laporan praktikum pengenalan batuan secara … · laporan praktikum pengenalan batuan secara...
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGENALAN BATUAN SECARA MEGASKOPIK
Oleh:
Golongan A/Kelompok 2A
1. Satrio Ilham Wijayanto (161510501026)
2. Efida Ika Putri (161510501033)
3. Karolina Kristika Sudianti (161510501098)
LABORATORIUM PEDOLOGI DAN KLASIFIKASI TANAH
PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Batu adalah benda yang memiliki sifat keras dan padat dimana sangat
mudah kita jumpai keberadaanya. Batuan merupakan sebuah kumpulan dari
mineral sejenis atau tidak sejenis yang menyusun bumi. Di dunia ini terdapat
banyak jenis batuan. Di Indonesia juga terdapat banyak jenis batuan, contohnya
batua beku, batuan sedimen, batuan metamorf.
Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari magma yang
mendingin dan mengeras sehingga terbentuk batuan beku. Batuan beku terdiri dari
batuan vulkanik dan plutonik. Magma yang mengeras merupakan bahan
pembentuk dari batuan beku. Magma sendiri terbentuk dari batuan setengah cair
yang berasal dari mantel di kerak bumi.
Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk akibat dari proses
aktivitas kimia dan mineral dimana terjadi proses pelapukan dan erosi dari
material asal dan terendapkan sehingga terjadilah pembatuan. Batuan sedimen
tersebar luas di permukaan bumi, dikarenakan 70% batuan di permukaan bumi
adalah berupa batuan sedimen
Batuan metamorf merupakan jenis batuan yang terbentuk dari batuan yang
sebelumnya sudah terbentuk. Batuan metamorf merupakan batuan yang asalnya
bisa dari batuan beku ataupun batuan sedimen. Tekanan dan suhu merupakan
faktor yang mmenyebabkan perubahan tersebut. Gaya endogen dari dalam bumi
merupakan faktor terjadinya suhu dan tekanan sehingga terjadilah perubahan pada
batuan tersebut.
1.2 Tujuan
Untuk mengenal dan mempelajari berbagai jenis batuan beku, batuan
sedimen batuan metamorf secara megaskopik.
2
BAB 2. METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Sains Tanah dengan acara 1 “Pengenalan Batuan Secara
Megaskopik” dilaksanakan pada hari Senin, 09Oktober 2017 pukul 07.00 WIB
sampai selesai, yang bertempat di Laboratorium Pedologi Tanah, Fakultas
Pertanian Universitas Jember.
2.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Kamera
2. Alat tulis
3.2.2 Bahan
1. Jenis batuan beku
2. Jenis batuan sedimen
3. Jenis batuan metamorf
2.3 Pelaksanaan Praktikum
1. Mengamati karakteristik setiap contoh batuan.
2. Menetapkan golongan: batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf.
3. Menerapkan nama dan jenis batuan yang golongannya sudah ditentukan.
2.4 Analisis Data
Analisis data menggunakan metode statistik deskriptif.
3
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Tabel 1. Hasil pengamatan batuan beku
No. Nama dan Jenis Batuan Keterangan
1. Belerang Nama batu : Belerang
Jenis batuan : Batuan beku
Warna : Kuning terang
Mineral utama : Sulfida
Mineral aksesori : Sulfur
BJP : 2,07 gram/cm3
Sifat asam basa : Basa
2. Andesit Augit
Nama batu : Andesit augit
Jenis batuan : Batuan beku
Warna : Abu gelap
Mineral utama : feldspar kuarsa
Mineral aksesori : Hornblende,
magnetit, zirkon, apatit.
BJP : 2,8 – 3 gr/cm3
Sifat asam basa : Intermediet,
kandungan silika 65% - 52%.
3. Basalt Leusit
Nama batu : Basalt leusit
Jenis batuan : Batuan beku
Warna : Gelap
Mineral utama : Pelgiodase feldsper
Mineral aksesori : Olivine, Amphibol
BJP : 2,7-3 gr/ cm3
Sifat asam basa : Basa, kandungan
silika 52% - 42%
Tabel 2. Hasil pengamatan batuan sedimen
No. Nama dan Jenis Batuan Keterangan
1. Tidak ada hasil
-
4
Tabel 3. Hasil pengamatan batuan metamorf
No. Nama dan Jenis Batuan Keterangan
1. Kuarsit
Nama batu : Kuarsit
Jenis Batuan : Batuan metamorf
Warna : Putih hingga abu-abu
Mineral utama : Kuarsa (≤ 80%)
Mineral aksesori : Zirkon, magnetit,
rutil
BJP : 2,75 gr/cm3
Sifat asam basa : Asam
3.2 Pembahasan
Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk secara langsung dari
pembekuan magma pada saat letusan gunung berapi. Batuan beku tersusun atas
mineral utama dan mineral tambahan. Mineral utama dalam pembentukan batuan
beku yaitu piroksen, kuarasa, felspar, amfibol, danbiotit. Mineral tambahan
(aksesori) yang terkandung antara lain magnetit dan zirkon. Contoh batuan beku
yaitu andesit augit, basalt leusit, dan belerang (Mustafa et al, 2016).
Batuan beku andesit merupakan jenis batuan yang terbentuk dari
pembekuan lava yang keluar kepermukaan bumi saat terjadi letusan gunung
berapi dan juga terbentuk pada kondisi yang bertekanan rendah serta pada suhu
yang tinggi. Tekstur yang dimiliki batuan andesit adalah porfiritik dengan
fenokris yang euhedral dan juga memiliki kekerasan yang sangat kuat. Andesit
augit merupakan salah satu batuan andesit yang mineral utamanya tersusun dari
augit. Andesit augit pada umumnya berwarna abu gelap. Andesit augit memiliki
berat jenis partikel 2,8 – 3 gram/cm3. Sifat asam-basa andesit augit tergolong
kedalam intermediet karena mengandung silica sebesar 52 - 65% (Setiadi et al,
2016).
Batuan basalt tergolong kedalam batuan beku karena batuan basalt
terbentuk dari pembekuan lava secara langsung pada saat letusan gunung berapi.
Batuan basalt beraneka ragam salah satu contohnya yaitu basalt leusit. Batuan
basalt leusit pada umumnya berwarna gelap karena mengandung mineral olivine
5
dan amfibol. Berat jenis partikel pada basalt leusit yaitu 2,7 – 3 gram/cm3. Basalt
leusit mempunyai sifat basa karena mengandung silica sebesar 42 – 52%.
Batu belerang (sulfur) tergolong kedalam batuan beku yang berasal dari
aktivitas dalam perut bumi ketika gunung meletus dan mengeluarkan lavanya.
Warna batu belerang banyak ditemukan berupa warna kuning terang dan padat.
Batu belerang memiliki bau yang khas seperti telur busuk. Mineral utama batu
belerang yaitu mineral sulfida. Berat jenis partikel (BJP) batu belerang yaitu 2,07
gr/cm3. Mineral aksesori belerang yaitu sulfur. Batu belerang memilki sifat basa.
Belerang dapat digunakan sebagai bahan tambahan pada aspal, jika kadar sulfur
ditambahkan semisal 7% tingkat kepadatannya semakin tinggi karena aspal akan
menjadi lunak, hal tersebut yang mempercepat proses pemadatan (Setiawan,
2012).
Batuan metamorf atau malihan terbentuk dari tekanan dan panas dari
dalam bumi lalu memadatkan bebatuan yang berada di dalam bumi dan
menyebabkan mineral bebatuan mengkristal ulang dan bisa merubah bentuk. Sifat
batu metamorf ditentukan oleh kekuatan yang dapat mengubahnya dan jenis
batuan asalnya. Contoh batuan metamorf yaitu slate, gneiss, filit, kuarsit, marmer
dan sekis (Hynes, 2006)
Batu kuarsit terbentuk dari batu pasir yang terkena tekanan dan temperatur
yang tinggi yang semakin lama semakin padat dan membentuk sebongka batu.
Batu kuarsit juga keras dan kuat meskipun terbentuk dari partikel-partikel pasir.
Batu kuarsit termasuk batuan metamorf yang terbentuk dari perubahan tekanan
dan panas bumi yang bersuhu sangat tinggi. batu ini umumnya memiliki warna
abu-abu dan tersusun atas mineral utama kuarsa (Patonah et al, 2015). Mineral
aksesori yang terkandung yaitu zirkon, magnetit dan rutil. Batu kuarsit memiliki
berat jenis partikel (BJP) sekitar 2,75 gr/cm3.
Batu kuarsit memiliki sifat yang
asam.
6
BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk langsung dari pembekuan
magma pada saat letusan gunung berapi tersusun atas mineral sejenis maupun
tidaksejenis. Contoh batuan beku yaitu andesit augit, basalt leusit dan belerang.
Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk melalui pengendapan hasil
pelapukan dari batuan asal. Batuan metamorf merupakan batuan hasil dari
perubahan atau transformasi dari suatu tipe batuan yang sudah ada sebelumnya.
Contoh batuan metamorf yaitu kuarsit.
4.2 Saran
Pada praktikum acara “Pengenalan Batuan secara Megaskopik”
seharusnya disediakan referensi yang lebih lengkap tidak hanya menggunakan
internet sehingga akan lebih mudah pada saat mengidentifiksi jenis batuan.
7
DAFTAR PUSTAKA
Hynes, M. 2006. Seri Pengetahuan Batuan dan Fosil. Terjemahkan oleh Bob
Sabran, S.T. 2007. Erlangga.
Mustafa, M.A., D. Setiady, dan U. Kamiludin. 2016. KeterdapatanPasirbesi Di
PantaiBeo Dan Sekitarnya, Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara.
GeologiKelautan, 14(2): 91-102.
Setiadi, M., Apriliansyah, dan J. Samporno. 2016. dentifikasiSebaranBatuanBeku
Di Bukit KociDesaSempalaiKabupaten Sambas Kalimantan Barat
DenganMenggunakanMetodeGeolistrikResistivitas. POSITRON, 6(2): 53-
59.
Setiawan, A. 2012. Karakter Sulfur Terhadap Karakteristik Marshall Asphaltic
Concrete Wearing Course (AC-WC). Rekayasa dan Manajemen
Transportasi. 2(1) : 22-33.
Patonah, A., F. Helmi, J. Prakoso, dan T. Widiaputa. 2015. Basement Komplek,
Kabupaten Lebak, Propinsi Banten. Scientific Contribution. 13(3): 182-
191.
8
LAMPIRAN LITERATUR
Mustafa, M.A., D. Setiady, dan U. Kamiludin. 2016. KeterdapatanPasirbesi Di
PantaiBeo Dan Sekitarnya, Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara.
GeologiKelautan, 14(2): 91-102.
9
Setiadi, M., Apriliansyah, dan J. Samporno. 2016. dentifikasiSebaranBatuanBeku
Di Bukit KociDesaSempalaiKabupaten Sambas Kalimantan Barat
DenganMenggunakanMetodeGeolistrikResistivitas. POSITRON, 6(2): 53-
59.
10
Setiawan , A. 2012. Karakter Sulfur Terhadap Karakteristik Marshall Asphaltic
Concrete Wearing Course (AC-WC). Rekayasa dan Manajemen
Transportasi. 2(1) : 22-33.
11
Hynes, M. 2006. Seri Pengetahuan Batuan dan Fosil. Terjemahkan oleh Bob
Sabran, S.T. 2007. Erlangga.
12
Hynes, M. 2006. Seri Pengetahuan Batuan dan Fosil. Terjemahkan oleh bob
Sabran, S.T. 2007. Erlangga.
Patonah, A., F. Helmi, J. Prakoso, dan T. Widiaputa. 2015. Basement Komplek,
Kabupaten Lebak, Propinsi Banten. Scientific Contribution. 13(3): 182-
191.
13
LAMPIRAN FOTO
14
LAMPIRAN DATA MENTAH
15
16
17
18
19