
memang ujung tombaknya kan, yang membuka jalan antara pihak perusahaan
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
dengan media.
E: Jadi wujud media visit itu bukannya pihak wartawan yang datang mengunjungi
properti Lippo?
J: Kalo hal itu biasanya dilakukan dalam bentuk press gathering atau press conference,
yang dilakukan di lokasi itu. Karena kita perusahaan properti yang bukan hanya
berada di satu lokasi. Jadi kita banyak sekali lokasinya, jadi kalau pihak wartawan
yang mau “mengunjungi” itu jalannya melalui acara press conference atau press
gathering di lokasi properti yang bersangkutan.
E: Kalau lagi ada acara gitu, saya tidak pernah follow up media, atau undang secara
khusus. Tapi media yang datang selalu banyak. Bagaimana cara menghubungi
media?
J: Ya, kita hubungi mereka. Itu hasil dari media relations. Caranya ya itu tadi, mulai
dari tukeran kartu nama dan kalo ada acara macem-macem jadi kenal.
E: Mengundangnya selalu formal Bu?
J: Caranya menghubunginya macam-macam, tergantung medianya. Ada media yang
minta di faks atau di email undangan resmi. Ada juga media-media yang merasa
sudah dekat dengan kita, dekat dalam arti PR dan media sama-sama saling
membutuhkan, mereka yang menanyakan berita. Karena hubungan PR dan media
hubungannya imbang, sama-sama butuh satu sama lain, yang satu perlu bahan
berita, kita perlu dipublikasikan.
E: Media yang hadir selalu banyak Bu, meskipun tidak di follow-up apakah mereka
akan datang atau tidak?
J: Ya, itu hasil dari sebuah media relations. Caranya dimulai dari penyelenggaraan
event-event media relations, dari situlah kita mulai kenal, media visit jadi semakin
mengenal lagi.
E: Bagaimana dengan istilah bad news is a good news?
J: Dalam porsi tertentu benar, lebih kepada pihak media. Maksudnya gini, media itu
harus menarik perhatian agar pembaca mau membeli. Sometimes memang,
kadang-kadang memang terjadi yang namanya bad news is a good news. Ini
contohnya (menunjukkan majalah Sindo di meja Beliau kepada peneliti)
E: Judulnya “Robohnya vila-vila berbintang”
J: Iya, ini kalau kamu baca sebagai orang biasa negatif atau positif?
E: Negatif Bu.
J: Iya, negatif kan. Ini yang maksudnya bad news is a good news. Sebetulnya
mungkin padahal saat kita baca konten beritanya bukan untuk kenegatifannya yang
diangkat. Pasti ada kebijakan tertentu, atau tujuan tertentu yang semuanya itu
sebetulnya positif.
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
E: sekarang kita udah masuk ke bagian tentang strategi medrel Bu. Ibu pernah cerita
tentang berhubungan dengan media, contohnya kirim kue tapi untuk satu redaksi.
Bagaimana taktiknya?
J: Kalau ada hari raya, lebaran atau natal, biasanya kita suka kirim makanan. Tapi
pilih dulu media yang sering kita berhubungan, misalnya kita sering berhubungan
sama koran apa, ya kuenya kirim yang agak besar. Kita pakai kesempatan atau
waktu-waktu yang netral juga, seperti saat hari raya ini. Di saat seperti itu pastilah
banyak company-company lain yang kirim-kirim makanan, parsel. Kirimnya ke
kantor redaksinya.
E: Tentang press release. Kalo kita lagi nulis, kita selalu mencoba menuliskan berita
yang media mau memberitakannya kan ya, Bu.
J: Iya, itu harus. Harus selalu ada news valuenya
E: Pernah ga Bu media gamau memberitakan?
J: Selama ini sih jarang sekali terjadi. Paling tidak setelah kita kasih press release,
mereka akan menanyakan untuk mendapatkan bahan-bahan tambahan sesuai
dengan gaya koran atau gaya media yang bersangkutan. Misalnya, bisnis yang
lebih jadi pertanyaan mereka terus tentang bisnis. Kalau misalnya media umum,
masing-masing media umum cetak ataupun online juga punya gaya yang
beda-beda. Jadi mereka akan menyesuaikan pemberitaan sesuai dengan gaya
mereka.
E: Berarti Ibu harus memahami gaya masing-masing media dong?
J: Sebetulnya yang kita buat satu, press release yang dibuat cuma satu macam, kita
berusaha untuk mengakomodir informasi yang dibutuhkan oleh media. Kita sudah
tau kan kira-kira apa yang mereka butuhkan untuk pemberitaan, ini ini ini, dan hal
itu sudah dituangkan di release. Biasanya sih mereka udah oke, cukup, lalu mereka
menanyakan satu atau dua pertanyaan untuk menambahkan beberapa hal lagi.
E: Terus ada kesulitan untuk menjalin hubungan dengan media?
J: Sebetulnya kesulitan berarti tidak ada. Bukan karena kita merasa hebat atau apa ya.
Kita berhubungan dengan media sebetulnya sama seperti hubungan antara manusia.
Kitanya orang, mereka juga orang. Jadi praktisnya, hubungan interpersonal antar
manusia aja yang kita gunakan.
E: Hubungan interpersonal?
J: Iya, begitu. Jangan melihat kepada antar organisasi dengan organisasi. Organisasi
itu tidak hidup, mati dalam artian hanya suatu bentuk berdasarkan badan hukum,
toh orang-orang di dalamnya yang melakukan kegiatan di dalam organisasi itu
orang, manusia. Jadi dalam hal ini perusahaan PT tertentu, apalah, yang
berhubungan dengan perusahaan media, tapi di dalamnya sama-sama individu.
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
Selama menerapkan hubungan antar manusia yang baik, pasti akan tercipta sebuah
hubungan.
E: Memperlakukan media sebagai teman?
J: Ya, layaknya menjalankan etika umum ya. Yang imbang. Saling menghargai, saling
menghormati. Itulah intinya. Kesulitan itu tergantung individunya. Kalau
menghadapi media dengan sikap arogan, mereka juga tidak akan suka
diperlakukan begitu. Jangan mentang-mentang perusahaan besar terus arogan, ga
gitu juga kali.
E: Wartawan yang berhubungan dengan kita selalu sama Bu?
J: Ngga ada. Ganti. Selalu berganti. Karena gini di dalam media itu berlaku yang
namanya rotasi. Karena setiap media mengharapkan jurnalis mereka menguasai
banyak bidang, berbagai desk atau departemennya, ada kan politik, kota, kan itu
departemennya beda-beda. Kadang ada wartawan dari ekonomi diputar jadi
internasional. Ada yang dari internasional diputar ke politik. Jadi pasti selalu
berubah. Jadi, mau ga mau harus selalu kenal orang yang baru.
E: Berarti harus jalin hubungan dengan orang baru?
J: Iya selalu.
E: Mau tidak mau selalu menjalin hubungannya dari nol lagi Bu?
J: Tidak bisa dibilang dari nol lagi. para wartawan juga bukan anak-anak, mereka juga
bersikap dewasa. Sama-sama enak saja. Hubungan dengan wartawan yang udah
lama kenal, baru kenal, semuanya biasa aja.
E: Tidak pernah dibedakan Bu?
J: Ngga pernah. Biasa aja.
E: Seberapa besar hubungan baik dengan media itu mempengaruhi berita yang
ditampilkan?
J: Para wartawan akan selalu tetap menilai beritanya. Kalau memang beritanya layak
diberitakan, mereka akan memberitakan. Tapi kalau tidak ada nilainya sama sekali,
mereka juga tidak akan repot-repot memberitakannya. Tapi kita sebagai PR tidak
mungkin kan mengeluarkan berita yang tidak ada value-nya. Jadi sebagai officer
PR, kita buatlah berita yang bernilai. Mereka juga gamau beritain, dan kitanya
bego aja dong kalo ga bernilai. Bikinlah berita yang bernilai.
E: Jadi saya simpulkan strategi media relationsnya yang pertama menjalin hubungan
yang baik
J: Hubungan yang profesional ya. Karena baik itu keluasannya. Dalam batas yang
profesional.
E: Lalu, yang kedua, selalu berupaya menciptakan sesuatu yang ada news value-nya.
J: Ya
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
E: Setiap koran sekarang memiliki rubrik properti. Apakah ini kesempatan bagi kita
untuk mendapat publisitas Bu?
J: Ya, pastinya.
E: Apakah berarti para wartawan selalu mengejar kita untuk mendapatkan berita?
J: Tidak begitu proses kerjanya. Evelyn lihatnya begini, Indonesia itu negara yang
besar dengan jumlah penduduk yang besar. Penduduk ini butuh tempat tinggal,
rumah baik itu landed house atau apartemen, rumah itu berarti properti. Lalu
penduduk ini pasti bekerja, kalau di kota-kota besar di kantor, perkantoran juga
termasuk properti. Jadi yang namanya berita properti pasti akan selalu ada. Negara
kita negara besar dengan memiliki kebutuhan seperti itu yang selalu ada. Selama
orang masih lahir, kawin, perlu rumah, bekerja, jadi yang namanya properti akan
hidup terus dan beritanya selalu ada terus.
E: Jadi, menjalin hubungan dengan media sebenarnya tidak sulit ya Bu karena mereka
memang butuh juga?
J: Ya, pada dasarnya seperti itu. Tapi dalam proses pelaksanaannya, akan ada the art
of communication yang selalu kita lakukan. Tapi balik lagi kepada lakukan
hubungan baik yang profesional.
E: Mengenai kompetitor, pernah ngerasain persaingan dalam memperebutkan space
untuk publisitas ga Bu?
J: Sejauh ini tidak. Setiap perusahaan punya ciri khas dan uniqueness sendiri-sendiri.
Kebanyakan justru orang media yang lebih tahu, Lippo Group modelnya kaya gini
ini, Group lainnya gini. Dan mereka sebagai media ingin bisa mengakomodir
semuanya, karena memang mereka ingin memberitakan banyak informasi. Kita
kan secara geografis, tempat yang dikelola juga beda, pasar yang ingin kita
jangkau juga berbeda, sudah punya sendiri-sendiri. Media akan mengakomodir ini
sebagai informasi bagi publik mereka. Gitu.
E: Wartawan ada yang abal-abal Bu.
J: Wartawan Bodrex.
E: Ibu pernah menghadapi hal semacam itu Bu?
J: Tentu pernah.
E: Banyak ga Bu?
J: Banyak pernah sampe seratusan orang satu event
E: Ngatasinnya gimana Bu?
J: Untungnya kita di sini punya kebijakan. Kebijakan company adalah.
S: Jangan lupa doa.
J: Ahahahaha
J: Intinya mereka yang WTS itu, wartawan tanpa surat kabar, inti dari keberadaan
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
mereka adalah mereka mau cari uang. Intinya adalah ereka ingin dapat uang. Uang
yang ingin mereka dapatkan. Uangnya untuk apa dan itulah cara mereka bermata
pencarian itu bukan urusan kita. Jadi dengan begitu kita di sini, kebijakkan
departemen Public Relations ini adalah, kita kasih apa yang mereka mau, uang,
tapi tidak dalam jumlah yang besar. Jadi cuma ganti transport deh. Mereka hadir
kebanyakan di tempat umum seperti hotel yang bisa dilihat pengumuman ada acara
apa yang akan diselenggarakan. Mereka akan mudah mencari kita karena memang
diinformasikan kepada publik. Paling tidak untuk tiba ke tempat itu mereka butuh
transport. Jadi kita mengakomodir, supaya menghindari keributan juga lah, lalu
balik ke hubungan antar manusia. Wartawan tanpa surat kabar, mereka juga orang,
itu juga manusia, kita tetap dalam batas profesional. Kita tahu yang mereka cari
adalah uang, jadi yang kita sediakan adalah apa yang mereka mau, tapi dalam
batas hanya penggantian transport. Jadi kita sediain. Untuk cara menanganinya
waktu itu saya suruh baris. Mereka memang suka bikin kerusuhan, tapi kita hadapi
dengan tidak arogan. Bilang “Oke Bapak, Ibu, terima kasih sudah datang ke sini.
Saya ada daftar absen, silahkan baris, lalu isi,” mereka biasanya sudah mengerti
hal itu. Kalau ada yang macam-macam, tindakan tegas memang harus dilakukan,
katakan “Saya akomodasi Bapak di sini, jadi tolong sama-sama gausah bikin
ribut.” Pernah tuh kejadian, 120 orang.
S: Imannya kuat Bu Jeanny itu
J: Ahahaha.bukannya kuat, mata gue belonya gede Mas Satyo.
E: Mereka bisa dibedakan Bu?
J: Biasanya kita punya insting sendiri untuk menyadarinya. Wartawan yang beneran
ga akan mau tampil, justru mereka malu. Ngga gitu justru, kalo yang beneran malu
ko ada yang begituan. Yang diincar wartawan beneran itu berita dari acara kita.
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
Informan: Bapak Danang Kemayan Jati
Jabatan: Head of Corporate Communication PT Lippo Karawaci Tbk
Lokasi wawancara: Kantor divisi Corporate Communication LPKR
Waktu: Selasa, 10 November 2013. 11.35 WIB.
EVELYN (E): Menurut data dari HRD, divisi Corporate Communication sudah
berganti nama menjadi “PR, Social, Politic, dan CSR,” benarkah hal tersebut
Pak?
BAPAK DANANG (D): Tidak tahu saya. Sebelumnya. Hal ini pasti baru diterapkan,
sama seperti pergantian “Impacting Lives” menjadi “Transforming Lives.” Tapi
sampai saat ini divisi yang dikenal publik luar kita adalah Corporate
Communications.
E: Kepada siapa divisi ini bertanggung jawab?
D: Seluruh aktivitas PR PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dijalankan oleh divisi ini,
termasuk fungsi Media Relations dalam dijalankan oleh divisi ini. Divisi ini
bertanggung jawab langsung kepada COO, CEO, dan Chairman. Karena penting
sekali untuk langsung memberi pelaporan dan menghubungi langsung sama Pak
James juga, Pak Ketut, Pak Tjokro. Ke semua direktur dan semua bagian yang
perlu bantuan atau kerja sama dengan kita.
E: Tugas dari praktisi PR adalah menjaga hubungan baik antara perusahaan dengan
publiknya. Siapa saja yang tergolong publik?
D: Tugas PR di sini menjalin hubungan baik dengan stakeholder. Publiknya. Yang
tergolongkan sebagai publik LPKR antara lain konsumen, calon pembeli, para
investor, media massa, LSM, contohnya Walhi, tapi kadang ada juga LSM yag
asal LSM. LSM abal-abal. Ada juga DPR, DPRD, eksekutif dan yudikatifnya,
kepolisian, semua.
E: DPR dan DPRD itu berhubungan dengan pembuatan kebijakannya Pak?
D: Yaiya dong. DPR dan DPRD ini berhubungan dengan pembuatan kebijakan.
Contohnya kita membangun di suatu tempat, kalau DPRD tidak setuju ya proyek
itu tidak bisa dijalankan.
E: Di antara publik tersebut bagaimana posisi pihak media? Seberapa pentingkah
posisi mereka bagi perusahaan?
D: Iya, mereka bisa dikatakan utama. Mereka penting. Karena yang setiap hari, setiap
saat berhubungan langsung dengan kita itu mereka.
E: Sangat penting, jadi kita benar-benar tidak bisa tidak berhubungan dengan media
Pak?
D: Ya karena kan untuk promosi, untuk sosialisasi.
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
E: Kenapa media yang selalu digunakan itu media cetak Pak?
D: Bukan hanya media cetak. Yang utama saat ini adalah media cetak dan media
online. Selain itu ada wire juga, wire itu kaya Bloomberg dan Reuters.
E: Untuk radio dan televisi, pernah berhubungan dengan mereka juga Pak?
D: Pernah. Tapi kita dalam mensosialisasikan sebuah event atau proyek kita perlu
media target. Media target yang utamanya media cetak dan online, Kompas
misalnya. Tanya Pak Satyo untuk lengkapnya. Kemudian, dengan media target itu
99% masyarakat yang kita tuju sudah sampai pesannya. Kalau mengusahakan
pakai semua media, itu hanya buang waktu, buang duit.
E: Apa faktor penentu kegiatan media relations yang dijalankan LPKR dikatakan
berhasil?
D: Itu diukur berdasarkan news value yang kita dapatkan.
E: Yang diukur melalui news monitoring kemudian dibuatkan report news
monitoring-nya?
D: Ya, melalui itu. Dari situ kita bisa tahu jum;ah publisitas yang didapat, jumlah
media yang memuat. Ada KPI, key performance index. Misalnya dari 10 berita,
yang positif berapa yang negatif berapa.
E: Pernah tidak, media memberitakan sesuatu yang buruk tentang kita?
D: Tidak sejauh ini, selalu positif. Media lain juga sejauh ini tidak pernah. Kita
image-nya bagus. Dan sampai sekarang ini kita tidak pernah terguncang sampai
image-nya jadi negatif. Kamu kan pernah ngalamin.
E: Rahasianya karena?
D: Selalu positif, karena kita memang menjalankan bisnis secara profesional,
menjalankan semuanya sesuai prosedural yang seharusnya. Dan karena PR-nya
bagus juga.
E: Haha
D: Lho ko ketawa
E: Nah, Bapak sebagai headnya, pasti selalu banyak dihubungi media. Strategi
berhubungan dengan wartawan yang banyak itu gimana, Pak?
D: Kita fasilitasi mereka. Harus selalu mencoba melayani mereka. Tugas kita adalah
melayani mereka, dalam artian memberikan informasi yang mereka butuhkan
sehingga mereka tidak salah persepsi.
E: Hubungi balik mereka Pak?
D: Iya dong kalo ada butuhnya.
E: Berteman dengan media Pak?
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
D: Iya. Kita jalin pertemanan Secara profesional. Sesekali kita menghubungi mereka,
bukan hanya saat acara aja. Kadang ngopi bareng, main sepeda bareng, marathon
bareng.
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
Informan: Bapak Susatyo Kunto Adi
Jabatan: PR Support Manager PT Lippo Karawaci Tbk
Lokasi wawancara: Kantor divisi Corporate Communication LPKR
Waktu: Selasa, 10 November 2013. 12.00 WIB.
EVELYN (E): Selama ini, di saat ada acara semua personil ikut turun ke lapangan
Pak, termasuk Bapak. Bagaimana cara Bapak untuk dekat dengan pihak media
yang datang?
BAPAK SATYO (S): Ya biasa saja, yang penting kita ramah dan sopan sama mereka.
Aku kan bukan utamanya ketemu mereka, ada Jeanny, Paulus. Wartawan juga
orang, asalkan kita sopan, coba cari obrolan yang masuk. Kaya di party aja kalo
ketemu orang coba cari topik yang sama. Sebisa mungkin kita membantu mereka,
dalam hal mendapatkan background information yang mereka perlukan. Ada
wartawan yang mungkin baru tugas ngeliput, atau ga biasa ngeliput kita, itu kita
bantu untuk dapat informasi yang mereka butuhkan sampai mereka cukup. Gitu
aja.
E: Mengenai publisitas Pak, banyak tidaknya itu menggambarkan kesuksesan media
relations kita Pak? Benar atau salah?
S: Banyaknya publisitas yang positif, ya memang itu tolak ukur. Tapi bukan hanya
jumlahnya, bukan kuantitas, tapi kualitasnya juga, di muat di media mana dan
isinya seperti apa. Juga akurasinya gimana. Segala macemnya. Akurasi di sini,
kadang-kadang kita ngomongnya gimana, mereka menulisnya apa. Itulah yang jadi
tolak ukur. Kuantitas iya, kualitas juga iya.
E: Bagaimana gambaran publisitas yang kita dapat Pak? Selalu stabilkah jumlahnya,
banyak maksudnya?
S: Definisinya stabil apa nih?
E: Kalo banyak, banyak terus.
S: Tergantung dari aktivitas grup kita. Kalau sedang ada banyak acara, atau sedang
ada yang perlu kita komunikasikan dengan publik kita ya berarti itu akan
berkomunikasi. Intinya adalah tergantung dengan keperluan perseroan. Ga selalu
harus banyak. Tergantung keperluan dan kegiatan perseroan.
E: Aktivitas media relations ini dievaluasi, melalui report news monitoring.
S: Ya, salah satunya itu.
E: Saya bahas tentang itu dulu ya Pak?
S: Siap! Wah ngeri aku.
J: Ahahahaha
E: Ngga ko Pak. Ini. Formatnya masih sama seperti yang dulu saya kerjain selama
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
magang?
S: Ya, masih sama, tapi itu salah satu sistem evaluasinya. Itu pengukuran yang cukup
terarah karena detailnya sudah lengkap ya. Ada sistem lainnya juga yang lebih
terarah, tidak kamu kerjakan saat magang. Sistem yang lainnya itu diberikan bobot
untuk medianya. Diukur per-event yang kita buat, kita punya target harus masuk di
media apa saja. Jadi tolak ukur kesuksesannya lebih tajam lagi. ditentuin apa saja
yang nasional utama, tiap event targetnya beda. Media target, misalnya Kompas
bobotnya lebih besar daripada Koran Sindo, misalnya. Ada penghitungan yang
matematisnya untuk hal ini memang.
Jadi untuk setiap event yang kita lakukan kita rencanakan dulu media targetnya
yang lebih detail. Media target setiap event-nya sendiri bisa beda kadang. Misalnya
kalau lagi ada acara di Bali, kita harus pakai media lokal, jadi bobotnya penting
juga. Tapi karena kita PR Corporate, biar bagaimanapun media nasional harus
selalu dilibatkan.
Kita juga mengakomodasi media-media online, karena jaman sekarang .com ini
cepat sekali penyebaran beritanya. Pertimbangan untuk memasukkan beberapa
media .com ini kita pakai rating dari alexa.com, dasarnya itu tapi kita juga punya
media guide untuk nentuin media online nentuin mana yang leader. Yang kita
inginkan adalah dengan dana dan effort yang kecil, kita bisa optimal menjangkau
publik kita.
E: Kode media dalam report news monitoring bagaimana penomorannya Pak?
S: Nomor 1 berarti media nasional utama, nomor 2 media afiliasi, nomor 3 media
lokal, nomor 4 media lain-lainnya yang ngga termasuk 1, 2, 3.
E: Media lain-lain ini seperti bonus Pak? Mereka tidak diundang tapi kalau ada
pemberitaannya di situ, keuntungan buat kita?
S: Ngga bisa dikatakan gitu juga, dalam penyelenggaraan setiap event tidak bisa
melarang media yang mau meliput. Kadang-kadang kalau event-nya besar di
tempat umum, atau tempat kaya di BEJ kemarin yang ada press room, kita
memang kasih tau mereka saja, tapi bisa aja bukan cuma mereka yang datang, kita
tidak bisa melarang mereka untuk datang atau milah-milih. Contoh lainnya, kalau
saat public expose, kan semua orang memang boleh datang. Jadi dalam hal ini
dikatakan bonus juga, wartawan manapun bisa datang dan meliput kalau mereka
mau, dan kalau begitu acara kita ada nilai beritanya. Wartawan kan bisa datang ga
diundang kaya jelangkung. Ahahaha.
E: Haha. Mengenai kolom jurnalis Pak, kita selalu catat. Fungsinya untuk apa Pak?
S: Ada beberapa fungsinya memang. Pertama, kita bisa tahu siapa yang menulisnya.
Ini hal yang paling dasar, kita bisa satu siapa yang menulis bidang apa. Kita jadi
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
tahu pengetahuan mereka di bidang apa, targeted, kalau sewaktu-waktu ada yang
nulis tidak tepat, kita bisa ajak mereka ketemuan lalu menjelaskannya. Bisa juga
untuk profiling. Kita bisa tahu cara nulisnya gimana juga. Tapi memang tidak bisa
dicatat secara intens hal seperti itu ya. Pertama karena rotasi di media itu sangat
cepat, wartawannya bisa ganti-ganti terus. Kedua, karena source kita terbatas,
tenaga kerja kita misalnya.
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
Informan Ahli: Bapak Salman Firdaus
Jabatan: PR Consultant Officer PT Prasasta Artha Graha
Lokasi wawancara: Dunkin Donnut Pondok Indah Mal I
Waktu: Selasa, 17 Desember 2013. 14. 40 WIB.
EVELYN (E): Juni sampai September lalu, saya berkesempatan untuk magang di PT
Lippo Karawaci Tbk Pak, salah satu perusahaan properti di Indonesia. dan skripsi
saya mau membahas tentang media relations yang mereka lakukan.
BAPAK SALMAN (SL): Iya, langsung saja kita mulai wawancaranya
E: Pertanyaan pertama Pak, sebenarnya bagaimana perkembangan PR di Indonesia
saat ini?
SL: Sangat berkembang. Jika sepuluh tahun lalu PR hanya dipandang sebelah mata,
saat ini PR sudah banyak dan menjamur jumlah konsultan PR ini. Untuk PR in
house sendiri makin ke sini semakin banyak perusahaan yang sadar bahwa PR itu
memang penting dan bukan hanya sebagai pemanis saja.
E: Kebanyakan perusahaan di Indonesia itu melakukan fungsi PR yang utama itu
media relations, benar atau tidak Mas?
SL: Ya, memang jadi kegiatan utama. Tapi ada beberapa divisi PR di perusahaan yang
sudah melakukan fungsi media relations secara ekstensif. Tapi kalau yang saya
lihat justru belum begitu baik.
E: Justru banyak yang belum melaksanakan media relations Mas?
SL: Belum terlalu canggih maksudnya.
E: Apa definisi media relations canggih itu Mas?
SL: Intinya dari media relations itu kan kita menjaga hubungan baik dengan media
sampai pada suatu titik dimana kalau ada krisis mereka akan bertanya dulu pada
kita sebelum mereka memasukkannya ke dalam berita, atau kalau kita ada berita
baik mereka akan dengan senang hati menaikkan itu sebagai berita. Dan
sebenarnya sekarang kebanyakan perusahaan belum sampai tahap itu.
E: Benar ga Mas, bahwa praktik PR di Indonesia ini sering disama-samakan dengan
media relations?
SL: Benar banget. Kebanyakan PR di Indonesia memang masih fokus ke media
relations, sementara fungsi yang lain-lain belum terlalu.
E: Jadi seperti fungsi internal communications, investor relations, dan lain-lainnya
belum terlalu diperhatikan?
SL: Ya.
E: Meskipun nama mereka adalah divisi Corporate Communications?
SL: Ya.
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
E: Apa alasan media dianggap demikian pentingnya Mas? Bahkan media relations
bisa jadi kegiatan tunggal PR perusahaan?
SL: Em, gimana ya. Di abad 21 seperti sekarang, dimana media massa juga terjun ke
online dan banyak sekali jumlahnya, jadi sumber informasi itu harus dikontrol.
Dan hal ini berarti media relations kita harus baik supaya bisa mengontrol
informasi dan bisa memberikan dampak baik untuk kita (perusahaan). Ehem.
E: Supaya tidak negatif itu Pak?
SL: Ya. Karena banyak sekali yang sebenarnya isu-isu kecil tapi karena media
relations kita tidak bagus jadi dibesar-besarkan sama media.
E: Terus ini Mas, masih sangat kuat anggapan bahwa media massa itu pembentuk
opini publik yang nomor satu. Apakah ini juga menjadi alasan media relations
perlu dilakukan?
SL: Ya, itulah salah satunya. Sebenarnya tujuan utamanya media relations itu tetep
pembentukkan opini publik.
E: Terus ini Mas. Untuk perusahaan properti, mereka melakukan aktivitas media
relations-nya press conference, press gathering, media visit, dan penyebaran press
release. Menurut Mas ini sudah ideal? Atau ada lagi kegiatan lainnya yang perlu
dilakukan?
SL: Kalau untuk media relations, itu masih kurang karena sifatnya masih formal.
Karena wartawan cuma datang dan nanti interaksi kita hanya tukeran kartu nama
dan sebagainya. Untuk media relations yang baik mungkin lebih ke media lunch
atau media dinner. Di sana tidak ada hal semacam itu? Media lunch atau media
dinner gitu?
E: Tidak ada acara khusus begitu Pak. Tapi jika dilaksanakan acara media gathering
atau press conference gitu dilakukan sekalian selesainya pas jam makan siang atau
makan malam.
SL: Pokoknya intinya, media relations yang baik itu dibangun atas dasar informalitas,
bukan yang formal-formal. Karena gimanapun juga meskipun hubungan secara
resmi adalah perusahaan dengan media, namun tetap yang berhubungan adalah
individu PR dengan individu wartawannya kan.
E: Individu sama individu. Dibangun atas dasar informalitas itu kaya gimana Mas?
SL: Misalnya dengan media lunch atau media dinner, hal-hal simple seperti memberi
hadiah ulang tahun, atau kumpul bareng, main futsal bareng, main bowling bareng.
Kegiatan-kegiatan yang informal seperti itu.
E: Tapi kalau begitu, bukankah jadi hubungan yang profesional?
SL: Gimana ya. Tidak bisa dikatakan tidak profesional. Mungkin lebih cocok
dikatakan hal itu hubungan interpersonal biasa ya. Jadi bukan hubungan yang tidak
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
profesional karena masih dalam batas-batas keakraban tertentu, ga sampai
suap-suapan. Tapi bukan juga hubungan profesional yang formal banget. Intinya
adalah kita membangun hubungan interpersonal yang kemudian dapat membantu
hubungan profesional kita sama media.
E: Jadi, selain acara-acara formal di atas perlu dilakukan acara-acara informal?
SL: Ya.
E: Menurut Mas, upaya apa yang harus dilakukan untuk menjalin hubungan baik
dengan media?
SL: Hmm. Upaya-upaya berbasis informal yang bisa mendekatkan individu dengan
individu.
E: Jadi tujuan utam di sini justru hubungan antar individu untuk membentuk media
relations yang baik Mas?
SL: Ya.
E: Tapi Mas, bukannya media itu sering dirotasi posisi wartawannya?
SL: Haha itu resiko. Rotasi itu ada. Menjalin hubungan baik sama wartawan baru jika
wartawan yang sebelumnya berhubungan sama kita dirotasi, itu udah resiko. Tapi
biasanya yang namanya hubungan baik, cepat atau lambat akan terpakai. Misalnya,
punya hubungan baik dengan wartawan di bidang kesehatan lalu wartawan
kesehatan itu pindah ke bagian ekonomi, tapi tetap bagaimanapun juga isu-isu
yang kita cover di sisi perusahaan bukan hanya berasal dari satu desk saja. Kadang
satu sisi politik, kadang satu sisi ekonomi. Jadi meskipun wartawannya dirotasi,
kalau kita kenal ya gampang.
E: Memudahkan jadi Mas?
SL: Ya, tentu.
E: Lippo secara internal juga melakukan news monitoring, lalu di-sharing, dibuat
juga report news monitoring. Menurut Bapak kegiatan ini juga sudah cukup ideal
untuk pelaksanaan aktivitas media relations?
SL: Cukup sih. Mungkin yang bisa ditambahkan penghitungan brand mention Lippo.
Misalnya dalam berita, Lippo-nya disebut berapa kali, produk yang kita jual
disebut berapa kali. Lalu wujud beritanya berwarna atau tidak, ada foto atau tidak,
tonasinya positif atau netral atau negatif. Hal-hal ini yang penting untuk dilakukan
terutama.
E: LPKR memiliki media target dalam aktivitas media relationsnya. Mereka
menargetkan media cetak koran dan media online. Apakah media target ini sudah
cukup Pak?
SL: Sebenarnya hampir semua PR mementingkan media cetak dan online dalam
praktiknya. Jadi kalau radio atau televisi memang kurang terlalu digunakan.
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
Mereka itu kaya, hmm bukannya ngga worthed ya. Contohnya, TV hanya punya
space 30 detik untuk satu berita, sementara biaya untuk berhubungan sama mereka
itu lebih susah.
E: Jadi memang kebanyakan perusahaan berfokus pada media itu tadi?
SL: Tapi kadang tetep butuh sih. Meski ngga se-ekstensif lainnya.
S: Dari segi kompetitor seperti Sinarmas Land, Alam Sutera, BSD, sudah mulai
memanfaatkan televisi untuk corporate advertising mereka.
SL: Tapi hal itu hitungannya placement kan, jadi bukannya aktivitas media relations,
kalau itu sudah iklan.
E: Kegiatan media relations itu ada baiknya diukur kan Pak. Seperti apa sih bentuk
evaluasi yang bisa dilakukan?
SL: Nah ini yang susah. Kalau dengan pelaksanaan press conference atau kegiatan
lainnya itu bisa kita lihat langsung kan hasilnya melalui jumlah pemberitaan yang
ada. Tapi kalau basisnya hubungan dengan media yang informal, ini tidak bisa
diukur sama sekali. Tapi memang tetap diperlukan, hanya saja tidak ada sistem
kualitatif yang bisa menghitungnya dengan pasti. Jumlah jurnalis yang kita kenal
mungkin bisa diukur, tapi seberapa akrabnya kita dengan mereka kan tidak bisa
diukur. Kayanya gaada sistem kualitatif yang bisa ukurnya, berapa persen kita
dekat.
E: Tapi apakah kedekatan itu bisa mempengaruhi pemberitaan Pak? Mungkin jadi
lebih cepat naik, beritanya bisa masuk.
SL: Mungkin banget.
E: Hal ini benar-benar mempengaruhi?
SL: Ya, karena bagaimanapun juga jurnalis itu punya peranan yang penting, meskipun
editor atau pimpinan redaksi itu masih memegang kontrol, tapi jurnalisnya sendiri
punya kekuatan juga untuk naikkin berita tersebut.
E: Karena?
SL: Karena gimanapun juga mereka yang meliput dan melihat sendiri kejadiannya.
Jadi mereka bisa menyarankan suatu berita dinaikkan atau tidak kepada editornya.
E: Mereka bisa menyarankan gitu juga?
SL: Iya.
SL: Gimana pun kita kan PR, gimana ya, tailor. PR itu harus menciptakan story dari
perusahaan kita sehingga bisa dimasukkan ke media afiliasi sekalipun karena
memiliki news value, bukan sekedar karena bisa promosi di situ.
E: Jadi pada akhirnya, mau menerbitkan berita, menyebarkan press release, nilai
berita yang menjadi penting?
SL: Ya, gimanapun news value itu harus tinggi.
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
Informan: Bapak Susatyo Kunto Adi
Jabatan: PR Support Manager PT Lippo Karawaci Tbk
Lokasi wawancara: Via SMS
Waktu: Jumat, 17 Januari 2013 pukul 8.36
E: Pagi Pak Satyo, Saya mau tanya nih Pak sedikit. Meskipun uda punya media
afiliasi LPKR masih butuh media yang lainnya, apa untuk dapat news value tinggi?
Apa news coveragenya supaya besar Pak? Tolong ya Pak (8.36)
S: Iya (8.40)
S: Secara prinsip kan kita gak bisa mempengaruhi redaksional media afiliasi (8.41)
E: Wuidih bahasanya keren banget Pak. News coverage itu penting karena apa Pak?
Karena menggambarkan seberapa banyak publik yang baca berita kita? (8.42)
S: Jadi perlakuan kita ya sama aja. Media afiliasi kita liat juga belum bisa secara luas
dan cepat menyebarkan informasi yang kita perlu sebarkan (8.44)
S: Coverage besar penting karena beberapa hal (8.44)
S: Tapi pada dasarnya sih image (8.44)
S: Bukan sekedar image saja tapi (8.46)
S: Pointnya, dengan coverage besar kita bisa cepat menyebarkan informasi ke
stakeholders kita (8.47)
E: Aduh Pak, balasnya jadi satu sms aja. Sayang pulsanya Pak hehe (8.47)
S: Oh, ini sms to. Bbm gak ada? (8.47)
E: Oke Pak sipsip hehe. Makasih ya Pak. Duh iya Pak bbm saya error gabisa bbm
maaf ya Paakk (8. 48)
S: Stakeholders (pemangku kepentingan) ya. Banyak pihak. Karena Lippo perusahaan
besar, perusahaan publik. Makanya coverage itu penting. Kita punya kewajiban ke
mereka (8.50)
E: Punya kewajiban kepada mereka dalam hal menyampaikan informasi dan
kebijakan-kebijakan perusahaan ya Pak? (8.53)
S: Ya. Pada dasarnya semua yang mereka perlu diketahui mereka kan. Cakupannya
luas (8.57)
E: Udah cukup ko Pak. Makasih banyak ya Paaakkk (9.11)
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
Informan: Bapak Susatyo Kunto Adi
Jabatan: PR Support Manager PT Lippo Karawaci Tbk
Lokasi wawancara: Via SMS
Waktu: Minggu, 19 Januari 2014
E: Pak Satyo malam, maaf ganggu lagi Pak. Saya mau tanya aja, cara nentuin media
apa yang dianggap media target LPKR itu gimana ya? Balas besok juga gapapa
Pak hehehe (20.17 WIB)
S: Kombinasi dari berbagai hal: instruksi dari top management,
expertise/pertimbangan kami, data pihak ketiga tentang coverage (alexa,
mediascene, media placement co, dll). (20.21 WIB)
S: Media placement itu agency yang bantu placement iklan di media. itu statistik dari
pihak ketiga. (20.35 WIB)
E: Hoo gituu toh. Sipsip haha, makasih ya Paakk (20.37 WIB)
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
Key Informan: Ibu Jeanny Wullur
Jabatan: PR Manager PT Lippo Karawaci Tbk
Lokasi wawancara: Via telepon
Waktu: Sabtu, 18 Januari 2013. 13.44 WIB.
E: Halo? Bu Jeanny?
J: Halo?
E: Halo, siang Bu Jeanny
J: Halo, ga jelas ya Ev?
E: Iya Bu. Ibu lagi dimana memang?
J: Saya ga kenal di sini daerahnya gitu, sinyalnya suka ilang-ilang. Kamu bisa dengar
saya?
E: Kurang jelas sih Bu
J: Ya, coba, coba, ini. Udah belom?
E: Halo?
J: Halo? Iya udah. Halo, mau apa nih. Aku udah liat email kamu. Nomor 1 peran PR,
nomor 2 proses media relations ya?
E: Iya, tentang itu Bu pertanyaannya nanti. Saya tanya-tanya Ibu aja nih ya Bu?
J: Iya sekarang langsung aja
E: Kalo di Lippo sendiri pernah ga ada masalah komunikasi?
J: Maksudnya apa?
E: Masalah komunikasi sama pihak luar Bu, bukan internal Lipponya
J: Ohh, maksudnya komunikasi dengan pihak lain di luar Lippo. Komunikasinya sih
ga bermasalah. Namanya kan komunikasi, jadi kita menyampaikan apa yang perlu
diketahui oleh publik dan kita sampaikan, gitu aja
E: Dalam proses penyampaiannya pernah ada masalah ga Bu?
J: Em kita kalo di Corporate Communication ini, maksudnya sebagai PR, kita kan
pakenya komunikasi itu disampaikan dengan banyak cara. Dengan mengadakan
press conference, atau membuat press release, yang kaya gitu-gitu. Nah jadi
selama ini sih kita melakukannya itu lancar-lancar aja
E: Lancar-lancar aja ya Bu?
J: He em (mengiyakan)
E: Terus kalau dari pihak masyarakatnya pernah ada masalah ga Bu?
J: Maksudnya?
E: Misalnya kita mau bangun proyek tapi ditolak
J: Ohhh, okey okey okey okey. Bukan ditolak sih ya, kalo dikomplain lebih banyak.
Karena kita kan perusahaan properti jadi ada misalnya dia punya masalah dengan
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
rumahnya dia, dengan lingkungannya dia, misalnya apa namanya, misalnya
sampah, misalnya keamanan. Yang kaya gitu-gitulah, jadi sifatnya komplain.
Tetapi ya bisa dibereskan.
E: Terus dalam menghadapi masalah kaya gitu pihak PR memberi saran ga Bu kepada
manajemen?
J: Memberi dong. Dari situ memang. Misalnya kalo ada masalah. Tergantung
masalahnya menyangkut di departemen mana. Misalnya departemen TMD, TMD
itu Tower Management, jadi yang mengelola kota. Atau masalahnya apa, misalnya
dengan departemen security. Kita pasti akan cari tahu dulu, apa sih masalahnya.
Kadang-kadang orang komplain tuh ngawur gitu loh. Jadi udah dijalankan tapi
karena dia ga puas, atau karena dia pengen aja dimasukin ke koran, kadang kaya
gitu, tetep aja dia tulis. Padahal masalahnya udah dibereskan.
E: Jadi, PR bisa memberikan saran kepada manajemen yang bersangkutan, gitu ya Bu
ya?
J: Iya dong. He eh he eh (mengiyakan). Memang salah satu SOP-nya memang begitu
E: Sarannya itu selalu diterima Bu?
J: Ya iya harus begitu. Selalu diterima. Karena apa, karena ini kan komplainnya dari
masyarakat. Kita itu sebagai PR itu mewakili masyarakat kepada perusahaan, tapi
kepada masyarakat kita itu mewakili perusahaan. Gitu. Jadi sebagai pembatas
komunikasi kan. Gitu.
E: Berarti mendengar publik dan memberitahu ke publik juga kan ya Bu?
J: Iya. Jadi kita itu, istilahnya gini, PR itu memang harus menjalankan fungsinya
sebagai, saya menamakannya sebagai jembatan. Untuk berkomunikasi. Terhadap
masyarakat kita itu menyuarakan apa yang dari perusahaan, tetapi kepada
perusahaan kita menyuarakannya dari masyarakat. Gitu.
E: He eh he eh (mengiyakan). Terus Bu dalam proses menjembatani komunikasi itu,
bisa dilakukan melalui media monitoring ga Bu?
J: Kalo misalnya kita mau tau gitu maksudnya, apa ininya publik? Itu iya, media
monitoring itu mencakup banyak hal. Media monitoring itu kita dapetin berita, itu
macam-macam beritanya. Misalkan berita positif mengenai kita, apakah itu hasil
press conference, ataukah itu hasil pengiriman press release, ataukah hasil
wawancara. Tetapi media monitoring juga untuk memonitor apabila ada komplain
yang disampaikan lewat media kan, jadi itu negatif. Kalo yang pertama positif.
Tetapi juga media monitoring itu berfungsi sebagai alat survei buat kita. Liat
bagaimana sih, misalkan, dunia properti perkembangannya kaya apa. Gitu-gitu kita
dapetnya dari media monitoring.
E: Kalo dari hasil survei itu, Ibu bisa ngasih saran lagi ke pihak manajemen? Oh Pak
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
perkembangannya lagi begini begini, mendingan produk kita begini begini.
J: Em, kalo produk itu sih biasanya uda ada para ahlinya yang, apa namanya, yang
mereka sendiri meramu, mereka sendiri udah punya keahlian untuk lihat apa sih
yang lagi tren, apa yang lagi in di pasar properti.
E: Terus kalo hasil survei dari media monitoring itu untuk apa jadi Bu?
J: Disampaikan kepada yang bersangkutan. Kalo itu misalnya negatif gitu kita diskusi
lah dengan departemen yang dikomplain itu.
E: Oh oke oke. Terus gini Bu, kan kita mau berkomunikasi dengan publik, publik juga
berkomunikasi dengan kita. Bagaimana cara menjaga komunikasi dua arah itu Bu?
J: Ya kita sih lebih, apa namanya, kita sebagai departemen Public Relations kita lebih
memegang peran aktif untuk menyampaikan pesan atau mengkomunikasikan
kepada publik. Kita lebih harus ke peran aktif. Kalo publik itu biasanya lebih di
fisik, kalo apa-apa lebih di fisik. Mereka bereaksi, bereaksinya mereka itu kalau
secara positif yang produk properti yang dijual oleh Lippo ya habis, bisa tahunya
dari situ aja.
E: Oh begitu. Terus ini Bu, kalau dalma menghadapi masalah atau krisis, PR itu
dilibatkan dalam tim manajemen krisis ga Bu?
J: Oiyah, memang. Justru kita yang termasuk di garda depan justru.
E:Oh garda depan? Garda depan itu maksudnya gimana tuh Bu? Ibu yang mengatur,
menyusun rencana sampai evaluasinya?
J: Iya, iya betul. Maksudnya gini, kalo misalnya mengenai crisis management, itu kan
sesuatu yang negatif. Saat kita mendapatkan hal itu terus kita langsung
berkoordinasi dengan departemen yang bersangkutan, apapun itu, tergantung dari
masalahnya kan. Masalahnya apa, masalahnya apa, kita berkoordinasi. Terus
kemudian kalo hal itu perlu disampaikan kepada publik, ya kita kan yang paling
depan untuk menyampaikannya. Gitu loh. Maksudnya dalam garda depan tuh itu.
Internal pun kita yang di garda depan, dalam artian kita yang akan berkoordinasi
dengan departemen yang bersangkutan, semua yang terkait dari permasalahan
yang muncul.
E: Contohnya kaya gimana Bu?
J: Krisisnya kita apa ya, yang namanya krisis itu, kita ambil dari contoh yang laindeh.
Misalnya tabrakan kereta api yang kemaren di Bintaro. Itu kan permasalahannya
mengerucut antara PT KAI, Kereta Api Indonesia, sebagai pemilik dari kerete
yang tabrakan, dan PT Pertamina, sebagai pemilik dari mobil tangki bensin itu kan.
Itu crisis management kan.
E: He eh (mengiyakan)
J: Nah dalam hal ini si PT KAI dan PT Pertamina, dua-duanya akan cepat tanggap,
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
untuk mengevakuasi korban. Mereka kan langsung berkoordinasi misalnya dengan
pihak kepolisian, dengan Departemen Perhubungan, yang terkaitlah pokoknya,
dengan pemda setempat, karena ada pemadam kebakaran segala yang rupa-rupa
gitu. Kalo orang komunikasi itu dia yang langsung mendata korban, membuat
rencana untuk mendatangi, mengunjungi mereka, dan terus kemudian apa yang
harus dilakukan, menghubungi asuransi perjalanan. Itu ada juga kan, tapi dari
pihak-pihak yang bersangkutan, KAI-nya sendiri atau Pertamina-nya sendiri itu
memberikan uang duka untuk keluarga yang bersangkutan
E: Emh, he eh (mengiyakan). Terus ini Bu, kalo di Lippo sendiri kan jarang ada krisis,
terus kalaupun lagi meghadapi masalah, bekerja sama dengan bagian lainnya ga
Bu?
J: Departemen internal udah pasti kita harus bekerja sama karena muncul masalah itu
sendiri dari departemen yang bersangkutan kan. Masalah itu kan pasti ada
judulnya. Negatif apa. Apa negatifnya gitu, lalu kita bisa tahu itu muncul apa
permasalahannya. Masalah itu berkaitan dengan departemen apa, gitu.
E: Jadi pasti ya Bu berhubungan dengan departemen lain.
J: Pasti, pasti. Karena kita kan ngga tahu, misalnya masalahnya muncul. Misalnya
kita baca Cuma dari komplain orang, masuk di koran, di surat pembaca. Itu kan
menurut mereka, menurut pihaknya mereka. Tapi kita kan perlu masukan
sebetulnya apa sih. Jadi balance kan.
E: Kalau lagi bekerja sama gitu PR selalu mengepalai Bu? Kaya yang tadi Ibu bilang
berada di garda depan
J: Garda depan itu bukan berarti mengepalai. Kalau yang namanya mengepalai itu
dalam perusahaan adalah wewenang Presiden Direktur dan Dewan Direksi. Itu
namanya kepala di dalam perusahaan
E: Tapi mengkoordinasi Bu?
J: Koordinasi udah harus, itu wajib. Kalau ngga kita gatau semua permasalahan. Itu
wajib dilakukan jangan sok tahu sendiri, oh ini masalahnya begini begini. Kalo
pengemudi, ya kita kan gatau, yang kenal sama pengemudi, misalnya di
lingkungan Lippo, yang kenal sama pengemudi kan bukan kita tapi departemen
dalam hal ini TMD, atau management. Ya kita ga boleh sok tahu, kita ga kenal ko
sama pengemudinya.
E: Oh gitu, oke Bu oke.
J: Gituu
E: Terus Bu, PR, kita kan memang buat press conference, press release, bikin media
event, media writing. Itu kan termasuk peranan teknisi komunikasi Bu. Saya mau
tanya, bagaimana cara menghubungi media itu, selain lewat press release, lewat
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
telepon, ada lagi ga Bu?
J: Ya membina hubungan aja sama media.
E: Media lunch atau media dinner, pernah dilakuin ga Bu?
J: Oh, kalau setiap pertemuan sama media pasti ada makanannya.
E: Jadi itu termasuk dalam acara utamanya ya Bu, sekalian?
J: Ya iyalah. Ya begitulah. Kalau bukan lagi jam makan, kita sediakan snack. Itu mah
udah bagian dari acaranya.
E: Ibu, udah itu dulu, nanti saya telepon lagi Bu.
J: Ooke
E: Makasih ya Buu
J: Yo, thankyou Evelyn
Key Informan: Ibu Jeanny Wullur
Jabatan: PR Manager PT Lippo Karawaci Tbk
Lokasi wawancara: Via sms
Waktu: Sabtu, 18 Januari 2013. 15.19 WIB.
E: Bu Jeanny, satu pertanyaan Bu hehe. Di luar acara press conference atau event
lainnya, suka ketemu wartawan juga Bu? Makan bareng atau jalan bareng? (15.19)
J: Iya sering. (17.34)
Key Informan: Ibu Jeanny Wullur
Jabatan: PR Manager PT Lippo Karawaci Tbk
Lokasi wawancara: Via telepon
Waktu: Sabtu, 18 Januari 2013. 22.03 WIB.
J: Halo, iya
E: Halo Bu Jeanny
J: Ya, ya, Evelyn. Iya.
E: Udah malem beneran nih Bu gapapa?
J: Iya, iya, gapapa, gapapa. Gimana gimana?
E: Saya selanjutnya mau wawancara tentang proses media relations Bu. Ada empat
tahap kan Bu. Tahap yang pertama itu tentang riset Bu.
J: Tentang riset, okey.
E: Jadi sebelum kegiatan ada riset, ada penelitian atau pengamatan untuk melakukan
kegiatan itu.
J: Untuk melakukan media relations maksudnya?
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
E: Iya
J: Okey. Itu pertamanya kita memilih dulu media-media yang kita jadikan target
media sesuai dengan kepentingan perusahaan. Nah maksudnya adalah kalau
perusahaan kita adalah perusahaan bisnis, kita akan memilih koran-koran yang
titik beratnya kepada bisnis, gitu loh maksudnya. Misalkan Bisnis Indonesia atau
Investor Daily atau Koran Kontan kalau misalnya harian nasionalnya ya. Gitu,
kalo kita titik beratnya kepada bisnis. Tetapi ada juga ternyata di
perusahaan-perusahaan itu ya yang memerlukan publicity image ke publik yang
peran umum misalnya. Jadi ada Media Indonesia, ada Sindo. Gitu-gitu.
Jadi media relations itu nomor satunya ditentukan dulu oleh target perusahaan.
Perusahaan itu mau emm.. media itu apa aja. Jadi target medianya dulu ditentukan,
baru setelah itu kita akan membina hubungan, logisnya itu adalah media
relationships dengan media yang bersangkutan.
E: Kalo Lippo sendiri seringnya menargetkan media nasional ya Bu?
J: Media nasional. Kalo kita media nasional. Kenapa media nasional, karena
perusahaan kita itu basic-nya properti, tetapi bukan hanya jualan rumah atau jualan
apartemen tetapi ada juga kita itu rumah sakit dan juga ada hotel, Hotel Aryaduta.
Rumah sakit Siloam Group sama Aryaduta, dan juga kompleks perumahan kita
sebetulnya, kaya sekarang nih lagi ada launching di Makassar gitu. Nah kalau
rumah sakit Siloam Hospitals itu di seluruh Indonesia kita ada, di seluruh
Indonesia gitu kita bangun lah. Hotel Aryaduta juga ngga Cuma ada di Jakarta, tapi
di ..
E: Di Manado?
J: Iya, gitu. Di luar pulau juga ada. Gitu lho Evelyn. Makanya kita harus memilih
media nasional.
E: Kalau untuk media nasionalnya sendiri Bu, dipilih media yang mana yang target
utama? Misalnya untuk event ini Kompas nih media utamanya, untuk kegiatan ini,
media ini nih. Ada kegiatan pemilihan gitu ga Bu?
J: Ada. Ya itu tadi, yang saya bilang target media itu. Jadi kita mau menyasar yang
mana. Tetapi di Indonesia kan kita tidak bisa menyangkal bahwa Kompas itu
adalah koran terbesar di Indonesia, yang mana semua orang pengen masuk
Kompas. Gitu lho Evelyn.
E: Jadi karena kenyataan kekuatan Kompasnya yang besar ya Bu ya?
J: Ya, ya karena dia media utama yang leading. Yang leading, pasti semua orang
pengen masuk Kompas.
E: Selain tentang media targetnya Bu, ada riset lain ga Bu yang dilakuin sama PR
sendiri?
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
J: Kadang-kadang kita lakukan riset. Tapi kita bisa dari news monitoring, dari situ kita
bisa survei sendiri. Kita melakukan survei internal sendiri. Oh, kalau di daerah ini,
beginilah data-datanya. Kan sekarang jamannya Google ya. Jadi semua-semua bisa
kita dapetin data, dari data tersebutlah, dari data yang kita dapet, sehubungan
dengan yang kita perlukan, itu kita ambil kesimpulan. Nah itulah yang akan kita
lakukan. Misalnya media lokal, kita melakukan sesuatu misalnya penjualan atau
misalnya kita punya project baru di Padang misalnya. Kita melakukan Google Ev.
Oh di situ koran lokal yang besar ini. Jumlah penduduknya sekian, terus
demografinya kayak apa sih. Oh ini sebagian besar begini, tinggal di kota berapa
banyak, tinggal di daerah berapa banyak. Model gitu-gitulah.
E: Oh iya itu juga termasuk riset ya BU.
J: Iya, betul
E: Terus Bu, setelah tahap riset itu ada tahap penentuan tujuan. Biasanya tujuannya
apa Bu?
J: Untuk mengedukasi pasar biasanya. Iyalah. Mengedukasi pasar itu udah pasti. Yang
mana buntut-buntutnya adalah bisnis. Bahwa, yang namanya kita perusahaan pasti
adalah bisnis. Bisnis adalah bagaimana caranya menjual produk yang kita
milikikepada masyarakat. Seperti memang betul bahwa sebelum kita melakukan
hard selling, kita harus mengedukasi dulu publik. Kenapa ko harus beli produknya
kta, apa keuntungannya dalam jangka pendek, jangka panjang.
E: Jadi tujuan dari kegiatan media relations itu, mau press release, press conference,
itu untuk mengedukasi pasar?
J: Iya. Sebagian besar untuk itu. Mengedukasi pasar, untuk menyampaikan informasi
dari perusahaan, gitu. Itu imbanglah, ga selalu mengedukasi pasar aja yang utama
sih penyampaian informasi
E: Setelah tahap penentuan tujuan, itu ada programming. Untuk Lippo sendiri
penyusunan programnya gimana Bu biasanya?
J: Programnya itu biasanya sebelum, em, misalnya kita mau meluncurkan suatu
produk. Sebelum peluncuran produk kita melakukan sosialisasi mengenai produk
atau mengenai daerah setempat. Terus kemudian pada waktu meluncurkan produk
itu sendiri dan setelah peluncuran produk. Jadi ada pre, ada pada wkatunya, hari
H-nya, kemudian setelah. Setelah hari launching.
E: Saya mau nanya tentang key message yang ingin disampaikan Bu, gimana cara
menyusunnya?
J: Ya itu berdasarkan, em, pada dasarnya adalah pasti ada project baru yang akan
diluncurkan. Biasanya begitulah kalau perusahaan. Jadi, yang kita lakukan adalah,
dalam hubungannya dengan media, sosialisasi sebelum, pada waktunya, dan
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
sesudah.
E: Sosialisasi itu ngundang media untuk datang meliput Bu?
J: Ya, betul. Ada macam-macam, ga hanya mengundangdan meliput bentuknya. Kalau
mnegundang media untu meliput itu kan ada press conference. Kadang-kadang ada
press conference, pengiriman press release, one-on-one interview, ada berita foto.
E: One-on-one interview ini apa nih Bu?
J: Ini bukan press conference. Kalo press conference kan narasumbernya ada tiga,
terus medianya yang diundang, misalnya ada dua puluh gitu. Kalo one-on-one itu
ada satu media dan satu narasumber.
E: Narasumbernya dari pihak perusahaan Bu?
J: Oh iya dong.
E: Didampingi PR Bu?
J: He eh, didampingi PR. kadang-kadang PR-nya sendiri juga. Kadang-kadang kepala
departemen yang bersangkutan.
E: Kalo one-on-one, satu narasumber, satu media, dilakukannya berkali-kali dong BU?
Karena medianya kan banyak.
J: Itu kita pilih medianya. Kadang-kadang kita cuma pilih tiga media utama aja.
E: Media target yang utama?
J: He eh. Jadi lain-lain, beda-beda. Kadang-kadang media lokal juga, kadang nasional
juga. Jadi tergantung kita. Ga harus semua media kita lakukan one-on-one ini.
E: Kelebihannya apa Bu?
J: Lebih indepth. Penggalian dari materinya itu lebih indepth dia
E: Mengenai programming Bu, saat menyusun acara itu PR termasuk jadi yang milih
media mana yang mau diundang, milih tempat, milih makanan?
J: Ya, betul.
E: Detail-detail kaya itu dikerjain juga Bu?
J: Iya. Sama PR juga.
E: Acara terakhir yang Ibu lakuin apa?
J: Terakhir itu ada press conference, itu Paulus. Kalau saya terakhir itu ada topping off
atau penutupan atap, jadi menandai selesainya pembangunan konstruksi dan
gedung dari rumah sakit Siloam di Kupang. Jadi acara topping off kemudian
dilanjutkan oleh press conference.
E: Kalau acara seperti itu Bu, apa aja yang Ibu siapin untuk disampaikan ke media?
J: Em, ya iya mengenai rumah sakit Siloam Hospitals itu. Kehadiran dari fasilitas
kesehatan, yaitu rumah sakit bertaraf internasional hadir di Kupang, gitu.
E: Itu key message yang disiapin ya Bu ya?
J: Iya, betul.
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
E: Untuk event media seperti press conference atau media gathering, media PR yang
disampaikan kepada media yang datang apa aja Bu?
J: Press release aja sih
E: Pernah kasih press-kit gitu ga Bu?
J: Jarang ya, kita biasanya Cuma kasih press release aja
E: Kalo lagi ada, isinya apa Bu?
J: Em, tergantung sih. Kalo lagi bikin payung, kita kasih payung. Tapi kita jarang
banget, biasanya press release aja
E: Waktu itu dari Siloam pernah Bu, dapet notes, dapat Lock n Lock
J: Oh iya, kalo Siloam lebih banyak bikin begitu-begitu. Tapi kalo dari LPKR sendiri
jarang
E:Keperluan kaya gitu bukan LPKR yang mentuin Bu? Kalo Siloamnya mau, Siloam
yang kasih?
J: Iya, tergantung bisnis unit, tergantung available atau ngga.
E: Tahap terakhir nih Bu, evaluasi. Evaluasi dari kegiatan itu biasanya dari report
news monitoring, selain itu ada lagi ga Bu kegiatan evaluasinya?
J: Ngga sih, cuma itu aja ya
E: Evaluasi itu biasanya dibandingkan sama tujuan awal kegiatan itu dilaksanakan,
apa medrel ini diukur berdasarkan berapa banyak berita yang nongol? Misalnya
press conference karena tujuannya mengedukasi pasar, cara evaluasinya diukur
dari berapa banyak berita yang ada.
J: Ya, yang terutama sih ya apakah itu diberitakan di media target. Namanya juga kan
target, jadi harus masuk, gitu lho. Percuma kalo kita ada diseratus media, beritanya
dimuat, tapi ngga ada media target. Sekarang kan ada banyak media-media yang
ngga jelas. Jadi ya percuma kalau kita hanya bersandar kepada nilai kuantitatifnya
aja. Ya ngga bisa. Kita harus lihat dari kualitasnya juga, artinya media targetnya
tercapai apa ngga, beritanya masuk ngga ke media-media target. Gitu
E: Pasca acara, apa yang biasanya Ibu lakukan kepada media? Nelepon balik kah?
Nanyain beritanya masuk atau ngga?
J: Ngga, ngga pernah. Saya ngga pernah kaya gitu karena saya tahu wartawan paling
benci digituin. Ngga suka wartawan kaya gitu.
E: Oh gitu Bu?
J: He eh (mengiyakan)
E: Nanti tinggal kita evaluasi sendiri
J: Yang namanya media relationships itu bukan untuk memaksa, tapi media relations
itu adalah untuk berhubungan baik, gitu. Kalau udah maksa, eh kapan di ini-nya,
kapan segala macem, itu udah PR yang paling salah.
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
E: Ada lagi ga Bu yang mau diceritain?
J: Ngga ada sih cukup ya. Itu bahasannya udah banyak ya
E: Iya nih Bu haha
J: Haha okeyy
E: Bu, bu, di Manado kan lagi banjir tuh Bu, Siloam sama Aryaduta kan ada di sana,
banjir juga ga Bu?
J: Di Manado maksudnya?
E: He eh, he eh
J: Kita malah udah mendirikan posko. Posko tanggap darurat malahan kita bikin.
E: Oyah Bu?
J: He eh, kita mendirikan posko tanggap darurat Lippo Group namanya “Posko
Bantuan Tanggap Darurat Lippo Group”
E: Ibu sempat kesana kemarin?
J: Saya? Ngga, ngga. Saya ngga kesanalah. Di sana kan yang diperlukan bantuan
medis terutama, jadi ya para dokter aja yang kesana.
E: Kalo kegiatan kaya gitu dari PR juga Bu yang ngusulin?
J: Iya. Gitu.
E: Ohh, yauda deh Bu. Segitu aja. Makasih banyak ya Bu Jeanny
J: Okey, okey. Sama-sama Evelyn.
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
Informan: Bapak Susatyo Kunto Adi
Jabatan: PR Support Manager PT Lippo Karawaci Tbk
Lokasi wawancara: Via Blackberry Messenger
Waktu: Jumat, 28 Februari 2014
E: Pak Satyo, maaf malem2 ganggu Pak, ada yang mau saya tanyain
S: Ya Evelyn
E: Soal bagaimana cara divisi PT memaintain database wartawan yang banyak Pak.
Karena wartawan yang harus dihandle banyak kan untuk berbagai bisnis unit. Ada
susunannya tersendiri Pak?
S: Kan media utama kita nggak banyak
E: jadi tidak ada database khusus untuk wartawannya ya Pak? Cukuo diingat-ingat
siapa yang perlu dihubungi kalau mau undang media tersebut saat ada acra?
S: kita ga kudu kenal semua wartawan juga. Hanya rubrik bisnis/bursa/ekonomi/
properti/infrastruktur, kesehatan, dan kaadng daerah/nusantara
S: Tanda “/” maksudnya atau, krn beda2 namanya di masing-masing media
S: Database wartawan ada di masing2 PR nya
S: Undangan secara administrasi dari aku, tapi secara personal mereka info temen
wartawannya
E: Ohh gitu, jadi masing2 PR (Pak Satyo, Pak Danang, Pak Paulus, Bu Jeanny) punya
datanya masing2 wartawan untuk dihandle ya Pak?
S: Ya punya, Paulus dan Jeanny, dan Pak Danang
S: Aku yang buat undangan resmi ke redaksi
E: Undangan resmi kalau ada acara gitu (mau undang media) dikirimi ke rubriknya
Pak?
S: Analoginya gini, aku yang buat dan kirim undangan kawin. Paulus/Jeanny yang
kontak yang diundang untuk mastiin mereka dateng ke acara kawinan. Itu kalo
pake analogi acara kawinan
E: Tapi ngga ada database khusus buat ngedata wartawannya ya Pak?
S: Database khusus seperti apa?
E: Database tentang wartawan2 Pak, yang berkaitan/sering berhubungan sama
perusahaan
S: Kan gak banyak. Media utama aja. Kita lebih seneng targeted. Ya kan media
targetnya nggak banyak, ga perlu khusus dan masif seperti undangan kawinan
E: Ohh yaya, jadi balik ke media target ya Pak
S: Ya. Kita jarang ngundang banyak
E: Makasih ya bantuan dan waktunya Pak
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
Informan: Ibu Jeanny Wullur
Jabatan: PR Manager PT Lippo Karawaci Tbk
Lokasi wawancara: Via Blackberry Messenger
Waktu: Sabtu, 1 Maret 2014
E: Siang Bu Jeanny. Saya ada sedikit pertanyaan untuk revisi skripsi saya Bu.
Pertanyaannya, wartawan yang diundang untuk acara2 perusahaan kan banyak Bu.
Ibu ada cara khusus menyusun database wartawan itu?
J: ga ada cara khusus. Namanya database, ya sebanyak-banyaknya. Kalo bisa dapat
lebih banyak ya lebih bagus. Tinggal diundang dalam acara sesuai dengan topik
acara tersebut. kalau ekonomi, yang diundang media2 ekonomi, kalau lifestyle ya
undang yang sesuai dengan itu
E: Tetap bisa kehandle ya Bu? Kalau Ibu bantuin bisnis unit lainnya kan perlu tau
wartawan berbagai rubrik
J: Ya, makanya tadi saya bilang, kalau yang namanya database itu ya dapatkan
sebanyak-banyaknya. Supaya kalau ada acara tinggal undang sesuai desk media
yang bersangkutan
E: Kalau mau undang wartawan kirim undangan ke media terus difollow up ya Bu?
J: Iya betul, kirim undangan dan follow up
E: Ada kesulitan ga Bu karena wartawan yang suka rotasi?
J: Bukan kesulitan lah non. Itu namanya the art of PR. kalaupun mereka dirotasi ya
biarin aja, kita malah jadi banyak teman kan.
E: Wokaayy Bu. Makasih keterangannya ya Ibu
J: Hihi anytime non. Apa ajalah kalo aku bisa jawab
E: Hehe iyaa Buu
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
1
PRESS RELEASE
Untuk Segera Diterbitkan
PENAWARAN UMUM SAHAM PERDANA PT SILOAM
INTERNATIONAL HOSPITALS – TARGET KAPITALISASI
PASAR RP 16,5 TRILIUN
Lippo Village, Tangerang, Indonesia
Kamis, 15 Agustus 2013
PT Siloam International Hospitals (“Siloam”) hari ini menggelar Paparan Publik
(Public Expose) sehubungan dengan Penawaran Umum Saham Perdana (“IPO”)
Perseroan di Hotel Mulia, Jakarta.
Dari IPO ini diharapkan akan diperoleh dana senilai Rp 1,8 triliun – 2,3 triliun,
dari penjualan 162.750.000 saham baru biasa dengan kisaran harga penawaran Rp
11.200-14.200 per lembar saham, atau kapitalisasi pasar Rp 13 triliun – Rp 16,5
triliun.
PT Ciptadana Securities dan PT Credit Suisse Securities Indonesia merupakan
Joint Domestic Lead Underwriters. Sedangkan Credit Suisse (Singapore) Limited
dan Goldman Sachs (Singapore) Pte. merupakan Joint Global Coordinators,
International Selling Agents dan Book Runners dari IPO ini. Sementara CLSA
dan CIMB sebagai co-lead managers.
Dalam rangka stabilisasi harga saham Perseroan, apabila terjadi kelebihan
pemesanan saham dalam Penawaran Umum, PT Lippo Karawaci melalui anak
perusahaannya PT Nilam Biru Bersinar memberikan opsi kepada Agen Stabilisasi
untuk dapat melakukan Opsi Penjatahan Lebih (over allotment option) sampai
dengan sebanyak-banyaknya sebesar 14,3% dari jumlah saham baru yang
ditawarkan dalam Penawaran Umum atau 23.250.000 saham biasa atas nama
dengan harga pelaksanaan sama dengan harga penawaran atau setara dengan Rp
260 miliar – Rp 330 miliar.
Dana yang diperoleh dari IPO ini akan digunakan Perseroan untuk hal-hal sebagai
berikut:
sekitar 52,5% dari hasil Penawaran Umum akan digunakan untuk
pembelian peralatan medis, perluasan rumah sakit yang telah ada serta
pembangunan rumah sakit baru.
sekitar 27,5% dari hasil Penawaran Umum akan digunakan untuk
pembayaran sebagian dana yang diperoleh Perseroan dari Lippo Karawaci
terkait dengan belanja modal yang dikeluarkan Perseroan terkait dengan
pembangunan dan pengembangan rumah sakit Perseroan.
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
2
sekitar 20,0% dari hasil Penawaran Umum akan digunakan untuk
membiayai akuisisi rumah sakit, operator rumah sakit dan /atau
perusahaan healthcare yang akan mendukung operasi Siloam Hospitals.
Seperti diumumkan oleh Perseroan di surat kabar Investor Daily pada Senin, 12
Agustus 2013, pencatatan publik tentatif akan dilakukan pada 12 September 2013.
Siloam merupakan bagian dari strategi Lippo Group untuk mengembangkan
Healthcare Group berskala nasional yang dominan di Indonesia, dengan
membangun rumah sakit-rumah sakit umum dari Medan hingga ke Papua.
Dr Gershu Paul, Presiden Direktur PT Siloam Hospitals menyatakan “Kami
memperoleh kesempatan yang bagus untuk meningkatkan layanan kesehatan di
Indonesia secara signifikan dalam sepuluh tahun ke depan. IPO ini akan lebih
memperkuat organisasi dan tim kami dalam memberikan layanan kesehatan
terbaik secara nasional.”
Siloam menangani lebih dari 800,000 pasien rawat jalan pada tahun 2012.
Pendapatan Perseroan meningkat 32% tiap tahun dalam 3 tahun terakhir (2010-
2012). Siloam berencana untuk membuka enam - delapan rumah sakit baru
sampai akhir 2014 dan mentargetkan memiliki 40 rumah sakit dengan kapasitas
10.000 tempat tidur dalam lima tahun ke depan.
Kami percaya bahwa Siloam akan memperoleh manfaat dari dampak sosial dan
ekonomi rumah sakit sebagai bagian dari pembangunan nasional Indonesia.
Siloam merupakan anak perusahaan dari perusahaan properti terbesar PT Lippo
Karawaci Tbk di Indonesia berdasarkan kapitalisasi pasar, total aset dan
pendapatan.
Bisnis Lippo Karawaci terdiri dari Residential / Township, Retail Malls,
Hospitals, Hotels dan Asset Management.
Lippo Karawaci tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kapitalisasi pasar sebesar
Rp 31.6 triliun atau US$3.1 miliar.
------------------------------
Lampiran
Ikhtisar Siloam
Siloam merupakan pemimpin dalam model layanan klinis inovatif, peralatan
medis terkini, fasilitas yang berpusat pada pasien (patient-centric) dan layanan
klinis dan non-klinis yang terintegrasi di Indonesia.
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
3
Selama 17 tahun terakhir, Siloam telah menjadi pelopor dan menjadi bagian dari
berbagai tonggak penting perkembangan kesehatan di Indonesia. Siloam Hospitals
Lippo Village adalah rumah sakit pertama di Indonesia yang mendapat akreditasi
Joint Commission International pada tahun 2007 dan telah berhasil
mempertahankan akreditasi tersebut sampai saat ini. Pada 30 April 2013, Siloam
mengoperasikan 13 rumah sakit, dengan kapasitas 3.436 tempat tidur, 1.178
dokter (termasuk 930 dokter spesialis), dan mempekerjakan 2.607 perawat dan
tenaga kesehatan lainnya.
Siloam juga merupakan pelopor dalam penggunaan 3-Tesla MRI, 256 Slice CT,
Rapid Arc Linear Accelerator dan teknologi Gamma Knife di Indonesia.
Siloam juga memperoleh penghargaan "Indonesian Healthcare Services Provider
of the Year: Best Practices" dari Frost & Sullivan pada tahun 2010 dan 2012, dan
penghargaan “Excellence” dari Asian Hospital Management Award pada 2011.
Untuk memastikan fasilitas medis Siloam Hospitals dioperasikan dengan standar
tertinggi, secara aktif Siloam bekerja sama dengan penyedia layanan medis
internasional, termasuk Singapore Health Services Pte. Ltd.
Siloam yakin bahwa Perseroan merupakan satu-satunya organisasi kesehatan di
Indonesia yang mengintegrasikan kegiatan klinis, penelitian dan fasilitas akademis
- Siloam merupakan bagian dari medical sciences group, Universitas Pelita
Harapan Medical Services, yang terdiri dari Universitas Pelita Harapan School of
Medicine, fakultas kedokteran dan sekolah perawat terkemuka di Indonesia, dan
Mochtar Riady Institute of Nanotechnology, sebuah lembaga penelitian yang
berfokus pada penelitian genetika dan kanker. Hal ini memungkinkan Perseroan
untuk terus melakukan inovasi dan menghasilkan generasi baru dokter dan
perawat untuk mendukung ekspansi Siloam Hospitals.
Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
Hubungan Investor:
Mark Wong
Director
Mobile: +62816847054
Corporate Communications:
Danang Kemayan Jati
Vice President, Head of Corporate Communication
Mobile: +628557801299
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
4
Disclaimer:
Certain statements in this release, including statements regarding Siloam and the
IPO, are forward-looking statements. All forward-looking statements involve a
number of risks and uncertainties that could cause actual results to differ
materially from expectations. Accordingly, you should not unduly rely on such
statements. Lippo Karawaci does not intend, and does not assume any obligation,
to update any forward-looking statements to reflect subsequent events or
circumstances.
This release is not for distribution in the United States. This release and the
information contained herein is not an offer to sell securities in the United States.
Securities may not be offered or sold in the United States or to, or for the account
or benefit of U.S. person (as such term in defined in Regulation S under the U.S.
Securities Act of 1933, as amended (the "Securities Act")) absent registration
pursuant to the Securities Act, or an exemption from registration. Any public
offering of securities to be made in the United States will be made by means of a
prospectus that may be obtained from the issuer and that will contain detailed
information about the issuer and management, as well as financial statements.
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
1
PRESS RELEASE
Untuk Segera Diterbitkan
PENAWARAN UMUM SAHAM PERDANA (IPO) SILOAM DIDUKUNG
DANA PARA INVESTOR GLOBAL
IPO mendapat jaminan dari para Investor Global dalam kondisi
pasar yang sulit
Lippo Village, Tangerang, Indonesia
Selasa, 3 September 2013
PT Siloam International Hospitals (“Siloam”) berhasil memperoleh komitmen dari
para investor global dalam mendukung penerbitan saham dalam Penawaran
Umum Saham Perdananya.
Dari IPO ini akan diperoleh dana sebesar Rp1.404,9 milyar (US$144,5 juta) yang
merupakan 13,5% dari keseluruhan saham Perseroan, dengan nilai dari Siloam
sebesar Rp10,4 triliun atau sekitar US$1,0 milyar.
Manajemen Siloam belum lama ini kembali dari roadshow internasional ke
Singapura, Hong Kong dan London. Di tengah kondisi pasar regional yang kurang
menguntungkan, penawaran ini telah menarik sejumlah besar minat dari dana
internasional yang terus melihat nilai dari keunikan Siloam dan kondisi layanan
kesehatan nasional Indonesia yang menarik.
Minat sebagian datang dari para investor institusi Amerika Serikat dan
perusahaan-perusahaan afiliasinya yang setuju untuk membeli sejumlah total
49.100.000 saham, yang merupakan 31,5% dari keseluruhan saham yang
ditawarkan.
Goldman Sachs dan Credit Suisse merupakan Lead Underwriters dan Global
Book Runners. Sedangkan CLSA, CIMB dan Ciptadana Securities merupakan Co-
lead Managers.
Setelah penawaran ini selesai, kepemilikan Lippo Karawaci dalam Siloam akan
menjadi sebesar 86,5% jika tanpa opsi penjatahan lebih, atau sekitar 86,0% jika
opsi penjatahan lebih dilakukan.
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
2
Detil penawaran dari IPO adalah sebagai berikut :
Siloam akan menawarkan 156,100,000 saham biasa, dengan par value Rp 100 per
lembar saham dengan opsi penjatahan lebih hingga 5.900.000 saham (sekitar 3,8%
dari total saham yang ditawarkan) pada harga penawaran Rp 9.000 per saham.
Tanggal Efektif : 2 September 2013
Periode penawaran ritel : 4-6 September 2013.
Penjatahan saham : 10 September 2013.
Tanggal Pembayaran/Pengembalian uang : 11 September 2013
Pencatatan di Bursa Efek Indonesia : 12 September 2013, dengan ticker “SILO”.
Presiden Direktur Siloam, Dr. Gershu Paul, menyatakan “Kami gembira dengan
dukungan dari sejumlah besar Global Funds yang menghargai dan memberikan
nilai lebih atas apa yang telah dicapai oleh Siloam dalam layanan kesehatan di
Indonesia, dan kami berterima kasih atas dukungan mereka. Dengan dukungan
dari para pemegang saham yang luas, kami memberikan komitmen dan akan terus
maju dan melanjutkan rencana Siloam untuk membawa layanan kesehatan yang
berkualitas dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia.”
Bp. Ketut Budi Wijaya, Presiden Komisaris Siloam, selanjutkan mengatakan
“Saya mengucapkan terima kasih kepada para investor yang telah menaruh
kepercayaan kepada perusahaan dan manajemen kami. Dalam kondisi pasar yang
tidak mudah, kami telah berhasil menjangkau pasar internasional. Hal ini juga
membuktikan bahwa Indonesia tetap merupakan pasar yang menarik untuk
investasi karena fundamental negara yang tetap kuat.”
Penggunaan Dana
Penggunaan dana dari IPO adalah sebagai berikut :
Sekitar 39% dari hasil bersih Penawaran Umum akan digunakan untuk
pembelian peralatan medis, perluasan rumah sakit yang telah ada serta
pembangunan rumah sakit baru (termasuk perolehan tanah, konstruksi dan
perolehan perijinan) untuk periode 2013 – 2015;
Sekitar 35% dari hasil bersih Penawaran Umum akan digunakan untuk
pembayaran sebagian hutang Siloam berdasarkan perjanjian hutang
dengan Lippo Karawaci tanggal 30 April 2013 yang dipinjamkan oleh
Lippo Karawaci untuk pengembangan usaha rumah sakit Siloam, termasuk
untuk pembangunan rumah sakit baru dan untuk keperluan modal usaha;
dan
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
3
Sekitar 26% dari hasil bersih Penawaran Umum akan digunakan untuk
membiayai akuisisi rumah sakit, operator rumah sakit dan/atau perusahaan
healthcare yang dapat mendukung kegiatan operasional Siloam.
Siloam merupakan anak perusahaan dari perusahaan properti terbesar PT Lippo
Karawaci Tbk di Indonesia berdasarkan kapitalisasi pasar, total aset dan
pendapatan.
Bisnis Lippo Karawaci terdiri dari Residential/Township, Retail Malls, Hospitals,
Hotels dan Asset Management.
Lippo Karawaci tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kapitalisasi pasar sebesar
Rp 26,5 triliun atau US$2,4 miliar.
--------------------------------
Lampiran
Ikhtisar Siloam
Siloam merupakan pemimpin dalam model layanan klinis inovatif, peralatan
medis terkini, fasilitas yang berpusat pada pasien (patient-centric) dan layanan
klinis dan non-klinis yang terintegrasi di Indonesia.
Selama 17 tahun terakhir, Siloam telah menjadi pelopor dan menjadi bagian dari
berbagai tonggak penting perkembangan kesehatan di Indonesia. Siloam Hospitals
Lippo Village adalah rumah sakit pertama di Indonesia yang mendapat akreditasi
Joint Commission International pada tahun 2007 dan telah berhasil
mempertahankan akreditasi tersebut sampai saat ini. Pada 30 April 2013, Siloam
mengoperasikan 13 rumah sakit, dengan kapasitas 3.436 tempat tidur, 1.178
dokter (termasuk 930 dokter spesialis), dan mempekerjakan 2.607 perawat dan
tenaga kesehatan lainnya.
Siloam juga memperoleh penghargaan "Indonesian Healthcare Services Provider
of the Year : Best Practices" dari Frost & Sullivan pada tahun 2010 dan 2012, dan
penghargaan “Excellence” dari Asian Hospital Management Award pada 2011.
Untuk memastikan fasilitas medis Siloam Hospitals dioperasikan dengan standar
tertinggi, secara aktif Siloam bekerja sama dengan penyedia layanan medis
internasional, termasuk Singapore Health Services Pte. Ltd.
Siloam merupakan organisasi kesehatan di Indonesia yang mengintegrasikan
kegiatan klinis, penelitian dan fasilitas akademis - Siloam merupakan bagian dari
medical sciences group, Universitas Pelita Harapan Medical Services, yang terdiri
dari Universitas Pelita Harapan School of Medicine, fakultas kedokteran dan
sekolah perawat terkemuka di Indonesia, dan Mochtar Riady Institute of
Nanotechnology, sebuah lembaga penelitian yang berfokus pada penelitian
genetika dan kanker. Hal ini memungkinkan Perseroan untuk terus melakukan
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
4
inovasi dan menghasilkan generasi baru dokter dan perawat untuk mendukung
ekspansi Siloam Hospitals.
Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
Hubungan Investor:
Mark Wong
Director
Mobile: +62816847054
Corporate Communications:
Danang Kemayan Jati
Vice President, Head of Corporate Communication
Mobile: +628557801299
Disclaimer:
Certain statements in this release, including statements regarding Siloam and the
IPO, are forward-looking statements. All forward-looking statements involve a
number of risks and uncertainties that could cause actual results to differ
materially from expectations. Accordingly, you should not unduly rely on such
statements. Lippo Karawaci does not intend, and does not assume any obligation,
to update any forward-looking statements to reflect subsequent events or
circumstances.
This release is not for distribution in the United States. This release and the
information contained herein is not an offer to sell securities in the United States.
Securities may not be offered or sold in the United States or to, or for the account
or benefit of U.S. person (as such term in defined in Regulation S under the U.S.
Securities Act of 1933, as amended (the "Securities Act")) absent registration
pursuant to the Securities Act, or an exemption from registration. Any public
offering of securities to be made in the United States will be made by means of a
prospectus that may be obtained from the issuer and that will contain detailed
information about the issuer and management, as well as financial statements.
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
1
PRESS RELEASE
Untuk Segera Diterbitkan
SILOAM SUKSES MELAKUKAN PENAWARAN UMUM PERDANA
(IPO) SENILAI US$1.0 MILIAR DI TENGAH PASAR YANG SULIT
IPO DIDUKUNG OLEH PARA INVESTOR GLOBAL DAN INVESTOR
RITEL DOMESTIK
Lippo Village, Tangerang, Indonesia
Rabu, 11 September 2013
PT Siloam International Hospitals (“Siloam”) kemarin berhasil menyelesaikan
proses penjatahan untuk Penawaran Saham Perdananya (IPO). Meskipun
dilakukan ditengah pasar modal regional yang sulit dan diperburuk oleh aliran
dana keluar dari Indonesia, keberhasilan IPO Siloam telah menjadi tonggak
sejarah dimana para investor ritel lokal menunjukkan antusiasme dalam
penawaran ini dengan kelebihan permintaan sebesar 3.9x. Kondisi yang positif ini,
didukung oleh dana dari para investor global menunjukkan bahwa perusahaan
dengan posisi yang unik dalam sektor yang menarik di Indonesia dapat menarik
para investor sekalipun dalam kondisi pasar modal yang sulit.
Dari IPO ini akan diperoleh dana sebesar Rp1.404,9 miliar (US$144,5 juta) yang
merupakan 13,5% dari keseluruhan saham Perseroan, dengan nilai dari Siloam
sebesar Rp10,4 triliun atau sekitar US$1,0 miliar. Setelah penawaran ini selesai,
kepemilikan Lippo Karawaci dalam Siloam akan menjadi sebesar 86,5% dari
seluruh jumlah saham beredar.
Goldman Sachs dan Credit Suisse merupakan Lead Underwriters dan Global
Book Runners. Sedangkan CLSA, CIMB dan Ciptadana Securities merupakan Co-
lead Managers.
Siloam menawarkan 156,100,000 saham biasa, dengan par value Rp 100 per
lembar saham pada harga penawaran Rp 9.000 per saham. Pencatatan saham
dilakukan di Bursa Efek Indonesia pada 12 September 2013, dengan ticker
“SILO”.
Dr. Gershu Paul, Presiden Direktur PT Siloam Hospitals menyatakan “Saya
sangat gembira dengan keberhasilan IPO ini yang merupakan tahapan penting
bagi Siloam. Kami memperoleh kesempatan yang baik untuk meningkatkan
layanan kesehatan di Indonesia secara signifikan dalam sepuluh tahun ke depan.
IPO ini akan lebih memperkuat organisasi dan tim kami dalam memberikan
layanan kesehatan terbaik secara nasional.”
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
2
Selanjutnya, Presiden Direktur Siloam, Dr. Gershu Paul, menyatakan “Kami
mengucapkan terima kasih kepada para investor global dan ritel atas dukungan
yang berkelanjutan dalam tonggak sejarah Siloam ini. Saya juga mengucapkan
terima kasih kepada para karyawan, manajemen dan para advisor kami atas
dedikasi dan kerja keras yang membuat IPO ini berhasil. Hal ini merupakan awal
dari visi dan perjalanan Siloam dalam menyediakan layanan kesehatan yang
terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kami memiliki komitmen untuk
terus meningkatkan kapitalisasi pasar ke level yang lebih tinggi dan memberikan
nilai tambah kepada para pemegang saham.”
Selama 17 tahun terakhir, Siloam telah menjadi pelopor dan berperan penting
dalam modernisasi dan perkembangan sektor kesehatan di Indonesia. Siloam
Hospitals Lippo Village adalah rumah sakit pertama di Indonesia yang mendapat
akreditasi Joint Commission International pada tahun 2007 dan telah berhasil
mempertahankan akreditasi tersebut sampai saat ini. Pada 30 April 2013, Siloam
mengoperasikan 13 rumah sakit, dengan kapasitas 3.436 tempat tidur, 1.178
dokter (termasuk 930 dokter spesialis), dan mempekerjakan 2.607 perawat
dan tenaga kesehatan lainnya.
Di bulan Juni 2013, Siloam membuka rumah sakit baru Siloam Hospitals
TB Simutapang. Siloam rencananya akan membuka enam sampai delapan rumah
sakit baru hingga akhir 2014 dan memiliki rencana mengoperasikan sebanyak 40
rumah sakit dengan total tempat tidur sebanyak 10,000 dalam lima tahun
mendatang. Rumah sakit-rumah sakit baru ini tidak hanya akan melayani
kebutuhan masyarakat di pulau Jawa dan Sumatra saja, melainkan juga wilayah-
wilayah yang penting di seluruh Indonesia.
Siloam (“SILO”) merupakan anak perusahaan dari perusahaan properti terbesar
PT Lippo Karawaci Tbk di Indonesia berdasarkan kapitalisasi pasar, total aset dan
pendapatan.
Bisnis Lippo Karawaci terdiri dari Residential/Township, Hospitals, Retail Malls,
Hotels dan Asset Management.
Lippo Karawaci tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kapitalisasi pasar sebesar
Rp25 triliun atau US$2.2 miliar.
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
3
Untuk informasi lebih lanjut hubungi:
Hubungan Investor:
Mark Wong
Director
Mobile: +62816847054
Corporate Communications:
Danang Kemayan Jati
Vice President, Head of Corporate Communication
Mobile: +628557801299
Disclaimer:
Certain statements in this release, including statements regarding Siloam and the
IPO, are forward-looking statements. All forward-looking statements involve a
number of risks and uncertainties that could cause actual results to differ
materially from expectations. Accordingly, you should not unduly rely on such
statements. Lippo Karawaci does not intend, and does not assume any obligation,
to update any forward-looking statements to reflect subsequent events or
circumstances.
This release is not for distribution in the United States. This release and the
information contained herein is not an offer to sell securities in the United States.
Securities may not be offered or sold in the United States or to, or for the account
or benefit of U.S. person (as such term in defined in Regulation S under the U.S.
Securities Act of 1933, as amended (the "Securities Act")) absent registration
pursuant to the Securities Act, or an exemption from registration. Any public
offering of securities to be made in the United States will be made by means of a
prospectus that may be obtained from the issuer and that will contain detailed
information about the issuer and management, as well as financial statements.
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
Data Jumlah Pemberitaan PT Lippo Karawaci, Tbk.
Sumber: PR Manager Support PT Lippo Karawaci, Tbk.
Jumlah Pemberitaan Berdasarkan Bulan dan Tonasi
Count of JUDUL BERITA Column Labels
Row Labels Positif Netral Negatif Grand Total
January 140 5 9 154
February 154
2 156
March 123 60 4 187
April 322 2 7 331
May 316 9 2 327
June 111 11 5 127
July 142 1 2 145
August 186 11
197
September 165 2 3 170
Grand Total 1.659 101 34 1.794
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep
Negatif 9 2 4 7 2 5 2 3
Netral 5 60 2 9 11 1 11 2
Positif 140 154 123 322 316 111 142 186 165
-
50
100
150
200
250
300
350
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
Jumlah Pemberitaan Unit Bisnis Bertonasi Positif
TONASI Positif
Tonasi Jumlah
9 Residence 64
Corporate 136
Healthcare 502
Holland Village 98
Hotel & Leisure 19
Kemang Village 13
Lippo Cikarang 212
Lippo Group 332
Lippo Malls 2
Lippo Village 1
Others 16
Park View Condominium 22
Retail Malls 186
San Diego Hills 20
St Moritz 18
Tanjung Bunga Makassar 18
Total 1.659
Jumlah Pemberitaan Positif Berdasarkan Code Media
TONASI Positif
Target Jumlah
1 531
2 414
3 52
4 662
Total 1659
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
Jumlah Pemberitaan di Media Target dengan Tonasi Positif
TONASI Positif CODE 1
Jumlah Column Labels
Target 1 Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Total
antarafoto.com
3
3
Bisnis Indonesia 4 3 6 20 12 6 3 8 6 68
detik.com 9 6 3 16 11 11 9 3 5 73
Guo Ji Ri Bao 1 1
1
3
Harian Indonesia
1 1 2
1
5
Harian Kontan 5 4 3 15 15 3 1 5 6 57
Kompas 5 5 4 11 4 1 2 3 1 36
Kompas.com 3 2 4 12 13 3 5 4 2 48
Koran Sindo 2 5 2 6 9 1 4 5 1 35
Media Indonesia 7 4 7 10 10 5 3 5 3 54
okezone.com 9 9 10 26 21 23 4 9 7 118
Republika 4 1 2 2 7 1
2 1 20
Shang Bao 2 1 1 1 4
1 10
Tabloid Kontan
1 1
Total 51 41 43 120 109 54 31 48 34 531
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
Place/Date of Birth : Tangerang / July 3rd
, 1992
Marital Status : Single
Gender : Female
EDUCATION
2010-present Universitas Multimedia Nusantara
Degree : S1
Major : Communication Science - Public Relations
Current GPA : 3,82/4.00
Gading Serpong, Tangerang Selatan
Last GPA: 3,8
2012-present English First Course
- Real English, Upper Intermediate Level - Advance Level
- TOEFL Class
Tangerang City Bussiness Park, Tangerang.
TOEFL ITP Score: 543
2007-2010 SMA Strada St. Thomas Aquino
Major: Science
Senior High School
Tangerang
2004-2007 SMP Dharma Putra
Junior High School
Pasar Baru, Tangerang
2001-2007 Grace English Education Center
Pasar Baru, Tangerang
1998-2004 SD Dharma Putra
Elementary School
Pasar Baru, Tangerang
EVELYN ALBERTA KURNIAWAN Perumahan Pondok Arum A3/2, RT/RW : 03/02
Tangerang
: 0812 988 28 140
E-mail : [email protected]
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
ORGANISATIONAL EXPERIENCE
2012 UMN New Student Orientation 2012 Committee (Health Care
Division)
2011 UMN Culture Week Committee (Fund Development Assistant)
2011 UMN Fun Bike Committee (Fund Development Assistant)
2011 “Creative Technopreneurship” Seminar Committee for UMN’s
2011 generation new students
2011 Committee of Fiction Clinic and Teenlit “First Love Dilemma”
Launching at Serpong Multimedia Expo (Vice Leader)
2007-2008 Student Organisation of Strada St. Thomas Aquino Senior
High School, Students Health and Welfare Division
2004-2005 Student Organisation of Dharma Putra Junior High School,
Creative Division
WORK EXPERIENCE
September 2013-Present - Private Teacher for an 11th grade North Jakarta
International School student
- Private English Teacher for an UPH Student
June 2013-September 2013 - Internship at Corporate Communication Division of PT
Lippo Karawaci Tbk
2011-2012 - Customer Service Officer, UMN Marketing Division
- Campus Visit Committee for High School Students,
UMN Marketing Division
ABILITIES AND PERSONALITIES
Computer skill : MS Office applications.
Good English usage, both passive and active.
Good communication skill.
Be able to work as individual or part of team.
High motivation and achievement oriented person.
Friendly and flexible individual.
HOBBIES AND INTERESTS
Reading books, listening musics, watching movies, and travelling.
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014
Peran Dan..., Evelyn Alberta Kurniawan, FIKOM UMN, 2014