layout 5 bahan pembelajaran - direktori file...

32
Pengembangan Bahan Pembelajaran 5 - 1 Pengembangan Bahan Pembelajaran Audio - Video Sungkono Pendahuluan etelah Anda memahami pengembangan bahan pembelajaran cetak dan grafis yang terdapat pada unit 3 dan 4, maka memasuki unit 5 ini, Anda akan bersama- sama diajak mengkaji pengembangan bahan pembelajaran Audio dan video. Unit 5 ini menuntut Anda lebih memahami pengembangan bahan pembelajaran audio dan video. Selain itu, didalam masing-masing sub unit Anda juga akan diajak memahami lebih jauh aspek-aspek yang ada di dalamnya. Dengan menguasai materi pada unit ini, Anda akan mempunyai wawasan dan pemahaman tentang pengembangan bahan pembelajaran audio dan video beserta aspek-aspek yang melingkupinya, sehingga Anda akan lebih mudah dalam mengembangkan bahan pembelajaran audio dan video. Oleh karena itu penting bagi Anda untuk memahami dan menguasai materi di dalam unit ini. Setelah Anda membaca unit ini diharapkan mampu: 1. menjelaskan pengertian dan karakteristik bahan pembelajaran audio 2. menulis naskah bahan pembelajaran audio 3. menjelaskan proses produksi bahan pembelajaran audio 4. menjelaskan pengertian dan karakteristik bahan pembelajaran video 5. menulis naskah bahan pembelajaran video 6. menjelaskan proses produksi bahan pembelajaran video. S Unit 5

Upload: trantram

Post on 07-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pengembangan Bahan Pembelajaran 5 - 1

Pengembangan Bahan Pembelajaran Audio - Video

Sungkono

Pendahuluan

etelah Anda memahami pengembangan bahan pembelajaran cetak dan grafis yang terdapat pada unit 3 dan 4, maka memasuki unit 5 ini, Anda akan bersama-

sama diajak mengkaji pengembangan bahan pembelajaran Audio dan video. Unit 5 ini menuntut Anda lebih memahami pengembangan bahan pembelajaran audio dan video.

Selain itu, didalam masing-masing sub unit Anda juga akan diajak memahami lebih jauh aspek-aspek yang ada di dalamnya. Dengan menguasai materi pada unit ini, Anda akan mempunyai wawasan dan pemahaman tentang pengembangan bahan pembelajaran audio dan video beserta aspek-aspek yang melingkupinya, sehingga Anda akan lebih mudah dalam mengembangkan bahan pembelajaran audio dan video. Oleh karena itu penting bagi Anda untuk memahami dan menguasai materi di dalam unit ini. Setelah Anda membaca unit ini diharapkan mampu: 1. menjelaskan pengertian dan karakteristik bahan pembelajaran audio 2. menulis naskah bahan pembelajaran audio 3. menjelaskan proses produksi bahan pembelajaran audio 4. menjelaskan pengertian dan karakteristik bahan pembelajaran video 5. menulis naskah bahan pembelajaran video 6. menjelaskan proses produksi bahan pembelajaran video.

S

Unit 5

5 - 2 Unit 5

Untuk mencapai tujuan di atas, unit ini dibagai dalam dua sub unit sebagai berikut: Sub Unit 1 Pengembangan Bahan Pembelajaran Audio Sub Unit 2 Mengembangkan bahan Pembelajaran Video Agar Anda berhasil dengan baik dalam mempelajari unit ini, maka ikutilah petunuk-petunjuk belajar berikut ini. 1. Bacalah bagian pendahuluan ini dengan cermat sehingga Anda memperoleh

kejelasan mengenai pengembangan bahan pembelajaran audio-video. 2. Pada tahap awal ini, bacalah secara sepintas isi unit untuk setiap kelompok

belajar. 3. Bacalah bagian demi-bagian secara cermat dan mendalam sehingga Anda akan

memperoleh pemahaman pengembangan bahan pembelajaran audio dan video. 4. Cari dan pelajari kata-kata kunci dari setiap konsep yang Anda pelajari. Jika

Anda akan menjumpai istilah atau kata-kata yang Anda anggap sulit, cari dan lihat pada daftar kata-kata sulit atau glossary.

5. Ada baiknya juga, Anda mempelajari kepustakaan lain yang sesuai dan berkaitan erat dengan materi unit ini.

6. Mantapkan pemahaman Anda melalui diskusi dengan teman-teman atau tutor Anda.

7. Jangan lupa kerjakan tugas-tugas latihan dan menjawab tes formatif yang ada pada bagian akhir unit ini.

Selamat Belajar!

Pengembangan Bahan Pembelajaran 5 - 3

Subunit 1

Pengembangan Bahan Pembelajaran Audio

Pengantar

engembangan bahan pembelajaran audio dapat diartikan proses menerjemahkan desain/rancangan (dalam hal ini naskah) menjadi bentuk fisik. Jadi pada pokoknya dalam pengembangan bahan pembelajaran audio ada dua

kegiatan yaitu kegiatan penyusunan naskah dan proses produksi dari naskah tersebut. Agar Anda lebih memahami sub unit pengembangan bahan pembelajaran audio ini, maka akan diuraikan tentang pengertian dan karakteristik bahan pembelajaran audio, proses penulisan naskah audio, dan proses produksi bahan pembelajaran audio. A. Pengertian dan Karakteristik Bahan Pembelajaran Audio Bahan pembelajaran audio dapat diartikan bahan Belajar atau materi pelajaran yang direkam pada pita magnetik/kaset audio atau Compact disk (CD) yang dapat didengarkan kembali dengan menggunakan alat penampil tape recorder atau CD player. Program kaset audio/CD ini dapat dipakai untuk belajar secara perorangan/individual, kelompok, maupun klasikal. Di samping itu program kaset audio ini dapat menjadi bahan belajar yang berdaya guna karena dapat didengarkan di kelas, ruang perpustakaan, laboratorium, di rumah, di halaman, bahkan di perjalanan. Bahan Belajar kaset audio/CD memiliki beberapa kelebihan dan juga keterbatasan. Kelebihan bahan belajar kaset audio/CD antara lain sebagai berikut. 1. Memiliki fungsi ganda yaitu untuk merekam, menampilkan rekaman, dan

menghapusnya. 2. Dapat diputar berulang-ulang 3. Dapat digunakan untuk belajar secara perorangan/mandiri maupun kelompok 4. Mudah diperbanyak dan didistribusikan 5. Mudah digunakan 6. Praktis, karena mudah dibawa-bawa

P

5 - 4 Unit 5

7. Pesan/materi pelajaran sudah tetap dan terpateri 8. Suasana dan perilaku pendengar dapat dipengaruhi melalui penggunaan musik

dan efek suara.

Bahan belajar audio/CD di samping memiliki kelebihan juga memiliki keterbatasan/kelemahan. Keterbatasan bahan belajar kaset audio/CD seperti: 1. Komunikasi satu arah 2. Hanya mengandalkan indra pendengaran 3. Biaya pengadaan untuk sasaran yang banyak jauh lebih mahal 4. Sulit melakukan perbaikan, karena perbaikan biasanya menuntut diproduksinya

rekaman baru 5. Perlu berkali-kali dalam memperkirakan kecepatan penyajian materi verbal. 6. Daya jangkaunya terbatas

B. Format Program Audio Ada beberapa format program audio yaitu uraian, wawancara, diskusi, dialog, drama/ sandiwara, ceritera. Berikut ini akan diuraikan secara singkat dari masing-masing format tersebut. 1. Uraian (talk)

Program audio tanpa uraian tidak dapat kita bayangkan. Uraian benar-benar merupakan dasar dari semua bentuk program audio. Uraian dapat berupa program yang berdiri sendiri atau dapat pula menjadi bagian program/komponen pokok dari suatu acara yang disajikan dalam bentuk lain. Sifat mendasar dari uraian adalah pembicaraan, yang dimaksudkan untuk memberikan informasi, penjelasan, dan penerangan, sehingga pesan yang disampaikan mudah dimengerti. Format uraian sebenarnya tidak memerlukan persiapan yang terlalu rumit, kadang tidak membutuhkan hiasan musik atau efek suara.

2. Wawancara Wawancara merupakan format program audio yang menampilkan dua pihak yang melakukan pembicaraan. Pihak pertama yaitu pewawancara yaitu orang yang bertugas mewawancarai pihak lain untuk mencari/memperoleh informasi dari seorang atau suatu kelompok melalui Tanya jawab. Pihak kedua yaitu orang yang diwawancarai.

Pengembangan Bahan Pembelajaran 5 - 5

3. Diskusi Diskusi merupakan format program audio yang menampilkan beberapa orang yang mempunyai ide atau pendapat yang berbeda dalam memecahkan suatu masalah. Dalam diskusi biasanya dipimpin seorang moderator.

4. Dialog Dialog yaitu percakapan antara dua orang atau lebih untuk membahas suatu masalah. Melalui format ini sebenarnya akan dapat menunjukkan kepada pendengar apa yang terjadi, dimana kejadiannya, mengapa hal itu terjadi, dan siapa saja yang terlibat dalam kejadian tersebut. Agar dialog dapat berjalan dengan baik, maka pelaku dalam dialog itu harus seimbang dalam pengalamannya, pengetahuan, keahlian/pendidikan dan status sosialnya,. a. Drama/sandiwara

Drama merupakan sebuah ceritera/kisah yang dramatis, dalam arti menampilkan reaksi orang-orang apabila dihadapkan kepada suatu konflik. Struktur dasar penulisan format drama meliputi empat tahap yaitu tahap pemaparan/eksposisi, penggawatan/kritis, tahap klimak, dan tahap peleraian/anti klimak.

b. Ceritera (story) Story atau ceritera merupakan salah satu format program audio yang bentuknya mirip dengan uraian yaitu pada umumnya pesan diucapkan oleh satu orang hanya saja pesan yang disampaikan berupa kisah atau ceritera.

C. Penulisan Naskah Audio 1. Istilah-istilah Teknis dalam Penulisan Naskah Audio

Ada beberapa istilah teknis yang perlu dipahami penulis naskah dalam penulisan naskah audio. Hal ini dimaksudkan agar para pelaksana produksi dapat memahami dan memproduksi naskah tersebut sesuai yang dimaksudkan oleh penulis naskah. Peristilahan-peristilahan yang dimaksud antara lain: a. ANNX :

singkatan dari Announcer, yaitu penyiar yang tugasnya memberitahukan bahwa suatu acara/program akan disampaikan.

b. NAR : singkatan dari narrator, yaitu hampir sama dengan announcer, hanya saja kalau apa yang disampaikan narrator sudah memasuki materi program, atau pemandu penyampaian materi.

5 - 6 Unit 5

c. FX : singkatan dari sound effect, yaitu bunyi selain suara manusia dan musik.

d. FI : Fade In, yaitu bunyi musik atau sound effect yang dimulai dengan suara halus kemudian mengeras.

e. FU : singkatan dari Fade Up, yaitu bunyi musik yang masuk mengeras dengan segera.

f. FO : singkatan dari Fade Out, yaitu musik atau bunyi-bunyi perlahan-lahan hilang.

g. HU : Hold Up, yaitu bunyi tetap beradapada posisi keras.

h. Hold Under : Bunyi ditetapkan berada pada posisi rendah

i. Cross Fade : Musik atau suara yang terdahulu perlahan-lahan menurun sementara suara-suara baru perlahan-lahan naik, sampai suara yang lama menghilang. Dan suara yang baru mengeras.

j. On mike : Berbicara dekat dengan dengan mikrofon

k. Off Mike : berbicara dekat dengan mikrofon.

l. Fading On : pembicaraan sambil mendekat ke mikrofon.

m. Fading Off : Pembicaraan sambil menjauh dari mikrofon.

2. Beberapa Petunjuk untuk Menulis Naskah Audio a. Bahasa yang digunakan yaitu bahasa percakapan, bukan bahasa tulis. b. Gunakan kata-kata/kalimat sehari-hari dan mudah dimengerti oleh sebagian

besar pendengar kita.

c. Hindari kalimat-kalimat yang terlalu panjang, karena kalimat-kalimat yang panjang sulit unutk ditangkap oleh telinga kita. d. Gunakan kalimat tunggal dan kalimat deskriptif.

Pengembangan Bahan Pembelajaran 5 - 7

e. Gunakan kalimat/kata-kata yang akrab, kita seolah-olah berbicara secara berhadap- hadapan.

3. Langkah-langkah Penulisan Naskah Audio Ada beberapa langkah yang perlu ditempuh dalam penulisan naskah audio, yaitu 1). Menentukan topik, b). melakukan riset pendengar, 3) merumuskan tujuan, 4) menentukan pokok-pokok materi program, 5) menulis draft naskah. Untuk lebih memahami langkah-langkah tersebut, maka berikut ini akan diuraikan satu per satu. a. Menentukan Topik

Hal yang perlu dipahami penulis naskah dalam menentukan topik yaitu materinya harus memiliki sifat auditif. Maksudnya pilihlah materi-materi yang benar-benar dominan mempunyai sifat auditif. Oleh karena itu pemilihan topik ini perlu dilakukan secara cermat, tepat, dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaran isinya.

b. Melakukan Riset Pendengar/Audience Riset pendengar dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik calon pendengar kita. Karakteristik pendengar sangat penting untuk diketahui seorang penulis naskah, karena ketepatan dalam mengidentifikasi karakteristik/sifat-sifat pendengar, kaan menentukan tingkat efektivitas/pemahaman pesan yang disampaikannya. Ada beberapa hal yang perlu dipertanyakan sehubungan dengan riset pendengar ini, seperti siapa calon pendengar kita? Berapa usia calon pendengar kita? Pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki/tingkat pendidikan yang mereka miliki? Bagaimana Kebiasaan dan gaya belajar calon pendengar kita? Dan apa bahasa yang kebanyakan mereka kuasai?

c. Merumuskan Tujuan/kompetensi Penetapan tujuan atau kompetensi serta indikator keberhasilan sangat penting dilakukan seorang penulis naskah sebelum menulis naskah agar penulis naskah memiliki arah yang jelas, sehingga dalam penyajian program dapat diikuti oleh pendengar dengan baik dan dapat diukur keberhasilannya. Oleh karena itu tujuan/kompetensi dan indikator keberhasilan harus dirumuskan dengan jelas sebelum menulis naskah audio.

5 - 8 Unit 5

d. Menentukan Pokok-pokok materi Setelah tujuan/kompetensi dirumuskan, maka langkah selanjutnya yaitu menentukan materi program. Dalam menentukan materi program, penulis naskah cukup menuangkan kerangka isi/pokok-pokok materi penting yang akan dibahas secara sistematis. Uraian tentang pokok-pokok materi penting yang akan dibahas. Uraian tentang pokok-pokok materi ini selanjutnya dijabarkan menjadi sebuah ringkasan ceritera pendek yang menggambarkan seluruh materi yang diaudiokan/dikasetkan. Ringkasan ceritera yang biasa dinamakan sinopsis. Kemudian sinopsis dijabarkan lagi menjadi treatment.

e. Menulis draft Naskah Audio Setelah sinopsis dan treatment dijabarkan, penulis naskah dapat memulai menuangkan materi ke dalam fullscript/naskah penuh program kaset audio. penulis naskah dapat memulai menuangkan materi ke dalam fullscript program kaset audio. Penulis naskah bebas memilih bentuk atau format naskah program kaset audio sesuai dengan yang diingini serta sesuai tujuan yang ingin dicapai. Secara teknis dalam menulis naskah lembaran kertas dibagi dua yaitu sebelah kiri dan kanan. Sebelah kiri berisi hal-hal petunjuk seperti pelaku, musik dan efek suara/sound effect (FX) sedangkan sebelah kanan berisi narasi yang akan direkam. Adapun formatnya dapat digambarkan sebagai berikut:

NO PELAKU/MUSIK/FX NARASI 1 MUSIK TUNE MUSIC Fi …… Fu…… 2 ANNOUNCER Saudara pendengar mahasiswa S1 PGSD

Program Pendidikan Jarak Jauh di mana Anda berada, selamat berjumpa dengan Program Studi S1 PGSD PJJ pada kesempatan kali ini akan menyajikan perkuliahan …………….. dst.

3 NARATOR Setelah Anda mendengarkan program ini diharapkan mampu …………. dst

Pengembangan Bahan Pembelajaran 5 - 9

Setelah draft naskah disusun, maka agar diperoleh hasil yang lebih baik, maka perlu dilakukan review naskah. Riview naskah dilakukan oleh berapa unsur seperti penulis naskah, ahli bidang studi, ahli media, dan pihak terkait lainnnya. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang biasa diajukan seperti: 1) apa masih ada kata-kata sulit? 2) apa kalimatnya masih terlalu panjang? 3) apa kalimatnya masih terlalu serius? 4) apa tulisannya sudah menarik? 5) apa sudah sesuai waktu yang tersedia? 6) apa materinya sudah benar?

Berdasarkan review tersebut maka naskah perlu direvisi lagi atau tidak, jika perlu maka dilakukanlah revisi, dan jika tidak maka naskah siap rekam.

D. Prosedur Produksi Bahan Pembelajaran Audio Dalam memproduksi bahan pembelajaran audio, secara garis besar dapat ditempuh langkah-langkah/prosedur yaitu penyusunan naskah, perbanyakan naskah, latihan, dan rekaman. Untuk lebih memperoleh pemahaman prosedur produksi, maka di bawah ini akan diuraikan langkah demi langkah. 1. Penyusunan naskah

Langkah awal yang perlu dilakukan dalam memproduksi bahan pembelajaran audio yaitu menyusun naskah. Agar diperoleh naskah yang baik, maka dapat dibuat draftnya terlebih dahulu baru dilakukan pengetikan.

2. Perbanyakan Naskah Naskah yang telah selesai disusun dan sudah baik, kemudian diperbanyak/digandakan sesuai kebutuhan. Perbanyakan ini sangat penting, mengingat semua anggota tim pperlu memahami isi naskah. Disamping itu untuk anggota tim, seperti para pemain agar dapat melakukan latihan-latihan. Bagi propertyman agar dapat mempersiapkan peralatan yang diperlukan. Dan untuk kerabat kerja yang lain agar dapat melakukan tugas sesuai fungsinya.

5 - 10 Unit 5

3. Latihan Setelah naskah diperbanyak sesuai jumlah personil yang terlibat dalam program ini dan juga telah dibagikan kepada mereka, maka selanjutnya diadakan latihan. Secara umum latihan dapat dikelompokkanmenjadi dua yaitu latihan kering (dry rehearsal) dan dan latihan basah (wet rehearsal). Latihan kering yaitu latihan yang dilakukan di luar studio. Pada kegiatan ini para pemain berlatih berbagai hal seperti membaca dan berdialog dengan pemain lain sesuai yang tertulis dalam naskah. Hal ini dilakukan agar hasil rekaman berkualitas. Sedangkan latihan basah lebih ditekankan pada latihan beklerja sama antara pemain dengan para teknisi. Namun demikian jika waktunya tidak memungkinkan untuk latihan basah, maka setidaknya latihan dilakukan untuk bagian-bagian yang dianggap sukar saja.

4. Rekaman Langkah terakhir dari produksi yaitu rekaman. Rekaman pada tahap awal yaitu rekaman yang dilakukan dengan menggunakan open reel. Setelah itu dilakukan editing, kemudian dibuat masternya, dan selanjutnya dibuat duplikatnya sesuai kebutuhan. Dari uraian di atas, jika digambarkan dalam skema akan tampak sebagai berikut:

NASKAH

LATIHAN

REKAMAN

PERBANYAKAN NASKAH

Pengembangan Bahan Pembelajaran 5 - 11

Agar Anda lebih memahami dan menguasai materi yang telah dikemukakan di atas, maka perlu dilakukan latihan. Oleh karena itu, coba kerjakan latihan berikut bersama teman-teman Anda. Latihan Coba Anda susun sebuah naskah audio untuk mata pelajaran kelas tertentu yang ada di Sekolah Dasar! Petunjuk Pengerjaan Latihan 1. Anda memilih mata pelajaran tertentu yang ada di Sekolah Dasar, kemudian

ambil satu pokok bahasan/sub pokok bahasan. 2. Buat naskah untuk durasi 20 menit! 3. Format program yang dipilih bebas. Setelah Anda mengerjakan latihan, bacalah rangkuman berikut ini agar Anda dapat memperoleh saripati dari materi yang telah dibahas dalam sub unit 1.

5 - 12 Unit 5

Rangkuman

Bahan pembelajaran audio merupakan bahan belajar atau materi pelajaran yang direkam pada pita magnetik/kaset audio atau Compact disk (CD) yang dapat didengarkan kembali dengan menggunakan alat penampil tape recorder atau CD player.

Bahan pembelajaran kaset audio/CD memiliki beberapa kelebihan antara lain: 1) memiliki fungsi ganda yaitu untuk merekam, menampilkan rekaman, dan menghapusnya, 2) dapat diputar berulang-ulang, 3) dapat digunakan untuk belajar secara perorangan/mandiri maupun kelompok, 4) mudah diperbanyak dan didistribusikan, 5) mudah digunakan, 6) praktis, karena mudah dibawa-bawa, 7) pesan/materi pelajaran sudah tetap dan terpateri, 8) suasana dan perilaku pendengar dapat dipengaruhi melalui penggunaan musik dan efek suara.

Keterbatasan bahan pembelajaran kaset audio/CD seperti: 1) komunikasi satu arah, 2) hanya mengandalkan indra pendengaran, 3) biaya pengadaan untuk sasaran yang banyak jauh lebih mahal, 4) sulit melakukan perbaikan, karena perbaikan biasanya menuntut diproduksinya rekaman baru, 5) perlu berkali-kali dalam memperkirakan kecepatan penyajian materi verbal, 6) daya jangkaunya terbatas. Format program audio meliputi uraian, wawancara, diskusi, dialog, drama/sandiwara, dan ceritera.

Ada beberapa langkah yang perlu ditempuh dalam penulisan naskah audio, yaitu 1). menentukan topik, 2). melakukan riset pendengar, 3) merumuskan tujuan, 4) menentukan pokok-pokok materi program, 5) menulis draft naskah. Langkah-langkah produksi bahan pembelajaran audio yaitu penyusunan naskah, perbanyakan naskah, latihan, dan rekaman. Agar diperoleh gambaran tentang penguasaan materi yang telah Anda baca, maka perlu dilakukakn tes formatif 1 berikut ini.

Pengembangan Bahan Pembelajaran 5 - 13

Tes Formatif 1

Kerjakan soal-soal berikut ini dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D yang Anda anggap paling tepat. 1. Materi pembelajaran yang direkam pada pita magnetik yang dapat didengarkan

kembali dengan menggunakan alat penampil tape recorder atau CD player dinamakan bahan pembelajaran…….. A. video B. cetak C. proyeksi D. audio

2. Berikut ini merupakan keuntungan bahan pembelajaran kaset audio, kecuali:

A. dapat diputar berulang-ulang, B. mudah diperbanyak dan didistribusikan C. komunikasinya satu arah D. mudah digunakan

3. Keterbatasan yang dimiliki bahan pembelajaran audio yakni: A. mudah digunakan B. mengandalkan dria pendengaran C. praktis, karena mudah dibawa-bawa D. materi pelajaran sudah tetap/terpatri

4. Dalam menulis naskah perlu dilakukan riset pendengar dimaksudkan untuk

mengetahui: A. jumlah pendengar program yang akan disusun B. karakteristik calon pendengar program yang akan disusun C. arah dari program yang akan disusun D. kompetensi yang dicapai setelah mendengarkan program

5. Berikut ini merupakan langkah-langkah produksi bahan pembelajaran audio,

kecuali: A. menentukan topik B. penyusunan naskah C. latihan D. rekaman.

5 - 14 Unit 5

6. Pada saat rekaman diharapkan salah seorang pelaku berbicara sambil mendekat ke mikrofon. Hal ini dalam penulisan naskah dinamakan: A. on mike B. off Mike C. Fading off D. Fading on

7. Suatu format program audio yang berisikan percakapan antara dua orang atau

lebih untuk membahas/membicarakan suatu masalah disebut: A. uraian B. wawancara C. dialog D. sandiwara

8. Agar pendengar merasa dekat dengan pembicara, maka pembicara dapat melakukan dengan cara mendekat ke arah mikrofon. Posisi tersebut dalam penggunaan mikrofon dikenal dengan istilah: A. off mike B. on mike C. cross fade D. fade out

9. Hal yang perlu dipahami penulis naskah dalam menentukan topik yaitu materinya

harus memiliki sifat auditif. Maksudnya adalah pilihlah materi yang benar-benar dominan mempunyai sifat: A. auditif. B. teoritis C. praktek D. prosedur

10. Secara teknis dalam menulis naskah, lembaran kertas dibagi dua yaitu sebelah kiri dan kanan. Sebelah kiri berisi: A. narasi yang akan direkam B. musik yang akan dipakai C. petunjuk (pelaku, musik dan efek suara ) D. uraian materi

Pengembangan Bahan Pembelajaran 5 - 15

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkan jawaban yang telah Anda pilih dengan kunci jawaban tes formatif 1 yang terdapat pada bagian akhir unit ini. Coba Anda hitung jawaban yang benar, kemudian pergunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi sub unit 1.

Rumus:

Apabila tingkat penguasaan Anda terhadap materi sub unit 1 telah mencapai 80% ke atas, Anda dapat meneruskan ke materi berikutnya. Berarti Anda telah menguasai materi tersebut. Bagus! Tetapi bila tingkat pemahaman Anda masih di bawah 80%, Anda perlu mengulangi pada bagian-bagian yang belum Anda kuasai atau pelajari kembali seluruh sub unit di atas.

Jumlah jawaban benar Tingkat penguasaan= ---------------------------- x 100% 10

5 - 16 Unit 5

Subunit 2 Pengembangan Bahan Pembelajaran Video

Pengantar

ahan pembelajaran video sangat penting dan perlu dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah dasar, mengingat bahan pembelajaran ini mampu

menyajikan unsur audio dan visual gerak secara serempak. Video sebagai bahan pembelajaran audio visual gerak akan mampu menarik perhatian dan motivasi siswa sekolah dasar dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Bahan pembelajaran video ini akan menjadi lebih menarik perhatian siswa karena mampu menyajikan objek-objek nyata yang lokasinya jauh, berbahaya, dan mungkin belum pernah dilihatnya. Disamping itu masih banyak karakteristik lain yang dimiliki bahan pembelajaran ini yang akan diuraikan pada bagian berikut. Sub ini juga akan mengetengahkan tentang teknik penulisan naskah dan tahap-tahap produksi bahan pembelajaran video. A. Pengertian dan Karakteristik bahan Pembelajaran Video

Video merupakan bahan pembelajaran tampak dengar (audio visual) yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran. Dikatakan tampak dengar karena unsur dengar (audio) dan unsur visual/video (tampak) dapat disajikan serentak. Dengan kata lain video adalah rangkaian gambar elektronis yang disertai unsur audio yang dituangkan pada pita video, dan dapat dilihat melalui alat pemutar video player dan jika dalam bentuk VCD maka menggunakan VCD player yang dihubungkan ke monitor televisi.

Jadi yang dimaksud bahan belajar video yaitu bahan pelajaran yang dikemas melalui pita video dan dapat lihat melalui video/VCD player yang dihubungkan ke monitor televisi.

Video sebagai bahan pembelajaran tentunya memiliki karakteristik yang dimilikinya baik itu kelebihan maupun kekurangannya. Kelebihan dan kekurangan yang dimiliki bahan pembelajaran yang satu belum tentu sama dengan yang dimiliki oleh bahan belajar yang lain.

B

Pengembangan Bahan Pembelajaran 5 - 17

Kelebiham bahan pembelajaran video antara lain: a. merupakan media gerak perpaduan gambar dan suara b. mampu mempengaruhi tingkah laku manusia melebihi media cetak c. dapat digunakan seketika. d. dapat digunakan secara berulang e. dapat menyajikan materi yang secara fisik tidak dapat dibawa ke dalam kelas. f. dapat menyajikan objek secara detail g. tidak memerlukan ruang gelap h. dapat menyajikan objek yang berbahaya i. dapat diperlambat atau dipercepat j. dapat digunakan untuk klasikal ataupun individual

Bahan belajar video di samping memiliki kelebihan yang banyak juga

memiliki keterbatasan. Keterbatasan yang dimiliki bahan belajar video antara lain: 1. memerlukan dana yang relatif banyak/mahal 2. memerlukan keahlian khusus 3. sukar untuk direvisi 4. memerlukan arus listrik

B. Penulisan Naskah Bahan Belajar Video

Seorang penulis naskah bahan belajar video sebelum melakukan penulisan naskah perlu memiliki pengetahuan tata peristilahan yang umum digunakan dalam pertelevisian/video sehingga tidak akan menimbulkan salah tafsir diantara kerabat produksi dalam memproduksi program video tersebut.

Tata peristilahan yang umum digunakan dalam penulisan naskah video menurut I Wayan Inten dan Mumung Bastaman (1988: 8) dapat dikategorikan menjadi empat macam yaitu: 1. Pengambilan gambar:

a. Shot: munculnya gambar pada monitor dari menekan start kamera sampai stop. b. Two shot (2 S) muncul gambar dua gambar dimonitor c. Three shot (3 S) muncul gambar 3 orang dimonitor d. Group shot: muncul gambar sekelompok orang dimonitor

5 - 18 Unit 5

e. Very Close Up (VCU) atau Extreme Close Up (ECU): memperlihatkan gambar secara detail.

f. Big Close Up (BCU) atau Big Close Shot (BCS): memperlihatkan wajah dari dahi sampai dagu.

g. Close Up (CU) atau Close Shot (CS): memperlihatkan seluruh wajah atau bagian suatu benda.

h. Medium Close Up MCU) atau Medium Close Shot disebut juga Chest atau bust shot: memperlihatkan dari kepala sampai dada.

i. Medium Shot (MS) pengambilan gambar dari kepala sampai pinggang. j. Medium Long Shot (MLS) disebut juga knee shot: menampakkan kepala

sampai lutut. k. Long Shot (LS) menampakkan seluruh tubuh/badan manusia. l. Over Shoulder Shot (OSS) pengambilan dua orang yang berhadap-hadapan

dari atas bahu, dipergunakan bila sedang bercakap-cakap.

2. Penggunaan kamera (misalnya Panning (PAN): gerakan kamera menoleh ke kanan atau ke kiri; Tilting (TILT); gerakan kamera ke atas atau ke bawah; Zoom (Zoom in atau Zoom out): gerakan kamera yang menghasilkan gambar seolah-olah mendekat atau menjauh), dll.

3. Peristilahan yang berkaitan dengan tata suara, misalnya:

a. Fade in: musik/suara perlahan-lahan diperdengarkan makin lama makin mengeras.

b. Fade out: musik/suara diperlemah sampai akhirnya tidak terdengar lagi. c. Musik under: musik yang lemah tetapi masih terdengar mengiringi suara lainnya d. Sound Effects (FX): suara selain suara manusia.

4. Peristilahan yang berkenaan dengan transisi gambar, misalnya:

a. Cut: pergantian dari satu shot ke shot berikutnya dengan memotong gambar terdahulu langsung dengan gambar berikutnya secara tiba-tiba.

b. Dissolve: perpindahan gambar ke gambar berikutnya dengan menghilangkan gambar terdahulu secara perlahan-lahan, dan bersamaan dengan itu dimunculkan gambar berikutnya yang kelihatan semakin jelas.

Pengembangan Bahan Pembelajaran 5 - 19

c. Super impose (S/I): bila dua atau lebih gambar atau caption saling bertindihan. Misal gambar pembawa acara dengan tulisan orang tersebut.

C. Format Program Video

Ada beberapa bentuk format program video yang dapat kita kembangkan seperti:

1. Dokumenter: program yang menyajikan suatu kenyataan berdasarkan pada fakta objektif yang memiliki nilai esensial dan eksistensial, artinya menyangkut kehidupan, lingkungan hidup dan situasi nyata.

2. Drama: merupakan sebuah ceritera/kisah yang dramatis dalam arti menampilkan reaksi orang-orang apabila dihadapkan kepada suatu konflik. Konflik dapat terjadi antara orang dengan orang; seorang dengan banyak orang; dua pendapat yang berbeda, dan seorang dengan kata hatinya sendiri.

3. Majalah: Program ini mirip dengan feature, hanya pada majalah tidak hanya membahas satu pokok permasalahan tetapi membahas satu bidang kehidupan. a. Feature: suatu program yang mengkaji suatu tema/pokok bahasan

melalui berbagai pandangan yang saling melengkapi, menyoroti, mengurai, dan disajikan dengan berbagai format, seperti wawancara, sandiwara, dll.

b. Quiz: merupakan semacam permainan yang biasanya bersifat kompetisi. Ini berguna sekali untuk memperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya dalam waktu singkat, melalui cara yang menyenangkan. Bentuk program ini sangat baik untuk mendalami materi yang telah dipelajari.

5 - 20 Unit 5

D. Langkah Penulisan Naskah

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menulis naskah program video yaitu penemuan ide, menulis sinopsis, menulis treatment, menulis skenario.

1. Penemuan ide

Program video baik instruksional maupun non instruksional selalu diawali dengan suatu ide atau gagasan. Gagasan ini muncul oleh karena adanya suatu kebutuhan yang perlu dipecahkan, akan tetapi terkadang juga karena adanya pesanan/instruksi dari pihak tertentu. Setelah ide tersebut muncul dan ditetapkan idealnya dilakukan riset. Hal ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan sebagai pendukung dalam menulis naskah. Riset tersebut dapat dilakukan dengan cara wawancara, konsultasi dengan pakar, studi literatur, observasi, pengalaman langsung. Setelah ide ditetapkan dan riset dilalukan, maka perlu dibuat identifikasi program yang meliputi mata kuliah, pokok bahasan/judul program, sasaran/audience, durasi, Tujuan Perkuliahan (umum & Khusus), pokok-pokok materi perkuliahan, penulis naskah, pengkaji materi, pengkaji media, pemain, lokasi, property.

2. Menulis Sinopsis

Sinopsis atau ringkasan dari keseluruhan isi program. Sinopsis biasanya ditulis dalam bentuk uraian yang tidak mengandung dialog. Sinopsis sudah menggambarkan alur penyajian dari pendahuluan sampai penyelesaian/kesimpulan.

E. Proses Produksi Program Kaset Audio

Program kaset audio merupakan salah satu bentuk media yang dapat digunakan dalam pembelajaran baik persekolahan maupun luar sekolah. Untuk memproduksi program kaset audio ini secara garis besar meliputi tiga tahap.

Tahap pertama yaitu persiapan yang meliputi penulisan naskah, latihan baik latihan di luar studio maupun di dalam studio.Tahap kedua yaitu pelaksanaan produksi yaitu melakukan rekaman di studio.Tahap ketiga yaitu pasca produksi. Tahap ini intinya melakukan evaluasi terhadap proses dan produk program kaset audio. Demikian gambaran mengenai proses produksi program kaset audio.

Pengembangan Bahan Pembelajaran 5 - 21

1. Menulis Treatment

Treatment pada dasarnya merupakan urutan isi/materi program yang akan disajikan episode demi episode secara ringkas. Bahasa yang dipakai dalam treatment sudah merupakan bahasa visual sehingga orang yang membacanya akan dapat merasakan alur sajian seperti kita lihat pada monitor/layar.

Contoh Treatment

TREATMENT Scene I a. Pembukaan: Misik Pembuka b. Pembukaan Program

- Suasana Perkuliahan dengan Media Kaset Audio - Caption Pengantar Program - Judul Program

Scene II Suasana Kunjungan Mahasiswa Ke RRI Yogyakarta (Meliputi Kunjungan Studio, Perkenalan Alat, Penjelasan Fungsi Alat, Latihan Kering)

Scene III Suasana Di Kampus (Meliputi Kegiatan Analisis Gipm, Menulis Naskah, Review

Naskah, Latihan Basah)

Scene IV Suasana Di Studio (Mulai Dari Rekaman Sampai Penggunaan Kaset

Scene V a. Penutup Program: Musik Penutup Program b. Kerabat Kerja dan Copy Right

2. Menulis Skenario

Skenario pada hakekatnya merupakan naskah lengkap. Suatu naskah lengkap meliputi: shooting script, story board, script breakdown, shooting schedule.

5 - 22 Unit 5

a. Shooting Script: naskah video/film dimana dituliskan uraian lengkap setiap adegan (shot), babak (scene), jenis musik, efek suara (sound effects) hubungan antara gambar dan suara, sudut pengambilan kamera, jenis shot, lokasi/ruang, property, sumber visual dan pemain.

Secara garis besar format penulisan shooting script terdiri dari 2 kolom yaitu

kolom sebelah kiri (visual) dan kanan (sound). Kolom sebelah kiri dimaksudkan untuk menuangkan ide yang berupa visual/gambar seperti sumber visual, pemain, sudut pengambilan kamera, lokasi, property, sedangkan kolom sebelah kanan untuk menuangkan ide yang berupa suara seperti musik, efek suara dan narasi baik uraian maupun dialog.

Contoh Format Shooting Script

No

Visual

Audio

Durasi

1

Color bar Fade in

Fade in: Musik Pembukaan

5”

2

CAPTION/CU EVY STUDIO PRODUCTION CUT

Musik

4”

3

LS a.Tayangan situasi kampus FIK b.Tayangan

Perkuliahan dengan media

c.Tayangan proses rekaman

Musik

6”

Pengembangan Bahan Pembelajaran 5 - 23

CUT

4 CAPTION/CU

Logo FIK UNY “Mempersembahkan”

Dissolve

Musik

3”

5

CAPTION JUDUL/CU PROSEDUR PRODUKSI MEDIA KASET AUDIO CUT

Fade Down: Musik Pembukaan

5”

6

LS Suasana perkuliahan dengan menggunakan media kaset audio. Dosen memutar kaset kemudian bersama mahasiswa mendengarkan kaset tersebut. ZOOM IN ke MS pelan-pelan ke arah dosen kemudian PAN ke arah mahasiswa LS Dosen dan mahasiswa meninggalkan ruang

10”

5 - 24 Unit 5

kuliah. CUT

7

dst

b. Story board yaitu deretan gambar atau sketsa dari shooting script untuk

melukiskan adegan-adegan utama dari suatu ceritera film/ program video yang akan diproduksi. Gambar atau sketsa tersebut biasanya dibuat pada kartu ukuran 8 x 12 cm dan ditempel pada planning board. Tujuan pembuatan story board diantaranya untuk melihat apakah kontinuitas alur ceritera sudah baik, kesesuaian dengan alur ceritera, ketepatan moment pengambilan gambar.

c Script breakdown merupakan bagian dari shooting script dimana setiap adegan

dikelompokkan berdasarkan lokasi, kostum, pemain/aktor, properti, dan peralatan shooting yang diperlukan.

d. Shooting schedule atau jadwal shooting berisi pengaturan waktu shooting/pengambilan gambar dari masing-masing adegan.

E. Tahap Produksi Program Video

Ada tiga tahap penting yang perlu dilakukan dalam kegiatan produksi program video, yaitu: 1. persiapan (pra produksi), 2. pelaksanaan produksi (shooting), 3. penyelesaian akhir (purna produksi) Agar diperoleh gambaran yang lebih rinci tentang ketiga tahap tersebut, maka akan diuraikan sebagai berikut. 1. Tahap Persiapan (pra produksi)

Tahap ini meliputi kegiatan: a. Penjajagan/hunting lokasi

Pengembangan Bahan Pembelajaran 5 - 25

Kegiatan ini dimaksudkan untuk melihat keadaan lokasi yang sebenarnya. Dalam melakukan penjajagan lokasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti: 1) pilih lokasi yang tidak terlalu berjauhan, 2) pilih lokasi yang sesuai tuntutan naskah, 3) pilih lokasi yang mudah dijangkau waktu produksi, 4) pilih lokasi yang mudah dijangkau kendaraan.

b. Penyusunan rencana anggaran biaya c. Casting: penentuan pemain d. Penyusunan jadwal shooting e. Penyusunan kerabat kerja f. Latihan pemain g. Rapat produksi/Production meeting

2. Tahap Produksi Pada dasarnya yang dimaksud tahap produksi adalah tahap pengambilan gambar (shooting). Pengambilan gambar dapat dilakukan di dua tempat yaitu di studio (in door shooting), dan di luar studio (out door shooting).

3. Tahap Penyelesaian Akhir Tahap ini meliputi kegiatan penyuntingan gambar (editing), pemaduan gambar dengan suara dan musik (mixing), dan kegiatan Pengisian suara (dubbing). Selain itu juga kegiatan yang perlu dilakukan pada tahap purna produksi adalah Preview prototype/master yang telah dibuat. Preview dilakukan oleh tim produksi, ahli media, ahli mater, produser dan evaluator program. a. Penyuntingan gambar (editing) Kegiatan penyuntinga pada umumnya dilakukan oleh seseorang saja yaitu editor. Mula-mula seorang editor mengumpulkan semua hasil rekaman serta komponen lainnya seperti gambar cadangan (stock shots), lembar peraga (caption), narasi, dan musik atau efek suara. Kemudian dibuat daftar berdasarkan klasifikasi tertentu. Gambar yang telah diklasifikasi kemudian disusun kembali dengan menggunakan alat editing secara elektronik gambar yang satu disambung dengan gambar lainnya. Tata urutan penyambungan gambar ini diawasi oleh pengarah acara dan dibuat sesuai dengan urutan pada naskah. b. Pemaduan gambar dengan suara dan musik (Mixing) Suara-suara yang diperoleh dari rekaman langsung di studio atau di luar studio disunting bersama-sama dengan penyuntingan gambarnya. Tetapi bila

5 - 26 Unit 5

dikehendaki tambahan bunyi-bunyian lain (musik dan efek suara) dapat dipadukan kemudian. Kegiatan inilah yang dinamakan mixing. c. pengisian suara (dubbing) Pengambilan suara di luar studio kadangkala mendapat gangguan, sehingga hasilnya tidak baik, dan harus diganti. Kalau terjadi, maka suara itu harus direkam ulang dan diambil di studio. Mungkin juga suara seseorang tidak begitu baik, maka perlu diganti oleh suara orang lain. Suara orang lain direkam dahulu, kemudian dipakai untuk menggantikannya. Kegiata-kegiatan yang dilakukan tersebut dinamakan kegiatan dubbing.

Latihan Coba Anda susun sebuah skenario (naskah lengkap program video) untuk mata pelajaran dan pokok bahasan tertentu, kelas tertentu yang ada di Sekolah Dasar! Petunjuk Pengerjaan Latihan 1. Anda memilih mata pelajaran dan pokok/sub pokok bahasan tertentu untuk kelas

tertentu yang ada di Sekolah Dasar. 2. Buat skenario (naskah lengkap program video) untuk durasi 20 menit! 3. Format program yang dipilih bebas.

Agar diperoleh gambaran tentang penguasaan materi yang telah Anda baca, maka perlu dilakukan tes formatif 2 berikut ini

Pengembangan Bahan Pembelajaran 5 - 27

Rangkuman

Video adalah rangkaian gambar elektronis yang diserta unsur audio yang dituangkan pada pita video/VCD, dan dapat dilihat melalui alat pemutar video player dan jika dalam bentuk VCD maka menggunakan VCD player yang dihubungkan ke monitor televisi. Jadi yang dimaksud bahan pembelajaran video yaitu bahan pelajaran yang dikemas melalui pita video/VCD dan dapat lihat melalui video/VCD player yang dihubungkan ke monitor televisi.

Kelebiham bahan pembelajaran video antara lain: 1) merupakan media gerak perpaduan gambar dan suara, 2). Mampu mempengaruhi tingkah laku manusia melebihi media cetak, 3) dapat digunakan seketika, 4) dapat digunakan secara berulang, 5) dapat menyajikan materi yang secara fisik tidak dapat dibawa ke dalam kelas, 6) dapat menyajikan objek secara detail, 7) tidak memerlukan ruang gelap, 8) dapat menyajikan objek yang berbahaya, 9) dapat diperlambat atau dipercepat, 10) dapat digunakan untuk klasikal ataupun individual Keterbatasan yang dimiliki bahan belajar video antara lain: 1) memerlukan dana yang relatif banyak/mahal, 2) memerlukan keahlian khusus, 3) sukar untuk direvisi, 4) memerlukan arus listrik Format program video diantaranya: 1) dokumenter, 2) drama, 3) majalah, 4) feature, 5) quiz. Ada beberapa langkah yang perlu ditempuh dalam penulisan naskah video, yaitu 1). penemuan ide, 2). menulis sinopsis, 3) menulis treatment, dan 4) menulis skenario. Tahap produksi program video yaitu pasca produksi, produksi, dan purna produksi.

5 - 28 Unit 5

Tes Formatif 2 Kerjakan soal-soal berikut ini dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D yang Anda anggap paling tepat. 1. Bahan pembelajaran video termasuk bahan pembelajaran yang sifatnya:

A. audio B. visual C. audio visual D. non proyeksi

2. Bahan pembelajaran video memiliki beberapa kelebihan seperti berikut ini,

kecuali: A. memerlukan keahlian khusus B. tidak memerlukan ruang gelap C. dapat menyajikan objek yang berbahaya D. dapat diperlambat atau dipercepat

3. Keterbatasan yang dimiliki bahan pembelajaran video yaitu: A. dapat digunakan seketika B. memerlukan dana yang relatif mahal C. dapat menyajikan objek secara detail D. dapat digunakan untuk klasikal ataupun individual

4. Dalam proses perekaman gambar seorang kamerawan kadang menggerakkan kamera ke atas dan ke bawah. Hal ini dinamakan: A. Tilting C. Panning D. Dissolve E. Zoom

5. Gerakan kamera menoleh ke kanan atau ke kiri, dalam penggunaan kamera

dinamakan: A. Zoom B. Tilting C. Panning D. Cut

Pengembangan Bahan Pembelajaran 5 - 29

6. Pergantian gambar dari satu shot ke shot berikutnya dengan memotong gambar

terdahulu langsung dengan gambar berikutnya secara tiba-tiba, dinamakan: A. Dissolve B. Super impose C. Medium shot D. Cut

7. Suatu program yang mengkaji suatu tema/topik melalui berbagai pandangan yang

saling melengkapi. Menyoroti, mengurai, dan disajikan dengan berbagai format, seperti wawancara, sandiwara, dll, dinamakan: A. Feature B. Quiz C. Dokumenter D. Drama

8. Mana langkah yang tepat dalam penulisan naskah program video: A. Penemuan ide, menulis treatment, menulis sinopsis, dan menulis scenario. B. Menentukan ide, Menulis scenario, menulis sinopsis, dan menulis treatment. C. Meneulis scenario, Menentukan ide, menulis sinopsis, dan menulis treatment. D. Menentukan ide, menulis sinopsis, menulis treatment, menulis scenario.

9. Salah satu kegiatan purna produksi yaitu pemaduan gambar dengan suara dan

musik. Kegiatan ini dinamakan pula: A. mixing B. dubbing C. editing D. hunting

10. Sebelum proses rekaman dilakukan yang perlu dilakukan adalah hunting

location. Tujuan hunting lokasi adalah: A. melihat keadaan arah sinar B. melihat keadaan lapangan yang sebenarnya. C. melihat peralatan yang ada di lokasi D. menentukan jauh dekatnya lokasi

5 - 30 Unit 5

Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkan jawaban yang telah Anda pilih dengan kunci jawaban tes formatif 2 yang terdapat pada bagian akhir unit ini. Coba Anda hitung jawaban yang benar, kemudian pergunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi sub unit 2. Rumus:

Apabila tingkat penguasaan Anda terhadap materi sub unit 2 telah mencapai 80% ke atas, Anda dapat meneruskan ke materi berikutnya. Berarti Anda telah menguasai materi tersebut. Bagus! Tetapi bila tingkat pemahaman Anda masih di bawah 80%, Anda perlu mengulangi pada bagian-bagian yang belum Anda kuasai atau pelajari kembali seluruh sub unit di atas.

Jumlah jawaban benar Tingkat penguasaan= ---------------------------- x 100% 10

Pengembangan Bahan Pembelajaran 5 - 31

Kunci Jawaban Tes Formatif Tes Formatif 1

1. : D Audio 2. : C Komunikasinya satu arah 3. : B Praktis 4. : B Mengetahui karakteristik calon pendengar 5. : A menentukan topik 6 : D Fading on 7 : C Dialog 8 : B On mike 9 : A Pilihlah materi yang benar-benar dominant mempunyai sifat auditif 10 : C Petunjuk (pelaku, musik, dan efek suara)

Tes Formatif 2

1. : C audio visual 2. : B tidak memerlukan ruang gelap 3. : B memerlukan dana yang relatif mahal 4. : A tilting 5. : C panning 6. : D Cut 7. : A Feature 8. : D Menentukan ide, menulis synopsis, menulis treatment, menulis scenario. 9. : A mixing 10. : B melihat keadaan lapangan yang sebenarnya

5 - 32 Unit 5

Daftar Pustaka Harina Juheti dan Abdul Nashir Hartono. (1988/1989). Petunjuk Pembuatan dan

Penggunaan Program Kaset Audio. Jakarta: Direktorat Sarana Pendidikan Depdikbud.

I Wayan Inten dan Mumung Bastaman (1988). Petunjuk Pembuatan dan

Penggunaan Program Video. Jakarta: Direktorat Sarana Pendidikan Depdikbud.

Inten, I Wayan dan Bastaman, Mumung.1988. Petunjuk Pembuatan dan Penggunaan

Program Video. Jakarta: Direktorat Sarana Pendidikan Depdikbud. Sungkono, dkk. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY.