layout ui template - kemkes.go.id · web viewrumus/cara perhitungan: jumlah bayi 0 -11 bulan yang...

76
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT (SATKER 05) ---------

Upload: others

Post on 24-Dec-2019

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAHPROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT (SATKER 05)

---------

DINAS KESEHATAN D.I.YOGYAKARTATAHUN 2018

Page 2: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Bidang Pencegahan

dan Pengendalian Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta disusun untuk memenuhi Instruksi

Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Penyusunan LAKIP ini berpedoman kepada Peraturan Menteri PAN/RB no 12 Tahun

2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Instansi

Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Tujuan dari penyusunan LAKIP adalah melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan

dan program kerja yang diselenggarakan sebagai wujud pertanggungjawaban

pelaksanaan tugas dan fungsi serta kewenangan dan kebijakan dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu laporan ini disusun dalam rangka

menyampaikan hasil evaluasi dan analisis realisasi kinerja kegiatan dari pelaksanaan

kebijakan dan program Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas

Kesehatan D.I.Yogyakarta serta hambatan dan permasalahan yang dihadapi dalam

Tahun Anggaran 2018.

Penyusunan LAKIP ini diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas publik.

Yogyakarta, 30 Januari 2019

drg.Pembajun Setyaningastutie, M.Kes

NIP. 19650912 199303 2 006

iiLaporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 3: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan

kinerja tahunan berisi pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah dalam

mencapai tujuan/sasaran strategis. Pencapaian sasaran menyajikan informasi

tentang : pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, realisasi pencapaian indikator

kinerja utama organisasi, penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja dan

perbandingan capaian indikator kinerja sampai dengan tahun berjalan dengan target

kinerja 5 (lima) tahunan yang direncanakan.

Secara garis besar Bidang P2P Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta telah berhasil

melaksanakan tugas pokok, fungsi dan misi yang diembannya dalam pencapaian

kinerja tahun 2018 dengan capaian rata-rata sasaran strategis sebesar 112,67 persen,

meskipun di satu sisi ada yang melebihi target dan ada yang tidak mencapai target

yang direncanakan.

Walau pencapaian Penetapan Kinerja Bidang P2P Dinas Kesehatan

D.I.Yogyakarta sudah dianggap cukup baik, namun dalam pelaksanaannya masih

dirasakan ada beberapa hal belum sesuai dengan harapan. Perencanaan yang kurang

matang dalam mengimplementasikan rencana kerja merupakan salah satu

permasalahan yang mengakibatkan salah satu target penetapan kinerja tidak tercapai.

Pencapaian sasaran strategis Bidang P2P Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta

harus ditingkatkan untuk tahun anggaran selanjutnya, sehingga beberapa perbaikan

dan tindak lanjut mutlak diperlukan. Keberhasilan pencapaian target sendiri disamping

ditentukan oleh kinerja faktor internal juga ditentukan oleh dukungan eksternal, seperti

kerjasama dengan unit-unit lain di lingkungan Dinas Keseshatan Provinsi sera institusi

terkait lainnya. Semoga ke depannya, kinerja Bidang P2P Dinas Kesehatan

D.I.Yogyakarta yang sudah relatif baik ini dapat terus dipertahankan dan dapat

memberikan dampak yang signifikan dalam rangka menurunnya angka kesakitan dan

angka kematian penyakit menular dan tidak menular serta meningkatkan kesehatan

jiwa.

iiiLaporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 4: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii

RINGKASAN EKSEKUTIF..............................................................................................iii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iv

DAFTAR TABEL..............................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................vi

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................................vii

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................11.1 Latar Belakang....................................................................................................1

1.2 Visi dan Misi........................................................................................................2

1.3 Tugas Pokok dan Fungsi....................................................................................4

1.4 Sumber Daya Manusia........................................................................................6

1.5 Sistematika Penulisan.........................................................................................7

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA................................................................................92.1 Perencanaan Kinerja...........................................................................................9

2.2 Perjanjian Kinerja..............................................................................................12

BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA.............................................................................143.1 Capaian kinerja.................................................................................................14

3.2 Realisasi Anggaran...........................................................................................33

BAB 4 PENUTUP........................................................................................................3994.1 Kesimpulan.....................................................................................................399

4.2 Tindak Lanjut.....................................................................................................40

ivLaporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 5: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Cascading Indikator RAP, RAK dan Dana Dekonsentrasi ………………….

10

Tabel 2.2. Perjanjian Kinerja Dinkes D.I.Yogyakarta tahun 2018 ………………………

12

Tabel 3.1. Ringkasan Capaian Kinerja Pelaporan SKDR DIY tahun 2018

………….....18

Tabel 3.2 Target dan Realisasi Pengendalian PIE DIY tahun 2018 ……………………

20

Tabel 3.3. Target dan Realisasi KKMD DIY tahun 2018 …………………………………

21

Tabel 3.4. Tabel Realisasi Anggaran per Direktorat ……………………………………..

33

Tabel 3.5. Tabel Realisasi Anggaran per Indikator ……………………………………....

35

vLaporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 6: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Organisasi dan Tata Laksana Dinas Kesehatan DIY

Berdasar Perda DIY No 6 tahun 2018 ……………………………………. 6

Gambar 1.2 Grafik Distribusi Pegawai Bidang P2MK berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tahun 2018 ………………………………………………………………….. 7

Gambar 1.3 Distribusi Pegawai berdasar Jabatan Fungsional ……………………….. 7

Gambar 3.1 Capauan IDL Dinkes DIY tahun 2015 – 2018 ……………………………. 15

Gambar 3.2 Imunisasi Dasar Lengkap tahun 2015 – 2018 per Kab/Kota di DIY ….... 15

Gambar 3.3 Capaian Respon Alert DIY tahun 2016 – 2018 …………………………… 18

Gambar 3.4 Persentase Pengobatan Kasus Malaria 2015 – 2018 ……………………

23

Gambar 3.5 Persentase Target dan Capaian Kusta tahun 2016 – 2018 …………….. 24

Gambar 3.6 Persentase Kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar ………………. 26

Gambar 3.7 Persentase Puskesmas yang melaksanakan Pengendalian PTM

Terpadu ……………………………………………………………………….. 29

Gambar 3.8 Persentase Layanan Dukungan Manajemen dan Pelaporan Satker

Dekon tahun 2015 – 2018 ………………………………………………….. 32

viLaporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 7: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

DAFTAR LAMPIRAN

Perjanjian Kinerja TA 2018 ……………………………………………………………….. 41

viiLaporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 8: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPembangunan kesehatan tahun 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat

dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui

upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan

finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Sasaran yang akan dicapai dalam

Program Indonesia Sehat pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019

(RPJMN 2015-2019) adalah: 1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak;

2) meningkatnya pengendalian penyakit; 3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan

kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan;

(4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia

Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga

kesehatan, obat dan vaksin; serta (6) meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.

Program Indonesia Sehat dilaksanakan melalui Pendekatan Keluarga dan GERMAS.

RPJMN 2015-2019 telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden nomor 2 tahun

2015 dan Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019 melalui Keputusan Menteri

Kesehatan nomor HK.02.02/2015, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit (P2P) telah menyusun Rencana Aksi Program P2P tahun 2015 – 2019 yang

merupakan jabaran kebijakan Kementerian Kesehatan dalam Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Ditjen P2P termasuk

langkah-langkah antisipasi tantangan program selama lima tahun mendatang. Dalam

perkembangannya Renstra yang telah disusun memerlukan penyesuaian terkait

dengan GERMAS, PIS PK dan SPM sehingga pada tahun 2018 dilakukan revisi

Renstra Kementerian Kesehatan dengan nomor HK.01.07/MENKES/422/2017. Sesuai

amanat Menteri Kesehatan, dengan diterbitkannya Renstra Revisi, maka unit utama

harus menjabarkan dalam Rencana Aksi Program Direktorat Jenderal P2P. Pada revisi

RAP Ditjen P2P Tahun 2018 terjadi perubahan indikator dan telah dituangkan dalam

Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.

Tantangan dalam pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan sudah

tidak lagi double burden disease namun sudah meningkat menjadi triple burden

disease yaitu;

1Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 9: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

2

1. masih tingginya angka kesakitan penyakit menular seperti tuberkulosis, diare, malaria, demam berdarah, dll,

2. tingginya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular misalnya hipertensi, diabetes mellitus, penyakit cardiovaskuler (CVD), kanker, dll,

3. munculnya penyakit baru (new emerging disease dan re-emerging disease) seperti avian influenza, anthrax, Mers CoV, dll.

Tantangan tersebut telah mendorong Dinas Kesehatan DIY tidak terkecuali

Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan (P2MK) untuk

melakukan upaya-upaya pengendalian sesuai dengan paradigma kesehatan yang baru

dengan lebih mengedepankan aspek preventif dan promotif tanpa meninggalkan kuratif

dan rehabilitatif

Laporan kinerja ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban Bidang

Pencegahan dan Pengendalian Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta atas pelaksanaan

tugas dan fungsi selama Tahun 2018. Disamping itu, laporan kinerja ini merupakan

pelaksanaan amanat peraturan perundang-undangan terkait, yakni Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi

Pemerintah, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negera dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014

tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu

atas Laporan Kinerja Pemerintah. Laporan kinerja ini juga sekaligus menjadi alat atau

bahan evaluasi guna peningkatan kinerja Kementerian Kesehatan di masa depan.

1.2 Visi dan MisiVisi dan Misi Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 mengikuti Visi dan Misi

Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri

dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong”. Upaya untuk mewujudkan visi ini

dilaksanakan melalui 7 misi pembangunan yaitu:

1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan

wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber

daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara

kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis

berlandaskan negara hukum.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 10: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

3

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri

sebagai negara maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan

sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat

dan berbasiskan kepentingan nasional, serta

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang

ingin diwujudkan yakni:

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan

memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola

pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah

dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan

hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor

strategis ekonomi domestik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa.

9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan berkonstribusi dalam

tercapainya seluruh Nawa Cita terutama dalam meningkatkan kualitas hidup manusia

Indonesia. Terdapat dua tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2019, yaitu:

1) meningkatnya status kesehatan masyarakat dan; 2) meningkatnya daya tanggap

(responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di

bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua

kontinum siklus kehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja,

kelompok usia kerja, maternal, dan kelompok lansia.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 11: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

4

Tujuan indikator Kementerian Kesehatan bersifat dampak (impact atau

outcome) dalam peningkatan status kesehatan masyarakat melalui indikator yang akan

dicapai yakni sebagai berikut:

1. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran hidup (SP

2010), 346 menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012).

2. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran

hidup.

3. Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%.

4. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan

masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif.

5. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.

Peran Ditjen P2P dalam mendukung pencapaian indikator Kementerian

Kesehatan yakni menyelenggarakan pencegahan dan pengendalian peyakit secara

berhasil-guna dan berdaya-guna dalam mendukung pencapaian derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya melalui kegiatan surveilans dan karantina

kesehatan, pencegahan dan pengendalian penyakit menular langsung, pencegahan

dan pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik, pencegahan dan pengendalian

penyakit tidak menular, pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa dan

dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program P2P.

Visi dan Misi Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta adalah sebagai berikut :

1. Visi : Dinas Kesehatan yang mendukung terciptanya status kesehatan DIY yang tinggi sebagai pusat pelayanan dan pelatihan kesehatan yang bermutu, beretika dan berbudaya

2. Misi :a. Mencegah meningkatnya resiko penyakit dan masalah kesehatan

b. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan  

c. Menyediakan upaya kesehatan pemerintah dan swasta yang merata, bermutu

dan berkeadilan.

1.3. Tugas Pokok dan Fungsi

1. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta

a. Dinas mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan

pemerintahan bidang kesehatan.

b. Fungsi :

1) Penyusunan program kerja Dinas ;

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 12: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

5

2) Perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan;

3) Penyelenggaraan pencegahan dan pengendalian penyakit ;

4) Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar, rujukan, dan

kesehatan khusus, mutu dan akreditasi fasilitas pelayanan

kesehatan primer, rujukan, dan fasilitas pelayanan kesehatan lain ;

5) Penyelenggaraan kesehatan masyarakat;

6) Pengelolaan sumber daya kesehatan

7) Pengembangan upaya kesehatan tradisional ;

8) Pemberian fasilitasi penyelenggaraan urusan kesehatan Kabupaten

/ Kota ;

9) Pemberdayaan sumber daya dan mitra kerja urusan kesehatan ;

10) Pelaksanaan koordinasi, pemantauan , evaluasi, pembinaan, dan

pengawasan urusan pemerintahan bidang kesehatan yang menjadi

kewenangan Kabupaten / Kota;

11) Pelaksanaan kegiatan kesekertariatan ;

12) Pelaksanaan dekonsentrasi dan tugas pembantuan ;

13) Pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan pelaksanaan

kebijakan bidang kesehatan ;

14) Penyusunan laporan pelaksanaan tugas Dinas ; dan

15) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai

dengan tugas dan fungsi Dinas.

2. Struktur Organisasi.

Struktur Organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Kesehatan

ditetapkan melalui Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2008 tentang

Pembentukan dan Organisasi Dinas Daerah di Lingkungan DIY dan diatur

lebih lanjut dalam Peraturan Gubernur DIY Nomor 38 tahun 2008 jo

Peraturan Gurbernur DIY Nomor 47 tahun 2008 tentang Organisasi dan

tatakerja Unit Pelaksana Teknis Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Lembaga

Teknis Daerah DIY dan diperbaharui dengan Peraturan Gurbernur Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 57 Tahun 2015 tentang Rincian Tugas

dan Fungsi Dinas Kesehatan.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 13: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

6

Gambar 1. Struktur Organisasi dan Tata laksana Dinas Kesehatan DIY

Berdasarkan Perda DIY No. 6 Tahun 2008.

1.3 Sumber Daya ManusiaPada tahun 2018, jumlah pegawai di Bidang P2P Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta

sebanyak 25 orang dengan distribusi pegawai di seksi surveilans dan imunisasi 9

orang, seksi pengendalian penyakit 9 orang dan seksi Penyehatan Lingkungan 7

orang.

a. Grafik Distribusi Pegawai berdasarkan pendidikan

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 14: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

7

SMA D3 D4/S1 S2/Profesi02468

101214

1

6

13

5

Grafik Distribusi Pegawai Bidang P2MK Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2018

Pendidikan

Jum

lah

Gambar 2. Grafik Distribusi Pegawai Bidang P2MK berdasarkan Tingkat

Pendidikan Tahun 2018

b. Grafik Distribusi Pegawai berdasarkan jabatan fungsional.

Fungsional Umum Fungsional Tertentu0

5

10

15

20

25

30

25

0

Distribusi Pegawai Berdasarkan Jabatan Fungsional

Gambar 3. Distribusi Pegawai berdasarkan Jabatan Fungsional

1.4 Sistematika Penulisan1. Bab I Pendahuluan

Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan

kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic

issue) yang sedang dihadapi organisasi.

2. Bab II Perencanaan Kinerja

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 15: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

8

Bab ini menguraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja Kementerian

Kesehatan Tahun 2018.

3. Bab III Akuntabilitas Kinerja

a. Capaian Kinerja Organisasi

Sub bab ini menyajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap

pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil

pengukuran kinerja organisasi.

b. Realisasi Anggaran

Sub bab ini menguraikan tentang realisasi anggaran yang digunakan

dan telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai

dengan dokumen Perjanjian Kinerja

4. Bab IV Penutup

Bab ini menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta

langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk

meningkatkan kinerjanya.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 16: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

9

BAB IIPERENCANAAN KINERJA

2.1. Perencanaan KinerjaPerencanaan kinerja merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang

ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun secara sistematis dan

berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau

yang mungkin timbul. Perencanaan kinerja instansi pemerintah terdiri atas tiga dokumen

Perencanaan yaitu Rencana Strategis (Renstra) yang merupakan perencanaan 5 tahunan,

Rencana Kerja (Renja), dan Perjanjian Kinerja (PK) yang merupakan perencanaan tahunan.

Perencanaan 5 tahunan Dinas Kesehatan Provinsi khususnya dana Dekonsentrasi berasal

dari Rencana Strategis Kementerian Kesehatan, Rencana Aksi Program Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit, Rencana Aksi Kegiatan Direktorat pada Ditjen P2P dan Rencana

Kerja (Renja) Ditjen P2P. Sasaran dan indikator kinerja sasaran kemudian dituangkan

dalam Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi.

Rencana Aksi Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2015 - 2019

adalah sebagai berikut:

1. Persentase cakupan keberhasilan pengobatan TB/Success Rate, sebesar 90% pada

akhir tahun 2019.

2. Prevalensi HIV, sebesar <0,5% pada akhir tahun 2019.

3. Jumlah kabupaten/kota mencapai eliminasi malaria sebesar 300 Kabupaten/Kota pada

akhir tahun 2019.

4. Jumlah provinsi dengan eliminasi kusta sebesar 34 Provinsi pada akhir tahun 2019.

5. Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi filariasis sebesar 35 Kabupaten Kota pada akhir

tahun 2019.

6. Persentase Penurunan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

tertentu, sebesar 40% pada akhir tahun 2019.

7. Persentase Kabupaten/Kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam

penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah, sebesar

100% pada akhir tahun 2019.

8. Persentase Kab/Kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)

minimal 50%, sebesar 50% pada akhir tahun 2019.

9. Jumlah kab/kota yang memiliki puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan

jiwa dan/atau Napza, sebesar 280 Kab/Kota pada akhir tahun 2019.

Rencana Aksi Program tersebut selanjutnya diturunkan dalam indikator untuk Direktorat dan

Dinas Kesehatan Provinsi dengan penjabaran sebagai berikut

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 17: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

10

Tabel 2.1. Cascading Indikator RAP, RAK dan Dana Dekonsentrasi

Tahun 2018

Indikator Kinerja pada RAP Ditjen P2P

Indikator Kinerja pada RAKDirektorat/Setditjen P2P

Indikator Kinerja Dana DekonsentrasiDinas Kesehatan Provinsi

1. Persentase cakupan keberhasilan pengobatan TB/Success Rate

1. Persentase Kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar

1. Persentase Kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar

2. Prevalensi HIV 2. Persentase kasus HIV yang diobati 2. Persentase kasus HIV yang diobati

3. Jumlah provinsi dengan eliminasi kusta

3. Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat

3. Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat

4. Jumlah kabupaten/kota mencapai eliminasi malaria

4. Jumlah Kabupaten/Kota dengan API <1 per 1.000 penduduk

4. Persentase kasus malaria positif yang di obati sesuai standar

5. Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi filariasis

5. Jumlah Kabupaten/Kota endemis Filaria berhasil menurunkan angka Mikrofilaria menjadi 1%

5. Jumlah Kabupaten/Kota endemis Filariasis yang melakukan POPM

6. Persentase Penurunan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) tertentu

6. Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap

6. Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap

7. Persentase anak usia 12-24 bulan yang mendapatkan imunisasi DPT-HB-Hib Lanjutan

8. Persentase Kab/Kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50%

8. Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu

8. Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu

9. Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM

9. Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM

10. Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun

10. Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim pada perempuan usia 30-50 tahun

11. Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan kasus katarak

11. Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan rujukan kasus katarak

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 18: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

11

Indikator Kinerja pada RAP Ditjen P2P

Indikator Kinerja pada RAKDirektorat/Setditjen P2P

Indikator Kinerja Dana DekonsentrasiDinas Kesehatan Provinsi

12. Persentase Kabupaten/ Kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

12. Persentase kab/kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

12. Jumlah kab/kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

13. Persentase respon penanggulangan terhadap sinyal kewaspadaan dini kejadian luar biasa (KLB) untuk mencegah terjadinya KLB di kabupaten/kota

13. Persentase respon penanggulangan terhadap sinyal kewaspadaan dini kejadian luar biasa (KLB) untuk mencegah terjadinya KLB di kabupaten/kota

14. Jumlah Kabupaten/kota yang mampu melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi emerging

14. Jumlah Kabupaten/kota yang mampu melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi emerging

15. Jumlah kab/kota yang memiliki puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa dan / atau Napza

15. Jumlah kab/kota yang memiliki puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa dan / atau Napza

15. Jumlah kab/kota yang memiliki puskesmas yang menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa dan / atau Napza

16. Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di lnstitusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)

16. Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di lnstitusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)

17. Jumlah Provinsi yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa dan NAPZA di 30% SMA dan yang sederajat

17. Jumlah Provinsi yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa dan NAPZA di 30% SMA dan yang sederajat

- 18. Persentase Satker Program P2P yang memperoleh nilai SAKIP dengan hasil minimal AA

18. Persentase layanan dukungan manajemen dan pelaporan satker dekonsentrasi

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 19: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

2.2. Perjanjian KinerjaPerjanjian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi dengan Direktorat Jenderal

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit merupakan dokumen pernyataan dan

kesepakatan kinerja antara Dinas Kesehatan Provinsi dengan Direktur Jenderal

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit untuk mewujudkan target-target kinerja

sasaran Ditjen P2P pada akhir Tahun 2018. Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan

Provinsi disusun berdasarkan pada indikator yang tertuang dalam RAK dan Renja

serta telah mendapat persetujuan anggaran. Target-target kinerja sasaran kegiatan

yang ingin dicapai Dinas Kesehatan Provinsi dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun

2018 adalah sebagai berikut:

Tabel.2.2Perjanjian Kinerja

Dinas Kesehatan Daerah Istimewa YogyakartaTahun 2018

No Sasaran Indikator Kegiatan Target1. Bayi usia 0-11 bulan yang mendapat

imunisasi dasar lengkapPersentase anak usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap

95%

2. Kabupaten/Kota yang melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya KLB

Persentase respon penanggulangan terhadap sinyal kewapadaan dini kejadian luar biasa (KLB) untuk mencegah terjadinya KLB di kabupaten/kota

80%

3. Kabupaten/Kota yang mampu melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi emerging

Jumlah Kabupaten/Kota yang mampu melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit lnfeksi Emerging

5

4. Kabupaten / kota di pintu masuk negara yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

Jumlah kabupaten / kota yang mempunyai kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

1

5. Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic

Persentase kasus malaria positif yang di obati sesuai standar

95%

6. Menurunnya penyakit menular langsung

Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat

91%

7. Menurunnya penyakit menular langsung

Persentase kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar

79%

8. Menurunnya penyakit menular Persentase kasus HIV yang diobati 52%

Page 20: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

13

langsung9. Menurunnya angka kesakitan dan

kematian akibat penyakit tidak menular; Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular

Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu

40%

10. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular; Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular

Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM

40%

11. Meningkatnya kesehatan jiwa dan meningkatnya pencegahan penyalahgunaan napza

Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di lnstitusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)

3

12. Meningkatnya DukunganManajemen dan PelaksanaanTugas Teknis Lainnya PadaProgram Pencegahan danPengendalian Penyakit

Persentase layanan dukungan manajemen dan pelaporan satker dekonsentrasi

100%

Pada Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta

Tahun 2018 telah dialokasikan anggaran sebesar Rp 2.749.617.000

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 21: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

14

BAB 3

AKUNTABILITAS KINERJA

1.5 Capaian kinerjaPada bab ini disajikan disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap

pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran

kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut

dilakukan analisis capaian kinerja per setiap indikator :

1. Indikator: Persentase anak usia 0 - 11 bulan yang mendapat imunisasi

dasar lengkap

1) Definisi Operasional: Persentase anak usia 0-11 bulan yang

mendapat imunisasi dasar lengkap meliputi 1 dosis Hep B pd usia

0-7 hari, 1 dosis BCG, 4 dosis Polio, 3 dosis DPT-HB (atau DPT-

HB-Hib), serta 1 dosis campak selama kurun waktu 1 tahun.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat

imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu

dibagi jumlah seluruh bayi yang bertahan hidup (surviving infant) di

suatu wilayah pada kurun waktu yang sama di kali 100%.

3) Capaian Indikator

2015 2016 2017 201897.05

97.1

97.15

97.2

97.25

97.3

97.35

97.4

97.45

97.2

97.3

97.4

97.3

Capaian IDL Dinkes DIY 2015 - 2018

Gambar 3.1. Capaian IDL Dinkes DIY 2015 - 2019

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 22: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

15

Tahun 2018 capaian indikator Persentase anak usia 0 - 11

bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap adalah sebesar 97,3 %

sudah melampaui target, capaian tahun ini meningkat jika dibandingkan

capaian 3 tahun kebelakang, hal ini sudah sejalan dengan target tahun

2019 yaitu sebesar 93%.

Tabel

3.1. Target

dan Realisasi

IDL DIY dan Nasional

KP Bantul GK Sleman Kota DIY -

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

Imunisasi Dasar Lengkap Tahun 2015-2018 Per-Kab/Kota di DIY

Pro

sen

Tabel 3.2. Imunisasi Dasar Lengkap 2015 – 2018 per Kab/Kota

di DIY

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Indikato

r DIY Nasional

Targe

t

Realisas

i Ket

Targe

t

Realisas

i Ket

IDL

95,0

% 97,3%

tercapa

i

92,5

% 97,3%

Tercapa

i

Page 23: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

16

Target capaian Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) tahun

2018 adalah 95 % dan merata di setiap wilayah sehingga kekebalan

kelompok (heard immunity). Beradasarkan hasil laporan kohort

imunisasi anak , maka cakupan IDL tahun 2018 di Daerah Istimewa

Yogyakarta telah mencapai 97,3 %. Dengan cakupan tersebut

diharapkan anak-anak terlindungi dari ancaman Penyakit-Penyakit

yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

Capaian IDL tahun 2018 jika dibandingkan dengan indikator

renstra Dinkes terkait imunisasi sudah tercapai, karena targetnya

90,65%. Di tingkat Nasional. sesuai dengan indikator program

imunisasi 2015-2019 di Kementerian Kesehatan , maka pada tahun

2018 ditargetkan bahwa cakupan Imunisasi Dasar Lengkap 92,5 %.

Pada tahun 2018, capaian IDL di Daerah Istimewa Yogyakarta telah

mencapai 97,3 % (berdasarkan data riil). Beberapa faktor penyebab

keberhasilan DIY dalam mencapai target IDL > 95 % adalah

demografi wilayah DIY yang mudah dijangkau dan keberhasilan

edukasi program imunisasi kepada masyarakat yang telah terbina

sejak tahun 2000, sehingga masyarakat DIY merasa bahwa

imunisasi merupakan bagian dari kebutuhan pokok yang harus

terpenuhi. Sejak tahun 2000-an masyarakat mendapatkan imunisasi

melalui pelayanan imunisasi di puskesmas maupun fasyankes

swasta lainnya

Beberapa faktor penyebab penurunan cakupan IDL antara

lain adanya kelompok masyarakat yang masih belum sepaham

dengan program imunisasi, sehingga anak tidak mendapatkan

imunisasi dan beberapa masyarakat lupa akan jadwal imunisasi

sehingga beberapa anak belum mendapatkan imunisai lengkap saat

berusia < 1 tahun.

Untuk menyikapi penurunan cakupan IDL Dinkes DIY

melakukan sosialisasi program imunisasi /pendekatan kepada

kelompok masyarakat yang belum sepaham dengan program

imunisasi, meningkatkan koordinasi dengan kader posyandu

sebagai salah satu kelompok masyarakat yang “peduli imunisasi” ,

sehingga diharapkan kader bisa mengingatkan tentang jadwal

imunisasi pada orang tua di wilayahnya

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 24: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

17

Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator IDL ini

diantaranya meningkatkan koordinasi tehnis dengan

kabupaten/kota, puskesmas dan ,fasilitas pelayanan imunisasi

swasta, meningkatkan mutu / kualitas sistim pencatatan dan

pelaporan melalui program ‘SIMUNDU’ (Sistim Informasi Imunisasi

Terpadu), pelatihan / refreshing /peningkatan kapasitas petugas

imunisasi baik puskesmas maupun pelayanan swasta dan

melakukan supervisi / assistensi program imunisasi secara

berjenjang

Indikator IDL DIY telah malampaui target yang ditentukan

diantaranya karena kepatuhan masyarakat terhadap progam

imunisasi karena telah dilandasi bahwa imunisasi merupakan

bagian dari kebutuhan pokok yang harus dipenuhi, kedisiplinan

petugas di lapangan dalam melakukan evaluasi terhadap capaian

imuisasi melalui data kohort bekerjasma dengan kader posyandu

sehingga permasalahan bisa segera ditindaklanjuti dan kondisi

demografi yang mudah dijangkau

Capaian indikator Persentase anak usia 0-11 bulan yang

mendapat imunisasi dasar lengkap adalah 97,3% (102,42%) dan

dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran layanan imunisasi

sebesar 91,07 % yang berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan

sebesar 11,35%

2. Indikator: Presentase respon penanggulangan terhadap sinyal

kewapadaan dini kejadian luar biasa (KLB) untuk mencegah terjadinya KLB

di kabupaten/kota

1) Definisi Operasional: Persentase respon atas sinyal

kewaspadaan dini pada Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR)

Puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan/atau puskesmas

dalam kurun waktu satu tahun.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah sinyal kewaspadaan dini

yang direspon oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan/atau puskesmas

dalam kurun waktu satu tahun dibagi Jumlah sinyal kewaspadaan dini yang

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 25: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

18

muncul pada Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) Puskesmas

di kab/kota tersebut di atas di kali 100%.

3) Capaian Indikator

2016 2017 20180

20

40

60

80

10098.60

89.12100.00

Capaian Respon Alert Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016-2018

Tahun

Per

sen

tase

(%

)

Gambar 3.3. Capaian Respon Alert DIY tahun 2016 - 2018

Tahun 2018 capaian indikator Presentase respon

penanggulangan terhadap sinyal kewapadaan dini kejadian luar biasa

(KLB) untuk mencegah terjadinya KLB di kabupaten/kota adalah sebesar

100% sudah melampaui target yang ditetapkan, capaian tahun ini

meningkat jika dibandingkan capaian 2 tahun kebelakang, hal ini sudah

sejalan dengan target tahun 2019 yaitu sebesar 80%.

Tabel 3.1 Ringkasan Capaian Kinerja Pelaporan SKDR DIY Tahun 2018

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 26: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

19

Dari tabel di atas terlihat bahwa kelengkapan, ketepatan ,

dan respon alert DIY telah mencapai target nasional. Kondisi alert di DIY,

sebanyak 763 alert yang muncul pada aplikasi SKDR telah 100%

direspon/diverifikasi oleh Dinkes Kabupaten/Kota. Alert terbanyak

terdapat di Kota Yogyakarta.

Beberapa hal yang menjadi pendorong tercapainya

indikator respon alert ini diantaranya adanya umpan balik provinsi

terhadap capaian kinerja pelaporan SKDR berupa buletin mingguan,

bulanan (jika dirasa perlu), dan tahunan. Di dalam buletin tersebut

memuat ringkasan kinerja pelaporan SKDR salah satunya rekap alert

yang belum direspon/diverifikasi oleh Dinkes Kabupaten/Kota. Selain itu

Dinkes DIY juga mendorong Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk

memberikan umpan balik pelaporan SKDR dalam bentuk tertulis kepada

puskesmas.

Dalam usaha mencapai target indikator yang telah

ditetapkan, selama tahun 2018 terdapat beberapa kendala yang dihadapi,

diantaranya sebagai berikut :

- Tidak semua wilayah puskesmas memiliki sinyal yang kuat untuk

mengirim online pelaporan SKDR melalui sms.

- Beban pekerjaan petugas SKDR terutama di level puskesmas.

- Pergantian petugas pengelola SKDR tanpa diimbangi dengan transfer

knowledge yang cukup.

- Belum semua Kabupaten/Kota membuat umpan balik pelaporan SKDR

secara tertulis kepada puskesmas.

- Komitmen terhadap pelaporan SKDR belum sama baiknya.

Sedangkan solusi masalah di atas yang kami lakukan adalah

membangun sistim yang baik untuk pelaporan SKDR dengan mendorong

pelaporan secara lengkap dan tepat waktu sehingga informasi alert dan

kasus penyakit potensial wabah/klb dapat segera direspon/diverifikasi.

Capaian indikator Presentase respon penanggulangan terhadap

sinyal kewapadaan dini kejadian luar biasa (KLB) untuk mencegah

terjadinya KLB di kabupaten/kota adalah 100% (125%) dan dibandingkan

dengan capaian realisasi anggaran layanan imunisasi sebesar 81,98%

yang berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar 43,02%

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 27: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

20

3. Indikator: Jumlah Kabupaten/Kota yang mampu melaksanakan

pencegahan dan pengendalian penyakit lnfeksi Emerging.

1) Definisi Operasional: Jumlah Kabupaten/Kota yang memilki

TGC aktif, melakukan pengamatan mingguan dan atau penilaian risiko

berkala, memiliki NSPK penanggulangan PIE dan memiliki pembiayaan

penanggulangan PIE.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah Kabupaten/Kota yang

mampu melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit lnfeksi

Emerging.

3) Capaian Indikator

Tahun 2018 capaian indikator Jumlah Kabupaten/Kota yang mampu

melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit lnfeksi Emerging

adalah sebesar 5 kab/kota sudah sesuai target yang ditetapkan dalam

Perjanjian Kinerja, capaian tahun ini meningkat jika dibandingkan capaian 2

tahun kebelakang, hal ini sudah sejalan dengan target tahun 2019 yaitu 5

kab/kota

Indikator DIY

Target

Realisa

si Ket

Kabupaten/Kota yang mampu

melaksanakan pencegahan dan

pengendalian penyakit infeksi

emerging

5

Kab/Kota

5

Kab/Kota

tercapa

i

Tabel 3.2. Target dan Realisasi Pengendalian Penyakit Infeksi

Emerging DIY 2018

Semua kabupaten/kota di DIY telah memiliki TGC aktif dan melakukan

pengamatan mingguan, tetapi belum memiliki NSPK penanggulangan PIE

maupun pembiayaan khusus untuk penanggulangan PIE. Meskipun begitu,

seluruh kabupaten/kota telah menganggarkan pembiayaan secara umum

untuk penanggulangan penyakit potensial KLB yang juga dapat digunakan

untuk pembiayaan penanggulangan PIE.

Penyebab keberhasilan tercapainya indikator ini diantaranya dengan

adanya Tim Gerak Cepat aktif di setiap kabupaten/kota, adanya dukungan

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 28: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

21

anggaran kegiatan dari Pusat, Respon cepat dari petugas di lapangan

dalam verifikasi rumor penyakit potensial KLB maupun penyakit infeksi

emerging dan jejaring surveilans yang telah terbentuk dengan baik

Untuk mencegah terjadinya permasalahan dalam pencapaian

target, Dinkes DIY selalu melaksanakan Advokasi dan Sosialisasi Penyakit

Infeksi Emerging Disease ke kabupaten/kota kemudian setelah itu sebagai

tindakan nyata, Dinkes DIY bersama kab/kota melaksanakan Pelatihan Tim

Gerak Cepat dalam penanggulangan penyakit infeksi emerging, dan

mendorong Kab/kota untuk membuat SK TGC terbaru

Capaian indikator Jumlah Kabupaten/Kota yang mampu

melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit lnfeksi Emerging

adalah 5 kab/kota (100%) memiliki efisiensi sebesar 100% karena melalui

tahun 2018 Dinkes DIY tidak mendapatkan dana dekonsentrasi Penyakit

Infeksi Emerging.

4. Indikator: Jumlah Kab/kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan

dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang

berpotensi wabah

1) Definisi Operasional: Jumlah Kab/Kota yang menyusun kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah berupa dokumen rencana kontijensi.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah Kab/Kota yang menyusun kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah berupa dokumen rencana kontijensi.

3) Capaian Indikator

Tahun 2018 capaian indikator Jumlah Kab/kota yang mempunyai

kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan

kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah adalah 1 kab/kota sudah

melampaui target yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja, capaian

tahun ini meningkat jika dibandingkan capaian 2 tahun kebelakang, hal

ini sudah sejalan dengan target tahun 2019 yaitu 1 kab/kota.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 29: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

22

Tabel 3.3 Target dan Realisasi KKMD DIY 2018

Target 1 kab/kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam

penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah telah

tercapai, yaitu Kabupaten Sleman telah memiliki dokumen rencana kontijensi.

Faktor penyebab keberhasilan pencapaian indikator adanya dukungan

anggaran kegiatan dari Pusat dan jejaring surveilans yang telah terbentuk

dengan baik. Selain itu Dinkes DIY memfasilitasi kabupaten/kota dalam

penyusunan rencana kontijensi kesiapsiagaan dalam penanggulangan

kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah melalui diskusi-

diskusi, meningkatkan koordinasi yang lebih baik dengan jejaring

surveilans di Kab/Kota, mengadakan Workshop/sosialisasi terkait rencana

kontijensi kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan

masyarakat yang berpotensi wabah dan meningkatkan koordinasi teknis

dengan kabupaten/kota, rumah sakit, laboratorium, lintas program dan

lintas sekor terkait.

Capaian indikator Jumlah kab/kota yang mempunyai kebijakan

kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat

yang berpotensi wabah adalah 1 kab/kota (100%) memiliki efisiensi

sebesar 100% karena melalui tahun 2018 Dinkes DIY tidak mendapatkan

dana dekonsentrasi indikator tersebut.

5. Indikator: Persentase kasus malaria positif yang di obati sesuai standar

1) Definisi Operasional: Persentase pasien positif malaria yang

mendapatkan pengobatan sesuai standar tata laksana malaria

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah pasien positif malaria yang

mendapatkan pengobatan sesuai standar tatalaksana malaria dibagi

jumlah pasien positif malaria x 100%

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Indikator DIY

Target Realisasi Ket

Kabupaten/Kota yang mempunyai

kebijakan kesiapsiagaan dalam

penanggulangan kedaruratan

kesehatan masyarakat yang

berpotensi wabah

1 Kab/Kota 1 Kab/Kota Tercapai

Page 30: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

23

3) Capaian Indikator

2015 2016 2017 201892%

94%

96%

98%

100%

95% 95% 95% 95%

100% 100% 100% 100%

Persentase Pengobatan Kasus Malaria DIY

tahun 2015 - 2018

target Capaian

Gambar. 3.4. Persentase Pengobatan Kasus Malaria 2015 - 2018

Tahun 2018 capaian indikator Persentase kasus malaria positif

yang di obati sesuai standar adalah sebesar 100% sudah melampaui

target yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja, capaian tahun ini stabil

dalam 3 tahun terakhir, hal ini sudah sejalan dengan target tahun 2019

yaitu 100%.

Keberhasilan pencapaian indikator malaria ini merupakan hasil

kerjasama dari tingkat pusat sampai ke unit terkecil di Puskesmas dan

Fasyankes dengan rincian sebagai berikut :

1) Kemenkes selalu bekerjasama dengan Dinkes Provinsi tentang

Rencana Kebutuhan obat sehingga tidak pernah putus stok

2) Dinkes DIY memastikan Farmasi Dinkes Kab/Kota stok Obat

Anti Malaria selalu ada dan memantau pendistribusiannya ke

Fasyankes

3) Dinkes Kab/Kota aktif meminta kebutuhan obat ke Dinkes

Provinsi dan dengan cepat mendistribusikan ke Fasyankes yang

membutuhkan

4) Puskesmas dan Juru malaria Desa aktif memantau pengobatan

pasien malaria, sampai pengobatan standar selesai dilakukan

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 31: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

24

Sedangkan upaya – upaya nyata Dinas Kesehatan DIY untuk mencapai

indikator adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan Tata Laksana Kasus Malaria

2. Refreshing Kader dan Juru Malaria Desa

3. Pertemuan Analisis Kebutuhan Obat bersama Kab/Kota dan

Bagian Farmasi

Capaian indikator Persentase kasus malaria positif yang di obati

sesuai standar adalah 100% (105,26%) dan dibandingkan dengan

capaian realisasi anggaran layanan malaria sebesar 28,68 % yang

berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar 76,58%

6. Indikator: Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat.

1) Definisi Operasional: Jumlah kasus baru kusta tanpa cacat yang (cacat

tingkat 0) diantara total kasus baru yang ditemukan di suatu wilayah

dalam periode waktu 1 (satu) tahun.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah kasus baru kusta tanpa cacat yang

ditemukan (cacat tingkat 0) dibagi jumlah kasus baru yang ditemukan

dalam periode 1 tahun di kali 100%.

3) Capaian Indikator

2016 2017 20180%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

91% 91% 91%100.00%

31.91%

74.28%

Persentase Kasus Kusta Tanpa CacatTahun 2016 - 2018

Target Capaian

Gambar 3.5 Persentase Target dan Capaian Kusta 2016 - 2018

Tahun 2018 capaian indikator Persentase cakupan penemuan

kasus baru kusta tanpa cacat tahun 2018 adalah sebesar 74,28% belum

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 32: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

25

mencapai target yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja sebesar ,

capaian tahun ini meningkat dari tahun 2017 yang hanya 31,91%

Faktor yang menyebabkan tidak tercapainya penemuan kasus

kusta tanpa cacat tahun 2018 adalah kusta termasuk penyakit yang

terabaikan sehingga tidak menjadi prioritas daerah, sehingga penemuan

pasien secara aktif kurang maksimal pelaksanaannya. Penemuan kasus

kusta banyak tergantung pada penemuan pasif dimana pasien sudah

berada pada tingkat MB dan cacat baru ke fasilitas kesehatan

Upaya – upaya yang sudah dilakukan dalam indikator penemuan

kusta sebagai berikut :

1) Pelayanan kusta berkualitas diintegrasikan dgn yankes dasar

dan rujukan,

2) Eliminasi stigma terhadap OYPMK dan keluarganya,

3) Peningkatan penemuan kasus secara dini oleh masyarakat,

4) Penyebarluasan informasi tentang kusta di masyarakat,

5) Pemberdayaan dan penguatan partisipasi OYPMK dalam upaya

pengendalian kusta,

6) Penguatan dukungan kemitraan dengan berbagai pemangku

kepentingan

7) KIE : PHBS,Tanda & Gejala,Cara Cegah Cacat

Capaian indikator Persentase cakupan penemuan kasus baru

kusta tanpa cacat tahun 2018 adalah 74,28% (81,62%) dan

dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran layanan kusta sebesar

70,39% yang berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar

5,04%

7. Indikator: Persentase kasus TB yang ditatalaksana sesuai standar.

1) Definisi Operasional: Semua kasus TB yang ditatalaksana sesuai

standar (penegakan diagnosis dan pengobatan sesuai standar) diantara

semua kasus TB yang diobati dan dilaporkan.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah kasus TB yang ditatalaksana sesuai

standar (penegakan diagnosis dan pengobatan sesuai standar) dibagi

jumlah semua kasus TB yang ditemukan dan diobati.

3) Capaian Indikator

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 33: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

26

Capaian indikator TB di tahun 2018 sebesar 99,76 % sudah melebih

target sebesar 79 %. Jika dibandingkan dengan capaian di tahun-tahun

sebelumnya mengalami peningkatan, seperti yang dapat terlihat pada

grafik dibawah ini :

2015 2016 2017 2018 20190

102030405060708090

100

72 75 77 79 80

100 100 100 99.76

Persentase Kasus TB yang Di Tata Laksana Sesuai Standard

TargetCapaian

Gambar 3.5. Persentase Kasus TB yang di Tatalaksana sesuai

Standard

Capaian indikator di tahun 2018 sudah melebihi target baik target

perjanjian kinerja, maupun target nasional yaitu sebesar 90 %. Namun di

tahun 2018 ini, sedikit mengalami penurunan karena adanya perbaikan

system pelaporan SITT, dimana SITT 2018 sudah mampu memilah

kasus TB yang sudah pengobatan standard dan yang tidak standard.

Beberapa hal yang mendukung keberhasilan kasus TB yang ditata

laksana sesuai standard antara lain :

Penemuan aktif (pemeriksaan kontak erat pasien TB, skrining

mahasiswa, karyawan perusahaan, dll)

Semua kasus TB dimasukkan ke SITT

Semua faskes mampu SITT

100 % puskesmas DOTS

100 % RS DOTS

Capaian indikator kasus TB yang ditatalaksana sesuai standard

adalah 99,76 % (126,28 %) dibandingkan dengan capaian realisasi

anggaran sebesar 99,40 %, yang artinya terdapat efisiensi sumber

sumber pembiayaan sebesar 26.88%.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 34: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

27

8. Indikator: Persentase kasus HIV yang diobati

1) Definisi Operasional: Orang dengan positif HIV dan masih dalam terapi

pengobatan ARV.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah orang positif HIV dan masih dalam

terapi pengobatan ARV dibandingkan dengan jumlah orang positif HIV

dan memenuhi syarat untuk memulai terapi pengobatan ARV.

3) Capaian Indikator

Target tahun 2018 capaian indikator persentase kasus HIV yang

diobati belum mencapai target yang ditetapkan. Dimana capaian di

tahun 2018 adalah sebesar 43,89 % sedangkan target nya adalah 52 %.

Jika dibandingkan dengan capaian di tahun - tahun sebelumnya tidak

terjadi perubahan yang signifikan seperti yang terlihat pada grafik

sebagai berikut :

2015 2016 2017 2018 20190

10

20

30

40

50

60

45 4750 52

55

41.64

45.88 43.0843.89

Capaian Indikator Persentase Kasus HIV yang Diobati

TargetCapaian

Gambar 3.6. Capaian Indikator Persentase Kasus HIV yang diobati

Hal ini belum sejalan dengan target yang akan dicapai di tahun 2019.

Beberapa hal yang menyebabkan capaian indikator belum tercapai

diantaranya :

Keterbatasan layanan ARV. Kesenjangan antara layanan yang

mampu melakukan tes HIV dengan yang mampu memberikan

pelayanan pengobatan cukup tinggi. Dari 143 layanan yang

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 35: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

28

mampu tes baru 16 layanan yang bias memberikan pelayanan

pengobatan atau baru sekitar 11,18 %.

Loss Follow Up yang cukup tinggi

Faktor pengobatan seumur hidup, membuat belum semua odha

mau segera melakukan pengobatan.

Faktor efek samping ARV dan kurangnya dukungan baik dari

pendamping sebaya maupun dari keluarga, menyebabkan odha

putus obat.

Stigma dan diskriminasi yang cukup tinggi, membuat odha

enggan mengakses ARV karena takut statusnya diketahui orang

lain.

Beberapa upaya / solusi yang telah dilakukan di tahun 2018 untuk

meningkatkan kasus HIV yang diobati :

Melakukan pelacakan pasien lost follow up dengan melakukan

validasi data / cross cek data antara layanan dan pendamping

sebaya (LSM)

Peningkatan kapasitas konselor untuk melakukan komunikasi

dan edukasi kepada pasien

Sosialisasi penurunan stigma dan diskriminasi

Memastikan ketersediaan ARV di provinsi dan di kabupaten /

kota

Upaya yang akan dilakukan di tahun 2019 untuk dapat meningkatkan

capaian kasus HIV yang diobati :

Pelatihan PDP

Pelatihan Konselor

Workshop Penurunan stigma dan diskriminasi

Kegiatan yang dilakukan untuk mencapai indikator kasus HIV yang

diobati :

Validasi Data

Distribusi losgistik, termasuk ARV

Sosialisasi penurunan stigma dan diskriminasi dengan

memasukkan materi penurunan stigma dan diskriminasi pada

pertemuan-pertemuan atau pelatihan

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 36: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

29

Dukungan anggaran APBN untuk program HIV sebesar Rp 98.700.000,

dengan realisasi anggaran sebesar 91,51 % (Rp 85.270.00). Kegiatan

yang didanai oleh dekon berupa validasi data dan distribusi logistik.

9. Indikator: Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM

terpadu.

1) Definisi Operasional: Jumlah Puskesmas yang telah melaksanakan

minimal tatalaksana penyakit Hipertensi dan DM dan atau telah

melakukan pembinaan Posbindu PTM di wilayahnya.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah Puskesmas yang melaksanakan

pengendalian PTM terpadu di bagi Jumlah seluruh Puskesmas di

Indonesia di kali 100%.

3) Capaian Indikator

Capaian indikator persentase puskesmas yang melaksanakan

pengendalian PTM Terpadu di tahun 2018 adalah 20,66 %, lebih rendah

dibandingkan dengan target kinerja yaitu sebesar 40 %.

2017 2018 201905

101520253035404550

0.8

20.66

40

50

Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu.

TargetCapaian

Gambar 3.6.Persentase Puskesmas yang melaksanakan Pengendalian

PTM terpadu.

Dari grafik diatas, terlihat bahwa terjadi peningkatan capaian indikator

yang signifikan dari tahun 2017 sebesar 0,8 % dan sebesar 20,66 % di

tahun 2018, meskipun capaiannya masih di bawah target.

Beberapa penyebab tidak tercapainya indikator ini diantara nya :

Beban kerja puskesmas terlalu banyak dan SDM yang terbatas

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 37: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

30

Belum ada Defenisi opersional yang jelas terkait puskesmas

yang dikatakan telah melaksanakan PANDU PTM

Juknis pelaksanaan PANDU PTM belum tersusun.

Anggaran terbatas dan kegiatan hanya berupa pengiriman

pelatihan bagi petugas layanan saja

Upaya – upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator :

Sosialiasi pandu PTM ke Puskesmas

Monev

OJT Sentinel Pandu

Capaian indikator persentase puskesmas yang melaksanakan

pengendalian PTM Terpadu adalah 20,66 % (51,65 %). Tidak ada

dukungan anggaran dekon untuk kegiatan-kegiatan yang mendukung

capaian indikator tersebut.

10. Indikator: Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos

Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM.

1) Definisi Operasional: Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan

kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan

kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM dibagi Jumlah

Desa/Kelurahan di Indonesia di kali 100%.

3) Capaian Indikator

Capaian indikator persentase desa / kelurahan yang melaksanakan

kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM di tahun 2018

mencapai 91,09 %, telah jauh melampai target sebesar 40 %.

Beberapa hal yang menyebabkan telah tercapainya indikator ini adalah :

Adanya dukungan dari pemerintah maupun masyarakat terkait

pelaksanaan posbindu PTM

Adanya SDM yang terlatih

Adanya dukungan saran dan prasarana

Meskipun telah melampaui target, tetapi dalam pelaksanaannya masih

ada beberapa kendala yang dihadapi yaitu masyarakat desa belum

memahani konsep posbindu sehingga selama ini reagen belum bisa

dipenuhi secara mandiri dan masih dibantu oleh puskesmas atau dinas

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 38: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

31

kesehatan. Untuk memecahkan permasalahan tersebut telah dilakukan

advokasi dan sosialisasi kepada stakeholder setempat.

Capaian indikator persentase desa / kelurahan yang

melaksanakan kegiatan Posbindu PTM adalah 91,09 % (227, 73 %)

dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran sebesar 89,96 %,

yang artinya terdapat efisiensi sumber sumber pembiayaan sebesar

137,77 %.

11. Indikator: Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan upaya

pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di lnstitusi

Penerima Wajib Lapor (IPWL).

1) Definisi Operasional: Jumlah Kab/Kota dengan IPWL aktif yakni IPWL

yang melakukan upaya promotif, preventif dan rehabilitasi dalam

pencegahan penyalahgunaan Napza serta melaporkan kegiatan terkait

program wajib lapor pecandu narkotika dan penyalahguna Napza

lainnya (ada atau tidak ada pasien) setiap 6 bulan sekali.

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah kumulatif Kab/Kota dengan IPWL

aktif.

3) Capaian Indikator

Capaian indikator jumlah kabupaten / kota yang menyelenggarakan

upaya pencegahan dan pengendalian masalah penyelahgunaan Napza

di Institusi Penerima wajib Lapor (IPWL) tahun 2018 adalah 3 dari target

pusat 3.

Beberapa hal yang mendukung tercapainya indikator ini adalah

dukungan dari pemangku kebijakan sehingga terbentuk IPWL di 3

kabupaten /kota.

Meski telah terbentuk IPWL di 3 kabupaten kota, tetapi dalam

pelaksanaannya masih menemui beberapa kendala diantara nya :

Kompetensi SDM belum sesuai dengan standardisasi untuk

pencegahan dan penyalahgunaan napza karena masih

sangat terbatas dalam peningkatan kompetensi misalnya

pelatihan

Karena napza merupakan masalah lintas sektor, optimalisasi

tugas dan peran lintas sektor belum berjalan dengan baik

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 39: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

32

Beberapa langkah yang diambil untuk mengatasi permasalahan

tersebut diantaranya :

Optimalisasi peningkatan kapasitas SDM

Optimalisasi koordinasi lintas sektor

Capaian indikator jumlah kabupaten / kota yang menyelenggarakan

upaya pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan Napza

di IPWL adalah 3 (100 %) dibandingkan dengan capaian realisasi

anggaran sebesar 92,18 %, yang artinya terdapat efisiensi sumber

sumber pembiayaan sebesar 7,82 %.

12. Indikator: Persentase layanan dukungan manajemen dan pelaporan satker

dekonsentrasi

1) Definisi Operasional: Jumlah layanan dukungan manajemen dan

pelaporan satker dekonsentrasi terdiri dari capaian layanan RKAKL, e

monev DJA, e monev Bappenas dan e performance

2) Rumus/Cara perhitungan: Jumlah layanan dukungan manajemen dan

pelaporan satker dekonsentrasi terdiri dari capaian layanan RKAKL, e

monev DJA 12 dokumen, e monev Bappenas 12 dokumen dan e

performance 12 dokumen yang tercapai dibagi dengan target

3) Capaian Indikator

2016 2017 20180%

20%

40%

60%

80%

100%

120%100% 100% 100%100% 100% 100%

Persentase layanan dukungan manajemen dan pelaporan satker dekonsentrasi

Tahun 2016 - 2018

target Capaian

Gambar 3.7. Persentase Layanan Dukman dan Pelaporan Satker

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 40: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

33

Dekon Tahun 2015 - 2018

Tahun 2018 capaian indikator Persentase layanan dukungan

manajemen dan pelaporan satker dekonsentrasi adalah sebesar 100%

sudah sesuai dengan target yang ditetapkan yitu 100%. Capaian tahun

2016 – 2017 juga mencapai 100% dan sudah sejalan dengan target

tahun 2019 yaitu 100%.

Upaya – upaya yang sudah dilakukan dalam indikator Dukungan

Manajemen sebagai berikut :

a) Koordinasi dengan Kab/Kota terkait pelaksanaan kegiatan di awal

tahun

b) Pertemuan dengan pemangku kebijakan terkait permasalahan

yang membutuhkan kerjasama lintas sector dan lintas program

c) Bimbingan teknis ke Kab/Kota sebelum, saat dan sesudah

pelaksanaan program

d) Konsultasi teknis ke Kementrian Kesehatan apabila ada hal – hal

yang perlu didiskusikan

e) Rapat rutin pengelola satker per bulan

f) Validasi data setiap pengumpulan SPJ dan Realisasi Anggaran

Capaian indikator Persentase layanan dukungan manajemen

dan pelaporan satker dekonsentrasi adalah 100% (%) dan dibandingkan

dengan capaian realisasi anggaran Dukun gan Manajemen sebesar

89,81% yang berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar

10,19%.

13) Selain indikator dalam perjanjian kinerja, juga terdapat indicator Persentase Kab/Kota yang melaksanakan kebijakan kawasan tanpa rokok (KTR) minimal 50% sekolah dengan anggaran Rp 182.996.000,- dan realisasi Rp 174.550.000,- dengan mengacu/output layanan pengendalian konsumsi rokok.

1.2 Realisasi Anggaran

No Sasaran Pagu Anggaran

Realisasi Anggaran

Persentase Realisasi

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 41: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

34

13. Surveilans dan Karantina

Kesehatan270.130.000 242.289.050 89,69

14. Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit Tular Vektor dan

Zoonotik

505.646.000 382.688.375 75,68

15. Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit Menular Langsung486.200.000 402.443.720 82,77

16. Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit Tidak Menular1.000.496.000 909.963.000 90,95

17. Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya pada Program

Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit

370.500.000 329.399.765 88,91

18. Pencegahan dan Pengendalian

Masalah Kesehatan Jiwa dan

NAPZA

116.645.000 107.520.750 92,18%

Tabel 3.5. Tabel Realisasi Anggaran berdasarkan Direktorat

Penjelasan Realisasi Anggaran

1. Realisasi anggaran kegiatan surveilans dan karantina kesehatan sebesar

89,69%, tidak mencapai 100% karena adanya anggaran yang tidak

direalisasikan terkait Pelacakan kasus dan Penyelidikan Epidemiologi dimana

Kegiatan dilaksanakan ketika ada kasus dan terjadi KLB penyakit. Selain itu

terdapat efisiensi terkait sewa hotel dan perjalanan Dinas Narasumber Pusat

2. Realisasi anggaran Kegiatan Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik sebesar

75,68%, tidak mencapai 100% karena adanya anggaran yang tidak

direalisasikan terkait Pengendalian Malaria melalui Indoor Residual Spray.

Kegiatan tersebut dapat direalisasikan ketika ada KLB di suatu wilayah.

3. Realisasi anggaran Kegiatan Pengendalian Penyakit Menular Langsung sebesar

82,77% tidak mencapai 100% karena adanya anggaran yang tidak direalisasikan

terkait Penemuan kasus kusta melalui survey desa / sekolah karena Kab/Kota

yang ditunjuk sesuai DIPA tidak mampu melaksanakan sesuai target yang sudah

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 42: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

35

ditentukan, sehingga dana dikembalikan. Selain itu terdapat efisiensi terkait sewa

hotel dan perjalanan dinas.

4. Realisasi anggaran Kegiatan Pengendalian Penyakit Tidak Menular sebesar

90,95% tidak mencapai 100% karena adanya anggaran yang tidak direalisasikan

terkait Deteksi Dini FR PTM karena penyesuaian harga pembelian Reagen FR

PTM dan anggaran perjalanan Dinas FR PTM ada yang dikembalikan oleh

Puskesmas.

5. Realisasi anggaran Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebesar

88,91% tidak mencapai 100% karena adanya anggaran yang tidak direalisasikan

terkait efisiensi perjalanan Dinas Desk E – Renggar Kementrian Kesehatan,

efisensi narasumber pusat dan efisiensi Bimbingan teknis ke Kab/Kota

6. Realisasi anggaran Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Masalah

Kesehatan Jiwa dan NAPZA pada Program Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit sebesar 92,18% tidak mencapai 100% karena adanya anggaran yang

tidak direalisasikan terkait efisiensi perjalanan Dinas Konsultasi Teknis ke

Kementrian Kesehatan, efisensi narasumber pusat dan efisiensi Bimbingan

teknis ke Kab/Kota.

NoSasaran Pagu Anggaran Realisasi

AnggaranPersentase Realisasi

1.

Persentase anak usia 0

sampai 11 bulan yang

mendapat imunisasi dasar

lengkap

Rp 229.160.000,- Rp 208.699.050,- 91,07%

2.

Persentase respon

penanggulangan terhadap

sinyal kewapadaan dini

kejadian luar biasa (KLB)

untuk mencegah

terjadinya KLB di

kabupaten/kota

Rp 40.970.000,- Rp 33.590.000,- 81,98%

3. Jumlah Kabupaten/Kota

yang mampu

Rp 0,- Rp 0,- 0 %

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 43: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

36

melaksanakan

pencegahan dan

pengendalian penyakit

lnfeksi Emerging

4

Jumlah Kab/Kota yang

mempunyai kebijakan

kesiapsiagaan dalam

penanggulangan

kedaruratan kesehatan

masyarakat yang

berpotensi wabah

Rp 0,- Rp 0,- 0%

5

Persentase kasus malaria

positif yang di obati sesuai

standar

Rp 110.000.000,- Rp 31.549.375,- 28,68%

6

Persentase cakupan

penemuan kasus baru

kusta tanpa cacat

Rp 250.000.000,- Rp 175.983.220,- 70,39%

7

Persentase kasus TB

yang ditatalaksana sesuai

standar

Rp 137.500.000,- Rp 136.680.000,- 99,40 %

8Persentase kasus HIV

yang diobatiRp 98.700.000,- Rp 85.270.500,- 91,51%

9

Persentase Puskesmas

yang melaksanakan

pengendalian PTM

terpadu

Rp 0,- Rp 0,- 0 %

1

0

Persentase

desa/kelurahan yang

melaksanakan kegiatan

Pos Pembinaan Terpadu

(Posbindu) PTM

Rp 817.500.000,- Rp 735.413.000,- 89,96%

1

1

Jumlah Kabupaten/Kota

yang menyelenggarakan

upaya pencegahan dan

Rp 116.645.000,- Rp 107.520.750,- 92,18 %

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 44: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

37

pengendalian masalah

penyalahgunaan Napza di

lnstitusi Penerima Wajib

Lapor (IPWL)

1

2.

Persentase layanan

dukungan manajemen dan

pelaporan satker

dekonsentrasi

Rp 370.500.000,- Rp 329.399.765,- Rp 89,81%

Tabel 3.6. Tabel Realisasi Anggaran per Indikator

Penjelasan Realisasi Anggaran

1. Realisasi anggaran untuk indikator Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan yang

mendapat imunisasi dasar lengkap sebesar 91,07%. Hal ini terjadi karena ada

kegiatan surveilans KIPI yang tidak dilaksanakan karena tidak adanya kasus KIPI

pada tahun 2018 yang memerlukan surveilans dan Supervisi suportif yang tidak

semuanya terlaksana, karena menyesuaikan kebutuhan yang ada di lapangan.

2. Realisasi anggaran untuk indikator Persentase respon penanggulangan terhadap

sinyal kewapadaan dini kejadian luar biasa (KLB) untuk mencegah terjadinya KLB

di kabupaten/kota sebesar 81,98%. Hal ini terjadi karena kegiatan Penyelidikan

Wabah dan KLB dilaksanakan sesuai ada tidaknya wabah dan KLB.

3. Indikator Persentase Jumlah Kabupaten/Kota yang mampu melaksanakan

pencegahan dan pengendalian penyakit lnfeksi Emerging tahun 2018 tidak

mendapat anggaran dekonsentrasi.

4. Indikator Persentase respon Jumlah Kab/Kota yang mempunyai kebijakan

kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang

berpotensi wabah tahun 2018 tidak mendapat anggaran dekonsentrasi.

5. Realisasi anggaran untuk indikator Persentase kasus malaria positif yang di obati

sesuai standar sebesar 28,68%. Hal ini terjadi karena kegiatan yang tidak

terlaksana yaitu Indoor Residual Spray karena kasus malaria di tahun 2018 hanya

28 kasus dengan seluruhnya kasus impor sehingga tidak memerlukan

penyemprotan dinding rumah (Indoor Residual Spray)

6. Realisasi anggaran untuk indikator Persentase cakupan penemuan kasus baru

kusta tanpa cacat. Hal ini terjadi karena Kab/Kota yang ditunjuk sesuai DIPA tidak

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 45: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

38

mampu melaksanakan sesuai target yang sudah ditentukan, sehingga dana

dikembalikan. Selain itu terdapat efisiensi terkait sewa hotel dan perjalanan dinas.

7. Realisasi anggaran untuk indikator Persentase kasus TB yang ditatalaksana

sesuai standar sebesar 99,40%. Hal ini terjadi karena adanya efisiensi sewa

ruangan, efisiensi perjalanan dinas.

8. Realisasi anggaran untuk indikator Persentase kasus HIV yang diobati sebesar

91,50%. Hal ini terjadi karena adanya efisiensi sewa ruangan, efisiensi perjalanan

dinas, efisiensi fotokopi dan anggaran pengiriman logistik di Gunung Kidul yang

tidak diambil semua karena menyesuaikan kebutuhan.

9. Indikator Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu

tahun 2018 tidak mendapat anggaran dekonsentrasi.

10. Realisasi anggaran untuk indikator Persentase desa/kelurahan yang

melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM sebesar

89,96%. Hal ini terjadi karena adanya dinas karena penyesuaian harga pembelian

Reagen FR PTM dan anggaran perjalanan Dinas FR PTM ada yang dikembalikan

oleh Puskesmas, efisiensi sewa ruangan, dan efisiensi perjalanan.

11. Realisasi anggaran untuk indikator Jumlah Kabupaten/Kota yang

menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah

penyalahgunaan Napza di lnstitusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) sebesar

92,18%. Hal ini terjadi karena adanya anggaran yang tidak direalisasikan terkait

efisiensi perjalanan Dinas Konsultasi Teknis ke Kementrian Kesehatan, efisensi

narasumber pusat dan efisiensi Bimbingan teknis ke Kab/Kota.

12. Realisasi anggaran untuk indikator Persentase layanan dukungan manajemen

dan pelaporan satker dekonsentrasi sebesar 89,51%. Hal ini terjadi karena adanya

anggaran yang tidak direalisasikan terkait efisiensi perjalanan Dinas Konsultasi

Teknis ke Kementrian Kesehatan, efisensi narasumber pusat dan efisiensi

Bimbingan teknis ke Kab/Kota.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 46: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

BAB 2 PENUTUP

2.1 Kesimpulan1. Pencapaian kinerja Bidang P2P Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta Tahun 2018

telah berjalan baik sesuai dengan Perjanjian Kinerja yang telah ditetapkan

dengan rata –rata capaian kinerja sebesar 108,7 %

2. Berdasarkan pengukuran indikator kinerja Bidang P2P Dinas Kesehatan

D.I.Yogyakarta dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2018, dari 12 Indikator kinerja

sasaran Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2018,

sebanyak 5 indikator telah melebihi target yang ditetapkan (>100%), 4 indikator

telah mencapai target yang ditetapkan (100%), sedangkan 3 indikator tidak

mencapai target dengan rata – rata sebesar 72,56%

3. Berdasarkan penyerapan dan pengukuran kinerja anggaran Bidang P2P Dinas

Kesehatan D.I.Yogyakarta tahun 2018 diketahui bahwa kinerja anggaran

Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebesar 86,35%, dengan

realisasi Rp 2.374.304.660,- dengan realisasi tertinggi pada Kegiatan

Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA sebesar

92,18% dan realisasi paling rendah pada Kegiatan Pencegahan Penyakit Tular

Vektor dan Zoonotik yakni sebesar 75,68 %.

4. Berdasarkan pengukuran efisiensi sumber daya, dari 12 indikator, terdapat 12

indikator telah berjalan dengan efisien dimana capaian kinerja dapat mencapai

atau melebihi target dengan anggaran yang lebih rendah dan semua kegiatan

telah dilaksanakan dengan baik.

5. Mengingat penyakit tidak mengenal batas wilayah administrasi, pemerintahan,

maupun negara, maka penyelenggaraan penanggulangan penyakit secara

nasional dilakukan dengan prinsip konkuren, yaitu dilakukan bersama-sama

antara unsur pemerintahan di pusat dan pemerintah daerah. Dengan demikian,

setiap permasalahan penyakit dan faktor risikonya yang timbul di suatu wilayah

perlu ditangani secara bersama antara unsur pusat dan daerah, sedangkan

untuk pintu masuk negara dilakukan upaya khusus melalui upaya

kekarantinaan kesehatan dalam rangka cegah tangkal penyakit antar negara

sebagai bentuk komitmen kesehatan dalam menjaga kedaulatan negara..

Page 47: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

40

2.2 Tindak Lanjut1. Tahun 2019 merupakan tahun terakhir RPJMN, Renstra Kementerian

Kesehatan, RAP P2P, dan RAK Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta periode tahun

2015 – 2019 sehingga akan dilakukan review untuk mengevaluasi capaian

target akhir tahun perencanaan, menilai keberhasilan dan pembelajaran yang

dihasilkan.

2. Akan dilakukan penyusunan dan pembahasan target RPJMN, Renstra

Kementerian Kesehatan, RAP P2P, RAK Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta

periode tahun 2020 – 2024. Penetapan target indikator mengacu pada

tantangan dan capaian indikator periode sebelumnya, isu strategis dan hasil

mid term evaluation.

Demikian Laporan Kinerja Bidang Pencegahan dan Pengendalian Dinas

Kesehatan D.I.Yogyakarta Tahun 2018 disusun sebagai bahan masukan untuk

penyusunan perencanaan tahun berikutnya.

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 48: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

1

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja TA 2018

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan

akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : drg. Pembajun Setyaningastutie, M.Kes

Jabatan : Kepala Dinas Provinsi D.I. Yogyakarta

Selanjutnya disebut pihak pertama

Nama : dr. Anung Sugihantono, M. Kes

Jabatan : Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Selanjutnya disebut pihak kedua

Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai

lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah

seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan

kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.

Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan

evaluasi terhadap terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil

tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.

Yogyakarta, Maret 2018

Pihak Kedua, Pihak Pertama,

dr. Anung Sugihantono, M. KesNIP 19600321985021002

drg. Pembajun Setyaningastutie, M.KesKepala Dinas Provinsi D.I. Yogyakarta

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 49: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018

No Sasaran Indikator Kegiatan Target1. Bayi usia 0-11 bulan yang mendapat

imunisasi dasar lengkapPersentase anak usia 0 sampai 11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap

95%2. Kabupaten/Kota yang melakukan

pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya KLB

Persentase respon penanggulangan terhadap sinyal kewapadaan dini kejadian luar biasa (KLB) untuk mencegah terjadinya KLB di kabupaten/kota

80%

3. Kabupaten/Kota yang mampu melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi emerging

Jumlah Kabupaten/Kota yang mampu melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit lnfeksi Emerging

5

4. Kabupaten / kota di pintu masuk negara yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

Jumlah Kab/kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

1

5. Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic

Persentase kasus malaria positif yang di obati sesuai standar

95%

6. Menurunnya penyakit menular langsung Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat

91%7. Menurunnya penyakit menular langsung Persentase kasus TB yang ditatalaksana

sesuai standar79%

8. Menurunnya penyakit menular langsung Persentase kasus HIV yang diobati 52%9. Menurunnya angka kesakitan dan

kematian akibat penyakit tidak menular; Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular

Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu

40%

10. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular; Meningkatnya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular

Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM

40%

11. Meningkatnya kesehatan jiwa dan meningkatnya pencegahan penyalahgunaan napza

Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan upaya pencegahan dan pengendalian masalah penyalahgunaan Napza di lnstitusi Penerima Wajib Lapor (IPWL)

3

12. Meningkatnya DukunganManajemen dan PelaksanaanTugas Teknis Lainnya PadaProgram Pencegahan danPengendalian Penyakit

Persentase layanan dukungan manajemen dan pelaporan satker dekonsentrasi

100%

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 50: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

No Kegiatan Anggaran1 Surveilans dan Karantina Kesehatan Rp. 270.130.0002 Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Rp. 505.646.0003 Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Rp. 486.200.0004 Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Rp. 1.000.496.0005 Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA Rp. 116.645.0006 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada

Program Pencegahan dan Pengendalian PenyakitRp. 370.500.000

TOTALRp. 2.749.617.000

Yogyakarta, Maret 2018

Direktur Jenderal Pencegahandan Pengendalian Penyakit,

Kepala Dinas Provinsi D.I. Yogyakarta

dr. Anung Sugihantono, M. KesNIP 19600321985021002

drg. Pembajun Setyaningastutie, M.KesNIP 196509121993032006

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 51: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018

Page 52: Layout UI Template - kemkes.go.id · Web viewRumus/Cara perhitungan: Jumlah bayi 0 -11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan D.I.Yogyakarta (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun 2018