lingkungan kampus 5r.docx

7
LINGKUNGAN KAMPUS 5R BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kampus adalah rumah kedua bagi mahasiswa generasi penerus bangsa untuk menuntut segala ilmu serta tempat berlangsungnya aktivitas pendidikan yang sangat kompleks. Di dalam kampus terjadi interaksi yang intens antar sesama komponen kampus bahkan juga interaksi antar komponen kampus dengan lingkungan sekitarnya yakni lingkungan biofisik dan sosial budaya. Dengan segala keadaan fasilitas dan lingkungannya, kampus dan civitasnya saling memberikan pengaruh terhadap segala budaya, pembiasaan, dan karakter khas yang berlaku didalamnya. Keberadaan suatu lingkungan tentunya memberikan pengaruh terhadap lingkungan lain, bahkan lingkungan secara komplek pada akhirnya. Dalam hal ini, permasalahan lingkungan biofisik tak terkecuali. Misalnya saja, dalam kondisi lingkungan biofisik kampus yang baik, berbagai pengaruh baik sangat mungkin berdampak pada tatanan sistem lain. Kenyamanan belajar dan kondisi yang kondusif akan mendukung berbagai prestasi dan kreatifitas masyarakat kampus misalnya. Selain itu, budaya mencintai lingkungan kampus, berbangga dan otomatis turut menjaga kelestarian kampus akan terbentuk dengan sendirinya melalui pembentukan mindset oleh kenyamanan yang timbul pertama kali. Dengan demikian, kondisi lingkungan biofisik saja dengan kesinambungannya telah mempengaruhi tatanan sistem lain yaitu kondisi psikis, pola budaya, sosial, dan perkembangan prestasi.

Upload: rifdatul-kh

Post on 30-Sep-2015

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LINGKUNGAN KAMPUS 5R

BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar BelakangKampus adalah rumah kedua bagi mahasiswa generasi penerus bangsa untuk menuntut segala ilmu serta tempat berlangsungnya aktivitas pendidikan yang sangat kompleks. Di dalam kampus terjadi interaksi yang intens antar sesama komponen kampus bahkan juga interaksi antar komponen kampus dengan lingkungan sekitarnya yakni lingkungan biofisik dan sosial budaya. Dengan segala keadaan fasilitas dan lingkungannya, kampus dan civitasnya saling memberikan pengaruh terhadap segala budaya, pembiasaan, dan karakter khas yang berlaku didalamnya.Keberadaan suatu lingkungan tentunya memberikan pengaruh terhadap lingkungan lain, bahkan lingkungan secara komplek pada akhirnya. Dalam hal ini, permasalahan lingkungan biofisik tak terkecuali. Misalnya saja, dalam kondisi lingkungan biofisik kampus yang baik, berbagai pengaruh baik sangat mungkin berdampak pada tatanan sistem lain. Kenyamanan belajar dan kondisi yang kondusif akan mendukung berbagai prestasi dan kreatifitas masyarakat kampus misalnya. Selain itu, budaya mencintai lingkungan kampus, berbangga dan otomatis turut menjaga kelestarian kampus akan terbentuk dengan sendirinya melalui pembentukan mindset oleh kenyamanan yang timbul pertama kali. Dengan demikian, kondisi lingkungan biofisik saja dengan kesinambungannya telah mempengaruhi tatanan sistem lain yaitu kondisi psikis, pola budaya, sosial, dan perkembangan prestasi.Sejalan dengan pengaruh lingkungan alam atau lingkungan biofisik terhadap berbagai sistem disekitarnya, sistem-sistem lain pun memberi pengaruh terhadap berbagai pergeseran yang terjadi pada lingkungan biofisik. Perilaku, budaya, pembiasaan, pola pikir dan segala tindakan manusia sebagai masyarakat pemimpin sangat berpengaruh terhadap segala pergeseran lingkungan alam, bahkan seringkali lebih besar pengaruhnya daripada pengaruh lingkungan alam terhadap kondisi manusia. Sejauh ini, pengaruh peradaban manusia telah memunculkan banyak sekali isu lingkungan, salah satunya adalah isu pemanasan global. Masalah lingkungan adalah masalah bersama yang membutuhkan sinergi semua elemen masyarakat, termasuk didalamnya adalah civitas akademika. Sebagai kalangan akademisi, pemikiran kedepan tentang masalah lingkungan sangat krusial mengingat bahwa kalangan akademisi memiliki peran yang besar baik dari segi kuantitas maupun kualitas yang dipercaya oleh masyarakat luas sebagai kalangan penggubah dan kritis.Untuk memenuhi sederet harapan dan kepercayaan masyarakat kepada kalangan akademisi khususnya dalam masalah lingkungan, kampus menjadi tempat yang tepat untuk memulai pembiasaan baik dengan edukasi lingkungan baik langsung maupun tak langsung. Dalam upaya tersebut, penulis mengusulkan sistem pembiasaan yang berfokus pada pengolahan sampah sebagai langkah awal perwujudan cinta lingkungan yaitu 5R. 5R adalah perkembangan dari sistem 3R yaitu reduce, reuse dan recycle yang kemudian ditambahkan dengan repair dan resell. 5R akan melengkapi 3R dalam upaya mengatasi sampah, terutama sampah yang dihasilkan dalam kampus.Adapun lima prinsip pada 5R adalah yang pertama Reduce berarti mengurangi, yaitu mengurangi produksi sampah dan otomatis akan menghemat bahan baku yang pada akhirnya akan menjadi sampah tersebut. Reuse berarti menggunakan kembali, yaitu menggunakan kembali barang yang masih bisa digunakan sehingga tidak cepat memproduksi sampah. Recycle yaitu mendaur ulang, yaitu mengubah bentuk sampah menjadi barang bernilai guna sehingga pada akhirnya sampah dapat digunakan kembali dalam bentuk dan fungsi baru. Repair adalah memperbaiki, yaitu memperbaiki barang sampah sehingga dapat berfungsi kembali dan tidak menjadi sampah. Dan yang terakhir adalah Resell yang berarti menjual kembali, yaitu menjual sampah yang kurang bisa diolah sendiri sehingga orang lain berkesempatan mengolah dan memfungsikan sampah.Melakukan pengolahan sampah yang baik akan menjadi langkah awal upaya pelestarian lingkungan, khususnya mudah diterapkan pada lingkungan kampus. Dengan melakukan pengolahan sampah yang baik, lingkungan akan menjadi lebih bersih dan nyaman sehingga mendukung tatanan sistem lain di dalam kampus untuk berkembang dalam kenyamanan tersebut. Pembiasaan baik untuk mengolah sampah dengan benar dan menghargai kebersihan lingkungan akan sekaligus dibudayakan, dan pada akhirnya sikap cinta lingkungan akan melekat dalam perilaku para akademisi kampus. Dengan demikian, kampus akan sekaligus mencetak akademisi cinta lingkungan yang akan terus berkembang dalam masyarakat secara luas, menciptakan budaya baru yang lebih sehat dan menghargai kelestarian lingkungan alam.

1.2. TujuanDalam rangka dan upaya melakukan pelestarian lingkungan kampus mulai dari hal terkecil yang bertujuan :1. Melakukan pengolahan sampah dengan baik, benar, dan tuntas untuk menciptakan lingkungan bersih bebas sampah.2. Edukasi pentingnya menjaga lingkungan alam kepada masyarakat kampus dengan melakukan pembiasaan menjaga kelestarian alam.3. Menanggapi problematika lingkungan global dan mendukung budaya cinta lingkungan.

1.3. Manfaat1. Civitas akademika mampu melakukan pengolahan sampah dengan baik, benar, dan tuntas untuk menciptakan lingkungan bersih bebas sampah.2. Memahami konsep pentingnya menjaga lingkungan alam dengan melakukan pembiasaan menjaga kelestarian alam.3. Mampu menanggapi problematika lingkungan global dan mendukung budaya cinta lingkungan.

BAB II PEMBAHASAN1. 2. 2.1. KegiatanWaktu dan Tempat PelaksanaanWaktu: Tak terbatasLokasi: Lingkungan kampusSusunan Kegiatan1. Arahan dan wawasan kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan, dalam hal ini pengolahan sampah.2. Membedakan sampah menjadi dua jenis, yaitu organik dan anorganik. Adapun klasifikasi sampah yang terapkan adalah klasifikasi antara sampah organik dan anorganik. Sampah organik ialah sampah yang berasal dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah jenis ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah Anorganik ialah sampah yang berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.3. Melakukan pengolahan sampah dengan prinsip 5R sesuai dengan keadaan dan kesempatan, menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut. Reduce berarti mengurangi, yaitu mengurangi produksi sampah dan otomatis akan menghemat bahan baku yang pada akhirnya akan menjadi sampah tersebut. Reuse berarti menggunakan kembali, yaitu menggunakan kembali barang yang masih bisa digunakan sehingga tidak cepat memproduksi sampah. Recycle yaitu mendaur ulang, yaitu mengubah bentuk sampah menjadi barang bernilai guna sehingga pada akhirnya sampah dapat digunakan kembali dalam bentuk dan fungsi baru. Repair adalah memperbaiki, yaitu memperbaiki barang sampah sehingga dapat berfungsi kembali dan tidak menjadi sampah. Resell yang berarti menjual kembali, yaitu menjual sampah yang kurang bisa diolah sendiri sehingga orang lain berkesempatan mengolah dan memfungsikan sampah.Pelaku kegiatanSangat disarankan untuk diberlakukan oleh seluruh masyarakat kampus

BAB III PENUTUPDemikian proposal konsep pengolahan sampah berbasis pelestarian lingkungan alam kami buat. Besar harap budaya menghargai dan mencintai lingkungan dapat tumbuh melalui hal kecil yaitu mengolah sampah dengan baik, hingga terus-menerus berkembang menjadi budaya besar. Dari lingkungan kampus pada awalnya, kemudian meluas dan membudaya pada masyarakat sekitar kampus hingga masyarakat luas. Melakukan hal kecil dan sederhana dengan mengolah sampah akan menjadi hal yang besar kelak dengan dampak pada dunia luas, bukan hanya akan menjadi dampak bagi kalangan internal kampus. Semoga ide ini mampu dimengerti, dipahami, dan diberlakukan sebagaimana kita harapkan.

Oleh: Athiyatul Ulya S1 Pendidikan Dokter6130014028Sri Safariawati M.A.AS1 Pendidikan Dokter61300140Dinda AyuS1 Pendidikan Dokter61300140