laporan+sel+surya+(fzp 7)
TRANSCRIPT
LAPORAN
PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA III
(MFS 3581)
UJI KARAKTERISASI ARUS TEGANGAN SEL SURYA
SILIKON OSK 5611
(FZP-8)
Disusun Oleh:
Nama/ No Mhs : Erwin Isna Megawati / 11978
Kelompok : Senin -IV
Hari/ Tanggal Praktikum : Senin / 25 April 2011
Rekan Kerja : Aji Wijayanto
Asisten : Rafika Sari
Dosen Pembimbing : Kuwat Triyana, Ph.D
LABORATORIUM FISIKA ZAT PADAT
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sel surya merupakan sebuah piranti yang mampu mengubah secara
langsung energi cahaya menjadi energi listrik. Proses pengubahan energi ini
terjadi melalui efek fotolistrik. Efek fotolistrik adalah peristiwa terpentalnya
sejumlah elektron pada permukaan sebuah logam ketika disinari seberkas
cahaya (Krane, 1992). Gejala efek fotolistrik dapat diterangkan melalui teori
kuantum Einstein. Menurut teori kuantum Einstein, cahaya dipandang sebagai
sebuah paket energi (foton) yang besar energinya bergantung pada frekuensi
cahaya. Pada sel surya energi foton akan diserap oleh elektron sehingga
elektron akan terpental keluar menghasilkan arus dan tegangan listrik.
Arus(I) dan tegangan(V) yang dihasilkan ketika sel memperoleh
penyinaran merupakan karakteristik setiap sel surya. Karakteristik ini selalu
disajikan dalam bentuk kurva hubungan I dan V. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa karakteristik sel surya dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan suhu
permukaan sel. Dalam eksperimen ini akan akan dilakukan pengamatan untuk
membuktikan ketergantungan karakteristik sel surya pada suhu kamar terhadap
variasi intensitas cahaya.
Suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan
bumi sebenarnya sangat luar biasa besarnya yaitu mencapai 3 x 1024 joule
pertahun. Jumlah energi sebesar itu setara dengan 10.000 kali konsumsi energi
di seluruh dunia saat ini. Dengan kata lain, dengan menutup 0,1% saja
permukaan bumi dengan divais solar sel yang memiliki efisiensi 10% sudah
mampu untuk menutupi kebutuhan energi di seluruh dunia saat ini.
Perkembangan yang pesat dari industri sel surya (solar sel) di mana pada tahun
2004 telah menyentuh level 1000 MW membuat banyak kalangan semakin
melirik sumber energi masa depan yang sangat menjanjikan ini.
Eksperimen-eksperimen mengenai sel surya diperlukan untuk lebih
memahami dan dapat mengembangkan sumber energi ini lebih maju untuk
menggantikan minyak bumi yang sudah hampir habis dan sama sekali tak
ramah lingkungan.
B. Tujuan
1. Mengkarakterisasi bahan sel surya silikon pada berbagai intensitas cahaya
dan luasan untuk kemudian mengetahui parameter-parameternya.
2. Menghitung efisiensi sel surya untuk mengetahui kualitasnya.
BAB II
DASAR TEORI
Silikon adalah unsur yang memiliki struktur atom dengan elektron terluar
berjumlah empat. Pada sel surya terdapat sambungan p-n tipis yang terbentuk
pada permukaan , sebuah garis dan jejari kontak ohmik muka, sebuah kontak
ohmik balik yang menyelimuuti permukaan belakang, dan logam antirefeleksi.
Ketika cahaya matahari mengenai sel surya, terbentuk elektron dan hole pada
silikon yang berperan sebagai pembawa muatan.
Sinar matahari terdiri atas foton foton, yang bila menimpa sel surya akan
dipantulkan, disesrap atau dilewatkan. Hanya foton dengan level energi tertentu
yang bisa membebaskan elektron. Bagian utama pengubah sinar matahari menjadi
energi listrik adalah absorber. Maka diharapkan absorber dapat menyerap
sebanyak mungkin radiasi sinar matahari.
Foton yangn membawa energi sebesar hv, apabila mengenai elektron akan
mentransfer energnya sehingga terbentuk pasangan elektron β hole pada pita
konduksi dan valensi. Karakteristik sel suya dapatdijelaskan melalui persamaan
berikut :
π½π βπ π β = π + π π
Dimana Jsh adalah arus yang melalui hambatan paralel, Rsh adalah
hambatan paralel dan Rs adalah hambatan seri. Saat terkena cahaya, pada sel
surya akan terjadi sumber arus G yang menghasilkan arus JL dari pemecahan
eksiton menjadi lubang dan elektron, maka :
π½π β = π½πΏ-π½π β J
π½(π π
π π β+1) = π½πΏ - π½π β
π
π π β
Dengan mengansumsikan bahwa persamaan diode shockley
menggambarkan tegangan gayut arus Jd melelui diode ideal
π½π = π½0 (exp(πβπ½π π
πππ /π) β 1 )
Dimana Jo adalah arus saturasi diode, e adalah muatan elektron, n faktor
ideal diode, k adalah tetapan Boltzman, dan T adalah temperature. Ketika sel
terkena cahaya, arus foton yang mengalir sebagai arus diode. Arus foton
terkorelasi linear terhadap intensitas penyinaran. Maka relasi arus tegangan
menjadi :
J = βπ½πΏ + π½0 (exp(πβπ½π π
πππ /π) β 1 )
Dengan memilih masukan yanng sesuai, mendekati 80% produk Jsc x Voc
dapat diekstraksi dimana Jsc adalah arus rangkai pendek dan Voc adalah tegangan
rangkai terbuka.Untuk tegangan rangkai terbuka didefinisikan
Voc = ππ
πln (
π½π π
π½π + 1)
ππ
π ln (
π½π π
π½π )
Daya keluaran maksimum Pm adalah
Pm = JmVm JL [Voc - ππ
π ln (1+
πππ
ππ) -
ππ
π]
Efisiensi konversi daya sel surya adalah
Ξ· = ππ’π‘ππ’π‘ ππππ π‘ππ‘ππ ππππππ π ππππ ππ’π
ππππ’π‘ ππππππ ππ π ππ π π’ππ¦ππ₯ 100% =
πΉπΉπ½π πππ
ππ
FF = π½π ππ
π½π πππ = 1 -
ππ
ππππ ln (1+
πππ
ππ) -
ππ
πππ
BAB III
METODE EKSPERIMEN
A. Alat dan Bahan
1. Pengukuran intensitas cahaya
a. Pyranometer, OSK 7232 Ogawa Seiki Co., Ltd.
b. Digital integrator, OSK 7239R Ogawa Seiki Co., Ltd.
c. Transformer 110 volt, YT-100-1, 5K No 8813 Yamabishi Electric.
2. Karakterisasi sel surya silikon
a. Digital power supply DC.
b. Digital multimeter.
c. Sel surya silikon, OSK 5611 Ogawa Seiki Co., Ltd.
d. Satu set sumber cahaya (lampu).
B. Tata Laksana
1. Keadaan gelap (tanpa cahaya)
a. Peralatan disiapkan dan disusun sesuai skema.
b. Tegangan V divariasi dari -2 s.d. 2 volt dengan interval 0,2 kemudian
arus yang tertera pada tiap variasi dicatat.
2. Keadaan terang
a. Lampu dinyalakan, pipa pralon dipasang dengan berbagai variasi ukuran
intensitas sinar yang masuk ke sel surya.
b. Tegangan V divariasi dari -2 s.d. 2 volt dengan interval 0,2 kemudian
arus yang tertera pada tiap variasi dicatat.
c. Langkah a dan b diulangi untuk variasi luas blok yang disinari
C. Skema Alat
V A
D. Analisa Data
1. Keadaan Gelap
2. Keadaan Terang
a. Variasi luas penampang sel surya (blok)
1. 1 (satu) blok
π΄ = 2 1π₯ β¦ ππ = β― π2
2. 2 (dua) blok
π΄ = 2 2π₯ β¦ ππ = β― π2
b. Variasi intensitas
1. πΌ = 35π€/π2
2. πΌ = 27π€/π2
3. πΌ = 23π€/π2
M
H
-V +V
Kemudian dibuat grafik
1. Grafik hubungan antara j Vs V
j
Vm Voc V
Jm------
Jsc
2. Grafik hubungan antara V.j Vs V
πππ = πΌ β π΄
πΉπΉ =π½πππ
π½π π πππ
Ξ· = πΉπΉ π½π π πππ
πππΓ 100%
V
V.j
Jm
Vm
BAB IV
HASIL EKSPERIMEN
DATA
1. Pada keadaan gelap (tanpa cahaya)
No V
(Volt)
Jx10-3
(A)
pada tanpa
cahaya
V x j
10-3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
-2,0
-1,8
-1,6
-1,4
-1,2
-1,0
-0,8
-0,6
-0,4
-0,2
0
0,2
0,4
-2,00
-1,75
-1,55
-1,30
-1,06
-0,86
-0,67
-0,50
-0,25
-0,15
0
0,17
0,33
4,00
3,15
2,48
1,82
1,27
0,86
0,54
0,30
0,10
0,03
0
0,03
0,13
2. Pada keadaan terang
a. Variasi luasan (blok), intensitas 35 W/m2
1) Pada luasan 1 blok
No V
(Volt)
Jx10-3
(A)
I=35 W/m2
V x j
10-3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
-2,0
-1,8
-1,6
-1,4
-1,2
-1,0
-0,8
-0,6
-0,4
-0,2
-1,59
-1,43
-1,23
-1,06
-0,83
-0,60
-0,46
-0,29
-0,13
-0,02
3,18
2,57
1,97
1,48
0,99
0,60
0,37
0,17
0,05
0,004
2) Pada luasan 2 blok
No V
(Volt)
Jx10-3
(A)
I=35 W/m2
V x j
10-3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
-2,0
-1,8
-1,6
-1,4
-1,2
-1,0
-0,8
-0,6
-0,4
-0,2
0
0,2
-1,34
-1,10
-0,91
-0,68
-0,50
-0,35
-0,17
-0,01
0,13
0,47
0,49
0,62
2,68
1,98
1,46
0,95
0,60
0,35
0,14
0,006
-0,052
-0,094
0
0,124
b. Variasi intensitas, dengan luasan 1 blok
1) Pada intensitas 35 W/m2
No V
(Volt)
Jx10-3
(A)
I=35 W/m2
V x j
10-3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
-2,0
-1,8
-1,6
-1,4
-1,2
-1,0
-0,8
-0,6
-0,4
-0,2
-1,59
-1,43
-1,23
-1,06
-0,83
-0,60
-0,46
-0,29
-0,13
-0,02
3,18
2,57
1,97
1,48
0,99
0,60
0,37
0,17
0,05
0,004
2) Pada intensitas 27 W/m2
No V
(Volt)
Jx10-3
(A)
I=27 W/m2
V x j
10-3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
-2,0
-1,8
-1,6
-1,4
-1,2
-1,0
-0,8
-0,6
-0,4
-0,2
0
0,2
-1,79
-1,54
-1,30
-1,08
-0,89
-0,70
-0,51
-0,34
-0,16
0
0,15
0,29
3,58
2,77
2,08
1,51
1,07
0,70
0,41
0,20
0,064
0
0
0,058
3) Pada intensitas 23 W/m2
No V
(Volt)
Jx10-3
(A)
I=23 W/m2
V x j
10-3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
-2,0
-1,8
-1,6
-1,4
-1,2
-1,0
-0,8
-0,6
-0,4
-0,2
0
0,2
-1,80
-1,56
-1,33
-1,13
-0,90
-0,75
-0,59
-0,43
-0,21
-0,05
0,11
0,32
3,60
2,81
2,13
1,58
1,08
0,75
0,47
0,26
0,08
0,01
0
0,06
GRAFIK
1. Pada keadaan gelap (tanpa cahaya)
2. Pada keadaan terang
a. Variasi luasan (blok), intensitas 35 W/m2
1) Pada luasan 1 blok
2) Pada luasan 2 blok
b. Variasi intensitas, dengan luasan 1 blok
1) Pada intensitas 35 W/m2
2) Pada intensitas 27 W/m2
3) Pada intensitas 23 W/m2
HASIL PERHITUNGAN
1. Pada keadaan gelap (tanpa cahaya)
πππ = 196 β 10β4π
πΉπΉ = 0
= 0 %
2. Pada keadaan terang
a. Variasi luasan (blok), intensitas 35 W/m2
1) Pada luasan 1 blok
πππ = 196 β 10β4π
πΉπΉ = 5,8π₯10β2
= 1,93 β 10β2%
2) Pada luasan 2 blok
πππ = πΌ β π΄ = 392 β 10β4π
πΉπΉ = β371,2π₯10β3
= 5,73 β 10β1%
b. Variasi intensitas, dengan luasan 1 blok
1) Pada intensitas 35 W/m2
πππ = 196 β 10β4π
πΉπΉ = β1,69π₯10β1
= 8,58 β 10β2%
2) Pada intensitas 27 W/m2
πππ = 151,2 β 10β4π
πΉπΉ = β1,05π₯10β1
= 6,03 β 10β2%
3) Pada intensitas 23 W/m2
πππ = 128,8 β 10β4π
πΉπΉ = 2,2π₯10β2
= 9,3 β 10β3%
BAB V
PEMBAHASAN
Pada umumnya sel surya terbuat dari bahan semikontor. Salah satu bahan
sel surya adalah kristal silikon (c-Si). Bahan ini merupakan silikon murni
(elektron valensi 4) yang diberi pengotoran (impuriti) bervalensi 3 sehingga
menjadi silikon tak murni (kekurangan sebuah elektron). Silikon jenis ini
kemudian diberi nama silikon tipe-p. Sebuah silikon murni yang diberi
pengotoran bervalensi 5 (kelebihan sebuah elektron) juga menghasilkan silikon
tipe-n. Sambungan kedua jenis silikon ini akan membentuk persambungan
(junction) PN.
Pada eksperimen atau praktikum Uji karakterisasi arus tegangan sel surya
silikon menggunakan metode perhitungan atau rumus dan menggunakan grafik.
Metode grafik yang digunakan yaitu menggunakan program KaleidaGraph.
Dengan metode grafik ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihanya
antara lain adalah: lebih mudah untuk dipahami, lebih cepat menentukan nilai
gradien relative lebih sederhana dari pada metode lain, praktikan juga dapat
mempunyai gambaran dari data yang telah didapatkan, sedangkan kelemahanya
yaitu: hanya mencakup baberapa data, kekurang akuratan dalam menentukan nilai
karena keterbatasan skala
Percobaan dilakukan dengan memvariasikan nilai tegangan kemudian arus
yang terbaca dicatat. Pada percobaan ini dilakukan 2 macam percobaan, yaitu;
1. Percobaan dalam keadaan gelap, intensitas 35 W/m2 luasan 1 blok (5,6 cm
2)
2. Percobaan dalam keadaan terang.
a. Variasi luasan dengan intensitas cahaya 35 W/m2: luasan 1 blok (5,6 cm
2)
dan luasan 2 blok (11,2 cm2)
b. Variasi intensitas cahaya dengan luasan 1 blok (5,6 cm2): Intensitas
35W/m2,
Intensitas 27 W/m2, dan Intensitas 23 W/m
2
Data hasil percobaan kemudian diplot ke dalam grafik j vs V dengan j pada
sumbu y dan V pada sumbu x. Dari grafik ini akan dihasilkan nilai Jsc dan Voc.
Jsc adalah arus rangkai pendek, dan Voc adalah tegangan rangkaian terbuka. Pada
grafik j vs V berupa kurva lengkung dari sumbu negatif ke sumbu positif(dari kiri
bawah ke kanan atas), hal ini menunjukkan hubungan antara arus dan tegangan.
Semakin besar nilai tegangan maka nilai arus akan semakin besar, artinya
tegangan berbanding lurus dengan nilai arus. Selain grafik tersebut, diplot juga
grafik V.j vs V dengan V.j sebagai sumbu y dan V sebagai sumbu x sehingga dari
grafik ini akan menghasilkan nilai Jm dan Vm. Jm adalah arus pada rangkaian,
dan Vm adalah tegangan yang mengalir pada rangkaian. Grafik yang terbentuk
yaitu grafik parabola terbuka ke atas.
Pada keadaan gelap, nilai tegangannya nol dan nilai arusnya juga nol. Hal
ini karena lampu tidak dinyalakan sehingga tidak ada beda potensial yang masuk
ke alat dan arus pun tidak ada yang mengalir. Sehingga nilai efisiensi yang
diperoleh juga nol. Pada keadaan terang dengan variasi blok, dapat dilihat dari
grafik bahwa kerapatan arus sebanding dengan tegangan, hasil grafik tampak
linear. Pada percobaan keadaan terang, memvariasi intensitas cahaya dengan
menggunakan pipa paralon, hal ini bertujuan agar cahaya lebih fokus mengenai
luasan sel surya. Pada saat nilai intensitas cahaya 35 W/m2, arus yang terbaca
hanya sampai variasi tegangan -0,2 dan pada saat intensitas cahyanya 27 dan 23
W/m2 arus dapat terbaca sampai variasi 0,2 volt. Kemudian pada variasi luasan
blok 1 dan 2 diperlohe nilai efisiensi, pada 1 luasan blok lebih kecil daripada
variasi luasan 2 blok. Pada variasi intensitas, diperoleh nilai efisiensi yang
berbanding lurus dengan intensitas. Hal ini sesuai dengan teori, yaitu semakin
besar intensitas maka nilai efisiensi semakin besar pula. Dari hasil percobaan yang
diperoleh, maka nilai-nilai tersebut tidak sesuai dengan referensi yaitu sebesar 15
%. Perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya, seharusnya
percobaan sel surya ini dilakukan di tempat yang sangat gelap sehingga dapat
diketahui secara akurat perubahan dan pengaruhnya, dan alat yang digunakan
(pembangkit tenaga), amperemeter juga sangat sensitif sehingga pada saat
pengambilan data kurang maksimal. Jika efisiensinya besar maka silikon dengan
perlakuan intensitas dan luasan tersebut merupakan sel surya berkualitas baik.
Untuk mendapatkan sel suryaa berkualitas baik maka intensitas cahata dibuat
besar dan luasan yang dikenai cahaya sempit.
BAB VI
APLIKASI DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI KE DEPAN
1. Sel surya sandwich
Sebuah terobosan cukup brilian dari peneliti jepang tepatnya di Torin
University, mereka menggunakan konsep perpaduan antara sel surya dengan
kapasitor. Sel surya yang mengadopsi temuan M. Gratzel digabungkan dengan
konsep kapasitor sebagan penyimpan muatan listrik. Pada umumny selsurya
selalu membutuhkan perangkat lain untuk menggenapi manfaatnya.selain
perangkat pengkonversi sinar matahari menjadi listrik, selsurya juga dilengkapi
dengan bateri sebagai penyimpan listrik yang dihasilkan sel. Baterai ini
biasanya digunakan ketika malamhari ntuk penerangan atau sebagai cadangan
listrk di siang hari.yang menarikdari karya orang jepang ini adalah mereka
sekaligus menjawab tantangan penyimpan listrik hasil konversi sinar matahari
disamping potensi produksi masal sel surya yang praktis dan efisien didalam
satu kemasan alat. Selsurya ini disebut βsandwichβ agaknya karena struktur
penampang melintang selsurya ini terdiri dari lapisan-lapisan material yang
mengapit sebuah polimer ibarat roti tangkep yang mengapit daging dan sayur
mayur pada sebuah sandwich
Sedangkan istilah βphotocapacitorβ digunakan mengingat proses
konversi foton/cahaya dan keberadaan kapasitor di dalam satu perangkat.
Melihat strukturnya, selphotocapacitor ini terdiri atas dua elektrode atau kutub-
kutub negatif dan positif yang melengkapi sirkuit tertutup. Elektrode pertama
berupa semikonduktor titanium oksida dan elektrode kedua berupa substrat
kaca yang terlapisi oleh lapisan tipis platinum. Kedua elektrode ini dipisahkan
oleh sebuah lapisan resin/polimer. Kedua elektrode tersebut masing-masing
terhubung oleh karbon aktif berpori. Baik lapisan elektrode maupun karbon
aktif dipenuhi dengan larutan ionik persis seperti pada sel surya jenis DSSC.
Sel photocapacitor yang dipublikasikan ini memiliki efek sel surya ini
berukuran 0.64 centimeter persegi. Mekanisme kerja dari sel photocapacitor
tidak ubahnya dengan sebuah sel surya. Foton atau cahaya ditangkap oleh
molekul-molekul pigment (dye) pada permukaan lapisan titanium oksida.
Ketika terekspose cahaya, elektron dari molekul pigment tersebut mengalir ke
pita konduksi semikonduktor titanium oksida yang akhirnya menghasilkan
arus. Elektron ini kemudian terus mengalir ke lapisan karbon aktif melalui
sirkuit menuju elektrode platinum. Efek kapasitansi sendiri terjadi ketika yang
bermuatan positif bergerak menuju lapisan karbon aktif yang terdapat pada
elektoda titanium. Akumulasi muatan positif dan negatif pada lapisan karbon
aktif yang berbeda membuat perangkat sel ini dapat memiliki kemampuan
menyimpan energi atau muatan
2. Sel Surya LiTaO3
Struktur perovskite LiTaO3, ion litium (Li2+) terletak di ujung rusuk-
rusuk kubus, ion titanium (Ta4+) terletak di diagonal ruang dan ion oksigen
terletak di diagonal bidang kubus. Penambahan niobium ke dalan LiTaO3
(LNT) akan mendapatkan bahan ferroelektrik/piroelektrik bersifat menyerupai
semikonduktor tipe-n (donor doping), karena ion miobium (Nb5+) akan
menempati posisi ion niobium (Ta4+) yang berarti struktur tersebut memiliki
kelebihan ion negatif (tipe-n) yang disebut ion soft dopant atau donor dopant
(Uchino, 2000). Ion soft dopant. ini dapat menghasilkan material ferroelektrik
yang bersifat lebih soft, seperti konduktivitas elastis lebih tinggi, sifat medan
koersif lebih rendah, faktor kualitas mekanik lebih rendah dan kualitas arus
listrik yang lebih rendah (Uchino, 2000, Sunandar, 2006).
Gambar 2.1 menjelaskan keadaan donor dopant yang berperan penting
dalam pembentukan ruang kosong pada posisi A (Li2+) dari struktur perovskite
akibat proses elektrostatis, dan mengakibatkan ion Li tidak dapat dengan
mudah melompat ke ruang kosong A karena terhalang ikatan ionik oksigen
(Uchino, 2000, Hastio dkk, 2006). Salah satu karakteristik terbentuk
sambungan p-n dalam sel surya fotovoltaik adalah uji sifat konduktivitas listrik
dan uji arus fotovoltaik film tipis. Berdasarkan nilai konduktivitas listrik suatu
material dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu konduktor, semikonduktor
dan isolator. Gambar 2.2 memperlihatkan untuk material isolator berada dalam
selang nilai 10-18 S/m sampai 10-8 S/m, semikonduktor berada dalam selang
nilai 10-8 S/m sampai 103 S/m dan konduktor berada dalam selang nilai 103 S/m
sampai 108 S/m (Kwok, 1995). Gambar 2.1. Donor dopant (Uchino, 2000,
Hastio dkk, 2006). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Itskovsky (1999) telah
berhasil membuat sel surya ferroelektrik infra merah triglisin sulfat, LiTaO3,
NaNO2,dan desain roda chopper dengan selisih antara frekuensi resonansi arm
section (fr1) dengan frekuensi resonansi driving section (fr2) sebesar 10 % pada
alat ukur arus piroelektrik sel surya. Sedangkan Imada dkk (1998), Fraden
dkk(2000), Taniguchi dkk (1997) telah berhasil melakukan pengukuran arus
ferroelektrik berbantuan JFET dan I/V converter dengan karakterisasi sensor
berupa waktu respon listrik sebesar 2 detik pada kapasitor = 40 pF dan
hambatan = 50 GΞ© serta respon frekuensi 3 dB di atas frekuensi cut off-nya.
BAB VII
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan didapatkan:
Pada keadaan gelap (tanpa cahaya) = 0 %
Pada keadaan terang
a. Variasi luasan (blok), intensitas 35 W/m2
Pada luasan 1 blok = 1,93 β 10β2%
Pada luasan 2 blok = 5,73 β 10β1%
b. Variasi intensitas, dengan luasan 1 blok
Pada intensitas 35 W/m2 = 8,58 β 10β2%
Pada intensitas 27 W/m2 = 6,03 β 10β2%
Pada intensitas 23 W/m2 = 9,3 β 10β3%
Diperoleh hubungan bahwa semakin besar tegangan yang diberikan maka
semakin besar juga nilai arus, atau jβV.
Karakteristik sel surya sangat ditentukan oleh intensitas cahaya yang jatuh pada
permukaan sel. Semakin banyak intensitas cahaya yang mengenai permukaan
sel surya maka arus yang dihasilkan akan semakin besar
Pada keadaan gelap dengan intensitas 35 W/m2 luasan 1 blok (5,6 cm
2) tampak
bahwa grafik berbentuk kurva lengkung yang hampir linear, karena nilai beda
potensial dan arusnya nol, maka tidak ada nilai efisiensinya.
DAFTAR PUSTAKA
Staf Laboratorium Fisika Zat Padat. 2011. Buku Penuntun Praktikum Eksperimen
Fisika III. Laboratorium Fisika Zat Padat. Yogyakarta: Fakultas MIPA
UGM.
http://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/baijournal/Harmen_Ranc
ang%20Bangun.pdf
http://www.batan.go.id/ptrkm/file/Epsilon/vol_12_02/4.Edit_teguh.pdf.
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/16294
http://www.bloggaul.com/idayrus4u/readblog/89194/pembuatan-sel-surya-silikon-
sang-primadona
http://frillarenty.blogspot.com/2010/05/sel-surya-silicon.html
http://www.kamusilmiah.com/politik/teknologi-sel-surya-untuk-energi-masa-
depan/
http://energisurya.wordpress.com/2007/11/20/sel-surya-silikon-sang-primadona/
LAMPIRAN
1. Pada keadaan gelap (tanpa cahaya)
Luasan 1 blok (A=5.6x 10-4
m2); Intensitas=35W/m
2
Jsc = 0.77x10-3
A; Voc = -0.122V; Jm = 0 A; Vm = 0 V
πππ = πΌ β π΄ = 35 β 5.6 β 10β4 = 196 β 10β4π
πΉπΉ =π½π ππ
π½π π πππ=
0Γ0
0.77 β10β3Γβ0.122= 0
=πΉπΉ π½π π πππ
πππΓ 100% =
β7,3.10β3Γ 0 β0.122
196β10β4 π₯100% = 0 %
2. Pada keadaan terang
a. Variasi luasan (blok), intensitas 35 W/m2
Pada luasan 1 blok
Luasan 1 blok (A=5.6x 10-4
m2); Intensitas=35W/m
2
Jsc = 0.703x10-3
A; Voc = -0.092V; Jm = 0.019x10-3
A;
Vm = -0.2 V
πππ = πΌ β π΄ = 35 β 5.6 β 10β4 = 196 β 10β4π
πΉπΉ =π½π ππ
π½π π πππ=
0.019 β10β3Γβ0.2
0.703 β10β3Γβ0.092= 5,8π₯10β2
=πΉπΉ π½π π πππ
πππΓ 100% =
5,8.10β2Γ 0.703β10β3 β0.092
196β10β4 π₯100%
= 1,93 β 10β2%
Pada luasan 2 blok
Luasan 2 blok (A=11.2x 10-4
m2); Intensitas=35W/m
2
Jsc = 0.750x10-3
A; Voc = -0.808V; Jm = -0.10x10-3
A;
Vm = -2.25 V
πππ = πΌ β π΄ = 35π₯11.2 β 10β4 = 392 β 10β4π
πΉπΉ =π½π ππ
π½π π πππ=
β0,10 β10β3Γβ2.25
0.750 β10β3Γβ0.808= β371,2π₯10β3
=πΉπΉ π½π π πππ
πππΓ 100% =
β371,2.10β3Γ 0.750β10β3 β0.808
392β10β4 π₯100%
= 5,73 β 10β1%
b. Variasi intensitas, dengan luasan 1 blok
Pada intensitas 35 W/m2
Luasan 1 blok (A=5.6x 10-4
m2); Intensitas=35W/m
2
Jsc = 0.703x10-3
A; Voc = -0.092V; Jm = -0.055x10-3
A;
Vm = -0.2 V
πππ = πΌ β π΄ = 35 β 5.6 β 10β4 = 196 β 10β4π
πΉπΉ =π½π ππ
π½π π πππ=
β0,055 β10β3Γβ0.2
0.703 β10β3Γβ0.092= β1,69π₯10β1
=πΉπΉ π½π π πππ
πππΓ 100% =
β1,69.10β1Γ 0.703β10β3 β0.092
196β10β4 π₯100%
= 8,58 β 10β2%
Pada intensitas 27 W/m2
Luasan 1 blok (A=5.6x 10-4
m2); Intensitas=27W/m
2
Jsc = 0.718x10-3
A; Voc = -0.121V; Jm = -0.069x10-3
A;
Vm = -0.133 V
πππ = πΌ β π΄ = 27 β 5.6 β 10β4 = 151,2 β 10β4π
πΉπΉ =π½π ππ
π½π π πππ=
β0,069 β10β3Γβ0,133
0.718 β10β3Γβ0.121= β1,05π₯10β1
=πΉπΉ π½π π πππ
πππΓ 100% =
β1,05.10β1Γ 0.718β10β3 β0.121
151,2β10β4 π₯100%
= 6,03 β 10β2%
Pada intensitas 23 W/m2
Luasan 1 blok (A=5.6x 10-4
m2); Intensitas=23W/m
2
Jsc = 0.813x10-3
A; Voc = -0.067V; Jm = -0.015x10-3
A;
Vm = 0.08 V
πππ = πΌ β π΄ = 23 β 5.6 β 10β4 = 128,8 β 10β4π
πΉπΉ =π½π ππ
π½π π πππ=
β0,015 β10β3Γ0,08
0.813 β10β3Γβ0.067= 2,2π₯10β2
=πΉπΉ π½π π πππ
πππΓ 100% =
2,2.10β2Γ 0.813β10β3 β0.067
128,8β10β4 π₯100%
= 9,3 β 10β3%