layout peta jawa barat
TRANSCRIPT
Praktikum ke-IX Mata Kuliah : Sistem Informasi Sumberdaya Perairan
LAYOUT PETA JAWA BARAT
Oleh :
Tiur Natalia Manalu
120302028
II/Genap
Manajemen Sumberdaya Perairan
LABORATORIUM SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA PERAIRAN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sistem informasi geografis pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada
tahun 1972 dengan nama Data Banks for Development. Munculnya istilah Sistem
Informasi Geografis seperti sekarang ini setelah dicetuskan oleh General
Assembly dari International Geographical Union di Ottawa Kanada pada tahun
1967. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS
(Canadian GIS-SIG Kanada). CGIS digunakan untuk menyimpan, menganalisa
dan mengolah data yang dikumpulkan untuk inventarisasi Tanah Kanada (CLI-
Canadian Land Inventory) yang merupakan sebuah inisiatif untuk mengetahui
kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakan berbagai
informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan
tanah pada skala 1:250000. Sejak saat itu Sistem Informasi Geografis berkembang
di beberapa benua terutama Benua Amerika, Benua Eropa, Benua Australia, dan
Benua Asia. Seperti di Negara-negara yang lain, di Indonesia pengembangan SIG
dimulai di lingkungan pemerintahan dan militer. Perkembangan SIG menjadi
pesat semenjak di ditunjang oleh sumberdaya yang bergerak di lingkungan
akademis (kampus) (Selvi, 2011).
Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan suatu sistem informasi
berbasiskan komputer yang berkembang pesat pada lima tahun terakhir ini. Pada
dekade 1980-an sampai sekarang aplikasi komputer dan informasi lebih mengarah
kepada pemecahan masalah lingkungan, perencanaan wilayah, konservasi energi,
serta pengelolaan sumberdaya alam. SIG adalah suatu sistem informasi
berbasiskan komputer untuk menyimpan, mengelola dan menganalisis, serta
memanggil data bereferensi geografis. Dengan memanfaatkan SIG akan
memberikan kemudahan kepada para pengguna atau para pengambil keputusan
untuk menentukan kebijaksanaan yang akan diambil, khususnya yang berkaitan
dengan aspek keruangan (spasial) (Doni, 2008).
SIG menyimpan semua informasi deskriptif unsur-unsurnya sebagai
atribut-atribut di dalam basis data. Kemudian, SIG membentuk dan
menyimpannya di dalam tabel-tabel relational. Setelah itu, SIG menghubungkan
unsur-unsur di atas dengan tabel-tabel yang bersangkutan. Dengan demikian
atribut ini dapat diakses melalui lokasi-lokasi unsur-unsur peta dan sebaliknya
unsur-unsur peta juga dapat diakses melalui atribut-atributnya. Karena itu unsur-
unsur tersebut dapat dicari dan ditemukan berdasarkan atribut-atributnya. SIG
menghubungkan sekumpulan unsur- unsur peta dengan atribut-atributnya di dalam
satuan-satuan yang disebut layer. Sungai, bangunan, jalan, laut, batas-batas
administrasi, perkebunan, dan hutan merupakan contoh-contoh layer. Kumpulan
dari layer-layer ini akan membentuk basis data SIG (Puspita, 2009).
Mapinfo mulai mengembangkan perangkat SIG MapInfo pada tahun 1986.
Sejak awal, produk pertamanya ditujukan untuk komputer desktop atau PC dengan
DOS sebagai sistem operasinya. Dengan demikian, produk MapInfo tersebar
keseluruh dunia bersama dengan penyebaran PC dan sistem operasinya. MapInfo
cukup diminati dikalangan pengguna SIG karena memiliki karakteristik-
karakteristik yang menarik, mudah digunakan, harga yang relatif murah, tampilan
yang interaktif dan menarik, user-friendly dan dapat di-customize dengan
menggunakan bahasa skrip yang dimilikinya. Sarana dan Prasarana wilayah
adalah salah satu hasil budi daya manusia yang menjadi tolok ukur mutu suatu
wilayah dan perlu peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih. Manajemen sarana dan prasarana
sangat diperlukan dalam menunjang pembangunan nasional, oleh karena itu
diperlukan pengetahuan dan pemahaman konseptual yang jelas agar dalam
implementasinya tidak salah arah (Doni, 2008).
Pengolahan data sebagai serangkaian operasi atas informasi yang
direncanakan, guna mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan.unsure-unsur
dalam pengolahan data yaitu proses membaca, menulis dan mengetik, mencatat
dan mencetak, menyortir, menyampaikan atau memindahkan, menghitung,
membandingkan dan menyimpan. Definisi pengolahan data adalah suatu bahan
mentah yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu informasi.
Mapinfo mulai mengembangkan perangkat SIG MapInfo pada tahun 1986. Sejak
awal, produk pertamanya ditujukan untuk komputer desktop atau PC dengan DOS
sebagai sistem operasinya. Dengan demikian, produk MapInfo tersebar keseluruh
dunia bersama dengan penyebaran PC dan sistem operasinya. MapInfo cukup
diminati dikalangan pengguna SIG karena memiliki karakteristik-karakteristik
yang menarik, mudah digunakan, harga yang relatif murah, tampilan yang
interaktif dan menarik, user-friendly dan dapat di customize dengan menggunakan
bahasa skrip yang dimilikinya (Alan, 2011).
Suatu peta yang sudah terpampang di layar, sering kali kita harus
menggerak-gerakkannya, agar pandangan yang kita inginkan sesuai dengan yang
kita butuhkan. Biasanya peta ukurannya lebih besar daripada ukuran layar monitor
itu sendiri. Cara menggeserkan gambar ini dibuat sedemikian rupa agar para
pemakai dapat sangat mudah mengoperasikannya, seolah-olah memang sedang
melihat gambar yang ada di atas kertas. Ada juga masalah gambar yang
terpampang terlihat terlalu kecil untuk dilihat, untuk itu kita sewaktu-waktu perlu
untuk melihat secara lebih detail dan jelas maka perlu alat yang dapat
memperbesar ukuran gambar tersebut di layar agar sesuai dengan yang kita
butuhkan. Sebaliknya, jika gambar yang terpampang terlalu besar, sehingga
gambar peta yang tersebut hanya terlihat hanya sebagian kecil saja (walaupun
detail), sedangkan kita ingin melihat secara keseluruhan, maka perlu alat untuk
memperkecil ukuran gambar, agar seluruh gambar dapat terlihat di layar
(Fatmawati, 2010).
Tujuan Praktikum
1. Untuk mengenal dan mengetahui fungsi dari sistem informasi geografis
beserta komponen-komponennya.
2. Mampu membuat digitasi peta Jawa Barat dengan MapInfo 6.0.
3. Mampu membuat layout peta Jawa Barat menggunakan software ArcView 3.3.
4. Mampu memahami dan mengetahui simbol-simbol yang terdapat dalam peta
Jawa Barat.
TINJAUAN PUSTAKA
Digitasi Peta
Digitasi merupakan proses pengkonversian data spasial pada peta ke dalam
format digital. Sebelum pemasukan data melalui proses digitasi perlu diperhatikan
informasi apa saja yang terdapat pada peta dan untuk tujuan apa pembangunan
basis data yang akan disusun, untuk selanjutnya dilakukan pemisahan data dalam
layer-layer. Peta adalah proyeksi atau gambaran data/detail lapang di atas kertas
yang keadannya seperti di lapangan, dan biasanya ukurannya lebih kecil dengan
skala tertentu. Sedangkan Pemetaan adalah proses untuk mendapatkan gambaran
data/informasi dari permukaaan bumi dalam bentuk peta. Selanjutnya, agar peta
yang sudah dibuat dapat digunakan sebagai sumber data atau informasi secara
digital atau melalui komputer maka perlu dilakukan serangkaian proses digitasi
(Wijaya, dkk., 2013).
Sebagian besar kegiatan pembangunan memerlukan data dan informasi
sebagai bahan pendukung, khususnya yang berhubungan dengan pengambilan
keputusan, perumusan kebijakan, penyusunan rencana, pelaksanaan, serta
monitoring dan evaluasi. Di bidang pendidikan, peran data dan informasi menjadi
semakin penting untuk menunjang upaya pembangunan pendidikan secara
berkelanjutan serta dapat mengurangi atau mencegah upaya peningkatan mutu
pendidikan yang didasarkan pada common sense. Namun demikian, dalam kaitan
dengan peningkatan mutu pendidikan, peran pendayagunaan data dan informasi
untuk kegiatan pengambilan keputusan, perumusan kebijaksanaan, penyusunan
perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi ternyata masih sangat
terbatas. Masalah yang perlu diangkat untuk saat ini adalah masih perlu
dikembangkannya system pendataan yang mampu menyediakan data dan
informasi yang akurat, tepat guna dan tepat waktu (Sukarsa, 2009).
MapInfo 6.0
MapInfo merupakan salah satu perangkat lunak SIG yang mampu
memberikan informasi pariwisata berbasis pada peta. Proses pencarian lokasi
wisata dilakukan dengan cepat menggunakan aplikasi yang tersedia. Usaha
pengembangan pariwisata melalui pendekatan teknologi dengan memakai
parameter-parameter yang telah ditentukan yang dapat digunakan untuk
menentukan status potensial daerah tersebut. Hasil dari pengolahan data
ditunjukan pada peta tematik. MapInfo diminati oleh pengguna SIG karena
mempunyai karakteristik yang menarik, seperti mudah digunakanam harga relatif
murah, tampilan yang interaktif dam menarik, user friendly dan dapat di-
customized menggunakan bahasa script yang dimiliki. MapInfo Professional hadir
bersama dengan user interface yang diimplementasikan dalam berbagai bentuk
menu, tools dan lain sebagainya. Misalnya toolbar standar, toolbar drawing untuk
menggambar peta dan toolbar main yang merupakan toolbar utama pada MapInfo
(Supriyanto dan Eny, 2010).
MapInfo juga dilengkapi dengan fasilitas untuk pencetakan peta dan dapat
pula mengimpor serta mengekspor peta digital untuk keperluan pemindahan data
dari dan kesistem komputer lainnya, misalnya ArcInfo. MapInfo mengenal file-
file digital hasil konversi tersebut masing-masing sebagai tabel dimana data
grafisnya yang berupa data vektor maupun raster (map) dan atributnya yaitu akan
berlaku sebagai layar di dalam tampilan peta digital, untuk kemudian layer-layer
tersebut dapat direkonstruksi menjadi satu peta digital untuk berbagai keperluan.
MapInfo mempunyai fasilitas untuk menampilkan informasi tekstual secara
tabular pada suatu jendela dilayar monitor, maka dalam hal ini dikenal jendela
yang disebut jendela tabular sedangkan prosesnya disebut browse. Setiap proses
browse, MapInfo secara otomatis memberi nama jendela tabular, yang dalam hal
ini adalah World Browse. Berdasarkan salah satu atribut database yang dimiliki
oleh suatu layer, maka dapat dibuatkan suatu grafik. Grafik suatu atribut database
akan ditampilkan pada jendela dilayar monitor yang disebut jendela grafik. Pada
suatu saat pada layar monitor terdiri dari beberapa jendela misalnnya jendela peta,
jendela tabular dan grafik (Omen, 2010).
ArcView GIS
ArcView adalah software Sistem Informasi Geografis (SIG). Software SIG
mempunyai kemampuan untuk menampilkan, memanipulasi dan merubah data
SIG. Saat kita berkerja menggunakan SIG, kita bukan hanya harus mempelajari
tentang software-nya tetapi juga datanya. Data SIG mempunyai dua komponen,
yaitu komponen spatial atau geografis dan komponen atribut atau table. Data
spatial menampilkan lokasi geografis dari suatu features. Pada umumnya feature
tersebut ditampilkan dalam bentuk titik (point), garis (line), polygon (polygone).
Sebuah feature titik mewakili sebuah lokasi seperti lokasi kantor pemerintahan
dan sekolah. Feature garis yang juga sering disebut dengan arc/segmen mewakili
fitur seperti lintasan atau sungai. Feature poligon mewakili fitur area seperti persil
tanah, danau, atau penggunaan tanah (Fahmi 2012).
Dengan ArcView dapat memodifikasi interface yang ada guna mendukung
suatu aplikasi. ArcView dapat dijalankan dalam beberapa sistem operasi mulai
dari Windows 3.1/ 9x/ NT atau Macintosh. Sebagai tools ArcView berfungsi
untuk: 1) alat visualisasi data spatial, 2) updating data spasial, 3) alat analisis
spatial, 4) menciptakan peta dengan kualitas presentasi. Fungsi-fungsi utama yang
dapat dilakukan oleh ArcView: a) menampilkan data spatial, b) menampilkan data
tabular, c) menampilkan SQL, d) membuat Geocode data tabular dengan data
spatial serta menampilkannya, e) membuat dan mengedit data spatial, f)
menindentifikasi/mencari setiap atribut dalam feature yang ditampilkan, g)
menampilkan theme dengan warna-warna sesuai dengan atribut yang akan
ditonjolkan, h) menampilkan atribut dari setiap feature dalam view, i) membuat
chart yang menampilkan atribut setiap feature, j) memilih dan menganalisa feature
dengan meng kaitkan pada feature lain, k) menemukan lokasi berkaitan dengan
feature yang ditampilkan, l) me-layout peta dan mencetak-nya, m) me-layout peta
dan mengexport ke program lain, n) mengcustomize/mengatur sendiri ArcView
sesuai dengan pekerjaan, o) membuat aplikasi ArcView sendiri untuk bisa
dimanfaatkan orang lain (Omen, 2010).
Layout Peta Jawa Barat
Layout digunakan untuk menggabungkan semua dokumen (view, table,
dan chart) kedalam suatu dokumen yang siap cetak (biasanya dipersiapkan untuk
pembuatan hardcopy). View adalah representasi grafis informasi spasial dan dapat
menampung beberapa ”layer” atau “theme” informasi spasial (titik, garis, polygon
dan citra raster). Table berisi informasi deskriptif mengenai layer tertentu. Setiap
baris data (record) mendefinisikan sebuah entry (misalnya informasi mengenai
salah satu poligon batas propinsi) didalam basis data spasialnya; setiap kolom
(field) mendefinisikan atribut atau karakteristik dari entry (misalnya nama, luas,
keliling atau populasi suatu propinsi) yang bersangkutan. Chart merupakan hasil
suatu query terhadap suatu tabel data. Bentuk chart yang didukung oleh
ArcView adalah line, bar, column, xy scatter, area, dan pie (Puspita, 2012).
Layout menyediakan teknik-teknik untuk menggabungkan dan menyusun
dokumen-dokumen dalam Project (View,Table,Chart) dan komponen-komponen
peta lainnya seperti arah utara dan skala guna menciptakan peta akhir untuk
dicetak atau diplot. Peta merupakan representasi grafis dari dunia nyata atas
obyek-obyek yang dipresentasikan (map features), seperti sungai, jembatan,
gedung, jalan, dan lainnya. Karena peta mengorganisasikan unsur-unsur
berdasarkan lokasilokasinya, maka peta sangat baik dalam memperlihatkan
hubungan atau relasi yang dimiliki oleh unsur-unsurnya. SIG menghubungkan
sekumpulan unsur-unsur peta dengan atributatributnya di dalam satuan-satuan
yang disebut layer. Kumpulan dari layer ini akan membentuk suatu basisdata SIG.
Dengan demikian, perancangan basisdata merupakan hal yang esensial di dalam
SIG. Terdapat dua jenis basis data yang diperlukan oleh sistem, yaitu basis data
spasial (file peta MapInfo) dan basis data non spasial (MySQL). Basis data spasial
menyimpan data grafis peta dari system sedangkan basis data non spasial
menyimpan data atribut peta dan data pendidikan (Sukarsa, 2009).
Suatu layout dapat memiliki dua view, satu chart, satu arah utara dan
sebuah judul. Layout pada sebuah project ArcView memungkin pemakai untuk
menampilkan view, chart, tabel, grafik hasil import and grafik yang dimiliki
ArcView itu sendiri (Skala, Arah Mata Angin dll). Layout dalam ArcView bersifat
dinamis artinya data yang dimasukkan masih terkait dengan original data yang
dimasukkan kedalamnya. Misalkan jika view yang dimasukkan dalam layout
bersifat live link maka setiap perubahan dalam view akan mengubah tampilan di
dalam layout. Satu data dapat dimasukkan dalam beberapa layout, data-data
tersebut dapat diubah sesuai dengan tujuan layout dibuat. Dengan layout juga
mampu memodifikasi peta sampai menghasilkan peta dengan kualitas presentasi.
Peta yang terdapat dalam layout dapat diexport ke format lain (bmp, wmf, eps, ai,
jpg) atau langsung dicetak (Fatmawati, 2010).
Pada sebuah peta terdapat berbagai unsur wilayah di permukaan bumi,
seperti gunung, sungai, kota, jalan raya, jalan kereta api, dataran rendah, dataran
tinggi dan lainnya yang digambarkan dengan simbol-simbol untuk memudahkan
user map. Ada peta yang menggunakan warna-warni tertentu untuk
menggambarkan keadaan alam, seperti warna hijau untuk dataran rendah, kuning
untuk dataran tinggi, biru untuk wilayah perairan dan sebagainya. Ada pula yang
menggunakan simbol, seperti segitiga untuk gunung, lingkaran kecil untuk kota
dan sebagainya. Petunjuk arah merupakan tanda pada peta yang menunjukkan
arah utara, timur, selatan, barat daerah yang digambar. Petunjuk arah sebaiknya
diletakkan di sebelah kanan setelah judul peta. Petunjuk arah dapat berupa mata
angin, panah dan sebagainya dan untuk Indonesia petunjuk arah utara di atas,
diberi huruf U. Skala peta dapat dituliskan di bawah legenda, diluar garis pinggir
peta, atau di bawah judul peta. Dengan menggunakan skala, diketahui jarak pada
peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi (Omen, 2010).
Jawa Barat adalah bagian dari busur kepulauan gunung api (aktif dan tidak
aktif) yang membentang dari ujung utara Pulau Sumatera hingga ujung utara
Pulau Sulawesi. Terletak pada titik koordinat 7° 30' 10" S, 111° 15' 47" E-
7.502778, 111.263056 dengan luas 126.700 km² (48.919,1 mil²). Daratan dapat
dibedakan atas wilayah pegunungan curam di selatan dengan ketinggian lebih dari
1.500 m di atas permukaan laut, wilayah lereng bukit yang landai di tengah
ketinggian 100 1.500 m dpl, wilayah dataran luas di utara ketinggian 0.10 m dpl
dan wilayah aliran sungai. Provinsi Jawa Barat berada di bagian barat Pulau Jawa.
Wilayahnya berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Jawa Tengah di timur,
Samudera Hindia di selatan, serta Banten dan DKI Jakarta di barat. Kawasan
pantai utara merupakan dataran rendah. Di bagian tengah merupakan pegunungan,
yakni bagian dari rangkaian pegunungan yang membujur dari barat hingga
timur Pulau Jawa. Titik tertingginya adalah Gunung Ciremay, yang berada di
sebelah barat daya Kota Cirebon. Sungai-sungai yang cukup penting
adalah Sungai Citarum dan Sungai Cimanuk, yang bermuara di Laut Jawa.
METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Praktikum Sistem Informasi Sumberdaya Perairan dilaksanakan pada hari
Sabtu, 24 Mei 2014, pukul 08.00 WIB sampai dengan selesai bertempat di
Laboratorium MSP Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum antara lain komputer atau
laptop, flashdisk, alat tulis dan cok sambung
Bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah software Arcview GIS
3.3 dan data digitasi peta Jawa Barat dalam software ArcView tersebut.
Langkah Kerja
1. Open data digitasi peta Jawa Barat dalam software ArcView GIS 3.3 yang telah
dilakukan sebelumya dan minimize ukuran lembar kerjanya.
2. Klik dua kali View maka akan terbuka lembar kerja baru dan maximize.
3. Klik Add Theme, pilih data Shapefile yang telah disimpan, cari Indonesia
Coastline dan klik Ok.
4. Beri centang pada peta yang muncul, selanjutnya klik dua kali icon Draw
Point, pilih Draw Rectangle. Mulai memblok daerah Jawa Barat pada peta,
pilih pointer untuk mengatur kotak.
5. Kemudian klik icon T (text) pada toolbar, arahkan dibawah kotak yang diblok
dan Tulis nama peta „‟JAWA BARAT‟‟, klik pointer untuk mengatur posisi
text.
6. Maka akan terlihat tampilan seperti gambar dibawah ini, kemudian minimize
lembar kerjanya.
7. Buka lembar kerja View1, maximize ukurannya. Klik View dan pilih Layout.
8. Lalu pilih Landscape-inset dan klik Ok. Full Screenkan peta, maka akan
terlihat seperti gambar dibawah ini.
9. Klik Pointer, pilih simbol arah mata angin dan pindahkan ke atas.
10. Selanjutnya klik dua kali simbol arah mata angin, pilih simbol pada baris
pertama kolom ke empat dan klik Ok.
11. Pada judul peta View1, ganti namanya dengan cara mengklik dan pada kotak
dialog Properties Text, edit menjadi JAWA BARAT dan klik Ok.
12. Setelah itu, klik Icon Text, arahkan diatas simbol-simbol peta dan tulis
namanya menjadi „‟LEGENDA‟‟ dan klik Ok.
13. Klik pada pointer, klik kanan pada kotak legenda dan pilih Simplify.
14. Klik dua kali pada tulisan simbol legenda, hilangkan kata polyline.shp,
polygone.shp dan point.shp dibelakang text dang anti menjadi huruf capital.
15. Setelah semua text di edit maka akan muncul seperti gambar dibawah ini.
16. Klik Draw Point dan pilih lagi Draw Rectanguler, blog kolom legenda dan
isinya.
17. Selanjutnya klik File, pilih Extension, pilih Graticules dan Measured Grids,
lalu klik Ok.
18. Klik peta Jawa Barat, dan pilih icon Graticules and Measured Grid pada
toolbar maka akan muncul kotak dialog Graticules and Grid Wizard.
19. Klik Next, ubah Degrees menjadi 0 dan Minute menjadi 30 pada kiri kanan
kotak dialog Graticules and Grid Wizard dan klik next.
20. Pada Display Grid AS pilih Lines, klik Next, Pilih Preview.
21. Klik Finish, maka akan terlihat seperti gambar dibawah ini.
22. Kemudian klik peta kecil, klik icon Graticules and Measured Grids dan pilih
View2, lalu klik next.
23. Pada kotak dialog Graticules and Grid Wizard ubah Degrees menjadi 0 dan
Minute menjadi 60 di sebelah kiri kanan peta, dan klik Next.
24. Pada Display Grid As klik Line, klik next, selanjutnya pilih preview.
25. Klik Finish, maka akan muncul tampilan gambar sebagai berikut.
26. Klik dua kali pada skala peta, pada kotak Unit ganti menjadi Kilometer dan
klik Ok.
27. Klik icon Text dan tulis diatas peta nama „‟TIUR NATALIA MANALU‟‟,
NIM „‟120302028‟‟ , klik pointer untuk mengatur posisi text.
28. Klik File, piih Export, tulis peta layout „‟JAWA BARAT‟‟, pada kotak List
File Of Type pilih format JPEG dan tentukan tempat penyimpanan peta.
29. Buka hasil yang telah disimpan, maka akan muncul layout peta Jawa Barat
dalam format JPEG seperti dibawah ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Pembahasan
Dari gambar diatas dapat dilihat peta umum Jawa Barat yang berisi
informasi-informasi geografis. Peta tersebut diperoleh dari menggabungkan atau
kombinasi software ArcView GIS dan data lapangan Jawa Barat dalam bentuk
spasial atau geografis (file peta MapInfo). Menurut Fahmi (2012), yang
menjelaskan bahwa saat kita berkerja menggunakan SIG, kita bukan hanya harus
mempelajari tentang software-nya tetapi juga datanya. Data SIG mempunyai dua
komponen, yaitu komponen spatial atau geografis dan komponen atribut atau
table. Data spatial menampilkan lokasi geografis dari suatu features. Pada
umumnya feature tersebut ditampilkan dalam bentuk titik (point), garis (line),
polygon (polygone). Sebuah feature titik mewakili sebuah lokasi seperti lokasi
kantor pemerintahan dan sekolah. Feature garis yang juga sering disebut dengan
arc/segmen mewakili fitur seperti lintasan atau sungai. Feature poligon mewakili
fitur area seperti persil tanah, danau, atau penggunaan tanah.
Hasil gambar diatas merupakan Layout peta Jawa Barat dalam format
JEPG yang dicetak atau diplot. Peta Layout tersebut merupakan gabungan dari
beberapa komponen dalam Project ArcView GIS dan komponen lainnya hingga
diperoleh gambar yang menunjukkan keadaan penampakan permukaan bumi yang
sebenarnya dilapangan. Menurut Sukarsa (2009), yang menyatakan bahwa Layout
menyediakan teknik-teknik untuk menggabungkan dan menyusun dokumen-
dokumen dalam Project seperti View, Table, Chart dan komponen-komponen peta
lainnya seperti arah utara dan skala guna menciptakan peta akhir untuk dicetak
atau diplot. Peta merupakan representasi grafis dari dunia nyata atas obyek-obyek
yang dipresentasikan (map features), seperti sungai, jembatan, gedung, jalan, dan
lainnya. Karena peta mengorganisasikan unsur-unsur berdasarkan lokasi-
lokasinya, maka peta sangat baik dalam memperlihatkan hubungan atau relasi
yang dimiliki oleh unsur-unsurnya. SIG menghubungkan sekumpulan unsur-unsur
peta dengan atributatributnya di dalam satuan-satuan yang disebut layer.
Kumpulan dari layer ini akan membentuk suatu basisdata SIG.
Dari gambar diatas dapat dilihat simbol-simbol yang terdapat dalam
Legenda peta Jawa Barat. Simbol-simbol tersebut merupakan penyederhanaan dari
berbagai unsur wilayah di permukaan bumi, seperti gunung, sungai, kota, jalan
raya, jalan kereta api, dataran rendah, dataran tinggi dan lainnya yang
digambarkan dengan simbol-simbol untuk memudahkan pengguna. Pada gambar
diatas, simbol untuk menyatakan bandara digambarkan dengan bangunan
berwarna biru, simbol pelabuhan berwarna merah muda, simbol untuk
menyatakan kota berbentuk titik hitam, simbol untuk menyatakan gunung
berbentuk segitiga berwarna merah, untuk menyatakan sungai seperti garis tipis
berwarna biru muda, garis pantai berbentuk garis berwarna biru tua, untuk
menggambarkan jalan utama berwarna merah, daerah dataran tinggi berwarna
kuning, dataran rendah berwarna hijau dan daerah pegunungan berwarna cokelat.
Pada gambar Layout peta Jawa Barat, kita juga dapat melihat adanya
petunjuk arah angin dan skala. Simbol petunjuk arah angin berbentuk segitiga
hitam yang berada di bagian kanan atas peta. Sedangkan skala peta Jawa Barat
pada layout yang tertera dalam satuan Kilometer. Seperti yang kita ketahui bahwa
setiap peta umumnya mempunyai petunjuk arah yang berfungsi untuk
menunjukkan arah mata angin dalam suatu wilayah atau lokasi dan skala untuk
mengetahui jarak yang sebenarnya dipermukaan bumi. Menurut Omen (2010),
yang menjelaskan bahwa petunjuk arah merupakan tanda pada peta yang
menunjukkan arah utara, timur, selatan dan barat daerah yang digambar. Petunjuk
arah sebaiknya diletakkan di sebelah kanan setelah judul peta. Petunjuk arah dapat
berupa mata angin, panah dan sebagainya dan untuk Indonesia petunjuk arah utara
di atas, diberi huruf U. Skala peta dapat dituliskan di bawah legenda, diluar garis
pinggir peta, atau di bawah judul peta. Dengan menggunakan skala, diketahui
jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi.
Dengan adanya aplikasi software ArcView GIS dan data spasial lapangan
untuk menciptakan layout peta Jawa Barat, kita dengan mudah dapat mengetahui
bentuk topografi dan unsur-unsur wilayah yang terdapat dalam kawasan tersebut.
Jawa Barat adalah bagian dari busur kepulauan gunung api (aktif dan tidak aktif)
yang membentang dari ujung utara Pulau Sumatera hingga ujung utara Pulau
Sulawesi. Terletak pada titik koordinat 7° 30' 10" S, 111° 15' 47" E-
7.502778, 111.263056 dengan luas 126.700 km² (48.919,1 mil²). Daratan dapat
dibedakan atas wilayah pegunungan curam di selatan dengan ketinggian lebih dari
1.500 m di atas permukaan laut, wilayah lereng bukit yang landai di tengah
ketinggian 100 1.500 m dpl, wilayah dataran luas di utara ketinggian 0.10 m dpl
dan wilayah aliran sungai. Provinsi Jawa Barat berada di bagian barat Pulau Jawa.
Wilayahnya berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Jawa Tengah di timur,
Samudera Hindia di selatan, serta Banten dan DKI Jakarta di barat. Kawasan
pantai utara merupakan dataran rendah. Di bagian tengah merupakan pegunungan,
yakni bagian dari rangkaian pegunungan yang membujur dari barat hingga timur.
DAFTAR PUSTAKA
Alan, I. 2007. Sistem Informasi Geografis ArcView. Universitas Pendidikan
indonesia, Jakarta.
Doni, U. 2008. Pengenalan Dasar-dasar ArcView. 2008. Universitas Sriwijaya,
Palembang.
Fahmi, O. 2012. Dasar Arc View 3.3: Membuat Peta Dengan Mudah dan Efektif
Menggunkaan Softwere Arc View 3.3. [Modul]. Semarang (Diakses pada
tanggal 10 Maret 2014).
Fatmawati, L. 2010. Pemanfaatan GIS/ SIG (Sistem Informasi Geografis)
Terhadap Pelayanan Pdam Kabupaten Jepara. Politeknik Negeri
Semarang, Semarang.
Oman, K. 2010. ArcView GIS 3.3. Universitas Islam Muhammadiyah, Bengkulu.
Puspita, Y. 2009. Penggunaan Arcview GIS 3.3 Pada Perancangan Aplikasi
Sistem Informasi Geografis Lokasi Sekolah di Wilayah Kota Bogor.
Universitas Gunadarma, Depok.
Selvi, A. 2011. Sistem Informasi Geografis (SIG). Doktafia Learning, Denpasar.
Sukarsa, I. M. 2009. Pemetaan Kualitas Pendidikan di Propinsi Bali Berbasis
Spatial. Universitas Udayana, Bali.
Supriyanto dan Eny, W. 2010. Membangun Sistem Informasi Pariwisata
Kabupaten Klaten Berbasis Sistem Informasi Geografis. Jurusan Teknik
Informatika Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
Amikom, Yogyakarta.
Wijaya, R., Teguh, S dan Taufik, M. 2010. Rancang Bangun Aplikasi Pemetaan
Untuk Mendukung Pemasaran Properti Pt.Araya Bumi Megah. Sekolah
Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer, Surabaya.