laporan praktikum ndt penetrant test - tpkm polban
DESCRIPTION
Laporan praktikum ini di buat untuk memenuhi nilai mata kuliah Pengujian Material pada semester tigaTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
LIQUID PENETRANT TEST
Disusun oleh :
Kelompok 4
Selamet Riadi
Suhandi Rizki Hidayat
Zharfan Ghafara Gunawan
121234028
121234029
121234032
PROGRAM STUDI TEKNIK PERANCANGAN DAN KONSTRUKSI MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Tahun 2013
i
Daftar Isi
A. Tujuan Praktikum ......................................................................................... 1
a. Memahami teknik inspeksi menggunakan metoda Liquid Penetrant Test
(LPT) ................................................................................................................... 1
b. Mampu melakukan pendeteksian cacat permukaan dengan menggunakan
metoda LPT ......................................................................................................... 1
c. Mampu membandingkan metoda LPT dengan metoda NDT lain yang
sudah diketahui .................................................................................................... 1
B. Peralatan dan Bahan Praktikum ................................................................... 1
a. Peralatan yang digunakan ............................................................................ 1
b. Bahan yang digunakan ................................................................................. 5
C. Langkah Kerja dan Prosedur Praktikum ...................................................... 5
a. Prosedur Praktikum. ..................................................................................... 5
b. Langkah Kerja Praktikum : .......................................................................... 5
D. Data Hasil Praktikum ................................................................................... 7
E. Landasan Teori ................................................................................................ 7
a. Dasar Teori Non – Destructive Test............................................................. 7
b. Dasar Teori Liquid Penetrant Test (LPT) .................................................... 8
F. Pembahasan ................................................................................................... 10
a. Langkah Kerja dari Liquid Penetrant Test ................................................. 10
b. Penetrant ..................................................................................................... 12
c. Developers.................................................................................................. 13
G. Kesimpulan ................................................................................................ 14
a. Memahami Teknik Inspeksi dengan Metoda Penetrant Test ..................... 14
b. Pendeteksian Indikasi Cacat dengan Metoda Penetrant Test ..................... 14
c. Perbandingan Metoda Liquid Penetrant Test dengan Metoda yang
Lainnya.. ............................................................................................................ 15
ii
H. Pustaka ....................................................................................................... 15
I. Lampiran ........................................................................................................ 15
iii
Daftar Gambar
Gambar 1 Jas Lab .......................................................................................... 1
Gambar 2 Safety Shoes .................................................................................. 1
Gambar 3 Penetrant ....................................................................................... 2
Gambar 4 Cleaner .......................................................................................... 2
Gambar 5 Developer ...................................................................................... 2
Gambar 6 Terminal Kabel ............................................................................. 3
Gambar 7 Light Meter Unit ........................................................................... 3
Gambar 8 Lap Majun ..................................................................................... 3
Gambar 9 Koran Bekas .................................................................................. 4
Gambar 10 Penggaris ..................................................................................... 4
Gambar 11 Lampu Penerangan ..................................................................... 4
Gambar 12 Benda Kerja ................................................................................ 5
Gambar 13 Langkah Kerja Sebelum Praktikum ............................................ 5
Gambar 14 Langkah Kerja Saat Praktikum ................................................... 6
Gambar 15 Langkah Kerja Setelah Praktikum .............................................. 6
Gambar 16 Jenis Material yang Dapat di Inspeksi dengan LPT ................... 9
Gambar 17 Jenis – Jenis Material yang Tidak Dapat di Inspeksi dengan
Liquid Penetrant Test ..................................................................................... 9
1
A. Tujuan Praktikum
a. Memahami teknik inspeksi menggunakan metoda Liquid Penetrant Test
(LPT)
b. Mampu melakukan pendeteksian cacat permukaan dengan menggunakan
metoda LPT
c. Mampu membandingkan metoda LPT dengan metoda NDT lain yang
sudah diketahui
B. Peralatan dan Bahan Praktikum
a. Peralatan yang digunakan :
Jas Lab
Gambar 1 Jas Lab
Safety Shoes
Gambar 2 Safety Shoes
3
Terminal Kabel
Gambar 6 Terminal Kabel
Light Meter Unit
Gambar 7 Light Meter Unit
Lap Majun
Gambar 8 Lap Majun
4
Koran Bekas
Penggaris
Gambar 10 Penggaris
Lampu Penerangan
Gambar 9 Koran Bekas
Gambar 11 Lampu Penerangan
5
b. Bahan yang digunakan :
Spesimen plat baja ukuran 50 x 50 x 10
Gambar 12 Benda Kerja
C. Langkah Kerja dan Prosedur Praktikum
a. Prosedur Praktikum : Setiap praktikan wajib menggunakan jas lab
dan safety shoes serta membawa kartu biru saat akan melaksanakan
praktek.
b. Langkah Kerja Praktikum :
Sebelum Praktikum
Periksa kelengkapan peralatan
PT Kit yang akan digunakan
Catat semua data yang
diperlukan pada laporan nanti
yang didapat dari seluruh yang
digunakan
Pastikan semua bahan dan
peralatan bantu yang digunakan
dalam pelaksanaan praktikum
uji PT ini sudah tersedia
Mulai praktikum
Gambar 13 Langkah Kerja Sebelum Praktikum
6
Saat Praktikum
Lakukan pembersihan pada
permukaan benda yang akan
dilakukan PT
Lakukan pemberian penetrant
Biarkan penetrant masuk ke
dalam celah – celah yang
cacat (dwell time)
Bersihkan penetrant dari
permukaan benda kerja
dengan menggunakan kain
majun ditambah remover /
cleaner
Berikan waktu sebentar agar
remover / cleaner mengering
Semprotkan developer secara
merata ke seluruh permukaan,
tunggu 5 – 10 menit tergantung
pada jenis developer
Lakukan pengamatan dan
evaluasi terhadap semua
indikasi yang ada
Gambar 14 Langkah Kerja Saat Praktikum
Setelah Praktikum
Bersihkan permukaan benda uji dari bahan –
bahan penetrant test yang masih menempel
Bersihkan semua peralatan dan
tempat praktek, kembalikan
peralatan dan bahan praktikum
pada tempat semula
Buat laporan sementara hasil
praktikum sesegera mungkin
Gambar 15 Langkah Kerja Setelah Praktikum
7
D. Data Hasil Praktikum
Terlampir pada halaman lampiran
E. Landasan Teori
a. Dasar Teori Non – Destructive Test
Non – Destructive Test (NDT) merupakan salah satu metoda untuk menguji
material tanpa menyebabkan kerusakan pada material itu sendiri. Pada
umumnya terdapat berbagai istilah untuk NDT, yaitu NDI (Non –
Destructive Inspection) untuk perawatan komponen pada suatu mesin dan
NDE yaitu (Non – Destructive Examination) untuk memeriksa material saat
proses perancangan atau produksi. Pada laporan ini, kami menggunakan
istilah NDT untuk menggeneralisasi istilah lainnya. Selain metoda Liquid
Penetrant Test (LPT) masih banyak lagi metoda NDT yang lainnya,
diantaranya yaitu Ultrasonic Test, Eddy Current Test, Magnetic Test.
Liquid Penetrant Test merupakan satu – satunya metoda yang paling simple
dan paling pertama yang digunakan sejak abad ke – 19 (menggunakan
kerosene dan campuran oli).
Metoda NDT, bisa digunakan untuk berbagai keperluan, diantaranya :
Mendeteksi dan evaluasi retak,
Deteksi kebocoran (leak),
Mencari lokasi cacat,
Pengukuran dimensi,
Karakterisasi struktur dan mikro – struktur,
Estimasi sifat fisik dan mekanik,
Mengukur respon dinamik dari tegangan atau regangan,
Quality control dan uji komposisi kimia.
8
Penggunaan NDT, bisa digunakan pada hampir semua tahapan produksi
maupun perawatan suatu komponen, seperti :
Pada pengembangan produk,
Untuk menyortir material yang akan masuk gudang,
Memonitor dan mengontrol proses manufaktur,
Untuk verifikasi proses perlakuan terhadap material (heat treatment,
rolling),
Untuk verifikasi proses assembly,
Pemeriksaan kerusakan material pada saat beroperasi.
b. Dasar Teori Liquid Penetrant Test (LPT)
Liquid Penetrant Test, merupakan suatu metoda NDT yang
mengaplikasikan prinsip kapilaritas, dimana pada LPT, yang
menggunakan prinsip kapilaritas adalah penetrant, sehingga pada akhirnya
kita bisa mendeteksi suatu kecacatan pada material.
Material yang bisa diinspeksi dengan LPT yaitu :
Material dengan permukaan yang halus,
Bukan material yang berpori – pori (keramik),
Bukan material yang berserat (kayu),
Bukan material plastik, karena akan bereaksi dengan penetrant,
Bukan komponen yang di – coating, karena akan menghalangi penetrant.
9
Gambar 16 Jenis Material yang Dapat di Inspeksi dengan LPT
Gambar 17 Jenis – Jenis Material yang Tidak Dapat di Inspeksi dengan
Liquid Penetrant Test
Ada berbagai keuntungan jika kita menggunakan metoda LPT untuk
menginspeksi material, diantaranya :
Penggunaan relative mudah,
10
Aplikasi sangat luas untuk berbagai macam material,
Ekonomis dan efisien untuk pemeriksaan benda dengan ukuran besar
dan geometri rumit,
Indikasi cacat terlihat langsung pada permukaan sehingga memudahkan
penentuan posisi cacat / diskontinuitas,
Peralatan relatif murah,
Mobilitas peralatan cukup tinggi bila dibandingkan dengan metoda yang
lainnya.
Disamping keuntungan, ada berbagai keterbatasan bila kita melakukan NDT
dengan metoda LPT, diantaranya :
Hanya mampu mendeteksi cacat permukaan,
Terbatas pada benda dengan permukaan yang halus dan tidak berpori
atau berserat,
Proses pembersihan awal sangat memengaruhi ketelitian hasil inspeksi,
Terkadang harus dilakukan berulang kali agar mendapatkan hasil yang
terbaik,
Perlu penanganan khusus (safety pre – caution) untuk bahan kimia dan
limbah,
Memerlukan pembersihan akhir dari sisa bahan kimia.
F. Pembahasan
a. Langkah Kerja dari Liquid Penetrant Test
Tiap – tiap langkah kerja untuk Liquid Penetrant Test bisa bervariasi,
tergantung dari beberapa faktor yang berpengaruh, seperti jenis penetrant
yang di pakai, ukuran dari material yang akan di inspeksi, tipe dari
diskontinuitas yang diperkirakan pada komponen yang akan di inspeksi,
dan kondisi lingkungan saat dilakukan inspeksi. Tetapi, langkah – langkah
tersebut bisa digeneralisasi menjadi :
11
Pembersihan Permukaan : Langkah paling krusial apabila kita
menggunakan metoda Liquid Penetrant Test. Permukaan harus bebas
dari oli, air maupun jenis – jenis kontaminasi lain yang bisa
menghalangi penetrant untuk memasuki celah – celah permukaan yang
cacat. Biasanya juga perlu dilakukan etching apabila material yang akan
kita inspeksi pernah mengalami proses machining. Proses machining
tersebut bisa menutupi cacat pada permukaan material sehingga
penetrant tidak bisa memasuki celah – celah yang cacat.
Pemberian Penetrant : Ketika permukaan dari material yang akan di
inspeksi sudah kering dan bersih, material bisa disemprotkan, direndam
atau disikat dengan menggunakan penetrant.
Dwell Time : Penetrant yang sudah diberikan pada
permukaan material akan didiamkan beberapa saat. Hal ini bertujuan
agar penetrant bisa masuk sebanyak mungkin ke dalam celah cacat pada
material yang di inspeksi. Dwell time ini biasanya sudah
direkomendasikan oleh produsen pembuat penetrant itu sendiri atau
ditentukan sesuai spesifikasi yang dibutuhkan. Dwell time biasanya
berkisar antara 5 – 60 menit. Pada umumnya, tidak ada pengaruh apapun
bila dwell time yang kita lakukan sangat lama sekali, selama penetrant
tersebut tidak sampai kering.
Pembersihan Penetrant : Langkah ini merupakan langkah yang paling
sulit karena kita harus membersihkan penetrant yang berada di atas
permukaan benda tanpa menghilangkan penetrant yang berada pada
celah cacat suatu material.
Pemberian Developer : Setelah penetrant yang berada di permukaan
dibersihkan, kemudian material diberikan developer, hal ini bertujuan
untuk “mengangkat” penetrant yang berada di celah cacat material yang
di inspeksi.
Indication Development : Developer dibiarkan berada di atas
permukaan benda kerja selama beberapa saat untuk mengangkat
penetrant yang berada pada celah – celah diskontinuitas material.
12
Inspection : Untuk mengetahui adanya indikasi kecacatan
pada material, inspeksi dilakukan pada cahaya penerangan yang
mencukupi.
Clean Surface : Langkah akhir dari proses Liquid Penetrant
Test untuk membersihkan developer yang berada pada permukaan
material.
b. Penetrant
Penetrant benar – benar diformulasikan secara khusus oleh produsen untuk
memberikan kesensitivisan yang diinginkan oleh inspektor. Penetrant harus
memiliki beberapa sifat penting, diantaranya :
Mudah menyebar ke seluruh permukaan yang akan di inspeksi,
Mudah terlihat saat developer mulai diberikan pada material,
Tidak merusak pada material maupun membahayakan inspektor.
Penetrant di bagi menjadi dua tipe umum :
Tipe 1 – Fluorescent Penetrants : Mengandung pewarna yang
berpendar apabila di beri sinar ultraviolet.
Tipe 2 – Visible Penetrants : Mengandung pewarna yang
memberikan perbedaan warna apabila di beri developer berwarna putih.
Fluorescent penetrant lebih sensitive dibandingkan dengan visible penetrant,
dikarenakan saat dilakukan pemeriksaan indikasi, penetrant tersebut
menyala. Tetapi, visible penetrant tidak memerlukan area yang gelap juga
sinar ultraviolet saat dilakukan inspeksi.
Penetrant kemudian diklasifikasikan sesuai dengan metoda yang digunakan
untuk membersihkan penetrant yang berada di permukaan material (sebelum
mencari indikasi cacat). Ada empat metoda, yaitu :
Method A – Water Washable
Method B – Post – Emulfisiable, Lipophilic
Method C – Solvent Removable
13
Method D – Post – Emulfisiable, Hydrophilic
Penetrant kemudian diklasifikasikan berdasarkan kekuatan untuk melacak
indikasi kecacatan pada suatu material, ada lima klasifikasi, yaitu :
Level ½ - Ultra Low Sensitivity
Level 1 – Low Sensitivity
Level 2 – Medium Sensitivity
Level 3 – High Sensitivity
Level 4 – Ultra – High Sensitivity
c. Developers
Tujuan diberikan developer pada suatu material yang di inspeksi dengan
LPT adalah untuk “mengangkat” penetrant yang masuk ke celah – celah
cacat pada material sehingga bisa di lihat oleh inspektor. Developer yang
digunakan dengan visible penetrant membuat permukaan material berwarna
putih, kontras dengan warna penetrant yaitu merah. Hal ini memudahkan
inspektor untuk memeriksa adanya indikasi pada material.
Di sisi lain, developer yang digunakan dengan fluorescent penetrant bisa
membiaskan dan menarik kembali sinar ultraviolet, hal ini memberikan
hasil yang lebih efektif untuk mendeteksi kecacatan.
Menurut standardisasi, developer diklasifikasikan berdasarkan aplikasi dari
developer itu sendiri (sebagai dry powder, atau dissolved). Enam standar
dari developers adalah :
Form a – Dry Powder
Form b – Water Soluble
Form c – Water Suspendable
Form d – Nonaqueous
14
G. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan, ada beberapa hal yang
penting dan harus diperhatikan saat melakukan NDT dengan metoda Liquid
Penetrant Test ini, yaitu :
a. Memahami Teknik Inspeksi dengan Metoda Penetrant Test
Pembersihan permukaan benda kerja harus benar – benar sampai halus
dan bersih dari semua bentuk kotoran, hal ini bertujuan agar pada saat
kita menyemprotkan penetrant, semua penetrant bisa masuk ke celah –
celah diskontinuitas dan tidak terhalang oleh pori – pori yang tersisa
ataupun permukaan yang kasar. Pembersihan ini menggunakan cleaner
yang di bantu oleh lap majun ataupun sikat baja.
Saat pemberian penetrant, usahakan membentuk sudut 45˚ dengan
permukaan benda kerja hal ini bertujuan agar pemberian penetrant benar
– benar merata ke seluruh permukaan benda kerja.
Ketika membersihkan penetrant yang berada di permukaan benda kerja,
jangan terlalu kencang, karena akan menyerap penetrant yang berada
pada celah – celah diskontinuitas material, tetapi jangan juga terlalu
pelan karena akan menyebabkan adanya sisa – sisa penetrant yang akan
memberikan indikasi bahwa ada diskontinuitas.
Setelah memberikan developer, tunggu beberapa saat, sekitar 5 – 10
detik, kemudian mulai ukur apakah ada indikasi diskontinuitas atau
tidak. Apabila kita mengukur indikasi diskontinuitasnya lebih dari 10
detik, maka akan menyebabkan indikasi diskontinuitasnya membesar
atau melebar, hal ini akan menyebabkan material yang di inspeksi
menjadi rejected.
b. Pendeteksian Indikasi Cacat dengan Metoda Penetrant Test
Indikasi yang ditemukan tidak menyebabkan specimen menjadi rejected,
karena tidak ada indikasi yang masuk ke dalam 4 syarat penyebab
rejection, maka specimen uji masih memenuhi acceptance standard
yang terdapat pada ASME B & PV Code Sect. I, V, and VIII
15
c. Perbandingan Metoda Liquid Penetrant Test dengan Metoda yang Lainnya
Dalam melakukan perbandingan, kami hanya membandingkan metode
PT dengan metode visual untuk mendeteksi indikasi, karena kami belum
melakukan praktek metode NDT yang lainnya.
Secara mata telanjang/visual, sulit merlihat indikasi pada specimen,
sedangkan jika menggunakan magnifier beberapa indikasi dapat terlihat,
namun akan memakan waktu yang lebih lama dan kecermatan dari hasil
yang didapat rendah, selain itu jika menggunakan metode visual akan
sangat sulit melakukan proses pengukuran indikasi, karena sulitnya
melakukan penandaan posisi indikasi.
Jadi untuk saat ini kami berkesimpulan bahwa metode Pentrant Test
merupakan metode yang lebih baik dibandingkan metode visual.
H. Pustaka
Team KBK Material. _____. Modul Praktikum Pengujian Material.
Bandung : Penerbit Polban.
I. Lampiran
Lembar lampiran terlampir.