laporan tahunan penelitian kerjasama antar...
TRANSCRIPT
i
LAPORAN TAHUNAN
PENELITIAN KERJASAMA ANTAR PERGURUAN TINGGI
(PEKERTI)
PENGEMBANGAN CAPTURE & SHARING MANAJEMEN PENGETAHUAN
BERBASIS WEB MINING DAN WEB SERVICE
UNTUK MENDUKUNG SISTEM INOVASI DAERAH
Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun
Oleh :
TPP
Ika Novita Dewi, MCS NIDN: 0619118701
Fahri Firdausillah, MCS NIDN: 0605078601
Erwin Yudi Hidayat, MCS NIDN: 0605078501
TPM
Azhari SN, Drs., MT., Dr NIDN: 0020096204
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
NOVEMBER 2014
iii
RINGKASAN
Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan daya saing produk unggulan daerah dengan
Sistem Inovasi Daerah (SIDA) yang didukung oleh empat pilar utama, yaitu perusahaan,
lembaga pendidikan, lembaga teknologi, dan pembuat kebijakan. Keempat pilar ini terhubung
melalui media manajemen pengetahuan yang berbentuk suatu portal inovasi. Portal inovasi
yang saat ini berkembang masih direpresentasikan dalam bentuk HTML dan proses
pengambilan (capture) informasi masih mengandalkan konstribusi pengguna yang akan
berakibat pada sulitnya melakukan rekayasa informasi, misalnya pemetaan masalah
pengembangan pemasaran produk dan penentuan solusinya.
Pengelolaan manajemen pengetahuan dalam melakukan capture informasi perlu dilakukan
secara otomatis guna meningkatkan kuantitas informasi dan pengetahuan, serta kualitas
inovasi yang dihasilkan. Untuk mencapai hal ini, ada beberapa tahap yang dilakukan.
Penetapan suatu kebijakan atau regulasi SIDA merupakan langkah awal yang perlu dilakukan
terlebih dahulu untuk mengetahui dan menetapkan standar dalam pengelolaan SIDA.
Pengembangan perangkat lunak manajemen pengetahuan yang dapat diakses secara terbuka
oleh stakeholder mampu mendukung peningkatan pengelolaan manfaat SIDA. Perangkat
lunak yang akan dikembangkan meliputi aplikasi SIDA berbasis web (web application)
menggunakan scripting PHP. Aplikasi berbasis web akan dikembangkan menjadi aplikasi
berbasis layanan (web service) menggunakan XML dan JSON dengan tujuan agar antar
perangkat lunak yang mengakses web SIDA dapat saling berkomunikasi. Pengembangan
aplikasi berbasis web dan layanan akan digunakan sebagai dasar pembuatan repositori
pengetahuan (knowledge repository) untuk menyimpan data-data maupun informasi yang
akan diolah menjadi pengetahuan.
Aplikasi web SIDA yang dikembangkan memungkinkan terjadinya komunikasi dan
pertukaran informasi antara UMKM, akademik, dan user secara umum. Aplikasi web SIDA
dapat digunakan oleh pengelola UMKM untuk bertanya tentang masalah yang dihadapi,
sehingga nantinya pihak akademik atau user umum dapat membantu UMKM untuk
menjawab pertanyaan yang diberikan ataupun membuat artikel yang berkaitan dengan
masalah yang dihadapi UMKM. Pihak akademik dan user umum juga bisa berbagai informasi
mengenai pelatihan yang dapat meningkatkan skill dan kemampuan pengelolaan UMKM.
iv
PRAKATA
Alhamdulillah wasy syukru lillah 'ala jami'i ni'amillah, was sholatu was salam 'ala
sayidi Rosulillah Muhammad SAW. Segala puji penulis panjatkan ke hadlirat Allah SWT,
yang telah memberikan banyak ni'mat kepada penulis, salah satunya adalah kekuatan untuk
menyelesaikan penelitian pemula internal Universitas Dian Nuswantoro yang berjudul
―PENGEMBANGAN CAPTURE & SHARING MANAJEMEN PENGETAHUAN
BERBASIS WEB MINING DAN WEB SERVICE UNTUK MENDUKUNG SISTEM
INOVASI DAERAH‖.
Dalam menyelesaikan penelitian ini, tim peneliti banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu sudah selayaknya pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr, Ir. Edi Noersasongko, M.Kom, selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro,
Semarang.
2. Bapak Dr. Abdul Syukur, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian
Nuswantoro.
3. Bapak Heru Agus Santosa, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika S-1
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
4. Tim LPPM UDINUS Ibu Juli Ratnawati, SE, M.Si, dan Ibu Cici Harini yang telah
membantu dan memfasilitasi penelitian dosen Universitas Dian Nuswantoro.
5. Bapak, Ibu, dan seluruh keluarga tercinta, terimakasih untuk semua dukungan dan
motivasinya, sehingga tim peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian ini.
Semua dosen dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang selama
ini telah memberikan waktu dan ilmunya kepada tim peneliti. Semoga ilmu tersebut dapat
bermanfaaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Akhirnya tim peneliti menyadari, bahwa tidak ada satu makhluk pun di dunia ini yang
tidak pernah melakukan kesalahan kecuali Rasulullah SAW. Begitu juga pada penelitian ini,
penulis menyadari banyak melakukan kesalahan dan terdapat kekurangan pada penelitian ini,
sebab itulah penulis memohon maaf sebesar-besarnya atas kesalahan dan kekurangan
tersebut. Juga, penulis sangat berharap proyek ini dapat disempurnakan lagi sehingga dapat
lebih bermanfaat untuk pengembangan teknologi informasi di Indonesia.
v
DAFTAR ISI
RINGKASAN ....................................................................................................................... III
PRAKATA ............................................................................................................................ IV
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... V
DAFTAR TABEL ................................................................................................................ VI
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... VII
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 LINGKUP PENELITIAN ................................................................................................... 1
1.2 HUBUNGAN PENELITIAN YANG DIUSULKAN DENGAN ROADMAP PENELITIAN TPP....... 2
1.3 ORISINALITAS DAN KONTRIBUSI TERHADAP ILMU PENGETAHUAN ............................... 3
1.4 PENDEKATAN KRITIS YANG DIGUNAKAN ..................................................................... 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 5 2.1 PENELITIAN TERKAIT .................................................................................................... 5
2.2 KNOWLEDGE MANAGEMENT ........................................................................................ 7
2.3 LAYANAN WEB SEBAGAI INFRASTRUKTUR INOVASI ...................................................... 8
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ........................................................... 9 3.1 TUJUAN ......................................................................................................................... 9
3.2 MANFAAT ..................................................................................................................... 9
BAB 4. METODE PENELITIAN ....................................................................................... 10
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 12 5.1 DESKRIPSI PRODUK DAN CAPAIAN .............................................................................. 12
5.2 ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM ................................................................................... 13
5.3 DESAIN DAN ARSITEKTUR SISTEM .............................................................................. 14
5.3.1 Arsitektur Sistem ............................................................................................... 15
5.3.2 Desain Perangkat Lunak .................................................................................... 16
5.4 IMPLEMENTASI DAN TESTING SISTEM ......................................................................... 17
5.4.1 Struktur Perangkat Lunak .................................................................................. 17
5.4.2 Antarmuka Perangkat Lunak ............................................................................. 18
5.5 UNIT TESTING & INTEGRATION TESTING .................................................................... 23
5.6 WEB LOAD DAN SERVER LOAD TESTING .................................................................... 24
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ............................................................. 26
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 27 7.1 KESIMPULAN............................................................................................................... 27
7.2 SARAN PENELITIAN SELANJUTNYA ............................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 28
LAMPIRAN 1....................................................................................................................... 30
LAMPIRAN 2....................................................................................................................... 31
LAMPIRAN 3....................................................................................................................... 35
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Metode Penelitian ...................................................................................................... 10
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pilar kesuksesan SIDA ............................................................................................. 1
Gambar 2. Roadmap penelitian UDINUS ................................................................................. 2
Gambar 3. Rancangan penelitian ............................................................................................... 5
Gambar 4. Use Case pengguna aplikasi awam tanpa login ..................................................... 13
Gambar 5. Use Case pengguna aplikasi anggota UMKM dan peneliti ................................... 14
Gambar 6. Arsitektur perangkat Manajemen Pengetahuan ..................................................... 15
Gambar 7. Desain relasi basis data manajemen pengetahuan .................................................. 16
Gambar 8. Struktur manajemen pengetahuan inovasiku.biz ................................................... 18
Gambar 9. Halaman depan ....................................................................................................... 19
Gambar 10. Halaman Artikel ................................................................................................... 19
Gambar 11. Halaman Tanya Jawab ......................................................................................... 19
Gambar 12. Halaman Pelatihan ............................................................................................... 20
Gambar 13. Halaman Produk ................................................................................................... 20
Gambar 14. Administrasi Artikel ............................................................................................. 21
Gambar 15. Administrasi dan Statistik Kategori ..................................................................... 21
Gambar 16. Administrasi Pengguna ........................................................................................ 21
Gambar 17. Root API .............................................................................................................. 22
Gambar 18. Knowledge hierarchy API .................................................................................... 22
Gambar 19. Section list API .................................................................................................... 22
Gambar 20. Hasil unit dan integration testing ......................................................................... 23
Gambar 21. Hasil web load testing dengan tools.pingdom.com.............................................. 24
Gambar 22. Hasil server load testing dengan loadimpact.com ................................................ 25
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Lingkup Penelitian
Sistem inovasi daerah (SIDA) merupakan salah satu program utama pemerintah yang
bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk unggulan daerah berbasis inovasi
(Aldianto, Agustini, & Bayuningrat, 2011). Dalam prakteknya terdapat empat stakeholder
yang menjadi pilar utama untuk menyukseskan SIDA, yaitu perusahaan sebagai tempat
produksi, lembaga pendidikan sebagai pelaksana riset dan pelatihan, lembaga teknologi
sebagai penyedia alat bantu, dan framework condition yaitu pemerintah tingkat daerah dan
tingkat nasional yang merumuskan kebijakan (Noviandi, et al., 2012).
Gambar 1. Pilar kesuksesan SIDA (Noviandi, et al., 2012)
Keempat pilar yang ditunjukkan pada gambar 1 dapat berkolaborasi dengan optimal
jika dihubungan dengan media informasi dan komunikasi yang baik, menggunakan portal
pengetahuan yang interaktif dan terintegrasi (Noviandi, et al., 2012). Sebagai contoh setiap
pengusaha akan menginformasikan kondisi dunia industri yang ada saat ini beserta
permasalahannya, lembaga pendidikan melakukan riset untuk menyelesaikan permasalahan
yang dihadapi perusahaan dan bekerja sama dengan lembaga teknologi untuk menghasilkan
peralatan tepat guna untuk permasalahan tersebut.
Beberapa media manajemen pengetahuan telah dibuat untuk menghubungkan keempat
stakeholder sistem inovasi dalam bentuk portal inovasi seperti sidajateng.com dan pi-
umkm.co.id. Namun ada dua kekurangan pada media tersebut, yaitu hanya menggunakan
representasi informasi dengan HTML yang hanya dapat diakses oleh perambah web dan
proses capture informasi masih manual yaitu hanya mengandalkan kontribusi pengguna.
Representasi informasi dalam bentuk HTML saja akan mempersulit stakeholder untuk
merekayasa informasi dalam bentuk lain (Guo-xin & Xiao-qin, 2008). Contoh rekayasa
informasi yang mungkin diterapkan pada manajemen pengetahuan sistem inovasi adalah
2
pemetaan permasalahan pada satu industri dengan solusi yang telah diterapkan pada industri
yang lain. Contohnya adalah produk unggulan batik Pekalongan memiliki masalah dalam
pemasaran, sedangkan di Jepara permasalahan pemasaran tersebut sudah ditemukan solusinya
dan mungkin untuk diterapkan untuk permasalahan di Pekalongan. Sayangnya dengan
kondisi portal inovasi saat ini, untuk melakukan rekayasa tersebut stakeholder harus
melakukan kerja tambahan yang tidak mudah yaitu merubah format data yang ada ke format
yang sesuai (Guo-xin & Xiao-qin, 2008).
Proses capture informasi secara otomatis dapat meningkatkan kuantitas informasi dan
pengetahuan yang tersedia dan selanjutnya dapat meningkatkan kualitas dari inovasi yang
dihasilkan dari manajemen pengetahuan tersebut.
Untuk memberikan solusi pada permasalahan manajemen pengetahuan sistem inovasi
tersebut, penelitian ini memanfaatkan teknologi layanan web (web service) yang
memungkinkan representasi informasi ke dalam format umum yang dapat diakses oleh mesin
/ perangkat lunak lain dan dapat saling bertukar informasi. Selain itu, dalam penelitian ini
juga akan dikembangkan engine web miner yang mampu mengekstrak informasi penting dari
website yang relevan dan menyimpannya ke dalam repositori untuk dapat dimanfaatkan
sebagai tambahan pengetahuan.
1.2 Hubungan Penelitian yang Diusulkan dengan Roadmap Penelitian TPP
Gambar 2. Roadmap penelitian UDINUS
Pada tahun 2013 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Dian
Nuswantoro (LPPM UDINUS) menerbitkan rencana induk penelitian yang digunakan untuk
menentukan arah penelitian yang akan dikerjakan oleh UDINUS dari tahun 2013 hingga
tahun 2016 (UDINUS, 2013), salah satu topik unggulan adalah Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) untuk pemerintahan dengan roadmap sebagaimana ditampilkan pada
gambar 2.
3
Sesuai roadmap yang ditunjukkan gambar 2, penelitian ini berkontribusi dalam
pembuatan implementasi model berbasis web dan layanan web, yang menggarisbawahi
permasalahan kecenderungan sistem e-Gov yang tertutup serta rendahnya interoperabilitas
antar sistem. Sistem capture and sharing pada knowledge management yang dibangun pada
penelitian ini memungkinkan komponen sistem lain (di luar sistem yang dibangun) untuk
berinteraksi secara tidak langsung dengan menggunakan suatu aturan tertentu yang
direpresentasikan dengan syntax XML atau JSON. Penerapan model layanan web pada sistem
yang dibangun, dapat memberikan keleluasaan pada keempat pilar utama SIDA untuk
mengakses dan memodifikasi pengetahuan secara lebih cepat dan lebih fleksibel.
Desain pengaksesan manajemen pengetahuan yang fleksibel akan meningkatkan
usability dan reusability pengetahuan yang berujung pada penemuan inovasi secara lebih
mudah. Meski demikian, penelitian ini hanya menitikberatkan pada rekayasa teknologi
layanan web untuk capture and sharing pengetahuan sebagai fondasi awal pengelolaan
pengetahuan lebih lanjut.
Potensi topik penelitian yang akan dilaksanakan sebagai lanjutan dari penelitian ini
antara lain implementasi sistem pendukung keputusan dan sistem pakar pada repositori
pengetahuan, optimasi basis data repositori pengetahuan, pengukuran manfaat manajemen
pengetahuan dalam SIDA, dan penerapan web ontologi untuk meningkatkan knowledge
awareness.
1.3 Orisinalitas dan Kontribusi Terhadap Ilmu Pengetahuan
Salah satu penelitian yang terkait dengan dengan pengembangan manajemen
pengetahuan untuk SIDA adalah (Teknologi, 2011). Dalam laporan penelitian tersebut telah
dijelaskan model penggunaan manajemen pengetahuan untuk menguatkan sistem inovasi
daerah, serta implementasi model tersebut dalam perangkat lunak berbasis web. Sayangnya
pada penelitian tersebut hanya ada satu cara untuk menangkap dan dan berbagi pengetahuan,
yaitu dengan melalui portal GIN yang merupakan aplikasi berbasis web. Stakeholder atau
komponen pendukung SIDA hanya dapat mengakses informasi yang disediakan pada portal
GIN dengan menggunakan perambah. Mereka tidak dapat mengotomatisasi pengolahan
informasi yang didapat pada portal GIN dan juga tidak dapat memformat informasi yang
disediakan ke dalam bentuk lain.
Sebagai pengembangan dari portal GIN, BPPT juga telah meluncurkan pi-umkm.com
yang mengijinkan pengunjung untuk menambahkan konten ke dalam portal tersebut, namun
dalam portal tersebut juga belum tersedia fitur layanan web yang mengijinkan akses data
4
portal secara fleksibel melalui antarmuka yang independen terhadap bahasa pemrograman
seperti XML dan JSON.
Beberapa perangkat lunak portal inovasi yang telah dilengkapi dengan fitur layanan
web juga telah dikembangkan oleh pemerintah daerah seperti pada sidajateng.com. Namun
sayangnya portal ini dikelola secara tertutup oleh tim pengembang, pengunjung tidak dapat
berkontribusi secara langsung dalam penambahan kontennya, sehingga informasi yang
disajikan juga sangat terbatas.
Perangkat lunak manajemen pengetahuan yang dikembangkan pada penelitian ini
memiliki kelebihan dibandingkan dengan beberapa sistem yang telah disebutkan sebelumnya
dalam hal adaptasi konten (capture) secara otomatis dari website yang relevan dengan
menggunakan web mining. Selain itu perangkat lunak yang dikembangkan juga dilengkapi
layanan web dengan antarmuka XML atau JSON yang memungkinkan stakeholder
mengakses repositori pengetahuan dan saling bertukar informasi dengan menggunakan
perangkat lunak buatan mereka sendiri.
1.4 Pendekatan Kritis yang Digunakan
Secara umum perangkat lunak manajemen pengetahuan yang dikembangkan memiliki
empat komponen penting sebagaimana ditunjukkan pada gambar 3. Lebih detail tentang
komponen yang ditunjukkan, pendekatan kritis dan konseptual yang akan digunakan dalam
pelaksanaan penelitian adalah mencakup:
1. Repositori pengetahuan untuk menyimpan data-data maupun informasi yang akan
diolah menjadi pengetahuan. Data yang disimpan dalam repositori dapat berupa
artikel, gambar, statistik, fakta, hasil publikasi, dan lain-lain. Data tersebut disimpan
dalam basis data relasional seperti MySQL atau PostgreSQL untuk memudahkan
manajemen.
2. Aplikasi web yang memungkinkan pengguna untuk mengakses (menginput dan
menampilkan) data dan informasi secara langsung melalui perambah web. Aplikasi
web ini akan dikembangkan menggunakan bahasa pemrograman scripting PHP dan
data yang akan disajikan adalah data yang tersimpan pada repositori pengetahuan.
3. StakeHolder Sistem Inovasi Daerah merupakan pengguna yang akan berperan aktif
berkontribusi memperbaharui konten, baik melalui applikasi berbasis web maupun
melalui layanan web.
5
Gambar 3. Rancangan penelitian
4. Komponen layanan web memungkinkan perangkat lunak yang dibangun
berkomunikasi dengan perangkat lunak lain dengan menggunakan antar muka XML
atau JSON yang bersifat independen terhadap bahasa pemrograman.
5. Web Miner berfungsi untuk meng-capture data dari website yang relevan secara
otomatis kemudian mengkategorikan hasil capture ke dalam beberapa kelompok dan
menyimpannya pada repository pengetahuan agar dapat digunakan kembali.
Pendekatan kritis tersebut akan menjamin keberhasilan pengembangan Capture &
Sharing Manajemen Pengetahuan untuk mendukung Sistem Inovasi Daerah.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terkait
Ruh dari sebuah sistem inovasi adalah adanya sinergi antaraktor dalam menggerakkan
inovasi yang kooperatif, untuk membentuk jaringan inovasi. Infrastruktur jaringan inovasi
daerah yang cukup penting adalah teknologi ICT. Pemanfaatan ICT dalam membangun
keterkaitan dan aliran pengetahuan antar aktor kunci pengembangan inovasi daerah sangat
menentukan kecepatan dalam memperbaharui kebijakan maupun strategi pembangunan pada
berbagai level. Salah satu infrastruktur jaringan inovasi yang sangat membantu pengelolaan
pengetahuan di daerah adalah e-development di kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Survei
pengukuran pengembangan e- development menunjukkan angka yang cukup tinggi untuk
keseluruhan elemen e-development, terutama penilaian terhadap elemen e-leadership dan
6
kelembagaan. Hal ini menunjukkan bahwa peran pimpinan daerah untuk mengembangkan
pemanfaatan ICT cukup signifikan. Selain itu, pembangunan infrastruktur untuk menunjang
pemanfaatan TIK bagi fungsi pelayanan masyarakat dibangun sebagai prioritas utama
(Noviandi, et al., 2012).
Korea adalah salah satu negara yang memperkenalkan sistem politik daerah pada
tahun 1995. Kejadian ini berimbas pada munculnya kesadaran terhadap pentingnya sistem
inovasi daerah. Mulai saat itu, pemerintah daerah dan pemerintah pusat Korea berupaya keras
untuk mengembangkan ekonomi daerah yang menitikberatkan pada inovasi teknologi dan
pemanfaatan ICT (Chung, 2002).
Malaysia’s Multimedia Super Corridor (MSC) adalah sebuah sistem inovasi yang
dirancang untuk membantu proses transisi bangsa Malaysia menjadi masyarakat yang
berpijak pada informasi, yang fokusnya adalah sektor ekonomi berbasis pengetahuan.
Multimedia Super Corridor memastikan setiap stakeholder dapat berperan sesuai fungsinya.
Salah satunya bertanggung jawab terhadap pengembangan infrastruktur ICT dan aplikasi,
mulai dari manajemen proyek, merancang arsitektur perangkat keras, serta mengembangkan
perangkat lunak yang relevan (Mohan, Omar, & Ab. Aziz, 2002).
Klaster industri memainkan peran penting dalam pengembangan ekonomi daerah,
ekonomi global, dan kompetisi antarperusahaan. Inovasi dalam dunia ICT merupakan faktor
penggerak utama dalam menentukan keberhasilan ekonomi di masa depan (Wang, 2008).
Banyak perusahaan besar di China masih tergolong rendah dalam penguasaan ICT.
Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan-perusahaan tersebut berkolaborasi dengan beberapa
institusi riset dan perguruan tinggi, yang memiliki tingkat pemanfaatan teknologi yang lebih
menjanjikan. Tujuannya adalah untuk mencapai penguasaan inovasi teknologi yang
kompetitif. Analisis menujukkan bahwa perusahaan yang bekerjasama dengan lembaga
tersebut mampu berkompetisi secara global dengan penguasaan ICT yang meyakinkan
(Kazuyuki, 2005). Pembukaan sekolah-sekolah serta universitas baru pada periode 1985-
2000 di Italia turut mempengaruhi inovasi regional (Cowan & Zinovyeva, 2013).
Penelitian terkini menyatakan bahwa Bangalore telah menjadi satu dari klaster dalam
bidang ICT yang dominan, di luar negara anggota OECD. Bahkan, Bangalore telah menjelma
menjadi klaster terbesar, dengan pertumbuhan yang begitu cepat dalam sektor perangkat
lunak di luar Amerika, meski dukungan dari pemerintah daerah dan pusat sangat kecil.
Kuncinya terletak pada koordinasi antara institusi pendidikan berkualitas dengan perusahaan
kecil hingga nasional, sebagai landasan lahirnya sistem inoasi daerah (Chaminade & Vang,
2008).
7
2.2 Knowledge Management
Pada dasarnya, manajemen pengetahuan adalah bidang kajian yang muncul sebagai
area penelitian dalam bidang industri dan akademik, meliputi ilmu kognitif, sosiologi,
manajemen, rekayasa pengetahuan, kecerdasan buatan, hingga sektor ekonomi. Manajemen
pengetahuan mendapatkan respon yang signifikan dari banyak organisasi, untuk
mengembangkan pengetahuan baik di dalam maupun eksternal organisasi, seperti pemegang
saham dan pelanggan.
Knowledge Management adalah bagian dari upaya membangun inovasi untuk
peningkatan daya saing. Inti dari knowledge management ada tiga, yaitu sumber daya
manusia, teknologi, budaya pembelajaran/berbagi pengetahuan
Penelitian menunjukkan bahwa banyak organisasi mengembangkan sistem informasi
yang dirancang khusus untuk mempermudah proses sharing dan integrasi pengetahuan.
Kunci utama dalam manajemen pengetahuan terdiri dari dua pendekatan. Pertama, ruang
lingkup manajemen pengetahuan lebih dari sekadar teknologi untuk memfasilitasi sharing
dan integrasi pengetahuan. Para peneliti menyatakan bahwa selain teknologi, orang-orang dan
budaya di tempat kerja merupakan faktor pendorong yang akhirnya menentukan keberhasilan
atau kegagalan pengembangan manajemen pengetahuan. Kedua, titik fokus yang semata-
mata menekankan pada segi teknologi, menyebabkan inisiasi dan pengembangan manajemen
pengetahuan terhambat (Rubenstein-Montano, Liebowitz, Buchwalter, McCaw, Newman, &
Rebeck, 2001).
Beberapa framework manajemen pengetahuan telah dikembangkan, baik dalam
bidang akademik, industri, maupun komunitas profesional. Framework manajemen
pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori: prescriptive, descriptive, dan
gabungan precsriptive-descriptive (Alavi & Leidner, 1999). Prescriptive framework bekerja
dengan memberikan arahan jenis prosedur manajemen pengetahuan, tanpa memberikan
rincian spesifik bagaimana prosedur tersebut harus dicapai. Misalnya, prescriptive framework
ini memberikan masukan mengenai metodologi apa yang tepat untuk manajemen
pengetahuan, tanpa menjelaskan tindakan apa yang harus dilakukan untuk mengembangkan
metodologi tersebut. Di sisi lain, descriptive framework merupakan kerangka yang
menggolongkan dan mendeskripsikan manajemen pengetahuan. Framework ini
mengidentifikasi atribut manajemen pengetahuan yang penting, yang dapat digunakan untuk
menentukan gagal atau berhasilnya gagasan awal manajemen pengetahuan. Sedangkan
gabungan prescriptive-descriptive framework merupakan kerangka yang mengombinasikan
dua framework sebelumnya.
8
2.3 Layanan web sebagai Infrastruktur Inovasi
Pemerintah dari banyak negara menyadari bahwa infrastruktur sebuah web dan
jaringan merupakan piranti penting dalam proses pengembangan dan promosi sektor inovatif,
baik pada tingkat daerah, nasional, maupun global. Pertanyaan bagi negara berkembang
seperti Indonesia adalah, bagaimana cara membangun infrastruktur yang mendukung proses
inovasi tersebut. Salah satu solusinya adalah dengan mengadopsi dan mengadaptasi
infrastruktur yang dimiliki oleh negara maju. Seperti FinnONTO, proyek nasional untuk
mengembangkan jaringan semantik negara Finlandia (Hyvonen, et al., 2007), dan Theseus,
sebuah metode dalam dunia internet untuk pencarian, mendapatkan, serta memproses
pengetahuan (The THESEUS Research Program New Technologies for the Internet of
Services, 2011). Theseus ini dikembangkan oleh pemerintah Jerman untuk meningkatkan
kemampuan persaingan negara tersebut dan Uni Eropa, sebagai pemimpin dalam pusat
informasi dan teknologi komunikasi.
Selain berfokus pada materi, internet adalah komponen kritis yang memiliki peran
dominan dalam infrastruktur proses inovasi. Contoh sukses dari kasus ini adalah Singapura,
yang membuat proyek kerjasama dengan Cisco Company untuk mendirikan Singapore
Science Park. Contoh lain terdapat di Hong Kong, dengan megaproyek yang dikenal sebagai
Hong Kong Science & Technology Park dan Cyberport (Liana, Evgeny, & Ivan, 2012).
Internet menyediakan sumber daya yang diperlukan sebuah, yang berfokus pada
berbagai sektor melalui sebuah portal. South-Korean Innopolis Daedeok (Oh, Kim, & Jeong,
2005) merupakan portal milik negara Korea sebagai klaster inovasi global dalam lingkup
informasi, nano dan bioteknologi, teknologi ruang angkasa dan energi, dan robotika.
Implementasi sukses dari infrastruktur berbentuk web ini ditunjukkan oleh Technopark
Stavanger, sebuah sumber daya yang sangat diperlukan oleh perusahaan asing yang ingin
berinvestasi di negeri kincir angin Belanda. Technopark Stavanger ini dijadikan sebagai
platform strategis untuk menguasai pasar Eropa (Liana, Evgeny, & Ivan, 2012).
Sebagian besar teknologi yang dipakai dalam infrastruktur web regional di atas
menggunakan web 2.0, yang berisi basis data, layanan, informasi dalam bentuk peta dan lini
masa, atau sumber-sumber informasi. Sistem Inovasi daerah yang menggunakan web 2.0 ini
juga terdapat di Rhineland-Palatinate, Jerman, dengan nama WirtschaftsForum Neuwied e.V.,
yang terdiri dari sekitar 100 UMKM dengan jumlah pekerja hingga 8.000 (Lindermann,
Valcárcel, Schaarschmidt, & von Kortzfleisch, 2009).
9
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat lunak manajemen
pengetahuan untuk Sistem Inovasi Daerah yang dapat diakses secara terbuka (fleksibel) oleh
perangkat lunak lain, serta memanfaatkan web mining untuk menyimpan informasi secara
otomatis dari website yang relevan. Tujuan tersebut akan dicapai dalam dua tahap dengan
rincian sebagai berikut:
1. Tahun Pertama : Mengembangkan dan menguji coba perangkat lunak Capture and
Sharing majemen pengetahuan dengan menggunakan fitur layanan web yang
memungkinkan stakeholder mengakses informasi dan data pada repositori
pengetahuan secara otomatis menggunakan perangkat lunak tertentu.
2. Tahun Kedua : Mengembangkan dan menguji web mining untuk repositori
pengetahuan yang memungkinkan perangkat lunak manajemen pengetahuan yang
dikembangkan mengambil data dan informasi dari website yang relevan secara
otomatis tanpa harus diunggah secara manual.
3.2 Manfaat
Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, maka akan ada beberapa manfaat yang bisa
diambil dari pengembangan perangkat lunak manajemen pengetahuan untuk Sistem Inovasi
Daerah ini. Manfaat-manfaat yang dapat dirasakan antara lain:
1. Tahun Pertama : Kemudahan akses dan pertukaran informasi yang didapatkan
oleh stakeholder SIDA melalui aplikasi berbasis web SIDA dan repository
pengetahuan
2. Tahun Kedua : Kemudahan melakukan pengambilan data dan informasi dari
website yang relevan serta dapat melakukan ekstraksi pengetahuan secara
otomatis
Selain luaran berupa perangkat lunak, penelitian ini juga menargetkan penulisan
makalah ilmiah yang berhubungan dengan manajemen pengetahuan untuk sistem inovasi
daerah, layanan web untuk sistem pemerintahan, HAKI, dan web mining untuk manajemen
pengetahuan. Makalah tersebut akan dipublikasikan pada international journal dan
conference.
10
BAB 4. METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat lunak manajemen
pengetahuan untuk Sistem Inovasi Daerah yang dapat diakses secara terbuka (fleksibel) oleh
perangkat lunak lain, serta memanfaatkan web mining untuk menyimpan informasi secara
otomatis dari website yang relevan. Tahapan yang akan dilakukan dalam rangka pencapaian
tujuan penelitian dapat dilihat di tabel 1.
Tabel 1. Metode Penelitian
Thn Tahap Langkah Indikator Hasil
1 Regulasi
sistem inovasi
- Identifikasi kebutuhan regulasi
dengan melakukan survei dan
brainstorming
- Identifikasi karakterisitik
inovasi
- Melakukan review
terhadap aturan yang
berlaku saat ini
- Melakukan review
terhadap jurnal yang
berkaitan dengan
sistem inovasi
- Melakukan review
terhadap portal
inovasi yang ada,
yaitu sidajateng.com
dan pi-umkm.co.id
Software
requirement
specification
SIDA
Repositori
pengetahuan
(Knowledge
repository)
- Identifikasi manajemen
pengetahuan dalam organisasi
- Perumusan strategi manajemen
pengetahuan
- Membangun ruang
penyimpanan pengetahuan
(knowledge repository)
- Menyempurnakan akses ke
pengetahuan
- Memperbaiki lingkungan
pengetahuan
- Mengelola pengetahuan
sebagai kekayaan organisasi
(aset)
Mengumpulkan data
yang berupa artikel,
gambar, statistik, fakta,
hasil publikasi sebagai
repositori dan disimpan
dalam basis data
relasional seperti
MySQL atau Postgre
SQL
Basis data
Repositori
Pengetahuan
SIDA
Aplikasi web
(web
application)
- Identifikasi kebutuhan website
- Merancang basis data
- Merancang tampilan
antarmuka pengguna
- Melakukan pengkodean
- Pengujian web
- Analisis dan perbaikan hasil
pengujian web
- Merilis aplikasi berbasis web
untuk SIDA
Mengembangan SIDA
dalam bentuk apliklasi
berbasis web
menggunakan PHP
Perangkat lunak
aplikasi SIDA
berbasis web
11
Layanan Web - Perencanaan arsitektur layanan
web
- Menentukan spesifikasi
layanan web
- Merancang antarmuka layanan
web
- Pengembangan layanan web
- Menerapkan layanan web
Mengembangakan
aplikasi web SIDA
menjadi aplikasi yang
berbasis layanan web
menggunakan XML dan
JSON
Web service
SIDA untuk
akses repositori
pengetahuan
dan
interoperabilitas
12
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Deskripsi Produk dan Capaian
Manajemen pengetahuan yang dikembangkan pada penelitian ini memfasilitasi
UMKM yang memiliki anggaran minim untuk memiliki divisi Research and Development
dengan bekerja sama secara aktif dengan peneliti relevan yang ada pada universitas.
Perangkat lunak yang dikembangkan merupakan win-win solution baik untuk pemilik
UMKM maupun peneliti dari perguruan tinggi, karena dari sisi pemilik UMKM terbantu
dengan pengetahuan baru pada riset yang berhubungan dengan usaha yang digelutinya,
sedangkan dari sisi peneliti akan mendapat kesempatan yang lebih besar untuk melaksanakan
tri darma perguruan tinggi.
Secara garis besar, sistem yang dikembangkan memiliki empat bagian pokok yaitu:
1. Bagian Artikel: untuk memfasilitasi peneliti mempublikasikan hasil karya berupan
tulisan ilmiah maupun populer yang berhubungan dengan inovasi usaha.
2. Bagian Tanya Jawab: memfasilitasi UMKM untuk bertanya secara langsung
masalah khusus yang dihadapi kepada para ahli dan peneliti dari perguruan tinggi.
Peneliti yang banyak memberikan jawaban / komentar yang tepat akan mendapat
kenaikan reputasi.
3. Bagian Pelatihan: memfasilitasi peneliti untuk menawarkan pelatihan tepat guna
pada masyarakat UMKM dan sekaligus memberikan kesempatan pemilik UMKM
untuk meminta pelatihan pada peneliti.
4. Galeri Produk: untuk memamerkan produk inovatif yang dimiliki UMKM untuk
menjaring konsumen.
Selain itu, dikembangkan juga antarmuka representasi pengetahuan dalam bentuk
RESTful web service untuk memudahkan pihak ketiga melakukan penggolahan data yang
terdapat pada manajemen pengetahuan yang dikembangkan. Beberapa manipulasi yang dapat
dilakukan antara lain mengolah data pertanyaan untuk menentukan trend riset, mengolah data
interaksi untuk mengetahui peneliti ahli di bidang tertentu, mengolah data pelatihan untuk
mencari kesempatan topik pelatihan yang diminati.
Pada tahun pertama penelitian ini sebuah purwarupa manajemen pengetahuan telah
selesai dikembangkan, diunggah pada hosting dengan domain inovasiku.biz (Inovasi
kelompok usaha dan bisnis), dan diuji cobakan pada sembilan UMKM di Semarang dan
sekitarnya.
13
5.2 Analisis Kebutuhan Sistem
Tahapan paling awal dari pengembangan sistem adalah pengumpulan kebutuhan
sistem dan mengelompokkannya ke dalam beberapa bagian yang dapat dikerjakan oleh tim.
Untuk melakukan analisis kebutuhan, ada sembilan UMKM yang didatangi secara langsung
dan diwawancarai untuk mendapat gambaran secara global seperti apa manajemen
pengetahuan yang dibutuhkan oleh UMKM. Hasil dari wawancara dengan UMKM kemudian
diterjemahkan ke dalam dokumen software requirement specification (SRS) yang lengkapnya
ada pada lampiran 1.
Bagian ini akan menjelaskan hasil dokumen tersebut secara ringkas dalam bentuk use
case dan menjelaskan rinciannya. Adapun use case dari manajemen pengetahuan yang
dikembangkan adalah sebagaimana ditunjukkan pada gambar 4 dan gambar 5.
Manajemen pengetahuan inovasiku.biz memiliki dua tipe pengguna yang dapat login
sebagai anggota, dan juga pengguna awam yang dapat mengakses website secara langsung
tanpa harus login. Use Case untuk pengguna awam sebagaimana ditampilkan gambar 4.
Gambar 4. Use Case pengguna aplikasi awam tanpa login
Pengguna awam tidak perlu melakukan login untuk dapat membaca konten dari
manajemen pengetahuan ini, hanya dengan mengakses ke url inovasiku.biz pengguna awan
dapat langsung mengeksplore artikel yang ada, mencari pertanyaan yang sesuai beserta
jawabannnya serta mencari di galeri produk yang sesuai dengan keinginananya. Selain untuk
memudahkan siapa saja yang belum tergabung sebagai member untuk mendapatkan
informasi dari manajemen pengetahuan ini, ketidak harusan login juga untuk memudahkan
mesin pencari seperti Google untuk mengindeks konten yang ada dan menarik pengunjung
untuk mengakses inovasiku.biz.
Meskipun dapat mengakses konten, pengguna awam seharusnya tidak dapat
melakukan interaksi seperti memberikan komentar dan terlebih menjawab pertanyaan yang
ada untuk mengontrol alur informasi tetap valid dan dapat dipertanggung jawabkan. Bagi
penggunjung yang tertarik, kemudian dapat melakukan registrasi anggota untuk melakukan
14
interaksi yang tersedia.
Pengguna yang harus login untuk melakukan aktifitas adalah pemilik (atau
representasi) UMKM dan anggota peneliti akademik. Diagram lengkap apa saja yang dapat
dilakukan oleh masing-masing anggota ditampilkan pada gambar 5.
Gambar 5. Use Case pengguna aplikasi anggota UMKM dan peneliti
Pemilik UMKM dapat menggunakan manajemen pengetahuan untuk memposting
artikel, memberikan pertanyaan dan memposting hasil produknya agar bisa dilihat oleh
pengguna lain baik pengguna awam maupun anggota. Selain itu, pemilik UMKM juga bisa
memberikan komentar pada artikel, menjawab pertanyaan pengguna UMKM lain, dan juga
menindak lanjuti tawaran pelatihan yang diberikan oleh anggota peneliti. Anggota peneliti
akademik dapat melakukan posting artikel, menambahkan produk penelitian dan menawarkan
pelatihan pada UMKM. Sedangkan untuk berinteraksi, anggota peneliti dapat memberikan
komentar pada artikel, produk, dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh UMKM.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan sistem yang dibangun haruslah
memiliki sisi backend yang digunakan untuk menginputkan konten, data, dan informasi ke
dalam sistem manajemen pengetahuan, dan frontend yang digunakan untuk mengobservasi
sistem pengetahuan dari luar.
5.3 Desain dan Arsitektur Sistem
Sistem manajemen pengetahuan inovasiku.biz merupakan aplikasi berbasis web yang
dapat diakses melalui Internet dengan menggunakan web browser. Selain itu, sistem ini juga
menyediakan RESTful API untuk menampilkan data berbasis JSON agar dapat dilakukan
manipulasi oleh aplikasi pihak ketiga. Sebagai otentifikasi pengguna, dari sisi aplikasi web
menggunakan username dan password pada halaman login, sedangkan pada sisi web service
15
menggunakan OAuth untuk menetukan aplikasi pihak ketiga yang boleh dan tidak boleh
mengakses API yang disediakan.
5.3.1 Arsitektur Sistem
Masalah yang sering dihadapi aplikasi online adalah stabilitas dan availability server
dalam lingkungan produksi. Untuk menghadapi permasalahan tersebut, arsitektur perangkat
lunak inovasiku.biz mengadopsi arsitektur Google App Engine yang memisahkan beberapa
komponen sistem ke dalam tiga bagian, yaitu support services, cloud services dan client
access. Gambaran umum dari arsitektur sistem dapat dilihat pada gambar 5.3.
Gambar 6. Arsitektur perangkat Manajemen Pengetahuan
Inti pengembangan sistem adalah pada cloud computing service tempat letak aplikasi
manajemen pengetahuan yang dibuat dengan menggunakan Framework Django. Sedangkan
service data dipisahkan pada bagian lain secara loosely coupled untuk memastikan
portabilitas dari level terendah basis data. Adapun layer access client menyediakan
antarmukan berbasis web dan RESTful service untuk memudahkan pengaksesan data dan
informasi dengan menggunakan beragam aplikasi.
Pengguna awam dapat mengakses aplikasi melalui antarmuka web dengan
menggunakan perambah seperti Chrome dan Firefox. Secara manual, pengguna dapat
melakukan eksplorasi konten melalui menu, kategori serta labeling yang ada selayaknya
eksplorasi website berita maupun website yang lain. Sedangkan antarmuka web service
disiapkan untuk pengguna lanjut yang mencoba eksplorasi lebih dalam terhadap data dan
konten yang tersedia. Contoh pemanfaatan web service adalah mengembangkan aplikasi
16
berbasis perangkat bergerak dengan menggunakan data yang tersedia, atau melakukan mining
data terhadap konten yang ada.
5.3.2 Desain Perangkat Lunak
Perangkat lunak manajemen pengetahuan inovasiku.biz menyimpan beberapa jenis
data dan informasi yang berbeda, untuk itu diperlukan desain basis data khusus yang dapat
menampung semua jenis data tersebut, namun tetap mudah direlasikan untuk representasi
akhir. Desain basis data relasional untuk aplikasi ini ditampilkan pada gambar 5.4.
Gambar 7. Desain relasi basis data manajemen pengetahuan
Pada diagram relasi basis data tersebut terlihat bahwa anggota berperan penting
terhadap semua aktifitas yang ada pada sistem. Entitas profile terhubung dengan hampir
17
semua entitas lain yang ada, untuk memastikan bahwa segala aktifitas pengguna terekam
dalam basis data tersebut. Meskipun secara diagram basis data pengguna terhubung dengan
banyak entitas, namun pada level aplikasi terdapat restriksi pengguna, yaitu pemilik UMKM
tidak dapat membuat training namun dapat berkomentar, dan sebaliknya periset tidak dapat
membuat pertanyaan baru namun bisa menjawab pertanyaan yang ada.
5.4 Implementasi dan Testing Sistem
Manajemen pengetahuan inovasiku.biz diimplementasikan ke dalam sebuah perangkat
lunak dengan menggunakan bahasa pemrograman Python dengan menggunakan Framework
Django, sedangkan untuk struktur penyimpanan basis data yang digunakan adalah DBMS
MySQL. Meski demikian karena kemudahan portabilitas Django DBMS yang dapat
digunakan sebagai alternative adalah SQLite, PostgreSQL, dan juga Oracle. Adapun untuk uji
coba sistem yang digunakan adalah unit testing dengan menggunakan tool internal Django
dan juga functional testing dengan menggunakan selenium testing.
5.4.1 Struktur Perangkat Lunak
Berdasarkan kebutuhan perangkat lunak yang telah disebutkan sebelumnya,
manajemen pengetahuan inovasiku.biz yang dikembangkan disusun dalam beberapa halaman
yang dikelompokkan berdasarkan fungsionalitasnya. Berikut pada gambar 5.5 ditampilkan
struktur manajemen pengetahuan yang dibuat. Pada gambar tersebut terlihat bahwa ada
beberapa menu yang akan menampilkan hasil yang berbeda pada masing-masing pengguna.
Hal ini untuk memastikan bahwa suatu konten hanya dapat dimodifikasi oleh pemilik konten
tersebut dan tidak dapat dilihat oleh pengguna lain.
Pada web manajemen pengetahuan tersebut, terdapat beberapa menu yang hanya
dapat diakses oleh administrator untuk keperluan manajemen perangkat lunak, sedangkan
anggota hanya memiliki akses pada menu yang berhubungan dengan manajemen informasi
dan konten saja.
18
Gambar 8. Struktur manajemen pengetahuan inovasiku.biz
5.4.2 Antarmuka Perangkat Lunak
Antarmuka merupakan media interaksi antara pengguna dengan perangkat lunak,
antarmuka yang baik akan memudahkan pengguna untuk menelusuri dan mendapatkan
konten yang diinginkan. Perangkat lunak manajemen pengetahuan yang dikembangkan
memiliki dua sisi yaitu sisi frontend dan backend, antarmuka untuk masing-masing sisi
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Halaman depan: halaman yang pertama kali didapatkan pengguna akhir saat
membuka inovasiku.biz. Halaman depan seperti ditampilkan pada gambar 9,
menampilkan 5 pertanyaan terbaru dan 5 artikel terbaru serta beberapa kategori
yang ada di samping kiri dan menu yang ada di atas.
2. Halaman Pengetahuan (Artikel & Tanya Jawab): halaman pengetahuan berisi
artikel yang dituliskan oleh peneliti ataupun pengguna UMKM yang ingin
membagikan pengalaman dan pengetahuannya seputar bidang yang mereka
tekuni. Tanya jawab memberikan keleluasaan pada UMKM yang memiliki
masalah tertentu untuk bertanya ke komunitas spesifik sehingga bisa mendapatkan
jawaban yang bervariasi.
19
Gambar 9. Halaman depan
Gambar 10. Halaman Artikel
Gambar 11. Halaman Tanya Jawab
20
3. Halaman Pelatihan: halaman pelatihan memberikan keleluasaan bagi periset
untuk menyalurkan kewajiban pengabdian masyarakat dengan memberikan
pelatihan secara langsung kepada pengusaha UMKM. Selain itu pengusaha yang
ingin mendapatkan pelatihan dapat mempostingkan permintaan pelatihan yang
diperlukan di sini.
Gambar 12. Halaman Pelatihan
4. Halaman Produk: Selain memberikan tempat untuk mengatur dan mendapatkan
pengetahuan, inovasiku.biz juga menyediakan halaman untuk menampilkan
produk unggulan dari UMKM. Keberadaan halaman ini untuk menstimulasi
pemilik UMKM untuk berani menawarkan produknya secara global melalui
website.
Gambar 13. Halaman Produk
21
5. Halaman Administrasi: halaman administrasi digunakan untuk manajemen
konten yang akan ditampilkan di halaman depan. Halaman ini hanya dapat diakses
oleh pengguna yang sudah terdaftar.
Gambar 14. Administrasi Artikel
Gambar 15. Administrasi dan Statistik Kategori
Gambar 16. Administrasi Pengguna
22
6. Halaman API: halaman API sebenarnya hanya dapat diakses dengan
menggunakan aplikasi pihak ketiga, namun untuk memudahkan pembacaan
dokumentasi, disiapkan juga antarmuka browsable API untuk memudahkan
pengembangan meng-eksplorasi API yang tersedia.
Gambar 17. Root API
Gambar 18. Knowledge hierarchy API
Gambar 19. Section list API
23
5.5 Unit Testing & Integration Testing
Unit testing merupakan proses testing, di mana kita melakukan testing pada bagian
basic dari kode program. Contohnya adalah memeriksa kode program pada event, procedure,
dan function. Unit Testing meyakinkan masing-masing unit tersebut berjalan sebagaimana
mestinya. Pada Unit Testing, dilakukan pememeriksaan bagian kode program secara terpisah
dari bagian yang lain. Pada penelitian ini langsung melakukan Unit Testing setiap kali sebuah
kode unit (event, procedure, function) selesai dibuat, kode unit diperiksa dengan
menjalankannya baris per baris untuk memastikan bahwa proses yang dilakukan berjalan
sebagaimana yang diinginkan. Sedangkan Integration Testing dilakukan setelah melakukan
Unit/Component Testing, langkah berikutnya adalah memeriksa bagaimana unit-unit tersebut
bekerja sebagai suatu kombinasi, bukan lagi sebagai suatu unit yang individual.
Pada penelitian ini telah dilakukan 39 unit dan integration test terhadap perangkat
lunak yang dikembangkan untuk memastikan perangkat lunak tersebut telah memenuhi
kebutuhan yang telah dimodelkan sebelumnya. Hasil pemeriksaan akhir testing yang
ditampilkan pada gambar 20 menunjukkan perangkat lunak yang dikembangkan telah
berhasil melalui semua pengujian tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa perangkat
lunak yang dibuat sudah layak untuk diluncurkan ke publik. Adapun detail kode sumber unit
testing dan integration yang dilakukan terhadap perangkat lunak tersebut dapat dilihat pada
lampiran 3.
Gambar 20. Hasil unit dan integration testing
24
5.6 Web Load dan Server Load Testing
Perangkat lunak berbasis web seringkali memiliki permasalahan dalam loading data
seiring dengan meningkatnya data dan akses terhadap website tersebut, untuk menguji coba
ketahanan perangkat lunak yang dibangun digunakan online tool untuk web load testing dan
server load testing. Kedua jenis pengujian ini akan memastikan perangkat lunak yang
dikembangkan siap untuk menangani permintaan konten dari pengguna, baik dari sisi
kecepatan penampilan halaman maupun dari sisi ketahanan server untuk melayani banyak
permintaan sekaligus.
Web load testing berguna untuk mengetahui seberapa responsif halaman web yang
dibuat menanggapi permintaan konten yang diminta pengguna beserta data-data tambahan
yang bersifat asesoris tampilan. Perangkat yang digunakan untuk melakukan web load testing
adalah tools.pingdom.com yang dapat memberikan hasil secara rinci dalam bentuk JSon dan
laporan ringkas dari hasil evaluasi. Hasilnya seperti ditampilkan pada gambar 21,
inovasiku.biz mendapatkan skor 74 dari 100 dan masih 99% lebih cepat dibandingkan rata-
rata website yang pernah dievaluasi. Hasil tersebut menunjukkan, inovasiku.biz untuk saat ini
tidak memerlukan usaha untuk peningkatan performa.
Gambar 21. Hasil web load testing dengan tools.pingdom.com
Adapun server load testing digunakan untuk mengevaluasi seperti apa performa server
saat menerima permintaan tampilan data pada saat yang bersamaan. Perangkat yang
digunakan untuk mengevaluasi kemampuan load server adalah loadimpact.com, dan seperti
25
ditampilkan pada gambar 22 inovasiku.biz mampu menangani 50 permintaan sekaligus
dengan kecepatan load di bawah 1 detik. Hasil tersebut mengindikasikan perangkat lunak
yang dikembangkan masih mampu menangani banyak permintaan konten dalam waktu yang
bersamaan tanpa membebani server.
Gambar 22. Hasil server load testing dengan loadimpact.com
26
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Penelitian PEKERTI pada tahun pertama ini, telah dikembangkan perangkat lunak
manajemen pengetahuan berbasis cloud yang ditujukan untuk UMKM. Meskipun purwarupa
telah diluncurkan, namun antusiasme pengguna UMKM untuk memanfaatkan perangkat
lunak ini masih belum muncul. Beberapa alasannya adalah karena masih minimnya konten
yang tersedia dalam perangkat lunak tersebut, di lain pihak diperlukan waktu yang cukup
lama untuk membuat konten bisnis yang menarik.
Berangkat dari fakta tersebut, sesuai rencana tahap lanjut dari penelitian ini adalah
mengembangkan engine web mining untuk mencari konten yang telah ada di Internet,
kemudian memasukkan ke dalam perangkat lunak ini dengan mencantumkan sumber asli.
Mesin web mining yang akan dikembangkan memiliki beberapa komponen sebagai berikut:
1. Web Crawler: merupakan sebuah Bot Internet yang digunakan untuk menelusuri
World Wide Web dan melakukan indexing kepada tiap tiap website agar nantinya
bisa kita pakai sebagai sumber referensi tanpa harus menelusuri lagi Website
tersebut. Komponen ini digunakan untuk menelusuri konten apa saja yang tersedia
di web target.
2. Web Scraper: komponen ini bertugas mengambil komponen tertentu dari
halaman web yang kaya dengan elemen-elemen tambahan. Web scraper akan
menelusuri struktur dokumen HTML dan mengambil hanya bagian konten yang
diperlukan saja.
3. Text Miner: penambang teks digunakan untuk memutuskan apakah konten yang
sudah didapatkan dari hasil crawling dapat digunakan untuk manajemen
pengetahuan atau tidak. Setelah diklasifikasikan ke dalam sebagai konten yang
dapat digunakan dilanjutkan ke proses selanjutnya, sedangkan yang tidak terpakai
dimasukkan ke dalam arsip.
4. Web Content Miner: proses terakhir dari mesin ini adalah mengklasifikasikan
konten yang telah dikumpulkan ke dalam kategori dan label yang tersedia pada
perangkat lunak manajemen pengetahuan, untuk mempermudah pencarian konten
yang sudah didapatkan.
Setelah menjalankan mesin ini manajemen pengetahuan akan mendapatkan konten
yang lebih kaya dari beberapa web external, dengan menyebutkan sumber asli untuk
memberikan ping back pada situs asal.
27
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
1. UMKM adalah unit usaha skala kecil yang tidak memiliki bagian riset inovasi
tersendiri, sehingga memerlukan pihak eksternal yang dapat memberikan pengetahuan
untuk mengembangkan inovasi mereka sendiri. Perangkat lunak yang dibangun
menghubungkan UMKM dengan peneliti dari perguruan tinggi sebagai pihak
eksternal yang memberikan pengetahuan kepada unit usaha tersebut.
2. Perangkat lunak yang dibuat sudah dapat berjalan dan diujicobakan ke 10 UMKM
Semarang dan sekitarnya. Secara fungsional inovasiku.biz telah berjalan dengan baik,
namun secara kultur UMKM masih belum terlalu tertarik untuk aktif tergabung dalam
manajemen pengetahuan berbasis sosial yang baru dimulai dan masih minim konten.
Sebagai solusinya, pada kegiatan penelitian selanjutnya perlu dibuat mesin yang dapat
menelusuri konten terkait yang ada di Internet, kemudian mengisikannya ke dalam
perangkat lunak manajemen pengetahuan agar lebih mudah ditemukan dan
dikonsumsi oleh pelaku bisnis UMKM.
3. Beberapa UMKM yang disurvey mengatakan perangkat lunak yang dibuat masih
susah digunakan, karena memiliki antarmuka yang unik. Pengembangan selanjutnya
memerlukan revisi tampilan perangkat lunak agar lebih mudah digunakan dan
sosialisasi kepada pelaku UMKM terhadap potensi perangkat lunak tersebut.
7.2 Saran Penelitian Selanjutnya
1. Tren dari perangkat lunak berbasis konten saat ini adalah personalisasi informasi
dengan menggunakan preferensi pengguna. Kategori yang ditampilkan oleh perangkat
lunak inovasiku.biz cukup luas dan menyulitkan eksplorasi oleh pengguna akhir,
sehingga diperlukan penyaringan berdasarkan preferensi pengguna dengan
menggunakan pilihan kategori aktif dan penggalian kelakuan.
2. Keterhubungan perangkat lunak dengan media sosial akan dapat meningkatkan
penetrasi pasar pengguna dan pada akhirnya akan meningkatkan jumlah pengguna
juga. Integrasi manajemen pengetahuan dengan media sosial yang ada juga dapat
memperkaya konten dengan mengadopsi perbincangan media sosial.
28
DAFTAR PUSTAKA
The THESEUS Research Program New Technologies for the Internet of Services. (2011).
Berlin: Federal Ministry of Economics and Technology.
Alavi, M., & Leidner, D. E. (1999). Knowledge management systems: issues, challenges, and
benefits. Communications of the AIS.
Aldianto, L., Agustini, E. S., & Bayuningrat, R. H. (2011). Innovation in Indonesia: The
Types, the Necessary Factors, and the National Innovation System. IEEE Journal.
Chaminade, C., & Vang, J. (2008). Globalisation of knowledge production and regional
innovation policy: Supporting specialized hubs in the Bangalore software industry.
Research Policy 37, 1684–1696.
Chung, S. (2002). Building a national innovation system through regional innovation.
Technovation 22, 485–491.
Cowan, R., & Zinovyeva, N. (2013). University effects on regional innovation. Research
Policy 42, 788– 800.
Guo-xin, L., & Xiao-qin, G. (2008). Information Integration System of Enterprise
Distribution Innovation Based on Web Services. IEEE Journal.
Hyvonen, E., Viljanen, K., Makela, E., Kauppinen, T., Ruotsalo, T., Valkeapaa, O., et al.
(2007). Elements of a National Semantic Web Infrastructure — Case Study Finland
on the Semantic Web. Proceedings of the First International Semantic Computing
Conference (IEEE ICSC 2007) (hal. 216-223). IEEE.
Kazuyuki, M. (2005). China's Innovation System Reform and Growing Industry and Science
Linkages. RIETI Discussion Paper Series 05-E-011.
Liana, K., Evgeny, G., & Ivan, K. (2012). Creating a Web Infrastructure of the Regional
Innovation Ecosystem in the Triple Helix Model in Russia. Procedia-Social and
Behavioral Sciences, 72-79.
Lindermann, N., Valcárcel, S., Schaarschmidt, M., & von Kortzfleisch, H. (2009). SME 2.0:
Roadmap towards Web 2.0-Based Open Innovation in SME-Networks--A Case Study
Based Research Framework. Dalam Information Systems--Creativity and Innovation
in Small and Medium-Sized Enterprises (hal. 28-41). Springer.
Mohan, A. V., Omar, A. A., & Ab. Aziz, K. (2002). Malaysia’s Multimedia Super Corridor
Cluster: Communication Linkages Among Stakeholders in a National System of
Innovation. IEEE TRANSACTIONS ON PROFESSIONAL COMMUNICATION, VOL.
45, NO. 4,, 265-275.
29
Noviandi, N., Suharso, P., Suripto, Anis, N. H., Setianingrum, E., Saparudin, et al. (2012).
Manajemen Pengetahuan untuk Penguatan Sistem Inovasi Daerah Konsep dan
Aplikasi. Jakarta: BPPT Press.
Oh, D.-S., Kim, K.-B., & Jeong, S.-Y. (2005). Eco-industrial park design: a Daedeok
Technovalley case study. Habitat International, 269-284.
Rubenstein-Montano, B., Liebowitz, J., Buchwalter, J., McCaw, D., Newman, B., & Rebeck,
K. (2001). A systems thinking framework for knowledge management. Decision
support systems, 5-16.
Teknologi, P. P. (2011). Manajemen Pengetahuan untuk Penguatan Sistem Inovasi Daerah
Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
UDINUS, L. (2013). Rencana Induk Penelitian Universitas Dian Nuswantoro Semarang.
Semarang: Universitas Dian Nuswantoro.
Wang, X. (2008). The Research of Technological Innovation System for Industry Clusters.
International Seminar on Future Information Technology and Management
Engineering, 2008. FITME'08 (hal. 376-379). IEEE.
Software Requirement Specification
untuk
Perangkat Lunak Aplikasi berbasis web
untuk Sistem Inovias Daerah
V.06-SIDA
Oleh
Ika Novita Dewi
Fahri Firdausillah
Erwin Yudi Hidayat
Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Dian Nuswantoro
Mei 2014
Histori Revisi
Tanggal Alasan Perubahan Versi
17 /03/2014 Revisi definisi lingkup perangkat lunak V.01-SIDA
24/03/2014 Perubahan rancangan tampilan website V.02-SIDA
27/03/2014 Perubahan use case diagram V.03-SIDA
10/04/2014 Perubahan rancangan database V.04-SIDA
01/05/2014 Perubahan desain arsitektur V.05-SIDA
I. Pendahuluan
2.1. Tujuan
Tujuan dari pembuatan dokumen Software Requirement Specification
(SRS) adalah untuk memberikan penjelasan secara rinci dalam
mengembangkan perangkat lunak aplikasi berbasis web untuk Sistem
Inovasi Daerah. Dalam dokumen SRS juga akan menjelaskan fitur atau
layanan web yang disediakan, antarmuka pengguna web, interaksi
pengguna dengan web, reaksi web terhadap inputan tertentu. Dokumen ini
juga digunakan sebagai media komunikasi antara pengembang dan
stakeholder.
2.2. Lingkup Masalah
Lingkup dari pengembangan aplikasi web SIDA ini meliputi pengelolaan
capture and sharing majemen pengetahuan dengan menggunakan fitur
layanan web sehingga memungkinkan stakeholder untuk mengakses data
dan informasi pada repositori pengetahuan secara otomatis. Fitur dan
layanan yang tersedia akan memfasilitasi stakeholder SIDA dalam
pengelolaan inovasinya, sehingga masalah yang terjadi di UMKM dapat
terselesaikan dan solusi juga dapat terkelola dengan baik.
Selama ini antara pihak UMKM, akademik, industri, pemerintah maupun
masyarakat umum tidak ada sinkronisasi dalam menyelesaikan masalah
yang dihadapi oleh UMKM. Hal ini membuat system inovasi tidak
berkembang baik di masyarakat.
2.3. Definisi, Akronim, dan Singkatan
Tabel 1. Definisi, Singkatan dan Akronim
Istilah, Akronim dan
Singkatan Keterangan
SRS Software Requirement Spesification Merupakan dokumen hasil analisis yang
berisi spesifikasi kebutuhan user
IEEE Institute of Electrrical and Electronics
Engineers, merupakan standar
internasional untuk pengembangan dan
rancangan perangkat lunak
UC Use Case Diagram Merupakan diagram yang
menggambarkan hubungan interaksi
user dengan sistem.
GAE Google App Engine Merupakan dasar arsitektur yang
digunakan untuk mengembangkan
aplikasi web SIDA
DBMS Database management system Software atau tool yang digunakan untuk
menyimpan data (database)
User Orang yang menggunakan aplikasi web SIDA
2.4. Gambaran Produk
Aplikasi web SIDA merupakan aplikasi web untuk pengelolaan inovasi
pada UMKM. Aplikasi web SIDA ini memungkinkan UMKM untuk
melakukan sharing informasi antar UMKM, akademik, dan user secara
umum. Masalah yang dihadapai UMKM sangat bervariasi, sehingga
diperlukan peran dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan
masalah yang dihadapi oleh UMKM.
Aplikasi web SIDA memungkinkan UMKM untuk bertanya mengenai
masalah yang dihadapi. Nantinya user akademik dan user umum bisa
memberikan jawaban, komentar, informasi pelatihan, serta membuat
artikel.
2.5. Referensi
Dokumen-dokumen yang digunakan sebagai referensi dalam pembuatan
SKPL ini adalah sebagai berikut:
• IEEE Std 830-1993, IEEE Recommended Parctice for Software
Requirement Specifications.
• Software Engineering, Aparctitioner’s Approach 5th edition,
Roger S Pressman, Mc Graw Hill, 2001.
II. Deskripsi Global Perangkat Lunak
Bagian ini akan menjelaskan secara umum aplikasi web SIDA, yang meliputi
deskripsi umum dan fitur-fitur yang terdapat di aplikasi web SIDA.
2.1. Deskripsi umum
Berikut merupakan gambaran umum layanan yang terdapat dalam aplikasi
Gambar 1 Layanan dalam Web SIDA
web SIDA
2.2. Batasan Masalah
Batasan masalah digambarkan dengan use case diagram. Use case
diagram akan menggambarkan aktivitas user yang berinteraksi dalam web
SIDA.
III. Deskripsi Rinci Kebutuhan
Rincian kebutuhan aplikasi web SIDA dibagi menjadi lima kelompok, yaitu
antarmuka pemakai, antarmuka perangkat keras, antarmuka perangkat lunak,
deskripsi proses, desain database, dan rancangan.
3.1. Antar muka pemakai
User aplikasi web SIDA (meliputi UMKM, akademik, dan user umum)
dapat mengakses web SIDA melalui internet browser.
3.2. Perangkat Keras
Gambar 2 Use case diagram web SIDA
User yang akan mengkases aplikasi web SIDA tidak memerlukan
spesifikasi hardware secara khusus untuk dapat mengakses web SIDA.
3.3. Perangkat Lunak
Aplikasi web SIDA dikembangkan dengan Python dengan framework
Djanggo, database Google cloud SQL.
3.4. Rancangan Database
Berikut merupakan gambaran database untuk web system inovasi daerah:
3.5. Rancangan Arsitektur
Rancangan aritektur aplikasi web SIDA dibuat berdasarkan arsitektur dari
Google App Engine (GAE).
INTEGRATION
31
LAMPIRAN 2
KODE SUMBER UNIT TESTING DAN INTEGRATION TESTING
class ArticleTestCase(TestCase):
fixtures = ['user.json', 'label.json', 'article.json']
def setUp(self):
self.user = User.objects.get(username='admin')
self.client = Client()
def test_article_insert(self):
new_art = Article.objects.create(title="artikel baru", content="konten",
excerpt="rangkuman", status='P', owner=self.user)
article_count = Article.objects.all().count()
self.assertEqual(article_count, 6)
self.assertEqual(new_art.title, "artikel baru")
def test_article_load(self):
Article.objects.create(title="artikel baru", content="konten",
excerpt="rangkuman", status='P', owner=self.user)
article = Article.objects.filter(title="artikel baru")
self.assertEqual(article[0].title, "artikel baru")
def test_article_del(self):
Article.objects.get(pk=3).delete()
article_count = Article.objects.all().count()
self.assertEqual(article_count, 4)
def test_home(self):
response = self.client.get('/artikel/terbaru/')
self.assertEqual(response.status_code, 200)
def test_cat(self):
response = self.client.get('/artikel/kategori/1/')
self.assertEqual(response.status_code, 200)
def test_detail(self):
response = self.client.get('/artikel/2/')
self.assertEqual(response.status_code, 200)
def test_title_home(self):
response = self.client.get('/artikel/terbaru/')
self.assertEqual(response.context['title'], 'Artikel Terbaru')
def test_title_cat(self):
response = self.client.get('/artikel/kategori/1/')
self.assertEqual(response.context['title'], 'Artikel Kategori Elektronik')
def test_title_detail(self):
response = self.client.get('/artikel/2/')
self.assertEqual(response.context['title'], 'Artikel: Peluang Usaha
Fotografi dan Estimasi Pendapatannya')
class ProductTestCase(TestCase):
32
fixtures = ['user.json', 'label.json', 'product.json']
def setUp(self):
self.user = User.objects.get(username='admin')
self.client = Client()
def test_product_insert(self):
obj_count = Product.objects.all().count()
self.assertEqual(obj_count, 5)
def test_product_load(self):
Product.objects.create(name="produk baru", price=100, excerpt="baru",
description="baru", status='P', owner=self.user)
obj = Product.objects.filter(name="produk baru")
self.assertEqual(obj[0].name, "produk baru")
def test_product_del(self):
Product.objects.get(pk=3).delete()
obj_count = Product.objects.all().count()
self.assertEqual(obj_count, 4)
def test_home(self):
response = self.client.get('/member/produk/')
self.assertEqual(response.status_code, 200)
def test_detail(self):
response = self.client.get('/member/produk/1/')
self.assertEqual(response.status_code, 200)
def test_title_home(self):
response = self.client.get('/member/produk/')
self.assertEqual(response.context['title'], 'Produk UMKM Terbaru')
def test_title_detail(self):
response = self.client.get('/member/produk/1/')
self.assertEqual(response.context['title'], 'Produk: Cup cakes')
class QuestionTestCase(TestCase):
fixtures = ['user.json', 'label.json', 'question.json', 'answer.json']
def setUp(self):
self.user = User.objects.get(username='admin')
self.client = Client()
quest = Question.objects.get(pk=2)
Answer.objects.create(content="jawaban", votes=1, status='T',
question=quest, owner=self.user)
def test_quest_insert(self):
obj_count = Question.objects.all().count()
self.assertEqual(obj_count, 5)
def test_quest_load(self):
33
Question.objects.create(title="pertanyaan baru", content="pertanyaan
baru", excerpt="baru", status="T", owner=self.user)
question = Question.objects.filter(title="pertanyaan baru")
self.assertEqual(question[0].title, "pertanyaan baru")
def test_quest_del(self):
Question.objects.get(pk=3).delete()
article_count = Question.objects.all().count()
self.assertEqual(article_count, 4)
def test_answer_insert(self):
quest = Question.objects.get(pk=2)
self.assertEqual(quest.answer_set.all().count(), 4)
def test_answer_load(self):
quest = Question.objects.get(pk=3)
self.assertEqual(quest.answer_set.all().count(), 3)
def test_answer_del(self):
quest = Question.objects.get(pk=2)
answer = quest.answer_set.all()
answer[0].delete()
self.assertEqual(quest.answer_set.all().count(), 3)
def test_home(self):
response = self.client.get('/quest/terbaru/')
self.assertEqual(response.status_code, 200)
def test_home_new(self):
response = self.client.get('/quest/terbaru/')
self.assertEqual(response.context['latest'].count(), 5)
def test_home_answered(self):
response = self.client.get('/quest/terbaru/')
self.assertEqual(response.context['answered'].count(), 4)
def test_home_unanswered(self):
response = self.client.get('/quest/terbaru/')
self.assertEqual(response.context['not_answered'].count(), 1)
def test_home_myquest(self):
response = self.client.get('/quest/terbaru/')
self.assertEqual(response.context['my_quest'].count(), 0)
def test_cat(self):
response = self.client.get('/quest/kategori/1/')
self.assertEqual(response.status_code, 200)
def test_detail(self):
response = self.client.get('/quest/1/')
self.assertEqual(response.status_code, 200)
def test_title_home(self):
response = self.client.get('/quest/terbaru/')
self.assertEqual(response.context['title'], 'Tanya Jawab Seputar Usaha')
34
def test_title_cat(self):
response = self.client.get('/quest/kategori/1/')
self.assertEqual(response.context['title'], 'Pertanyaan Kategori
Elektronik')
def test_title_detail(self):
response = self.client.get('/quest/2/')
self.assertEqual(response.context['title'], 'Pertanyaan: Software
Accounting')
class QuestionTestCase(TestCase):
fixtures = ['user.json', 'label.json', 'training']
def setUp(self):
self.user = User.objects.get(username='admin')
self.client = Client()
def test_train_load(self):
obj_count = Training.objects.all().count()
self.assertEqual(obj_count, 6)
def test_quest_insert(self):
Training.objects.create(topic="latihan baru", description="latihan baru",
start_date=datetime.now(),
end_date=datetime.now(),
venue="Semarang", training_type="I",
owner=self.user)
question = Training.objects.filter(topic="latihan baru")
self.assertEqual(question[0].topic, "latihan baru")
def test_train_del(self):
Training.objects.get(pk=3).delete()
obj_count = Training.objects.all().count()
self.assertEqual(obj_count, 5)
def test_home(self):
response = self.client.get('/training/terbaru/')
self.assertEqual(response.status_code, 200)
def test_detail(self):
response = self.client.get('/training/1/')
self.assertEqual(response.status_code, 200)
def test_title_home(self):
response = self.client.get('/training/terbaru/')
self.assertEqual(response.context['title'], 'Pelatihan Terbaru')
def test_title_detail(self):
response = self.client.get('/training/3/')
self.assertEqual(response.context['title'], 'Training: Pelatihan
Wirausaha')
Cloud-based Knowledge Management for SME to Support
Regional Innovation System
Ika Novita Dewi1, Fahri Firdausillah1, Erwin Yudi Hidayat1, Azhari SN2
1 Faculty of Computer Science, Universitas Dian Nuswantoro
Semarang 50131, Indonesia
2 Department of Computer Science and Electronics, Gadjah Mada University
Yogyakarta 55281, Indonesia
Abstract
The government of Indonesia has developed Regional Innovation
System (RIS) in order to increase the economic potential of its
regions especially for managing Small and Medium Enterprises
(SMEs). RIS connected four main stakeholders, namely
corporate, educational, technological, and policy makers.
Currently, RIS connected each stakeholders in the form of web-
based HTML application that arises some problems in sharing
and retrieving information and resulted difficulty in managing
the distribution of information for stakeholders. The current RIS
cannot be automatically captured the problems of SMEs and RIS
stakeholders cannot share it just in time. Capturing and sharing
information need be done automatically in order to increase the
quantity of information and knowledge, as well as the quality of
the resulting innovations by developing knowledge management
software that can be openly accessed by stakeholders.
Knowledge management software that will be developed
including RIS web-based application using HTML and PHP
scripting, continued to develop service-based application using
XML and JSON that enable to provide communication among
different software platform. Development of web-based
applications and services will be used as the basis for a
knowledge repository in order to store data and information that
will be processed into knowledge
Keywords: RIS, SME, knowledge management, web service,
innovation
1. Introduction
Regional Innovation Systems (RIS) is one of the major
programs that aim to improve the competitiveness of
innovation-based superior product [1]. In practice, there
are four stakeholders as the main pillars for the success of
RIS. Those are the company as a place of production;
educational institution where research and training take
place; technological institutions as provider of tools and
frameworks; and framework condition which is local and
national levels of government to formulate a policy [2].
RIS stakeholders can collaborate optimally if connected to
a proper media information and good communication,
using an interactive portal and integrated knowledge [2].
For example, every employer shall inform the condition of
the industry and its current problems. Educational
institutions conduct research to solve the problems faced
by companies, and institutions cooperating with the
technology to produce the appropriate equipment for these
problems.
The government of Indonesia had been developed web-
based HTML application in the form of knowledge
management to connect RIS stakeholders in the form of
innovation portals, such as sidajateng.com and pi-
umkm.co.id. However, there are two main weakness in
using both of these innovation portals such as RIS web
application only uses HTML that can only be accessed by
a web browser and processing information captured still
rely on user contribution.
Web-based HTML application complicates stakeholders to
manipulate the information in another form such as
knowledge [3]. Engineering of information that may be
applied to manage RIS is mapping problem in the industry
with solutions that have been applied to other industries.
An example is the flagship product of batik from
Pekalongan district is facing problems in marketing,
meanwhile in Jepara district this kind of marketing
problems already found a solution and possible to be
applied to solve problems in Pekalongan dictrict. But,
unfortunately the current state of innovation portal, to
perform this engineering stakeholders must perform
additional work that is not easy to change the format of
existing data into the appropriate one [3].
Automated information capture processes is needed to
increase the quantity of information and available
knowledge. Further, it will improve the quality of
innovation resulting from the knowledge management.
In order to provide solution of the current RIS problems in
managing knowledge, this research will develop web-
based application using HTML and PHP scripting,
continued to develop service-based application using XML
and JSON. Both of these proposed web will allow the
representation of information and knowledge to be
accessible by different machines or software platforms and
possible to provide exchange information automatically.
Fig. 1 Relation of RIS stakeholders.
2. Related Research
The main roles of innovation system is stakeholder’s
synergies in moving cooperative innovation, to form a
network of innovation. An important regional innovation
network infrastructure is information and communication
technology (ICT). Utilization of ICT in establishing
linkages and knowledge flows between key actors of
regional innovation development will determine the speed
of update of policies and development strategies at various
levels. One of the network infrastructure innovations that
greatly assist the management of knowledge in region is e-
development in the district of Tegal, Central Java. E-
development measurement survey indicates promising
results to all the elements of e-development, especially the
assessment of e-leadership and institutional. This suggests
that the role of local leaders to develop the use of ICT is
significant. In addition, the development of infrastructure
to support the use of ICT in the public service function
constructed as a top priority [2].
Korea is one of the countries that introduce local political
system in 1995. This fact impacts on the awareness of the
importance of regional innovation systems. From then on,
local governments and the central government of Korea
strives to develop local economies that focus on
technological innovation and the use of ICT [4].
Malaysia's Multimedia Super Corridor (MSC) is an
innovative system designed to help the transition process
Malaysian nation into a society which is based on the
information. The focus is on knowledge-based economy.
Multimedia Super Corridor ensures that each stakeholder
may act according to its function. One of them is
responsible for the development of ICT infrastructure and
applications, ranging from project management, design the
hardware architecture, as well as to develop relevant
software [5].
Industrial clusters play an important role in regional
economic development, the global economy, and
competition between firms. Innovation in the world of ICT
is a major driving factor in determining the success of
future economic. Many large companies in China is still
relatively low in mastery of ICT. To overcome this
problem, the companies collaborated with several research
institutions and universities, which have high levels of
utilization of the more promising technologies. The goal is
to achieve mastery of technological innovation
competitive. Analysis shows that the company cooperates
with the agency is able to compete globally with
compelling mastery of ICT [6]. Opening schools and new
universities in the period 1985-2000 in Italy also influence
regional innovation [7].
Recent research states that Bangalore has become one of
the dominant cluster in the field of ICT, outside the OECD
member countries. In fact, Bangalore has become the
largest cluster, with the rapid growth in the sector of
software outside the United States, despite support from
local and central government are very small. The key lies
in the coordination between the institutions of quality
education with a small company to a national, as the
cornerstone of the birth of the regional innovation system
[8].
3. Literature Review
2.1 Knowledge Management
Knowledge management is a field of study that emerged as
an area of research in the field of industrial and academic,
including cognitive science, sociology, management,
knowledge engineering, artificial intelligence, to the
economic sector. Knowledge management is a significant
response from many organizations, to develop a
knowledge both within and external to the organization,
such as shareholders and customers.
Knowledge Management is part of an effort to build
innovation to improve competitiveness. The essence of
knowledge management, there are three, namely human
resources, technology, culture learning/sharing knowledge.
Research shows that many organizations are developing
information systems designed specifically to facilitate the
sharing and integration of knowledge. The key point in
knowledge management consists of two approaches. First,
the scope of knowledge management is more than just
technology to facilitate knowledge sharing and integration.
The researchers stated that in addition to technology,
people and culture in the workplace is a driving factor that
ultimately determines the success or failure of knowledge
management development. Second, the focal point solely
emphasis on technology, led to the initiation and
development of knowledge management is hampered [9].
Some knowledge management framework has been
developed, in academic, industrial, and professional
community. Knowledge management framework can be
grouped into three categories: prescriptive, descriptive,
and combined prescriptive-descriptive [10]. Prescriptive
frameworks provide direction to work with the type of
knowledge management procedures, without giving
specific details of how the procedure should be achieved.
For example, prescriptive framework provides input
regarding what the proper methodology for knowledge
management, without explaining what action should be
taken to develop the methodology. On the other hand,
there is a descriptive framework that classifies and
describes the framework of knowledge management. This
framework identifies important attributes of knowledge
management, which can be used to determine the failure or
success of the initial idea of knowledge management.
While the combined descriptive-prescriptive framework is
a framework that combines the two previous framework.
2.2 Web Service as Innovation Infrastructure
Governments realize that a web and network infrastructure
is an important tool in the development and promotion of
innovative sector, at the regional, national, and global
levels. The question for developing countries such as
Indonesia is, how to build an infrastructure that supports
the innovation process. One solution is to adopt and adapt
the infrastructure owned by the developed countries. Such
FinnONTO, a national project to develop a semantic
network of Finland [11], and Theseus, a method in the
world of the internet to search, acquire, and process
knowledge [12]. Theseus was developed by the German
government to improve the country's competitive ability
and the EU, as a leader in information and
communications technology.
In addition to focusing on the material, the internet is a
critical component that has a dominant role in the
infrastructure of the innovation process. A successful
example of this case is Singapore, which makes project
collaboration with Cisco Company to establish the
Singapore Science Park. Other examples are in Hong
Kong, with a mega project known as the Hong Kong
Science & Technology Park and Cyberport [13].
The Internet provides a needed resource, which focus on
various sectors through a portal. South-Korean Innopolis
Daedeok. South-Korean Innopolis Daedeok [14] is a state-
owned Korean portal as a global innovation cluster within
the scope of the information, nano and biotechnology,
space technology and energy, and robotics. Successful
implementation of a web-shaped infrastructure is
demonstrated by Technopark Stavanger, an indispensable
resource by foreign companies who want to invest in the
Netherland. Technopark Stavanger is to serve as a strategic
platform to dominate the European market [13].
Most of the technologies used in regional web
infrastructures above are using web 2.0, which contains
the database, services, information in the form of maps and
time lines, or other sources of information. Regional
innovation system that uses web 2.0 is also available in
Rhineland-Palatinate, Germany, under the name
Wirtschafts Forum Neuwied e.V., which consists of about
100 SMEs by the number of employees to 8,000 [15].
4. Proposed Solution
A study associated to the development of knowledge
management in RIS is [16]. The research report described
the use of knowledge management models to strengthen
the regional innovation system, as well as the
implementation of the model in a web-based software.
Unfortunately, in these studies there is only one way to
capture and share knowledge by using GIN portal, a kind
of web-based application. RIS stakeholders can only
access the information provided on the GIN portal using
the browser. Stakeholder cannot automate the processing
of information obtained on GIN portal or neither format
the information provided into another forms.
As a development of GIN portal, there is also other portal,
pi-umkm.com, which allows RIS stakeholders to add
content into the portal. However both of these portal do
not provide web service features that allow flexible data
access through the interface portals.
Some innovations portal software equipped with a web
service features have also been developed by the local
government such as the sidajateng.com. Unfortunately this
closed portal is managed by a team of developers. RIS
stakeholders are not allowed contribute directly to the
addition of content, so that the information presented is
also very limited.
Knowledge management software that is developed in this
study has several advantages compared to aforementioned
systems in terms of content adaptation (capture)
automatically from relevant websites. In addition the
software developed is also equipped with web services
XML or JSON interface that allows stakeholders to access
the repository of knowledge and exchange information
using their own software
Fig. 2 Relation of RIS stakeholders and proposed solution.
5. Design of Web Application
There are several features provided by RIS web
application. Any activities performed by user is depicted in
Fig. 3 in a use case diagram. Requirements of the web
application of SIDA divided into five groups, namely the
user interface, hardware, software interface, process
descriptions, database design, and architecture design.
5.1 User Interface
User of RIS web application (consists of SMEs,
academician, and general user) can access this web
application via internet browser.
5.2 User Requirement
The following diagram explain the roles of RIS
stakeholders in interacting with proposed web-based RIS
knowledge management.
Fig. 3 Use case diagram.
5.3 Architecture Design
Architecture design of RIS web application is configured
over Google App Engine (GAE).
client access /
user
Google web toolkit
Google Gadget
SMEs
Academic
Public user
Cloud
Computing
Services
Google App Engine (GAE)
Python & Django
Dynamic, Scalable Runtime
Support
Services
GAE Database GData
Googe Accounts
Social Graph API Others
INT
EG
RA
TIO
N
Fig. 4 Architecture design.
Fig. 5 Database design.
This Fig. 6 below is an example of the web based
application.
Fig. 6 Homepage of the web appilcation
5.4 Hardware Specification
User can easily access RIS web application without
requiring specific hardware.
5.5 Software Requirements
RIS web application is developed under Django
framework, and Google cloud SQL.
5.6 Database Design
Figure 5 describes database design for RIS web
application.
6. Discussion
There are many rapid developments with large demands of
web application nowadays. Therefore, the programmers
should have the ability of agile development, in order to
get customer’s feedback and rapidly make adjustment.
Web technology has been growing eversince. This become
very challenging for the programmers on proliferation of
frameworks and development of web applications. Web
frameworks bases on dynamic programming language
brought developers a new developing paradigm, such as
Django on Python. This agile web framework can simplify
the web application progress.
On the other hand, new challenges for the interconnection
of devices and the efficient management of available
resources also appears. JavaScript Object Notation (JSON)
is a human-readable data-interchange format to cope with
this occurances. The result is an efficient communication
structure with a consistent format for highly flexible and
adaptive systems.
7. Conclusion
Regional Innovation System (RIS) is supported by
corporate, educational, technological, and policy makers.
These stakeholders are connected through the media in the
form of a knowledge management portal innovation. This
portal is able to conduct knowledge management in
making the information capture needs to be done
automatically. Thus, increase the quantity of information
and knowledge, as well as the quality of the resulting
innovations.
References [1] L. Aldianto, E. S. Agustini and R. H. Bayuningrat,
"Innovation in Indonesia: The Types, the Necessary
Factors, and the National Innovation System," IEEE
Journal, 2011.
[2] N. Noviandi, P. Suharso, Suripto, N. H. Anis, E.
Setianingrum, Saparudin, J. S. Suroso and D. D. F.
Kasman, Manajemen Pengetahuan untuk Penguatan Sistem
Inovasi Daerah Konsep dan Aplikasi, Jakarta: BPPT Press,
2012.
[3] L. Guo-xin and G. Xiao-qin, "Information Integration
System of Enterprise Distribution Innovation Based on
Web Services," IEEE Journal, 2008.
[4] S. Chung, "Building a national innovation system through
regional innovation," Technovation 22, p. 485–491, 2002.
[5] A. V. Mohan, A. A. Omar and K. Ab. Aziz, "Malaysia’s
Multimedia Super Corridor Cluster: Communication
Linkages Among Stakeholders in a National System of
Innovation," IEEE Transactions On Professional
Communication, Vol. 45, No. 4,, pp. 265-275, 2002.
[6] M. Kazuyuki, "China's Innovation System Reform and
Growing Industry and Science Linkages," RIETI
Discussion Paper Series 05-E-011, 2005.
[7] R. Cowan and N. Zinovyeva, "University effects on
regional innovation," Research Policy 42, p. 788– 800,
2013.
[8] C. Chaminade and J. Vang, "Globalisation of knowledge
production and regional innovation policy: Supporting
specialized hubs in the Bangalore software industry.,"
Research Policy 37, p. 1684–1696, 2008.
[9] B. Rubenstein-Montano, J. Liebowitz, J. Buchwalter, D.
McCaw, B. Newman and K. Rebeck, "A systems thinking
framework for knowledge management," Decision support
systems, pp. 5-16, 2001.
[10] M. Alavi and D. E. Leidner, "Knowledge management
systems: issues, challenges, and benefits," Communications
of the AIS, 1999.
[11] E. Hyvonen, K. Viljanen, E. Makela, T. Kauppinen, T.
Ruotsalo, O. Valkeapaa, K. Seppala, O. Suominen, O. Aim,
R. Lindroos and et.al., "Elements of a National Semantic
Web Infrastructure — Case Study Finland on the Semantic
Web," in Proceedings of the First International Semantic
Computing Conference (IEEE ICSC 2007), 2007.
[12] The THESEUS Research Program New Technologies for
the Internet of Services, Berlin: Federal Ministry of
Economics and Technology, 2011.
[13] K. Liana, G. Evgeny and K. Ivan, "Creating a Web
Infrastructure of the Regional Innovation Ecosystem in the
Triple Helix Model in Russia," Procedia-Social and
Behavioral Sciences, pp. 72-79, 2012.
[14] D.-S. Oh, K.-B. Kim and S.-Y. Jeong, "Eco-industrial park
design: a Daedeok Technovalley case study," Habitat
International, pp. 269-284, 2005.
[15] N. Lindermann, S. Valcárcel, M. Schaarschmidt and H. von
Kortzfleisch, "SME 2.0: Roadmap towards Web 2.0-Based
Open Innovation in SME-Networks--A Case Study Based
Research Framework," in Information Systems--Creativity
and Innovation in Small and Medium-Sized Enterprises,
Springer, 2009, pp. 28-41.
[16] P. P. K. D. Teknologi, Manajemen Pengetahuan untuk
Penguatan Sistem Inovasi Daerah Konsep dan Aplikasi,
Jakarta: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, 2011.
Ika Novita Dewi received the BCS degre in computer science from Universitas Dian Nuswantoro in 2010, and Master of Computer Science (MCS) in Software Engineering and Intelligence from Universiti Teknikal Malaysia Melaka in 2012. She is curently a student in South China University of Technology pursuing her PhD in School of Computer Science and Engineering. Software engineering and knowledge management are her interests. Fahri Firdausillah graduated from Faculty of Computer Science of Universitas Dian Nuswantoro in 2009 for his BCS degree. In 2012 he obtained Master of Computer Science (MCS) degree from Universiti Teknikal Malaysia Melaka, majoring database technology. He is a web developer enthusiast and interested in programming- related fields.
Erwin Yudi Hidayat graduated from Faculty of Computer Science of Universitas Dian Nuswantoro for BCS degree, and Master of Computer Science (MCS) in Software Engineering and Intelligence from Universiti Teknikal Malaysia Melaka in 2012. His interests are in the field of artificial intelligence and image processing. Azhari SN graduated from Statistics Study Program, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Gadjah Mada University for his bachelor degree (1988), master degree from Informatics Departement, Industrial Technology Faculty, Bandung Institute of Technology (2000), and Doctor of Computer Science, Post Graduate School, Gadjah Mada University in 2010. His research area are in intelligent autonomous system, intelligent agent and multiagent system, knowledge management system, ontology and semantic web IT project management, intelligent enterprise system, and intelligent information system.
Development of Web Service Regional Innovation System
in Supporting Capture and Sharing Management
Ika Novita Dewi, Fahri Firdausillah,
Erwin Yudi Hidayat
Faculty of Computer Science
Dian Nuswantoro University
Semarang, Indonesia
Azhari SN, Khabib Mustofa
Department of Computer Science and Electronics
Gadjah Mada University
Yogyakarta, Indonesia
Abstract—The government has sought to enhance product
competitiveness in the regions with a Regional Innovation
System (SIDA) supported by four main pillars, namely
corporate, educational, technological, and policy makers.
These four pillars are connected through the media in the form
of a knowledge management portal innovation. Recent portal
is currently still represented in the form of HTML, while
retrieval process (capture) still rely on the contribution of user
information that will result in the difficulty of engineering
information, such as mapping and determination of product
marketing development solution.
Management of knowledge management in making the
information capture needs to be done automatically in order to
increase the quantity of information and knowledge, as well as
the quality of the resulting innovations. To achieve this, there
are several steps done. Establishment of a policy or regulation
SIDA is the first step to determine and set the standard in the
management of SIDA. Development of knowledge management
software that can be openly accessed by stakeholders can
support improved management of SIDA. The software that
will be developed include a SIDA web-based application using
PHP scripting. Web-based applications will be developed into a
service-based applications using XML and JSON in order to
enable communication among different platform software
accessing SIDA. Development of web-based applications and
services will be used as the basis for a repository of knowledge
to store data and information that will be processed into
knowledge.
Repository of knowledge will be utilized as a basis for
improved information capture, by mean of web crawling, text
mining, and web content mining. Web crawling is performed
by creating a website crawler agent to locate and collect
relevant website content. Text mining is applied to classify the
content of the website of the content of the website that has
been collected. The application of web content mining is
conducted to obtain knowledge management support in order
to achieve optimal management of SIDA and obtain a quality
innovation.
Keywords-RIS, SME, knowledge management, web service,
innovation
I. INTRODUCTION
Regional innovation systems (SIDA) is one of the major programs that aim to improve the competitiveness of innovation-based superior product [1]. In practice, there are four stakeholders as the main pillars for the success of SIDA. Those are the company as a place of production; educational institution where research and training take place; technological institutions as provider of tools and frameworks; and framework condition which is local and national levels of government to formulate a policy [2].
These four pillars in SIDA can collaborate optimally if connected to a media information and good communication, using an interactive portal and integrated knowledge [2]. For example, every employer shall inform the condition of the industry and its current problems. Educational institutions conduct research to solve the problems faced by companies, and institutions cooperating with the technology to produce the appropriate equipment for these problems.
Several knowledge management media have been made to connect the four stakeholder innovation systems in the form of innovation portals like sidajateng.com and pi-umkm.co.id. However, there are two flaws in the media, which only uses the HTML representation of information that can only be accessed by a web browser and information capture processes still rely on user contribution.
Representation of information in the form of HTML complicates stakeholders to manipulate the information in another form [3]. Engineering of information that may be applied to the management of knowledge innovation system is a mapping problem in the industry with solutions that have been applied to other industries. An example is the flagship product of batik Pekalongan is facing problems in marketing, meanwhile in Jepara this kind of marketing problems already found a solution and possible to be applied to problems in Pekalongan. Unfortunately the current state of innovation portal, to perform this engineering stakeholders must perform additional work that is not easy to change the format of existing data into the appropriate one [3].
Automated information capture processes may increase the quantity of information and available knowledge. And further improve the quality of innovation resulting from the knowledge management.
To provide solutions to the problems of the innovation system of knowledge management, this research utilizes the technology of web services which allows the representation of information in a common format that can be accessed by the machine/other software and possible to exchange information. In addition, this study will also develop an engine web miner capable to extract important information from relevant websites and store them into the repository to be used as additional knowledge.
II. RELATED RESEARCH
The spirit of an innovation system is stakeholder’s synergies in moving cooperative innovation, to form a network of innovation. An important regional innovation network infrastructure is information and communication technology (ICT). Utilization of ICT in establishing linkages and knowledge flows between key actors of regional innovation development will determine the speed of update of policies and development strategies at various levels. One of the network infrastructure innovations that greatly assist the management of knowledge in region is e-development in the district of Tegal, Central Java. E-development mesurement survey indicates promising results to all the elements of e-development, especially the assessment of e-leadership and institutional. This suggests that the role of local leaders to develop the use of ICT is significant. In addition, the development of infrastructure to support the use of ICT in the public service function constructed as a top priority [2].
Korea is one of the countries that introduce local political system in 1995. This fact impacts on the awareness of the importance of regional innovation systems. From then on, local governments and the central government of Korea strives to develop local economies that focus on technological innovation and the use of ICT [4].
Malaysia's Multimedia Super Corridor (MSC) is an innovative system designed to help the transition process Malaysian nation into a society which is based on the information. The focus is on knowledge-based economy. Multimedia Super Corridor ensures that each stakeholder may act according to its function. One of them is responsible for the development of ICT infrastructure and applications, ranging from project management, design the hardware architecture, as well as to develop relevant software [5].
Industrial clusters play an important role in regional economic development, the global economy, and competition between firms. Innovation in the world of ICT is a major driving factor in determining the success of future economic.
Many large companies in China is still relatively low in mastery of ICT. To overcome this problem, the companies collaborated with several research institutions and universities, which have high levels of utilization of the more promising technologies. The goal is to achieve mastery of technological innovation competitive. Analysis shows that the company cooperates with the agency is able to compete globally with compelling mastery of ICT [6]. Opening schools and new universities in the period 1985-2000 in Italy also influence regional innovation [7].
Recent research states that Bangalore has become one of the dominant cluster in the field of ICT, outside the OECD member countries. In fact, Bangalore has become the largest cluster, with the rapid growth in the sector of software outside the United States, despite support from local and central government are very small. The key lies in the coordination between the institutions of quality education with a small company to a national, as the cornerstone of the birth of the regional innovation system [8].
III. LITERATURE REVIEW
A. Knowledge Management
Knowledge management is a field of study that emerged as an area of research in the field of industrial and academic, including cognitive science, sociology, management, knowledge engineering, artificial intelligence, to the economic sector. Knowledge management is a significant response from many organizations, to develop a knowledge both within and external to the organization, such as shareholders and customers.
Knowledge Management is part of an effort to build innovation to improve competitiveness. The essence of knowledge management, there are three, namely human resources, technology, culture learning/sharing knowledge.
Research shows that many organizations are developing information systems designed specifically to facilitate the sharing and integration of knowledge. The key point in knowledge management consists of two approaches. First, the scope of knowledge management is more than just technology to facilitate knowledge sharing and integration. The researchers stated that in addition to technology, people and culture in the workplace is a driving factor that ultimately determines the success or failure of knowledge management development. Second, the focal point solely emphasis on technology, led to the initiation and development of knowledge management is hampered [9].
Some knowledge management framework has been developed, in academic, industrial, and professional community. Knowledge management framework can be grouped into three categories: prescriptive, descriptive, and combined precsriptive-descriptive [10]. Prescriptive frameworks provide direction to work with the type of knowledge management procedures, without giving specific details of how the procedure should be achieved. For example, prescriptive framework provides input regarding what the proper methodology for knowledge management, without explaining what action should be taken to develop the methodology. On the other hand, is a descriptive framework that classifies and describes the framework of knowledge management. This framework identifies important attributes of knowledge management, which can be used to determine the failure or success of the initial idea of knowledge management. While the combined descriptive-prescriptive framework is a framework that combines the two previous framework.
B. Web Seervice as Inovation Infrastructure
Governments realize that a web and network infrastructure is an important tool in the development and promotion of innovative sector, at the regional, national, and global levels. The question for developing countries such as Indonesia is, how to build an infrastructure that supports the innovation process. One solution is to adopt and adapt the infrastructure owned by the developed countries. Such FinnONTO, a national project to develop a semantic network of Finland [11], and Theseus, a method in the world of the internet to search, acquire, and process knowledge [12]. Theseus was developed by the German government to improve the country's competitive ability and the EU, as a leader in information and communications technology.
In addition to focusing on the material, the internet is a critical component that has a dominant role in the infrastructure of the innovation process. A successful example of this case is Singapore, which makes project collaboration with Cisco Company to establish the Singapore Science Park. Other examples are in Hong Kong, with a mega project known as the Hong Kong Science & Technology Park and Cyberport [13].
The Internet provides a needed resource, which focus on various sectors through a portal. South-Korean Innopolis Daedeok. South-Korean Innopolis Daedeok [14] is a state-owned Korean portal as a global innovation cluster within the scope of the information, nano and biotechnology, space technology and energy, and robotics. Successful implementation of a web-shaped infrastructure is demonstrated by Technopark Stavanger, an indispensable resource by foreign companies who want to invest in the Netherland. Technopark Stavanger is to serve as a strategic platform to dominate the European market [13].
Most of the technologies used in regional web infrastructures above are using web 2.0, which contains the database, services, information in the form of maps and time lines, or other sources of information. Regional innovation system that uses web 2.0 is also available in Rhineland-Palatinate, Germany, under the name Wirtschafts Forum Neuwied e.V., which consists of about 100 SMEs by the number of employees to 8,000 [15].
IV. NOVELTY AND CONTRIBUTION
A study associated with the development of knowledge management in SIDA is [16]. The research report described the use of knowledge management models to strengthen the regional innovation system, as well as the implementation of the model in a web-based software. Unfortunately, in these studies there is only one way to capture and share knowledge which is by portal GIN, a kind of web-based application. Stakeholders or SIDA supporting components can only access the information provided on the portal GIN using the browser. Stakeholder can not automate the processing of information obtained on portal GIN and neither format the information provided into another forms.
As a development of portal GIN, BPPT has also launched a pi-umkm.com that allows visitors to add content into the portal. However in the portal, web service features that allow
flexible data access through the interface portals that are independent of the programming language such as XML and JSON are not available yet.
Some innovations portal software equipped with a web service features have also been developed by the local government as the sidajateng.com. Unfortunately this closed portal is managed by a team of developers. Visitors are not allowed contribute directly to the addition of content, so that the information presented is also very limited.
Knowledge management software that is developed in this study has several advantages compared to aformentioned systems in terms of content adaptation (capture) automatically from relevant websites by using web mining. In addition the software developed is also equipped with web services XML or JSON interface that allows stakeholders to access the repository of knowledge and exchange information using their own software.
V. DESIGN OF WEB APPLICATION
There are several features provided by SIDA web application. Any activities performed by user is depicted in Fig. 1 in a use case diagram.
Requirements of the web application of SIDA divided into five groups, namely the user interface, hardware, software interface, process descriptions, database design, and architecture design.
A. User Interface
User of SIDA web application (consists of SMEs, academician, and general user) can access this web application via internet browser.
B. Hardware Specification
User can easily access SIDA web application without requiring spesific hardware
C. Software Requirements
SIDA web application is developed under Djanggo framework, and Google cloud SQL.
Figure 1. Use Case Diagram
D. Database Design
This picture below describes database design for SIDA web application.
Figure 2. Database design in SIDA web application.
Figure 3. Architecture design in SIDA web application
E. Architecture Design
Architecture design of web application of SIDA is configured over Google App Engine (GAE).
Figure 4. Home page of SIDA admin web application
VI. CONCLUSION
Regional Innovation System (SIDA) is supported by corporate, educational, technological, and policy makers. These pillars are connected through the media in the form of a knowledge management portal innovation. This portal as called SIDA is able to conduct knowledge management in making the information capture needs to be done automatically. Thus, increase the quantity of information and knowledge, as well as the quality of the resulting innovations.
REFERENCES
[1] L. Aldianto, E. S. Agustini and R. H. Bayuningrat, "Innovation in Indonesia: The Types, the Necessary Factors, and the National Innovation System," IEEE Journal, 2011.
[2] N. Noviandi, P. Suharso, Suripto, N. H. Anis, E. Setianingrum, Saparudin, J. S. Suroso and D. D. F. Kasman, Manajemen Pengetahuan untuk Penguatan Sistem Inovasi Daerah Konsep dan Aplikasi, Jakarta: BPPT Press, 2012.
[3] L. Guo-xin and G. Xiao-qin, "Information Integration System of Enterprise Distribution Innovation Based on Web Services," IEEE Journal, 2008.
[4] S. Chung, "Building a national innovation system through regional innovation," Technovation 22, p. 485–491, 2002.
[5] A. V. Mohan, A. A. Omar and K. Ab. Aziz, "Malaysia’s Multimedia Super Corridor Cluster: Communication Linkages Among Stakeholders in a National System of Innovation," IEEE TRANSACTIONS ON PROFESSIONAL COMMUNICATION, VOL. 45, NO. 4,, pp. 265-275, 2002.
[6] M. Kazuyuki, "China's Innovation System Reform and Growing Industry and Science Linkages," RIETI Discussion Paper Series 05-E-011, 2005.
[7] R. Cowan and N. Zinovyeva, "University effects on regional innovation," Research Policy 42, p. 788– 800, 2013.
[8] C. Chaminade and J. Vang, "Globalisation of knowledge production and regional innovation policy: Supporting specialized hubs in the Bangalore software industry.," Research Policy 37, p. 1684–1696, 2008.
[9] B. Rubenstein-Montano, J. Liebowitz, J. Buchwalter, D. McCaw, B. Newman and K. Rebeck, "A systems thinking framework for knowledge management," Decision support systems, pp. 5-16, 2001.
[10] M. Alavi and D. E. Leidner, "Knowledge management systems: issues, challenges, and benefits," Communications of the AIS, 1999.
[11] E. Hyvonen, K. Viljanen, E. Makela, T. Kauppinen, T. Ruotsalo, O. Valkeapaa, K. Seppala, O. Suominen, O. Aim, R. Lindroos and et.al., "Elements of a National Semantic Web Infrastructure — Case Study Finland on the Semantic Web," in Proceedings of the First International Semantic Computing Conference (IEEE ICSC 2007), 2007.
[12] The THESEUS Research Program New Technologies for the Internet of Services, Berlin: Federal Ministry of Economics and Technology, 2011.
[13] K. Liana, G. Evgeny and K. Ivan, "Creating a Web Infrastructure of the Regional Innovation Ecosystem in the Triple Helix Model in Russia," Procedia-Social and Behavioral Sciences, pp. 72-79, 2012.
[14] D.-S. Oh, K.-B. Kim and S.-Y. Jeong, "Eco-industrial park design: a Daedeok Technovalley case study," Habitat International, pp. 269-284, 2005.
[15] N. Lindermann, S. Valcárcel, M. Schaarschmidt and H. von Kortzfleisch, "SME 2.0: Roadmap towards Web 2.0-Based Open Innovation in SME-Networks--A Case Study Based Research Framework," in Information Systems--Creativity and Innovation in Small and Medium-Sized Enterprises, Springer, 2009, pp. 28-41.
[16] P. P. K. D. Teknologi, Manajemen Pengetahuan untuk Penguatan Sistem Inovasi Daerah Konsep dan Aplikasi, Jakarta: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, 2011.
Deskripsi
SISTEM INOVASI DAERAH BERBASIS WEB SERVICE DAN WEB MINING UNTUK
PENGEMBANGAN CAPTURE & SHARING MANAJEMEN PENGETAHUAN
Bidang Teknik Invensi
Penemuan ini berhubungan dengan penerapan web service dan web mining untuk
merepresentasikan proses capture dan sharing manajemen pengetahuan dalam Sistem Inovasi
Daerah.
Latar Belakang Invensi
Sistem inovasi daerah (SIDA) merupakan salah satu program utama pemerintah yang bertujuan
untuk meningkatkan daya saing produk unggulan daerah berbasis inovasi (Aldianto, Agustini, &
Bayuningrat, 2011). Dalam prakteknya terdapat empat stakeholder yang menjadi pilar utama untuk
menyukseskan SIDA, yaitu perusahaan sebagai tempat produksi, lembaga pendidikan sebagai
pelaksana riset dan pelatihan, lembaga teknologi sebagai penyedia alat bantu, dan framework
condition yaitu pemerintah tingkat daerah dan tingkat nasional yang merumuskan kebijakan
(Noviandi, et al., 2012).
Beberapa media manajemen pengetahuan telah dibuat untuk menghubungkan keempat
stakeholder sistem inovasi dalam bentuk portal inovasi seperti sidajateng.com dan pi-umkm.co.id.
Namun ada dua kekurangan pada media tersebut, yaitu hanya menggunakan representasi
informasi dengan HTML yang hanya dapat diakses oleh perambah web dan proses capture
informasi masih manual yaitu hanya mengandalkan kontribusi pengguna.
Representasi informasi dalam bentuk HTML saja akan mempersulit stakeholder untuk merekayasa
informasi dalam bentuk lain (Guo-xin & Xiao-qin, 2008). Contoh rekayasa informasi yang mungkin
diterapkan pada manajemen pengetahuan sistem inovasi adalah pemetaan permasalahan pada
satu industri dengan solusi yang telah diterapkan pada industri yang lain. Contohnya adalah produk
unggulan batik Pekalongan memiliki masalah dalam pemasaran, sedangkan di Jepara
permasalahan pemasaran tersebut sudah ditemukan solusinya dan mungkin untuk diterapkan
untuk permasalahan di Pekalongan. Sayangnya dengan kondisi portal inovasi saat ini, untuk
melakukan rekayasa tersebut stakeholder harus melakukan kerja tambahan yang tidak mudah
yaitu merubah format data yang ada ke format yang sesuai (Guo-xin & Xiao-qin, 2008).
Proses capture informasi secara otomatis dapat meningkatkan kuantitas informasi dan
pengetahuan yang tersedia dan selanjutnya dapat meningkatkan kualitas dari inovasi yang
dihasilkan dari manajemen pengetahuan tersebut.
Untuk memberikan solusi pada permasalahan manajemen pengetahuan sistem inovasi tersebut,
maka diperlukan memanfaatkan teknologi layanan web (web service) yang memungkinkan
representasi informasi ke dalam format umum yang dapat diakses oleh mesin / perangkat lunak
lain dan dapat saling bertukar informasi. Selain itu, dalam penelitian ini juga akan dikembangkan
engine web miner yang mampu mengekstrak informasi penting dari website yang relevan dan
menyimpannya ke dalam repositori untuk dapat dimanfaatkan sebagai tambahan pengetahuan.
Ringkasan Invensi
Pengembangan perangkat lunak berbasis web Sistem Inovasi Daerah perlu dikembangkan dengan
menerapkan konsep manajemen pengetahuan yang dapat diakses secara terbuka oleh
stakeholder sehingga mampu mendukung peningkatan pengelolaan manfaat Sistem Inovasi
Daerah. Pengelolaan manajemen pengetahuan dalam melakukan capture informasi perlu
dilakukan secara otomatis guna meningkatkan kuantitas informasi dan pengetahuan, serta kualitas
inovasi yang dihasilkan. Aplikasi Sistem Inovasi Daerah berbasis web akan dikembangkan menjadi
aplikasi berbasis layanan (web service) menggunakan XML dan JSON dengan tujuan agar antar
perangkat lunak yang mengakses web Sistem Inovasi Daerah dapat saling berkomunikasi.
Pengembangan aplikasi berbasis web dan layanan akan digunakan sebagai dasar pembuatan
repositori pengetahuan (knowledge repository) untuk menyimpan data-data maupun informasi yang
akan diolah menjadi pengetahuan. Repositori pengetahuan akan dimanfaatkan sebagai basis
dalam peningkatan capture informasi dengan menerapkan konsep web mining.
Uraian Singkat Gambar
1. Gambar 1 adalah desain Sistem Inovasi Daerah berbasis web service dan web mining,
yang meluputi:
a. Repositori pengetahuan untuk menyimpan data-data maupun informasi yang akan
diolah menjadi pengetahuan. Data yang disimpan dalam repositori dapat berupa artikel,
gambar, statistik, fakta, hasil publikasi, dan lain-lain. Data tersebut disimpan dalam
basis data relasional seperti MySQL atau PostgreSQL untuk memudahkan manajemen.
b. Aplikasi web yang memungkinkan pengguna untuk mengakses (menginput dan
menampilkan) data dan informasi secara langsung melalui perambah web. Aplikasi web
ini akan dikembangkan menggunakan bahasa pemrograman scripting PHP dan data
yang akan disajikan adalah data yang tersimpan pada repositori pengetahuan.
c. StakeHolder Sistem Inovasi Daerah merupakan pengguna yang akan berperan aktif
berkontribusi memperbaharui konten, baik melalui applikasi berbasis web maupun
melalui layanan web.
d. Komponen layanan web memungkinkan perangkat lunak yang dibangun berkomunikasi
dengan perangkat lunak lain dengan menggunakan antar muka XML atau JSON yang
bersifat independen terhadap bahasa pemrograman.
e. Web Miner berfungsi untuk meng-capture data dari website yang relevan secara
otomatis kemudian mengkategorikan hasil capture ke dalam beberapa kelompok dan
menyimpannya pada repository pengetahuan agar dapat digunakan kembali.
2. Gambar 2 adalah gambaran umum desain website Sistem Inovasi Daerah. Dalam desain ini
juga digambarkan menu dan layanan-layanan yang tersedia dalam website Sistem Inovasi
Daerah.
3. Gambar 3 adalah use case diagram yang menggambarkan aktivitas dan interaksi user
(pengguna) dengan website Sistem Inovasi Daerah.
Uraian Lengkap Invensi
Klaim
Abstrak
SISTEM INOVIAS DAERAH BERBASIS WEB SERVICE DAN WEB MINING UNTUK
PENGEMBANGAN CAPTURE & SHARING MANAJEMEN PENGETAHUAN
Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan daya saing produk unggulan daerah dengan
Sistem Inovasi Daerah (SIDA) yang didukung oleh empat pilar utama, yaitu perusahaan, lembaga
pendidikan, lembaga teknologi, dan pembuat kebijakan. Keempat pilar ini terhubung melalui media
manajemen pengetahuan yang berbentuk suatu portal inovasi. Portal inovasi yang saat ini
berkembang masih direpresentasikan dalam bentuk HTML dan proses pengambilan (capture)
informasi masih mengandalkan konstribusi pengguna yang akan berakibat pada sulitnya
melakukan rekayasa informasi, misalnya pemetaan masalah pengembangan pemasaran produk
dan penentuan solusinya.
Pengembangan perangkat lunak berbasis web Sistem Inovasi Daerah perlu dikembangkan dengan
menerapkan konsep manajemen pengetahuan yang dapat diakses secara terbuka oleh
stakeholder sehingga mampu mendukung peningkatan pengelolaan manfaat Sistem Inovasi
Daerah. Pengelolaan manajemen pengetahuan dalam melakukan capture informasi perlu
dilakukan secara otomatis guna meningkatkan kuantitas informasi dan pengetahuan, serta kualitas
inovasi yang dihasilkan. Aplikasi Sistem Inovasi Daerah berbasis web akan dikembangkan menjadi
aplikasi berbasis layanan (web service) menggunakan XML dan JSON dengan tujuan agar antar
perangkat lunak yang mengakses web Sistem Inovasi Daerah dapat saling berkomunikasi.
Pengembangan aplikasi berbasis web dan layanan akan digunakan sebagai dasar pembuatan
repositori pengetahuan (knowledge repository) untuk menyimpan data-data maupun informasi yang
akan diolah menjadi pengetahuan. Repositori pengetahuan akan dimanfaatkan sebagai basis
dalam peningkatan capture informasi dengan menerapkan konsep web mining.
Gambar
Gambar 1 Sistem Inovasi Daerah berbasis web service dan web mining
Gambar 2 Gambaran umum desain website Sistem Inoviasi Daerah
Gambar 3 Use case diagram Sistem Inovasi Daerah