lembar kegiatan siswaabin)

76
 LEMBAR KEGIATAN SISWA (01) 1. Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indnes!a ". #$d$l : Sa%&$tan ata$ Kht&ah '. KelasSe%ester : I 1 *. Wa+t$ : , *- %en!t -. K%etes! /asar : 1.1 Mene%$+an ++++ !s! sa%&$tan +ht&ah an2 d! den2ar. 3. Pet$ nj$+ Bela jar (Pe t$nj $+ S!s 4a) Mendengarkan sambutan atau khotbah. Menuliskan pokok-pokok isi sambutan tersebut ke d alam beberapa kalimat. Menyampaikan (secara lisan) ringkasan sambutan atau khotbah. Menanggapi ringkasan isi sambutan atau khotbah. 5. In6 r%as ! Pe nd$+$n2 Sambut an mer upa kan ucapan pene rimaan atau pemberi an kesan- kes an ata s suatu masalah atau hal dalam suatu pertemuan. Jadi, sambutan itu mirip dengan pidato di depan khalayak atau banyak orang. Unsur-unsur dalam sambutan sebagai berikut. 1. Pembukaan Pada bagian ini disampaikan sapaan kepada pendengar, salam pembuka, dan ungkapan syukur kepada uhan. !. "s i sambu ta n #agian ini mengutarakan inti atau pokok permasalahan. $. %esimpulan, harapan, at au amanat d an pesan. &. Penutup '. Sa la m pe nutup Pokok-pokok yang dianggap penting merupakan inti pembicaraan atau pokok pikiran yang terdapat dalam sambutan. Untuk itu kamu perlu mengetahui cara mencatat pokok-  pokok isi sambutan sebagai berikut 1. Mendeng arkan atau merek am selur uh isi pembi caraan dengan cermat dari aal hingga akhir sambutan*khotbah. !. Mencat at na ma a car a ya ng ber langsung. $. Mencat at ide nti tas pe mbi cara dengan benar. &. Mencat at pokok- pokok is i samb utan pada se tiap par agra+ y ang disampaikan pembicara . '. Mencat at pokok- pokok isi sambut an dalam kal imat y ang mudah dipa hami, ri ngkas, d an lengkap. a. Pr os es mende ngarkan Proses menuu keberhasi lan mendengarkan tataran langsung atau pembac aan teks siaran radio, teleisi, in+ormasi dan media elektronik melalui langkah 1). Menden garkan siara n sampai el as !). #erkon sentr asi kepa da mat eri si aran $). Menang kap mat eri si aran se cara sa dar &). Meny esuaika n diri deng an ide-i de pokok si aran '). Membe rikan reaksi atas ide-i de pokok si aran  b. /aktor kee+ekti+an mendengarkan /aktor yang mempengaruhi kee+ekti+an mendengarkan adalah 1). /isi k komunikat or dan komunikan misa lnya keseha tan, organ ata u alat bicara, dan alat dengar kedua belah pihak. !). Psiki s kedua belah pihak misalny a keegoisan, pras angka, kebosa nan, kepici kan dan sebagainya. $). Pengal aman kedua belah piha k terhadap isi si aran in+or masi.

Upload: rizqy

Post on 05-Oct-2015

297 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ana

TRANSCRIPT

LEMBAR KEGIATAN SISWA

LEMBAR KEGIATAN SISWA

(01)

1.Mata Pelajaran:Bahasa dan Sastra Indonesia

2.Judul:Sambutan atau Khotbah

3.Kelas/Semester:XI / 1

4.Waktu: x 45 menit

5.Kompetesi Dasar:1.1Menemukan pokok-pokok isi sambutan khotbah yang di dengar.

6. Petunjuk Belajar (Petunjuk Siswa)

Mendengarkan sambutan atau khotbah.

Menuliskan pokok-pokok isi sambutan tersebut ke dalam beberapa kalimat.

Menyampaikan (secara lisan) ringkasan sambutan atau khotbah.

Menanggapi ringkasan isi sambutan atau khotbah.

7. Informasi Pendukung

Sambutan merupakan ucapan penerimaan atau pemberian kesan-kesan atas suatu masalah atau hal dalam suatu pertemuan. Jadi, sambutan itu mirip dengan pidato di depan khalayak atau banyak orang.

Unsur-unsur dalam sambutan sebagai berikut.

1. Pembukaan

Pada bagian ini disampaikan sapaan kepada pendengar, salam pembuka, dan ungkapan syukur kepada Tuhan.

2. Isi sambutan

Bagian ini mengutarakan inti atau pokok permasalahan.

3. Kesimpulan, harapan, atau amanat dan pesan.

4. Penutup

5. Salam penutup

Pokok-pokok yang dianggap penting merupakan inti pembicaraan atau pokok pikiran yang terdapat dalam sambutan. Untuk itu kamu perlu mengetahui cara mencatat pokok-pokok isi sambutan sebagai berikut ;

1. Mendengarkan atau merekam seluruh isi pembicaraan dengan cermat dari awal hingga akhir sambutan/khotbah.

2. Mencatat nama acara yang berlangsung.

3. Mencatat identitas pembicara dengan benar.

4. Mencatat pokok-pokok isi sambutan pada setiap paragraf yang disampaikan pembicara.

5. Mencatat pokok-pokok isi sambutan dalam kalimat yang mudah dipahami, ringkas, dan lengkap.

a. Proses mendengarkan

Proses menuju keberhasilan mendengarkan tataran langsung atau pembacaan teks siaran radio, televisi, informasi dan media elektronik melalui langkah :

1). Mendengarkan siaran sampai jelas

2). Berkonsentrasi kepada materi siaran

3). Menangkap materi siaran secara sadar

4). Menyesuaikan diri dengan ide-ide pokok siaran

5). Memberikan reaksi atas ide-ide pokok siaran

b. Faktor keefektifan mendengarkan

Faktor yang mempengaruhi keefektifan mendengarkan adalah :

1). Fisik komunikator dan komunikan misalnya: kesehatan, organ atau alat bicara, dan alat dengar kedua belah pihak.

2). Psikis kedua belah pihak misalnya: keegoisan, prasangka, kebosanan, kepicikan dan sebagainya.

3). Pengalaman kedua belah pihak terhadap isi siaran informasi.

4). Bahan pembicaraan dalam siaran informasi

5). Situasi saat berlangsungnya siaran informasi misal: ventilasi, suhu, kegaduhan, sinar, waktu, dan dekorasi.

6). Kesibukan, pikiran, minat, pengalaman, asosiasi dan perasaan pendengar.

c. Prinsip-prinsip mendengarkan

1). Bersikap untuk mendengarkan dengan pikiran terbuka, baik fisik maupun psikis, artinya sikap untuk memulai mendengarkan tanpa beban apa pun dalam pikiran dan tubuh pendengar. Di samping itu, pendengar bisa memilih tempat dengan tepat, bisa menyesuaikan diri, menyingkirkan hal dan sikap-sikap negatif lainnya.

2). Memahami ide siaran atau tuturan langsung, baik ide sentral, penunjang, struktur, ide, dan kesimpulannya.

3). Menilai ide dan fakta dalam siaran atau tataran langsung dan generalisasinya.

4). Memotivasi diri untuk mencatat dan membuat laporan berupa ikhtisar isi siaran atau tataran langsung secara lengkap dan benar. Jika paerlu membandingkan hasil tangkapan ikhtisar diri sendiri dengan orang lain.

5). Memberikan sambutan atas ide siaran atau tuturan langsung dibuktikan dengan berhasil membuat catatan terhadap ide yang dimaksud.

6). Mencari hal-hal yang menarik, baru, tepat, dan berguna dari isi siaran atau tuturan langsung sesuai dengan urutan materi.

7). Menangkap teknik penguraian dari siaran atau tuturan langsung yang meliputi ilustrasi, logika, bukti kata-kata terpilih, tata bahasa, dan kesan mendalam pada isinya.

8). Berlatih mendengarkan berbagai jenis isi siaran atau tuturan langsung untuk memperluas pandangan dan pengetahuan pendengaran.

Dalam menyampaikan ringkasan sambutan secara lisan tidak jauh berbeda dengan persiapan pada saat kamu akan berpidato. Dari segi materi sudah dipersiapkan dengan cara membuat ringkasan yang berisi pokok-pokok isi sambutan. Dari segi penampilan kamu perlu memperhatikan hal-hal berikut:

1. Usahakan tampil di depan pendengar dengan tenang dan menyakinkan.

2. Gunakan lafal, informasi, jeda, dan tempo dengan tepat.

3. Ekspresikan wajah yang meliputi gerak mimik dan gerak anggota badan disesuaikan dengan isi sambutan.

8. Tugas

Tes tertulis : Kemampuan siswa mencatat pokok-pokok isi sambutan atau khotbah yang didengar.

Guru memperdengarkan satu khotbah/sambutan, siswa diminta menuliskan pokok-pokok isi khotbah/sambutan ke dalam beberapa kalimat.

Simaklah sambutan di bawah ini dengan seksama!

Assalamualaikum Wr.Wb.

Bapak Arifin, Camat Karangwaru, Bapak Wijaya, Kepala Desa Makmur Jaya, Pengurus RW, Pengurus RT, Tokoh Masyarakat, serta hadirin yang saya hormati.

Pertama-tama marilah kita mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah karena hanya dengan limpahan rahmat dan perkenan-Nya kita dapat berkumpul dan bersilahturahmi dalam keadaan sehat tidak kurang suatu apa pun.

Bapak dan Ibu yang saya hormati,

Permasalahan air yang kita hadapi bersama di lingkungan kita, telah mendorong Pengurus Karang Taruna mengadakan Gerakan Sosial Peduli Air dan Sanitasi Lingkungan Menuju Lingkungan Sehat dan Sejahtera. Kegiatan ini sekaligus untuk memperingati hari Air Sedunia di lingkungan kita. Oleh karena itu, Pengurus Karang Taruna mengucapkan terima kasih kepada Perangkat Desa dan Pengusaha Industri Rumah Tangga yang telah mendukung dan memberi semangat sehingga terwujud kegiatan ini. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan kesadaran dan kepedulian kita bersama terhadap air sebagi upaya bersama untuk memanfaatkan, meningkatkan kualitas, mengelola, dan melestarikan Sumber Daya Air (SDA) secara berkelanjutan.

Bapak dan Ibu yang saya hormati,

Seperti kita ketahui bahwa air memiliki banyak manfaat dalam kehidupan kita. Air diperlukan untuk minum dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga, memproduksi bahan pangan, mencuci, menghasilkan energi, sebagai media transportasi, proses-proses industri, dan untuk menjamin keberlanjutan ekosistem Bumi. Ternyata, sumber kehidupan ini persediaannya terbatas, dan semakin hari semakin terpolusi oleh kegiatan manusia sendiri. Sekalipun air merupakan sumber daya yang terbatas, konsumsi air telah meningkat dua kali lipat dalam 50 tahun terakhir, dan kita gagal mencegah terjadinya penurunan mutu air. Faktor lain adalah pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) yang dilakukan sendiri oleh masyarakat sudah tidak dapat mengatasi permasalahan kualitas air beserta sanitasinya secara efektif. Pengalaman menunjukkan bahwa pengelolaan SDA yang berkelanjutan tidak dapat diselesaikan sendiri. Oleh karena itu, perlu dilibatkan banyak pihak luar instansi pemerintah, termasuk peran serta masyarakat. Latar belakang permasalahan ini yang mendorong Karang Taruna dan kita bersama menumbuhkan kesadaran akan pentingnya air sebagai sumber kehidupan, baik masa kini maupun masa datang. Pernyataan air keperluan setiap orang yang telah mendunia menjadi pedoman untuk menyelenggarakan peringatan hari Air Sedunia.

Hadirin yang saya hormati,

Berkat dukungan dana swadaya masyarakat dan bantuan para pengusaha industri rumah tangga, kita telah mampu memberikan penyuluhan tentang Cara Pengelolaan Sumber Daya Air dan Limbah Rumah Tangga dan Industri kepada masyarakat di Kantor Balai Desa selama dua hari. Setelah itu, diadakan praktik lapangan yang dilakukan masyarakat atas bimbingan petugas Kantor AMDAL. Selain itu, masyarakat secara gotong royong membuat sarana dan prasarana pengolahan limbah rumah tangga sederhana, percontohan jamban sederhana ramah lingkungan, serta membersihkan got dan saluran air. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan kualitas sanitasi lingkungan untuk mencegah penyakit massal yang menakutkan, yaitu demam berdarah dan diare.

Para hadirin yang berbahagia,

Demikian yang dapat saya sampaikan sekaligus saya laporkan hasil kegiatan peringatan hari Air Sedunia yang kita laksanakan bersama beberapa waktu yang lalu. Paling akhir saya mewakili rekan-rekan panitia mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak, baik perorangan maupun lembaga, yang dengan tangan terbuka dan kerelaan yang tulus membantu panitia, baik material maupun moril sehingga kegiatan ini sukses. Mudah-mudahan semua uluran tangan dari berbagai pihak mendapat imbalan sepantasnya dari Tuhan Yang Maha Esa.

Sekian dan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Sumber ide: Peringatan Hari Air Sedunia Ke-13 Tahun 2005 (Water for Life) hppt://www.pu.go.id/Publik/pengumuman/air2005/panitia.htm

Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan bacaan di atas!

3. Tulislah pokok-pokok isi sambutan yang diperdengarkan oleh gurumu tadi!

4. Buatlah ringkasan pokok-pokok isi sambutan tersebut ke dalam beberapa kalimat!

5. Sampaikanlah secara lisan ringkasan tadi dihadapan teman-temanmu!

1. Berapa jumlah pokok-pokok pikiran (kata kunci) yang telah Anda catat selama mendengarkan pembacaan sambutan tadi?

2. Ubahlah kata-kata kunci dalam catatan Anda tersebut menjadi beberapa kalimat yang mudah dipahami!

Kriteria Penilaian

NoKriteria PenilaianSkorBobot

1.Kesesuaian isi (apakah isi khotbah/sambutan yang ditulis sama dengan yang didengarkan).

a. Sesuai

b. Agak sesuai

c. Tidak sesuai10

6

44

2.Kelengkapan isi (apakah isi khotbah/sambutan yang ditulis memuat semua pokok isi khotbah/sambutan yang didengar).

a. Lengkap

b. Agak lengkap

c. Tidak lengkap10

6

44

3.Keruntutan bahasa (apakah khotbah/sambutan disusun dengan bahasa yang runtut).

a. Runtut

b. Agak runtut

c. Tidak runtut10

6

44

Tabel Penilaian

Aspek yang dinilaiNilai

1. Kesesuaian isi402416

2. Kelengkapan isi402416

3. Keruntutan isi20128

Jumlah1006040

LEMBAR KEGIATAN SISWA

(02)

1.Mata Pelajaran:Bahasa dan Sastra Indonesia

2.Judul:Merangkum Wawancara

3.Kelas/Semester:XI / 1

4.Waktu: x 45 menit

5.Kompetesi Dasar:1.2Merangkum isi pembicaraan dalam wawancara.

6. Petunjuk Belajar (Petunjuk Siswa)

Mendengarkan wawancara melalui radio/televisi.

Merangkum seluruh isi pembicaraan dalam beberapa kalimat.

Menyampaikan (secara lisan) isi rangkuman kepada orang lain.

Menaggapi (secara lisan) isi rangkuman wawancara.

7. Informasi Pendukung

Merangkum Isi Pembicaraan dalam Wawancara

Wawancara adalah salah satu cara untuk memperoleh informasi mengenai sesuatu dari narasumber secara interaktif. Dalam pelaksanaannya wawancara mempunyai beberapa tujuan yaitu untuk memperoleh informasi, memperoleh konfirmasi berita yang berkembang, memperoleh opini, dan memperoleh bahan cerita mengenai human interest, bahan biografi, atau memperoleh pengalaman pengetahuan orang lain.

Sebelum berwawancara perlu mengetahui langkah-langkah wawancara, agar kegiatan wawancara dapat berjalan seperti yang diharapkan.

Langkah-langkah wawancara adalah sebagai berikut:

1. Menemukan topik.

2. Menemukan pokok-pokok yang akan ditanyakan dalam wawancara.

3. Memilih narasumber/instansi

4. Menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan topik wawancara dan mengevaluasi pertanyaan-pertanyaan yang tidak perlu.

5. Melakukan wawancara dengan sopan santun.

6. Memperhatikan dengan seksama penjelasan dari narasumber.

7. Mencatat hasil wawancara.

Agar informasi yang diperoleh lengkap terlebih dahulu kita harus mengetahui cara-cara membuat daftar pertanyaan sebagai berikut.

1. Pertanyaan yang akan didaftar harus sesuai dengan topik yang telah disepakati dengan narasumber.

2. Isinya tidak menyinggung narasumber.

3. Isi pertanyaan merupakan jawaban atau rincian lebih lanjut dari topik wawancara.

4. Rumusan dalam kalimat jelas dan pendek.

5. Urutan pertanyaan dari sederhana sampai kompleks atau dari umum sampai khusus.

Wawancara memiliki tujuh jenis, yaitu sebagai berikut.

1. Wawancara bebas, yaitu wawancara yang susunan pertanyaannya tidak ditentukan lebih dahulu dan pembicaraannya bergantung kepada suasana wawancara.

2. Wawancara terpimpin, yaitu wawancara dengan memakai pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya.

3. Wawancara individual, yaitu wawancara yang dilakukan seseorang (pewawancara) dengan responden tunggal atau wawancara secara perseorangan.

4. Wawancara kelompok, yaitu wawancara yang dilakukan terhadap sekelompok orang dalam waktu bersamaan.

5. Wawancara konferensi, yaitu wawancara antara seorang pewawancara dan sejumlah responden atau pewawancara antara sejumlah pewawancara dan seorang responden.

6. Wawancara terbuka, yaitu wawancara yang berdasarkan pertanyaan yang tidak terbatas (tidak terikat) jawabannya.

7. Wawancara tertutup, yaitu wawancara berdasarkan pertanyaan yang terbatas jawabannya.

Perhatikan sopan santun bertutur kata dan tata cara ketika akan melakukan wawancara berikut ini.

1. Buatlah janji dengan narasumber. Janji dapat dilakukan dengan langsung menemui narasumber atau melalui telepon.

2. Datanglah tepat pada waktu sesuai janji yang sudah disepakati. Janganlah datang terlambat.

3. Kenalkan dan jelaskan identitas diri Anda. Perhatikan kata sapaan yang tepat (bapak, ibu, saudara, Anda).

4. Terangkan maksud wawancara yang akan Anda lakukan secara ringkas.

5. Ucapkan salam dan mulailah dengan pertanyaan yang ringan-ringan dahulu.

6. Bersikaplah hormat pada narasumber. Berikan kesan bahwa informasi yang disampaikan narasumber itu penting. Jangan berlagak menggurui.

7. Perhatikan kapan Anda harus menjadi pendengar dan kapan Anda harus memotong pembicaraan.

8. Jangan suka menyela pembicaraan sebab dapat mengganggu konsentrasi narasumber.

9. Hindari pertanyaan yang jawabannya ya atau tidak.

10. Gunakan pertanyaan yang membutuhkan jawaban dengan uraian. Uraian-uraian dari narasumber ini menjadi sumber potensi informasi.

11. Hindari pertanyaan yang menjurus ke masalah pribadi atau rahasia narasumber.

12. Sebaiknya sambil merekam disertai juga catatan tertulis secara singkat tentang pokok pembicaraan atau jawaban narasumber. Hal ini penting untuk menghindari kalau-kalau hasil rekamannya jelek.

13. Setelah selesai wawancara, ucapkan terima kasih dan minta maaf apabila ada tutur kata atau sikap yang kurang berkenan di hati narasumber. Kemudian Anda baru berpamitan.

Ingat, Anda harus yakin dan percaya diri. Faktor kesiapan dan kematangan saat berwawancara ini akan mengikis perasaan gagap, gugup, dan grogi.

Pewawancara:Pak, saya kemarin berkunjung ke Pantai Ancol dan Pantai Dadap. Di kedua pantai tersebut saya menemui banyak ikan yang mati. Ikan-ikan itu ada yang mengapung dan ada juga yang terdampar di pantai. Sebenarnya apakah yang sedang terjadi?

Narasumber:Memang baru-baru ini dijumpai ikan-ikan mati di Teluk Jakarta. Menurut penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan (PKSPL) Institut Pertanian Bogor, Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta, Pusat Penelitian Oseanografi (P2O), Lembaga Pengetahuan Indonesia (LIPI) penyebab matinya ikan-ikan itu adalah meledaknya populasi fitoplankton beracun. Fitoplankton tersebut oleh para nelayan dinamai oyang-oyang dan dalam ilmu pengetahuan menamainya pasang merah atau red tide.

Pewawancara:Mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi, Pak?

Narasumber:Ledakan populasi fitoplankton dapat terjadi karena laut sudah sangat tercemar oleh limbah. Pencemaran laut, membuat fitoplankton berkembang biak melebihi batas normal. Makhluk berukuran seni ini dapat membunuh ikan-ikan karena aktivitasnya.

Pewawancara:Mengapa bisa begitu, Pak?

Narasumber:Pada malam hari fitoplankton menyerap oksigen dari perairan. Jika hanya satu samapi dua, memang tidak bermasalah. Yang terjadi justru jumlahnya luar biasa banyak. Salah seorang nelayan Muara Angke pernah melihat perairan Teluk Jakarta berubah memerah dan arinya menjadi hangat. Peristiwa tersebut terjadi pada malam sebelum ia menemukan ikan-ikan mati. Menurut penelitian, perubahan tersebut disebabkan oleh fitoplankton-fitoplankton itu mengisap oksigen dan membuat biota laut lainnya tidak kebagian. Padahal agar ikan-ikan dapat hidup mereka memerlukan minimal dua miliar oksigen per liter air. Selain itu fitoplankton-fitoplankton tersebut juga menebarkan racunnya ke perairan yang membuat penyumbatan pada ingsan ikan. Jika hal tersebut terjadi ikan-ikan tidak dapat bernapas.

Pewawancara :Wah, sungguh-sungguh sangat mengerikan, ya. Di mana sajakah peristiwa tersebut pernah terjadi, Pak?

Narasumber:Peristiwa yang sering disebut peristiwa pasang merah tersebut pernah terjadi di Hongkong pada tahun 1988. Pada peristiwa itu 1.500 ton ikan mati dan terbuang dengan membawa kerugian tidak kurang dari US$10,3 juta. Peristiwa tersebut juga terjadi di Teluk Panama, Florida, Amareika Serikat, dan Cina. Malah peristiwa pasang merah yang terjadi di Cina tercatat sebagai peristiwa pasang merah terbesar yang pernah terjadi selama bertahun-tahun.

Pewawancara:Jika tidak salah, pesatnya pertumbuhan fitoplankton tersebut disebabkan oleh adanya pencemaran lingkungan. Bukankah begitu, Pak?

Narasumber:Benar. Akibat berlimpahnya bahan kimia seperti nitrogen dan fosfat ditambah dengan kondisi suhu air dan sinar matahari membuat fitoplankton tumbuh dengan pesat. Itu yang terjadi di Teluk Jakarta. Pada saat ini perairan Teluk Jakarta telah tercemar oleh logam berat, bahan kimia, dan limbah beracun lainnya. Limbah-limbah tersebut berasal dari tiga belas sungai yang bermuara di Teluk Jakarta tersebut.

Pewawancara:Apakah yang dilakukan agar limbah-limbah beracun tersebut tidak mencemari laut, Pak?

Narasumber:Sebenarnya berbagai upaya telah dilakukan, misalnya pemerintah telah membuat peraturan yang ditujukan kepada pabrik-pabrikagar tidak membuang limbahnya di sungai. Selain itu, ada juga tokoh-tokoh yang peduli pada lingkungan menyarankan agar dilakukan pengolahan air sungai sebelum masuk ke laut.

Pewawancara:Sebenarnya pemerintah juga tidak tinggal diam. Kita sebagai anggota masyarakat juga hendaknya ikut menjaga jangan sampai pencemaran laut kian bertambah, ya Pak?

Sumber: Tempo, Mei 2004

Sekarang kerjakan kegiatan-kegiatan di bawah ini!

1. Pilihlah dua orang di antara siswa-siswa di kelas Anda. Dua orang siswa tersebut akan memerankan pewawancara dan narasumber dari teks wawancara di bawah ini!

2. Dengarkan gelar wawancara yang akan dilakukan oleh dua orang teman Anda tersebut!

3. Sambil mendengarkan hendaknya Anda mencatat atau menentukan hal-hal penting dari pembicaraan tersebut!

4. Rangkumlah seluruh hal-hal penting yang telah Anda tentukan menjadi sebuah kesimpulan isi wawancara!

Penilaian

NoKriteria PenilaianSkorBobot

1.Kesesuaian isi (apakah isi rangkuman yang ditulis sama dengan yang didengarkan).

a. Sesuai

b. Agak sesuai

c. Tidak sesuai10

6

44

2.Kelengkapan isi (apakah isi memuat semua isi pokok pembicaraan wawancara).

a. Lengkap

b. Agak lengkap

c. Tidak lengkap10

6

44

3.Keruntutan bahasa (apakah penyusunan rangkuman disusun dengan yang runtut).

a. Runtut

b. Agak runtut

c. Tidak runtut10

6

42

Tabel Penilaian

Aspek yang dinilaiNilai

1. Kesesuaian isi402416

2. Kelengkapan isi402416

3. Keruntutan isi20128

Jumlah1006040

LEMBAR KEGIATAN SISWA

(03)

1.Mata Pelajaran:Bahasa dan Sastra Indonesia

2.Judul:Pokok Pokok Artikel

3.Kelas/Semester:XI / 1

4.Waktu: x 45 menit

5.Kompetesi Dasar:2.1Menjelaskan secara lisan uraian topik tertentu dari hasil membaca (artikel atau buku).

6. Petunjuk Belajar (Petunjuk Siswa)

Membaca artikel/buku

Mendata pokok-pokok isi artikel/buku yang diperoleh dari hasil membaca.

Menyampaikan (secara lisan) isi artikel dengan memperhatikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Mengemukan hal-hal yang menarik dalam artikel/buku yang telah dibacanya dengan memberikan alasan.

7. Informasi

Menjelaskan Uraian Topik Tertentu dari Hasil Membaca Artikel atau Buku.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, artikel diartikan sebagai karya tulis lengkap dalam majalah, surat kabar, dan lain-lain. Artikel merupakan tulisan yang ada di koran atau majalah yang berisi ulasan mengenai peristiwa yang sedang terjadi. Jadi, kalau berita adalah tulisan atau liputan ihwal peristiwanya, sedangkan artikel adalah pembahasan atau ulasan yang menyikapi peristiwa yang sedang berlangsung. Di samping itu, artikel dapat berupa opini atau pendapat pembaca, artikel kesehatan, artikel keluarga, artikel pariwisata, dan sebagainya.

Sifat-sifat dari artikel adalah faktual (nyata dari peristiwa yang terjadi), tidak terikat pada bentuk, dapat berupa narasi, eksposisi, deskripsi atau gabungan dari ketiganya. Selain itu, artikel sangat pribadi sifatnya karena penulis artikel tersebut dapat memberikan kesimpulan terhadap apa yang ditulisnya.

Berdasarkan bentuk dan isinya, artikel dibagi menjadi empat jenis, yaitu:

1. Artikel Eksposisi

Yang dapat dikategorikan dalam artikel ini adalah esai, kolom, opini. Esai ialah karangan yang membahas suatu masalah yang bersal dari sudut pandang pribadi pengarangnya. Kolom yaitu tempat atau ruang yang disediakan oleh media cetak untuk membahas mengenai sesuatu hal, misalnya kolom keluarga, kolom kesehatan, dan sebagainya. Opini merupakan pendapat dari pembaca yang menyikapi ihwal sesuatu hal atau peristiwa.

2. Humor atau Satire

Humor atau Satire adalah tulisan yang isinya menyindir seseorang atau suatu keadaan dengan memakai bentuk cerita yang lucu yang kadang-kadang sangat jauh dari keadaan sebenarnya.

3. Artikel Informatif

Artikel informatif adalah tulisan perihal informasi atau petunjuk sesuatu hal, resep makanan, artikel pariwisata, dan sebagainya.

4. Jurnalisme Baru

Jurnalisme baru adalah berita yang ditulis ke dalam bentuk novel atau cerpen. Oleh karena itu, syarat prosa fiksi harus terpenuhi, yaitu harus ada alur, tokoh, konflik, sudut pandang, tema, amanat, dan latar. Cerita tersebut berisi tentang kenyataan yang sebenarnya berupa daerah yang dilanda bencana, atau konflik, atau peperangan, atau peristiwa kejahatan yang bersifat regional maupun nasional.

Bacalah artikel di bawah ini. Catatlah gagasan pokok artikel berjudul Pentingnya Kawasan Ekosistem Leuser!

Pentingnya Kawasan Ekosistem Leuser

Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) yang berada di Sumatra bagian utara merupakan salah satu kawasan hutan hujan tropis terkaya di dunia. Kawasan seluas du juta setengah kehtar ini terbentang mulai pantai Samudra India hingga mencapai Selat Malaka. Wilayah ini terdiri atas kawasan hutan daratan rendah yang megah, taman alpin, rawa-rawa, air tawar, lembah yang menakjubkan, serta beberapa gunung berapi.

Sebagai tindak lanjut dari Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup dan Pembangunan di Rio de Janeiro, Indonesia pun telah menandatangani Agenda 21 pada tahun 1992, Kawasan Ekosistem Leuser diidentifikasikan sebagai salah satu kawasan yang mengandug keanekaragaman hayati terpenting di dunia sehingga memerlukan perlindungan yang sungguh-sungguh. Kemudian, komitmen Pemerintah Indonesia untuk melestarikan kawasan ini terwujud dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 33/1998 yang pertama kalinya menetapkan luas Kawasan Ekosistem Leuser dan menentapkan cara pengelolaannya.

Selain keanekaragaman hayati yang unik dan bernilai tinggi kawasan ini juga berperan sebagai sistem penyangga kehidupan demi tercapainya pembangunan yang berkelanjutan bagi lebih dari empat juta orang yang bermukim di kawasan sekitarnya. Fungsi ini disebut juga dengan jasa-jasa ekologi yang menurut pengkajian belum lama ini bernilai lebih dari Rp. 1,9 triliun per tahun (Beukering and Caesar, 2000).

Jasa-jasa ekologi yang terdapat di Kawasan Ekosistem Leuser mencakup penyediaan air bersih, pengendalian erosi dan banjir, plasmanutfah, pengaturaan iklim lokal, penyerapan karbon, perikanan air tawar, serta keindahan alam (mendukung industri pariwisata). Jasa-jasa ini hanya dapat tersedia jika Kawasan Ekosistem Leuser dijaga dan dipelihara fungsinya sebagai suatu kesatuan interaksi yang utuh.

Beberapa jalan baru sedang diusulkan di wilayah Aceh dan beberapa di antaranya akan membelah Kawasan Ekosistem Leuser. Pembangunan jalan-jalan yang melintas Kawasan Ekosistem Leuser pada akhirnya akan menghasilkan dampak negatif terhadap pembangunan yang berkelanjutan di kawasan sekitarnya. Pengalaman di Indonesia dan hampir semua negara tropis telah membuktikan bahwa pembangunan jalan melintas areal tropis telah membuktikan bahwa pembangunan jalan melintas areal hutan menimbulkan beberapa dampak negatif, seperti berikut.

1. Terjadi peningkatan penebangan liar secara drastis (memberikan persetujuan atas rencana pembangunan jalan baru melintas kawasan hutan konservasi akan secara tidak langsung memfasilitasi kegiatan penerbangan liar).

2. Perburuan liar dan perdagangan satwa liar dan tanaman komersil secara gelap akan meningkat.

3. Terjadinya permukiman liar dan perambatan hutan beberapa kilometer pada kedua sisi jalan baru tersebut.

4. Hilangnya lapisan tanah bagian atas secara cepat (hal ini khususnya mudah terlihat di Kawasan Ekosistem Leuser yang lebih dari 95% arealnya didominasi oleh lereng yang curam).

5. Kawasan hilir mengalami banjir air bah yang datang tiba-tiba pada musim hujan, dan menderita kekurangan air pada musim kemarau.

Walaupun semua masalah tersebut dapat diatasi, kepunahan flora dan fauna lokal masih akan terjadi. Kepunahan ini terjadi karena jalan raya merupakan rintangan yang tidak dapat dilewati oleh sebagian besar spesies satwa liar. Hutan yang asli terbagi menjadi beberapa bagian kecil (proses ini biasanya disebut fragmentasi) dengan akibat berkurangnya keanekaragaman hayati secara alami.

Langkah yang terbaik ialah tidak membangun jalan baru di Kawasan Ekosistem Leuser. Beberapa jalan yang telah diusulkan di Kawasan Ekosistem Leuser dapat diubah jalurnya. Pada kasus tertentu, hampir tidak ada penambahan biaya sama sekali. Apabila usulan pembangunan jalan tersebut bertujuan untuk mengurangi keterpencilan masyarakat, sebagai alternatif landasan terbang kecil seperti yang terdapat di Papua dan Kalimantan dapat dibangun tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Bagi jalan-jalan yang sudah ada (seperti Kutacane-Blangkejeren daan Blangkejeren-Peurelak), perlu diambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak jalan tersebut terhadap kawasan hutan di sekitarnya. Solusi yang dapat diambil antara lain membangunan terowong dan jembatan untuk mengurangi gangguan terhadap lintasan satwa liar. Membangun jalur kereta api sebagai alternatif pembangunan jalan mungkin merupakan solusi yang biayanya lebih besar, tetapi lebih baik. Jalur kereta api, selain dapat mencegah arus masuk yang tidak terkendali, juga dapat memfasilitasi perdagangan komoditas.

Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam belum lama ini mengambil langkah yang cukup penting dengan membuat surat permohonan kepada Bank Dunia untuk memohon bantuan dalam bidang perencanaan infrastruktur terpadu untuk Aceh. Perencanaan yang baik lebih bermanfaat pada tahap ini dari pada proyek-proyek khusus (ad hoc projects) untuk menciptakan sistem infrastruktur yang efektif sambil melestarikan Kawasan Ekosistem Leuser.

Akhirnya, terdapat tiga kesimpulan penting dari hasil studi yang dilakukan oleh Pieter van Beukering et. Al. (2001).

1. Konversasi Kawasan Ekosistem Leuser memberikan menfaat ekonomi (economic value) Rp. 1,9 triliun lebih besar per tahun untuk jangka waktu 30 tahun ke depan dibandingkan dengan eksploitasi kawasan secara intensif (deforestation).

2. Konservasi Kawasan Ekosistem Leuser memberikan manfaat kepada semua kelompok terkait (stakeholders) dalam masyarakat, terutama masyarakat lokal.

3. Semua kabupaten di lingkungan Ekosistem Leuser sangat diuntungkan oleh program konservasi sehingga cukup beralasan jika kabupaten terkait melibatkan diri secara seksama dalam suatu perencanaan pengembangan bersama Konservasi Leuser.

Sumber:Selamatkan Hutan Kita dalam http://www.eu-ldp.co.id/11LNews-maretina.htm8. Utarakan pendapat Anda akan hal-hal di bawah ini!

1. Usaha mengatasi kepunahan flora dan fauna lokal!

2. Usaha mengurangi keterpencilan masyarakat tertentu!

3. Perencanaan infrastruktur terpadu untuk Aceh!

4. Tuliskan isi artikel di atas!

5. Tuliskan hal yang menarik dalam artikel di atas!

Kriteria Penilaian

NoKriteria PenilaianSkorBobot

1.Kesesuaian isi usaha pada butir soal 1.

a. Sesuai

b. Agak sesuai

c. Tidak sesuai10

6

42

2.Kesesuaian isi usaha pada butir soal 2.

a. Sesuai

b. Agak sesuai

c. Tidak sesuai10

6

42

3.Kesesuaian isi perencanaan pada butir soal 3.

a. Sesuai

b. Agak sesuai

c. Tidak sesuai10

6

42

4.Ketepatan isi artikel.

a. Tepat

b. Agak tepat

c. Tidak tepat10

6

42

5.Ketepatan hal yang menarik dalam artikel.

a. Tepat

b. Agak tepat

c. Tidak tepat10

6

42

Tabel Penilaian

Aspek yang dinilaiNilai

1. Kesesuaian isi usaha pada butir soal 120128

2. Kesesuaian isi usaha pada butir soal 220128

3. Kesesuaian isi usaha pada butir soal 320128

4. Ketepatan isi artikel20128

5. Ketepatan hal yang menarik dalam artkel20128

Jumlah1006040

LEMBAR KEGIATAN SISWA

(04)

1.Mata Pelajaran:Bahasa dan Sastra Indonesia

2.Judul:Dialog Berupa Tanya Jawab

3.Kelas/Semester:XI / 1

4.Waktu: x 45 menit

5.Kompetesi Dasar:2.2Menjelaskan hasil wawancara tentang tanggapan narasumber terhadap topik tertentu.

6. Petunjuk Belajar (Petunjuk Siswa)

Mencatat pokok-pokok hasil wawancara topik tertentu.

Membuat rangkuman hasil wawancara dengan kalimat yang efektif.

Menyampaikan rangkuman hasil wawancara.

Mendiskusikan rangkuman hasil wawancara.

7. Informasi

Berwawancara dengan Narasumber tentang Pelestarian Budaya Sendiri dengan Menggunakan Ragam Bahasa (Resmi atau Tidak Resmi) dan SantunBerbahasa

Wawancara adalah tanya jawab seseorang yang diperlukan untuk diminta keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendengarkan wawancara antara lain:

1. Menyimak wawancara dengan seksama.

2. Mencatat orang yang melakukan pembicaraan (pewawancara dan narasumber)

3. Mencatat isi pokok pembicaraan

a. Siapa yang dibicarakan.

b. Apa yang dibicarakan.

c. Tempat terjadinya sesuatu yang dibicarakan.

d. Waktu terjadinya sesuatu yang dibicarakan.

e. Bagaimana sesuatu yang dibicarakan terjadi.

Isi pokok pembicaraan bisa disatukan menjadi rangkuman, agar dapat memahami isi pokok pembicaraan dalam wawancara dengan jelas, Anda harus menyimak dari awal hingga akhir.

Salah satu cara untuk mendapatkan informasi mengenai kebudayaan nasional adalah dengan menyimak wawancara atau pembicaraan. Pembicaraan atau wawancara dapat ditayangkan di TV atau radio.

Etika tersebut adalah sebagai berikut.

1. Pewawancara hendaknya berpakaian rapi, bersih, dan enak dipandang.

2. Pewawancara senantiasa menepati janji, terutama waktu.

3. Pewawancara menunjukkan sikap yang serius dan punya tujuan pasti, sehingga akan menunjukkan kesan pertama yang baik.

4. Pewawancara memperkenalkan diri terlebih dahulu, kemudian menjelaskan maksud dan tujuannya.

5. Pewawancara menunjukkan sikap netral, tidak memihak kepada siapa pun.

6. Pewawancara hendaknya punya kemauan mendengar yang baik, akurat, dan tepat agar yang didengarnya dapat dimanfaatkan sebagai informasi penting.

Setelah pewawancara melakukan persiapan dengan matang, wawancara dapat dilaksanakan melalui tahap-tahap seperti di bawah ini.

1. Pembukaan, yaitu pewawancara memperkenalkan diri dan mengemukakan maksud serta tujuan.

2. Inti wawancara, yaitu dengan mengemukakan pertanyaan-pertanyaan wawancara.

3. Penutup, yaitu tahap akhir wawancara, pewawancara mengakhiri wawancara dengan meninggalkan kesan yang baik terhadap narasumber.

Wawancara yang telah dilaksanakan harus segera mungkin didokumentasikan untuk mendapatkan hasil terbaik. Hasil wawancara yang telah ditulis atau direkam tadi kita catat pokok-pokoknya, kemudian kita buat hasil rangkumannya dengan kalimat efektif serta bahasa yang baik dan benar.

Agar lebih jelas, perankan wawancara di bawah ini bersama teman semeja Anda! Wawancara di bawah ini membahas mengenai teknologi pengolahan sampah.

Pewawancara:Benarkah sampah di setiap kota-kota besar pasti menimbulkan masalah?

Narasumber:Benar sekali. Berbagai masalah timbul akibat berlimpahnya sampah. Salah satunya adalah pencemaran lingkungan. Akan tetapi, untunglah sekarang mulai dikenal adanya teknologi ATAD dalam pengolahan sampah-sampah.

Pewawancara:Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan ATAD?

Narasumber:Autogenous thermophilic aerobic digestion (ATAD) adalah teknologi pembuatan pupuk tanaman dari sampah organik.

Pewawancara:Berasal dari manakah teknologi ATAD ini, Pak?

Narasumber:Teknologi ATAD ini diimpor dari Kanada.

Pewawancara:Adakah perbedaan teknologi ATAD ini dengan pembuatan pupuk kompos?

Narasumber:Pada prinsipnya penerapan teknologi ATAD itu sama dengan teknologi pada pembuatan pupuk kompos. Hanya pada teknologi ATAD membutuhkan waktu pemrosesan yang tidak begitu lama, yaitu 36 sampai 100 jam (tidak lebih dari lima hari). Lamanya pemrosesan tersebut tersebut tergantung pada jenis sampah yang akan diproses menjadi pupuk. Pada pembuatan pupuk kompos diperlukan waktu yang cukup lama, yaitu tiga puluh hari.

Pewawancara:Bagaimana cara kerja teknologi ATAD tersebut?

Narasumber:Sampah-sampah yang hendak diproses tersebut dipisahkan antara sampah organik dan saampah nonorganik. Sampah-sampah tersebut hendaknya berukuran minimal sekepalan tangan. Tahap kedua adalah sampah-sampah yang telah dipisahkan tersebut dimasukkan ke dalam bak-bak penampungan menggunakan alat berat penyerok (sholvel loader). Selanjutnya, sampah-sampah dituang secara teratur dalam ban berjalan (convery belt). Masih dengan tenaga manusia, sampah-sampah tersebut disortir kembali. Sampah-sampah tersebut dipisahkan kembali antara yang berukuran besar dan kecil, serta sampah-sampah nonorganik yang mungkin masih terlewatkan. Selanjutnya, sampah-sampah tersebut disaring dalam tangki-tangki khusus (mecarator) berkapasitas 12 ton. Di dalam tangki tersebut sampah digerus dan dicampur dengan dengan air sehingga menjadi bubur sampah. Melalui dua buah pintu yang terdapat dalam tangki tersebut, bahan-bahan nonorganik yang mengapung dan tenggelam akan diambil. Bubur-bubur sampah tersebut lalu dimasukkan ke dalam tangki start-up digester yang bersuhu 650 C. di dalam tangki tersebut juga diatur tingkat kepadatan dan tingkat keasamannya.

Pewawancara:Berapakah kira-kira tingkat kepadatan dan keaasaman yang diatur pada tangki tersebut?

Narasumber:Tingkat kepadatan diatur menjadi 9% dan tingkat keaasaman dibuat seimbang yaitu pH = 7. Kondisi semacam itu sangat ideal bagi pertumbuhan mikroba yang akan bertugas mengolah sampah menjadi pupuk.

Pewawancara:Diproses apalagi bubur-bubur sampah tersebut, Pak?

Narasumber::Bubur-bubur sampah tersebut lebih lanjut diproses selama 6-8 jam. Pada pemrosesan tersebut, mikroba mulai berkembang biak. Seperti pada proses pembuatan kompos, teknologi ATAD juga menggunakan mikroba untuk memakan sampah. Proses ini berlangsung di tangki berikutnya, yaitu primary digester.

Pewawancara:Apakah yang terjadi pada pemrosesan di tangki primary digester?

Narasumber:Dalam tangki primary digester ini mikroba termofilik yang aktif terus berkembang biak sambil melepaskan elektron dan menghasilkan panas hingga 970 C. Pada suhu tersebut semua bakteri patogen dijamin akan mati. Oleh sebab itu pupuk yang dihasilkan juga aman untuk pakan ternak.

Disadur dari:Sampah Enyah Kurang dari 100 Jam

Intisari, Agustus 2004

8. Tugas

1. Coba, Anda perhatikan dan salinlah kalimat-kalimat yang diucapkan pewawancara dalam wawancara tersebut!

2. Pertanyaan-pertanyaan manakah yang termasuk dalam sifat menimba, menyelidiki, menyarankan, meneliti dan membimbing?

Berdasarkan pengelompokan sifat pertanyaan untuk wawancara tersebut, sekarang kerjakan kegiatan-kegiatan di bawah ini!

1. Andaikan Anda akan mengadakan wawancara dengan seseorang mengenai suatu hal yang berhubungan dengan lingkungan. Apa tema utama yang akan Anda rumuskan?

2. Susunlah sejumlah pertanyaan yang akan Anda gunakan untuk berwawancara!

3. Pilihlah pertanyaan-pertanyaan yang benar-benar sesuai dengan pokok permasalahan dalam wawancara tersebut. Berikan alasan mengapa Anda memilih pertanyaan-pertanyaan tersebut!

4. Susunlah pertanyaan-pertanyaan pilihan Anda menjadi sebuah daftar pertanyaan wawancara!

Penilaian

Tes performasi: Kemampuan siswa berwawancara

Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan wawancara

NoKriteria PenilaianSkorBobot

1.Kesesuaian pertanyaan dengan tujuan wawancara (apakah pertanyaan yang diajukan sesuai dengan tujuan wawancara)

a. Sesuai

b. Agak sesuai

c. Tidak sesuai10

8

42

2.Kerincian dan kelengkapan pertanyaan (apakah pertanyaan cukup untuk mendapatkan informasi yang ada pada pertanyaan)

a. Rinci dan lengkap

b. Agak rinci dan lengkap

c. Tidak rinci dan lengkap10

8

42

3.Kreativitas dalam mengajukan pertanyaan (apakah pewawancara berusaha mengaitkan lanjutan dengan jawaban orang yang diwawancarai)

a. Kreatif

b. Agak kreatif

c. Tidak kreatif10

8

42

4.Kejelasan pertanyaan dan kesesuaian dengan mitra bicara (apakah pertanyaan menggunakan kata tanya jelas, apakah pilihan kata sesuai dengan orang yang diajak bicara).

Jelas dan sesuai

Agak jelas dan sesuaai

Tidak jelas dan sesuai10

8

41

5.Intonasi dan mimik (apakah intonasi sesuai, apakah ekspresi wajah bersahabat).

a. Sesuai

b. Agak sesuai

c. Tidak sesuai10

8

41

6.Kelancaran (apakah pewawancara lancar mengajukan seluruh pertanyaan).

a. Lancar

b. Agak lancar

c. Tidak lancer10

8

41

7.Kewajaran penampilan (apakah penampilan pewawancara wajar atau dibuat-buat).

a. Wajar

b. Agak wajar

c. Tidak wajar10

8

41

Tabel Penilaian

Aspek yang dinilaiNilai

Baik CukupKurang

1. Kesesuaian pertanyaan dengan tujuan wawancara.20248

2. Kerincian dan kelengkapan pertanyaan20248

3. Kreativitas dalam mengajukan pertanyaan20248

4. Kejelasan pertanyaan dan kesesuaian dengan mitra bicara10804

5. Intonasi dan mimic1084

6. Kelancaran 1084

7. Kewajaran penampilan1084

Jumlah1006040

LEMBAR KEGIATAN SISWA

(05)

1.Mata Pelajaran:Bahasa dan Sastra Indonesia

2.Judul:Paragraf Pola Deduktif dan Induktif

3.Kelas/Semester:XI / 1

4.Waktu: x 45 menit

5.Kompetesi Dasar:3.1Menemukan perbedaan paragraf induktif dan deduktif melalui kegiatan membaca intensif.

6. Petunjuk Belajar (Petunjuk Siswa)

Membaca paragraf berpola deduktif dan induktif.

Mengidentifikasi ciri paragraf induktif dan deduktif.

Menjelaskan perbedaan antara paraagraf deduktif dengan induktif.

Mengidentifikasi frasa nominal dalam paragraf induktif dan deduktif.

7. Informasi Pendukung

Membaca intensif pada hakikatnya membaca dengan seksama, teliti dan terperinci. Dalam hal ini suatu pemahaman teks bacaan yang panjang. Tujuan membaca intensif adalah memperoleh sukses dalam pemahaman penuh terhadap argumen-argumen yang logis, urutan-urutan retoris atau pola-pola teks, pola-pola simbolisnya, nada-nada tambahan yang bersifat emosional dan sosial, pola-pola sikap dan tujuan pengarang dan juga sarana-sarana linguistik yang digunakan untuk mencapai tujuan. (Henry Guntur Taringan, 36 : 94)

Syarat-syarat paragraf yang baik adalah:

1. Mempunyai satu pikiran utama dan beberapa kalimat penjelas.

2. Terdapat keterkaitan antara kalimat-kalimat penyusunnya.

3. Permasalahan disampaikan dengan kalimat yang jelas dan singkat.

4. Masalah yang disampaikan mudah dipahami.

Paragraf deduktif adalah paragraf yang dikembangkan dengan mengemukakan hal-hal yang bersifat umum dahulu, lalu diperjelas dengan mengemukakan hal-hal yang bersifat khusus.

Paragraf induktif adalah paragraf yang dikembangkan dengan mengemukakan hal-hal yang bersifat khusus dahulu yang kemudian disimpulkan dalam kalimat utama yang terdapat di akhir paragraf.

Perbedaan Paragraf Induktif dan Paragraf Deduktif

Ciri-ciri Paragraf Induktif:

1. Diawali hal-hal yang bersifat khusus, misalnya: contoh, ilustrasi, uraian-uraian dan data yang menunjang.

2. Jika paragraf terdiri dari 6 kalimat 1 5 sebagai pendukung/penjelas yang dirumuskan secara umum dalam kalimat ke-6.

3. Kalimat utama terletak di akhir paragraf.

Ciri-ciri Paragraf Deduktif

1. Diawali dengan adanya pernyataan umum/simpulan.

2. Jika paragraf terdiri dari 6 kalimat, maka kalimat pertama sebagai simpulan harus dijabarkan pada kalimat ke 2 6. Penjabaran pada kalimat ke 2 6. Penjabaran tersebut berupa: contoh, ilustrasi, data, dan uraian khusus.

3. Kalimat utama terletak di awal paragraf.

Langkah menentukan dan membedakan paragraf pola khusus-umum sebagai berikut.

1. Setiap paragraf memiliki gagasan utama dan beberapa gagasan penjelas.

2. Gagasan utama merupakan pokok pikiran yang menjadi dasar uraian dalam paragraf.

3. Gagasan penjelas merupakan uraian untuk memperkuat gagasan utama.

4. Dilihat dari letaknya, gagasan utama terletak di awal paragraf atau di akhir paragraf.

5. Gagasan utama terletak di awal paragraf disebut deduktif atau umum ke khusus.

6. Gagasan utama terletak di akhir paragraf disebut induktif atau paragraf khusus ke umum.

8. Tugas Siswa

Guru menyajikan beberapa kalimat paragraf, siswa diminta menemukan kalimat utama dan kalimat penjelas.

Hemat Listrik, Hemat Biaya

Indonesia merupakan negara yang terboros dalam pemakaian listrik di ASEAN. Data ASEAN Centre for Energy (ACE) menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi paling besar untuk melakukan penghematan tenaga listrik. Usaha ini sebagai akibat tingkat pemborosan energi listrik yang relatif tinggi selama ini. Pasokan listrik di Indonesia sendiri kini dalam status siaga karena cadangan yang tersisa tidak banyak tersedia.

Warga negara, baik sebagai individu maupun lembaga, sudah memiliki komitmen untuk melakukan penghematan penggunaan listrik. Bahkan, Thailand memiliki peraturan yang mewajibkan setiap perusahaan merekrut manajer energi. Langkah ini bertujuan agar perusahaan tidak melakukan pemborosan energi. Negara-negara ASEAN lainnya sudah menerapkan gerakan penghematan energi secara konsisten.

Dicky Edwin Indarto dari Forum Komunikasi Masyarakat Hemat Energi mengemukakan bahwa penghematan energi sangat bergantung pada perilaku daan kesadaran manusia. Sekitar 80 persen keberhasilan kegiatan konservasi energi ditentukan oleh faktor manusia, sedangkan 20 persen lagi bergantung pada teknologi dan peralatan.

Dicky juga mengatakan bahwa di Indonesia upaya setiap perusahaan untuk mengurangi biaya produksi selalu berorientasi pada pengurangan tenaga kerja. Sangat jarang ada perusahaan yang langsung melakukan evaluasi terhadap penggunaan energi listrik. Padahal, peningkatan efisiensi sebesar satu persen dalam pemanfaatan energi listrik langsung memberikan dampak pada peningkatan keuntungan bagi perusahaan.

Gerakan hemat energi di Indonesia masih sulit diterapkan karena kesadaran konsumen yang rendah dan tidak ada peraturan yang menghukum orang yang memboroskan listrik.

Contoh pemborosan terbesar di perkantoran atau bangunan publik adalah penggunaan mesin penyejuk udara (AC) dan lampu yang tetap dihidupkan meskipun tidak diperlukan lagi. Padahal, porsi konsumsi listrik AC dan lampu relatif besar, yakni di atas 45 persen dan 30 persen.

1. Tentukan pikiran utama paragraf di bawah ini!

a. Paragraf yang baik berciri kepaduan. Kepaduan ini terbentuk oleh adanya kesatuan dan pertautan antarkalimat. Artinya, dalam setiap paragraf hanya mengandung satu pikiran utama. Kalimat-kalimat lain dalam paragraf itu hanya sebagai penjelas. Kalimat penjelas yang tidak mendukung kalimat utama disebut dengan kalimat sumbang dan oleh karenya harus dihilangkan saja. Kehadiran kalimat sumbang hanya akan merusak kepaduan paragraf.

b. Minat baca siswa pada saat ini sangat rendah. Mereka menyediakan banyak waktu nonton televisi, tetapi tidak demikian untuk membaca buku-buku pelajaran. Mereka jarang membaca buku di perpustakaan. Tidak banyak yang mau menyisihkan uang sakunya untuk membeli buku bacaan. Mereka lebih senang mengikuti serial telenovela daripada membaca novel. Meskipun begitu, masih ada harapan untuk menumbuhkan minat baca bagi mereka dengan masih adanya siswa.

c. Dari beberapa sekolah yang kami amati ternyata diperoleh data sebagai berikut: kebanyakan siswa di SMA Favorit lebih senang masuk sekolah daripada libur sehari di tengah-tengah pekan. Sebagian besar murid di SMA Bonafide lebih memilih pulang awal daripada libur sehari di tengah-tengah pekan. Demikian pula keaadaan seperti juga teerjadi di SMA Unggulan. Dari gambaran itu dapat disimpulkan bahwa para siswa lebih memilih pulang pagi daripada libur sehari di tengah-tengah pekan.

d. Banyak alasan yang diberikan oleh orang yang memilih kegiatan memancing. Ada yang mengatakan bahwa memancing itu suatu seni. Ada pula yang mengatakan bahwa kegiatan itu untuk melatih kesabaran. Tentu saja itu bagi yang setuju dan senang pula memancing. Bagi yang tidak senang, memancing itu hanyalah membuang-buang waktu. Itu pekerjaan orang-orang malas, frustasi, dan ingin menghindar dari tanggung jawab. Memang begitulah, banyak alasan yang dapat diberikan sehubungan dengan kegiatan memancing.

e. Sebelum membahas lebih jauh tentang manajemen waktu, kita perlu memahami dua pengertian tentang waktu, yaitu waktu sebagai kronos dan waktu sebagai kairos. Kronos adalah waktu yang kita jalani, misalnya Senin, Selasa, sehari, sebulan atau setahun. Sering kali kita menggunakannya pada istilah kronologis. Sementara itu, kairos adalah waktu yang bermakna bagi kita. Dalam rentang usia 0 tahun hingga 17 tahun, kita menjalani kronos. Dalam kurun waktu itu, pasti ada saat-saat penting yang membawa kesan tersendiri bagi kita, misalnya saat pertama masuk sekolah atau bertengkar dengan sahabat. Bagaimana reaksi kita pada saat itu dan bagaimana kita menghadapinya? Pelajaran apa yang kita peroleh dari peristiwa itu? Itulah kairos, saat-saat bermakna dalam perjalanan hidup yang membentuk karakter diri kita.

2. Buatlah paragraf dengan pola pengembangan deduktif dan induktif dengan tema Mempersiapkan diri sendiri!

Kriteria Penilaian

No.Unsur PenilaianBenarTidak

1.Penentuan kalimat utama

2.Penentuan kalimat penjelas

a. Kalimat penjelas 1

b. Kalimat penjelas 2

c. Kalimat penjelas 3

d. Kalimat penjelas 4

e. Kalimat penjelas 5

f. Kalimat penjelas 6

Tabel Penilaian

No.Unsur PenilaianBenarTidak

1.Penentuan kalimat utama5020

2.Penentuan kalimat penjelas5020

Jumlah10040

LEMBAR KEGIATAN SISWA

(06)

1.Mata Pelajaran:Bahasa dan Sastra Indonesia

2.Judul:Membaca Naskah Berita

3.Kelas/Semester:XI / 1

4.Waktu: x 45 menit

5.Kompetesi Dasar:3.2Membacakan berita dengan intonasi, lafal, dan sikap membaca yang baik.

6 Petunjuk Belajar (Petunjuk Siswa)

Membacakan naskah berita dengan memperhatikan penggunaan lafal, intonasi, kejelasan ucapan, tatapan mata dan sikap membaca yang benar.

Mendiskusikan pembacaan berita yang dilakukan teman.

Mengidentifikasi kalimat tunggal.

7 Informasi Pendukung

Membaca Berita dengan Intonasi, Lafal dan Sikap Membaca yang Baik

Membaca berita merupakan salah satu bagian dari membaca intensif, karena memerlukan pemahaman yang tinggi untuk menyampaikan kepada pendengar atau pemirsa, pemahaman yang tinggi belum cukup tanpa dilengkapi dengan cara-cara pembacaan dan penyampaian bahasa yang benar dan tepat. Untuk lebih jelasnya, perhatikan hal-hal di bawah ini.

1. Pengertian

Pengertian berita atau peristiwa adalah kejadian yang diulangi dengan menggunakan kata-kata atau gambar dan disampaikan kepada khalayak ramai melalui media massa karena mempunyai nilai untuk memuaskan rasa ingin tahu masyarakat.

2. Unsur-unsur untuk mengategorikan berita layak dimuat atau tidak:

a. Menarik perhatian (human interest)

b. Aktual dari sumber yang jelas (timeless)

c. Fakta dari suatu peristiwa (proximity)

d. Luar biasa (significance, magnitude)

3. Teknik Penulisan Berita

Teknik penulisan berita baik bersifat langsung laporan/berita kisah, berita ringan berdasarkan teori jurnalistik adalah penulisan dengan teknik piramida terbalik, yaitu teknik yang menjelaskan segala sesuatu, yang terpenting diletakkan di atas dan yang kurang penting sampai yang tidak penting pada bagian bawah.

4. Metode pemerolehan berita tak lepas dari unsur-unsur berita 5W + 1H, yaitu sebagai berikut.

a. What:peristiwa apa yang terjadi

b. Who:siapa yang terlibat

c. When:kapan terjadi

d. Where:di mana

e. How:bagaimana kejadiannya

f. Why:mengapa terjadi

5. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membaca naskah berita adalah sebagai berikut.

a. Intonasi tepat

b. Vokasi disesuaikan dengan artikulasi sehingga jelas suaranya

c. Tidak menggunakan lafal kedaerahan

d. Volume suara harus memadai

Seorang penyiar dapat menyampaikan makna/pesan dengan menafsirkan naskah yang dikomunikasin. Melalui perubahan intonasi dan tekanan suara, makna kata-kata dalam naskah berita dapat disampaikan pada pendengar. Untuk dapat menyampaikan pesan secara tepat, penyiar harus melakukan dua hal yaitu 1) menganalisis secara teliti makna daan tujuan naskah; 2) memahami kata dan frase dengan berbagai cara sehingga mempunyai makna dan dampak bagi pendengar.

Pesan dan makna berita disampaikan melalui kalimat yang diucapkan pada saat membacakan berita. Kalimat mempunyai 2 unsur, yaitu unsur segmental dan unsur suprasegmental. Unsur segmental adalah unsur bahasa yang berupa kata-kata yang disusun dengan susunan tetentu sehingga membentuk kalimat. Unsur suprasegmental adalah unsur lain yang menyertai pengucapan kalimat.

Unsur suprasegmental berupa

1. Nada adalah ukuran tinggi rendahnya suara pada saat mengucapkan kata dalam sebuah kalimat.

2. Tempo adalah kecepatan irama pengucapan kalimat.

3. Jeda adalah pemenggalan baik kata, kelompok kata, ataupun kalimat secara benar.

4. Pelafalan bunyi bahasa baik berupa vokal maupun konsonan secara tepat.

Hal-hal yang harus diperhatikan saat membacakan berita sebagai berikut:

1. Membaca dengan menggunakan lafal ucapan yang tepat daan jelas

2. Menggunakan intonasi atau tekanan suara yang baik

3. Membaca dengan jelas kalimat-kalimat dalam teks berita

4. Membaca dengan memperhatikan tanda baca

5. Pandangan kadang-kadang ditujukan ke arah penyimak berita

6. Ekspresi wajah harus wajar. Tidak perlu menunjukkan rasa takut pada saat membaca berita yang menyeramkan. Tidak perlu tertawa saat membaca berita yang menggembirakan atau menggelikan.

Sebelum membacakan berita Anda dapat memberikan tanda-tanda pembacaan seperti berikut:

:berhenti sebentar:intonasi naik

:berhenti agak lama:intonasi datar

:berhenti:intonasi turun

:tekanan pada kata-kata penting

:tekanan pada kata-kata sangat penting

Sudah beratus-ratus tahun lamanya kerbau menjadi salah satu hewan terfavorit

di Provinsi Sumatra Barat

Seorang pembaca berita harus duduk dengan tegap dan berpenampilan wajar, rapi daan bersih saat membacakan berita. Jangan berdandan berlebihan sebab akan mengganggu konsentrasi orang lain dalam menyimak berita. Seorang pembaca berita juga harus mempunyai rasa percaya diri agar tidak gugup saat membacakan berita.

Bacalah berita tersebut ini!

Lingkungan Dunia yang Makin Kritis

Mimpi buruk umat manusia di penghujung tahun ini tampaknya akan semakin nyata, yakni terjadinya krisis ekologi yang semakin hebat. Hampir setiap hari media massa menyuguhkan sederetan fakta, baik berskala kecil maupun berskala global. Tentang kesewenag-wenangan anak manusia mengelola sumber daya alam yang tidak pada porsinya. Konsumsi manusia yang harus terus bertambah semakin menguras sumber daya alam yang ada, sementara daya dukung alam semakin melemah.

Berbagai seruan dan kampanye terus digelorakan di berbagai temmpat, sampai konferensi tingkat tinggi seperti yang dilaksanakan dalam KTT Bumi di Brasil bulan Juni 1992. Namun, mereka yang menggunakan teknologi industrilisasi secara gila-gilaan tak mau mundur. Hal itu tercermin dari keengganan negara-negara industri maju untuk menandatangani konvensi keanekaragaman hayati, pencemaran asap pabrik, dan sebagainya.

Seruan itu merupakan tindak lanjut dari konferensi tentang pemukiman manusia di Vancouver, Kanada, tahun 1976, yang membentuk United Nations Commision on Human Settlements (UNCHS), berkedudukan di Nairobi, Kenya. Tindak lanjutnya diadakan lagi konferensi di Helsinki, pada tahun 1983, dengan tema pokok Tanah untuk Pemukiman Manusia. Tidak puas dengan semua itu, di Berlin tahun 1987, menyusul lagi seruan dari Forum Habitat. Konferensi ini menetapkan tahun 1987 sebagai Tahun Internasional bagi Tunawisma dan menetapkan minggu pertama bulan Oktober sebagai hari Habitat Internasional.

Teriakan-teriakan tersebut umumnya ditujukan untuk daerah perkotaan. Menurut studi PBB tahun 2000 nanti lebih kurang 66% penduduk dunia bermukim di kota-kota besar. Sementara itu, jumlah penduduk terus membengkak, beberapa kota besar di dunia bagai kamar gas yang siap meledak, karena jumlah penduduknya lebih dari 20 juta jiwa. Mexico City, Tokyo, New Delhi, Rio De Janeiro, Jakarta, dan sederetan kota lainnya merupakan bukti yang nyata.

Dalam Projeksi Urbanisasi Dunia 1990, PBB memperkirakan tingkat urbanisasi di Asia Pasifik akan bertambah dari 33% pada tahun 1990 menjadi 48% pada tahun 2010. Konsekuensi logisnya adalah dunia akan dihiasi beberapa megapolis, yaitu kota-kota raksasa hingga dapat disebut sebagai dunia berwajah kota. Pada tahun tersebut akan muncul 44 kota yang berpenduduk di atas 5 juta jiwa dan 11 kota terdapat di negara-negara maju, sisanya ada negara-negara berkembang.

Menurut cacatan PBB, pada tahun 1987 terdapat lebuh dari 100 juta manusia tanpa tempat berteduh secuil pun. Mereka berkelana dari satu tempat ke tempat lainnya, lebih dari 30 juta anak-anak mengais-ngais sampah dan berkeliaran di jalan-jalan kota besar. Dunia Ketiga, yang membentang dari San Paulo ke Bombay, Calcutta, Jakarta, dan seterusnya. Setiap hari lebih dari 50.000 anak meninggal akibat penyakit yang ditimbulkan oleh lingkungan habitat yang buruk.

Population Rises Committee (1988) menunjukkan bahwa pada tahun-tahun mendatang migrasi akan terus bertambah. Bahkan komite tersebut melaporkan data 100 kota besar di dunia. Di antaranya 5 dari 10 yang paling besar terdapat di Asia Pasifik (tokyo, Bombay, Calcutta, Osaka, Seoul).

Apabila mimpi ini menjadi kenyataan, berbagai persoalan tentu saja menyembul ke permukaan. Mulai dari penyediaan infrastruktur, pelayanan sosial, penyediaan lapangan kerja, dana untuk pemeliharaan, fasilitas kota, meningkatnya biaya-biaya sosial (seperti kriminalitas, memburuknya ekologi, pemukiman, dan sebagainya), sampai biaya politik-kebudayaan.

Masalah-masalah lain yang terkait dengan menciptakan habitat yang baik di kawasan perkotaan adalah pertama, bagaimana memberi perumahan bagi para tunawisma. Mereka ini umumnya menyerobot tanah-tanah kritis lainnya yang mudah longsor. Kedua, adanya penyimpangan pemukiman liar yang bersifat teknis, seperti usaha-usaha tanpa izin, kepadatan rumah yang melebihi ambang batas, kegiatan industri yang membahayakan lingkungan, dan sebagainya.

Karenanya, sekali lagi, masalah urbanisasi dapat dikelola dengan baik jika ada kemauan politik dari pemerintah, pengelolaan sumber daya, dana, pengendalian pembangunan kota oleh pemerintah daerah (kota) yang mencoba mencermati antara pertumbuhan penduduk, pembangunan, dan lingkungan secara proporsional.

Dikutip dengan perubahan dari harian Kompas, Jakarta, 19 Oktober 1992.

1. Dengarkanlah sebuah siaran berita di televisi!

2. Amati dengan seksama, kemudian tirukan cara dan gaya penyiar dalam membacakan berita!

3. Cari sebuah berita di koran, kemudian bacalah berita tersebut dengan menirukan gaya penyiar tadi, di depan cermin!

4. Ulangi lagi sampai kamu yakin bahwa penampilanmu sudah menyakinkan!

5. Bacakan kembali berita tersebut di depan orang lain lalu mintalah tanggapan dari dia!

Kriteria Penilaian

NoKriteria PenilaianSkorBobot

1.Kejelasan vokal (apakah vokal diucapkan dengan jelas dan terdengar)

a. Jelas

b. Agak jelas

c. Tidak jelas10

6

43

2.Ketepatan jeda dan intonasi (apakah jeda dan intonasi digunakan dengan tepat).

a. Tepat

b. Agak tepat

c. Tidak tepat10

6

43

3.Kelancaran pembacaan berita (apakah berita dibacakan dengan lancar, tidak tersendat-sendat tanpa kesalahan membaca).

Wajar

Agak wajar

Tidak wajar10

6

42

4.Kewajaran penampilan (apakah dari pandangan mata, nada suara dan sikap baca, penampilan terlihat wajar).

Wajar

Agak wajar

Tidak wajar10

6

42

Tabel Penilaian

Aspek yang dinilaiNilai

Kejelasan vocal301812

Ketepatan jeda dan intonasi301812

Keruntutan bahasa20128

Kewajaran penampilan20128

Jumlah1006040

LEMBAR KEGIATAN SISWA

(07)

1.Mata Pelajaran:Bahasa dan Sastra Indonesia

2.Judul:Menulis Proposal

3.Kelas/Semester:XI / 1

4.Waktu: x 45 menit

5.Kompetesi Dasar:4.1Menulis proposal untuk berbagai keperluan.

6 Petunjuk Belajar (Petunjuk Siswa)

Membaca contoh proposal.

Mengidentifikasi komponen atau unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah proposal.

Menulis proposal sesuai dengan keperluan dengan menerapkan kalimat tunggal. Membahas proposal dalam kelompok kecil untuk mendapatkan masukan perbaikan.

7 Informasi PendukungIstilah proposal dapat berarti rencana kegiatan, program kerja, atau usulan kegiatan. Proposal adalah rencana atau rancangan kerja yang dituangkan dalam konsep tertulis.

Proposal dibuat dengan harapan agar kegiatan yang akan dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar. Kegiatan tersebut dapat berupa suatu proyek, kegiatan ataupun suatu penelitian sehingga ada istilah proposal proyek, proposal kegiatan, dan proposal penelitian.

Proposal proyek dibuat agar proyek yang akan dilaksanakan berjalan dengan waktu dan dana yang ditentukan. Begitu juga proposal penelitian, misalnya seorang mahasiswa akan mengadakan penelitian untuk tugas akhirnya, maka ia harus membuat proposalnya dahulu. Proposal kegiatan digunakan misalnya apabila OSIS ingin mengadakan kegiatan perlombaan untuk memperingati hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia, maka sebelum kegiatan terlaksana, panitia inti harus membuat proposalnya terlebih dahulu.Adda pula proposal dibuat dengan tujuan agar mendapat persetujuan dari pihak berwenang untuk menghubungkan dengan pihak-pihak terkait yang diharapkan dapat memberikan konstribusi terhadap Dalam terlaksananya kegiatan, misalnya untuk mendapatkan persetujuan atau meminta bantuan dari pihak-pihak tertentu (sponsor, donatur). Namun tujuan utama dibuatnya proposal adalah sebagai pedoman untuk melaksanakan suatu kegiatan agar dapat terlaksana secara terarah dan berjalan sesuai dengan yang direncanakan.Sistematika proposal secara umum adalah sebagai berikut.

KEPALA SURAT/KOP

Alamat

.

JUDUL PROPOSAL

A. Dasar Pemikiran

(Berisi alasan-alasan yang melatar belakangi atau mendorong dilaksanakannya suatu kegiatan)B. Dasar Kegiatan

(Berisi landasan hukum yang menjadi dasar pelaksanaan kegiatan itu, misalnya program kerja, hasil keputusan rapat, dan sebagainya).C. Tujuan Kegiatan

(Berisi tujuan yang hendak dicapai dari pelaksanaan kegiatan tersebut).D. Jenis Kegiatan

(Berisi jenis, macam, dan bentuk kegiatan tersebut).E. Pelaksanaan Kegiatan

(Berisi waktu, tanggal, hari, jam, dan tempat berlangsungnya kegiatan).F. Pelaksana Kegiatan

(Berisi susunan panitia penyelenggara atau orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan tersebut).

G. Rencana Anggaran

(Berisi perencanaan (estimasi) anggaran, berapa jumlah pengeluaran dan untuk apa pengeluaran tersebut; berapa jumlah pemasukan dan berasal dari mana pemasukan tersebut).H. Penutup

(Berisi harapan kepada berbagai pihak agar kegiatan dapat terlaksana dengan baik).

Contoh proposal:

Proposal Kongres Linguistik nasional (KLN) XII 2007

Masyarakat Linguistik Indonesia

1. LATAR BELAKANG

Sejak didirikan di Bandung, 15 November 1975, Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI) telah mengadakan berbagai kegiatan untuk memajukan kehidupan ahli bahasa Indonesia. Salah satu wujud kegiatan yang paling besar adalah Kongres Linguistik Nasional (KLN) yang diadakan setiap tiga tahun sekali. KLN terakhir diadakan di Padang, 18 -21 Juli 2005. Kegiatan ini merupakan wadah para ahli bahasa dan peminat bahasa di Indonesia untuk menyampaikan berbagai pandangan, temuan, dan wawasannya tetang berbagai kekayaan bahasa di Indonesia dari berbagai perspektif ilmu kebahasaan.Kegiatan ini banyak diminati oleh para ahli bahasa di Indonesia terlihat dari banyaknya usulan makalah yang akan dipresentasikan dan banyaknya peserta yang ingin mengikuti kongres dari berbagai wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia, bahkan ada ahli bahasa mencanegara yang berminat mengikuti kegiatan ini.2. TUJUAN KLN

2.1 Meningkatkan penguasaan keilmuan2.2 Meningkatkan kemauan meneliti (research)

2.3 Menggali permasalahan dan kekayaan kebahasaan di Indonesia

3. MANFAAT DAN HASIL YANG DIHARAPKAN

KLN merupakan MLI yang terbesar yang diadakan tiga tahun sekali. Kegiatan tersebut merupakan wahana bagi para ahli bahasa se-Indonesia untukl bertukar pengalaman dalam mengembangkan penelitian kebahasaan, teori kebahasaan, metode pengajaran, dan hal-hal yang berkaitan dengan kebahasaan. KLN para pemakalah dapat menampilkan penelitian dan pendapat masing-masing untuk diketahui oleh para peserta kongres sehingga semakin merangsang perkembangan studi kebahasaan di Indonesia.4. KERJA SAMA DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN

Kongres Linguistik Nasional 2007 akan dilaksanakan dalam bentuk kerja sama antara Masyarakat Linguistik Indonesia (Pusat), Pusat Bahasa (Jakarta), Universitas SSebelas Maret (Surakarta), Universitas Widya Darma (Klaten), Universitas Veteran Bangun Nusantara (Sukoharjo), Balai Bahasa Semarang. Kongres akan dilaksanakan di Surakarta oleh panitia penyelenggara yang terdiri atas anggota MLI Komisariat Surakarta, khususnya Fakultas Sastra dan Seni Rupa dan PPS UNS.

5. TANGGAL PENYELENGGARAAN

KLN 2007 diselenggarakan dengan jadwal sebagai berikut.a. Tanggal:3 6 September 2007

b. Tempat:Hotel Kusuma Sahid Jl. SugiopranotoSurakartac. Garis besar acara:Pembukaan, Sidang Pleno, Sidang Kelompok, Pidato Ilmiah Ketua MLI, Musyawarah Pemilihan Pengurus, Penutup.6. SUSUNAN PANITIA KLN

Panitia Pengarah :

Penasihat:Dr. Dendy SoegonoKetua:Katharina Endriati Sukamto, Ph.D.Sekretaris:Yassir Nasanius, Ph.DAnggota:Prof. Dr. Anton M. Moeliono

Prof. Dr. Soenjono Dardjowidjojo, Ph.D.

Panitia Penyelenggara:a. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta

b.Rektor Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

c. Rektor Universitas Widya Dharma

d.Walikota Surakarta

e. Bupati Karanganyar

Penasihat :Prof. Dr. Maryono Dwirahardjo, S.U.

Drs. Sudarno, M.A.

Ketua:Prof. Dr. H. D. Edi Soebroto

Sekretaris:Drs. F. X. Sawardi, M.Hum

Bendahara:Dra. Hesti Widyastuti, M.Hum.

Dra. Dyah Padmaningsih, M.Hum.

Akomodasi:Drs. Riyanto Santosa, M.Ed.

Acara:Dr. Sumariam, M.S.

Transportasi:Drs. Wakit Abdullah, M.Hum.

Publikasi:Drs. Imam Sutarjo, M.Hum.Konsumsi:Dra. Ida Kusuma Dewi, M.A.Hiburan:Drs. Suparjo, M.Hum.

7. RENCANA ANGGARAN

a. Pembelian alat:Rp.33.490.000,00(kertas, blocknote, dan lain-lain)

b. Konsumsi:Rp.66.300.000,00

c. Publikasi dan kesenian:Rp.9.980.000,00d. Transportasi:Rp.10.750.000,00e. Akomodasi:Rp169.000.000,00f. Kesenian:Rp.500.000,00g. Lain-lain:Rp.7.500.000,00Total Pengeluaran:Rp.277.500.000,00Perkiraan Pemasukana. Kontribusi Peserta:Rp.177.500.000,00b. Sumbangan Unwida:Rp.7.500.000,00c. Sumbangan MLI:Rp.10.000.000,00Total Pemasukan:Rp.62.520.000,008. PENUTUP

Demikian proposal ini dibuat, semoga kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan harapan.Ketua

Prof. Dr. Edi SoebrotoSurakarta, 30 Maret 2007

Sekretaris

Drs. FX. Sawardi, M.Hum.

8 Tugas Siswa1. Buatlah kelompok terdiri dari 3 orang!

2. Rancanglah sebuah proposal untuk kegiatan, misalnya kegiatan lomba antarkelas dalam rangka mengisi liburan semester ganjil!

3. Tukarkan hasil proposal kelompokmu dengan milik kelompok lain!

4. Berilah tanggapan proposal temanmu!

5. Tulislah kelebihan dan kekurangan proposal temanmu, lalu cobalah untuk memperbaikinya!Kriteria PenilaianNoKriteria PenilaianSkorBobot

1.Kelengkepan isi (apakah isi tulisan siswa lengkap, memuat komponen-komponen atau unsur-unsur yang terdapat pada sebuah proposal?).

a. Lengkap

b. Agak lengkap

c. Tidak lengkap10

6

44

2.Kepaduan tulisan proposal (apakah tulisan yang dikembangkan padu antar kalimat dihubungkan kata sandang, pengulangan kata kunci?).

a. Padu

b. Agak padu

c. Tidak padu10

6

43

3.Ketepatan ejaan dan tanda baca (apakah penggunaan ejaan tanda baca tepat?).

a. Tepat (tidak ada kesalahan)

b. Agak tepat (ada beberapa kesalahan)

c. Tidak tepat (banyak kesalahan)10

6

43

Tabel Penilaian

Aspek yang dinilaiNilai

1. Kelengkapan isi402416

2. Kepaduan tulisan proposal301812

3. Ketepatan ejaan dan tanda baca301812

Jumlah1006050

LEMBAR KEGIATAN SISWA

(08)

1.Mata Pelajaran:Bahasa dan Sastra Indonesia

2.Judul:Menulis Surat Niaga

3.Kelas/Semester:XI / 1

4.Waktu: x 45 menit

5.Kompetesi Dasar:4.2Menulis surat dagang dan surat kuasa.

6 Petunjuk Belajar (Petunjuk Siswa)

Mendaftar jenis surat Niaga.

Membaca surat perjanjian jual beli dan surat kuasa.

Menulis surat perjanjian jual-beli dan surat kuasa sesuai dengan keperluan.

Mendiskusikan surat perjanjian jual-beli dan surat kuasa yang telah dibuat.

Memperbaiki surat perjanjian jual-beli dan surat kuasa tulisan teman berdasarkan struktur kalimat dan EYD.

7 Informasi Pendukung

1. Pengertian Surat Perjanjian

Surat perjanjian adalah surat yang dibuat berdasarkan kesepakatan bersama untuk urusan yang dianggap penting. Kesepakatan dituangkan dalam pasal-pasal lengkap dengan identitas pihak-pihak yang terlibat maupun saksi-saksi.Berdasarkan proses terjadinya, surat perjanjian dibedakan:

a. Surat Perjanjian Formal/autentik

Yaitu surat perjanjian yang dibuat di hadapan pejabat pemerintah dan disahkan oleh notaris sehingga mempunyai kesatuan hukum.b. Surat Perjanjian Nonformal/nonautentik

Yaitu surat perjanjian yang dibuat atas kesepakatan bersama pihak-pihak yang berkepentingan sehingga tidak memilik kekuatan hukum dan hanya digunakan sebagai alat bukti.

Berdasarkan isinya, surat perjanjian dibedakan menjadi:

a. Surat perjanjian jual beli

b. Surat perjanjian sewa-menyewa

c. Surat perjanjian kerja sama

d. Surat perjanjian hibah

e. Surat perjanjian utang-piutang

f. Surat perjanjian kontrak kerja

g. Surat perjanjian kontrak rumah

2. Unsur-Unsur Surat Perjanjian

Ada beberapa unsur yang terdapat dalam surat perjanjian, di antaranya adalah:Judul surat perjanjian ditulis dengan huruf besar dan disesuaikan dengan isi.

Nomor surat perjanjian.

Identitas pihak-pihak yang berkepentingan, berisi:

nama lengkap

tempat/tanggal lahir

pekerjaan

alamat

Pasal-pasal yang memuat isi perjanjian, berisi:

hak-hak dan kewajiban yang harus ditaati keduabelah pihakmasa berlakunya surat perjanjian

domisili atau tempat kedudukan menurut hukum bila timbul perselisihan

Penutup surat perjanjian, berisi:

tempat dan tanggal dibuat, bulan, tahuntanda tangan pihak yang bersepakat

tanda tangan pejabat pemerintah

tanda tangan saksi-saksi

Perhatikan contoh surat perjanjian jual beli di bawah ini!Perjanjian Jual Beli

Yang bertanda tangan di bawah ini:

1 Nama:Muhammad SyarifAlamat :Jl. Bayangkara 205Pekerjaan :PNS

Selaku pihak kesatu selanjutnya disebut Penjual dan

2 Nama:FirmansyahAlamat :Jl. Slamet Riyadi 406

Pekerjaan:PNS

Selaku pihak kedua, selanjutnya disebut Pembeli dengan ini menerangkan telah mufakat sebagai berikut:Pasal 1

Penjual menjual kepada Pembeli membeli dari Penjual sebuah rumah tempat tinggal milik Penjual, yang terletak di Jakarta terkenal sebagai Jalan Slamet Riyadi 404 yang diketahui benar-benar oleh Pembeli.

Pasal 2

Dalam jual beli termasuk pula penyerahan milik Penjual atas tanah tempat didirikannya rumah tinggal tersebut dalam pasal 1 serta pekarangannya yaitu: Persis Jalan Pekarangan No. 475/71. PIIB. Luas 965 m sertifikat No. 512.Pasal 3

Perjanjian jual beli diadakan untuk harga sebesar Rp. 200.000.000,00. Jumlah tersebut akan dibayar oleh Pembeli kepada Penjual pada waktu penandatanganan perjanjian ini dengan diberi tanda penerimaan tersendiri.

Pasal 4

Penyerahan rumah tinggal dalam keadaan pada waktu ini akan diselenggarakan selambat-lambatnya hari setelah penandatanganan perjanjian ini, yaitu dengan jalan menyerahkan kunci-kunci rumah tinggal tersebut oleh Penjual kepada Pembeli.Pasal 5

Mulai saat penyerahan kunci-kunci, maka segala resiko dan tanggung jawab berkenaan dengan jual beli ini beralih kepada Pembeli termasuk pembayaran pajak dan lain-lain.Pasal 6

Segala tunggakan pajak dan lain-lain sampai penyerahan kunci merupakan tanggungan penjual.

Pasal 7

Pembalikan nama diselenggarakan oleh Pembeli serta semua biaya tanggungan pembeli.

Pasal 8

Kedua pihak berjanji tidak akan membawa perselisihan ke pengadilan sebelum diusahakan untuk menyelesaikan secara kekeluargaan.Pasal 9

Kedua pihak memilih tempat kediaman hukum di pengadilan negeri Jakarta untuk menjalankan perjanjian ini dan segala akibatnya.

Demikian surat perjanjian ini dibuat dan ditandatangani rangkap dua yang keduanya mempunyai kekuatan hukum yang sama.

Pihak Pertama

Mohammad SyarifJakarta , 20 Oktober 2004

Pihak kedua

Firmansyah

Saksi-saksi1. Wahyudi:Kepala Desa

2. Bambang Iskandar:Ketua RW

8.a Tugas SiswaBuatlah surat perjanjian jaul beli antara Pak Sukardi dan Pak Sularto dengan keterangan sebagai berikut:Pak Sularto menjual rumah dan tanah seluas 600 m persegi. Luas bangunan 400 m persegi dengan konstruksi beton. Harga penjualan disepakati 250 juta rupiah. Akta penjualan disepakati dengan perantara Notaris Abdul Syukur, S.H. Rumah tersebut akan ditempati oleh pembeli satu minggu setelah penandatangan surat perjanjian jual beli.

Penilaian

Tes proyek (penugasan). Guru meminta siswa menyusun surat perjanjian jual beli.

Kriteria Penilaian

NoKriteria PenilaianSkorBobot

1.Kelengkepan surat jaul beli (apakah surat jual beli yang dibuat oleh siswa mencakup seluruh unsurnya).Lengkap

Agak lengkap

Tidak lengkap10

6

43

2.Keruntutan pasal-pasal (apakah pasal-pasal dalam SPJb disusun dengan runtun).RuntutAgak runtutTidak runtut10

6

43

3.Keruntutan penggunaan bahasa (apakah penyusunan rangkuman disusun dengan yang runtut).Runtut

Agak runtut

Tidak runtut10

6

43

4.Ketepatan penggunaan tanda baca (apakah tanda baca yang digunakan sudah tepat).

a. Tepat

b. Agak tepat

c. Tidak tepat10

6

41

Tabel Penilaian

Aspek yang dinilaiNilai

1. Kelengkapan isi30188

2. Keruntutan pasal-pasal301812

3. Keruntutan penggunaan bahasa301812

4. Ketepatan penggunaan tanda baca1068

Jumlah1006040

Tes afektif:Keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaranKriteria Penilaian:- Bekerjasama

- Partisipasi

- Keberanian bertanya

Semakin banyak siswa mendapat poin nilai afektif siswa semakin tinggi.Menulis Surat KuasaSurat kuasa adalah surat pengalihan kekuasaan dari seseorang kepada orang lain untuk bertindak atau melaksanakan sesuatu berhubungan pemberi kuasa tersebut tidak dapat melaksanakan sendiri. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat surat kuasa, antara lain sebagai berikut.1. Maksud dan tujuan dibuat surat kuasa.

2. Surat kuasa dibuat di atas kertas bersegel, dibubuhi materai dan tanda tangan.

3. Surat kuasa dibuat berdasarkan unsur kepercayaan.4. Mencantumkan tanggal pembuatan dan nomor surat kuasa.

5. Pemberi dan penerima kuasa jelas, nama, umur, pekerjaan, serta alamat masing-masing.

6. Jangka waktu berlakunya surat kuasa.

7. Surat kuasa dianggap sah apabila ditandatangani oleh pemberi dan penerima kuasa.

Identitas pada surat kuasa tersebut harus diisi dengan lengkap. Maksud dan tujuan pembagian kuasa tersebut dituliskan dengan jelas sehingga tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan. Surat kuasa perlu dibubuhi materai sehingga memiliki kekuatan hukum.8.b Tugas Siswa1. Buatlah kelompok dengan teman semejamu, lalu susunlah sebuah surat kuasa dengan ketentuan sebagai berikut.

2. Kamu sendiri sebagai pemberi kuasa, berlaku sebagai seorang direktur sebuah perusahaan, memberi kuasa kepada temanmu sebagai manajer pemasaran di perusahaanmu untuk menandatangani kontrak pekerjaan borongan pembangunan sebuah gedung mall dan menerima pembayaran uang muka, biaya pembangunan gedung tersebut sebesar Rp. 25.000.000,003. Tukarkan hasil pekerjaanmu dengan kelompok lain dan mintalah komentar terhadap pekerjaan kelompokmu tadi!

Penilaian Kognitif

No.Aspek yang DinilaiSkor

1.

2.

3.Ketepatan menentukan data-data

Kelengkapan surat kuasa

Sistematika

Kriteria skor:1.Setiap jawaban benar=20

2.Jawaban benar separoh=10

3.Jawaban salah=0

Penilaian Psikomotorik

No.Aspek yang DinilaiSkor

1.

2.

3.Kerapian tulisan

Kecepatan menulis

Kebenaran membuat surat kuasa

Kriteria skor:4=Sangat rapi/cepat/benar

3=Rapi/cepat/benar

2=Kurang rapi/cepat/benar

1=Tidak rapi/cepat/benar

LEMBAR KEGIATAN SISWA

(09)

1.Mata Pelajaran:Bahasa dan Sastra Indonesia

2.Judul:Menulis Karya Tulis Dengan Daftar Pustaka

3.Kelas/Semester:XI / 1

4.Waktu: x 45 menit

5.Kompetesi Dasar:4.3Melengkapi karya tulis dengan daftar pustaka dan catatan kaki.

6 Petunjuk Belajar (Petunjuk Siswa)

Membaca contoh karya tulis yang dilengkapi dengan daftar pustaka dan catatan kaki.

Menulis karya tulis, dengan dilengkapi daftar pustaka dan catatan kaki.

Menyunting karya tulis yang dilengkapi daftar pustaka dan catatan kaki karya sendiri atau karya teman berdasarkan struktur kalimat dan EYD.

7 Informasi Pendukung

1. Pengertian Karya Tulis

Karya Tulis menurut Drs. Totok Djuroto, M.Si dan Drs. Bambang Suprijadi, M.Si. memberi batasan bahwa karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas masalah. Pembahasan ini dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari suatu penelitian, baik penelitian lapangan, tes laboratorium ataupun kajian pustaka. Pembahasan dengan pemikiran yang logis, masuk akal dan empiris dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan (13 ; 2002)2. Ciri-ciri karya tulis ilmiah

a. Logis: keterangan, pendapat dapat dibuktikan dan diterima secara rasio.

b. Objektif: mengemukakan keterngan dan penjelasan apa adanya.c. Sistematis: apa yang disampaikan, disusun secara runtut dan berkesinambungan.

d. Dapat diuji kebenarannya: keterangan, penjelasan, pandangan yang dipaparkan dapat diuji kenyataan yang sesungguhnya.

Sebelum melakukan kegiatan penulisan karya ilmiah terlebih dahulu menyusun kerangka karangan karya tulis.

3. Fungsi kerangka karya tulis ilmiah

a. Membantu penulis menata gagasan secara sistematis dan teratur.

b. Memudahkan penulis menciptakan kembali penulisan yang berbeda pada setiap bagian.

c. Menghindari pembahasan gagasan ganda.

d. Memudahkan penulisan bahan atau sumber informasi.

e. Membantu calon pembaca untuk memahami dengan cepat dan mudah tulisan yang akan dihasilkan.

4. Seacara sederhana sistematis karya tulis ilmiah

KERANGKA KARYA TULIS ILMIAH

Pelengkap Pendahuluan

A. Halaman Sampul

B. Halaman Persetujuan

C. Halaman Pengesahan

D. Halaman Kata Pengantar

E. Halaman Daftar Isi

F. Halaman Daftar Tabel / Gambar (Jika ada)

G. Halaman Abstrak

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Perumusan Masalah

C. Tujuan

D. Manfaat

E. Metode Pengumpulan Data

A. Melengkapi Karya Tulis dengan Daftar Pustaka dan Catatan KakiDalam menyusun karya tulis kita dapat menggunakan beberapa sumber tertulis untuk menghimpun informasi dan data yang diperlukan. Berdasarkan isinya, sumber tertulis dapat dibagi menjadi 3, yaitu: (1) ilmiah, seperti buku-buku teori, artikel ilmiah, dan laporan penelitian; (2) nonilmiah, seperti berita di surat kabar atau majalah, dan (3) sastra, seperti karya prosa, puisi dan drama.Daftar pustaka dalam karangan ilmiah merupakan karangan ilmiah merupakan hal yang tidak boleh ditiadakan. Hal ini berhubungan erat dengan rujukan dan kutipan yang diuraikan pada bagian awal sebuah karangan ilmiah.Keberadaan catatan kaki tidak sama dengan daftar pustaka. Catatan kaki tidak selalu ada dalam sebuah karangan ilmiah.

1. Daftar Pustaka

Daftar pustaka merupakan daftar sumber informasi. Daftar pustaka/rujukan digunakan untuk memperkuat pendapat atau untuk menjelaskan suatu hal. Semua acuan yang dikutip dicantumkan dalam daftar rujukan/acuan. Dengan demikian, pada daftar rujukan dicantumkan semua acauan yang digunakan oleh penulis dalam menyusun karya ilmiah.

Unsur yang dicantumkan dalam daftar rujukan antara lain adalah identitas acuan yang mencakup nama pengarang, tahun terbit, judul buku, tempat (biasanya kota) terbit, dan nama penerbit. Dalam penulisannya, setiap unsur itu diakhiri dengan sebuah titik. Khusus untuk penulisan nama pengarang yang lebih dari dua unsur, disusun dengan pola nama akhir, lalu diikuti nama awal. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun daftar pustaka, diantaranya:a. Secara umum, penulisan nama pengarang mengikuti pola internasional, yaitu: (1) nama keluarga atau nama akhir; (2) tanda baca koma; (3) nama kecil atau nama awal.

b. Gelar akademik tidak perlu dicantumkan.c. Apabila buku teks ditulis oleh lebih dari seorang, cara penulisannya seperti di atas hanya digunakan pada pengarang utama. Pengarang utama merupakan pengarang yang namanya dicantumkan pada urutan pertama. Nama pengarang lain yang mengikutinya ditulis seperti yang tertulis pada penulisan buku teks dan tanpa gelar.

d. Apabila pengarang buku itu lebih dari empat orang, maka penulisan nama pengarang disingkat dkk (dan kawan-kawan).

e. Daftar pustaka ditulis secara alfabetis.f. Satu pengarang yang menulis beberapa karya, nama pengarang ditulis sekali dan urut sesuai tahun yang paling muda.Contoh:

Ary, Donald. 1982. Pengantar Penelitian Pendidikan. Terjemahan Arief Furchan. Surabaya: Usaha Nasional.

Jawa Pos, 31 Juli 1994. Penerima IDT di Jateng Terkena Sindrom Wedus. Hlm.6.

Samsuri. 1985. Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Jakarta: Sastra Hudaya.

Soemarwoto, Otto. 1983. Pengolahan Sumber Daya Alam, Air, dan Gen. (Makalah yang disajikan dalam Kongres Nasional Biologi VI di Surabaya, Jurusan Biologi FMIPA Unair, Surabaya, 15 Juni 1983).Manfaat daftar pustaka adalah:

a. sebagai penghargaan terhadap pengarang atau penulis sumber pustaka.

b. sebagai pertanggungjawaban penulis karya ilmiah.c. sebagai indikasi atau pertanda bobot ilmiah.2. Catatan Kaki

Catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas karangan yang bersangkutan. Hubungan antara catatan kaki dengan teks dinyatakan dengan nomor-nomor penunjukan yang sama. Selain mempergunakan nomor-nomor penunjukan, hubungan itu dapat dinyatakan dengan menggunakan tanda asterik atau tanda bintang (*).Tujuan dari catatan kaki adalah:

a. untuk menyusun pembuktian,

b. menyatakan utang budi,

c. menyampaikan keterangan tambahan,

d. merujuk bagian lain dari teks,

Unsur-unsur referensi:

a. pengarang,

b. judul,

c. data publikasi,d. jilid dan nomor halaman.

Prinsip membuat catatan kaki meliputi:

a. Hubungan catatan kaki dan teksHubungan antara keterangan pada catatan kaki dan teks dinyatakan dengan menggunakan nomor urut penunjukan.b. Hubungan urut penunjukanBila nomor urut penunjukan hanya berlaku untuk tiap bab, maka konsekuensi yang pertama adalah bahwa untuk tiap bab selalu dimulai dengan nomor urut 1 untuk catatan yang pertama, yang kemudian dilanjutkan dengan nomor urut berikutnya sampai akhir bab. Konsekuensi yang kedua adalah bahwa nama pengarang dan sumber yang untuk pertama kali disebut dalam satu bab, harus disebut secara lengkap. Penunjukan berikutnya atas sumber yang sama dalam bab tersebut akan mempergunakan singkatan lbid atau nama singkat nama pengarang dengan singkat Op.cit., Loc.cit.Sebaliknya bila nomor penunjukan itu berlaku untuk seluruh karangan, maka penunjukan sumber secara lengkap hanya dipergunakan untuk penyebutan yang pertama kali. Penunjukan berikutnya atas sumber yang sama dalam seluruh karangan itu akan mempergunakan singkat lbid., atau nama singkat pengarang ditambah singkat Op cit., atau Loc. Cit. tanpa mempersoalkan apakah itu terdapat pada penyebutan yang pertama dalam bab berikutnya.c. Teknik pembuatan catatan kaki

Syarat-syarat teknik pembuatan catatan kaki adalah sebagai berikut:

1) harus disediakan ruang atau tempat secukupnya pada kaki halaman tersebut sehingga margin bahwa tidak boleh lebih sempit dari 3 cm sesudah diketik baris terakhir dari catatan kaki.

2) sesudah baris terakhir dari teks, dalam jarak 3 spasi harus dibuat sebuah garis, mulai dari margin kiri sepanjang 15 ketikan dengan huruf pika atau 18 ketikan dengan huruf elite [--], 3) dalam jarak dua spasi dari garis tadi, dalam jarak 5 7 ketikan dari margin kiri diketik nomor penunjukan,4) langsung sesudah nomor penunjukan, setengah spasi ke bawah mulai diketik baris pertama dari catatan kaki,

5) jarak antarbaris dalam catatan kaki adalah spasi rapat, sedangkan jarak antarcatatan kaki pada halaman yang sama (kalau ada) adalah dua spasi,6) baris kedua dari tiap catatan kaki selalu dimulai dari margin kiri.

Contoh penulisan catatan kaki:

a. Referensi kepada buku dengan seorang pengarang.kekerabatan umat manusia di seluruh dunia menyebabkan bahwa di dalam menganalisa suatu sistem kekerabatan di dalam suatu masyarakat itu, mereka memandang akan istilah-istilah itu sebagai proses-proses hubungan kemasyarakatan. Demikian sistem-sistem kekerabatan itu.

.

12F. Greabner, Etnologie in die Kultur der Gegenwart (Leipzig, 1923), hal 544.Perhatikan:

1) Nama pengarang ditulis lengkap, tidak dibalik (karena referensi yang pertama kali).

2) Antara nama pengarang dan judul buku dipergunakan tanda koma. Antara judul buku dan data publikasi tidak ada titik atau koma.3) Tempat dan tahun terbit ditempatkan dalam tanda kurung. Penerbit tidak perlu diikutsertakanb. Referensi kepada buku dengan dua atau tiga pengarang.dan menganalisis riwayat-riwayat hidup dari beberapa individu yang dipilih antara semua penduduk desa Atimelang di Alor itu5 dan dengan metode-metode penguji isi jiwa dan projective tests method. Hasil .

5L. Gottshalk, C. Kluckhohn, R. Angell, The Use of Personal documents in History, Anthropology and Sociology (New York: Social Science Research Council, 1945), hal 82 173.Perhatikan:Nama penerbit dimasukkan, sebab itu antara nama tempat dan penerbit diberi titik dua.c. Referensi kepada buku dengan banyak pengarangMulai dari contoh ini dan seterusnya, kutipan teks beserta garis pemisah ditiadakan, langsung diberikan bentuk dari referensi itu.

7Alton C. Morris, et al., College English, the first year (New York, 1964), hal 51 56.Perhatikan:

1) Hanya nama pengarang pertama yang disebut, nama-nama lainnya diganti dengan singkatan et al.;2) Antara nama pengarang dengan singkatan et al., serta antara singkatan et al. dengan judul buku diberi tanda pemisah koma.d. Sebuah terjemahan11Multatuli, Max Havelaar, atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang Belanda, terj. H.B. Jassin (Djakarta, 1972), hal. 50.Perhatikan:

1) Nama pengarang asli ditempatkan di depan.2) Keterangan tentang penerjemah ditempatkan sesudah judul buku, dipisahkan oleh sebuah tanda koma.8 Carilah sebuah karya tulis di perpustakaan SMA Negeri 4. Bacalah dengan seksama Daftar Pustaka yang ada dalam karya ilmiah tersebut! Bacalah pula catatan kaki apabola ada!Perbaiki kesalahan penulisan Daftar Pustaka dan catatan kaki dalam karya ilmiah tersebut apabila ditentukan! Laporkan hasil pekerjaan Anda dalam pertemuan selanjutnya!9 Kriteria PenilaianNoKriteria PenilaianSkorBobot

1.Kelengkapan unsur dalam penulisan daftar pustaka (apakah unsur dalam pustaka sudah lengkap).

a. Lengkap

b. Agak lengkap

c. Tidak lengkap10

6

44

2.Keruntutan unsur penulisan daftar pustaka (apakah ururtan unsur daftar pustaka dinyatakan tepat).a. Urut

b. Agak urut

c. Tidak urut10

6

43

3.Ketepatan ejaan dan tanda baca (apakah penggunaan ejaan dan tanda baca tepat).a. Tepat (tidak ada kesalahan)

b. Agak tepat (ada beberapa kesalahan)

c. Tidak tepat (banyak kesalahan)10

6

43

Tabel Penilaian

Aspek yang dinilaiNilai

1. Kelengkapan unsur daftar pustaka.402416

2. Keruntutan unsur penulisan daftar pustaka.301812

3. Ketepatan ejaan dan tanda baca.301812

Jumlah1006040

LEMBAR KEGIATAN SISWA

(10)

1.Mata Pelajaran:Bahasa dan Sastra Indonesia

2.Judul:Identifikasi Drama

3.Kelas/Semester:XI / 1

4.Waktu: x 45 menit

5.Kompetesi Dasar:5.1Mengidentifikasi peristiwa, pelaku dan perwatakannya, dialog, dan konflik pada pementasan drama.

6 Petunjuk Belajar (Petunjuk Siswa)

Mendengarkan rekaman drama.

Mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik drama.

Merangkum isi drama berdasarkan dialog yang didengar. Mengaitkan isi drama dengan kehidupan sehari-hari.

7 Informasi Pendukung

Mengidentifikasi Peristiwa, Pelaku dan Perwatakan, Dialog, dan Konflik pada PementasanDrama berasal dari bahasa Yunani yang berarti gerak, drama dikatakan suatu seni dari kehidupan yang dihidangkan dengan gerak di atas pentas.Unsur utama dalam drama:

1. Teks play

a. Plot

b. Perwatakan/Penokohan

c. Dialog

d. Setting/latar

2. Pemain/aktor

3. Sutradara

4. Tempat pertunjukan

Plot Alur Drama

Adalah rangkaian peristiwa atau ceruta yang saling berkaitan, berhubungan antara satu dengan lainnya. Tahapan plot berdasarkan alur drama antara lain sebagai berikut.1. Eksposisi

Adalah pelukisan awal cerita yang memperkenalkan tokoh-tokoh cerita yang disertai watak masing-masing