laporan rlab kr02

20
LAPORAN R-LAB Calori Work Nama : Eric Adelwin NPM : 1206263326 Fakultas : Teknik Departemen : Teknik Kimia Jurusan : Teknik Kimia Kode Praktikum : KR02 Tanggal Praktikum : 30 April 2013 Unit Pelaksana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Dasar (UPP-IPD) Universitas Indonesia Depok

Upload: huntergone

Post on 06-Sep-2015

239 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Laporan RLab KR02

TRANSCRIPT

  • LAPORAN R-LAB

    Calori Work

    Nama : Eric Adelwin

    NPM : 1206263326

    Fakultas : Teknik

    Departemen : Teknik Kimia

    Jurusan : Teknik Kimia

    Kode Praktikum : KR02

    Tanggal Praktikum : 30 April 2013

    Unit Pelaksana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Dasar (UPP-IPD)

    Universitas Indonesia

    Depok

  • I. Tujuan Percobaan :

    Menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat konduktor.

    II. Alat-Alat yang digunakan :

    1. Sumber tegangan yang dapat divariasikan

    2. Kawat konduktor ( bermassa 2 gr )

    3. Termometer

    4. Voltmeter dan Ampmeter

    5. Adjustable power supply

    6. Camcorder

    7. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

    III. Teori dasar

    Hubungan kekekalan energi menyatakan energi tidak dapat dimusnahkan atau

    diciptakan. Energi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Pada percobaan kali

    ini akan dilakukan pengkonversian energi dari energi listrik menjadi energi panas.

    Energi listrik dihasilkan oleh suatu catu daya pada suatu konduktor yang mempunyai

    resistansi dinyatakan dengan persamaan :

    W =V. i .t ( 1 )

    Dimana

    W = energi listrik (joule)

    v = Tegangan listrik (volt)

    i = Arus listrik (Ampere)

    t = waktu / lama aliran listrik (sekon)

    Energi kalor yang dihasilkan oleh kawat konduktor dinyatakan dalam untuk kenaikan

    temperatur.

    Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu zat dinyatakan dengan persamaan :

    Q = m c (Ta - T) ......................................... (2)

    Dimana

    Q = Jumlah kalor yang diperlukan (kalori)

    m = massa zat (gram)

    c = kalor jenis zat ( kal/gr0C)

  • Ta = suhu akhir zat (K)

    T= suhu mula-mula (K)

    Asas Black

    Teori asas Black mengatakan jika dua benda yang suhunya berbeda kemudian

    disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi

    menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi

    keseimbangan suhu dimana suhu kedua benda sama. Teori ini dapat dituliskan, sebagai

    berikut:

    Q lepas = Q terima

    m1.C1.(t1 - ta) = m2.C2.(ta-t2)

    Penggunaan rumus (t1 - ta) pada benda bersuhu tinggi dan untuk benda yang bersuhu

    rendah menggunakan (ta - t2).

    Kalor ada dua jenis, yaitu, kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu dan kalor yang

    digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten). Ada dua persamaan yang digunakan

    dalam kalor laten.

    Q = m.U dan Q = m.L (5)

    Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg).

    Hal yang perlu diperhatikan pada dua persamaan di atas adalah konsep yang berbeda

    antara kapasitas kalor (H) dan kalor jenis (c). Kapasitas kalor merupakan banyaknya

    kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1 derajat celcius. Sedangkan

    kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat

    sebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis

    disebut kalorimeter.

    H = Q/(t2-t1) (6)

    c = Q/m.(t2-t1) (7)

    Kedua persamaan di atas dihubungkan sehingga menjadi

    H = m.c

  • Sebuah kawat dililitkan pada sebuah sensor temperatur. Kawat tersebut akan dialiri arus

    listrik sehingga mendisipasikan energi kalor. Perubahan temperatur yang terjadi akan

    diamati oleh sensor kemudian dicatat oleh sistem instrumentasi. Tegangan yang diberikan

    ke kawat dapat dirubah sehingga perbuahan temperatur dapat bervariasi sesuai dengan

    tegangan yang diberikan.

    I.V Cara Kerja

    Percobaan kali ini adalah percobaan R-Lab. Oleh karena itu, percobaan dilakukan secara

    online dengan bantuan perangkat percobaan elektronik yang terdapat di laboratorium

    percobaan KR01 Departemen Fisika Fakultas MIPA Universitas Indonesia. Prosedur

    percobaan untuk percobaan disipasi kalor hotwire adalah sebagai berikut

    1. mengaktifkan Web cam (klik icon video pada halaman web r-Lab)

    2. memberikan tegangan sebesar V0 ke kawat konduktor !

    3. menghidupkan Power Supply dengan mengklik radio button disebelahnya.

    4. Mengambil data perubahan temperatur , tegangan dan arus listrik pada kawat konduktor

    tiap 1 detik selama 10 detik dengan cara mengklik icon ukur!

    5. Memperhatikan temperatur kawat yang terlihat di web cam, menunggu hingga mendekati

    temperatur awal saat diberikan V0 .

    6. Mengulangi langkah 2 hingga 5 untuk tegangan V1, V2 dan V3

    V. Tugas dan Evaluasi

    V.I. Pengolahan Data

    Berdasarkan pengamatan pada percobaan kawat yang diberi arus listrik pada V1

    V2 dan V3 terjadi perubahan suhu dari kawat konduktor yang artinya tiap pemberian arus

    listrik terjadi peningkatan suhu di kawat konduktor. Akan tetapi pada suatu kondisi kerja

    ,mungkin karena pengaruh lingkungan, kawat konduktor mengalami kenaikan

    temperature. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 1,2,3,4

    Suhu awal yang dimaksud sebelum percobaan dimulai adalah 20,7oC dan dibawah

    ini berikut tabel hasil percobaan

    Hasil Percobaan dapat kita lihat dalam tabel berikut:

    1. Tabel Percobaan dengan V0:

  • 2. Tabel Percobaan dengan V1:

    3. Tabel Percobaan dengan V2

    4. Tabel Percobaan dengan V3

    Waktu I V0 Temp

    3 23.84 0.00 20.7

    6 23.84 0.00 20.7

    9 23.84 0.00 20.8

    12 23.84 0.00 20.8

    15 23.84 0.00 20.8

    18 23.84 0.00 20.8

    21 23.84 0.00 20.8

    24 23.84 0.00 20.8

    27 23.84 0.00 20.8

    30 23.84 0.00 20.8

    Waktu I V1 Temp

    3 35.59 0.67 20.8

    6 35.59 0.67 20.9

    9 35.59 0.67 21.1

    12 35.48 0.67 21.3

    15 35.48 0.67 21.4

    18 35.59 0.67 21.6

    21 35.48 0.67 21.8

    24 35.48 0.67 21.9

    27 35.59 0.67 22.1

    30 35.59 0.67 22.2

    Waktu I V Temp

    3 52.02 1.62 22.2

    6 51.90 1.63 22.6

    9 52.02 1.63 23.4

    12 52.02 1.63 24.4

    15 52.02 1.63 25.4

    18 52.02 1.63 26.3

    21 52.02 1.63 27.1

    24 52.02 1.63 27.8

    27 52.02 1.63 28.5

    30 52.02 1.63 29.1

  • Dengan metode perhitungan least square didapatkan data sebagai berikut:

    Untuk mendapatkan nilai c (kalor jenis dari kawat), kita harus mengetahui nilai b, nilai b dapat

    didapat dari persamaan berikut :

    =

    2 2 ...(10)

    = 2 yi ( )

    2 2 ...(11)

    Dengan kesalahan perhitungan sebesar:

    =

    2 2 ...(12)

    = 1

    2 2

    2 22 + 2

    2 2 ..(13

    Untuk V0:

    No

    xi [waktu

    (s)]

    Yi [T (oC)] Xi

    2 Yi

    2 xi.yi

    1 3 0 9 0 0

    2 6 0 36 0 0

    3 9 0.1 81 0.01 0.9

    4 12 0.1 144 0.01 1.2

    5 15 0.1 225 0.01 1.5

    6 18 0.1 324 0.01 1.8

    Waktu I V Temp

    3 42.66 1.09 29.1

    6 42.66 1.09 28.7

    9 42.66 1.09 28.5

    12 42.66 1.09 28.3

    15 42.66 1.09 28.3

    18 42.55 1.09 28.1

    21 42.55 1.09 28.1

    24 42.66 1.09 28.0

    27 42.66 1.09 28.0

    30 42.66 1.09 28.0

  • 7 21 0.1 441 0.01 2.1

    8 24 0.1 576 0.01 2.4

    9 27 0.1 729 0.01 2.7

    10 30 0.1 900 0.01 3

    165 0.8 3465 0.08 15.6

    Dengan memasukkan nilai dari tabel di atas ke dalam persamaan (10), (11), (12),

    dan (13), akan didapat nilai berikut:

    b = 0,0032 ; a = 0.0267 dan b =0.0018. Maka:

    =

    = 0,0032 + 0.0267

    = 0,0032 + 0.0267

    Dari persamaan tersebut dapat digambarkan sebuah grafik yang menunjukkan

    hubungan antara t dan T, yaitu sebagai berikut:

    Gambar 1

    Grafik Hubungan Antara T dan t pada Tegangan 0 volt

    Perhitungan pada Tegangan 0,67 V

    Untuk mempermudah perhitungan, data-data pada saat tegangan 0,67 V disusun

    pada tabel berikut:

    Tabel 7

    Tabel Pengisian data sesuai rumus xi yi pada tegangan 0,67 V

    0

    0.02

    0.04

    0.06

    0.08

    0.1

    0.12

    10 20 30

    T (oC) T

    (oC

    )

    t (s)Y=0,0032t + 0,0267

  • No

    xi [waktu

    (s)]

    Yi [T (oC)] xi2 yi2 xi.yi

    1 3 0.1 9 0.01 0.3

    2 6 0.2 36 0.04 1.2

    3 9 0.4 81 0.16 3.6

    4 12 0.6 144 0.36 7.2

    5 15 0.7 225 0.49 10.5

    6 18 0.9 324 0.81 16.2

    7 21 1.1 441 1.21 23.1

    8 24 1.2 576 1.44 28.8

    9 27 1.4 729 1.96 37.8

    10 30 1.5 900 2.25 45

    165 8.1 3465 8.73 173.7

    Dengan memasukan nilai dari tabel di atas ke dalam persamaan (10), (11), (12),

    dan (13), akan didapat nilai berikut:

    b = 0,0539; a = -0,133; dan b = 0,0012. Maka:

    =

    = 0.0539 0,133

    = 0.0539 0,133

    Dari persamaan tersebut dapat digambarkan sebuah grafik yang mnunjukan

    hubungan antara t dan T, yaitu sebagai berikut:

    Gambar 2

    Grafik Hubungan Antara T dan t pada Tegangan 0,67 volt

  • Perhitungan pada Tegangan 1,63 V

    Untuk membantu proses perhitungan, data-data pada saat tegangan 1,63 V

    disusun pada tabel berikut:

    Tabel 8

    Tabel Pengisian data sesuai rumus xi yi pada tegangan 1,63 V

    no

    xi [waktu

    (s)]

    Yi [T (oC)] xi2 yi2 xi.yi

    1 3 1.5 9 2.25 4.5

    2 6 1.9 36 3.61 11.4

    3 9 2.7 81 7.29 24.3

    4 12 3.7 144 13.69 44.4

    5 15 4.7 225 22.09 70.5

    6 18 5.6 324 31.36 100.8

    7 21 6.4 441 40.96 134.4

    8 24 7.1 576 50.41 170.4

    9 27 7.8 729 60.84 210.6

    10 30 8.4 900 70.56 252

    165 49.8 3465 303.06 1023.3

    y = 0.539x - 0.133R = 0.997

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    1.2

    1.4

    1.6

    10 20 30

    *T

    t(s)

    *T

    (oC

    )+

  • Kemudian masukan nilai dari tabel di atas ke dalam persamaan (10), (11), (12),

    dan (13), dan didapatkanlah nilai sebagai berikut:

    b = 0,271; a = 0,5; dan b = 0,00732. Maka:

    =

    = 0.271 + 0,5

    = 0.271 + 0,5

    Dari persamaan tersebut dapat kita gambar sebuah grafik yang menunjukan

    hubungan antara t dan T, seperti gambar 3 dibawah ini

    Gambar 3

    Grafik Hubungan Antara T dan t pada Tegangan 1,63 volt

    Perhitungan pada Tegangan 1,09 V

    Untuk mempermudah perhitungan, data-data pada saat tegangan listrik 1,09 V

    disusun pada tabel berikut:

    Tabel 9

    Tabel Pengisian data sesuai rumus xi yi pada tegangan 1,09 V

    no

    xi [waktu

    (s)]

    Yi [T (oC)] xi2 yi2 xi.yi

    1 3 8.4 9 70.56 25.2

    2 6 8 36 64 48

    y = 2.6x + 0.666R = 0.998

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10 20 30

    *T (oC)]

    Linear ([T (oC)])

  • 3 9 7.8 81 60.84 70.2

    4 12 7.6 144 57.76 91.2

    5 15 7.6 225 57.76 114

    6 18 7.4 324 54.76 133.2

    7 21 7.4 441 54.76 155.4

    8 24 7.3 576 53.29 175.2

    9 27 7.3 729 53.29 197.1

    10 30 7.3 900 53.29 219

    165 76.1 3465 580.31 1228.5

    Dengan memasukan nilai dari tabel di atas ke dalam persamaan (10), (11), (12),

    dan (13), akan didapat nilai berikut:

    b = -0.036 ; a = 8,213 ; dan b = 0.005716. Maka:

    =

    = 0,036 + 8,213

    = 0,036 + 8,213

    Dari persamaan tersebut dapat digambarkan sebuah grafik yang mnunjukan

    hubungan antara t dan T, yaitu sebagai berikut

    Gambar 4

  • Grafik Hubungan Antara T dan t pada Tegangan 1,09 volt

    Nilai Kapasitas Kalor (H) dari Kawat Konduktor Yang Digunakan.

    a. Pada saat V= 0.67 volt

    =

    . . = . .

    =.

    . .

    =

    maka:

    =.

    . =

    .

    Persamaan pada saat V= 0.67 volt adalah:

    Y = 0.539 0,133

    y = -0.2x + 7.866R = 0.923

    7

    7.1

    7.2

    7.3

    7.4

    7.5

    7.6

    7.7

    7.8

    10 20 30

    *T (oC)]

    Linear ([T (oC)])

  • dengan m = 2 g dan i = 35,93 mA (rata-rata dari i pada data yang didapat).

    Jadi, kita dapat mencari besarnya kapasitas kalor dengan:

    =.

    =0,67 . 35,48 103

    0,539=

    0,0237716

    0,539= 4,952

    Kalor Jenis (c) dapat dicari menggunakan:

    =

    =

    4.952

    2= 2.476

    b. Pada saat V = 1,63 volt

    Persamaan pada saat V= 1,63 volt adalah:

    = 0.271 + 0,5

    dengan m = 0,002 kg dan i = 43,142 mA (rata-rata dari i pada data yang didapat).

    Jadi, kita dapat mencari besarnya kapasitas kalor dengan:

    =.

    =1,63 . 52,02 103

    0.271=

    0,08479

    0,271= 0,3128

    Kalor Jenis (c) dapat dicari menggunakan:

    =

    =

    0,3128

    2= 0,1564

    c. Pada saat V = 1,09 volt

    Persamaan pada saat V= 1,09 volt adalah :

    = 0,036 + 8,213

    dengan m = 0,002 kg dan i = 52,7 mA (rata-rata dari i pada data yang didapat).

    Jadi, kita dapat mencari besarnya kapasitas kalor dengan:

    =.

  • =1,09 . 42,55 103

    0,036=

    0,04637

    0,036= 1,288

    Kalor Jenis (c) dapat dicari menggunakan:

    =

    =

    0,4197

    2= 0,644

    Menentukan Jenis Kawat Konduktor Berdasarkan Nilai H:

    1. V = 0.67 volt

    H = 4,952

    c = 2.476

    2. V = 1.63 volt

    H = 0,3128

    c = 0,1564

    3. V = 1.09 volt

    H = 1,288

    c = 0,644

    Jadi, kalor jenis (c) rata-ratanya adalah :

    1+2 + 33

    =2,467 + 0,1564 + 0,644

    3= 1,0891

    Dilihat dari nilai kapasitas kalor secara hitungan di atas, praktikan

    menyimpulkan bahwa kawat konduktor yang digunakan adalah jenis

    aluminium karena nilai kalor jenisnya mendekati alluminium (0,900J/KgC).

  • A. Analisis

    1. Analisis Percobaan

    Pada percobaan kali ini para praktikan diharuskan untuk menghitung nilai

    kapasitas kalor suatu kawat konduktor yang dipakai di dalam percobaan.

    Percobaan ini menggunakan metode hukum kekekalan energi yaitu Energi

    tidak dapat dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari suatu bentuk ke

    bentuk lain.

    Pada percobaan calori work ini, terjadi pengkonversian energi listrik yang

    dihasilkan dari sumber tegangan dan power supply menjadi energi kalor

    (panas) dalam kawat konduktor yang akan mengalami kenaikan temperatur

    pada kawat konduktor. Prinsip kerja percobaan ini adalah di mana sebuah

    kawat dililitkan pada sebuah sensor temperatur yang akan dialiri arus listrik

    sehingga mendisipasikan energi kalor. Perubahan temperatur yang terjadi akan

    diamati oleh sensor kemudian dicatat oleh sistem instrumentasi. Tegangan

    yang diberikan ke kawat dibuat bervariasi sehingga perubahan temperatur

    dapat bervariasi pula. Temperatur yang dihasilkan lalu dicatat setiap 3 detik

    selama 30 detik. Pada percobaan ini praktikan dapat mengulangi percobaan

    beberapa kali untuk mendapatkan variasi data.

    Sebelum memulai praktikum, praktikan diharuskan untuk mengaktifkan

    webcam pada lab, selanjutnya praktikan memberikan tegangan sebesar 0 volt.

    Hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal yang berupa suhu dan arus

    dari keadaan tersebut. Selanjutnya praktikan menghidupkan Power Supply

    dengan mengklik radio button disebelahnya, lalu mengambil data perubahan

    temperatur , tegangan, dan arus listrik pada kawat konduktor tiap 3 detik

    selama 30 detik dengan cara mengklik icon ukur.

    Setelah memberikan tegangan sebesar 0 volt, selanjutnya praktikan

    memberikan tegangan sebesar 0,67 volt; 1,09 volt; dan 1,63 volt. Namun sesaat

    sebelumnya, kita harus menyesuaikan temperatur agar temperaturnya kembali

    seperti pada saat tegangan 0 volt diberikan.

  • Tegangan (V) merupakan variabel bebas yang digunakan pada percobaan

    ini. Dengan memvariasikan variabel ini, akan didapatkan suhu dan arus yang

    berbeda-beda setiap tegangan pada waktu-waktu tertentu yang akan digunakan

    untuk mencari kapasitas kalor dari kawat konduktor.

    2. Analisis Hasil dan Kesalahan

    Dari perhitungan hasil yang di dapat adalah :

    a. V = 0.67 Volt

    H = 4,952

    c = 2.476

    2. V = 1.63 volt

    H = 0,3128

    c = 0,1564

    3. V = 1.09 volt

    H = 1,288

    c = 0,644

    Jadi, kalor jenis (c) rata-ratanya adalah :

    1+2 + 33

    =2,467 + 0,1564 + 0,644

    3= 1,0891

    Sedangkan, kapasitas kalor (H) rata-ratanya adalah:

    1+2 + 33

    =4,952 + 0,3128 + 1,288

    3= 2,1842

    Dari data di atas, kesalahan literatur pada perhitungan kalor jenis yang di dapat

    adalah :

  • 100%

    1,0891 0,900

    0.900 100% = 21,01 %

    Kesalahan ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:

    Pengkalibrasian alat yang kurang sempurna.

    Kesalahan praktikan dalam perhitungan

    Ketidaksesuaian temperatur awal pada kawat konduktor

    Tidak semua energi listrik diubah 100% menjadi energi kalor, karena terdapat

    energi listrik yang hilang saat memindahkan muatan.

    3. Analisis Grafik

    Pada percobaan ini, praktikan membuat empat grafik, semuanya

    menunjukkan hubungan antara temperatur terhadap waktu. Pada grafik

    pertama, tegangan yang diberikan sebesar nol, atau tidak diberikan tegangan..

    Suhu awal rangkaian pada detik kedua adalah sebesar 20,7oC dan suhu akhir

    rangkaian pada detik ke 30 adalah sebesar 20.8oC. Terlihat bahwa kenaikan

    suhu yang terjadi cukup kecil (kenaikan suhu terbesar dicatat sebesar 0.1oC).

    Karena terjadi kenaikan suhu terhadap waktu, maka garis yang terbentuk

    berdasarkan data table pada grafik memiliki kemiringan (gradien) positif.

    Persamaan garis yang terbentuk adalah persamaan y = 0,032x+0,0267.

    Pada percobaan kedua, diberikan tegangan sebesar V2 (0.67 volt) pada

    rangkaian. Saat tegangan diberikan pada sistem, suhu sistem meningkat. Suhu

    awal rangkaian pada detik ketiga adalah sebesar 20,8oC dan suhu akhir

    rangkaian pada detik ke 30 adalah sebesar 22,2oC. Karena ketika tegangan

    diberikan, temperatur rangkaian mengalami kenaikan terhadap waktu, maka

    garis yang terbentuk dari tabel data pada grafik memiliki kemiringan (gradien)

    positif. Persamaan garis yang terbentuk adalah persamaan y=0.0539 x+1.333.

  • Pada percobaan ketiga dan keempat, di mana pada rangkaian diberikan

    tegangan sebesar V2 (1.63 volt) temperatur sistem juga meningkat terhadap

    waktu. Dengan demikian, gradien dari garis yang terbentuk juga positif. Pada

    grafik 3, nilai minimum atau suhu awal pada detik ketiga adalah 22.2oC

    sedangkan nilai maksimum atau suhu saat detik ke 30 adalah 29.1 oC.

    Persamaan garis yang terbentuk pada grafik 3 sesuai dengan persamaan y =

    0.271 x+0,5 Pada grafik 4, terjadi penurunan suhu yang mungkin diakibatkan

    oleh beberapa faktor yang disebutkan pada analisis kesalahan. Pada grafik,

    nilai maksimum atau suhu awal pada detik ketiga adalah 29,1oC sedangkan

    nilai minimum atau suhu saat detik ke 30 adalah 28.0oC. dan persamaan garis

    yang terbentuk pada grafik 4 sesuai dengan persamaan y = -0,036 x+8,213.

    Dari empat data grafik yang dituliskan diatas, hal tersebut menunjukkan

    bahwa kenaikan temperature berbanding lurus dengan kenaikan tegangan yang

    dialirkan ke sistem dan dengan tegangan yang sama, suhu juga mengalami

    kenaikan seiring waktu percobaan dilaksanakan. (untuk grafik 1, 2, dan 3)

    I. Kesimpulan

    1. Kapasitas kalor suatu kawat bisa dicari dengan suatu kerja kalor yaitu

    pengkonversian energi listrik menjadi energy kalor yang menaikkan suhu kawat.

    2. Kawat konduktor yang dipakai adalah jenis aluminium.

    3. Energi listrik dapat diubah atau berubah menjadi energi kalor

    4. Semakin besar tegangan temperatur yang dihasilkan semakin besar

    5. Semakin besar perubahan waktu, semakin besar temperatur yang dihasikan.

    II. Referensi

    Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended Edition,

    John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.

    Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice Hall, NJ,

    2000.

  • III. Lampiran

    Data Percobaan

    Waktu I V Temp

    3 23.84 0.00 20.7

    6 23.84 0.00 20.7

    9 23.84 0.00 20.8

    12 23.84 0.00 20.8

    15 23.84 0.00 20.8

    18 23.84 0.00 20.8

    21 23.84 0.00 20.8

    24 23.84 0.00 20.8

    27 23.84 0.00 20.8

    30 23.84 0.00 20.8

    3 35.59 0.67 20.8

    6 35.59 0.67 20.9

    9 35.59 0.67 21.1

    12 35.48 0.67 21.3

    15 35.48 0.67 21.4

    18 35.59 0.67 21.6

    21 35.48 0.67 21.8

    24 35.48 0.67 21.9

    27 35.59 0.67 22.1

    30 35.59 0.67 22.2

    3 52.02 1.62 22.2

    6 51.90 1.63 22.6

    9 52.02 1.63 23.4

    12 52.02 1.63 24.4

    15 52.02 1.63 25.4

    18 52.02 1.63 26.3

    21 52.02 1.63 27.1

    24 52.02 1.63 27.8

    27 52.02 1.63 28.5

    30 52.02 1.63 29.1

    3 42.66 1.09 29.1

    6 42.66 1.09 28.7

    9 42.66 1.09 28.5

    12 42.66 1.09 28.3

    15 42.66 1.09 28.3

    18 42.55 1.09 28.1

    21 42.55 1.09 28.1

  • 24 42.66 1.09 28.0

    27 42.66 1.09 28.0

    30 42.66 1.09 28.0