lembar kegiatan 1
DESCRIPTION
Mengoperasikan kendali elektroTRANSCRIPT
-
KEGIATAN BELAJAR 1
PENGENDALI PERMUKAAN AIR(WATER LEVEL CONTROL)
Lembar InformasiPada lembar kegiatan belajar 1 ini, akan dilakukan
percobaan/praktikum pengendali tinggi permukaan air, yang terdiridari rangkaian pengendali tinggi permukaan air dan sensor.
Pengendali permukaan air (water level control) adalah suatu
piranti listrik yang berguna sebagai pengatur tinggi rendahnya
permukaan air. Alat ini menggunakan komponen elektronika daya
SCR dan transistor, serta dilengkapi dengan tiga buah elektroda
yang berfungsi sebagai sensor untuk tinggi rendahnya permukaan
air. Dengan tiga sensor elektroda tersebut maka motor listrik akan
1
M
Water
-
bekerja pada saat kondisi permukaan air minimum (rendah) dan
maksimum (tinggi) secara otomatis.
Gambar 1. Rangkaian Pengendali Permukaan Air
Peralatan ini relatif aman karena hanya menggunakan
tegangan arus searah (DC) 12 volt, dan memerlukan arus listrik
yang relatif kecil. Peralatan ini cocok digunakan sebagai level control
pada bak penampungan air pada rumah tangga, karena air
merupakan penghantar listrik yang mempunyai tahanan 98 kilo
ohm.
Percobaan dilakukan dengan cara mengukur arus dantegangan pada rangkaian pengendali permukaan, yaitu pada kaki-kaki transistor dan SCR sesuai dengan Tabel yang telah disediakan.
Lembar KerjaAlat dan bahan :
1. Resistor 1 K ohm 1 buah
2
-
2. Transistor BC 547.. 2 buah
3. SCR SS3288.. 1 buah
4. Relay 12 volt.... 1 buah
5. Dioda 1N 4001... 4 buah
6. Motor pompa listrik 125 W/220 V 1 buah
7. Multimeter/VTVM.1 buah
8. Fuse 2 ampere 1 buah
9. Sumber tegangan DC 12 volt...1 buah
10. Transformator 220/12 V 500mA.1 buah
11. Plat sebagai elektroda... .secukupnya
12. Kabel penghubung dan air .secukupnya
Kesehatan dan Keselamatan Kerja :1. Gunakan pakaian praktik !.
2. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada setiap lembar
kegiatan belajar !.
3. Jangan memberikan tegangan pada rangkaian melebihi batas
yang ditentukan n!.
4. Hati-hati dalam melakukan praktik.
Langkah Kerja1. Siapkanlah alat dan bahan yang digunakan untuk percobaan
ini !.
2. Periksalah rangkaian pengatur permukaan air sekali lagi,
pastikan tidak ada komponen yang hubung singkat !.
3. Rangkailah skema seperti dalam Gambar 1 dengan benar,
tanpa menghubungkan dengan sumber tegangan baik DC
maupun AC terlebih dahulu !.
3
-
4. Cek/ukurlah dahulu sumber tegangan DC 12 volt dan AC 220
volt, kemudian tes dengan voltmeter Q1 dan Q2 dan SCR
masih baik atau tidak !.
5. Tuangkan air ke dalam tangki hingga menyentuh sensor S3.
Jika motor listrik ON berarti rangkaian ini baik dan berarti pula
Q2 ON, apabila sebaliknya cek kembali rangkaian pada kaki-
kaki transistor dan SCR !.
6. Lakukan pengukuran-pengukuran untuk Q2 ON, SCR OFF,
dan Q1 OFF seperti Tabel 1 dan 2 berikut !.
Tabel 1. Pengisian Bak Air Sampai dengan S3 Besaran
Komponen
VCE
(V)
VEB
(V)
VRE
(V)
Ic1(Ma)
Ib(mA)
Ic2(mA)
Kondisi
(ON/OFF)
Q1 Q2
Tabel 2. Pengaruh SCR Pada Pengisian Bak Air Sampai dengan
S3 Besaran
Komponen
VAK
(V)
VAG
(V)
VKG
(V)
IA(Ma)
Ig(mA)
Komdisi
(ON/OFF)
SCR
7. Tuangkanlah air ke dalam tangki hingga permukaannya
menyentuh sensor S2. Motor harus tetap dalam kondisi ON,
sedang kondisi Q1 dan Q2 masing-masing terjadi perubahan
yang belum begitu berarti. Selanjutnya lakukanlah
pengukuran untuk kaki-kaki transistor Q1 dan Q2 seperti yang
diminta pada Tabel 3.
Tabel 3. Pengisian Bak Air Sampai dengan S2
4
-
Besaran
Komponen
VCE(V)
VEB(V)
VRB(V)
VRE(V)
IC(mA)
IB(mA)
IE(mA)
Kondisi
(ON/OFF)
Q1Q2
8. Tuangkanlah lagi air ke dalam tangki hingga permukaannya
menyentuh sensor S1. Motor harus dalam kondisi OFF, SCR
ON dan Q1 ON !.
9. Lakukanlah pengukuran-pengukuran untuk Q1 ON, Q2 OFF,
dan SCR ON seperti Tabel 4 dan 5 berikut.
Tabel 4. Mematikan Motor. Besaran
Komponen
VCE
(V)
VEB
(V)
VRE
(V)
Ic1(ma)
Ib(mA)
Ic2(mA)
Kondisi
(ON/OFF)
Q1 Q2
Tabel 5. Pengaruh SCR Pada Saat Mematikan Motor. Besaran
Komponen
VAK
(V)
VAG
(V)
VKG
(V)
IA(Ma)
Ig(mA)
Kondisi
(ON/OFF)
SCR
10. Kosongkanlah air dari tangki perlahan-lahan (seolah-olah
dipakai lewat kran). Catatlah hal-hal yang terjadi saat
permukaan air melalui sensor S1, S2 dan sampai pada sensor
S3 !.
11. Hentikanlah kegiatan dan kembalikan semua peralatan ke
tempat semula. Kemudian simpulkan secara keseluruhan
5
-
percobaan tadi, khususnya berdasarkan data seperti Tabel 1,
2, 3, 4 dan 5.
Lembar Latihan1. Bagaimanakah prinsip kerja dari pengendali permukaan
tersebut, jelaskan menurut pengamatan yang anda lakukan
selama praktik !
2. Apakah syarat yang menentukan hidup dan matinya SCR
pada rangkaian water level control tersebut ?
3. Jelaskan fungsi Q1 dan Q2 dari rangkaian water level control ?
6
-
KEGIATAN BELAJAR 2
PENGISIAN BATERAI OTOMATIS
MENGGUNAKAN SCR
Lembar Informasi
Pada lembar kegiatan belajar ini, akan dipraktikkan pengisianbaterai secara otomatis menggunakan SCR.
Penggunaan SCR dalam pengisian batarei otomatisdioperasikan sebagai saklar otomatis yang dapat menghidupkan danmemutuskan arus pada saat pengisian baterai sudah penuh.Pengisian baterai ini dapat digunakan untuk mengisi baterai dengantegangan 12 volt.
7
Lampu 2
Lampu 1
X
X
-
Gambar 2. Rangkaian Pengisi Baterai Otomatis
Pengisian baterai secara otomatis dapat memantau keadaanbaterai saat mengisi dan memutuskan arus pada saat baterai telahterisi penuh. Lampu indikator L2 menyala saat terjadi pengisianbaterai dan bila baterai telah penuh lampu L2 mati.
Dari rangkaian di atas dapat digunakan untuk mengisi bateraiNICAD atau akumulator. Dalam rangkaian ini juga digunakankomponen transistor jenis BC 157, dimana komponen ini jugadifungsikan sebagai saklar .
Lembar KerjaAlat dan Bahan
1. SCR SS 3288. 1 buah2. Dioda BY 126.. 3 buah3. Saklar SPST 1 buah4. R1 5 . 1 buah5. R2 33 ... 1 buah6. R3 1 K.. 1 buah7. R4 470 . 1 buah8. R5 2.2 K 1 buah9. Tr1, Tr2 BC 157... 2 buah10. Potensiometer 10 K/5%. 1 buah11. C 1000 F/25V... 1 buah12. Lampu 12 v.. 2 buah13. Lampu indikator 220 V AC .. 1 buah14. Trafo CT 1A 220V/20V.. 1 buah15. Baterai / akumulator 12 V.. 1 buah16. Ampermeter. 1 buah17. Voltmeter. 1 buah
8
-
Kesehatan dan Keselamatan Kerja1. Gunakan pakaian praktikum !.2. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum setiap lembar
kegiatan belajar !.3. Gunakan peralatan dengan hati-hati !.4. Jangan memberikan sumber tegangan sebelum rangkaian
disetujui instruktur5. Hati-hati melakukan praktikum !.
Langkah Kerja 1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan !.2. Periksal semua alat dan bahan sebelum digunakan dan
pastikan semua alat dan bahan dalam keadaan baik !.3. Buat rangkaian seperti Gambar 2 !.4. Laporkan rangkaian yang telah dirangkai kepada instruktur
sebelum dihubungkan ke sumber tegangan !.5. Setelah rangkaian disetujui, hubungkan rangkaian dengan
sumber tegangan 220 V dengan menutup saklar S !.6. Sebelum baterai / akumulator dipasang, ukurlah tegangan
dan arus pada Tabel 6 !.
Tabel 6. Baterai / Akumulator Belum Di pasang
Pengukuran Tegangan Pengukuran Arus Simpul
2 3( Volt )
Simpul 2 9
( Volt )
Simpul 3 9
( Volt )
Simpul 0 9
( Volt )
Simpul2
( mA )
Simpul 5
( mA )
Simpul 7
( mA )
Simpul 9
( mA )
7. Aturlah besarnya potensiometer Vr hingga tegangan padasimpul 4 dan 9 besarnya 12 volt !.
8. Pasanglah baterai / akumulator pada tempatnya, jangansampai posisi terminal baterai polaritasnya terbalik.
9. Pada saat pengisian baterai ukurlah tegangan dan arus sertamasukan data tersebut ke Tabel 7.
9
-
Tabel 7. Baterai / Akumulator Saat Pengisian
Pengukuran Tegangan Pengukuran Arus Simpul
2 3( Volt )
Simpul 2 9
( Volt )
Simpul 3 9
( Volt )
Simpul 0 9
( Volt )
Simpul2
( mA )
Simpul 5
( mA )
Simpul 7
( mA )
Simpul 9
( mA )
10. Setelah lampu L2 mati ukurlah besarnya tegangan dan aruspada Tabel 8 !.
Tabel 8. Baterai / Akumulator Saat Terisi Penuh
Pengukuran Tegangan Pengukuran Arus Simpul
2 3( Volt )
Simpul 2 9
( Volt )
Simpul 3 9
( Volt )
Simpul 0 9
( Volt )
Simpul2
( mA )
Simpul 5
( mA )
Simpul 7
( mA )
Simpul 9
( mA )
11. Lepaskanlah dan kembalikan semua alat dan bahanpraktikum ketempat semula, kemudian buat kesimpulan darikegiatan belajar ini.
Lembar Latihan 1. Apakah yang terjadi bila arus pada simpul 3 tidak mencapai
arus gate (Ig) ?2. Jelaskan bagaimana agar SCR off pada rangkaian pengisi
baterai !3. Apa yang terjadi pada simpul 3 - 6 bila tidak ada tegangan ?
10
-
KEGIATAN BELAJAR 3
SCR SEBAGAI SAKLAR
PENGAMAN ELEKTRONIK
Lembar Informasi
SCR sebagai saklar dapat dipergunakan sebagai proteksiarus yang mengalir ke beban lampu ataupun motor listrik.Pengaturan ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan rangkaianumpan balik (feed back) yang menghubungkan keluaran SCR kegate SCR. Beban maksimum yang dapat ditanggung SCRtergantung pada karakteristik dari SCR tersebut serta penyulutanyang dilakukan pada gate SCR.
Umpan balik tersebut tidak dapat langsung dihubungkandengan gate SCR karena tegangan keluaran yang dihasilkankeluaran SCR terlampau besar untuk menyulut gate SCR, sehinggaperlu tambahan rangkaian agar SCR tidak rusak. Gambar 3.merupakan pemakaian SCR sebagai proteksi khususnya proteksiterhadap arus lebih.
11
X
-
Gambar 3. SCR Sebagai Saklar Pengaman Elektronik
Sumber tegangan pada rangkaian langsung dari jala-jala PLN
220 Volt. Tegangan tersebut langsung diseri dengan beban lampu
dan SCR. Selanjutnya untuk rangkaian pengendali diperlukan
penyearahan tegangan dari penyearahan jembatan (bridge diode)
D1-D4. Rangkaian pengendali SCR terdiri dari Q1 dan Q2. Apabila
beban yang ditanggung SCR terlampau besar, rangkaian pengendali
bekerja dan SCR berada pada kondisi OFF. Besar arus maksimum
yang dapat ditanggung SCR dapat ubah-ubah dengan pengatur
VR1.
Lembar KerjaAlat Dan Bahan :
1. SCR SN104.... 1 buah
2. Dioda BY 127.... 4 buah
3. Dioda 1N4001.... 2 buah
12
-
4. Transistor BC 157 dan BC 157.. @1
buah
5. Capasitor 500F/250 Volt.. 1 buah
6. Resistor 10 K/10W, 220 , 0,5 , @1
buah
7. Resistor 470 2 buah
8. Potensiometer 50 K 1 buah
9. Lampu (15W, 25W, 40W, 60W) .. 1 buah
10. Voltmeter DC dan Amperemeter 1 buah
11. Sumber daya AC 220 Volt.. 1 unit
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja1. Periksalah terlebih dahulu semua komponen aktif maupun
pasif sebelum digunakan !.2. Bacalah dan pahami petunjuk pratikum pada lembar kegiatan
belajar!.
3. Hati-hati dalam penggunaan peralatan pratikum!.
Langkah Kerja1. Siapkan Gambar rangkaian serta alat dan bahan yang
diperlukan pada rangkaian SCR sebagai saklar pengamanelektronik !.
2. Rakitlah rangkaian seperti Gambar 3 dan periksakan hasil
rangkaian pada instruktur !.
3. Sebelum mulai praktik, aturlah VR1 pada kondisi dari nilai
maksimalnya.
4. Setelah dinilai benar hubungkan dengan sumber tegangan
AC 220 Volt.
13
-
5. Pada praktikkum pertama, gunakan beban lampu 25W dan
aktifkan saklar ON/OFF !.
6. Aturlah VR1 hingga diperoleh arus pengaturan (setting) untuk
beban lampu 25W !.
7. Setelah diperoleh arus setting pada beban lampu 25W,
lakukanl pengamatan pada simpul pengukuran dan catatlah
hasil pengamatan pada Tabel 9 !.
8. Untuk pengukuran arus, simpul pengukuran yang diamati
adalah:
Simpul No. 3
Simpul No. 8
Simpul No. 10
Sedangkan pengukuran tegangan, simpul pengukuran yang
diamati adalah:
Simpul No. 2 s/d No.0
9. Tambahkan beban berupa lampu 15W yang dipasang pararel
dengan lampu 25W.
10. Amatilah perubahan yang terjadi pada rangkaian dan catatlah
hasil pengamatan pada Tabel 10 !
11. Lakukan kembali langkah No. 5 s/d No. 10 untuk beban
lampu 40W dan 60W, serta masukkan data pengamatan pada
Tabel 9 dan 10 !.
12. Jika telah selesai semua maka lepaskan sumber AC dari
rangkaian dan kembalikan semua alat dan bahan ke tempat
semula.
14
-
Tabel 9. Kondisi Sesuai Rating Beban
Pengukuran BebanLampu
I1 (ampere)
(3)
I2(ampere)
(8)
I3(ampere)
(10)
V(volt)(0-2)
KondisiRangkaian(ON/OFF)
25 W40 W60 W
Tabel 10.Kondisi Beban Beban Lebih
Pengukuran BebanLampu
I1(ampere)
(3)
I2(ampere)]
(8)
I3(ampere)
(10)
V(volt)(0-2)
KondisiRangkaian(ON/OFF)
25 W + 15 W40 W + 15 W60 W +15 W
Lembar Latihan1. Jelaskan prinsip kerja rangkaian ?2. Jelaskan fungsi transistor Q1dan Q2 pada rangkaian saklar
pengaman otomatis ?
15
-
KEGIATAN BELAJAR 4
KENDALI MOTOR POMPA 1 FASA
MENGGUNAKAN THERMISTOR
Lembar Informasi
Pemakaian motor arus bolak-balik 1 fasa banyak digunakan
dalam kehidupan sehari-hari dibandingkan dengan motor arus
searah. Pengontrolan pun sekarang sudah banyak ragamnya dari
mulai pengaturan putaran sampai pada proteksinya.
Untuk kegiatan belajar 4 ini akan dibahas tentang pengaturan
putaran motor arus bolak-balik 1 fasa (motor pompa 1 fasa 125 watt)
dengan mengatur tegangan masukan dan variasi nilai resistansi
pada thermistor. Seperti pada Gambar 4 di bawah ini
16
L 100 WX PTC
Variac
M
-
Gambar 4. Rangkaian Kendali Motor 1 Fasa
Rangkaian di atas bertujuan mengatur putaran motor pompa
listrik dengan menggunakan TRIAC sebagai saklar yang
menghubungkan sumber tegangan dengan beban (pompa). Pada
rangkaian ini juga menggunakan thermistor jenis positive
temperature coefecien (PTC).
Seharusnya PTC ditempelkan pada rangka pompa, namun
dalam simulasi ini PTC didekatkan pada sumber panas dari lampu
pijar yang dapat diatur tegangannya menggunakan variac.
Lembar Kerja
Alat dan bahan :1. TRIAC Q4004. 1 buah
2. DIAC 2 buah
3. Variabel Resistor 10K.. 1 buah
17
-
4. C1 dan C2 100nF/100V.. 2 buah
5. C3 100F/100V. 1 buah
6. PTC 3K. 1 buah
7. Resistor 100K.. 1 buah
8. Lampu pijar 100W/220V ... 1 buah
9. Motor pompa listrik 125 Watt 1 unit
10. Variac 0-250 V 1 unit
11. Multitester .. 1 buah
12. Ampermeter ac 0-1000mA . 3 buah
13. Kabel penghubung.. secukupnya
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Gunakanlah pakaian praktik !
2. Bacalah dan pahami petunjuk praktikum pada lembar
kegiatan belajar!
3. Gunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya !
4. Janganlah memberi sumber tegangan pada rangkaian
melebihi batasnya !
5. Berhati-hatilah dalam melakukan praktik !
Langkah Kerja
1. Lakukan pengukuran resistansi PTC !
Resistansi PTC =
2. Buatlah rangkaian seperti pada Gambar 4, sebelumnya ingat
bahwa PTC harus ditempelkan pada lampu pijar !
3. Aturlah VR1 pada posisi maksimum dan jika telah disetujui oleh
instruktur maka hubungkan variac dengan sumber AC 220V !
18
-
4. Aturlah tegangan keluaran variac sebesar 100V, lakukan
pengukuran tegangan pada simpul 0-2 !
5. Lakukan pengaturan variabel resistor (VR1) guna memperoleh
putaran awal motor yang akan dikendalikan, dan catat besarnya
nilai tegangan gate pada simpul 5-6 !
6. Setelah itu lakukan pengukuran arus katoda-anoda pada simpul
3, arus gate pada simpul 6 dan arus beban pada simpul 2 !.
7. Amatilah yang terjadi pada motor ketika lampu pijar menyala dan
masukkan semua hasil pengukuran pada masing-masing simpul
pengukuran pada Tabel 11 !
8. Lakukan kembali untuk tegangan keluaran variac 125V, 150V,
175V, 200V dan 220V serta masukkanlah semua datanya pada
Tabel 11, lakukan pula pengukuran putaran motor (n) !
9. Jika telah selesai semua, maka minimumkan tegangan keluaran
variac hingga 0V kemudian lepaskan sumber AC dari rangkaian
10. Lakukan kembali pengukuran PTC dalam keadaan panas !
Resistansi PTC =
11. Bongkar rangkaian dan kembalikan semua alat serta bahan ke
tempat semula
Tabel 11. Kendali Motor Pompa 1 FasaTeg. (Volt) Arus (mA) n
(rpm)Kondisi Motor ( ON / OFF )
Vs (0-2) Vg (5-6) Iload (2)) IA-K (3) Ig (6)
100125
19
-
150175200220
Lembar Latihan
1. Jelaskan prinsip kerja dari rangkaian pada Gambar 4. !
2. Apakah yang terjadi jika PTC diganti dengan NTC ?
20
-
KEGIATAN BELAJAR 5
KENDALI MOTOR DC
MENGGUNAKAN MODULASI LEBAR PULSA
(PULSE WIDTH MODULATION)
Lembar Informasi
PWM (pulse width modulation) banyak dipergunakan pada
berbagai keperluan sistem kendali khususnya pada penyulutan
SCR/Thyristor. Hal ini mengingat kualitas penyulutan yang
dihasilkan jauh lebih baik dibandingkan dengan penyulutan yang
hanya mempergunakan komponen R/C. Prinsip utama dari sebuah
pengendali dengan PWM yaitu adanya gelombang pembawa
(carrier) serta gelombang referensi. Kedua gelombang tersebut
dipadukan sedemikian hingga hasil paduan tersebut menghasilkan
satu gelombang yang dapat dipergunakan untuk penyulutan
SCR/Thyristor.
21
-
Gambar 5. Pengendali Putaran Motor DC dengan PWM
22
UNIT PWM
M
-
Unit PWM pada Gambar 5 memanfaatkan IC 555 yang
biasanya digunakan pada rangkaian pewaktu (timer) sebagai
komponen aktif dan beberapa komponen pasif lainnya. IC 555
sebagai PWM dapat menghasilkan gelombang kotak (pulsa) yang
lebar pulsanya dapat dikendalikan. Hasil keluaran gelombang kotak
(pulsa) tersebut dapat diperoleh dari pin No.3 Sedangkan untuk
pengendaliannya dapat diperoleh di pin No 2.
Lembar Kerja
Alat Dan Bahan
1. SCR BT 120 (equivalent).. .. 1 buah
2. IC NE 555 .. 1 buah
3. Potensiometer 1M.. 1 buah
4. Dioda 1N 4148 .. 2 buah
5. Dioda 1N 4001 .. 1 buah
6. Kapasitor 10 nF .. ..... 1 buah
7. Resistor 470. 1 buah
8. Osiloskop ...... 1 buah
9. Multimeter 1 buah
10. Motor universal 110 V (motor pada mesin jahit) 1 buah
Kesehatan Dan Keselamatan
1. Gunakan pakaian praktik !
23
-
2. Periksalah terlebih dahulu semua komponen aktif maupun
pasif sebelum dipergunakan!
3. Bacalah dan pahami petunjuk pratikum pada lembar kegiatan
belajar!
4. Hati-hatilah dalam menggunakan peralatan pratikum!
Langkah Kerja
1. Siapkan modul kegiatan belajar 5 dan sediakan alat dan
bahan yang dibutuhkan!
2. Rangkailah unit PWM seperti pada Gambar 5!
3. Kalibrasilah terlebih dahulu osiloskop dan alat ukur yang akan
dipergunakan !
4. Periksakan rangkaian yang selesai dirakit kepada Instruktur.
Apabila telah disetujui, mulailah melakukan pengamatan dan
pengukuran pada tiap-tiap bagian pada Tabel 12 berikut ini :
Tabel 12. Kondisi Pengaturan Motor
Simpul pengukuran Bentuk gelombangVpp
(volt)
Vrms
(Volt)keterangan
0-10-2N-PN-3
5. Carilah bentuk gelombang yang paling bagus, gambarlah dan
catat hasil pengukuran pada langkah 4 !.
6. Masukkan data pengamatan pada Tabel 12 !.
7. Lakukan seperti pada langkah 4 dengan mengatur VR1 !
8. Catatlah hasil pengukuran dan pengamatan bentuk
gelombang pada langkah 7 !.
9. Lakukan seperti pada langkah 6 !
24
-
Lembar Latihan
1. Apakah yang terjadi pada keluaran, apabila C1 pada Gambar
5 divariasi dengan kapasitor 1pF, 1nF, 1F, 10F? jelaskan!
2. Apakah yang terjadi pada keluaran dan pengaruhnya pada
motor apabila VR1 diputar?
25
-
LEMBAR EVALUASI
A. Pertanyaan
1. Buatlah rangkaian kendali motor DC sehingga memiliki kondisi sebagai berikut :
Putaran motor dapat diatur dengan menggunakan PWM
Motor memiliki proteksi terhadap beban lebih
2. Jelaskan prinsip kerja rangkaian yang telah anda buat !
B. Kriteria Kelulusan
No KriteriaSkor
(1-10)Bobot Nilai Ket.
1 Aspek Kognitif3
Syarat lulus :2 Kebenaran rangkaian 2
26
-
Nilai minimal 703 Langkah kerja dan
kecepatan kerja
1
4 Perolehan data, analisis
data dan interpretasi
3
5 Keselamatan Kerja 1
LEMBAR JAWABAN LATIHAN
KEGIATAN BELAJAR 11. Prinsip kerja dari pengendali permukaan (level control) adalah
sebagai berikut :
a. Proses pengisian :
Pada saat bak belum terisi air, maka Q2 ON karena
adanya arus bias dari resistor 1 k, sehingga relay akan
bekerja dan motor listrik ON. Sedangkan kondisi SCR
dan Q1 masih OFF
Setelah air menyentuh sensor S2, kondisi Q1 ON, dan
Q2 masih tetap ON sehingga motor listrik masih terus
dalam kondisi ON.
Pada saat air telah menyentuh sensor S1, maka SCR
dan Q1 ON, dengan demikian simpul 0 dan 4
27
-
terhubung singkat, sehingga Q2 OFF karena tidak
mendapat arus bias, maka motor listrik akan OFF.
b. Proses pengosongan :
Pada saat air menyentuh sensor S1 maka motor masih
dalam kondisi OFF, karena SCR dan Q1 ON, dengan
demikian simpul 0 dan simpul 4 terhubung singkat,
sehingga Q2 OFF karena tidak mendapat arus bias.
Setelah air sampai ke sensor S2 maka Q1 ON, SCR
OFF dan Q2 dalam kondisi ON, sehingga relay akan
bekerja, dan motor listrik akan ON.
Jadi motor listrik dalam kondisi OFF setelah air menyentuh
sensor S1, dan akan ON kembali pada saat air menyentuh
sensor S2, karena pada saat tersebut Q2 telah ON, sehingga
motor akan ON (jadi sebelum air sampai ke sensor S3, motor
telah ON kembali).
2. Syarat yang menentukan hidup dan matinya SCR adalah.
SCR hidup (menghantarkan) jika :
a) Terdapat beda potensial antara anoda dan katodanya.
(0,6 Volt).
b) Ada arus gate saat tegangan positif anoda ke katoda
(0,5 mA).
c) SCR akan mengantarkan jika diberikan tegangan DC.
SCR mati (memutuskan) jika anoda atau katoda diputus
Khusus untuk Gambar 1, ON-nya SCR dipengaruhi oleh
elektroda sensor S1 dan transistor 1 (Q1) yang juga
dipengaruhi oleh elektroda sensor S2.
3. Fungsi dari Q1 dan Q2 adalah sebagai berikut :
Fungsi Q1 adalah sebagai saklar untuk mematikan dan
menghidupkan SCR.
28
-
Fungsi Q2 adalah sebagai saklar untuk mengaktifkan relay.
KEGIATAN BELAJAR 21. SCR tidak dapat mengalirkan arus dari anoda ke katode
karena arus gate (Ig) yang diberikan pada rangkaian ini tidak
mencapai batas arus terendah dari arus gate SCR.
2. Dengan memberikan arus gate SCR yang berlawanan dengan
polaritas dari arus gate, sehingga penyulutan arus gate pada
SCR dibawah arus gate yang telah ditentukan. Pada
rangkaian ini dengan memanfaatkan arus pengosong
kapasitor C 1000 F yang melawan arus pengisian pada saat
baterai / akumulator penuh.
3. Bila tidak ada tegangan maka proses penyulutan SCR tidak
terjadi karena rangkaian ini merupakan rangkaian penyulut
SCR dengan memanfaatkan arus pengosongan kapasitor dan
juga penentu waktu penyulutan
KEGIATAN BELAJAR 31. Secara umum prinsip kerja dari rangkaian pengaman
elektronik otomatis adalah sebagai berikut :
Pada saat sumber diaktifkan arus akan mengalir ke beban
lampu dan R3. VR1 yang telah disetting awal akan bekerja
mendeteksi perubahan arus pada R3. Jika terjadi beban lebih
maka arus akan cenderung mengalir ke beban lampu dan
arus yang mengalir pada R3 akan menjadi kecil. Dengan
adanya perubahan arus pada R3 maka terjadi perbedaan nilai
29
-
arus pada VR1 dengan R3. Hal ini menyebabkan Q1 dan Q2mengaktifkan SCR agar mati (OFF).
2. Peranan transistor Q1 dan Q2 pada Gambar 3 adalah sebagai
komperator antara tegangan yang diatur dari VR1 dengan R5.
Apabila terjadi arus lebih (over load) yang melewati SCR,
maka terjadi drop tegangan pada R3. Hal tersebut
mengakibatkan transistor Q1 dan Q2 bekerja untuk meng-off-
kan SCR.
KEGIATAN BELAJAR 41. Pengaturan putaran motor arus bolak-balik mensyaratkan
adanya keseimbangan pada setiap pengaturan antara
tegangan dan frekuensi (V/F) yang berbanding lurus terhadap
arus daya magnet dan torsi motor. Pada rangkaian diatas
putaran motor pompa dilakukan dengan mengatur tegangan
masukan yang berarti sudah tidak sesuai dengan persyaratan
diatas. Akibatnya arus daya magnet semakin kecil dan torsi
motor juga mengalami penurunan,
sehingga motor tidak mampu lagi memikul beban yang sama
pada kondisi normal.
2. Untuk komponen NTC yang bersifat negatif maksudnya jika
temperatur naik maka nilai resistansinya akan turun
sehinggga arus akan naik jika difungsikan untuk
menggantikan PTC tentu saja akan memiliki sifat
kebalikannya. Kala motor dalam keadaan panas TRIAC akan
terus ON dan pengaturan arus picuan gate lebih pada VR1 .
30
-
KEGIATAN BELAJAR 5Bentuk gelombang yang benar :
Simpul pengukuran 0-1
Simpul pengukuran 0-2
Simpul pengukuran N-P
Simpul pengukuran N-3
31
12
0 4321t (ms)
V (Volt)
0
12
4321t (ms)
V (Volt)
t (ms)
V (Volt)
0 4321
-
1. Q1 menentukan frekuensi pembawa (carrier) unit PWM
pada penyeberangan nol jaringan. IC 555 menghasilkan
pulsa penyulutan pada SCR berdasarkan pulsa masukan
dari C1. Semakin besar nilai C1 maka frekuensi pembawa
semakin kecil dan semakin kecil nilai C1 semakin besar
frekuensi pembawa yang dibangkitkan. Perubahan nilai
frekuensi pembawa mempengaruhi frekuensi pulsa
keluaran.
2. Apabila VR1 diatur maka lebar pulsa pada keluaran IC 555
berubah semakin lebar/sempit, karena VR1 berfungsi
menetapkan periode waktu agar keluaran IC 555 tetap
tinggi. Pada saat keluaran IC 555 rendah (OFF), gate
pada SCR disulut, sehingga SCR mengalirkan arus listrik.
Semakin lama waktu OFF pada IC 555 maka sudut
penyulutan SCR semakin lebar dan arus yang mengalir
semakin besar sehingga putaran motor semakin cepat.
32
12
0 4321t (ms)
V (Volt)
-
Pembahasan Lembar Evaluasi
1. Gambar rangkaian yang ekivalen adalah sebagai berikut
33
Unit PWM
Unit pengaman
M
PTC
-
2. Prinsip kerja rangkaian :
Unit PWM berfungsi untuk mengendalikan putaran motor.
Putaran motor tersebut dikendalikan dengan mengatur VR1.
Apabila motor beroperasi terus menerus maka hal ini
menyebabkan meningkatnya rugi-rugi panas pada motor
tersebut. Jika panas yang terjadi akibat rugi-rugi tersebut
terlalu besar maka PTC akan bekerja dengan peningkatan
resistivitasnya sehingga rangkaian pengaman yang dibangun
oleh Q1 aktif kemudian menjalankan relay sehingga tegangan
sumber unit PWM terputus. Karena unit PWM tidak
terhubung dengan sumber tegangan maka SCR tidak aktif.
Hal ini menyebabkan motor tidak berputar dan panas motor
berkurang. PTC kembali pada nilai hambatan awal sehingga
unit pengaman tidak aktif dan unit PWM aktif kembali.
Daftar Pustaka
S.B Dewan, G.R. Sleman, A Straughen, Power Semi Conductor
Drives, A willey Interscience Publication, Toronto 1984
Daniel W Hart, Introduction To Power Electronics, Practice Hall
International. Inc, Toronto 1993
M.H Rashid, Elektronika Daya Jilid I, PT Prenhallindo, Jakarta
1999
Dedy Rusmandi, Aneka Hobby Elektronika II, Pionir Jaya,
Bandung 1999
.., 303 Rangkaian Elektronika, Elex Media Komputindo,
Jakarta 1989
34
-
35