laporan-praktikum.docx
TRANSCRIPT
![Page 1: Laporan-Praktikum.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071803/55cf9bb8550346d033a7243d/html5/thumbnails/1.jpg)
Laporan Praktikum Pesawat Atwood
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap partikel yang melakukan pergerakan. Pergerakan memiliki kecepatan dan
percepatan. Benda yang bergerak pasti membrerikan gaya seperti bola. Ketika kita
menendangnya bola akan berguling dengan kata lain melakukan perpindahan. Nah jika
kita tidak menendang akan tidak melakukan apa-apa terhadap bola tersebut maka bola
tetap dalam posisi demikian. Mengapa hal tersebut terjadi ? Nah , bagaiman dengan
benda yang jatuh dari suatu ketinggian s elalu mengarah kebawah walaupun kita
melemparnya keatas maka pada ketinggian tertentu pasti akan jatuh juga. Dan ketika
benda yang jatuh dan tiba disebuah permukaan seperti lantai atau tanah mengapa benda
tidak menerobos permukaan tersebut.
Fenomena lain, ketika kita menimbah air dari sebuah sumur hanya dengan
menariknya dengan tali akan terasa berat. Sedangkan jika kita menimbahnya dengan
bantuan ktrol, ketika ditarik maka terasa lebih ringan dibandingkan yang tanpa katrol.
Pada hal massa beban sama dan kedalaman sama. Selain itu benda juga semakin cepat di
tarik dari pada benda yang tidak pakai katro.
B. Tujuan Percobaan.
1. Membuktikan keberlakuan hukum-hukum Newton untuk gerak translasi dan gerak
rotasi.
2. Menghitung momen kelembaman (nersia) katrol.
C. Manfaat Percobaan
1. Mahasiswa dapat membuktikan keberlakuan hukum-hukum Newton untuk gerak
translasi dan gerak rotasi.
2. Mahasiswa dapat menghitung momen kelembaman (nersia) katrol.
TINJAUN PUSTAKA
Hukum Pertama Newton menyatakan bahwa sebuah benda dalam keadaan diam atatu
bergerak dengan kecepatan konstan akan tetap atau terus bergerak dengan kecepatan konstan
![Page 2: Laporan-Praktikum.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071803/55cf9bb8550346d033a7243d/html5/thumbnails/2.jpg)
kecuali ada gaya eksternal yang bekerja pada benda . Sebuah kerangka acuan dimana hukum
pertama newton berlaku dikarenakan karena kerangka acuan inersial. Tiap kerangka acuan
yang bergerak dengan kecepatan konstan relatif terghadap kerangka acuan inersial adalah juga
kerangka acuan inersial. Suatu kerangka acuan yang terikat pada permukaan bumi sebenarnya
bukan kerangka acuan inersial karena percepatan kecil permukaan bumi (relatif terhadap pusat
bumi) yang disebabkan oleh rotasi bumi., dan karen apercepatan sentripetal tyang kecil dari
bumi itu sendiri sehubungan dngan peredarannya mengelilingi matahari. (Tipler: 88-90)
Hukum kedua Newton menyatakan percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan
gaya total yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan
sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya. Bentuk persamaanya dapat dituliskan:
a=∑ F
m
Dimana a adalah percepatan m adalah massa dan ∑ F merupakan gaya total berarti ‘Jumah
dari’, F adalh gaya sehingga ∑ F berarti jumlah vektor dari semua gaya yang bekerja pada
benda tersebut, yang kita definisikan sebagai gaya total.Kita susun kembali persamaan ini
untuk mendapatkan pernyataan yang lebih dikenal untuk Hukum newton kedua:
∑ F=m.a
Hukum Newton kedua menghubngkan antara deskripsi gerak dengan penyebab gaya. Hukum
ini merupakan hubungan yang paling dasar pada Fisika. Dari Hukum Newton kedua kita bisa
membuat definisi yang lebih tepat mengenai gaya sebagai sebuah aksi yang bisa mempercepat
sebuah benda.(Giancoli: 94-95)
Hukum ketiga Newton tentang geraa diungkpkandalam kalimat: F⃗ A pada B=−Fb pada A
“Jika benda A memberika gaya ada benda (aksi). Maka benda B akan memberiakan gaya pada
benda A (reaksi). Kedua gaya ini memiliki besar yang sama tetapi gayahnya yang berlawanan.
Kedua gaya ini bekerja pada benda yang berbeda”
Pada pernyataan ini “aksi” dan “reaksi’. Merupakan aya yang berlawanan, kadang-kadang kita
menghubungkannya sebagai pasangan aksi reaksi . Ini bukan berarti menerapkan semua
hubungan sebab akibaaya yang berlawanan, kadang-kadang kita menghubungkannya sebagai
pasangan aksi reaksi . Ini bukan berarti menerapkan semua hubungan sebab akibat. Kita
![Page 3: Laporan-Praktikum.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071803/55cf9bb8550346d033a7243d/html5/thumbnails/3.jpg)
menganggap sebuah gaya sebagai “aksi” dan gaya lain sebagai ‘reaksi’. Dalam istilah
sederhana, gay-gaya tersebut dapat kita katakan ‘”sama dan berlawanan” yang berarti memiliki
besar yang sama dengan arah berlawanan.( Young dan Freedman :107)
Hukum Newton kedua untuk komponen tangensial adalah
F1 tan=m1 a1 tan θ
Kita dapat menyatakan percepatan tangensial dari partikel pertama sebagai percepatan sudut α ,
menggunakan percepatan a1 tan=r1 α dengan menggunakan hubungan ini dan mengalikan kedua
sisi persamaan dengan r, kita dapatkan:
F l tan rl=m1 r12 α
Dari persamaan tersebut hanyalah besar torsi τ1 dari gaya total terhadap sumbu rotasi .
Komponen F1rad maupun F1 y tidak berperan dalam menghasilkan torsi terhadap sumbu y.
karena keduanya cenderung tidak mengubah rotasi partikel terhadap sumbu y. Jadi τ1=F1 tan r1
adalah torsi total ayng bekerja pada partikel ditinjau dari sumbu rotasi. Maka kita dapat menulis
persamaaan:
τ1=I 1=m1 r12 α
Kita tuliskan sebuah persamaan seperti ini untuk setiap partikel pada benda dan dan kemudian
menjumlahkan.
τ1+τ2+…=I 1 α+ I 2 α=m1 r12 α+m1 r1
2+…
Atau
∑ τ1=(∑ mi ri2 )α
Maka keseluruhan benda tegar kita memiliki analogi dari hukum kedua Newton untuk benda
berotasi:
(Young dan Freedman: 294)
∑ τ=I α (analogi hukum kedua newton untuk rotasi benda tegar) tegar)
![Page 4: Laporan-Praktikum.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071803/55cf9bb8550346d033a7243d/html5/thumbnails/4.jpg)
Bila sebuah katrol hanya dapat berputar pada porosnya yang diam , maka geraknya
dapat dianalisis sebagai berikut:
∑ F=0
−T 1−m g−T 2+N=0 ……………. (1 )
∑ τ=I α
−T 1 R+T 2 R=I α ……… (2 )
α= aR
…… …(3)
Dengan a merupakan percepatan tangensial tepi katrol, percepatan ini sama dengan percepatan
kali penggantung yang di iilitkan pada katrol pada slip.
Bila sebuah benda digantungkan pada tali, maka percepatan benda adalah:
α=(m+m1 )−m1
m+m1+m2+11R2
. g…… (4 )
(Tim Penyusun :20)
METODE PERCOBAAN
A. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel
1. Identifikasi Variabelsi
Variabel manipulasi : Massa benda 2 atau m2 (g)
Variabel Respon: Waktu (s)
Variabel Kontrol: Massa benda 1 / m1 (g0
Jari-jari katrol (cm)
2. Definisi Operasional Variabel
a. Massa benda 2 / m2 (g)
Yaitu massa benda ditambahkan pada benda 2 sehingga massanya besar dari benda
1.
b. Jarak (m)
Yaitu ketinggian tiang yang telah ditentukan ketika benda 2 yang ditambah beban
bergerak turun sepanjang ketinggian tersebut.
![Page 5: Laporan-Praktikum.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071803/55cf9bb8550346d033a7243d/html5/thumbnails/5.jpg)
c. Waktu (s)
Yaitu waktu yang dibutuhkan ole benda-benda yang ditambah beban bergerak
turun sepanjang ketinggian tiang /jarak yang ditentukan.
d. Massa benda 1 /m2 (g)
Yang besarnya massa benda menjadi massa katrol yang relatif sama dengan massa
benda 2 ketika tanpa tambahan beban.
B. Alat dan bahan
1. Pesawat atwood yang terdiri dari:
a. Tiang bersklaa R pada ujung atasnnya erdapat katrol P.
b. Tiang penggantung yang yang massanya dapat diabaikan.
c. Dua beban M 1 dan M 2 yang berbentuk silinder dengan massa sama masing-masing
m yang di ikatkan pada ujung-ujung tali penggantung.
d. Dua beban tambahan dengan massa masing-masing m1 dan m2.
e. Genggaman G dengan pegas, perlahan beban tambahan A yang berlubang.
C. Prosedur Kerja
1. Semua beban M 1, M 2 , m1 dan m2 ditimbang dengan neraca 310 g.
2. Pasanglah gengggaman G1 penahan beban tambahan A penahan beban B pada tiang
berskala.
3. Untuk menyelidiki apakah pesawat atwood bekerja dengan baik. Lakukan percobaan
sebagai berikut:
a. Gambarkan M 1 dan M 2 pada ujung-ujung tali kemudian pasang pada katrol.
b. Pasanglah M 1 pada genggaman G, dengan menggunakan pegas, selidiki apakah
tiang berskala sejajar dengan tali. Jika tidak, ukurlah sampai sejajar.
c. Tambahkan beban tambahan m, pada M 2.
d. Tekan G1 maka M 1 akan terlepas dari genggaman G dan bergerak ke atas, M 1+m2
akan bergerak ke bawah. Jika pesawat bekerja dengan baik maka kedua beban
akan bergerak di percepat, dan ketika M 1+m2, melalui A, m1 akan tersangkut di A,
dan kemudian system akan bergerak lurus beraturan. Jika hal ini tidak terjadi
betulkan letak penahan beban tambahan A.
e. Selanjutnya, pasang lagi beban M 1 pada genggaman dan M 2 ditambah salah satu
beban tambahan.
![Page 6: Laporan-Praktikum.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071803/55cf9bb8550346d033a7243d/html5/thumbnails/6.jpg)
f. Catat kedudukan A dan B. M 1 dilepas dan catat waktu yang diperlukan oleh M 2
untuk menempuh jarak X AB itu. Ulangi pengukuran ini sebanyak 3 kali.
g. Lakukan kegiatan (F) untuk beberapa jarak X AB.
h. Sekarang lakukan untuk percobaan seperti diatas tetapi yang harus dicatat adalah
kedudukan C (kedudukan (m1+m2¿¿ dan A serta waktu yang diperlukan oleh
M 1+m2 dan A serta waktu yang diperlukan oleh M 1+m2 untuk menempuh jarak XCA .
i. Percobaan ini pun dilakukan masing-masing 5 kali untuk setiap jarak XCA, dan
juga perhatikan apa ynag dimaksud dengan jarak XCA itu.
D. Teknik Analisis Data
1. Metode Tabel
Dalam metode ini menunjukkkan hubungan antara besarnya jarak /ketinggian bidang
waktu tempuh ketika jarak telah diatur dengan ketinggian tertentu, kemudian pegas G
dilepas sehingga benda M 2 dengan tambahan beban akan bergerak turun dan ketika
benda mencapai ujung ke bawah dari jarak yang ditentukan maka saat itu juga catat
waktu yang di butuhkan untuk menempuhnya.
Tabel hubungan antara besar jarak
/ketinggian tiang dengan waktu tempuhnya ketika beban M 2 ditambah m1 pada
ketinggian X=AB.
No. X AB t 1 (s) t 2(s) t 3(s)
Tabel hubungan antara besar jarak/ketinggian yang dengan waktu tempuhnya ketika
beban M 2 ditambah m1 pada ketinggian X=BC.
No. X AB t 1 (s) t 2(s) t 3(s)
![Page 7: Laporan-Praktikum.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071803/55cf9bb8550346d033a7243d/html5/thumbnails/7.jpg)
Tabel hubungan antara besar jarak /ketinggian tiang dengan waktu tempuhnya, ketika
benda M 2 ditambah beban m1 dan m2 pada X=AB.
No. X AB t 1 (s) t 2(s) t 3(s)
Tabel hubungan antara besar jarak/ketinggian tiang dengan waktu tempuhnya ketika
benda M 2 di tambah beban m1 dan m2 pada X=BC.
No. X AB t 1 (s) t 2(s) t 3(s)
2. Metode Perhitungan
Dalam metode ini teknik perhitungan. Data-data yang diperoleh berupa besaran jarak
dan besaran waktu serta massa benda dan beban tambahan. Dari data tersebut maka
akan mencari nilai kecepatan, percepatan, dan momen inersia katrol maka kita akan
menggunakan rumus:
I=¿
Percepatan M 2 setelah melalui X AB
a=2 x t−2
Kecepatan M 2 setelaah melalui titik b.
v= xt
HASIL, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A, Hasil Pengamatan
Nst Neraca Ohaus : 310 g
![Page 8: Laporan-Praktikum.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071803/55cf9bb8550346d033a7243d/html5/thumbnails/8.jpg)
Nst lengan II : 200
2=100 g
Nst Skala nonius : 0,1 g10
=0,01 g
Nst Jangka Sorong : 10 mm
20=0,5 mm=0,5 cm
Nst stop Watch: 5 s25
=0,2 s
Nst mistar tiang = 1
10=0,1 cm
Massa Beban
Massa Beban =M 1=64,08 g
M 2=64,08 g
Massa beban tambahan = m1=0,43 g
m2=0,52 g
m3=0,9 g
Massa katrol : 90,72 g
Diameter katrol = 11,31 cm
Jari-jari katrol (r) = 5,66 cm
Percepatan gravitasi = 10 m
s2
Tabel 1 = Hubungan antara jarak pada AB dengan waktu tempuh dengan massa
M 2=M 2+m1
No. X AB (cm) t 1 (s) t 2(s) t 3(s)
1.
2.
3.
60
75
90
3,0
3,2
3,4
2,8
3,4
3,2
3,0
3,6
3,0
Tabel II Hubungan antara jarak BC dengan waktu tempuh dengan massa
M 2=M 2+m1
![Page 9: Laporan-Praktikum.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071803/55cf9bb8550346d033a7243d/html5/thumbnails/9.jpg)
No. X AB (cm) t 1 (s) t 2(s) t 3(s)
1.
2,
3,
60
75
90
2,0
1,4
2,4
2,2
1,6
2,4
2,0
1,6
2,4
Tabel III Tabel hubungan antara jarak pada AB dengan waktu tempuh dengan massa
M 2=M 2+m1+m2
No. X AB(cm) t 1 (s) t 2(s) t 3(s)
1.
2.
3.
60
75
90
2,2
2,4
2,0
2,0
2,2
3,2
2,0
2,2
2,2
2,2
Tabel IV Hubungan antara jarak pada Bcdengan Waktu tempuh dengan massa
M 2=M 2+m1+m2
No. X AB(cm) t 1 (s) t 2(s) t 3(s)
1.
2.
3.
60
75
90
2,2
2,4
2,0
2,0
2,2
3,2
2,0
2,2
2,2
B. Analisis data
1. Analisis Perhitungan
Analisis perhitungan pada XAB dengan M 2=M 2+m1
a. Pada X AB=60 cm
t=|t 1+t 2+t3
3 |s
![Page 10: Laporan-Praktikum.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071803/55cf9bb8550346d033a7243d/html5/thumbnails/10.jpg)
¿ 3,0+2,8+3,03
¿8,83
=2,93 s
a=2 x
t2=
2 (60 )2,932 s
=120 cm
8,58 s2=2,93 s
I=(M 1 g+mg−M 1 g−m1a−m2 a−ma¿R2 )
a
¿(0,43.100
cm
s2 −0,43 g .13,99cm
s2 )5,662
13,99cms2
¿13,78 g cm2
b. Pada X AB=75 cm
t=|t 1+t 2+t3
3 |s¿ 3,2+3,4+3,6
3
¿ 10,2 s3
=3,4 s
a=2 x
t2=
2 (75 cm )(3,4 s)2
=150 cm3
=3,4 s
I=(M 1 g+mg−M 1 g−m1a−m2 a−ma¿R2 )
a
¿(0,43.100
cm
s2 −0,43 g .12,98cm
s2 )5,662
12,98cms2
¿92,37 g cm2
c. Pada X AB=90 cm
![Page 11: Laporan-Praktikum.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071803/55cf9bb8550346d033a7243d/html5/thumbnails/11.jpg)
t=|t 1+t 2+t3
3 |s¿ 3,4+3,2+3 , o
3
¿ 9,6 s3
=3,2 s
a=2 x
t2=
2 (90 )3,22
=120 cm
8,58 s2=17,58
cm
s2
I=(M 1 g+mg−M 1 g−m1a−m2 a−ma¿R2 )
a
¿(0,43.100
cm
s2 −0,43 g .17,5cm
s2 )5,662
17,58cms2
¿64,59 g cm2
Analisis perhitungan pada XBC dengan M 2=M 2+m1
a. Pada XBC= 60 cm
t=|t 1+t 2+t3
3 |s¿ 2,0+2,2+2,0
3
¿6,23
=28,98 s
v= xt=75 cm
2,07 s=28,98
cms
b. Pada XBC=75 cm
![Page 12: Laporan-Praktikum.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071803/55cf9bb8550346d033a7243d/html5/thumbnails/12.jpg)
t=|t 1+t 2+t3
3 |s¿ 1,4+1,6+1,6
3
¿4,63
=1,53 s
v= xt=75 cm
1,53 s=49,02
cms
c. Pada XBC=90 cm
t=|t 1+t 2+t3
3 |s¿ 2,4+2,4+2,4
3
¿2,4s
v= xt=90 cm
2,4 s=37,5
cms
Analisis perhitungan ketika benda M 2 ditambah beban m1 dan m2 pada X=AB.
a. Pada XAB=60 cm
t=|t 1+t 2+t3
3 |s¿ 2,2+2,0+2,0
3
¿0,07s
a=2 x
t2=
2 (60 )2,072 s
=28,04cm
s2
I=(m. g−m1 . a−m2 . a−m.a ) R2
a
![Page 13: Laporan-Praktikum.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071803/55cf9bb8550346d033a7243d/html5/thumbnails/13.jpg)
¿(959.100−0,439.29,13−0,529.28,04−8,954.28,04 ) 5,662
28,04=43,33 g cm2
b. Pada XAB=75 cm
t=|t 1+t 2+t3
3 |s¿ 2,4+2,2+2,2
3
¿2,27s
a=2 x
t2=
2 (75 )2,272 s
=29,13cm
s2
I=(m. g−m1 . a−m2 . a−m. a ) R2
a
¿(959.100−0,439.29,13−0,529.29,13−8,954.29513 ) 5,662
29,13
¿43,33 g cm2
c. Pada XAB=90 cm
t=|t 1+t 2+t3
3 |s¿ 2,0+2,2+2,2
3
¿2,13s
a=2 x
t2=
2 (90 )2,132 s
=39,65cm
s2
![Page 14: Laporan-Praktikum.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071803/55cf9bb8550346d033a7243d/html5/thumbnails/14.jpg)
I=(m. g−m1 . a−m2 . a−m. a ) R2
a
¿(959.100−0,439.29,13−0,529.39,65−8,954.39,65 ) 5,662
29,13=15,89 g cm2
Analisis Perhitungan pada XBC dengan M 2=M 2+m1+m2
a. Pada XBC=60 cm
t=|t 1+t 2+t3
3 |s¿ 0,8+0,5+0,8
3
¿0,73s
v= xt=60 cm
0,73 s=92,19
cms
b. Pada XBC=75 cm
t=|t 1+t 2+t3
3 |s¿ 0,6+0,6+0,8
3
¿0,67s
v= xt=75 cm
0,67 s=111,94
cms
c. Pada XBC=90 cm
t=|t 1+t 2+t3
3 |s¿ 1,6+1,4+1,4
3
![Page 15: Laporan-Praktikum.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071803/55cf9bb8550346d033a7243d/html5/thumbnails/15.jpg)
¿1,47s
v= xt=90 cm
1,47 s=61,22
cms
C, Pembahasan
Percepatan suatu benda yang bergerak ke bawah di tentukan oleh besarnya jarak dan
massa. Dimana massa menentukan besar waktu tempuhnya. Benda yang yang berada pada
jarak X AB memiliki massaa beban tambahan sehingga percepatan benda ≠ 0 ketika meluncur
karena kecepatannya berubah tiap saat. Sedangkan pada jarak X BC tidak membawa massa
tambahan karena massa tambahan pada mulanya hanya untuk jarak X AB sehingga percepatan
benda =0 dimana ketika meluncur kecepatannya tetap. Momen Inersial katrol bergantung pada
jari-jari, percepatan dan massa benda yang menggantung yaitu jumlah massa yang bergerak
secara translasi
Hubungan antara jarak dan waktu berbeda, Metode perhitungannya juga berbeda
dimana untuk jarak XAB memiliki percepatan (≠ 0¿sehingga rumus yang kita gunakan
tujuannya mencari percepatan benda, sedangkan untuk jarak VBC tidak memiliki percepatan
(a ≠ 0¿ hanya memiliki kecepatan perubahan.
Hal ini terjadi karena awalnya benda diberi massa tambahan sebagai gaya untuk
menggerakkan benda dan pada XBC benda memiliki kecepatan tetap dimana benda terus
bergerak sesuai gerak awalnya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hukum 1 Newton berlaku ketika benda belum diberi gaya pada pegas, benda pada mesin
atwood tetap diam.
2. Hukum II Newton berlaku ketika benda diberi tambahan beban dengan tujuan agar benda
bergerak kebawah.
3. Hukum III Newton berlaku ketika benda yang bergerak kebawah menyentuh lantai dasar
dan akan terpantul.
![Page 16: Laporan-Praktikum.docx](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022071803/55cf9bb8550346d033a7243d/html5/thumbnails/16.jpg)
4. Momen inersia katrol bergantung pada jari-jari, percepatan dan massa benda yang
menggantung yaitu jumlah massa yang bergerak secara translasi.
B. Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam melakukan perconbaan agar dapat menghasilkan data
yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli.2001.Fisika Jilid 1. Jakarta:Erlangga
Tippler.1998.Fisika untuk Sains dan Teknik.Jakarta: Erlangga
Young dan Freedman.2001.Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga