leptospirosis

41
PRESENTASI KASUS LEPTOSPIROSIS RS BHAKTI YUDHA SMF KESEHATAN ANAK FK UKRIDA

Upload: ribka-theodora

Post on 11-Aug-2015

51 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

coass anak

TRANSCRIPT

Page 1: leptospirosis

PRESENTASI KASUS LEPTOSPIROSIS

RS BHAKTI YUDHASMF KESEHATAN ANAK

FK UKRIDA

Page 2: leptospirosis

IDENTITAS PASIEN

Nama lengkap : An. ATempat / tanggal lahir : Jakarta, 21

Desember 1998 Umur : 14 tahunAlamat : SawanganJenis kelamin : Laki-lakiSuku bangsa : JawaAgama : IslamPendidikan : SMPHubungan dengan orangtua : anak kandung

Page 3: leptospirosis

ANAMNESIS

Diambil dari : Autoanamnesis dan alloanamnesis oleh Ibu Tanggal: 21 Januari 2013 Jam 07.00 WIB

Keluhan utama:Demam sejak 17 hari SMRS

Keluhan TambahanMual, nafsu makan menurun

Page 4: leptospirosis

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Anak A, usia 14 tahun datang ke unit gawat darurat Rumah Sakit Umum Bhakti Yudha Depok dengan keluhan demam sejak 17 hari sebelum masuk rumah sakit. Sudah berobat tapi dirasakan belum kunjung sembuh. Demam dirasakan naik perlahan dan meningkat pada malam hari sedangkan pada siang hari demam turun tetapi tidak sampai ke suhu normal. Pasien mengeluh adanya sakit kepala dan rasa mual yang menyebabkan nafsu makannya menurun, serta adanya nyeri dada yang menyebabkan dada terasa sedikit sesak.

Page 5: leptospirosis

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien mengaku otot-otot terasa nyeri dan pegal terutama pada bagian betisnya. Adanya muntah disangkal oleh pasien dan keluarga. Keluarga pasien mengeluhkan badan pasien tampak kekuningan sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. BAB dan BAK pasien tidak ada keluhan. Pasien mengaku berat badannya mengalami penurunan sebanyak 7 kilogram dalam jangka waktu 1 bulan terakhir. Pasien tidak mengakui sering bermain di kali.

Page 6: leptospirosis

Riwayat penyakit dahuluPasien tidak pernah mengalami keadaan yang sama sebelumnya. 

Riwayat Penyakit KeluargaKeluarga pasien tidak ada yang mengalami penyakit atau gejala serupa.

Page 7: leptospirosis

RIWAYAT KELAHIRAN

Lahir normal pervaginam di Puskesmas dengan bantuan bidan, lahir cukup bulan (38 minggu), langsung menangis keras. APGAR score 10 (Appearance 2, Pulse 2, Grimace 2, Activity 2, Respiratory 2). Berat badan lahir 3000 gram, panjang badan 48 cm. Keesokan hari setelah melahirkan Ibu Os dan Os sudah dipulangkan.

Page 8: leptospirosis

PEMERIKSAAN FISIK

KU : TSS , Kes: CMTTV :

TD : 110/80 mmHg RR: 28x/menit teraturHR: 110x/menit teratur S : 40,1° C

TB : 158cm BB: 34kg Keadaan gizi : gizi kurangKulit: warna sawo matang, cyanotik -/-,

ikterik +/+,ada bekas luka

Page 9: leptospirosis

PEMERIKSAAN FISIK

Kepala: normocephalicMata: pupil isokor,konjungtiva anemis +/+ ,

sklera ikterik +/+, refleks cahaya +/+Leher: kelenjar getah bening dan tiroid tidak

teraba membesar dan tidak nyeri tekan Paru-paru : SN vesikuler +/+, Wh -/-, Rh -/-Jantung: BJ I dan II reguler, gallop(-) , murmur

(-)Abdomen: supel, nyeri tekan epigastrium(+),

bising usus 5x/menitExtremitas : akral hangat

Page 10: leptospirosis

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Laboratorium Tanggal 21 Januari

2013 jam 19:57 WIB

Tanggal 24 Januari

2013 jam 14:07 WIB

Hematologi

Hemoglobin 8,9 g/dL 10 g/dL

Lekosit 3,68 ribu/mm3 2,25 ribu/mm3

Hematokrit 27 % 29 %

Trombosit 266 ribu/mm3 282 ribu/mm3

LED 35 mm/jam

MCV 76,5 fL

MCH 25,5 pg

MCHC 33,3 g/dL

Page 11: leptospirosis

Kimia Darah

Gula

Darah

Sewaktu

93 mg/dL 

SGOT 192 U/L  

SGPT 66 U/L  

Albumin 3 g/dL  

Globulin 3,2 g/dL 

Imunoserologi (Tanggal 22 Januari

2013)

Widal

Salmonella Typhi H Negative (-)

Salmonella Paratyphi

AH

Negative (-)

Salmonella Paratyphi BH

Negative (-)

Salmonella Paratyphi CH

Negative (-)

Salmonella Typhi O Negative (-)

Salmonella Paratyphi

AO

Negative (-)

Salmonella Paratyphi

BO

Negative (-)

Salmonella Paratyphi

CO

Negative (-)

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Page 12: leptospirosis

Tanggal 21 Januari

2013

Tanggal 22 Januari 2013 Pk.

17.03

CRP Kualitatif Positive (+) 48 Positive (+) 48

Tumor Marker

CEA

Menyusul 3,03 mg/dL

Tanggal 22

Januari 2013

jam 08:27

WIB

Tanggal 23

Januari 2013

jam 16:30

WIB

HBs Ag Negative (-) Negative (-)

Anti HAV

IgM

Menyusul Negative (-)

Anti HCV Negative (-) Negative (-)

Tanggal 24 Januari 2013

jam 12:09 WIB

Leptospira IgM

Rapid

Negative

(-)

Leptospira IgG

Rapid

Positive

(+)

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Page 13: leptospirosis

RESUME

Anamnesis: Pasien anak A berusia 14 tahun datang ke Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Bhakti Yudha Depok dengan keluhan demam sejak 17 hari SMRS. Sudah berobat tapi dirasakan belum kunjung sembuh. Demam dirasakan naik perlahan dan meningkat pada malam hari sedangkan pada siang hari demam turun tetapi tidak sampai ke suhu normal.Sakit kepala (+), rasa mual(+) yang menyebabkan nafsu makannya menurun, serta dan nyeri dada yang menyebabkan sesak nafas. Pasien mengaku otot-otot terasa nyeri dan pegal terutama pada bagian betisnya. Adanya muntah disangkal oleh pasien dan keluarga. Keluarga pasien mengeluhkan badan pasien tampak kekuningan sejak 2 hari SMRS. BAB dan BAK tidak ada keluhan. Berat badannya mengalami penurunan sebanyak 7 kg dalam jangka waktu 1 bulan terakhir.

Page 14: leptospirosis

Pemeriksaan Fisik:Pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis. TD : 110/80, HR : 110 x/menit, RR 28x/menit, S: 40,1 °C. Pada mata didapatkan konjugtiva anemis +/+, sklera ikterik +/+. Pada pemeriksaan mulut didapatkan mukosa bibir kering. Pada kulit didapatkan kulit tampak ikterik (+). Pada palpasi abdomen didapatkan nyeri tekan epigastrium (+).

RESUME

Page 15: leptospirosis

Pemeriksaan Penunjang :-Pemeriksaan darah didapatkan hemoglobin 8,9 mg/dL,

LED : 35 mm/jam, SGOT : 192 U/L, SGPT : 66 U/L.Pada pemeriksaan makroskopik urin didapatkan

protein : positive (+), bilirubin urin : positive (++), urobilinogen urin : positive (++), darah pada urin : positive (+) dan pada mikroskopik urin didapatkan epitel : positive(+), dan bakteri : positive (+).

CRP kualitatif : positive (+) 48.Leptospira IgG Rapid : positive (+). HbSAg (-), Anti HCV (-), Anti HBV IgM (-)

Pada pemeriksaan makroskopik feses didapatkan lendir : positive (+) dan mikroskopik feses didapatkan bakteri : positive (+).

RESUME

Page 16: leptospirosis

DIAGNOSIS KERJA

Leptospirosis

Dasar diagnosis:Anamnesis: Demam, nyeri kepala, mual, nyeri perut, otot terasa nyeri dan pegal pada daerah betis kaki.Pemeriksaan fisik: CA +/+SI +/+, mukosa bibir kering (+), kulit tampak ikterik (+), nyeri tekan epigastrium (+).

Page 17: leptospirosis

DIAGNOSIS DIFERENSIAL

Hepatitis

Dasar diagnosis:Anamnesis: Demam, nyeri kepala, mual, nyeri perutPemeriksaan fisik: sklera ikterik+/+, kulit tampak kuning (+), nyeri tekan epigastrium (+)Pemeriksaan penunjang :SGOT 192 U/L, SGPT66 U/L. Pemeriksaan makroskopik urin didapatkan bilirubin urin : positive (++), urobilinogen urin : positive (++)

Page 18: leptospirosis

PENATALAKSANAAN

Page 19: leptospirosis

PENATALAKSANAAN

Page 20: leptospirosis

PROGNOSIS

Ad vitam : bonamAd functionam : bonamAd sanationam : bonam

Page 21: leptospirosis

FOLLOW-UP21 Januari 2013 22 Januari 2013 23 Januari 2013

S Demam (+), sakit kepala (+), mual (+), badan terasa kuning

Demam (+), sakit kepala (+), mual (+), bibir terasa kering

Demam (-), mual (-), lemas (+), nyeri dada (+), nyeri betis (+)

O KU: TSSKesadaran : CMTD : 110/80mmHg HR : 110x/menit RR : 28 x/menit S : 40,1°C.

KU: TSSKesadaran : CMTD : 110/80mmHg HR : 118x/menit RR : 24 x/menit S : 37,6°C.

KU: TSSKesadaran : CMTD : 110/80mmHg HR : 90x/menit RR : 24 x/menit S : 36,6°C.

A Hepatitis Hepatitis Hepatitis

P IVFD Asering+20tpmCeftriaxone inj 2 x 1 gRanitidin inj 2 x 50mgParacetamol (120mg/5ml)3 x 1 CMultivitamin 

IVFD AminolebanCeftriaxone inj 2 x 1 gRanitidin inj 2 x 50mgParacetamol (120mg/5ml)3 x 1 CMultivitamin

IVFD AminolebanCeftriaxone inj 2 x 1 gRanitidin inj 2 x 50mgParacetamol (120mg/5ml)3 x 1 CNistatin drop 3 x 200.000 IU (2cc)Ibuprofen supp bila perluMultivitamin

Page 22: leptospirosis

FOLLOW-UP24 Januari 2013 25 Januari 2013 26 Januari 2013

S Demam (+), mual (-), lemas (-), sesak, nyeri dada (+), nyeri betis (+)

Demam (-), mual (-), lemas (-), sedikit sesak

Demam (+)

O KU: TSS IgG Leptospirosis (+)Kesadaran : CMTD : 90/60mmHg HR : 88x/menit RR : 22 x/menit S : 38,7°C.

KU: TSSKesadaran : CMTD : 100/70mmHg HR : 100x/menit RR : 22 x/menit S : 36,7°C.

KU: TSSKesadaran : CMTD : 110/60mmHg HR : 86x/menit RR : 22 x/menit S : 37,9°C.

A Leptospirosis Leptospirosis Leptospirosis

P IVFD Asering+20tpmCeftriaxone inj 2 x 1 gRanitidin inj 2 x 50mgParacetamol (120mg/5ml)3 x 1 CNistatin drop 3 x 200.000 IU (2cc)Ibuprofen supp bila perluMultivitaminCefixime syrup(100mg/5ml) 2 x 2 cth N-asetilsistein tab 3 x 200 mg

IVFD Asering+20tpmCeftriaxone inj 2 x 1 gRanitidin inj 2 x 50mgParacetamol (120mg/5ml)3 x 1 CNistatin drop 3 x 200.000 IU (2cc)MultivitaminCefixime syrup (100mg/5ml) 2 x 2 cth N-asetilsistein tab 3 x 200 mg

IVFD Asering+20tpmCeftriaxone inj 2 x 1 gRanitidin inj 2 x 50mgParacetamol (120mg/5ml)3 x 1 CNistatin drop 3 x 200.000 IU (2cc)MultivitaminCefixime syrup(100mg/5ml) 2 x 2 cth N-asetilsistein tab 3 x 200mg

Page 23: leptospirosis

LEPTOSPIROSIS

Page 24: leptospirosis

DEFINISI

Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh genus Leptospira yang patogen, dapat menyerang manusia maupun hewan.

Nama lain :- Weil’s Disease Mud Fever Haemorragic Jaundice Trench fever Swineherd’s Disease.

Page 25: leptospirosis

PEMERIKSAAN

Page 26: leptospirosis

ETIOLOGI

Genus Leptospira berasal dari famili Leprospiraceae ordo Spirochaetales. Dibagi dalam dua spesies, L. interrogans

bersifat patogen dan L. biflexa yang non-patogen.

Dapat bertahan selama 16 hari di air dan 24 hari di tanah.

Page 27: leptospirosis

CARA PENULARAN

Cara penularan :- kontak langsung atau kontak tidak langsung dengan air atau tanah yang tercemar melalui urin yang terinfeksi, invasi mukosa atau kulit yang tidak utuh.

Petani, pegawai kebersihan (pembuang sampah), pemelihara binatang, orang yang berolah raga air, dan nelayan merupakan kelompok risiko tinggi terkena leptospirosis.

Page 28: leptospirosis

EPIDEMIOLOGI

Leptospirosis dapat ditemukan diseluruh dunia, insidens di Amerika berkisar antara 0,02-0,04 kasus per 100.000 penduduk.

Daerah risiko tinggi :- kepulauan Karibia, Amerika Tengah dan Selatan, Asia Tenggara, dan kepulauan Pasifik.

Leptospirosis lebih sering terjadi pada laki-laki dewasa.

Page 29: leptospirosis

PATOFISIOLOGI

Page 30: leptospirosis

MANIFESTASI KLINIS

Fase akut atau disebut pula sebagai fase septik dimulai setelah masa inkubasi, biasanya 7 - 12 hari dan rata-rata 2 - 20 hari Timbulnya lesi jaringan akibat invasi langsung leptospira dan toksin

Fase kedua atau fase imun ditandai dengan meningkatnya titer antibodi dan inflamasi organ yang terinfeksi.

Page 31: leptospirosis

MANIFESTASI KLINIS

Leptospirosis anikterik Mulai fase awal/septikemia mendadak, dengan

demam, mengigil kedinginan, nyeri kepala berat, malaise, mual, muntah, dan sering nyeri otot hebat yang melemahkan. Beberapa penderita menderita bradikardi dan hipotensi.

Fase imun dapat menyertai masa singkat tidak bergejala dan ditandai dengan demam berulang, konjungtiva hiperemis, hepatospenomegali, kelainan paru, dan ruam kulit.. Meningitis septik ini merupakan tanda utama dari fase imun. Uveitis dapat terjadi selama fase ini.

Leptospirosis anikterik Mulai fase awal/septikemia mendadak, dengan

demam, mengigil kedinginan, nyeri kepala berat, malaise, mual, muntah, dan sering nyeri otot hebat yang melemahkan. Beberapa penderita menderita bradikardi dan hipotensi.

Fase imun dapat menyertai masa singkat tidak bergejala dan ditandai dengan demam berulang, konjungtiva hiperemis, hepatospenomegali, kelainan paru, dan ruam kulit.. Meningitis septik ini merupakan tanda utama dari fase imun. Uveitis dapat terjadi selama fase ini.

Page 32: leptospirosis

MANIFESTASI KLINIS

Leptospirosis ikterik Manifestasi awal serupa dengan manifestasi fase

septik leptospirosis anikterik. Fase imun :- adanya disfungsi hati dan ginjal

secara klinis dan laboratorium. Fenomen hemorragik dan kolaps kardiovaskular juga terjadi. Kelainan hati meliputi nyeri kuadran atas,

hepatomegali, hiperbilirubinemia direk dan indirek, dan kenaikan sedang enzim hati serum. Ikterus tampak mulai hari ke-3 atau mulai pada minggu ke -2. Kadar bilirubin dapat mencapai 60-80 mg/dl.

Manifestasi ginjal; hematuria, proteinuria dan silinder disertai dengan oligouria dan anuria.

Leptospirosis ikterik Manifestasi awal serupa dengan manifestasi fase

septik leptospirosis anikterik. Fase imun :- adanya disfungsi hati dan ginjal

secara klinis dan laboratorium. Fenomen hemorragik dan kolaps kardiovaskular juga terjadi. Kelainan hati meliputi nyeri kuadran atas,

hepatomegali, hiperbilirubinemia direk dan indirek, dan kenaikan sedang enzim hati serum. Ikterus tampak mulai hari ke-3 atau mulai pada minggu ke -2. Kadar bilirubin dapat mencapai 60-80 mg/dl.

Manifestasi ginjal; hematuria, proteinuria dan silinder disertai dengan oligouria dan anuria.

Page 33: leptospirosis

MANIFESTASI KLINIS

Paru Batuk, hemoptisis dan pneumonia ARDS

Gastrointestinal termasuk ikterus, hepatitis, kolesistitis,

pankreatitis, dan perdarahan saluran cerna.Mata

Pada fase akut ditemukan dilatasi pembuluh darah konjungtiva, perdarahan subkonjungtiva, dan retinal vasculitis. Sedangkan pada fase imun, sering ditemukan iridosiklitis.

Paru Batuk, hemoptisis dan pneumonia ARDS

Gastrointestinal termasuk ikterus, hepatitis, kolesistitis,

pankreatitis, dan perdarahan saluran cerna.Mata

Pada fase akut ditemukan dilatasi pembuluh darah konjungtiva, perdarahan subkonjungtiva, dan retinal vasculitis. Sedangkan pada fase imun, sering ditemukan iridosiklitis.

Page 34: leptospirosis

MANIFESTASI KLINIS

Sistem Saraf Pusat Meningitis pada Leptospirosis.

Ginjal ditemukan piuria, hematuria, dan proteinuia

nekrosis tubulus akut dan nefritis interstisial. Otot

Miositis, perdarahan pada otot abdomen dan ekstremitas.

Kulit Ruam makulopapular; eritema, urtikaria, petekie,

atau lesi deskuamasi.

Sistem Saraf Pusat Meningitis pada Leptospirosis.

Ginjal ditemukan piuria, hematuria, dan proteinuia

nekrosis tubulus akut dan nefritis interstisial. Otot

Miositis, perdarahan pada otot abdomen dan ekstremitas.

Kulit Ruam makulopapular; eritema, urtikaria, petekie,

atau lesi deskuamasi.

Page 35: leptospirosis

MANIFESTASI KLINIS

Perdarahan epistaksis, perdarahan gusi, hematuria,

hemoptisis, dan perdarahan paru. Sistem Kardiovaskuler

Miokarditis, arteritis koroner Kelainan EKG ; blok AV derajat 1, inversi

gelombang T, elevasi segmen ST, dan disritmia.Limfadenopati

Perdarahan epistaksis, perdarahan gusi, hematuria,

hemoptisis, dan perdarahan paru. Sistem Kardiovaskuler

Miokarditis, arteritis koroner Kelainan EKG ; blok AV derajat 1, inversi

gelombang T, elevasi segmen ST, dan disritmia.Limfadenopati

Page 36: leptospirosis

DIAGNOSIS BANDING

Leptospirosis anikterik :- Influenza, infeksi virus dengue, baik demam dengue maupun demam berdarah dengue, hemorrhagic fever yang lain, dan penyakit lain yang ditularkan melalui arthropod-borne dan rodent-borne yang patogen.

Leptospirosis ikterik :-Malaria falciparum berat, hepatitis virus, demam tifoid dengan komplikasi berat.

Page 37: leptospirosis

KOMPLIKASI

Meningitis aseptikGagal ginjal

Kerusakan hatiPerdarahan paru

Miokarditis

Perdarahan gastrointestinal

EncepalopathySyokVaskulitis

Page 38: leptospirosis

PENATALAKSANAAN

Page 39: leptospirosis

PENATALAKSANAAN

Hiperkalemia : diberikan kalsium glukonas 1 g atau glukosa insulin (10-20 U regular insulin dalam infuse dextrose 40%)

Asidosis metabolic : diberikan natrium bikarbonat 0,3 x kgBB x deficit HCO3 plasma dalam MEq/L

Hipertensi : diberikan antihipertensiGagal jantung : pembatasan cairan, digitalis dan

diureticKejang : pertahankan oksigenasi/sirkulasi darah ke

otak, dan pemberian obat anti konvulsi.Perdarahan : transfuseGagal ginjal akut : hidrasi cairan dan elektrolit,

dopamine, diuretic, dialysis.

Page 40: leptospirosis

PENCEGAHAN

Pemberian doksisiklin dengan dosis 200 mg/minggu dapat memberikan pencegahan sekitar 95% pada orang dewasa yang berisiko tinggi, namun profilaksis pada anak belum ditemukan.

Pengontrolan lingkungan rumah

Page 41: leptospirosis