layout peta jawa barat

23
Praktikum ke-IX Mata Kuliah : Sistem Informasi Sumberdaya Perairan LAYOUT PETA JAWA BARAT Oleh : Tiur Natalia Manalu 120302028 II/Genap Manajemen Sumberdaya Perairan LABORATORIUM SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA PERAIRAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

Upload: dinas-perikanan-dan-kelautan-provinsi-jawa-barat

Post on 29-May-2015

475 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAYOUT PETA JAWA BARAT

Praktikum ke-IX Mata Kuliah : Sistem Informasi Sumberdaya Perairan

LAYOUT PETA JAWA BARAT

Oleh :

Tiur Natalia Manalu

120302028

II/Genap

Manajemen Sumberdaya Perairan

LABORATORIUM SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA PERAIRAN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014

Page 2: LAYOUT PETA JAWA BARAT

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sistem informasi geografis pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada

tahun 1972 dengan nama Data Banks for Development. Munculnya istilah Sistem

Informasi Geografis seperti sekarang ini setelah dicetuskan oleh General

Assembly dari International Geographical Union di Ottawa Kanada pada tahun

1967. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS

(Canadian GIS-SIG Kanada). CGIS digunakan untuk menyimpan, menganalisa

dan mengolah data yang dikumpulkan untuk inventarisasi Tanah Kanada (CLI-

Canadian Land Inventory) yang merupakan sebuah inisiatif untuk mengetahui

kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakan berbagai

informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan

tanah pada skala 1:250000. Sejak saat itu Sistem Informasi Geografis berkembang

di beberapa benua terutama Benua Amerika, Benua Eropa, Benua Australia, dan

Benua Asia. Seperti di Negara-negara yang lain, di Indonesia pengembangan SIG

dimulai di lingkungan pemerintahan dan militer. Perkembangan SIG menjadi

pesat semenjak di ditunjang oleh sumberdaya yang bergerak di lingkungan

akademis (kampus) (Selvi, 2011).

Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan suatu sistem informasi

berbasiskan komputer yang berkembang pesat pada lima tahun terakhir ini. Pada

dekade 1980-an sampai sekarang aplikasi komputer dan informasi lebih mengarah

kepada pemecahan masalah lingkungan, perencanaan wilayah, konservasi energi,

serta pengelolaan sumberdaya alam. SIG adalah suatu sistem informasi

berbasiskan komputer untuk menyimpan, mengelola dan menganalisis, serta

memanggil data bereferensi geografis. Dengan memanfaatkan SIG akan

memberikan kemudahan kepada para pengguna atau para pengambil keputusan

untuk menentukan kebijaksanaan yang akan diambil, khususnya yang berkaitan

dengan aspek keruangan (spasial) (Doni, 2008).

SIG menyimpan semua informasi deskriptif unsur-unsurnya sebagai

atribut-atribut di dalam basis data. Kemudian, SIG membentuk dan

menyimpannya di dalam tabel-tabel relational. Setelah itu, SIG menghubungkan

Page 3: LAYOUT PETA JAWA BARAT

unsur-unsur di atas dengan tabel-tabel yang bersangkutan. Dengan demikian

atribut ini dapat diakses melalui lokasi-lokasi unsur-unsur peta dan sebaliknya

unsur-unsur peta juga dapat diakses melalui atribut-atributnya. Karena itu unsur-

unsur tersebut dapat dicari dan ditemukan berdasarkan atribut-atributnya. SIG

menghubungkan sekumpulan unsur- unsur peta dengan atribut-atributnya di dalam

satuan-satuan yang disebut layer. Sungai, bangunan, jalan, laut, batas-batas

administrasi, perkebunan, dan hutan merupakan contoh-contoh layer. Kumpulan

dari layer-layer ini akan membentuk basis data SIG (Puspita, 2009).

Mapinfo mulai mengembangkan perangkat SIG MapInfo pada tahun 1986.

Sejak awal, produk pertamanya ditujukan untuk komputer desktop atau PC dengan

DOS sebagai sistem operasinya. Dengan demikian, produk MapInfo tersebar

keseluruh dunia bersama dengan penyebaran PC dan sistem operasinya. MapInfo

cukup diminati dikalangan pengguna SIG karena memiliki karakteristik-

karakteristik yang menarik, mudah digunakan, harga yang relatif murah, tampilan

yang interaktif dan menarik, user-friendly dan dapat di-customize dengan

menggunakan bahasa skrip yang dimilikinya. Sarana dan Prasarana wilayah

adalah salah satu hasil budi daya manusia yang menjadi tolok ukur mutu suatu

wilayah dan perlu peningkatan terus menerus seiring dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih. Manajemen sarana dan prasarana

sangat diperlukan dalam menunjang pembangunan nasional, oleh karena itu

diperlukan pengetahuan dan pemahaman konseptual yang jelas agar dalam

implementasinya tidak salah arah (Doni, 2008).

Pengolahan data sebagai serangkaian operasi atas informasi yang

direncanakan, guna mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan.unsure-unsur

dalam pengolahan data yaitu proses membaca, menulis dan mengetik, mencatat

dan mencetak, menyortir, menyampaikan atau memindahkan, menghitung,

membandingkan dan menyimpan. Definisi pengolahan data adalah suatu bahan

mentah yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu informasi.

Mapinfo mulai mengembangkan perangkat SIG MapInfo pada tahun 1986. Sejak

awal, produk pertamanya ditujukan untuk komputer desktop atau PC dengan DOS

sebagai sistem operasinya. Dengan demikian, produk MapInfo tersebar keseluruh

dunia bersama dengan penyebaran PC dan sistem operasinya. MapInfo cukup

Page 4: LAYOUT PETA JAWA BARAT

diminati dikalangan pengguna SIG karena memiliki karakteristik-karakteristik

yang menarik, mudah digunakan, harga yang relatif murah, tampilan yang

interaktif dan menarik, user-friendly dan dapat di customize dengan menggunakan

bahasa skrip yang dimilikinya (Alan, 2011).

Suatu peta yang sudah terpampang di layar, sering kali kita harus

menggerak-gerakkannya, agar pandangan yang kita inginkan sesuai dengan yang

kita butuhkan. Biasanya peta ukurannya lebih besar daripada ukuran layar monitor

itu sendiri. Cara menggeserkan gambar ini dibuat sedemikian rupa agar para

pemakai dapat sangat mudah mengoperasikannya, seolah-olah memang sedang

melihat gambar yang ada di atas kertas. Ada juga masalah gambar yang

terpampang terlihat terlalu kecil untuk dilihat, untuk itu kita sewaktu-waktu perlu

untuk melihat secara lebih detail dan jelas maka perlu alat yang dapat

memperbesar ukuran gambar tersebut di layar agar sesuai dengan yang kita

butuhkan. Sebaliknya, jika gambar yang terpampang terlalu besar, sehingga

gambar peta yang tersebut hanya terlihat hanya sebagian kecil saja (walaupun

detail), sedangkan kita ingin melihat secara keseluruhan, maka perlu alat untuk

memperkecil ukuran gambar, agar seluruh gambar dapat terlihat di layar

(Fatmawati, 2010).

Tujuan Praktikum

1. Untuk mengenal dan mengetahui fungsi dari sistem informasi geografis

beserta komponen-komponennya.

2. Mampu membuat digitasi peta Jawa Barat dengan MapInfo 6.0.

3. Mampu membuat layout peta Jawa Barat menggunakan software ArcView 3.3.

4. Mampu memahami dan mengetahui simbol-simbol yang terdapat dalam peta

Jawa Barat.

Page 5: LAYOUT PETA JAWA BARAT

TINJAUAN PUSTAKA

Digitasi Peta

Digitasi merupakan proses pengkonversian data spasial pada peta ke dalam

format digital. Sebelum pemasukan data melalui proses digitasi perlu diperhatikan

informasi apa saja yang terdapat pada peta dan untuk tujuan apa pembangunan

basis data yang akan disusun, untuk selanjutnya dilakukan pemisahan data dalam

layer-layer. Peta adalah proyeksi atau gambaran data/detail lapang di atas kertas

yang keadannya seperti di lapangan, dan biasanya ukurannya lebih kecil dengan

skala tertentu. Sedangkan Pemetaan adalah proses untuk mendapatkan gambaran

data/informasi dari permukaaan bumi dalam bentuk peta. Selanjutnya, agar peta

yang sudah dibuat dapat digunakan sebagai sumber data atau informasi secara

digital atau melalui komputer maka perlu dilakukan serangkaian proses digitasi

(Wijaya, dkk., 2013).

Sebagian besar kegiatan pembangunan memerlukan data dan informasi

sebagai bahan pendukung, khususnya yang berhubungan dengan pengambilan

keputusan, perumusan kebijakan, penyusunan rencana, pelaksanaan, serta

monitoring dan evaluasi. Di bidang pendidikan, peran data dan informasi menjadi

semakin penting untuk menunjang upaya pembangunan pendidikan secara

berkelanjutan serta dapat mengurangi atau mencegah upaya peningkatan mutu

pendidikan yang didasarkan pada common sense. Namun demikian, dalam kaitan

dengan peningkatan mutu pendidikan, peran pendayagunaan data dan informasi

untuk kegiatan pengambilan keputusan, perumusan kebijaksanaan, penyusunan

perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi ternyata masih sangat

terbatas. Masalah yang perlu diangkat untuk saat ini adalah masih perlu

dikembangkannya system pendataan yang mampu menyediakan data dan

informasi yang akurat, tepat guna dan tepat waktu (Sukarsa, 2009).

MapInfo 6.0

MapInfo merupakan salah satu perangkat lunak SIG yang mampu

memberikan informasi pariwisata berbasis pada peta. Proses pencarian lokasi

wisata dilakukan dengan cepat menggunakan aplikasi yang tersedia. Usaha

Page 6: LAYOUT PETA JAWA BARAT

pengembangan pariwisata melalui pendekatan teknologi dengan memakai

parameter-parameter yang telah ditentukan yang dapat digunakan untuk

menentukan status potensial daerah tersebut. Hasil dari pengolahan data

ditunjukan pada peta tematik. MapInfo diminati oleh pengguna SIG karena

mempunyai karakteristik yang menarik, seperti mudah digunakanam harga relatif

murah, tampilan yang interaktif dam menarik, user friendly dan dapat di-

customized menggunakan bahasa script yang dimiliki. MapInfo Professional hadir

bersama dengan user interface yang diimplementasikan dalam berbagai bentuk

menu, tools dan lain sebagainya. Misalnya toolbar standar, toolbar drawing untuk

menggambar peta dan toolbar main yang merupakan toolbar utama pada MapInfo

(Supriyanto dan Eny, 2010).

MapInfo juga dilengkapi dengan fasilitas untuk pencetakan peta dan dapat

pula mengimpor serta mengekspor peta digital untuk keperluan pemindahan data

dari dan kesistem komputer lainnya, misalnya ArcInfo. MapInfo mengenal file-

file digital hasil konversi tersebut masing-masing sebagai tabel dimana data

grafisnya yang berupa data vektor maupun raster (map) dan atributnya yaitu akan

berlaku sebagai layar di dalam tampilan peta digital, untuk kemudian layer-layer

tersebut dapat direkonstruksi menjadi satu peta digital untuk berbagai keperluan.

MapInfo mempunyai fasilitas untuk menampilkan informasi tekstual secara

tabular pada suatu jendela dilayar monitor, maka dalam hal ini dikenal jendela

yang disebut jendela tabular sedangkan prosesnya disebut browse. Setiap proses

browse, MapInfo secara otomatis memberi nama jendela tabular, yang dalam hal

ini adalah World Browse. Berdasarkan salah satu atribut database yang dimiliki

oleh suatu layer, maka dapat dibuatkan suatu grafik. Grafik suatu atribut database

akan ditampilkan pada jendela dilayar monitor yang disebut jendela grafik. Pada

suatu saat pada layar monitor terdiri dari beberapa jendela misalnnya jendela peta,

jendela tabular dan grafik (Omen, 2010).

ArcView GIS

ArcView adalah software Sistem Informasi Geografis (SIG). Software SIG

mempunyai kemampuan untuk menampilkan, memanipulasi dan merubah data

SIG. Saat kita berkerja menggunakan SIG, kita bukan hanya harus mempelajari

Page 7: LAYOUT PETA JAWA BARAT

tentang software-nya tetapi juga datanya. Data SIG mempunyai dua komponen,

yaitu komponen spatial atau geografis dan komponen atribut atau table. Data

spatial menampilkan lokasi geografis dari suatu features. Pada umumnya feature

tersebut ditampilkan dalam bentuk titik (point), garis (line), polygon (polygone).

Sebuah feature titik mewakili sebuah lokasi seperti lokasi kantor pemerintahan

dan sekolah. Feature garis yang juga sering disebut dengan arc/segmen mewakili

fitur seperti lintasan atau sungai. Feature poligon mewakili fitur area seperti persil

tanah, danau, atau penggunaan tanah (Fahmi 2012).

Dengan ArcView dapat memodifikasi interface yang ada guna mendukung

suatu aplikasi. ArcView dapat dijalankan dalam beberapa sistem operasi mulai

dari Windows 3.1/ 9x/ NT atau Macintosh. Sebagai tools ArcView berfungsi

untuk: 1) alat visualisasi data spatial, 2) updating data spasial, 3) alat analisis

spatial, 4) menciptakan peta dengan kualitas presentasi. Fungsi-fungsi utama yang

dapat dilakukan oleh ArcView: a) menampilkan data spatial, b) menampilkan data

tabular, c) menampilkan SQL, d) membuat Geocode data tabular dengan data

spatial serta menampilkannya, e) membuat dan mengedit data spatial, f)

menindentifikasi/mencari setiap atribut dalam feature yang ditampilkan, g)

menampilkan theme dengan warna-warna sesuai dengan atribut yang akan

ditonjolkan, h) menampilkan atribut dari setiap feature dalam view, i) membuat

chart yang menampilkan atribut setiap feature, j) memilih dan menganalisa feature

dengan meng kaitkan pada feature lain, k) menemukan lokasi berkaitan dengan

feature yang ditampilkan, l) me-layout peta dan mencetak-nya, m) me-layout peta

dan mengexport ke program lain, n) mengcustomize/mengatur sendiri ArcView

sesuai dengan pekerjaan, o) membuat aplikasi ArcView sendiri untuk bisa

dimanfaatkan orang lain (Omen, 2010).

Layout Peta Jawa Barat

Layout digunakan untuk menggabungkan semua dokumen (view, table,

dan chart) kedalam suatu dokumen yang siap cetak (biasanya dipersiapkan untuk

pembuatan hardcopy). View adalah representasi grafis informasi spasial dan dapat

menampung beberapa ”layer” atau “theme” informasi spasial (titik, garis, polygon

dan citra raster). Table berisi informasi deskriptif mengenai layer tertentu. Setiap

Page 8: LAYOUT PETA JAWA BARAT

baris data (record) mendefinisikan sebuah entry (misalnya informasi mengenai

salah satu poligon batas propinsi) didalam basis data spasialnya; setiap kolom

(field) mendefinisikan atribut atau karakteristik dari entry (misalnya nama, luas,

keliling atau populasi suatu propinsi) yang bersangkutan. Chart merupakan hasil

suatu query terhadap suatu tabel data. Bentuk chart yang didukung oleh

ArcView adalah line, bar, column, xy scatter, area, dan pie (Puspita, 2012).

Layout menyediakan teknik-teknik untuk menggabungkan dan menyusun

dokumen-dokumen dalam Project (View,Table,Chart) dan komponen-komponen

peta lainnya seperti arah utara dan skala guna menciptakan peta akhir untuk

dicetak atau diplot. Peta merupakan representasi grafis dari dunia nyata atas

obyek-obyek yang dipresentasikan (map features), seperti sungai, jembatan,

gedung, jalan, dan lainnya. Karena peta mengorganisasikan unsur-unsur

berdasarkan lokasilokasinya, maka peta sangat baik dalam memperlihatkan

hubungan atau relasi yang dimiliki oleh unsur-unsurnya. SIG menghubungkan

sekumpulan unsur-unsur peta dengan atributatributnya di dalam satuan-satuan

yang disebut layer. Kumpulan dari layer ini akan membentuk suatu basisdata SIG.

Dengan demikian, perancangan basisdata merupakan hal yang esensial di dalam

SIG. Terdapat dua jenis basis data yang diperlukan oleh sistem, yaitu basis data

spasial (file peta MapInfo) dan basis data non spasial (MySQL). Basis data spasial

menyimpan data grafis peta dari system sedangkan basis data non spasial

menyimpan data atribut peta dan data pendidikan (Sukarsa, 2009).

Suatu layout dapat memiliki dua view, satu chart, satu arah utara dan

sebuah judul. Layout pada sebuah project ArcView memungkin pemakai untuk

menampilkan view, chart, tabel, grafik hasil import and grafik yang dimiliki

ArcView itu sendiri (Skala, Arah Mata Angin dll). Layout dalam ArcView bersifat

dinamis artinya data yang dimasukkan masih terkait dengan original data yang

dimasukkan kedalamnya. Misalkan jika view yang dimasukkan dalam layout

bersifat live link maka setiap perubahan dalam view akan mengubah tampilan di

dalam layout. Satu data dapat dimasukkan dalam beberapa layout, data-data

tersebut dapat diubah sesuai dengan tujuan layout dibuat. Dengan layout juga

mampu memodifikasi peta sampai menghasilkan peta dengan kualitas presentasi.

Page 9: LAYOUT PETA JAWA BARAT

Peta yang terdapat dalam layout dapat diexport ke format lain (bmp, wmf, eps, ai,

jpg) atau langsung dicetak (Fatmawati, 2010).

Pada sebuah peta terdapat berbagai unsur wilayah di permukaan bumi,

seperti gunung, sungai, kota, jalan raya, jalan kereta api, dataran rendah, dataran

tinggi dan lainnya yang digambarkan dengan simbol-simbol untuk memudahkan

user map. Ada peta yang menggunakan warna-warni tertentu untuk

menggambarkan keadaan alam, seperti warna hijau untuk dataran rendah, kuning

untuk dataran tinggi, biru untuk wilayah perairan dan sebagainya. Ada pula yang

menggunakan simbol, seperti segitiga untuk gunung, lingkaran kecil untuk kota

dan sebagainya. Petunjuk arah merupakan tanda pada peta yang menunjukkan

arah utara, timur, selatan, barat daerah yang digambar. Petunjuk arah sebaiknya

diletakkan di sebelah kanan setelah judul peta. Petunjuk arah dapat berupa mata

angin, panah dan sebagainya dan untuk Indonesia petunjuk arah utara di atas,

diberi huruf U. Skala peta dapat dituliskan di bawah legenda, diluar garis pinggir

peta, atau di bawah judul peta. Dengan menggunakan skala, diketahui jarak pada

peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi (Omen, 2010).

Jawa Barat adalah bagian dari busur kepulauan gunung api (aktif dan tidak

aktif) yang membentang dari ujung utara Pulau Sumatera hingga ujung utara

Pulau Sulawesi. Terletak pada titik koordinat 7° 30' 10" S, 111° 15' 47" E-

7.502778, 111.263056 dengan luas 126.700 km² (48.919,1 mil²). Daratan dapat

dibedakan atas wilayah pegunungan curam di selatan dengan ketinggian lebih dari

1.500 m di atas permukaan laut, wilayah lereng bukit yang landai di tengah

ketinggian 100 1.500 m dpl, wilayah dataran luas di utara ketinggian 0.10 m dpl

dan wilayah aliran sungai. Provinsi Jawa Barat berada di bagian barat Pulau Jawa.

Wilayahnya berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Jawa Tengah di timur,

Samudera Hindia di selatan, serta Banten dan DKI Jakarta di barat. Kawasan

pantai utara merupakan dataran rendah. Di bagian tengah merupakan pegunungan,

yakni bagian dari rangkaian pegunungan yang membujur dari barat hingga

timur Pulau Jawa. Titik tertingginya adalah Gunung Ciremay, yang berada di

sebelah barat daya Kota Cirebon. Sungai-sungai yang cukup penting

adalah Sungai Citarum dan Sungai Cimanuk, yang bermuara di Laut Jawa.

Page 10: LAYOUT PETA JAWA BARAT

METODOLOGI

Waktu dan Tempat

Praktikum Sistem Informasi Sumberdaya Perairan dilaksanakan pada hari

Sabtu, 24 Mei 2014, pukul 08.00 WIB sampai dengan selesai bertempat di

Laboratorium MSP Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum antara lain komputer atau

laptop, flashdisk, alat tulis dan cok sambung

Bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah software Arcview GIS

3.3 dan data digitasi peta Jawa Barat dalam software ArcView tersebut.

Langkah Kerja

1. Open data digitasi peta Jawa Barat dalam software ArcView GIS 3.3 yang telah

dilakukan sebelumya dan minimize ukuran lembar kerjanya.

2. Klik dua kali View maka akan terbuka lembar kerja baru dan maximize.

Page 11: LAYOUT PETA JAWA BARAT

3. Klik Add Theme, pilih data Shapefile yang telah disimpan, cari Indonesia

Coastline dan klik Ok.

4. Beri centang pada peta yang muncul, selanjutnya klik dua kali icon Draw

Point, pilih Draw Rectangle. Mulai memblok daerah Jawa Barat pada peta,

pilih pointer untuk mengatur kotak.

5. Kemudian klik icon T (text) pada toolbar, arahkan dibawah kotak yang diblok

dan Tulis nama peta „‟JAWA BARAT‟‟, klik pointer untuk mengatur posisi

text.

Page 12: LAYOUT PETA JAWA BARAT

6. Maka akan terlihat tampilan seperti gambar dibawah ini, kemudian minimize

lembar kerjanya.

7. Buka lembar kerja View1, maximize ukurannya. Klik View dan pilih Layout.

8. Lalu pilih Landscape-inset dan klik Ok. Full Screenkan peta, maka akan

terlihat seperti gambar dibawah ini.

Page 13: LAYOUT PETA JAWA BARAT

9. Klik Pointer, pilih simbol arah mata angin dan pindahkan ke atas.

10. Selanjutnya klik dua kali simbol arah mata angin, pilih simbol pada baris

pertama kolom ke empat dan klik Ok.

11. Pada judul peta View1, ganti namanya dengan cara mengklik dan pada kotak

dialog Properties Text, edit menjadi JAWA BARAT dan klik Ok.

Page 14: LAYOUT PETA JAWA BARAT

12. Setelah itu, klik Icon Text, arahkan diatas simbol-simbol peta dan tulis

namanya menjadi „‟LEGENDA‟‟ dan klik Ok.

13. Klik pada pointer, klik kanan pada kotak legenda dan pilih Simplify.

14. Klik dua kali pada tulisan simbol legenda, hilangkan kata polyline.shp,

polygone.shp dan point.shp dibelakang text dang anti menjadi huruf capital.

Page 15: LAYOUT PETA JAWA BARAT

15. Setelah semua text di edit maka akan muncul seperti gambar dibawah ini.

16. Klik Draw Point dan pilih lagi Draw Rectanguler, blog kolom legenda dan

isinya.

17. Selanjutnya klik File, pilih Extension, pilih Graticules dan Measured Grids,

lalu klik Ok.

Page 16: LAYOUT PETA JAWA BARAT

18. Klik peta Jawa Barat, dan pilih icon Graticules and Measured Grid pada

toolbar maka akan muncul kotak dialog Graticules and Grid Wizard.

19. Klik Next, ubah Degrees menjadi 0 dan Minute menjadi 30 pada kiri kanan

kotak dialog Graticules and Grid Wizard dan klik next.

20. Pada Display Grid AS pilih Lines, klik Next, Pilih Preview.

Page 17: LAYOUT PETA JAWA BARAT

21. Klik Finish, maka akan terlihat seperti gambar dibawah ini.

22. Kemudian klik peta kecil, klik icon Graticules and Measured Grids dan pilih

View2, lalu klik next.

23. Pada kotak dialog Graticules and Grid Wizard ubah Degrees menjadi 0 dan

Minute menjadi 60 di sebelah kiri kanan peta, dan klik Next.

Page 18: LAYOUT PETA JAWA BARAT

24. Pada Display Grid As klik Line, klik next, selanjutnya pilih preview.

25. Klik Finish, maka akan muncul tampilan gambar sebagai berikut.

26. Klik dua kali pada skala peta, pada kotak Unit ganti menjadi Kilometer dan

klik Ok.

Page 19: LAYOUT PETA JAWA BARAT

27. Klik icon Text dan tulis diatas peta nama „‟TIUR NATALIA MANALU‟‟,

NIM „‟120302028‟‟ , klik pointer untuk mengatur posisi text.

28. Klik File, piih Export, tulis peta layout „‟JAWA BARAT‟‟, pada kotak List

File Of Type pilih format JPEG dan tentukan tempat penyimpanan peta.

29. Buka hasil yang telah disimpan, maka akan muncul layout peta Jawa Barat

dalam format JPEG seperti dibawah ini.

Page 20: LAYOUT PETA JAWA BARAT

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Pembahasan

Dari gambar diatas dapat dilihat peta umum Jawa Barat yang berisi

informasi-informasi geografis. Peta tersebut diperoleh dari menggabungkan atau

kombinasi software ArcView GIS dan data lapangan Jawa Barat dalam bentuk

spasial atau geografis (file peta MapInfo). Menurut Fahmi (2012), yang

menjelaskan bahwa saat kita berkerja menggunakan SIG, kita bukan hanya harus

mempelajari tentang software-nya tetapi juga datanya. Data SIG mempunyai dua

komponen, yaitu komponen spatial atau geografis dan komponen atribut atau

table. Data spatial menampilkan lokasi geografis dari suatu features. Pada

umumnya feature tersebut ditampilkan dalam bentuk titik (point), garis (line),

polygon (polygone). Sebuah feature titik mewakili sebuah lokasi seperti lokasi

Page 21: LAYOUT PETA JAWA BARAT

kantor pemerintahan dan sekolah. Feature garis yang juga sering disebut dengan

arc/segmen mewakili fitur seperti lintasan atau sungai. Feature poligon mewakili

fitur area seperti persil tanah, danau, atau penggunaan tanah.

Hasil gambar diatas merupakan Layout peta Jawa Barat dalam format

JEPG yang dicetak atau diplot. Peta Layout tersebut merupakan gabungan dari

beberapa komponen dalam Project ArcView GIS dan komponen lainnya hingga

diperoleh gambar yang menunjukkan keadaan penampakan permukaan bumi yang

sebenarnya dilapangan. Menurut Sukarsa (2009), yang menyatakan bahwa Layout

menyediakan teknik-teknik untuk menggabungkan dan menyusun dokumen-

dokumen dalam Project seperti View, Table, Chart dan komponen-komponen peta

lainnya seperti arah utara dan skala guna menciptakan peta akhir untuk dicetak

atau diplot. Peta merupakan representasi grafis dari dunia nyata atas obyek-obyek

yang dipresentasikan (map features), seperti sungai, jembatan, gedung, jalan, dan

lainnya. Karena peta mengorganisasikan unsur-unsur berdasarkan lokasi-

lokasinya, maka peta sangat baik dalam memperlihatkan hubungan atau relasi

yang dimiliki oleh unsur-unsurnya. SIG menghubungkan sekumpulan unsur-unsur

peta dengan atributatributnya di dalam satuan-satuan yang disebut layer.

Kumpulan dari layer ini akan membentuk suatu basisdata SIG.

Dari gambar diatas dapat dilihat simbol-simbol yang terdapat dalam

Legenda peta Jawa Barat. Simbol-simbol tersebut merupakan penyederhanaan dari

berbagai unsur wilayah di permukaan bumi, seperti gunung, sungai, kota, jalan

raya, jalan kereta api, dataran rendah, dataran tinggi dan lainnya yang

digambarkan dengan simbol-simbol untuk memudahkan pengguna. Pada gambar

diatas, simbol untuk menyatakan bandara digambarkan dengan bangunan

berwarna biru, simbol pelabuhan berwarna merah muda, simbol untuk

menyatakan kota berbentuk titik hitam, simbol untuk menyatakan gunung

berbentuk segitiga berwarna merah, untuk menyatakan sungai seperti garis tipis

berwarna biru muda, garis pantai berbentuk garis berwarna biru tua, untuk

menggambarkan jalan utama berwarna merah, daerah dataran tinggi berwarna

kuning, dataran rendah berwarna hijau dan daerah pegunungan berwarna cokelat.

Page 22: LAYOUT PETA JAWA BARAT

Pada gambar Layout peta Jawa Barat, kita juga dapat melihat adanya

petunjuk arah angin dan skala. Simbol petunjuk arah angin berbentuk segitiga

hitam yang berada di bagian kanan atas peta. Sedangkan skala peta Jawa Barat

pada layout yang tertera dalam satuan Kilometer. Seperti yang kita ketahui bahwa

setiap peta umumnya mempunyai petunjuk arah yang berfungsi untuk

menunjukkan arah mata angin dalam suatu wilayah atau lokasi dan skala untuk

mengetahui jarak yang sebenarnya dipermukaan bumi. Menurut Omen (2010),

yang menjelaskan bahwa petunjuk arah merupakan tanda pada peta yang

menunjukkan arah utara, timur, selatan dan barat daerah yang digambar. Petunjuk

arah sebaiknya diletakkan di sebelah kanan setelah judul peta. Petunjuk arah dapat

berupa mata angin, panah dan sebagainya dan untuk Indonesia petunjuk arah utara

di atas, diberi huruf U. Skala peta dapat dituliskan di bawah legenda, diluar garis

pinggir peta, atau di bawah judul peta. Dengan menggunakan skala, diketahui

jarak pada peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi.

Dengan adanya aplikasi software ArcView GIS dan data spasial lapangan

untuk menciptakan layout peta Jawa Barat, kita dengan mudah dapat mengetahui

bentuk topografi dan unsur-unsur wilayah yang terdapat dalam kawasan tersebut.

Jawa Barat adalah bagian dari busur kepulauan gunung api (aktif dan tidak aktif)

yang membentang dari ujung utara Pulau Sumatera hingga ujung utara Pulau

Sulawesi. Terletak pada titik koordinat 7° 30' 10" S, 111° 15' 47" E-

7.502778, 111.263056 dengan luas 126.700 km² (48.919,1 mil²). Daratan dapat

dibedakan atas wilayah pegunungan curam di selatan dengan ketinggian lebih dari

1.500 m di atas permukaan laut, wilayah lereng bukit yang landai di tengah

ketinggian 100 1.500 m dpl, wilayah dataran luas di utara ketinggian 0.10 m dpl

dan wilayah aliran sungai. Provinsi Jawa Barat berada di bagian barat Pulau Jawa.

Wilayahnya berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Jawa Tengah di timur,

Samudera Hindia di selatan, serta Banten dan DKI Jakarta di barat. Kawasan

pantai utara merupakan dataran rendah. Di bagian tengah merupakan pegunungan,

yakni bagian dari rangkaian pegunungan yang membujur dari barat hingga timur.

Page 23: LAYOUT PETA JAWA BARAT

DAFTAR PUSTAKA

Alan, I. 2007. Sistem Informasi Geografis ArcView. Universitas Pendidikan

indonesia, Jakarta.

Doni, U. 2008. Pengenalan Dasar-dasar ArcView. 2008. Universitas Sriwijaya,

Palembang.

Fahmi, O. 2012. Dasar Arc View 3.3: Membuat Peta Dengan Mudah dan Efektif

Menggunkaan Softwere Arc View 3.3. [Modul]. Semarang (Diakses pada

tanggal 10 Maret 2014).

Fatmawati, L. 2010. Pemanfaatan GIS/ SIG (Sistem Informasi Geografis)

Terhadap Pelayanan Pdam Kabupaten Jepara. Politeknik Negeri

Semarang, Semarang.

Oman, K. 2010. ArcView GIS 3.3. Universitas Islam Muhammadiyah, Bengkulu.

Puspita, Y. 2009. Penggunaan Arcview GIS 3.3 Pada Perancangan Aplikasi

Sistem Informasi Geografis Lokasi Sekolah di Wilayah Kota Bogor.

Universitas Gunadarma, Depok.

Selvi, A. 2011. Sistem Informasi Geografis (SIG). Doktafia Learning, Denpasar.

Sukarsa, I. M. 2009. Pemetaan Kualitas Pendidikan di Propinsi Bali Berbasis

Spatial. Universitas Udayana, Bali.

Supriyanto dan Eny, W. 2010. Membangun Sistem Informasi Pariwisata

Kabupaten Klaten Berbasis Sistem Informasi Geografis. Jurusan Teknik

Informatika Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer

Amikom, Yogyakarta.

Wijaya, R., Teguh, S dan Taufik, M. 2010. Rancang Bangun Aplikasi Pemetaan

Untuk Mendukung Pemasaran Properti Pt.Araya Bumi Megah. Sekolah

Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer, Surabaya.