legenda asal usul banyuwangi

3
LEGENDA BANYUWANGI Dahulu kala ada seorang raja yang bernama Prabu Sulahkromo. Dalam menjalankan pemerintahannya ia dibantu oleh seorang Patih bernama Patih Sidopekso. Istri Patih Sidopekso yang bernama Sri Tanjung sangatlah halus budi bahasanya yang membuat Raja tergila- gila padanya. Agar tercapai hasratNya, sang Raja memerintah Patih Sidopekso untuk menjalankan tugas yang tidak mungkin bisa dicapai oleh manusia biasa. Sepeninggal Sang Patih ,sikap Prabu Sulahkromo dengan merayu dan memfitnah Sri Tanjung. Namun Sri Tanjung tetap teguh pendiriannya, Sehingga cintaNya ditolak oleh Sri Tanjung. Ketika Patih Sidopekso kembali dari tugasnya, dan menghadap Raja. Akal busuk Sang Raja muncul, memfitnah Patih Sidopekso dengan menyampaikan sepeninggal Patih. Sri Tanjung mendatangi dan merayu sang Raja. Tanpa berfikir panjang, Patih Sidopekso langsung menemui Sri Tanjung dengan penuh kemarahan dan tuduhan yang tidak beralasan. Pengakuan Sri Tanjung membuat hati Patih Sidopekso semakin panas menahan amarah dan bahkan berencana membunuh istri setianya itu. Diseretlah Sri Tanjung ke tepi sungai yang keruh dan kumuh. Namun sebelum Patih Sidopekso membunuh Sri Tanjung, ada permintaan terakhir dari Sri Tanjung kepada suaminya, sebagai kesetiannya ia rela dibunuh dan agar jasadnya diceburkan ke dalam sungai keruh itu, apabila darahnya membuat air sungai berbau busuk maka dirinya telah bersalah, tapi jika air sungai berbau harum maka ia tidak bersalah.

Upload: christian-aditya-tsuyoshi

Post on 22-Dec-2015

12 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

cerita

TRANSCRIPT

Page 1: Legenda Asal Usul Banyuwangi

LEGENDA BANYUWANGI

Dahulu kala ada seorang raja yang bernama Prabu Sulahkromo. Dalam menjalankan pemerintahannya ia dibantu oleh seorang Patih bernama Patih Sidopekso. Istri Patih Sidopekso yang bernama Sri Tanjung sangatlah halus budi bahasanya yang membuat Raja tergila- gila padanya. Agar tercapai hasratNya, sang Raja memerintah Patih Sidopekso untuk menjalankan tugas yang tidak mungkin bisa dicapai oleh manusia biasa. Sepeninggal Sang Patih ,sikap Prabu Sulahkromo dengan merayu dan memfitnah Sri Tanjung. Namun Sri Tanjung tetap teguh pendiriannya, Sehingga cintaNya ditolak oleh Sri Tanjung.

Ketika Patih Sidopekso kembali dari tugasnya, dan menghadap Raja. Akal busuk Sang Raja muncul, memfitnah Patih Sidopekso dengan menyampaikan sepeninggal Patih. Sri Tanjung mendatangi dan merayu sang Raja.

Tanpa berfikir panjang, Patih Sidopekso langsung menemui Sri Tanjung dengan penuh kemarahan dan tuduhan yang tidak beralasan.

Pengakuan Sri Tanjung membuat hati Patih Sidopekso semakin panas menahan amarah dan bahkan berencana membunuh istri setianya itu. Diseretlah Sri Tanjung ke tepi sungai yang keruh dan kumuh. Namun sebelum Patih Sidopekso membunuh Sri Tanjung, ada permintaan terakhir dari Sri Tanjung kepada suaminya, sebagai kesetiannya ia rela dibunuh dan agar jasadnya diceburkan ke dalam sungai keruh itu, apabila darahnya membuat air sungai berbau busuk maka dirinya telah bersalah, tapi jika air sungai berbau harum maka ia tidak bersalah.

Patih Sidopekso tidak lagi mampu menahan diri, segera menikamkan kerisnya ke dada Sri Tanjung dan mati seketika. Mayat Sri Tanjung segera diceburkan ke sungai yang keruh itu berangsur-angsur menjadi jernih seperti kaca serta menyebarkan bau wangi. Patih Sidopekso terhuyung-huyung, jatuh dan ia jadi linglung, tanpa ia sadari, ia menjerit "Banyu..... ... wangi............... . Banyu wangi ... .." Banyuwangi terlahir dari bukti cinta istri pada suaminya.

Page 2: Legenda Asal Usul Banyuwangi

LEGEND BANYUWANGI

Once upon a time there was a king named King Sulahkromo. In carrying out his reign he was assisted by a Patih named Patih Sidopekso. Sidopekso Patih wife named Sri Tanjung very subtle language that makes the king crazy about her. In order to achieve his desires, the King ruled Patih Sidopekso to perform tasks that could not be achieved by ordinary people. After the death of the Vice Regent, King Sulahkromo attitude to seduce and malign Sri Tanjung. But Sri Tanjung remain steadfast stance, so that his love was rejected by the Sri Tanjung.

When Patih Sidopekso back from his job, and facing the King. Rotten sense of the King appears, defamatory Patih Sidopekso to deliver after the death Patih. Sri Tanjung come and seduce the King.

Without thinking long, Patih Sidopekso straight to Sri Tanjung furiously and unwarranted accusations.

Recognition Sri Tanjung make heart Patih Sidopekso getting hot anger and even planned to kill the loyal wife. Diseretlah Sri Tanjung into the muddy river bank and rundown. But before Patih Sidopekso kill Sri Tanjung, there is a last request of Sri Tanjung to her husband, as his loyalty he was willing to be killed and that his body was plunged into the murky river, if blood makes the river stank then he was guilty, but if the river water smells good then he is not guilty.

Patih Sidopekso no longer able to restrain himself, immediately thrust keris to Sri Tanjung chest and died instantly. The bodies of Sri Tanjung immediately plunged into the murky river it gradually became clear as glass and spread the fragrance. Patih Sidopekso staggered, fell and he was so confused, without realizing it, he screamed "Banyu ............... ..... ... fragrant. Banyu fragrant ... .. "Banyuwangi born of evidence wife love to her husband.