laporan skdr minggu 26 tahun 2019 -...
TRANSCRIPT
LAPORAN SKDR MINGGU 26 TAHUN 2019
WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANGLI
Laporan mingguan penyakit potensial wabah (W2) di Kabupaten Bangli menggunakan
SMS yang dikirim langsung oleh petugas puskesmas ke aplikasi website yang sudah disediakan
oleh Kementerian Kesehatan RI dan merupakan Sistem Kewaspadaan Dini berbasis Puskesmas.
Pengiriman laporan dilaksanakan dengan format SMS yang sudah di tetapkan dikirim oleh petugas
Puskesmas pada hari senin setiap minggunya. Jika petugas surveilans Puskesmas tidak
mengirimkan sms pada tanggal yang sudah ditentukan maka dianggap laporan terlambat.
Tujuan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons adalah menyelenggarakan deteksi dini
KLB penyakit menular, stimulasi dalam melakukan pengendalian KLB penyakit menular,
meminimalkan kesakitan/kematian yang berhubungan dengan KLB, memonitor kecenderungan
penyakit menular, dan menilai dampak program pengendalian penyakit yang spesifik. Berikut
laporan kelengkapan, laporan ketepatan, gambaran distribusi kasus, trend penyakit yang terjadi
diminggu ke 1 sampai dengan minggu ke 26 tahun 2019 :
0
5
10
15
20
25
30
1
Laporan Kelengkapan
s/d Minggu 26 Tahun 2019
PKM. BANGLI PKM. BANGLI UTARA PKM. KINTAMANI I PKM. KINTAMANI II
PKM. KINTAMANI III PKM. KINTAMANI IV PKM. KINTAMANI V PKM. KINTAMANI VI
PKM. SUSUT I PKM. SUSUT II PKM. TEMBUKU I PKM. TEMBUKU II
Kasus yang terjadi di Kabupaten Bangli s/d Minggu 26 Tahun 2019
0
5
10
15
20
25
30
1
Laporan Ketepatan
s/d Minggu 26 Tahun 2019
PKM. BANGLI PKM. BANGLI UTARA PKM. KINTAMANI I PKM. KINTAMANI II
PKM. KINTAMANI III PKM. KINTAMANI IV PKM. KINTAMANI V PKM. KINTAMANI VI
PKM. SUSUT I PKM. SUSUT II PKM. TEMBUKU I PKM. TEMBUKU II
Adapun hasil analisa alert pada Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) Dinas
Kesehatan Kabupaten Bangli sampai pada minggu 26 Tahun 2019 adalah sebagai berikut :
Pada grafik alert di atas, ketika ditemukan alert / peringatan dini di wilayah kerja
Puskesmas sudah di respon dengan baik dan respon time semuanya dibawah 24 jam. Pada minggu
ke 10 dan 11 alert tidak bisa direspon karena gangguan terletak pada sistem, dimana terjadi
perpindahan server dari Surveilans Kemenkes ke Pusdatin Kemenkes. Kasus yang ditemukan
adalah kasus GHPR di mana kasus sudah dilakukan verifikasi dan direspon oleh petugas
puskesmas, kemudian akan dilakukan tindak lanjut yaitu penyelidikan epidemiologi pada kasus
untuk mencari kasus baru dan sumber kasus, serta melakukan surveilans ketat.
Distribusi Kasus Menurut Penyakit di Kabupaten Bangli Minggu 26 Tahun 2019 :
Berdasarkan analisa laporan SKDR yang dientry didapatkan bahwa kasus terbanyak atau
tertinggi pada minggu 26 Tahun 2019 adalah GHPR dengan 43 kasus, kemudian disusul Diare 26
kasus, Suspek Dengue 4 kasus, Pnemonia 2 kasus dan Suspek HMFD sebanak 1 kasus, Kelima
kasus penyakit tersebut tersebar diseluruh tempat di Wilayah Kabupaten Bangli. Setelah dilakukan
penyelidikan epidemiologi tidak ditemukan hubungan epidemiologi antara tiap kasus.
Distribusi Kasus Menurut Penyakit di Kabupaten Bangli Minggu 26 Tahun 2019 :
Berdasarkan analisa laporan SKDR yang dientry didapatkan bahwa kasus terbanyak atau
tertinggi sampai dengan minggu 26 Tahun 2019 adalah GHPR dengan 971 kasus, kemudian Diare
dengan 849 kasus, Suspek Dengue dengan 57 kasus, Pneumonia dengan 41 kasus, Suspek HFMD
dengan 32 kasus, Suspek Demam Tifoid denga 26 kasus, Diare Berdarah/Disentri dengan 11 kasus,
Suspek Campak dengan 2 kasus, Suspek Chikungunya dengan 1 kasus dan AFP dengan 1 kasus.
Sedangkan trend kasus kasus yang terjadi dapat digambarkan kedalam trend kasus potensial KLB
sebagai berikut.
Trend Kasus Potensial KLB s/d Minggu 26 Tahun 2019 :
Dari 10 tabel diatas, ada beberapa yang perlu di mendapatkan perhatian, antara lain :
1. Tingginya kasus GHPR pada setiap minggunya, hal ini perlu ditindaklanjuti dengan koordinasi
dengan lintas sektor agar penanganan anjing liar bisa lebih diintensifkan.
2. Sempat terjadi kenaikan kasus diare pada minggu ke 8 dan pada minggu ke 23, namun setelah
dilakukan penyelidikan epidemiologi tidak terdapat hubungan epidemiologi antar pasien dan
kasus menyebar di masing-masing puskesmas.
3. Sempat terjadi kenaikan kasus Suspek HMFD pada minggu ke 18 dan pada minggu ke 22,
namun setelah dilakukan penyelidikan epidemiologi tidak terdapat hubungan epidemiologi
antar pasien dan kasus menyebar di masing-masing puskesmas.
Demikian buletin SKDR minggu 1-26 Tahun 2019 Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli,
semoga bisa menjadi bahan evaluasi dalam proses ketepatan dan kelengkapan laporan mingguan
demi menyelenggarakan deteksi dini KLB penyakit menular, stimulasi dalam melakukan
pengendalian KLB penyakit menular, meminimalkan kesakitan/kematian yang berhubungan
dengan KLB, memonitor kecenderungan penyakit menular, dan menilai dampak program
pengendalian penyakit yang spesifik.
Tim Surveilans
Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli