laporan tegangan.pdf

Upload: go3nawan

Post on 10-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 laporan tegangan.pdf

    1/8

    Laporan Praktikum Kimia Fisika 1

    Tegangan Muka

    Oleh :

    I Gede Dika Virga Saputra (1108105034)

    Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana

    2013

    Abstrak

    Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan tegangan muka cairan secara relatif dengan air sebagai

    zat pembanding dan mengukur tegangan muka cairan dengan metode tetes. Penentuan tegangan mukadilakukan dengan menggunakan metode tetes dengan cara mengisi cairan kedalam pipa kapiler

    kemudian diisap menggunakan pompa, dibiarkan menetes sampai batas tertentu. Tetesan cairan yang

    jatuh dihitung lalu diulangi sebanyak 2 kali. Cairan yang digunakan antara lain aquades, aseton danasam asetat dengan aquades sebagai larutan pembanding. Faktor yang mempengaruhi tegangan muka

    itu sendiri adalah suhu, tekanan jenis, konsentrasi, dan massa jenis. Penentuan densitas dari cairanmenggunakan piknometer. Massa jenis yan tinggi menghasilkan nilai tegangan muka yang tinggi

    pula.

    Kata kunci : tegangan muka, metode tetes, densitas, fak tor pengaruh, laruta pembanding

    Pendahuluan

    Tegangan muka adalahbesar gaya yang

    terdapat pada muka zat cair tiap satuan

    panjang. Tegangan muka juga bisa diartikan

    sebagai gaya yang diakibatkan oleh suatu

    benda yang bekerja pada muka zat cair

    sepanjang muka menyentuh benda itu. ApabilaF = gaya (newton) dan L = panjang (m), maka

    tegangan-muka, S dapat ditulis sebagai S =

    atau dapat dinyatakan dengan satuan dyne per

    cm dalam cgs. Tegangan muka terdapat pada

    batas cairan dengan uap jenuh diudara dan juga

    antara muka cairan dengan cairan lain yang

    tidak bercampur. Tegangan muka zat cair

    diakibatkan karena gaya yang bekerja pada zat

    cair tersebut. Dalam keadaan diam, muka zat

    cair akan membuat gaya tarik ke segala arah

    kecuali ke atas, hal itulah yang menyebabkan

    adanya tegangan muka. Tegangan muka

    dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara

    molekul air. Setiap molekul cairan dikelilingi

    oleh molekul-molekul lain di setiap sisinya

    tetapi di muka cairan, hanya ada molekul-molekul cairan di samping dan di bawah, di

    bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya.

    Karena molekul cairan saling tarik menarik

    satu dengan lainnya, maka terdapat gaya total

    yang besarnya nol pada molekul yang berada

    di bagian dalam cairan. Sebaliknya, molekul

    cairan yang terletak dimuka ditarik oleh

    molekul cairan yang berada di samping dan

    bawahnya. Akibatnya, pada muka cairanterdapat gaya total yang berarah ke bawah.

  • 7/22/2019 laporan tegangan.pdf

    2/8

    Karena adanya gaya total yang arahnya ke

    bawah, maka cairan yang terletak di muka

    cenderung memperkecil luas mukanya, dengan

    menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang

    menyebabkan lapisan cairan pada mukaseolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang

    tipis. Selain pada zat cair, tegangan juga

    dimiliki oleh zat padat. Tegangan pada zat

    padat jauh lebih besar dari ada tegangan pada

    zat cair. Sesuai dengan teori partikel,

    menjelaskan bahwa antar partikel baik zat cair,

    padat dan gas memiliki gaya tarik- menarik.

    Pada zat padat jarak antar partikel sangat dekat

    dan gaya tarik- menariknya sangat kuat,

    sehingga partikel-partikel hanya dapat

    bergerak ditempatnya. Hal ini akan

    mengakibatkan bentuk dan volume zat padat

    selalu tetap. Pada zat cair jarak antar

    partikelnya renggang dan gaya tarik-

    menariknya tidak begitu kuat, sehingga

    partikel - partikelnya dapat bergerak bebas,

    tetapi gerakannya tidak dapat meninggalkan

    kelompoknya. Itulah sebabnya bentuk zat cair

    selalu berubah- ubah sesuai dengan tempatnya.Pada gas, jarak antar partikelnya berjauhan dan

    gaya tarik- menarik antar partikelnya sangat

    lemah. Akibatnya, gerakan pertikel-

    partikelnya sangat bebas dan tidak teratur.

    Itulah sebabnya bentuk dan volume gas selalu

    berubah sesuai dengan bentuk wadahnya.

    Ada beberapa metode penentuan

    tegangan muka diantaranya adalah metode

    kanaikan pipa kapiler, metode tekanan

    maksimum gelembung, metode tetes dan

    metode cincin. Metode kenaikan pipa kapiler

    merupakan metode bila suatu pipa kapiler

    dimasukkan kedalam cairan yang membasahi

    dinding maka cairan akan naik kedalam

    kapiler karena adanya tegangan muka.

    Kenaikan cairan sampai pada suhu tinggi

    tertentu sehingga terjadi keseimbangan antara

    gaya keatas dan kebawah :

    Gaya kebawah : F = .r2.h..g

    Dimana, h : tinggi muka.

    g : percepatan gravitasi.

    : berat jenis.r : jejari kapiler

    Gaya keatas : F = 2. .r..cos

    Dimana :

    adalah tegangan muka dan adalah sudut

    kontak.

    Pada kesetimbangan, gaya kebawah sama

    dengan gaya keatas maka :

    F = F

    2. .r..cos = .r2.h..g

    untuk air dan kebanyakan cairan organik

    umumnya = 0 atau dapat dianggap batas

    lapisan pararel dengan kapiler, sehingga harga

    cos = 1 maka :

    = .r. h..g

    sehingga :

    ai

    =..hai.ai.

    ..h..=

    hai .ai

    h .

    x

    =h .

    hai .ai

    Metode kedua adalah metode tekanan

    maksimum gelembung, metode ini dasarnya

    bahwa tegangan muka sama dengan tegangan

    maksimum dikurangi gaya yang menekan gas

    keluar. Metode ketiga adalah metode tetes,

    metode ini jika cairan tepat akan menetes

    maka gaya tegangan muka sama dengan gaya

    yang disebabkan oleh gaya berat itu sendiri,

    maka:

    mg = 2r

  • 7/22/2019 laporan tegangan.pdf

    3/8

    Sehingga : =

    Dimana :

    mg : gaya berat cairan

    2r : gaya tegangan muka

    : tegangan mukam : massa zat cair

    Dalam percobaan ini harus diusahakan agar

    jatuhnya tetesan hanya disebabkan oleh berat

    tetesannya sendiri dan bukan oleh sebab yang lain.

    Selain itu juga digunakan metode pembanding

    dengan jumlah tetesan untuk volume tertentu.

    Misal :

    v = volume

    d = berat jenism = massa 1 tetes zat cair

    n = jumlah tete dalam volume

    maka : m =

    sehingga persamaannya menjadi =

    dari persamaan :

    =

    disederhanakan menjadi :

    =

    dn.

    Dan metode yang keempat adalah

    metode cincin. Dengan metode ini,

    tegangan muka dapat ditentukan dengan

    cepat hanya dengan menggunakan

    sedikit cairan. Alatnya dikenal dengan

    nama tensiometer Duitog yang berupa

    cincin kawat Pt yang dipasang padasalah satu lengan timbangan. Cincin ini

    dimasukan ke dalam cairan yang akan

    diselidiki tegangan mukanya dengan

    menggunakan kawat. Lengan lain dari

    timbangan diberi gaya sehingga cincin

    terangkat di muka cairan.

    Selain itu, tegangan muka juga

    di pengaruhi oleh konsentrasi.

    Konsentrasi zat terlarut (solut) suatu

    larutan biner mempunyai pengaruh

    terhadap sifat-sifat larutan termasuk

    tegangan muka dan adsorbsi pada muka

    larutan. Telah diamati bahwa solut yang

    ditambahkan kedalam larutan akan

    menurunkan tegangan muka, karenamempunyai konsentrasi dimuka yang

    lebih besar daripada didalam larutan.

    Sebaliknya solut yang penambahannya

    kedalam larutan menaikkan tegangan

    muka mempunyai konsentrasi dimuka

    yang lebih kecil daripada didalam

    larutan.

    Metode Percobaan

    Peralatan yang diperlukan

    meliputi pipa kapiler, pipet tetes, gelas

    beaker, statif, erlenmeyer, gelas ukur,

    neraca digital, piknometer dan pompa.

    Bahan yang diperlukan meliputi aseton,

    asam asetat dan aquades.

    Percobaan ini dilakukan dengan

    memasang pipa kapiler di statif

    kemudian bagian ujung di pasangerlenmeyer, kemudian pipa kapiler diisi

    aquades smpai lebih tinggi sedikit dari

    tanda tertentu, kemudian pada ujung

    pipa kapiler yang lainnya di pasang

    pompa kemudian diisap sehingga ada

    tetesan air melewati kapiler, dibiarkan

    menetes sampai tanda tertentu. Jumlah

    tetesan dihitung sampai tanda tertentu

    kemudian percobaan di ulang 2 kali

    untuk setiap mama cairan yang akan di

    tentukan.

    Data Pengamatan

    Metode tetes

    Cairan I II

    Aquades 11 tetes 12 tetes

    Aseton 33 tetes 34 tetes

    Asam

    asetat

    29 tetes 28 tetes

  • 7/22/2019 laporan tegangan.pdf

    4/8

    Densitas air : 1

    Densitas aseton : 0,7916

    Densitas asam asetat : 1,0564

    Hasil Perhitungan

    Untuk Aseton

    Untuk Zat X (Asam Asetat)

    Hasil dan Pembahasan

    Dalam percobaan yang berjudul

    Teganga Muka bertujuan untuk menentukan

    tegangan muka cairan secara relatif dengan air

    sebagai zat pembanding dan mengukurtegangan muka cairan dengan metode tetes.

    Langkah pertama dengan memasukan aquades

    kedalam pipa kapiler menggunakan pipet tetes

    secara sedikit demi sedikit secara perlahan

    setelah pipa kapiler terisi sampai tanda tertentu

    selanjutnya dari ujung pipa kapiler yang lain

    digunakan pompa untuk mengisap aquadest

    sehingga ada tetesan air yang melewati kapiler,

    dibiarkan menetes sampai tanda tertentukemudian tetesan dihitung dari tanda tertentu

    sampai tanda dibawah tanda, lalu percobaan di

    ulang sebanyak 2 kali sehingga diperoleh

    tetesan air percobaan pertama sebanyak 11

    tetes dan percobaan kedua sebanyak 12 tetes

    dengan densitas air 1 g/mL. Dengan prodesur

    yang sama meggunakan cairan aseton

    diperoleh tetesan percobaan pertama sebanyak33 tetes dan percobaan kedua 34 tetes dengan

    densitas aseton diperoleh 0,7916 g/mL.

    Dengan prosedur yang sama juga

    menggunakan cairan asam asetat diperoleh

    tetesan percobaan percobaan pertama

    sebanyak 29 tetes dan percobaan kedua 28

    tetes dengan densitas 1,0564 g/mL. Dari hasil

    perhitungan dengan menggunakan air sebagai

    pembanding untuk cairan aseton diperoleh percobaan pertama diperoleh

    Percobaancm

    dynexx cm

    dynexx

    xx 2xx

    1

    2

    95,18

    20,0619,51

    -0,56

    0,55

    0,314

    0,303

    x = 66,69 2

    xx = 0,617

    Percobaancm

    dynexx cm

    dynexx

    xx 2xx

    1

    2

    28,77

    32,5130,64

    -1,87

    1,87

    3,497

    3,497

    x = 135 2

    xx = 6,994

  • 7/22/2019 laporan tegangan.pdf

    5/8

    18,95 dyne/cm dan percobaan kedua diperoleh

    20,06 dyne/cm sehingga diperoleh rata-rata

    sebesar 19,51 dyne/cm. Dari perhitungan

    tersebut diperoleh standar deviasi 0,55

    dyne/cm dengan kebenaran praktikum97,18%.

    Dengan prosedur yang sama untuk

    cairan asam asetat diperoleh percobaan pertama diperoleh 28,77 dyne/cm

    dan percobaan kedua diperoleh 32,51 dyne/cm

    sehingga diperoleh rata-rata sebesar 30,64

    dyne/cm. Dari perhitungan tersebut diperoleh

    standar deviasi 1,87 dyne/cm dengan

    kebenaran praktikum 93,9%.

    Berdasarkan hasil percobaan yang telah

    dilakukan, tegangan muka zat cair yang

    diamati memiliki hasil yang berbeda-beda. Hal

    ini terjadi karena molekul memiliki daya tarik

    menarik antara molekul yang sejenis yang

    disebut dengan daya kohesi. Selain itu molekul

    juga memiliki daya tarik menarik antara

    molekul yang tidak sejenis yang disebut

    dengan daya adhesi. Daya kohesi suatu zatselalu sama, sehingga pada muka suatu zat cair

    akan terjadi perbedaan tegangan karena tidak

    adanya keseimbangan daya kohesi. Dari hasil

    percobaan tersebut dapat diketahui bahwa

    tegangan muka air lebih besar daripada aseton

    lebih besar daripada asam asetat. Hal ini

    diketahui dari perhitungan maupun hasil

    percobaan dimana jumlah tetesan air lebih

    sedikit daripada aseton, lebih sedikit daripada

    asam asetat. Semakin sedikit jumlah tetesan

    cairan tersebut maka tegangan muka dari

    cairan tersebut maka semakin besar.

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil percobaan yang telah

    dilakukan dapat disimpulkan bahwa tegangan

    muka merupakan besar gaya yang terdapatpada muka zat cair tiap satuan panjang atau

    bisa diartikan sebagai gaya yang diakibatkan

    oleh suatu benda yang bekerja pada muka zat

    cair sepanjang muka menyentuh benda.

    Terdapat 4 metode yang bisa digunakan yaitu

    metode kenaikan kapiler, tetes, tekananmaksimum gelembung dan metode cicin.

    Metode yang digunakan pada praktikum kali

    ini adalah metode tetes, dengan aqades sebagai

    pembanding. Dari percobaan tersebut

    diperoleh bahwa tegangan muka air lebih besar

    daripada cairan aseton lebih besar daripada

    cairan asam asetat ditunjukan dari hasil

    perhitungan dan hasil percobaan dari jumlah

    tetesan dimana tetesan air lebih sedikit

    daripada aseton, lebih sedikit dari asam asetat.

    Daftar Pustaka

    Anonim. 2008. Tegangan Muka dan

    Kapilaritas.http://aktifisika.wordpress.c

    om/2008/11/25/tegangan-muka-

    dankapilaritas. Diakses pada 15 April

    2013.

    Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik untuk

    Universitas. Alih Bahasa: Kwee Ie

    Tjen.Jakarta: PT Gramedia Pustaka

    Utama

    Mawarda, Panji Cahya dan Indira Indraswari.

    2010. Bobot Jenis, Tegangan Muka, dan

    Emulsi.

    http://panjicm.wordpress.com/2010/10/

    07/biofisik-bobot-jenis-teganganmuka-emulsi/ . Diakses pada 15 April 2013.

    Tim Laboratorium Kimia Fisika. Penuntun

    Praktikum Kimia Fisika II. 2013.

    Jurusan Kimia, Fakultas MIPA,

    Universitas Udayana : Bukit Jimbaran

  • 7/22/2019 laporan tegangan.pdf

    6/8

    Lampiran

    Diketahui :Suhu Ruangan : 30 C

    cmdyne

    air 8,71 maka

    1. Untuk asetonDiketahui : dx =

    mLg

    7916,0 n1 air = 11 tetes

    n2 air = 12 tetes

    da =mL

    g1 n1 aseton = 33 tetes

    n2 aseton = 34 tetesDitanya : xatauaseton = .........?

    Jawab untuk n1 :

    Jawab untuk n2 :

    cmdyne

    x

    cm

    dyne

    x

    cmdyne

    tetesmL

    g

    tetesmL

    g

    x

    anxda

    nadxx

    95,18

    8,7133

    7076,8

    8,71

    331

    117916,0

    cmdyne

    x

    cmdyne

    x

    cmdyne

    tetesmL

    g

    tetesmL

    g

    x

    anxda

    nadxx

    06,20

    8,7134

    4992,9

    8,71

    341

    127916,0

  • 7/22/2019 laporan tegangan.pdf

    7/8

    Percobaancm

    dynexx cm

    dynexx

    xx 2xx

    1

    2

    95,18

    20,0619,51

    -0,56

    0,55

    0,314

    0,303

    x = 66,69 2

    xx = 0,617

    Standar deviasi =

    cmdynenn

    xx/55,0

    2

    617,0

    1

    2

    Simpangan baku = cm

    dyne55,051,19

    Kesalahan praktikum = %82,2%10051,19

    55,0

    cmdyne

    cmdyne

    Kebenaran praktikum = 100% - 2,82% = 97,18%

    2. Untuk Zat X (Asam Asetat )Diketahui : dx =

    mLg

    0564,1 n1 air = 11 tetes

    n2 air = 12 tetes

    da =mL

    g1 n1 X = 29 tetes

    n2 X = 28 tetesDitanya : Asam Asetat Glasial x = .........?

    Jawab n1 :

    Jawab n2 :

    cmdyne

    x

    cmdyne

    x

    cmdyne

    tetesmL

    g

    tetesmL

    g

    x

    anxda

    nadxx

    77,28

    8,71

    29

    62,11

    8,71

    291

    110564,1

    cmdyne

    x

    cmdyne

    x

    cmdyne

    tetes

    mL

    g

    etesmL

    g

    x

    anxda

    nadxx

    51,32

    8,7128

    68,12

    8,71

    281

    120564,1

  • 7/22/2019 laporan tegangan.pdf

    8/8

    Percobaancm

    dynexx cm

    dynexx

    xx 2xx

    1

    2

    28,77

    32,5130,64

    -1,87

    1,87

    3,497

    3,497

    x = 135 2

    xx = 6,994

    Standar deviasi =

    cmdynenn

    xx/87,1

    2

    994,6

    1

    2

    Simpangan baku = cm

    dyne87,164,30

    Kesalahan praktikum = %1,6%10064,30

    87,1

    cmdyne

    cmdyne

    Kebenaran praktikum = 100% - 6,1% = 93,9%