lembar balik kep 2
DESCRIPTION
KEPTRANSCRIPT
KEKURANGAN ENERGI PROTEIN 2013
1. PENGERTIAN KEKURANGAN ENERGI PROTEIN ( KEP )
KEP merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia disebabkan karena defisiensi Macro Nutrient.
Gizi Buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein (KEP) dalam makanan sehari-hari.
Riskesda tahun 2007 bahwa Prevalensi Gizi Buruk mencapai 18,4%.
Kekurangan energi protein (KEP) adalah : keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya
konsumsi Energi dan Protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG)
Anak balita merupakan kelompok umur yang paling sering menderita
KEP pada anak-anak dapat menghambat pertumbuhan, rentan terhadap penyakit infeksi dan mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan (Almatsier, 2003).
CREATED BY KELOMPOK 6 Page 1
KEKURANGAN ENERGI PROTEIN 2013
2. PENYEBAB KEP Penyebab langsung dari KEP adalah kekurangan
kalori protein. Sediaoetomo (1999): KEP disebabkan
asupan makanan yang kurang dan penyakit / kelainan yang diderita anak, co:/ penyakit infeksi, malabsorbsi dll.
Penyebab tak langsung dari KEP sangat banyak multifaktorial.
Disebabkan karena penyerapan protein terganggu, seperti pada keadaan diare kronik, kehilangan protein abnormal pada proteinuria (nefrosis), infeksi perdarahan atau luka bakar, dan gagal mensintesis protein seperti pada keadaan penyakit hati kronik, faktor ekonomi, faktor fasilitas perumahan dan sanitasi, faktor pendidikan dan pengetahuan, faktor fasilitas pelayanan kesehatan, faktor pertanian dan lain-lain.
3. TIGA TIPE KEPCREATED BY KELOMPOK 6 Page 2
KEKURANGAN ENERGI PROTEIN 2013
A. MARASMUS Suatu bentuk Kurang Energi Protein Berat Sering dijumpai usia 0 – 2 tahun Etio :
- asupan makanan yang kurang- infeksi- kelainan struktur bawaan- prematuritas- penyakit neonatus- kegagalan pemberian ASI - dll.
Gambaran penderita : “TULANG TERBALUT KULIT”
B. KWASHIORKORSuatu gangguan gizi akibat kekurangan protein.Asal kata dari Afrika : kurang kasih sayang
C. MARASMUS- KWASHIORKOR
Bentuk gabungan Marasmus dan Kwashiorkor. Gambaran marasmus dan kwashiorkor muncul secara
bersamaan dan didominasi kekurangan protein yang parah
4. GEJALA MARASMUS
CREATED BY KELOMPOK 6 Page 3
KEKURANGAN ENERGI PROTEIN 2013
Pertumbuhan sangat lambatLemak subkutan hampir tidak ada sehingga kulit anak keriput, wajah seperti orang tuaJaringan otot mengecilEdema (-), BB yang kurangTanda lain : Muka bulat, rambut tipis, kulit pecah dan mengelupas.
5. GEJALA KWASHIORKOR
CREATED BY KELOMPOK 6 Page 4
KEKURANGAN ENERGI PROTEIN 2013
Edema (+) Pertumbuhan terlambat Cengeng, Apatis Berkurangnya Jaringan lemak sub kutan Perubahan rambut (tipis, lurus,jarang,mudah
dicabut) Pigmentasi kulit Moon-face
6. GEJALA MARASMUS – KWASHIORKOR
CREATED BY KELOMPOK 6 Page 5
KEKURANGAN ENERGI PROTEIN 2013
Bentuk gabungan Marasmus dan Kwashiorkor. Gambaran marasmus dan kwashiorkor muncul
secara bersamaan dan didominasi kekurangan protein yang parah
7. PATOFISIOLOGI
CREATED BY KELOMPOK 6 Page 6
KEKURANGAN ENERGI PROTEIN 2013
Sebenarnya malnutrisi merupakan suatu sindrom yang terjadi akibat banyak faktor.
Faktor-faktor ini dapat digolongkan atas tiga faktor penting yaitu :
1. Tubuh sendiri (host), 2. Agent (kuman Penyebab) 3. Environment (lingkungan) Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu
berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi yaitu kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak
Karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar
Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan di ginjal.
Selama puasa jaringan lemak dipecah jadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi setelah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh.
8. DIAGNOSIS
CREATED BY KELOMPOK 6 Page 7
KEKURANGAN ENERGI PROTEIN 2013
berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan antropometri (BB dan TB) dan dibandingkan dengan angka standar (anak yang normal).
Puskesmas umumnya menggunakan BB/U. Status gizi didasarkan pada asumsi risiko kesehatan
sebagai berkut : Antara -2 SD sampai dengan + 2 SD tidak memiliki
atau berisiko paling ringan Antara -2 SD sampai dengan -3 SD atau antara +2
SD sampai + 3 SD memiliki risiko cukup tinggi (Moderat) untuk menderita masalah kesehatan.
Dibawah -3 SD atau diatas + 3 SD memiliki atau berisiko tinggi untuk menderita masalah kesehatan
9. DAMPAK
CREATED BY KELOMPOK 6 Page 8
KEKURANGAN ENERGI PROTEIN 2013
Kematian meningkatnya angka kematian Jumlah sel otak, besar sel otak dan berat otak <
anak normal Kemunduran mental
KOMPLIKASI :
HIPOGLIKEMIA
HIPOTERMIA
DEHIDRASI
GANGGUAN FUNGSI VITAL
GANGGUAN KESEIMBANGAN ELEKTROLIT
CREATED BY KELOMPOK 6 Page 9
KEKURANGAN ENERGI PROTEIN 2013
10. PENANGGULANGANTAHAPAN PEMBERIAN CAIRAN/MAKANAN :
1. TAHAP STABILISASI / FASE INISIAL Tahap awal yaitu 24-48 jam pertama merupakan masa kritis, yaitu tindakan untuk
menyelamatkan jiwa, antara lain mengkoreksi keadaan dehidrasi atau asidosis dengan pemberian cairan intravena.
Cairan yang diberikan ialah larutan Darrow-Glucosa atau Ringer Lactat Dextrose 5%. Cairan diberikan sebanyak 200 ml/kg BB/hari. Mula-mula diberikan 60 ml/kg BB
pada 4-8 jam pertama. Kemudian 140 ml sisanya diberikan dalam 16-20 jam berikutnya.
2. TAHAP TRANSISI/FASE PENYESUAIAN Tujuan : memberi bentuk, jenis, dan cara pemberian makanan yg sesuai dg
kemampuan digesti dan absorbsi penderita. Porsi kecil tapi sering ( 6-12x pemberian sehari) Umur < 1 tahun / BB < 7 kg : Cair- semi solid spt mkn bayi, ASI diteruskan bila masih ada dan diperlukan
pada saat setelah makan atau mau tidur. Umur > 1 tahun / BB > 7 kg : Semi solid-solid berupa makanan anak 1 th bentuk cair kemudian lunak dan
makanan padat, cairan 150-200 ml/kg BB/hari. Kalori yang diberikan 50- 100 kalori/kgBB/hr dengan protein 2 g/ kgBB/ hari Susu formula / rendah laktosa Bila tak minum susu formula diberi makanan yang yang tak mengandung protein
susu sapi dan bebas laktosa ( preda = formula bubur- tempe)3. TAHAP REHABILITASI/FASE PENYEMBUHAN
Intake kalori 100- 175 kalori/kgBB/hari. Bentuk jenis dan cara pemberian disesuaikan dengan makin meningkatnya kemampuan digesti dan absorbsi.
Jenis makanan diupayakan disesuaikan dengan apa yang mungkin dapat diberikan di rumah
4. TAHAP PEMBINAAN/FASE PEMULIHAN
Bimbingan pada orang tua untuk memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan, dapat dimulai setiap tahap, dalam bentuk dan jenis makanan yang dapat disediakan oleh mereka dirumah
Tujuan : ibu dapat merawat anak KEP dan menghindari berulangnya KEP Intake 100-120 kalori / kgBB/hari, protein 2-3 g/kgBB/hari Anak dengan Gizi Buruk boleh dipulangkan bila terjadi kenaikan sampai kira-kira 90%
BB normal menurut umurnya, bila nafsu makannya telah kembali dan penyakit infeksi telah teratasi.
Penderita yang telah kembali nafsu makannya dibiasakan untuk mendapat makanan biasa seperti yang dimakan sehari-hari.
CREATED BY KELOMPOK 6 Page 10
KEKURANGAN ENERGI PROTEIN 2013
11. PENCEGAHAN Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun
merupakan sumber energi yang paling baik untuk bayi.
Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6 bulan ke atas.
Pencegahan penyakit infeksi, dengan meningkatkan kebersihan lingkungan dan kebersihan perorangan.
Pemberian imunisasi. Mengikuti program KB untuk mencegah kehamilan
terlalu kerap. Penyuluhan/pendidikan gizi tentang pemberian
makanan yang adekuat merupakan usaha pencegahan jangka panjang.
Pemantauan (surveillance) yang teratur pada anak balita di daerah yang endemis kurang gizi, dengan cara penimbangan BB tiap bulan.
CREATED BY KELOMPOK 6 Page 11