laporan triwulanan - bi.go.id · (pasal 8 uu no. 23 tahun 1999) 1. menetapkan dan melaksanakan...

107
LAPORAN TRIWULANAN KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA BANK INDONESIA TERNATE Jl. Jos Sudarso No.1 Tenate Telp. 62-921-3121217 Fax : 62-921-3124017

Upload: danglien

Post on 03-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

LAPORAN TRIWULANAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA

BANK INDONESIA TERNATE Jl. Jos Sudarso No.1 Tenate

Telp. 62-921-3121217 Fax : 62-921-3124017

Page 2: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

LAPORAN TRIWULANAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI MALUKU UTARA

BANK INDONESIA TERNATE Jl. Jos Sudarso No.1 Tenate

Telp. 62-921-3121217 Fax : 62-921-31-24017

TRIWULAN III-2009

Page 3: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

VISI BANK INDONESIA

“Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis

yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil”

MISI BANK INDONESIA

“Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan

stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang negara Indonesia yang berkesinambungan”

TUGAS BANK INDONESIA (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999)

1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, 2. Mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran, 3. Mengatur dan mengawasi bank.

Kritik, saran dan komentar dapat disampaikan kepada : Redaksi : Kelompok Kajian, Statistik, Survey dan Pengawasan Bank Kantor Bank Indonesia Ternate Jl. Jos Sudarso No. 1, Ternate Telp : (0921) 3121217 Fax : (0921) 3124017

Page 4: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

i

KATA PENGANTAR

Tugas Bank Indonesia berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia

sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 adalah menetapkan dan

melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran

serta mengatur dan mengawasi bank dalam rangka mencapai dan memelihara kestabilan

nilai rupiah.

Sejalan dengan undang-undang tersebut, keberadaan Kantor Bank Indonesia di

daerah merupakan bagian dari jaringan kerja Kantor Pusat Bank Indonesia yang berperan

sebagai pelaksana kebijakan Bank Indonesia dan tugas-tugas pendukung lainnya di daerah.

Sebagai jaringan kerja Kantor Pusat Bank Indonesia di bidang ekonomi dan

moneter, Bank Indonesia Ternate berperan memberikan masukan dengan menyusun dan

menerbitkan suatu produk yaitu Laporan Perkembangan Ekonomi, Kinerja Perbankan dan

Sistem Pembayaran Provinsi Maluku Utara. Laporan ini diolah berdasarkan data dan

informasi di daerah untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan kebijakan moneter Bank

Indonesia dan diharapkan dapat menjadi salah satu bahan informasi bagi penentu

kebijakan di daerah. Laporan Triwulan ini meliputi perkembangan inflasi regional; ekonomi,

moneter dan Perbankan; sistem pembayaran dan prospek ekonomi.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih menemui beberapa

kendala. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami senantiasa mengharapkan

kritik dan saran serta kerjasama dari semua pihak agar kualitas dan manfaat laporan ini

menjadi lebih baik di waktu yang akan datang.

Akhirnya, kepada pihak-pihak yang membantu tersusunnya laporan ini, kami

sampaikan penghargaan dan ucapkan terima kasih.

Ternate, 5 Oktober 2009 BANK INDONESIA TERNATE

Marlison Hakim Pemimpin

Page 5: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

ii

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR iDAFTAR ISI iiDAFTAR TABEL ivDAFTAR GAMBAR vTABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH viii RINGKASAN EKSEKUTIF x BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO 1 1.1 Gambaran Umum 1 1.2 Perkembangan PDRB dari Sisi Permintaan 2 1.3 Perkembangan Ekonomi dari Sisi Penawaran 12 BOKS 1 Maluku Utara Menghadiri Kongres Tuna Internasional 29 BAB II PERKEMBANGAN INFLASI REGIONAL 35 2.1 Gambaran Umum 35 2.2 Inflasi Triwulanan 36 2.3 Inflasi Tahunan 42 BOKS 2 High Cost Economics dalam Bongkar-Muat Barang di Ternate (bagian II) 49

BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN 53 3.1 Perkembangan Perbankan 53 a. Perkembangan Aset Bank Umum 53 b. Penghimpunan Dana Bank Umum 55 c. Penyaluran Kredit 58 c.1. Penyaluran Kredit Berdasarkan Bank Pelapor 58 c.2 Persetujuan Kredit Baru 60 d. Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum 62 e. Non Performing Loans (NPLs) Bank Umum 63 BAB IV PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH 65 4.1 Gambaran Umum 65 4.2 Pendapatan Daerah 66 4.3 Belanja Daerah 67 BOKS 3 Kawasan Terpadu Mandiri: Morotai 69 BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN 73 5.1 Transaksi Tunai 73 5.2 Transaksi Non Tunai 78 BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH 82 6.1 Kondisi Umum 82 6.2 Lapangan Pekerjaan Utama 84

Page 6: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

iii

6.3 Status Pekerjaan Utama 85 BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH 88 7.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi 88 7.2 Prosoek Inflasi Daerah 89

Page 7: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Komposisi Kepemilikan Asset Bank Umum di Maluku Utara (Milyar Rp) 55Tabel 3.2 Perkembangan Kredit Bank Umum di Maluku Utara (Miliar rupiah) 59Tabel 5.1 Perkembangan Kegiatan Kas Bank Indonesia Ternate 74Tabel 5.2 Perkembangan Pemusnahan Uang Kertas Di bank Indonesia Ternate 77Tabel 5.3 Kegiatan Sosialisasi Keaslian Uang Rupiah Triwulan I-2009 78Tabel 5.4 Rata-Rata Harian Transaksi Kliring 79Tabel 5.5 Rata-rata Harian Penarikan Cek/BG Kosong 79Tabel 5.6 Penyelesaian transaksi RTGS Kota Ternate 81Tabel 6.1 Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Ekonomi di Maluku Utara 84Tabel 6.2 Perkembangan NTP Maluku Utara 84Tabel 6.3 Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Keparahan Kemiskinan di Maluku

Utara 85

Page 8: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Perkembangan PDRB Riil Maluku Utara 1

Gambar 1.2 Pertumbuhan PDRB Malut Sisi Permintaan dan Kontribusinya (y-o-y) 3

Gambar 1.3 Perkembangan Konsumsi Riil Maluku Utara 4

Gambar 1.4 Konsumsi Riil Masyarakat Maluku Utara (Milyar Rupiah) 6

Gambar 1.5 Perkembangan Investasi Riil Maluku Utara 7

Gambar 1.6 Rencana Investasi maluku Utara 7

Gambar 1.7 Perkembangan Riil Pengeluaran Pemerintah 9

Gambar 1.8 Perkembangan Ekspor Riil 10

Gambar 1.9 Nilai Ekspor Maluku Utara (Ribu USD) 10

Gambar 1.10 Perkembangan Impor Maluku Utara 11

Gambar 1.11 Proporsi Impor Maluku Utara 11

Gambar 1.12 Pertumbuhan PDRB Malut Sisi Penawaran dan Kontribusinya (y-o-y) 12

Gambar 1.13 Perkembangan PDRB Riil Sektor Pertanian 13

Gambar 1.14 Perkembangan PDRB Riil Sektor Pertambangan dan Penggalian 15

Gambar 1.15 Volume dan Pertumbuhan Volume Ekspor Nickel Malut 16

Gambar 1.16 Indikator Utama Perekonomian Jepang 17

Gambar 1.17 Perkembangan PDRB Riil Sektor Industri Pengolahan 18

Gambar 1.18 Perkembangan PDRB Riil Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih 19

Gambar 1.19 Perkembangan PDRB Riil Sektor Bangunan 20

Gambar 1.20 Perkembangan PDRB Riil Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 22

Gambar 1.21 Perkembangan PDRB Riil Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 23

Gambar 1.22 Arus Kapal Penumpang Dalam Negeri 24

Gambar 1.23 Arus Bongkar – Muat Barang 24

Gambar 1.24 Lalu Lintas Angkutan Udara 25

Gambar 1.25 Perkembangan PDRB Riil Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 26

Gambar 1.26 Perkembangan PDRB Riil Sektor Jasa-jasa 27

Gambar 2.1 Perbandingan Triwulanan dan Tahunan Inflasi Ternate Terhadap Nasional

35

Gambar 2.2 Perbandingan Inflasi Triwulanan dan Tahunan Wilayah Sulampua 36

Page 9: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

vi

Gambar 2.3 Inflasi Sub Kelompok Bahan Makanan (q-t-q) 37

Gambar 2.4 Inflasi Sub Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau (q-t-q)

38

Gambar 2.5 Inflasi Sub Kelompok Perumahan, Listrik, Air, Gas dan Bahan Bakar (q-t-q)

39

Gambar 2.6 Inflasi Sub Kelompok Sandang, Air, Gas dan Bahan Bakar (q-t-q) 40

Gambar 2.7 Inflasi Sub Kelompok Kesehatan (q-t-q)

41

Gambar 2.8 Inflasi Sub Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga (q-t-q)

41

Gambar 2.9 Inflasi Sub Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan (q-t-q)

42

Gambar 2.10 Inflasi Sub Kelompok Bahan Makanan (y-o-y) 43

Gambar 2.11 Inflasi Sub Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau (y-o-y)

44

Gambar 2.12 Inflasi Sub Kelompok Perumahan, Listrik, Air, Gas dan Bahan Bakar (y-o-y)

45

Gambar 2.13 Inflasi Sub Kelompok Sandang, Air, Gas dan Bahan Bakar (y-o-y) 45

Gambar 2.14 Inflasi Sub Kelompok Kesehatan (y-o-y)

46

Gambar 2.15 Inflasi Sub Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga (y-o-y)

47

Gambar 2.16 Inflasi Sub Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan (y-o-y)

47

Gambar 3.1 Perkembangan Asset Bank Umum di Maluku Utara 54

Gambar 3.2 Perkembangan Asset Bank Umum Valuta Asing di Maluku Utara 56

Gambar 3.3 Proporsi DPK Bank Umum di Maluku Utara 57

Gambar 3.4 Proporsi Persetujuan Kredit Baru Bank Umum di Maluku Utara 61

Gambar 3.5 Perkembangan Kredit Baru Bank Umum di Maluku Utara 62

Gambar 3.6 Perkembangan LDR Bank Umum di Maluku Utara 63Gambar 3.7 Perkembangan NPL’s Perbankan Daerah 64Gambar 4.1 Perkembangan APBD Maluku Utara 65

Gambar 4.2 Proporsi Anggaran pada beberapa dinas di maluku Utara

Gambar 4.3 Rekapitulasi Perda se-Provinsi maluku Utara

Gambar 5.1 Perbandingan Jumlah Kas Keliling Dengan outflow 75

Gambar 5.2 Rata-rata Transaksi Kliring Harian 79

Gambar 5.3 Perkembangan Volume dan Nominal Kegiatan Kliring 80

Gambar 6.1 Distribusi angkatan kerja di Maluku Utara 83

Gambar 6.2 Perbandingan TPT dengan TPAK di Maluku Utara 83

Gambar 6.3 Tenaga Kerja Berdasarkan Status Pekerjaan 86

Page 10: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

vii

Gambar 6.4 Perkembangan Arus Pembongkaran Beberapa Komoditas di Pelabuhan Ternate

87

Gambar 6.5 Distribusi dan tingkat pendidikan pekerja di Maluku Utara Periode Agustus 2009

87

Gambar 7.1 Ekspektasi Kegiatan Usaha 89

Page 11: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

viii

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH INFLASI & PDRB  

 

INDIKATOR TAHUN 2008 TAHUN 2009

Tw. 4 Tw.1 Tw.2 Tw.3

MAKRO Indeks Harga Konsumen (Kota Ternate) 115,88 117,33 117,01 118,55

Laju Inflasi Tahunan (yoy %) 11,25 7,64 4,34 1,36 PDRB - harga konstan (miliar Rp)

- Pertanian 240,33 241,67 248,33 256,39

- Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87

- Industri Pengolahan 83,35 83,72 86,83 90,14

- Listrik, Gas & Air Bersih 3,27 3,20 3,31 3,28

- Bangunan 12,44 12,07 12,47 12,94

- Perdagangan, Hotel & Restoran 168,00 171,99 178,77 188,88

- Pengangkutan & Komunikasi 54,53 54,71 56,30 58,44

- Keuangan, Persewaaan & Jasa 23,92 24,40 25,10 25,79

- Jasa 51,38 51,09 53,45 58,44

Pertumbuhan PDRB (yoy %) 3,85 4,66 4,94 5,19 Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) 47,50 27,62 46,10 10,42*

Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 971,48 815,45 1406,49 224,64*

Nilai Impor Nonmigas (USD Juta)

-

- 0,68* 0

Volume Impor Nonmigas (ribu ton)

-

- 0,05* 0 

Keterangan  

* Data Ekspor dan Impor pada Tw.2 baru mencakup Juli dan Agustus 2009   

Page 12: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

ix

PERBANKAN   

INDIKATOR TAHUN 2008 TAHUN 2009

Tw. 4 Tw.1 Tw.2 Tw.3

PERBANKAN

Bank Umum:

Total Aset (Rp triliun) 3,04 3,01 3,18 3,00

DPK (Rp triliun) 2,80 2,83 2,90 2,60

- Giro 0,80 1,01 0,99 0,69

- Tabungan 1,47 1,25 1,33 1,35

- Deposito 0,53 0,57 0,57 0,56

Kredit (Rp triliun) 1,27 1,38 1,53 1,64

- Modal Kerja 0,42 0,47 0,52 0,55

- Investasi 0,11 0,11 0,14 0,15

- Konsumsi 0,74 0,81 0,88 0,94

LDR 45,35% 48,94% 52,82% 60,51

Kredit UMKM (Rp juta)

Kredit Mikro (Rp juta) 606,712 623,267 658,338 695,533

- Modal Kerja 46,308 49,347 54,411 59,213

- Investasi 7,903 9,127 10,615 10,858

- Konsumsi 552,501 564,793 593,312 625,462

Kredit Kecil (Rp juta) 301,509 364,648 438,688 492,414

- Modal Kerja 121,484 130,857 147,178 166,459

- Investasi 28,186 28,145 37,665 43,825

- Konsumsi 151,839 205,646 253,845 282,130

Kredit Menengah (Rp juta) 327,212 343,813 366,353 383,596

- Modal Kerja 222,651 236,522 254,935 266,683

- Investasi 73,13 71,513 79,953 83,662

- Konsumsi 31,431 35,778 31,465 33,251

Total Kredit MKM (Rp juta) 1235,433 1331,728 1463,379 1571,543

NPL MKM (%) 3,75 3,77 3,34 3,54

Keterangan:  

Klredit Mikro (< Rp50 juta)  

Klredit Kecil (Rp50 juta < X ≤ Rp500 juta)  

Klredit Mikro (Rp500 juta < X ≤ Rp5 miliar)  

Page 13: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Ringkasan Eksekutif x

Ringkasan Eksekutif

GAMBARAN UMUM

Perekonomian Maluku Utara pada triwulan III-2009

yang diukur dengan menggunakan PDRB (harga konstan)

mengalami percepatan pertumbuhan bila dibandingkan

triwulan sebelumnya. Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi

daerah pada triwulan II-2009 sebesar 4,97% sedangkan pada

triwulan laporan tumbuh 5,35%. Kinerja perekonomian yang

terjadi pada triwulan laporan masih melanjutkan trend positif

setelah kontraksi ekonomi yang terjadi pada triwulan IV-

2008.

Tingkat inflasi di Kota Ternate sebagai representasi

tingkat harga di Maluku Utara pada Triwulan III-2009

mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan yang

sama tahun sebelumnya namun masih mengalami

peningkatan bila dibandingkan dengan tingkat harga pada

Triwulan II-2009. Secara triwulanan perkembangan harga di

Ternate pada triwulan III-2009 tercatat mengalami inflasi

sebesar 0,27%, sedangkan secara tahunan pada triwulan

laporan terjadi inflasi sebesar 1,36% lebih rendah jika

dibandingkan dengan inflasi tahunan yang terjadi pada

triwulan III-2009 yang mencapai 4,34%.

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

Secara tahunan tercatat angka pertumbuhan PDRB

atas dasar harga konstan tahun 2000 pada triwulan III-2009

adalah 5,35% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan

pertumbuhan yang terjadi pada triwulan sebelumnya, yang

tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 4,97%. Secara

umum pertumbuhan perekonomian Maluku Utara pada

Perekonomian Provinsi Maluku Utara pada triwulan III-2009 mengalami pertumbuhan 5,35% (y-o-y).

Tingkat inflasi tahunan Maluku Utara tercatat 1,36% ...

Page 14: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Ringkasan Eksekutif xi

triwulan laporan digerakan oleh aktivitas ekonomi yang

terjadi saat bulan puasa dan hari raya Idul Fitri.

Tidak berbeda dengan kondisi triwulan sebelumnya,

dari sisi permintaan perkembangan ekonomi Maluku Utara

pada triwulan III-2009 masih digerakan oleh konsumsi

masyarakat dan pengeluaran pemerintah. Konsumsi rumah

tangga memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan

ekonomi sebesar 8,86% sedangkan pengeluaran pemerintah

kontribusinya sebesar 5,54%. Pertumbuhan tahunan

tertinggi adalah pengeluaran pemerintah yang tumbuh

sebesar 22,74% (y-o-y) sedangkan secara tahunan ekspor

masih mengalami kontraksi sebesar minus 19,54% (y-o-y).

Akan tetapi perlu dicatat bahwa kontraksi ekspor yang

nilainya tidak sebesar triwulan II-2009 menandakan bahwa

kinerja ekspor telah mulai pulih.

Pada triwulan III-2009 investasi di Maluku Utara

mengalami pertumbuhan sebesar 11,50% (y-o-y) dimana

pertumbuhan yang terjadi pada triwulan sebelumnya adalah

33,51% (y-o-y). Investasi di Maluku Utara saat ini memang

masih didominasi oleh pembangunan infratruktur oleh

Pemerintah Daerah. Sedangkan investasi swasta memiliki

sasaran investasi utama di bidang perikanan dan

pertambangan.

Dari sisi penawaran terdapat dua sektor yang

mengalami kontraksi, yaitu pertambangan & penggalian serta

sektor listrik, gas & air bersih, sedangkan sektor lainnya masih

tumbuh. Sektor yang memberikan kontribusi tinggi terhadap

pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2009 adalah sektor

perdagangan, hotel dan restoran yang kontribusinya

mencapai 2,18%, sedangkan sektor yang mengalami

pertumbuhan tertinggi adalah sektor jasa-jasa dengan

pertumbuhan mencapai 11,19%.

Sub sektor perikanan masih mencatatkan

pertumbuhan, meskipun melambat jika dibandingkan periode

Pertumbuhan ekonomi masih didorong tingginya konsumsi...

Di sisi penawaran, sektor PHR memberikan kontribusi terbesar bagi pertumbuhan ekonomi ...

Page 15: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Ringkasan Eksekutif xii

triwulan II-2009. Pada triwulan III-2009 pertumbuhan sub

sektor perikanan adalah 0,96% (y-o-y) sedangkan

pertumbuhannya pada triwulan II-2009 adalah 3,07% (y-o-y).

Walaupun produksi meningkat tajam, namun nelayan harus

mengahadapi turunnya harga ikan. Hal ini disebabkan

permintaan ekspor yang turun serta terbatasnya fasilitas cold

storage sehingga pasokan akhirnya membanjiri pasar lokal.

Pada triwulan laporan sub sektor listrik mengalami

kontraksi hingga minus 1,20% (y-o-y) dimana pada tiwulan

II-2009 sub sektor ini masih tumbuh sebesar 3,26% (y-y).

Penurunan kinerja sub sektor ini disebabkan karena rusaknya

salah satu mesin pembangkit listrik. Sedangkan sub sektor air

bersih mengalami perlambatan pertumbuhan dimana pada

triwulan laporan tercatat sub sektor ini tumbuh sebesar

1,59% (y-o-y), sedangkan pada triwulan II-2009 tercatat

pertumbuhan yang terjadi adalah 5,41% (y-o-y).

INFLASI REGIONAL

Secara tahunan, inflasi tertinggi terjadi pada

kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu sebesar

7,02%, sedangkan penurunan harga terjadi pada kelompok

transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar minus

3,95%. Pendidikan merupakan sub kelompok yang

mengalami inflasi tertinggi yaitu sebesar 7,02% pada

kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga. Sub kelompok

yang mengalami deflasi pada kelompok transpor, komunikasi

dan jasa keuangan adalah transpor yang mengalami

penurunan harga mencapai minus 6,62%.

Kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar

minus 1,89% (y-o-y) pada triwulan III-2009. Kondisi ini

berbeda dengan triwulan lalu, dimana inflasi tahunan yang

terjadi pada triwulan II-2009 adalah 5,63% (y-o-y). Kondisi ini

terutama disebabkan oleh perlambatan inflasi pada sub

Produk bahan makanan mengalami deflasi ...

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami inflasi tertinggi ...

Page 16: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Ringkasan Eksekutif xiii

kelompok daging dan hasil-hasilnya serta pada sub kelompok

sayur-sayuran.

Inflasi pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olah

raga menunjukan penurunan yang cukup signifikan meskipun

demikian tingkat inflasinya masih merupakan yang tertinggi.

Pada triwulan II-2009 inflasi pada kelompok ini adalah

16,24% (y-o-y), sedangkan inflasinya pada triwulan III-2009

adalah 7,02% (y-o-y).

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

Secara tahunan perbankan yang ada di Maluku Utara

masih menunjukan pertumbuhan yang positif. Total asset

bank umum di wilayah kerja Bank Indonesia Ternate

mengalami pertumbuhan sebesar 6,72% (y-o-y). Total DPK

yang berhasil dihimpun oleh bank umum di Maluku Utara

pada triwulan III-2009 berjumlah Rp. 2.605,27 miliar,

sedangkan kredit yang disalurkan kepada masyarakat sebesar

Rp. 1.641,67 miliar.

Jika dibandingkan berdasarkan golongan kreditnya,

penyaluran kredit kepada UKM merupakan porsi terbesar dari

penyaluran kredit bank umum di Maluku Utara, yaitu sebesar

93,47% dari total kredit yang disalurkan atau sebesar Rp. 1.

534,55 miliar sedangkan menurut sektor ekonomi yang

dibiayai, Pada triwulan III-2009, kredit di sektor PHR sebesar

Rp. 406,25 miliar atau meningkat sebesar 29,75% (y-o-y),

lebih besar dari triwulan II-2009 yang meningkat sebesar

27,43% (y-o-y).

KEUANGAN DAERAH

Berdasarkan data Dinas Pendapatan dan Pengelolaan

Aset Daerah Provinsi Maluku Utara, tingkat realisasi

pendapatan daerah hingga triwulan I-20091 mencapai

1 Data realisasi pendapatan daerah triwulan II-2009 belum tersedia

Realisasi pendapatan daerah hingga triwulan I-2009 mencapai 19,31% ...

Page 17: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Ringkasan Eksekutif xiv

19,31%. Realisasi pendapatan hingga bulan maret 2009

adalah Rp 139,3 milyar rupiah dimana target anggaran yang

ditetapkan adalah 721,4 milyar rupiah.

SISTEM PEMBAYARAN

Pada triwulan III-2009, total aliran uang kartal keluar

dan masuk ke Bank Indonesia tercatat sebesar Rp371,03

miliar atau mengalami kenaikan sebesar 32,76% (q-t-q).

Sampai dengan akhir triwulan laporan terdapat satu

pengaduan terkait ditemukannya uang palsu yang beredar di

masyarakat yaitu untuk pecahan Rp100.000 tahun emisi

2004 sebanyak dua lembar.

Penyelesaian transaksi ekonomi melalui sarana RTGS

di wilayah Kota Ternate secara nominal pada triwulan III-2009

mengalami peningkatan. Nominal penyelesaian transaksi

RTGS dari wilayah Maluku Utara (outflow/From) pada

triwulan III-2009 tercatat sebesar Rp1,43 Triliun.

Pada triwulan I-2009 rata-rata penyelesaian transaksi

harian melalui kliring mengalami penurunan. Rata-rata harian

nilai nominal transaksi kliring pada triwulan III-2009 sebesar

3.050 miliar rupiah. Kualitas kliring di Ternate pada triwulan

III-2009 mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan

persentase rata-rata harian tolakan kliring terhadap total rata-

rata harian kliring yang mengalami penurunan.

TENAGA KERJA

Jumlah penduduk usia kerja di Maluku Utara sampai

Agustus 2009 diperkirakan mencapai 648,60 ribu jiwa.

Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar minus 0,6%

jika dibandingkan dengan jumlah penduduk usia kerja pada

periode Februari 2009. Dari total penduduk usia kerja hanya

61,98% yang masuk dalam kategori angkatan kerja.

Sejalan dengan peningkatan jumlah penganggur,

tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada periode Agustus

Penduduk usia kerja di Maluku Utara mengalami penurunan ...

Penyelesaian transaksi melalui system RTGS mengalami peningkatan ...

Aliran uang kartal melalui BI mengalami peningkatan ...

Transaksi Kliring mengalami penurunan ...

Page 18: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Ringkasan Eksekutif xv

2009 juga mengalami kenaikan. TPT pada Februari 2009

tercatat sebesar 6,61% sedangkan pada Agustus meningkat

menjadi 9,25%.

Searah dengan share masing-masing sektor ekonomi

terhadap perekonomian daerah, lapangan pekerjaan di

sektor pertanian masih menjadi tumpuan utama pekerja di

Maluku Utara. Indeks kedalaman kemiskinan didominasi di

desa yang notabene sebagian besar penduduknya

bermatapencaharian di sektor pertanian. Demikian pula

tingkat keparahan kemiskinan yang terjadi.di desa lebih

tinggi bila dibandingkan dengan kondisi di kota.

Jumlah pengusaha mandiri di Maluku Utara justru

mengalami penurunan. Bila pada Februari 2009 tercatat ada

98,8 ribu penduduk yang memiliki usaha sendiri sedangkan

pada Bulan Agustus 2009 hanya tercatat sebanyak 74,79

ribu jiwa.

PROSPEK EKONOMI REGIONAL

Pada triwulan IV-2009 perekonomian Maluku Utara

diperkirakan akan mengalami pertumbuhan sebesar 8,53 ±

1% (y-o-y). Beberapa hal yang melandasi hal ini adalah relatif

stabilnya kondisi internal maupun eksternal, sehingga diyakini

akan memberikan dampak positif terhadap perkembangan

ekonomi.

Pada triwulan IV-2009 inflasi diproyeksikan akan

berada pada tingkat 1,71% ± 1% (y-o-y). Tekanan utama

diperkirakan bersumber dari kelompok bahan makanan

dimana harga komoditas ikan laut yang memiliki kontribusi

besar terhadap pergerakan harga di Maluku Utara

diperkirakan akan kembali melambung di akhir dan awal

tahun.

Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan berlanjut pada triwulan IV-2009 ...

Inflasi akhir tahun 2009 diperkirakan dibawah target inflasi nasional ...

Page 19: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 1

Perkembangan Ekonomi Makro

1.1 Gambaran Umum

Perekonomian Maluku Utara pada triwulan III-2009 mengalami pertumbuhan

dibandingkan kondisi triwulan II-2009. Secara tahunan tercatat angka

pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 pada triwulan III-2009

adalah 5,35% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan yang terjadi

pada triwulan sebelumnya, yang tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 4,97%.

Secara umum pertumbuhan perekonomian Maluku Utara pada triwulan laporan

digerakan oleh aktivitas ekonomi yang terjadi saat bulan puasa dan hari raya Idul

Fitri.

Gambar 1.1 Perkembangan PDRB Riil Maluku Utara

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Maluku Utara pada

triwulan III-2009 secara dominan masih ditopang oleh peningkatan kegiatan

konsumsi masyarakat dan pengeluaran pemerintah. Kegiatan ekspor dari daerah

Maluku Utara mulai menunjukan peningkatan, dimana kontraksinya sudah tidak

sedalam triwulan lalu.

‐100 200 300 400 500 600 700 800 

0%1%2%3%4%5%6%7%8%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2005 2006 2007 2008 2009

PDRB (Milyar Rp) pertumbuhan (y‐o‐y)

Bab I

Page 20: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 2

Dari sisi penawaran, hampir seluruh sektor perekonomian di Maluku Utara

pada triwulan II-2009 mengalami pertumbuhan, kecuali sektor listrik, gas dan

air bersih. Sektor yang memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi pada periode laporan adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran

sebagai dampak musiman dari bulan puasa dan hari raya Idul Fitri.

1.2 Perkembangan PDRB dari Sisi Permintaan

Tidak berbeda dengan kondisi triwulan sebelumnya, perkembangan ekonomi

Maluku Utara pada triwulan III-2009 masih digerakan oleh konsumsi masyarakat

dan pengeluaran pemerintah. Seperti yang ditunjukan dalam gambar 1.2., konsumsi

rumah tangga memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar

8,86% sedangkan pengeluaran pemerintah kontribusinya sebesar 5,54%. Kontraksi

ekspor yang tidak sedalam triwulan lalu, telah mengakibatkan kontribusi ekspor

terhadap pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2009 menjadi positif. Kontribusi

investasi terhadap pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2009 meningkat secara

pesat, dimana pada triwulan II-2009 kontribusinya hanya sebesar 1,95% sedangkan

pada triwulan laporan investasi mampu memberikan kontribusi terhadap

pertumbuhan ekonomi sebesar 3,28%.

Jika dibandingkan angka pertumbuhannya, komponen sisi permintaan yang

mengalami pertumbuhan tahunan tertinggi adalah pengeluaran pemerintah yang

tumbuh sebesar 22,74% (y-o-y). Impor tumbuh sebesar 14,62% (y-o-y), konsumsi

tumbuh 11,83% (y-o-y), investasi tumbuh 11,50% (y-o-y), sedangkan secara

tahunan ekspor masih mengalami kontraksi sebesar minus 19,54% (y-o-y). Akan

tetapi perlu dicatat bahwa kontraksi ekspor yang nilainya tidak sebesar triwulan II-

2009 menandakan bahwa kinerja ekspor telah mulai pulih. Jika dihitung secara net,

net ekspor mengalami kontraksi yang semakin dalam hingga mencapai minus

73,58% (y-o-y).

Page 21: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 3

Gambar 1.2 Pertumbuhan PDRB Malut Sisi Permintaan dan Kontribusinya (y-o-y)

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

A. Konsumsi

Konsumsi masyarakat yang terdiri dari konsumsi rumah tangga dan konsumsi

swasta di Maluku Utara pada triwulan III-2009 mengalami pertumbuhan

dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada periode triwulan III-2009 konsumsi

tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 11,83% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan

dengan pertumbuhan yang terjadi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 9,04%.

Pertumbuhan PDRB Maluku Utara (YoY)

Tw.III 2009*

5,35

11,83

11,50

-19,54

14,62

22,74

PDRB

Konsumsi

Pengeluaran Pemerintah

Investasi

Ekspor

Impor

Tw.III 2009*

Kontribusi Pertumbuhan PDRB Maluku Utara (YoY)

5,35

8,86

0,83

-7,16

3,28

5,54

PDRB

Konsumsi

Pengeluaran Pemerintah

Investasi

Ekspor

Impor

Page 22: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 4

Gambar 1.3 Perkembangan Konsumsi Riil Maluku Utara

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Peningkatan konsumsi pada triwulan III-2009 terjadi karena akibat musiman dari

bulan puasa dan hari raya idul fitri. Kondisi yang meningkat ini sejalan dengan hasil

survei konsumen triwulan III-2009, dimana indeks keyakinan konsumen (IKK)

mengalami peningkatan, dari 107,01 pada triwulan II-2009 menjadi 141,15 pada

triwulan III-2009. IKK terdiri atas dua komponen, yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat

Ini (IKE) serta Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) dan pada triwulan III-2009 ini

keduanya menunjukan optimisme.

Salah satu hal yang mendorong optimisme terhadap kondisi perekonomian saat ini

adalah membaiknya penghasilan masyarakat seperti yang ditunjukkan dengan

indeks penghasilan saat ini yang sebesar 156,25. Angka ini naik dari indeks periode

lalu yang sebesar 127,50. Lebih baiknya penghasilan masyarakat setidaknya

didorong oleh beberapa kondisi. Pada bulan Agustus dan September, produksi ikan

laut hasil tangkapan nelayan lokal seperti Cakalang dan Tuna meningkat tajam.

Selain itu juga terdapat panen hasil bumi seperti Cengkeh dan Pala serta hasil

pertanian lain. Selain itu, naiknya penghasilan juga didorong oleh cairnya THR di

kalangan PNS dan pegawai swasta. Hal ini tentu saja juga berdampak pada

meningkatnya pendapatan pedagang.

0

100

200

300

400

500

600

700

‐4%

‐2%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Konsumsi (Milyar Rp) Pertumbuhan (y‐o‐y)

Page 23: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 5

Kondisi tersebut juga mempengaruhi komponen lain pembentuk IKE yaitu indeks

ketersediaan lapangan kerja. Indeks ini juga mengalami peningkatan dari 70,00

menjadi 118,75. Di sektor pertanian ditemukan adanya perluasan areal pertanian

tanaman bahan makanan seperti sayuran serta perluasan usaha pada sub-sektor

peternakan. Hal ini tentunya ikut menyumbang dalam peningkatan lapangan kerja.

Komponen terakhir yang juga berkontribusi terhadap peningkatan IKE adalah indeks

ketepatan waktu membeli barang tahan lama yang naik dari 82,05 menjadi 118,75.

Menjelang Ramadhan dan Idul Fitri, masyarakat mengalokasikan uangnya untuk

dibelikan bahan bangunan dan perlengkapan rumah tangga. Hal ini merupakan

bagian dari kebiasaan masyarakat setempat.

Peningkatan kondisi perekonomian saat ini ternyata sejalan dengan estimasi

masyarakat pada 3 bulan lalu yang ditunjukkan dalam IEK sebesar 120,83. Pada

bulan September ini, estimasi masyarakat kedepan bahkan peningkatannya bisa

lebih besar lagi. Masyarakat optimis penghasilan mereka kedepan akan terus

meningkat seperti yang ditunjukkan dalam indeks sebesar 153,13. Mereka juga

optimis peningkatan lapangan kerja juga akan berlanjut seperti yang tergambar dari

indeks sebesar 146,88.

Diakui responden, optimisme ini dipengaruhi oleh faktor sosial dan politik di tataran

nasional. Mereka memperkirakan bahwa kondisi sosial dan politik akan terus

membaik seiring dengan dilantiknya kabinet yang baru. Dari sisi lapangan kerja,

beberapa responden juga menyebutkan bahwa di akhir tahun akan ada rekrutmen

PNS besar-besaran oleh Pemda, baik di tingkat provinsi maupun tingkat

kabupaten/kota.

Tidak berbeda dengan triwulan sebelumnya, pertumbuhan konsumsi pada

triwulan laporan didorong oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga,

sedangkan konsumsi swasta tumbuh namun mengalami perlambatan. Pada

triwulan III-2009 nilai konsumsi rumah tangga adalah 567 miliar rupiah dengan

pertumbuhan tahunan mencapai 11,97% (y-o-y). Nilai ini lebih besar jika

dibandingkan dengan periode triwulan II-2009 dimana nilai konsumsi rumah tangga

mencapai 542 miliar rupiah dengan pertumbuhan sebesar 9,12% (y-o-y). Konsumsi

Page 24: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 6

swasta masih melanjutkan trend perlambatan yang telah dimulai sejak triwulan I-

2009, dimana pada triwulan IV-2008 pertumbuhan tahunan yang terjadi adalah

3,42% (y-o-y), lalu pada triwulan I-2009 melambat dengan angka pertumbuhan

2,49% (y-o-y), kemudian pada triwulan II-2009 pertumbuhannya 1,82% (y-o-y), lalu

pada triwulan laporan pertumbuhannya kembali melambat hingga sebesar 0,63%

(y-o-y).

Gambar 1.4 Konsumsi Riil Masyarakat Maluku Utara (Milyar Rupiah)

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Tingginya konsumsi rumah tangga pada triwulan laporan terutama terjadi pada

konsumsi non makanan, dimana banyak masyarakat yang melakukan renovasi

rumah untuk menghadapi hari raya Idul Fitri. Hal ini dikonfirmasi dengan

pertumbuhan yang terjadi pada sektor bangunan. Dari sisi konsumsi makanan,

lonjakan terjadi karena disebabkan oleh tingginya konsumsi masyarakat selama

bulan puasa dan hari raya Idul Fitri dimana hal ini juga sejalan dengan kenaikan

yang terjadi pada sektor industri pengolahan, terutama sub sektor makanan,

minuman dan tembakau.

B. Investasi

Pertumbuhan investasi di Maluku Utara pada periode triwulan III-2009 masih

cukup tinggi meskipun tidak setinggi triwulan sebelumnya. Pada triwulan III-

2009 investasi di Maluku Utara mengalami pertumbuhan sebesar 11,50% (y-o-y)

dimana pertumbuhan yang terjadi pada triwulan sebelumnya adalah 33,51% (y-o-

‐100 200 300 400 500 600 700 

I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009

Konsumsi Rumahtangga Konsumsi Swasta

Page 25: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 7

y). Investasi di Maluku Utara saat ini memang masih didominasi oleh pembangunan

infratruktur oleh Pemerintah Daerah, namun kedepan peran swasta nampaknya

akan meningkat. Hal ini terlihat dari minat beberapa investor untuk melakukan

kegiatan investasi di Malut.

Gambar 1.5 Perkembangan Investasi Riil Maluku Utara

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Gambar 1.6 Rencana Investasi Maluku Utara

Sumber: BKPMD Malut

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Provinsi Maluku

Utara, pada semester II-2009 telah ada rencana investasi dari PT Ausenco Indonesia

dalam hal pertambangan. Selain itu PT Huayu Wijaya Indonesia yang merupakan

perusahaan milik China, telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di

Halmahera Selatan. Adapun sasaran investasi utama adalah bidang perikanan dan

pertambangan. Di bidang perikanan investor tersebut berencana membangun

industri perikanan yang komprehensif, mulai dari penangkapan, pengolahan,

hingga pemasaran, yang sasarannya untuk pemberdayaan masyarakat nelayan.

10 

20 

30 

40 

50 

60 

‐20%‐10%0%10%20%30%40%50%60%70%80%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Investasi (Milyar Rp) Pertumbuhan (y‐o‐y)

Page 26: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 8

Bahkan rencananya dihadirkan pula perusahaan galangan kapal yang bisa

mendukung industri kapal perikanan. Di bidang pertambangan investor tersebut

berencana mengelola pertambangan nickel di Obi1.

PT Cipta Karya Unggul, salah satu grup perusahaan Kopi Kapal Api yang bergerak di

perkebunan kelapa sawit dan tebu juga berminat untuk berinvestasi dengan

mengambil lokasi di Kabupaten Halmahera Tengah yang rencananya akan

menggunakan lahan seluas 21.500 hektar di desa Waleh, untuk digunakan lahan

perkebunan tebu sekaligus pembangunan pabrik gula di Desa Wairoro dan

sekitarnya2.

C. Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah pada periode triwulan III-2009 menunjukan

pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan periode triwulan II-2009, dan

merupakan komponen PDRB sisi permintaan yang mencatatkan pertumbuhan

tertinggi. Pada triwulan III-2009 pertumbuhan pengeluaran pemerintah tercatat

sebesar 22,74% (y-o-y), dimana pada triwulan sebelumnya pertumbuhan yang

terjadi adalah 15,50% (y-o-y). Pada triwulan II-2009 nilai pengeluaran pemerintah

mencapai 190,86 milyar rupiah sedangkan pada triwulan III-2009 nilainya adalah

204,74 milyar rupiah. Pertumbuhan pengeluaran pemerintah pada periode ini masih

digerakan oleh realisasi proyek-proyek yang biasanya telah ditenderkan pada

triwulan sebelumnya.

1 Sumber: Malut Post 17 Oktober 2009 2 Sumber: Malut Post 19 Oktober 2009

Page 27: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 9

Gambar 1.7 Perkembangan Riil Pengeluaran Pemerintah

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Kegiatan goverment expenditure pada triwulan berikutnya diperkirakan masih akan

mengalami pertumbuhan seiring berakhirnya tahun anggaran, dimana pemerintah

daerah akan berupaya untuk memaksimalkan realisasi APBD.

D. Kegiatan Ekspor dan Impor

Kinerja net ekspor pada triwulan III-2009 belum dapat keluar dari trend

kontraksi yang telah dimulai sejak triwulan IV-2008. Pada triwulan II-2009

tercatat net ekspor mengalami kontraksi sebesar minus 69,90% (y-o-y), lalu pada

triwulan III-2009 kondisi ini semakin parah dimana net ekspor terkontraksi hingga

minus 73,58% (y-o-y). Sebenarnya baik impor maupun ekspor sama-sama

mengalami peningkatan, namun pertumbuhan impor yang sangat tinggi melebihi

peningkatan ekspor, sehingga secara net, ekspor Maluku Utara masih mengalami

penurunan. Pada triwulan II-2009 tercatat nilai riil ekspor bersih Maluku Utara

(ekspor bersih atas dasar harga konstan tahun 2000) adalah 32,37 miliar rupiah,

sedangkan pada triwulan laporan nilai tersebut turun menjadi 25,64 miliar rupiah.

Seperti yang ditunjukan dalam gambar 1.7, kinerja ekspor pada triwulan III-2009

menunjukan peningkatan sehingga kontraksi yang dialami pada triwulan laporan

tidak sedalam kontraksi yang dialami triwulan sebelumnya. Pada triwulan II-2009

ekspor tercatat mengalami kontraksi sebesar minus 25,61%, sedangkan pada

50 

100 

150 

200 

250 

‐10%

‐5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Pengeluaran Pemerintah (Milyar Rp) Pertumbuhan (y‐o‐y)

Page 28: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 10

triwulan laporan kontraksi ekspor adalah minus 19,54%. Peningkatan kinerja ekspor

didorong oleh meningkatnya ekspor nickel, seiring meningkatnya permintaan nickel

dari Jepang (pembahasan ini dapat dilihat pada bab 1.3.B.)

Gambar 1.8 Perkembangan Ekspor Riil

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Gambar 1.9. Nilai Ekspor Maluku Utara (Ribu USD)

Sumber: Bea Cukai

Impor Maluku Utara pada triwulan III-2009 mengalami lonjakan jika dibandingkan

dengan kondisi triwulan II-2009. Pada triwulan II-2009 pertumbuhan impor tercatat

50,00 

100,00 

150,00 

200,00 

250,00 

300,00 

‐30,00%

‐20,00%

‐10,00%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

I II III IV I II IIIIV I II IIIIV I II III IV I II III IV I II III

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Ekspor (Milyar Rp) Pertumbuhan (y‐o‐y)

0100002000030000400005000060000700008000090000

050

100150200250300350400

Jan

Mei

Sep

Jan

Mei

Sep

Jan

Mei

Sep

Jan

Mei

Sep

Jan

Mei

2005 2006 2007 2008 2009

CAPITAL GOODS CONSUMER GOODS

INTERMEDIATE GOODS

Page 29: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 11

sebesar 4,55% (y-o-y), sedangkan pada triwulan III-2009 pertumbuhannya

mencapai 14,62% (y-o-y). Kondisi impor di Maluku Utara sebenarnya didominasi

oleh impor antar pulau, seperti yang dapat dilihat pada gambar 1.9.

Gambar 1.10 Perkembangan Impor Maluku Utara

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Gambar 1.11 Proporsi Impor Maluku Utara

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Terjadinya lonjakan impor ini mengindikasikan peningkatan permintaan pedagang

akan barang konsumsi, untuk menghadapi bulan puasa dan hari raya Idul Fitri.

‐20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 140,00 160,00 180,00 200,00 

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

25,00%

30,00%

35,00%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Impor (Milyar Rp) Pertumbuhan (y‐o‐y)

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%100%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I  II III

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Impor Luar Negeri Antar Pulau

Page 30: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 12

Seperti yang terlihat dalam peningkatan arus bongkar-muat barang melalui

pelabuhan, ataupun peningkatan kargo melalui angkutan udara (pembahasan hal

ini dapat dilihat pada bagian 1.3.G).

1.3 Perkembangan Ekonomi dari Sisi Penawaran

Dari sisi penawaran terdapat dua sektor yang mengalami kontraksi, yaitu

pertambangan & penggalian serta sektor listrik, gas & air bersih, sedangkan sektor

lainnya masih tumbuh. Sektor yang memberikan kontribusi tinggi terhadap

pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2009 adalah sektor perdagangan, hotel dan

restoran yang kontribusinya mencapai 2,18%. Kondisi ini mencerminkan besarnya

efek musiman yaitu puasa dan hari raya Idul Fitri terhadap pergerakan ekonomi

pada triwulan laporan khususnya terhadap sub sektor perdagangan besar dan

eceran. Adapun sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah sektor jasa-

jasa dengan pertumbuhan mencapai 11,19%.

Gambar 1.12

Pertumbuhan PDRB Malut Sisi Penawaran dan Kontribusinya (y-o-y)

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

5,35

2,60

6,67

-0,13

0,38

8,59

7,34

8,10

11,19

-6,77

PDRB

Pertanian

Pertambangan & Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas & Air Bersih

Bangunan

Perdagangan, Hotel & Restoran

Pengangkutan & Komunikasi

Keuangan, Persewaan & Jasa Perush

Jasa-jasa

5,35

0,95

0,82

0,00

0,01

2,18

0,58

0,28

0,83

-0,31

PDRB

Pertanian

Pertambangan & Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas & Air Bersih

Bangunan

Perdagangan, Hotel & Restoran

Pengangkutan & Komunikasi

Keuangan, Persewaan & Jasa Perush

Jasa-jasa

Pertumbuhan PDRB Maluku Utara (YoY)

Tw.III 2009* Tw.III 2009*

Kontribusi Pertumbuhan PDRB Maluku Utara (YoY)

Page 31: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 13

A. Pertanian

Pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan III-2009 masih lebih lamban

apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada triwulan laporan

tercatat pertumbuhan sektor pertanian adalah 2,60% (y-o-y) sedangkan

pertumbuhannya pada triwulan II-2009 adalah 4,80% (y-o-y). Penurunan kinerja

sektor pertanian pada periode ini disebabkan karena pergeseran masa panen besar,

dimana panen besar hasil bumi yang diperkirakan akan terjadi pada triwulan III-

2009, ternyata mundur ke periode berikutnya, dan pada triwulan laporan yang

terjadi hanyalah panen biasa.

Dari seluruh sub sektor yang ada, hanya sub sektor tanaman perkebunan yang

pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Pada triwulan

laporan, pertumbuhan sub sektor tanaman perkebunan mencapai 8,30% (y-o-y),

dimana pertumbuhannya pada triwulan II-2009 adalah 5,57% (y-o-y). Peningkatan

kinerja ini disebabkan karena terjadinya panen hasil bumi seperti Cengkeh dan Pala.

Hal ini didorong oleh cuaca yang mendukung dimana curah hujan tidak terlalu

tinggi pada bulan-bulan sebelumnya.

Gambar 1.13 Perkembangan PDRB Riil Sektor Pertanian

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Sub sektor tanaman bahan makanan pada triwulan III-2009 mengalami kontraksi

hingga mencapai minus 5,76% (y-o-y) dimana pada triwulan II-2009 sub sektor ini

0

50

100

150

200

250

300

0,00%

2,00%

4,00%

6,00%

8,00%

10,00%

12,00%

14,00%

I II IIIIV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Pertanian (Milyar Rp) Pertumbuhan (y‐o‐y)

Page 32: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 14

masih tumbuh sebesar 0,82% (y-o-y). Penurunan ini disebabkan karena penurunan

komoditas kedelai, karena kalah bersaing dengan kedelai dari luar Maluku Utara,

baik itu dalam hal kualitas maupun harga. Tanaman bahan makanan di Maluku

Utara sebenarnya lebih banyak berupa tanaman holtikultura, yaitu berupa sayur dan

buah, dibandingkan dengan tanaman padi. Karena padi dianggap sebagai tanaman

yang kurang menguntungkan, disebabkan relatif sulitnya pemeliharaan, disamping

kendala pupuk, pengairan dan bibit unggul, maka banyak petani padi mengalihkan

lahannya untuk ditanami jeruk, cabai, atau tanaman lainnya. Saat ini sebagian

pemerintah daerah telah memfokuskan pertaniannya kepada jagung, seperti

Halmahera barat, Halmahera Utara dan Kepulauan Sula yang telah mendukung

pengembangan tanaman ini melalui APBDnya.

Sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya mengalami kontraksi dibandingkan

triwulan sebelumnya, dimana pada triwulan III-2009 pertumbuhan sub sektor ini

adalah minus 0,90% (y-o-y) sedangkan pada triwulan II-2009 sub sektor ini masih

mengalami pertumbuhan sebesar 0,64% (y-o-y).

Sub sektor kehutanan masih tumbuh pada triwulan III-2009, meskipun melambat

jika dibandingkan kondisi triwulan II-2009. Pertumbuhan yang terjadi pada triwulan

laporan adalah 3,52% (y-o-y), sedangkan pada triwulan II-2009 sub sektor ini

mencatat pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu sebesar 28,17% (y-o-y). Penurunan

ini disebabkan karena tidak ada produksi kayu damar pada triwulan laporan, hanya

kayu log saja, sedangkan pada triwulan II-2009 masih terdapat produksi kayu damar

dari Kabupaten Morotai.

Sub sektor perikanan juga masih mencatatkan pertumbuhan, meskipun melambat

jika dibandingkan periode triwulan II-2009. Pada triwulan III-2009 pertumbuhan sub

sektor perikanan adalah 0,96% (y-o-y) sedangkan pertumbuhannya pada triwulan

II-2009 adalah 3,07% (y-o-y). Faktor pendorong pertumbuhan pada sub sektor ini

adalah berlipatnya produksi Cakalang dan Tuna hasil tangkapan nelayan lokal

sebagai akibat musim migrasi ikan yang dimulai sejak Juni lalu, dan mencapai

puncaknya pada bulan Agustus dan September. Hal ini juga didorong oleh kondisi

cuaca yang mendukung sehingga nelayan dapat terus melaut. Walaupun produksi

meningkat tajam, namun nelayan harus mengahadapi turunnya harga ikan. Hal ini

Page 33: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 15

disebabkan permintaan ekspor yang turun serta terbatasnya fasilitas cold storage

sehingga pasokan akhirnya membanjiri pasar lokal.

B. Pertambangan & Penggalian

Kinerja sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan III-2009 mengalami

peningkatan dibandingkan dengan kondisi triwulan II-2009. Meskipun

pertumbuhan tahunan sektor ini masih mengalami kontraksi, namun kontraksinya

yang tidak sedalam kontraksi periode triwulan II-2009 menggambarkan bahwa

sektor ini telah menunjukan peningkatan. Pada triwulan II-2009 sektor ini

mengalami kontraksi hingga minus 17,56% (y-o-y), sedangkan pada triwulan III-

2009 kontraksinya hanya sebesar minus 6,77%.

Gambar 1.14 Perkembangan PDRB Riil Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Peningkatan kinerja sektor pertambangan dan penggalian disebabkan oleh dua hal,

yaitu peningkatan pada sub sektor pertambangan tanpa migas dan pertumbuhan

sub sektor penggalian. Meskipun secara tahunan angka pertumbuhannya masih

terkontraksi pada level minus 7,95% (y-o-y), namun kondisi ini jauh lebih baik

dibandingkan kondisi yang terjadi pada triwulan II-2009 dimana sub sektor

pertambangan tanpa migas mengalami kontraksi hingga minus 20,23%. Kontraksi

yang telah berkurang kedalamannya ini menggambarkan bahwa sub sektor

pertambangan tanpa migas telah mulai pulih. Hal ini terlihat dari peningkatan

0

5

10

15

20

25

30

35

40

‐20,00%

‐15,00%

‐10,00%

‐5,00%

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

25,00%

30,00%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Pertambangan & Penggalian (Milyar Rp) Pertumbuhan (y‐o‐y)

Page 34: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 16

ekspor nickel, yang merupakan komoditas ekspor utama, seperti yang dapat dilihat

pada gambar 1.12.

Pada triwulan III-2009 terjadi peningkatan volume ekspor yang sangat besar, yang

jika dibandingkan secara tahunan, pertumbuhan pada triwulan III-2009 mencapai

215% (y-o-y). Periode triwulan III-2008 memang merupakan periode dimana ekspor

nickel berada pada level terendah sejak beberapa tahun belakangan ini, namun

tampaknya selama setahun terakhir telah terjadi peningkatan. Membaiknya industri

manufaktur di Jepang sebagai salah satu tujuan ekspor nickel utama, diduga

merupakan salah satu faktor pendorong kinerja sub sektor pertambangan tanpa

migas.

Gambar 1.15 Volume dan Pertumbuhan Volume Ekspor Nickel Malut

Dalam laporan bulanan prospek perekonomian Jepang edisi September 2009, yang

dikeluarkan oleh Macro Economic Research Centre, The Japan Research Institute

Ltd., dikemukakan bahwa perekonomian Jepang telah mulai pulih, khususnya dalam

industri manufaktur, meskipun masih berada pada skala kecil. Dalam laporan

tersebut dikemukakan pula bahwa produksi industri di Jepang diperkirakan akan

meningkat sebesar 7% dan perekonomian akan bergerak lebih baik dibandingkan

periode sebelumnya.

0

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

1.200.000

1.400.000

‐100%

‐50%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009

Volume (MTon) g.Volume (y‐o‐y)

Page 35: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 17

Gambar 1.16 Indikator Utama Perekonomian Jepang

Sumber: Macro Economic Research Centre, The Japan Research Institute Ltd.

Peningkatan industri ini terutama ditunjukan oleh industri kendaraan bermotor dan

industri baja. Seiring peningkatan industri manufaktur di Jepang, tidak

mengherankan apabila permintaan nickel mengalami peningkatan, sehingga ekspor

nickel Maluku Utara juga mengalami peningkatan.

Untuk sektor penggalian, pertumbuhan disebabkan karena pembangunan

infrastruktur dan perumahan rakyat yang dilaksanakan di wilayah Maluku Utara.

Selain itu renovasi rumah yang dilakukan masyarakat untuk menghadapi hari raya

Idul Fitri juga turut memicu kenaikan sektor ini. Penggalian di Maluku Utara

utamanya merupakan galian tipe C, yaitu berupa penggalian pasir dan batu yang

merupakan bahan baku utama untuk bangunan, sehingga kenaikan aktivitas

pembangunan akan diikuti oleh peningkatan aktivitas subsektor penggalian. Pada

triwulan laporan, sub sektor ini tumbuh sebesar 2,55% (y-o-y), melambat apabila

dibandingkan pertumbuhan pada periode sebelumnya yang sebesar 8,21% (y-o-y).

C. Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan pada triwulan III-2009 menunjukan kinerja

pertumbuhan yang baik, meskipun sedikit melambat dibandingkan periode

sebelumnya. Pada triwulan III-2009, sektor industri pengolahan mengalami

petumbuhan sebesar 6,67% (y-o-y) dimana pada triwulan II-2009 pertumbuhan

Page 36: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 18

yang terjadi di sektor ini adalah 6,97% (y-o-y). Dua sub sektor yang ada yaitu sub

sektor makanan, minuman, dan tembakau serta sub sektor barang kayu dan hasil

hutan lainnya sama-sama mengalami pertumbuhan, meskipun pertumbuhan sub

sektor barang kayu dan hasil hutan lainnya sedikit melambat dibandingkan

pertumbuhan yang terjadi pada triwulan II-2009.

Gambar 1.17 Perkembangan PDRB Riil Sektor Industri Pengolahan

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Subsektor makanan, minuman, dan tembakau tumbuh 9,27% (y-o-y), sedikit

meningkat dibandingkan periode sebelumnya, dimana pertumbuhan pada triwulan

II-2009 adalah 9,19% (y-o-y). Faktor pendorong pertumbuhan pada periode ini

terutama bersumber dari makanan jadi, yang mengalami peningkatan cukup besar

selama bulan puasa dan hari raya Idul Fitri.

Sub sektor barang kayu dan hasil hutan lainnya sedikit melambat dibandingkan

pertumbuhan yang terjadi pada triwulan II-2009, dimana pertumbuhan yang terjadi

pada triwulan laporan adalah 5,73% (y-o-y) sedangkan pada triwulan II-2009

pertumbuhannya adalah 6,17% (y-o-y). Pada triwulan III-2009 pertumbuhan sektor

ini disebabkan karena peningkatan permintaan akan kayu olahan, khususnya dalam

bentuk kusen, maupun kayu-kayu yang digunakan dalam konstruksi, seiring

terjadinya peningkatan di sektor bangunan.

70

75

80

85

90

95

‐15,00%

‐10,00%

‐5,00%

0,00%

5,00%

10,00%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Industri Pengolahan (Milyar Rp) Pertumbuhan (y‐o‐y)

Page 37: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 19

D. Listrik, Gas & Air Bersih

Pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih pada triwulan III-2009 mengalami

kontraksi. Pada tiwulan II-2009 sektor ini tercatat mengalami pertumbuhan sebesar

4,28% (y-o-y) sedangkan pada triwulan III-2009 pertumbuhan yang terjadi adalah

minus 0,13%. Dua seb sektor yang ada pada sektor ini memang mengalami

penurunan, dimana sub sektor listrik terkontraksi sedangkan sub sektor air bersih

mengalami perlambatan petumbuhan.

Gambar 1.18 Perkembangan PDRB Riil Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Pada triwulan laporan sub sektor listrik mengalami kontraksi hingga minus 1,20%

(y-o-y) dimana pada tiwulan II-2009 sub sektor ini masih tumbuh sebesar 3,26% (y-

y). Penurunan kinerja sub sektor ini disebabkan karena rusaknya salah satu mesin

pembangkit listrik.

Sub sektor air bersih mengalami perlambatan pertumbuhan dimana pada triwulan

laporan tercatat sub sektor ini tumbuh sebesar 1,59% (y-o-y), sedangkan pada

triwulan II-2009 tercatat pertumbuhan yang terjadi adalah 5,41% (y-o-y).

Penurunan sub sektor ini sejalan dengan penurunan yang terjadi pada sub sektor

listrik, karena dalam pengolahan air minum belum memiliki bak penampung,

sehingga ketika listrik mengalami gangguan maka air juga akan terganggu.

Meskipun tedapat pemasangan jaringan baru, namun jumlahnya yang tidak terlalu

signifikan belum bisa mendongkrak kinerja sub sektor ini.

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

‐2,00%

0,00%

2,00%

4,00%

6,00%

8,00%

10,00%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Listrik, Gas & Air Bersih (Milyar Rp) Pertumbuhan (y‐o‐y)

Page 38: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 20

E. Bangunan

Jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, kinerja sektor bangunan pada

triwulan III-2009 mengalami perlambatan. Pada triwulan laporan tercatat sektor

bangunan mengalami pertumbuhan sebesar 0,38% (y-o-y), atau jauh melambat jika

dibandingkan kinerja triwulan sebelumnya, dimana pada triwulan II-2009 tercatat

sektor ini tumbuh sebesar 8,16% (y-o-y). Penurunan ini sejalan dengan penurunan

yang terjadi pada sektor penggalian, karena pengggalian di Maluku Utara memang

lebih banyak berupa galian tipe C, berupa pasir dan batu yang merupakan input

dalam sektor bangunan.

Gambar 1.19 Perkembangan PDRB Riil Sektor Bangunan

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Pembangunan di Maluku Utara pada triwulan laporan ini lebih banyak berupa

pembangunan untuk tempat tinggal.

F. Perdagangan, Hotel & Restoran

Pada triwulan III-2009 sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami

pertumbuhan dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan sektor ini pada

triwulan II-2009 adalah sebesar 7,30% (y-o-y), sedangkan pada triwulan III-2009

pertumbuhan yang terjadi adalah 8,59% (y-o-y). Secara umum pergerakan sektor ini

pada triwulan laporan dipengaruhi oleh aktivitas ekonomi selama masa puasa dan

hari raya Idul Fitri.

0

2

4

6

8

10

12

14

‐5,00%

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

25,00%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Bangunan (Milyar Rp) Pertumbuhan (y‐o‐y)

Page 39: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 21

Jika dianalisa lebih rinci, hanya terdapat satu sub sektor yang kinerjanya lebih baik

dari triwulan sebelumnya, sedangkan dua sub sektor lainnya mengalami

perlambatan pertumbuhan dibandingkan periode sebelumnya. Sub sektor

perdagangan besar dan eceran tumbuh sebesar 8,59% (y-o-y) pada triwulan III-

2009, mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya dimana

pertumbuhannya pada triwulan II-2009 sebesar 7,17% (y-o-y). Peningkatan kinerja

sub sektor ini masih didorong oleh aktivitas ekonomi selama masa puasa dan hari

raya Idul Fitri.

Kinerja sub sektor hotel pada triwulan III-2009 sedikit melambat jika dibandingkan

periode sebelumnya. Pada triwulan laporan tercatat sub sektor ini mengalami

pertumbuhan tahunan sebesar 8,66% (y-o-y), dimana pertumbuhannya pada

triwulan II-2009 adalah 8,93% (y-o-y). Penurunan sub sektor hotel disebabkan

karena menurunnya tingkat hunian hotel selama masa puasa. Meskipun demikian

pada awal triwulan III-2009, yaitu pada bulan Juli dan Agustus, tingkat hunian

masih cukup baik, sehingga penurunan sub sektor ini tidak terlampau besar.

Menurut berita resmi statistik pariwisata, BPS Provinsi Maluku Utara, tingkat

penghunian kamar hotel berbintang di Maluku Utara pada bulan September 2009

mencapai 24,30% atau mengalami penurunan 3,99 poin dibandingkan periode

Agustus 2009. Sedangkan tingkat penghunian kamar pada hotel non bintang/

akomodasi lainnya pada bulan September 2009 mencapai 75,70% atau mengalami

peningkatan sebesar 3,99 poin dibandingkan posisi Agustus 2009.

Page 40: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 22

Gambar 1.20 Perkembangan PDRB Riil Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Sub sektor restoran masih tumbuh meskipun jauh melambat jika dibandingkan

periode sebelumnya. Pada triwulan III-2009 tercatat sektor ini mengalami

pertumbuhan sebesar 8,28% (y-o-y), sedangkan pada triwulan II-2009 sektor ini

tumbuh sebesar 22,55% (y-o-y). Penurunan sub sektor ini

G. Pengangkutan & Komunikasi

Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami perlambatan pertumbuhan

jika dibandingkan periode sebelumnya. Pada triwulan laporan tercatat sektor ini

tumbuh sebesar 7,34% (y-o-y), sedangkan pada triwulan II-2009 pertumbuhan yang

terjadi adalah 10,21% (y-o-y). Penurunan ini menunjukan bahwa meskipun aktivitas

pada sektor pengangkutan cukup baik, namun aktivitasnya tidak seramai tahun lalu.

020406080100120140160180200

0,00%

2,00%

4,00%

6,00%

8,00%

10,00%

12,00%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Perdagangan, Hotel & Restoran (Milyar Rp) Pertumbuhan (y‐o‐y)

Page 41: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 23

Gambar 1.21 Perkembangan PDRB Riil Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Apabila dilihat lebih rinci, hampir seluruh sub sektor yang ada mengalami

penurunan, kecuali angkutan jalan raya. Sub sektor angkutan jalan raya tumbuh

sebesar 8,27% (y-o-y) pada triwulan laporan, sedangkan pada triwulan II-2009

pertumbuhannya adalah 6,64% (y-o-y).

Sub sektor angkutan laut mengalami perlambatan, dimana pertumbuhannya pada

triwulan III-2009 adalah 3,64% (y-o-y) sedangkan pada triwulan II-2009

pertumbuhannya tercatat sebesar 6,41% (y-o-y). Penurunan ini disebabkan karena

berkurangnya arus kapal penumpang yang sebagai akibat adanya kapal yang masuk

dok dan munculnya gelombang tinggi sehingga mengganggu kelancaran aktivitas

angkutan laut. Seperti yang dapat dilihat pada gambar 1.19, pada triwulan III-2009

hanya terdapat 548 kali pelayanan angkutan kapal, sedangkan pada triwulan II-

2009 jumlah pelayanan engkutan tersebut mencapai 657 kali. Kondisi ini

sebenarnya berlawanan dengan arus bongkar - muat barang , dimana pada triwulan

III-2009 arus bongkar - muat barang mencapai 166.143 Ton/M3. Dari sini terlihat

bahwa untuk menghadapi bulan puasa dan hari raya Idul Fitri pedagang telah

meningkatkan pasokan barangya, yang diantaranya diangkut melalui jalur laut. Hal

ini sejalan dengan kondisi pada angkutan udara.

0

10

20

30

40

50

60

70

0,00%2,00%4,00%6,00%8,00%

10,00%12,00%14,00%16,00%18,00%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Pengangkutan & Komunikasi (Milyar Rp)

Pertumbuhan (y‐o‐y)

Page 42: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 24

Gambar 1.22 Arus Kapal Penumpang Dalam Negeri

Sumber: PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero), diolah

Gambar 1.23 Arus Bongkar – Muat Barang

Sumber: PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero), diolah

Angkutan sungai, danau dan penyebrangan pada triwulan laporan mengalami

kontraksi hingga mencapai minus 2,77% (y-o-y), dimana pada triwulan II-2009 sub

sektor ini masih tumbuh sebesar 16,16% (y-o-y).

Sub sektor angkutan udara mengalami perlambatan jika dibandingkan periode

sebelumnya. Pada triwulan III-2009 sub sektor ini tumbuh sebesar 5,98% (y-o-y),

sedangkan pada triwulan II-2009 sektor ini tumbuh hingga 10,58% (y-o-y). Seperti

yang terlihat pada gambar 1.19, jumlah penerbangan pada triwulan III-2009

mengalami penurunan dibandingkan kondisi triwulan II-2009, namun jumlah

penumpang, bagasi dan kargo mengalami peningkatan. Dari sini dapat disimpulkan

450500

550600650

700

I II III

2009

KAPAL PENUMPANG DN

0

50000

100000

150000

200000

I II III

2009

Jumlah

Page 43: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 25

bahwa utilisasi angkutan udara mengalami peningkatan, sehingga meskipun jumlah

penerbangan menurun, namun jumlah penumpang maupun barang yang diangkut

melalui pesawat udara mengalami peningkatan. Hal ini tampaknya juga merupakan

antisipasi pelaku ekonomi untuk menghadapi puasa dan hari raya Idul Fitri.

Gambar 1.24 Lalu Lintas Angkutan Udara

Sumber: Bandara Sultan Babullah, diolah

Kinerja subsektor jasa penunjang angkutan pada triwulan III-2009 mengalami

perlambatan jika dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan laporan tercatat

sub sektor ini tumbuh 4,66% (y-o-y), mengalami perlambatan dibandingkan

pertumbuhan triwulan II-2009 yang sebesar 11,94% (y-o-y).

Sub sektor pos dan telekomunikasi tumbuh 11,56% (y-o-y) pada triwulan III-2009,

mengalami perlambatan dibandingkan kinerja triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 14,68%. Perlambatan ini disebabkan adanya gangguan jaringan

komunikasi.

1.680 1.700 1.720 1.740 1.760 1.780 1.800 1.820 1.840 1.860 1.880 

I II III

2009

Jml Penerbangan

55.000 

60.000 

65.000 

70.000 

75.000 

I II III

2009

Jml Penumpang

600.000 620.000 640.000 660.000 680.000 700.000 720.000 740.000 760.000 780.000 800.000 

I II III

2009

Jml Bagasi  (kg)

50.000 

100.000 

150.000 

200.000 

I II III

2009

Jml Kargo (kg)

Page 44: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 26

H. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

Pada triwulan III-2009 sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

mengalami perlambatan pertumbuhan jika dibandingkan periode sebelumnya.

Pada triwulan laporan tercatat sektor ini tumbuh sebesar 8,10% (y-o-y), lebih

rendah dibandingkan kinerja triwulan II-2009 yang pertumbuhannya adalah 9,51%

(y-o-y).

Gambar 1.25 Perkembangan PDRB Riil Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Dari empat sub sektor yang ada, hanya sub sektor sewa bangunan yang

pertumbuhannya masih mengalami peningkatan, sedangkan tiga sub sektor lainnya

mengalami perlambatan. Sewa bangunan tumbuh 5,86% (y-o-y) lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 4,84% (y-o-y).

Sub sektor bank tumbuh 13,49% (y-o-y), mengalami perlambatan jika dibandingkan

pertumbuhan triwulan II-2009 yaitu sebesar 16,58% (y-o-y).

Lembaga keuangan non bank tumbuh 12,43% (y-o-y), jauh lebih rendah

dibandingkan kinerja triwulan sebelumnya yang pertumbuhannya mencapai

24,32% (y-o-y).

0

5

10

15

20

25

30

0,00%2,00%4,00%6,00%8,00%

10,00%12,00%14,00%16,00%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Keuangan, Persewaan & Js Prshn (Milyar Rp)

Pertumbuhan (y‐o‐y)

Page 45: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 27

Jasa perusahaan tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 6,24% (y-o-y),

mengalami perlambatan yang cukup signifikan, dimana pertumbuhannya pada

triwulan II-2009 adalah 12,90% (y-o-y).

I. Jasa-jasa

Kinerja sektor jasa-jasa pada triwulan III-2009 menunjukan peningkatan yang

signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan sektor jasa-jasa pada

triwulan laporan tercatat sebesar 11,19% (y-o-y), sedangkan pada triwulan II-2009

tercatat pertumbuhan yang terjadi adalah 2,04% (y-o-y). Peningkatan ini terutama

didorong oleh peningkatan pada sub sektor administrasi pemerintahan dan

pertahanan, dimana sub sektor lainnya mengalami perlambatan.

Gambar 1.26 Perkembangan PDRB Riil Sektor Jasa-jasa

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Pertumbuhan sub sektor jasa administrasi pemerintahan dan pertahanan pada

triwulan III-2009 tercatat sebesar 13,42% (y-o-y), jauh lebih besar dibandingkan

pertumbuhan yang terjadi pada triwulan sebelumnya yaitu sebesar 0,16% (y-o-y).

Sub sektor jasa sosial kemasyarakatan tumbuh 5,13% (y-o-y), sedikit melambat jika

dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2009 yang sebesar 6,24% (y-o-y).

0

10

20

30

40

50

60

0,00%

2,00%

4,00%

6,00%

8,00%

10,00%

12,00%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Jasa‐jasa (Milyar Rp) Pertumbuhan (y‐o‐y)

Page 46: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Perkembangan Ekonomi Makro 28

Sub sektor jasa hiburan dan rekreasi tumbuh sebesar 8,48% (y-o-y), mengalami

perlambatan jika dibandingkan kinerja triwulan II-2009 dimana pertumbuhannya

mencapai 10,57% (y-o-y).

Kinerja sub sektor jasa perorangan dan rumah tangga tercatat mengalami

pertumbuhan sebesar 5,12% (y-o-y). Kondisi ini menurun jika dibandingkan

pertumbuhan yang terjadi pada triwulan II-2009 dimana tercata pertumbuhannya

sebesar 8,14% (y-o-y).

Page 47: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

29  

BOX 1 Ikan Tuna Asia Pasifik Bermuara di Maluku Utara1

Perubahan suhu bumi secara terus-menerus menyebabkan global warming sehingga mengakibatkan

berkurangnya stok tuna. Oleh karena itu dibutuhkan inisiatif untuk melindungi dan me manage dengan

baik area produksi tuna agar dapat menjadi wilayah perkembangbiakan tuna yang berkelanjutan

(Changing mindsets toward sustainable fisheries). Situasi terkini mengenai stok tuna di Pasifik Bagian

Barat dan Tengah yaitu Big eye Tuna (Tuna Mata Besar) kemungkinan telah mengalami kelebihan

tangkap dan dibutuhkan pengurangan penangkapan sebanyak 30%, Yellow fin Tuna (Tuna Ekor Kuning)

telah mengalami kelebihan tangkap (overfishing) karena terlalu banyaknya penangkapan, serta Skipjack

Tuna telah mengalami penangkapan yang mendekati pada penangkapan lestari (Maximum Sustainable

Yield).

Mencermati hal tersebut, Maluku Utara memiliki peluang besar untuk dapat meningkatkan peran dalam

pengembangan industri tuna di dunia. Hal ini didukung oleh hasil penelitian dari Dr. Anthony Lewis yang

berjudul “Updates on The Pacific Tuna Tagging Program” bahwa selama melakukan penelitian terhadap

penandaan tuna (tagging) selama proses pertumbuhannya, maka didapatkan bahwa migrasi tuna yang

telah dilakukan penandaan pada usia dewasanya dan siap ditangkap pada akhirnya akan bermuara di

wilayah perairan Indonesia, yaitu di Wilayah perairan Maluku Utara. hal ini terungkap dalam pertemuan

Tuna Internasional atau IOTC (Indian Ocean Tuna Commission) ke-11 yang dilaksanakan di General

Santos, pada tanggal 27 hingga 29 Agustus 2009.

Perkembangan Perikanan Tangkap di Maluku Utara

                                                            1 Dr. Anthony Lewis : Updates on The Pacific Tuna Tagging Program. 

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

45000

50000

I II III IV I II III IV I II III IV

2006 2007 2008

Total Tuna

Page 48: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

 

Beberapa

Disampin

tahun de

Meskipu

daya ika

(yang di

kesejahte

yang dig

nelayan

pembuat

speedbo

yang me

Marakny

a daerah di M

Ternate: pera

Tidore: perai

Bacan: perair

Sanana: pera

Buli: perairan

Morotai: per

ng itu, kegia

engan musim

Ternate dan

Bacan: Febru

Sula: Februar

Morotai: Jan

n potensinya

n sebagai ke

ukur mengg

eraan petani

gunakan ole

di daerah ju

t speed boat

oat di Komple

enggunakan

ya kegiatan il

7

1%

Lay

Perband

Maluku Utara

airan sekitar P

ran sekitar H

ran sekitar Se

airan sekitar S

n Laut Halma

airan Pasifik

atan penangk

m puncak seba

Tidore: Janua

uari – Mei dan

ri – April dan

uari – April d

a sangat besa

ekuatan ekon

gunakan nilai

pada umum

h nelayan d

uga masih s

t di Kota Te

ek PPN Bastio

peralatan le

llegal fishing

7%

31%

yang Kaka

dingan Jenis I

a yang memil

Pulau Hiri da

alteng, Pulau

elat Obi dan L

Sula dan Laut

hera;

Selatan dan L

kapan ikan t

agai berikut:

ari – April da

n September

September –

dan Septembe

ar, nelayan/pe

nomi daerah.

i NTP) di sub

nya. Kondisi

i daerah yan

angat minim

ernate, yaitu:

ong. Dengan

bih maju nam

yang terjadi

ap Tongko

Ikan di Maluk

iki potensi pe

n Laut Maluk

u Makian dan

Laut Maluku;

t Seram;

Laut Halmahe

tuna di perai

n September

– Oktober

– Desember

er – Novembe

engusaha di

Salah satu in

b sektor per

tersebut terk

ng relatif ma

m. Sampai ta

  Koperasi In

demikian tim

mun tidak m

di ZEE Indon

ol Cakalang

ku Utara Tah

enangkapan t

ku;

n perairan Tid

;

era.

ran Maluku

– Oktober

er.

Maluku Utar

ndikasinya ad

rikanan yang

konfirmasi de

asih sederhan

ahun 2009 b

dustri Speed

mbul potensi

memiliki ijin t

nesia khususn

1

g Tuna

un 2008

tuna antara l

dore bagian se

Utara dapat

ra belum men

dalah tingkat

g masih bera

engan peralat

na. Perusaha

baru tercatat

boat Gama

kegiatan ne

angkap di w

nya di wilaya

19%

34%

Kerapu L

ain:

elatan;

dilakukan s

ngoptimalkan

t kesejahteraa

ada di bawah

tan penangka

aan penyupla

t 2 (dua) pe

Bahari dan

layan dari lua

wilayah Maluk

h perairan H

0%

8%

Lainnya

30 

epanjang

n sumber

an petani

h tingkat

apan ikan

ai perahu

erusahaan

produsen

ar daerah

ku Utara.

almahera

Page 49: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

31  

perlu mendapatkan perhatian serius. Pada 2007 ditangkap sebanyak 422 nelayan, tahun 2008 sebanyak

906 dan pada Januari-Juli 2009 dilaporkan sebanyak 285 nelayan yang melakukan kegiatan illegal fishing

di kawasan perairan Halmahera, Natuna dan Laut Arafura.

Perkembangan Penanganan Illegal Fishing di Maluku Utara

Tahun  2005  2006  2007  2008  2009* Jml Kasus  9  13  20  33  3 

*  Data sementara

Perkembangan NTP (umum) dan NTP Sub Sektor Perikanan

Perkembangan Kredit Perbankan dan Kredit Sektor Pertanian

80

85

90

95

100

105

Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep

NTP Perikanan

Nilai Tukar Petani

0,00

200,00

400,00

600,00

800,00

1.000,00

1.200,00

1.400,00

1.600,00

1.800,00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2005 2006 2007 2008 2009

Sektor Ekonomi 

Pertanian

Page 50: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

32  

Perkembangan kredit sektor pertanian dan nilai kredit bermasalah pada sektor tersebut

Guna mengoptimalkan potensi sumber daya ikan tersebut, perlu diimbangi dengan jaminan ketersediaan

sumber energi dan peningkatan peralatan yang digunakan oleh nelayan.

• Dengan kondisi listrik yang sering bermasalah, kegiatan pelelangan ikan juga mengalami

gangguan terutama penggunaan cool storage.

Pemadaman listrik di Kota ternate masih belum teratasi dan ada kecenderungan semakin parah.

Perbaikan mesin pembangkit belum memberikan hasil yang maksimal sedangkan upaya

penambahan pembangkit baru masih terkendala pembebasan lahan yang akan digunakan. Bila

pada awal tahun waktu pemadaman hanya berkisar 3 -5 jam per hari, saat ini bisa mencapai 8 –

10 jam per hari.

• Ketersediaan bahan bakar bagi nelayan di Maluku Utara juga masih minim.

- Masyarakat (nelayan) masih mengandalkan SPBU sebagai sumber bahan bakar utama

dibandingkan pembelian pada Agen Penjual Minyak dan Solar (APMS). Pembelian bahan

bakar selain untuk kendaraan bermotor seharusnya lebih diprioritaskan untuk dilayani

melalui APMS. Keberadaan APMS yang relatif di dekat pantai kurang diketahui dan

dimanfaatkan oleh nelayan di daerah.

- SPBU yang ada tidak beroperasi sesuai jadwal.

- Di sisi lain, SPBU yang selama ini tersedia dan beroperasi dengan relatif baik hanya yang

berada di Kota Ternate sementara daerah penangkapan ikan yang tersebar di Maluku Utara

tetap membutuhkan pasokan BBM untuk operasional kapal.

• Disisi lain pemberian bantuan peralatan penangkapan ikan yang selama ini dilakukan oleh Pemda

juga harus ditingkatkan.

- Bantuan peralatan yang sering diberikan berupa perahu katingting sehingga masih rawan

terhadap perubahan cuaca di tengah laut. Dari survei Bank Indonesia diperoleh informasi

bahwa kelompok nelayan membutuhkan bantuan perahu yang lebih besar atau sarana

penangkapan yang lebih baik.

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

I II III IV I II III

2008 2009

Total Kredit

Kredit Bermasalah

Page 51: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

33  

- Beberapa bantuan berupa alat pendingin juga tidak dapat digunakan dengan optimal

karena pasokan listrik yang tidak stabil. Hal ini memberikan kesan bantuan yang diberikan

mubazir karena kurangnya pemanfaatan barang sehingga akan lebih cepat aus (rusak)

dimakan waktu.

- Pemberian bantuan teknis kepada nelayan juga perlu ditingkatkan. Dengan rata-rata tingkat

pendidikan yang relatif rendah maka kegiatan penangkapan ikan lebih didominasi oleh

kegiatan secara tradisional. Dengn peningkatan kapasitas pengetahuan nelayan diharapkan

mampu meningkatkan nilai tambah pada output sub sektor ini sehingga pada akhirnya

kesejahteraan nelayan dapat ditingkatkan.

- Sosialisasi keberadaan dan kegiatan pelayanan APMS perlu digalakan. Dengan pembelian

bahan bakar di dekat laut akan meningkatkan efisiensi waktu bagi nelayan.

- Promosi produk-produk perikanan Maluku Utara di berbagai ajang pameran lokal naupun

nasional juga perlu ditingkatkan. Dalam hal ini Pemda dapat memfasilitasi keikutsertaan

nelayan/pruksen produk hasil perikanan untuk mengikuti kegiatan pameran.

• Peran pihak berwajib dalam penegakan hukum, terutama yang terkait aktivitas sub sektor

perikanan perlu ditingkatkan.

- Pemberantasan kegiatan penyelundupan BBM maupaun operasi illegal fishing harus lebih

ditingkatkan. Selain dapat lebih menjamin ketersediaan pasokan bahan bakar, penangkapan

ikan yang sesuai ketentuan akan menjaga kelangsungan sikus reproduksi ikan.

- Jangka waktu pembuatan keputusan hukum dalam penyelesaian kegiatan illegal fishing

juga perlu ditingkatkan. Pemberitaan di beberapa media lokal beberapa waktu lalu

menegaskan bahwa putusan hukum terhadap pelaku illegal fishing di Maluku Utara cukup

lama (beberapa bulan). Hal ini juga terkonfirmasi dari lamanya perahu nelayan yang diduga

melakukan illegal fishing tertambat di sekitar pelabuhan ternate.

• Perbankan daerah masih memiliki peluang yang besar untuk meningkatkan kredit ke sektor

Pertanian (sub sektor perikanan).

- Kredit sektor pertanian baru memiliki share sebesar 4,58% dari tato kredit pada akhir

triwulan III-2009. Porsi tersebut masih sangat rendah bila dikaitkan dengan karakteristik

geografis Maluku Utara yang didominasi oleh wilayah kelautan dan sektor pertanian

merupakan tumpuan utama sumber mata pencaharian di daerah

- Nilai kredit bermasalah dibandingkan dengan total kredit perbankan di sektor tersebut

hanya mencapai 11,76% pada akhir triwulan III-2009.

Page 52: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

34  

Perkembangan Share sub Sektor Perikanan Terhadap Sektor Pertanian Maluku Utara

Bila sinergi antar pihak yang berkepentingan tersebut dapat terjalin dengan baik, maka tingkat investasi

akan mengalami peningkatan, sehingga peluang masyarakat (angkatan kerja) untuk memperoleh

pekerjaan/sumber penghasilan menjadi semakin besar. Dengan demikian pertumbuhan perekonomian

daerah akan semakin terakselarasi. Dengan demikian share sub sektor perikanan terhadap kinerja sektor

pertanian diharapkan dapat terus ditingkatkan. Namun apabila hal ini tidak ditindaklanjuti dengan serius,

kekayaan alam (laut) di Provinsi Maluku Utara akan dimanfaatkan oleh kepentingan daerah atau bahkan

negara lain sehingga dampak terhadap kesejahteraan masyarakat semakin rendah.

02468101214161820

050000100000150000200000250000300000350000400000450000500000

I III I III I III I III I III I III I III I III I III I III

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Pertanian Share Perikanan

Rp miliar %

Page 53: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

35

Perkembangan Inflasi Regional

2.1. Gambaran Umum

Tingkat perkembangan harga di Ternate pada Triwulan III-2009 secara

triwulanan (q-t-q) mengalami peningkatan, namun secara tahunan (y-o-y)

mengalami penurunan. Secara triwulanan perkembangan harga di Ternate pada

triwulan III-2009 tercatat mengalami inflasi sebesar 1,32% (q-t-q), sedangkan

kondisi triwulan II-2009 menunjukan bahwa ternate mengalami deflasi sebesar

minus 0,27% (q-t-q). Secara tahunan inflasi yang terjadi di ternate pada triwulan III-

2009 tercatat sebesar 1,36% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan kondisi triwulan

yang sama pada tahun sebelumnya dimana inflasi yang terjadi adalah 4,34% (y-o-y).

Jika dibandingkan dengan nasional stabilitas harga yang terjadi dikota Ternate

baik secara triwulanan maupun secara tahunan lebih baik. Inflasi triwulanan

yang diukur secara nasional pada triwulan III-2009 tercatat sebesar 2,08% (q-t-q),

sedangkan inflasi tahunannya adalah 2,84% (y-o-y).

Gambar 2.1 Perbandingan Triwulanan dan Tahunan Inflasi Ternate Terhadap Nasional

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Jika dibandingkan dengan wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua), secara

triwulanan Palu merupakan kota yang memiliki tingkat inflasi tertinggi yaitu sebesar

3,35% (q-t-q), sedangkan yang memiliki tingkat inflasi terendah adalah sorong yaitu

Bab II

Page 54: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

36

sebesar 0,42% (q-t-q). Jika dilihat secara tahunan manokwari merupakan kota

dengan inflasi tertinggi hingga mencapai 7,04% (y-o-y) sedangkan Ambon

merupakan kota dengan tingkat deflasi terendah hingga mencapai minus 3,29% (y-

o-y).

Gambar 2.2. Perbandingan Inflasi Triwulanan dan Tahunan Wilayah Sulampua

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

2.2. Inflasi Triwulanan

Inflasi tertinggi pada triwulan ini terjadi pada kelompok pendidikan, rekreasi

dan olahraga, dengan inflasi sebesar 4,41% (q-t-q). Adapun sub kelompok yang

mengalami inflasi tertinggi pada kelompok ini adalah sub kelompok pendidikan

yang inflasinya mencapai 7,95%.

Penurunan harga terjadi pada kelompok sandang dengan deflasi sebesar minus

0,32% (q-t-q). Deflasi pada kelompok ini terutama disebabkan oleh deflasi pada

sub kelompok barang pribadi dan sandang lain yang mengalami deflasi sebesar

minus 3,28%.

A. Kelompok Bahan Makanan

Perkembangan harga pada kelompok bahan makanan pada triwulan III-2009 masih

menunjukan penurunan dibandingkan triwulan II-2009, meskipun penurunannya

tidak sebesar triwulan sebelumnya. Pada triwulan laporan tercatat kelompok bahan

makanan mengalami deflasi sebesar minus 0,17% (q-t-q) dimana pada triwulan II-

2009 deflasi yang terjadi adalah minus 1,89% (q-t-q).

Page 55: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

37

Gambar 2.3 Inflasi Sub Kelompok Bahan Makanan (q-t-q)

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Sumber tekanan inflasi pada kelompok ini terutama bersumber dari sub kelompok

ikan diawetkan dan buah-buahan. Sub kelompok ikan diawetkan mengalami inflasi

sebesar 21,39% (q-t-q), atau meningkat dibandingkan inflasi yang terjadi pada

triwulan II-2009 dimana inflasinya adalah 14,25% (q-t-q). Komoditas utama

penyumbang inflasi pada periode ini adalah cakalang asap. Sub kelompok buah-

buahan mengalami peningkatan harga yang cukup tinggi, dimana pada triwulan III-

2009 tercatat sub kelompok ini mengalami inflasi sebesar 14,39% (q-t-q)

sedangkan pada triwulan sebelumnya buah-buahan mengalami deflasi sebesar

minus 1,80% (q-t-q). Adapun komoditas penyumbang inflasi pada triwulan laporan

adalah pepaya, jeruk dan pisang.

Sub kelompok sayur-sayuran juga lemak dan minyak mengalami penurunan harga

terbesar dibandingkan sub kelompok lainnya. Secara triwulanan sayur-sayuran

mengalami deflasi hingga mencapai minus 4,68% (q-t-q), dimana pada triwulan II-

2009 inflasi yang terjadi pada sub kelompok ini adalah 6,78% (q-t-q). Komoditas

sayur-sayuran yang mengalami penurunan harga pada triwulan laporan adalah

tomat sayur, bayam, kacang panjang, wortel dan kol putih. Untuk lemak dan

minyak terjadi deflasi hingga mencapai minus 4,32% (q-t-q), dimana pada triwulan

II-2009 inflasi yang terjadi adalah 4,67% (q-t-q).

Page 56: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

38

B. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami peningkatan

inflasi, dimana pada triwulan II-2009 inflasi yang terjadi adalah 0,74% (q-t-q),

sedangkan pada triwulan III-2009 inflasi yang terjadi adalah 2,20% (q-t-q). Tekanan

inflasi terutama bersumber dari sub kelompok minuman yang tidak beralkohol, yang

mengalami kenaikan tajam dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya.

Gambar 2.4 Inflasi Sub Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau (q-t-q)

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Sub kelompok minuman yang tidak beralkohol tercatat mengalami inflasi sebesar

10,46% (q-t-q), jauh meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya, dimana

minuman yang tidak beralkohol mengalami deflasi sebesar minus 0,17% (q-t-q).

Adapun komoditas yang memberikan sumbangan inflasi diantaranya gula pasir,

minuman ringan dan sirup. Inflasi sub kelompok makanan mengalami penurunan

dibandingkan triwulan sebelumnya, dimana pada triwulan III-2009 inflasi yang

terjadi adalah 0,42% (q-t-q) sedangkan pada triwulan II-2009 inflasinya adalah

1,17% (q-t-q).

C. Kelompok Perumahan, Listrik, Air, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok perumahan , listrik, air, gas dan bahan bakar mengalami peningkatan

inflasi dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan III-2009 tercatat inflasi di

kelompok ini adalah 1,87% (q-t-q) sedangkan inflasinya pada triwulan II-2009

adalah 0,26%. Tekanan inflasi terutama bersumber dari biaya tempat tinggal dan

perlengkapan rumah tangga.

Page 57: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

39

Gambar 2.5 Inflasi Sub Kelompok Perumahan, Listrik, Air, Gas dan Bahan Bakar (q-t-q)

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Sub kelompok biaya tempat tinggal pada triwulan III-2009 mengalami inflasi sebesar

2,44% (q-t-q), mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya, dimana

inflasi yang terjadi adalah 2,44% (q-t-q). Komoditas yang memberikan andil

terhadap inflasi diantaranya cat tembok dan cat kayu. Adapun pada sub kelompok

perlengkapan rumah tangga inflasinya pada triwulan III-2009 adalah 3,27% (q-t-q)

sedangkan pada triwulan II-2009 terjadi inflasi sebesar 0,38% (q-t-q). Adapun

komoditas penyumbang inflasi diantaranya kain gorden, toples, gelas minum dan

lemari makan. Penyelenggaraan rumah tangga mengalami deflasi sebesar minus

0,31% (q-t-q), dimana pada triwulan II-2009 sub kelompok ini masih mencatatkan

inflasi sebesar 0,87% (q-t-q). Komoditas yang mengalami penurunan harga

diantaranya adalah sabun cuci piring.

D. Kelompok Sandang

Kelompok sandang masih menunjukan penurunan harga meskipun terdapat

kecenderungan untuk terjadi inflasi. Pada triwulan III-2009 kelompok ini mengalami

deflasi sebesar minus 0,32% (q-t-q) dimana pada triwulan sebelumnya deflasi yang

terjadi adalah minus 1,12% (q-t-q). Kondisi ini terutama didorong oleh tertahannya

laju deflasi pada sub kelompok barang pribadi dan sandang lain.

Page 58: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

40

Gambar 2.6 Inflasi Sub Kelompok Sandang, Air, Gas dan Bahan Bakar (q-t-q)

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Pergerakan harga pada sub kelompok barang pribadi dan sandang lain cenderung

searah dengan pergerakan harga pada kelompok sandang secara umum, dimana

kondisinya masih menunjukan penurunan harga meskipun terdapat kecenderungan

untuk terjadi inflasi. Pada triwulan laporan tercatat sub kelompok ini mengalami

deflasi sebesar minus 3,28% (q-t-q), dimana pada triwulan II-2009 tercatat sub

kelompok ini mengalami deflasi hingga mencapai minus 6,71% (q-t-q).

E. Kelompok Kesehatan

Kelompok kesehatan menunjukan peningkatan inflasi, dimana pada triwulan II-2009

inflasi yang terjadi adalah 0,54% (q-t-q) sedangkan pada triwulan III-2009 inflasinya

adalah 2,20% (q-t-q). Tekanan inflasi terutama bersumber dari sub kelompok obat-

obatan, namun seluruh sub kelompok yang ada memang mengalami peningkatan

inflasi.

Page 59: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

41

Gambar 2.7 Inflasi Sub Kelompok Kesehatan (q-t-q)

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Sub kelompok obat-obatan mengalami peningkatan inflasi yang cukup signifikan,

dimana inflasinya pada triwulan II-2009 adalah 0,09% (q-t-q) namun pada triwulan

III-2009 inflasinya mencapai 6,16%.

F. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami inflasi sebesar 4,41% (q-t-

q) atau mengalami peningkatan dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya, dimana

pada triwulan II-2009 inflasi yang terjadi adalah 1,71% (q-t-q). Tekanan inflasi

terutama bersumber dari sub kelompok pendidikan dan perlengkapan/ peralatan

pendidikan.

Gambar 2.8 Inflasi Sub Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga (q-t-q)

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Page 60: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

42

Sub kelompok pendidikan mengalami inflasi yang cukup tajam, dimana terjadi

inflasi sebesar 7,95% (q-t-q) dari triwulan sebelumnya. Sub kelompok

perlengkapan/ peralatan pendidikan tercatat mengalami inflasi sebesar 2,52% (q-t-

q) atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami inflasi

sebesar 0,02%, dengan komoditas penyumbang inflasi diantaranya ballpoint

(pulpen).

G. Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan tercatat mengalami inflasi

sebesar 1,45% (q-t-q), dimana pada triwulan II-2009 inflasi yang terjadi adalah

0,23% (q-t-q). Tekanan inflasi terutama bersumber dari sub kelompok transpor.

Gambar 2.9 Inflasi Sub Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan (q-t-q)

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Sub kelompok transpor mengalami peningkatan inflasi, dimana pada triwulan II-

2009 inflasi yang terjadi adalah 0,30% (q-t-q) sedangkan pada triwulan III-2009

inflasinya tercatat sebesar 2,11% (q-t-q). Peningkatan ini didorong oleh naiknya tarif

angkutan udara terutama pada masa menjelang hari raya idul fitri.

2.3. Inflasi Tahunan (y-o-y)

Jika dianalisa secara tahunan, inflasi tertinggi terjadi pada kelompok

pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu sebesar 7,02%, sedangkan penurunan

harga terjadi pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar

minus 3,95%. Pendidikan merupakan sub kelompok yang mengalami inflasi

Page 61: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

43

tertinggi yaitu sebesar 7,02% pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga.

Sub kelompok yang mengalami deflasi pada kelompok transpor, komunikasi dan

jasa keuangan adalah transpor yang mengalami penurunan harga mencapai minus

6,62%.

A. Kelompok Bahan Makanan

Secara tahunan kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar minus 1,89%

(y-o-y) pada triwulan III-2009. Kondisi ini berbeda dengan triwulan lalu, dimana

inflasi tahunan yang terjadi pada triwulan II-2009 adalah 5,63% (y-o-y). Kondisi ini

terutama disebabkan oleh perlambatan inflasi pada sub kelompok daging dan hasil-

hasilnya serta pada sub kelompok sayur-sayuran.

Gambar 2.10 Inflasi Kelompok Bahan Makanan (y-o-y)

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Sub kelompok daging dan hasil-hasilnya mengalami penurunan inflasi dimana pada

triwulan laporan inflasi yang terjadi adalah 4,35% (y-o-y) sedangkan inflasinya pada

triwulan II-2009 adalah 15,61% (y-o-y). Pada sub kelompok sayur-sayuran terjadi

inflasi sebesar 0,89%, jauh menurun jika dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya

yang sebesar 23,68% (y-o-y).

B. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau tercatat mengalami inflasi

sebesar 5,65% (y-o-y), mengalami penurunan jika dibandingkan periode

sebelumnya dimana inflasinya sebesar 8,07% (y-o-y). Penurunan ini disebabkan oleh

Page 62: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

44

perlambatan pada pergerakan harga sub kelompok makanan jadi serta sub

kelompok tembakau dan minuman beralkohol, meskipun sub kelompok minuman

yang tidak beralkohol mengalami lonjakan.

Gambar 2.11 Inflasi Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau (y-o-y)

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Inflasi sub kelompok makanan jadi pada triwulan III-2009 tercatat sebesar 3,13% (y-

o-y), mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 7,35%

(y-o-y). Sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol juga mengalami

perlambatan dimana inflasinya pada triwulan II-2009 adalah 7,22% (y-o-y)

sedangkan pada triwulan III-2009 inflasinya sebesar 2,87% (y-o-y). Meskipun sub

kelompok minuman yang tidak beralkohol mengalami lonjakan hingga inflasinya

pada triwulan III-2009 mencapai 20,54% (y-o-y) dari inflasi triwulan II-2009 yang

sebesar 12,34% (y-o-y), namun tampaknya lonjakan ini masih dapat di counter oleh

penurunan inflasi dua sub kelompok lainnya sehingga tidak mendorong inflasi

untuk semakin naik.

C. Kelompok Perumahan, Listrik, Air, Gas dan Bahan Bakar

Inflasi sub kelompok perumahan, listrik, air, gas dan bahan bakar pada triwulan III-

2009 sedikit meningkat dibandingkan triwulan II-2009, dimana inflasi pada triwulan

laporan tercatat sebesar 3,50% (y-o-y), sedangkan pada triwulan sebelumnya inflasi

sebesar 3,46% (y-o-y). Kenaikan ini terutama didorong oleh inflasi pada sub

kelompok perlengkapan rumah tangga.

Page 63: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

45

Gambar 2.12 Inflasi Kelompok Perumahan, Listrik, Air, Gas dan Bahan Bakar (y-o-y)

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Sub kelompok perlengkapan rumah tangga mengalami peningkatan inflasi, dimana

pada triwulan II-2009 inflasi yang terjadi adalah 4,10% (y-o-y), sedangkan pada

triwulan III-2009 inflasinya tercatat sebesar 6,19% (y-o-y).

D. Kelompok Sandang

Inflasi sub kelompok sandang pada triwulan III-2009 mengalami perlambatan

dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan laporan tercatat inflasi kelompok

sandang sebesar 3,67% (y-o-y), dimana pada triwulan II-2009 inflasi yang terjadi

adalah 6,25% (y-o-y). Penurunan tingkat inflasi ini disebabkan karena melambatnya

inflasi pada seluruh sub kelompok yang ada, bahkan sub kelompok sandang laki-laki

mengalami deflasi.

Gambar 2.13 Inflasi Kelompok Sandang (y-o-y)

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Page 64: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

46

Sub kelompok sandang laki-laki pada triwulan laporan mengalami deflasi sebesar

minus 0,20% (y-o-y), dimana pada triwulan II-2009 sub kelompok ini masih

mengalami peningkatan harga sebesar 1,41% (y-o-y).

E. Kelompok Kesehatan

Pergerakan harga pada kelompok kesehatan masih menunjukan peningkatan,

dimana inflasi pada triwulan II-2009 tercatat sebesar 3,70% (y-o-y) lalu pada

triwulan III-2009 inflasinya meningkat hingga mencapai 5,81% (y-o-y). Kenaikan ini

terutama dipicu oleh kenaikan inflasi pada sub kelompok obat-obatan.

Gambar 2.14

Inflasi Kelompok Kesehatan (y-o-y)

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Sub kelompok obat-obatan mengalami lonjakan inflasi, dimana pada triwulan II-

2009 inflasi tercatat sebesar 0,85% (y-o-y), lalu pada triwulan III-2009 mengalami

peningkatan yang signifikan hingga mencapai 8,40% (y-o-y).

F. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Inflasi pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga menunjukan penurunan

yang cukup signifikan, dimana pada triwulan II-2009 inflasi yang terjadi adalah

16,24% (y-o-y), sedangkan inflasinya pada triwulan III-2009 adalah 7,02% (y-o-y).

Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan pada sub kelompok

pendidikan.

Page 65: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

47

Gambar 2.15 Inflasi Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga (y-o-y)

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Sub kelompok pendidikan mengalami penurunan inflasi yang cukup besar, dimana

inflasinya pada triwulan laporan adalah 7,95% (y-o-y), dimana pada triwulan

sebelumnya inflasi yang terjadi adalah 24,01% (y-o-y).

G. Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Pergerakan harga pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan

masih menunjukan trend penurunan, dimana pada triwulan II-2009 terjadi deflasi

sebesar minus 3,41% (y-o-y), sedangkan pada triwulan III-2009 penurunan harga ini

menjadi minus 3,95% (y-o-y). Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan

inflasi pada sub sektor jasa keuangan, dan semakin besarnya penurunan harga pada

sub sektor transpor.

Gambar 2.16 Inflasi Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan (q-t-q)

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Page 66: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

48

Sub sektor jasa keuangan mencatatkan inflasi sebesar 0,32% pada triwulan III-2009,

dimana tingkat inflasi yang terjadi pada triwulan II-2009 adalah 2,55% (y-o-y).

Pergerakan harga pada sub sektor transpor masih menunjukan penurunan seperti

triwulan sebelumnya, dimana pada triwulan II-2009 terjadi deflasi sebesar minus

5,96% (y-o-y), lalu pada triwulan III-2009 deflasi ini menjadi minus 6,62% (y-o-y).

Page 67: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

49  

BOKS 2

High Cost Economics dalam Bongkar-Muat Barang di Ternate

(bagian II)

Pada pembahasan kajian Ekonomi regional Triwulan II-2009 telah dijelaskan mengenai tingginya tingkat

bongkar muat di pelabuhan Ahmad Yani, Ternate serta dampaknya terhadap proses pembentukan harga

barang dan jasa yang melalui pelabuhan tersebut.

Kondisi struktur perekonomian Maluku Utara pada triwulan III-2009 secara umum masih relatif sama dengan

triwulan sebelumnya. Ketergantungan perekonomian daerah terhadap perekonomian regional, berbagai

masalah infrastruktur dan terjadinya high cost economic activity terutama pada saat bongkar muat barang di

pelabuhan Ahmad Yani, Ternate. Pimpinan ADPEL Kota Ternate Bp. Asmari menyampaikan bahwa biaya

bongkar – muat di pelabuhan Ahmad Yani Ternate termasuk yang tertinggi di indonesia, terutama biaya

penanganan petikemas isi 20” dengan tarif per box sebesar Rp887.335,- dibandingkan dengan pelabuhan

lain di Indonesia yang rata – rata hanya sebesar Rp250 – 300 ribu.

Beberapa hal yang ditengarai menjadi penyebab tingginya biaya di pelabuhan Ahmad Yani tersebut antara

lain: adanya pungutan – pungutan yang tidak relevan (pungutan kerusuhan), belum terbentuknya P2T (Pusat

Pelayanan Terpadu), Jalan di Kota Ternate terlalu sempit untuk mobil peti kemas serta sebagian besar

pedagang di wilayah Maluku Utara tidak memiliki gudang tersendiri, dll.

Untuk mengatasi tingkat harga yang tinggi, maka masalah bongkar muat harus diatasi. Pada triwulan II-2009

telah muncul wacana untuk membangun pelabuhan alternatif. Rencana pembangunan pelabuhan bongkar

muat alternatif tersebut setelah menilai tarif bongkar muat di pelabuhan Ahmad Yani Ternate sebagai yang

tertinggi di Indonesia sehingga banyak pengusaha memilih Pelabuhan Bitung untuk membongkar barangnya

sebelum dibawa ke Ternate. Beberapa pelabuhan yang telah diwacanakan untuk menjadi pelabuhan

alternatif tersebut antara lain pelabuhan Bastiong yang akan dinaikan statusnya menjadi pelabuhan regional

sehingga dapat melayani kegiatan bongkar muat peti kemas dan pelabuhan Goto do Tidore Kepulauan

sebagai alternatif pelabuhan bongkar muat di luar Kota Ternate.

Pada perkembangannya, alternatif pengembangan pelabuhan Goton sebagai pelabuhan kontainer dirasa

merupakan alternatif yang sangat memungkinkan. Berbagai elemen di Kota Tidore menyatakan dukungan

terhadap rencana tersebut. Pemkot Tikep dan jajaran DPRD memastikan bahwa pembangunan pelabuhan

Goto menjadi pelabuhan peti kemas akan dianggarkan dalam APBD 2010. Rencananya pada tahun 2010

Pemkot akan menambah panjang pelabuhan 70 meter.

Page 68: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

50  

Perkembangan Pelayanan di pelabuhan Ahmad Yani

Sebagai salah satu bukti nyata keseriusan pemerintah Kota Tidore Kepulauan dalam mendukung

pengembangan pelabuhan Goto sebagai pelabuhan peti kemas, pada triwulan ini hasil Survei Investigasi dan

Desain (SID) pelabuhan Goto dipresentasikan. Presentasi dilakukan oleh GWS Coorporation, konsultan asal

Bandung bersama Bappeda di hadapan Walikota Tikep. Hal-hal yang dipresentasikan antara lain: lokasi

pekerjaaan, latar belakang proyek, kondisi existing pelabuhan, rencana usulan pengembangan dan pekerjaan

yang telah dilakukan oleh konsultan. Biaya bongkar muat di pelabuhan Goto diperkirakan akan sebesar

Rp500.000/kontainer (belum termasuk ongkos buruh) yang lebih rendah bila dibandingkan biaya di

pelabuhan Ternate yang hampir mencapai Rp1.000.000/kontainer.

Selain dari pihak pemerintah daerah, kalangan pelaku usaha juga memberikan sambutan positif terhadap

rencana pengembangan tersebut. PT Mentari Sejati Perkasa selaku perusahaan penyedia kapal kontainer

telah melakukan survey kelayakan pelabuhan dan menargetkan pada Bulan Agustus 2009 kapal perusahaan

tersebut akan berlabuh di pelabuhan Goto, sedangkan PT. Sinar Abadi pada triwulan laporan telahmemasok

800 sak semen ke Tidore melalui pelabuhan Goto.

Setelah dilaksanakan evaluasi awal, terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi Pemkot Tidore

Kepulauan untuk mempercepat pengembangan pelabuhan Goto, antara lain: penyediaan mobil tronton dan

alat crane (alat pengangkat peti kemas) darat. Menanggapi hal ini pemerintah daerah setempat akan

berusaha agar pada akhir tahun 2009 di pelabuhan Goto telah tersedia peralatan yang dibutuhkan tersebut.

Secara umum perkembangan usaha penurunan tarif bongkar muat ini memberikan angin segar bagi pelaku

ekonomi di Maluku Utara. pada periode selanjutnya, dengan penurunan tarif tersebut diharapkan komponen

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep

2009

Lapangan penumpukan Gudang Penumpukan Dermaga

Page 69: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

51  

pembentuk harga barang dan jasa dapat disesuaikan sehingga masyarakat akan merasakan manfaat

penurunan tarif tersebut berupa peningkatan daya beli masyarakat.

Perkembangan Utilisasi Alat di Pelabuhan Ahmad Yani

Meskipun demikian Pemerintah kota ternate perlu mewaspadai perkembangan tersebut. Beberapa potensi

kerugian yang dapat timbul dari perkembangan tersebut antara lain:

• Disamping potensi kedatangan orang dan kapal melalui pelabuhan Ahmad Yani mengalami

penurunan, sehingga pendapatan daerah dari sektor terkait juga akan mengalami penurunan.

Kondisi ini akan semakin memperparah kondisi keuangan pemerintah provinsi sebagaimana

dikemukakan oleh Wakil Ketua DPRD Kota dalam rapat kerja tanggal 10 Agustus 2009 bahwa

hingga Bulan Agustus 2009 defisit anggaran sudah mencapai Rp16 - 17 miliar, sehingga sampai

akhir tahun anggaran 2009 diperkirakan defisit anggaran akan mencapai Rp32 miliar.

• Seiring dengan penurunan jumlah kapal yang masuk, pendapatan TKBM di pelabuhan Ahmad Yani

juga berpotensi mengalami penurunan, atau bahkan terjadi peningkatan jumlah pengangguran di

berbagai sektor terkait, antara lain: jasa-jasa, hotel, persewaan dll. Hal ini terkonfirmasi dengan

tingkat utilisasi alat di Pelabuhan Ahmad Yani yang cenderung mengalami penurunan.

• Bila pemindahan aktivitas Ibukota Provinsi Maluku Utara dari Ternate ke Sofifi segera terealisasi, hal

ini dapat menjadi disinsentif tersendiri bagi perkembangan perekonomian di Kota Ternate.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

0102030405060708090

100

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep

2009

utilisasi jam pemakaianjam %

Page 70: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

52  

Dengan demikian pemerintah Kota Ternate harus segera bersiap dan berbenah diri menghadapi

kemungkinan tersebut. Hal ini sejalan dengan terpilihnya Kota Ternate sebagai daerah Kabupaten/Kota yang

berprestasi dari Departemen Keuangan RI (Siaran Pers No. 156/HMS/2009 tanggal 2 November 2009).

Beberapa langkah yang mungkin daapat diambil antara lain:

Melakukan koordinasi dengan TKBM dan otoritas terkait guna menghitung dan menetapkan kembali

tarif bongkar muat yang wajar namun tetap sesuai dengan ketentuan berlaku dan tidak merugikan

pihak yang berkepentingan.

Mengurangi pungutan – pungutan yang memberatkan pengusaha. Meskipun awalnya dapat

berdampak pada penurunan pendapatan namun dalam jangka panjang diharapkan mampu

meningkatkan pendapatan daerah.

Melakukan pengawasan dan pembinaan rutin kepada pihak – pihak pengguna jasa pelabuhan di

Ternate.

Page 71: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

53

Perkembangan Perbankan Daerah

3.1 Perkembangan Perbankan

Meskipun kinerja perbankan mengalami penurunan pada triwulan III-2009 jika

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, namun secara tahunan perbankan

yang ada di Maluku Utara masih menunjukan pertumbuhan yang positif. Total

asset bank umum di wilayah kerja Bank Indonesia Ternate mengalami pertumbuhan

sebesar 6,72% (y-o-y). Kredit yang disalurkan kepada masyarakat mengalami

pertumbuhan sebesar 38,30% (y-o-y). Namun demikian, persetujuan terhadap

kredit baru mengalami penurunan yang cukup signifikan pada triwulan III-2009

sebesar 26,81% jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Peningkatan kredit

pada triwulan III-2009 masih diikuti oleh peningkatan kredit bermasalah (NPL),

dimana NPL pada triwulan III-2009 sebesar 4,03%, meningkat jika dibandingkan

dengan triwulan II-2009 yang sebesar 3,88%. Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang

berhasil dihimpun dari masyarakat mengalami penurunan sebesar 1,92% (y-o-y).

Penurunan DPK tersebut, mengakibatkan Loan to Deposit Ratio (LDR) bank umum

mengalami peningkatan yang signifikan, dimana pada triwulan III-2009 LDR bank

umum sebesar 69,66% (q-t-q), meningkat jika dibandingkan dengan triwulan II-

2009 yang sebesar 52,82% (q-t-q).

a. Perkembangan Aset Bank Umum

Total aset bank umum di wilayah kerja Bank Indonesia Ternate1 pada akhir

Triwulan III-2009 mengalami penurunan. Total asset bank umum posisi

September 2009 sebesar Rp. 3.008,33 miliar, atau mengalami penurunan sebesar

5,27% (q-t-q). Namun demikian, secara tahunan total asset bank umum di Maluku

Utara masih tumbuh sebesar 6,72% (y-o-y).

1 Tidak termasuk KCP BCA karena laporan bulanannya menginduk ke KC di Manado

Bab III

Page 72: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

54

Penurunan asset bank umum tersebut terjadi terutama dipengaruhi oleh penurunan

asset bank milik pemerintah, dimana pada posisi triwulan III-2009, asset bank milik

pemerintah turun sebesar Rp. 180,30 miliar atau sebesar 6,53% (q-t-q). Sedangkan

asset bank milik swasta masih menunjukan pertumbuhan yang positif sebesar

3,17% (q-t-q). Namun demikian, apabila dilihat secara tahunan baik bank milik

pemerintah maupun bank milik swasta, masih menunjukan kinerja yang positif.

Pertumbuhan asset bank swasta pada triwulan III-2009 tumbuh sebesar 17,27% (y-

o-y), lebih besar jika dibandingkan dengan pertumbuhan bank pemerintah yang

sebesar 5,16% (y-o-y). Meski demikian, kinerja pertumbuhan asset bank swasta

terus menunjukan perlambatan pada tahun 2009, dimana secara tahunan

pertumbuhan asset bank swasta pada triwulan I-2009 dan triwulan II-2009 secara

berturut-turut sebesar 37,21% dan 23,49% (y-o-y).

Meskipun asset bank milik swasta menunjukan pertumbuhan yang positif, namun

karena asset bank umum yang ada di Maluku Utara masih didominasi oleh bank

milik pemerintah, maka penurunan asset yang terjadi pada bank milik pemerintah

akan berakibat langsung terhadap penurunan asset bank umum di Maluku Utara

secara umum. Proporsi kepemilikan asset bank milik pemerintah di Maluku Utara

pada triwulan III-2009 sebesar 85,85% (q-t-q), menurun dari triwulan sebelumnya

yang sebesar 87,01% (q-t-q). Sedangkan asset bank milik swasta mengalami

peningkatan dari triwulan II-2009 sebesar 12,99% (q-t-q), meningkat menjadi

sebesar 14,15% (q-t-q) pada triwulan III-2009.

Gambar 3.1 Perkembangan Asset Bank Umum di Maluku Utara

Sumber: Bank Indonesia Ternate

Page 73: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

55

Dilihat dari penyebaran asset bank umum yang ada di Maluku Utara, pada triwulan

III-2009, proporsi asset bank umum sebagian besar masih berada di Kota Ternate

dengan proporsi sebesar 77,40%. Kondisi ini terus menunjukan peningkatan dari

triwulan sebelumnya, dimana pada triwulan I-2009 dan triwulan II-2009, secara

berturut-turut sebesar 75,13% dan 75,52%. Di luar Kota Ternate, proporsi

penyebaran asset bank terbesar lainnya adalah Kabupaten Halmahera Tengah

dengan porsi sebesar 12,97%, mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya

yang sebesar 14,03%.

Kondisi tersebut menunjukan bahwa aktivitas perekonomian di Maluku Utara masih

terkonsentrasi di Kota Ternate, terutama aktivitas pemerintahan. Dengan terus

dibangunnya fasilitas pemerintahan di luar wilayah Kota Ternate, diharapkan akan

mendorong perbankan untuk melakukan ekspaksi ke luar Kota Ternate, yang pada

akhirnya diharapkan akan mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi di luar

Kota Ternate.

Tabel 3.1 Komposisi Kepemilikan Aset Bank Umum di Maluku Utara (Milyar Rp)

Keterangan 2008 2009 I II III IV I II III

Jenis Bank 2.743,88 2.793,61 2.818,85 3.042,81 3.014,40 3.175,53 3.008,33

Pemerintah 2.452,78 2.459,56 2.455,95 2.647,65 2.614,98 2.763,03 2.582,73

Swasta 291,10 334,05 362,91 395,16 399,42 412,51 425,60

Dati II 2.743,88 2.793,61 2.818,85 3.042,81 3.014,40 3.175,53 3.008,33

Ternate 2.022,90 2.051,08 2.072,72 2.282,24 2.264,59 2.398,24 2.328,39

Maluku Utara 274,95 254,00 288,24 329,42 320,12 331,80 289,80

Halteng 446,04 488,54 457,90 431,15 429,70 445,49 390,14

Jenis Valuta 2.743,88 2.793,61 2.818,85 3.042,81 3.014,40 3.175,53 3.008,33

Rupiah 2.641,28 2.774,56 2.783,50 3.030,36 2.947,12 3.084,56 2.983,80

Valas 102,60 19,05 35,36 12,45 67,29 90,98 24,53 Sumber: Bank Indonesia Ternate Dilihat berdasarkan jenis mata uang, proporsi asset bank umum di Maluku Utara

pada triwulan III-2009 sebagian besar dalam bentuk mata uang rupiah yaitu sebesar

99,18%. Asset dalam bentuk valuta asing hanya sebesar 0,82%, mengalami

penurunan dari triwulan sebelumnya yang sebesar 2,86%.

Page 74: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

56

Gambar 3.2 Perkembangan Asset Bank Umum Valuta Asing di Maluku Utara

Sumber: Bank Indonesia Ternate

Pertumbuhan asset valuta asing pada bank umum di Maluku Utara baik secara

triwulanan maupun tahunan cenderung bersifat fluktuatif, terutama pada Tahun

2009. Hal tersebut terutama dipengaruhi oleh penurunan valuta asing milik Badan

Usaha Milik Negara (BUMN), dimana pada triwulan III-2009 turun sebesar Rp. 54,38

miliar atau sebesar 204,01% (q-t-q) dari triwulan sebelumnya.

b. Penghimpunan Dana Bank Umum

Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh bank umum di Maluku Utara pada

triwulan III-2009 mengalami penuruanan. Total DPK yang berhasil dihimpun oleh

bank umum di Maluku Utara pada triwulan III-2009 berjumlah Rp. 2.605,27 miliar

atau mengalami penurunan sebesar 10,03% (q-t-q), jika dibandingkan dengan

triwulan II-2009 yang mengalami peningkatan sebesar 2,38% (q-t-q). Bahkan jika

dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, jumlah

penghimpunan DPK mengalami penurunan sebesar 1,92%.

Apabila dilihat berdasarkan masing-masing komponen, penurunan tersebut

dipengaruhi terutama oleh penurunan rekening giro sebesar Rp. 294,314 miliar atau

turun sebesar 29,77% (q-t-q). Penurunan rekening giro tersebut berasal dari

rekening giro milik Pemerintah, dengan jumlah penurunan terbesar berupa

penurunan rekening giro milik Pemerintah Daerah yang turun sebesar Rp 179,15

miliar atau sebesar 28,32% (q-t-q), dan rekening giro milik BUMN yang turun

sebesar Rp. 65,13 miliar atau sebesar 73,28% (q-t-q). Sedangkan rekening giro milik

perusahaan swasta yang turun sebesar 14,72% (q-t-q) menjadi sebesar Rp. 67,24

Page 75: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

57

miliar pada triwulan III-2009 tidak berpengaruh secara signifikan. Besarnya

penurunan dana milik pemerintah tersebut, terutama disebabkan oleh semakin

meningkatnya realisasi pembayaran proyek-proyek milik pemerintah. Rekening

deposito juga mengalami penurunan meskipun tidak terlalu signifikan, yaitu turun

sebesar 2,81% (q-t-q). Namun jika dibandingkan dengan triwulan yang sama pada

tahun sebelumnya, rekening deposito masih menunjukan peningkatan yang cukup

signifikan sebesar 14,02%. Sedangkan rekening tabungan baik secara triwulanan

maupun tahunan masih menunjukan trend pertumbuhan yang positif, yang tumbuh

sebesar 1,50% (q-t-q) atau sebesar 8,42% (y-o-y).

Gambar 3.3 Proporsi DPK Bank Umum di Maluku Utara

Sumber: Bank Indonesia Ternate

Penurunan dana dalam bentuk giro yang cukup signifikan, berpengaruh terhadap

komposisi DPK yang ada pada bank umum. Proporsi tabungan pada triwulan III-

2009 sebesar 51,91%, meningkat dari triwulan II-2009 yang sebesar 46,01%.

Sedangkan proporsi giro pada triwulan III-2009 sebesar 26,65%, menurun dari

triwulan II-2009 yang sebesar 26,65%. Besarnya proporsi tabungan pada bank

umum di Maluku Utara menunjukan bahwa pola kebutuhan masyarakat terhadap

dana lebih bersifat jangka pendek dan konsumtif.

Dilihat berdasarkan lokasinya, Kota Ternate masih mendominasi sumber

penghimpunan dana oleh bank umum. Total DPK yang berhasil dihimpun oleh bank

umum yang ada di Kota Ternate pada triwulan III-2009 sebesar Rp. 2.022,83 miliar

atau sebesar 77,64% dari total DPK yang berhasil dihimpun oleh bank umum di

Maluku Utara. Hal ini diakibatkan oleh masih terkonsentrasinya kantor bank umum

Page 76: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

58

di Kota Ternate, dimana dari 13 Kantor Cabang bank umum, 9 Kantor Cabang bank

berlokasi di Kota Ternate.

Dilihat dari jenis kepemilikannya, penurunan penghimpunan DPK hanya terjadi pada

bank milik pemerintah, yang turun sebesar Rp. 299,20 miliar atau sebesar 12,00%

(q-t-q). Secara tahunan jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun

sebelumnya, DPK pada bank milik pemerintah mengalami penurunan sebesar

4,76%. Sedangkan bank milik swasta menunjukan pertumbuhan yang positif,

dimana penghimpunan DPK pada triwulan III-2009 tumbuh sebesar 2,18% (q-t-q)

atau sebesar 16,58% (y-o-y). Namun demikian, pertumbuhan secara tahunan sejak

triwulan I-2009 dan triwulan II-2009 terus menunjukan perlambatan, dimana

pertumbuhan tersebut secara berturut-turut sebesar 38,20% dan 23,26%.

Berdasarkan jenis mata uang, sebagian besar DPK pada bank umum berupa mata

uang rupiah, yaitu sebesar Rp. 2.578,01 miliar pada triwulan III-2009 atau turun

sebesar 8,01% (q-t-q). Sedangkan dana dalam bentuk valuta asing hanya sebesar

Rp. 27,17 miliar pada triwulan III-2009, mengalami penurunan sebesar 70,86% dari

triwulan sebelumnya. Penurunan valuta asing tersebut terutama dipengaruhi oleh

penurunan dana valuta asing dalam bentuk giro milik BUMN.

Jika dilihat berdasarkan golongan debitur, dana milik perorangan merupakan dana

terbesar yang ada pada bank umum di Maluku Utara. Total dana perorangan pada

triwulan III-2009 sebesar Rp. 1.910,14 miliar atau sebesar 73,32% dari seluruh DPK

yang berhasil dihimpun oleh bank umum. Dana tersebut mengalami peningkatan

sebesar 1,02% dari triwulan sebelumnya. Dana milik Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah memiliki porsi sebesar 19,93% atau sebesar Rp. 519,28 miliar

pada triwulan III-2009, menurun sebesar 30,71% dari triwulan sebelumnya.

Penurunan dana milik Pemerintah tersebut seiring dengan banyaknya anggaran

yang telah direalisasikan.

c. Penyaluran Kredit

c.1.Penyaluran Kredit Berdasarkan Bank Pelapor

Kegiatan penyaluran kredit kepada masyarakat pada triwulan III-2009 masih

mengalami pertumbuhan, meskipun melambat jika dibandingkan dengan

Page 77: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

59

triwulan sebelumnya. Total kredit yang berhasil disalurkan oleh bank umum di

Maluku Utara sebesar Rp. 1.641,67 miliar atau meningkat sebesar 38,30% (y-o-y),

melambat dibandingkan dengan triwulan I-2009 dan triwulan II-2009, yang secara

berturut-turut sebesar 50,74% (y-o-y) dan 45,29% (y-o-y).

Dilihat dari jenis penggunaannya, penyaluran kredit oleh bank umum sebagian

besar masih berupa kredit konsumsi, yaitu sebesar Rp 940,84 miliar atau sebanyak

57,31% dari total kredit yang berhasil disalurkan oleh bank umum di Maluku Utara.

Kredit konsumsi tersebut pada triwulan III-2009 meningkat sebesar 38,55% (y-o-y),

melambat jika dibandingkan dengan triwulan II-2009 yang tumbuh sebesar 50,11%

(y-o-y). Kredit investasi juga mengalami pertumbuhan yang melambat, dimana pada

triwulan III-2009 tumbuh sebesar 36,85% (y-o-y), melambat dibandingkan triwulan

II-2009 yang tumbuh sebesar 56,02% (y-o-y). Sedangkan kredit modal kerja

mengalami pertumbuhan yang meningkat, dimana pada triwulan III-2009 tumbuh

sebesar 38,28% (y-o-y), meningkat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar

35,43% (y-o-y).

Jika dibandingkan berdasarkan golongan kreditnya, penyaluran kredit kepada UKM

merupakan porsi terbesar dari penyaluran kredit bank umum di Maluku Utara, yaitu

sebesar 93,47% dari total kredit yang disalurkan atau sebesar Rp. 1. 534,55 miliar

pada triwulan III-2009. Sedangkan kredit kepada usaha non-UKM hanya sebesar Rp.

107,13 miliar pada triwulan III-2009. Kecilnya kredit kelompok usaha besar

dikarenakan sampai dengan saat ini, jumlah pengusaha yang tergolong besar di

Maluku Utara masih sedikit.

Tabel 3.2 Perkembangan Kredit Bank Umum di Maluku Utara (Miliar rupiah)    2008  2009 

   I  II  III  IV  I  II  III 

Jenis Penggunaan  918,34  1.052,83  1.187,04  1.269,69  1.384,28  1.529,61  1.641,67 

    Modal Kerja  336,65  380,82  398,41  424,70  469,28  515,76  550,91 

    Investasi  68,71  86,68  109,55  109,22  108,79  135,23  149,92 

    Konsumsi  512,98  585,33  679,08  735,77  806,22  878,62  940,84 

                    

Golongan Kredit   918,34  1.052,83  1.187,04  1.269,69  1.384,28  1.529,61  1.641,67 

    UKM ‐ KUK (inc. PKT)  167,24  199,00  192,44  207,37  207,32  228,44  268,71 

Page 78: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

60

    UKM ‐ Non KUK  682,41  788,37  916,26  993,09  1.090,66  1.200,34  1.265,84 

    Non UKM  68,69  65,46  78,33  69,22  86,29  100,83  107,13 

                    

Jenis Bank   918,34  1.052,83  1.187,04  1.269,69  1.384,28  1.529,61  1.641,67 

    Bank Pemerintah  841,11  968,45  1.095,49  1.179,40  1.291,11  1.424,62  1.528,54 

    Bank Swasta  77,23  84,38  91,55  90,29  93,17  105,00  113,13 Sumber: Bank Indonesia Ternate

Apabila dilihat dari jenis kepemilikannya, bank milik pemerintah masih mendonimasi

penyaluran kredit di Maluku Utara. Total kredit yang berhasil disalurkan oleh bank

milik pemerintah pada triwulan III-2009 sebesar Rp. 1.528,54 miliar atau meningkat

sebesar 39,53% (y-o-y). Sedangkan penyaluran kredit oleh bank swasta pada

triwulan III-2009 hanya sebesar Rp. 113,13 miliar atau meningkat sebesar 23,58%

(y-o-y). Besarnya penyaluran kredit oleh bank milik pemerintah sejalan dengan

besarnya DPK yang berhasil dihimpun oleh bank milik pemerintah.

Dilihat dari sektor ekonomi, penyaluran kredit pada sektor PHR dan konstruksi masih

mendominasi. Pada triwulan III-2009, kredit di sektor PHR sebesar Rp. 406,25 miliar

atau meningkat sebesar 29,75% (y-o-y), lebih besar dari triwulan II-2009 yang

meningkat sebesar 27,43% (y-o-y). Sedangkan pertumbuhan sektor konstruksi pada

triwulan III-2009 sebesar 66,33% (y-o-y), mengalami perlambatan dibandingkan

dengan triwulan II-2009 yang tumbuh sebesar 2.067,55% (y-o-y).

c.2 Persetujuan Kredit Baru

Pada triwulan III-2009 pertumbuhan persetujuan kredit baru secara triwulanan

mengalami penurunan. Total persetujuan kredit baru pada triwulan III-2009

sebesar Rp. 432,84 miliar atau turun sebesar 26,81% (q-t-q). Namun secara

tahunan, persetujuan kredit baru terbilang sangat agresif dengan pertumbuhan

sebesar 445,46%.

Dilihat dari jenis penggunaannya, persetujuan kredit baru masih didominasi oleh

kredit modal kerja, dengan proporsi kredit sebesar 84,08% dari total persetujuan

kredit baru. Besarnya kredit modal kerja tersebut, seiring dengan masih banyaknya

proyek-proyek milik Pemerintah. Di samping itu, pertumbuhan pemukiman

Page 79: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

61

khususnya di Kota Ternate mulai meningkat. Sedangkan kredit investasi tergolong

kecil, dengan proporsi sebesar 1,45%.

Gambar 3.4 Proporsi Persetujuan Kredit Baru Bank Umum di Maluku Utara

Sumber: Bank Indonesia Ternate Dilihat dari jenis banknya, bank swasta memiliki porsi terbesar dalam persetujuan

kredit baru. Total persetujuan kredit baru oleh bank swasta pada triwulan III-2009

sebesar Rp. 301,75 miliar atau sebesar 69,71% dari total persetujuan kredit baru,

mengalami sedikit mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya sebesar 0,54%

(q-t-q). Dari kondisi ini terlihat bahwa, bank swasta lebih ekspansif dibandingkan

dengan bank pemerintah dalam penyaluran kredit.

Jika dibandingkan antara persetujuan kredit baru dengan realisasi kredit baru,

terlihat bahwa bank terlalu optimis dalam melakukan persetujuan kredit baru. Pada

triwulan III-2009 sendiri, realisasi kredit baru hanya mencapai Rp. 90, 77 miliar atau

sebesar 20,99% dari total persetujuan kredit baru pada triwulan yang sama, bahkan

menurun jika dibandingkan dengan realisasi kredit baru pada triwulan II-2009 yang

sebesar Rp. 309,70 miliar atau menurun sebesar 70,67% (q-t-q). Namun secara

tahunan, realisasi kredit baru pada triwulan III-2009 masih mengalami peningkatan

sebesar 28,97% (y-o-y).

Page 80: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

62

Gambar 3.5 Perkembangan Kredit Baru Bank Umum di Maluku Utara

Sumber: Bank Indonesia Ternate

d. Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum

Pada triwulan III-2009 kegiatan intermediasi perbankan mengalami

peningkatan yang signifikan. Pada triwulan III-2009, LDR bank umum di Maluku

Utara tercatat sebesar 63,01%, meningkat jika dibandingkan dengan triwulan II-

2009 yang sebesar 52,82%. Selain disebabkan oleh peningkatan penyaluran kredit

kepada masyarakat, peningkatan LDR pada triwulan III-2009 terutama didorong

oleh besarnya penurunan DPK pada bank umum, sebagaimana telah dibahas

sebelumnya. Ke depan diharapkan peningkatan kredit dapat tercipta melalui

peningkatan kredit, khususnya kredit investasi dan modal kerja.

Jika dilihat berdasarkan kepemilikannya, LDR bank milik pemerintah jauh di atas

bank swasta. Pada triwulan III-2009 LDR bank pemerintah sebesar 69,66%,

meningkat secara signifikan sebesar 12,53% jika dibandingkan dengan triwulan II-

2009 yang sebesar 57,14%. Besarkanya peningkatan LDR tersebut terutama

didorong oleh penurunan DPK milik Pemerintah dan BUMN yang ada di rekening

bank pemerintah. Sedangkan LDR bank swasta sebesar 27,52%, meningkat sebesar

1,42% dibandingkan dengan triwulan II-2009 yang sebesar 26,10%. kecilnya LDR

bank swasta dibandingkan dengan LDR bank pemerintah menunjukan bahwa

pangsa pasar bank swasta belum begitu berkembang. Di samping proyek-proyek

pemerintah selama ini banyak dikelola oleh bank pemerintah, industri swasta belum

begitu berkembang di Maluku Utara.

Page 81: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

63

Gambar 3.6 Perkembangan LDR Bank Umum di Maluku Utara

Sumber: Bank Indonesia Ternate

e. Non Performing Loans (NPL’s) Bank Umum

Rasio kredit bermasalah pada triwulan III-2009 mengalami peningkatan jika

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kredit bermasalah pada triwulan III-

2009 sebesar Rp. 66,21 miliar atau sebesar 4,03% dari total kredit yang berhasil

disalurkan oleh perbankan, mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan

II-2009 yang sebesar 3,88%.

Jika dilihat dari jenis penggunaannya, kredit modal kerja paling banyak bermasalah

dibandingkan dengan jenis kredit lainnya. Total kredit modal kerja bermasalah pada

triwulan III-2009 sebanyak Rp. 49,99 miliar atau sebesar 75,51% dari total kredit

bermasalah pada triwulan yang bersangkutan. Apabila dilihat persektor, maka kredit

bermasalah banyak terjadi di sektor PHR, dimana pada triwulan III-2009 sebesar Rp.

33,05 miliar atau sebesar 49,92%. Namun demikian, kredit bermasalah pada bank

umum di Maluku Utara tergolong kecil, menimbang sebagian besar kredit

merupakan kredit UKM. Ke depan diharapkan bank lebih berhati-hati dalam

menyalurkan kredit.

Page 82: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

64

Gambar 3.7 Perkembangan NPL’s Perbankan Daerah

Sumber: Bank Indonesia Ternate

Page 83: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

65

Perkembangan Keuangan Daerah

4.1. Gambaran Umum

Sejalan dengan sistem penganggaran nasional, pemerintah Provinsi Maluku Utara

juga menerapkan anggaran defisit pada tahun 2009. Sebagai Provinsi yang realtif

baru, anggaran yang defisit diharapkan dapat menjadi pemicu tumbuhnya jiwa-jiwa

kreatif/enterpreneurship dikalangan pemerintah maupun masyarakat di daerah.

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Maluku Utara Nomor 1 Tahun 2009 tentang

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2009 tanggal 21

Januari 2009 diketahui bahwa untuk tahun anggaran 2009 pendapatan daerah

Provinsi Maluku Utara ditargetkan sebesar 721,41 miliar rupiah sedangkan belanja

daerah dianggarkan sebesar 755,91 miliar rupiah.

Dari total anggaran yang dirancanakan pada tahun 2009, SKPD Sekretariat Daerah

memperoleh alokasi anggaran tertinggi, diikuti oleh Dinas Pekerjaan Umum,

Sekretariat DPRD dan Rumah Sakit Umum Daerah. Sedangkan Dinas Perikanan dan

Kelautan dan sektor pariwisata yang notabene memiliki potensi pengembangan

yang besar hanya memiliki share masing-masing 1,94% dan 0,54% dari total

anggaran

Gambar 4.1

Perkembangan APBD Maluku Utara

-40-30-20-10010203040

-100 200 300 400 500 600 700 800

2006 2007 2008 2009

Pendapatan Belanja Surplus/Defisitmiliar miliar

Bab IV

Sumber: Biro Keuangan Provinsi, data diolah

Page 84: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

66

Gambar 4.2 Proporsi anggaran pada beberapa dinas di Maluku Utara

4.2. Pendapatan Daerah

Hingga akhir triwulan III-2009 tingkat realisasi pendapatan daerah mencapai

43,49%. Realisasi pendapatan hingga bulan maret 2009 adalah Rp 313,71 miliar

rupiah dimana target anggaran yang ditetapkan adalah 721,4 miliar rupiah. Bila

ditinjau lebih rinci, pendapatan yang berasal dari dana perimbangan memiliki posri

terbesar, dengan tingkat realisasi mencapai 46,17%.

Komponen pendapatan asli daerah telah mencapai realisasi 31,24 miliar rupiah atau

sebesar 38,75% dari target anggaran PAD 2009. Pendapatan terbesar PAD

disumbangkan dari penerimaan pajak daerah yaitu senilai Rp23,03 miliar sedangkan

retribusi daerah hanya mencapai Rp5,58 miliar. Meskipun demikian perlu

diwaspadai munculnya pungutan pajak maupun retribusi daerah yang bisa

menyebabkan ekonomi biaya tinggi sehingga dapat menjadi dis insentif bagi

investor untuk menanamkan modalnya di maluku Utara. hal tersebut terkontribusi

dengan adanya rilis perda yang bermasalah dari Pemerintah Pusat (Departemen

Keuangan) termasuk untuk Provinsi Maluku Utara. Sedikitnya tercatat ada 50 perda

yang dibatalkan atau 42,73% dari seluruh perda yang diajukanoleh pemerintah

daerah se-Maluku Utara.

Sumber: Biro Keuangan Provinsi, data diolah

Page 85: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

67

Gambar 4.3 Rekapitulasi Perda se-Provinsi Maluku Utara

No Pemda Proses Setuju Batal Total1 Provinsi Maluku Utara 0 10 5 152 Kab. Halmahera Tengah 0 7 0 73 Kab. Halmahera Barat 6 0 10 164 Kota Ternate 20 0 7 275 Kota Tidore Kepulauan 12 0 4 166 Kab. Kepulauan Sula 1 4 7 127 Kab. Halmahera Utara 4 3 17 24

43 24 50 117Total

Pos dana perimbangan secara keseluruhan terealisasi sebesar 282,46 miliar rupiah,

dimana pos dana alokasi umum memberikan kontribusi terbesar dengan realisasi

sebesar 50%. Untuk pos bagi hasil sampai juni terealisasi sebesar 29,93%

sedangkan DAK terealisasi 42,33%.

4.3. Belanja Daerah

Sejalan dengan realisasi pendapatan, tingkat realisasi belanja daerah sampai akhir

triwulan II-2009 juga mengalami peningkatan. Bila pada triwulan I-2009 belanja

daerah baru terealisasi 7,79% maka pada akhir Bulan Juni 2009 sudah terealisasi

sebesar 37,37%. Share belanja langsung Pemda (termasuk belanja modal) lebih

besar bila dibandingkan dengan belanja tidak langsung. Akan tetapi realisasi belanja

tidak langsung justru lebih tinggi dari realisasi belanja langsung.

Pada sisi belanja tidak langsung, pengeluaran untuk belanja pegawai masih

mendominasi dengan share terhadap total belanja tidak langsung sebesar 59,48%

dan tingkat realisasi sebesar 40,87%. Sementara realisasi belanja bantuan keuangan

kepada Provinsi, Kab/Kota dan pemerintah desa masih nihil. Hal ini perlu

diperhatikan mengingat selama tahun 2009 telah terjadi beberapa daerah yang

dimekarkan, baik tingkat II maupun kecamatan.

Rencana pengeluaran pemerintah daerah untuk belanja modal memiliki porsi

terbesar dalam belanja langsung, akan tetapi tingkat realisasinya sampai Bulan Juni

2009 baru mencapai 27,98%. Realisasi tersebut lebih rendah bila dibandingkan

dengan realisasi belanja barang dan jasa yang mencapai 58,76%. Beberapa faktor

Sumber: Ditjen Perimbangan Keuangan

Page 86: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

68

yang diduga mempengaruhi tingkat realisasi tersebut antara lain persiapan

pemindahan beberapa ibukota kabupaten dan ibukota provinsi ke lokasi/daerah

yang definitif sesuai dengan perundangan yang berlaku, pengerjaan sarana dan

sarana pemerintahan di lokasi baru sehingga konsentrasi pegawai sedikit terpecah

antara persiapan pemindahan aktivitas kantor dan pembangunan daerah yang lebih

progresif sesuai anggaran.

Fenomena tersebut terkonfirmasi dengan fakta terjadinya defisit anggaran pada

beberapa pemerintah daerah tingkat II, seperti Pemerintah Kota Ternate ,

Pemerintah kabupaten Halmahera Selatan dan Pemerintah Kabupaten Halmahera

Utara.

Page 87: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

69  

BOX 3 Kawasan Terpadu Mandiri: Morotai

KTM atau Kota Terpadu Mandiri adalah kawasan Transmigrasi yang pertumbuhannya dirancang

menjadi Pusat Pertumbuhan melalui pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan yang mempunyai

fungsi sebagai:

• Pusat kegiatan pertanian berupa pengolahan barang pertanian jadi dan setengah jadi serta

kegiatan agribisnis;

• Pusat pelayanan agroindustri khusus dan pemuliaan tanaman unggul;

• Pusat kegiatan pendidikan dan pelatihan di Sektor Pertanian, Industri, dan Jasa;

• Pusat perdagangan wilayah yang ditandai dengan adanya pasar-pasar grosir dan pergudangan

komoditas sejenis;

Dasar Hukum

• Undang-undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian

• Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Transmigrasi mengatur

bahwa transmigrasi dilaksanakan dengan membangun WPT (Wilayah Pengembangan

Transmigrasi) dan LPT (Lokasi Permukiman Transmigrasi).

Meskipun lahir sebelum Undang-undang Nomor 32 tentang Pemerintahan Daerah, UU 15 tahun 1997

dan PP Nomor 2 tahun 1999 sudah sejalan dengan semangat otonomi daerah.

BAGAIMANA KONSEP PEMBANGUNAN KTM?

1. Setiap KTM terdiri dari 9.000 sampai 10.000 Kepala Keluarga (KK) tapi bukan berarti seluruhnya

KK yang baru sama sekali melainkan sebagian termasuk masyarakat yang telah ada di wilayah

tersebut.

2. Komponen Permukiman dalam KTM terdiri atas:

a. Permukiman penduduk yang sudah ada,

b. Permukiman transmigrasi yang sudah diserahkan pembinaannya

c. Lokasi-lokasi transmigrasi yang masih dibina, dan

d. Areal yang dapat direncanakan untuk permukiman transmigrasi yang baru.

3. Satuan pengembangan dilaksanakan dalam ± 5 Satuan Kawasan Pengembangan (SKP) yang

meliputi luasan 35 – 40 ribu hektar, sehingga diharapkan dapat memenuhi skala ekonomi yang

feasible untuk pengembangan investasi

4. Penatagunaan tanah harus memenuhi syarat clear and clean

Sehubungan dengan hal tersebut, pada tahun 2009 Pemerintah Provinsi Maluku Utara memprogramkan

pembangunan tiga Kota Terpadu Mandiri (KTM) yakni KTM Morotai di Kabupaten Morotai, KTM

Gotowasi di Kabupaten Halmahera Timur dan KTM Nusliko di Kabupaten Halmahera Selatan. Dari ketiga

Page 88: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

70  

yang sudah mendapat persetujuan dari pemerintah pusat adalah KTM Morotai, bahkan sesuai rencana

sudah dimulai tahun 2010.

Ada beberapa alasan strategis yang ada pada Morotai dan tidak dimiliki wilayah lain di Maluku Utara.

1) Morotai memiliki aksesibilitas yang sangat luar biasa pada jaringan internet yang mendunia, jika

dibanding kawasan Maluku Utara lainnya.

2) Posisi geografis Morotai sebagai pintu menuju Pasifik (sentra aktifitas perdagangan global).

3) Memiliki potensi kelautan dan pulau-pulau kecil yang dapt dikembangkan sebagai kawasan

pariwisata kelautan dan industri perikanan terpadu (fisheries integrated industry).

4) Memiliki bandara peninggalan PD II selebar 7 runway yang dapat direnovasi untuk melayani

penerbangan internasional dari Asia Timur dan Amerika.

Aspek legal yang mendukung Pulau Morotai sebagai lokasi transmigrasi dan KTM adalah dukungan

Pernerintah Provinsi dan Kabupaten yaitu:

1) Pencadangan Tanah Gubernur Maluku Utara:

a. SK Nomor: 20/II/MU/1998 tanggal Seluas 20.000 ha untuk lokasi Waybula - Sengowo

(Morotai Selatan)

b. SK NGillor: 84/Kpts/MU/2006 tanggal 5 Juni 2006 seluas 20.630 Ha untuk Morotai Utara

(termasuk dalam kawasan HPT seluas 9.980 Ha)

2) Ijin Prinsip Pelepasan Kawasan Hutan (IPPKH) dari Menteri Kehutanan - SK. Nomor 110/Menhut-

VIII/2000 tanggal 14 Desember 2000 dengan areal seluas 7.991 ha.

KTM Morotai mencangkup kawasan seluas 20 ribu hektare, seluas 120 hektare di antaranya khusus

disiapkan untuk pembangunan kota, selebihnya untuk pengembangan usaha, seperti pengembangan

perkebunan kelapa sawit. Dari 20 ribu hektare luas KTM Morotai tersebut dapat menampung 9.000 KK

transmigran, yang 50 persen di antaranya akan didatangkan dari sejumlah daerah di Indonesia, seperti

dari Pulau Jawa sedangkan sisanya dari masyarakat lokal. Dari 9.000 transmigran yang akan ditempatkan

di KTM Morotai tersebut, sebanyak 2.000 transmigran di antaranya akan ditempatkan tahun 2010,

sisanya akan direalisasikan paling lamam dalam lima tahun.

Dari 20 ribu hektare lahan untuk KTM Morotai tersebut, seluas 7.200 di antaranya telah dibebaskan oleh

pemda setempat sedangkan sisanya sedang diupayakan proses pelepasannya dari Departemen

Kehutanan.

Berdasarkan realita, sebanyak 66 Kota Kabupaten tumbuh dari Unit Permukiman Transmigrasi, serta

ratusan lainnya menjadi Ibu Kota Kecamatan atau sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dalam waktu 10

– 15 tahun. Pulau Morotai telah diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia, Mardiyanto, sebagai

Kapupaten pada 29 Oktober 2008, sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Halmahera Utara. Dengan

demikian pelaksanaan Program KTM di Pulau Morotai yang rencananya diresmikan pada Bulan Desember

2009 akan mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Page 89: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

71  

Beberapa faktor pendukung pernyataan tersebut antara lain:

Sebelum dicanangkan sebagai KTM, di Pulau Morotai telah dikembangkan UPT Waybula SP.1,2

sebesar (400 KK)

Laju pertumbuhan ekonomi Morotai dari tahun 1996 sampai dengan 2002 rata-rata sebesar

1,35 persen pertahun. Hal ini ditunjukkan oleh perkembangan PDRB dari tahun 1996 sebesar

Rp30.131.280,00 menjadi Rp37.567.320,00 pada tahun 2002. Sedangkan tingkat pendapatan

perkapita Morotai rata-rata sebesar Rp802.325,00, dengan nilai tertinggi terdapat pada

Kecamatan Morotai Utara. Rata-rata pendapatan tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan

tingkat upah minimum Provinsi Maluku Utara tahun 2009 sebesar Rp770.000,00.

Pemerintah Provinsi Maluku Utara khususnya Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah

melakukan kerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk menyusun Master Plan Kota

Terpadu Mandiri Morotai.

Curah hujan di Kabupaten Halmahera Utara pada umumnya cukup untuk memenuhi berbagai

keperluan seperti untuk irigasi, air minum dan keperluan lainnya. Selain itu adalah air tanah

dalam atau mata air. Pelayanan air bersih oleh PDAM berkisar 9,98 % dari jumlah penduduk

yang ada.

Potensi pengembangan bisnis sangat besar, antara lain pengembangan mangga dodol sebagai

komoditas lokal yang unggul, pengembangan rumput laut di beberapa pulau di sekitar Pulau

Morotai serta budidaya ikan kerapu serta lobster.

Dengan telah diresmikannya Pulau Morotai sebagai kabupaten maka jalur koordinasi serta

penyelesaian administrasi akan semakin singkat dan mudah.

DAU tahun anggaran pertama (tahun 2010) sebesar 78 miliar, sementara alokasi DAK

diperkirakan akan lebih besar mengingat Morotai merupakan daerah perbatasan dengan negara

tetangga yang saat ini sedang menjadi perhatian pembangunan pemerintah. Sedangkan dana

pangkal yang disediakan dari Kabupaten Induk (Halut) sebesar 3,8 miliar dan dari Pemerintah

Provinsi sebesar 5 miliar

Sesuai hasil Musrembagda Provinsi Maluku Utara dicanangkan prioritas pelaksanaan program tahun 2010

untuk kegiatan peningkatan infrastruktur, peningkatan pelayanan kesehatan dan pendidikan, revitalisasi

pertanian dan pemberdayaan masyarakat. Pembangunan infrastruktur menjadi hal yang mutlak untuk

dilakukan agar meningkatkan aksesibilitas. Disamping memberikan kemudahan bagi masyarakat, hal

tersebut juga menjadi insentif bagi investor untuk menanamkan modalnya, selain kepastian hukum dan

penciptaan iklim usaha yang bersahabat. Perkembangan sektor perbankan juga akan mengalami

peningkatan, dan memberikan efek multiplier yang besar terhadap pembangunan ekonomi di Morotai.

Dengan melihat potensi ini diperlukan komitmen berbagai pihak terkait agar pengelolaan berbagai

sumberdaya yang ada dapat berjalan secara optimal dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya

kepada masyarakat.

Sebagai daerah pusat pertumbuhan ekonomi baru, kesiapan sumber daya manusia serta kemandirian

finansial menjadi isu yang krusial. Bila masyarakat setempat tidak bias memanfaatkan kesempatan yang

Page 90: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

72  

ada maka tenaga kerja dari luar Pulau Morotai akan membanjiri formasi pegawai yang ada disana.

Sedangkan ketergantungan pendanaan dari kabupaten induk harus segera dieliminasi sehingga

pemerintah daerah lebih leluasa dan kredibel dalam menerapkan kebijakan yang diambil.

Dalam jangka pendek, pembangunan KTM Morotai diharapkan akan berdampak positif pada

peningkatan kinerja sektor bangunan, pertanian serta jasa (pemerintahan), baik di tingkat kabupaten

maupun provinsi. Dalam jangka panjang diharapkan mampu mengurangi ketergantungan pasokan

barang (terutama makanan) dari provinsi lain sehingga tingkat stabilitas harga di Maluku Utara dapat

lebih terjaga.

Page 91: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

73

Perkembangan Sistem Pembayaran

Sebagaimana termaktub dalam Pasal 8 ayat 2 Undang-undang Nomor 23 tahun

1999 tentang Bank Indonesia yang diubah dengan dengan Undang-undang

Nomor 3 tahun 2004, salah satu tugas Bank Indonesia adalah mengatur dan

menjaga kelancaran sistem pembayaran. Sistem Pembayaran dapat didefinisikan

sebagai sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme yang

dipakai untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban

yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi1. Kebijakan Bank Indonesia dalam sistem

pembayaran tunai adalah memenuhi kebutuhan uang kartal di masyarakat dalam

nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu dan dalam kondisi

yang layak edar (fit for circulation). Sementara dari sisi pembayaran non tunai

kebijakan diarahkan untuk menyediakan sistem pembayaran yang efektif, efisien,

handal dengan tetap memperhatikan aspek perlindungan konsumen. Penyelesaian

transaksi tunai dilakukan dengan menggunakan alat pembayaran yang sah (uang

kartal) sedangkan penyelesaian transaksi non tunai dapat dilakukan menggunakan

cek, giro, dll. Pemantauan perkembangan penyelesaian transaksi pembayaran tunai

dapat dilakukan dengan mengamati aliran uang yang masuk dan keluar dari kas

Bank Indonesia, sedangkan untuk transaksi pembayaran non tunai dipantau melalui

kegiatan kliring dan RTGS (Real Time Gross Settlement).

5.1 Transaksi Tunai

5.1.1. Aliran Uang Kartal (Outflow / Inflow)

Berdasarkan Undang-undang No. 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia

sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No.3 Tahun 2004, BI

menyelenggarakan pelayanan perkasan di setiap satuan kerja kas Kantor Bank

Indonesia. Selain itu BI memberikan pelayanan kas di luar kantor berupa kas keliling,

kas titipan dan kerjasama penukaran dengan pihak ketiga.

1 www.bi.go.id

Bab V

Page 92: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

74

Pada triwulan III-2009, total aliran uang kartal keluar dan masuk ke Bank

Indonesia tercatat sebesar Rp371,03 miliar atau mengalami kenaikan sebesar

32,76% (q-t-q). Fenomena kenaikan ini diduga dipengaruhi oleh adanya siklus

tahunan yaitu bulan Ramadhan yang jatuh pada bulan Agustus dan perayaan hari

raya Idul Fitri kaum muslimin yang jatuh pada bulan September. Secara historis,

adanya dua kegiatan tersebut cukup signifikan mempengaruhi jumlah uang yang

beredar di masyarakat dimana terlihat pada bulan Juli, Agustus dan September

pergerakan jumlah uang kartal keluar dan masuk cenderung naik hingga mencapai

titik tertingginya di bulan September yang mengalami kenaikan dibanding bulan

Agustus sebesar 166,38% untuk uang kartal masuk dan naik sebesar 213,06%

untuk uang kartal yang keluar dari Bank Indonesia Ternate.

Tabel 5.1 Perkembangan Kegiatan Kas Bank Indonesia Ternate

juta Rupiah

Triwulan Inflow Outflow Net Inflow/Outflow

2008

I 95.861,30 134.063,20 (38.201,90) II 22.627,00 233.280,11 (210.653,11) III 25.193,49 321.467,35 (296.273,86) IV 93.644,54 292.770,96 (199.126,42)

2009 I 106.429,88 101.198,05 5.231,83

II 37.758,02 241.709,10 (203.951,08)

III 60.453,22 310.575,10 (250.121,88) Sumber : Bank Indonesia Ternate, diolah.

Pada Tabel 5.1 tersebut di atas terlihat bahwa pada triwulan laporan secara

keseluruhan aliran uang kartal di Bank Indonesia Ternate mengalami net

outflow. Pada triwulan laporan, aliran uang kartal yang masuk ke Bank Indonesia

Ternate (inflow) sebesar Rp60.453,00 juta atau mengalami peningkatan sebesar

60,11% (q-t-q). Disisi lain, aliran uang kartal keluar (outflow) dari Bank Indonesia

pada Triwulan III-2009 tercatat sebesar Rp310.575,10 juta atau mengalami

kenaikan sebesar 28,49% (q-t-q). Hal ini dipengaruhi oleh adanya budaya

masyarakat Indonesia dalam menyambut perayaan Hari Raya Idul Fitri yang

cenderung berbondong-bondong menukarkan uang yang dipegang dengan uang

baru (HCS) di Bank-bank Umum atau langsung ke Bank Indonesia sehingga secara

kumulatif dalam jumlah yang besar turut mendorong pergeseran jumlah uang kartal

yang masuk maupun keluar dari Bank Indonesia Ternate. Sedikit kita melihat lebih

Page 93: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

75

detail, net outflow pada triwulan ketiga ini sudah terjadi mulai bulan Juli hingga

September sehingga makin memperkuat dugaan bahwa pelaksanaan Bulan Suci

Ramadhan dan perayaan Hari Raya Idul fitri Umat Muslim berkontribusi positif

terhadap peningkatan netoutflow yang terjadi.

Dalam rangka mendukung pelaksanaan salah satu tugas Bank Sentral yaitu

mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, Bank Indonesia

melaksanakan kas keliling ke berbagai daerah yang dianggap strategis bagi kegiatan

ekonomi masyarakat, seperti pasar-pasar dan kawasan pemukiman yang relatif

padat penduduk. Sampai akhir triwulan III-2009 telah dilaksanakan kas keliling di

wilayah Maluku Utara sebanyak 16 kali yang meliputi wilayah Kota Ternate, Kota

Tobelo-Halmahera Utara, Kota Jailolo-Halmahera Barat, Kota Labuha Bacan-

Halmahera Selatan, Pulau Maitara, Pulau Mare, Pulau Tidore, dan Pulau Moti

sebagai alternatif penukaran berbagai pecahan kecil dengan jumlah total sebanyak

Rp2.865.000 juta.

Gambar 5.1 Perbandingan Jumlah Kas Keliling Dengan outflow

Sumber : Bank Indonesia Ternate, diolah.

Salah satu parameter yang dapat digunakan untuk menilai efektivitas pelaksanaan

kas keliling adalah keselarasan antara jumlah outflow dengan frekuensi pelaksanaan

kegiatan kas keliling sebagaimana terlihat pada grafik 5.1. parameter ini memang

tidak dapat dijadikan sebagai satu-satunya tolok ukur dikarenakan dari komponen

Page 94: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

76

bayaran (outflow) itu sendiri yang masih didominasi oleh bayaran Bank

dibandingkan dengan penukaran uang oleh masyarakat apabila dilihat dari sisi

kuantitas nominalnya. Dari grafik 5.1 terlihat hanya triwulan I-2008 dan triwulan I-

2009 saja yang menunjukkan kurang efektifnya pelaksanaan kegiatan kas keliling

dimana jumlah outflow ke masyarakat lebih rendah dibandingkan frekuensi

pelaksanaan kas keliling itu sendiri.

Sementara itu dalam rangka memenuhi kebutuhan uang tunai di daerah, Kantor

Bank Indonesia Ternate saat ini masih bergantung dengan suplai dari Kantor Bank

Indonesia Manado sebagai salah satu kantor depot kas yang menaungi KBI Ternate.

Terkait dengan hal tersebut selama triwulan III-2009, Bank Indonesia Ternate telah

melakukan kegiatan remise sebanyak 2 (dua) kali dengan jumlah nominal Rp275,3

miliar. Adapun pelaksanaan remise ini merupakan salah satu bentuk upaya menjaga

ketersediaan uang yang dibutuhkan oleh masyarakat dimana kita ketahui bahwa

ada tiga agenda penting yang perlu mendapat perhatian serius di triwulan ketiga ini

yaitu diterbitkannya uang kertas baru pecahan Rp2000, datangnya Bulan Ramadhan

dan perayaan Hari Raya Idul Fitri bagi Umat Muslim.

5.1.2. Pemusnahan Uang

Sistem pembayaran dapat dikatakan baik apabila memenuhi dua syarat penting

yaitu kelayakan alat pembayaran yang dipakai dan ketersediaan alat maupun sarana

penunjang pembayaran itu sendiri. Oleh karena itu, sebagai lembaga yang bertindak

sebagai Otoritas Moneter di wilayah NKRI, Bank Indonesia merupakan satu-satunya

pihak yang bertanggung jawab untuk senantiasa menjaga uang yang beredar di

masyarakat berada dalam kondisi yang layak (fit for circulation). Terkait tanggung

jawab tersebut, Bank Indonesia telah memberlakukan kebijakan setoran bayaran

Bank dimana dalam kebijakan tersebut ditentukan bahwa Bank hanya boleh

menyetorkan uang yang masuk kategori tidak layak edar (UTLE) ke Bank Indonesia

atau apabila kelebihan likuiditas pada suatu Bank sudah tidak dapat terserap lagi

oleh Bank lain di satu wilayah kerja.

Salah satu manfaat yang dapat diharapkan dari pelaksanaan kebijakan tersebut

adalah semakin menurunnya frekuensi pemusnahan uang tidak layak edar oleh

Page 95: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

77

Bank Indonesia. Adapun perkembangan pemusnahan uang kertas di Bank Indonesia

Ternate dapat kita lihat pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2 Perkembangan Pemusnahan Uang Kertas Di bank Indonesia Ternate

Juta Rp

Triwulan Inflow MRUK

Nominal % Inflow

2008

I 95.861,30 30.278,53 31,58577027

II 22.627,00 28.888,92 127,6745481

III 25.193,49 29.080,68 115,4293431

IV 93.644,54 34.404,17 36,7391094

2009 I 106.429,88 16.337,18 15,35018173

II 37.758,02 10.099,72 26,74853131

III 60.453,22 34.769,29 57,51437252 Sumber : Bank Indonesia Ternate, diolah.

Pada triwulan laporan, bank Indonesia Ternate telah melaksanakan

pemusnahan uang kertas sebanyak 11 kali dengan jumlah uang yang telah

diracik mencapai Rp34,77 miliar. Secara triwulanan (q-t-q) jumlah uang yang

diracik pada triwulan laporan mengalami kenaikan sebesar 244%. Pada triwulan

laporan, rasio jumlah uang yang dimusnahkan dibandingkan dengan jumlah inflow

uang kartal sebesar 57,52%, mengalami kenaikan dari rasio pada triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 26,74%. Pada tabel 5.2 tersebut terlihat bahwa

rasio antara jumlah uang yang diracik dengan jumlah inflow secara umum terlihat

masih banyak yang di bawah 50% hal ini terlihat kurang baik dengan asumsi jumlah

inflow didominasi setoran Bank maka dapat dikatakan bahwa pelaksanaan

kebijakan setoran bayaran Bank masih belum optimal.

5.1.3. Uang palsu

Sejalan dengan kebijakan yang diterapkan oleh Kantor Pusat Bank Indonesia dalam

menjaga kualitas uang beredar, maka Kantor Bank Indonesia Ternate berupaya

menerapkan kebijakan clean money policy serta pemberantasan uang palsu di

masyarakat. Atas dasar laporan yang masuk di Bank Indonesia dan pihak berwajib,

sampai dengan akhir triwulan laporan terdapat satu pengaduan terkait

ditemukannya uang palsu yang beredar di masyarakat yaitu untuk pecahan

Rp100.000 tahun emisi 2004 sebanyak dua lembar.

Page 96: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

78

Meskipun sampai dengan akhir triwulan laporan hanya ditemukan satu pengaduan

penemuan uang palsu, Bank Indonesia Ternate tetap berupaya melakukan

pencegahan peredaran uang palsu dengan melakukan edukasi/sosialisasi mengenai

ciri-ciri keaslian uang rupiah berbagai pecahan dan tahun emisi kepada masyarakat,

baik masyarakat umum, pegawai pemerintahan maupun kalangan akademisi.

Sampai dengan triwulan III-2009 Bank Indonesia Ternate telah melaksanakan

kegiatan sosialisasi keaslian uang rupiah sebanyak 15 (lima) kali, dengan rincian

sebagaimana terlihat pada tabel 5.3 di bawah ini.

Tabel 5.3 Kegiatan Sosialisasi Keaslian Uang Rupiah Triwulan I-2009

No. Tgl Tempat/Lokasi

1 29 Januari Pasar Tidore

2 11 Februari Pasar Terminal Gamalama Ternate

3 20 Maret Kantor Bank BTN

4 25 Maret Bumi Perkemahan Pramuka, Kel. Gambesi Ternate Selatan

5 22 April Masyarakat Umum pada Event "Legu Gam"

6 24 April Karyawan/i dan Nasabah PT. Bank Mega Cabang Ternate

7 19 Mei Muspida/Pelaku Usaha/Pedagang Tradisional/Tokoh Masyarakat di Kab.Pulau Morotai

8 15 Juli Kasir dan Karyawan/I Ternate Mall

9 11 Agustus Masyarakat Umum Pengunjung Stand BI pada Pameran Perbankan 2009

10 12 Agustus Masyarakat Umum Pengunjung Stand BI pada Pameran Perbankan 2009

11 13 Agustus Masyarakat Umum Pengunjung Stand BI pada Pameran Perbankan 2009

12 14 September Lobby Penukaran BI Ternate; kepada para penukar menjelang Hari Raya

13 3 Oktober Aula Serba Guna BI Ternate; Mahasiswa UNKHAIR Ternate

14 12 Oktober Ruang Rapat BI Ternate; Pertemuan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Ternate

15 21-22 Oktober Aula Serba Guna BI Ternate; Instansi Penegak Hukum dan Perbankan se Propinsi Malut Sumber : Bank Indonesia Ternate

5.2 Transaksi Non Tunai

5.2.1 Perkembangan Kliring Lokal

Pada triwulan I-2009 rata-rata penyelesaian transaksi harian melalui kliring

mengalami penurunan. Rata-rata harian nilai nominal transaksi kliring pada

triwulan III-2009 sebesar 3.050 miliar rupiah atau mengalami kenaikan sebesar

29,79%, dimana nilai nominal transaksi pada triwulan sebelumnya adalah 2,350

miliar. Peningkatan rata-rata harian nominal transaksi juga diikuti dengan

Page 97: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

79

peningkatan jumlah rata-rata rata-rata harian warkat dari 49 warkat di triwulan II-

2009 menjadi 55 warkat di triwulan III-2009.

Kualitas kliring di Ternate pada triwulan III-2009 mengalami peningkatan. Hal

ini ditunjukkan dengan persentase rata-rata harian tolakan kliring terhadap total

rata-rata harian kliring yang mengalami penurunan. Persentase volume tolakan pada

triwulan III-2009 adalah 1,38% dimana pada triwulan sebelumnya volume tolakan

tersebut sebesar 1,66% . Dari sisi nominal terjadi penurunan tolakan dimana pada

triwulan II-2009 nominal tolakan sebesar 3,19% sedangkan pada triwulan III-2009

nominal tolakan sebesar 2,63%.

Tabel 5.5 Rata-rata Harian Penarikan Cek/BG Kosong

TRIWULAN Penarikan Cek/BG Kosong Kliring Total Persentase

Lembar Nominal Lembar Nominal Lembar Nominal 2008 I 0,68 14,84 48,81 1.915,44 1,39% 0,77%

II 0,41 484,47 47,70 2.427,49 0,87% 19,96%III 0,51 36,33 48,62 2.100,51 1,04% 1,73%IV 0,39 37,21 48,22 3.056,40 0,81% 1,22%

2009 I 0,31 27,12 48,03 2.334,05 0,64% 1,16% II 0,81 74,85 48,75 2.348,36 1,66% 3,19% III 0,76 80,29 55,32 3.047,87 1,38% 2,63%

Sumber: Bank Indonesia, diolah.

Triwulan

Rata-rata Harian Perputaran Kliring

Lembar (satuan)

Nominal (miliar Rp)

2008

I 49 1,92 II 48 2,43 III 49 2,10 IV 48 3,06

2009 I 48 2,33 II 49 2,35 III 55 3,05

Tabel 5.4 Rata-rata Harian Transaksi Kliring

Sumber : Bank Indonesia Ternate,

Gambar 5.2. Rata-rata Harian Transaksi Kliring

Page 98: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

80

Peningkatan aktivitas kliring di Maluku Utara sejalan dengan cerminan perbaikan

kualitas transaksi warkat kliring. Kondisi tersebut dapat dilihat dari penurunan yang

terjadi dari jumlah warkat yang tercatat sebagai transaksi penolakan cek atau bilyet

giro (BG) terhadap total jumlah transaksi yang tercatat mencapai 1,38% di triwulan

III-2009 sedangkan pada triwulan sebelumnya tercatat sebesar 1,66%. Penurunan

ini sejalan dengan nominal warkat yang ditolak terhadap nominal keseluruhan

warkat yang dikliringkan dimana nominal warkat yang ditolak pada triwulan III-2009

tercatat sebesar 2,63% dari total nominal warkat yang dikliringkan sementara pada

triwulan sebelumnya tercatat sebesar 3,19%.

Gambar 5.3 Perkembangan Volume dan Nominal Kegiatan Kliring

5.2.2 Perkembangan Transaksi RTGS (Real Time Gross Settlement)

Penyelesaian transaksi ekonomi melalui sarana RTGS di wilayah Kota Ternate

secara nominal pada triwulan III-2009 mengalami peningkatan. Nominal

penyelesaian transaksi RTGS dari wilayah Maluku Utara (outflow/From) pada

triwulan III-2009 tercatat sebesar Rp1,43 Triliun sementara pada triwulan II-2009

tercatat sebesar Rp1,31 Triliun atau mengalami kenaikan sebesar 9,88% (q-t-q).

Page 99: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

81

Kenaikan nominal penyelesaian transaksi RTGS tersebut juga diikuti kenaikan

transaksi dari luar wilayah Maluku Utara (inflow/To) sebesar 5,91% (q-t-q) dari

Rp1,093 Triliun di triwulan II-2009 naik menjadi Rp1,16 Triliun di triwulan III-2009.

Tabel 5.6 Penyelesaian transaksi RTGS Kota Ternate

Sumber : www.bi.go.id

Sebagaimana terlihat pada tabel 5.7 di atas, transaksi RTGS antar provinsi (from-to)

pada triwulan III-2009 mengalami penurunan baik secara nominal transaksi maupun

volume transaksi yang dilakukan. Transaksi RTGS secara nominal pada triwulan III-

2009 tercatat sebesar Rp322,47 miliar sementara pada triwulan sebelumnya tercatat

sebesar 461,69 miliar atau mengalami penurunan sebesar minus 30,15% (q-t-q).

Begitupun dengan volume transaksi yang dilakukan mengalami penurunan sebesar

minus 28,79% dari 580 pada triwulan II-2009 turun menjadi 413 di triwulan

laporan.

Periode Outflow (From) Inflow (To) From-To

Nominal (miliar)

Volume Nominal (miliar)

Volume Nominal (miliar)

Volume

2008 Tw-I 116.400,25 16.238,00 103.615,14 9.984,00 25.515,26 2.817,00 Tw-II 100.725,27 14.291,00 69.117,85 7.132,00 18.882,66 1.576,00 Tw-III 1.630,76 3.212 1.513,46 2.429 600,1 868 Tw-IV 1.792,68 3.394 1.605,84 3.030 808,53 1.083 2009 Tw-I 1.186,2 1.993 992,88 1.812 384,17 399 Tw-II 1.308,11 2.415 1.093,18 2.378 461,69 580 Tw-III 1.437,39 2.449 1.157,77 2.533 322,47 413

Page 100: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Ketenagakerjaan Daerah 82

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah

6.1 Kondisi Umum

Jumlah penduduk usia kerja di Maluku Utara sampai Agustus 2009

diperkirakan mencapai 648,60 ribu jiwa. Jumlah tersebut mengalami penurunan

sebesar minus 0,6% jika dibandingkan dengan jumlah penduduk usia kerja pada

periode Februari 2009. Akan tetapi, bila dibandingkan dengan posisi yang sama

tahun sebelumnya terdapat peningkatan sebesar 1,38%. Salah satu faktor yang

diindikasikan menjadi penyebabnya adalah banyaknya lulusan pendidikan dasar 9

tahun yang melanjutkan studi atau mencoba mencari pekerjaan di luar Provinsi

Maluku Utara, sementara migrasi penduduk usia kerja dari daerah lain relatif kecil.

Bila dicermati lebih detail, dari total penduduk usia kerja hanya 61,98% yang masuk

dalam kategori angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja tersebut masih terbagi

kembali, yaitu angkatan kerja yang telah memperoleh pekerjaan sebesar 92,51%

sedangkan sisanya masih dalam usaha mencari pekerjaan. Pada periode Agustus

2009 terdapat penurunan jumlah angkatan kerja yang bekerja sebesar minus 9,6%

secara semesteran dan minus 5,76% secara tahunan. Disisi lain jumlah angkatan

kerja yang masu dalam kategori penganggur justru mengalami kenaikan sebesar

3,4% secara semesteran dan 10,34% secara tahunan.

Bab VI

Page 101: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Ketenagakerjaan Daerah 83

Gambar 6.1 Distribusi angkatan kerja di Maluku Utara

Sumber: Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Maluku Utara, diolah

Sejalan dengan peningkatan jumlah penganggur, tingkat pengangguran

terbuka (TPT) pada periode Agustus 2009 juga mengalami kenaikan. TPT pada

Februari 2009 tercatat sebesar 6,61% sedangkan pada Agustus meningkat

menjadi 9,25%. Dengan terjadinya penurunan jumlah penduduk yang bekerja dan

peningkatan jumlah pengangguran berakibat pada penurunan tingkat partisipasi

angkatan kerja di Maluku utara, yaitu dari 67,53% pada Bulan Februari menjadi

61,98% pada Agustus 2009. Kondisi ini perlu mendapatkan perhatian serius dari

berbagai pihak agar pertumbuhan ekonomi yang terjadi tidak menimbulkan kesan

semu karena jumlah masyarakat yang menganggur semakin banyak.

Gambar 6.2 Perbandingan TPT dengan TPAK di Maluku Utara

Sumber: Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Maluku Utara, diolah

Page 102: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Ketenagakerjaan Daerah 84

6.2. Lapangan Pekerjaan Utama

Searah dengan share masing-masing sektor ekonomi terhadap perekonomian

daerah, lapangan pekerjaan di sektor pertanian masih menjadi tumpuan utama

pekerja di maluku Utara. Pada Bulan Agustus 2009 sektor Pertanian

mempekerjakan 55,92% dari seluruh penduduk yang bekerja, diikuti oleh sektor

perdagangan yang mampu memberikan pekerjaan kepada 14,78% penduduk usia

kerja yang memiliki pekerjaan.

Tabel 6.1 Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Ekonomi di Maluku Utara

februari agustus februari agustusPertanian 234,57 233,63 228,56 207,96Pertambangan 7,84 6,75 7,99 4,13Industri 16,70 15,03 24,99 15,81Listrik, gas, air 0,43 0,76 3,61 1,04Bangunan 12,78 17,80 13,74 19,82Perdagangan 48,76 44,58 60,38 54,96Angkutan & pergudangan 23,36 25,43 24,19 30,42Keuangan dan jasa perusahaan 2,23 2,96 1,82 3,64Jasa kemasyarakatan 41,45 47,63 46,25 34,10

388,12 394,55 411,53 371,88

Lapanga pekerjaan

TOTAL

2008 2009

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Meskipun secara proporsi jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian

mengalami penurunan, tingkat kesejahteraan petani di Maluku Utara pada akhir

triwulan III-2009 sedikit mengalami peningkatan. Kondisi tersebut terkonfirmasi

dengan nilai tukar petani yang mengalami kenaikan.

Tabel 6.2 Perkembangan NTP Maluku Utara

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Agust Sep

Indeks Diterima Petani 119,25 117,45 117,64 117,25 119,55 119,76 118,23 121,75 122,59Indeks Dibayar Petani 118,05 117,01 118,42 119,28 119,35 119,49 119,49 120,6 121,42Nilai Tukar Petani 101,02 100,38 99,34 98,30 100,17 100,23 98,95 100,95 100,96

2009Sub Sektor

Dari beberapa sub sektor yang ada, petani yang bergelut pada tanaman perkebunan

rakyat memiliki tingkat kesejahteraan tertinggi, dengan nilai NTP sebesar 112,01.

Sedangkan kesejahteraan petani yang mengusahakan tanaman pangan menikmati

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Page 103: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Ketenagakerjaan Daerah 85

tingkat kesejahteraan terendah diantara petani, dengan nilai NTP hanya mencapai

92,29. Kondisi ini dipengaruhi oleh tingkat harga hasil tanaman perkebunan yang

mengalami kenaikan dengan biaya produksi yang relatif sama. Sementara petani

tanaman pangan dihadapkan pada kesulitan mencari bibit unggul dan pupuk. Data

survey BPS menyebutkan bahwa lebih dari 80% petani tanaman pangan tidak

memperoleh dan menggunakan pupuk dengan porsi yang layak. Dengan demikian

hasil yang diperoleh juga memiliki kualitas yang kurang bagus. Disamping itu

tanaman perkebunan relatif lebih tahan terhadap serangan hama tanaman bila

dibandingkan dengan tanaman pangan. Hal ini pula yang diindikasikan menjadi

faktor penyebab mengapa petani yang bergelut di tanaman pangan didominasi oleh

petani transmigran sedangkan tanaman perkebunan didominasi oleh petani asli dari

Maluku Utara.

Sesuai dengan perkembangan tersebut, indeks kedalaman kemiskinan didominasi di

desa yang notabene sebagian besar penduduknya bermatapencaharian di sektor

pertanian. Demikian pula tingkat keparahan kemiskinan yang terjadi.di desa lebih

tinggi bila dibandingkan dengan kondisi di kota.

Tabel 6.3 Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Keparahan Kemiskinan di Maluku Utara

Tahun  Maret 2007 Maret 2008 Maret 2009

Kota 1,25 0,4 0,07Desa 2,64 2,18 2,02

Kota + Desa 2,23 1,65 1,44Kota 0,49 0,06 0Desa 0,71 0,53 0,51

Kota + Desa 0,64 0,39 0,36

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

6.3. Status Pekerjaan Utama

Jumlah pekerja yang bekerja di sektor formal sebagai buruh/karyawan masih

mendominasi status pekerjaan yang ditekuni penduduk Maluku Utara.Pada

Agustus 2009, jumlah pekerja sebagai buruh/karyawan tercatat sebesar 103,46 ribu

jiwa atau setara dengan 27,82% dari jumlah angkatan kerja yang bekerja.

Disamping itu pertumbuhan pekerja di sektor ini mengalami peningkatan Hal ini

diduga karena adanya peningkatan permintaan untuk posisi pegawai negeri sipil

sejalan dengan pemekaran daerah di Maluku Utara serta preferensi masyarakat

Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, diolah

Page 104: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Ketenagakerjaan Daerah 86

yang lebih senang bekerja sebagai PNS dibandingkan dengan bekerja di sektor lain.

Kondisi ini terkonfirmasi dari keluhan beberapa Pimpinan perbankan di Maluku

Utara saat membuka lowongan pekerjaan ternyata respon masyarakat sangat

minim.

Gambar 6.3 Tenaga Kerja Berdasarkan Status Pekerjaan

Sumber: BPS, data diolah

Jumlah pengusaha mandiri di Maluku Utara justru mengalami penurunan. Bila pada

Februari 2009 tercatat ada 98,8 ribu penduduk yang memiliki usaha sendiri

sedangkan pada Bulan Agustus 2009 hanya tercatat sebanyak 74,79 ribu jiwa. Di

sisi lain jumlah pekerja yang tak dibayar juga mengalami penurunan, dari 105,51

ribu pekerja pada Februari 2009 menjadi 62,89 ribu pada periode Agustus 2009.

Secara sepintas, gejala ini menunjukkan rendahnya pemupukan jiwa enterpreneur di

kalangan penduduk usia kerja yang ada. Adapun penduduk yang memiliki usaha

sendiri banyak didominasi oleh usaha ojek motor. Fenoomena ini terkonfirmasi dari

data SIMOPPEL bahwa jumlah kendaraan roda dua yang di bongkar di pelabuhan

Ahmad Yani, Ternate cukup tinggi. Meskipun tergolong usaha produktif, namun

efek bergulir dari kegiatan usaha ojek motor relatif lebih rendah bila dibandingkan

dengan usaha di sektor lainnya.

Page 105: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Utara

Ketenagakerjaan Daerah 87

Tabel 6.4 Perkembangan Arus Pembongkaran Beberapa Komoditas di Pelabuhan Ternate

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

16.000

18.000

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep

Motor roda 2 semen beras non dolog

Disamping itu, distribusi tenaga kerja di Ternate juga masih belum merata.

Ketersediaan tenaga kerja didominasi oleh daerah perekonomian utama di Maluku

Utara seperti Kota Ternate, kabupaten Halmahera Utara dan halmahera Selatan.

Disamping itu tingkat pendidikan Pekerja yang ada juga masih didominasi oleh

pekerja dengan tingkat pendidikan dasar.

Gambar 6.5 Distribusi dan tingkat pendidikan pekerja di Maluku Utara Periode Agustus 2009

Sumber: Pelindo Maluku Utara, diolah

Halbar 41,09

Halteng 12,61

Kep. Sula 50,39

Halsel 72,82

Halut 77,24

Haltim 23,54

Ternate 61,73

Tikep 31,72

Kabupaten/kotaJml. Naker 

(ribu)

Sumber: Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Provinsi, diolah

Page 106: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

88

Prospek Perekonomian Daerah

7.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi

Perkembangan ekonomi di Maluku Utara pada triwulan III-2009 sejalan dengan

proyeksi yang dilakukan Bank Indonesia Ternate pada kajian ekonomi regional

triwulan sebelumnya. Realisasi pertumbuhan ekonomi berada pada tingkat proyeksi

optimis. Dengan melihat kecenderungan dan arah perekonomian kedepan, pada

triwulan IV-2009 perekonomian Maluku Utara diperkirakan akan mengalami

pertumbuhan sebesar 8,53 ± 1% (y-o-y). Beberapa hal yang melandasi hal ini

adalah relatif stabilnya kondisi internal maupun eksternal, sehingga diyakini akan

memberikan dampak positif terhadap perkembangan ekonomi Maluku Utara.

Berbeda dengan periode triwulan IV-tahun 2008, dimana banyak faktor internal

maupun eksternal yang menghambat pertumbuhan seperti banyaknya aksi massa

terkait penetapan gubernur terpilih, pemadaman listrik yang semakin lama durasi

dan intensitasnya, maupun krisis finansial global yang mengakibatkan

terkontraksinya perekonomian Maluku Utara, pada triwulan IV-2009 ini kondisi

relatif lebih baik.

Kondisi ini sejalan dengan ekspektasi masyarakat ke depan, dimana hasil survei

kegiatan dunia usaha triwulan III-2009 menunjukan bahwa pada triwulan IV-2009,

pertumbuhan kegiatan usaha diperkirakan akan terus berlanjut. Keyakinan ini cukup

tinggi walaupun tidak setinggi ekspektasi pada triwulan sebelumnya. Keyakinan ini

didorong oleh datangnya beberapa hari besar di akhir tahun seperti Idul Adha, Natal

dan Tahun Baru. Selain itu masyarakat juga memperkirakan akan terjadi panen

besar hasil bumi pada akhir tahun. Panen besar yang tadinya diperkirakan akan

terjadi di triwulan II-2009 ini diyakini bergeser ke akhir tahun. Namun hal ini juga

masih tergantung oleh perkembangan cuaca kedepan. Dilain pihak, pesimisme

mucul dari sub-sektor perikanan. Nelayan memperkirakan produksi ikan laut akan

turun drastis pada bulan November sampai Januari seperti yang terjadi pada tahun-

tahun sebelumnya.

Bab VII

Page 107: LAPORAN TRIWULANAN - bi.go.id · (Pasal 8 UU No. 23 Tahun 1999) 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, ... - Pertambangan & Penggalian 29,40 27,00 27,84 28,87 - Industri

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara

89

Ekspansi kegiatan usaha diperkirakan terjadi pada hampir semua sektor. Namun

ekspansi yang signifikan diperkirakan akan terjadi pada sektor pertanian, sektor

perdagangan, hotel dan restoran serta sektor industri pengolahan. Selain itu sektor

pengangkutan dan komunikasi juga diperkirakan akan mengalami sedikit ekspansi.

Gambar 7.1 Ekspektasi Kegiatan Usaha

7.2 Prospek Inflasi Daerah

Pada triwulan IV-2009 inflasi diproyeksikan akan berada pada tingkat 1,71% ± 1%

(y-o-y). Tekanan utama diperkirakan bersumber dari kelompok bahan makanan

dimana harga komoditas ikan laut yang memiliki kontribusi besar terhadap

pergerakan harga di Maluku Utara diperkirakan akan kembali melambung di akhir

dan awal tahun. Hal ini terjadi seiring dengan akan berakhirnya musim migrasi

Cakalang dan Tuna di perairan Maluku Utara. Padahal permintaan masyarakat

Maluku Utara terhadap ikan laut khususnya Cakalang selalu tinggi. Permintaan

masyarakat juga akan meningkat berkenaan dengan beberapa hari besar seperti Idul

Adha, Natal dan Tahun Baru. Panen besar hasil bumi juga diperkirakan akan

mendorong konsumsi masyarakat.

020406080

100120140160180200

Tw.II-2007

Tw.III-2007

Tw.IV-2007

Tw.I-2008 Tw.II-2008

Tw.III-2008

Tw.IV-2008

Tw.I-2009 Tw.II-2009

Tw.III-2009

Tw.IV-2009

020406080100120140160180200

Ekspektasi Keg. Usaha

Realisasi Keg. Usaha