letusan gunung berapi

17
LETUSAN GUNUNG BERAPI (VOLCANIC ERUPTION) Letusan Gunung Berapi (Volcanic Eruption) Hingga saat ini, gunung berapi masih merupakan misteri bagi manusia. Ilmu yang telah dicapai manusia tentang gunung berapi sangat sedikit sekali. Itupun hanya bagian luarnya saja. Namun demikian, sebagai penduduk dari sebuah negeri yang dua pulau terbesarnya didominasi oleh deretan pegunungan berapi, tidak ada salahnya kalau kita mempelajari tentang gunung berapi ini. Bagaimana proses terbentuknya, mengapa ada gunung berapi yang aktif dan non aktif, mengapa ada letusan gunung berapi yang kecil dan ada yang besar, mengapa tanah di wilayah sekitar gunung berapi relatif subur, dan sebagainya. Pembentukan Gunung Berapi 1

Upload: rollan-f-komaji

Post on 21-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

gunung

TRANSCRIPT

Page 1: Letusan Gunung Berapi

LETUSAN GUNUNG BERAPI (VOLCANIC ERUPTION)

Letusan Gunung Berapi

(Volcanic Eruption)

Hingga saat ini, gunung berapi masih merupakan misteri bagi manusia. Ilmu yang

telah dicapai manusia tentang gunung berapi sangat sedikit sekali. Itupun hanya

bagian luarnya saja.

Namun demikian, sebagai penduduk dari sebuah negeri yang dua pulau

terbesarnya didominasi oleh deretan pegunungan berapi, tidak ada salahnya kalau

kita mempelajari tentang gunung berapi ini. Bagaimana proses terbentuknya,

mengapa ada gunung berapi yang aktif dan non aktif, mengapa ada letusan

gunung berapi yang kecil dan ada yang besar, mengapa tanah di wilayah sekitar

gunung berapi relatif subur, dan sebagainya.

Pembentukan Gunung Berapi

Bagaimana proses terbentuknya gunung berapi? Penjelasan ini tak lepas dari

pemahaman kita tentang lempeng tektonik bumi dan lapisan kerak bumi. Menurut

hasil analisa para ilmuwan, gunung berapi terbentuk karena adanya desakan-

1

Page 2: Letusan Gunung Berapi

LETUSAN GUNUNG BERAPI (VOLCANIC ERUPTION)

desakan dari dalam perut bumi. Adapun penyebab dari desakan itu sendiri, hingga

kini para ilmuwan belum dapat memahaminya.

Material Gunung Berapi

Saat meletus, gunung berapi mengeluarkan material-material yang terdiri dari

lava, tepra, dan gas. Jenis dan jumlah material yang dikeluarkan saat letusan,

bergantung pada komposisi magma yang ada dalam gunung berapi tersebut.

Lava

Batuan pijar meleleh yang terdapat di dalam perut bumi disebut dengan magma.

Magma yang keluar dari gunung berapi saat terjadi letusan, disebut dengan lava.

Bila magma bersifat cair (fluid), maka lava yang dihasilkannya akan mengalir

dengan cepat di permukaan lereng gunung. Sambil mengalir, lava ini mendingin,

dan akhirnya menjadi batuan beku dan membentuk kubah lava baru.

Tepra

Disebut juga dengan material piroklastik (pyroclastic material). Gunung berapi

yang memiliki kandungan magma yang kental (sticky), bila terjadi letusan yang

eksplosif, akan menghasilkan aliran piroklastik (pyroclastic flow), atau di

Indonesia biasa dikenal dengan istilah wedus gembel. Wedus gembel merupakan

awan panas yang tersusun dari batu, debu, bara, dan gas, mengalir menuruni

lereng gunung dengan kecepatan yang sangat tinggi, mencapai 300 km/jam. Ini

kira-kira 2 kali kecepatan maksimal mobil sedan di jalan Tol! Semua benda yang

dilaluinya akan hangus terbakar dan hancur.

Gas

Gas dihasilkan pada letusan gunung berapi baik yang eksplosif maupun non

eksplosif, biasanya dalam bentuk uap. Pelepasan gas yang tiba-tiba dengan

tekanan yang sangat tinggi inilah yang menyebabkan terjadinya letusan. Gas yang

banyak terkandung dalam gunung berapi antara lain adalah uap air (H2O), karbon

dioksida (CO2), dan sulfur dioksida (SO2); sedangkan gas lainnya dalam jumlah

kecil adalah Klorin (CL) dan Fluorin (F).

2

Page 3: Letusan Gunung Berapi

LETUSAN GUNUNG BERAPI (VOLCANIC ERUPTION)

Jenis-jenis Gunung Berapi (Volcano Types)

Berdasarkan proses pembentukannya, gunung berapi dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

Gunung-api Rekahan (Fissure Volcano)

Gunung-api rekahan merupakan sebuah retakan panjang pada permukaan bumi

dimana aliran magma keluar melalui retakan tersebut. Akibat retakan ini timbullah

lapisan basal yang sangat tebal dan luasnya dapat mencapai ribuan kilometer

persegi. Contoh gunung-api yang cukup besar yang terbentuk dari proses ini

adalah Plato Kolumbia di bagian barat-laut Amerika Serikat; dan Plato Deccan di

India.

Gunung-api Perisai (Shield Volcano)

Gunung-api perisai bukan terbetuk dari letusan, melainkan lebih karena adanya

aliran lava basal cair yang kemudian membeku. Karena lava basal bersifat tipis

dan basah, aliran lava ini secara bertahap membentuk gundukan yang sangat

landai, seperti perisai dengan landasan yang melebar luas. Gunung-api perisai ini

ada yang besar, ada pula yang kecil, dan yang terbesarnya berkali-kali lebih besar

dari gunung-api campuran yang paling besar. Gunung-api Mauna Loa dan Mauna

Kea adalah contoh gunung-api terbesar yang terbentuk dari proses ini.

3

Page 4: Letusan Gunung Berapi

LETUSAN GUNUNG BERAPI (VOLCANIC ERUPTION)

Gunung-api Kubah (Dome Volcano)

Kadang juga disebut kubah-sumbat (plug dome), terbuat dari lava kental

mengandung asam yang keluar saat terjadi letusan. Lava ini mengisi lubang

kawah di bagian puncak gunung. Lava yang mengeras pada kawah ini dapat

menutup lubang pada dinding gunung, dan ini dapat mengakibatkan terjadinya

ledakan. Gunung-api kubah umumnya memiliki sisi yang curam dan bentuk yang

cembung. Contoh gunung-api kubah ini diantaranya adalah Puncak Lassen di

Sierra Nevada, dan Gunung Pelée di Martinique.

Kerucut Bara (Cinder Cone)

Merupakan gunung-api yang dibentuk terutama oleh bara basal dan abu vulkanik

dari reruntuhan material piroklastik, atau dari material yang dikeluarkan pada saat

terjadi letusan eksplosif. Karena dibentuk oleh serpihan material dan bukan dari

lava, gunung ini mudah mengalami erosi, dan ukurannya pun relatif lebih kecil

daripada gunung-api campuran. Gunung-api ini juga cenderung tidak bertahan

lama, dibandingkan dengan gunung-api campuran yang terus bertambah

lapisannya setiap kali terjadi letusan dari satu lubang.

Gunung-api Campuran (Composite Volcano)

Dikenal pula dengan nama gunung-api strato (stratovolcano), dibentuk oleh

kombinasi aliran lava dan material piroklastik pada letusan eksplosif. Lapisan-

lapisan lava yang bercampur dengan material piroklastik ini semakin lama

semakin memadat dan terakumulasi menjadi lapisan massa baru. Gunung-api

campuran umumnya berbentuk simetris dan mengerucut, dengan sisinya yang

jauh lebih tinggi dan lebih curam dibanding gunung-api perisai.

Contoh gunung-api campuran ini adalah Gunung Fuji di Jepang, dan Gunung Etna

di Sisilia.

Kaldera (Caldera)

Kaldera adalah suatu kawasan berbentuk bulat atau oval yang membentang rendah

di tanah. Kawasan ini terbentuk pada saat tanah amblas akibat adanya letusan

yang eksplosif. Letusan yang eksplosif dapat meledakkan bagian atas gunung,

4

Page 5: Letusan Gunung Berapi

LETUSAN GUNUNG BERAPI (VOLCANIC ERUPTION)

atau memuntahkan magma yang ada di dalam perut gunung. Kedua aksi ini sama-

sama dapat menyebabkan gunung-api amblas. Diameter kaldera dapat berukuran

lebih besar dari diameter gunung-api perisai.

Letusan Gunung Berapi (Volcanic Eruptions)

Letusan gunung berapi merupakan suatu pemandangan yang spektakuler.

Pancaran lahar panas yang menyala-nyala memperlihatkan kepada kita betapa

dahsyatnya kekuatan yang tersimpan dalam perut bumi kita ini.

Dalam beberapa letusan, gumpalan awan besar naik ke atas gunung, dan sungai

lava mengalir pada sisi-sisi gunung tersebut. Dalam letusan yang lain, abu merah

panas dan bara api menyembur keluar dari puncak gunung, dan bongkahan batu-

batu panas besar terlempar tinggi ke udara. Sebagian kecil letusan memiliki

kekuatan yang sangat besar, begitu besar sehingga dapat memecah-belah gunung.

Letusan gunung berapi kadang juga terjadi di pulau-pulau vulkanik. Pulau

vulkanik sebenarnya merupakan bagian puncak dari gunung berapi yang terletak

di dasar samudra. Gunung berapi ini terbentuk dari proses letusan yang terjadi

secara berulang-ulang.

Letusan lain dapat terjadi di sepanjang celah sempit di dasar samudra. Pada

letusan semacam ini, lava mengalir dari celah tersebut, dan membentuk dasar

samudra.

Penyebab Meletusnya Gunung Berapi

Gunung berapi terbentuk dari magma, yaitu batuan cair yang terdalam di dalam

bumi. Magma terbentuk akibat panasnya suhu di dalam interior bumi. Pada

kedalaman tertentu, suhu panas ini sangat tinggi sehingga mampu melelehkan

batu-batuan di dalam bumi. Saat batuan ini meleleh, dihasilkanlah gas yang

kemudian bercampur dengan magma. Sebagian besar magma terbentuk pada

kedalaman 60 hingga 160 km di bawah permukaan bumi. Sebagian lainnya

terbentuk pada kedalaman 24 hingga 48 km.

5

Page 6: Letusan Gunung Berapi

LETUSAN GUNUNG BERAPI (VOLCANIC ERUPTION)

Magma yang mengandung gas, sedikit demi sedikit naik ke permukaan karena

massanya yang lebih ringan dibanding batu-batuan padat di sekelilingnya. Saat

magma naik, magma tersebut melelehkan batu-batuan di dekatnya sehingga

terbentuklah kabin yang besar pada kedalaman sekitar 3 km dari permukaan.

Kabin magma (magma chamber) inilah yang merupakan gudang (reservoir)

darimana letusan material-material vulkanik berasal.

Magma yang mengandung gas dalam kabin magma berada dalam kondisi di

bawah tekanan batu-batuan berat yang mengelilinginya. Tekanan ini

menyebabkan magma meletus atau melelehkan conduit (saluran) pada bagian

batuan yang rapuh atau retak. Magma bergerak keluar melalui saluran ini menuju

ke permukaan. Saat magma mendekati permukaan, kandungan gas di dalamnya

terlepas. Gas dan magma ini bersama-sama meledak dan membentuk lubang yang

disebut lubang utama (central vent). Sebagian besar magma dan material vulkanik

lainnya kemudian menyembur keluar melalui lubang ini. Setelah semburan

berhenti, kawah (crater) yang menyerupai mangkuk biasanya terbentuk pada

bagian puncak gunung berapi. Sementara lubang utama terdapat di dasar kawah

tersebut.

6

Page 7: Letusan Gunung Berapi

LETUSAN GUNUNG BERAPI (VOLCANIC ERUPTION)

Setelah gunung berapi terbentuk, tidak semua magma yang muncul pada letusan

berikutnya naik sampai ke permukaan melalui lubang utama. Saat magma naik,

sebagian mungkin terpecah melalui retakan dinding atau bercabang melalui

saluran yang lebih kecil. Magma yang melalui saluran ini mungkin akan keluar

melalui lubang lain yang terbentuk pada sisi gunung, atau mungkin juga tetap

berada di bawah permukaan.

Jenis Letusan Gunung Berapi

Letusan Plinial

Merupakan jenis letusan dahsyat yang mengakibatkan kerusakan parah terhadap

wilayah di sekitarnya. Letusan ini pulalah yang telah mengubur kota Pompeii dan

Herculaneam. Magma pada letusan Plinial sangat kental dan memiliki kandungan

gas yang sangat tinggi. Material piroklastik yang dihasilkan dalam letusan ini

dapat terlempar sampai setinggi 48 km di udara, dengan kecepatan ratusan

kilometer per detik.

Letusan Plinial dapat berlangsung selama beberapa jam, atau bahkan beberapa

hari, dan mengeluarkan asap tebal yang membubung tinggi di udara. Material

vulkanik yang terkandung dalam asap ini berjatuhan di wilayah-wilayah sekitar

gunung tersebut. Kadang bukan hanya di satu sisi, tergantung dari arah angin yang

menerbangkannya. Tambahan lagi, letusan Plinian dapat mengeluarkan aliran lava

yang bergerak sangat cepat dan memusnahkan apa pun yang dilaluinya.

7

Page 8: Letusan Gunung Berapi

LETUSAN GUNUNG BERAPI (VOLCANIC ERUPTION)

Letusan Hawaiian

Secara umum, letusan jenis ini tidak terlalu eksplosif juga tidak terlalu merusak.

Letusan ini tidak memancarkan terlalu banyak material piroklastik ke udara,

melainkan lebih banyak mengeluarkan lava yang tidak terlalu kental dengan

kandungan gas rendah. Lava mengalir dengan bermacam cara, namun yang paling

menarik adalah air mancur api, yang sesuai namanya memang merupakan air

mancur lava berwarna oranye terang yang memancar setinggi ratusan meter ke

udara, kadang hanya terjadi sesaat, kadang juga bisa beberapa jam. Cara lainnya

yang juga sering dijumpai adalah lava mengalir secara teratur dari satu lubang,

yang akhirnya membentuk danau atau kolam lava pada kawah atau cekungan

lainnya.

Lava yang mengalir dan memancar dari air mancur api dapat merusak tanaman

dan pepohonan di sekitarnya, namun gerakannya cukup lamban sehingga

memungkinkan penduduk sekitar untuk mengungsi dan menyelamatkan diri.

Letusan ini dinamakan Letusan Hawaii karena jenis letusan ini memang umum

dijumpai pada pegunungan berapi di Kepulauan Hawaii.

8

Page 9: Letusan Gunung Berapi

LETUSAN GUNUNG BERAPI (VOLCANIC ERUPTION)

Letusan Strombolian

Jenis letusan ini cukup menarik perhatian meskipun tidak terlalu berbahaya.

Letusan ini mengeluarkan sejumlah kecil lava yang menjulang setinggi 15 hingga

90 meter ke udara, dengan letupan-letupan pendek. Lava cukup kental, sehingga

tekanan gas harus terlebih dulu meningkat sebelum mampu mendesak material-

material terbang ke udara. Ledakan-ledakan yang teratur pada letusan ini dapat

menimbulkan bunyi dentuman seperti suara bom, namun letusannya relatif kecil.

Letusan Strombolian, secara umum tidak menghasilkan aliran lava, namun

sebagian lava mungkin akan menyertai proses letusan. Letusan ini juga

mengeluarkan sejumlah kecil abu tepra.

Letusan Vulkanian

Seperti halnya letusan Strombolian, letusan Vulkanian juga disertai dengan

ledakan-ledakan pendek. Namun diameter asap yang membubung ke udara pada

letusan ini biasanya lebih besar dibanding pada letusan Strombolian, dan asap ini

sebagian besar tersusun oleh material piroklastik. Ledakan diawali dengan

keluarnya magma kental dengan kandungan gas yang tinggi, dimana sebagian

kecil tekanan gas mendorong magma terlempar ke udara.

9

Page 10: Letusan Gunung Berapi

LETUSAN GUNUNG BERAPI (VOLCANIC ERUPTION)

Selain abu tepra, letusan Vulkanian juga meluncurkan gumpalan-gumpalan

piroklastik seukuran bola sepak ke udara. Umumnya, letusan Vulkanian ini tidak

disertai dengan aliran lava.

Letusan Hidrovulkanik

Bila letusan gunung berapi terjadi di dekat samudra, awan mendung, atau wilayah

lembab lainnya, interaksi antara magma dan air dapat menciptakan gumpalan asap

yang unik. Sebenarnya dalam proses ini magma yang panas memanaskan air

sehingga menjadi uap. Perubahan bentuk yang cepat dari air ke uap dapat

menyebabkan ledakan dalam partikel-partikel air, yang dapat memecahkan

material piroklastik, dan kemudian menciptakan debu api.

Letusan hidrovulkanik sangat bervariasi. Sebagian lebih banyak diwarnai oleh

letupan-letupan pendek, sebagian lainnya ditandai dengan munculnya bubungan

asap yang bertahan selama beberapa saat. Letusan ini juga dapat melelehkan salju

dalam skala besar, yang mengakibatkan terjadinya tanah longsor dan banjir

bandang.

10

Page 11: Letusan Gunung Berapi

LETUSAN GUNUNG BERAPI (VOLCANIC ERUPTION)

Letusan Rekahan (Fissure Eruptions)

Tidak semua letusan gunung berapi dimulai dengan ledakan yang disebabkan oleh

tekanan gas. Letusan rekahan terjadi apabila magma mengalir ke atas melalui

celah-celah di tanah dan bocor keluar ke permukaan. Ini seringkali terjadi pada

lokasi dimana pergeseran lempeng menimbulkan retakan besar di penampang

bumi, dan mungkin juga menciptakan landasan gunung berapi dengan sebuah

lubang di bagian tengahnya.

Letusan rekahan ditandai dengan adanya tirai api, sebuah tirai yang memuntahkan

lava ke atas permukaan tanah. Letusan rekahan dapat mengeluarkan aliran lava

yang sangat berat, meskipun lavanya sendiri umumnya bergerak dengan sangat

lamban.

Lingkaran Api (Ring of Fire)

Lingkaran Api merupakan sebuah zona di sepanjang tepian Samudra Pasifik

dimana pada zona tersebut banyak terdapat gunung berapi dan sering terjadi

gempa bumi. Sabuk yang bentuknya menyerupai tapal kuda ini membentang

sepanjang 40.000 kilometer, dari Selandia Baru di selatan, ke Philipina, Jepang,

kemudian mengarah ke timur menuju Alaska, dan kembali ke selatan melalui

Oregon, California, Meksiko, dan berakhir di Pegunungan Andes di Amerika

Selatan.

11

Page 12: Letusan Gunung Berapi

LETUSAN GUNUNG BERAPI (VOLCANIC ERUPTION)

Terlihat dalam gambar, bahwa negeri kita juga termasuk yang dilalui Lingkaran

Api ini, tepatnya di bagian utara Pulau Irian dan Maluku. Tak heran kalau di

wilayah ini pun sering terjadi gempa, meskipun secara geografis tidak berada di

wilayah pengaruh lempeng Indo-Australia dan Eurasia seperti halnya Pulau Jawa

dan Sumatera.

12