lapres dp zat padat putu

Upload: putu-riadi-wirawan

Post on 02-Jun-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Lapres DP ZAT PADAT Putu

    1/3

    JURNAL PRAKTIKUM FISIKA LABORATURIUM BAHAN 1

    AbstrakTelah dilakukan percobaan dengan judul analisis

    densitas dan porositas pada material batu. Praktikum ini

    dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui nilai densitas dan

    porositas pada material batu, serta untuk membandingkan

    densitas dan porositas. Percobaan ini menggunakan lima jenis

    batu yang berbeda yaitu batu kuarsa ,batu kerikil , batu

    sedimen koral, dan batu bata. Dari praktikum yang telah

    dilakukan, Prinsip yang digunakan dalam percobaan ini

    adalah Gaya Archimedes (batu) dan Piknometer (serbuk).

    Batu kerikil 0.2% , sedimen 0.9% , kuarsa 15.4% , koral

    14.9% dan batu bata 7.9% kemudian densitas dari Batu

    kerikil 470.1667, sedimen 367.5714, kuarsa 229, koral

    241.8571dan batu bata 131.8 Densitas bahan yang berbedayang menunjukan bahwa tiap bahan memiliki kepadatan yang

    berbeda-beda. Persentase Dan dapat disimpulkan bahwa

    hubungan antara densitas dan porositas adalah berbanding

    terbalik

    Kata KunciBatu, densitas, porositas.

    I. PENDAHULUAN

    ETIAP material pasti memiliki nilai densitas dan

    porositas masing - masing. Karena pada dasarnya

    setiap material memiliki sifat tertentu yangdidapatkan dari bahan-bahan penyusunnya. Salah satu sifat

    fisis yang dimiliki oleh suatu meterial adalah kerapatan ataulebih dikenal dengan istilah massa jenis. Adapula yang

    menyebutnya sebagai densitas atau density. Selain densitas,

    sifat fisis yang juga dimiliki oleh suatu material adalah

    porositas. Zat padat pun memiliki nilai densitas dan

    porositas yang berbeda beda. Pada praktikum ini akan

    dicari besar densitas dan porositas dari beberapa material

    batu.

    Kerapatan didefinisikan sebagai perbandingan dari massa

    bahan terhadap volumenya. Berbeda dengan densitas,porositas merupakan jumlah pori yang terdapat dalam

    batuan. Atau porositas dapat diartikan sebagai kemampuan

    material untuk menyerap fluida atau dapat pula diartikan

    sebagai formasi atau ruang-ruang yang terisi oleh fluida di

    antara zat-zat padat atau mineral pada suatu bahan Sehingga

    pororositas berhubungan erat dengan densitas. Secara teori,semakin besar porositas, maka densitasnya akan semakin

    kecil. Sebaliknya, semakin kecil porositas, maka semakin

    besar densitasnya. Untuk itulah dilakukan percobaan ini,

    guna menganalisis densitas dan porositas dari material alam

    dalam bentuk padat dan serbuk.[3]

    Ada perbedaan cara untuk mendapatkan nilai densitassuatu material dalam bentuk padat dan juga serbuk. Proses

    pengukuran densitas bahan dapat dilakukan dengan

    memanfaatkan prinsip Archimedes khususnya untuk bahan-

    bahan dengan ukuran yang cukup besar, sedangkan untuk

    bahan yang berbentuk serbuk maka densitasnya dapat diukur

    menggunakan piknometer. Unsur logam seperti alumunium,

    besi, tembaga umumnya memiliki densitas yang tinggi

    sedangkan porositasnya cenderung rendah. Densitas atau

    massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volumebenda. Semakin besar densitas suatu benda, maka semakin

    besar pula massa setiap volumenya. Densitas rata-rata setiap

    benda merupakan total massa dibagi dengan total

    volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih

    tinggi akan memiliki volume yang lebih rendah daripadabenda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih

    rendah.[2]

    Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat

    memiliki massa jenis yang berbeda. Suatu zat berapapun

    massa dan volumenya akan memiliki massa jenis yang

    sama. Rumusan untuk densitas adalah sebagai berikut:

    .................................................(1)

    [1]

    Pengukuran densitas dengan menggunakan prinsip

    Archimedes dilakukan dengan menghitung besar gayaangkat keatas, yaitu selisih berat benda terhadap berat benda

    ketika dimasukkan kedalam air yang diukur menggunakan

    neraca Newton. Besarnya densitas dengan menggunakan

    prinsip Archimedes ini dapat dirumuskan:

    Dengan

    [5]Porositas juga dapat diukur dari selisih densitas teoritik

    bahan tersebut dengan densitas hasil eksperimen. Porositas

    juga dapat diprediksi dari parameter bahannya misalnya

    pada batu pasir. Prediksi empiris batupasir memiliki

    beberapa kenampakan fisik yang dapat dibedakan dari

    batupasir jenis yang lainnya, yaitu struktur, tekstur dan

    komposisi.[2]

    Porositas dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

    1. Porositas primer yang merupakan ruang-ruang pori

    yang dimiliki pada batuan tersebut sehingga dapat

    menampung dan menyerap fluida. Contohnya Batu

    pasir.2. Porositas sekunder: yang merupakan ruang-ruang atau

    pori yang dapat menyerap air atau menampung fluida

    tapi terbentuknya karena adaya proses lanjutan setelahpengendapan berupa disolusi atau kekar pada batuan

    tersebut. Contohnya adalah batuan kapur dan dolomit,

    pada gamping karena merupakan batuan yang dapat

    larut sehingga sering adanya gerohong pada batuan

    tersebut, gerohong tersebut yang berfungsi sebagaiporositas di dukung dengan adanya kekar pada batuan

    tersebut.

    3. Porositas bersambung merupakan porositas yang saling

    berhubungan dan membentuk jalur pada ruang porinya

    sehingga depat memberikan aliran pada fluida denganbatasan tertentu.

    4. Porositas Potensial merupakan porositas yang dapat

    memberikan aliran pada fluida pada batasan tertentu

    tergantung dari ukuran pori.

    Analisis Densitas dan Porositas pada Material Batu

    Putu Riadi Wirawan, Maya Andansari, Astrid Delia AisyahJurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

    Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

    E-mail: [email protected]

    S

  • 8/10/2019 Lapres DP ZAT PADAT Putu

    2/3

    JURNAL PRAKTIKUM FISIKA LABORATURIUM BAHAN 2

    5. Porositas efektif merupakan porositas yang mempunyai

    permebilitas, dimana besarnya adalah

    fe=

    ...........................(3)

    [1]

    Porositas adalah kemampuan untuk menyimpan,

    sedangkan permeabilitas atau kelulusan yaitu kemampuan

    untuk melepaskan fluida tanpa merusak partikel pembentuk

    atau kerangka batuan. Hubungan antara porositas danpermeabilitas tidak mungkin ada tanpa adanya porositas,

    walaupun sebaliknya belum tentu demikian. Penentuanporositas langsung di lapangan dapat dilakukan dengan

    menggunakan metode Well Log, sedangkan penentuan nilai

    permeabilitas hanya dapat dilakukan di laboratorium.

    Hubungan porositas dan permeabilitas sangat diperlukan

    karena untuk mengetahui seberapa besar kandungan dan

    seberapa besar fluida yang dapat diambil dari suatu

    reservoar. Permeabilitas pada suatu batuan tergantung pada :

    Porositas, ukuran pori, bentuk pori, morfologi permukaan

    pori bagian dalam, susunan pori dan batang pori (topologi

    dari jaringan pori), ukuran butir dan distribusinya serta

    kompaksi dan sementasi Porositas cenderung berhubungansecara linier terhadap logaritma permeabilitas.

    [4]

    II. METODE

    Pada percobaan analisis densitas dan porositas padamaterial batu ini, alat dan bahan yang perlu disiapkan adalah

    neraca digital, neraca pegas, tali wol untuk menggantung

    batu pada beraca pegas, gelas ukur, stopwatch untuk

    mengukur waktu pada saat batu dioven, aquades, dan lima

    jenis batu berongga yang berbeda yaitu batu marmer, apung,

    kapur, basalt, dan bata seperti pada gambar 1.

    Langkah pertama adalah kelima batu ditimbang

    menggunakan neraca digital untuk mengetahui massa awalbatu. Setelah itu, batu dioven dengan suhu 115 C selama 10

    menit agar batu benar benar kering. Kemudian batu

    ditimbang kembali menggunakan neraca digital hingga di

    dapatkan massa konstan. Jika massa belum konstan, maka

    dioven kembali selama beberapa menit dan ditimbang

    kembali hingga didapatkan massa yang konstan. Massa ini

    dinamakan massa kering (Mk). Setelah itu batu ditimbang

    menggunakan neraca pegas dengan cara batu digantung di

    neraca pegas menggunakan tali wol untuk mendapatkan

    berat kering (Wk). Kemudian batu dicelupkan kedalam air.

    Setelah itu batu kembali ditimbang menggunakan neracadigital untuk mendapatkan massa basah (Mb). Setelah itu

    batu digantungkan pada neraca pegas dan dicelupkankedalam air hingga tidak ada gelembung yang keluar dari

    batu. Untuk mempermudah cara kerja, dapat dilihat diagram

    alir dibawah ini.

    Gambar 3. Diagram alir percobaan analisis densitas dan porositaspada material batu.

    Proses selanjutnya yaitu dengan menggunakan prinsip

    hukum Archimedes dimana bongkahan ditimbang massanya

    tanpa ada pengaruh air (massa kering) dan setelah itudilakukan penimbanggan massa padatan setelah dimasukkan

    dalam air (massa basah). Dimana untuk densitasnya dapat

    ditentukan menggunakan persamaan berikut ini :

    .. (4)

    kemudian dicari persentase dari porositasnya dengan

    persamaan :

    ....(5)

    III. ANALISADATADANPEMBAHASAN

    A. Analisa Data

    Dari percobaan analisis densitas dan porositas pada

    material batu yang telah dilakukan didapatkan data seperti

    tabel 1, dimana terdapat lima jenis material batu yang

    berbeda yaitu batu marmer, apung, kapur, basalt, dan bata.

    Tabel 1.Massa Kering Dan Massa Basah Batu yang

    Ditimbang dengan Menggunakan Neraca Ohaus

    No Jenis BatuMassa Kering

    (gr)

    Massa Basah

    (gr)

    1 Batu Kerikil 28.21 28.27

    2 Batu Sedimen 25.73 25.97

    3 Batu Kuarsa 6.87 7.93

    4 Batu Koral 16.93 19.46

    5 Batu Bata 6.59 7.11

  • 8/10/2019 Lapres DP ZAT PADAT Putu

    3/3

    JURNAL PRAKTIKUM FISIKA LABORATURIUM BAHAN 3

    Dimana Mk adalah massa kering, Mb adalah massa basah,

    Tabel 2. Berat Kering dan Berat Basah Batu yang

    Ditimbang dengan Menggunakan Neraca Pegas

    N

    oJenis Batu

    Berat Kering

    (N)

    Berat Basah

    (N)

    1 Batu Kerikil 2.5 1.9

    2 Batu Sedimen 2.2 1.53 Batu Kuarsa 0.5 0.2

    4 Batu Koral 1.7 1

    5 Batu Bata 0.7 0.2

    a. Perhitungan

    Setelah didapat analisa data, maka dilakukan perhitungan

    menurut persamaan (4) untuk menghitung densitas, dan (5)

    untuk menghitung porositas, berikut contoh perhitungannya.

    - Densitas

    470.1667

    - Porositas

    Dari contoh perhitungan diatas, maka untuk data

    perhitungan selanjutnya akan di tampilkan dalam bentuk

    table dibawah ini.

    Tabel 3. Hasil Perhitungan untuk Densitas (Massa Jenis)

    Batu dan %porositas.

    No Jenis Batu Massa Jenis (kg/m ) Porositas1 Batu Kerikil 470.1667 0.2%

    2 Batu Sedimen 367.5714 0.9%

    3 Batu Kuarsa 229 15.4%

    4 Batu Koral 241.8571 14.9%

    5 Batu Bata 131.8 7.9%

    B. Pembahasan

    Percobaan yang berjudul analisis densitas dan porositas

    pada material batu. Praktikum ini dilakukan dengan tujuan

    untuk mengetahui nilai densitas dan porositas pada materialbatu, serta untuk membandingkan nilai densitas dan

    porositas. Percobaan ini menggunakan lima jenis batu yang

    berbeda yaitu batu kerikil , batu sedimen , batu kuarsa, batukoral dan batu bata. Hal ini ditujukan untuk membuktikan

    bahwa setiap material memiliki nilai densitas dan porositas

    yang berbeda beda. Dari tabel 3, didapatkan nilai densitas

    masing masing batu. Didapatkan bahwa nilai densitas

    Batu kerikil 470.1667 kg/m3, sedimen 367.5714 kg/m

    3,

    kuarsa 229 kg/m3, koral 241.8571 kg/m

    3dan batu bata 131.8

    kg/m3. Batu kerikil memiliki nilai densitas yang paling besar

    dan batu bata memiliki nilai densitas yang paling kecil. Hal

    ini dipengaruhi oleh kerapatan atom atom penyusun batutersebut. Semakin rapat susunannya, maka akan semakin

    besar pula nilai densitasnya. Sedangkan dari tabel 3,

    didapatkan nilai porositas dalam persen. Batu kerikil 0.2% ,sedimen 0.9% , kuarsa 15.4% , koral 14.9% dan batu bata

    7.9% Batu kuarsa memiliki nilai porositas yang palingbesar, sedangkan nilai porositas terkecil ada pada batu

    kerikil. Nilai porositas suatu bahan dipengaruhi oleh jumlah

    poros atau rongga didalam benda tersebut. Semakin banyak

    rongga didalam batu, maka nilai porositas batu tersebut juga

    semakin besar. Pada perhitungan densitas, digunakan

    persamaan yang tidak lain adalah persamaan Archimedes.Pengukuran densitas dengan menggunakan prinsip

    Archimedes dilakukan dengan menghitung besar gaya

    angkat keatas, yaitu selisih berat benda terhadap berat benda

    ketika dimasukkan kedalam air yang diukur menggunakan

    neraca Newton atau neraca pegasPada tabel 3, dapat dilihat perbandingan antara nilai

    densitas dan porositas batu. Semakin besar nilai densitas,

    maka akan semakin kecil nilai porositasnya. Hal ini

    dikarenakan jika suatu bahan semakin rapat susunannya,

    maka akan semakin sedikit rongga pada bahan tersebut.

    Maka dapat dikatakan bahwa hubungan densitas dan

    porositas adalah berbanding terbalik.

    KESIMPULAN

    Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan nilai

    porositas didapatkan nilai porositas dalam persen. Batu

    kerikil 0.2% , sedimen 0.9% , kuarsa 15.4% , koral 14.9%

    dan batu bata 7.9% Sedangkan untuk nilai densitas, Batukerikil 470.1667 kg/m

    3, sedimen 367.5714 kg/m

    3, kuarsa

    229 kg/m3, koral 241.8571 kg/m

    3dan batu bata 131.8 kg/m

    3.

    Dan dapat disimpulkan bahwa hubungan antara densitas dan

    porositas adalah berbanding terbalik

    UCAPANTERIMAKASIH

    Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten yang

    telah membantu dalam praktikum ini, Maya Andansari,

    Astrid Delia Aisyah yang telah membimbing kami selamapraktikum berlangsung dan juga penulis mengucapkan

    terima kasih kepada teman-teman sekelompok praktikum

    atas kerjasama dalam melakukan praktikum.

    DAFTARPUSTAKA

    [1] Incropera, Frank P. andDewitt, David P. 2002. Fundamentals Of Heatand Mass Transfer 5th edition. Singapore, John Wiley & Sons, Inc.

    [2] R.E Smallman and R.J Bishop. 2000.Modern Physics Metallurgy &

    Materials Engineeering 6th Edition. Jakarta, Erlangga[3] Sears and Zemansky. 2002.Physics Universcity.Jakarta. Erlangga

    [4] Surdia, Tata. 1984. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta: Pradnya

    Paramita[5] Vlack, Lawrence H.Van,1994,Ilmu dan Teknologi Bahan

    Erlangga: Jakarta