lembar kerja mahasiswa

10
Pengambilan Sampel Darah Vena Nama subjek : Tira Aisah Puspsari Umur Subjek : 20 tahun Jenis kelamin : Perempuan Hasil Pemeriksaan Pengambilan sampel darah vena yang telah dilakukan kepada orang coba dinyatakan berhasil dan didapatkan darah dengan volume 0,5 cc. Darah yang didapat berwarna merah kehitaman. Kesulitan Kesulitan operator yaitu saat menentukan letak vena yang akan diambil darahnya karena letaknya agak dalam, sehingga pada penusukan pertama darah tidak langsung keluar. Namun pada penusukan yang kedua kali darah berhasil didapat.

Upload: veda-chandrika

Post on 19-Nov-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PK

TRANSCRIPT

Pengambilan Sampel Darah Vena

Nama subjek: Tira Aisah PuspsariUmur Subjek: 20 tahunJenis kelamin: Perempuan

Hasil PemeriksaanPengambilan sampel darah vena yang telah dilakukan kepada orang coba dinyatakan berhasil dan didapatkan darah dengan volume 0,5 cc. Darah yang didapat berwarna merah kehitaman.

Kesulitan Kesulitan operator yaitu saat menentukan letak vena yang akan diambil darahnya karena letaknya agak dalam, sehingga pada penusukan pertama darah tidak langsung keluar. Namun pada penusukan yang kedua kali darah berhasil didapat.

PembahasanPada pengambilan darah vena, umumnya diambil dari vena fosacubiti yang terltetak pada sisi lipatan siku. Vena ini terletak di permukaan kulit, cukup besar, dan tidak dekat dengan saraf sehingga mudah digunakan. Pengambilan sampel darah dibutuhkan untuk pemeriksaan hematologi. Pada praktikum ini digunakan teknik pengambilan darah secara manual, yakni dengan menggunakan alat suntik (syringe). Pengambilan darah vena dilakukan pada pemeriksaan darah lengkap dan jumlah darah yang dibutuhkan lebih dari 0,5 cc.Alat-alat yang diperlukan dalam pengambilan darah ini adalah sarung tangan, masker, syringe, torniquet, kapas yang telah diberi alkohol, dan kapas kering. Langkah pengambilan darahnya yaitu :1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk pengambilan darah.2. Instruksikan orang coba untuk meluruskan tangan, lebih mudah pada tangan yang paling sering digunakan pasien untuk melakukan aktivitasnya.3. Instruksikan pasien mengepalkan tangan.4. Pasang torniquet kira-kira 5-10 cm (3 jari) di atas lipat siku pasien. 5. Lakukan pencarian vena pada daerah sekitar lipatan siku. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena, vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. 6. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil (pada daerah vena) dengan kapas alcohol dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.7. Pastikan syringe dalam keadaan baik/lancar dengan menarik-narik penghisap syrige.8. Tusukan jarum dengan posisi lubang jarum menghadap keatas, dan sudut hampir mendatar9. Perhatikan spuit, jika darah sudah sedikit masuk ke dalamnya berarti daerah vena sudah berhasil tertusuk10. Tarik penghisap spuit perlahan-lahan sampai pada volume darah yang dibutuhkan.11. Lepaskan torniquet menggunakan tangan yang lain, tangan yang satu harus tetap menahan syringe. Instruksikan pasien untuk membuka kepalan tangannya.12. Ambil kapas kering, letakkan pada daerah tusukkan (jangan ditekan), lepaskan perlahan-lahan/tarik perlahan-lahan syringe dari daerah tusukkan sambil kapas ditutup pada daerah tersebut.

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, didapatkan volume darah 0,5 cc dengan warna merah kehitaman. Namun saat pengambilan pertama, darah tidak langsung keluar. Hal ini dikarenakan salah dalam menentukan letak vena dan saat menusuk terlalu datar. Faktor kegemukan juga menentukan susahnya pengambilan darah vena, karena letak vena tertutup jaringan lemak sehingga letaknya lebih dalam. Pada penusukan kedua dilakukan dengan sudut kurang lebih 30-45 dan kemudian berhasil. Setelah dilakukan penusukan dan pengambilan darah terdapat luka bekas tusukan, namun dapat dihentikan dengan memberi penekanan dengan kapas pada bekas luka.Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa keberhasilan untuk mendapatkan sampel darah, bukan hanya dari fisik pasien namun juga teknik dalam pengambilan darah. Teknik yang digunakan harus benar, sesuai dengan prosedur, hati-hati, agar tidak menimbulkan kerugian bagi orang coba maupun diri sendiri.

Pengambilan Sampel Darah Kapiler

Nama subjek: Tira Aisah PuspsariUmur Subjek: 20 tahunJenis kelamin: Perempuan

Hasil PemeriksaanPengambilan sampel darah kapiler yang telah dilakukan kepada orang coba dinyatakan berhasil. Hal ini terlihat saat darah keluar dari kapiler pada ujung jari tangan. Setelah didapat beberapa sampel, kemudian darah dihentikan dengan menekankan kapas pada daerah yang ditusuk.

KesulitanTidak ada kesulitan saat pengambilan sampel darah kapiler.

PembahasanPengambilan darah kapiler dilakukan bila jumlah darah yang dibutuhkan sedikit. Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture yang berarti proses pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit. Biasanya digunakan hanya untuk satu atau dua pemerikasaan saja. Misalnya hanya untuk hemoglobin, hapusan darah, hitung leukosit, kadar glukosa. Tempat penusukan bisa pada ujung jari tangan, cuping telinga, dan untuk bayi biasanya diujung jari kaki atau sisi lateral tumit. Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya gangguan peredaran, seperti vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang, trauma, dsb), kongesti atau sianosis setempat.Alat-alat yang digunakan untuk melakukan pengambilan darah kapiler adalah sarung tangan, lancet steril, kapas alcohol, dan kapas kering. Langkah-langkah pengambilannya yaitu :1. Siapkan alat yang akan digunakan2. Pilih lokasi pengambilan, kemudian bagian kulit yang akan ditusuk harusdidesinfeksi terlebih dahulu dengan kapas alcohol. 3. Kulit setempat ditegangkan dengan memijatnya antaradua jari.4. Lakukan penusukan dengan gerakan yang cepat dengan memakai lancet steril. Tusukan dilakukan dengan arah tegak lurus pada garis sidik jari.5. Tetesan darah yang pertama kali keluar dihapus dengan menggunakan kapas streril dan tetasan beerikutnya baru boleh digunakan untuk pemeriksaan.6. Jika sudah cukup, tutup dan beri penekanan pada bekas luka dengan kapas.

Pada praktikum ini, operator mengambil darah kapiler pada ujung jari tengah tangan sebelah kiri dan darah yang keluarpun lancar. Tusukan pada pengambilan darah kapiler biasanya lebih menimbulkan rasa nyeri daripada pengambilan darah vena. Hal ini disebabkan karena lokasi penusukan dekat tulang dan banyak terdapat serabut saraf. Tidak terdapat kesulitan yang dialami karena operator sudah melakukan sesuai dengan prosedurnya. Setelah pengambilan darah juga tidak terjadi komplikasi seperti peradangan, oedem pada area penusukan.

Pengambilan Sampel Urin

Nama subjek: Veda ChandrikaUmur Subjek: 20 tahunJenis kelamin: Perempuan

Hasil PemeriksaanPada pengambilan sampel urin berhasil didapatkan urin berwarna kuning muda dengan bau yang normal (tidak keras), dan konsistensi yang encer (normal).

KesulitanKesulitan pengambilan sampel urin yakni saat menentukan urin pancaran tengah.

PembahasanTujuan dari pemeriksaan sampel urin adalah untuk mengetahui adanya kelainan urin secara langsung. Urin akan diambil sebagai spesimen atau sampel laboratorium. Urin adalah cairan sisa yang diekskresikanolehginjalyang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui prosesurinasi. Beberapa kasus yang memerlukan sampel urin adalah diabetes, proteinuria, dan adanya gangguan ginjal. Sehingga pemeriksaan utin juga bertujuan untuk membantu penegakan dini diagnosa awal. Pada praktikum ini, urin yang dijadikan spesimen yaitu urin sewaktu. Urin sewaktu / random adalah urinn yang dikeluarkan setiap saat dan tidak ditentukan secara khusus. Spesimen urin yang ideal adalah urin pancaran tengah (midstream), dimana aliran pertama urin dibuang dan aliran urin selanjutnya ditampung dalam wadah yang telah disediakan. Pengumpulan urin selesai sebelum aliran urin habis. Aliran pertama urin berfungsi untuk menyiram sel-sel dan mikroba dari luar uretra agar tidak mencemari spesimen urin.Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat. Pada praktikum pengambilan sampel urin ini, didapatkan urin pancaran tengah dengan warna kuning muda dan bau urine normal (tidak keras). Bau urin normal disebabkan oleh asam organik yang mudah menguap.