laporan praktikum lichen

15
LAPORAN PRAKTIKUM LICHEN Untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi yang diampu oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd Oleh: Kelompok 5 S1 Pendidikan Biologi Offering A Annas Jannaatun Na’im 130341603379 Ella Rahmawati Hamiatin 130341603400 Hanum Annisatuz Zuhroh 130341603394 Nanik Yuliyanti 130341603367 Nila Wahyuni 130341603392 Rosita Buana Putri 130341614825 JURUSAN BIOLOGI

Upload: rosita-buana-putri

Post on 18-Jan-2016

647 views

Category:

Documents


31 download

DESCRIPTION

lichen

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Lichen

LAPORAN PRAKTIKUM

LICHEN

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi

yang diampu oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd

Oleh:

Kelompok 5

S1 Pendidikan Biologi

Offering A

Annas Jannaatun Na’im 130341603379

Ella Rahmawati Hamiatin 130341603400

Hanum Annisatuz Zuhroh 130341603394

Nanik Yuliyanti 130341603367

Nila Wahyuni 130341603392

Rosita Buana Putri 130341614825

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FEBRUARI 2014

Page 2: Laporan Praktikum Lichen

A. Tanggal Praktikum

02 April 2014

B. Topik

Lichen

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui morfologi lichen

2. Untuk mengetahui anatomi lichen

D. Dasar Teori

Lichenes (Lumut Kerak)

Lichenes atau lumut kerak biasanya dianggap sebagai kelompok khusus, walaupun

pada dasarnya merupakan suatu asosiasi simbiosis yang swasembada antara cendawan

mikobion(mycobiont) dengan ganggang fikobion(phycobiont) (Tjitrosono,1983).

Lichenes sebenarnya kumpulan antara fungi dan alga, tetapi sedemikian rupa

sehingga dari segi morfologi dan fisiologi merupakan suatu kesatuan (Tjitrosoepomo,1981).

Habitat Lichenes

Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi dapat juga di atas tanah

terutama di daerah ini areal dengan luas ribuan kilometer persegi yang tertutup oleh lichenes.

Baik di atas cadas maupun pada batu, tidak terikat pada tingginya tempat di atas permukaan

air laut, lichenes dapat ditemukan dari tepi pantai sampai di atas gunugn-gunung yang tinggi.

Tumbuhan ini tergolong dalam tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukan

tanah. Beberapa jenis dapat masuk pada bagian pinggir batu-batu, oleh karena itu disebut

bersifat endolitik (Tjitrosoepomo,1981).

Lichenes dapat tumbuh pada kayu yang membusuk serta dapat bertahan dalam

keadaan panas, dingin, dan kering yang luar biasa(Tjitrosono,1983).

Lichenes tidak memerlukan syarat-syarat hidup yang tinggi, Lichenes dapat hidup

pada tanah yang kekurangan air dalam jangka waktu yang lama. Karena panas yang terik,

lichenes yang hidup pada batu-batu dapat menjadi kering, tetapi tidak mati, dan jika

kemudian turun hujan, lichenes dapat hidup kembali. Pertumbuhan talusnya sangat lambat,

Page 3: Laporan Praktikum Lichen

dalam satu jarang lebih dari 1cm. Tubuh buah baru terbentuk setelah mengadakan

pertumbuhan vegetatif bertahun-tahun(Tjitrosoepomo,1981).

Penyusun Tubuh Lichenes

Lichenes tersusun dari alga (biasanya yang tergolong dalam Cyanophyceae atau

Chlorophyceae) dan fungi (Ascomycetes atau Basidiomycetes)( Tjitrosoepomo,2005).

Fungi yang menyusun Lichenes disebut mikobion, sedangkan alga yang menyusunnya

disebut fikobion. Fikobion dapat berupa ganggang hijau atau ganggang hijau-biru baik yang

uniseluler maupun yang berfilamen(Tjitrosono,1983).

Alga yang ikut menyusun tubuh lichenes disebut gonidium, dapat bersel tunggal atau

berupa koloni. Kebanyakan gonidium adalah ganggang biru(Cyanophyceae) antara lain

Chroococcus dan Nostoc, kadang-kadang juga ganggang hijau (Chlorophyceae) misalnya

Cystococcus dan Trentopohlia(Tjitrosoepomo,1981).

Kebanyakan cendawan yang ikut menyusun Lichenes digolongkan ke dalam

Ascomycetes terutama Discomycetales, hanya kadang-kadang Pyrenomycetales. Selain itu

Basidiomycetes juga dimungkinkan mengambil bagian dalam pembentukan

lichenes(Tjitrosoepomo,1981).

Sebagian besar dari berbagai macam tumbuhan ini terdiri dari hifa cendawan yang

terjalin rapat. Hifa khusus yaitu rizoid berfungsi sebagai pelekat pada batu, kayu, atau tanah.

Talusnya seperti spons dan menyerap air hujan dan partikel yang terbawa angin. Alga

memperoleh air dan unsur esensial dari cendawan, dan sebaliknya alga memberikan makanan

hasil fotosintesis kepada komponen cendawannya(Tjitrosono,1983).

Ganggang memberikan hasil-hasil fotosintesis terutama yang berupa karbohidrat

kepada cendawan, dan sebaliknya cendawan memberikan air dan garam-garam kepada

ganggang(Tjitrosoepomo,1989).

Kebanyakan cendawan-cendawan tertentu bersimbiosis dengan ganggang tertentu

pula. Dalam kultur murni cendawan memperlihatkan susunan morfologi menurut jenisnya,

tetapi bentuk talus seperti lichenes baru terjadi jika bertemu dengan jenis ganggang yang

tepat. Lain ganggang akan menghasilkan lain lichenes. Jadi benruk lichenes bergantung dari

macam-macam cara hidup bersama antara kedua macam organisme yang

menyusunnya(Tjitrosoepomo,1981).

Page 4: Laporan Praktikum Lichen

Struktur Tubuh Lichenes

Pada penampang melintang talus lichenes tampak hifa cendawan membalut sel-sel

ganggang, bahkan ada yang memasukkan haustorium ke dalam sel-sel ganggang. Ganggang

tetap hidup, tetapi tidak dapat berkembangbiak dengan sel-sel lembaganya sendiri. Ada pula

yang miselium cendawan hanya masuk ke dalam selaput lendir sel-sel ganggang. Dalam hal

tersebut bentuk ganggang bersifat menentukan bentuk lichenesnya. Pada umumnya miselium

cendawan jauh lebih banyak(Tjitrosoepomo,1981).

Menurut Tjitrosoepomo(2005) jika dibuat penampang melintang dari talus Lichenes

akan dapat dibedakan:

1. Kulit luar, terdiri atas anyaman hifa plektenkimatik yang teranyam secara rapat

2. Lapisan gonidia, yaitu lapisan di bawah kulit yang terdiri atas atas gerombolan-

gerombolan sel alga dengan hifa–hifa fungi yang teranyam jarang-jarang

3. Lapisan teras, terdiri atas lapisan gonidia serta lapisan anyaman benang-benang fungi

tanpa ganggang.

Klasifikasi Lichenes

Menurut Tjitrosono(1983), penggolongan lichenes menurut bentuknya dapat dibagi

menjadi tiga kelompok yaitu:

1. Krustose(seperti kerak)

Gb.1 Graphis scipta (Campbell, 2005)

Page 5: Laporan Praktikum Lichen

2. Foliose(seperti daun)

Gb.2 Xantoria elegans (Campbell, 2005)

3. Fruktitos(seperti semak)

Gb.3 Ramalina stenospora (Campbell. 2005)

Menurut Tjitrosoepomo(2005), menurut habitusnya lichenes dibedakan dalam:

1. Lichenes dengan talus berbentuk lembaran-lembaran. Pada golongan ini talus

seluruhnya melekat dengan sisi bawahnya pada alas

2. Lichenes dengan talus berbentuk semak-semak. Pada golongan ini hanya pangkal

talus yang melekat sedang ujungnya bebas bercabang-cabang seperti batang pada

Cormophyta.

Menurut Tjitrosoepomo(1981) jika Lichenes diklasifikasikan menurut cendawan yang

yang menyusunnya, dibedakan dalam dua kelas yaitu Ascolichenes dan Basidiolichenes.

Page 6: Laporan Praktikum Lichen

1. Kelas Ascolichenes

Lichenes termasuk ke dalam kelas ini jika cendawan yang menyusunnya tergolong

dalam Pyrenomycetales, maka tubuh buah yang dihasilkan berupa peritesium. Misalnya

Dermatocarpon dan Verrucaria. Jika cendawan penyusunnya tergolong dalam

Discomycetales, lichenes membentuk tubuh buah yang berupa apotesium. Berlainan dengan

Discomycetales yang hidup bebas, yang apotesiumnya berumur pendek, apotesium pada

licehenes ini berumur panjang, bersifat seperti tulang rawan dan mempunyai askus yang

berdinding tebal. Dalam golongan ini termasuk Usnea(rasuk angin) yang berbentuk semak

kecil dan banyak terdapat pada pohon-pohon dalam hutan terlebih di daerah pegunungan.

Contoh talus yang berupa lembaran seperti kulit yang hidup pada pohon-pohon dan batu-batu

antara lain Parmelia acetabulum dan Lobaria pulmonaria. Contoh spesies lain dari kelas ini

adalah Rocella tinctoria, Cladonia rangiferina, dan Cetraria islandica(Tjitrosoepomo,1981).

2. Kelas Basidiolichenes (Hymenolichenes)

Kebanyakan mempunyai talus yang berbentuk lembaran-lembaran. Pada tubuh buah

terbentuk lapisan himenium yang mengandung basidium, yang menyerupai tubuh buah

Hymenomycetales, contohnya Cora pavonia(Tjitrosoepomo,1981).

Peran dan manfaat Lichenes

Lichen merupakan kepentingan alamiah yang utama sebagai pioner pada batu gundul,

secara bertahap memecah permukaannya dan dengan demikian memulai pembentukan tanah.

Hal ini sebagian besar adalah proses mekanis, karena talus ini bila basah berpulut dan lembut

serta melekat rapat-rapat pada batunya. Jika dalam keadaan yang kering talus akan menciut

dan melepaskan fragmen-fragmen yang amat kecil dari permukaan bawahnya. Kerja mekanis

seperti ini dapat dilengkapi dengan pengaruh asam-asam yang mencairkan yang dikeluarkan

oleh lumut kerak tersebut(Tjitrosono,1983).

Lichen bermanfat dalam banyak hal. Selain berguna sebagai makanan bagi hewan,

juga digunakan dalm proses pewarnaan dan penyamakan, dalam industri parfum, dan sebagai

sumber litmus yang biasnya dipakai pada laboratorium kimia. Lumut kerak juga dapat

dijadikan indikator tingkat polusi(Tjitrosono,1983).

Page 7: Laporan Praktikum Lichen

E. Alat dan Bahan

1. Alat :

a. Mikroskop

b. Kaca benda

c. Kaca penutup

d. Pipet

e. Silet

2. Bahan :

a. Lichen

b. Air

F. Cara Kerja

Kaca benda bersih disediakan

Sediaan dari lichen dibuat

Sediaan diamati dibawah mikroskop. Jenis lichen diamati kemudian anatomi lichen digambar

2-3 tetes air diteteskan diatas sediaan tersebut, kemudian ditutup dengan kaca penutup

Page 8: Laporan Praktikum Lichen

F. Data

Jenis lichen yang diamati adalah Krustose (berbentuk seperti kerak)

G. Analisis Data

Pada praktikum pengamatan lichen, lichen yang digunakan berasal dari pohon jati

di daerah Jalan Simpang Bogor. Berdasarkan hasil yang di dapat secara makroskopis,

bentuk lichen yang diamati adalah Krustose (berbentuk seperti kerak). Sedangkan secara

mikroskopis bagian-bagian lichen yang diamati adalah lapisan dari hifa fungi dan alga.

H. Pembahasan

Pada praktikum kali ini, lichen diamati morfologinya menggunakan alat indera berupa

indra penglihatan untuk menentukan warna dan bentuk, kemudian indra peraba untuk

menentukan teksturnya. Sedangkan untuk mengamati struktur anatominya dilakukan

dengan membuat preparat lichen kemudian diamati di bawah mikroskop cahaya.

Lichen yang digunakan dalam praktikum ini berasal dari pohon jati. Warna dari lichen

yang diamati adalah abu-abu kehijauan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sharnoff

(2002), Tubuh lichens dinamakan thallus yang secara vegetatif mempunyai kemiripan

dengan algae dan jamur. Thallus ini berwarna abu-abu atau abu-abu kehijauan. Beberapa

spesies ada yang berwarna kuning, oranye, coklat atau merah dengan habitat yang

bervariasi.

Lichen yang diamati memiliki bentuk menyerupai kerak sehingga digolongkan dalam

bentuk Crustose. Lichen jenis Crustose memiliki thallus yang berukuran kecil, datar, tipis

dan selalu melekat ke permukaan batu, kulit pohon, atau di tanah. Jenis ini susah untuk

mencabutnya tanpa merusak substratnya (Campbell, 2005).

Page 9: Laporan Praktikum Lichen

Dilihat dari struktur anatominya, lichen yang diamati terdiri atas kulit luar, lapisan

gonidia, dan lapisan teras.

Lapisan teratas disebut sebagai lapisan hifa fungi, terdiri atas jalinan yang padat

disebut pseudoparenchyma dari hifa jamurnya. Sel ini saling mengisi dengan material

yang berupa gelatin. Bagian ini tebal dan berguna untuk perlindungan. Lapisan teratas

disebut sebagai lapisan hifa fungi. Lapisan ini tidak memiliki ruang antar sel dan jika ada

maka ruang antar sel biasanya diisi oleh gelatin. Pada beberapa jenis lumut kerak yang

bergelatin, kulit atas juga kekurangan satu atau beberapa sel tipis. Namun, permukaan

tersebut dapat ditutupi oleh epidermis (Misra & Agrawal, 1978).

Lapisan gonidia yang terdiri atas gerombolan-gerombolan sel alga dengan hifa–

hifa fungi yang teranyam jarang-jarang berada diantara kulit luar dan lapisan teras dan

menunjukkan warna hijau.

Warna hijau ini dikarenakan kebanyakan gonidium adalah ganggang biru

(Cyanophyceae) antara lain Chroococcus dan Nostoc, kadang-kadang juga ganggang

hijau (Chlorophyceae) misalnya Cystococcus dan Trentopohlia (Tjitrosoepomo,1981).

Kulit luar berfungsi untuk pertahanan, lapisan gonidia berfungsi untuk tempat

fotosintesa dan berfungsi sebagai organ reproduksi, sedangkan lapisan teras yang terdiri

dari struktur hifa yang sangat padat dan membentang secara vertikal terhadap permukaan

thallus atau sejajar dengan kulit bagian luar berfungsi untuk proteksi (Birsyam, 1992).

Berikut ini merupakan perbandingan antara gambar hasil pengamatan anatomi

lichen dengan gambar anatomi lichen yang diperoleh dari literatur.

Gambar hasil pengamatan

Lapisan teras

Lapisan gonidia

Kulit luar

Page 10: Laporan Praktikum Lichen

Gambar dari literatur (Misra & Agrawal, 1978)

I. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :

a. Bentuk lichen yang diamati tergolong dalam bentuk Krustose atau menyerupai

kerak.

b. Struktur anatomi lichen yang diamati terbagi menjadi tiga bagian yaitu kulit luar,

lapisan gonidium, dan lapisan teras.

Kulit luar

Lapisan gonidia

Lapisan teras

Page 11: Laporan Praktikum Lichen

J. Daftar Pustaka

Birsyam, Inge. 1992. Botani Tumbuhan Rendah. Bandung : ITB

Campbell. 2005. Biology Seventh Edition. San Fransisco: Pearson Education, Inc., Publishing

as Benjamin Cummings, 1301 samsome St. CA 94111.

Hasairin, Ashar. 2012 . Morfologi Tumbuhan Berbiji. Universitas Negeri Medan : Medan.

Sharoff, S.D. 2002. Lichen, Biology and Environment the Special Biology of Lichens.

Misra, A., R.P. Agrawal. 1978. Lichenes (A Premiliminary Text). New York-Bombay-

Calcuta: Oxford and IBH Pulishing Co.

Tjitrosono,Siti Sutami.1983.Botani Umum 4.Bandung:Angkasa.

Tjitrosoepomo,Gembong.1981.Taksonomi Tumbuhan.Jakarta:Bhratara Karya Aksara.

Tjitrosoepomo,Gembong.1989.Taksonomi Tumbuhan.Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Tjitrosoepomo,Gembong.2005.Taksonomi Tumbuhan Obat-Obatan.Yogyakarta:Gadjah

Mada University Press.