laporan rantai makanan

18
RANTAI MAKANAN Oleh : Putri Restu Pujiyani B1J012170 Maghreza Noordia S B1J012171 Indriani Dewi T B1J012173 Kairina Dewi Handayani B1J012182 Ditta Anindya Hendra B1J012196 Narita Widyastuti B1J012198 Firda Isdianto B1J012201 Hasan B1J012204 Eko Adiguna B1J012208 Kelompok : 5 Rombongan : III Asisten : Sumana LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN HAYATI

Upload: hasan

Post on 10-Nov-2015

104 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

laporan mata kuliah pengendalian hayati

TRANSCRIPT

RANTAI MAKANAN

Oleh :Putri Restu PujiyaniB1J012170Maghreza Noordia SB1J012171Indriani Dewi TB1J012173Kairina Dewi HandayaniB1J012182Ditta Anindya HendraB1J012196Narita WidyastutiB1J012198Firda IsdiantoB1J012201Hasan B1J012204Eko AdigunaB1J012208

Kelompok : 5Rombongan : IIIAsisten : Sumana

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN HAYATI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO2015I. PENDAHULUANA. Latar belakangIndonesia adalah negara yang diberi anugerah dengan kekayaan biodiversitas hewan dan tumbuhan yang sangat besar. Kelimpahan dan kekayaan berbagai macam jenis tumbuhan pada suatu area akan menyediakan habitat bagi bermacam-macam jenis hewan sehingga memungkinkan terbentuknya jaring-jaring makanan yang komplek dalam suatu ekosistem. Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem dapat dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi (Heddy, 1994).Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya dan antara komponen- komponen tersebut terjadi pengambilan dan perpindahan energi, daur materi, dan produktivitas (Sativani, 2010). Ekosistem sawah bersifat cepat berubah karena sering terjadi perubahan akibat aktivitas pengolahan tanah dan panen yang tidak hanya menekan populasi hama tetapi juga berpengaruh pada kerapatan populasi musuh alami pada awal musim tanam berikutnya, sehingga pertumbuhan populasi predator tertinggal (Widiarta, et al., 2000). Rendahnya kepadatan populasi musuh alami karena mangsa (termasuk hama) juga rendah (Winasa, 2001).Dalam ekosistem terjadi hubungan antar organisme dan lingkungannya. Hubungan yang terjadi di antara organisme atau individu tersebut cukup kompleks dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Hubungan antara unsur hayati dan juga non-hayati tersebut kemudian bermuara pada suatu sistem ekologis yang kemudian kita sebut eksosistem. Dan di dalam pola interaksi hubungan tersebut ikut melibatkan terjadinya siklus biogeokimia, sejumlah aliran energi dan juga rantai makanan. Pengertian rantai makanan tak lain adalah serangkaian proses beralihnya energi dari sumbernya yakni tumbuhan melalui organisme yang memakan dan yang dimakan (Winasa, 2001).

B. TujuanTujuan dari praktikum kali ini adalah untuk membuat rantai makanan pada suatu ekosistem tertentu

II. TINJAUAN PUSTAKA Gagasan untuk menerapkan rantai makanan ekologi dan menganalisis konsekuensinya pertama kali diusulkan oleh Charles Elton (Lehman, 2000). Pada tahun 1927, ia mengenali bahwa panjang rantai makanan ini sebagian besar terbatas pada 4 atau 5 link dan rantai makanan tidak terisolasi, tapi terhubung bersama menjadi jaring makanan. Interaksi makan ini diwakili oleh jaring makanan yang memiliki efek mendalam pada kekayaan spesies komunitas, dan produktivitas ekosistem dan stabilitas (Pracaya, 1996).Tidak semua energi dalam sebuah rantai makanan dapat digunakan, dengan demikian sebagian energi tersebut akan mengalami perpindahan dari organisme yang satu ke organisme lainnya sebab pada proses transformasi organisme satu ke organisme lainnya, sebagian energi terlepas dan kemudian tidak bisa digunakan. Contohnya, tumbuhan berwarna hijau yang berperan sebagai produsen menduduki tingkatan trofik pertama dimana ia hanya menggunakan sekitar 1% saja dari semua energi cahaya matahari yang jatuh ke bumi lewat proses fotosintesis (Heddy, 1994).Menurut Ives (2007), rantai makanan terbagi menjadi 3 macam tipe yaitu sebagai berikut :1. Tipe PerumputRantai makanan tipe perumput melibatkan tumbuhan hijau sebagai produsen pada tingkatan trofik I diikuti oleh herbivora sebagai konsumen pada tingkatan trofik II dan karnivora sebagai konsumen pada tingkatan trofik III dan seterusnya. Contoh : Padi sebagai produsen ( trofik I ), tikus sebagai konsumen I ( trofik II ) dan ular sawah sebagai konsumen II ( trofik III ). Contoh : pada ekosistem sawah terdapat padi sebagai produsen ( trofik I ), tikus sebagai konsumen I ( trofik II ) dan ular sawah sebagai konsumen II ( trofik III ).2. Tipe Detritus.Pada rantai makanan tipe detritus melibatkan sisa-sisa bagian tubuh mahkluk hidup yang terlepas dari tubuh berupa fragmen atau hancuran dan disebut sebagai detritus pada tingkatan trofik I, diikuti oleh organisme yang memakan detritus yang disebut detritivor ( bakteri, jamur, rayap, cacing tanah ) pada tingkatan trofik II dan seterusnya. contoh : pada ekosistem kebun terdapat hancuran daun ( seresah ), cacing tanah, ayam, dan musang. 3. Rantai makanan tipe ParasitPada rantai makanan tipe parasit melibatkan mahkluk hidup yang hidupnya sebagai parasit (menumpang pada mahkluk hidup lain dengan "merebut" makanan dari mahkluk hidup yang ditumpanginya contoh : pada ekosistem kebun terdapat tanaman mangga, benalu, ulat, dan burung pemakan ulat.

III. MATERI DAN METODEA. MateriLokasi yang digunakan pada praktikum kali ini adalah areal persawahan sekitar kampus Karangwangkal, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.Alat-alat yang digunakan dalam acara praktikum rantai makanan yaitu alat tulis, kamera digital, dan tali rafia.Bahan yang digunakan dalam acara praktikum rantai makanan yaitu berbagai jenis hewan dan tumbuhan yang hidup di ekosistem persawahan.

B. Metode1. Dibuat petakan persegi menggunakan tali rafia dengan panjang masing-masing sisi 2 meter.2. Setiap jenis hewan maupun tumbuhan yang ditemukan didalam petakan diamati.3. Hewan dan tumbuhan yang ditemukan dicatat, kemudian didokumentasikan.4. Hewan maupun tumbuhan yang ada diidentifikasi dan dikelompokkan berdasarkan fungsinya dalam rantai makanan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. HasilTabel pengamatan organisme ekosistem sawahNo.Nama ilmiah Peran dalam rantaiRasio

makananPreypredator

1Oryza sativa (Padi)Produsen-serangga herbivora

2Cyperus sp. (Gulma)Produsen-serangga herbivora

3Tetranychus sp. (Tungau)konsumen tk Ipadi, gulmaserangga karnivora

4Gryllus mitratus (Jangkrik)konsumen tk Igulmakatak dan serangga karnivora

5Rodalia cardinalis(Kumbang)konsumen tk Ipadi, gulmaserangga karnivora

6Drosophilla sp.(Lalat)konsumen tk Ipadi, gulmaserangga karnivora

7Valanga sp. (Belalang)konsumen tk Ipadi, gulmakatak dan serangga karnivora

8Dolichoderus sp. (Semut)Konsumen tk IIkumbangserangga karnivora

9Paederus littorarius (Tomcat)Konsumen tk IIkumbang, lalatkatak dan serangga karnivora

10Araneus diadematus(Laba-laba)Konsumen tk IIkumbang, lalatkatak dan serangga karnivora

11Orthetrum sabina(Capung)Konsumen tk IIkumbang, lalat, belalangkatak

12Fejervarya cancrivora (Katak)Konsumen tk IIIkumbang, lalat, belalang,Ular

dan capung

Semut, tomcat, laba-laba, dan capungTungau, jangkrik, kumbang, dan belalangDiagram rantai makanan ekosistem sawah:

KatakPadi dan gulma

ProdusenKonsumen tk IKonsumen tk IIKonsumen tk III

B. PembahasanRantai makanan adalah perpindahan energi dari organisme pada suatu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya dalam peristiwa makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Rantai makanan secara konseptual terstruktur dalam tingkatan trofik. Sebuah tingkatan trofik mencakup semua organisme atau spesies dengan posisi yang sama dalam rantai makanan. Tingkatan trofik terendah adalah produsen yang tidak memakan organisme lain, tetapi dia bisa berfungsi sendiri sebagai makanan, misalnya tanaman. Puncak tertinggi dalam tingkatan trofik ditepati oleh predator yang hampir tidak mungkin dimakan oleh organisme lain. Panjang tingkatan trofik dalam rantai makanan ditentukan oleh kompleksitas suatu ekosistem, namum umumnya banyaknya tingkatan trofik tidak jauh berbeda tiap ekosistem (Kalshoven, 1981).Ada dua jenis rantai makanan yaitu: rantai makanan perumput, dimulai dengan autotrof, dan rantai makanan detritus, dimulai dengan bahan organik mati. Dalam rantai makanan perumput, energi dan nutrisi bergerak dari tanaman ke herbivora yang memakan mereka, dan karnivora atau omnivora memangsa pada herbivora. Dalam rantai makanan detritus, bahan organik tanaman dan hewan yang mati diurai oleh dekomposer, misalnya, bakteri dan jamur, dan bergerak ke detritivores dan kemudian karnivora (Tilman, 2006).Jaringan makanan merupakan konsep ekologis penting, pada dasarnya jaringan makanan adalah hubungan makan dalam suatu komunitas (Tilman, 2006). Hal ini juga menyiratkan transfer energi makanan dari sumbernya pada tumbuhan melalui herbivora karnivora (Odum, 1979). Biasanya, jaring makanan terdiri dari sejumlah rantai makanan yang menyatu bersama-sama. Setiap rantai makanan adalah diagram deskriptif termasuk serangkaian panah, masing-masing menunjuk dari satu spesies ke spesies lain, yang mewakili aliran energi makanan dari satu kelompok makan organisme lain. Stabilitas jaringan makanan diperkirakan bergantung pada interaksi trofik, termasuk tingkat spesialisasi makan konsumen, atau konektivitas jaringan makanan (Haddad et al., 2011).Tingkat trofik adalah tingkatan dalam rantai makanan dimana suatu organisme memperoleh energi. Tingkatan trofik paling bawah adalah produsen, tingkatan kedua adalah herbivora dan tingkatan selanjutnya adalah karnivora. Tingkatan paling bawah mempunyai populasi lebih besar dibandingkan tingkat diatasnya. Berdasarkan ukuran populasi sensitifitas tingkat trofik paling atas relatif lebih sensitif terhadap kepunahan. Pengelompokan semua spesies dalam kelompok-kelompok fungsional yang berbeda atau tingkat trofik dapat membantu menyederhanakan dan memahami hubungan antara spesies (Campbell, 2004).Peran Dari Masing-Masing Komponen Ekosistem Sawah menurut Sudarmaji (2004) adalah:A. PadiPadi merupakan sumber energi utama dalam ekosistem sawah, sehingga berperan sebagai produsen. Habitat dari padi adalah rawa (ladang berair). Relungnya adalah di tanah yang berair atau lumpur.B. BelalangBelalang menduduki posisi konsumen tingkat satu pada ekosistem sawah karena belalang memakan tanaman padi. Habitatnya adalah di sawah dan relungnya adalah di tanaman padi dan rumput. Selain sebagai konsumen tingkat satu belalang juga menjadi sumber energi bagi predatornya, misalnya katak. Oleh karena itu belalang juga membantu dalam menjaga keseimbangan antarorganisme yang ada di sawah sehingga tidak terjadi ledakan populasi.C. KatakKatak berperan sebagai konsumen sekunder atau konsumen tingkat kedua. Habitatnya adalah di tempat yang lembab. Relungnya adalah di atas tanah,rerumputan atau celah di pematangsawahatau tebing saluran air.D. GulmaSama seperti tanaman padi, gulma juga berperan sebagai produsen. Habitat dari gulma adalah ladang atau persawahan. Sedangkan relungnya adalah di tanah yang berair atau lumpur. Keberadaangulma dapat menurunkan produksi tanaman, karena mereka mengganggu proses pertumbuhan tanaman padi dengan kompetisi.E. CapungDalam dunia pertanian imago capung dikenal sebagai serangga predator yang aktif berburu mangsa dan bersifat polifaga. Capung merupakan serangga musuh alami pada beberapa hama tanaman pangan (padi, jagung, kacang-kacangan) dan perkebunan (teh, kopi, kakao). Pada area tersebut capung merupakan predator bagi beberapa hama.Hasil pengamatan yang dilakukan di areal persawahan sekitar kampus Karangwangkal adalah bahwa yang bertindak sebagai produsen adalah tanaman padi dan gulma yang tumbuh di sekitarnya, spesies yang berperan sebagai Konsumen tingkat I adalah belalang, kumbang hitam, tungau, jangkrik, dan lalat merah. Konsumen tingkat II yang ada pada ekosistem persawahan diantaranya adalah tomcat, capung, semut. konsumen tingkat III adalah katak. Menurut Haddad et al., (2011) keragaman tanaman meningkatkan keragaman konsumen dan struktur habitat, sehingga dapat meningkatkan jumlah interaksi potensial serta potensi mangsa melarikan diri dari predator, sehingga dapat menurunkan konektivitas jaringan makanan.IV. KESIMPULANBerdasarkan hasil praktikum dan pengamatan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :1. Organisme yang ada dalam ekosistem persawahan yaitu tanaman padi, gulma, belalang, kumbang hitam, tungau, jangkrik, lalat merah, tomcat, capung, semut, dan katak.2. Rantai makanan yang terbentuk dalam ekosistem persawahan yaitu, yang berperan sebagai produsen adalah tanaman padi dan gulma, konsumen tingkat I adalah belalang, kumbang hitam, tungau, jangkrik, dan lalat, konsumen tingkat II adalah tomcat, capung, semut, dan konsumen tingkat III adalah katak.

DAFTAR REFERENSICampbell, Neil A. 2004. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.Haddad, N. M., Gregory. M. C., Kevin G., Haarstad .J., Tilman. D. 2011. Plant diversity and the stability of foodwebs. Ecology Letters. (14) : 4246.Heddy, Suwono.1994. Prinsi-Prinsip Dasar Ekologi. Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada.Ives, A.R. & Carpenter, S.R. (2007). Stability and diversity of cosystems.Science, 317, 5862.Kalshoven LGE. 1981. The Pest of Crop in Indonesia. Dr. Van der Lan D.A, Revisi. Jakarta: PT. Ichtiar Baru-Van Hoeve.

Lehman, C.L. & Tilman, D. (2000). Biodiversity, stability, and productivity in competitive communities. Am. Nat., 156, 534552.Odum, Eugene P . (1979). Fundamentals of Ecology third Edition. Georgia: Saunders College Publishing.Pracaya. 1996. Hama dan penyakit tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta. 417 p.

Sativani, Risa, 2010. Ekologi Populasi. http://oryza-sativa135rsh.blogspot.com. Diakses pada tanggal 12 April 2015.Sudarmaji.2004.Ekologi Ekosistem. Jember: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember.Tilman, D., Reich, P.B. & Knops, J.M.H. (2006). Biodiversity and ecosystem stability in a decadelong grassland experiment. Nature, 441, 629632.

Widiarta, I.N., T. Suryana, & D. Kusdiaman. 2000. Jenis anggota komunitas pada berbagai habitat lahan sawah bera dan usaha konservasi musuh alami pada padi tanaman serempak. Hlm. 185-182 dalam: E. Sunaryo ed. Prosiding Simposium Keanekaragaman Hayati Arthropoda pada Sistem Produksi Pertanian Perhimpunan Entomologi Indonesia 16- 18 Oktober 2000. Cipayung.Winasa, I.W., 2001. Arthropoda predator penghuni permukaan tanah di pertanaman kedelai: kelimpahan, pemangsaan, dan pengaruh praktek budidaya tanaman. Disertasi. Program Pascasarjana, IPB.