lat bel. docx
TRANSCRIPT
BAB 1 PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya, baik
hasil bumi, fauna, dan floranya. Tak heran jika Indonesia memiliki potensi untuk
menghasilkan berbagai produk alam untuk kepentingan masyrakat, salah satunya
ialah pemanfaatan flora sebagai tanaman obat. Potensi Indonesia menjadi negara
penghasil tanaman obat terbesar tidak dapat dipungkiri lagi karena Indonesia
memiliki beragam spesies tumbuhan yaitu sekitar 30.000 jenis tumbuhan dari total
40.000 jenis tumbuhan di dunia, 940 jenis diantaranya diketahui sebagai
tumbuhan berkhasiat obat (jumlah ini merupakan 90% dari jumlah tumbuhan obat
di Asia) yang tersebar diseluruh daerah Indonesia termasuk di Kalimantan Selatan
(Mahsyud, 2010).
Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel yang tidak normal
seperti sel tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol dan tidak berirama yang dapat
menyusup ke jaringan tubuh normal dan menekan jaringan tubuh normal
sehingga mempengaruhi fungsi tubuh. Sel-sel kanker akan terus membelah diri
dengan tidak terkendali (Diananda, 2007).
World Health Organization (WHO) menyatakan, pada tahun 2015,
diperkirakan ada 9 juta orang yang meninggal karena kanker dan pada tahun 2030
diperkirakan ada 11,4 juta kematian karena kanker. Jumlah kematian akibat
kanker lebih besar daripada total jumlah kematian akibat TBC, HIV dan malaria.
Selain itu, WHO juga mencatat bahwa terjadi peningkatan jumlah penderita
kanker setiap tahunnya hingga mencapai 6,25 juta orang dan dua pertiganya
berasal dari negara berkembang termasuk Indonesia (Depkes RI, 2010).
Salah satu jenis kanker yang sering terjadi saat ini adalah kanker payudara.
Kanker payudara adalah kanker yang terjadi karena terganggunya sistem
pertumbuhan sel di dalam jaringan payudara. Kanker payudara berada pada urutan
ke-2 dari sejumlah kanker yang diderita wanita Amerika Serikat, Indonesia, dan
negara lain pada umumnya (Medina & Kittrell 2003; Yayasan Kesehatan
Payudara Jakarta 2007). Sistem Pencatatan dan Pelaporan Rumah Sakit (SPPRS)
tahun 2002 (Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta 2007) mencatat bahwa kanker
payudara menempati urutan pertama dalam golongan neoplasma pada pasien
rawat jalan (sebesar 9,1%) maupun rawat inap (sebesar 7,2%).
Beberapa usaha pengobatan kanker telah dilakukan dengan cara seperti
pembedahan, radiasi, pemberian obat antikanker atau kemoterapi (Sukardja,
2000). Namun usaha-usaha ini belum memperoleh hasil yang memuaskan,
bahkan efek dari kegagalan pembedahan dapat menyebabkan kanker menyebar
ke bagian tubuh lain dengan kondisi yang parah (Nafrialdi dan Gunawan, 2007).
Hal ini mendorong dikembangkannya obat baru yang mempunyai efek
terapi yang baik. Penelitian untuk menemukan obat antikanker antara lain
dilakukan dengan menggali senyawa-senyawa alam yang berasal dari tumbuhan.
Khususnya yang selama ini telah dipercaya oleh sebagian masyarakat sebagai
obat tradisional (Mangan, 2010).