laporan praktikum pompa

26
SEMESTER GANJIL 2014/2015 LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2.4 PENGOLAHAN DATA 2.4.1 Data Hasil Percobaan (terlampir) 2.4.2 Pengolahan Data 2.4.2.1 Contoh Perhitungan (Tunggal, Seri dan Paralel) a. Pompa Tunggal 1. Kapasitas (Q) Q= 0 , 189 1000 h = 0 , 189 1000 0=0 ( m 3 / s ) 2. Head H= Pd Ps γ = 55000 1000 9 , 81 =5 , 6065 ( m ) 3. Torsi (T) T=F L =2,3 0 , 179=0 , 4117 ( N . m ) 4. Daya Poros (W 1 ) : W 1 =F n k = 2,3 2000 53 , 35 =86 , 223 ( Watt ) 5. Daya Air (W 2 ) : W 2 =( Pd Ps )⋅ Q = 55000 0=0 ( Watt) 6. Efisiensi ( η ) η= W 2 W 1 ×100 % = 0 86 , 223 ×100 % =0% b. Pompa Seri 1. Kapasitas (Q) 40

Upload: aldi-kurnia-agung-pradana

Post on 20-Nov-2015

331 views

Category:

Documents


37 download

DESCRIPTION

teknik mesin UB

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGALSEMESTER GANJIL2014/2015

2.4 PENGOLAHAN DATA2.4.1 Data Hasil Percobaan(terlampir)2.4.2 Pengolahan Data2.4.2.1 Contoh Perhitungan (Tunggal, Seri dan Paralel)a. Pompa Tunggal 1. Kapasitas (Q)

2. Head

3. Torsi (T)

4.Daya Poros (W1) :

5. Daya Air (W2) :

=

6. Efisiensi ()

b. Pompa Seri1. Kapasitas (Q)

2.Head

3.Torsi (T)

= 0,322 4.Daya Poros (W1) :

5. Daya Air (W2) :

6.Efisiensi ()

c. Pompa Paralel1.Kapasitas (Q)

2.Head

diambil yang tertinggi=4,59 (m)

3.Torsi (T)

4.Daya Poros (W1) :

5. Daya Air (W2) :

6.Efisiensi ()

2.4.2.2 Grafik dan PembahasanA.Hubungan Kapasitas dan Head (Pompa Tunggal)Dari grafik hubungan antara kapasitas dan head pada pengujian pompa tunggal dapat dilihat bahwa kurva grafik mengalami penurunan dimana semakin bertambahnya kapasitas fluida maka head akan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena hubungan antara head dan kapasitas berbanding terbalik, sesuai dengan rumus berikut:

W2 = (Pd-Ps) . Q

Dimana, =air.g

Pada bertambahnya nilai kapasitas maka akan mempengaruhi beda tekanan (Pd-Ps) karena tekanan masuk semakin besar maka mengakibatkan terjadinya penurunan beda tekanan (Pd-Ps), dimana beda tekanan (Pd-Ps) berbanding lurus dengan head sehingga menyebabkan terjadinya penurunan nilai head.Beda tekanan akan mempengaruhi kapasitas pada pompa, yaitu pada saat beda tekanan (Pd-Ps) turun, maka kapasitas dari pompa akan bertambah dan seperti itu juga sebaliknya.

A.Grafik Hubungan Kapasitas dan Head (Pompa Tunggal)

B. Hubungan Kapasitas dan Head (Pompa Seri)Semakin bertambahnya kapasitas, maka head akan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena hubungan antara head dan kapasitas pompa adalah berbanding terbalik. Head dapat dirumuskan sebagai berikut:

W2 = (Pd-Ps) . Q

Dimana, =air.g

Pada bertambahnya nilai kapasitas maka akan mempengaruhi beda tekanan (Pd-Ps) karena tekanan masuk semakin besar maka mengakibatkan terjadinya penurunan beda tekanan (Pd-Ps), dimana beda tekanan (Pd-Ps) berbanding lurus dengan head sehingga menyebabkan terjadinya penurunan nilai head.Dalam grafik juga terlihat bahwa head total memiliki nilai tertinggi. Hal ini disebabkan karena head total merupakan penjumlahan dari head pada pompa I dan head pada pompa II.

B. Grafik Hubungan Kapasitas dan Head (Pompa Seri)

C. Hubungan Kapasitas dan Head (Pompa Paralel)Dari grafik hubungan antara kapasitas terhadap head pada pengujian pompa parallel dapat dilihat bahwa polynomial grafik mengalami penurunan dari putaran awal sampai pada putaran akhir, dimana semakin bertambahnya kapasitas maka head akan mengalami penurunan. Hal ini berarti bahwa hubungan antara head dan kapasitas pada pompa parelel adalah berbanding terbalik sesuai dengan rumus:

W2 = (Pd- Ps) .Q

Pada bertambahnya nilai kapasitas maka akan mempengaruhi beda tekanan (Pd-Ps) karena tekanan masuk semakin besar maka mengakibatkan terjadinya penurunan beda tekanan (Pd-Ps), dimana beda tekanan (Pd-Ps) berbanding lurus dengan head sehingga menyebabkan terjadinya penurunan nilai head.

C. Hubungan Kapasitas dan Head (Pompa Paralel)

1. Hubungan Kapasitas dan Daya Poros (Pompa Tunggal, Seri dan Paralel)Dari grafik hubungan antara kapasitas (Q) dan daya poros (W1) dapat dilihat bahwa polinomial grafik mengalami kenaikan dan setiap jenis pompa yaitu pompa tunggal, pompa seri dan pompa pararel dimana semakin tinggi kapasitas (Q) maka semakin tinggi pula nilai daya porosnya (W1). Hal ini disebabkan karena nilai kapasitas (Q) berbanding lurus dengan daya poros (W1) dimana sesuai dengan rumus berikut :

(Watt) W2 = (Pd- Ps) .Q (Watt)

dimana : F = gaya pembebanan (N)n = putaran mesin (RPM)k = konstanta brake = 53,35

Dari rumus di atas dilihat bahwa semakin besar nilai kapasitas (Q) maka gaya pembebanan (F) yang dibebankan pada pompa juga akan semakin meningkat, sehingga daya poros (W1) juga akan mengalami peningktan seiring dengan bertambahnya nilai kapasitas (Q). Dari grafik juga dapat dilihat bahwa kurva grafik daya poros (W1) pada pompa seri memiliki nilai paling tinggi yaitu sebesar 246,86 Watt. Hal ini disebabkan karena gaya pembebanan (F) pada pompa seri bernilai lebih besar dibandingkan dengan gaya pembebanan (F) pada pompa tunggal dan pompa pararel.

D. Grafik Hubungan Kapasitas dan Daya Poros (Pompa Tunggal, Seri dan Paralel)

1. Hubungan Kapasitas dan Daya Air (Pompa Tunggal, Seri dan Paralel)Dari grafik hubungan antara kapasitas (Q) dan daya air (W2) dapat dilihat bahwa kurva grafik dari masing-masing pompa (pompa tunggal, pararrel, seri) mengalami kenaikan sampai pada titik tertentu, lalu kemudian grafik untuk semua daya air (W2) pompa mengalami penurunan. Apabila dihubungkan dengan rumus adalah sebagai berikut :

(watt)

Di mana := beda tekanan pompaQ = kapasitas

Dari grafik dapat kita lihat bahwa antara beda tekanan pompa (Pd -Ps) meningkat dan kapasitas (Q) menurun sehingga mempengaruhi nilai daya air (W2). Dalam grafik telihat bahwa kurva grafik mengalami penurunan padahal nilai kapasitas bertambah. Hal ini disebabkan oleh karena adanya penurunan perbedaan tekanan pada pompa, baik pada pompa tunggal, pompa seri maupun pada pompa pararel sehingga menyebabkan terjadinya penurunan pada daya air pada pompa. Kemudian juga karena kemungkinan kerugian mekanis akibat adanya gesekan pada bantalan-bantalan.

E. Grafik Hubungan Kapasitas dan Daya Air (Pompa Tunggal, Seri dan Paralel)

1. Hubungan Kapasitas dan Torsi (Pompa Tunggal, Seri dan Paralel)Dari grafik hubungan antara kapasitas (Q) tehadap torsi (Nm) dapat dilihat bahwa polinomial grafik mengalami peningkatan dari putaran awal sampai dengan putaran akhir di mana semakin meningkatnya nilai kapasitas (Q), maka torsi (Nm) akan ikut meningkat. Hal ini disebabkan karena nilai kapasitas (Q) yang berbanding lurus dengan nilai torsi (Nm) dimana sesuai dengan rumus :

Di mana :F = gaya pembebanan (Nm)L = lengan momen = 0,179 m (Nm)

Sehingga jika kapasitas (Q) mengalami peningkatan maka nilai gaya pembebanan (F) untuk memindahkan fluida juga akan meningkat, dengan meningkatnya nilai gaya pembebanan (F) maka akan diikuti pula dengan meningkatnya nilai torsi (Nm).

F. Grafik Hubungan Kapasitas dan Torsi (Pompa Tunggal, Seri dan Paralel)

1. Hubungan Kapasitas dan Efisiensi (Pompa Tunggal, Seri dan Paralel)Dari grafik hubungan antara kapasitas (Q) tehadap efisiensi () dapat kita lihat bahwa polinomial grafik mengalami kenaikan pada titik tertentu. Hal ini berarti bahwa seiring dengan bertambahnya kapasitas (Q) maka efisiensi () juga akan menigkat pula sampai pada titik tertentu lalu kemudian grafik untuk efisiensi () pompa mengalami penurunan. Hal ini dapat disesuaikan dengan rumus berikut.

Di mana :W1 = Daya poros (Watt)W2 = Daya air (Watt)

Dari rumus di atas dapat kita lihat bahwa nilai efisiensi adalah perbandingan antara daya air (W2) dengan daya poros (W1). Alasan mengapa ketika nilai kapasitas bertambah maka nilai efisiensi juga bertambah karena beda selisih antara daya poros (W1) dan daya air (W2) adalah kecil dan juga hampir sebanding 1 nilai daya air (W2) mendekati nilai daya poros (W1). Dalam grafik juga terlihat adanya penurunan, hal ini disebabkan karena nilai daya poros selalu meningkat seiring bertambahnya kapasitas (Q), sedangkan tidak pada daya air. Daya air hanya meningkat sampai dengan kapasitas tertentu sehingga menyebabkan selisih antara daya air dan daya poros semakin besar sehingga efisiensi menurun. Hal lain yang menyebabkan turunnya efisiensi adalah karena adanya kerugian gesek pada pompa sentrifugal.

G. Hubungan Kapasitas dan Efisiensi (Pompa Tunggal, Seri dan Paralel)

2.5 PENUTUP2.5.1 KesimpulanDari hasil pengujian pompa sentrifugal dengan instalasi tunggal, seri, maupun paralel, didapatkan kesimpulan sebagai berikut :1. Semakin bertambahnya kapasitas, maka head akan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena hubungan antara head dan kapasitas pompa adalah berbanding terbalik.2. Pompa seri dan pompa pararel dimana semakin tinggi kapasitas (Q) maka semakin tinggi pula nilai daya porosnya (W1). Hal ini disebabkan karena nilai kapasitas (Q) berbanding lurus dengan daya poros (W1).3. Dari masing-masing pompa (pompa tunggal, pararrel, seri) mengalami kenaikan sampai pada titik tertentu, lalu kemudian grafik untuk semua daya air (W2) pompa mengalami penurunan sehingga beda tekanan pompa (Pd -Ps) meningkat dan kapasitas (Q) menurun sehingga mempengaruhi nilai daya air (W2)4. Semakin meningkatnya nilai kapasitas (Q), maka torsi (Nm) akan ikut meningkat. Hal ini disebabkan karena nilai kapasitas (Q) yang berbanding lurus dengan nilai torsi (Nm).5. Seiring dengan bertambahnya kapasitas (Q) maka efisiensi () juga akan menigkat pula sampai pada titik tertentu lalu kemudian grafik untuk efisiensi () pompa mengalami penurunan.2.5.2 Saran1. Sebelum melaksanakan praktikum, praktikan hendaknya mempelajari terlebih dahulu teori-teori beserta rumrus rumus yang ada pada setiap mesin fluida.2. Untuk asisten agar datang tepat waktu dan tidak telat.3. Untuk Laboratorium agar lebih menjaga keberihan alat-alat pada mesin fluida dan menjaga kebersihan sekitar lingkungan.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDATEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA