laporan proyek perubahan - lan ri
TRANSCRIPT
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN
KOLABORASI PENEGAKAN HUKUM KEBAKARAN HUTAN DAN
LAHAN BERBASIS DETEKSI DINI DAN PENGINDERAAN JAUH
DENGAN PENDEKATAN MULTIDOOR
OLEH :
NAMA : KOMBES POL. IRSAN, S.IK., M.Si. NDH : 38 INSTANSI : KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT I ANGKATAN XLVII
JAKARTA 2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
berkah dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan rancangan proyek perubahan
“Strategi Penyidikan Tindak Pidana Karhutla Berbasis Deteksi Dini dan Penginderaan Jauh
dengan Pendekatan Multidoor.”
Reformer menyadari bahwa dalam menyusun rancangan proyek perubahan masih
terdapat banyak kekurangan, karenanya kritikan dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan dari semua pihak demi kesempurnaan proyek perubahan ini. Berbagai kendala
dihadapi dalam melaksanakan proyek ini, namun pada akhirnya dapat diselesaikan dengan
bantuan dan dukungan berbagai pihak yang sangat besar manfaatnya bagi reformer, oleh
karenanya reformer mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Kepala Lembaga Administrasi Negara beserta Jajarannya, yang telah bersedia
menampung kami sebagai peserta PKN I Angkatan XLVII Tahun 2020;
2. Bapak Kabareskrim yang telah memberikan kesempatan kepada reformer untuk
mengikuti PKN I Angkatan XLVII Tahun 2120;
3. Bapak Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, yang telah bersedia untuk menjadi
Pengarah penyusunan Proyek Perubahan ;
4. Bapak Brigjen Polisi Drs. Syahar Diantono, M.Si yang telah bersedia untuk menjadi
mentor PKN I Angkatan XLVII Tahun 2020;
5. Bapak Widyaiswara selaku coach atas segala dukungan, saran, masukan dan
kritikannya kepada reformer selama penyusunan rancangan proyek perubahan;
6. Rekan-rekan peserta PKN I Angkatan XLVII Tahun 2020 yang telah banyak membantu
dalam penyusunan rancangan proyek perubahan ini;
Harapan saya, semoga kegiatan proyek perubahan ini dapat diselesaikan tepat waktu,
dan bermanfaat untuk penanganan Karhutla.
Jakarta, November 2020
Reformer
IRSAN, SIK.M Si NDH. 38
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Kebakaran/pembakaran Hutan dan Lahan menimbulkan dampak terhadap kerusakan
lingkungan tidak hanya sekedar musnahnya ekosistem tapi kabut asap yang ditimbulkannya
menjadi monster yang merusak kehidupan, Pembakaran hutan atau lahan merupakan
kejahatan yang harus diperangi secara komprehensif oleh setiap pihak. salah satu upaya
untuk membalas pelaku pembakaran hutan atau lahan adalah dengan mengenakan hukuman
pidana penjara dan denda semaksimal mungkin, untuk membuat jera dan menjadi pelajaran
bagi yang melakukan perbuatan tersebut.
Kebiasaan warga masyarakat serta pengusaha perkebunan pada saat musim kemarau
membakar lahan untuk membuka dan membersihkan tanah kosong mengakibatkan bencana
kabut asap, potensi kerawanan adalah jarak pandang pendek, rawan laka lantas, penyakit
ISPA, mengganggu aktifitas warga, kebakaran rumah / bangunan lain, mengganggu aktifitas
penerbangan, dimana jika terjadi Karhutla akan berpengaruh terhadap penerbangan pesawat
yang datang dan pergi.
Dalam rangka dalam rangka Pelayanan Kepolisian yang prima kepada masyarakat
adalah mutlak yang harus didapatkan oleh setiap masyarakat sebagaimana amanat Undang-
undang Kepolisian RI No. 2 tahun 2002 Tentang Kepolisian Republik Indonesia, sehingga
Bareskrim Polri khususnya Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Mabes Polri
menempati posisi yang sangat strategis. sebagai aparat penegak hukum dan pemelihara
Kamtibmas, dimana Polri harus mampu mengembangkan berbagai daya, upaya, strategi dan
rencana aksi untuk dapat mengantisipasi, mencegah dan memanfaatkan berbagai potensi
yang ada di masyarakat untuk mengantisipasi Karhutla.
Salah satu upaya yang ditempuh Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri
adalah melakukan penyidikan tindak pidana Karhutla yaitu Deteksi Dini dan Penginderaan
Jauh dengan Pendekatan Multidoor yang merupakan salah satu langkah inovatif dan
terobosan solusi dalam penanganan dan pencegahan Karhutla, dengan harapan terbangun
koordinasi dan informasi secara dini tentang tindak pidana Karhutla antara Bareskrim dengan
Polda; Penyampaian informasi dan koordinasi dengan cepat sehingga penanganan
pelanggaran Karhutla dapat dilaksanakan dengan cepa, efektifitas penanganan dan proses
penyidikan tindak pidana Karhutla dan tersusunya suatu Pedoman penyidikan Tindak Pidana
Karhutla.
iii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
RINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... vi
BAB I GAGASAN PROYEK PERUBAHAN ............................................................... 1
1.1. LATAR BELAKANG ................................................................................ 1
1.2. GAGASAN PERUBAHAN ....................................................................... 3
1.3. TUJUAN PROYEK PERUBAHAN ........................................................... 5
1.4. MANFAAT PROYEK PERUBAHAN ........................................................ 6
1.5. OUTPUT DAN OUTCOME ..................................................................... 7
1.6. ANALISA PERMASALAHAN ................................................................... 7
BAB II RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN .......................................................... 8
2.1. PENTAHAPAN/MILESTONES ................................................................ 8
2.2. TATA KELOLA PROYEK PERUBAHAN.................................................. 12
2.3. SUMBER DAYA PROYEK PERUBAHAN ................................................ 13
2.4. POTENSI PENGEMBANGAN KOLABORASI ......................................... 13
2.5. RENCANA STRATEGI KOMUNIKASI .................................................... 17
2.6. KENDALA DAN RENCANA MITIGASI .................................................... 19
2.7. FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN.......................................................... 20
BAB III PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN ...................................................... 21
3.1. CAPAIAN PROYEK PERUBAHAN .......................................................... 21
3.2. DUKUNGAN STAKEHOLDERS .............................................................. 22
3.3. PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI ............................................ 23
3.4. UPAYA MENGATASI KENDALA ............................................................. 25
BAB IV PENUTUP ....................................................................................................... 26
4.1. KESIMPULAN ......................................................................................... 26
4.2. SARAN .................................................................................................... 26
4.3. PERSETUJUAN PROJECT SPONSOR/MENTOR ................................. 26
LAMPIRAN
1. FORM PERSETUJUAN MENTOR ....................................................................... 28
2. KEGIATAN MENGHADAP DAN KONSULTASI MENTOR BERKAITAN DENGAN
PROPER ............................................................................................................ 29
3. SURAT PERINTAH TIM KELOMPOK KERJA PENYUSUNAN PEDOMAN
PENYIDIKAN DAN SOSIALISASI ........................................................................ 30
iv
4. KEGIATAN RAPAT AWAL PENYUSUNAN BUKU PEDOMAN PENYIDIKAN
KARHUTLA BERBASIS DETEKSI DINI DI BARESKRIM POLRI TANGGAL 22
SEPT 2020 .......................................................................................................... 31
5. ABSENSI RAPAT PROYEK PERUBAHAN “PEDOMAN PENYIDIKAN TINDAK
PIDANA KARHUTLA DAN TUPOKSI PENCEGAHAN TIDAK PIDANA
KARHUTLA SERTA SOSIALISASINYA ............................................................... 32
6. RAPAT POKJA TANGGAL 28 SEPTEMBER 2020 .............................................. 33
7. BUKU PEDOMAN GAKKUM KARHUTLA ............................................................ 33
8. RAPAT DENGAN KLHK ...................................................................................... 34
9. SURAT DUKUNGAN ........................................................................................... 34
10 SOSIALISASI GAKKUM KARHUTLA .................................................................. 35
11. SOSIALISASI GAKKUM KARHUTLA SECARA VIRTUAL ................................... 36
v
DAFTAR TABEL TABEL 1.1.1 Rekapitulasi data penegakan hukum kebakaran hutan dan lahan sejak
Januari s.d Desember 2019 .................................................................. 2
TABEL 1.1.2 Sumber Daya Tim Proyek Perubahan ................................................... 4
TABEL 2.1.1 Pentahapan/Milestones Proyek Perubahan ........................................... 8
TABEL 2.2.1 Struktur Tim Rancangan Proyek Perubahan ......................................... 10
TABEL 2.3.1 Hubungan antar stakeholder ................................................................. 12
Tabel 2.3.2 Peranan dan pengaruh stakeholder ...................................................... 14
Tabel 2.3.1 Rencana strategi komunikasi ................................................................ 16
TABEL 3.2.1 dukungan stakeholder terhadap proyek perubahan yang dilakukan ...... 22
vi
DAFTAR GAMBAR GAMBAR 1.1.1 Grafik penanganan kasus Karhutla tahun 2019 ................................. 2
GAMBAR 1.6.1 Analisis SWOT .................................................................................. 8
GAMBAR 2.3.1 Pemetaan stakeholder ...................................................................... 15
1
BAB I
GAGASAN PROYEK PERUBAHAN
1.1. LATAR BELAKANG
Kebakaran/pembakaran Hutan dan Lahan menimbulkan dampak terhadap
kerusakan lingkungan tidak hanya sekedar musnahnya ekosistem tapi kabut asap
yang ditimbulkannya menjadi monster yang merusak kehidupan, Pembakaran
hutan atau lahan merupakan kejahatan yang harus diperangi secara komprehensif
oleh setiap pihak. salah satu upaya untuk membalas pelaku pembakaran hutan
atau lahan adalah dengan mengenakan hukuman pidana penjara dan denda
semaksimal mungkin, untuk membuat jera dan menjadi pelajaran bagi yang
melakukan perbuatan tersebut. Sepanjang 2019 hingga 7 September setidaknya
tercatat 19.000 lebih titik api. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) per 15 September 2019, ada 2.862 titik api dengan total luas lahan yang
terbakar 328.724 hektar. Kondisi ini makin diperparah karena kebakaran terjadi di
lahan gambut, konsesi perkebunan monokultur skala besar (sawit dan hutan
tanaman industri).
Dalam rangka mengantisipasi Karhutla, Direktorat Tindak Pidana Tertentu
Bareskrim Mabes Polri menempati posisi yang sangat strategis. sebagai aparat
penegak hukum dan pemelihara Kamtibmas, dimana Polri harus mampu
mengembangkan berbagai daya, upaya, strategi dan rencana aksi untuk dapat
mengantisipasi, mencegah dan memanfaatkan berbagai potensi yang ada di
masyarakat untuk mengantisipasi Karhutla. Salah satu upaya yang ditempuh
Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri adalah melakukan penyidikan
tindak pidana Karhutla yaitu Deteksi Dini dan Penginderaan Jauh dengan
Pendekatan Multidoor.
Kebiasaan warga masyarakat serta pengusaha perkebunan pada saat
musim kemarau membakar lahan untuk membuka dan membersihkan tanah
kosong mengakibatkan bencana kabut asap, potensi kerawanan adalah jarak
pandang pendek, rawan laka lantas, penyakit ISPA, menganggu aktifitas warga,
kebakaran rumah / bangunan lain, mengganggu aktifitas penerbangan, dimana
jika terjadi Karhutla akan berpengaruh terhadap penerbangan pesawat yang
datang dan pergi. Berikut gambar grafik penanganan kasus Karhutla tahun 2019.
2
Gambar 1.1.1 Grafik penanganan kasus Karhutla tahun 2019
Dilihat dari gambar grafik diatas menunjukan bahwa setidaknya 6 jajaran
Polda yang menjadi prioritas yaitu Polda Kalteng, Polda Riau, Polda Kalbar, Polda
Kalsel, dan Polda Jambi serta Polda Sumsel sehingga diperlukan penanganan
prioritas terhadap wilayah Polda tersebut.
Selanjutnya dalam kurun waktu 2019 penegakan hukum yang telah
dilakukan oleh beberapa Polda dan Bareskrim dapat dilihat pada tabel rekapitulasi
data penegakan hukum kebakaran hutan dan lahan sejak Januari s.d Desember
2019 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.1.1. Rekapitulasi data penegakan hukum kebakaran hutan dan lahan
sejak Januari s.d Desember 2019
3
Selanjutnya dalam rangka Pelayanan Kepolisian yang prima kepada
masyarakat adalah mutlak yang harus didapatkan oleh setiap masyarakat
sebagaimana amanat Undang-undang Kepolisian RI No. 2 tahun 2002 Tentang
Kepolisian Republik Indonesia, sehingga Bareskrim Polri berupaya membuat
inovasi kreatif untuk memberikan peningkatan penyidikan tindak pidana Karhutla
Berbasis Deteksi Dini dan Penginderaan Jauh dengan Pendekatan Multidoor.
Berangkat dari kondisi tersebut, maka sebagai langkah inovatif sebagai
salah satu terobosan solusi dalam penanganan dan pencegahan Karhutla,
Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri akan melaksanakan kegiatan
Proyek Perubahan dengan judul, “Strategi Penyidikan Tindak Pidana Karhutla
Berbasis Deteksi Dini dan Penginderaan Jauh dengan Pendekatan
Multidoor.”
1.2. GAGASAN PERUBAHAN
Rencana proyek perubahan berkaitan dengan penyidikan tindak pidana
Karhutla yaitu Deteksi Dini dan Penginderaan Jauh dengan Pendekatan Multidoor
adalah inovasi kreatif sebagai upaya deteksi dini dalam penanggulangan Karhutla,
adapun hal-hal yang akan diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Kondisi Saat Ini :
1) Kegiatan komunikasi yang dilakukan antara Bareskrim dengan Polda,
untuk penanggulangan Karhutla sejak dini sebelum kebakaran menjadi
meluas.
2) Angka penanganan dan proses penyidikan Tindak pidana Karhutla
dengan pelaku korporasi masih rendah dikarenakan sistem
penginderaan jauh dari LAPAN belum tersosialisasi sampai ke pelosok
daerah.
3) Belum adanya pedoman dalam penggunaan pendeteksian dini dengan
pendekatan multidoor.
b. Kondisi yang di harapkan
1) Membangun koordinasi dan informasi secara dini tentang tindak pidana
Karhutla antara Bareskrim dengan Polda
2) Penyampaian informasi dan koordinasi dengan cepat menggunakan
penginderaan jauh dengan pendekatan multidoor sehingga
penanganan pelanggaran Karhutla dapat dilaksanakan dengan cepat.
4
3) Penanganan dan proses penyidikan Tindak pidana Karhutla yang
efektif dengan pelaku korporasi sehingga menimbulkan efek jera
kepada pelaku Tindak Pidana Karhutla.
4) Menyusun Pedoman dalam rangka penyidikan Tindak Pidana Karhutla
yang berbasis deteksi dini dan penginderaan jauh dengan pendekatan
multidoor.
c. Sumberdaya Tim
Adapun daftar sumberdaya tim adalah sebagai berikut pada tabel di
bawah ini :
Tabel 1.1.2 Tabel Sumber Daya Tim Proyek Perubahan
NAMA JABATAN DALAM TIM
Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Pengarah
Direktur Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri Bareskrim Polri
Mentor
KOMBES POL. IRSAN.SIK.M Si Ketua
TIM SUBSTANSI
AKBP KURYANTO Koordinator
KOMPOL POLTAK ARUAN Anggota
IPTU ANGGORO Anggota
IPDA JUANDA BONA Anggota
IPDA ANGGA SETIAWAN Anggota
TIM SOSIALISASI
KOMPOL DARMAN SUHAENDI Anggota
AKP M. RIDWAN Anggota
IPDA DEKI HERMIKA Anggota
IPDA DIEGO Anggota
TIM ADMINISTRASI
KOMPOL YAYUK Anggota
AKP PUNGKY Anggota
BRIGADIR EDI Anggota
EKA PRASETYA Anggota
d. Peraturan dan Perundang-undangan (regulasi)
Adapun peraturan dan perundang-undangan yang akan
mendukung Proyek Perubahan:
1) Undang – Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia ;
5
2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2001 tentang
Pengendalian Kerusakan dan atau pencemaran lingkungan hidup yang
berkaitan dengan kebakaran hutan dan atau lahan ;
3) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor 8 / Menlhk / Setjen / KUM.1 / 3 / 2018 tentang
prosedur tetap pengecekan lapangan informasi titik panas dan / atau
informasi kebakaran hutan dan lahan ;
4) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 10 Tahun 2010
tentang Mekanisme Pencegahan Pencemaran dan/atau Kerusakan
Lingkungan Hidup yang Berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan/atau
Lahan
1.3. TUJUAN PROYEK PERUBAHAN
Tujuan secara umum adalah Penanganan Penyidikan Tindak Pidana
Karhutla Berbasis Deteksi Dini dan Penginderaan Jauh dengan Pendekatan
Multidoor yang dirangkum dalam tiga tahap sebagai berikut:
a. Tujuan Jangka Pendek (3 Bulan)
1) Tercapainya komitmen antara anggota Tim terhadap pelaksanaan
proyek perubahan;
2) Tersedianya Sprin tentang Penyidikan Tindak Pidana Karhutla
Berbasis Deteksi Dini dan Penginderaan Jauh dengan Pendekatan
Multidoor;
3) Penyusunan Pedoman dalam rangka penyidikan Tindak Pidana
Karhutla yang berbasis deteksi dini dan penginderaan jauh dengan
pendekatan multidoor;
4) Terlaksananya sosialisasi penyidikan Tindak Pidana Karhutla Berbasis
Deteksi Dini dan Penginderaan Jauh dengan Pendekatan Multidoor;
5) Pembinaan bagi anggota yang terlibat dalam penyidikan Tindak
Pidana Karhutla Berbasis Deteksi Dini dan Penginderaan Jauh
dengan Pendekatan Multidoor;
6) Melakukan pengawasan dan evaluasi penggunaan penyidikan Tindak
Pidana Karhutla Berbasis Deteksi Dini dan Penginderaan Jauh
dengan Pendekatan Multidoor;
7) Penyusunan laporan proyek perubahan.
6
b. Tujuan Jangka Menengah (5 Bulan)
1) Pelaksanaan penyidikan Tindak Pidana Karhutla yang berbasis
deteksi dini dan penginderaan jauh dengan pendekatan multidoor di 6
polda rawan Karhutla;
2) Evaluasi pelaksanaan proyek perubahan yang telah dilaksanakan
pada tahap jangka pendek;
3) Melakukan perbaikan hasil evaluasi tahap jangka pendek yang masih
belum optimal;
c. Tujuan Jangka Panjang (tahun 2020)
1) Membentuk budaya kolaboratif antara penegak hukum karhutla;
2) Membentuk budaya penegakan hukum Karhutla terhadap korporasi;
3) Melakukan evaluasi dan monitoring terhadap pelaksanaan kegiatan
yang telah dilakukan pada jangka pendek dan jangka menengah;
4) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi Penyidikan Tindak Pidana
Karhutla Berbasis Deteksi Dini dan Penginderaan Jauh dengan
Pendekatan Multidoor.
1.4. MANFAAT PROYEK PERUBAHAN
Beberapa manfaat yang diasumsikan dapat hadir ketika proyek perubahan
Strategi Penyidikan Tindak Pidana Karhutla Berbasis Deteksi Dini dan
Penginderaan Jauh dengan Pendekatan Multidoor adalah sebagai berikut:
a. Internal.
1) Mendukung penyidikan tindak pidana Karhutla khususnya dengan
pelaku Korporasi dengan optimal;
2) Memberikan kontribusi positif dalam pencegahan pembakaran Hutan
dan Lahan secara dini;
3) Memberikan kemudahan bagi Polda dalam penyelesaian penyidikan
tindak pidana Karhutla.
b. Eksternal
1) Memberikan kemudahan dan percepatan mendapat respon informasi
kejadian Karhutla;
2) Memberikan kemudahan dalam mengakses informasi dan
memanfaatkan fasilitas yang tersedia.
7
1.5. OUTPUT DAN OUTCOME
a. Output
Output dari hasil implementasi proyek perubahan Penanganan
Penyidikan Tindak Pidana Karhutla Berbasis Deteksi Dini dan Penginderaan
Jauh dengan Pendekatan Multidoor adalah :
1) Sprin pokja penyusunan panduan dan sosialisasi tentang Penyidikan
Tindak Pidana Karhutla Berbasis Deteksi Dini dan Penginderaan Jauh
dengan Pendekatan Multidoor;
2) Pedoman dalam rangka penyidikan Tindak Pidana Karhutla yang
berbasis deteksi dini dan penginderaan jauh dengan pendekatan
multidoor;
3) Sosialisasi penyidikan Tindak Pidana Karhutla Berbasis Deteksi Dini
dan Penginderaan Jauh dengan Pendekatan Multidoor;
4) Pembinaan bagi anggota yang terlibat dalam penyidikan Tindak
Pidana Karhutla Berbasis Deteksi Dini dan Penginderaan Jauh dengan
Pendekatan Multidoor untuk mengawaki Pusat pemantauan yang
terkoneksi dengan Polda rawan Karhutla.
b. Outcome
Outcome dari hasil implementasi proyek perubahan Penanganan
Penyidikan Tindak Pidana Karhutla Berbasis Deteksi Dini dan Penginderaan
Jauh dengan Pendekatan Multidoor adalah:
1) Mencegah terjadinya tindak pidana Karhutla baik yang dilakukan oleh
masyarakat maupun, perusahaan;
2) Minimalisir dampak Karhutla secara ekonomi, kesehatan serta
hubungan regional;
3) Profesionalisme penyidik Karhutla dengan mempercepat penyampaian
informasi kepada daerah sehingga dengan cepat dapat menangkap
pelaku pelanggaran Karhutla.
1.6. ANALISIS PERMASALAHAN
Kebiasaan warga masyarakat serta pengusaha perkebunan pada saat
musim kemarau membakar lahan untuk membuka dan membersihkan tanah
8
kosong mengakibatkan bencana kabut asap, potensi kerawanan adalah jarak
pandang pendek, rawan laka lantas, penyakit ISPA, mengganggu aktifitas warga,
kebakaran rumah / bangunan lain, mengganggu aktifitas penerbangan, dimana
jika terjadi Karhutla akan berpengaruh terhadap penerbangan pesawat yang
datang dan pergi.
Hal ini dikarenakan dalam penegakan hukum tindak pidana Karhutla belum
optimal seperti:
a. Penyidik masih terbiasa menyidik tindak pidana Karhutla lebih condong
kepada pelaku perorangan;
b. Penyidik terbiasa menggunakan KUHP;
c. Belum maksimal keterpaduan dan kolaborasi antar penegak hukum Karhutla
d. Belum adanya panduan/pedoman dalam penyidikan tindak pidana Karhutla
berbasis deteksi dini;
e. Pendekatan yang dilakukan masih parsial.
Dilihat dari kondisi di atas, maka sebagai langkah penyelesaian masalah
sebagai salah satu terobosan solusi dalam penanganan dan pencegahan
Karhutla, Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri akan melaksanakan
kegiatan Strategi Penyidikan Tindak Pidana Karhutla Berbasis Deteksi Dini dan
Penginderaan Jauh dengan Pendekatan Multidoor secara optimal.
Untuk memudahkan gambaran tentang beberapa faktor yang mendorong
dilakukannya terobosan solusi dalam penanganan dan pencegahan Karthutla
dapat dilihat dari gambar Analisis SWOT di bawah ini:
Gambar 1.6.1 Analisis SWOT
9
BAB II
RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN
(PROJECT CHARTER)
2.1. PENTAHAPAN/MILESTONES
Tabel 2.1.1 Pentahapan/Milestones Proyek Perubahan
NO
MILESTONES
OUTPUT WAKTU BREAKTHROUGH
KEGIATAN
Tahap Persiapan
1 Rapat Persiapan Penyusunan
TIM
Daftar Hadir
2 Editing draft Sprin tentang Tim
Efektif
Draft Sprin
3 Penandatanganan Kep
tentang Tim Proyek Perubahan
Kep Proyek
Perubahan
4 Perumusan arah perubahan dan
persetujuan dengan mentor
Daftar Hadir, Notulen
rapat, Foto
5 Pengumpulan Bahan-Bahan
sekunder terkait proyek perubahan
(Peraturan dan Perundang-undangan
serta Peraturan Daerah)
Fotokopi Peraturan
dan Perundang-
undangan serta
Perda
Jangka Pendek
1 Mengadakan rapat dengan Tim terkait
hasil seminar RPP dan Perbaikan
1) Mengundang Tim Proper
2) Penjelasan tentang hasil seminar
tugas tim oleh Reformer
3) Pembagian jadwal kegiatan
pelaksanaan proper
• Undangan rapat
• Jadwal kegiatan
• Foto
Minggu II Sept
2020
2 Penyusunan Sprin Penyidikan Tindak
Pidana Karhutla Berbasis Deteksi
Dini dan Penginderaan Jauh dengan
Pendekatan Multidoor
1) Penyusunan Draft Sprin
2) Pembahasan sprin dalam rapat tim
3) Perbaikan sprin dari hasil
masukan rapat
4) Perbaikan sprin dari hasil rapat tim
5) Finalisasi dan penandatanganan
sprin
• Sprin yang telah
ditandatangani
• Foto
Minggu III Sept
2020
10
3 Penyusunan Pedoman dalam rangka
penyidikan Tindak Pidana Karhutla
yang berbasis deteksi dini dan
penginderaan jauh dengan
pendekatan multidoor
1) Menyusun draft Pedoman
2) Rapat pembahasan draft
Perdoman
3) Rapat
4) Finalisasi Pedoman
Pedoman yang telah
ditandatangani
Minggu IV Sept
2020
4 Melaksanakan sosialisasi penyidikan
Tindak Pidana Karhutla Berbasis
Deteksi Dini dan Penginderaan Jauh
dengan Pendekatan Multidoor
1) Penyusunan jadwal sosialisasi
2) Menyiapkan bahan sosialisasi
3) Mengundang stakeholder
4) Pelaksanaan Sosialisasi
• Jadwal
Sosialisasi
• Undangan
• Materi Sosialisasi
• Daftar hadir
• Foto
Minggu I dan II
Okt 2020
5 Pembinaan bagi anggota yang
terlibat dalam penyidikan Tindak
Pidana Karhutla Berbasis Deteksi
Dini dan Penginderaan Jauh dengan
Pendekatan Multidoor
1) Membuat undangan untuk
mengikuti pembinaan
2) Menyiapkan materi pembinaan
3) Pelaksanaan pembinaan
terhadap personel
• Undangan
• Materi
• Daftar hadir
• Foto
Minggu III dan IV
Okt 2020
6 Melakukan pengawasan dan evaluasi
terhadap penyidikan Tindak Pidana
Karhutla Berbasis Deteksi Dini dan
Penginderaan Jauh dengan
Pendekatan Multidoor
Terlaksananya
pengawasan dan
evaluasi terhadap
pelaksanaan
penyidikan Tindak
Pidana Karhutla
Berbasis Deteksi Dini
dan Penginderaan
Jauh dengan
Pendekatan Multidoor
Minggu I Nov
2020
7 Penyusunan laporan proyek
Perubahan
Laporan Proyek
Perubahan
Minggu II dan IV
Nov 2020
11
Jangka Menengah (6 Bulan)
1 Pelaksanaan penyidikan Tindak
Pidana Karhutla yang berbasis
deteksi dini dan penginderaan jauh
dengan pendekatan multidoor di 6
polda rawan Karhutla
Terlaksananya sidik
TP Karhutla berbasis
deteksi dini dan
penginderaan jauh
dengan pendekatan
multidoor di 6 polda
rawan Karhutla
Januari –
Februari 2021
2 Melakukan Evaluasi pelaksanaan
proyek perubahan yang telah
dilaksanakan pada tahap jangka
pendek
Hasil evaluasi
pelaksanaan proyek
perubahan yang telah
dilaksanakan pada
tahap jangka pendek
Maret – April
2021
3 Melakukan perbaikan hasil evaluasi
tahap jangka pendek yang masih
belum optimal
Terlaksananya
perbaikan hasil
evaluasi tahap jangka
pendek yang masih
belum optimal
Mei – Juni 2021
Jangka Panjang
1 Membentuk budaya kolaboratif antara
penegak hukum karhutla;
• Adanya kolaborasi
antar penegak
hukum Karhutla
• Terbentuk budaya
penegakan hukum
terhadap korporasi
Juli – Agustus
2021
Melakukan evaluasi dan monitoring
terhadap pelaksanaan kegiatan yang
telah dilakukan pada jangka pendek
dan jangka menengah
Hasil evaluasi dan
monitoring terhadap
pelaksanaan kegiatan
yang telah dilakukan
pada jangka pendek
dan jangka
menengah
Sept – Oktober
2021
2 Mengukur efektifitas dan efisiensi
penyidikan Tindak Pidana Karhutla
Berbasis Deteksi Dini dan
Penginderaan Jauh dengan
Pendekatan Multidoor
Peningkatan
efektifitas
dan efisiensi
penyidikan Tindak
Pidana Karhutla
Berbasis Deteksi Dini
dan Penginderaan
Jauh dengan
Pendekatan Multidoor
Nop – Des 2021
12
2.2. TATA KELOLA PROYEK PERUBAHAN
Tabel 2.2.1 Struktur Tim Rancangan Proyek Perubahan
Struktur Deskripsi
Sponsor / Mentor: Brigjen POL. Drs. Syahardiantono, M.Si.
Coach: Dr.Ir. SUSENO, M.M.
Project Leader: IRSAN S.I.K., M.Si. Kasubdit III – Dit Tipidter Bareskrim Polri
Kelompok Kerja (Pokja) terdiri atas Kanit dan beberapa personil Unit di Subdit 3 Dit Tipidter Bareskrim Polri yang telah mempunyai pengalaman dalam penanganan tindak pidana Karhutla.
Uraian tugas
1. Mentor: Memberikan pengarahan strategis terhadap keseluruhan kegiatan proyek perubahan
2. Coach: Memberikan support dan input melakukan bimbingan kepada Project Leader
3. Proyek Leader: • Menyediakan sarpras yang diperlukan
untuk pelaksanaan proyek • Merencanakan dan monitoring proyek
secara operasional • Berkoordinasi dengan stakeholder
untuk mendapat hasil yang optimal • Melibatkan kerjasama yang sinergis
antar Tim
Ketua Tim: AKBP KURYANTO Sekretaris: KOMPOL POLTAK A. Anggota Pokja I:
1. KOMPOL DARMAN S, 2. AKP M. RIDWAN 3. IPTU ANGGORA 4. IPDA JUANDA B 5. IPDA ANGGA S.
4. Tugas Pokja I: • Mengumpulkan bahan berupa
peraturan dan perundang-undangan serta dokumen lainnya,
• Menyusun rencana kerja tiap tahapan kegiatan,
• Mempersiapkan administrasi serta sarana dan prasarana yang diperlukan oleh tim
• Mempersiapkan dan menyelenggara-kan rapat-rapat dan pertemuan lainnya,
• Melakukan konsultasi dengan stakeholder terkait.
13
Anggota Pokja II:
1. KOMPOL YAYUK 2. AKP PUNGKY 3. IPDA DEKI H 4. IPDA DIEGO 5. BRIGADIR EDI
Tugas Pokja II
• Menjalin kerjasama dengan stakeholder baik eksternal maupun internal
• Menyiapkan bahan sosialisasi • Menyiapkan Pedoman
2.3. SUMBER DAYA PROYEK PERUBAHAN
Guna terlaksananya proyek perubahan ini, maka dukungan sumber daya
sangat diperlukan, adapun dukungan sumber daya yang mendukung proyek
perubahan adalah sumber daya manusia (SDM), sumber daya anggaran, sumber
daya dukungan legal, sumber daya jaringan internal dan eksternal serta sumber
daya peralatan.
Saat ini sumber daya manusia yang untuk mendukung proyek perubahan ini
adalah dengan memanfaatkan secara optimal SDM Dittipidter, untuk dukungan
anggaran yaitu dengan memanfaatkan DIPA Satker Dittipidter T.A 2020, sedangkan
sumber daya dari dukungan legal dengan memanfaatkan mandatory RPJM, Renstra
Dittipidter, SK Sekretaris Jenderal Dittipidter dan SK Tim Efektif, sumber daya
jaringan terdiri dari Kementerian terkait lembaga penegak hukum Karhutla serta
peralatan untuk mendukung proyek perubahan ini adalah dengan memanfaatkan
peralatan yang dimiliki Dittipidter dan pusat pemantauan Karhutla Bareskrim Polri.
2.4. POTENSI PENGEMBANGAN KOLABORASI
Instansi/individu yang berkepentingan dan memiliki sedikit banyak pengaruh
terhadap hasil akhir dari proyek perubahan Strategi Penyidikan Tindak Pidana
Karhutla Berbasis Deteksi Dini dan Penginderaan Jauh dengan Pendekatan
Multidoor antara lain:
a. Stakeholder Internal
1. Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri
2. Wakil Direktur Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri
3. Personel Subdit III Dit Tipidter Bareskrim Polri
4. Penyidik Subdit III Dit Tipidter Bareskrim Polri
b. Stakeholder Eksternal
1. Polda
2. Kementerian LHK
3. PEMPROV DAN PEMKAB
14
4. BNPB
5. Satgas SDA LH Kejagung
6. Lapan
7. BMKG
8. Media Massa
Adapun Peranan dan pengaruh dari masing-masing stakeholder baik internal
maupun eksternal dapat digambarkan pada tabel berikut ini:
Tabel 2.3.1 Hubungan antar stakeholder
No. Stakeholder Strategi
Komunikasi Dukungan Pengaruh
Analisis
Stakeholder
Jenis
Stakeholder
A. STAKEHOLDER INTERNAL
1. Direktorat Tindak Pidana tertentu Bareskrim Polri
Pembuat
Kebijakan,
Pengambil
Keputusan,
dan
konsultasi
+/+ 10 Promoters Sekunder
2. Wakil
Direktur Konsultasi,
koordinasi,
dan fasilitasi
+/+ 10 Promoters Primer
3. Personil Subdit III Dit Tipidter
Komunikasi,
koordinasi,
dan fasilitasi
-/+ 7 Defenders Primer
4. Penyidik komunikasi,
koordinasi,
dan fasilitasi
-/+ 7 Defenders Primer
B. STAKEHOLDER EKSTERNAL
1. Polda komunikasi,
koordinasi,
dan fasilitasi
+/+ 10 Promoters Primer
2. Kementerian LHK Mentor,
Pembimbing
+/+ 10 Promoters Primer
3. Pemprov dan Pemkab
Mendukung,
koordinasi
dan fasilitasi
+/+ 10 Promoters Primer
4. BNPB Koordinasi
dan
Fasilitasi
+/- 7 Latens Sekunder
15
5. Satgas SDA
LH Kejagung
RI
Fasilitasi
dan
Sosialisasi
+/- 7 Latens Sekunder
6. LAPAN Fasilitasi
dan
Sosialisasi
+/- 7 Latens Sekunder
7 BMKG Fasilitasi
dan
Sosialisasi
+/- 7 Latens Sekunder
8. Media Massa Fasilitasi
dan
Sosialisasi
-/- 3 Apathetic
Keterangan :
++ = Sangat Mendukung 10 = Sangat Tinggi
+ = Mendukung 7 = Tinggi
+/- = Cukup Mendukung 5 = Cukup
-/- = Tidak Mendukung 3 = Kurang
Setelah dilakukan analisis dengan melihat hubungan antar stakeholder, maka
tahapan selanjutnya adalah melihat seberapa besar peranan dan pengaruh pada
masing-masing stakeholder. Sebagaimana dijelaskan di bawah ini :
Tabel 2.3.2 Peranan dan pengaruh stakeholder
No. Stakeholder Peranan Pengaruh
A. INTERNAL
1. Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri
Pembuat Kebijakan, Pengambil Keputusan, dan konsultasi
Penetapan kebijakan dan pengambilan keputusan
2. Wakil Direktur Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri
Konsultasi, koordinasi, dan fasilitasi
pengesahan anggaran dalam mendukung kegiatan proyek perubahan.
3. Personil Subdit 3 Dit Tipidter Bareskrim Polri
komunikasi, koordinasi, dan fasilitasi
Pengalokasian plafon anggaran dalam mendukung kegiatan proyek perubahan
4. Personil Subdit 3 Dit Tipidter Bareskrim Polri
komunikasi, koordinasi, dan fasilitasi
Pengalokasian plafon anggaran dalam mendukung kegiatan proyek perubahan.
16
B. EKSTERNAL
1. Polda Pelaksanaan Kerja sama MoU
Penandatanganan kerjasama
2. Kementerian LHK Koordinasi dan Sosialisasi
Pembinaan, masukan dan rekomendasi atas kelayakan kegiatan proyek perubahan.
3. Pemprov dan Pemkab Koordinasi dan Fasilitasi Pembinaan, masukan dan rekomendasi atas kelayakan kegiatan proyek perubahan.
4. BNPB Koordinasi dan Fasilitasi Capaian hasil koordinasi, dan fasilitasi
5. Satgas SDA LH Kejagung RI
Koordinasi, dan rekomendasi
Capaian hasil koordinasi, dan fasilitasi
6.
LAPAN Koordinasi tentang kerja sama
Capaian hasil fasilitasi dan sosialisasi
7. BMKG Fasilitasi dan Sosialisasi Capaian hasil fasilitasi dan sosialisasi
8. Media Massa Fasilitasi dan Sosialisasi Capaian hasil fasilitasi dan sosialisasi
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan desain berikut:
Gambar 2.3.1 pemetaan stakeholder
PEMETAAN STAKEHOLDER
LATENS (+ -) (Pengaruh Besar Kepentingan Kecil)
LATENS (+ -) (Pengaruh Besar Kepentingan Besar)
1. BNPB 2. Satgas SDA LH Kejagung 3. BMKG
1. Direktur 2. Wakil Direktur 3. Kementerian LHK 4. LAPAN 5. Pemprov dan Pemkab
Kepentingan
APHATETICS (- -) (Pengaruh Kecil Kepentingan Kecil)
Media massa
DEFENDERS (- +) (Pengaruh Kecil Kepentingan Besar)
1. Penyidik 2. Personel
17
1. Stakeholder Tipe Promoters, stakeholder ini mempunyai komitmen
mendukung Proyek Perubahan ini melalui komunikasi intensif secara
langsung. Melibatkan dalam diskusi, melaporkan secara kontinyu setiap
perkembangan yang dihasilkan.
2. Stakeholder Tipe Laten, menjadi stakeholder yang kemudian mendukung
Proyek Perubahan ini dengan pertimbangan stakeholder ini memiliki
kewenangan dan pengaruh yang tinggi. Strategi komunikasi yang akan
diterapkan adalah memberikan informasi tentang pentingnya inovasi ini tiada
henti dan penyampaian kemajuan secara berkala sehingga diharapkan akan
menarik perhatian dan dukungan;
3. Stakeholder Tipe Defenders, Stakeholder ini mempunyai dukungan
terhadap proyek Perubahan melalui pendekatan yang regular dan
komunikasi lebih bersifat informal kepada mereka. Disamping itu juga
melakukan sharing terhadap segala kemajuan yang telah dicapai oleh proyek
Perubahan ini agar meyakinkan mereka untuk tetap mendukung
4. Stakeholder Tipe Apathetic, stakeholder ini meskipun tidak mendukung
terhadap proyek Perubahan lambat laun menjadi pihak yang mendukung
Proyek Perubahan melalui komunikasi formal dan informal. Apabila terjadi
kecenderungan memang menolak Proyek Perubahan ini maka perlu dijaga
setidaknya tidak mengganggu jalannya Proyek Perubahan.
2.5. RENCANA STRATEGI KOMUNIKASI
Dalam rangka mengoptimalkan peran seluruh tim proyek perubahan maka
strategi komunikasi yang dilaksanakan terhadap stakeholder dapat dilihat pada
sebagai berikut:
Tabel 2.3.1 Rencana strategi komunikasi
STAKEHOLDER
STRATEGI KOMUNIKASI
KET POSISI
APA /
TARGET TEMPAT
CARA
METODE
1 2 3 4 5 6
1. Direktur Promoters Dukungan
kebijakan dan
anggaran.
Maber Polri Koordinasi
konsultasi
informasi
Sprin
2. Wakil Direktur Promoters Mentor
Dukungan
Proper
Mabes Polri Koordinasi
konsultasi
Bimbingan
Bimbingan
Proper
18
1 2 3 4 5 6
3. Kementerian
LHK
Promoters Koordinasi Kantor
Kementrian LH
Koordinasi,
Konsultasi,
Pernyataan
Dukungan
4. BNPB Promoters Koordinasi Kantor BPBD Koordinasi,
Konsultasi,
Pernyataan
Dukungan
5. Pemprov dan
Pemkab
Promoters koordinasi Pemda Koordinasi dan
konsultasi
Pernyataan
Dukungan
6. Penyidik Defenders
Terselesaikan
nya kegiatan
Proper
Mabes Polri Kerjasama Tim buku
pedoman
7. Personil Defenders
Bimbingan
kepada
masyarakat
Bareskrim Polri Koordinasi,
informasi
Laporan
Proper
8. LAPAN Defenders
Kegiatan
Proper
Kodam Koordinasi,
informasi
Pernyataan
Dukungan
9. Satgas SDA LH
Kejagung RI
Defenders
Kegiatan
Proper
Kejaksaan Sosialisasi,
Koordinasi
Pernyataan
Dukungan
10. BMKG Latens Kegiatan
Proper
Pengadilan Sosialisasi,
Koordinasi
Pernyataan
Dukungan
11. Media Massa Aphatetics Pelaksanaan
Palanta
Jakarta Sosialisasi,
Koordinasi
Pernyataan
dukungan
Marketing secara umum adalah proses manajemen yang memiliki peran
dalam mengidentifikasi, antisipasi dan pemenuhan harapan serta kebutuhan
stakeholder untuk mendapatkan profit (Taufik, DEA. Kumpulan materi PKN TK I
Angkatan XLVII 2020. Sedangkan pemasaran sector public adalah serangkaian
aktivitas dan proses yang saling berhubungan untuk mengidentifikasi,
menciptakan, berkomunikasi dalam rangka melayani kebutuhan dan kepentingan
masyarakat pada umumnya (Serrat, 2010 dalam kumpulan materi PKN I angkatan
XLVII 2020).
Dengan demikian rencana marketing dalam proyek perubahan adalah
strategi produk yang dapat dihasilkan yang dapat diakses oleh stakeholder dalam
penanganan kasus Karhutla secara cepat dan mudah, sehingga perlu diidentifikasi
sasaran dan strategi promosi. Adapun rencana strategi pada proyek perubahan ini
adalah :
19
1. Rapat koordinasi dengan stakeholder eksternal terkait Penyidikan tidak
pidana Karhutla berbasis deteksi dini dan Penginderaan Jauh dengan
Pendekatan Multidoor.
2. Melakukan promosi di Media Cetak dan elektronik tentang Penyidikan tidak
pidana Karhutla berbasis deteksi dini dan Penginderaan Jauh dengan
Pendekatan Multidoor.
3. Sosialisasi ditingkat Muspida dan Muspika melalui tentang Penyidikan tidak
pidana Karhutla berbasis deteksi dini dan Penginderaan Jauh dengan
Pendekatan Multidoor.
2.6. KENDALA (POTENSIAL RISK) DAN RENCANA MITIGASI
1. Kendala
Dalam melaksanakan proyek perubahan ini akan ditemukan beberapa
kemungkinan potensi masalah sehingga diperlukan suatu strategi dalam
menghadapinya adapun kendalanya antara lain:
a. Kendala Internal
Kendala yang paling mungkin muncul adalah akan adanya
benturan antara rutinitas tim kerja sebagaimana tugas dan fungsi pokok
Kepolisian NKRI yang cukup berat terkait penyidikan dan penyidikan
suatu kasus terutama kasus tindak pidana Karhutla membutuhkan
waktu penanganan yang relatif lama pula. Terdapat kemungkinan pula
benturan lintas instansi dan unit karena perbedaan manajerial dan
standar pelaksanaan tugas.
b. Kendala Eksternal
Beberapa kendala eksternal yang mungkin muncul dalam
menjalankan proyek perubahan ini adalah perbedaan sudut pandang
dalam menanggapi tujuan, manfaat, proyeksi, proses, hasil, dan
kepentingan dalam pelaksanaan proyek perubahan ini.
2. Rencana mitigasi
a. Perencanaan yang matang dalam mengatur agenda kegiatan sehingga
tidak berbenturan dengan jadwal rutinitas serta memunculkan sinergis
antar kegiatan rutinitas dengan kegiatan proyek perubahan;
20
b. Pemanfaatan berbagai media yang beragam dalam menjalankan
komitmen dari memantau progress kegiatan dengan mengedepankan
komunikasi yang bersifat lebih informal;
c. Memperkuat tim internal sebagai pendukung utama apabila terjadi
halangan dari tim.
2.7. FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN
a. Faktor pendukung keberhasilan:
Untuk mendukung berhasilnya pelaksanaan proyek perubahan ini
diperlukan kolaboratif dan leadership dari project leader dalam berbagai hal
seperti:
1) Penyusunan rencana proyek perubahan yang baik oleh project leader;
2) Komunikasi yang efektif antara Project Leader dengan Mentor dan
Coach;
3) Komunikasi yang baik dengan Tim pendukung;
4) Konsistensi dengan Milestone.
b. Kriteria keberhasilan
Kegiatan Proyek Perubahan ini dapat dikatakan berhasil bila memenuhi
berbagai indikasi sebagai berikut antara lain:
1) Meningkatnya penanganan Penyidikan tindak pidana Karhutla Khususnya
dengan pelaku Korporasi setelah pelaksanaan proyek perubahan ini.
2) Tersusunnya Sprin Strategi Penyidikan Tindak Pidana Karhutla
Berbasis Deteksi Dini dan Penginderaan Jauh dengan Pendekatan
Multidoor
3) Tersusunnya Pedoman dalam rangka penyidikan Tindak Pidana
Karhutla yang berbasis deteksi dini dan penginderaan jauh dengan
pendekatan multidoor
21
BAB III
PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN
3.1. CAPAIAN PROYEK PERUBAHAN
Untuk tercapainya pelaksanaan proyek, Project leader sebagai pelaksana
proyek perubahan menjalankan rancangan proyek perubahan sesuai dengan
tahapan yang telah tersusun yaitu:
1. Tahap persiapan
a. Melaksanakan rapat penyusunan tim
b. Melakukan editing draft sprin tim efektif
c. Mengajukan Penandatanganan Keputusan tentang Tim Proyek
Perubahan
d. Merumuskan arah perubahan dan mengajukan persetujuan kepada
mentor
e. Mengumpulkan Bahan-Bahan sekunder terkait proyek perubahan
(Peraturan dan Perundang-undangan serta Peraturan Daerah)
2. Jangka pendek
a. Melaksanakan rapat dengan Tim terkait hasil seminar RPP dan
Perbaikan dengan mengundang Tim Proper, memberikan penjelasan
tentang hasil seminar tugas tim oleh Reformer dan pembagian jadwal
kegiatan pelaksanaan proper.
b. Penyusunan Sprin Penyidikan Tindak Pidana Karhutla Berbasis Deteksi
Dini dan Penginderaan Jauh dengan Pendekatan Multidoor dengan
melakukan kegiatan: menyusun Draft Sprin, membahas sprin dalam
rapat tim, melakukan perbaikan sprin dari hasil masukan rapat dan
finalisasi serta penandatanganan sprin.
c. Penyusunan Pedoman dalam rangka penyidikan Tindak Pidana
Karhutla yang berbasis deteksi dini dan penginderaan jauh dengan
pendekatan multidoor, kegiatan yang dilakukan adalah: menyusun draft
Pedoman, melakukan rapat pembahasan draft Perdoman, dan
Finalisasi Pedoman.
d. Pelaksanaan sosialisasi penyidikan Tindak Pidana Karhutla Berbasis
Deteksi Dini dan Penginderaan Jauh dengan Pendekatan Multidoor.
Adapun kegiatan yang dilakukan adalah: menyusun jadwal sosialisasi,
22
menyiapkan bahan sosialisasi, mengundang stakeholder dan
melaksanakan Sosialisasi.
e. Pembinaan anggota yang terlibat dalam penyidikan Tindak Pidana
Karhutla Berbasis Deteksi Dini dan Penginderaan Jauh dengan
Pendekatan Multidoor, dengan melakukan kegiatan yaitu: membuat
undangan untuk mengikuti pembinaan, menyiapkan materi pembinaan
dan melaksanakan pembinaan personel.
f. Project leader melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap
penyidikan Tindak Pidana Karhutla Berbasis Deteksi Dini dan
Penginderaan Jauh dengan Pendekatan Multidoor
3. Jangka menengah
Evaluasi pelaksanaan proyek perubahan yang telah dilaksanakan pada
tahap jangka pendek yang akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai
dengan Maret tahun 2021 dan melakukan perbaikan hasil evaluasi tahap
jangka pendek yang masih belum optimal.
4. Jangka panjang
Evaluasi dan monitoring terhadap pelaksanaan kegiatan yang telah
dilakukan pada jangka pendek dan jangka menengah yang akan
dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember tahun 2021.
Untuk mencapai output yang diharapkan sesuai dengan pentahapan tersebut
diatas, maka telah disusun struktur tim rancangan proyek perubahan dan telah
melaksanakan tugas sesuai dengan deskripsi tugasnya masing-masing.
3.2. DUKUNGAN STAKEHOLDERS
Implementasi proyek perubahan, project leader telah mendapatkan
dukungan dari berbagai stakeholder terkait untuk mendukung kelancaran
penyelesaian proyek perubahan. Secara umum project leader mendapat respon
positif dalam menghimpun pernyataan dukungan tersebut. Berbagai diskusi
secara personal dan bersifat informal telah dilaksanakan oleh project leader
dengan para stakeholder terutama dalam menjelaskan secara rinci terkait manfaat
dilaksanakannya proyek perubahan maupun terkait ide pengembangan proyek
perubahan tersebut. Pendekatan yang dilakukan sangat efektif dan membantu
untuk meyakinkan para stake holder sehingga dapat memberikan dukungan
23
terhadap proyek perubahan yang dilakukan. Adapun rekapitulasi dukungan
tersebut dapat dilihat sebagaimana terlampir dibawah ini:
Tabel 3.2.1 Dukungan stakeholder terhadap proyek perubahan yang dilakukan
NO STAKE
HOLDER POSISI TARGET TEMPAT CARA/ METODE KET
1. DIR TIPIDTER PROMOTERS MENTOR, DUKUNGAN PROPER
MABES POLRI
KORDINASI, KONSOLIDASI
SURAT PERINTAH
2. KEMENTERIAN LHK
PROMOTERS KORDINASI KOLABORASI
LHK KORDINASI DAN KONSULTASI
PERNYATAAN DUKUNGAN
3. BNPB DEFENDERS KORDINASI KANTOR BNPB
KORDINASI PERNYATAAN DUKUNGAN
4. PEMPROV DAN PEMKAB
DEFENDERS KORDINASI PEMDA KORDINASI PERNYATAAN DUKUNGAN
5. TIM PENYIDIK DEFENDERS SELESAI GIAT PROPER DAN SOSIALISASI
MABES POLRI
KERJASAMA TIM DAN KORDINASI
PRODUK DAN LAPORAN PROPER
6. LAPAN DEFENDERS KEGIATAN PROPER
LAPAN KORDINASI DAN INFORMASI
PERNYATAAN DUKUNGAN
7. SATGAS SDA LH KEJAGUNG
PROMOTERS KEGIATAN PROPER
KEJAKSAAN AGUNG
KORDINASI INFORMASI
PERNYATAAN DUKUNGAN
8 BMKG LATENS KEGIATAN PROPER
KANTOR BMKG
KORDINASI INFORMASI
PERNYATAAN DUKUNGAN
9. MEDIA MASSA ALPHATETICS
PELAKSANAAN PALANTA
JAKARTA SOSIALISASI DUKUNGAN
3.3. PELAKSANAAN STRATEGI KOMUNIKASI
Agar penanganan kasus Karhutla dapat dilaksanakan secara cepat dan
mudah serta dapat diakses oleh para stakeholder, maka gagasan proyek
perubahan tentang Penyidikan tidak pidana Karhutla berbasis deteksi dini dan
Penginderaan Jauh dengan Pendekatan Multidoor perlu sasaran dan strategi
promosi melalui berbagai kegiatan, yaitu dengan melakukan rapat koordinasi
dengan stakeholder eksternal, melakukan promosi di Media Cetak dan elektronik
serta sosialisasi ditingkat Muspida dan Muspika. Adapun strategi komunikasi yang
telah dilaksanakan pada proyek perubahan ini adalah:
1. Melakukan koordinasi, konsultasi dan memberikan informasi dengan Direktur
Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri untuk mendapatkan dukungan,
kebijakan dan anggaran tentang proyek perubahan sehingga diterbitkan
surat perintah dengan Nomor: Sprint/99/IX/2020/Tipidter tanggal 15
September 2020 tentang penyusunan rancangan proyek perubahan di
Dittipidter Bareskrim Polri.
24
2. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Wakil Direktur Tindak Pidana
Tertentu Bareskrim Polri, sehingga project leader mendapatkan bimbingan
dalam melaksanakan proyek perubahan.
3. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup
di Kantor Kementerian Lingkungan Hidup tentang penyidikan Tindak Pidana
Karhutla Berbasis Deteksi Dini dan Penginderaan Jauh dengan Pendekatan
Multidoor sehingga mendapatkan pernyataan dukungan terkait proyek
perubahan.
4. Melakukan koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana di
Kantor BNPB untuk melakukan konsultasi tentang penyidikan Tindak Pidana
Karhutla Berbasis Deteksi Dini dan Penginderaan Jauh dengan Pendekatan
Multidoor sehingga mendapatkan pernyataan dukungan terkait proyek
perubahan.
5. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Pemerintah provinsi dan
Pemerintahan Kabupaten terkait proyek perubahan tentang penyidikan
Tindak Pidana Karhutla Berbasis Deteksi Dini dan Penginderaan Jauh
dengan Pendekatan Multidoor di Kantor Pemerintahan Daerah sehingga
mendapatkan pernyataan dukungan.
6. Kerjasama Tim dengan membangun Capacity building Penyidik untuk
menyelesaikan proyek perubahan tentang penyidikan Tindak Pidana
Karhutla Berbasis Deteksi Dini dan Penginderaan Jauh dengan Pendekatan
Multidoor di Kantor Bareskrim Polri sehingga tersusun suatu buku saku
pedoman penegakan hukum kebakaran hutan dan lahan.
7. Melakukan koordinasi dengan personel pendukung proyek perubahan di
Kantor Bareskrim Polri untuk memberikan bimbingan kepada masyarakt
sehingga didapat laporan proyek perubahan.
8. Melakukan koordinasi dan informasi dengan LAPAN terkait kegiatan proyek
perubahan tentang penyidikan Tindak Pidana Karhutla Berbasis Deteksi Dini
dan Penginderaan Jauh dengan Pendekatan Multidoor di Kantor Kodam
sehingga mendapatkan pernyataan dukungan.
9. Melakukan koordinasi dan sosialisasi dengan Satgas SDA LH Kejagung RI
terkait kegiatan proyek perubahan tentang penyidikan Tindak Pidana
Karhutla Berbasis Deteksi Dini dan Penginderaan Jauh dengan Pendekatan
Multidoor di Kantor Kejaksaan sehingga mendapatkan pernyataan dukungan.
25
10. Melakukan koordinasi dan sosialisasi dengan BMKG terkait kegiatan proyek
perubahan tentang penyidikan Tindak Pidana Karhutla Berbasis Deteksi Dini
dan Penginderaan Jauh dengan Pendekatan Multidoor di Kantor Pengadilan
sehingga mendapatkan pernyataan dukungan.
11. Melakukan koordinasi dan sosialisasi dengan Media Massa terkait kegiatan
proyek perubahan tentang penyidikan Tindak Pidana Karhutla Berbasis
Deteksi Dini dan Penginderaan Jauh dengan Pendekatan Multidoor di
Jakarta sehingga mendapatkan pernyataan dukungan.
3.4. UPAYA MENGATASI KENDALA
Untuk mengatasi berbagai kendala baik internal maupun eksternal selama
pelaksanaan proyek perubahan, upaya yang telah dilakukan antara lain:
a. Menyusun rencana dengan matang untuk mengatur berbagai agenda
kegiatan agar tidak berbenturan dengan jadwal rutinitas para stake holder
sehingga agenda kegiatan dapat sinergis antara kegiatan rutinitas dengan
kegiatan proyek perubahan;
b. Memanfaatkan berbagai media yang beragam untuk menjalankan komitmen
dan memantau progress kegiatan dengan mengedepankan komunikasi yang
bersifat lebih informal;
c. Memonitor dan memberikan motivasi untuk memperkuat tim internal sebagai
pendukung utama apabila terjadi halangan dari tim.
26
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
a. Proyek perubahan ini merupakan langkah aksi perubahan untuk mengubah
budaya dan pola penyidikan dari penyidik tindak pidana karhutla.
b. Proyek perubahan ini fokus pada aspek penegakan hukum karhutla,
kelembagaan, regulasi dan transformasi budaya penyidik.
c. Output kunci proyek perubahan ini telah tercapai dan telah terlaksana.
d. Strategi komunikasi yang baik, pemanfaatan sumber daya secara optimal
dan pengembangan kopetensi kepemimpinan kolaboratif menjadi kunci
keberhasilan proyek perubahan ini.
4.2. SARAN
a. Perlu peningkatan kulitas dan kapasitas SDM internal penyidik dan
stakeholder yang dilaksankan secara berkelanjutan.
b. Perlu dukungan dan komitmen dari pimpinan Polri, serta stakeholder terkait
penegakan hukum karhutla untuk mendukung maupun melaksanakan
metode ini.
c. Proyek perubahan yang digagas ini dapat segera di implementasikan sebab
sudah memiliki dasar yaitu buku pedoman serta adanya dukungan dari
pemangku kepentingan terkait.
4.3. PERSETUJUAN PROJECT SPONSOR/MENTOR
REFORMER,
IRSAN, S.I.K.M.Si.
KOMBES POL NRP 73050608
MENYETUJUI,
COACH
Dr. Ir. SUSENO, M.M.
PEMBINA UTAMA MADYA
NIP 19591210 198503 1 004
MENTOR
Drs. SYAHARDIANTONO, M.Si.
BRIGADIR JENDERAL POLISI
27
28
LAMPIRAN 1. FORM PERSETUJUAN MENTOR
FORM PERSETUJUAN MENTOR
PKN TK.I ANGKATAN XLVII TAHUN 2020
Nama Peserta : IRSAN, S.I.K., M.Si.
NDH : 38
Instansi : POLRI
Nama Mentor : Drs. SYAHARDIANTONO, M.Si.
Pangkat : BRIGADIR JENDERAL POLISI
Jabatan : DIR TIPIDTER BARESKRIM POLRI
No. HP Mentor : +62 812-4961-9999
Gagasan Perubahan:
STRATEGI PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KARHUTLA BERBASIS DETEKSI
DINI DAN PENGINDERAAN JAUH DENGAN PENDEKATAN MULTIDOOR
Mengetahui,
Atasan Langsung
Atasan Langsung
WAHYU HADINIGRAT, S.I.K., M.Si.
INSPEKTUR JENDERAL POLISI
Disetujui oleh,
Mentor
Drs. SYAHARDIANTONO, M.Si.
BRIGADIR JENDERAL POLISI
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
29
LAMPIRAN 2. KEGIATAN MENGHADAP DAN KONSULTASI MENTOR BERKAITAN DENGAN PROPER
30
LAMPIRAN 3. SURAT PERINTAH TIM KELOMPOK KERJA PENYUSUNAN PEDOMAN PENYIDIKAN DAN SOSIALISASI
31
LAMPIRAN 4 KEGIATAN RAPAT AWAL PENYUSUNAN BUKU PEDOMAN PENYIDIKAN KARHUTLA BERBASIS DETEKSI DINI DI BARESKRIM POLRI TANGGAL 22 SEPT 2020
32
LAMPIRAN 5 ABSENSI RAPAT PROYEK PERUBAHAN “PEDOMAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KARHUTLA DAN TUPOKSI PENCEGAHAN TIDAK PIDANA KARHUTLA SERTA SOSIALISASINYA
33
LAMPIRAN 6 RAPAT POKJA TANGGAL 28 SEPTEMBER 2020
LAMPIRAN 7 BUKU PEDOMAN GAKKUM KARHUTLA
34
LAMPIRAN 8 RAPAT DENGAN KLHK
LAMPIRAN 9 SURAT DUKUNGAN
35
LAMPIRAN 10 SOSIALISASI GAKKUM KARHUTLA
36
LAMPIRAN 11 SOSIALISASI GAKKUM KARHUTLA SECARA VIRTUAL