latar belakang dan kebijakan warent desa gpoba, kemkominfo
TRANSCRIPT
LATAR BELAKANG DAN KEBIJAKAN WARDES
Program GPOBA di Indonesia
1. Pemerintah Indonesia menerima bantuan dana dari Global Partnership on Output-based Aid (GPOBA) untuk melaksanakan pilot projek pembangunan pemerataan jangkauan fasilitas akses Internet melalui “Community Access Points” - CAP .
2. Pelaksana proyek adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (KEMENKOMINFO).
3. Pelaksana proyek CAP versi rilis 2.0 diimplementasikan di 222 lokasi yang mencakup wilayah:a. Lot 1 : 112 lokasi di Jawa (Provinsi Jawa barat dan Banten),b. Lot 2 : 110 lokasi di Sumatera (Provinsi Lampung)
(berlaku effektif sejak 23 Juni 2009 hingga 31 Desember 2014).
Keunggulan Model implementasi CAP 2.0 GPOBA
Apakah WarNet Desa?
“Warung Internet Perdesaan” – WarNet Desa (CAP rilis 2.0 – GPOBA) adalah warung
akses internet yang menyediakan layanan secara terintegrasi dan berkelanjutan,
yang di dukung dengan unsur –unsur antara lain :
1. Memperoleh Subsidi pendanaan dari Bank Dunia
2. Merupakan Model Warung internet lanjutan dan didukung implementasinya oleh
Pemerintah (KemenKominfo berkerjasama dengan Pemerintah Daerah dan
Swasta)
3. Memiliki infrastruktur yang lengkap dan dukungan teknis operator yang handal
4. Memiliki / menyiapkan tenaga pengelola yang profesional
5. Menjalin kemitraan usaha yang mengedepankan peranan Wirausaha Lokal
6. Mengembangkan pola pelayanan yang berorientasi pada pemenuhan kepuasan
pelanggan
Peran Pemerintah dalam Program CAP
Peran Pemerintah (KEMENKOMINFO)
• Memberdayakan masyarakat melalui pemanfaatan fasilitas Telekomunikasi yang di kenal dengan Community Access Point (Pangkalan Akses Masyarakat).
• Menaruh kepedulian membangkitkan sektor ICT sebagai suatu industri yang mampu menyerap potensi tenaga kerja terampil dan membuka peluang kerja.
• Melaksanakan kegiatan administrasi untuk pengadaan ICT, dukungan dana lokal, evaluasi, monitoring, laporan dan pemantauan hasil.
Peran Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten dan Kecamatan)
• Memberi kontribusi dan dukungan dengan fasilitasi penyiapan, rekomendasi dan penetapan pihak penerima CAP 2.0 di lokasi kecamatan terpilih;
• Melakukan Monev dan pembinaan / pendampingan pasca implementasi;• Mereplikasi kegiatan CAP 2.0 sebagai contoh sukses model guna implementasi di daerah
lain dalam wilayah administrasi pemerintahan setempat;• Mendorong koordinasi dan kerjasama multi pihak (Pemerintah, Swasta dan unsur
masyarakat serta Akademisi)
Peran dan Tanggungjawab Pemangku kepentinganInstitusi Peran Kewajiban Tanggungjawab
Bank Dunia Penyandang dana GPOBA
Memverifikasi pelaksana, tahap kegiatan dan penyelesaian administrasi
Mengawasi dan mengarahkan tercapai tujuan dan sasaran GPOBA
Bappenas/ Kementerian Keuangan
Perencana dan pengaturan penyaluran grant
Memastikan proses berjalan sesuai prosedur dan ketentuan
Memantau proses keseluruhan dan menjaga kesesuaian dengan rencana
Kemkominfo Pelaksana implementasi Grant TF 092629
Merealisasikan program agar tepat sasaran, waktu, jumlah dan mutu kegiatan
Mewujudkan manfaat subsidi secara tepat guna dan tepat sasaran
Peran dan Tanggungjawab Pelaksana kegiatan
Institusi Peran Kewajiban Tanggungjawab
Project ManagementUnit
Pengelola administrasi proyek GPOBA
Melaksanakan tata kelola administrasi dengan tertib, rapih dan cermat
Menata layanan administrasi/ tata usaha, peralatan dan keuangan
IndependentVerification Agent
Melaksanakan pengawasan kegiatan, pengendalian mutu kegiatan dan hasilnya
Mengevaluasi kegiatan, menguji dan mensertifikasi hasil kegiatan
Menjaga konsistensi kegiatan dan hasil agar sesuai rencana dan standard mutu
Operator/ Pemenang Tender
Pelaksana penyediaan jasa akses internet, pengembangan SDM serta usaha Wardes
Menyediakan fasilitas dan layanan jasa akses di titik lokasi
Membimbing dan mentransfer pengetahuan dalam hal pengelolaan layanan jasa akses
Communication specialist
Konsultan komunikasi publik Proyek GPOBA
Menyiapkan kelancaran komunikasi GPOBA
Penyiapan konsep, strategi, rencana dan aksi serta mengelola umpan balik komunikasi GPOBA
Tujuan:
1. Menciptakan insentif bagi sektor swasta untuk menyediakan akses internet.2. Memfasilitasi akses publik terhadap kemampuan internet di wilayah mempunyai
jaringan telekomunikasi baik melalui jaringan tetap atau nirkabel.3. Mendorong bergulirnya infrastruktur telekomunikasi maupun akses publik di
beberapa lokasi
Sasaran:
1. Keberhasilan proyek diukur dari pelaksanan instalasi CAP 2.0 sebagai realisasi pemberian layanan akses telekomunikasi dan internet di desa-desa.
2. Ketersediaan penggunaan fasilitas akses publik, termasuk koneksi jaringan internet.
3. latihan dan pengembangan sumber daya manusia, baik pengusaha lokal maupun teknisi operator PC dan tenaga administrasi/pemasaran.
4. Keberlangsungan layanan akses telekomunikasi dan internet ini akan menentukan tingkat keberhasilan proyek dalam jangka panjang.
5. Peran serta dan kontribusi Pemerintah Daerah, instansi dan kalangan swasta serta unsur masyarakat akan memberikan sumbangan positif bagi kelancaran pelaksanaan proyek serta keberhasilan pencapaian sasaran.
PENCAPAIAN WARDES DI TAHUN 2014 (DI AKHIR PROGRAM)
1. Dari sisi tujuan sudah tercapai karena bisa dibuktikan dilapangan bahwa berkat keberadaan WARnet DESa sekarang jangkauan akses internet menjadi semakin luas. Dengan market yang semakin besar maka penyedia jasa ilayanan internet juga tidak ragu-ragu untuk berinvestasi membuka dan meningkatkan kualitas jaringan.
2. Sekarang bisa ditemui dengan mudah Warnet baru dengan jenis layanan yang semakin beragam, hal ini tidak bisa dipisahkan dari peran wardes sebagai inisiator model bisnis warung internet.
3. Dari sisi persentase kesinambungan model bisnis wardes ini maka saat ini berada di angka rata-rata 70 % artinya ada sekitar 60 % mitra lokal pengusaha Wardes yang sampai saat ini masih melanjutkan usahanya, dan hal ini menunjukkan potensi bisnis warung internet desa.