laporan praktikum vitamin vhia
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUMBIOKIMIA
VITAMIN
NAMA : A. ZULFIA AGUSTINA
NIM : K211 08 277
KELOMPOK : 9 (SEMBILAN)
ASISTEN : RASMAWATI
TANGGAL PRAKTIKUM : 04 MEI 2009
LABORATORIUM TERPADU KESEHATAN MASYARAKATAIPTKMI
REGIONAL INDONESIA TIMURFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR
2009
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Vitamin merupakan bahan makanan bukan penghasil energi, sehingga
harus diberikan dalam makanan sehari-hari untuk mendapatkan kesehatan yang
optimal.1
Jumlah yang diperlukan sehari-hari relatif kecil, yaitu berkisar antara
beberapa microgram sampai beberapa milligram. Kebanyakan vitamin berperan
sebagai koenzim dalam berbagai reaksi di dalam tubuh. Oleh karena itu dapat
dimengerti bahwa kekurangan vitamin dapat mengganggu kelancaran reaksi-
reaksi biokimia.1
Vitamin terdapat dalam bahan makanan hanya dalam jumlah relatif kecil.
Bentuk vitamin berbeda-beda, diantaranya ada yang berbentuk provitamin atau
calon vitamin (precursor). Setelah diserap oleh tubuh, provitamin dapat diubah
menjadi vitamin yang aktif.1
Karbohidrat, protein, dan lemak dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah
besar untuk menyediakan energi dan menghasilkan precursor organik berbagai
komponen tubuh. Namun demikian, vitamin memiliki fungsi khusus yang tidak
dapat diganti oleh zat lain. Kekurangan vitamin berarti kekurangan zat essensial
dalam tubuh, sehingga dapat menimbulkan penyakit tertentu. Kondisi kekurangan
vitamin disebut avitaminosis dan dapat disembuhkan dengan memberikan vitamin
yang kurang.1
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai vitamin, maka dilakukan
percobaan ini.
I.2 Tujuan Percobaan
- Tujuan Umum
1. Mempelajari sifat-sifat vitamin.
2. Membuktikan adanya vitamin dalam suatu bahan secara kualitatif.
- Tujuan Khusus
1. Membuktikan adanya vitamin A dalam suatu bahan secara kualitatif.
2. Membuktikan adanya vitamin D dalam suatu bahan secara kualitatif.
3. membuktikan adanya vitamin B1 secara kualitatif.
4. Membuktikan adanya vitamin B6 secara kualitatif.
5. Membuktikan adanya vitamin C secara kualitatif
I.3 Prinsip Percobaan
1. Penentuan Adanya Vitamin A
Vitamin A stabil di bawah atmosfir, tetapi cepat kehilangan
aktivitasnya bila dipanaskan dengan adanya oksigen, terutama pada
suhu tinggi, vitamin A dapat rusak bila dioksidasi atau didehidrogensi.
Penentuan adanya vitamin A dapat dilakukan dengan 2 metode, yakni
dengan pereaksi Carr-Price atau pereaksi Trikloroasetat (TCA).
Vitamin A dengan pereaksi Carr-Price akan memberikan warna biru,
kemudian berubah menjadi merah coklat. Intensitas warna biru
sebanding dengan banyaknya vitamin A yang terkandung dalam suatu
bahan. Oleh karena itu, reaksi dapat dijadikan dasar penentuan
kuantitatif vitamin A secara kolorimetri.
2. Penentuan Adanya Vitamin D
Di alam terdapat 2 jenis vitamin D yang penting, yaitu vitamin D2
(viosterol atau ergokalsiferol) yang banyak terdapat dalam minyak hati
ikan dan vitamin D3 (kolekalsiferol) yang banyak bersumber dari
bahan nabati seperti ragi dan jamur.
Pada umumnya, vitamin D stabil terhadap pemanasan, asam dan
oksigen. Vitamin D secara lambat dapat didestruksi bila lingkungannya
alkalis, terutama bila terdapat udara dan cahaya. Pemanasan dengan
hidrogen peroksida tidak merusak vitamin D, tetapi vitamin A akan
rusak.
3. Penentuan Adanya Vitamin B1
Vitamin B1 atau Thiamin mengandung sistem dua cincin, yaitu inti
pirimidin dan thiazol. Dalam tanaman, terutama serelia, vitamin B1
terdapat dalam keadaan bebas, sedangkan dalam jaringan hewan
terdapat sebagai koenzim, yaitu thiamin pirofosfat (TPP).
Vitamin bersifat larut dalam air, tetapi tidak larut dalam pelarut lemak.
Dalam larutan netral atau katalis, thiamin mudah rusak, sedangkan
dalam keadaan asam tahan panas. Thiamin stabil pada pemanasan
kering, tetapi mudah terurai oleh zat-zat pengoksidasi dan terhadap
radiasi sinar ultraviolet.
4. Penentuan Adanya Vitamin B6
Dalam vitamin B6 terdiri atas tiga bentuk senyawa, yaitu pirodoksin,
pirodoksal, dan pirodoksamin. Ketiga bentuk vitamin B6 terdapat
dalam hewan maupun tumbuhan, terutama pada beras atau gandum.
Pirodoksin stabil terhadap pemanasan, alkali dan asam. Pirodoksal dan
pirodoksamin mudah rusak oleh pemanasan, udara dan cahaya. Dari
ketiga bentuk vitamin B6, hanya pirodoksin yang paling tahan terhadap
pengaruh pengolahan dan penyimpanan.
5. Penentuan Adanya Vitamin C
Vitamin C di alam terdapat dalam dua bentuk, yaitu bentuk teroksidasi
(asam askorbat) dan tereduksi (asam dehidroaskorbat). Keduanya
memiliki keaktifan sebagai vitamin C. Sumber vitamin C sebagian
besar berasal dari sayur-sayuran berwarna hijau dan buah-buahan
terutama yang masih segar.
Vitamin C larut dalam air dan agak stabil dalam larutan asam, tetapi
mudah dioksidasi terutama bila dipanaskan. Proses oksidasi akan
dipercepat dengan adanya tembaga, oksigen dan alkali.
I.4 Manfaat Percobaan
1. Dapat mengetahui sifat-sifat dari vitamin.
2. Dapat membuktikan adanya vitamin dalam suatu bahan secara
kualitatif.
BAB II
TINJAUAN PUSATAKA
Istilah vitamine pertama kali digunakan pada tahun 1912 oleh Cashimir
Funk di Polandia. Dalam upaya menemukan zat di dalam dedak beras yang
mampu menyembuhkan penyakit beri-beri, ia menyimpulkan bahwa penyakit
tersebut disebabkan oleh kekurangan suatu zat di dalam makanan sehari-hari. Zat
ini dibutuhkan untuk hidup (vita) dan mengandung unsur nitrogen (amine), oleh
sebab itu diberi nama vitamine. Penelitian selanjutnya membuktikan bahwa ada
beberapa jenis vitamin yang ternyata tidak merupakan amine. Oleh sebab itu,
istilah “vitamine” kemudian diubah menjadi vitamin.2
Vitamin merupakan senyawa-senyawa organik yang memegang peranan
penting dalam berlangsungnya berbagai proses vital di dalam tubuh. Vitamin
memiliki peran sangat penting untuk pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan, dan
fungsi-fungsi tubuh lainnya agar metabolisme berjalan normal.3
Sebelum mengetahui susunan kimianya, vitamin diberi nama menurut
abjad (A, B, C, D, E, dan K). Vitamin B ternyata terdiri dari beberapa unsur
vitamin. Penelitian-penelitian kemudian membedakan vitamin dalam dua
kelompok : (1) vitamin larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K) dan (2)
vitamin larut dalam air (vitamin B dan C).2
Vitamin B yang esensial bagi nutrisi manusia adalah (1) tiamin (vitamin
B1), (2) riboflavin (vitamin B2), (3) niasin (vitamin B3), (4) asam
pantotenat(vitamin B5), (5) vitamin B6, (7) vitamin B12, dan (8) asam folat.4
Asam askorbat (vitamin C) merupakan antioksidan larut-air yang
mempertahankan banyak kofaktor logam dalam keadaaan tereduksi.4
Vitamin A (retinol) tidak hanya diwakili oleh vitamin A yang ada di dalam
makanan, tetapi juga oleh provitamin (β-karoten) di dalam tanaman. Retinol dan
asam retinoat dianggap bekerja melalui pengontrolan ekspresi gen, sementara
retinal digunakan pada penglihatan dan berperan di dalam sintesis glikoprotein.4
Vitamin D merupakan senyawa steroid prohormon yang aktivitasnya
diselenggarakan oleh derivat hormonnya, kalsitriol. Vitamin D digunakan dalam
pengaturan metabolisme kalsium serta fosfor, dan tidak adanya vitamin D di
dalam makanan akan menimbulkan penyakit rakitis serta asteomalasia.4
Vitamin E (tokoferol) merupakan antioksidan yang paling penting di
dalam tubuh, bekerja pada fase lipid membran di seluruh sel. Vitamin ini memberi
perlindungan terhadap efek radikal toksik.4
Vitamin K diperlukan bagi sintesis berbagai faktor pembekuan darah.
Fungsi vitamin K sebagai kofaktot enzim karboksilase yang bekerja pada residu
glutamat protein prekursor faktor pembekuan memungkinkan vitamin tersebut
melakukan khelasi kalsium.4
Semua vitamin larut-lipid memiliki sifat sebagai molekul hidrofobik dan
apolar, serta sifat sebagai derivat isoprena. Semua vitamin larut-lipid
membutuhkan absorpsi lemak yang normal agar penyerapan dapat berlangsung
efisien, dan jika mekanisme ini terganggu, cenderung terjadi gejala defiseinsi.5
Beberapa fungsi vitamin-vitamin yang penting diantaranya :1
- Vitamin A berfungsi mempertahankan struktur dan fungsi jaringan epitel,
membantu pertumbuhan dan proses penglihatan.
- Vitamin D berfungsi meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfor dalam saluran
pencernaan, mempunyai peranan penting pada proses klasifikasi, dan
berhubungan dengan aktifitas enzim fosfatase alkali did ala serum.
- Vitamin B1berfungsi sebagai koenzim (tiamin difosfat, tiamin pirofosfat) pada
reaksi-reaksi metabolisme karbohidrat misalnya : pada reaksi dekarboksilasi
oksidatif asam piruvat menjadi asetil-koenzim A dan reaksi transketolasi pada
“the hexose monophosphate shunt”.
- Vitamin B6 berfungsi sebagai koenzim pada metabolisme asam amino,
diantaranya pada proses-proses dekarboksilasi dan transaminasi.
- Vitamin C berfungsi mempertahankan keadaan zat-zat intersel jaringan
cartilage, dentin dan tulang.
` Vitamin juga berperan dalam berbagai macam fungsi tubuh lainnya,
termasuk regenerasi kulit, penglihatan, system susunan saraf dan system
kekebalan tubuh dan pembekuan darah. Tubuh membutuhkan jumlah yang
berbeda untuk setiap vitamin. Setiap orang punya kebutuhan vitamin yang
berbeda. Anak-anak, orang tua, orang yang menderita penyakit atau wanita hamil
membutuhkan jumlah yang lebih tinggi akan beberapa vitamin dalam makanan
mereka sehari-hari.3
Berdasarkan kelarutan, vitamin dibagi menjadi dua golongan utama,
yaitu:1
1. Vitamin yang larut dalam air, meliputi vitamin B dan C.
2. Vitamin yang larut dalam lemak, meliputi vitamin A, D, E, dan K.
Menurut Kodicek (1971), vitamin yang larut dalam air disebut prakoenzim
(procoenzyme). Vitamin-vitamin ini dapat bergerak bebas dalam badan, darah,
dan limfa. Karena sifat kelarutannya, vitamin yang larut dalam air mudah rusak
dalam pengolahan dan mudah hilang atau terlarut bersama air selama pencucian
bahan. Di dalam tubuh, vitamin ini disimpan dalam jumlah terbatas dan kelebihan
vitamin akan dikeluarkan atau diekskresikan melalui urin. Oleh karena itu, untuk
mempertahankan saturasi jaringan vitamin ini harus sering dikonsumsi.1
Golongan vitamin yang larut dalam lemak disebut alosterin. Setelah
diserap dalam tubuh, vitamin akan disimpan dalam jaringan-jaringan lemak,
terutama hati. Karena sifatnya yang tidak larut dalam air, vitamin-vitamin
demikian tidak diekskresikan. Akibatnya, di dalam tubuh dapat disimpan dalam
jumlah banyak, sehingga kemungkinan terjadinya toksisitas jauh lebih besar
daripada vitamin yang larut dalam air.1
Hal inilah yang membuat kelebihan vitamin yang larut dalam lemak
kadang-kadang dapat menyebabkan gejala keracunan yang jarang terjadi pada
vitamin yang larut dalam air. Sebaliknya, gejala defisiensi (kekurangan) lebih
sering terjadi pada vitamin yang larut dalam air karena vitamin ini tidak dapat
disimpan di dalam jaringan tubuh. Gejala defisiensi bervariasi dari tingkat
masalah kecil, seperti sakit kepala, masalah-masalah kulit atau hilangnya nafsu
makan sampai penyakit-penyakit yang serius misalnya beri-beri yang disebabkan
oleh kekurangan vitamin B atau kudisan yang disebabkan oleh kekurangan
vitamin C dalam jangka waktu yang panjang. Bagaimanapun defisiensi yang
serius ditemukan di negara-negara berkembang. Namun demikian, konsumsi
vitamin yang hampir sampai pada tahap optimum juga terjadi pada beberapa
bagian grup populasi.4
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Alat dan Bahan
1. Penentuan Adanya Vitamin A
Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, pipet ukur, pipet tetes,
dan sudip atau sendok.
Bahan yang digunakan adalah minyak ikan, asam asetat anhidrid,
kloroform, asam trikloroasetat (TCA), dan Kristal SbCl3.
2. Penentuan Adanya Vitamin D
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi,
pipet ukur, pipet tetes, dan alat pemanas.
Adapun bahan yang digunakan adalah minyak ikan, larutan H2O2 5
%, kloroform, asam trikloroasetat (TCA), asam asetat anhidrid, kristal
SbCl3, dan kertas label
3. Penentuan Adanya Vitamin B1.
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi,
pipet ukur atau tetes, dan alat pemanas.
Adapun bahan yang digunakan adalah larutan thiamin 1%, larutan
KI 5%, larutan Bismuth Nitrat (Bi(NO3)3), larutan Pb-asetat 10%, larutan
NaOH 6 N, dan kertas lakmus.
4. Penentuan Adanya Vitamin B6
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi dan
pipet tetes
Adapun bahan yang digunakan adalah larutan pirodoksin-HCl 1%,
larutan CuSO4 2%, larutan NaOH 3 N, larutan Besi (III) klorida (FeCl3)
1%, dan kertas label..
5. Penentuan Adanya Vitamin C
Alat yang digunakan adalah alat pemanas, tabung reaksi, dan pipet
tetes.
Adapun bahan yang digunakan adalah larutan asam askorbat 1%,
pereaksi Benedict, larutan NaHCO3 5%, larutan FeCl3 1%, dan kertas pH
atau lakmus.
III.2 Prosedur Kerja
1. Penentuan Adanya Vitamin A
A.
10 tetes minyak ikan
+ 15 tetes kloroform
Campurlah dengan baik
+ 4 tetes asam asetat anhidritBubuhkan sepucuk
sendok kristal SbCl3
Perhatikan perubahan warna yang terjadi
B.
2. Penentuan Adanya Vitamin D
10 tetes minyak ikan
Campurlah dengan baik
+ 4 mL pereaksi asam trikloroasetat dalam kloroform
Perhatikan warna yang terjadi
10 tetes minyak ikan
+ 10 tetes larutan H2O2 5%
Kocoklah campuran selama kira-kira 1
menit
Panaskan hingga tidak ada gelembung gas
Dinginkan dibawah kran
Lakukan uji Carr-Price dan amati
perubahan warna yang terjadi
3. Penentuan Adanya Vitamin B1
A.
B.
1 mL larutan thiamin 1%
+ 1 mL larutan Pb-asetat 10% dan 4,5 mL NaOH 6 N
Campurlah dengan baik
Perhatikan warna kuning yang terbentukpanaskan
Perhatikan warna endapan coklat-hitam yang menandakan vitamin B1
positif
5 tetes larutan thiamin 1%
+5 tetes larutan Bismuth Nitrat
Campurlah dengan baik
+ 1 tetes larutan KI 5%Perhatikan warna yang terbentuk
4. Penentuan Adanya Vitamin B6
A.
B.
5. Penentuan Adanya Vitamin C
A.
B.
10 tetes larutan pirodoksin 1%
Perhatikan perubahan warna yang terbentuk
10 tetes larutan pirodoksin 1%
+ 3-5 tetes larutan FeCl3
Perhatikan perubahan warna yang terbentuk
+4 tetes larutan CuSO4 2% dan 20 tetes NaOH 3N
10 tetes larutan asam askorbat 1%
Panaskan selama 2 menit
Perhatikan adanya endapan yang terbentuk
+ 30 tetes peraksi Benedict
Perhatikan adanya endapan yang terbentuk
10 tetes larutan asam askorbat 1%
Netralkan dengan
NaHCO3 5%+ 2 tetes
larutan FeCl3
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Pengamatan
A. Tabel
- Penentuan Adanya Vitamin A
Bahan Prosedur A Prosedur B
Minyak ikan 10 tetes 10 tetes
Kloroform 15 tetes -
Asam asetat anhidrid 4 tetes -
SbCl3 kristal sepucuk sendok -
TCA dalam kloroform - 2 mL
Campurlah dengan baik
Hasil : Perhatikan
warna yang terbentuk( + ) ( + )
- Penentuan Adanya Vitamin D
Bahan Tabung 1
Minyak ikan 10 tetes
Larutan H2O2 5% 10 tetes
Panaskan sampai tidak mendidih, lalu uji dengan pereaksi Carr-Price
Hasil : warna jingga-kuning (+/-) (+)
- Penentuan Adanya Vitamin B1
Bahan Prosedur A Prosedur B
Larutan thiamin 1 % 1 mL 5 tetes
Larutan Pb asetat 10 % 1 mL -
Larutan NaOH 6 N 4,5 mL -
Larutan B1 (NO3)3 - 5 tetets
Larutan KI 5 % - 1 tetes
Campurlah dengan baik dan panaskan untuk prosedur A
Hasil : Perhatikan
warna endapan yang
terbentuk
( - )
Warna larutan
coklat, tidak ada
endapan
( - )
Tidak berbentuk
endapan merah jingga
- Penentuaan Adanya Vitamin B6
Bahan Prosedur A Prosedur B
Larutan Prodousin 10 tetes 10 tetes
Larutan CuSO4 2N 4 tetes _
Larutan NaOH 3N 20 tetes _
Larutan FeCL3 _ 3-5 tetes
Hasil : perhatikan warna
endapan yang terbentuk
Warna biru mendekati
ungu
( + )
Warna kunig pucat
( - )
- Penentuan Adanya Vitamin C
Bahan Prosedur A Prosedur B
Larutan asam askorbat 1% 10 tetes 10 tetes
Pereaksi benedict 30 tetes -
pH larutan - 8
larutan FeCl3 1% - 2-3 tetes
Hasil : Perhatikan warna
endapan yang terbentuk
Warna hijau
kekuningan
( + )
Warna merah ungu
(+)
B. Pembahasan
1. Penentuan Adanya Vitamin A
Penentuan adanya vitamin A dalam perconaan ini ialah dilakukan dengan
menggunakan pereaksi Carr-Price dan pereaksi Trikloroasetat (TCA).
Dalam percobaan ini, pada prosedur A yang menggunakan metoda
pereaksi Carr-Price diperoleh hasil larutan yang berwarna coklat.
Kemudian pada percobaan B yang menggunakan metoda pereaksi TCA
diperoleh hasil larutan berwarna biru kehijauan. Ini menunjukkan bahwa
bahan percobaan (minyak ikan) mengandung vitamin A.
2. Penentuan Adanya Vitamin D
Penentuan adanya vitamin D dilakukan dengan menggunakan metoda
pereaksi Carr-Price. Adanya warna jingga-kuning berarti bahan tersebut
mengandung vitamin D. Dalam percobaan ini, hasil yang diperoleh dalam
uji ini adalah larutan berwarna kuning, berarti dalam minyak ikan tersebut
terdapat vitamin D, sesuai dengan teori terdapat dalam buku.
6. Penentuan Adanya Vitamin B1
Penentuan Adanya Vitamin B1 dilakukan dengan larutan Pb-asetat 10%
dan larutan NaOH 6 N yang direaksikan dengan larutan thiamin dapat
menghasilkan endapan cokelat tua yang menandakan adanya vitamin B1 .
Dan dilakukan dengan larutan KI 5% dan larutan bishmuth nitrat
menghasilkan merah jingga. Sifat-sifat tiamin yaitu zat ini mengandung
sulfur dan nitrogen. Tiamin merupakan kristal putih kekuningan yang
larut dalam air, tahan pada suhu beku, suasana alkali mudah rusak oleh
panas atau oksidasi, hanya akan tahan panas jika berada dalam keadaan
asam. Terdapat endapan karena ini membuktikan bahwa terdapat vitamin
B1 dengan menggunakan benedict. Endapan ada karena terdapatnya
senyawa terbentuk dari reaksi tersebut.
7. Penentuan Adanya Vitamin B6
Dalam vitamin B6 terdiri atas tiga bentuk senyawa, yaitu pirodoksin,
pirodoksal, dan pirodoksamin. Ketiga bentuk vitamin B6 terdapat dalam
hewan maupun tumbuhan, terutama pada beras dan gandum. Pirodoksin
stabil terhadap pemanasan, alkali dan asam. Pirodoksal danm
pirodoksamin mudah rusak oleh pemanasan, udara dan cahaya. Dari
ketiga bentuk vitamin B6, hanya pirodoksin yang paling tahan terhadap
pengaruh pengolahan dan penyimpanan.Hasil percobaan yang didapatkan
dengan larutan pirodoksin-HCl 1%, larutan CuSO4 2% dan larutan besi
(III) klorida menghasilkan warna biru ungu yang sesuai dengan prosedur
dan FeCl3 1% dihasilkan warna kuning bening yang semestinya warna
jingga-merah tua, hal ini disebabkan sedikitnya zat pelarut yang
diberikan. Pirodoksin (vitamin B6) adalah bentuk yang dikenal sebagai
vitamin B6. Tetapi di dalam tubuh, aldehida yang berhubungan
(pirodoksal) dan amina yang berhubungan (pirodoksamina) merupakan
bentuk yang aktif. Biji gandum, khamir, kacang tanah, jagung dan daging
dikatakan sebagai sumber vitamin B6 yang baik.
5. Penentuan Adanya Vitamin C
Pada percobaan ini dilakukan dalam dua prosedur. Prosedur yang
pertama, yaitu menggunakan pereaksi benedict, setelah larutan percobaan
(asam askorbat) direaksikan dengan pereaksi benedict, larutan tersebut
menghasilkan endapan merah bata yang berarti larutan tersebut
mengandung vitamin C. Pada prosedu yang kedua, yaitu larutan
percobaan (asam askorbat) dinetralkan dengan NaHCO3 dan selanjutnya
ditetei dengan larutan FeCl3 dan warna dari larutan tersebut adalah ungu,
ini menunjukkan bahwa larutan percobaan (asam askorbat) memang
mengandung vitamin C.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sirajuddin, Saifuddin. 2009. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar : Universitas Hasanuddin
2. Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
3. Colby, D. S., 1988, Ringkasan Biokimia, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
4. Fessenden, R. J. dan Fessenden, J. S., 1982, Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid Dua, Erlangga, Jakarta.
5. Murray, R. K., dkk, 2003, Biokimia Harper Edisi 25, EGC, Jakarta.
LAMPIRAN
A. Penentuan Adanya Vitamin A
1. Sebutkan fungsi utama vitamin A!
2. Sebutkan penyakit akibat defisiensi vitamin A!
3. Efek apakah yang ditimbulkan bila seseorang mengalami
hipervitaminosis dari vitamin A? sebutkan gejalanya!
Jawaban:
1. Fungsi utama vitamin A yaitu:
a. Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan infeksi
seperti campak dan diare.
b. Membantu proses penglihatan dalam adaptasi dari tempat yang
terang ke tempat yang gelap.
c. Mencegah kelainan pada sel-sel epitel termasuk pada selaput lendir
mata.
d. Mencegah terjadinya proses metaplasi sel-sel epitel sehingga
kelenjar tidak memproduksi cairan yang dapat menyebabkan
terjadinya kekeringan pada mata (xerosis konjungtiva).
e. Mencegah terjadinya kerusakan mata berlanjut yang akan menjadi
bercak bitot (bitot’s spot) bahkan kebutaan.
f. Vitamin A esensial untuk membantu proses pertumbuhan.
2. Suatu keadaan dimana simpanan vitamin A dalam tubuh berkurang.
Pada tahap awal ditandai dengan gejala rabun senja atau kurang dapat
melihat pada malam hari. Gejala tersebut juga ditandai dengan
menurunnya kadar serum retinol dalam darah (kurang dari 20 ug/dl).
Pada tahap selanjutnya terjadi kelainan jaringan epitel dari organ tubuh
seperti paru-paru, usus, kulit, dan mata.
3. Keracunan vitamin A secara kronik dapat mempengaruhi tulang dan
metabolisme mineral. Asam retinoat, metabolit aktif dari vitamin A,
dapat menstimulasi pembentukan dan aktivitas osteoklas, menyebabkan
peningkatan resorbsi tulang dan pembentukan reaksi periosteal.
Hiperkalsemia juga dapat diamati. Peningkatan resorbsi tulang telah
dapat dihubungkan pada kejadian fraktur di tikus. Reaksi periosteal
tulang menyebabkan hiperostosis yang khas di metakarpal, metatarsal
dan tulang panjang lainnya seperti ulna, tibia dan fibula. Reaksi
periosteal yang mengantikan tulang panjang terlihat dari lakula osteosit
yang besar, merupakan karakteristik keracunan vitamin A.
B. Penentuan Adanya Vitamin D
1. Apa fungsi H2O2 dan pemanasan dalam percobaan ? jelaskan!
2. Jelaskan mengapa boleh ada pemanasan tidak boleh sampai
mendididh!
3. Sebutkan fungsi utama vitamin D di dalam tubuh!
4. Sebutkan penyakit-penyakit akibat defisiensi vitamin D dan gejalanya!
Jawaban:
1. Larutan H2O2 digunakan untuk menjadikan provitamin D menjadi
vitamin D. Larutan H2O2 tidak merusak struktur vitamin D karena
memiliki struktur yang kuat.
2. Karena dalam pemanasan tersebut provitamin D akan diubah menjadi
vitamin D jika dilakukan sampai mendidih maka tidak akan terjadi
perubahan vitamin D.
3. Vitamin D, salah satu vitamin larut lemak yang mempunyai sifat sifat
sebagai vitamin dan hormon, yang diperlukan untuk penyerapan dan
penggunaan kalsium dan phosphorus. Ia juga perlu untuk tumbesaran,
ia penting terutamanya untuk tumbesaran tulang dan gigi yang normal
pada kanak-kanak. Ia mencegah daripada otot menjadi lemah dan ia
terlibat mengatur denyutan jantung. Ia juga penting dalam pencegahan
dan rawatan kanser kolon, osteoarthritis, osteoporosis, dan
hypocalcemia, meningkatkan imuniti, ia juga perlu untuk fungsi tairoid
pembekuan darah yang normal. Terdapat beberapa bentuk vitamin D ,
termasuk vitamin D2 (ergocaliciferol), yang datang dari sumber
makanan; vitamin D3 (cholecalciferol), yang disintesis dalam kulit
kesan tindakbalas kepada dedahan cahaya ultraunggu matahari ; dan
dalam bentuk tiruan dikenali sebagai vitamin D5. Daripada tiga bentuk
vitamin D tersebut, vitamin D3 dianggap sebagai vitamin D dalam
bentuk semulajadi dan lebih aktif.
4. Defisiensi vitamin D dapat menyebabkan:
a. Rickets, pada kanak-kanak ( cacat tulang, terutamanya tulang
belakang, kaki dan tengkorak; tulang mudah patah; bengkak
sendi; dan lemah otot).
b. Osteomalacia, pada orang dewasa ( tulang menjadi lembut, yang
menyebabkan sakit, terutamanya pada kaki, pinggang, leher, dan
tulang dada; mudah patah tulang; kejang otot pada tangan, kaki,
dan tekak).
C. Penentuan Adanya Vitamin B1
1. Sebutkan fungsi utama vitamin B1 !
2. Sebutkan penyakit akibat difesiensi vitamin B1 dan gejalanya!
3. Tuliskan struktur kimia vitamin B1!
Jawaban:
1. Vitamin B1 atau Thiamine adalah penting untuk pencerakinan dan
penggunaan karbohidrat, lemak dan protein. Ia juga membantu
memelihara sistem saraf dan otot yang sehat serta fungsi jantung yang
normal. Setiap sel badan kita memerlukan vitamin B1 untuk
membentuk ATP yaitu digunakan dalam aktivitas badan bekerja.
Vitamin B1 bekerja seiring dengan vitamin B2 dan vitamin B3 oleh
yang demekian pakar makanan akan mengesyorkan vitamin B1
diambil sebahagian daripada vitamin B complex atau lain-lain
multivitamin tambahan.
2. Defisiensi vitamin dapat menyebabkan:
a. Keletihan, lemah badan, hilang selera makan.
b. Kegelisahan, gangguan tidur
c. Beriberi, iaitu sejenis penyakit "metabolic disorder" dengan
gejala seperti cirit, bengkak buku lali dan kaki, kebas tangan
dan kaki, kesakitan dan kegagalan jantung.
d. Sakit pada bahagian abdomen.
e. Gangguan mental atau emosi.
GEJALA
Gejala awal berupa kelemahan, mudah tersinggung, gangguan daya
ingat, kehilangan nafsu makan, gangguan tidur, rasa tidak enak perut
dan penurunan berat badan. Pada akhirnya bisa terjadi
kekurangan vitamin B1 yang berat (beri-
beri), yang ditandai dengan kelainan saraf, otak
dan jantung. Pada semua bentuk beri-beri, metabolisme
sel darah merah mengalami perubahan dan kadar
vitamin B1 dalam darah dan air kemih
akan menurun tajam. Kelainan saraf (beri-beri kering)
dimulai sebagai:
- sensasi rangsangan (seperti tertusuk jarum) di jari- jari
kaki
-sensasi panas terbakar di kaki terutama memburuk
pada malam hari
- kejang otot betis
-nyeri pada tungkai dan kaki.
Jika penderita juga mengalami kekurangan asam pantotenat, gejala-
gejala diatas akan semakin parah:
- otot betis terasa sakit
- bangun dari posisi jongkok menjadi sulit
- berkurangnya kemampuan untuk merasakan getaran di
jari-jari kaki.
Pada akhirnya otot betis dan otot paha
akan mengecil (atrofi) dan timbul footdrop
dan toedrop (keadaan dimana kaki atau jari-jari kaki
tergantung timpang dan tidak dapat diangkat). Hal ini
terjadi karena saraf-saraf dan otot-otot tidak berfungsi
sebagaimana mestinya.Bisa juga terjadi wristdrop. Kelainan otak
(beriberi otak, sindroma Wernicke-Korsakoff) sering timbul jika
terjadi suatu kekurangan vitamin B1
yang berat dan mendadak, yang dapat
disebabkan oleh pemakaian alkohol yang berlebihan
atau muntah berat pada kehamilan, dan memperburuk
suatu kekurangan vitamin B1 yang
bersifat menahun. Gejala awalnya berupa kelainan mental, laringitis
dan penglihatan ganda. Selanjutnya penderita
akan mengarang-ngarang kejadian dan
pengalaman untuk mengisi kekosongan ingatannya (konfabulasi). Jika
ensefalopati Wernicke tidak diobati, gejalanya akan
bertambah buruk, menyebabkan koma bahkan kematian. Penyakit ini
merupakan kedaruratan medis dan diobati dengan
vitamin B1 intravena (melalui pembuluh darah)
sebanyak 100 kali dosis harian yang dianjurkan, selama
beberapa hari. Dilanjutkan dengan pemberian vitamin
B1 per-oral (ditelan) sebanyak 10 kali dosis harian yang
dianjurkan sampai gejalanya menghilang. Penyembuhan sering terjadi
tidak secara menyeluruh karena kerusakan otaknya bersifat menetap.
Kelainan jantung (beri-beri basah) ditandai oleh:
- tingginya curah jantung
- denyut jantung yang cepat
- pelebaran pembuluh darah yang menyebabkan kulit
menjadi hangat dan lembab.
Karena kekurangan vitamin B1, jantung tidak dapat
mempertahankan curah jantung yang tinggi
dan terjadi kegagalan jantung, dimana ditemukan:
- pelebaran vena-vena
- sesak nafas
- penahanan cairan di paru-paru dan
jaringan perifer.
Pengobatannya berupa pemberian vitamin B1 secara
intravena (melalui pembuluh darah) sebanyak 20 kali dosis harian
yang dianjurkan selama 2-3 hari, diikuti dengan
pemberian vitamin per-oral (ditelan). Beri-beri infantil terjadi pada
bayi yang mendapatkan ASI dari ibu
yang menderita kekurangan vitamin B1,
yang terutama terjadi pada usia 2-4 bulan. Gejalanya
berupa:
- kegagalan jantung
- suara hilang
- kerusakan saraf perifer.
3. Struktur vitaminnya yaitu
D. Penentuan Adanya Vitamin B6
1. Sebutkan fungsi utama vitamin B6!
2. Sebutkan penyakit-penyakit akibat defisiensi vitamin B6 dan
gejalanya!
Jawaban:
1. Vitamin B6 ataupun pyridoxine adalah vitamin yang lebih banyak
terlibat dalam fungsi badan berbanding dengan kebanyakkan nutrien
yang lain. Ia memberi kesan kepada kesihatan fizikal dan mental. Ia
adalah perlu untuk proses ungkaibina dan penggunaan protin,
karbohidrat dan lemak daripada makanan, untuk pelepasan karbohidrat
yang tersimpan di dalam hati dan otot bagi pengeluaran tenaga.
Pyridoxine juga membantu mengimbangi tahap sodium dan potassium.
Vitamin B6 ini juga perlu untuk pengeluaran sel darah merah dan
antibodi. Ia perlu bagi sistem saraf dan otak berfungsi dengan normal
dan untuk sintesis nukleik asid RNA dan DNA, yang mana
mengandungi arahan-arahan genetik bagi pengeluaran semula semua
sel-sel dan pertumbuhan normal selular. Ia mengaktifkan banyak
enzim dan membantu dalam penyerapan vitamin B12, dalam fungsi
sistem imuniti, dan dalam pengeluaran antibodi.
N
NH 3 Cl
N
Cl CH 3
CH 3
CH 2
CH 2OH
S
2. Kekurangan vitamin B6 terjadi karena penyerapan
yang buruk dalam saluran pencernaan atau pemakaian
obat-obat yang menguras cadangan
vitamin B6 dalam tubuh (misalnya isoniasid, hidralazin dan
penisilamin). Kekurangan vitamin ini juga terjadi pada penyakit
keturunan yang menghambat metabolisme
vitamin B6. Penyakit ini dapat menyebabkan
keterbelakangan mental yang berat, kejang dan anemia
yang sulit dikoreksi. Kekurangan
vitamin B6 pada bayi dapat menyebabkan kejang dan anemia.
Pada dewasa akan timbul dermatitis, kerusakan saraf (neuropati) dan
kebingungan.
Gejala lainnya berupa:
- luka kemerahan yang terbuka pada lidah
- sudut mulut yang pecah-pecah
- mati rasa dan rasa tertusuk jarum di tangan dan kaki.
Untuk membantu diagnosis dilakukan pemeriksaan darah. Diberikan
vitamin B6 dosis tinggi (10-20 kali dosis harian
yang dianjurkan), sampai gejala mereda. Pada penyakit
yang diturunkan, dibutuhkan dosis yang
lebih tinggi.
E. Penentuan Adanya Vitamin C
1. Jelaskan mengapa vitamin C positif terhadap vitamin C terhadap uji
benedict!
2. Sebutkan fungsi utama vitamin C!
3. Sebutkan penyakit akibat defisiensi vitamin C dan gejalanya!
Jawaban:
1. Dalam larutan, vitamin C mudah rusak karena oksidasi dari udara,
tetapi lebih stabil lebih stabil bila terdapat dalam bentuk kristal kering.
Penentuan adanya vitamin C menghasilkan jika dilarutkan dengan
larutan asam akrobat dan pereaksi benedict akan menghasilkan warna
merah bata yang menunjukkan bahan asam askorbat mengandung
vitamin C.
2. Vitamin C ialah antioksidan yang diperlukan oleh sekurang-kurangnya
300 fungsi metabolik dalam badan, termasuklah pertumbuhan dan
penggantian tisu, fungsi kilang adrenal, dan untuk gusi yang sihat. Ia
menolong dalam pengeluaran hormon anti-stress dan interferon,
sejenis protin sistem imuniti yang penting , dan diperlukan juga untuk
metabolisma folik asid , tairosin, dan phenylalanine. Kajian
menunjukkan bahawa dengan mengambil vitamin C boleh
mengurangkan gejala penyakit asma. Ia mencegah daripada kesan
merbahaya pencemaran , menolong mencegah kanser, memelihara
daripada jangkitan, dan meningkatkan imuniti. Vitamin C
meningkatkan penyerapan zat besi. Ia boleh bercantum dengan bahan
toksik seperti sesetengah logam berat, dan menjadikan mereka tidak
merbahaya, oleh yang demekian bahan tersebut boleh dinyahkan
daripada badan. Sedangkan racun labah hitam yang bisa boleh
ditawarkan dengan memberi vitamin C dalam dos yang tinggi. Vitamin
ini juga boleh mengurangkan paras "low-density lipoproteins" (LDL)
atau kolestrol yang tidak baik , dan pada masa yang sama
meningkatkan " high-density lipoproteins " (HDL) atau kolestrol yang
baik , juga menurunkan tekanan darah tinggi dan membantu mencegah
" atherosclerosis" . Ia juga sebagai keperluan dalam pembentukan
collagen, vitamin C mencegah daripada pembekuan darah yang tidak
normal dan lebam , boleh mengurangkan risiko katarak (cataracts), dan
mencepatkan penyembuhan luka dan terbakar.
3. Defisiensi vitamin C dapat menyebabkan :
a. Lemah badan.
b. Sakit-sakit dan sengal badan.
c. Bengkak gusi. Hidung berdarah.
d. Scurvy ( pendarahan pada badan, lebam-lebam, dan gusi
berdarah; gigi mudah tercabut; pendarahan ke dalam otot dan
sendi, yang menyebabkan kesakitan).
e. Anemia
f. Hipoaskorbemia (defisiensi asam askorbat) bisa berakibat
seriawan, baik di mulut maupun perut, kulit kasar, gusi tidak
sehat sehingga gigi mudah goyah dan lepas, perdarahan di
bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah dan
depresi.