laporan praktikum satuan proses i besi sulfat

17
LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN PROSES I Sintesis Garam Besi Sebagai Besi (II) Sulfat Oleh: Citha Amelia 141411006 Dida Anggiana 141411007 Dita Apriani 141411008 Endang Yuniarti 141411009 Kelas: 1A Dosen Pembimbing : Ir. Dwi Nirwantoro Tanggal Praktikum : 1 Juni 2015 Tanggal Laporan : 8 Juni 2015 PROGRAM STUDI D3-TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA

Upload: endang-yuniarti

Post on 06-Nov-2015

52 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Besi Sulfat

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN PROSES ISintesis Garam Besi Sebagai Besi (II) Sulfat

Oleh:Citha Amelia 141411006Dida Anggiana 141411007Dita Apriani 141411008Endang Yuniarti141411009Kelas: 1A

Dosen Pembimbing: Ir. Dwi Nirwantoro Tanggal Praktikum: 1 Juni 2015Tanggal Laporan: 8 Juni 2015

PROGRAM STUDI D3-TEKNIK KIMIAJURUSAN TEKNIK KIMIAPOLITEKNIK NEGERI BANDUNG20151. TUJUAN PERCOBAAN

Setelah percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu:1. Menjelaskan proses sintesis besi (II) sulfat terhidrat1. Menuliskan reaksi kimia yang terjadi1. Melakukan proses-proses fisika yang menyertainya1. Menghitung pereaksi dan produksi berdasarkan reaksi stokhiometrinya1. Menghitung persen perolehan berdasarkan reaksi stokhiometri

1. DASAR TEORI

Garam besi (II) sulfat garam terhidrat merupakan garam terhidrat yang memiliki rumus kimia [FeSO4.7H2O]. bentuk fisik dari garam ini adalah Kristal berwarna biru kehijauaan. Garam besi (II) sulfat terhidrat [FeSO4.7H2O] dapat digunakan untuk mempelajari reaksi reaksi yang terjadi pada ion Fe (II). Besi yang murni adalah logam berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Melebur pada 1535C. Asam klorida (HCl) encer atau pekat dan asam sulfat (H2SO4) encer melarutkan besi yang menghasilkan besi (II) dan gas hydrogen.Fe + 2H+ Fe2+ + H2Fe + 2HCl Fe2+ + 2Cl- + H2Asam sulfat pekat yang panas menghasilkan ion-ion besi (II) dan belerang dioksida:2Fe + 3H2SO4 + 6H+ 2Fe3+ + 3SO4 + 6H2OBesi membentuk dua deret garam yang penting. Garam-garam besi (II) atau fero diturunkan dari besi (II) oksida, FeO. Dalam larutan, garam-garam ini mengandung kation Fe+ dan berwarna sedikit hijau. Ion-ion gabungan dan kompleks yang berwarna tua adalah juga umum. Ion besi (II) dapat mudah dioksidasikan menjadi besi (III), maka ion besi (II) merupakan zat preduksi yang kuat. Larutan semakin kurang asam, maka semakin nyatalah efek ini. Di lingkungan larutan yang bersuasana netral atau basa bahkan adanya oksigen dari atmosfer akan mengoksidasikan ion besi (II) menjadi ion besi (III). Oleh karena itu, larutan besi (II) harus sedikit asam apabila ingin disimpan dalam waktu yang lama.Garam-garam besi (III) atau feri diturunkan dari besi (III) oksida, Fe2O3. Garam besi (III) lebih stabil daripada garam besi (II). Dalam larutannya, terdapat kation-kation Fe3+ yang berwarna kuning muda. Jika larutan mengandung klorida, warna menjadi semakin kuat. Zat-zat pereduksi (reduktor) mengubah ion besi (III) menjadi besi (II).REAKSI-REAKSI DENGAN ION BESI (II)Dengan memakai garam besi (II) sulfat [FeSO4.7H2O] dapat digunakan untuk mempelajari reaksi-reaksi ion besi (II):1. Larutan Natrium Hidroksida (NaOH)Terbentuk endapan putih besi (II) hidroksida [Fe(OH)2] bila tidak terdapat udara sama sekli. Endapan ini tidak larut dalam regensia berlebihan tetapi larut dalam asam. Bila terkena udara, besi (II) hidroksida [Fe(OH)2] dengan cepat dioksidasikan. Yang pada akhirnya menghasilkan besi (III) hidroksida [Fe(OH)3] yang coklat kemerahan. Pada kondisi biasa, Fe(OH)2 nampak sebagai endapan hijau kotor, dengan penambahan hydrogen peroksida, segera dioksidasikan menjadi besi (III) hidroksida:Fe2+ + 2OH- Fe(OH)2Fe(OH)2 + 2H2O + O2 4Fe(OH)32Fe(OH)2 + H2O2 2Fe(OH)31. Larutan AmoniaTerajadi pengendapan besi (II) hidroksida [Fe(OH)2]. Tetapi jika ada amonium dalam jumlah yang lebih banyak, disosiasi amonium hidroksida tertekan dan konsentrasi ion hidroksil menjadi semakin rendah sehingga hasil kali terjadi.Proses fisika meliputi pemanasan dan pengadukan, penyaringan, dan pendinginan. Pemanasan adalah suatu proses fisika yang memerlukan energy untuk menaikkan suhu system dalam suatu reaksi kimia. Pada proses ini melibatkan perubahan suhu dan waktu proses yang terjadi. Untuk mengetahui kondisi proses, maka suhu proses diamati dan dicatat setiap selang waktu tertentu. Pemanasan ini dapat dilakukan melalui api langsung, diatas pemanas (hot plate), atau dalam water batch.Penguapan (evaporasi) adalah proses pemisahan camouran dengn cara memanaskan suatu campuran, sehingga diperoleh residu (zat sisa) yang memiliki titik didih lebih tinggi, sedangkan zat yang titik didihnya lebih rendah menguap lebih dulu. Contoh: adalah pemisahan air dari larutan garam sehingga diperoleh garam. Umumnya, suhu pemanasan yang digunakan adalah diatas titik didih air.Filtrasi adalah suatu proses pemisahan camuran berdasarkan ukuran partikel dengan cara melewatkan campuran pada suatau penyaringan (filter) sehingga partikel yang lebih kecil lolos lewat saringan dan partikel yang lebih besar tertahan disaringan. Penyaringan yang digunakan dapat berupa kertas saring. Partikel yang lolos lewat saringan disebut filtrate dan yang tinggal dalam saringan disebut residu.Proses pemisahan dengan cara filtrasi dapatdibedakan berdasarkan adanya tekanan dan tanpa tekanan. Contoh diatas merupakan proses pemisahan tanpa tekanan, yaitu cairan mengalir karena adanya gaya gravitasi. Pemisahan ini sangat cocok untuk campuran heterogen bila jumlah cairannya lebih besar disbanding partikel zat padatnya. Proses pemisahan dengan tekanan, dilakukan dengan bantuan pompa atau divakumkan (disedot dengan pompa vakum). Proses pemisahan dengan teknik ini sangat tepat dilakukan, jika jumlah partikel padatannya lebih besar dibandingkan dengan cairannya.Kristalisasi yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan cara mengkristalkan komponen tercampur dengan cara dipanaskan kemudian di dinginkan. Kristalisasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair dan zat padat yang saling larut. Contoh: adalah proses pemisahan larutan air dan garam, pemisahan gula dari tebu, pemurnian garam dapur dilakukan dengan rekristalisasi yaitu garam dilarutkan ke dalam air besih kemudian disaring, filtratnya kemudian dikristalisasi.Pengeringan adalah suatu proses pengurangan kadar air dalam suatu bahan sampai kadar air tertentu atau perkembangan mikroorganisme terhenti. Metode pengeringan terdiri atas pengeringan alami dan pengeringan buatan. Pengeringan alami meliputi pengeringan menggunakan sinar matahari (sun drying) dan pengeringan udara kering berhembus (air drying) pada tekanan atmosfer. Pengeringan buatan meliputi pengeringan menggunakan alat dehydrator dan oven.

1. ALAT DAN BAHANALATBAHAN

1. Hot plate1. H2SO4

1. Gelas kimia 250 ml1. Serbuk besi (Fe)

1. Gelas ukur 50 ml1. Aquades

1. Statif + corong

1. Pipet tetes 2 buah

1. Kertas saring

1. Stopwatch

1. Batang pengaduk

1. Magnet stirrer

1. Spatula

1. Indikator pH

1. Thermometer

1. FLOWSHEETSerbuk besi 3 grkristalPendinginan dan kristalisasiReactorPenyaringan / filtrasiPemanasan (50C,30 menit)Pengeringan penimbanganpenyaringanfiltratAsam sulfat 20% (25ml)

Pembersihan alat dan meja kerja

1. DATA PENGAMATANProses pelautan3,00 gr Fe + 25ml H2SO4 20% FeSO + H (larutan warna abu kehitaman)1. Hasil filtrasi : larutan berwarna abu1. Waktu pemanasan: 30 menit1. pH akhir:pengamatan suhu saat pemanasan:No.Waktu (menit)Suhu (C)Pengamatan

1050Putih keruh

2555Terdapat buih, abu kehitaman

31053Larutan berwarna abu kehitaman

41545Larutan berwarna abu kehitaman

52040Larutan berwarna abu kehitaman

62537Larutan berwarna abu kehitaman

73033Larutan berwarna abu kehitaman

Penyaringan 1. Berat kertas saring awal : 1,45 gram1. Warna residu (sisa) : abu kehitaman1. Warna filtrate : biru kehijauan1. Berat kertas saring akhir: 5,73Penyaringan /filtrasi1. Warna Kristal: biru kehijauan1. Warna filtrat: biru kehijauan

VI. PERHITUNGANa) Perhitungan stoikiometri Mol Fe = M H2SO4 = Mol H2SO4

Fe + H2SO4 FeSO + HM 0,0535 0,095 R0,0535 0.0535 0,0535 0,0535S - 0,04 0,0535 0,0535

gr. FeSO b) Yield Hasil Percobaan massa FeSO4 sesuai percobaan = 0,67 gram yield =

VII. KESELAMATAN KERJAPembuatan atau sintesis garam besi (II) sulfat terhidrat harus dilakukan di lemari asam, karena menggunakan asam sulfat dan reaksi menghasilkan gas hydrogen (H2).Mahasiswa menggunakan Alat Pendung Diri (APD) seperti jas lab, masker, dan sepatu tertutup.

VIII. Pembahasan Endang Yuniarti NIM 141411009Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan sintesis garam besi sebagai besi (II) sulfat, dengan cara dilarutkan 3,00 gram serbuk besi dengan 25 mL asam sulfat 20% didalam gelas kimia 100 mL. Kemudian larutan tersebut dipanaskan dengan suhu T set sebesar 50oC sambil dilakukan pengadukan dengan magnet stirer caranya adalah dengan menjaga suhu agar konstan didaerah 50oC. Pada proses pemanasan tersebut melibatkan perubahan suhu dan waktu proses yang terjadi. Untuk mengetahui kondisi proses, maka suhu proses diamati dan dicatat setiap selang waktu tertentu seperti pada tabel pengamatan suhu saat pemanasan dibawah ini.No.Waktu (menit)Suhu (C)Pengamatan

1050Putih keruh

2555Terdapat buih, abu kehitaman

31053Larutan berwarna abu kehitaman

41545Larutan berwarna abu kehitaman

52040Larutan berwarna abu kehitaman

62537Larutan berwarna abu kehitaman

73033Larutan berwarna abu kehitaman

Pemanasan tersebut dilakukan diatas pemanas (hot plate). Apabila suhu yang digunakan untuk memanaskan larutan tersebut terlalu tinggi, maka H2 yang dihasilkan menjadi lebih banyak dan menyebabkan semakin berkurangnya massa FeSO4 yang dihasilkan, seperti reaksi berikut.Fe + H2SO4 FeSO4 + H2Setelah itu, dilakukan penyaringan campuran dalam kondisi yang masih panas kemudian membilas residu dengan 10 mL aquades agar tidak ada kotoran yang menempel dan ikut tertimbang, lalu filtrat dipanaskan sampai jenuh. Kemudian kristal yang terbentuk disaring dan dilakukan pendinginan selama 24 jam. Setelah dilakukan pendinginan dan terbentuk kristal FeSO4 yang berwarna hijau kebiruan, kristal tersebut dikeringkan pada suhu 50oC dan ditimbang . Diperoleh sebanyak 0,67 gram garam besi(II) sulfat sementara secara perhitungan stoikiometri garam besi(II) sulfat yang terbentuk adalah 8,132 gram. Sehingga diperoleh yield hasil percobaan sebesar 8,2%. Hal ini disebabkan karena kurang optimum pada saat pemanasan yang menyebabkan larutan tak terlarut sempurna sehingga mempengaruhi pembentukan Kristal yang dihasilkan.

IX. Simpulan 1. Besi (II) sulfat memiliki reaksi kimia sebagai berikut:Fe + H2SO4 FeSO4 + H21. Dari hasil praktikum didapat Kristal FeSO4 0,67 gram, sedangkan dari hasil perhitungan teoritis didapat gram.1. Yield yang didapat yaitu 8,2%

DAFTAR PUSTAKA

G, S. (1985). Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.Sunardi. (2006). Unsur Kimia Deskripsi dan Pemanfaatannya. Bandung: Yrama Widya.W, H. (1989). Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Erlangga.Wikinson, C. a. (1989). Kimia Anorganik Dasar . Jakarta: Nobie's blog di00.19.