laporan tekana

Upload: januardi-hauw

Post on 07-Mar-2016

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

menceritakan desa tekana dan hal geo logi di sana

TRANSCRIPT

LAPORAN

PETROLOGI

DI SUSUN OLEH:

UMI AKOYAMA

(03071181320007)

WAHIDIN ZUHRI (03071181320014)

JANUARDI

(03071381320027)

KIKI ANDRIANI SIAHAAN (03071181320022)ICHANUL AKBAR (03071281320024

LABORATORIUM GEOLOGI TATA LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2014

HALAMAN PENGESAHAN

ACARA : FIELDTRIP DESA TEKANA PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

LABORATORIUM GEOLOGI TATA LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2014

PENYUSUN :

UMI AKOYAMA

(03071181320007)

WAHIDIN ZUHRI (03071181320014)

JANUARDI

(03071381320027)

KIKI ANDRIANI SIAHAAN (03071181320022)ICHANUL AKBAR (03071281320024HARI/JAM :SELASA / 08:00-11:20

INDRALAYA, 20 NOVEMBER 2014

PRAKTIKAN

DISAHKAN OLEH

( Kelompok 2)

( Idarwati, S.T., M.T )

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis.

Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Ibu Idarwati, S.T., M.T. Selaku Dosen mata kuliah Sistem Informasi Geografis yang telah membimbing saya dan sabar dalam menyampaikan materi-materinya. Terimakasih juga kepada kedua orang tua saya yang selalu memberikan dukungan semangat, doa dan kasih sayang yang berlimpah kepada saya. Serta ucapan terimakasih kepada teman-teman se-angkatan yang mampu berkerja sama dalam hal kebaikan.

Penulis menyadari penyampaian laporan ini belumlah sempura. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan dikemudian hari. Semoga Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis ini nantinya dapat bermanfaat bagi saya maupun orang lain.

Indralaya, 20 November 2014

Penyusun

Kelompok 2

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................iKATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Permasalahan ........................................................................................ 1

1.3 Tujuan ................................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Geologi Regional...2

2.2Litologi Regional.3

2.3 StukturGeologi Regional..5

BAB III GEOLOGI DAERAH TEKANA

3.1 Geomorfologi ...........................................................................................6

3.2 Litologi63.3 Struktur ....................................................................................................7BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Geomorfologi Daerah Telitian..8

4.2 Litologi Daerah Telitian...10

4.3 Stuktur Daerah Telitian...10

4.4 DiskripsiLokasiPengamatan (LP)..11

BAB V KESIMPULAN....13DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................14BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPetrologiadalah salah satucabang ilmu di bidang geologi yang berfokus pada studi mengenai batuan dan kondisi pembentukannya. Sangatlah penting untuk seorang Geologist memiliki pemahaman lebih mengenai cabang ilmu ini. Untuk mendapatkan pemahaman tersebut, pembelajaran di kelas saja tidaklah cukup. Untuk itulah, diperlukan suatu penelitian lebih lanjut dan secara langsung mengenai kenampakan objek-objek geologi batuan dan mineral agar didapatkan suatu kompetensi yang diharapkan. Penelitian secara langsung ini dapat dilakukan melalui kuliah lapangan (fieldtrip). Selain itu, penelitian di lapangan merupakan penelitian yang sesungguhnya. Karena pada dasarnya, sebuah teori terlahir karena adanya penelitian dari alam. Sehingga untuk membuktikan serta membandingkan kebenaran dari hasil teori yang telah ada, maka kuliah lapangan (fieldtrip) ini perlu dan mutlak untuk dilakukan. Kegiatan fieldtrip ini diharapkan dapat meningkatkanpengetahuanmahasiswa tentang kenampakan batuan dan mineral secara langsung di alam.1.2 Permasalahan

Bagaimana persebaran sikuen litologi daerah Tekana? Geomorfologi apa saja pada daerah Tekana?

Stuktur yang berkembang dan mengontrol daerah tersebut?

Apa saja litologi batuan pada daerah tersebut?1.3 Tujuan Mengetahuai persebaran litologi dan batuan di daerah tekana. Mengetahui bentang lahan daerah tekana dan sekitarnya. Mengetahui stuktur yang berkembang di daerah tekana.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1 Geologi RegionalBerdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Shell Mijnbouw (1978) Kabupaten Ogan Komering Ulu termasuk kedalam Cekungan Sumatera Selatan yang secara umum tersusun oleh batuan sedimen Tersier yang diendapkan di atas batuan Pra-Tersier.Kerangka tektonik cekungan Sumatera Selatan terdiri dari Paparan Sunda di sebelah timur dan jalur tektonik mobil Bukit Barisan di sebelah Barat. Daerah cekungan ini dibatasi dari Cekungan Jawa Barat oleh daerah tinggian Lampung.

Di dalam daerah cekungan terdapat daerah peninggian batuan dasar Pra-Tersier dan berbagai depresi. Perbedaan relief dalam batuan dasar ini diperkirakan karena adanya pematahan dasar dalam bongkah-bongkah (graben-graben). Hal ini sangat ditunjukkan oleh depresi Lematang di cekungan yang jelas dan dibatasi oleh jalur patahan Lematang dari Pendopo Antiklinorium serta oleh patahan Lahat di sebelah barat laut dari paparan Kikim.Gerakan diferensial dari blok patahan (graben) ini mengendalikan sedimentasi, fasies serta pelipatan pada lapisan Tersier di atasnya.Pada umumnya daerah Cekungan Sumatera Selatan ini dapat dibagi menjadi 3 sub cekungan :a) Cekungan Jambi atau Palembang Utara yang menjorok kearahselatan.

b) Cekungan Palembang Tengah

c) Cekungan Palembang Selatan atau juga disebut Kompleks Palembang Selatan.2.2 Stratigrafi RegionalPada umumnya stratigrafi regional Kabupaten Ogan Komering Ulu dapat dikenal sebagai satu daur besar (megacycle) yang terdiri dari suatu trangresi yang diikuti regresi. Formasi yang terbentuk dalam fase trangresi dikelompokkan menjadi Kelompok Telisa (Formasi Lahat, Formasi Baturaja dan Formasi Gumay). Sedangkan yang terbentuk dalam fase regresi dikelompokkan menjadi Kelompok Palembang (Formasi Air Benakat, Formasi Muara Enim dan Formasi Kasai). Formasi pembawa batubara pada Cekungan Sumatera Selatan adalah Formasi Talang Akar, Air Benakat, Muara Enim dan Kasai, tetapi yang paling potensial adalah Formasi Muara Enim, sedangkan Formasi Baturaja merupakan pembawa endapan batu gamping yang banyak terdapat di sekitar kota Baturaja.Berdasarkan Peta Geologi Lembar Baturaja skala 1:250.000 yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung (1993), urutan stratigrafi regional daerah penyelidikan dari muda ketua adalah sebagai berikut :a) Formasi Kasai (Qtk), termasuk ke dalam Kelompok Palembang, memiliki ketebalan 500 m 1.000 m, berumur Pliosen. Terdiri dari konglomerat dengan fragmen kuarsa dan batu pasir kuarsa, batu lempung tufaan mengandung kayu terkersikan (silicifiedwood) dengan sisipan tuff batu apung dan lignit yang membentuk lensa-lensa. Formasi ini merupakan fasies endapan darat dan danau.b) Formasi Muara Enim (Tmpm), termasuk ke dalam Kelompok Palembang, memiliki ketebalan 150 m 750 m, berumur Pliosen. Terdiri dari batulempung, batulanau, batu pasir tufaan dengan sisipan batubara, merupakan endapan air payau.

c) Formasi Air Benakat (Tma), termasuk kedalam Kelompok Palembang, memiliki ketebalan 100 m 1.300 m, berumur Mio-Pliosen. Terdiri dari batu lempung dengan sisipan batu lempung tufaan napal, batupasir dan serpih, merupakan fasies endapan litoral sampai marin dangkal.d) FormasiGumay (Tmg), memiliki ketebalan 0 m 2.200 m, berumur Miosen Awal-Tengah. Terdiri dari batu lempung dengan sisipan batulempung tufaan napal, batupasir dan serpih dengan sedikit glaukonitan, di bagian tengah anggota ini terdapat suatu lapisan tipis batuapung. Formasi ini merupakan diendapkan fasies marin terbuka yang dalam.e) Formasi Baturaja (Tmb), termasuk ke dalam kelompok Telisa, memiliki ketebalan 0 m 160 m, berumur MiosenAwal. Terdiri dari batu gamping terumbu, kalkarenit dengan sisipan serpih gampingan dan batupasir gampingan, merupakan fasies terumbu neritik. Formasi ini diendapkan secara selaras di atas FormasiTalang Akar.f) Formasi Talang Akar (Tomt), termasuk kedalam kelompok Telisa, memiliki ketebalan 0 m 1.100 m, berumur Miosen. Pada bagian bawah disusun oleh perlapisan batupasir karbonan, kayu terkersikan (silicifiedwood) dengan konglomerat dan batulanau mengandung fosil moluska. Kearah atas berkembang menjadi perselingan antara serpih tufaan dan batu gamping. Bagian atas formasi umumnya disusun oleh batulanau tufaan, batu lempung gampingan, lensa-lensa konglomerat dan sisipan batupasir glaukonitan terdiri dari batupasir kuarsa mengandung kayu terkersikan. Merupakan fasies litoral sampai paralis air payau2.3 Struktur Geologi RegionalPada Cekungan Sumatera Selatan terdapat tiga antiklinorium utama dari selatan ke utara sebagai berikut :

1) Antiklinorium Muara Enim

2) Antiklinorium Pendopo-Benakat

3) Antiklinorium Palembang

Antiklinorium-antiklinorium ini berimpitan dengan relief batuan dasar Pra-Tersier yang merupakan bongkah-bongkah patahan (graben-graben) yang terangkatkan yang juga merupakan jalur paleotopografitinggi. Antiklin hanya terdapat dalam antiklinorium, sedangkan dalam daerah tektonik rendah pelipatan sangat lemah. Pada antiklinorium Pendopo Benakat dan Muara Enim struktur lipatan menjadi patahan batuan dasar (basement fault). Semua struktur lipatan ini dipotong-potong oleh sesar normal menjadi graben-graben.Secara umum cekungan sumatera selatan dibentuk oleh tiga fase tektonik, yaitu yang pertama kolisi antara lempeng eurasia dan lempeng india yang terjadi pada middle mezosoik mengahsilkan sesar semangko dan malaka yang berarah NW SE. Sesar geser ini kemudian pada fase ekstentional menghasilkan pull apart basine berarah utara yang terisi oleh sedimen berumur eosen sampai miosen awal di daerah sumatera selatan. Selain itu kompresi ini juga menghasilkan sesar berarah NW SE yang lain seperti lematang dan benua yang lebih kecil. Pada akhir cretaceous sampai awal miosen terjadi orogenesa yang menghasilkan sesar tumbuh sepanjang lembak dan beringin. Kemudian dilanjutkan dengan tektonik yang relatif tenang dengan sesar turun (yang lambat) sampai pliosen. Orogenesa selanjutnya terjadi selama plosen sampai pleistosen. Dibanyak tempat terjadi pengangkatan baseman, infersi dan pembalikan sesar turun pada pliosen sampai sekarang membentuk antiklin yang merupakan perangkat utama daerah ini. Komresi ini masih berlangsung hingga sekarang.

BAB III

DAERAH TELITIAN TEKANA3.1 GEOMORFOLOGIPada daerah tekana dan sekitarnya merupakan daerah yang dikontrol oleh struktur lipatan. arah lipatan berasal dari NE dan ditandai dengan kontur yang berpola zig-zag . Satuan asal struktur yang terbentuk adalah bukit Garba dengan ketinggian 720 m. Bukit Garba merupakan bukit yang tertinggi dari bukit lainnya yang berada di sekitar tekana . Pada puncak sedikit mengalami pelapukan / pengikisan batuan , hal ini dapat dilihat dari kontur yang menunjukkan kerenggangan.

Dari pelamparan dari utara ke selatan, kelerengan pada daerah ini dibagi menjadi 4 kelerengan yaitu landai , terjal , sangat curam dan curam . Lahan yang memiliki Kelerengan sangat landai mempunyai kemiringan 2-7 ,bila terjadi longsor bergerak dengan kecepatan rendah , pengikisan dan erosi sangat tinggi. Mempunyai arah kelerengan dan pelamparan dari N 04 4900 S 104 1200 N 04 5200 S 104 1200 . Kelerengan landai mempunyai kemiringan 8-13 dengan relief yang berombak dan bergelombang dan arah kelerengan dari N 04 4600 S 104 06 00 & N 04 4600 S104 1200. Kelerengan agak curam mempunyai kemiringan 14-20 dengan relief bergelombang-perbukitan .Selanjutnya kemiringan yang curam dengan kemiringan lereng sebesar 21- 55 dengan relief perbukitan .

Material dihasilkan adalah batuan granit merah ,putih dan teralterasi . Litologi batuan tersebut dikontrol oleh struktur lipatan dan rekahan / sesar. Granit merah adalah batuan beku/ granit yang mempunyai komposisi butiran yang didominasi oleh mineral feldspar yang berwarna pink kemerahan dengan granulitas besar / kasar . Sedangkan granit putih mempunyai komposisi mineral yang didominasi oleh mineral orthoklas yang berwarna putih susu berukuran kasar . Kedua granit tersebut mempunyai tekstur yang sama yaitu faneritik hanya membedakan pada komposisinya. Granit yang teralterasi merupakan granit yang dikontrol oleh struktur rekahan dan mengisi celah-celah batuan yang tidak resisten .Granit tersebut dijumpai di sungai tekana dan sekitarnya ataupun material batuan yang berasal dari formasi garba

Pola aliran adalah pola trellis yang ditunjukkan dengan pola aliran sungai yang tegak lurus sepanjang sungai induk tekana yang parallel. Pola aliran ini terbentuk dari cabang-cabang sungai kecil yang berukuran sama . Pola tersebut menunjukkan bahwa daerah tersebut terdapat pada daerah lipatan . Sedangkan sungai tekana sendiri merupakan sungai dengan elevasi mencapai 50 - 200 meter di atas permukaan laut dan tergolong daerah yang landai. Sungai tekana merupakan sungai permanen yang selalu berair sepanjang tahun. pola pengaliran Sungai tekana cenderung membentuk pola aliran dendiritik .

Konsep yang digunakan dalam penentuan satuan bentuk lahan adalah konsep Van Zuidam. Konsep pemetaan geomorfologi yang dikemukakan oleh Van Zuidam (1968, 1975) dilandasi dari pengalaman di wilayah tropis seperti di Indonesia dan Amerika Latin. Sistem pemetaan geomorfologi harus memenuhi kriteria unsur - unsur geomorfologi, seperti gambaran bentuk (morfografi), asal - usul / proses terjadinya bentuk (morfogenetik), penilaian kuantitatif bentuk (morfometri) dan material penyusun. Berdasarkan konsep ini kami membagi daerah tekana dan sekitarnya tersebut menjadi 3 satuan bentuk lahan yaitu asal struktur , fluvial dan terdenudasi.

Bentuk lahan struktur pada daerah ini adalah bukit lipatan . Dicirikan dengan morfologi perbukitan dengan morfometri kelerengan yang curam dan ketinggian 700 m. Ditunjukkan dengan kontur yang rapat dan zig-zag . Morfogenesis ( asal usul bentuk lahan dan proses pembentukanya) dibagi menjadi 3 yaitu morfostruktur pasif, aktif dan morfodinamik. Morfostruktur pasif yaitu mempunyai litologi batuan yang kurang resisten dan struktur batuan dengan tingkat erosi kuat sedang dipengaruhi oleh kemiringan yang curam pada tebing-tebing lereng. Morfostruktur aktifnya dikontrol oleh struktur perlipatan . Sedangkan morfodinamik satuan bentuk lahan ini dipengaruhi oleh proses eksogen berupa erosi .

Satuan bentuk lahan denudasional yaitu bukit terisolasi (D4) , dimana bukit ini hanya sendiri dan terpisah jauh dari bukit lainnya serta sekitarnya merupakan topografi yang landai . Morfologi berupa perbukitan dengan morfometri aktif yaitu perlipatan dan morfometri pasif yaitu litologi batuan yang kurang resisten dan dipengaruhi oleh kemiringan . Morfodinamik nya adalah erosi , pelapukan dan mass wasting . Ditunjukkan dengan kontur sedikit renggang kemudian landai .

Satuan bentuk lahan asal fluvial yaitu dataran banjir dan dataran alluvial . Dataran banjir (F7) Mempunyai morfologi berupa dataran dengan kelerengan yang datar dan merupakan hasil akumulasi material (sedimentasi) di lingkungan fluvial tepatnya merupakan endapan chanell like deposit . Morfostruktur pasif mempunyai litologi batuan kurang resisten , sedangkan morfodinamiknya adalah erosi . Dicirikan dengan kontur yang renggang dan membelok serta umumya berada di tepi sungai tekana.

Dataran alluvial (F1) , Mempunyai morfologi dataran , dengan morfostruktur pasif mempunyai litologi batuan yang kurang resisten dan morfodinamik dipengaruhi oleh proses eksogen berupa erosi dan pelapukan . Mempunyai material pelapukan dan erosi yang berasal dari daerah perbukitan garbah dan material lainnya . Dicirikan dengan kontur yang rengang dengan kemiringan lereng yang sangat landai sekitar 2-7 .3.2 LITOLOGI BATUAN Lokasi Penelitian 1

Lokasi ini berada berada pada E 104o 06 28 dan S 04o 29 48,7 dengan elevasi 128 meter di atas permukaan laut dan arah strike mengarah ke barat laut.di anak sungai tekana .Pada lokasi ini ditemukan 2 singkapan batuan granit yang besar , batuan ini merupakan batuan beku asam yang berwarna abu-abu . Mempunyai struktur yang dikontrol oleh jointing ( rekahan ), berupa tension joint. Tekstur batuan faneritik, dimana ukuran butiran yang kasar/ besar hal ini dikarenakan jika batuan dipegang terasa kasar. Komposisi utama batuan ini adalah Quartz 40%, Plagioklas 10%, Biotit 10%,dan Orthoclas 15%.Pada daerah itu juga ditemukan flute batu basalt , ini menunjukkan bahwa daerah tsb merupakan daerah alterasi . Pada lokasi ini juga terdapat struktur geologi shear joint yang merupakan kekar silang atau kekar gunting dan merupakan struktur yang mengontrol batuan tsb.

Gambar Granit pada LP1

Lokasi Penelitian 2 ( LP2 )Lokasi dengan strike mengarah ke barat laut, berada pada E 104o 06 31,4 dan S 04o 29 45,6 dengan elevasi 136 meter di atas permukaan laut Lokasi ini selain ditemukan batuan granit juga ditemukan batuan beku andesit dan merupakan ciri khas dari lokasi ini . Andesit ini ditemukan di pinggir sungai , mempunyai Warna abu abu hitam kecoklatan , struktur jointing dan dengan tekstur afanitik , dimana butiran yang halus . Komposisi mineral yaitu Hornblende 35%, Plagioklas 10% ,Quartz 10%, Amfibole 25%, Biotit 15%, dan Orthoclas 5% . Sedangkan untuk batuan granit mempunyai perawakan fisik yang sama dengan Lp 1 tetapi hanya dibedakan dengan banyaknya kandungan komposisi mineral . Dengan kandungan mineral orthoklas 20%, biotit 20%, kuarsa 45% , dan plagioklas 15 % .

Gambar 2.1. andesit Gambar 2.2. granit Lokasi Penelitian 3 ( LP3 )

Pada lokasi penelitian ke-3 (LP 03) yang berada pada E 104o 06 513 dan S 04o 29 651 dengan elevasi 136 meter di atas permukaan laut dan arah strike mengarah pada timur laut barat daya.Pada lokasi ini ditemukan batuan granit yang berwarna abu-abu kehitaman , hal ini dikarenakan batuan ini didominasi oleh mineral biotit berwarna hitam sebanyak 30 %. Lalu mineral lain Kuarsa 35%, Plagioklas 15% dan Ortoklas 20%.Selain itu, Pada lokasi penelitian ini di temukan batuan granit berwarna merah dengan permukaan yang halus kasar, warna merah pada batuan ini dikarenakan karena posisinya yang terlalu dekat dengan intrusi magma yang berwarna merah sehingga uapan magma tersebut menyebabkan air dalam batuan berkurang dan meninggalkan warna merah pada batuan tersebut. Batuan granit yang berwarnah merah ini telah mengalami altrasi yang di tandai dengan kehadiran mineral epidot di dalamnya

Gambar 3. Granit Lokasi Penelitian 4 ( LP4)

Pada lokasi penelitian ke-4 (LP 04) yang berada pada E 104o 06 514 dan S 04o 29 631 dengan elevasi 145 meter di atas permukaan laut dan strike mengarah dari timur ke tenggara. Lokasi ini memilki ciri khas yang berbeda dari lokasi sebelumnya , yaitu singkapan batuan granit yang teralterasi .Granit ini ditandai dengan hadirnya mineral klorit sehingga batuan granit memilki warna kehijauan . Komposisi mineral dari batuan ini adalah klorit 35 %, biotit 15 %, Kuarsa 40 %,dan Plagioklas 10%. Pada lokasi penelitian ini di temukan batuan granit berwarna merah dengan permukaan yang halus kasar, warna merah pada batuan ini dikarenakan karena posisinya yang terlalu dekat dengan intrusi magma yang berwarna merah sehingga uapan magma tersebut menyebabkan air dalam batuan berkurang dan meninggalkan warna merah pada batuan tersebut. Batuan granit yang berwarnah merah ini telah mengalami altrasi yang di tandai dengan kehadiran mineral epidot di dalamnya

Gambar 4. Granit Teralterasi

Lokasi Penelitian 5 ( LP5)

Pada lokasi penelitian ke-5 (LP 05) dengan strike mengarah ke barat daya berada pada E 104o 06 505 dan S 04o 29 595 dengan elevasi 143 meter di atas permukaan laut. Pada lokasi penelitian ini di temukan batuan granit berwarna merah dengan permukaan yang halus kasar, warna merah pada batuan ini dikarenakan karena posisinya yang terlalu dekat dengan intrusi magma yang berwarna merah sehingga uapan magma tersebut menyebabkan air dalam batuan berkurang dan meninggalkan warna merah pada batuan tersebut. Batuan granit yang berwarnah merah ini telah mengalami altrasi yang di tandai dengan kehadiran mineral epidot di dalamnya. Memilki komposisi mineral yang seimbang yaitu orthoklas 25% , biotit 30% ,kuarsa 20% dan plagioklas 15%.

Gambar 5. Granit Lokasi Penelitian 6 ( LP6)

Pada lokasi penelitian ke-6 (LP 06) dengan strike mengarah dari utara ke timur dan berada pada E 104o 06 444 dan S 04o 29 559 dengan elevasi 143 meter di atas permukaan laut. Pada lokasi penelitian ini di temukan batuan granit berwarna merah dengan permukaan yang halus kasar, warna merah pada batuan ini dikarenakan karena posisinya yang terlalu dekat dengan intrusi magma yang berwarna merah sehingga uapan magma tersebut menyebabkan air dalam batuan berkurang dan meninggalkan warna merah pada batuan tersebut. Batuan granit yang berwarnah merah ini telah mengalami altrasi yang di tandai dengan kehadiran mineral epidot di dalamnya.Dengan tekstur Faneritik (kasar),dan komposisi mineral nya adalah biotit 30% , orthoklas 25%, kuarsa 20% , dan plagioklas 15 %.

Gambar 6. Granit Lokasi Penelitian 7 ( LP7)

Pada lokasi penelitian ke-6 (LP 06) dengan strike mengarah dari utara ke timur dan berada pada E 104o 06 444 dan S 04o 29 559 dengan elevasi 143 meter di atas permukaan laut. Pada lokasi ini ditemukan batuan granit dimana pada vein rekahannya terisi oleh xenolith yaitu urat kuarsa. Xenolith merupakan batuan / mineral asing yang terdapat pada batuan beku . Diasumsikan bahwa xenolith bisa terdapat pada batuan granit dikarenakan adanya bidang lemah yaitu rekahan pada granit. Ketika adanya intrusi , mineral /batuan akan masuk ke dalam rekahan tersebut .Sehingga menghasilkan mineral asing dalam granit . Atau hal ini dikarenakan adanya struktur geologi berupa tension joint yang di isi oleh urat kuarsa dan batuan beku lainnya. tension joint yang terjadi pada lokasi ini megalami pengisian mineral dan batuan asing, mulanya terjadi gaya tension yang menyebabkan perenggangan pada batuan yang kemudian terisi oleh mineral asing (xenolit) lalu terjadi lagi gaya tension yang kemudian terisi oleh batuan beku lain. Batuan beku yang mengisi urat ini sebesar 4cm. Di lokasi ini juga di temukan cermin sesar yang merupakan sesar turun, dicirikan dengan sudut > 45o.

Gambar 7. Granit yang terisi urat kuarsa3.3 Struktur

Struktur geologi merupakan bentukan arsitektur muka bumi yang disebabkan oleh Compressional stress, Tensional stress, Shear stress. Umumnya stuktur geologi tersebut meliputi struktur kekar (joint), struktur sesar (fault), dan lipatan (follding).

Kekar adalah Struktur rekahan dalam blok batuan dimana tidak ada atau sedikit sekali mengalami pergeseran (hanya retak saja). Sesar adalah suatu rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran sehingga terjadi perpindahan antara bagian-bagian yang berhadapan dengan arah yang sejajar dengan bidang patahan. Lipatan adalah perubahan bentuk dan volume pada batuan yang ditunjukkan oleh lengkungan atau melipatnya batuan tersebut.Pada daerah telitian dapat di temukan beberapa struktur geologi yang menyebar sepanjang sungai tekana diantaranya tension joint, shear joint dan shear strange yang di temukan pada batuan beku di sepanjang sungai tekana. Selain itu pada salah satu lokasi penelitian juga di jumpai batuan yang terisi oleh urat kuarsa. Hal ini dapat terjadi karena adanya tention atau gaya tarikan berkerja pada batuan sehingga membentuk rongga yang kosong diantara batuan tersebut sehingga terisi oleh mineral-mineral kuarsa. Di lokasi yang sama juga di temukan batuan yang juga terisi oleh batuan lain. Terjadi dua kali pengisian dalam urat batuan yang diisi oleh kuarsa lalu terjadi perenggangan batuan kembali dan di isi oleh batuan beku lainnya. Lokasi penelitian (LP1)Pada lokasi ini struktur yang berkembang adalah struktur rekahan / joint . Struktur ini mempengaruhi litologi batuan yang berada di lokasi ini, menghasilkan struktur shear joint ( kekar gunting ) yang sangat dominan. Dimana shear joint ini dicirikan dengan sepasang rekahan yang menyilang dan bersifat tertutup dari arah gaya utama . Shear joint tersebut membentuk blocky ( blok-blok ). Shear ini terbentuk dari bidang lemah / kurang resisten dari batu granit.

Gambar shear joint Lokasi penelitian 2

Pada lokasi ini ditemukan singkapan batu andesit yang dikontrol oleh struktur tension joint yang sangat mendominasi. Tension joint ini terbentuk dari peregangan atau tarikan yang disebabkan oleh gaya tension stress. Membentuk rekahan yang terbuka , rekahan ini biasanya diisi oleh mineral biji seperti pirit dsb. Struktur ini membentuk pola yang sejajar dari gaya utama dan memilki ukuran yang lebih besar dari shear joint.

Gambar Tension joint Lokasi penelitian 3

Pada lokasi ini batuan granit dikontrol oleh struktur yang dominan adalah struktur shear joint , struktur ini mempunyai pola kekar yang saling menyilang . Dengan rekahan yang kecil dan strktur lain yang berkembang adalah intrusi , dimana pada lokasi ini dekat dengan intrusi . Akibatnya batuan yang dekat dengan intrusi komposisi batuan sedikit berubah . Seperti batuan granit merah , warna merah yang dihasilkan dari uap panas intrusi dan adanya rekristalisasi / penambahan mineral baru yang dominan felspar berwarna pink kemerahan.

Gambar shear joint

Lokasi penelitian 4

Pada lokasi ini masih dikontrol oleh struktur joint , yaitu paling dominan adalah shear joint . Pada lokasi ini strukturnya memilki kemiripan dengan lokasi penelitian 3 , pada lokasi ini juga selain dikontrol oleh struktur rekahan dan dikontrol pula oleh intrusi . Sehingga batuan yang berdekatan dengan intrusi akan juga mengalami perubahan ( diagenesa batuan ).

Gambar shear joint Lokasi penelitian 5

Pada lokasi ini kontrol yang berkerja dan berkembang adalah kontrol strukur rekahan dan intrusi . Strukur joint yang mendominasi adalah shear joint , shear ini terbentuk dari gaya shear stress yang menyebabkan terjadinya pergeseran. Membentuk pola silang terhadap arah gaya utama . Shear joint ini sangat jarang ditemui mineral biji dikarenakan rekahan yang bersifat tertutup . Adanya struktur intrusi akan mempengaruhi batuan baik itu warna dan komposisi .

Gambar shear joint

Lokasi penelitian 6

Pada lokasi ini struktur yang dominan adalah struktur tension joint yang lebih berkembang dari shear joint . Pada struktur ini memilki pola sejajar dengan arah sumbu / gaya utama . Dimana struktur ini memilki rekahan yang terbuka . Struktur ini biasnya membentuk memanjang dan membentuk blocky . Pengaruh pada batuan menyebabkan batuan memilki rekahan yang bisa diisi oleh mineral atau material lainnya . Pada lokasi ini pengaruh intrusi sudah berkurang ataupun menghilang , hal ini dikarenakan batuannya telah menjauhi dari sumber intrusi magma.

Gambar tension jointLokasi penelitian 7

Pada lokasi ini kontrol struktur yang berkembang adalah kontrol joint yang didominasi oleh Tension joint , juga ditemukan cermin sesar. Cermin sesar merupakan salah satu penciri adanya sesar pada lokasi tersebut . Cermin sesar dapat menentukan jenis sesarnya dengan menghitung bidang sesar / arah pegerakannya . Pada lokasi ini menunjukkan jenis sesar normal mempunyai sudut > 45. Adanya kontrol struktur sesar akan mempengaruhi batuan, dimana pada batuan tersebut mempunyai litologi batuan yang rapuh ( brittle). Sruktur tension joint yang berkembang menyebabkan batuan memilki rekahan yang terbuka dan terisi oleh mineral / batuan asing (xenolith) yaitu urat kuarsa yang mengisi celahan yang terbuka .3.4KELURUSAN

Pada peta ini menunjukkan kelurusan , dimana kelurusan ini sangat berpengaruh dalam menentukkan arah gaya utama yang membentuk daerah tersebut dan jenis strukturnya . Jumlah kelurusan pada peta ini sebanyak 25 buah. Hasil kelurusannya menunjukkan bahwa struktur yang dominan adalah shear joint dengan arah gaya utama berasal dari N 281 - 290E dan N 301-310 E . NILAI KELURUSAN N......E

309280359275300

275325365315355

337315300330255

354275315320180

285325275305305

Diagram rose menunjukan struktur shear jointBAB IVPEMBAHASANPada kuliah lapangan daerah Tekana dan sekitarnya , Muara Dua OKU. Menunjukkan bahwa daerah tersebut dikontrol oleh struktur, dimana pada daerah ini memilki bentuk lahan / geomorfologi yang menunjukkan kontrol strktur lipatan dan rekahan . Satuan bentuk lahannya adalah asal struktur , denudasi dan fluvial .

Litologi penyusun batuan di sepanjang daerah penelitian sungai tekana yang merupakan daerah dengan formasi granit garba, di dominasi oleh batuan granit yang merupakan batuan beku terbentuk akibai intrusi. Namun juga ditemukan beberapa batuan beku lain yaitu batuan beku andesit yang di perkirakan terjadi karena ada nya transfortasi batuan. Batuan granit di daerah telitian tersebut didominan berwarna abu-abu kehijauan dengan komposisi mineral kuarsa, sanidin, plagioklas, mika, ampibole, dan piroksen. Batuan di beberapa titik lokasi telitian tersebut juga di temukan batuan granit yang mengalami altrasi. Batuan tersebut di tandai dengan adanya kehadiran mineral plorit dan epidote, selain itu juga di temukan batuan beku granit yang berwarna merah yang terbentuk pada zona anhedral. Warna merah pada batuan tersebut sebabkan karena posisinya yang dekat dengan intrusi magma yang berwarna merah sehingga uapan magma menyebabkan air dalam batuan berkurang dan meninggalkan warna merah batuantersebut.

Pada daerah telitian dapat di temukan beberapa struktur geologi yang menyebar sepanjang sungai tekana diantaranya tention joint, shear joint dan shear streng yang di temukan pada batuan beku di sepanjang sungai tekana. Beberapa struktur geologi tersebut terbentuk karena adanya pengaruh dari tenaga endogen. Selain itu pada salah satu lokasi penelitian juga di jumpai batuan yang terisi oleh urat kuarsa. Hal ini dapat terjadi karena adanya tention atau gaya tarikan berkerja pada batuan sehingga membentuk rongga yang kosong diantara batuan tersebut sehingga terisi oleh mineral-mineral kuarsa. Di lokasi yang sama juga di temukan batuan yang juga terisi oleh batuan lain. Terjadi dua kali pengisian dalam urat batuan yang diisi oleh kuarsa lalu terjadi perenggangan batuan kembali dan di isi oleh batuan beku lainnya.

Penelitan di lakukan pada daerah sungai tekana dengan menelusuri sungai yang berada pada beberapa titik penelitian. Dimulai dari basecame yang berada pada E 95o 028 50 dan S 04o 10 60 sampai titik terakhir penelitian yang berada pada E 104o 29 126 dan S 04o 29 405. Daerah penelitian tersebut berada pada elevasi 128 170 meter di atas permukaan laut.

Pada lokasi penelitian pertama (LP 01) yang berada pada E 104o 06 28danS 04o 29 48,7 dengan elevasi 128 meter di atas permukaan laut dan arah strike mengarah ke barat laut. Pada lokasi pertama ini di temukan litologi batuan berupa batuan granit yang belum mengalami altrasi. Pada lokasi ini juga terdapat struktur geologi shear joint yang merupakan sesar silang atau sesar gunting (bentukan sesar yang menyerupai gunting).

Pada lokasi penelitian ke-2 (LP 02) degan strike mengarah ke barat laut, berada pada E 104o 06 31,4 dan S 04o 29 45,6 dengan elevasi 136 meter di atas permukaan laut yang masih di dominan oleh batuan granit. Pada lokasi penelitian ini di temukan struktur geologi berupa tention joint yang merupakan sesar yang terjadi akibat gaya tarikan.

Pada lokasi penelitian ke-3 (LP 03) yang berada pada E 104o 06 513 dan S 04o 29 651 dengan elevasi 136 meter di atas permukaan laut dan arah strike mengarahpada timur laut barat daya. Pada lokasi penelitian ini di temukan batuan granit berwarna merah dengan permukaan yang halus kasar, warna merah pada batuan ini dikarenakan karena posisinya yang terlalu dekat dengan intrusi magma yang berwarna merah sehingga uapan magma tersebut menyebabkan air dalam batuan berkurang dan meninggalkan warna merah pada batuan tersebut. Batuan granit yang berwarnah merah ini telah mengalami altrasi yang di tandai dengan kehadiran mineral epidot di dalamnya. Pada lokasi penelitian ini juga dapat ditemukan struktur geologi berupa shear joint dan tention joint.

Pada lokasi penelitian ke-4 (LP 04) yang berada pada E 104o 06 514 dan S 04o 29 631 dengan elevasi 145 meter di atas permukaan laut dan strike mengarah dari timur ke tenggara. Lokasi penelitian ini kembali di dominasi oleh batuan beku granit dan di temukan struktur geologi berupa shear joint dan tention joint. Namun, tention joint pada lokasi penelitian ini mengalami gaya tarikan (tention) yang meyebabkan rekahan anatar batuan tersebut terisi dengan kehadiran mineral lain atau di sebut urat kuarsa (sinolit)

Kemudian pada lokasi penelitian ke-5 (LP 05) dengan strike mengarah ke barat daya berada pada E 104o 06 505 dan S 04o 29 595 dengan elevasi 143 meter di atas permukaan laut. Pada lokasi penelitian ini di temukan batuan granit yang berwarna hijau ke abu-abuan dan ditemukan struktur geologi berupa shear joint (sesar gunting) dan shear streng.

Pada lokasi penelitian ke-6 (LP 06) dengan strike mengarah dari utara ke timur dan berada pada E 104o 06 444 dan S 04o 29 559 dengan elevasi 143 meter di atas permukaan laut. Pada lokasi ini juga di temukan batuan granit dan struktur geologi berupa tenstions joint yang di isi oleh urat kuarsa dan batuan beku lainnya. tentions joint yang terjadi pada lokasi ini megalami pengisian mineral dan batuan asing, mulanya terjadi gaya tentions yang menyebabkan perenggangan pada batuan yang kemudian terisi oleh mineral asing (senolit) lalu terjadi lagi gaya tentions yang kemudian terisi oleh batuan beku lain. Batuan beku yang mengisi urat ini sebesar 4cm.

Pada lokasi penelitian ke-7 (LP 07) berada pada E 104o 06 328 dan S 04o 29 549 dengan elevasi 144 meter di atas permukaan laut. Pada lokasi penelitian ini ditemukan keberadaan batuan granit dan struktur geologi berupa tention joint dan shear joint. Di lokasi ini juga di temukan cerminan sesar yang merupakan sesar turun, dicirikan dengan sudut > 45o.

BAB V

KESIMPULAN

Bahwa daerah tekana tingkat erosinya sangat tinggi ini terlihat bahwa formasi Tarap(Pcl) dapat sampai ke permukaan yang merupakan batu bedrock dari peta geologi baturaja.

Batuan granit garba yang di temukan merupakan intruksi Dikes. Pada batu granit ini juga mengalami sesar turun yang merupakan akibat sesar turun besar yang berada pada daerah yang tidak jauh darinya. Ini dapat di lihat pada lembar peta geologi baturaja yang di terbitkan oleh PusatPenelitian dan PengembanganGeologi Bandung (1993). Bahwa daratan yang di jadikan lapangan field trip kali ini adalah daerah dataran tinggi. Dengan ke tinggian di atas 100 m dari permukaan laut. Tension strength ditandai dengan adanya celahbatuan yang telah terisi oleh mineral pengisi atau batuan.Daftar PustakaPemerintahan OKU, pontensi sumber daya mineral dan energi kabupaten OKU.(www.oku.kab.go.id) dikases tanggal 8 November 2014.Gafoer.S,Amin.T.C dan Pardede.R. 1993.Peta Geologi Lembar Baturaja Pusat Penelitian. Dan Pengembangan Geologi Bandung.KLORIT

Urat kuarsa

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI |2