laporan survei dan identifikasi

5
LAPORAN SURVEI DAN IDENTIFIKASI LARVA NON AEDES “PENGENDALIAN VEKTOR A” Dosen Pengampu: Indah Werdiningsih, SKM, MSc Disusun oleh: Veronica Dwi Ratnasari P07133213076 PRODI DIV KESEHATAN LINGKUNGAN

Upload: veronicha-dwi-ratnasari

Post on 21-Nov-2015

31 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

pengendalian vektor A

TRANSCRIPT

LAPORAN SURVEI DAN IDENTIFIKASI LARVA NON AEDES

PENGENDALIAN VEKTOR ADosen Pengampu: Indah Werdiningsih, SKM, MSc

Disusun oleh:Veronica Dwi RatnasariP07133213076

PRODI DIV KESEHATAN LINGKUNGAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN YOGYAKARTA2014/2015LAPORAN SURVEI DAN IDENTIFIKASILARVA NON AEDES

Waktu: Rabu, 18 Februari 2015Lokasi: Saluran pembuangan air rumah tangga rumah bapak Suparman di Dusun Candi, Desa Tegalrejo, Kabupaten GunungkidulMata kuliah: Pengendalian Vektor ATujuan:1. Mampu melakukan identifikasi jenis tempat perindukan nyamuk non Aedes.2. Mampu melakukan identifikasi jenis spesies larva non Aedes. 3. Mampu menghitung kepadatan larva non AedesDasar teori:Siklus hidup nyamuk sejak telur hingga menjadi nyamuk dewasa, sama dengan serangga-serangga yang lain mengalami tingkatan (stadia) yang berbeda- beda. Dalam siklus hidupnya, nyamuk merupakan insect yang berkembang biak melalui metamorphosis sempurna, yaitu memalui stadium telur, larva, pupa, dan dewasa. Stadium dewasa sebagai nyamuk yang hidup di alam bebas, sedang ketiga stadia yang hidup dan berkembang di dalam air.Pada perkembangan stadium larva memerlukan empat tingkatan yang masing- masing tingklatan dinamakan instar. Stadium larva ini memerlukan waktu 6-8 hari untuk menjadi dewasa. Namun pertumbuhan dan perkembangannya dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya adalah temperatur, cukup tidaknya bahan makanan, ada tidaknya predator dalam air, dan lain sebagainya Untuk identifikasi larva biasanya diambil larva instar keempat, karena pada instar keempat ini semua bagian terlihat jelas. Adapun yang digunakan untuk identifikasi adalah bentuk siphon dan berkas rambutnya. Alat & bahan:1. Cidukan2. Ember3. Pipet4. Saringan5. Mikroskop6. Obyekglass7. Lampu spritus 8. Botol plastic9. Tabung reaksi10. Alat tulis

Cara pelaksaan:Survei larva non Aedes :1. Siapkan alat dan bahan untuk melakukan survey2. Mendatangi tempat yang diperkirakan terdapat larva nyamuk3. Mengambil air dengan menggunakan cidukan sebanyak 10 kali setiap 1 m24. Menyaring air hasil cidukan untuk memisahkan larva dengan air, atau bisa juga larva dipisahkan menggunakan pipet5. Hitung larva yang tertangkap dan catat, untuk menghitung kepadatan larvanya6. Ambil beberapa larva dimasukan kedalam botol plastik untuk diidentifikasi di laboratorium kampus.Identifikasi larva non Aedes :1. Mengambil beberapa larva dari botol plastik dimasukkan ke dalam tabung reaksi2. Panaskan diatas lampu spritus hingga larva mati3. Mengambil larva yang sudah mati dengan menggunakan pipet4. Letakkan larva pada obyekglass5. mengidentifikasi larva dengan mikroskop perbesaran 4x

Hasil & Pembahasan :Dari hasil survey yang dilakukan di saluran pembuangan air rumah tangga milik bapak Suparman ditemukan larva nyamuk sebanyak 20 ekor dalam 10 cidukan. Dari hasil yang didapat maka bisa dihitung kepadatan larvanya, sebagai berikut:Kepadatan larva = = = 2 larva/cidukan Ini artinya setiap cidukan yang diambil dari saluran pembuangan air rumah tangga milik bapak Suparman terdapat 2 larva nyamuk. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh kondisi hujan pada saat dilakukannya survey. Larva nyamuk Culex sp Tempat perindukan Culex spMenurut hasil identifikasi yang dilakukan di laboratorium mikrobiologi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, larva yang ditemukan pada saat survey memiliki siphon panjang dan runcing dan terdapat tiga berkas rambut. Dari ciri-ciri tersebut, dapat disimpulkan bahwa larva yang ditemukan merupakan larva nyamuk Culex sp. Larva ini ditemukan pada saluran pembuangan limbah cair rumah tangga milik bapak Suparman. Letak saluran pembuangan tersebut tepat disebelah kiri rumahnya serta berdekatan dengan tempat pembuangan sampah, yang kadang tanpa unsur kesengajaan, sampah masuk ke saluran pembuangan ini dan menyebabkan airnya menjadi keruh, kotor dan berbau. Sedangkan nyamuk Culex sp suka meletakkan telurnya pada genangan air yang kotor seperti saluran pembuangan limbah cair milik bapak Suparman. Maka tidak heran jika rumah bapak Suparman dipenuhi oleh nyamuk meskipun bak penampungan airnya rajin dikuras.

Kesimpulan:Kepadatan yang diperoleh di saluran pembuangan air rumah tangga bapak Suparman adalah 2 larva/cidukan. Dan larva yang diperoleh merupakan larva nyamuk Culex sp. Nyamuk jenis ini suka meletakkan telurnya pada genangan air yang kotor, keruh dan berbau.