laporan praktikum vitamin vhia

49
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA VITAMIN NAMA : A. ZULFIA AGUSTINA NIM : K211 08 277 KELOMPOK : 9 (SEMBILAN) ASISTEN : RASMAWATI TANGGAL PRAKTIKUM : 04 MEI 2009

Upload: andi-zulfianggagustina

Post on 22-Jan-2016

2.098 views

Category:

Documents


32 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

LAPORAN PRAKTIKUMBIOKIMIA

VITAMIN

NAMA : A. ZULFIA AGUSTINA

NIM : K211 08 277

KELOMPOK : 9 (SEMBILAN)

ASISTEN : RASMAWATI

TANGGAL PRAKTIKUM : 04 MEI 2009

LABORATORIUM TERPADU KESEHATAN MASYARAKATAIPTKMI

REGIONAL INDONESIA TIMURFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

2009

Page 2: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Vitamin merupakan bahan makanan bukan penghasil energi, sehingga

harus diberikan dalam makanan sehari-hari untuk mendapatkan kesehatan yang

optimal.1

Jumlah yang diperlukan sehari-hari relatif kecil, yaitu berkisar antara

beberapa microgram sampai beberapa milligram. Kebanyakan vitamin berperan

sebagai koenzim dalam berbagai reaksi di dalam tubuh. Oleh karena itu dapat

dimengerti bahwa kekurangan vitamin dapat mengganggu kelancaran reaksi-

reaksi biokimia.1

Vitamin terdapat dalam bahan makanan hanya dalam jumlah relatif kecil.

Bentuk vitamin berbeda-beda, diantaranya ada yang berbentuk provitamin atau

calon vitamin (precursor). Setelah diserap oleh tubuh, provitamin dapat diubah

menjadi vitamin yang aktif.1

Karbohidrat, protein, dan lemak dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah

besar untuk menyediakan energi dan menghasilkan precursor organik berbagai

komponen tubuh. Namun demikian, vitamin memiliki fungsi khusus yang tidak

dapat diganti oleh zat lain. Kekurangan vitamin berarti kekurangan zat essensial

dalam tubuh, sehingga dapat menimbulkan penyakit tertentu. Kondisi kekurangan

vitamin disebut avitaminosis dan dapat disembuhkan dengan memberikan vitamin

yang kurang.1

Page 3: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai vitamin, maka dilakukan

percobaan ini.

I.2 Tujuan Percobaan

- Tujuan Umum

1. Mempelajari sifat-sifat vitamin.

2. Membuktikan adanya vitamin dalam suatu bahan secara kualitatif.

- Tujuan Khusus

1. Membuktikan adanya vitamin A dalam suatu bahan secara kualitatif.

2. Membuktikan adanya vitamin D dalam suatu bahan secara kualitatif.

3. membuktikan adanya vitamin B1 secara kualitatif.

4. Membuktikan adanya vitamin B6 secara kualitatif.

5. Membuktikan adanya vitamin C secara kualitatif

I.3 Prinsip Percobaan

1. Penentuan Adanya Vitamin A

Vitamin A stabil di bawah atmosfir, tetapi cepat kehilangan

aktivitasnya bila dipanaskan dengan adanya oksigen, terutama pada

suhu tinggi, vitamin A dapat rusak bila dioksidasi atau didehidrogensi.

Penentuan adanya vitamin A dapat dilakukan dengan 2 metode, yakni

dengan pereaksi Carr-Price atau pereaksi Trikloroasetat (TCA).

Vitamin A dengan pereaksi Carr-Price akan memberikan warna biru,

kemudian berubah menjadi merah coklat. Intensitas warna biru

sebanding dengan banyaknya vitamin A yang terkandung dalam suatu

Page 4: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

bahan. Oleh karena itu, reaksi dapat dijadikan dasar penentuan

kuantitatif vitamin A secara kolorimetri.

2. Penentuan Adanya Vitamin D

Di alam terdapat 2 jenis vitamin D yang penting, yaitu vitamin D2

(viosterol atau ergokalsiferol) yang banyak terdapat dalam minyak hati

ikan dan vitamin D3 (kolekalsiferol) yang banyak bersumber dari

bahan nabati seperti ragi dan jamur.

Pada umumnya, vitamin D stabil terhadap pemanasan, asam dan

oksigen. Vitamin D secara lambat dapat didestruksi bila lingkungannya

alkalis, terutama bila terdapat udara dan cahaya. Pemanasan dengan

hidrogen peroksida tidak merusak vitamin D, tetapi vitamin A akan

rusak.

3. Penentuan Adanya Vitamin B1

Vitamin B1 atau Thiamin mengandung sistem dua cincin, yaitu inti

pirimidin dan thiazol. Dalam tanaman, terutama serelia, vitamin B1

terdapat dalam keadaan bebas, sedangkan dalam jaringan hewan

terdapat sebagai koenzim, yaitu thiamin pirofosfat (TPP).

Vitamin bersifat larut dalam air, tetapi tidak larut dalam pelarut lemak.

Dalam larutan netral atau katalis, thiamin mudah rusak, sedangkan

dalam keadaan asam tahan panas. Thiamin stabil pada pemanasan

kering, tetapi mudah terurai oleh zat-zat pengoksidasi dan terhadap

radiasi sinar ultraviolet.

Page 5: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

4. Penentuan Adanya Vitamin B6

Dalam vitamin B6 terdiri atas tiga bentuk senyawa, yaitu pirodoksin,

pirodoksal, dan pirodoksamin. Ketiga bentuk vitamin B6 terdapat

dalam hewan maupun tumbuhan, terutama pada beras atau gandum.

Pirodoksin stabil terhadap pemanasan, alkali dan asam. Pirodoksal dan

pirodoksamin mudah rusak oleh pemanasan, udara dan cahaya. Dari

ketiga bentuk vitamin B6, hanya pirodoksin yang paling tahan terhadap

pengaruh pengolahan dan penyimpanan.

5. Penentuan Adanya Vitamin C

Vitamin C di alam terdapat dalam dua bentuk, yaitu bentuk teroksidasi

(asam askorbat) dan tereduksi (asam dehidroaskorbat). Keduanya

memiliki keaktifan sebagai vitamin C. Sumber vitamin C sebagian

besar berasal dari sayur-sayuran berwarna hijau dan buah-buahan

terutama yang masih segar.

Vitamin C larut dalam air dan agak stabil dalam larutan asam, tetapi

mudah dioksidasi terutama bila dipanaskan. Proses oksidasi akan

dipercepat dengan adanya tembaga, oksigen dan alkali.

I.4 Manfaat Percobaan

1. Dapat mengetahui sifat-sifat dari vitamin.

2. Dapat membuktikan adanya vitamin dalam suatu bahan secara

kualitatif.

Page 6: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

BAB II

TINJAUAN PUSATAKA

Istilah vitamine pertama kali digunakan pada tahun 1912 oleh Cashimir

Funk di Polandia. Dalam upaya menemukan zat di dalam dedak beras yang

mampu menyembuhkan penyakit beri-beri, ia menyimpulkan bahwa penyakit

tersebut disebabkan oleh kekurangan suatu zat di dalam makanan sehari-hari. Zat

ini dibutuhkan untuk hidup (vita) dan mengandung unsur nitrogen (amine), oleh

sebab itu diberi nama vitamine. Penelitian selanjutnya membuktikan bahwa ada

beberapa jenis vitamin yang ternyata tidak merupakan amine. Oleh sebab itu,

istilah “vitamine” kemudian diubah menjadi vitamin.2

Vitamin merupakan senyawa-senyawa organik yang memegang peranan

penting dalam berlangsungnya berbagai proses vital di dalam tubuh. Vitamin

memiliki peran sangat penting untuk pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan, dan

fungsi-fungsi tubuh lainnya agar metabolisme berjalan normal.3

Sebelum mengetahui susunan kimianya, vitamin diberi nama menurut

abjad (A, B, C, D, E, dan K). Vitamin B ternyata terdiri dari beberapa unsur

vitamin. Penelitian-penelitian kemudian membedakan vitamin dalam dua

kelompok : (1) vitamin larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K) dan (2)

vitamin larut dalam air (vitamin B dan C).2

Vitamin B yang esensial bagi nutrisi manusia adalah (1) tiamin (vitamin

B1), (2) riboflavin (vitamin B2), (3) niasin (vitamin B3), (4) asam

pantotenat(vitamin B5), (5) vitamin B6, (7) vitamin B12, dan (8) asam folat.4

Page 7: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

Asam askorbat (vitamin C) merupakan antioksidan larut-air yang

mempertahankan banyak kofaktor logam dalam keadaaan tereduksi.4

Vitamin A (retinol) tidak hanya diwakili oleh vitamin A yang ada di dalam

makanan, tetapi juga oleh provitamin (β-karoten) di dalam tanaman. Retinol dan

asam retinoat dianggap bekerja melalui pengontrolan ekspresi gen, sementara

retinal digunakan pada penglihatan dan berperan di dalam sintesis glikoprotein.4

Vitamin D merupakan senyawa steroid prohormon yang aktivitasnya

diselenggarakan oleh derivat hormonnya, kalsitriol. Vitamin D digunakan dalam

pengaturan metabolisme kalsium serta fosfor, dan tidak adanya vitamin D di

dalam makanan akan menimbulkan penyakit rakitis serta asteomalasia.4

Vitamin E (tokoferol) merupakan antioksidan yang paling penting di

dalam tubuh, bekerja pada fase lipid membran di seluruh sel. Vitamin ini memberi

perlindungan terhadap efek radikal toksik.4

Vitamin K diperlukan bagi sintesis berbagai faktor pembekuan darah.

Fungsi vitamin K sebagai kofaktot enzim karboksilase yang bekerja pada residu

glutamat protein prekursor faktor pembekuan memungkinkan vitamin tersebut

melakukan khelasi kalsium.4

Semua vitamin larut-lipid memiliki sifat sebagai molekul hidrofobik dan

apolar, serta sifat sebagai derivat isoprena. Semua vitamin larut-lipid

membutuhkan absorpsi lemak yang normal agar penyerapan dapat berlangsung

efisien, dan jika mekanisme ini terganggu, cenderung terjadi gejala defiseinsi.5

Beberapa fungsi vitamin-vitamin yang penting diantaranya :1

Page 8: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

- Vitamin A berfungsi mempertahankan struktur dan fungsi jaringan epitel,

membantu pertumbuhan dan proses penglihatan.

- Vitamin D berfungsi meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfor dalam saluran

pencernaan, mempunyai peranan penting pada proses klasifikasi, dan

berhubungan dengan aktifitas enzim fosfatase alkali did ala serum.

- Vitamin B1berfungsi sebagai koenzim (tiamin difosfat, tiamin pirofosfat) pada

reaksi-reaksi metabolisme karbohidrat misalnya : pada reaksi dekarboksilasi

oksidatif asam piruvat menjadi asetil-koenzim A dan reaksi transketolasi pada

“the hexose monophosphate shunt”.

- Vitamin B6 berfungsi sebagai koenzim pada metabolisme asam amino,

diantaranya pada proses-proses dekarboksilasi dan transaminasi.

- Vitamin C berfungsi mempertahankan keadaan zat-zat intersel jaringan

cartilage, dentin dan tulang.

` Vitamin juga berperan dalam berbagai macam fungsi tubuh lainnya,

termasuk regenerasi kulit, penglihatan, system susunan saraf dan system

kekebalan tubuh dan pembekuan darah. Tubuh membutuhkan jumlah yang

berbeda untuk setiap vitamin. Setiap orang punya kebutuhan vitamin yang

berbeda. Anak-anak, orang tua, orang yang menderita penyakit atau wanita hamil

membutuhkan jumlah yang lebih tinggi akan beberapa vitamin dalam makanan

mereka sehari-hari.3

Berdasarkan kelarutan, vitamin dibagi menjadi dua golongan utama,

yaitu:1

1. Vitamin yang larut dalam air, meliputi vitamin B dan C.

Page 9: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

2. Vitamin yang larut dalam lemak, meliputi vitamin A, D, E, dan K.

Menurut Kodicek (1971), vitamin yang larut dalam air disebut prakoenzim

(procoenzyme). Vitamin-vitamin ini dapat bergerak bebas dalam badan, darah,

dan limfa. Karena sifat kelarutannya, vitamin yang larut dalam air mudah rusak

dalam pengolahan dan mudah hilang atau terlarut bersama air selama pencucian

bahan. Di dalam tubuh, vitamin ini disimpan dalam jumlah terbatas dan kelebihan

vitamin akan dikeluarkan atau diekskresikan melalui urin. Oleh karena itu, untuk

mempertahankan saturasi jaringan vitamin ini harus sering dikonsumsi.1

Golongan vitamin yang larut dalam lemak disebut alosterin. Setelah

diserap dalam tubuh, vitamin akan disimpan dalam jaringan-jaringan lemak,

terutama hati. Karena sifatnya yang tidak larut dalam air, vitamin-vitamin

demikian tidak diekskresikan. Akibatnya, di dalam tubuh dapat disimpan dalam

jumlah banyak, sehingga kemungkinan terjadinya toksisitas jauh lebih besar

daripada vitamin yang larut dalam air.1

Hal inilah yang membuat kelebihan vitamin yang larut dalam lemak

kadang-kadang dapat menyebabkan gejala keracunan yang jarang terjadi pada

vitamin yang larut dalam air. Sebaliknya, gejala defisiensi (kekurangan) lebih

sering terjadi pada vitamin yang larut dalam air karena vitamin ini tidak dapat

disimpan di dalam jaringan tubuh. Gejala defisiensi bervariasi dari tingkat

masalah kecil, seperti sakit kepala, masalah-masalah kulit atau hilangnya nafsu

makan sampai penyakit-penyakit yang serius misalnya beri-beri yang disebabkan

oleh kekurangan vitamin B atau kudisan yang disebabkan oleh kekurangan

vitamin C dalam jangka waktu yang panjang. Bagaimanapun defisiensi yang

Page 10: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

serius ditemukan di negara-negara berkembang. Namun demikian, konsumsi

vitamin yang hampir sampai pada tahap optimum juga terjadi pada beberapa

bagian grup populasi.4

BAB III

Page 11: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Alat dan Bahan

1. Penentuan Adanya Vitamin A

Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, pipet ukur, pipet tetes,

dan sudip atau sendok.

Bahan yang digunakan adalah minyak ikan, asam asetat anhidrid,

kloroform, asam trikloroasetat (TCA), dan Kristal SbCl3.

2. Penentuan Adanya Vitamin D

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi,

pipet ukur, pipet tetes, dan alat pemanas.

Adapun bahan yang digunakan adalah minyak ikan, larutan H2O2 5

%, kloroform, asam trikloroasetat (TCA), asam asetat anhidrid, kristal

SbCl3, dan kertas label

3. Penentuan Adanya Vitamin B1.

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi,

pipet ukur atau tetes, dan alat pemanas.

Adapun bahan yang digunakan adalah larutan thiamin 1%, larutan

KI 5%, larutan Bismuth Nitrat (Bi(NO3)3), larutan Pb-asetat 10%, larutan

NaOH 6 N, dan kertas lakmus.

4. Penentuan Adanya Vitamin B6

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi dan

pipet tetes

Page 12: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

Adapun bahan yang digunakan adalah larutan pirodoksin-HCl 1%,

larutan CuSO4 2%, larutan NaOH 3 N, larutan Besi (III) klorida (FeCl3)

1%, dan kertas label..

5. Penentuan Adanya Vitamin C

Alat yang digunakan adalah alat pemanas, tabung reaksi, dan pipet

tetes.

Adapun bahan yang digunakan adalah larutan asam askorbat 1%,

pereaksi Benedict, larutan NaHCO3 5%, larutan FeCl3 1%, dan kertas pH

atau lakmus.

III.2 Prosedur Kerja

1. Penentuan Adanya Vitamin A

A.

10 tetes minyak ikan

+ 15 tetes kloroform

Campurlah dengan baik

+ 4 tetes asam asetat anhidritBubuhkan sepucuk

sendok kristal SbCl3

Perhatikan perubahan warna yang terjadi

Page 13: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

B.

2. Penentuan Adanya Vitamin D

10 tetes minyak ikan

Campurlah dengan baik

+ 4 mL pereaksi asam trikloroasetat dalam kloroform

Perhatikan warna yang terjadi

10 tetes minyak ikan

+ 10 tetes larutan H2O2 5%

Kocoklah campuran selama kira-kira 1

menit

Panaskan hingga tidak ada gelembung gas

Dinginkan dibawah kran

Lakukan uji Carr-Price dan amati

perubahan warna yang terjadi

Page 14: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

3. Penentuan Adanya Vitamin B1

A.

B.

1 mL larutan thiamin 1%

+ 1 mL larutan Pb-asetat 10% dan 4,5 mL NaOH 6 N

Campurlah dengan baik

Perhatikan warna kuning yang terbentukpanaskan

Perhatikan warna endapan coklat-hitam yang menandakan vitamin B1

positif

5 tetes larutan thiamin 1%

+5 tetes larutan Bismuth Nitrat

Campurlah dengan baik

+ 1 tetes larutan KI 5%Perhatikan warna yang terbentuk

Page 15: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

4. Penentuan Adanya Vitamin B6

A.

B.

5. Penentuan Adanya Vitamin C

A.

B.

10 tetes larutan pirodoksin 1%

Perhatikan perubahan warna yang terbentuk

10 tetes larutan pirodoksin 1%

+ 3-5 tetes larutan FeCl3

Perhatikan perubahan warna yang terbentuk

+4 tetes larutan CuSO4 2% dan 20 tetes NaOH 3N

10 tetes larutan asam askorbat 1%

Panaskan selama 2 menit

Perhatikan adanya endapan yang terbentuk

+ 30 tetes peraksi Benedict

Perhatikan adanya endapan yang terbentuk

10 tetes larutan asam askorbat 1%

Netralkan dengan

NaHCO3 5%+ 2 tetes

larutan FeCl3

Page 16: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan

A. Tabel

- Penentuan Adanya Vitamin A

Bahan Prosedur A Prosedur B

Minyak ikan 10 tetes 10 tetes

Kloroform 15 tetes -

Asam asetat anhidrid 4 tetes -

SbCl3 kristal sepucuk sendok -

TCA dalam kloroform - 2 mL

Campurlah dengan baik

Hasil : Perhatikan

warna yang terbentuk( + ) ( + )

- Penentuan Adanya Vitamin D

Bahan Tabung 1

Minyak ikan 10 tetes

Larutan H2O2 5% 10 tetes

Panaskan sampai tidak mendidih, lalu uji dengan pereaksi Carr-Price

Hasil : warna jingga-kuning (+/-) (+)

Page 17: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

- Penentuan Adanya Vitamin B1

Bahan Prosedur A Prosedur B

Larutan thiamin 1 % 1 mL 5 tetes

Larutan Pb asetat 10 % 1 mL -

Larutan NaOH 6 N 4,5 mL -

Larutan B1 (NO3)3 - 5 tetets

Larutan KI 5 % - 1 tetes

Campurlah dengan baik dan panaskan untuk prosedur A

Hasil : Perhatikan

warna endapan yang

terbentuk

( - )

Warna larutan

coklat, tidak ada

endapan

( - )

Tidak berbentuk

endapan merah jingga

- Penentuaan Adanya Vitamin B6

Bahan Prosedur A Prosedur B

Larutan Prodousin 10 tetes 10 tetes

Larutan CuSO4 2N 4 tetes _

Larutan NaOH 3N 20 tetes _

Larutan FeCL3 _ 3-5 tetes

Hasil : perhatikan warna

endapan yang terbentuk

Warna biru mendekati

ungu

( + )

Warna kunig pucat

( - )

Page 18: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

- Penentuan Adanya Vitamin C

Bahan Prosedur A Prosedur B

Larutan asam askorbat 1% 10 tetes 10 tetes

Pereaksi benedict 30 tetes -

pH larutan - 8

larutan FeCl3 1% - 2-3 tetes

Hasil : Perhatikan warna

endapan yang terbentuk

Warna hijau

kekuningan

( + )

Warna merah ungu

(+)

B. Pembahasan

1. Penentuan Adanya Vitamin A

Penentuan adanya vitamin A dalam perconaan ini ialah dilakukan dengan

menggunakan pereaksi Carr-Price dan pereaksi Trikloroasetat (TCA).

Dalam percobaan ini, pada prosedur A yang menggunakan metoda

pereaksi Carr-Price diperoleh hasil larutan yang berwarna coklat.

Kemudian pada percobaan B yang menggunakan metoda pereaksi TCA

diperoleh hasil larutan berwarna biru kehijauan. Ini menunjukkan bahwa

bahan percobaan (minyak ikan) mengandung vitamin A.

2. Penentuan Adanya Vitamin D

Penentuan adanya vitamin D dilakukan dengan menggunakan metoda

pereaksi Carr-Price. Adanya warna jingga-kuning berarti bahan tersebut

Page 19: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

mengandung vitamin D. Dalam percobaan ini, hasil yang diperoleh dalam

uji ini adalah larutan berwarna kuning, berarti dalam minyak ikan tersebut

terdapat vitamin D, sesuai dengan teori terdapat dalam buku.

6. Penentuan Adanya Vitamin B1

Penentuan Adanya Vitamin B1 dilakukan dengan larutan Pb-asetat 10%

dan larutan NaOH 6 N yang direaksikan dengan larutan thiamin dapat

menghasilkan endapan cokelat tua yang menandakan adanya vitamin B1 .

Dan dilakukan dengan larutan KI 5% dan larutan bishmuth nitrat

menghasilkan merah jingga. Sifat-sifat tiamin yaitu zat ini mengandung

sulfur dan nitrogen. Tiamin merupakan kristal putih kekuningan yang

larut dalam air, tahan pada suhu beku, suasana alkali mudah rusak oleh

panas atau oksidasi, hanya akan tahan panas jika berada dalam keadaan

asam. Terdapat endapan karena ini membuktikan bahwa terdapat vitamin

B1 dengan menggunakan benedict. Endapan ada karena terdapatnya

senyawa terbentuk dari reaksi tersebut.

7. Penentuan Adanya Vitamin B6

Dalam vitamin B6 terdiri atas tiga bentuk senyawa, yaitu pirodoksin,

pirodoksal, dan pirodoksamin. Ketiga bentuk vitamin B6 terdapat dalam

hewan maupun tumbuhan, terutama pada beras dan gandum. Pirodoksin

stabil terhadap pemanasan, alkali dan asam. Pirodoksal danm

pirodoksamin mudah rusak oleh pemanasan, udara dan cahaya. Dari

ketiga bentuk vitamin B6, hanya pirodoksin yang paling tahan terhadap

pengaruh pengolahan dan penyimpanan.Hasil percobaan yang didapatkan

Page 20: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

dengan larutan pirodoksin-HCl 1%, larutan CuSO4 2% dan larutan besi

(III) klorida menghasilkan warna biru ungu yang sesuai dengan prosedur

dan FeCl3 1% dihasilkan warna kuning bening yang semestinya warna

jingga-merah tua, hal ini disebabkan sedikitnya zat pelarut yang

diberikan. Pirodoksin (vitamin B6) adalah bentuk yang dikenal sebagai

vitamin B6. Tetapi di dalam tubuh, aldehida yang berhubungan

(pirodoksal) dan amina yang berhubungan (pirodoksamina) merupakan

bentuk yang aktif. Biji gandum, khamir, kacang tanah, jagung dan daging

dikatakan sebagai sumber vitamin B6 yang baik.

5. Penentuan Adanya Vitamin C

Pada percobaan ini dilakukan dalam dua prosedur. Prosedur yang

pertama, yaitu menggunakan pereaksi benedict, setelah larutan percobaan

(asam askorbat) direaksikan dengan pereaksi benedict, larutan tersebut

menghasilkan endapan merah bata yang berarti larutan tersebut

mengandung vitamin C. Pada prosedu yang kedua, yaitu larutan

percobaan (asam askorbat) dinetralkan dengan NaHCO3 dan selanjutnya

ditetei dengan larutan FeCl3 dan warna dari larutan tersebut adalah ungu,

ini menunjukkan bahwa larutan percobaan (asam askorbat) memang

mengandung vitamin C.

Page 21: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

DAFTAR PUSTAKA

1. Sirajuddin, Saifuddin. 2009. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar : Universitas Hasanuddin

2. Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka

3. Colby, D. S., 1988, Ringkasan Biokimia, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.

4. Fessenden, R. J. dan Fessenden, J. S., 1982, Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid Dua, Erlangga, Jakarta.

5. Murray, R. K., dkk, 2003, Biokimia Harper Edisi 25, EGC, Jakarta.

Page 22: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

LAMPIRAN

A. Penentuan Adanya Vitamin A

1. Sebutkan fungsi utama vitamin A!

2. Sebutkan penyakit akibat defisiensi vitamin A!

3. Efek apakah yang ditimbulkan bila seseorang mengalami

hipervitaminosis dari vitamin A? sebutkan gejalanya!

Jawaban:

1. Fungsi utama vitamin A yaitu:

a. Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan infeksi

seperti campak dan diare.

b. Membantu proses penglihatan dalam adaptasi dari tempat yang

terang ke tempat yang gelap.

c. Mencegah kelainan pada sel-sel epitel termasuk pada selaput lendir

mata.

d. Mencegah terjadinya proses metaplasi sel-sel epitel sehingga

kelenjar tidak memproduksi cairan yang dapat menyebabkan

terjadinya kekeringan pada mata (xerosis konjungtiva).

Page 23: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

e. Mencegah terjadinya kerusakan mata berlanjut yang akan menjadi

bercak bitot (bitot’s spot) bahkan kebutaan.

f. Vitamin A esensial untuk membantu proses pertumbuhan.

2. Suatu keadaan dimana simpanan vitamin A dalam tubuh berkurang.

Pada tahap awal ditandai dengan gejala rabun senja atau kurang dapat

melihat pada malam hari. Gejala tersebut juga ditandai dengan

menurunnya kadar serum retinol dalam darah (kurang dari 20 ug/dl).

Pada tahap selanjutnya terjadi kelainan jaringan epitel dari organ tubuh

seperti paru-paru, usus, kulit, dan mata.

3. Keracunan vitamin A secara kronik dapat mempengaruhi tulang dan

metabolisme mineral. Asam retinoat, metabolit aktif dari vitamin A,

dapat menstimulasi pembentukan dan aktivitas osteoklas, menyebabkan

peningkatan resorbsi tulang dan pembentukan reaksi periosteal.

Hiperkalsemia juga dapat diamati. Peningkatan resorbsi tulang telah

dapat dihubungkan pada kejadian fraktur di tikus. Reaksi periosteal

tulang menyebabkan hiperostosis yang khas di metakarpal, metatarsal

dan tulang panjang lainnya seperti ulna, tibia dan fibula. Reaksi

periosteal yang mengantikan tulang panjang terlihat dari lakula osteosit

yang besar, merupakan karakteristik keracunan vitamin A.

B. Penentuan Adanya Vitamin D

1. Apa fungsi H2O2 dan pemanasan dalam percobaan ? jelaskan!

2. Jelaskan mengapa boleh ada pemanasan tidak boleh sampai

mendididh!

Page 24: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

3. Sebutkan fungsi utama vitamin D di dalam tubuh!

4. Sebutkan penyakit-penyakit akibat defisiensi vitamin D dan gejalanya!

Jawaban:

1. Larutan H2O2 digunakan untuk menjadikan provitamin D menjadi

vitamin D. Larutan H2O2 tidak merusak struktur vitamin D karena

memiliki struktur yang kuat.

2. Karena dalam pemanasan tersebut provitamin D akan diubah menjadi

vitamin D jika dilakukan sampai mendidih maka tidak akan terjadi

perubahan vitamin D.

3. Vitamin D, salah satu vitamin larut lemak yang mempunyai sifat sifat

sebagai vitamin dan hormon, yang diperlukan untuk penyerapan dan

penggunaan kalsium dan phosphorus. Ia juga perlu untuk tumbesaran,

ia penting terutamanya untuk tumbesaran tulang dan gigi yang normal

pada kanak-kanak. Ia mencegah daripada otot menjadi lemah dan ia

terlibat mengatur denyutan jantung. Ia juga penting dalam pencegahan

dan rawatan kanser kolon, osteoarthritis, osteoporosis, dan

hypocalcemia, meningkatkan imuniti, ia juga perlu untuk fungsi tairoid

pembekuan darah yang normal. Terdapat beberapa bentuk vitamin D ,

termasuk  vitamin D2 (ergocaliciferol), yang datang dari sumber

makanan; vitamin D3 (cholecalciferol), yang disintesis dalam kulit

kesan tindakbalas kepada dedahan cahaya ultraunggu matahari ; dan

dalam bentuk tiruan dikenali sebagai vitamin D5. Daripada tiga bentuk

Page 25: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

vitamin D tersebut, vitamin D3 dianggap sebagai vitamin D dalam

bentuk semulajadi dan lebih aktif.

4. Defisiensi vitamin D dapat menyebabkan:

a. Rickets, pada kanak-kanak ( cacat tulang, terutamanya tulang

belakang, kaki dan tengkorak; tulang mudah patah; bengkak

sendi; dan lemah otot).

b. Osteomalacia, pada orang dewasa ( tulang menjadi lembut, yang

menyebabkan sakit, terutamanya pada kaki, pinggang, leher, dan

tulang dada; mudah patah tulang; kejang otot pada tangan, kaki,

dan tekak).

C. Penentuan Adanya Vitamin B1

1. Sebutkan fungsi utama vitamin B1 !

2. Sebutkan penyakit akibat difesiensi vitamin B1 dan gejalanya!

3. Tuliskan struktur kimia vitamin B1!

Jawaban:

1. Vitamin B1 atau Thiamine adalah penting untuk pencerakinan dan

penggunaan karbohidrat, lemak dan protein. Ia juga membantu

memelihara sistem saraf dan otot yang sehat serta fungsi jantung yang

normal. Setiap sel badan kita memerlukan vitamin B1 untuk

membentuk ATP yaitu digunakan dalam aktivitas badan bekerja.

Vitamin B1 bekerja seiring dengan vitamin B2 dan vitamin B3 oleh

yang demekian pakar makanan akan mengesyorkan vitamin B1

Page 26: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

diambil  sebahagian daripada vitamin B complex atau lain-lain

multivitamin tambahan. 

2. Defisiensi vitamin dapat menyebabkan:

a. Keletihan, lemah badan, hilang selera makan.

b. Kegelisahan, gangguan tidur

c. Beriberi, iaitu sejenis penyakit "metabolic disorder" dengan

gejala seperti cirit, bengkak buku lali dan kaki, kebas tangan

dan kaki, kesakitan dan kegagalan jantung.

d. Sakit pada bahagian abdomen.

e. Gangguan mental atau emosi.

GEJALA

Gejala awal berupa kelemahan, mudah tersinggung, gangguan daya

ingat, kehilangan nafsu makan, gangguan tidur, rasa tidak enak perut

dan penurunan berat badan. Pada akhirnya bisa terjadi

kekurangan vitamin B1 yang berat (beri-

beri), yang ditandai dengan kelainan saraf, otak

dan jantung. Pada semua bentuk beri-beri, metabolisme

sel darah merah mengalami perubahan dan kadar

vitamin B1 dalam darah dan air kemih

akan menurun tajam. Kelainan saraf (beri-beri kering)

dimulai sebagai:

Page 27: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

- sensasi rangsangan (seperti tertusuk jarum) di jari- jari

kaki

-sensasi panas terbakar di kaki terutama memburuk

pada malam hari

- kejang otot betis

-nyeri pada tungkai dan kaki.

Jika penderita juga mengalami kekurangan asam pantotenat, gejala-

gejala diatas akan semakin parah:

- otot betis terasa sakit

- bangun dari posisi jongkok menjadi sulit

- berkurangnya kemampuan untuk merasakan getaran di

jari-jari kaki.

Pada akhirnya otot betis dan otot paha

akan mengecil (atrofi) dan timbul footdrop

dan toedrop (keadaan dimana kaki atau jari-jari kaki

tergantung timpang dan tidak dapat diangkat). Hal ini

terjadi karena saraf-saraf dan otot-otot tidak berfungsi

sebagaimana mestinya.Bisa juga terjadi wristdrop. Kelainan otak

(beriberi otak, sindroma Wernicke-Korsakoff) sering timbul jika

terjadi suatu kekurangan vitamin B1

Page 28: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

yang berat dan mendadak, yang dapat

disebabkan oleh pemakaian alkohol yang berlebihan

atau muntah berat pada kehamilan, dan memperburuk

suatu kekurangan vitamin B1 yang

bersifat menahun. Gejala awalnya berupa kelainan mental, laringitis

dan penglihatan ganda. Selanjutnya penderita

akan mengarang-ngarang kejadian dan

pengalaman untuk mengisi kekosongan ingatannya (konfabulasi). Jika

ensefalopati Wernicke tidak diobati, gejalanya akan

bertambah buruk, menyebabkan koma bahkan kematian. Penyakit ini

merupakan kedaruratan medis dan diobati dengan

vitamin B1 intravena (melalui pembuluh darah)

sebanyak 100 kali dosis harian yang dianjurkan, selama

beberapa hari. Dilanjutkan dengan pemberian vitamin

B1 per-oral (ditelan) sebanyak 10 kali dosis harian yang

dianjurkan sampai gejalanya menghilang. Penyembuhan sering terjadi

tidak secara menyeluruh karena kerusakan otaknya bersifat menetap.

Kelainan jantung (beri-beri basah) ditandai oleh:

- tingginya curah jantung

- denyut jantung yang cepat

Page 29: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

- pelebaran pembuluh darah yang menyebabkan kulit

menjadi hangat dan lembab.

Karena kekurangan vitamin B1, jantung tidak dapat

mempertahankan curah jantung yang tinggi

dan terjadi kegagalan jantung, dimana ditemukan:

- pelebaran vena-vena

- sesak nafas

- penahanan cairan di paru-paru dan

jaringan perifer.

Pengobatannya berupa pemberian vitamin B1 secara

intravena (melalui pembuluh darah) sebanyak 20 kali dosis harian

yang dianjurkan selama 2-3 hari, diikuti dengan

pemberian vitamin per-oral (ditelan). Beri-beri infantil terjadi pada

bayi yang mendapatkan ASI dari ibu

yang menderita kekurangan vitamin B1,

yang terutama terjadi pada usia 2-4 bulan. Gejalanya

berupa:

- kegagalan jantung

- suara hilang

- kerusakan saraf perifer.

3. Struktur vitaminnya yaitu

Page 30: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

D. Penentuan Adanya Vitamin B6

1. Sebutkan fungsi utama vitamin B6!

2. Sebutkan penyakit-penyakit akibat defisiensi vitamin B6 dan

gejalanya!

Jawaban:

1. Vitamin B6 ataupun pyridoxine adalah vitamin yang lebih banyak

terlibat dalam fungsi badan berbanding dengan kebanyakkan nutrien

yang lain. Ia memberi kesan kepada  kesihatan fizikal dan mental. Ia

adalah perlu untuk proses ungkaibina dan penggunaan protin,

karbohidrat dan lemak daripada makanan, untuk pelepasan karbohidrat

yang tersimpan di dalam hati dan otot bagi pengeluaran tenaga. 

Pyridoxine juga membantu mengimbangi tahap sodium dan potassium.

Vitamin B6 ini juga perlu untuk pengeluaran sel darah merah dan

antibodi. Ia perlu bagi sistem saraf dan otak berfungsi dengan normal

dan untuk sintesis nukleik asid RNA   dan DNA, yang mana

mengandungi arahan-arahan genetik bagi pengeluaran semula semua

sel-sel dan pertumbuhan normal selular. Ia mengaktifkan banyak

enzim dan membantu dalam penyerapan vitamin B12, dalam fungsi

sistem imuniti, dan dalam pengeluaran antibodi. 

N

NH 3 Cl

N

Cl CH 3

CH 3

CH 2

CH 2OH

S

Page 31: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

2. Kekurangan vitamin B6 terjadi karena penyerapan

yang buruk dalam saluran pencernaan atau pemakaian

obat-obat yang menguras cadangan

vitamin B6 dalam tubuh (misalnya isoniasid, hidralazin dan

penisilamin). Kekurangan vitamin ini juga terjadi pada penyakit

keturunan yang menghambat metabolisme

vitamin B6. Penyakit ini dapat menyebabkan

keterbelakangan mental yang berat, kejang dan anemia

yang sulit dikoreksi. Kekurangan

vitamin B6 pada bayi dapat menyebabkan kejang dan anemia.

Pada dewasa akan timbul dermatitis, kerusakan saraf (neuropati) dan

kebingungan.

Gejala lainnya berupa:

- luka kemerahan yang terbuka pada lidah

- sudut mulut yang pecah-pecah

- mati rasa dan rasa tertusuk jarum di tangan dan kaki.

Untuk membantu diagnosis dilakukan pemeriksaan darah. Diberikan

vitamin B6 dosis tinggi (10-20 kali dosis harian

yang dianjurkan), sampai gejala mereda. Pada penyakit

Page 32: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

yang diturunkan, dibutuhkan dosis yang

lebih tinggi.

E. Penentuan Adanya Vitamin C

1. Jelaskan mengapa vitamin C positif terhadap vitamin C terhadap uji

benedict!

2. Sebutkan fungsi utama vitamin C!

3. Sebutkan penyakit akibat defisiensi vitamin C dan gejalanya!

Jawaban:

1. Dalam larutan, vitamin C mudah rusak karena oksidasi dari udara,

tetapi lebih stabil lebih stabil bila terdapat dalam bentuk kristal kering.

Penentuan adanya vitamin C menghasilkan jika dilarutkan dengan

larutan asam akrobat dan pereaksi benedict akan menghasilkan warna

merah bata yang menunjukkan bahan asam askorbat mengandung

vitamin C.

2. Vitamin C ialah antioksidan yang diperlukan oleh sekurang-kurangnya

300 fungsi metabolik dalam badan, termasuklah pertumbuhan dan

penggantian tisu, fungsi kilang adrenal,  dan untuk gusi yang sihat.  Ia

menolong dalam pengeluaran hormon anti-stress dan interferon,

sejenis protin sistem imuniti yang penting , dan diperlukan juga untuk

metabolisma folik asid , tairosin, dan phenylalanine.  Kajian

menunjukkan bahawa dengan mengambil vitamin C boleh

mengurangkan gejala penyakit asma. Ia mencegah daripada kesan

merbahaya pencemaran , menolong mencegah kanser, memelihara

Page 33: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

daripada jangkitan, dan meningkatkan imuniti. Vitamin C

meningkatkan penyerapan zat besi. Ia boleh bercantum dengan bahan

toksik seperti sesetengah logam berat, dan menjadikan mereka tidak

merbahaya, oleh yang demekian bahan tersebut boleh dinyahkan

daripada badan. Sedangkan racun labah hitam yang bisa boleh

ditawarkan dengan memberi vitamin C dalam dos yang tinggi. Vitamin

ini juga boleh mengurangkan paras "low-density lipoproteins" (LDL)

atau kolestrol yang tidak baik , dan pada masa yang sama

meningkatkan " high-density lipoproteins " (HDL) atau kolestrol yang

baik , juga menurunkan tekanan darah tinggi dan membantu mencegah

" atherosclerosis" . Ia juga sebagai keperluan dalam pembentukan

collagen, vitamin C mencegah daripada pembekuan darah yang tidak

normal dan lebam , boleh mengurangkan risiko katarak (cataracts), dan

mencepatkan penyembuhan luka dan terbakar. 

3. Defisiensi vitamin C dapat menyebabkan :

a. Lemah badan.

b. Sakit-sakit dan sengal badan.

c. Bengkak gusi. Hidung berdarah.

d. Scurvy ( pendarahan pada badan, lebam-lebam, dan gusi

berdarah; gigi mudah tercabut; pendarahan ke dalam otot dan

sendi, yang menyebabkan kesakitan).

e. Anemia

f. Hipoaskorbemia (defisiensi asam askorbat) bisa berakibat

Page 34: Laporan Praktikum Vitamin Vhia

seriawan, baik di mulut maupun perut, kulit kasar, gusi tidak

sehat sehingga gigi mudah goyah dan lepas, perdarahan di

bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah dan

depresi.