larangan ekspor mineral mentah ri ancam industri global

3
Larangan Ekspor Mineral Mentah RI  Ancam Industri Global I. PELARANGAN Indonesia sebagai pemasok sumber daya alam terbesar dunia, menghentikan semua ekspor bijih mineral mentah sebagai upaya mempromosikan pengolahan domestik. Langkah yang dikhawatirkan mengancam industri dunia. Berdasarkan UU No 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara (minerba), para pengusaha minerba dilarang melakukan ekspor mineral mentah. Mereka juga diwajibkan membangun smelter  (pengolahan) di dalam negeri. Namun sejak disahkan tahun 2009, rencana menjalankan amanat UU tersebut baru bakal diterapkan tahun depan. Mulai 12 Januari 2014, pemerintah meminta semua pengusaha minerba sudah wajib mematuhi UU No 4 Tahun 2009. “Mineral yang harus diolah untuk disempurnakan sebelum diekspor adalah bauksit, nikel, timah, kromium, emas dan perak karena mereka tidak punya produk antara,” kata Sukhyar, Direktur Jenderal batubara dan mineral di kementerian. II. ALASAN 1. Larangan yang sudah direncakan sejak lama itu diharapkan bakal meningkatkan keuntungan Indonesia yang kaya mineral dengan memaksa para penambang untuk memproses bijih mereka sebelum dieskpor. III. AKIBAT YANG DITIMBULKAN 1. Dampak penerapan kebijakan pengaturan ekspor mineral dalam jangka pendek dapat mengurangi kinerja ekspor di beberapa wilayah di Indonesia.  (Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan perlambatan laju pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2014 disebabkan karena perlambatan di sektor pertambangan. Larangan ekspor mineral mentah yang diberlakukan pada 12

Upload: ilham-d-putra

Post on 09-Oct-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

m

TRANSCRIPT

Larangan Ekspor Mineral Mentah RI Ancam Industri Global

I. PELARANGAN Indonesia sebagai pemasok sumber daya alam terbesar dunia, menghentikan semua ekspor bijih mineral mentah sebagai upaya mempromosikan pengolahan domestik. Langkah yang dikhawatirkan mengancam industri dunia. Berdasarkan UU No 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara (minerba), para pengusaha minerba dilarang melakukan ekspor mineral mentah. Mereka juga diwajibkan membangun smelter(pengolahan) di dalam negeri. Namun sejak disahkan tahun 2009, rencana menjalankan amanat UU tersebut baru bakal diterapkan tahun depan. Mulai 12 Januari 2014, pemerintah meminta semua pengusaha minerba sudah wajib mematuhi UU No 4 Tahun 2009.Mineral yang harus diolah untuk disempurnakan sebelum diekspor adalah bauksit, nikel, timah, kromium, emas dan perak karena mereka tidak punya produk antara, kata Sukhyar, Direktur Jenderal batubara dan mineral di kementerian.II. ALASAN1. Larangan yang sudah direncakan sejak lama itu diharapkan bakal meningkatkan keuntungan Indonesia yang kaya mineral dengan memaksa para penambang untuk memproses bijih mereka sebelum dieskpor.III. AKIBAT YANG DITIMBULKAN1. Dampak penerapan kebijakan pengaturan ekspor mineral dalam jangka pendek dapat mengurangi kinerja ekspor di beberapa wilayah di Indonesia.(Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan perlambatan laju pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2014 disebabkan karena perlambatan di sektor pertambangan. Larangan ekspor mineral mentah yang diberlakukan pada 12 Januari 2014, dianggap sebagai pemicu perlambatan di sektor pertambangan tersebut.)2. Penghentian ekspor bijih nikel ini bisa memicu guncangan terbesar dalam industri nikel global selama lebih dari lima tahun terakhir, terutama bagi pabrik-pabrik baja stainless yang membuat semua barang mulai dari peralatan dapur hingga mobil dan bangunan.3. Tapi para pejabat cemas kebijakan itu dalam jangka pendek akan memperbesar defisit transaksi berjalan yang telah merusak kepercayaan investor dan membuat mata uang rupiah babak belur.IV. APRESIASI DAN KECAMAN BERBAGAI PIHAKBank Dunia mengapresiasi langkah pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2014 yang mengatur larangan ekspor tambang dan mineral mentah. Hal tersebut disampaikan Manajer Sektor dan Ekonom Utama Bank Dunia untuk program perekonomian Indonesia Jim Brumby pada Selasa (18/3) di Jakarta.Meski demikian, Bank Dunia berharap Pemerintah Indonesia dapat melakukan evaluasi secara lebih menyeluruh, sehingga kebijakan tersebut dapat memberikaan manfaat yang maksimal bagi negara. Melalui kebijakan tersebut, menurutnya, pemerintah berusaha memacu dan mendorong perusahaan pertambangan domestik untuk membangun pabrik pengolahan serta pemurnian mineral (smelter) di dalam negeri. "Memang (melalui kebijakan) ini nantinya akan menigkatkan jumlah smelter di Indonesia, karena peraturan ini bertujuan untuk mendorong perusahaan-perusahaan di dalam negeri untuk membangunnya (smelter)," jelas Brumby.Selain apresiasi, terdapat beberap kecaman dari berbagai pihak termasuk dari in ternal pengolahan tambang itu sendiri.Asosiasi Pengusaha Tambang Mineral Indonesia mengatakan mereka berencana mengajukan keberatan atas kebijakan pemerintah ini melalui Mahkamah Agung serta Mahkamah Konstitusi..

V. SOLUSIMelihat permasalahan tersebut, pemerintah harus dengan serius dan konsisten terhadap apa yang sudah menjadi keputusannya. Salah satu sebab yang mendorong pemerintah menerapkan kebijakan tersebut adalah agar industri di Indonesia menjadi kompetitif dengan menghasilkan nilai tambah untuk dijual ke pasaran dunia. Oleh karenanya, harus ada beberapa tindakan dari pemerintah.1. Pertama, kesediaan infrastruktur untuk membangun smelter. Apabila pemerintah menuntut industri agar bisa membangun smelter, maka infrastruktur perlu disediakan dengan baik oleh pemerintah terutama untuk energi listrik dalam pembangunan smelter.2. Kedua, pemerintah harus berkomitmen dengan tujuan awal pemberlakuan kebijakan dengan mempermudah izin pembangunan smelter yang dibangun oleh industri.3. Ketiga, pemerintah harus memberikan ketegasan kepada industri yang melakukan pelanggaran sehingga menunjukkan konsistensi dari pemerintah dalam memberlakuan UU tersebut dan tidak lagi melakuan negosiasi.Dengan demikian, kebijakan pemerintah yang hendak mendukung penguatan industri dalam negeri yang mampu menghasilkan nilai tambah dapat terwujud