lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, …kc.umn.ac.id/121/8/lampiran.pdf ·...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
103
Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2005 Tentang
Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Komunitas
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Penanggulangan Bencana \
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
Tesis
Fauteux, Brian. Campus Frequencies : The Alternativeness of Campus
Broadcasting. Montreal, Quebec, Canada, Concordia University, 2008.
Syatori, A. Media Komunitas dan Strategi Pengembangan Komunitas : Studi
tentang Proses dan Strategi Pengembangan Komunitas Berbasis Media
Komunitas “Angkringan” di Bantul Yogyakarta. Program Pascasarjana,
Departemen Sosiologi, FISIP, Universitas Indonesia, Depok, 2009.
Karya Tulis
Carpentier, Nico dkk. Mutic the Democrating Media Discourse. Brighton : The
International Social Theory Consortium, Second Annual Conference, 2001.
http://homepages.vub.ac.be/-jteurlin/Koccc.html
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
104
Jurnal
Hidayat, Dedy N. 2002. Metodologi Penelitian Dalam Sebuah “Multi Paradigm
Science”. Jakarta: Mediator.
Video
Video rangkaian mitigasi bencana dari Balai Pengembangan dan Penyelidikan
Teknologi Kebencanaan Geologi di Yogyakarta, 2010
Video dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2010.
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
LAMPIRAN
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
I. Wawancara dengan Radio Komunitas K FM Magelang
Wawancara ini dilakukan di kediaman Bayu Sapta Nugraha di Desa
Ketunggeng, Kecamatan Dukun, Magelang pada 18 Mei 2015 pukul 14.00
WIB
S : SODIQ ASNAWI
B :BAYU SAPTA NUGRAHA
J : JEFFRI ARUNA
…
1. SEJARAH RADIO K FM
S : Radio dirancang dari pasca dialog dari generasi muda Nahdlatul Ulama, mengadakan
talkshow tentang penguasaan media. Dari hasil itu ada kesepakatan untuk membuat satu
radio komunitas sebagai satu syarat menguasai media. Rakom dibuat 2005, dan kita ajukan
ke KPID akhir desember 2005 untuk izin siaran. Setelah 2005, gak punya tempat, koordinasi
dengan sekolah, diberi tempat di ruang TU, jadi satu tempat untuk rakom. Kebetulan saat itu
anak-anak remaja NU baru solid sehingga banayak orangnya, komunitas kan dari swadaya
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
ada yang nyumbang, CD, computer, radio juga, kipas angin, jadi dari beberapa sumbangan
komunitas kita bentuk rakom sederhana untuk awal. Dulu target awalnya pendidikan dan
hiburan. Untuk yang lain tambahan, saat itu fokusnya ke dua itu.
2006 ada erupsi merapi, saat itu peran radio kita tidak sadar sangat berguna bagi masyarakat
terutama yang terdampak, karena saat itu yang ngungsi 3 desa di dukun, dan tidak semuanya,
hanya beberapa dusun yang ada di lereng merapi yang terdampak. Peran saat itu satu, sarana
komunikasi informasi, mendata pengungsi berapa, ngungsi di mana, sehingga kalo ada pihak
sodara menghubungi bisa cari info di rakom. Di sisi lain saat itu kita ada beberapa funding
yang kerja sama nyalurin logistic, terutama di dusun-dusun yang ditinggal warga, efeknya
saat itu ga sehebat 2010 yang ngungsi cuma anak2 lansia, sisanya yang sehat pemuda-
pemuda di rumah masing-masing. Sehngga kita stock logistic juga untuk jaga malam, mereka
ronda liat kondisi merapi, nah kita support dengan sembako, makanan ringan, sambil kita
putarkan hiburan dari rakom, wayang kulit, langgam jawa, berbau budaya.
2. NU ITU APA?
S : ORMAS NAHDLATUL ULAMA. Punya sayap remaja namanya IBNU, hasil komunitas
IBNU membentuk rakom
3. Pendirinya siapa aja ?
S : Yang diformalkan 10, tapi penggagasnya banyak. Radio selalu full penyiarnya, namanya
baru komunitas baru masih on fire berebut siaran. Even acara belum tertata, intonasi belum
teknik belum bagus. Tapi masyarakat ada yang natural gak dibuat-buat seperti penyiar
profesional
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
J : sebenernya memilih kesimpulan dialog saat itu bukan hanya radio. Dari dialog awalnya
punya tantangan siapapun yang bisa nguasain media dia yang akan pegang peranan kunci
dimanapun dia berada. Akhirnya kita butuh kunci media untuk menjembatani antara
stakeholder dan masyarakat. Dari saran itu munculah gagasan yang dibutuhkan pemuda saat
itu media, setiap orang baca media Jakarta, yg nyuarain kita mana?
Dari sana ga langsung jadi, diskusi sering, dulu saya notulennya. Munculah ide radio
komunitas, kebetulan saat itu rakom baru saja disahkan, jadi ada angin segar bagi kita modal
untuk aktualisasi. Kemudian, radio ini tidak serta merta fokus ke bencana. Awal-awal justru
banyak mengangkat isu HAM, baik ekonomi sosial budaya, fisipol, awal-awal mainstream
fokusnya memperjuangkan hak-hak orang di sekitar yANg ga terpenuhi. Hanya karena itu
kita dapet pertolongan dari sekolahan untuk menempati gedungnya, akhirnya kita bisa kasih
fokus besar untuk pendidikan (porsi besar)
4. Program radio komunitas ada apa aja yang on air ?
S : resmi mulai jam dua siang sampai jam 12 malam. Tapi perkembangan permintaan
pendengar, minta wayang kulit, jadi 24 jam semalam suntuk. Sudah kita putar, untuk
acaranya selain itu kita putar talkshow kebencanaan, BKKBN tentang BKKBN, kesetaraan
gender, anti korupsi, ILM atau talkshow, feature, pengajian untuk warga muslim.
5. Penyiarnya ganti-ganti gak?
B : Efektifnya dua sampai dua belas malam. Wayang mulai jam Sembilan malam sampe
tanpa penyiar muter doang. Dulu volunteer pernah banyak, acara tertentu penyiar tertentu,
tapi dinamika saat ini kita kekurangan penyiar, baru mau kita tata kembali bagaimana kita
rekrut penyiar-penyiar untuk aktif di radio komunitas. Saya udah MOU dengan teman-teman
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
lembaga pendidikan, guru ada yg siaran dikaitkan dengan mata pelajaran sehari-sehari,
sebagai jembatan dengan anak-anak, menghapus pembatasan psikologi, sambil tidur bisa
belajar di udara. Selanjutnya tata kembali siaran-siaran ini, dengan rekanan KPK, BKKBN,
bencana selalu kita putar sih, feature ILM
6. Kalau event off air nya ?
B : Focus Group Discussion
S : sesuai tema, kontennya apa yg lagi in, memanusiakan manusia, HAM, ada juga temu
pendengar, perempuan supel kita buat
B : dulu kan perempuan di belakang, sekarang udah emansipasi, kita kumpulin ibu-ibu,
kader-kader, aktif juga berdiskusi siaran, dijadwal di talkshow
7. Ada feature, ada tim produksi?
S : ada yang bikin sendiri, ada yang dikirimin dari rekanan kerja sama, mereka kirim kita
tinggal puter aja
8. Kalau soal regenerasi bagaimana? Orang-orang yang tergabung di dalam K FM?
J : koordinator ganti 4 kali, rojab, jefry, rojab, sodiq asnawi. Regen jalan, yang mungkin
dipertanyakan itu konsistensi rakom. Kita gaada pengikat, hanya life calling. Terikat hak dan
kewajiban di swasta itu kita gaada.
S : yang ada di sini volunteer aja
J : kita ga bisa kasih punishment buat yang ga datange, buat apa? Tapi kalau regen kita jalan.
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
S : jadi di sini itu banyak yg dateng, terus udah
9. Memang proses rekrutnya bagaimana?
S : kita ngembangin sayap, banyak yang enjoy kita tarik, kita terbuka bagi yang mau asal
sesuai rute yg ditetapkan, belajar bareng di sini kalo udah bagus mau pindah ke swasta
yaudah.
J : ada yg jadi wartawan
S : di sini ada pelatihan dulu, bagaimana bikin berita audio ataupun tulis. Yang tulisannya
laku, ya silahkan nekunin karirnya.
J : intinya kita persilahkan orang, mau belajar apa aja di sini, organisasi, kepemimpinan, dan
sebagainya. Kita ga nuntut apapun, kayak adik Bayu penyiar banyak fansnya, ada juga radio
pemerintah Gemilang , dicomot adenya Bayu karena bagus, segmennya muda banyak. Ya
resmi sopan dia minta izin keluar, ya kita gak bisa apa-apa, kita lepas. Mas Muslim juga,
dulu desk jurnalis sama saya, sama NGO diajak kerja sama bareng. Mas Muslim emang
bakat, puitis, dia coba masukin berita. Ternyata dia nasinya di situ, rejekinya disitu, akhirnya
jadi kontributor berita buat, Elshinta, Metro, PAS FM, jadi jurnalis sekarang, ya silahkan.
B : ilmu rakom banyak mba, bisa apa aja.
J : kita gaada kualifikasi, syarat umur ngabdi, gaada. Konsisten aja.
S : banyak juga yang sekarang udah sukses tapi gak lupa sama radio
10. Kalau rakom, sumber hidupnya dari mana ?
S : back up pertama dari sekolah, terutama listrik
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
Kedua, operasional dan lainnya dari funding, kerja sama, ya jadinya masuk ke kas.
B : kerja sama ada reward, ya buat kita. Jualan-jualan. Paling fund rising, off air, kita jualan
ada yang nitip.
11. oke. Apa faktor penghambat atau kendala yang dihadapi K FM ini dalam upaya
mitigasi bencana? Termasuk keseharian juga boleh diceritain
S : awalnya adalah pemahaman masyarakat sekitar tentang radio, kesadaran masyarakat
sekitar kurang untuk backup radio. Kedua teknis. Ga mudah, harus match gelombang, arus
sehingga tidak ganggu televisi dan radio lain, awalnya berat. Prosesnya panjang, pernah
gesekan sama masyarakat sekitar. Seteleah dilalui selesai juga.
Terus masalahnya tentang penyiar, SDM, pengelola. Ketiga tentang pembiayaan, kita gak
bisa kasih reward ke penyiar . Kalau untuk masalah konten atau naskah radio saya kira bisa
dikomunikasikan. Sekali gak ngerti, dan belajar lagi. Ngulang lagi. Batasan-batasan diatur
lagi, dipelajari lagi, sehingga tau bahwa watak radio ini beda dengan yang konvensional.
J : Kita kalau masalah ada internal eksternal. Eksternal soal regulasi, sedikit banyak
menghambat dan dukung, regulasi meresmikan,kita diakui sebagai media, tapi regulasi yang
setengah hati itu juga jadi hambatan, cuma diberi kanal terbatas, perizinan terkait hal-hal
teknis juga berat bagi rakom, termasuk kualifikasi mesin, spec mesin, gelombang yang
diperbolehkan sangat membelenggu. Di JRKI beberapa, dari awal juga ada divisi advokasi,
kita perjuangkan.
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
2005 kita ajuin KPID, berpa kali revisi UU, dalam arti tanda kutip, bukan undang-undangnya
tapi turunannya berubah-ubah, kita ikut kesana keteteran, kita gak ada orang yang fokus urus
ke sana, sampai Jawa Tengah yang sampe urusin Cuma berapa
S : Yang udah dapet izin apa, IPP nya mati. Ya kita bersyukur ajalah walau baru diizinkan
kita masih bisa eksis.
J : ga main-main loh, banyak rakom yang dibredel sama Kominfo. Pak Sukiman Lintas
Merapi pernah radionya dibredel, biasanya karena gak izin dan gelombangnya gak sesuai
sama kanal.
12. Pernah dibredel karena informasi atau komunikasi?
B : ga pernah sih. Biasanya mungkin iri sama radio lain, paling pernah kayak gitu, sama
radio swasta, terus jadi dilaporkan
S : Pak Sukiman pernah,dia punya dilaporkan sama rakom di bawahnya, balmon muter dia
bilang tuh di atas ada. Padahal radionya baru dapat penghargaan, eh besoknya disita. Yaudah
dia bikin baru lagi aja gak dia ambil.
13. Oke, Terus, bagaimana pemanfataan media sosial oleh K FM? Apakah membantu
penyebaran informasi?
S : Penggunaan medsos sangat berguna terutama di kasus 2010, tanpa backup medsos, rakom
tak berarti bagi masyarakat. Saat itu radio komunitas off, listrik nya meninggal, mati,
menjadi hutan belantara satu bulan sepertI kota mati. Medsos mampu jembatani info tanpa
batas di manapaun, ini sangat bermanfaat pada kasus 2010. Untuk sekarang, medsos ini kita
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
gunakan sebagai bentuk bahwa rakom masih eksis dan bagaimana kita menyampaikan
informasi untuk saat ini.
14. Kalau ada bencana, medsos tetep jalan?
B : modelnya kayak tadi, 2010 relawan survey lapangan cek informasi lapangan, nanti tim di
sini susun tulisan untuk medsos sekaligus bikin tulisan buat di studio. Jadi kekuatan rakom,
sekarang ini kan kanal terpinggirkan, suaranya dikit, jadi kita sinergikan dengan radio
streaming, link untuk komunikasi, dan medsos tidak hanya untuk sebar informasi bagi
masyarakat, tapi mengadopsi dari luar untuk masyarakat komunitas. Percuma kita siaran
tanpa tema kalau kita ga tau juga informasi dari luar. Jadi kita suka ambil informasi dari luar,
siapa tau bisa jadi pendidikan bagi masyarakat yang disesuaikan.
15. Apakah masyarakat aktif menggunakan media sosial?
B : fb twitter banyak, ya. Ada grup facebook per wilayah, saya adminnya, disitu kita bagi
info, liat responnya gimana. Misalnya hujan, kita posting update cuaca di wilayahmu, nanti
pada komen, kan mantau sambil siaran asik, request lewat medsos juga enak. Kendalanya
paling akses terbatas, inet lemah, dan lain-lain. Bisa diakalin tapi harus pake berbagai teknik
16. Bagaima K FM berperan saat mitigasi bencana?
B : mitigasi bencana itu saaat merapi saat erupsi, pasca erupsi, lahar dingin. kita normal,
peran rakom untuk mitigasi adalah sosialisasi tentang kebencaanaan, atau protab-protab yang
sudah dibikin, setiap dewasa ada protab dewasa isinya ngungsinya gimana, kemana, yang
pimpin siapa, kita bisa ikut informasikan seperti itu. Juga simulasi-simulasi dilakukan kita
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
rakom ikut mengerjakan membantu dan sosialisasi, awan panas itu apa, jenis erupsi seperti
apa, yang disampaikan dengan bahasa lokal yang dipahami masyarakat sekitar
Kemudian Status naik jadi waspada, kita udah sosialisasi seblumnyai status waspada harus
diapain, pengertiannya apa dan sebagainya
Waspada siaga, kalo merapi di Magelang sudah membuat titik-titik, kita mulai mendata kerja
sama pihak kecamatan BPPD, kita tnya titik lokasi pengungsian, titik ini ngungsi di mana,
kan tahun ini ada sistem baru city village, sistem pemerintahannya adalah dua warga berbaur
jadi 1.
Jadi ini lagi dikembangkan, dua desa ada hubungan komunikasi yg intens, jd kalo erupsi
terjadi sudah ada MOU warga desa ini mengungsi ke desa yg sudah ada MOUnya. Jadi ga
kayak kemarin lagi ngungsinya tersebar, tapi udah kekumpul di 1 desa. Jadi kalo ada warga
yang nyari, bisa terfokus. Kita bantu informasikan ke masyarakat tentang ini.
Biasa warga ngikut yang di depan aja. Kita informasikan, kita survey pengungsi sini
jumlahnya berapa, kebutuhan urgent apa, kita kaitkan nnti ke rakom listrik msih hidup dan ke
media sosial. Misalnya keluarganya dicari, bisa lewat rakom. Yng kita siasati ngungsi belom
tentu denger rakom, nah kita bagiin radio yang pakai baterai, hampir semua wilayah biasanya
kalo listrik nyala radio nyala kita kasih , jadi biar ga panik, netralisir isu. Jadi mereka dapet
info dari dukun sendiri, ga dari Jakarta.
Pas di JALIN MERAPI Kita suka debat sama redaksi metro, tv one, karena info mereka suka
bikin warga panik, pernah webnya tv one kita block. Mereka kan ga liat info sendiri di sini,
beda sama kita. Kadang warga jadi paniK denger info. Tapi kalo kita di sini kan tau beneran.
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
Sehingga rakom mencegah informasi bombastis yang sebenernya ga ada apa-apa tapi jadi
bombastis.
Kita jadi berguna netralisir keadaan melalui informasi. Kalo sosmed dan kontak yang kita
sebar untuk tenangin keluarga warga yang rantau. Warga rantau biasanya Cuma nonton tv
yang beritanya Jakarta , taulah media mainstream saat ini. Itulah kita memanfaatkan medsos
dan rakom yang diinformasikan langsung dari sini , menenangkan dan menteralisir berita
yang bombastis.
Jadi kita mengarahkan donator bantuan, biasanya dateng ke sini kita udah ada data udah
direkap. Fokus ke info lewat rakom dan medsos, tapi dengan banyaknya info yang kita
sebarkan share, banyak donator yang nitipin bantuan ke sini kita sebar, mau gak mau kita
butuh banyak relawan juga, dan memang kita banyak kerja sama sama relawan di komunitas
lain untuk saling berbagi informasi, koordinasi lah, biar sejalan, karena mereka juga tau kita
fokus ke media informasi lewat radio komunitas. Ya untuk hiburlah, santapan rohani dan
lain-lain
Itu fase awas.
PASCA NYA ada lahar dingin kemarin. Nah biasa nya kondisi cuaca sangat ekstrim,
menentukan sekali , maka dibutuhkan informasi. Karena bahaya lahar dingin masih
mengancam. Saat itu kondisi radio menjadi acuan untuk informasi untuk perkembangan
cuaca dan kondisi debit air yang sesuai. Jadi gantian ceritanya dulu orang atas ngungsi ke
bawah, jadi mereka ikut bantu cuaca debit air di atas untuk lindungin yang di bawah. Karena
korban lahar dingin tuh biasa masyarakat di bawah, informasinya ga merata ga semuanya
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
punya HT, nah kalo belom urgent kita siaran sambil pantau HT, kalo urgent kita relay aja.
Kalo belom urgent kita komunikasikan dengan bahasa kita. Dan kita share di medsos
17. Mungkin gak warga kasih informasi juga?
B : iya! Sumber Daya Manusia kru terbatas, jadi kita manfaatkan warga yang relawan di
lapangan untuk bagi informasi. Kita udah percaya, warganya real, debit air, lahar hujan,
kisaran berapa kita bisa kasih info valid. Kalo dari media macem-macem kan kita gatau bisa
dipertanggungjawabin apa gak. Jadi ya memang HT, kawan-kawan melalui SMS, sekarang
sebar twitter foto upload, tapi orang gatau debit air potensi yang terjadi apa, nah kita yang
komunikasiin. Banyak masyarakat yang suka sms, udah di twitt kok belom direlay, nah ya
karna memang belom ada info yng urgent untuk direlay. Kita ga asal relay, confirm sama
netholder, udh diizinin direlay ya iya. Kalo belom, kita adopsi dengn bahasa siaran kita.
J : saya nambahin yah. Ada dua yang mau saya tambahin Tantangan media sama komunikasi
yang terbentuk
Jadi saya tekankan rakom entitas didirikan oleh komunitas artinya ada atau tidak radio,
komunitasnya tetap ada. Sehingga pola komunikasi itu tidak harus serta merta dengan radio.
Jadi itu bedanya dengan perusahaan yg diriin media tv atau radio. Basisnya kita komunitas,
apapun bisa kita kelola dengan komunitas, salah satunya ciri khasnya radio.
Hal ini jadinya membuat kita sinergi dengan media apapun, tulis, yang online. Karena kita ga
terpisahkan dengan komunitas, sekumpulan orang tadi, entitas itu tetap ada.
18. Rakom ini pernah jadi sumber info buat media luar, jadi pemasok informasi?
S : kalao diwawancara pernah
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
19. Bukan K FM yang langsung menghubungi untuk memberikan berita?
J : kalau pola kerjasama ada. Dalam isu tertentu kita pernah, semacam kontributor, kita
pelaku jurnalisme, kita tau kondisi, kita sampaikan dalam berita tulis ataupun broadcast. Kita
pernah. Coba cek VHR itu pernah kerja sama ama kita
S : ada 2006 ada Surabaya post wartawan yg nginep untuk nyaring info merapi di medianya,
kita kerja sama ama BBC London, Australia, pernah live report,
J : kita kerja sama ya, tapi ga bersifat permanen.
B : mereka punya kontak kita, kalo mereka telpon aja kita kasih berita.
J : terkait bencana dan gak pun iya, kita ga pelit ga harus beli. Mereka mau minta informasi,
silahkan, kasih sukur percaya syukur, ga yaudah.
B : biasa saya gitu, udah kasi informasi, ngeyel.
J : itu yang kita tahu, yang kita gatau kita dikutip saya yakin banyak. Karena saya juga sering
searching asal, banyak berita kita yang dijadiin berita
S : cek aja berita-berita banyak yang pake menurut akun twitter bla bla
B : wartawan enak sekarang
J : tapi kita gak bisa kontrol itu
B : kita nonton tv pantau berita juga. Saya pernah, kita sering debat sama metro karena berita
salah. Saya langsung ditelepon, saya bilang emang salah. Pas berita banjir nama jembatan
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
dan sungainya salah, itu salah besar banget. Bikin heboh orang apalagi yang rantau. Saya
Cuma twit sekali langsung ditelpon. Mereka gakmau disalahin, saya mah bodo amad.
Ya itu tugas kita klarifikasi informasi, jad bagaimana cara biar masyarakat terima informasi
dapet info dari tim, bukan tim tapi orang sendiri, semua warga komunitas kita tim kita, warga
yang memang akurat. Semua warga ya tim kita. Kita ga bisa kroscek sendiri, kita manfaatkan
komunitas kita apa bener keadaannya sperti itu
20. Apakah semua radio di jalin merapi kehubung?
B : satu koordinasi, ya pasti. Akhir-akhir erupsi tenang, pasang repeater khusus koordinasi
untuk semua posco jalin merpi, posco pertama sini kedua Srumbul, Magelang, sampai 11
posco Jalin Merapi termasuk yg di Bentol, pusat admin semua di sana. Intinya kita koordinasi
semua. Pasang satelit di sini, walaupun kalo mendung jelek. Punya Pak Kiman 2010 sosmed
akses lokasi dan relawannya beda-beda disebar
J : basis komunitas beda. Setiap radio punya basis komunitas beda, entitasnya beda. Kalo
mba dateng ke 10 rakom, ada 10 karakteristik masing-masing dari setiap radio komunitas
Kalo di kita heterogen, remaja pendengarnya juga mulai dengerin
Kalo Pak Kiman masyarakat sekitar,
Kalo di kita lintas wilayah, banyak penyiar dari luar juga
21. Pernah ada gangguan komunikasi gak?
J : kalo terkait teknis sering, mati listrik, blank area, klo yang bersifat human error, pernah
namanya manusia. Namanya orang desa, kalo udah human error makan bareng lagi udah
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
biasa lagi. Tapi kebanyakan sih hal teknis, teknologi, perlengkapan, karena sangat
berpengaruh
22. Kalau lagi mati listrik, antisipasinya gimana?
J : komunitas menggunakan trend media sosial, jadi kalau ga bisa ya ga harus siaran. Kalau
dulu manual tapi berat.
Sebenernya bisa berlatih pindah seisi studio, kalau kita ada dana pemancar jinjing kita tinggal
seret antena pasang di bawah untuk keamanan
Dulu pernah di sumbung radio darurat , semua alat dibawah ke muntilan diangkut dan
didirikan, udah aman baru digunakan, jadi radio.
23. Sebelum ada rakom, informasi disebar melalui apa?
J : Sebelum rakom media pemerintah yg dominan, sifatnya komunikasi itu dari atas ke
bawah. Saya ga gitu inget dulu, paling baca literatur, ya pake kode-kode kentongan, alat
tradisional, bekumpul di halaman kepala dewasa atau di titik yg ditentukan nanti perginya ke
mana, hanya baca literature
24. Apakah rakom turut mengontrol warga, terutama yang sulit diarahkan?
J : Sebenrnya itu bukan tanggung jawab rakom untuk mengarahkan. Tanggung jawab
bersama kita untuk memberikan pengarahan mitigasi
Kita jalankan fungsi kita yang kita bisa, Mas Bayu ini contohnya aktivis langsung yang
dilakukan banyak pihak. Kita juga ga mungkin overlab, kita sebatas peran media
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
S : Kita itu hanya penyadaran pendidikan bagaimana mitigasi terhadap bencana, bagaimana
mengungsi jaga keamaanan dari bahaya merapi pasir debu asap, abu, dll. Kebijakan
mengungsi kita sudah siarkan. Kalau masyarakat mau atau gak itu tanggung jawab masing-
masing.
B : Masing-masing sudah ada protab di setiap desa, tinggal di baca protabnya ngungsi ke
mana, jalur, kendaraan, naik apa, tiap desa ada cuma masyarakat memang belum banyak
yang tahu. Tapi simulasi kebencanaan sudah dilakukan. Termasuk di sini sudah pernah
dilakukan
B : Sebenernya gak ngungsi bisa, tapi bisa jadi kota mati bisa ga makan. Ada juga warga
yang gak ngungsi karena khawatir ternak. Padahal pohon sudah nyusup, abu pasir banyak
banget di sini. Jadi pohon roboh-roboh
J : Jadi K FM ini memang gak tanggung jawab. Tapi klo pun mereka memang ga ngungsi ya
biasa karena hewan-hewan ternak itu. Sapi ngungsi gimana?
B : Itu juga yang lagi dianalisis pengungsian hewan ternak
J : terus juga keamanan, siapa yang jamin keamanan lingkungan kalao ditinggal semua,
karena total smua . ngungsi kan diharapkan area clear. Tpi orang kan gak mikir, pertama
dalam kondisi bencana jiwa harus selamat. Tapi belum tentu mereka mau jiwa selamat,
kadang gapapa anak yang keluar tapi bapaknya ngalah.
B : Kadang satu kampung ada 5 orang stay, entok ayam ilang ya mereka makan
25. K FM punya modul khusus gak harus berbuat apa untuk warga?
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
B : Gakada sih. Lagi normal persiapan pun juga udah disiarkan. Dibantu dengan protab dan
simulasi bencana juga. Dan itu bikin protab kan sesuai letak geografis, jumlah masyarakat,
kendaraan yang dimiliki, titik kumpul, akses jalan
J : Kalau terkait dengan radio dalam arti yang diharapkan kan yang terdengar oleh
masyarakat, misal bencana kita buat yang tertulis kita belum ada sih.
B : Dulu rencananya radio off kalau bisa pindah, tapi kita belum bisa melakukannya karena
teknis alat. Gaada alat cadangan juga.
J : Yang bersifat insidental program kita juga belum ada. Yang ada kita kondisional, lihat
situasi terkini
26. Oia kenapa namanya K FM sih?
J : Dulu orang melihat huruf K itu identik dengan….. ya artinya bukan penamaan yang lazim
hanya dipas-paskan saja, radio komunitas itu K. lama-lama K itu filosofi KUNCI, key, kunci
apa aja karna dari semangat awal yang kita butuhkan adalah kunci. Media adalah kunci untuk
apa saja. Begitu kita mau legal formal, kita kesulitan mau tulis k itu apa, akhirnya K ya K.
tapi dari pembahasan-pemabahasan itu K ya key kunci.
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
II. POS PENGAMATAN MERAPI
Wawancara ini dilakukan di pos pengamatan Babadan kecamatan
Dukun , Magelang pada 18 Mei 2015 pukul 16.15 WIB
Y : Yulianto
1. Cerita dong Mas bagaimana alur informasi perihal status Merapi ?
Y : Ini cerita ya, nanti dipilah. Kronologi atau sejarah letusan 2010, kebetulan saat itu saya di
sini, pelaku yang ada di sini. Kejadiannya 26 Iktober 2010, jam 17.05 letusan pertama. Yang
kita lakukan karena di sini banyak pengunjung, dikenal masyarakat umum udah dri 2001,
kalo sebelumnya dulu ga rame. Waktu itu jam-jam segini rame, banyak yng mau liat aktivitas
Merapi, gunungnya dulu kabut gelap. Secara visual ga ada apa-apa, tapi apa yg terjadi? Tapi
begitu sekali terdengar blug, kita bingung tapi di layar udah tau ini akan meletus, kita kontak
dengan pos sekitar, ternyata di kaliurang udah meletus. Selang beberapa saat mengenai
tempatnya Mbah Marijan, jadi ga kena awan panas tapi gasnya kena. Begitu gas kedorong
dia melontarkan material lama, dampaknya di daerah Dukun, batu apung semua disemburkan
karena waktu itu daerah barat anginnya, Magelang yang kena. Kita koordinasikan melalui
KOMPAG MERAPI. Awalnya kompag merapi, saya dulu ikut diriin dulu anggotanya Bapak
Lurah, perangkat, Pak camat, karena pendirinya Bu Isnu dulu. Nah dulu kita memang rutin
lah menjalin komunikasi
Jadi kalo ada apa-apa larinya ke KOMPAG, mereka sebarin mereka punya tangan panjang
Formasinya jadi dari sini lempar ke rakom, rakom yang bergerak kita monitor. Nanti kalo ada
yang beritanya miring, kita konfirmasi yang betul.
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
Setelah gitu, tetep kita jalin semua, informasikan, nanti kalo butuh info mereka masuk ke sini
ke frekuensi HT
Itulah informasi yang terjalin dengan KOMPAG MERAPI
Nanti K FM juga relay dapetin informasi dari K FM, streaming, kita tau oh ini suaraku di
relay
B : Itu jalur informasinya kayak gitu
Y : Kalo yang deket sih ke lurah aja di deket sini, pak lurahnya orang KOMPAG MERAPI
juga
B : Jadi simple, tapi cara penyampaiannya sih macem-macem, ada rakom, stakeholder, tapi
tetep satu komando
2. BPPTKG apa hubungannya dengan pos ini?
Y : BPPTKG itu di bawah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi yang di
Bandung . Kantor pusatnya di Bandung pusat
Di atas nya PVMBG ada Mbah Rono atau Pak Surono. Karena eksis menangani Merapi
sekarang di badan Geologi. Di bawah PVMBG ada banyak unit, salah satunya unit di
BPPTKG Jogjakarta, anak buahnya 5 pos pengamatan membawahi 4 seksi : Gunung Merapi,
pengembangan metode, lab dan TU. 4 seksi, 1 BPPTLG 4 seksi. Kita di bawah seksi Gunung
Merapi. Ada 5 pos tersebar di Merapi.
Informasi ke Merapi biasanya dari pos kita kirimkan ke BPPTKG yang mengevaluasi. Status
ditentukan di sana. Kecuali darurat. 2001 kita naikan status sendiri karena waktu itu jaringan
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
komunikasi sulit, di sini betul-betul mau ngambil keputusan gimana, padahal harus cepet.
Langsung kita naikan dari siaga ke awas, tapi pas udah naikan kita hubungi langsung cari
sinyal
Awan panas udah di depan sini nih. Ada wartawan di sini ditinggal, kita punya gambar
sebagai saksinya bahwa status dinaikan karena darurat.
3. Dari pos kasih informasi ke stakeholder, ke KOMPAG MERAPI, efektif gak?
Y : Efektif, karena masyarakat tau langsung harus ambil tindakan apa. Kayak kemarin 2010
koordinasi ama desa, desa yang kesini. Status siaga, masyarakat ibu hamil lansia anak-anak
udah diturunkan. Status awas, tinggal lari. Kalo masyarakat pengungsian wewenang dari
PEMDA. Kita tinggal nyampein status. Masalah mau diungsikan atau nggak, itu PEMDA.
Tapi masyarakat pasti koordinasi ke sini.
J : Untuk masyarakat yang paling dekat komunikasinya biasanya langsung, melalui Kepala
Desa, karena pemukiman nya sangat dekat.
Nah untuk jauh, kita gunakan metode tadi, komunikasi lewat radio.
4. Selama ini dari pos atau BPPTKG ada interaksi langsung ke masyarakat?
Y : Ada, tapi dilakukan namanya penyuluhan. Tapi bukan pas status siaga atau waspada.
Kan ada 4 tingkatan. Normal biasa, masyarakat boleh kemana-mana. Begitu waspada ada
namanya tim dari kantor, kita udah curigai daerah mana melalui alat pemantau, ada
sosialisasi Merapi terkini
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
Itu masuk ke desa, kita sampaikan info Merapi detail, kita sampaikan, kalau ngungsi ke sini
ke sini kesini, kita sampaikan melalui tim penyuluhan
Begitu siaga, kita sudah tidak ketemu masyarakat langsung. Fokus ke Gunung. Tinggal
rekomendasi ke pemerintah daerah. Kerja sama ama radio komunitas juga.
5. Kalau CCTV ini dipasang di mana aja?
Y : Ada 29 CCTV dipasang. Pantau visual dari Merbabu, Ndeles, Kalisumbung, Lahar, dll.
Di sini ada wifi, curah-curah. Yang publish yang bisa diakses umum 24.
6. Emangnya tanda-tanda Merapi akan meletus kayak gimana sih?
Y : Banyak tandanya. Misal aktivitas lihat dari sini, ini alat yang merekam denyut jantungnya
Merapi. Ada 11 stasiun yang ready ada 8 apa 9. Ada 9. Awalnya jalan , tapi dimatikan karena
deket dengan jalur evakuasi, malah ganggu. Kadang nih kalo batu longsor aja, suka ada yang
nyatet, nah tapi kalo emang gempa, semuanya 9 ini muncul. (monitor komputer yang
memantau melalui CCTV, ada 9 garis di sana yg menyatat pergerakan Merapi)
Kita tinggal nyocokin yang kita liat di monitor.
Y : Kita pake alat ini, tapi ga Cuma 1 parameter. Pake alat ini juga. Ini 2006 alat ini sangat
membantu. Jadi ada supply magma dari dalem, gunung jadi melebar 3m. 2010 sampe 6m.
7. Apa nya yg menggembung?
Y : Gunungnya, jadi di puncak sana ada reflector yang nempel di gunung. Kerjanya di malam
hari. Dia kirim data kita ukur dalam keadaan mili, kalo jaraknya mendek gunungnya
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
ngembang, jadi ini sistem mengukur kembang kempis gunung. Dibantu seismik, dari dasar
direkam, ke puncak, permukaan di rekam. Kalo ini di gunung doang
Setelah itu, ini CCTV untuk banjir, acuannya di situ.
8. Pak ini tergantung teknologi, kalo teknis nya piye?
Y : KITA PUNYA 9 stasiun, tapi kita punya alam. Terdengar apa, catet! Dengan manual aja.
Ini kan sistem digital. Tapi misal computer mati, gampang, computer mati kirim aja. Tapi
yang penting semua pos juga nyatet.
9. Tanda manual apa aja?
Y : Perubahan asap, awan panas, bau belerang kecium, suara ya. Misal 2010 gunung tuh
kayak suara mendidih, blukblukblukl
Yg 2001 malahan benging, kayak suara air mendidih pake teko ada suaranya sehari semalam.
Tapi krna kuba lava tekanan di dalam kuat, tapi ada bolong jadi bunyi kayak begitu.
10. Sebelum ada rakom sosialisasiin informasinya pake apa?
Y : Pake kentongan, kentong sekali kentong dua kali artinya apa, biasanya beruntun tuh udah
bahaya
11. Efektif mana kentongan apa yang sekarang?
Y : Ya zamannya beda, tapi dua-dua nya efektif. Dulu kentongan doang yang ada.
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
12. Keduanya bermanfaat?
Y : Ya sekarang bermanfaat HT dan radio komunitas. Kalo di sini begitu menemukan
frekuensi khusus tentang bencana, orang dengerin terus karena pusat informasi
13. Pos ini di bawah pemerintah kan yah?
Y : Ini BPPTKG instansi pemerintah, tapi tidak dikomando pemerintah. Kita dikomando
pusat. Kita bersentuhan langsung dengan relawan, instansi desa, dll
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
III. KOMPAG MERAPI
Wawancara ini dilakukan di kediaman Mbah Mangku sekaligus
tempat berkumpulnya komunitas KOMPAG MERAPI, pada 18 Mei
2015 pukul 18.30 WIB
M : Mbah Mangku
1. Sejarah KOMPAG gimana mbah?
M : Berdiri tahun 1997. Asal mulanya setelah erupsi 92 jadi satu dengan vulkanologi
sebelum ada frekuensi. Tahun 97 pasca erupsi kami dan rekan vulkanologi yang tak
terpisahkan puny agagasan, kalau besok taun kapan lagi gunung meletus, kalau komunikasi
ga dipisah vulkanologi dng masyarakat umum, ini akan runyam. Jadi vulkanologi terima info
dari BPPTKG, kita juga prihatin sudah capek siang malam 24 jam informasiin kejadian-
kejadian , baru muncul nanya lagi, belom 5 menit nanya lagi, saya punya gagasan
menetapkan frekuensi 14,828
Waktu itu masih sepi frekuensi nya.
Kejadian tahun 2001, setelah resmi frekuensi pisah, kita coba untuk menginformasikan
kejadian-kejadian pada waktu erupsi. Ternyata mulus sekali jalannya, warga bisa dengar
berita dari Jogja, tanpa kabupaten bisa langsung denger info kegunung apian.
Karena anggota ga banyak dan peminat dikit, langsung 2006 kita persiapan. Setiap ada
peningkatan status kita diberitahu BPPTKG, kita diminta mempersiapkan alat karena
Gunung Api akan meningkat statusnya. Jadi kita tanggung jawab yang kita utarakan, karena
kita punya panduan ga sembarangan, kita di dengar di Magelang ini
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
Karena yang langsung ke KRB (kawasan rawan bencana) lingkup merapi ditambah 1
Boyolali, kami juga pandu.
2006 pada saat itu kami masih menerima , karena pesawat Kabupaten Magelang belom
banyak, kami relay info BPPTKG setiap jam 8 pagi ke masyarakat yang ingin tahu
keberadaan Gunung Api harihari itu. Dulu setiap hari 2006 mengampu, kami relay
Terus, 2010 kami eksis, frekuensi juga belom banyak kayak sekarang
2010 kami alhamdulilah kerja sama dengan K FM, selalu di relay K FM sehingga masyarakat
yang gak ada alat komunikasi bisa denger radio dari HP dari radio. Jadi kami juga makasih
sama rekan-rekan KFM yang selalu mengupdate apa yang kami utarakan saat urgent. Kami
betul bisa pertanggungjawbakan sampai saat ini
Dari frekuensi KOMPAG ini, kepolisian mantau dari sini. Seneng dibilang katanya
KOMPAG kalau mengudara pasti penting.
Harapan saya kompag ga rival, tapi teman kerja membantu pemerintah hususnya masyarakat
di Kabupaten Magelang. Jadi kita ga anggep rival. Semakin banyak komunitas pemerintah
semakin ringan bebannya. Tapi kalau pemerintah tau. Kalau gak ya udah. Sekarang kita udah
siapin karena 2010 kita keteteran ga punya apa2, mantau aja nebeng di Puskesmas. 18 hari 18
malam berdiri sendiri, mancar sendiri. Alhamdulilah petunjuk yang di atas kami saat ini baru
mendirikan gardu pantau ketinggian 12m. Baru mencapai lantai 2. Ini nanti lantai 3 akan kita
cor. Rencananya berguna atau tidak bagi warga, tetap akan saya jadikan, sudah ada yg
nempatin. Tentu nanti K FM. Karena strategis, K FM bisa nempatin satu ruangan dengan
saya bisa bantu masalah administrasi. Rencananya gitu
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
B : Itu ada di satu titik. Komunikasi jalan, mantau siaran, pusatnya tetep di satu titik
M : Mengandai2, karena ga ada sumbangsih dari manapun, urunan aja karena 200 juta
banyak sekali tapi harus terlaksana. Step by step aja.
B : Jadi informasi dari HT diolah jadi tulisan dan jadi siaran kecuali yang urgent.
M : Waktu urgent biasa kita siaran langsung. Kemarin2 RRI, radio Australia selalu
bersamaan dengan kita, seperti itu
2. Kenapa namanya KOMPAG?
M : Komunikasi peduli aktivitas gunung merapi. Jadi walau nyebar ke bencana lain, ahli
Kompag ya tentang kegunung apian, selebihnya hanya kebetulan saja kalau air, tanah
longsor, kami hanya bisa membantu sementara. Kompag Merapi memang anggota pekerja,
tapi pasti ada yang pantau. Kami amatir, warga sini yang sering komunikasi di frekuensi
Kompag, rata-rata tau tata cara berkomunikasi di radio
Jadi udh tau misalkan saja ada komunitas lain masuk Kompag, di frekuensi lain ngomong
jorok sembarangan, di Kompag ga berani. Karena katanya didengar seluruh warga
masyarakat magelang, SKPD mantaunya di frekuensi Kompag Merapi
3. Kalau pola komunikasi waktu terjadi bencana gimana nih Mbah?
M : Untuk teknis tentang kami bekerja sama dengan K FM, selalu komunikasi dengan K FM
karena K FM anggota kami. Setelah ada informasi kenaikan status dari POS, kita akan
mantau, mancar visual, panduan dari BPPTKG. Kami monitor, kami juga liat secara visual.
Pandai-pandaian mengamati gunung. Kadang BPPTKG belom infoin, dari Jogja ga liat, tapi
kami liat. Kami infoin duluan, tapi ga berapa lama gayung bersambut.
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
Saat ini kelemahan Kompag, yang bisa menjadi wakil saya itu belum ada. Baru saya yang
bisa mengamati secara visual, harus saya yang jadi operator. Dari pada udah direlay terus
berhenti keadaan normal kan kasihan, jadi memang naluri saya ini akan berlanjut, pasti
langsung direlay. Jadi dengan tutur kata santun lebih sopan, setelah masuk di frekuensi
rakom saya masuk saya pamit. Resmi ada tuntutannya, ga langsung habis cut, kalau ada
penurunan saya undur diri Mas Bayu matikan relay tersebut. Mas Bayu lebih tau tentang itu.
Nanti 1.5 tahun sampai 2 tahun baru akan ada, nunggu gardu pantau jadi. Momen-momen
atribut kompag pasti ada sejarah.
M : Teknis kami terima laporan , liat visual , harus direlay K FM kami akan telpon, ga lewat
udara. Jadi kalau memang harus dan urgent dan tidak boleh didengar masyarakat, kami lewat
telepon
Karena kalo di udara meresahkan warga masyarakat, meski penting sekali, tidak boleh
diketahui warga masyarakat saya telpon. Karna itu rahasia. Kadang-kadang gitu, mereka
manggil konco siapkan, saya siapkan. Mereka gatau saya di Sumatra apa di mana.
Biasa selang 15 hari diinfokan lewat telepon, konco siapkan, alat dicek kabeh. Ini feeling
harus siap.
4. Nah, kalau Mbah ga ada tapi informasi harus disebar gimana?
M : Saya paling 24 jam udah di rumah emang ga bisa keluar rumah. Kemarin ini ditunggu
lama ga banjir. Pas saya di Jogja Bantul, eh kejadian. Dari mobil saya pantau , saya ada HT
di mobil. Berhenti di tempat yg rensonan, pasang antena tinggi, sampai malem saya diam di
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
situ ga gerak, saya mengampu informasi secara detail. Nah orang seperti itu, ga harus persis
itu harus ada.
5. Solusinya gimana Mbah, karena dari cerita kelemahannya jadi di sumber daya
manusianya soalnya
M : Ya ada SDM, cuma memang banyak yang baru bisa kelola teknis tapi
menginformasikannya tidak hati-hati bikin panik. Besok ke depannya bisa ramai frekuensi,
tapi orangnya belum tentu tau keberadaan radio. Tapi kami akan selektif mencari, untuk
orang-orang yang notabene mengerti radio, karna kami harus laporin laporan ke BKKPD,
semarang, ORARI juga minta informasi dari kita. Walaupun secuil informasi, Semarang
membutuhkan sekali. Kayak RRI duluan telpon, dia dapet berita langsung. Pagi ada yang
ngebel, saya operatorin, kan lain ga bisa masuk. Sering sekali seperti itu
6. Hambatannya apa aja?
M : Peralatan seadanya. Kami bikin, kami beli, rawat sendiri. Kalau frekuensi lain repeater
berhenti 2 sampai 3 jam sudah biasa. Kalau Kompag kesamber, gimana caranya 24 jam harus
benahi. Alhamdulila kami punya serep repeater, berapa bulan ganti.
Kita bisa bikin sendiri cadangannya, rawat sendiri, kan awet. Tidak ada bantuan, jadi jerih
payah anggota kami fokuskan ke bagaimana caranya biar awet perawatannya.
7. Belajar dari mana bikin pemancar dan lain-lain?
M : Karena dari dulu walau ga sepandai orang-orang yang membidangi elektronik, tapi cara
membikin kita tahu. Kita tidak betulin sendiri, pesawat kebakar ya beli aja. Tapi kalo masih
bisa masih mudah, ya saya bisa. Kalo udah rumit service aja di mana. Tapi kami juga bisa
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
walau hanya garis besarnya saja. Kalau keadaan trouble, suatu saat kami tetap membenahi
kerusakan tersebut. Jangan sampe setengah hari mati, wah nanti pada nelpon. Mau mancar ke
kompag ga bisa, kesambar, kena air. Kalau udah gitu, 2 jam manjat ke atas, ada serep,
cadangan, kita betulin
8. Dalam jangka waktu berapa Mbah ada perekrutan?
M : Kita ga ada perekrutan. Kompag itu susah, yang mau masuk harus siap susah. Jadi
anggota ga hidup dari kompag tapi menghidupi kompag. Kita komitmen. Ga ada gaji,
volunteer, relawan semua, niatnya sosial. Ga ada maksud yang lain ga ada.
Semua komunitas ya gitu, rusak ya urunan. Ga ada ya udah. K fm pernah kesamber , bilang
ke Mompag ga bisa relay, ntar Kompag bisa bantu.
J : Posisi kompag secara komunikasi adalah sumber informasi K FM. Tapi secara komunal,
komunitas, keluarga atau anggota KOMPAG merapi juga warga di sekitar yang mayoritas
juga orang-orang di sekitarnya butuh informasi. Kuncinya, ga semua orang bawa HT, jadi
lebih luas jangkauannya dari rakom.
KOMPAG sumber informasi yang kita percaya. Jadi kita saling melengkapi
M : KPID Kabupaten Magelang yg diundang KOMPAG doang. Katanya yang resmi di
kabupaten magelang baru KOMPAG merapi. Kemarin RKPD kabupaten magelang bidang
pemerintahan yang diundang Cuma KOMPAG. Untuk bidangnya pemerintahan. Jadi
memang walaupun KOMPAG gatau apa-apa, tapi dikaitkan dengan pemerintahan karena
untuk komunitas.
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
LAMPIRAN
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
KEY INFORMAN dan INFORMAN PENELITIAN
BAYU SAPTA NUGRAHA JEFRI ARUNA
MBAH MANGKU YULIANTO
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
Lokasi Studi Radio Komunitas K FM Magelang, 12 km dari Gunung Merapi
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
Hasil pengamatan peneliti pada 18 Mei 2015 – 20 Mei 2015
1. Studio Radio Komunitas K FM Magelang
Peneliti menginap di kediaman Bayu Sapta Nugraha dan keluarga
Pada 18 Mei 2015, setelah menempuh perjalanan dari Jakarta ke Yogyakarta dan menuju ke
Magelang, peneliti menemukan kediamana Bayu yang akrab dipanggil Mas Bayu yang berada
tepat di sebelah Mts Dukun Aswaja di Desa Ketunggeng , Kecamatan Dukun, Magelang.
Letak studio radio komunitas berada di Mts Dukun Aswaja, di sebuah ruangan yang berada di
lantai 2 di antara kelas-kelas.
Lokasi yang berdampingan memudahkan Mas Bayu untuk memantau jalannya siaran hampir 24
jam. Apabila terjadi sesuatu atau petugas mengalami kesulitan dalam menjalankan siaran, Mas
Bayu yang memegang kunci gerbang sekolah dan kunci ruangan dapat segera datang ke studi.
Bahkan apabila hanya memutarkan lagu-lagu saja, Mas Bayu bisa pulang ke rumah dan
memantau melalui radio yang ada di rumah.
Studio siaran K FM bisa dikatakan sangat kecil. Terdapat satu komputer dengan satu CPU, audio
mixer sederhana, microphone, mic, compact disc berisikan lagu-lagu Jawa dan non Jawa yang
didapatkan dari kontributor, kipas angin, transmitter, dan pemancar. Ruangan kecil tersebut
memiliki satu jendela yang menjadi ventilasi dan menghadap langsung ke Gunung Merapi.
Saat peneliti datang, studio sedang memutarkan lagu-lagu khas Jawa dan tidak sedang ada siaran
sama sekali. Mas Bayu menjelaskan bahwa ketika microphone rusak atau salah satu alat rusak,
mereka harus menunda proses siaran dan hanya memutarkan lagu-lagu saja.
2. Pos Pengamatan Gunung Merapi Wilayah Babadan
Peneliti mengunjungi pos pengamatan ditemani Mas Bayu dan Mas Jefri Aruna menggunakan
sepeda motor. Jarak menuju ke pos pengamatan membutuhkan waktu 30 menit, karena jalannya
menanjak dan masih banyak jalan yang membutuhkan perbaikan.
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
Sesampai di sana, jarak antara pos pengamatan dengan Gunung Merapi hanya 4,4 Km. Jarak
yang dekat ditambah cuaca yang terbilang cerah membuat peneliti dapat melihat dengan jelas
Gunung Merapi dan asap dari puncaknya
Saat itu Mas Yulianto sedang bertugas memantau Gunung Merapi. Ada dua komputer di sana,
komputer yang satu untuk browsing dan melihat website BPPTKG, dan yang satunya
menampilkan gambar Sembilan garis dengan warna yang berbeda. Mas Yulianto menjelaskan
bahwa komputer tersebut khusus untuk memantau keadaan Gunung Merapi dari 9 sisi yang
berbeda, ada dari puncak, bagian Deles di Klaten, Klatoan analog Plawangan, Pantai Gempa
Tektonik, Klatoan broadband, Lereng Tenggara, Pasar Bubar puncak, dan Lereng Utara.
Garis-garis ini mirip sekali dengan alat di rumah sakit yang menampilkan keadaan jantung
manusia. Apabila garis yang tampil di komputer hanya berbentuk lurus, tandanya Gunung
sedang dalam keadaan aman dan tidak terjadi apa-apa. Apabila di Lereng Utara garis tiba-tiba
berubah naik turun sedangkan garis lainnya tetap lurus, tandanya terjadi pergerakan hanya di
daerah Lereng Utara. Pergerakan tersebut bisa dibilang hanya pergerakan kecil yang ditimbulkan
dari dalam maupun luar Gunung seperti jejak kaki seseorang.
Kepekaan alat ini membuat pengamat dapat mengetahui apabila keadaan Gunung akan meletus.
Apabila Gunung Merapi sudah menimbulkan gejala alam seperti bunyi, kesembilan garis ini juga
akan berubah naik turun menandakan bahwa Gunung mengalami pergerakan. Mas Yulianto akan
segera mencatat hal ini dan melaporkannya kepada BPPTKG melalui telepon dan HT.
Di Pos juga terdapat HT atau handy talkie yang menghubungkan Mas Yulianto dengan pos
lainnya. Sehingga seringkali terdengar suara, “keadaan Gunung aman”.
3. Warga Sekitar
Pada 19 Mei 2015, peneliti berjalan-jalan di Desa sambil menyiapkan buku yang akan di
fotokopi di warung terdekat. Ada beberapa hal yang menarik :
- Papan tanda jalur evakuasi dipasang di beberapa tempat menandakan arah jalur evakuasi
yang tepat
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
- Masyarakat masih mendengarkan radio, terlihat di depan rumah dan di warung-warung
banyak masyarakat yang memutar radio, baik siaran K FM atau pun radio konvensional
untuk mendengarkan lagunya
- Banyak masyarakat, anak-anak sekolah hingga tukang ojek yang sudah memiliki gadget.
Sehingga memang media sosial bisa dijadikan alternative apabila radio tidak dapat
bersiaran
- Peneliti sempat berbincang dengan beberapa warga masyarakat. Ada yang mengatakan
bahwa salah satu kelemahan dari radio komunitas terutama untuk streaming mengalami
gangguan, suara sering hilang. Dari warga, anak sekolah, dan tukang ojek yang peneliti
ajak bicara, mereka semua mengenal Mas Bayu dan keluarga. Tetapi ada beberapa yang
tidak mengetahui keberadaan radio komunitas K FM Magelang sama sekali.
- Penduduk Desa Ketunggeng ramah dan mau membantu peneliti dalam menyelesaikan
penelitian ini.
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015
RIWAYAT HIDUP
Ferlina Tjengharwidjaja, anak pertama dari
tiga bersaudara ini lahir di Jakarta, 27 Maret 1993.
Setelah menyelesaikan pendidikan menengah atas di
SMA Vianney, Jakarta Barat, ia melakukan studinya
di Universitas Multimedia Nusantara dengan jurusan
jurnalistik.
Ketertarikannya pada bidang jurnalistik
dimulai sejak duduk di bangku SMP Sang Timur.
Kala itu salah satu mata pelajaran keterampilan yang
dipilihnya adalah jurnalistik. Di bawah bimbingan A.
Bobby Pr, penulis menyelami dunia jurnalistik di
bidang media cetak. Sejak saat itu penyuka warna
merah muda ini aktif menulis di koran sekolah, majalah, bahkan beberapa opininya pernah
dimuat di beberapa media cetak pendidikan.
Namun, setelah menekuni dunia jurnalistik di universitas, penulis mulai tertarik untuk
berkecimpung di dunia jurnalistik televisi dan radio. Untuk itu usai menyelesaikan praktik kerja
magang di Heartline FM, penulis bekerja sebagai penyiar dan voice talent.
Kedudukan dan..., Ferlina Tjengharwidjaja, FIKOM UMN, 2015