layout pabrik

23
PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010 Roni Setiawan (0851824104) MANAJEMEN INDUSTRI LAYOUT PABRIK UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

Upload: roni-nepology

Post on 30-Jun-2015

5.441 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Layout Pabrik

PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2010

Roni Setiawan (0851824104)

MANAJEMEN INDUSTRI

LAYOUT PABRIK

UNTUK

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

(SMK)

Page 2: Layout Pabrik

KATA PENGANTAR

Buku materi ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah manajemen

industri. Buku materi ini berisi penjelasan singkat tentang pengaturan layout pabrik

yang flexible dan menarik. Perencanaaan layout pabrik merupakan suatu harga yang

tidak bisa ditawar lagi bagi kelangsungan suatu pabrik. Karena sangat pentingnya,

layout pabrik yang akan digunakan harus dirancang dengan baik. Pengetahuan

tentang perencanaan layout pabrik sebaiknya diberikan sejak awal, khususnya di

SMK. Siswa SMK selain mempunyai ketrampilan berwirausaha maupun industri,

siswa diharapakan dapat merancang dan merencanakan bentuk dan layout dari suatu

pabrik.

Untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat SMK (guru & siswa

SMK), materi ini dibuat secara singkat, padat dan bermakna. Buku materi ini

diharapkan bisa menambah wawasan tentang pengaturan layout pabrik yang flexible

dan menarik. Pembahasan dimulai dari pengertian layout pabrik, manfaat dan tujuan,

langkah-langkah dan cara menyusun layout pabrik, serta evaluasi layout pabrik.

Kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diperlukan guna melengkapi isi

dari buku materi ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

Page 3: Layout Pabrik

DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………….………………….…. i

Kata Pengantar………………………………………….…………………….… ii

Daftar Isi ………..……………………………………………………………… iii

BAB I

A. Pengertian Layout Pabrik ……………………………………………..... 1

B. Prinsip Penyusunan Layout Pabrik ……………….…………………….. 2

C. Manfaat dan Tujuan Layout Pabrik ………………………….…………. 3

BAB II

A. Perencanaan Tata Letak Fasilitas Produksi …………………………….. 4

B. Jenis Tata Letak Pabrik …………………………………………………. 6

C. Langkah Perencanaan Tata Letak Pabrik ……………………………….. 9

D. Penetapan Kapasitas Produksi dan Jumlah Mesin yang Dibutuhkan …… 12

E. Evaluasi layout Pabrik …………………………………………………... 13

BAB III

Kesimpulan …………………………………………………………….……. 18

Evaluasi ……………………………………………………………………… 19

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 20

Page 4: Layout Pabrik

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Layout Pabrik

Tata letak pabrik merupakan suatu landasan utama dalam dunia industri,

sehingga tidak perlu dibuktikan lagi bahwa setiap perusahaan/pabrik pasti

membutuhkan layout dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya. Oleh

karena itu, perencanaaan layout yang baik merupakan suatu harga yang tidak

bisa ditawar lagi bagi kelangsungan suatu pabrik. Karena sangat pentingnya,

layout yang akan digunakan harus dirancang dengan baik, sehingga para pekerja

dapat bekerja dengan efektif dan efisien. Bisa dibayangkan bila tata letak suatu

pabrik kurang mendukung? Tentu saja proses produksi dalam pabrik akan

terganggu sehingga mengakibatkan kerugian bagi pabrik itu sendiri. Hal ini

membuat peralatan produksi yang canggih dan mahal harganya akan tidak berarti

apa-apa apabila perencanaan layout dilakukan sembarang saja.

Layout pabrik dalam arti sempit adalah tata letak atau tata ruang didalam

pabrik. Sedangkan secara luas layout pabrik adalah cara penempatan seluruh

fasilitas-fasilitas produksi guna memperlancar proses produksi yang efektif dan

efisien. Fasilitas pabrik dapat berupa mesin-mesin, alat-alat produksi, alat

pengangkutan bahan, dan peralatan pengawasan, serta tata letak dan susunan

ruangan.

Perencanaan layout menurut James A Moore adalah rencana dari

keseluruhan tata letak fasilitas industri yang didalamnya, termasuk bagaimana

personilnya ditempatkan, alat-alat operasi gudang, pemindahan material, dan alat

pendukung lain sehingga akan tercipta suatu tujuan yang optimum dengan

kegiatan yang ada dengan menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada dalam

perusahaan. Dengan layout yang baik dalam perusahaan akan menimbulkan

impulse buying bagi konsumen.

Pentingnya perencanaan layout yang baik mempunyai kaitan tehadap

efisiensi. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Perecanaan aliran bahan (flow of material) yang direncanakan dengan

baik akan memberikan proses produksi yang ekonomis

Page 5: Layout Pabrik

b. Pola aliran bahan baku (material flow pattern) yang menjadi basis

terhadap suatu susunan peralatan yang efektif.

c. Alat pemindahan bahan akan mengubah pola aliran bahan yang statis

menjadi dinamis dimana dilengkapi dengan alat angkut yang sesuai

d. Susunan fasilitas yang efektif dari berbagai proses yang saling

berhubungan

e. Operasi yang efisien akan meminimumkan biaya yang menghasilkan

keuntungan yang lebih besar.

B. Prinsip Penyusunan Layout Pabrik

Perencanaan tata ruang suatu pabrik, tidaklah semudah seperti yang kita

bayangkan. Tata ruangan pabrik yang pas akan memberikan kenyamanan bagi

pekerja, dan proses produktifitas dalam pabrik tersebut semakin efektif. Prinsip

dasar penyusunan layout suatu pabrik sebagai berikut :

1. Integrasi secara total terhadap faktor-faktor produksi

Tata letak fasilitas pabrik dilakukan secara terintegrasi dari semua faktor

yang mempengaruhi proses produksi menjadi satu organisasi yang besar.

2. Jarak pemindahan bahan paling minimum

Waktu pemindahan bahan dari satu proses ke proses yang lain dalam

industri dapat dihemat dengan cara mengurangi jarak perpindahan.

3. Memperlancar aliran kerja

Diupayakan untuk menghindari gerakan balik (back tracking), gerakan

memotong (cross movement), dan gerak macet (congestion), dengan

katalain material diusahakan bergerak terus tanpa adanya interupsi oleh

gangguan jadwal kerja.

4. Kepuasan dan keselamatan kerja, sehingga memberikan suasana kerja

yang menyenangkan.

5. Fleksibilitas

yaitu dapat mengantisipasi perubahan teknologi, komunikasi, kebutuhan

konsumen. Untuk menjaga fleksibilitas, sebaiknya diadakan penyesuaian

kembali (relayout), yaitu suatu perubahan kecil dalam suatu penataan

ruangan, tetapi tidak menutup kemungkinan adanya perubahan desain

Page 6: Layout Pabrik

produk yang memungkinkan berubahnya layout secara total. Yang perlu

diperhatikan adalah relayout maupun layout jika ada perubahan sedikit

saja tidak akan mengganggu proses produksi.

C. Manfaat dan tujuan Layout Pabrik

Sasaran yang jelas dan pasti dari layout suatu pabrik akan dengan

sendirinya memberikan efek bagi kegiatan yang ada didalamnya. Adapun

manfaat layout pabrik diantaranya adalah sebagai berikut :

Meningkatkan jumlah produksi, sehingga proses produksi berjalan

lancar, yang berimpas pada output yang besar, biaya dan jam tenaga

kerja serta mesin minimum.

Mengurangi waktu tunggu, artinya terjadi keseimbangan beban dan

waktu antara mesin yang satu dengan mesin lainnya, selain itu juga

dapat mengurangi penumpukan bahan dalam proses, dan waktu

tunggu.

Mengurangi proses pemindahan bahan dan meminimalkan jarak

antara proses yang satu dengan yang berikutnya.

Hemat ruang, karena tidak terjadi penumpukan material dalam proses,

dan jarak antara masing-masing mesin berlebihan sehingga akan

menambah luas bangunan yang tidak dibutuhkan.

Mempersingkat waktu proses, jarak antar mesin pendek atau antara

operasi yang satu dengan yang lain.

Efisiensi penggunaan fasilitas, pendayagunaan elemen produksi, yaitu

tenaga kerja, mesin, dan peralatan.

Meningkatkan kepuasan dan keselamatan kerja, sehingga

menciptakan suasana lingkungan kerja yang aman, nyaman, tertib,

dan rapi, mempermudah supervisi, mempermudah perbaikan dan

penggantian fasilitas produksi, meningkatkan kinerja menjadi lebih

baik, dan pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas.

Mengurangi kesimpangsiuran yang disebabkan oleh material

menunggu, adanya gerak yang tidak perlu, dan banyaknya

perpotongan aliran dalam proses produksi (intersection).

Page 7: Layout Pabrik

BAB II

PERENCANAAN LAYOUT PABRIK

A. Perencanaan Tata Letak Fasilitas Produksi

Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri.

Perancangan tata letak pabrik atau tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai

tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran

proses produksi. Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas area untuk

penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan

perpindahan material, penyimpanan material baik yang bersifat temporer

maupun permanen, personel pekerja, dan sebagainya (Wignjosoebroto, 2003).

Perencanaan tata letak fasilitas produksi berhubungan erat dengan proses

perencanaan dan pengaturan letak mesin, peralatan, aliran bahan, dan pekerja

pada masing-masing stasiun kerja (work station). Pengaturan tata letak fasilitas

produksi harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut :

1. Jenis produk, termasuk didalamnya desain produk dan volume produksi.

2. Urutan proses, apakah atas dasar arus ataukah atas dasar proses.

3. Peralatan yang digunakan, baik teknologi, jenis, maupun kapasitas mesin.

4. Pemeliharaan dan penggantian mesin dan peralatan (maintenance and

replacement).

5. Keseimbangan kapasitas antar mesin dan antar departemen (balance

capaciti).

6. Area tenaga kerja (employee area).

7. Area pelayanan (service area).

8. Feksibilitas (flexibility)

Jenjang tata letak pabrik mengikuti logika tertentu berawal dari tingkatan

terbawah berupa ruang lingkup yang kecil sampai tingktan yang teratas sampai

ruang lingkup yang luas. Hirarki tata letak dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 8: Layout Pabrik

Sasaran layout suatu pabrik adalah meminimumkan biaya dan

meningkatkan efisiensi dalam pengaturan segala fasilitas produksi dan area kerja,

sehingga proses produksi dapat berjalan lancar. Fasilitas produksi disini dapat

berupa mesin, alat-alat produksi, alat pengangkutan bahan, dan alat pengawasan.

Efisiensi ini dapat dicapai dengan menekan biaya produksi dan transportasi

didalam pabrik.

Fasilitas produksi yang dominan di dalam pabrik adalah mesin dan

peralatan. Untuk melakukan pembelian mesin atau peralatan, harus

dipertimbangkan secara ekonomis dan disesuaikan dengan jumlah produksi

barang atau jasayang dihasilkan.

Jenis mesin dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

1. Mesin yang bersifat umum/serbaguna, mesin-mesin ini dapat digunakan

untuk mengerjakan pelbagai macam pekerjaan. Misalnya mesin gergaji

pada perusahaan pemotong kayu.

2. Mesin yang bersifat khusus, yaitu mesin-mesin yang penggunaannya

hanya satu macam pekerjaan saja. Misalnya mesin pembuat gula pasir.

Pada prakteknya sering kita jumpai perusahaan mengkombinasikan kedua

Page 9: Layout Pabrik

jenis mesin tersebut, hal ini bertujuan agar dapat dicapai efisiensi dan

efektifitas penggunaan mesin.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan mesin atau peralatan adalah :

1. Kapasitas mesin

2. Kecocokan (compatibility)

3. Tersedianya peralatan pelengkap yang diperlukan

4. Keterandalan dan purna jual

5. Kemudahan persiapan dan instalasi, penggunaan dan pemeliharaan

6. Keamanan

7. Penyerahan

8. Keadaan pengembangan

9. Pengaruh terhadap organisasi yang ada.

Faktor-faktor tersebut menjadi bahan pertimbangan manajer operasi

sehingga tidak terjadi pembelian mesin yang kelebihan atau kekurangan beban

dan terlalu mahal dibanding dengan tingkat produksi yang dihasilkan. Selain

faktor pemilihan mesin, juga harus dipertimbangkan penentuan jumlah mesin

karena terkait dengan jumlah sumber daya manusia yang dimiliki, khususnya

operasi mesin, pertimbangan lain didasarkan pada aspek ternis dan ekonomis.

B. Jenis Tata Letak Pabrik

Yang dimaksud jenis tata letak adalah tata letak pada jenjang hirarki antar

station yang dicirikan tata letak antar mesin. Tata letak didalam suatu pabrik

dapat dibedakan menjadi :

1. Tata letak lokasi material tetap

Pada tata letak ini material akan diubah menjadi produk jadi tetap

ditempat karena tak mungkin dipindah-pindah. Yang bergerak adalah mesin,

perlatan, bahan tambahan dan sebagainya. Biasanya bentuk pekerjaanya

adalah proyek. Misalnya pada proyek gedung, jalan raya, bendungan, kapal

laut dan sebagainya.

Keunggulan tata letak ini terletak pada minimasi penanganan barang

jadi. Tata letak ini juga memunkinkan manajer memanfaatkan secara efektif

perencanaan dan pengendalian yang lebih berorientasi hasil yang cocok

Page 10: Layout Pabrik

untuk proyek. Tapi kekuranganya adalah tingginya ongkos menarik

karyawan yang bermutu kelokasi proyek, terbatasnya fasilitas pendukung

seperti air dan listrik, dan alat mahal terkadang tidak digunakan secara penuh.

2. Job Shop

Job shop biasanya disebut juga tata letak proses atau fungsional.

Dimana mesis- mesin sejenis dikumpulkan dalam satu lokasi yang sama.

Contoh tata letak job shop

Tata letak proses cenderung mengandalkan perencanaan dan

keterampilan manusia. Kelebihan job shop adalah :

1. Fleksibel dalam mengerjakan pesanan-pesanan beraneka ragam

2. Kepuasan kerja, karena setiap pekerja mendapatkan tugas-tugas

yang variatif dan menantang

3. Invesatasi yang rendah pada mesin-mesin khusus

Adapun kerugian-kerugianya antara laian :

1. Tinggi ongkos penanganan material

2. Tinggi ongkos teaga kerja yang trampil ditambah dengan

produktivitas yang rendah karena keunikn produk

3. Pengendalian prduksi lebih rumit

Oleh karena aliran kerja terputus-putus, maka setiap pesanan harus dialirkan

dan dijadwalkan tersendiri. Semua persiapan bahan mesin, gambar teknikdan

sebagainya harus dibuat khusus perpesanan.

Page 11: Layout Pabrik

3. Batch Processing

Batch processing sama juga dengan job shop yang memproduksi

pesanan tertentu dalam jumlah yang besar. Tata letak fasilitas pabrik juga

sama dengan job shop. Dengan cara ini, perusahaan dapat mencapai skala

ekonomis produksi. Karena jumlah produk yang dibuat relative banyak

(belum mencapai jumlah massal) untuk setiap pesanan.

4. Lintas produksi

Lintas produksi adalah penataan mesin-mesin berdasarkan urutan

pengerjaan produk yang dibuat, dari awal sampai akhir. Tata letak ini bisa

juga disebut tata letak produk. Karena mesin-mesin diatur berdasarkan urutan

pengerjaan produk tertentu. Biasanya pabrik menggunakan tata letak ini

untuk memproduksi produk dala jenis yang terbatas.

Contoh tata letak lintas produksi

Keunggulan tata letak ini :

1. Lebih rendahnya ongkos penanganan material

2. Pengerjaan setiap mesin terspesialisasi sehingga bias disederhanakan

dan dikerjakan oleh karyawan yang rendah ketrampilanya dan murah.

3. Rendahnya persediaan bahan setengah jadi

4. Pengendalian produksi lebih sederhana, karena variasi produk yang

rendah dan airan bahan sudah terdefinisi dengan jelas

Adapun kelemahanya:

1. Ketidak fleksibelan

2. Pekerjaan yang membosankan bagi para pekerja

3. Investasi mahal pada mesin-mesin khusus

4. Kesaling tergantungan antara mesin pada suatu lintasan yang tinggi.

Bila satu mesin macet dapat menghentikan kerja mesin yang lain

Page 12: Layout Pabrik

5. Proses kontinyu

Tata letak proses kontinyu tergantung pada proses pembuatan bahan

baku menjadi bahan jadi. Jadi bagaimana teknologi prosesnya begitulah tata

letak mesin-mesinya. Contohnya yaitu produksi zat kimia dan produksi

listrik. Fasilitas produksinya sering dibuat secara otomatis dan dirancang

sebagai satu kesatuan yang terpadu. Tata letak pabrik lebih bersifat

rancangan sistem dan sangat kecil peluang perubahan kecuali rancangan

sistem keseluruhan perlu diubah.

C. Langkah Perencanaan Tata Letak Pabrik

Tata letak pabrik berhubungan erat dengan segala proses perencanaan dan

pengaturan letak daripada mesin, peralatan dan orang-orang yang bekerja di

masing-masing stasiun kerja yang ada. Tata letak yang baik dari segala fasilitas

produksi dalam suatu pabrik adalah dasar untuk membuat operasi kerja menjadi

lebih efektif dan efisien.

Prosedur berikut ini adalah suatu hal yang umum dilaksanakan sebagai

langkah didalam proses pengaturan tata letak pabrik, baik yang merupakan

pengaturan fasilitas produksi daripada pabrik yang baru ataupun yang sudah ada

(relayout). Secara singkat langkah-langkah yang diperlukan dalam perencanaan

layout pabrik tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Analisa Produk

Adalah aktivitas untuk menganalisa macam dan jumlah produk yang harus

dibuat. Dalam langkah ini analisa akan didasarkan pada pertimbangan

kelayakan teknis dan ekonomis. Hasil dari analisa produk ini berupa

keputusan apakah untuk suatu komponen tertentu sebaiknya kita harus

membuat sendiri (sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki),

ataukah cukup kalau komponen tersebut, dengan pertimbangan ekonomisnya

kita beli bebas saja di pasaran atau bisa juga disubkontrakkan pada pabrik

lain.

2. Analisa Proses

Adalah langkah untuk menganalisis macam dan urutan proses pengerjaan

produk/komponen yang telah ditetapkan untuk dibuat.

Page 13: Layout Pabrik

3. Rute produksi (Production Routing)

Pada analisa proses ini kita menentukan langkah-langkah yang harus

diambil dalam suatu operasi manufaktur dari sebuah benda kerja. Langkah-

langkah operasi ini secara spesifik diatur dalam proses routing yang biasanya

dibuat oleh Departemen Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Proses

routing ini akan menyimpulkan langkah-langkah operasi yang diperlukan

untuk merubah bahan baku menjadi produk jadi yang dikehendaki. Rute

produksi agar jelas dipahami sebaiknya dibuat dalam bentuk grafik atau flow

diagram.

4. Peta Proses (Process Chart)

Dalam menguraikan tahapan pengerjaan suatu benda dari phase

analisa sampai kephase akhir operasi dapat diperjelas dengan menggunakan

peta proses. Peta proses adalah alat yang sangat penting dalam pelaksanaan

studi mengenai operasi manufaktur dalam suatu sistem produksi. Diagram

aliran proses ini terlihat akan lebih mmpunyai arti didalam usaha

menganalisa tata letak pabrik, karena disini digambarkan bukan saja dalam

bentuk peta aliran proses tetapi juga layout sebenarnya dari pabrik yang

direncanakan. Dengan mengamati arah aliran proses, maka kita akan bisa

mempertimbangkan pada lokasi mana suatu kondisi pemindahan bahan akan

terlihat kritis, yaitu lokasi dimana perpotongan lintasan akan terlihat paling

banyak. Prosedur penggambaran diagram aliran dalam hal ini dilakukan

dengan terlebih dahulu menggambarkan layout dan fasilitas pabrik yang ada

kemudian dibuatkan sketsa aliran proses yang berlangsung dari awal sampai

ke akhir proses seperti apa yang dilaksanakan dalam pembuatan peta aliran

proses.

Pembuatan diagram aliran proses terlihat akan lebih mempunyai arti

didalam upaya menganalisa tata letak fasilitas produksi dan proses

peimindahan bahannya. Dengan mengamati arah aliran proses operasi maka

akan bisa dilihat dan dipertimbangkan lokasi-lokasi kerja mana yang kritis

dengan memperhatikan terutama banyak garis perpotongan yang

rnenggambarkan lintasan pemindahan material. Demikian pula akan dapat

diidentifikasikan secara jelas adanya gerakan perpindahan material yang

Page 14: Layout Pabrik

bolak-balik (back-tracking ) yang justru harus dihindari dalam perancangan

tata letak fasilitas pabrik dan pimindahan material.

5. Peta Proses Operasi

Peta proses operasi (Operation Process Chart) akan menunjukkan langkah-

langkah secara kronologis dari semua operasi inspeksi, waktu longgar dan

bahan baku yang digunakan dalam suatu proses manufaktur yaitu mulai dari

datangnya bahan baku sampai ke proses pembungkusan (packing) dari

produk jadi yang dihasilkan. Beberapa keguanaan yang diperoleh dari peta

proses operasi adalah :

- Dapat diketahui data kebutuhan bahan baku dengan memperhitungkan

efisiensi pada setiap elemen operasi kerja

- Dapat diketahui pola tata letak fasilitas kerja dan aliran pemidahan

material

- Dapat diketahui alternative-aternatif perbaikan prosedur dan cara kerja

yang sedang dipakai

- Dapat diketahui kebutuhan jenis proses atau mesin yang diperlukan

dalam pelaksanaan operasi kerja dan penganggaranya.

6. Pengembangan Alternatif Layout

Hal ini merupakan pokok pembahasan dari permasalahan yang ada. Dari

mesin-mesin atau fasilitas produksi yang telah dipilih macam dan jumlahnya

maka persoalan yang dihadapi adalah bagaimana harus diatur tata letaknya

didalam pabrik. Didalam pemilihan pengembangan alternatif layout, harus

mempertimbangkan hal-hal sebagai berkut :

Analisa ekonomi yang didasarkan pada macam tipe layout yang

dipilih

Perencanaan pola aliran material yang harus bergerak pindah dari satu

proses kerja ke proses kerja lainnya

Pertimbangan-pertimbangan yang berhubungan dengan luas area

yang tersedia, letak kolom bangunan, struktur organisasi dan lain-lain

Analisa aliran material (material handling) dengan memperhatikan

volume, frekuensi dan jarak perpindahan material. Menentukan

bentuk aliran material adalah langkah pertama dalam membangun

Page 15: Layout Pabrik

layout. Selanjutnya desainer harus menentukan tipe layout yang

digunakan.

7. Perancangan Tata Letak Mesin Dalam Pabrik

Hasil dari analisis terhadap alternatif layout, selanjutnya akan dipakai sebagai

dasar pengaturan fasilitas fisik dari pabrik yang terlibat dalam proses

produksi baik secara langsung maupun tidak langsung. Penetapan

departemen-departemen penunjang (office, storage, personal facilities,

parking area dan lain-lain) serta pengaturan tata letak departemen masing-

masing akan dilaksanakan pada kebutuhan, struktur organisasi yang ada dan

derajat hubungannya.

D. Penetapan Kapasitas Produksi dan Jumlah Mesin yang Dibutuhkan

Penetapan kapasitas produksi yang diperlukan adalah kunci permasalahan

pokok, tidak hanya untuk merancang fasilitas produksi atau ekspansi fasilitas

yang ada, akan tetapi juga untuk mengantisipasi periode operasi yang pendek

dimana ukuran pabrik tidak bisa dirubah begitu saja. Keputusan mengenai

kapasitas produksi yang dalam hal ini juga ditentukan oleh kemampuan mesin

atau fasilitas produksi yang terpasang menjadi begitu penting demi kelancaran

perencanaan dan pengendalian produksi atau bisa juga berdasarkan jumlah

masukan (resources input) yang tersedia pada setiap periode operasi.

Suatu langkah dasar dalam pengaturan sistem produksi yang baik adalah

dengan menentukan jumlah mesin atau peralatan produksi yang dibutuhkan

secara tepat. Untuk keperluan penentuan jumlah mesin atau tenaga kerja yang

dibutuhkan maka di sini ada beberapa informasi yang harus diketahui

sebelumnya, yaitu:

Volume produksi yang dicapai

Estimasi scrap (produk yang cacat)

Waktu kerja standar untuk proses operasi yang berlangsung

Selanjutnya untuk menentukan jumlah mesin dalam hal ini bisa pula untuk

menentukan jumlah operator yang diperlukan untuk aktivitas operasi, maka

rumus umum berikut ini dapat dipakai yaitu:

Page 16: Layout Pabrik

Keterangan:

P = jumlah produk yang dibuat oleh masing-masing mesin per periode waktu

kerja.

T = total waktu pengerjaan yang dibutuhkan untuk proses operasi produksi

yang diperoleh dai hasil time study atau perhitungan secara teoritas.

D = jam operasi kerja mesin yang tersedia.

E = faktor efisiensi kerja mesin yang disebabkan oleh adanya set up, break

down, repair atau hal-hal lain yang menyebabkan terjadinya idle.

N = jumlah mesin ataupun operator yang dibutuhkan untuk operasi produksi.

E. Evaluasi Layout Pabrik

Pengoperasian pabrik secara efisien dapat menekan biaya produksi dan

operasi secara keseluruhan tanpa mengabaikan kualitas produk yang dihasilkan.

Layout yang baik mengakibatkan setiap aktivitas terencana dan memiliki

interelasi antara satu dengan yang lainnya.

Suatu evaluasi pada akhirnya akan berpangkal pada suatu 1ayout yang

mengusulkan alternatif apakah mempertahankan layout yang sudah ada atau

melakukan perubahan terhadap layout tersebut. Selain berguna untuk

menemukan peluang-peluang perbaiakan bagi layout yang ada, suatu evaluasi

juga diperlukan bagi suatu tata letak yang diusulkan yang nantinya akan

dipergunakan sebagai pembanding terhadap hasil evaluasi dan layout yang ada.

Meskipun secara ideal suatu ealuasi mesti dilakukan dengan objektif

namun hal tersebut tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya. Ada hal-hal diluar

jangkauan dan diluar pertimbangan yang tidak bisa diukur secara objektif dengan

alat-alat ukur yang ada. Setiap keputusan akhirnya harus dibuat dengan tidak

hanya mengandalkan kepada pertimbangan kuantitatif semata. Beberapa macam

teknik mengevaluasi layout pabrik adalah sebagai berikut:

a. Evaluasi secara grafis

Untuk rnelihat secara grafis situasi layout maka dipergunakan teknik berikut

ini:

Page 17: Layout Pabrik

1. Flow process chart

Merupakan pencatatan

memberikan penampilan yang paling len

2. Flow diagram

Merupakan pencata

3. Pembuatan pe

Peta ini menunj

pabrik.

b. Pola umum aliran bahan

Pola urnum aliran bahan pada umumnya dapa

yaitu pola aliran b

diperlukan unluk proses

Bentuk urnum dan pola aliran bahan untuk proses pro

2000)

Bentuk garis lurus

Berituk ini digunakan bila lintasan produksi pendek

dan hanya mengandun

produksi.

Bentuk zig

Bentuk

ruangan yang dapat ditempati. Untuk

untuk rn

Flow process chart

Merupakan pencatatan dari langkah-langkah dalam proses.

rikan penampilan yang paling lengkap secara grafis.

Flow diagram

Merupakan pencatatan grafts atas layout area yang sedang

Pembuatan peta dari – ke

nunjukan hubungan dan jarak antara stasiun kerja

an bahan

Pola urnum aliran bahan pada umumnya dapat dibedakan

aliran bahan untuk proses produksi dan pola alir

diperlukan unluk proses produksi.

Bentuk urnum dan pola aliran bahan untuk proses produksi : (Sritomo

Bentuk garis lurus

Berituk ini digunakan bila lintasan produksi pendek

dan hanya mengandung sedikit komponen dan beberapa

produksi.

Bentuk zig-zag

ini digunakan bila lintasan produksi lebi

ngan yang dapat ditempati. Untuk itu aliran bahan akan dib

k rnenambah panjangnya garis aliran yang ada dan secara

dalam proses. Ini

fis.

sedang diamati.

un kerja didalam

dalam dua tipe

liran bahan yang

duksi : (Sritomo

Berituk ini digunakan bila lintasan produksi pendek, relatif singkat

g sedikit komponen dan beberapa peralatan

lebih panjang dari

aliran bahan akan dibelokan

s aliran yang ada dan secara

Page 18: Layout Pabrik

ekonom

bangunan.

Bentuk U (

Bentuk ini dapat

ditempatkan

Pemakaia

panjang, maka

baik digunakan pola aliran bahan tipe zig

Bentuk m

Bentuk melingkar ini digunakan jika d

jadi kembali ketempat dimana proses produksi dimula

bahan penerimaan dan pengiriman terletak pada t

Bentuk tak tentu

Bentuk

ruangan

Bentuk umum dari pola aliran bah

(Sritomo,2000)

mis hal ini akan dapat mengatasi segala keterbat

bangunan.

tuk U (U-Shaped)

Bentuk ini dapat digunakan jika diharapkan produk jadinya

ditempatkan pada tempat yang relatif sama dengan

makaian mesin yang bersarnaan. Aplikasi garis aliran

panjang, maka (U-Shaped ini akan tidak efisien dan untuk itu lebih

baik digunakan pola aliran bahan tipe zig-zag.

melingkar

tuk melingkar ini digunakan jika diharapkan barang atau

jadi kembali ketempat dimana proses produksi dimula

an penerimaan dan pengiriman terletak pada tempat yang sama.

tak tentu

ini digunakan bila pernindahan bahan mekanis atau b

ruangan sanga terbatas sehingga tidak meirnungkinkan pola lain.

Bentuk umum dari pola aliran bahan untuk proses

o,2000)

rbatasan dan area

arapkan produk jadinya

mpat yang relatif sama dengan awal proses.

garis aliran bahan relatif

Shaped ini akan tidak efisien dan untuk itu lebih

pkan barang atau produk

jadi kembali ketempat dimana proses produksi dimulai, sehingga

mpat yang sama.

ini digunakan bila pernindahan bahan mekanis atau bila

gkinkan pola lain.

ntuk proses perakitan;

Page 19: Layout Pabrik

Combination

Disini main assembly line

line. Sub assembly line

Combination

panjang.

Tree assemb1y

Pada tree

dari main

akan dapat diperkecil lintasan dari main assembly l

combination assembly line pattern akan memungkinkan

rnenempatkan main ass

maka tree assembly line patte

main assembly

Dendretic assembly

Pola ini kelihatan le

combination atau tree

berlangsung ,

produksi yang lengkap untuk proses assembling.

bination assembly line pattern

main assembly line akan disuplai dari sejumlah

Sub assembly line ini berada pada sisi-sisi yang sama.

Combination assembly line ini akan memerlukan lintasan yang

ng.

assemb1y line pattern

Pada tree assemb1y line pattern sub assembly akan berada dua sisi

dari main-assembly line. Hal ini dirasakan cukup bemnanfaat k

akan dapat diperkecil lintasan dari main assembly l

combination assembly line pattern akan memungkinkan

rnenempatkan main assembly line pada atau sepanjang jalan lintasan

maka tree assembly line pattern ini akan baik dipakai

assembly line berada di bagian tengah dari bangunan pabrik.

Dendretic assembly line pattern

a ini kelihatan lebih tidak teratur dibandingkn dengan

combination atau tree assembly line pattern. Disi

berlangsung ,operasi sepanjang lintsan produksi

produksi yang lengkap untuk proses assembling.

jumlah sub assembly

sisi yang sama.

ukan lintasan yang

line pattern sub assembly akan berada dua sisi

assembly line. Hal ini dirasakan cukup bemnanfaat karena

akan dapat diperkecil lintasan dari main assembly line. Kalau

combination assembly line pattern akan memungkinkan untuk

embly line pada atau sepanjang jalan lintasan,

n ini akan baik dipakai terutama bila

ngunan pabrik.

ur dibandingkn dengan

assembly line pattern. Disini tiap bagian

sampai menuju

Page 20: Layout Pabrik

Overhead as

Merupak

faktor, yaitu

o Area luasan yang tersedia dan

o Luas area yang dibutuhkan untuk masing

fasilitas produksi lainya.

Overhead assembly line pattern

rupakani pola alirann bahan yang bergantung pada

ktor, yaitu antara lain:

Area luasan yang tersedia dan ukuran dari lantai tersebut.

Luas area yang dibutuhkan untuk masing-masing mesin atau

fasilitas produksi lainya.

ung pada beberapa

tersebut.

masing mesin atau

Page 21: Layout Pabrik

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

- Sebelum perencanaan layout pabrik dilakukan, harus diketahui dengan pasti

untuk apa pabrik tersebut didirikan, apakah jenis usaha yang akan dilakukan,

dan bagaimana proses produksi yang direncanakan. Hal-hal pokok tersebut

harus diketahui dengan pasti, sehingga perencanaan layout pabrik dapat

bejalan dengan pasti dan lancar.

- Layout pabrik disebut juga tata letak atau tata ruang didalam pabrik. Layout

pabrik adalah cara penempatan fasilitas-fasilitas produksi guna memperlancar

proses produksi yang efektif dan efisien. Fasilitas pabrik yang dimaksud

dapat berupa mesin-mesin, alat-alat produksi, alat pengangkutan bahan, dan

peralatan pengawasan, serta ruangan kerja.

- Sasaran layout suatu pabrik adalah meminimumkan biaya dan meningkatkan

efisiensi dalam pengaturan segala fasilitas produksi dan area kerja, sehingga

proses produksi dapat berjalan lancar.

- Dalam mengevaluasi layout suatu pabrik ada dua hal yang harus dievaluasi

yaitu, evaluasi secara grafis dan evaluasi aliran bahan. Jika keduanya sudah

dirasa pas dan sudah harmonis, maka dapat dikatakan layout dari pbrik

tersebut sudah layak digunakan.

Page 22: Layout Pabrik

EVALUASI

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas!

1. Apakah yang dimaksud layout pabrik?

2. Sebutkan syarat-syarat merencanakan layout pabrik yang efektif!

3. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis layout pabrik yang anda ketahui!

4. Jelaskan secara singkat bagaimana layout pabrik yang paling efektif dalam

pabrik pembuatan obat!

5. Bagaimana cara menilai kelayakan layout suatu pabrik?

6. Jika anda adalah seorang perencana pabrik, jelaskan langkah dan cara yang

anda lakukan untuk membangun gedung suatu pabrik perakitan motor!

7. Layout pabrik yang bagaiamana yang harus diperbaiki?

8. Sebutkan keuntungan dan kerugian aliran bahan baku dengan bentuk

melingkar!

9. Sebutkan 3 buah perbedaan aliran bahan baku dengan bentuk U dan bentuk

zigzag!

10. Sebutkan pengaruh layout pabrik dengan produktivitas kerja dalam pabrik

tersebut!

Page 23: Layout Pabrik

DAFTAR PUSTAKA

http://library.unisba.ac.id/jurnal_text/TI-05-01-2004-full-darmawan.pdf

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-7050-2502100051-bab2.pdf

http://www.energyefficiencyasia.org/docs/casestudies/languages/Indo/Hardcopy

Guide Indonesia/Company examples of methodology (Bahasa Indonesia).pdf

http://www.its.ac.id/personal/files/pub/2845-m_sritomo-ie-JurnalTADwi

Pramono.pdf

Apple, James M., 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Penerbit ITB:

Bandung.

Nu’man, A. Harist, Ir, 2002. Diktat Perancangan Tata Letak Pabrik Program Studi

Teknik Industri. UNISBA: Bandung.

Sri, Kusumadewi. 2003. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Graha

Ilmu: Yogyakarta.