lembar pengesahanelib.unikom.ac.id/files/disk1/448/jbptunikompp-gdl... · web viewadalah alat bantu...

28
BAB III LINGKUP PENGAMATAN Selama proses kerja praktik di Hotel Carrcadine Bandung, banyak hal yang diamati. Namun fokus pengamatan yang penulis lakukan adalah pada proses pembuatan tangga darurat. Pada bab ini akan dibahas proses pembuatan tangga darurat pada proses pembangunan Hotel Carrcadine Bandung. III. 1. Tinjauan Peralatan Bantu Penggunaan alat bantu untuk proyek skala besar seperti proyek pembangunan Hotel Carrcadine sangat diperlukan guna mempersingkat waktu kerja yang akan berakibat pada penekanan biaya pembangunan. Berikut ini posisi alat bantu pada site : Gambar 3.1 : posisi alat bantu III-1 Posisi tower crane

Upload: truongdiep

Post on 11-May-2018

235 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

BAB IIILINGKUP PENGAMATAN

Selama proses kerja praktik di Hotel Carrcadine Bandung, banyak hal yang diamati. Namun fokus pengamatan yang penulis lakukan adalah pada proses pembuatan tangga darurat. Pada bab ini akan dibahas proses pembuatan tangga darurat pada proses pembangunan Hotel Carrcadine Bandung.

III. 1. Tinjauan Peralatan Bantu

Penggunaan alat bantu untuk proyek skala besar seperti proyek pembangunan Hotel Carrcadine sangat diperlukan guna mempersingkat waktu kerja yang akan berakibat pada penekanan biaya pembangunan. Berikut ini posisi alat bantu pada site :

Gambar 3.1 : posisi alat bantu

Proses pembuatan tangga darurat pada proyek pembangunan Hotel Carrcadine Bandung menggunakan alat bantu sebagai berikut :

1. Tower CraneTower crane merupakan pesawat pengangkat dan pengangkut yang memiliki mekanisme gerakan yang cukup lengkap yakni : kemampuan mengangkat muatan (lifting), menggeser (trolleying), menahannya tetap diatas (bila diperlukan) dan memindahkan muatan ke tempat yang ditentukan (slewing dan travelling).

III-1

Posisi Genset

Posisi Bar Cutter

Posisi Bending Machines

Posisi tower crane

Laporan KP 1 di Hotel Carrcadine, Bandung

Gambar 3.2 : tower crane

Fungsi tower crane pada proses pembuatan tangga darurat : Membongkar muatan berat seperti besi tulangan dari truk pengangkut. Mengangkat alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan tangga

seperti scaffolding set, tulangan, multiplek, beton ready mix dan lain-lain.

2. Bending MachineBending machine adalah alat bantu membengkokkan besi tulangan. Pada proyek pembangunan Hotel Carrcadine ini menggunakan bending machine tipe TYB – D35.

Fungsi bending machine pada proses pembuatan tangga darurat : Membengkokkan besi tulangan tangga darurat sesuai gambar kerja.

Gambar 3.3 : bending machine

Asrial D – 1.04.06.014 III- 2

Laporan KP 1 di Hotel Carrcadine, Bandung

Gambar 3.4 : spesifikasi teknis bending machine tipe TYB – D35

3. Bar CutterBar cutter adalah alat bantu memotong besi tulangan.

Fungsi bar cutter pada proses pembuatan tangga darurat : Memotong besi tulangan tangga darurat sesuai gambar kerja.

Gambar 3.5 : bar cutter

Asrial D – 1.04.06.014 III- 3

Laporan KP 1 di Hotel Carrcadine, Bandung

4. GensetGenset adalah pembangkit listrik bertenaga solar.

Gambar 3.6 : genset

Fungsi genset pada proses pembuatan tangga darurat : Sebagai sumber listrik bagi alat bantu seperti bar cutter, bending machine

dan lain-lain.

5. BucketBucket adalah alat penampung atau wadah beton ready mix pada saat pengecoran.

Gambar 3.7 : bucket

Fungsi bucket pada proses pembuatan tangga darurat : Sebagai wadah pengangkut beton ready mix dari truk mixer ke lokasi

pengecoran tangga darurat.

6. VibratorVibrator adalah alat penggetar beton pada saat pengecoran supaya beton bisa mengisi daerah yang sulit sehingga mengurangi terbentuknya rongga udara dan beton keropos.

Fungsi bucket pada proses pembuatan tangga darurat : Sebagai wadah pengangkut beton ready mix dari truk mixer ke lokasii

pengecoran tangga darurat.

7. Scaffolding set

Asrial D – 1.04.06.014 III- 4

Laporan KP 1 di Hotel Carrcadine, Bandung

Scaffolding set adalah alat bantu penyangga cetakan saat pengecoran.

Fungsi scaffolding set pada proses pembuatan tangga darurat : Sebagai penyangga cetakan bawah tangga darurat.

Gambar 3.8 : scaffolding set

III. 2. Pekerjaan Tangga Darurat

Asrial D – 1.04.06.014 III- 5

Laporan KP 1 di Hotel Carrcadine, Bandung

Berikut ini adalah posisi tangga darurat pada proyek pembangunan Hotel Carrcadine Bandung

Gambar 3.9 : posisi tangga darurat pada lantai 1

Asrial D – 1.04.06.014 III- 6

Tangga darurat

Laporan KP 1 di Hotel Carrcadine, Bandung

Tangga darurat

Gambar 3.10 : posisi tangga darurat pada lantai tipikal 4,5,6,7,8,9,10

Pembuatan tangga darurat pada proyek ini terdiri dari beberapa tahap yaitu :1. Tahap persiapan.2. Tahap pembuatan cetakan bawah dan cetakan pinggir.3. Tahap penulangan.4. Tahap pembuatan cetakan atas.5. Tahap pengecoran.6. Tahap pembukaan cetakan.

III.2.a Tahap Persiapan

Pada tahap ini, pekerjaan struktur berupa balok, kolom dan lantai pada level tersebut telah selesai.

Urutan proses pada tahap persiapan yaitu :1. Arsitek PT Pulau Intan mengkonsultasikan perubahan desain tangga darurat

bersama pihak Pensil Desain sebagai perancang desain Hotel Carrcadine Bandung.

Asrial D – 1.04.06.014 III- 7

Laporan KP 1 di Hotel Carrcadine, Bandung

Gambar 3.11 : suasana konsultasi tangga darurat

2. Setelah konsultasi selesai, pihak PT Pulau Intan menggambar gambar kerja untuk tangga darurat.

3. Gambar kerja yang telah digambar diajukan ke konsultan pengawas, dalam hal ini PT Kendali sebagai konsultan pengawas untuk disetujui.

4. Gambar kerja yang telah disetujui oleh konsultan pengawas difotokopi sebanyak 3 rangkap, yaitu untuk konsultan pengawas, untuk kontraktor dan untuk tukang.

5. Kontraktor pelaksana menyerahkan gambar kerja yang telah disetujui pada tukang.6. Tukang melakukan persiapan berupa persiapan tulangan dan persiapan peralatan

untuk memulai membuat cetakan bawah tangga.

Berikut ini gambar kerja tangga darurat :

Gambar 3.12 : denah tangga darurat

Asrial D – 1.04.06.014 III- 8

Laporan KP 1 di Hotel Carrcadine, Bandung

Gambar 3.13 : potongan tangga darurat

Gambar 3.14 : detail tangga darurat

III.2.b Tahap Pembuatan Cetakan Bawah Dan Cetakan Pinggir

Jumlah pekerja : 2 – 3 orang.Peralatan dan bahan yang digunakan :

Multiplek Kayu kaso Gergaji Meteran Palu Paku Scaffolding set

Urutan proses pada tahap pembuatan cetakan yaitu :1. Tukang menyusun scaffolding set sebagai tumpuan kerja pada daerah tumpuan

struktur tangga utama yaitu pada balok lantai bagian atas dan bawah yang telah disediakan stek baja dan pada bagian bordes. Tumpuan scaffolding set biasanya bertumpu pada lantai dasar untuk tangga darurat lantai 1 atau bertumpu pada tangga yang ada dibawahnya untuk tangga darurat yang ada diatasnya.

Asrial D – 1.04.06.014 III- 9

Laporan KP 1 di Hotel Carrcadine, Bandung

Gambar 3.15 : pemasangan scaffolding set pada struktur utama

2. Cetakan dibuat pada daerah tumpuan struktur tangga utama. Cetakan tersebut disangga oleh scaffolding set yang telah dipersiapkan pada proses sebelumnya.

Gambar 3.16 : pengerjaan cetakan pada tumpuanstruktur utama tangga pada bordes dan lantai bagian atas

3. Setelah cetakan pada struktur tangga utama selesai, balok-balok dari kayu kaso dan besi hollow segi empat diletakkan sebagai penghubung.

4. Menutup balok kayu penghubung dan besi hollow segiempat dengan multiplek dan ditopang oleh scaffolding set pada bagian tengah. Tujuan pemasangan scaffolding set pada bagian tengah agar tidak terjadi lendutan saat pengecoran tangga. Gambar 3.7

Gambar 3.17 : penutupan balok kayu dan pemasangan scaffolding set

5. Memasang cetakan pinggir tangga

Asrial D – 1.04.06.014 III-10

Laporan KP 1 di Hotel Carrcadine, Bandung

III.2.c Tahap Penulangan

Pada tahap penulangan ini. Dibagi dalam proses yaitu : Proses pengeboran dan penambahan tulangan Proses perakitan tulangan

a . Proses Pengeboran Dan Penambahan Tulangan

Proses ini disebabkan kesalahan pada proses pengerjaan struktur balok, kolom dan sehingga besi stek yang seharusnya dipersiapkan saat pengecoran struktur tidak tersedia. Akibatnya struktur harus di bor untuk penyambungan tulangan. Stek yang dibor adalah untuk balok bordes pada kolom dan balok pengikat tangga antara kolom dan lantai.

Pengeboran beton dikerjakan oleh sub-kontraktor CV Karya Gemilang Sejahtera.Jumlah pekerja 2 orang ( Tian dan Lukman ).

Peralatan dan bahan yang digunakan : Mesin bor merek Hilti tipe TE 40 Combi Hammer. Gambar 3.8. Dengan spesifikasi

teknis pada lampiran xx

Gambar 3.18 : Bor merek Hilti tipe TE 40 Combi Hammer(sumber : http://www.hilti.com/holcom/page/module/product/prca_productdetail.jsf?

lang=en&nodeId=-16748&rangeProdOid=16245&selProdOid=16244)

Mata Bor diameter 13 mm dan 22 mm. Chemical merek Hilti tipe HIT-RE 500 High performance injection system dengan

mixer extention. Gambar 3.10. Dengan spesifikasi teknis pada lampiran xx.Digunakan sebagai perekat antara tulangan stek dan beton.

Asrial D – 1.04.06.014 III-11

Laporan KP 1 di Hotel Carrcadine, Bandung

Gambar 3.19 : Chemical merek Hilti tipe HIT-RE 500 high performance injection system(sumber : http://www.hilti.com/holcom/page/module/product/

prca_rangedetail.jsf?lang=en&nodeId=-11188)

Dispenser merek Hilti tipe MD 2500. Gambar 3.9Digunakan untuk menyemprotkan chemical ke dalam lubang yang telah di bor.

Gambar 3.20 : Dispenser merek Hilti tipe MD 2500(sumber : http://www.hilti.com/holcom/page/module/product/prca_productdetail.jsf?lang=en&nodeId=-

11552&rangeProdOid=10851&selProdOid=10850)

Blower.Digunakan untuk menghilangkan debu beton sisa pengeboran dalam lubang sebelum lubang diberi chemical dan mengukur kedalaman lubang.

Sikat gigi dengan batang besi.Digunakan untuk menghilangkan partikel besar beton sisa pengeboran dalam lubang sebelum lubang diberi chemical.

Gambar 3.21 : Blower dan sikat gigi dengan batang besi

MistarDigunakan untuk mengukur kedalaman lubang hasil pengeboran dan pengukuran posisi lubang yang akan dibor.

Asrial D – 1.04.06.014 III-12

Laporan KP 1 di Hotel Carrcadine, Bandung

PakuDigunakan sebagai penanda lubang yang akan dibor.

Besi stek diameter 13mm dan 22mm. Palu

Persyaratan usia beton yang bisa di bor adalah minimal beton berusia 14 hari

Penambahan tulangan yang dilakukan adalah untuk tulangan balok bordes dan tulangan balok pinggir pengikat tangga. Konfigurasi tulangan yang akan ditambahkan :

Tulangan balok bordes.Tulangan balok bordes berupa baja ulir ø 22 mm pada 11 titik sesuai konfigurasi dibawah ini :

Gambar 3.22 : stek tulangan balok bordes pada kolom dan konfigurasinya

Tulangan balok pinggir pengikat tanggaTulangan balok bordes berupa baja ulir ø 13 mm pada 6 titik sesuai konfigurasi dibawah ini :

Gambar 3.23 : stek tulangan pinggir pada kolom, lantai dan konfigurasinya

Urutan proses pengeboran dan penambahan tulangan stek yaitu :1. Operator membaca gambar kerja yang diberikan oleh kontraktor pelaksana.2. Persiapan peralatan oleh operator.

Asrial D – 1.04.06.014 III-13

Laporan KP 1 di Hotel Carrcadine, Bandung

Gambar 3.24 : operator mempersiapkan peralatan pengeboran

3. Mengukur dan menandai titik yang akan dilubangi dengan mistar dan paku.4. Mengebor kolom dan pelat lantai sesuai titik dan ukuran tulangan yang akan

dimasukkan dengan bor dan mata bor yang sesuai dengan diameter tulangan stek yang akan ditambahkan.

Kedalaman Pengeboran = 10 X Diameter Mata BorContoh :

Mata bor ø 13 mm = Kedalaman pengeboran 130 mmMata bor ø 22 mm = Kedalaman pengeboran 220 mm

Gambar 3.25 : pengeboran kolom untuk stek tulangan balok bordes

5. Mengukur kedalam lubang hasil bor dengan batang besi yang telah ditandai dengan mistar..

6. Membersihkan lubang hasil pengeboran dangan sikat gigi dan blower.7. Memasang chemical ke dalam dispenser dan disemprotkan dulu di luar untuk

memastikan chemical terpasang dengan benar. Hasil semprotan chemical tersebut nantinya digunakan untuk menambal bagian luar besi stek.

Asrial D – 1.04.06.014 III-14

Laporan KP 1 di Hotel Carrcadine, Bandung

Gambar 3.26 : hasil semprotan chemical sebelum dipakai

8. Memasukkan chemical dengan dispenser ke dalam lubang hasil pengeboran.

Gambar 3.27 : memasukkan chemical ke dalam lubang

9. Memasukkan stek besi ke dalam lubang yang telah diisi chemical dengan cara dipukul dengan palu.

10. Merapikan chemical yang keluar dari lubang atau menambah chemical yang kurang.

Gambar 3.28 : merapikan chemical pada lubang

Waktu pematangan chemical adalah 6 - 8 jam. Setelah 6 - 8 jam, stek tersebut sudah boleh dirangkai dengan tulangan yang lain.

Asrial D – 1.04.06.014 III-15

Laporan KP 1 di Hotel Carrcadine, Bandung

b Proses Perakitan Tulangan

Pada proses ini, tulangan yang sudah dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar kerja dirakit dalam cetakan bawah tangga yang telah disediakan.

Jumlah pekerja : 3 orang.Peralatan dan bahan yang digunakan :

Tulangan yang telah dipersiapkan. Besi bentuk S sebagai penyangga antara 2 layer wiremesh Beton decking sebagai penyangga wiremesh ke cetakan bawah Kawat beton Tang

Ukuran tulangan yang digunakan :Tulangan balok bordes = ø 22mmTulangan balok tangga = ø 13mmTulangan sengkang = ø 8mm

Urutan proses perakitan tulangan yaitu :1. Tulangan yang telah dipersiapkan (dipotong dan dibengkokkan) sesuai gambar

kerja diangkat ke tempat pembuatan tangga dengan bantuan crane.2. Merakit tulangan utama yaitu pada balok bordes dan balok pengikat anak tangga.

Gambar 3.29 : tulangan balok utama

Asrial D – 1.04.06.014 III-16

Laporan KP 1 di Hotel Carrcadine, Bandung

3. Merakit tulangan penyangga tangga bawah (layer 1 wiremesh).

wiremesh layer kedua

wiremesh layer pertama

Gambar 3.30 : layer wiremesh

4. Merakit tulangan sengkang sehingga membentuk layer wiremesh pertama.5. Memasang beton decking sebagai perantara antara cetakan bawah dan layer

wiremesh pertama.

Beton decking

Gambar 3.31 : pemasangan beton decking

Asrial D – 1.04.06.014 III-17

Laporan KP 1 di Hotel Carrcadine, Bandung

6. Merakit tulangan penyangga tangga atas (layer 2 wiremesh). 7. Merakit tulangan sengkang sehingga membentuk layer wiremesh kedua.8. Memasang besi berbentuk S sebagai menyangga layer wiremesh pertama dan

kedua.

Baja S

Gambar 3.32 : baja S sebagai penyangga antara 2 layer wiremesh

9. Mengikat tulangan dengan kawat beton.

balok pengikat anak tangga

Gambar 3.33 : tulangan tangga selesai dirakit

III.2.d Tahap Pembuatan Cetakan Atas

Setelah semua tulangan dirangkai dalam cetakan bawah. Maka dibuat cetakan atas tangga sebagai pembatas anak tangga.

Jumlah pekerja : 3 orang.

Asrial D – 1.04.06.014 III-18

Laporan KP 1 di Hotel Carrcadine, Bandung

Peralatan dan bahan yang digunakan : Multipleks Gergaji Pensil Paku Waterpas Kayu kaso Mistar Palu

Urutan proses pembuatan cetakan atas yaitu :1. Membaca gambar kerja.

Gambar 3.34 : detail potongan tangga

2. Menggambar batas injakan tangga pada pembatas pinggir sesuai gambar kerja.

Gambar 3.35 : garis batas anak tangga pada cetakan samping

3. Memasang multiplek pada balok pembatas anak tangga.4. Memasang balok pembatas anak tangga dengan multiplek pada cetakan pinggir5. Memasang balok pengkaku. Fungsi balok pengkaku adalah sebagai penahan balok

pembatas anak tangga dari deformasi pada saat pengecoran tangga.

Asrial D – 1.04.06.014 III-19

Laporan KP 1 di Hotel Carrcadine, Bandung

balok pembatas anak tangga

balok pengkaku

Gambar 3.36 : cetakan atas

III.2.e Tahap Pengecoran

Setelah pembuatan cetakan atas selesai, pekerjaan dilanjutkan dengan proses pengecoran. Pengecoran tangga menggunakan beton ready mix dengan kualisifikasi beton K-350.

Jumlah pekerja : 3 orang.

Peralatan dan bahan yang digunakan : Bucket. Crane Vibrator

Sebelum pengecoran, terlebih dahulu dilakukan :1. Slump test.

Slump test dilakukan untuk mengetahui komposisi campuran beton. Pada pengecoran tangga ini penurunan permukaan beton yang diperbolehkan adalah 12 ± 2 cm

Gambar 3.37 : slump test

Asrial D – 1.04.06.014 III-20

Laporan KP 1 di Hotel Carrcadine, Bandung

2. Pembuatan sampel pengujian.Setelah beton lulus uji slump test, dianjutkandengan membuat sampel pengujian beton. Ukuran sampel 15x15x15 cm. Sampel ini berguna untuk menguji kekuatan beton. Biasanya dibuat 3 sampel uji untuk usia beton 7 hari, 14 hari dan 28 hari.

Gambar 3.38 : pembuatan sampel pengujian beton

Setelah dilakukan pembuatan sampel pengujian, dilanjutkan dengan pengecoran tangga darurat.

Urutan proses pengecoran yaitu :1. Mengisi beton ready mix kedalam bucket2. Bucket ditarik oleh crane sampai ketinggian tertentu sesuai ketinggian tangga yang

akan dicor.

Gambar 3.39 : bucket ditarik oleh crane

3. Pengecoran pada cetakan tangga yang telah dipersiapkan. Pengecoran dimulai dari bagian bawah dan dilanjutkan ke bagian atas.

4. Memadatkan beton cor dengan vibrator.5. Meratakan beton sesuai batas injakan tangga dan balok pinggir pengikat tangga

Asrial D – 1.04.06.014 III-21

Laporan KP 1 di Hotel Carrcadine, Bandung

Gambar 3.40 : tangga setelah proses pengecoran

III.2.f Tahap Pembukaan Cetakan

Setelah pegecoran, pekerjaan dilanjutkan dengan proses pembukaan cetakan.

Jumlah pekerja : 2 orang.

Peralatan dan bahan yang digunakan : Palu Linggis

Persyaratan usia beton : apabila hanya 1 tangga : minimal 7 hariCatatan :

Apabila dilakukan pengecoran langsung 2 tangga, pembukaan cetakan tidak dilakukan sekaligus karena pertimbangan kekuatan tangga pada bagian bawah yang juga berfungsi sebagai tumpuan tangga diatasnya.

Urutan proses pembukaan cetakan yaitu :1. Membuka balok pengkaku anak tangga.2. Membuka balok penahan anak tangga.3. Membuka cetakan pinggir tangga.

Asrial D – 1.04.06.014 III-22

Laporan KP 1 di Hotel Carrcadine, Bandung

Gambar 3.41 : tangga setelah dibuka cetakan atas adan cetakan pinggir

4. Membuka scaffolding set.

Gambar 3.42 : pembukaan scaffolding set

5. Membuka cetakan bawah tangga.

Gambar 3.43 : tangga darurat

Asrial D – 1.04.06.014 III-23